respon masyarakat terhadap nikah dengan...

85
RESPON MASYARAKAT KELURAHAN PASIRPUTIH KECAMATAN SAWANGAN KOTA DEPOK TERHADAP NIKAH DENGAN MELANGKAHI KAKAK KANDUNG Oleh: AHMAD FAUJI 106044201451 KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2010 M

Upload: others

Post on 31-Oct-2019

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

RESPON MASYARAKAT KELURAHAN PASIRPUTIH

KECAMATAN SAWANGAN KOTA DEPOK TERHADAP NIKAH DENGAN

MELANGKAHI KAKAK KANDUNG

Oleh:

AHMAD FAUJI

106044201451

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2010 M

Page 2: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi dengan judul “RESPON MASYARAKAT KELURAHAN PASIR PUTIH

KECAMATAN SAWANGAN KOTA DEPOK TERHADAP NIKAH DENGAN

MELANGKAHI KAKAK KANDUNG”, telah diujikan dalam munaqosah Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari

Jumat Tanggal 28 Januari 2011, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) pada Jurusan Administrasi Keperdataan

Islam.

Jakarta, 28 Januari 2011

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

Nip: 19550505 198203 1 012

PANITIA UJIAN

1. Ketua Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MH

Nip. 19500306 197603 1 001

( . . . . . . . . . . . . . )

2. Sekretaris Rosdiana, MA

Nip. 19690610 200312 2 001

( . . . . . . . . . . . . . )

3. Pembimbing DR. H. A. Juaini Syukri, Lcs. MA

Nip. 19550706 199203 1 001

( . . . . . . . . . . . . . )

4. Penguji 1 Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

Nip. 19550505 198203 1 012

( . . . . . . . . . . . . . )

5. Penguji 2 Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MH

Nip. 19500306 197603 1 001

( . . . . . . . . . . . . . )

Page 3: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 13 Februari 2011 M

10 Rabiul Awal 1432 H

Ahmad Fauji

Page 4: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

RESPON MASYARAKAT KELURAHAN PASIR PUTIH

KECAMATAN SAWANGAN KOTA DEPOK TERHADAP NIKAH DENGAN

MELANGKAHI KAKAK KANDUNG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

AHMAD FAUJI

NIM: 106044201451

Di Bawah Bimbingan

DR. H. A. Juaini Syukri, Lcs, M.A

NIP. 195507061992031001

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 5: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 13 Februari 2011 M

10 Rabiul Awal 1432 H

Ahmad Fauji

Page 6: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sebagai suri teladan yang sempurna bagi kita

semua.

Selama masa perkuliahan hingga tahap akhir penyusunan skripsi ini, banyak

pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis. Sebagai tanda

syukur atas terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul “RESPON

MASYARAKAT KELURAHAN PASIR PUTIH KEC. SAWANGAN KOTA

DEPOK TERHADAP NIKAH DENGAN MELANGKAHI KAKAK

KANDUNG”. Maka penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada Bapak:

1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM., Dekan Fakultas Syari’ah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah.

2. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA., Ketua Jurusan Akhwal Syakhshiyyah yang

selalu memberikan bimbingan serta dukungan dan motivasi kepada penulis

untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

ii

3. DR. H. A. Juaini Syukri, Lcs, M.A., Dosen pembimbing skripsi, yang telah

meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan merupakan suatu kehormatan dan

kebanggaan tersendiri bagi penulis bias berada di bawah bimbingan beliau.

4. Perpustakaan Utama serta Perpustakaan Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Yang telah memberikan bantuan berupa

bahan-bahan yang menjadi referensi dalam penulisan skripsi.

5. Secara khusus penulis juga mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada

kedua orangtua penulis yang tercinta, ayahanda dan ibunda yang senantiasa

membimbing dan memotivasi penulis dengan tulus, serta selalu mendoakan

penulis agar penulis selalu sukses dalam segala hal. Semua yang telah

merekaberikan tidak akan dapat tergantikan dengan apapun di dunia ini.

6. Kakak-kakak tercinta, serta keluarga besar yang telah memberikan motivasi

dan juga semangat, serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat dan teman seperjuangan di Administrasi Keperdataan Islam, Ari

Amigar, Irfan, Musyawa Ismail, Cahyana, Ubaidillah, Wahyu, Toto, Idi

Sugandi, Muzdalifah, tya, tyka, yang telah banyak berkorban membangkitkan

semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

iii

8. Seluruh teman-teman AKI (Administrasi Keperdataan Islam) yang telah

memberikan motivasi dan juga menghilangkan kepenatan dan stress penulis.

9. Tak terlupakan pula terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu

dalam kelancaran penulisan skripsi ini yang penulis tidak bias sebutkan satu

per satu.

Semoga segala kebaikan dan sumbangsihnya dicatat oleh Allah SWT.

Kesempurnaan haya milik Allah SWT mudah-mudahan semua yang telah penulis

lakukan mendapat Ridha Allah SWT, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.

Jakarta, 16 Desember 2010

Ahmad Fauji

Page 9: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pembahasan dan Perumusan Masalah ..................................... 6

C. Landasan Teori ........................................................................ 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 9

E. Metode Penelitian .................................................................... 10

F. Review Studi Terdahulu ........................................................... 12

G. Sistematika Penulisan .............................................................. 15

BAB II PERNIKAHAN MENURUT FIQIH DAN HUKUM

POSITIF

A. Pengertian Pernikahan .............................................................. 17

B. Dasar Hukum Pernikahan ......................................................... 20

C. Rukun dan Syarat Pernikahan................................................... 25

D. Tujuan dan Hikmah Pernikahan ............................................... 33

BAB III POTRET MASYARAKAT KELURAHAN PASIR PUTIH

A. Letak Geografis ........................................................................ 39

B. Kondisi Demografis .................................................................. 40

C. Kondisi Sosial Masyarakat ....................................................... 42

BAB IV MELANGKAHI KAKAK DALAM PERNIKAHAN

A. Pengertian Pernikahan Melangkahi Kakak .............................. 45

B. Pernikahan Melangkahi Kakak dilihat dari Sudut Pandang

Hukum Islam ............................................................................ 45

Page 10: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

v

C. Kedudukan Uang Pelangkah dilihat dari Sudut Pandang

Islam ......................................................................................... 48

D. Respon Masyarakat Kelurahan Pasir Putih Tentang

Pernikahan Melangkahi Kakak Kandung ................................. 52

E. Analisa Penulis ......................................................................... 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 58

B. Saran-Saran ............................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62

LAMPIRAN – LAMPIRAN ......................................................................... 64

1. Lembar Pengesahan Tim Penguji Seminar Proposal Skripsi ..................... 65

2. Surat Permohonan Data / Wawancara dengan Kepala Kelurahan

Pasirputih Kecamatan Sawangan Depok ..................................................... 66

3. Permohonan Kesediaan menjadi Pembimbing Skripsi ................................ 67

4. Keterangan Melakukan Wawancara di Kelurahan Pasirputih Kecamatan

Sawangan Kota Depok ................................................................................ 68

5. Surat Pernyataan Narasumber ..................................................................... 69

6. Hasil Wawancara ........................................................................................ 74

Page 11: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah SWT berpasang-pasangan, Allah

SWT menciptakan manusia menjadi berkembang biak dan berlangsung dari generasi

ke generasi berikutnya.1 Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT surat

An-Nisaa ayat 1 yang artinya:

“Hai sekalian manusia, bahwa kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan

kamu dari diri yang satu, dan dari pada nya Allah menciptakan Istrinya, dan dari

keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan

bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling

meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahmi. Sesungguhnya

Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang paling mulia

diantara makhluk-makhluk yang lainnya. Manusia dianugrahkan akal dan fikiran

untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk, dan mana yang halal dan mana

yang haram. Manusia terlahir dengan membawa fitrah pada dirinya, salah satunya

adalah memiliki kecendrungan dangan lawan jenisnya, yaitu nafsu dan syahwat.

Nafsu dan syahwat ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena ia

merupakan suatu kebutuhan yang sifatnya naluri.2

1 H. Abdul Rahman Gozaly, Fiqih Munakahat, (Jakarta: PT. Kencana, 2003) cet 1. h. 23

2 Sayid Sabiq, Fiqih Sunah (Bandung: Al Maarif, 1994) cet 9, Jilid 6. h. 153

Page 12: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

2

Allah SWT mensyaratkan pernikahan kepada hamba-hambanya karena

pernikahan itu merupakan amal ibadah kepada-Nya, bahkan Allah memberikan

motivasi kepada hamba-hambanya yang sudah sanggup untuk melangsungkan

pernikahan.3 Seperti yang telah dijelaskan dalam firman Allah SWT, surat An-Nur ayat

21 yang artinya.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah

syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya

syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya

tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak

seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu)

selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah

Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Pernikahan adalah akad yang sangat kuat (mitsaqan ghalidzan) yang dilakukan

secara sadar oleh seorang laki-laki dan perempuan untuk membentuk keluarga yang

pelaksanaannya didasarkan pada kerelaan dan kesepakatan kedua belah pihak. Oleh

karena itu, pernikahan bukanlah arti kewajiban, melainkan hanya hubungan sosial

kemanusiaan semata. Pernikahan akan bernilai ibadah, jika diniatkan untuk mencari

ridha Allah SWT.4

Melangsungkan pernikahan ialah saling mendapat hak dan kewajiban serta

bertujuan mengadakan hubungan pergaulan yang dilandasi tolong menolong. Karena

pernikahan termasuk pelaksanaan Agama, maka di dalamnya terkandung adanya

tujuan atau maksud mengharap keridhaan Allah SWT.

3 H. Penouh Dally, Pernikahan dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1998), cet. 1. h. 76

4 Muhammad Zain dkk, Membangun Keluaga Humanis, (Jakarta: Graha Cipta, 2005), cet. 1, h 23.

Page 13: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

3

Pernikahan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku semua makhluk

Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. pernikahan

merupakan cara yang dipilih Allah sebagai jalan bagi manusia untuk beranak pinak,

berkembang biak, dan melestarikan hidupnya setelah masing-masing pasangan siap

melakukan perannya yang positif dalam mewujudkan tujuan pernikahan. Allah tidak

menjadikan manusia seperti makhluk lainnya yang hidup bebas mengikuti nalurinya

dan berhubungan secara anarkhi tanpa aturan. Demi menjaga kehormatan dan

martabat kemulian manusia, Allah mengadakan hukuman sesuai dengan martabatnya,

sehingga hubungan antara laki-laki dan perempuan diatur secara terhormat dan

berdasarkan rasa saling meridhai, dengan mengucapkan ijab kabul sebagai lambang

adanya rasa ridha-meridhai, dan dengan dihadiri dengan para saksi yang menyaksikan

bahwa pasangan laki-laki dan perempuan itu telah saling terikat. Memelihara

keturunan dengan baik, dan menjaga kaum perempuan agar tidak laksana rumput

yang dimakan oleh binatang binatang ternak dengan seenaknya. Pergaulan suami istri

menurut ajaran Islam diletakan dibawah naluri keibuan dan kebapaan sebagai mana

ladang yang baik yang nantinya menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang baik dan

menghasilkan buah yang baik pula.

Dalam hukum Islam juga ditetapkan untuk kesejateraan umat, baik untuk hidup

di dunia maupun di akhirat. kesejahteraan masyarakat akan tercapai dengan

terciptanya kesejahteraan yang sejahtera, karena keluarga merupakan lembaga

terkecil dalam masyarakat, sehingga kesejahteraan masyarakat sanggat tergantung

Page 14: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

4

kepada kesejateraan keluarga. Demikian pula kesejateraan perorangan sangat

dipengaruhi oleh kesejateraan hidup keluarga. Islam mengatur keluarga bukan secara

garis besar, tetapi sampai terperinci. Yang demikian ini menunjukan perhatian yang

sangat besar terhahap kesejahteraan keluarga. Keluarga terbentuk melalui pernikahan,

karena itu pernikahan sangat dianjurkan oleh Islam bagi yang telah mempunyai

kemampuan. Tujuan itu dinyatakan, baik dalam Al-Quran maupun dalam Al-

Sunnah.5

Penjelasan diatas sudah cukup jelas pemberian gambaran bahwa hendaknya

pernikahan tidak ditunda-tunda atau bahkan dilarang dengan alasan diluar syar’i.

Seperti yang terjadi dalam masyarakat atau beberapa adat bahwa seorang Adik

dilarang mendahului Kakaknya menikah, meskipun Adik telah siap lahir dan batin

untuk melakukan pernikahan.

Dalam masyarakat Betawi pernikahan adalah salah satu hal yang sangat penting

dalam kehidupan mereka, dan hal tersebut merupakan suatu hal yang sangat sakral.

