respon pemberian pupuk kandang dan dosis ...repository.utu.ac.id/279/1/bab i_v.pdfdiameternya lebih...
TRANSCRIPT
RESPON PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN DOSIS PUPUKPELENGKAP CAIR (PPC) SUPER GREEN TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMANCABAI MERAH (Capsicum annum L.)
SKRIPSI
OLEH
ABDUL HALIM07C10407002
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT2013
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cabai merah (Capsicum annum L.) pada mulanya diketahui berasal dari
meksiko, dan menyebar di negara-negara sekitarnya di amerika Selatan, Amerika
Tengah pada sekitar abad ke-8. Dari benua Amerika kemudian menyebar ke
Eropa di perkirakan pada sekitar abad ke-15. kini tanaman cabai merah sudah
menyebar keberbagai Negara tropik, terutama di benua asia, dan Afrika (Tim Bina
karya Tani, 2008).
Cabai merah merupakan salah satu jenis sayuran penting yang bernilai
ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah tropika seperti di
Indonesia. Cabai sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan
sebagiannya untuk ekspor dalam bentuk kering, saus, tepung dan lainnya.
Sebagai usaha untuk meningkatkan hasil produksi tanaman cabai sangat
dipengaruhi oleh tingkat kesuburan, sifat fisika dan kimia, serta biologi tanah.
Salah satu upaya memperbaikinya adalah dengan menambahkan pupuk kandang,
karena pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan
tanaman. Pupuk kandang merupakan sumber unsur hara makro dan mikro bagi
tanaman.
Soepardi (1983) menyatakan bahwa pupuk kandang merupakan salah satu
bahan pelengkap yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Menurut Candra (2003), kotoran sapi yang diberikan kedalam tanah mengalami
dekomposisi yang berakhir dengan mineralisasi dan terbentuknya bahan yang
relatif resisten yaitu humus. Humus yang tersusun dari selulosa, lignin dan protein
mempunyai kandungan C-organik umumnya sebesar 58 % sehingga dapat
2
dipahami bahwa pemberian kotoran sapi akan meningkatkan jumlah humus dalam
tanah yang juga berarti meningkatkan C-organik tanah. Peningkatan C-organik
dalam tanah juga meningkatkan bahan organik tanah.
Selain penggunaan pupuk kandang dalam peningkatan pertumbuhan dan
produksi tanaman cabai, Karena pemupukan sangat berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman cabai. Pemupukan dapat dilakukan melalui
tanah dan daun, salah satu pupuk yang beredar dipasaran diantaranya pupuk
pelengkap cair (PPC) super green.
Pupuk pelengkap cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar
di pasaran. Pupuk pelengkap cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau
disebut sebagai pupuk cair yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N,
P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan pelengkap). Pupuk pelengkap cair
mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan
pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman
leguminosa sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan
penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga
tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit, merangsang
pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan bunga dan bakal
buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah (Anonim, 2004
dalam Fitri Rizqiani dkk., 2007). Pemberian pupuk pelengkap cair harus
memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Dari
beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair melalui
daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik dari pada
3
pemberian melalui tanah, adapun dosis anjuran untuk tanaman cabai adalah 2- 4
cc/liter air. (Hanolo, 1997 dalam Fitri Rizqiani dkk., 2007).
Dari permasalahan diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang pupuk
kandang dan konsentrasi pupuk pelengkap cair (PPC) yang tepat sehingga
diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman cabai yang baik sesuai yang
diharapkan.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang dan
konsentrasi PPC super green terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai,
serta nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.
1.3. Hipotesis
1. Pupuk kandang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
cabai
2. Konsentrasi PPC super green berpengaruh terhadap pertubuhan dan hasil
tanaman cabai
3. Terdapat interaksi antara dosis pupuk kandang dan konsentrasi PPC super
green terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Tanaman Cabai
a. Sistematika
Menurut Wiryanta (2005), tanaman cabai (Capsicum annum L.) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Clas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum Annum. L
b. Morfologi
1. Akar
Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit dan hanya terdiri dari
akar serabut saja, biasanya di akar terdapat bintil – bintil yang merupakan hasil
simbiosis dengan beberapa mikroorganisme, meskipun tidak memiliki akar
tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh kearah bawah yang berfungsi sebagai
akar tunggang semu ( Setiadi, 2005 ).
5
2. Batang
Batang dibedakan menjadi dua macam yaitu batang utama dan batang
percabangan ( batang skunder ). Batang berwarna coklat hijau, berkayu, panjang
antara 20 – 28 cm dan diameter 1,5 cm – 2,5 cm. Percabangan berwarna hijau
dengan panjang antara 5 – 7 cm. Diameter percabangan lebih kecil dari batang
utama, berkisar antara 0,5 cm – 1 cm. Cabang yang terletak dekat batang utama
diameternya lebih besar dibandingkan dengan bagian atasnya (Nawangsih, 2003).
3. Daun
Daun tanaman cabai bervariasi menurut sepesies dan varietas, ada daun yang
berbentuk oval, lonjong, bulat telur, dan bahkan ada yang langset dengan ujung
meruncing. Daun cabai yang ditompang oleh tangkai daun mempunyai tulang
menyirip, warna permukaan daun cabai bagian atas biasanya berwarna hijau tua,
hijau muda, hijau dan hijau kebiruan, sedangkan warna bagian bawah daun
berwarna hijau muda, hijau pucat, dan hijau, permukaan daun cabai ada yang
halus dan ada pula yang berkerut dengan ukuran panjang antara 3–11 cm dengan
lebar antara 1 – 5 cm ( Prajananta, 1997 dan Wiryanta, 2005 )
4. Bunga
Bunga cabai berkelamin dua (hemafrodit), yaitu dalam satu bunga terdapat
kelamin jantan dan kelamin betina. Bunga cabai tersusun atas tangkai bunga,
dasar bunga, kelopak bunga, mahkota, alat kelamin jantan dan kelamin betina,
letak bunga menggantung dan biasanya tumbuh pada ketiak daun ada yang
tunggal atau bergerombol dalam tandan, biasanya dalam satu tandan terdapat 2-3
bunga, warna bunga cabai bermacam – macam ada yang putih, putih kehijauan,
dan ungu, yang memiliki 6 kelopak bunga yang berdiameter 5-20 mm adapun
6
panjang bunga 1-1,5 cm dan panjang tangkainya 1-2 cm. Mahkota bunga akan
gugur pada saat buah mulai terbentuk, kelopak bunga tertinggal dan melekat
dipangkal calon buah ( Nawangsih, 2003 ).
