resume jurnal dosen pengampu2

4
[ TEKNOLOGI PEMANFAATAN LIMBAH PENGOLAHAN UDANG DENGAN METODE DESTILASI] Nama : R. Ayu Dini Mahardika Nim : 0911030049 Mata Kuliah : Teknologi Kayu Bambu dan Serat Tujuan kegiatan ini meningkatkan pendayagunaan limbah hasil pengolahanudang (cair dan padat) sehingga mempunyai nilai tambah bagi masyarakat danpengusaha tambak udang. Metode kegiatan adalah penyuluhan dan demonstrasipembuatan tepung kulit udang dan penanganan pengolahan limbah cair. 3 Januari 2013 Resume Jurnal Dosen Pengampu : Ika Atsari Dewi STP. MP Teknologi Kayu Bambu dan Serat

Upload: erikns23

Post on 30-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sss

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Jurnal Dosen Pengampu2

[

]

Nama : R. Ayu Dini MahardikaNim : 0911030049Mata Kuliah : Teknologi Kayu Bambu dan Serat

Tujuan kegiatan ini meningkatkan pendayagunaan limbah hasil pengolahanudang (cair dan padat) sehingga mempunyai nilai tambah bagi masyarakat danpengusaha tambak udang. Metode kegiatan adalah penyuluhan dan demonstrasipembuatan tepung kulit udang dan penanganan pengolahan limbah cair.

3 Januari 2013Resume Jurnal Dosen Pengampu : Ika Atsari Dewi STP. MP

Teknologi Kayu Bambu dan Serat

Page 2: Resume Jurnal Dosen Pengampu2

ResumePemanfaatan limbah pengolahan udang ini bertujuan untuk meningkatkan

pendayagunaan limbah hasil pengolahan udang yang nantinya akan memiliki nilai tambah bagi masyarakat dan pengusaha udang itu sendiri. Kegiatan pemanfaatan limbah pengolahan udang ini dilakukan pada daerah tingkat II Sidoarjo yang merupakan salah satu pusat tambak udang di Jawa Timur.

Permasalahn sebelumnya yang pada akhirnya diadakan kegiatan ini adalah pemanfaatan limbah yang hanya dimanfaatkan sebagai petis yaitu kepala udang. Sedangkan, limbah yang lain belum ditangani yang mengakibatkan polusi udara yang mengganggu masyarakat sekitar, selain itu limbah padat dan cair juga tidak ada penanganan.

Kadar bahan-bahan terlarut limbah cair adalah sangat tinggi. Benda-benda padat limbah dapat berbentuk organik maupun anorganik. Zat organik dalam limbah terdiri dari bahan-bahan nitrogen, Karbonhidrat, lemak protein dan lain-lain. Mereka bersifat tidak tetap dan menjadi busuk, mengeluarkan bau-bauan yang tidak sedap seperti sifat-sifat khas limbah –limbah dan menyebabkan kesulutan-kesulitan yang besar dalam pembuangannya. Benda-benda padat organik biasanya tidak merugikan (Ansyori,1994).

Menurut Cesio (1982) kulit udang (limbah padat) mengandung chitin sebesar 18,1%. Kemudian hasil penelitian Bough (1975) chitin tersebut dapat dibuat menjadi tepung yang disebut tepung chitosan dengan proses deproteinasi (dengan NaOH), kemudian deminaralisasi (Hcl) deasetilasi (NaOH).

Diperoleh tepung chitosan yang dihasilkan dari limbah padat kulit udang. Sedangkan limbah cair memiliki endapan protein. Hasil penerapan IPTEK dalam pengolahan limbah udang dengan menggunakan chitosan ini ternyata tidak sepenuhnya menghasilkan luaran limbah (out flow) limbah dari unit pengolahan sesuai yang diharapkan (seperti hasi-hasil riset sebelumnya). Hasil yang tidak sesuai dengan harapan tersebut diantaranya adalah dalam hal efektifitas koagulan dalam menurunkan parameter limbah.

Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa chitosan yang diproduksi tidak dapat mengurangi kadar atau kosentrasi kandungan padatan tersuspensi, protein dan COD hingga 90%. Namun demikian, dari hasil penerapan IPTEK ini , penggunaan chitosan sudah sangat baik untuk pengolahan limbah karena sudah mampu menurunkan kandungan pencemar limbah antara 50 hingga 70%. zat padat terlarut (sebelum penambahan tepung chitosan 160 mg/l, sesudah 51,6 mg/l), COD (sebelum perlakuan 160 mg/l, sesudah 48 mg/l) demikian juga dengan protein turun 50 % (sebelum 13 mg/l, sesudah 4,8 mg/l).

Berdasarkan hasil pengolahan limbah dengan menggunakan tepung chitosan hasil pengolahan kulit udang dengan metode destilasi ini, tepung chitosan mampu mengolah limbah sehingga dihasilkan air limbah yang memenuhi standart baku mutu. Dengan indikator kandungan COD, maupun zat padat terlarut (TTS) dibawah standart bakumutu, Ph tidak asam, air tidak keruh dan tidak berbau.

Page 3: Resume Jurnal Dosen Pengampu2

Pertama kali yang harus dilakukan adalah pencucian dan pengeringan kulit udang, kemudian pengecilan ukuran dan pengayakan untuk mendapatkan tepung kulit udang. Setelah tepung kulit udang didapatkan dilakukan deproteinasi dengan NaOH untuk mendapatkan chitosan L selama dua setengah jam dengan pada suhu 100° kemudian dilakukan pencucian dengan aquades, setelah itu disaring dan dilakukan penyaringan. Setelah dilakukan pengeringan kemudian dimineralisasi selama dua jam dengan suhu kamar menggunakan HCL 40% dan dilakukan pencucian , penyaringan serta pengeringan kembali. Setelah itu dilakukan kembali proses awal, hanya saja proses ini menggunakan NaOH 40%, suhu 140° selama setengah jam hingga diperoleh tepung chitosan.

Terakhir adalah pengolahan limbah cair, chitosan yang sudah didapat ditambahkan dengan asam asetat 2% dengan perbandingan 0,5:100 kemudian larutan diambil sebanyak 25ml dan dilakukan pengadukan padat 175 selama 2 menit untuk selanjutnya dilakukan pengendapan satu sampai dua jam kemudian dilakukan analisa pH, COD, Kekeruhan, zat padat terlarut, kadar protein.