Pernikahan dalam adat istiadat masyarakat betawi ada dua macam yaitu: pernikahan

biasa dan diam-diam, pernikahan diam-diam didalam nya juga terbagi beberapa

macam yaitu: kawin gantung, kawin sirrih, kawin dengan Pria pendatang, ditarik

kawin, kawin tua sama tua, naik ranjang dan naik ranjang.

5 Ibid .h. 45.

Page 15: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

5

Dalam adat Betawi, dikenal suatu istilah menikah melangkahi kakak kandung

(ngelangkahin). Penikahan seorang yang melangkahi kakak kandung nya itu

merupakan suatu perbuatan yang tidak baik, karena masih ada orang yang lebih tua

diatasnya yaitu kakak nya.

Larangan ini secara tidak langsung, sebagai penghalang bagi seseorang untuk

melangsungkan pernikahan karena kakak atau orang tua mereka tidak memberikan

izin. Kalau pun dibolehkan mereka diharuskan membayar uang pelangkah kepada

kakaknya yang belum menikah, sehingga hal tersebut menjadi beban dan mereka bisa

mengurungkan niat nya untuk menikah.

Dari permasalahan diatas maka timbul pertanyaan, bagaimana jika seseorang

adik atau seseorang yang mempunyai pasangan dan ternyata pasangan itu masih

mempunyai seorang kakak yang belum menikah, sedangkan yang bersangkutan

memiliki keinginan untuk menikah tapi takut kalau tidak segera menikah maka ia

akan terjerumus pada perbuatan zina atau bahkan membawa dampak negatif dan

cenderung mempersulit proses pernikahan.

Berangkat dari masalah di atas, saya rasa masalah ini perlu untuk diteliti. Hal

ini yang peneliti kaji, untuk mengungkap bagaimana persepsi dan respon masyarakat

mengenai melangkahi kakak kandung dalam pernikahan, apa faktor pernikahan

tersebut, dampak apa yang ditimbulkan, serta bagaimana hal tersebut dapat dicegah.

Page 16: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

6

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka penulis mengangkat

permasalahannya dalam skripsi yang diberi judul “RESPON MASYARAKAT

KELURAHAN PASIRPUTIH KECAMATAN SAWANGAN KOTA DEPOK

TERHADAP NIKAH DENGAN MELANGKAHI KAKAK KANDUNG.”

B. PEMBATASAN dan PERUMUSAN MASALAH

I. Pembatasan Masalah

Pernikahan merupakan kebutuhan biologis dan psikologis manusia sejak zaman

dahulu pernikahan mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia,

baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Oleh karena itu pernikahan harus

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Pernikahan dinyatakan

sah apabila terpenuhi syarat dan rukunnya.

Mengingat luasnya pembahasan mengenai pernikahan, maka perlu kiranya

penulis memberikan batasan masalah agar tidak melebar dan lebih terarah. Maka

penelitan ini difokuskan pembahasannya hanya menyangkut masalah nikah dengan

melangkahi kakak kandung, baik itu menurut pandangan hukum Islam, dan juga

mengenai uang pelangkah dalam masyarakat Betawi yang ada di Daerah Kelurahan

Pasir Putih Kec. Sawangan Kota Depok.

II. Rumusan Masalah

Dari pemaparan diatas pernikahan melangkahi kakak kandung tidak dilarang

atau diperbolehkan dalam hukum islam, karena tidak ada hukum fiqih ataupun

Page 17: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

7

Undang-undang yang menjelaskan tentang pernikahan melangkahi kakak kandung,

karena siapa saja yang dirinya sudah mapan dan siap lahir batin maka diperbolehkan

untuk menikah tanpa memandang boleh atau tidaknya menikah dengan melangkahi

kakak kandung. Namun dalam adat betawi dikenal dengan ngelangkah yaitu menikah

mendahului sang kakak, hal inilah yang masih menjadi perdebatan dikalangan

masyarakat Kelurahan Pasir Putih Kec. Sawangan Kota Depok.

Hal ini masih diperdebatkan karena ada masyarakat yang masih berpegang

teguh dengan hukum adat yang berpendapat bahwa jika sang adik dalam pernikahan

melangkahi kakaknya, maka ditakutkan si kakak akan mendapatkan jodohnya dalam

waktu yang sangat lama dan hal itu akan menjadi kurang bagus bagi si kakak yang

dilangkahi, terutama psikologisnya karena si kakak akan merasa dirinya tidak laku.

Tapi tidak sedikit pula masyarakat yang sudah tidak berpegang dengan

hukum adat atau mengabaikan jika tidak diperbolehkan adik melangkahi kakaknya,

karena bagi mereka jodoh adalah rahasia tuhan, siapa saja tidak dapat mengetahui

kapan jodohnya akan datang dan tidak dapat pula untuk menolaknya apalagi jika

calon mempelai sudah siap lahir dan batin untuk menjalani rumah tangga yang

sakinah, mawaddah dan rahmah. Karena bagi mereka jika menghalangi niat

seseorang untuk menikah dengan alasan bahwa si adik tidak boleh menikah terlebih

dahulu dari pada kakaknya itu adalah alasan yang tidak logis dan egois karena siapa

pun boleh menikah jika sudah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan

oleh Undang-undang dan hukum Islam. Jika orang tua ataupun si kakak melarang

adik menikah terlebih dahulu dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tidak

Page 18: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

8

diinginkan seperti kawin lari bahkan bisa melakukan hal-hal yang dilarang oleh

agama seperti perzinahan. Oleh karena itu, bagi orang tua ataupun kakak bahkan

keluarga besar yang ingin menikah, mereka harus mendukungnya dan turut

mendoakan yang terbaik bagi kedua mempelai.

Rumusan masalah diatas penulis rincikan dalam pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah respon masyarakat mengenai nikah melangkahi kakak kandung

yang terjadi di daerah Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Sawangan Kota Depok ?

2. Bagaimanakah kedudukan uang pelangkah menurut hukum Islam ?

3. Apakah faktor penyebab terjadinya melangkahi kakak kandung dalam pernikahan ?

C. LANDASAN TEORI

Pernikahan ialah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang

wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu,

pengertian pernikahan dalam ajaran Islam mempunyai nilai ibadah, sehingga pasal 2

Kompilasi Hukum Islam menegaskan bahwa pernikahan adalah akad yang sangat

kuat (mitsqan galidhan) untuk mentaati perintah Allah, dan melaksanakannya

merupakan Ibadah.

Pernikahan merupakan salah satu perintah agama kepada yang mampu untuk

segera melaksanakannya. Karena pernikahan dapat mengurangi kemaksiatan, baik

dalam bentuk penglihatan maupun bentuk perzinahan. Orang yang berkeinginaan

Page 19: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

9

untuk melakukan pernikahan, tetapi belum mempunyai bekal (fisik dan non fisik)

dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk berpuasa. Orang berpuasa akan

memiliki kekuatan atau penghalang dari perbuatan tercela yang sangat keji, yaitu

perzinahan.

Pernikahan menurut Islam adalah untuk memenuhi petunjuk agama dalam

rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejatera dan bahagia. Harmonis dalam

menggunakan hak dan kewajiban angota keluarga. Sedangkan sejahterah adalah

terciptanya ketenangan lahir dan batin disebab kan terpenuhinya keperluan hidup

lahir dan batin, sehingga timbullah kebahagiaan, yakni kasih sayang antara anggota

keluarga.6

Manusia diciptakan oleh Allah SWT mempunyai naluri manusiawi yang perlu

mendapat pemenuhan. Dari pada itu manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk

mengabdikan dirinya kepada kholik penciptanya dengan segala aktivitas hidupnya.

Pemenuhan naluri manusiawi manusia antara lain kebutuhan biologismya termasuk

aktifitas hidup, agar manusia menuruti tujuan kejadiannya, Allah SWT mengatur

hidup manusia dengan aturan pernikahan.

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

I. Tujuan Penelitian

6 H. Zainudin Ali, Hukum perdata islam di Indonesia, (Jakarta: Media Grafika, 2006) h. 7

Page 20: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

10

Adapun hasil yang hendak dicapai dari penelitian ini terjawabnya semua

permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar S1 dalam hukum Islam.

2. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam tentang melangkahi kakak kandung

yang belum menikah terjadi di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Sawangan Kota

Depok.

3. Untuk mengetahui kedudukan uang pelangkah dalam perspektif hukum Islam.

4. Untuk mengetahui langkah pencegahan nikah dengan melangkahi kakak kandungnya.

II. Manfaat Penelitian

1. Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar S 1 dalam hukum

Islam.

2. Dapat mengetahui lebih dalam mengenai nikah dengan melangkahi kakak

kandung.

3. Meningkatkan kualitas penulis dalam membuat karya tulis ilmiah.

E. METODE PENELITIAN

I. Pendekatan Penelitian

Untuk memperoleh sumber yang memadai dalam membahas permasalahan

pada skripsi ini, penulis mengunakan jenis data kualitatif. Yang merupakan metode

penelitian yang berukuran pada data-data berupa pandangan-pandangan tentang studi

etnografi (etnis) dalam perkawinan adat Betawi ditinjau dari perspektif hukum Islam.

Page 21: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

11

Dan metode hukum yang digunakan bersifat Doktriner (normatif), yaitu penelitian

berdasarkan data-data yang ada sesuai dengan ketentuan hukum dan hukum positif.

II. Sumber Penelitian

Dalam penyusunan skripsi penulis menggunakan dua jenis sumber data yaitu:

1. Data primer: merupakan data yang diperoleh langsung dari responden melalui

wawancara dengan tokoh masyarakat dan penduduk Kelurahan pasir putih

kecamatan sawangan kota depok. Al-Quran, Al-Hadist dan undang-undang No

1 tahun 1974 tentang perkawinan. Serta buku-buku, dan data lainnya yang

memuat keterangan dan penjelasan seputar tema dan pokok penjelasan.

2. Data sekunder : data yang memberikan bahan tidak langsung atau data yang di

dapat selain dari data primer. Data ini di kumpulkan melalui menelusuran buku,

arsip ketetapan hukum adat makalah tulis baik surat kabar, internet, atupun data

lain yang terkumpul yang mempunyai hubungan dangan tema ini.

III. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Sawangan Kota

Depok.

IV. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam upaya pengumpulan data yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini,

peneliti menggunakan metode penelitian kepustakaan di dasarkan pada suatu

pembahasan dengan menggunakan studi perpustakaan (Library Research) guna

Page 22: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

12

memperoleh data primer maupun sekunder, yang ada korelasinya dengan pembahasan

ini.

Dalam proses analisa data penulis menggunakan metode analisis eksploratif

berupa metode deskriptif yang berdasarkan pendekan rasional dan logis secara

induktif terhadap susunan penelitian.

Mengenai tekhnik penulisan, penulis menggunakan buku pedoman skripsi

fakultas syariah dan hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

press 2007 cetakan ke1, dengan pengecualian sebagai berikut:

a. Al-Quran tidak diberi footnote, tetapi langsung disebut surat dan ayatnya

dengan diberi syakal serta diterjemah kan.

b. Ayat-ayat Al-Quran dan Al-hadits ditulis dengan satu spasi.

F. REVIEW STUDI TERDAHULU

Penulis melakukan review terdahulu sebelum menentukan judul proposal,

dalam review studi terdahulu penulis meringkas skripsi yang ada kaitannya dengan

adat melangkahi kakak kandung dalam pernikahan, diantaranya ialah: TINJAUAN

HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI UANG PELANGKAH DALAM

PERKAWINAN ADAT BETAWI, (Studi kasus di Kelurahan Duri Kepa Kecamatan

Kebun Jeruk) Oleh: Muhamad Fahmi (0044219385).

Skripsi ini membahas tentang upacara perkawinan adat betawi yang berada

didaerah Kebun Jeruk Kelurahan Duri kepa, cukup patut kompleks dan patut untuk

Page 23: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

13

dilestarikan untuk menunjang khasanah kebudayaan nasional. Karena didalam nya

terdapat berbagai acara diantaranya pemberian uang pelangkah, acara pemberian

dilaksanakan sebelum acara pernikahan dilangsungkan.

Pemberian tersebut atau pemberian uang pelangkah itu dilaksanakan sebagai

suatu penghormatan terhadap kakak kandung dari mempelai wanita yang dilangkahi.

PANDANGAN HUKUM ISLAM TENTANG PERNIKAHAN

MELANGKAHI KAKAK KANDUNG, (Studi kasus Kelurahan Gunungendul

Kecamatan Kalapanunggal Sukabumi) Oleh: Abdul Hayi (101044122127)

Skripsi ini membahas tentang pandangan hukum Islam tentang orang tua yang

melarang anaknya untuk menikah terutama adik yang mempunyai kakak, yang terjadi

di Desa Gunungendut itu tidak benar dan dianggap telah menyimpang dari hukum

Islam. Karena perbuatan pelarangan tersebut tidak dilandasi dalil-dalil dan syarat.