5. Buah
Buah cabai merupakan buah sejati tunggal, terdiri dari satu bunga dengan satu
bakal buah. Buah ini terdiri atas bagian tangkai buah, kelopak daun dan buah.
Bagian buah tersusun atas kulit buah berwarna hijau, daging buah dan biji,
permukaan buah rata, licin dan yang telah masak berwarna merah mengkilat. buah
cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk yaitu servano, cubanelle, cayenne, pimento,
Anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho, banana, dan blocky bell.
Panjang buah berkisar antara 9 – 15 cm, diameter 1-1,5 cm, dan berat bervariasi
dari 7,5 – 25 gr/buah, panjang tangkai 3,5 – 4,4 cm, buah menggantung terletak
dipercabangan atau ketiak daun. Jumlah buah perpohon berkisar antara 150-200
buah/batang (Nawangsih, 2003).
2.2. Syarat Tumbuh Cabai
1. Iklim
Tanaman cabai memiliki daya adaptasi yang luas, karena itu cabai dapat
ditanam diberbagai lahan dan disembarang waktu. Pada umumnya cabai dapat
tumbuh didaratan rendah sampai daratan tinggi ± 2000 meter diatas permukaan
laut (mdpl), yang mempunyai iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab.
Temperatur yang baik untuk tanaman cabai adalah 24° -27°C dan untuk
pembentukan buah pada kisaran 16°-23°C (Anonymous, 2003). Adapun curah
hujan yang diperlukan antara 1500 mm – 2500 mm / tahun, setiap varietas cabai
7
hibrida mempunyai daya penyesuaikan tersendiri terhadap lingkungan tumbuh
(Suharjono, 2006).
2. Tanah
Tekstur dan struktur tanah sangat mempengaruhi semua sifat fisik tanah,
seperti daya tahan tanah mengikat air dan permeabilitas, peredaran udara didalam
tanah, temperatur serta mudah tidaknya pengolahan tanah (Wiryanta, 2005).
Hampir semua tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian cocok
pula bagi tanaman cabai. Untuk mendapatkan kualitas dan hasil yang tinggi,
keadaan tanah yang ideal untuk tanaman cabai adalah jenis tanah Andosol dan
Regosol yang subur, gembur, remah, kaya akan bahan organik, tidak mudah becek
(tergenang), bebas cacing (nematoda), penyakit tular tanah, dan poros. Walaupun
demikian, cabai masih dapat ditanam di tanah lempung (berat), tanah agak liat,
tanah merah, maupun tanah hitam. Namun tanah yang demikian memerlukan
proses pengolahan yang lebih ekstra sebelum ditanami. Adapun kisaran pH tanah
yang ideal untuk tanaman cabai adalah antara 5,5 – 6,8, karena pada pH dibawah
5,5 atau diatas 6,8 hanya akan menghasilkan hasil yang sedikit (Suharjono,2006).
2.3. Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan
alami dibandingkan pembenah buatan/sintetis. Pada umumnya pupuk organik
mengandung hara makro N, P dan K rendah, tapi mengandung hara mikro dalam
jumlah cukup yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman.
Pupuk kandang yang menyangkup material organik yang berasal dari
degradasi ataupun pelapukan daunan dan ranting-ranting tanaman yang
membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya menjadi tanah.
8
Pupuk mikroba yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri
(mikro organisme) sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk
organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.
Sebagai bahan pembenah tanah pupuk organik mencegah terjadinya erosi,
pengerakan permukaan tanah (crusting) dan retakan tanah, serta mempertahankan
kelengasan tanah (Sutanto, 2002).
Pupuk kandang ialah campuran kotoran ternak dan urin. Campuran tanah dan
pupuk kandang sapi sangat baik bagi pertumbuhan tanaman karena pupuk
kandang mampu meningkatkan kelembaban tanah dan membangun kesuburan
tanah terutama apabila dilakukan dalam waktu yang relatif panjang (Sutanto,
2002).
Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara,
juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah pupuk kandang tersebut mempunyai
kandungan unsur hara mikro yang sangat lengkap walaupun dalam jumlah yang
sangat sedikit (Samekto, 2006).
2.4. Pupuk Pelengkap Cair Super Green.
Super Green adalah pupuk cair lengkap yang mengandung unsur-unsur N1, P2,
dan K2O serta zat penyangga tanaman serta unsur-unsur mikro lainya yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan
generatif tanaman.
Adapun kelebihan dari pupuk pelengkap cair super green antara lain :
1. Mudah larut dalam air
2. Tidak menimbulkan endapan sehingga tidak nmenyebabkan terjadi
penyumbatan pada alat semprot
9
3. Dapat dicampur dengan berbagai jenis pestisida
4. Sangat baik untuk tanaman hias, palawija, hortikultura serta tanaman
perkebunan.
Komposisi Pupuk pelengkap cair super green yaitu : N 24%, P 3%, K 8%,
organik nutrien 2%, Cu 3 ppm, Co 0,35 ppm, Mn 22 ppm, Zn 4 ppm, B 22 ppm,
dan Mo 2 ppm. Dosis yang dianjurkan dalam penggunaan PPC super green untuk
tanaman cabai yaitu 2- 4 ml/liter air.
Pemupukan tanaman lewat daun biasanya disebut foliar feeding yaitu suatu
cara pemupukan yang disemprotkan lewat daun dan diharapkan pupuk yang
disemprotkan dapat masuk ke dalam daun melalui stomata (mulut daun) dan
celah-celah kutikula (Sutanto, 2002).
Daya larut yang menentukan cepat atau lambatnya unsur hara yang ada di
dalam pupuk untuk diserap tanaman atau hilang karena tercuci. Pupuk daun yang
berkualitas memiliki daya larut yang tinggi sehingga akan memudahkan dalam
aplikasi pupuk, terutama tidak perlu terlalu lama. Pupuk berdaya larut tinggi
memungkinkan seluruh unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun dapat sampai
dan diserap oleh permukaan daun. Jika ada campuran pupuk dan air masih
terdapat endapan, bahan yang mengendap tersebut tidak dapat digunakan oleh
tanaman. Selain menentukan jenis pupuk yang tepat, perlu diketahui juga cara
aplikasi yang benar, sehingga takaran pupuk yang diberikan dapat lebih efisien.
Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat pada terganggunya pertumbuhan
tanaman, bahkan unsur hara yang dikandung oleh pupuk tidak dapat dimanfaatkan
tanaman (Novizan, 2005).
10
2.5. Peran dan Fungsi Unsur Hara Bagi pertumbuhan Tanaman
Tanaman membutuhkan bahan organik untuk mendapatkan energi dan
pertumbuhannya, dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus
hidupnya. Fungsi hara tidak dapat digantikan dengan oleh unsur lain dan apabila
terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau
berhenti (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Unsur hara N dan K menentukan berlangsungnya metabolism di dalam
tanaman. Jika kekurangan hara tersebut tanaman akan terhambat pertumbuhannya
dan peranan unsur hara tersebut tidak dapat digantikan oleh unsur hara lainnya.
Unsur hara N dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar untuk penyusun purines
dan pirimidin, komponen asam amino penyusun protein, pembentukan asam
nukleat, unit structural dari butir hijau daun (klorofil), penyusun propirin dalam
metabolism klorofil sebagai katalisator dalam pembentukan senyawa-senyawa
organik lainnya. Unsur hara K berfungsi sebagai katalisator dalam pembentukan
protein, activator enzim, pengatur turgor daun, menetralkan reaksi dalam sel
terutama asam organik hasil metabolisme, mengatur berbagai kegiatan unsur
mineral, meningkatkan pertumbuhan jaringan meristem, memperkuat tegaknya
batang, memperkuat perkembanagan akar, dan meningkatkan kadar karbohidrat
sehingga biji tanaman berisi lebih padat (Salisbury dan Ross, 1995).
Berdasarkan tanaman hidup terdiri atas bahan organik 27 %, air 70% dan
mineral 3%. Analisis kimia menunjukkan bahwa pada tubuh tanaman adanya
berbagai unsur mineral dan beberapa faktor. Faktor tersebut adalah perbandingan
akan unsur hara yang berbeda, ketersediaan dalam medium yang berbeda dan juga
tergantung pada organ tanaman dan umur tanaman (Samekto, 2008).
11
2.6. Mekanisme Penyerapan Unsur Hara Melalui Daun
Mekanisme penyerapan unsur hara melalui daun dimulai dengan proses difusi
dan osmosis melalui lubang stomata dan berhubungan lansung dengan proses
transpor aktif ke seluruh jaringan tanaman. Membukanya stomata merupakan
mekanisme yang diatur oleh tekanan turgor sendiri berbanding lansung dengan
kandungan oksigen (O2 dari ruang di bawah stomata dan pada saat itu unsur hara
akan berdifusi ke dalam lubang stomata bersama dengan air (Sarief, 1986).
Daun memiliki mulut yang dikenal dengan nama stomata. Sebagian besar
stomata terletak di bagian bawah daun. Fungsi stomata untuk mengatur
penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai ke daun. Saat
suhu udara meningkat, stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan
mengalami kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan
membuka sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk dalam jaringan
daun. Dengan sendirinya unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun juga
masuk ke dalam jaringan daun (Prasetya, 2011)..
Kentungan menggunakan pupuk daun antara lain respon terhadap tanaman
sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, tidak
menimbulkan kerusakan sedikitpun pada tanaman, dengan catatan aplikasinya
dilakukan secara benar.Penyemprotan pupuk daun dilakukan pada saat
membukanya stomata (pagi atau pada sore hari). Prioritas penyemprotan pada
bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Faktor yang
mempengaruhi efektivitas pemupukan ialah faktor cuaca. Karena bila terjadi
hujan maka akan mengurangi efektivitas penyerapan pupuk. Penyemprotan saat
12
suhu udara panas menyebabkan konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun
cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar. (Prasetya, 2011).
13
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat mulai dari tanggal 21 Pebruari
2013 sampai dengan tanggal 25 Juni 2013..
3.2. Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Benih
Benih yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih varietas TM 999
yang diproduksi PT. East West Seed Indonesia.
b. Pupuk Kandang
Pupuk kandang yang digunakan adalah kotoran sapi yang sudah siap pakai
(Sudah terdekomposisi). Diambil dari Gampong Pasi Aceh. Kecamatan
Meurebo Kabupaten Aceh Barat.
c. Pupuk pelengkap cair super green
Pupuk pelengkap cair yang digunakan dalam penelitian ini adalah PPC
super green yang di produksi PT. Petro Kimia Gresik Group.
d. Pupuk Dasar
Pupuk dasar yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu pupuk NPK
(16:16:16) dengan dosis 1 ton/ha.
14
e. Pestisida
Insektisida yang digunakan dalam penelitian ini adalah decis dan valiant.
Fungisida yang digunakan adalah Bion - M.
f. Kapur (Dolomit)
Pemberian kapur pertanian (Dolomit) dengan dosis 2 ton/ha.
g. Mulsa plastik hitam perak (MPHP) yang digunakan, pemasangan dilakukan
pada siang hari agar mulsa mudah umtuk di pasang krena bersifat elastic
jika terkena sinar matahari
h. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gembor, meteran,
jangka sorong, timbangan analitik, ember, parang, cangkul, spayer dan alat-
alat tulis.
3.3. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3x4, dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti
meliputi pupuk kandang dan dosis PPC.
Faktor dosis pupuk kandang (K) terdiri atas 3 taraf, yaitu :
K1 = 2880 gr/plot ( 20 ton/ha)
K2 = 4320 gr/plot ( 30 ton/ha )
K3 = 5760 gr/plot ( 40 ton/ha)
15
Faktor konsentrasi PPC super green (P) terdiri atas 4 taraf, yaitu :
P0 = 0 ml/liter air
P1 = 2 ml /liter air
P2 = 4 ml /liter air
P3 = 6 ml /liter air
Dengan demikian tedapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan maka
terdapat 144 perlakuan. Susunan kombinasi perlakuan dapat dilihat pada Tabel .1
Tabel 1. Susunan Kombinasi perlakuan antara Kupuk Kandang dan Dosis PPCSuper Green
No Kombinasiperlakuan
Dosis pupukkandang(ton/ha)
Konsentrasi super green(ml /liter)
123456789101112
K1 P0
K2 P0
K3 P0
K1 P1
K2 P1
K3 P1
K1 P2
K2 P2
K3 P2
K1 P3
K2 P3
K3 P3
203040203040203040203040
000222444666
Model Matematis yang digunakan adalah:
Yijk = + i + Kj + Pk + (KP)jk + ijk
Keterangan:
Yijk = Nilai pengamatan untuk faktor pupuk kandang taraf ke-j, faktor
konsentrasi PPC taraf ke-k dan ulangan ke-i
= Nilai tengah umum
i = pengaruh ulangan ke-i ( i = 1,2 dan 3)
Kj = pengaruh faktor pupuk kandang ke-j ( j = 1,2 dan 3)
16
Pk = Pengaruh faktor konsentrasi PPC ke-k ( k = 1,2,3 dan 4)
(KP)jk = Interaksi pupuk kandang dan konsentrasi PPC pada taraf pupuk
kandang ke-j, taraf konsentrasi PPC ke-k
ijk = Galat percobaan untuk ulangan ke-i, faktor pupuk kandang taraf
ke-j, faktor konsentrasi PPC taraf ke-k.
Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji
lanjutan yaitu uji Beda Nyata Jujur pada taraf 5%. Dengan persamaan sebagai
berikut:
BNJ0,05 = q0,05 ( p;dbg )r
gKT
Dimana :
BNJ0,05 = Beda Nyata Jujur pada taraf 5 %
q0,05 ( p;dbg ) = Nilai baku q pada taraf 5 %; ( jumlah perlakuan p dan derajat
bebas galat )
KT g = Kuadrat tengah galat
r = Jumlah ulangan.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Persemaian
Media semai dipersiapkan sebelum dilakukan persemaian, media semai terdiri
dari Tanah dan pupuk kandang. Media semai kemudian diaduk hingga merata
kemudian dimasukkan kedalam babybag yang berukuran 8x4 cm, kemudian
media semai dalam babybag didiamkan selama 14 hari sebelum penanaman
benih dipersemaian.
2. Persiapan Benih
Benih yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih varietas TM 999
sebanyak 10 gram. Benih direndam terlebih dahulu dalam wadah dengan
17
menggunakan air hangat selama 8 jam untuk memecahkan dormansi yang ada
pada benih, kemudian benih ditiriskan dan diletakkan didalam kain yang
lembab, kemudian benih yang dibungkus dalam kotak penyimpanan selama
24 jam untuk mempercepat proses perkecambahan.
3. Penanaman Benih
Benih ditanam pada media semai terlebih dahulu, sebelum benih ditanam
media semai disiram terlebih dahulu sampai basah, kemudian media semai
dilubangi dibagian tengahnya dengan kedalaman 2 cm, selanjutnya benih
ditanam dengan meletakkan satu per satu di bagian tengah babybag yang
sudah dilubangi.
4. Pengolahan Tanah
Lahan yang diolah terlebih dahulu harus di bersihkan dari sisa-sisa
rerumputan tanaman sebelumnya, kemudian tanah diolah dengan
menggunakan cangkul.
5. Persiapan Plot
Plot yang digunakan dalam penelitian ini adalah berukuran 120 cm persegi,
setelah plot selesai maka dilakukan pemberian pupuk kapur pertanian
(Dolomit) dengan dosis 2 ton/ha. (288 gr/plot) yang deberikan 2 minggu
sebelum tanam
6. Aplikasi Pupuk Kandang.
Pupuk kandang diaplikasikan dengan sistem tabur di plot 15 hari sebelum
tanam dengan dosis sesuai perlakuan.
7. Pemberian Pupuk Dasar
18
Pupuk dasar deberikan pada saat 7 hari sebelum tanam, pupuk dasar akan
diberikan yaitu pupuk NPK dengan dosis 144 gram per plot. Pupuk dasar
akan diberikan pada permukaan plot kemudian diaduk dengan tanah hingga
tercampur dengan tanah
8. Pemasangan Mulsa
Mulsa yang digunakan dalam penelitian ini adalah mulsa plastik hitam perak
(MPHP), pemasangan mulsa akan dilakukan pada siang hari agar mulsa
mudah untuk dipasang karena bersifat elastis jika terkena sinar matahari.
Pemasangan mulsa akan dilakukan satu hari setelah pemberian pupuk dasar.
9. Persiapan Lubang Tanam
Lubang tanam dalam penelitian ini dibuat dengan menggunakan kaleng yang
berdiameter 15 cm. Lubang tanam dibuat 2 hari sebelum tanam.
10. Penanaman Bibit
Penanam dilakukan setelah bibit berumur 28 hari setelah semai, penanaman
dilakukan pada sore hari dengan menanam 4 tanaman per unit perlakuan/plot.
Jarak tanam yang digunakan adalah 60 cm x 60 cm.
11. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore bila tidak hujan
tergantung kondisi lingkungan.
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 7 hari setelah tanam.
Penyulaman dilakuan pada tanaman yang mati atau terserang penyakit.
c. Pemasangan Ajir
19
Pemasangan ajir dilakukan saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam,
panjang ajir 120 cm, pemasangan ajir dilakukan dengan menancapkan ajir
ke samping barisan tanaman.
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan cara kimia yaitu dengan
penyemprotan pestisida Vegasus, Bion M-1/8 WP dan fungisida Dithane
45 WP.
12. Aplikasi PPC
Aplikasi PPC dilakukan pada umur 7, 14, 21, 28, 35, 43, 50, dan 57 hari
setelah tanam (HST), dengan interval waktu 7 hari sekali. PPC diaplikasikan
dengan cara penyemprotan dengan menggunakan sprayer.
3.5. Pengamatan
Adapun peubah-peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Tingggi Tanaman.
Tinggi tanaman diukur pada umur 30, 45, dan 60 hari setelah tanam
(HST) dengan mengukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh
tertinggi.
b. Diameter Pangkal Batang
Diameter pangkal batang diukur pada umur 30, 45, dan 60 HST.
c. Jumlah Buah per Tanaman
20
Jumlah buah per tanaman dilakukan dengan menghitung jumlah buah
pertanaman yang dipanen untuk setiap tanaman sampel. Perhitungan
jumlah buah pertanaman dilakukan selama 4 kali panen.
d. Berat Buah per Tanaman (gram)
Perhitungan berat buah pertanaman dilakukan dengan menimbang setiap
tanaman sampel dengan menggunakan timbangan analitik. Perhitungan
dilakukan 3 kali panen dengan interfal waktu 5 hari sekali. Dikonversikan
dalam satuan ton/ha.
e. Produksi (ton).
Produktivitas dihitung berdasarkan data konversi berat buah dalam satuan
ton.