Sedangkan dalam hukum Islam bagi siapa saja yang sudah mampu untuk

menikah maka ia dibolehkan untuk menikah selama tidak ada hal-hal yang melarang

pernikahan tersebut menurut hukum Islam, tanpa memperhatikan urutan-urutan dalam

keluarga. Dan di dalamnya membahas tentang uang pelangkah dalam masyarakat

Gunungendut adalah, wajib diberikan oleh seorang adik kepada kakaknya karena ia

hendak melangkahinya.

Page 24: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

14

Dalam hukum Islam uang pelangkah diperbolehkan dengan alasan untuk

kemaslahatan dan selama tidak memberatkan serta seorang adik ikhlas

memberikannya karena ia hendak melangkahi kakaknya.

PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP RESEPSI PERKAWINAN

ADAT BETAWI, (Studi kasus di Kelurahan Kenanga Kecamatan Cipondok

Tangerang), Oleh: Ahmad Fadillah (2010 44100819).

Skripsi ini membahas tentang adat betawi dalam pernikahan yang dipandang

dalam Islam, yang mana masyarakat Kelurahan Kenanga sangat memegang teguh

aturan-aturan hukum Islam. Walaupun ada salah satu kebiasaan yang tidak biasa

dihilangkan dan bertentangan dengan ajaran agama Islam dan banyak kemudharatan

dari pada manfaatnya, contoh hiburan (film, dangdut).

Selain itu juga dalam pelaksanaan resepsi pernikahan yang terdapat Kelurahan

Kenanga tidak bertentangan dengan hukum Islam dan masih dalam norma-norma

agama, baik dalam hiburan maupun hal yang lainnya, seperti diadakan pengajian atau

selamatan pada malam pertama (rowahan).

Dari review yang saya lakukan, jelas sekali perbedaannya dengan skripsi yang

saya tulis. Di dalam skripsi yang saya teliti adalah mengenai pandangan hukum Islam

tentang melangkahi kakak kandung dalam pernikahan. Yang menarik dalam skripsi

saya adalah dapat diketahui pandangan masyarakat, para remaja yang sudah

mempunyai pasangan untuk menikah, dan apabila mempunyai kakak maka hendaklah

Page 25: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

15

membayar uang pelangkah, dan ada hasil wawancara dengan seorang yang dilangkah

oleh adiknya dalam menikah. Jadi sangat beda dengan skripsi-skripsi yang sudah ada,

yang berkenaan dengan masalah uang pelangkah.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mendapatkan gambaran yang luas mengenai materi pokok penulisan

dan agar memudahkan para pembaca dalam mempelajari tata urutan peneliti skripsi

ini, maka peneliti menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab pertama berisi pendahuluan latar belakang masalah, pembatasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, review study

terdahulu, dan sistematika penulisan. Dari bab ini dapat diketahui apa yang

sebenarnya yang melatar belakangi pembahasan penelitian ini. Selanjutnya dapat

diketahui batasan dan rumusan masalah yang relevan untuk dikaji, serta tujuan dan

manfaat yang hendak dicapai. Disamping itu pula dicermati metode dan pendekatan

apa yang digunakan, serta bagaimana sistematika penulisannya.

Bab kedua menjelaskan mengenai pengertian pernikahan menurut hukum

islam, dasar hukum pernikahan, rukun dan syarat pernikahan, tujuan dan hikmah

pernikahan.

Bab ketiga mengambarkan bagaimana kondisi geografis Kelurahan Pasir Putih

dan pada bab ini penulis membahas tentang hasil penelitian, bab ini merupakan bab

Page 26: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

16

yang paling utama dalam penulisan skripsi, membahas dan melakukan analisa

terhadap objek penelitian.

Bab keempat berisi tentang definisi pernikahan dengan melangkahi kakak

kandung, tinjauan hukum Islam terhadap melangkahi kakak kandung, serta

kedudukan uang pelangkah menurut hukum Islam, dan analisis penulis.

Bab kelima penutup, dalam bab ini berisi kan kesimpulan hasil penelitian dan

saran, juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran- lampiran.

Page 27: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

17

BAB II

PERNIKAHAN MENURUT FIQIH

DAN HUKUM POSITIF

A. PENGERTIAN PERNIKAHAN

Kata nikah atau zawaj yang berasal dari bahasa Arab dilihat secara makna

etimologi berarti berkumpul dan menindih, atau dengan ungkapan lain bermakna

aqad dan setubuh, yang secara syara berarti aqad pernikahan. Secara terminologi

nikah atau zawaj adalah:

1. Aqad yang mengandung kebolehan memperoleh kenikmatan biologis dari

seorang wanita dari jalan ciuman, pelukan dan bersetubuh.

2. Aqad yang diciptakan Allah bagi seorang lelaki atas diri seorang perempuan

atau sebaliknya untuk dapat menikmati secara biologis antara keduanya.

Aqad nikah yang telah dilakukan akan memberikan status kepemilikan bagi

kedua belah pihak (suami istri), dimana status kepemilikan akibat aqad tersebut bagi

si lelaki (suami)berhak memper oleh kebutuhan biologis dan segala yang terkait

dengan itu secara sendirian tanpa dicampuri atau diikuti oleh lainnya yang dalam

trem fiqih disebut Milkum al-Intifa, yaitu hak memiliki penginaan atau pemakaian

terhadap suatu benda (istri), yang digunakan untuk diri dirinya sendiri.1

1 A. Sudirman Abbas, Pengantar Pernikahan, (Jakarta; PT Heza Lestari, 2006)cet 1, h. 7.

Page 28: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

18

18

1. Menurut Hukum Islam

Sedangkan menurut hukum Islam, para ulama fiqh juga memberikan definisi

tentang pernikahan,sebagai berikut:

a. Abu Yahya Zakaria Al-Anshary :

٢النكا ح شرعا هى عقد يتضمن إباحة وطىء بلفظ انكاح اونحىه

Artinya : ”Nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung

ketentuan hukum kebolehan hubungan seksual dengan lapadz

nikah atau dengan kata-kata yang semakna dengannya”.2

b. Imam Abu Hanifah :

النكا ح بأ نه عقد يفيد ملك المتعة قصدا٣

Artinya : “Nikah adalah suatu akad dengan tujuan memiliki kesenangan

secara sengaja.” 3

c. Imam Maliki :

النكا ح بأ نه عقد على مجرد متعة التلد ذ با د مية غير مى جب قيمتها ببينة قبله

غير ٤

٤

Artinya : “Nikah adalah suatu akad yang mengandung ketentuan hukum

semata-mata untuk membolehkan watha’ bersenang-senang dan

2 Abu yahya Zakaria Al-Anshary, fath al-Wahhab, (Singapura: Sulaiman Mar;iy.t.t.), juz 2, h.

30

3 Abdurahman Al-Jaziri, Fiqih al-Mazahib Al-Arbaah, Mishr : tp. t.th. h. 2

Page 29: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

19

19

menikmati apa saja yang ada pada diri seorang perempuan yang

boleh dinikahinya.”4

d. Imam Syafi’i :

٥النكا ح بأ نه عقد يتضمن ملك و ط ء بلفظ ٳ نكا ح ا و تز و يج ا و معنا هما

Artinya : “Nikah adalah suatu akad yang mengandung pemilikan “wathi”

dengan menggunakan kata menikah atau mengawinkan atau kata

lain yang menjadi sinonimnya”.5

e. Imam Hambali :

٦ النكا ح بأ نه عقد بلفظ ٲ و تز و يج على منفعة ا إل ستمتاع

Artinya : “Nikah adalah suatu akad dengan menggunakan lafadz-lafadz

nikah atau tazwij untuk manfaat (menikah) kesenangan”.6

2. Menurut Hukum Positif

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) adalah sebagai berikut, “perkawinan

menurut hukum islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaqol

ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah”.7

4 Ibid. Hal. 2

5 Ibid, hal. 3

6 Ibid, hal. 4

7 Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Depatermen Agama, Kompilasi Hukum Islam

di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama, 1992 ), h. 14

Page 30: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

20

20

Sedangkan menurut Undang Ungang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan bab

I pasal I disebutkan bahwa: “pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

dengan seorang wanita dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dengan demikian,

pernikahan adalah suatu akad yang secara keseluruhan aspeknya dikandung dalam

kata nikah atau tazwij dan merupakan ucapan seremonial yang sakral.

B. DASAR HUKUM PERNIKAHAN

Hukum nikah (perkawinan), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara

manusia dengan sesamanya yang menyangkut penyaluran kebutuhan biologis antar

jenis, dan hak serta kewajiban yang berhubungan dengan akibat perkawinan tersebut.

Perkawinan adalah sunatullah, hukum alam didunia. Perkawinan dilakukan oleh

manusia, hewan, bahkan oleh tumbuh-tumbuhan, karena menurut para sarjana ilmu

alam mengatakan bahwa segala sesuatu kebanyakan terdiri dari dua pasangan.8 Apa

yang telah dinyatakan oleh para sarjana ilmu alam tersebut adalah sesuai dengan

pernyataan Allah dalam Al-Qur’an. Firman Allah SWT:

٣٢ : ٥١ ⧵ا ت ري ﴿الر ا ﴾

8 H.S.A. Al-Hamdani, Risalah Nikah, terjemah Agus Salim (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), cet,

2 h. 11

Page 31: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

21

21

Artinya:“Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu

mengingat kebesaran Allah”. (QS Al-Dzariyat: 49)

Dasar hukum diajurkan pernikahan dalam agama Islam terdapat dalam

firmanAllah SWT dan hadist-hadist Nabi Muhammad SAW, Firman SWT dalam

surat An-Nur ayat 32 yaitu:

٣٢ :٢٤ ⧵ر ﴿النى ﴾

Artinya : “Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan

orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu

yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika

mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.

dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Syariat pernikahan berupa anjuaran dan beberapa keutamaannya merupakan

realita yang tidak ada perdebatan di dalamnya. Pernikahan pada satu sisi adalah sunah

yang dilakukan para Nabi dan Rosul dalam upaya penyebaran dan penyampaian

Risalah Illahiyah. Pernikahan pada sisi lain, berfungsi sebagai penyambung keturunan

agar silsilah keluarga tidak terputus yang berarti terputusnya mata rantai sejarah dan

hilangnya keberadaan status sosial seseorang.

Terlepas dari pendapat imam-imam mazhab, berdasarkan nash-nash, baik Al-

Qur’an maupun As-Sunnah, islam sangat menganjurkan kaum muslimin yang

mampuh melangsungkan pernikahan. Namun demikian, kalau dilihat dari segi kondisi

orang yang melaksanakan serta tujuan melaksanakannya, maka melakukan

Page 32: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

22

22

pernikahan itu dapat dikenakan hukuman wajib, sunnah, haram, makruh, ataupun

mubah.

1. Wajib

Bagi orang yang telah mempunyai kemauan dan kemampuan untuk menikah

dan dikhawatirkan akan tergelincir pada perbuatan zina seandainya tidak nikah maka

hukum melakukan pernikahan bagi orang tersebut adalah wajib. Hal ini didasarkan

pada pemikiran hukum bahwa setiap muslim wajib menjaga diri untuk tidak berbuat

terlarang. Jika penjagaan diri itu harus dengan melakukan pernikahan, sedang

menjaga diri itu wajib, maka hukum pernikahan itupun wajib.9 Sebagaimana firman

Allah SWT dalam surat An-nur ayat 33.

﴾٣٣ :٢٤ ⧵ر ﴿النى

Artinya : “Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian

(diri) nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. dan

budak-budak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah

kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan

pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah

yang dikaruniakan-Nya kepadamu. dan janganlah kamu paksa budak-

9 H. Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Jakarta; Prenada Media 2003), cet. 1, h. 18.

Page 33: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

23

23

budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri

mengingini kesucian, Karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi.

dan barangsiapa yang memaksa mereka, Maka Sesungguhnya Allah

adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

2. Sunnah

Bagi seseorang yang memiliki potensi biologis melakukan hubungan suami

istri, akan tetapi ia tidak takut atau tidak khawatir terjebak ke dalam perbuatan

terlarang (zina). Menurut penilaian Jumhur fuqaha, kondisi seseorang yang berada

pada tingkatan seperti ini lebih utama baginya melakukan pernikahan dari pada

menunda demi ibadah yang bersifat sunnah.10

3. Haram

Melakukan suatu pernikahan akan menjadi haram hukumnya, jika dengan

perbuatan itu seseorang mempunyai itikad yang tidak terpuji, seperti untuk menyakiti

atau menganiaya istrinya. Begitu pula seseorang yang berniat sekedar untuk

mempermainkan pasangannya, haram baginya melakukan pernikahan. Orang seperti

itu bahkan wajib meninggalkan pernikahan. Haram pula melakukan pernikahan bagi

seorang laki-laki yang nyata-nyata tidak mampuh memberikan nafkah lahir maupun

batin terhadap istrinya, jika keadaan seperti itu justru akan mengakibatkan seseoarang

istri hidup dalam penderitaan.

10

Ibid., h. 32.

Page 34: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

24

24

Haram pula hukumnya melakukan suatu pernikahan, jika seorang laki-laki

membohongi calon istrinyadengan menyebutkan keturunan, harta kekayaan, dan

kerjaan secara palsu. Begitu pula haram bagi permpuan yang menyadari dirinya tidak

mampuh memenuhi hak-hak suaminya, tetapi ia tidak mau menjelaskan hal itu

kepada calon suaminya sebelum pernikahan dilakukan.11

4. Makruh

Bagi orang yang tidak berhajat untuk menikah sama ada disebabkan keadaan

aslinya yaitu bahkan kebutuhan nafsu atau karena penyakit seperti impotensi dan

tidak mampuh pula menyediakan biaya. Dengan menikah berarti dia dibebankan hab

dengan tanggung jawab yang tidak dapat disempurnakan olehnya.12

5. Mubah

Mubah hukumnya menikah apabila seseorang berkeyakinan tidak akan jatuh

kedalam perzinahan kalau ia tidak nikah dan seandainya dia nikah tidak akan

mengabaikan kewajibannya sebagai suami istri.13

11

H A. chaeruddin, Ensiklopedi tematis dunia Islam, (Jakarta. PT Ichtiar Baru) h. 69.

12

Abdullah Saddiq, Perkawinan Dalam Islam, (Kuala Lumpur: Pustaka Syuhada 2003), cet. 1,

h. 12

13

Peunoh Daliy, Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta: bulan Bintang 1989), cet 1, h. 109

Page 35: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

25

25

Dari uraian tersebut diatas menggambarkan bahwa dasar perkawinan, menurut

hukum Islam, pada dasarnya bisa menjadi wajib, haram, sunah, dan mubah

tergantung dengan keadaan maslahat atau mafsadatnya.

C. RUKUN DAN SYARAT PERNIKAHAN

1. Menurut Hukum Islam

Rukun dan syarat dalam Islam merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan

antara satu dan lainya, karena setiap aktivitas ibadah yang ada dalam ajaran Islam

senantiasa ada yang namanya rukun dan syarat. Rukun yaitu sesuatu yang mesti ada

yang menentukan sah dan tidanya suatu pekerjaan (ibadah), dan sesuatu itu termasuk

dalam rangkaian pekerjaan itu. Adapun syarat adalah sesuatu yang menentukan sah

dan tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), tetapi sesuatu itu tidak termasuk dalam

rangkaian pekerjaan itu.

Dan suatu pekerjaan (ibadah) yang telah memenuhi rukun dan syaratnya baru

dikatakan sah.14

Perkawinan merupakan salah satu ibadah dan memiliki syarat-syarat

sebagaimana ibadah lainnya. Syarat dimaksud, tersirat dalam undang-undang

pernikahan dan kompilasi hukum Islam yang dirumuskan sebagai berikut :

a. Rukun Pernikahan

14

Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat. (Jakarta: Kencana, 2006), cet. Ke 2, h. 45-46

Page 36: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

26

26

1. Adanya calon suami

2. Adanya calon istri

3. Adanya wali nikah

Aqad nikah diangap sah apabila ada seorang wali atau wakilnya yang akan

menikahkan sang mempelai, karena wali mempunyai peranan penting dalam

pernikahan tersebut.

4. Adanya dua orang saksi

5. Ijab dan qabul 15

b. Syarat Ijab dan Qabul:

1. Ada Ijab (pernyataan) mengawinkan dari pihak wali

2. Ada Qabul (pernyataan) penerimaan dari calon suami

3. Memakai kata-kata “Nikah”,”Tazwij”, atau terjemahannya seperti “kawin”

4. Antara Ijab dan Qabul bersambungan tidak boleh pisah

5. Antara Ijab dan Qabul jelas maksudnyaf. Orang yang terkait dengan Ijab

dan Qabul tidak dalam keadaan Haji dan Umrah. Majelis Ijab dan Qabul

itu harus dihadiri paling kurang empat orang, yaitu calon mempelai pria

15

M. Ali Hasan. pedoman Hidup berumah Tangga Dalam Islam (Jakarta, Prenada Media

2003)cet. 1 h. 55

Page 37: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

27

27

atau wakilnya, wali dari calon mempelai wanita atau wakilnya dan dua

orang saksi.16

c. Syarat untuk calon mempelai pria

1. Beragama Islam

2. Laki-laki

3. Baligh

4. Berakal

5. Jelas orangnya

6. Dapat memberikan persetujuan

7. Tidak terdapat halangan perkawinan, seperti tidak dalam keadaan ihram

dan umrah.

d. Syarat-syarat calon mempelai wanita adalah

1. Beragama Islam

2. Calon suaminya itu bukan mahramnya baik karena sepertalian darah

(nasab) maupun karena sepersusuan dan hubungan kekeluargaan.

3. Perempuan;

4. Jelas orangnya;

5. Dapat memberikan persetujuan;

6. Tidak terdapat halangan pernikahan;

16

M. Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam, (Jakarta: PT. Siraja, 2003),

Cet. I, h. 55-58

Page 38: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

28

28

e. Syarat-syarat bagi wali nikah

1. Baligh

2. Berakal

3. Laki-laki

4. Seorang muslim

5. Ia sedang tidak ihram

6. Harus adil.17

f. Syarat-syarat bagi saksi nikah

1. Islam

2. Baligh

3. Berakal

4. Adil

5. Dapat berbicara atau memahami bahasa yang dipergunakan untuk ijab

Kabul

6. Ingatannya baik

7. Bersih dari tuduhan.18

17

Ahmad Rafiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), cet. 1,

h. 71 18

Sohari Sahrani, Fiqih Munakahat Kajian Fiqih Nikah Lengkap, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,

2009), cet. 1, h. 111

Page 39: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

29

29

Dari uraian diatas dapat diambil pengertian bahwa saksi, menurut istilah, adalah

orang yang memberitahukan keterangan dan mempertanggung jawabkan secara apa

adanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 135

﴾١٣٥ ׃٤⧵﴿النساء

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar

penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadap dirimu

sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin,

Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti

hawa nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu

memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka

Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu

kerjakan” (Q.S. An-Nisa : 135)

2. Menurut Hukum Positif

Dalam Undang Undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan, pasal 2 ayat 1

menyatakan: “perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-

masing agamanya dan kepercayaan itu”

Dalam pasal lain Undang-Undang perkawinan menetapkan beberapa syarat,

yaitu dalam pasal 6 disebutkan:

Page 40: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

30

30

a. Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai.

b. Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21

tahun harus mendapat izin dari kedua orang tua .

c. Dalam hal salah seorang dari kedua orang telah meniggal dunia atau dalam

keadaan tidak mampuh menyatakan kehendaknya, maka izin dimaksud

ayat (2) pasal ini cukup diperoleh dari orang tua yang masih hidup atau dari

orang tua yang mampuh menyatakan kehendaknya.

d. Dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak

mampuh untuk menyatakan kehendak maka izin diperoleh dari wali, orang

yang memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan darah dalam

garis keturunan, lurus ke atas selama mereka masih hidup dan dalam

keadaan dapat manyatakan kehendak.

e. Dalam hal ini ada beberapa perbedaan antara orang-orang yang disebut

dalam ayat (2), (3) dan (4) pasal ini, atau salah seorang atau lebih diantara

mereka tidak menyatakan pendapatnya, maka pengadilan dalam daerah

hukum tempat tinggal orang yang akan melangsungkan perkawinan atas

permintaan orang tersebut dapat memberika izin setelah lebih dahulu

mendengar orang-orang tersebut dalam ayat (2), (3) dan (4) pasal ini:

Selanjutnya dalam pasal 7 disebutkan : perkawinan hanya diizinkan jika pihak

pria sudah mencapi umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun.

Page 41: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

31

31

Berhubungan dengan rukun dan syarat pernikahan ini, perlu juga diperhatikan

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam Kompilasi Hukum Islam.19

Bagian kesatu dalam dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 14 tentang rukun

pernikahan, yang mana melaksanakan harus ada:

a. Calon suami

b. Calon istri

c. Wali nikah

d. Dua orang saksi

e. Ijab dan Qabul.

Selanjutnya dalam Kompilasi Hukum Islam BAB II pasal 5 dan pasal 6 yang

berisikan tentang dasar-dasar perkawinan adalah sebagai berikut:

Pasal 5

1) Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam setiap perkawinan

harus dicatat.

2) Pencatatan perkawinan tesebut pada ayat (1), dilakukan oleh Pegawai Pencatat

Nikah sebagai mana yang diatur dalam Undang-Undang No. 22 tahun 1946 dan

Undang-undang No. 32 Tahun 1954.

19

Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Depatermen Agama, Kompilaasi Hukum

Islam di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama, 1992 ), h. 18

Page 42: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

32

32

Pasal 6

1) Untuk memenuhi ketentuan dalam pasal 5, setiap perkawinan harus

dilangsungkan dihadapkan dan dibawah pengawasan Pegawai Pencatat Nikah.

2) Perkawinan yang dilakukan yang diluar Pegawai Pencatat Nikah tidak

mempunyai kekuatan hukum.

Bagian kedua dalam pasal 15 tentang calon mempelai

1. Untuk kemaslahatan keluarga dan rumah tangga, pernikahan hanya boleh

dilakukan calon mempelai yang telah mencapai umur yang telah ditetapkan

dalam pasal 7 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yakni

calon suami sekurang-kurangnya berumur 16 tahun.

2. Bagi calon mempelai yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin

sebagaimana diatur dalam pasal 6 ayat (2), (3, (4), dan (5) Undang-undang No.

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Bagian ketiga dalam pasal 19 tentang wali nikah

Wali nikah dalam pernikahan merupakan rukun yang harus dipenui bagi calon

mempelai wanita yang bertindak untuk menikahkannya.

Dalam pasal 20 dikatakan, diantaranya

1. Yang bertindak sebagai wali nikah adalah seorang laki-laki yang

memenuhi syarat hukum Islam yakni muslim, akil dan baligh.

2. Wali nikah terdiri dari:

Page 43: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

33

33

a. Wali nasab

Wali nasab adalah wali nikah karena ada hubungan nasab dengan

wanita yang akan melangsungkan pernikahan. Tentang urutan wali

nasab terdapat perbedaan pendapat diantara ulama fiqih.20

b. Wali hakim

Wali hakim adalah seorang yang ditunjuk untuk menjadi wali dengan

persetujuan dari kedua belah pihak, bisa dari Kantor Urusan Agama

(KUA), atau wali yang diangkat oleh calon suami dan atau istri,

selama itu sudah disetujui oleh kedua belah pihak.21

c. Wali Mujbir

Wali mujbir adalah. Ayah, kakak dan seterusnya menurut patrilineal

dari perempuan yang dinikahkan itu. Adapun wali mujbur adalah yang

dapat memaksa anaknya menikah.22

D. TUJUAN DAN HIKMAH PERNIKAHAN

1. Tujuan Pernikahan

Tujuan lain dari perkawinan dalam Islam Ialah untuk memenuhi tuntutan hajat

tabiat kemanusiaan yaitu berhubungannya antara laki-laki dan wanita dalam rangka

20

Ibid, h. 91

21

Abd Rahman Gazali , Fiqih Munakahat, (Bogor: Kencana, 2003), h. 50

22

Ahmad Rafiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Garafindo Persada, 1998), h. 71

Page 44: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

34

34

mewujudkan suatu keluarga yang bahagia dengan rasa cinta kasih sayang untuk

memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat dengan mengikuti ketentuan

syara’.23

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), tujuan pernikahan adalah untuk

mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rahmah.

Sedangkan dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974 bahwa tujuan pekawinan adalah

untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

ketentuan Yang Maha Esa.

Sedikitnya ada empat macam yang menjadi tujuan pernikahan. Keempat macam

tujuan perkawinan itu hendaknya benar-benar dapat dipahami oleh calon suami atau

istri, supaya terhidar dari keretakan dalam rumah tangga yang biasanya berakhir

dengan perceraian yang sangat dibenci oleh Allah.

Ada beberapa tujuan dari di syaratkan nya perkawinan atas umat Islam.

Diantaranya adalah:

a. Untuk mendapatkan anak keturunan yang sah bagi melanjutkan generasi

yang akan datang.24

Sebagai mana Allah SWT berfirman dalam surat An-

nisa Ayat 1.