21
IV. -HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian
4.1.1. Pengaruh Pupuk Kandang
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran bernomor genap 2 sampai 18)
menunjukkan bahwa pupuk kandangberpengaruh sangat nyata terhadapdiameter
batang umur 30, 45 dan 60 HST. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman,
umur 45 dan 60 HST, jumlah buah, berat buah per tanaman serta produktivitas.
Akan tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 HST.
1. Tinggi Tanaman (cm)
Rata–rata tinggi tanaman umur 30, 45 dan 60 HST pada berbagai pupuk
kandang setelah diuji dengan BNJ 0,05 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata–rata tinggi tanaman pada Berbagai pupuk kandangUmur 30, 45 dan60 HST
Pupuk Kandang Tinggi Tanaman (cm)Simbol ton ha¯ ¹ 30 HST 45 HST 60 HST
K1 20 26.08 32.13 ab 38.92 b
K2 30 27.60 34.19 b 41.52 b
K3 40 23.83 30.19 a 37.19 a
BNJ 0,05 - 3.44 3.94Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yangsama berbeda
tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)
Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman tertinggi umur 30 HST dijumpai
pada pupuk kandang30 ton/ha (K2) meskipun secara statistik menunjukkan
perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan media tanam lainnya. Pada umur 45
HST tanaman tertinggi dijumpai pada pupuk kandang 30 ton/ha (K2) yang berbeda
nyata dengan pupuk kandang 40 ton/ha (K3), namun tidak berbeda nyata denga.
pupuk kandang 20 ton/ha (K1).
22
Hubungan antara tinggi tanaman pada berbagai pupuk kandang umur 30,
45 dan 60 HSTdapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Tinggi Tanaman Cabai pada Berbagai Pupuk KandangUmur 30, 45dan60 HST
2. Diameter Pangkal Batang (mm)
Rata–ratadiameter pangkalbatang umur 30, 45 dan 60 HST pada berbagai
pupuk kandang setelah diuji dengan BNJ 0,05 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata–rataDiameter PangkalBatang pada Berbagai Pupuk KandangUmur30, 45 dan 60 HST
Pupuk Kandang Diameter PangkalBatang (mm)Simbol ton ha¯ ¹ 30 HST 45 HST 60 HST
K1 20 5.05 a 6.38 a 7.61 a
K2 30 6.12 b 7.50 b 9.60 b
K3 40 5.91 b 5.91 a 8.44 a
BNJ 0,05 0.65 0.76 0.99Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)
Tabel 3 menunjukkan bahwa diameter pangkal batang terbesar umur 30,
45 dan 60 HST dijumpai pada pupuk kandang 30 ton/ha (K2) yang berbeda nyata
dengan pupuk kandang 20 ton/ha (K1) dan pupuk kandang 40 ton/ha (K3).
26.08 27.60 23.83
32.13 34.1930.19
38.9241.52
37.19
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
20 30 40
Tin
ggi T
anam
an (
cm)
Pupuk Kandang (ton ha¯ ¹)
60 HST
45 HST
30 HST
23
Hubungan antara diameter pangkalbatang pada berbagai pupuk kandang
umur 30, 45 dan 60 HST dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Diameter Batang Tanaman Cabai pada Berbagai Pupuk KandangUmur30, 45 dan 60 HST
3. Jumlah Buah per Tanaman (buah)
Rata–rata jumlah buahper tanaman cabai dalam 4 kali panen pada berbagai
pupuk kandang setelah diuji dengan BNJ 0,05 dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata–rata Jumlah Buah Tanaman Cabaidalam Empat Kali Panen padaBerbagai Pupuk Kandang
Pupuk KandangJumlah Buah (buah)
Simbol ton ha¯ ¹K1 20 19.58 aK2 30 27.39 bK3 40 22.63 ab
BNJ0,05 6.69Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah buah terbanyak dijumpai pada pupuk
kandang 30 ton/ha (K2) yang berbeda nyata dengan pupuk kandang 20 ton/ha
(K1), namun tidak berbeda nyata denga. pupuk kandang 40 ton/ha (K3).
5.05 6.12 5.91
6.387.50
5.91
7.61
9.608.44
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
20 30 40
Dia
met
er B
atan
g (m
m)
Pupuk Kandang (ton ha¯ ¹
60 HST
45 HST
30 HST
24
Hubungan antara jumlah buah tanaman cabai pada berbagai pupuk
kandang dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Jumlah Buah per Tanaman Cabai pada Berbagai Pupuk Kandang
4. Berat Buah per Tanaman (gram)
Rata–rata berat buahtanaman cabai dalam tiga kali panen pada berbagai
pupuk kandang setelah diuji dengan BNJ 0,05 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata–rata Berat Buah per Tanaman Cabai dalam Tiga Kali Panen padaBerbagai Pupuk Kandang
Pupuk KandangBerat Buah per Tanaman (gr)
Simbol ton ha¯ ¹
K1 20 79.78 a
K2 30 101.12 b
K3 40 81.11 a
BNJ0,05 19.05Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)
Tabel 5 menunjukkan bahwa buah terberat dijumpai pada pupuk kandang
30 ton/ha (K2) yang berbeda nyata dengan pupuk kandang 20 ton/ha (K1) dan
pupuk kandang 40 ton/ha (K3).
19.58
27.39
22.63
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
20 30 40
Jum
lah
Bua
h pe
r T
anam
an(b
uah)
Pupuk Kandang (ton ha¯ ¹)
25
Hubungan antara berat buah tanaman cabai pada berbagai pupuk kandang
dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Berat Buah per Tanaman Cabai pada Berbagai Pupuk Kandang
5. Produktivitas (ton)
Rata–rata produktivitas tanaman cabai pada berbagai pupuk kandang
setelah diuji dengan BNJ 0,05 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rata–rata Produktivitas Tanaman Cabai Panen pada Berbagai PupukKandang
Pupuk KandangProduktivitas (ton)
Simbol ton ha¯ ¹
K1 20 2.22 a
K2 30 2.81 b
K3 40 2.25 a
BNJ0,05 0.53Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)
Tabel 6 menunjukkan bahwa produktivitas tertinggi dijumpai pada pupuk
kandang 30 ton/ha (K2) yang berbeda nyata dengan pupuk kandang 20 ton/ha (K1)
dan pupuk kandang 40 ton/ha (K3).