23

Moh. Idris Romulya, Hukum Perkawinan Islam: suatu analisis dari Undang-Undang no. I

tahun 19974 dan KHI, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet ke 1, h. 27

24

Amir syarifuddin. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia(Jakarta Putra Grafika, 2006), cet 1.

h. 46

Page 45: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

35

35

ا﴾׃٤⧵ ﴿النساء

Artinya : Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah

menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah

menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah

memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan”. (Q.S An-

Nisa : 1)

b. Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab menerima hak serta

kewajiban, juga bersunguh-sunguh untuk memper oleh harta kekayaan

yang halal.25

Sulaiman Al-Mufaraj, dalam bukunya bekal pernikahan, menjelaskan bahwa

ada 15 tujuan pernikahan, yaitu:

1) Sebagai ibadah dan mendekatdiri kepada Allah SWT. Nikah juga dalam

rangka taat kepada Allah SWT dan Rosul-Nya.

2) Untuk iffah (menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang; ihsan membentang

diri dan mubadho’ah bisa melakukan hubungan intim).

3) Memperbanyak umat Muhammad SAW.

4) Menyempurnakan agama.

5) Menikah termasuk sunnahnya para utusan Allah.

25

Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih, (Jakarta: Depag RI, 1989), Jilid 3, h. 64

Page 46: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

36

36

6) Melahirkan anak yang dapat memintakan pertolongan Allah untuk ayah dan

ibu mareka saat masuk surga.

7) Menjaga masyarakat dari keburukan, runtuhnya moral, perzinahan, dan lain

sebagainya

8) Legalitas untuk melakukan hubungan intim, menciptakan tanggung jawab

bagi suami dalam memimpin rumah tangga, memberikan nafkah dan

membantu istri dirumah.

9) Mempertemukan tali keluarga yang berbeda sehingga memperkokoh lingkaran

keluarga.

10) Saling mengenal dan menyayangi.

11) Menjadikan ketenangan kecintaan dalam jiwa suami dan istri.

12) Sebagai pilar untuk membangun rumah tangga Islam yang sesuai dengan

ajaran-Nya terkadang bagi orang yang tidak menghiraukan kalimat Allah

SWT. Maka tujuan nikahnya akan menyimpang.

13) Suatu tanda kebesaran Allah SWT, kita melihat orang yang sudah menikah,

awalnya mereka tidak saling mengenal satu sama lainnya, tetapi, dengan

melangsungkan tali pernikahan hubungan keduanya bisa saling mengenal dan

sekaligus mengasihi.

14) Memperbanyak banyak keturunan umat Islam dan menyemarakkan bumi

melalui proses pernikahan.

Page 47: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

37

37

15) Untuk mengikuti panggilan iffah dan menjaga pandangan kepada hal-hal

yang diharamkan.26

2. Hikmah pernikahan

Menyelamatkan masyarakat dari kerusakan ahlak dengan perkawinan,

masyarakat dapat di selamatkan dari kerusakan ahlak dan mengamankan setiap

individu dari kerusakan pergaulan. Dengan perkawinan ini, umat dapat di

selamatkan,baik secara individual maupun secara sosial,dengan budi pekerti yang

baik dan ahlak yang mulia. Inilah sala satu dari fungsi dari risalah yang di bawa

Rasullah S.A.W.27

Ada beberapa hikmah yang bisa didapat dari sebuah pernikahan, diantaranya

adalah:

1. Menikah merupakan jalan terbaik untuk menciptakan anak-anak menjadi mulia,

memperbanyak keturunan, melestarikan hidup manusia serta memelihara nasab

yang oleh islam sangat diperhatikan.28

2. Untuk menimbulkan ketenangan jiwa, bertemu dan bercumbuh rayu antara suami

istri bisa menenangkan jiwa, dan menumbuhkan suasana bahagia. Apabila

suasana aman dan tentram telah tumbuh, ibadah yang akan di lakukanya menjadi

26

Sulaiman Al-Mufarraj, Bekal Pernikahan: Hukum, Tradisi, Hikmah, Kisah, Syair, Wasiat,

Kata Mutiara, (Jakarta: Qisthi Press, 2003), h. 5

27

Al-gazali, Ihya Ulumudin II Terjemah. (Jakarta: faizan. 1984), h.374.

28

Sayyid Sabiq, fiqh sunnah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1992), cet 2, h. 10

Page 48: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

38

38

khusus dan bergairah. Jiwa yang senantiasa sibuk dan capai,membawa orang

menjadi kesal dan cepat mara, gelisa dan tdak berfikir tenang. Dengan berkumpul

bersama-sama keluarga,istri,anak-anak, bergurau dan bercumbuh rayu, lahirlah

suasana tenang dan tentram serta bahagia.

3. Bertanggung jawab atas pengasuhan anak, perkawinan adalah untuk mengetahui

hakekat pertanggung jawaban dalam memelihara dan mendidik anak-anak, agar

mereka menjadi anak yang cerdas, rajin, dan sehat, serta sholeh. Dengan

mengetahui hakekat tanggung jawab ini, terdorong suami istri untuk bekerja dan

iklas dan sungguh-sungguh sehingga mampu pemikul beban yang di pikulkan di

atas pundaknya masing-masing.29

4. Menyadari tanggung jawab beristri dan menaggung anak-anak menimbulkan

sikap rajin dan sungguh-sungguh dalam memperkuat bakat dan pembawaan

seseorang. Ia akan cekatan bekerja dan mencari penghasilan yang dapat

memperbesar jumlah kekayaan dan memperbanyak produksi. Juga dapat

mendorong usaha mengeksploitasi kekayaan alam yang dikaruniakan Allah bagi

kepentingan hidup manusia.30

29

Abdul Qadir jailani, kelurga sakina, (Surabaya: Bina ilmu, 1995), cet. 1, h.45

30

Ibid, h. 21

Page 49: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

39

BAB III

PROFIL DESA

A. LETAK GEOGRAFIS

Kelurahan Pasir Putih terletak di bagian selatan Kecamatan Sawangan. Dengan

luas wilayah ± 486 Ha kondisi tanahnya, termasuk jenis tanah yang subur dan cocok

untuk lahan pertanian, holtikultura, daratan rendah tidak bertebing dan tidak

berlereng. Ditinjau dari segi penggunaannya lahan di Kelurahan Pasir Putih dibagi

sebagai berikut:

Tabel 1

Penggunaan lahan di Kelurahan Pasir Putih

NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS LAHAN

1 Perumahan/pemukiman 99.330 ha

2 Perusahaan 1.00 ha

3 Pertanian / sawah 17.900 ha

4 Sarana olah raga 1.0 Ha Sumber: Kelurahan Pasir Putih

Kelurahan Pasir Putih beriklim tropis dengan kelembaban tertinggi antara 78-

98% dengan rata-rata antara kelembaban 85% suhu musim hujan antara 250C - 26

0C.

Musim hujan jatuh pada bulan November sampai dengan bulan Maret, sedangkan

musim kemarau jatuh pada bulan Oktober dengan peralihan musim terjadi pada setiap

awal musim hujan dan musim kemarau.

Sumber daya air masyarakat Kelurahan Pasir Putih banyak yang menggunakan

sumur gali atau bor dengan menggunakan peralatan modern bagi masyarakat yang

ekonominya cukup. Sumber aliran sungai yaitu kali sanggrahan yang dahulu

Page 50: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

40

40

digunakan masyarakat sebagai sumber perairan, dan kini tidak dapat digunakan lagi

sehubungan dengan perubahan fungsi.

Wilayah kelurahan Pasir Putih berada dalam wilayah kecamatan Sawangan

dan salah satu dari 10 kelurahan di Sawangan dengan jarak tempuh terhadap pusat

pemerintahan yaitu sebagai berikut:

Ke Kecamatan : 3,5 Km/10 Menit

Ke Kantor Wali Kota Depok : 9,5 Km/40 Menit

Ke Provinsi : 795 Km/2,5 Jam

Sedangkan batas-batas wilayah kelurahan Pasir Putih adalah:

Sebelah Utara : Kelurahan Sawangan Baru

Sebelah Timur : Kelurahan Cipayung

Sebelah Selatan : Desa Raga Jaya

Sebelah Barat : Kelurahan Bedahan

B. KONDISI DEMOGRAFIS

Pemerintahan kelurahan Pasir Putih dipimpin oleh seorang kepala kelurahan

dan di bantu oleh beberapa staffnya dan dibantu oleh 10 RW (rukun warga) dan 52

RT (rukun tetangga). Penduduk kelurahan Pasir Putih didominasi oleh kaum laki-laki

yaitu sebesar 52,9% sedangkan perempuan sebesar 47,02%. Adapun rinciannya

sebagai berikut:

Page 51: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

41

41

Tabel 2

Jumlah penduduk

NO JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE

1 Laki-laki 7.992 jiwa 52,9%

2 Perempuan 7.094 jiwa 47,02%

3 TOTAL 15.086 jiwa 100% Sumber: kelurahan pasir putih

1. Kondisi Ekonomi

Tingkat laju pertumbuhan penduduk mempengaruhi laju pertumbuhan

ekonomi, dan mempengaruhi peningkatan pendapatan perkapita. Hal ini karena

penduduk kelurahan Pasir Putih dengan mata pencaharian antara lain: bertani,

berdagang, wiraswasta, buruh, pegawai negeri sipil, pegawai swasta, anggota

TNI/POLRI serta pensiunan/purnawirawan. Hal ini dapat diketahui melalui tabel

berikut:

Tabel 3

Penduduk menurut Profesi atau Pekerjaan

NO PEKERJAAN JUMLAH PERSENTASE

1 Tani 1.350 Orang 29,33%

2 Jasa 30 Orang 0,65%

3 Wiraswasta 632 Orang 13,73%

4 Pegawai swasta 320 Orang 6,95%

5 Pegawai negeri sipil 141 Orang 3,06%

6 Lainnya 2.121 Orang 46,08%

7 TNI/POLRI 9 Orang 0,2%

TOTAL 4.603 Orang 100% Sumber: kelurahan pasir putih

Page 52: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

42

42

C. KONDISI SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN

1. Bidang keagamaan

Karakteristik penduduk kelurahan Pasir Putih khususnya dalam sektor agama

bersifat heterogen, hal ini mencerminkan penganut agama sebagai konsekuensi logis

dengan beragam penganut agama yang ada di kelurahan Pasir Putih menuntut upaya

dari semua pihak untuk menciptakan kerukunan antar pemeluk agama, sehingga

terciptanya lingkungan yang tenteram dan harmonis.1

Warga kelurahan Pasir Putih merupakan penduduk yang terdiri dari beragam

agama. Namun mayoritas penduduknya beragama Islam sebesar 96,16 % penduduk

beragama islam. Hal ini dapat dilihat dari data kependudukan, adapun rinciannya

sebagai berikut:2

Tabel 4

Jumlah pemeluk agama menurut keyakinan

masyarakat Kelurahan Pasir Putih

NO PEKERJAAN JUMLAH PERSENTASE

1 Islam 14.506 Orang 96,16 %

2 Kristen protestan 220 Orang 1,46 %

3 Kristen khatolik 330 Orang 2,08 %

4 Hindu 12 Orang 0,07 %

5 Budha 18 Orang 0,11 %

TOTAL 15.086 Orang 100 % Sumber: kelurahan pasir putih

1 Hasil Penelitian di Kelurahan Pasirputih Kec. Sawangan Kota Depok Pada Tanggal 04

November 2010.

2 Arsip Kelurahan Pasirputih Kec. Sawangan Kota Depok, hal. 6.

Page 53: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

43

43

2. Sarana Prasarana

Tabel 5

Data Sarana Ibadah dan Pendidikan Kelurahan Pasir Putih

NO SARANA JUMLAH

1 Masjid 5

2 Mushollah 48

3 Gereja 0

4 Wihara 0

5 Pura 0

6 Majelis ta’lim (kaum ibu) 32

7 Majelis ta’lim (kaum bapak) 24

8 Sekolah dasar negri (SDN) 3

9 Sekolah dasar swasta 5

10 SLTP N 0

11 SLTP Swasta 5

12 SMA Negri 0

13 SMA Swasta 2

14 SMK 2

15 Akademi 0

16 Perguruan tinggi 0 Sumber: kelurahan pasir putih

3. Pertahanan dan keamanan

Situasi dan kondisi keamanan di wilayah kelurahan Pasir Putih dalam keadaan

baik atau kurang baik, hal tersebut disebabkan oleh beberapa indikator. Diantaranya

masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap upaya pencegahan tindak

kriminalitas, di samping itu juga sangat terbatasnya tenaga keamanan yang terlatih.

Adapun data atau jumlah tenaga keamanan sebagai berikut:

Page 54: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

44

44

Tabel 6

Tenaga Keamanan di Kelurahan Pasir Putih

NO TENAGA KEAMANAN JUMLAH

1 Petugas Kepolisian 2 orang

2 Petugas Pol.PP 1 orang

3 Hansip terlatih 10 orang

JUMLAH 13 orang Sumber: kelurahan Pasir Putih

Page 55: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

45

BAB IV

MELANGKAHI KAKAK DALAM PERNIKAHAN

A. PENGERTIAN

Kata melangkahi berasal dari langkah yang berarti mendahului atau melewati.