79.78
101.12
81.11
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
20 30 40Ber
at B
uah
per
Tan
aman
(gra
m)
Pupuk Kandang (ton ha¯ ¹)
26
Hubungan antara berat buah tanaman cabai pada berbagai pupuk kandang
dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Produktivitas Tanaman Cabai pada Berbagai Pupuk Kandang
4.1.2. Pengaruh PPC Super Green
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran bernomor genap 2 sampai 18)
manunjukkan bahwa dosis PPC super green berpengaruh sangat nyata terhadap
tinggi tanaman cabai umur 45HST, diameter batang umur 30, 45 dan 60 HST,
jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman dan produktivitas. Berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 dan 60 HST.
1. Tinggi Tanaman (cm)
Rata–ratatinggi tanaman umur 30, 45 dan 60 HST pada berbagai dosis
PPC super green setelah diuji dengan BNJ 0,05 dapat dilihat pada Tabel 7.
2.22
2.81
2.25
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
20 30 40
Pro
dukt
ivit
as (
ton)
Pupuk Kandang (ton ha¯ ¹)
27
Tabel 7.Rata–rataTinggi Tanaman Cabai pada Berbagai Dosis PPC Super GreenUmur 30, 45 dan 60 HST
Dosis PPC Super Green Tinggi Tanaman (cm)Simbol ml/liter air 30 HST 45 HST 60 HST
P0 0 23.44 a 30.47 a 37.61 a
P1 2 29.28 b 35.89 b 43.31 b
P2 4 26.22 ab 31.64 ab 38.22 a
P3 6 24.42 ab 30.67 a 37.69 a
BNJ 0,05 5.19 4.38 5.02Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)
Tabel 7 menunjukkan bahwa tanaman tertinggi umur 30 HST dijumpai
pada dosis PPC super green 2 ml/1liter air (P1) yang berbeda nyata dengan dosis
PPC super green 0 ml/1 liter air (P0), namun tidak berbeda nyata dengan dosis
PPC super green 4 ml/1 liter air (P2) dan dosis PPC super green 6 ml/1 liter air
(P3). Pada umur 45 HST tanaman tertinggi dijumpai pada dosis PPC super green
2 ml/1 liter air (P1)yang berbeda nyata dengan dosis PPC super green 0 ml/1 liter
air (P0) dan dan dosis PPC super green 6 ml/1 liter air (P3), namun tidak berbeda
nyata dengan dosis PPC super green 4 ml/1 liter air (P2). Sedangkan pada umur
60 HST tanaman tertinggi dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter air
(P1)yang berbeda nyata dengan dosis PPC super green 0 ml/1 liter air (P0), dosis
PPC super green 4 ml/1 liter air (P2) dan dosis PPC super green 6 ml/1 liter air
(P3).
Hubungan antara tinggi tanaman cabai pada berbagai dosis PPC super
green umur 30, 45 dan 60 HST dapat dilihat pada Gambar 6.
28
Gambar 6. Tinggi Tanaman Cabai pada Berbagai Dosis PPC Super Green Umur30, 45 dan 60 HST
2. Diameter Pangkal Batang (mm)
Rata–ratadiameter pangkal batang tanaman cabai umur 30, 45 dan 60 HST
pada berbagai dosis PPC super green setelah diuji dengan BNJ 0,05 dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8. Rata–rataDiameter Pangkal Batang pada Berbagai Dosis PPC SuperGreenUmur 30, 45 dan 60 HST
Dosis PPC Super Green Diameter Pangkal Batang (mm)Simbol ml/liter air 30 HST 45 HST 60 HST
P0 0 5.17 a 6.47 a 7.75 a
P1 2 6.61 b 7.67 b 9.82 c
P2 4 5.74 a 7.10 ab 8.77 b
P3 6 5.26 a 6.52 a 7.87 a
BNJ 0,05 0.83 0.97 0.99Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)
Tabel 7 menunjukkan bahwa diameter pangkal batang terbesar umur 30
HST dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter air (P1) yang berbeda
23.4429.28 26.22 24.42
30.4735.89
31.64 30.67
37.61
43.3138.22 37.69
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
0 2 4 6
Tin
ggi T
anam
an (
cm)
Dosis PPC Super Green (ml/liter air)
60 HST
45 HST
30 HST
29
nyata dengan dosis PPC super green 0 ml/1 liter air (P0), dosis PPC super green 4
ml/1 liter air (P2) dan dosis PPC super green 6 ml/1 liter air (P3). Pada umur 45
HST diameter pangkalbatang dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter
air (P1) yang berbeda nyata dengan dosis PPC super green 0 ml/1 liter air (P0) dan
dan dosis PPC super green 6 ml/1 liter air (P3), namun tidak berbeda nyata
dengan dosis PPC super green 4 ml/1 liter air (P2). Sedangkan pada umur 60 HST
diameter batang dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter air (P1) yang
berbeda nyata dengan dosis PPC super green 0 ml/1 liter air (P0), dosis PPC super
green 4 ml/1 liter air (P2) dan dosis PPC super green 6 ml/1 liter air (P3).
Hubungan antara diameterpangkal batang tanaman cabai pada berbagai
dosis PPC super green umur 30, 45 dan 60 HST dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Diameter PangkalBatang Tanaman Cabai pada Berbagai Dosis PPCSuper Green Umur 30, 45 dan 60 HST
5.05 6.12 5.91
6.387.50
5.91
7.61
9.608.44
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
20 30 40
Dia
met
er B
atan
g (m
m)
Pupuk Kandang (ton ha¯ ¹
60 HST
45 HST
30 HST
30
3. Jumlah Buah per Tanaman(buah)
Rata–rata jumlah buahpertanaman pada berbagai dosis PPC super green
setelah diuji dengan BNJ 0,05 dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Rata–rata Jumlah per Tanaman Buah pada Berbagai Dosis PPC SuperGreen
Dosis PPC Super GreenJumlah Buah (buah)
Simbol ml/liter air
P0 0 18.33 a
P1 2 29.52 b
P2 4 25.51 ab
P3 6 19.44 a
BNJ0,05 8.53Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)
Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah buah terbanyak dijumpai pada dosis
PPC super green 2 ml/1 liter air (P1) yang berbeda nyata dengan dosis PPC super
green 0 ml/1 liter air (P0) dan dosis PPC super green 6 ml/1 liter air (P3) , namun
tidak berbeda nyata dengan dosis PPC super green 4 ml/1 liter air (P2).
Hubungan antara jumlah buah tanaman cabai pada berbagai dosis PPC
super green dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Jumlah Buah per Tanaman Cabai pada Berbagai Dosis PPC SuperGreen
18.33
27.13 25.51
18.53
05
1015202530
0 2 4 6
Jum
lah
Bua
h pe
rT
anam
an (b
uah)
Dosis PPC Super Green (ml/liter air)
31
4. Berat Buah per Tanaman (gr)
Rata–rata berat buah per tanaman cabai pada berbagai dosis PPC super
green setelah diuji dengan BNJ 0,05 dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Rata–rata Berat Buahper Tanamanpada Berbagai Dosis PPC SuperGreen
Dosis PPC Super GreenBerat Buah/Tanaman (gr)
Simbol ml/liter air
P0 0 77.25 a
P1 2 107.45 b
P2 4 82.82 a
P3 6 81.81 a
BNJ0,05 24.28Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)
Tabel 9 menunjukkan bahwa buah terberat per tanaman dijumpai pada
dosis PPC super green 2 ml/1 liter air (P1) yang berbeda nyata dengan dosis PPC
super green 0 ml/1 liter air (P0), dosis PPC super green 4 ml/1 liter air (P2) dan
dosis PPC super green 6 ml/1 liter air (P3).
Hubungan antara berat buah per tanaman cabai pada berbagai dosis PPC
super green dapat dilihat pada Gambar 7.
32
Gambar 7. Berat Buah per Tanaman Tanaman Cabai pada Berbagai Dosis PPCSuper Green
6. Produktivitas (ton)
Rata–rata produktivitas tanaman cabai pada berbagai pupuk kandang
setelah diuji dengan BNJ 0,05 dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Rata–rata Produktivitas Tanaman Cabai pada Berbagai Dosis PPCSuper Green
Dosis PPC Super GreenProduktivitas (ton)
Simbol ml/liter air
P0 0 2.15 a
P1 2 2.98 b
P2 4 2.30 a
P3 6 2.27 a
BNJ0,05 0.67Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNJ0.05)
Tabel 9 menunjukkan bahwa produktivitas tertinggi dijumpai pada dosis
PPC super green 2 ml/1 liter air (P1) yang berbeda nyata dengan dosis PPC super
green 0 ml/1 liter air (P0),dosis PPC super green 4 ml/1 liter air (P2) dan dosis
PPC super green 6 ml/1 liter air (P3).
77.25
107.45
82.82 81.81
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
0 2 4 6Ber
at B
uah
per
Tan
aman
(gra
m)
Dosis PPC Super Green (ml/liter air)
33
Hubungan antara produktivitas tanaman cabai pada berbagai dosis PPC
super green dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Produktivitas Tanaman Tanaman Cabai pada Berbagai Dosis PPCSuper Green
4.1.3. Pengaruh Interaksi
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran bernomor genap 2 sampai 18)
menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi yang nyata antara pupuk kandang
dan dosis PPC super green terhadap semua peubah yang diamati.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Pupuk Kandang
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan menunjukkan
bahwa pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap diameter batang umur
30, 45 dan 60 HST. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, umur 45 dan 60
HST, jumlah buah, berat buah per tanaman serta produktivitas. Akan tetapi
berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 HST.Pertumbuhan dan
hasil tanaman cabai terbaik dijumpai pada pupuk kandang30 ton/ha (K2).
2.15
2.98
2.30 2.27
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
0 2 4 6
Pro
dukt
ivit
as (
ton)
Dosis PPC Super Green (ml/liter air)
34
Hasil penelitian menunjukkan bahwapupuk kandang 30 ton/ha (K2).
merupakanpupuk kandang yang paling baik bila dibandingkan dengan perlakuan
pupuk kandang lainnya, karena pada perlakuan tersebut memberikan rataan angka
tertinggi pada semua peubah pertumbuhan tanaman cabai yang diamati, Hal
tersebut diduga pupuk kandang 30 ton/ha (K2) merupakan dosis yang tepat
sehingga memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan tanaman cabai,
pupuk kandang yang ditambahkan kedalam plot tanaman tersebut telah mampu
menciptakan keadaan fisik, kimia dan biologi tanah yang sesuai dengan kebutuhan
tanaman cabai. Hal ini sesuai dengan pendapat Rinsema (1986) yang menyatakan
bahwa pemberian pupuk kandang kedalam tanah dapat memperbaiki keadaan fisik
tanah menjadi gembur, aerasi menjadi lebih baik sehingga absorbsi unsur hara
menjadi lebih baik dan tanaman akan tumbuh subur bila elemen yang
dibutuhkannya tersedia dalam jumlah yang optimum. Selanjutnya Bukman dan
Brady (1982) menambahkan, pemberian pupuk kandang kedalam tanah selain
memperbaiki kondisi dalam tanah serta komposisinya yang sempurna pupuk
kandang dapat menyediakan unsur hara yang cukup terutama unsur nitrogen yang
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman. Pemberian pupuk
kandang akan memberikan nitrogen yang berguna bagi pertumbuhan awal
tanaman.Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur
hara, juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah pupuk kandang tersebut mempunyai
kandungan unsur hara mikro yang sangat lengkap walaupun dalam jumlah yang
sangat sedikit (Samekto, 2006).
Hasil penelitian menunjukkan, pupuk kandang 20 ton/ha (K1) dan pupuk
kandang 40 ton/ha (K3) memiliki rataan lebih rendah disbanding pupuk kandang
35
30 ton/ha (K2) pada semua peubah yang diamati, hal ini disebabkan takaran
pupuk kandang belum sesuai untuk pertumbuhan tanaman cabai sehingga unsur
hara belum tersedia dalam kondisi seimbang dan menguntungkan. Hal ini sejalan
dengan Hakim et al., (1986), takaran pupuk kandang yang sesuai akan mampu
memperbaiki sifat buruk pada tanah dengan adanya bantuan jasad mikro yang
berperan dalam proses perombakan bahan organik sehingga agregat tanah akan
terombak dan struktur padat akan menjadi remah.