Disi ada tiga pengertian yang pertama; melangkahi artinya mendahului nikah, yang

kedua; pelangkah artinya barang yang diberikan oleh calon pengantin pria kepada

kakak calon pengantin wanita yang belum menikah(yang dilangkahi atau didahului

nikah) dan yang ketiga; langkah yang artinya gerakan kaki maju atau mundur, jarak

antara kedua belah kaki yang dikangkangkan kemuka ketika berjalan, tindakan,

perbuatan, permulaan berjalan.1 Hubungannya dengan skripsi ini, penulis mengambil

pengertian yang pertama yaitu melangkahi atau mendahului nikah.

B. PERNIKAHAN MELANGKAHI KAKAK DILIHAT DARI SUDUT

PANDANG HUKUM ISLAM

1. Dilihat dari Sudut Pandang Hukum Islam

Dalam hukum Islam, tidak mengenal istilah pernikahan melangkahi kakak

kandung (dilangkahin). Islam hanya memerintahkan kepada mereka yang telah

mampuh untuk menikah agar meyegerakannya tanpa melihat apakah ia melangkahi

kakaknya atau tidak.

1 Novianto HP, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surakarta: PT Bringin 55, 1999), cet. 1, h.

318

Page 56: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

46

46

Pada masyarakat betawi khususnya dalam keluarga, orang tua tidak melarang

dan menolak apabila ada yang melamar anaknya oleh seseorang karena ada beberapa

alasan kakaknya atau saudaranya yang lebih tua dan belum mendapat jodoh atau

belum menikah, sebab setiap orang itu semua jodohnya sudah diatur oleh Allah SWT.

Di samping itu pula tidak ada dalil dan syariat atau Undang-Undang yang mengatur

atau memerintahkan tindakan tersebut, bahwa orang tua mengatur masalah

pernikahan anak-anaknya harus menikah secara tertib atau teratur yang lebih tua

duluan dan setelah itu yang muda.

Pernikahan melangkahi kakak kandung (ngelangkahin) adalah istilah tersebut

yang biasa ada didalam masyarakat dan kemudian menjadi hukum (adat) bagi

masyarakat betawi. Walaupun ia berasal dari hukum adat, hal tersebut tidak bisa

menjadi patokan bahwa pernikahan tersebut dilarang menurut agama Islam.

Meskipun ada suatu kaedah fiqh yang menyebutkan al-adatul muhakamah yang

artinya” bahwa adat dapat dijadikan sebagai salah satu sumber hukum islam”

Namun hukum adat hanya berlaku dalam muamalah atau kemasyarakatan

sedangkan dalam hal ibadah orang tidak boleh menambah atau mengurangi terhadap

apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah seperti yang telah diatur dalam Al-Qur‟an

dan Sunah Rosulnya.

Dengan dasar itu ada sebagian adat yang berlaku dimasyarakat namun tidak

dapat dijadikan suatu pertimbangan sebagai sumber pengambilan hukum.karena tidak

Page 57: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

47

47

sedikit masalah-masalah fiqiyah yang bersunber dari adat kebiasaan(„urf) yang

berlaku pada kebiasan masyarakat tertentu. Adat yang tidak bertentangan ini disebut

adat shahih, sedangkan larangan pernikahan melangkahi kakak kandung dapat

dikatagorikan sebagai adat yang fasid yaitu segala sesuatu yang sudah dikenal atau

diberlakukan oleh masyarakat tetapi berlawanan dengan hukum Islam

2. Dilihat dari Sudut Pandang Hukum Adat

Didalam Adat Betawi dikenal suatu istilah “nikah ngelangkahin kakak”, atau

yang lebih dikenal masyarakat betawi dengan istilah pernikahan melagkahi kakak

kandung. Artinya adalah suatu pernikahan yang tidak diizinkan untuk dilaksanakan

apabila pengantin yang akan menikah melangkahi kakak perempuan atau kakak laki-

laki yang belum menikah.2

Pada masyarakat betawi khususnya di desa Pasir Putih, pernikhan semacam ini

hanya aturan adat terdahulu yang dipegang oleh nenek moyang kita, oleh karena itu

masyarakat atau penduduk desa ini ada yang masih berpegang atau percaya dengan

adat pernikahan melagkahi kakak kandung, apabila ada seorang kakak perempuan

atau kakak laki-laki yang belum menikah dan dilangkahi pernikahannya oleh sang

adik, maka ada yang berpendapat niscaya kehidupan dari kakak perempuan tersebut

tidak akan bagus kedepan, terutama dalam masalah jodoh. Dan juga bagi si kakak

ataupun keluarga yang akan dilangkahi menikah oleh sang adik akan mendapatkan

2 Ahmad Ridwan Halim, Hukum Adat Dalam Tanya Jawab, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989),

cet. Ke II, h. 4

Page 58: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

48

48

dampak tidak baik atau akibat yang tidak enak bagi keluarga terutama kakaknya, dan

disamping itu pula khawatir kelakuan kakak yang dapat mengecewakan orang tua,

karena dia merasa sakit hati dilangkahi dalam pernikahan adiknya.3

Dalam hal ini ada beberapa masyarakat yang tidak setuju atau sudah tidak

mengikuti adat istiadat tersebut, apabila dalam keluarga sang adik ingin menikah,

maka orang tua atau pun sang kakak akan sangat gembira dan senang hati menerima

kabar baik tersebut. Menurut pendapat mereka hal tersebut jauh lebih baik dari pada

harus menunda atau melarang sang adik menikah dengan melangkahi kakaknya, hal

tersebut tidak baik untuk adiknya. Sebagaimana contoh, sang adik yang ingin

melangsungkan pernikahan namun harus dilarang, maka dalam keluarga timbul

kekhawatiran dampak yang terjadi kepada keluarga atau kakak yang tidak

mengenakan diantaranya adalah sang adik dapat melakukan perbuatan perzinahan

atau nikah dibawah tangan (nikah sirrih) dan kawin lari, oleh karena itu mereka akan

dengan senang hati untuk mengizinkannya menikah walaupun si kakak merasa sakit

hati.4

C. KEDUDUKAN UANG PELANGKAH DILIHAT DARI SUDUT

PANDANG HUKUM ISLAM

3 Hasil Wawancara dengan Bpk. Asmat Ni‟an, Ketua Rukun Warga, Kelurahan Pasirputih pada

tanggal 03 November 2010

4 Hasil Penelitian di Kelurahan Pasirputih Kec. Sawangan Kota Depok, Pada Tanggal 10

November 2010

Page 59: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

49

49

Dalam pernikahan melangkahi kakak kandung pada perkawinan adat istiadat

betawi, terdapat kaitan yang cukup erat dengan pemberian uang pelangkah. Uang

pelangkah merupakan pemberian seorang adik terhadap kakaknya sebagai izin dan

rasa hormat, karena adik akan mendahului untuk menikah. Disebut uang pelangkah,

karena sebagian besar masyarakat memberikan uang tersebut kepada kakaknya yang

hendak dilangkahi. Tetapi pemberian itu tidak hanya berupa uang, bisa juga berupa

barang.

Adapun status hukum uang pelangkah dalam hukum Islam tidah terdapat satu

nash pun yang mewajibkan atau mengharamkannya. Uang pelangkah tidak lebih dari

suatu hukum adat yang terlahir dari adat kebiasaan (urf) suatu masyarakat yang masih

sangat perlu peninjauan maslahat dan mudharatnya.5

Akan tetapi jika dilihat dari segi manfaatnya dan mudharatnya, masih

memerlukan pengkajian yang sangat mendalam. Dalam hal ini jika pihak yang

dilangkahi menurut persyaratan yang tidak terjangkau oleh yang melangkahi. Seperti

contoh sang kakak meminta pelangkah berupa barang atau uang yang berlebih-

lebihan, sehingga pihak yang akan melangkahinya tidak mampu memberikan apa

yang diminta, hal ini jelas tidak sesuai dengan hukum Islam, karena Islam

memerintahkan agar suatu pernikahan hendaknya dimudahkan dalam segi

pelaksanaannya.

5 Muchtar Yahya dan Faturrahman, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqh, (Jakarta, Bulan

Bintang, 1996), h. 513

Page 60: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

50

50

Mengingat juga bahwa didalam Islam uang pelangkah itu tidak disebutkan atau

diterangkan, yang ada hanyalah pemberian mahar kepada calon mempelai istri.

Menurut hukum Islam uang pelangkah itu tidak sampai pada suatu tingkatan yang

mewajibkan atau mengharuskan akan tetapi hanya pada taraf membolehkan, dengan

catatan bahwa uang pelangkah itu diberikan atas dasar keikhlasan dan keridhoannya

serta kemampuannya untuk memberikan uang tersebut kepada kakaknya sebagai uang

penghibur atau uang penenang karena ia dilangkahi oleh adiknya dalam menikah. hal

tersebut merupakan salah satu manfaat atau kemaslahatan yang menjadi tujuan uang

pelangkah agar tidak terjadi perpecahan dalam lingkungan keluarga, khususnya

antara siadik dan si kakak.

Adapun jika uang pelangkah itu diwajibkan bagi seorang yang hendak menikah

sebagi syarat dalam proses pernikahan dan memberatkan, maka hal tersebut menjadi

haram hukumnya. Karena didalam hukum Islam tentang wajibnya uang pelangkah itu

tidak ada dalil atau hadist yang menerangkan tindakan tersebut. Sebagaimana Allah

berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 87

﴿ا ۸ ٥:۷⧵ ةٸملا﴾

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang

baik yang Telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui

batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui

batas”.

Page 61: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

51

51

Dari pemaparan ayat diatas, kalau diwajibkan serta uang pelangkah itu terlalu

mahal dan melebihi batas kemampuan untuk memberikannya, oleh karena itu maka

semakin banyak orang yang menunda dan bahkan enggan untuk melakukan pernikah

karena alasan tersebut. Sehingga semakin banyak perempuan dan laki-laki menjadi

perawan tua atau jauh dari jodoh dan perjaka tua, oleh karena itu timbulah gangguan

psikologis atau kerusakan akhlak antara keduanya, karena mereka sudah putus asa

tidak sanggup lagi untuk memenuhi persyaratan atau tuntutan itu. Sehingga mereka

mencari jalan agar bisa menikah yaitu dengan jalan pintas, seperti melakuka

perzinahan, dengan mereka melakukan hal tersebut maka orang tua harus menikahi

anaknya meskipun si kakak belum menikah atau belum ada jodohnya. Oleh karena itu

hal ini masuk kedalam salah satu madharat yang ditimbulkan dari penuntutan uang

pelangkah yang sangat berlebihan.

Sedangkan kalau dilihat dari segi mafsadatnya hal ini relatif, karena itu semua

tergantung dengan pemikiran atau pendapat masing-masing masyarakat dan keluarga.

Dalam pandangan masyarkat terhadap sang adik yang menikah terlebih dahulu dari

pada kakaknya itu dianggap biasa-biasa saja jika sang kakak dan keluarga dapat

menerimanya, namun jika sudah terjadi sesuatu yang mengharuskan adiknya menikah

terlebih dahulu barulah menjadi buah bibir para masyarakat. Sedangkan dalam

pandangan keluarga, secara hubungan keluarga tidak menjadi masalah, akan tetapi

secara psikologis seorang kakak akan merasakannya, apapun alasan dari sang adik

Page 62: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

52

52

yang ingin menikah terlebih dahulu, apa lagi jika kakak yang dilangkahinya adalah

perempuan.6

D. RESPON MASYARAKAT KELURAHAN PASIR PUTIH TENTANG

PERNIKAHAN MELANGKAHI KAKAK

Pada perkembangan zaman saat ini, tradisi melangkahi kakak kandung sudah

mulai ditinggalkan oleh masyarakat desa pasir putih karena sudah tidak relevan lagi

untuk diikuti. namun hal ini masih menjadi masalah bagi masyarakat, karena ada

yang pro dan kontra tentang pernikahan melangkahi kakak kandung. Biasanya orang-

oarang tua dahulu yang sudah lanjut usia mereka masih mempercayai bahwa

pernikahan melangkahi kakak kandung itu tidak baik, berbeda dangan mayoritas

masyarakat sekarang di desa pasir putih yang sudah tidak berpegang dengan aturan

adat istiadat tersebut.7

Pandangan Masyarakat yang menyetujui tentang pernikahan melangkahi kakak

kandung, bagi mereka hal ini bukan suatu masalah yang harus diperdebatkan maka

jika sang adik sudah siap lahir dan bathin dibandingkan kakaknya maka silakan saja

menikah terlebih dahulu. Karena jodoh itu pemberian yang maha kuasa tidak ada

siapapun yang dapat merubahnya. jika masih pada tahap yang tidak melanggar

6 Hasil Wawancara dengan Bapak Asmat Ni‟an, Ketua RW 08, Kelurahan Pasirputih pada

tanggal 03 Nopember 2010

7 Hasil Wawancara dengan Bpk. Ustad Mansur, Tokoh Agama, Kelurahan Pasirputih pada

Tanggal 02 Nopember 2010

Page 63: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

53

53

norma-norma masyarakat dan agama, maka tidak ada salahnya jika sang adik

menikah terlebih dahulu sebelum kakaknya, namun dengan kesepakatan

kekeluargaan.8 dan dalam hukum Islam pun tidak ada larangan yang menyebutkan

bahwa pernikahan melangkahi kakak itu adalah sebuah kesalahan. Seperti hadis Nabi

berikut ini;

٬

Artinya: “Bersumber dari Abdullah, dia berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda:

“ Hai, golongan pemuda bila diantara kamu ada yanga mampuh kawin

hendaklah ia kawin, karena nanti matanya akan lebih terjaga dan

kemaluannya akan lebih terpelihara dan bilamana ia tidak mampuh kawin,

hendaklah ia berpuasa karena puasa itu ibarat mengebirit.9

Namun ada juga masyarakat yang tidak menyetujui pernikahan melangkahi

kakak dengan berbagai macam alasan diantaranya:

a. Memikirkan perasaan kakak yang dilangkahi, terutama jika kakak yang

dilangkahinya adalah kakak perempuan.

b. Aturan dalam keluarga yang tidak membolehkan jika adik menikah terlebih

dahulu sebelum kakaknya.