4.2.2. Pengaruh Dosis PPC Super Green
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan manunjukkan
bahwa dosis PPC super green berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman
cabai umur 45 HST, diameter batang umur 30, 45 dan 60 HST, jumlah buah per
tanaman, berat buah per tanaman dan produktivitas. Berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman umur 30 dan 60 HST. Pertumbuhan dan hasil tanaman cabai
terbaik dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter air (P1).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis PPC super green 2 ml/1 liter
air (P1) merupakan dosis yang paling baik bila dibandingkan dengan perlakuan
lainnya. Hal ini disebabkan pada dosis 2 ml/liter air (P1) merupakan dosis yang
optimal dan seimbang.hal ini diduga karena unsur hara yang dibutuhkan bagi
pertumbuhan tanaman cabai tersedia dengan cukup sehingga mampu mendorong
pertumbuhan yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Leiwakabessy
(1977) yang menyatakan bahwa, pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat
dipengaruhi oleh unsur hara yang tersedia. Pertumbuhan tanaman akan baik jika
unsur hara yang tersedia berada dalam keadaan seimbang. Darmawan dan
Baharsyah (1983) menambahkan, ketersediaan unsur hara yang cukup dan
36
seimbang akan mempengaruhi proses metaoblisme pada jaringan tanaman. Proses
metabolisme merupakan proses pemmbentukan dan perombakan unsure-unsur dan
senyawa organik dalam tubuh tanaman guna melengkapi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Hal ini didukung oleh Suseno (1974) yang menyatakan
bahwa unsur hara yang berada dalam keadaan optimum dalam jaringan tanaman
akan memacu kegiatan metabolisme dan pembentukan dan pembentukan sel
tumbuhan.
Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan dan hasil tanaman meningkat
pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter air (P1) dan menurun jika dosis
ditingkatkan atau dikurangi. Hal ini disebabkan karena pemberian pupuk yang
terlalu sedikit tidak memberikan pengaruh bagi tanaman dan jika pada dosis yang
terlalu tinggi akan bersifat racun yang dapat menghambat pertumbuhan dan hasil
tanaman.Hal ini sesuai dengan Suseno (1974) yang menyatakan bahwa unsur
hara yang berada dalam keadaan optimum dalam jaringan tanaman akan memacu
kegiatan metabolisme dan pembentukan sel tumbuhan.
4.2.3. Pengaruh Interaksi
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi
yang nyata antara pupuk kandang dan dosis PPC super green terhadap semua
peubah yang diamati.Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan respon pupuk
kandang tidak tergantung pada dosis PPC super green ataupun sebaliknya.
37
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap diameter batang umur 30,
45 dan 60 HST. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, umur 45 dan 60
HST, jumlah buah, berat buah per tanaman serta produktivitas. Akan tetapi
berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 HST. Pertumbuhan
dan hasil tanaman cabai terbaik dijumpai pada pupuk kandang 30 ton/ha (K2).
2. Dosis PPC super green berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman
cabai umur 45 HST, diameter batang umur 30, 45 dan 60 HST, jumlah buah
per tanaman, berat buah per tanaman dan produktivitas. Berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman umur 30 dan 60 HST. Pertumbuhan dan hasil
tanaman cabai terbaik dijumpai pada dosis PPC super green 2 ml/1 liter air
(P1).
3. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara Pupuk kandang dan dosis PPC
super green terhadap semua peubah yang diamati.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Pupuk kandang dan dosis
PPC super green untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman cabai.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2003. Budidaya Cabai Hibrida. Kantor Penyuluhan Pertanian danKetahanan Pangan Kabupaten Aceh Barat. 45 Hal.
Buckman, H.O dan N.C. Brady. 1982. Ilmu tanah (terjemahan soegiman). BharataKarya Aksara. Jakarta. 788 Hal.
Candra, N. A. 2003. Pengaruh Takaran Zeolit dan Pupuk Kandang TerhadapPerubahan Sifat-Sifat Tanah, Pertumbuhan, dan Hasil Jagung di TanahPasir Pantai. Tesis. Program Studi Agronomi Jurusan Ilmu-Ilmu PertanianProgram Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.
Darmawan. J dan J. Baharsyah 1983. Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tanaman SuryaDaru Utama, Semarang.89 Hal.
Fitri Rizqiani, Nur. Erlina.A. Nasih. W.Y. 2007. Pengaruh Dosis Dan FrekuensiPemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Buncis(phseolus vulgaris L) Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah DanLingkungan. Vol 7 no.1;45-53.
Hakim, N. at al., (1986). Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung,Lampung.488 Hal.
Hanolo, W. 1997. Tanggapan Tanaman Selada Dan Sawi Terhadap Dosis DanCara Pemberian Pupuk Cair Stimulan. Jurnal Agrotropika 1(1):25-29.
Leiwakabessy, F.M.1997. Ilmu Kesuburan Tanah dan Penuntun Praktikum.Departemen Ilmu Tanah, IPB.Bogor.179 Hal.
Musnamar, E. I. 2003. Pupuk Organik: Cair & Padat, Pembuatan, Aplikasi. Revisike-9. Penebar Swadaya. Jakarta. 72 hal.
Nawangsih, a. A, Imdad, P. H, Wahyudi, A.2003. Cabai Hot Beauty. PenebarSwadaya. 128 Hal.
Novizan, 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif, Agro Media Pustaka, Jakarta
Prajananta, Final, 1997. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. 64 Hal.
Prasetya. 2011. Mekanisme dan Efektivitas Penyerapan Pupuk Melalui Daun.
Rinsema, W.T.1986. Pupuk dan Cara Pemupukan (Terjemahan H.M Saleh)Bharata Karya Aksara, Jakarta.235 Hal.
39
Rosmarkam, A. dan N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.FakultasPertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Salisbury, F.B and C. W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 1. ITB, Bandung.
Samekto R, 2008. Pemupukan. PT. Citra Aji Parama Yogyakarta. Kanisius.Yogyakarta.
Samekto, R. 2006 Pupuk Kandang. Citra Aji Parama. Yogyakarta.44 hlm
Sarief E.S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka BuanaBandung. Bandung.
Setiadi. 2005. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. 183 Hal.
Setuadi. 1995 : Bertanam Cabai. P.T. Penebar Swdaya.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,IPB. Bogor.
Suharjono, H. 2006. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta. 183Hal.
Suseno, H.1974. Fisiologi Tumbuhan Metabolisme Dasar. Departemen Botani.Fakultas Pertanian IPB, Bogor.277 Hal.
Sutanto, Rachman. 2002. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Kanisius..Yogyakarta.
TIm Bina Karya Tani. 2008. Pedoman Bertanam Cabai. Cetakan 1. CV.YramaWidya, Bandung.
Wiryanta, W. T. Bernardinus. 2005. Bertanam Cabai Pada Musim Hujan.Agromedia Pustaka Jakartan 165 Hal.