8 Hasil Wawancara dengan Bpk. Sobari, Staf Kelurahan Pasirputih pada Tanggal 04 Nopember

2010 9Al-Hafidh Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram, terj. H. Moh. Rifai dan Al-Quasasy

Misbah, (Semarang: Wicaksono, 1989), h. 356

Page 64: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

54

54

c. Belum cukup usia sang adik untuk menikah.

d. Tidak adanya persetujuan dari sang kakak untuk dilangkahi.

e. Khawatir si kakak terkena gangguan fisikologis, karena dilangkahi dalam

pernikahan.10

Namun hal ini sudah jarang sekali ditemukan pada masyarakat Desa Pasir Putih

yang kebanyakan berpendapat bahwa pernikahan melangkahi kakak kandung itu

bukan suatu masalah yang harus diperdebatkan.

E. ANALISA PENULIS

Pernikahan melangkahi kakak kandung (ngelangkahin) hanyalah sebuah

kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari bagi penduduk desa pasir putih, namun

sejalan dan dengan seiringnya waktu, banyak keluarga yang menerapkan sistem

pernikahan seperti ini, dan mereka mengaplikasikannya kepada keturunan mereka,

sehingga dari awalnya yang hanya kebiasaan, lama kelamaan menjadi tradisi dan

menjadi adat dalam kehidupan masyarakat desa pasir putih.

Dalam sejarah pernikahan melangkahi kakak kandung (ngelangkahin) bukan

dari ajaran agama, baik Islam, Hindu, Budha. Hal tersebut lebih mengarah kepada

persoalan adat istiadat atau budaya yang sudah ada secara turun menurun. Namun

dengan berjalannya waktu, ada beberapa keluarga yang memakai atau menerapkan

10

Hasil Wawancara dengan Bapak Hapik Amin, Ketua Rukun Tetangga 01/08, Kelurahan

Pasirputih pada tanggal 05 Nopember 2010

Page 65: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

55

55

adat pernikahan seperti ini, dan mereka menerapkannya kepada keturunan mereka,

sehingga berdampak menjadi kebiasaan, dan lama kelamaan menjadi tradisi atau

menjadi adat istiadat dalam kehidupan masyarakat kelurahan Pasirputih.

Dalam pemakaian atau penerapannya ada beberapa masyarakat yang tidak

menyetujui hal tersebut, dan timbulah pendapat dari kalangan masyarakat, seperti;

ada yang menyetujui dan adapula yang tidak menyetujui masalah pernikahan

melangkahi kakak kandung (ngelangkahin/dilangkahi), diantaranya adalah sebagai

berikut:

Masyarakat yang menyetujui hal tersebut:

1. Ada masyarakat yang beranggapan bahwa apabila seorang kakak yang dilangkah

oleh adiknya dalam pernikahan, maka mereka mengkhawatirkan si kakak lama

mendapat jodoh.

2. Mereka masih mengikuti adat istiadat dari nenek moyang secara turun menurun,

dan menjadi adat atau tradisi di daerah mereka, untuk menghormati peninggalan

nenek moyang mereka.

3. Menjaga perasaan sang kakak yang akan dilangkahi (dilangkahin) oleh adiknya

agar tidak sakit hati atau menyinggung perasaannya, dan berdampak tidak baik

bagi sang kakak yang dikhawatirkan akan timbul prilaku yang tidak baik dari

sang kakak, sedangkan untuk keluarga akan menjadi bahan omongan di

masyarakat tersebut.

Page 66: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

56

56

4. Permasalahan tersebut bisa akan menjadi do‟a untuk sang kakak yang dilangkahi

oleh adiknya dalam menikah, maksudnya adalah sang kakak akan terhendat

untuk mendapatkan jodoh, karena berawal dari kekhawatiran orang tua yang

anak perempuannya belum menikah, ucapan orang tua perempuan yang selalu

berkata, kapankah anak perempuan saya mendapatkan jodohnya, sehingga

pernyataan atau perkataan tertsebut menjadi kenyataan, sang kakak lama

mendapatkan pendamping hidup.

Masyarakat yang tidak menyetujui hal tersebut dikarnakan

1. Dalam kehidupan dirumah tangga, antara sang kakak dan adik khawatir

hubungan mereka tidak baik, kalau mereka tidak menimbulkan maslahat dan

madharat bagi keluarga dan hubungan antara adik dan kakak.

2. Permasalahan yang timbul dari persyaratan (pemberian uang pelangkah) yang

tidak dapat terpenuhi oleh sang adik, khawatir akan terjadi keputusan sang kakak

yang akhirnya melarang sang adik menikahkarena si kakak tidak mau dilangkahi

(dilangkahin)

3. Khawatir efek yang terjadi dari pernikahan tersebut adalah, sang adik melakukan

perbuatan yang tidak baik seperti ia berbuat zina atau mengecewakan keluarga.

4. Seorang adik awalnya menunda pernikahan, karena kakaknya belum menikah,

oleh karena itu menjadi gagal akibat rasa kecewa dari pihak mempelai lainnya,

dan si adik terlalu lama menunggu kesiapan dari sang kakak untuk menikah

terlebih dahulu

Page 67: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

57

57

Sedangkan mengenai uang pelangkah itu sendiri, dalam agama Islam tidak

melarangnya selama hal tersebut tidak memberatkan calon adik iparnya. Akan tetapi

kalau hukum memberikan uang pelangkah itu diwajibkan maka dalam agama Islam

hukumnya berubah menjadi haram, karena dalam hukum Islam sendiri tidak

mengatur masalah pernikahan melangkahi kakak kandung, kalau pun terjadi si adik

menikah dengan melangkahi kakaknya maka harus membayar uang pelangkah.

Dan tidak ada satu pun dalam nash Al-Quran dan Hadist yang menguatkan

masalah pemberian uang pelangkah kepada kakaknya yang dilangkah dalam

pernikahan, walaupun pemberian uang pelangkah itu wajib hukumnya menurut

hukum adat. Dan didalam undang-undang tentang pernikahan baik dalam Kompilasi

Hukum Islam maupun dalam Undang-undang No 1 Tahun 1974 tidak ada satu pun

yang mengatakan bahwa pernikahan melangkahi kakak kandung harus membayar

uang pelangkah, hal tersebut juga kembali kepada masyarakat yang masih berpegang

teguh kepada peninggalan nenek moyang dan adat istiadat terdahulu yang turun

menurun kepada keturunannya.

Page 68: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan seluruh pembahasan yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, pada akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan akhir tentang masalah

penikahan melangkahi kakak kandung (ngelangkahin) diantaranya adalah:

1. Adat istiadat ini dijalani oleh masyarakat Kelurahan Pasir Putih Kecamatan

Sawangan Kota Depok dengan biasa, maksudnya mereka menerima dengan baik

adat istiadat tersebut. Namun dengan berjalannya waktu dan berkembangnya

zaman, mulai timbul pro dan kontra yang terjadi di tengah-tengah masyarakat

tersebut. Bagi yang pro mereka sangat percaya apabila seorang kakak perempuan

yang belum menikah harus dilangkahi menikah oleh adiknya, meraka percaya

bahwa kehidupan sang kakak kedepannya nanti tidak akan berjalan dengan baik,

terutama untuk masalah jodoh, oleh karenanya para orang tua dan kakak

perempuan di daerah tersebut tidak akan pernah mengizinkan seorang adik untuk

menikah melangkahi kakak perempuannya yang belum menikah, kecuali sang

adik dapat memberikan uang pelangkah atau dapat memenuhi persyaratan yang

diberikan oleh sang kakak kepada adiknya. Sedangkan untuk yang kontra, tidak

setuju dengan adat istiadat tersebut karena menurut mereka hanya ada efek buruk

yang akan timbul, terutama untuk kejiwaan sang adik. Sang adik yang tertunda

atau gagal menikah akan merasa sangat depresi karena harusnya dia sudah

menikah namun harus tertunda hanya karena harus mengikuti adat istiadat

tersebut yang akhirnya dapat membuat sang adik berbuat nekat dengan cara

melakukan kawin lari atau yang paling buruk adalah berzina.

Page 69: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

56

56

2. Uang pelangkah biasanya diberikan seorang adik yang akan menikah telebih

dahulu dari pada kakaknya, dan uang pelangkah dapat menjadi ungkapan maaf

dari sang adik kepada kakaknya. Biasanya uang pelangkah tidak hanya berupa

uang tetapi dapat juga berupa benda apa saja seperti handphone, emas ,jam

tangan bahkan motor tergantung kesepakatan dari kedua belah pihak. Namun

kedudukan uang pelangkah di dalam Islam tidak dianjurkan karena tidak ada

hukum yang menyebutkan bahwa jika akan melangkahi kakak dalam pernikahan

diwajib kan untuk membayar uang pelangkah.

Dalam pandangan Islam uang pelangkah tidak ada aturannya yang

mengharuskan untuk dilaksanakan bahkan dalam nash Al-Qur’an dan Hadist

tidak ada keterangan yang jelas tentang uang pelangkah, tetapi dalam ajaran

Islam diperbolehkan adanya pemberian uang pelangkah. Status uang pelangkah

adalah tradisi (adat) orang-orang terdahulu dan tidak menjadi hukum. Ada dan

tidak adaanya uang pelangkah dalam pernikahan tidak menjadi masalah akan

tetapi adat biasa dijadikan suatu hukum hanya dalam hal kemasyarakatan bukan

dalam ibadah.

3. Dalam pemaparan yang telah kita lihat sebelumnya, banyak faktor yang

menyebabkan sang adik menikah terlebih dahulu dari pada kakaknya seperti :

1. Sang adik lebih mapan dari pada kakaknya dan siap lahir dan batin.

2. Keadan yang mendesak, karena sang adik sudah melanggar norma-norma

agama.

3. keluarga yang sudah memberikan ijin untuk menikah.

4. takut jika adik berpacaran lama-lama akan melanggar norma-norma hukum

dan agama.

Page 70: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

57

57

5. jika adiknya seorang wanita, telah datang laki-laki mapan yang melamarnya.

6. Adik yang sudah tidak sekolah.

Didalam hukum Islam, Allah tidak pernah melarang kaum atau umat-Nya untuk

melakukan pernikahan, justru Allah sangat menganjurkan untukadanya suatu

pernikahan.

Pada dasarnya pernikahan melangkahi kakak kandung (ngelangkahin) hanyalah

sebuah istilah adat istiadat (urf) yang sudah biasa dan sudah dikenal oleh masyarakat.

Namun karena sudah berlangsung sekian lama dan turun temurun, maka masyarakat

menjadikan hal tersebut menjadi hukum (adat) di daerah mereka. Karena dasar itulah

walaupun ia berasal dari hukum adat, hal itu tidak bisa dijadikan patokan bahwa

bahwa pernikahan tersebut dilarang menurut hukum Islam. Walaupun ada kaedah

fiqih yang menyebutkan Al-adatu Muhakamat, namun tidak bisa menjadi adat bisa

masuk dalam hukum Islam.

B. Saran-Saran

1. Kepada para orang tua, sebaiknya tidak terlalu masuk kedalam urusan pribadi

sang anak, karena menikah adalah hak dari seorang anak dan tugas dari para

orang tua adalah merestui serta membimbing pernikahan sang anak. Untuk

masalah jodoh sang kakak yang telah dilangkahi oleh adiknya, para orang tua

harus yakin dan percaya bahwa jodoh, rejeki, dan hidup seseorang sudah

digariskan oleh Allah SWT, akan tidak mungkin sang kakak tidak akan atau jauh

dari jodohnya, karena masing-masing umat di dunia sudah ditentukan jodohnya

Page 71: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

58

58

oleh Allah SWT, dan tidak ada yang bisa merubah ketentuanNya, hanya mungkin

adiknyalah yang terlebih dahulu jodohnya yang di tentukan oleh Allah SWT.

2. Untuk kakak yang mempunyai adik, hendaknya jangan melarang adiknya untuk

segera menikah kalau memang dia sudah mempunyai jodoh, dan juga jangan

berkecil hati, bersikaplah menerima apa adanya serta ikhlas dan turut mendoakan

agar kehidupan rumah tangga adiknya itu dapat berjalan dengan baik, dan juga

seorang kakak juga hendaknya bersikap terbuka tentang perasaannya. Merasa

berat memang wajar tapi jangan sampai mancari-cari alasan memberatkan si adik

serta janganlah peristiwa itu dijadikan kesempatan untuk meminta barang atau

uang berlebih-lebih karena hal tersebut bisa saja menjadi beban bagi calon suami

adiknya dan mungkin juga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menikahi

adiknya itu.

Page 72: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

62

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahnya, Depatermen Agama RI.

Abbas, Sudirman, A, Pengantar Pernikahan, Jakarta; PT Heza Lestari, 2006, cet.

Ke-1.

Al-Hamdani, H.S.A., Risalah Nikah, terjemah Agus Salim, Jakarta: Pustaka Amani,

2002, cet. Ke- 2.

Ali, M, Hasan, pedoman Hidup berumah Tangga Dalam Islam,Jakarta, Prenada

Media 2003, cet. Ke-1.

Al-Mufarraj, Sulaiman, Bekal Pernikahan: Hukum, Tradisi, Hikmah, Kisah, Syair,

Wasiat, Kata Mutiara, Jakarta: Qisthi Press, 2003

Al-gazali, Ihya Ulumudin II Terjemah, Jakarta: faizan, 1984, cet. Ke-1.

Arsip Kelurahan Pasir Putih kecamatan Sawangan Kota Depok Tahun 2010-2011.

Chaeruddin, H A, Ensiklopedi tematis dunia Islam, Jakarta. PT Ichtiar Baru, cet.Ke-1.

Darajat, Zakiyah, Ilmu Fiqih, Jakarta: Depag RI, 1989, Jilid 3.

Dally, Penouh, Pernikahan Dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1998, cet. Ke-1.

Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Depatermen Agama, Kompilaasi

Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Direktorat Pembinaan Badan Peradilan

Agama, 1992,

Effendi, Singarimbun, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3Es, 1989.

Gozaly, Rahman, Abdul, H. Drs., Fiqih Munakahat, Jakarta: PT. Kencana, 2006, cet.

Ke-2.

Hadi, Sutisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1990, cet. Ke-22.

Hasil Wawancara Dengan Staf Kelurahan dan Tokoh Masyarakat.

Idris, Romulya, Moh, , Hukum Perkawinan Islam: suatu analisis dari Undang-

Undang no. I tahun 19974 dan KHI, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet. ke-1.

Page 73: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

63

Ibnu Hajar Al-Hafidh al-Asqalani, Bulughul Maram, terj. H. Moh. Rifai dan Al-

Quasasy Misbah, Semarang: Wicaksono, 1989, cet. Ke-1

Rahman Gozaly Abdul, Fiqih Munakahat, Jakarta: PT. Kencana, 2003 cet. Ke-1.

Rahman, Abd, Ghazaly, Fiqh Munakahat, Jakarta; Prenada Media 2003, cet. Ke-1.

Rafiq, Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998,

cet. Ke-1.

Saddiq, Abdullah, Perkawinan Dalam Islam, Kuala Lumpur: Pustaka Syuhada 2003,

cet. Ke-1.

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta Putra Grafika,

2006, cet. Ke-1.

Sabiq, Sayyid, fiqh sunnah, Beirut: Dar al-Fikr, 1992, cet. ke-2.

Sungono, Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007, cet. Ke-1.

Peunoh Daliy, Hukum Perkawinan Islam, Jakarta: Bulan Bintang 1989, cet. Ke-1.

Qadir, Abdul, jailani, kelurga sakina, Surabaya: PT, Bina ilmu, 1995, cet. Ke-1.

Zainudin, Ali, Prof. Dr., H., M.A. Hukum perdata islam di Indonesia, Jakarta: Media

Grafika, 2006

Zain dkk, Muhammad, Membangun Keluaga Humanis, Jakarta: Graha Cipta,

2005, cet. Ke- 1.

Page 74: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

Hasil Wawancara dengan Bapak Sobari

Kase Staff Kelurahan Pasirputih

Pada tanggal 04 Nopember 2010

1. Agama apa yang dianut oleh warga Pasir Putih?

Mayoritas warga Pasir putih beragama Islam yaitu sekitar 96,16% dan

minoritas beragama Kristen 1,46%

2. Bagaimana pandangan Bapak tentang masalah pernikahan melangkahi

kaka kandung?

Sebaiknya kita lebih menghargai kakak kandung dengan tidak mendahuluinya

dalam pernikahan. Namun, jika sang adik berjodoh terlebih dahulu maka adik

meminta izin terlebih dahulu kepada sang kakak dan keluarga yang lain. Karena

ada kakak yang rela dilangkahi adiknya namun tidak sedikit pula seorang kakak

tidak rela dilangkahi adiknya dengan berbagai macam alasan.

3. Bagaimana pandangan Masyarakat terhadap pernikahan melangkahi

kakak kandung?

Pandangan Masyarakat tentang pernikahan melangkahi kakak selama ini baik-

baik saja. Karena jodoh itu pemberian yang maha kuasa tidak ada siapapun

yang dapat merubahnya. Menurut Masyarakat hal ini bukan suatu yang harus

dipermasalahkan jika masih pada tahap yang tidak melanggar norma-norma

Page 75: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

masyarakat dan agama. Maka tidak ada salahnya jika sang adik menikah

terlebih dahulu sebelum kakaknya, namun dengan kesepakatan kekeluargaan.

4. Adakah alasan lain kenapa sang adik tidak boleh melangkahi kakaknya?

Tidak ada alasan yang melarang adik tidak boleh melangkahi atau mendahului

kakak, tetapi banyak pula warga kami yang melarang adik menikah sebelum

kakaknya. karena menjaga perasaan kakak yang dilangkahi, takut malu kesal

dan sebagainya.

5. Apakah ada sangsi adat terhadap orang yang dilangkahi kakaknya dalam

pernikahan?

Tidak ada sangsi apapun bagi adik yang melangjahi kakaknya, karena

melangkahi pernikahan bukan suatu kesalahan yang harus dikenakan sangsi.

6. Bagaimana pendapat bapak tentang pemberian uang pelangkah?

Cukup bijak, karena ada penghargaan yang diberikan adik kepada kakaknya

sebagai ungkapan maaf dan terima kasih karena diizinkan menikah sebelum

kakaknya.

7. Berapakah uang pelangkah yang harus dikeluarkan?

Untuk jumlah tidak ada aturan seberapa banyak uang yang harus dikeluarkan

untuk uang pelangkah, uang pelangkah ini sesuai dengan kesepakatan bersama

sang adik dan kakaknya juga keluarga yang lain.

Page 76: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

8. Apakah boleh uang pelangkah diganti dangan barang atau benda?

Boleh karena tidak ada aturan yang menyabutkan harus memberikan apa

sebagai pelangkah, dan banyak pula warga kami yang memberi pelangkah

seperti, cincin, kalung, gelang, handpone bahkan sepeda motor.

Pewawancara

AHMAD FAUJI

Pasirputih, 04-11-2010

SOBARI

Page 77: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

Hasil wawancara dengan Bapak Hapik Amin

Ketua Rukun Tetangga

Pada Tanggal 05 Nopember 2010

1. Apakah keluarga anda masih berpegang teguh kepada adat betawi

dalam hal pernikahan?

Pernikahan adat betawi dalam keluarga saya sedikit sudah diabaikan, karena

bagi mereka yang terpenting dalam penilaian adalah terpenuhinya semua

rukun-rukun nikah karena itu merupakan kegiatan ritual yang sakral.

2. Bagaimana pandangan anda tentang pernikahan melangkahi kakak

kandung?

Jika memungkinkan seorang adik untuk melangkahi kakaknya, dan dengan

adanya berbagai macam alasan, kenapa tidak.karena tidak ada aturan keras

yang melarangnya dan seorang adik harus tetap menghormati kakaknya.

3. Faktor apa saja yang menyebabkan adik tidak boleh menikah

mendahului kakaknya ,sebatas yang anda ketahui?

a. Doktrin yang kuat dari lingkungan

b. Nadzar seorang kakak yang tidak mau dilangkahi

c. Ada pendapat bahwa kakak lebih tua dan tidak hormat jika adik

lebih dahulu menikah

4. Adakah alasan lain kenapa sang adik tidak boleh melangkahi

kakaknya?

a. keadan yang mendesak sehingga sang adik harus menikah terlebih

dahulu

b. sudah mapan dan sanggup untuk menikah dibandingkan kakanya

5. Apakah kakak meminta sesuatu kepada adiknya yang akan

melangkahinya?

Seorang kakak akan lebih terjaga kehormatanya jika tidak meminta sesuatu

kepada adik yang melangkahinya, yang terpenting status kakak dan adik

Page 78: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

tidak akan pernah berubah dan tetap terjaga kedudukannya dan

kehormatanya.

6. Apakah yang biasa diberikan adik kepada kakaknya?

Biasanya yang diberikan adik kepada kakaknya yaitu berupa uang ataupun

barang sesuai dengan kemampuan.

7. Bagaimana status uang pelangkah menurut anda?

Status uang pelangkah itu boleh diterima karena itu sebagai rasa hormat

kaka kepada adiknya.

8. Menurut pengetahuan bapak bagaimanakah status hukum uang

pelangkah dalam pandangan hukum islam?

Dalam pandangan islam uang pelangkah tidak ada aturanya yang

mengharuskan untuk dilaksanakan bahkan dalam nash al-Quran dan hadst

tidak ada keterangan yang jelas tentang uang pelangkah,tetapi dalam ajaran

islan diperbolehkan adanya pemberian uang pelangkah. Status uang

pelangkah adalah tradisi(adat) orang-orang terdahulu dan tidak menjadi

hukum. Ada dan tidak adanya uang pelangkah dalam pernikahan, adat bisa

dijadikan hukum hanya dalam hal kemasyarakatan (muamalah), bukan

ibadah.

AHMAD FAUJI

SOBARI

Page 79: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

Wawancara dengan Wahyudi

kakak yang dilangkahi oleh adiknya menikah

Pada tanggal 04 November 2010

1. Bagaimana pandangan anda tentang pernikahan melangkahi kaka

kandung?

Dalam islam tidak ada larangan untuk melangkahi seorang kakak dalam

pernikahan, jika memang sang adik sudah siap lahir dan batinya untuk

membina rumah tangga maka silakan saja, dan jangan lupa pinta doa dan

restunya kepada orang tua.

2. Apabila adik anda tidak memberikan uang pelangkah kepada

anda,apakah berhak anda membatalkan pernikahan adik anda?

Tidak ada alasan bagi saya untuk membatalkan pernikahanya hanya karena

uang pelangkah, jika saya tidak mengijinkannya hanya karena uang pelangkah

berarti saya egois yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa

mempertimbangkan kebahagian adik saya.

3. Apabila adik menikah tanpa memberikan sesuatu, bagaimana menurut

anda sebagai kakak kandung?

Menurut saya uang pelangkah itu hanya simbolis saja, jika memang seorang

adik tidak memberikan uang pelangkah maka bagi saya tidak jadi masalah.

4. Berapakah kadar nominal yang seharusnya diberikan sang adik apabila

ingin mendahului pernikahan?

Menurut saya berapapun nominal yang diberikan adik saya kepada saya baik

besar maupunn kecil saya akan menerimanya, selagi adik saya mampuh

untuk memberikan.

5. Apakah ada waktu dalam pemberian uang pelangkah?

Tidak ada waktu yang special untuk memberikan pelangkah dari adik kepada

kakaknya, tapi biasanya uang pelangkah itu diberikan sebelun seorang adik

Page 80: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

melakukan akad nikah, lain dengan didaerah-daerah yang masih berpegang

tegug dengan adat istiadat terdahulu.

6. Apa yang biasa diberikan oleh sang adik kepada kakaknya?

Kalau dalam keluarga saya pada waktu itu, adik saya memberikan barang

berupa pakaian dan uang, sedangkan keluarga yang lain saya tidak tahu

apakah sama seperti saya atau tidak.

7. Bagaimana pendapat anda tentang status uang pelangkah menurut

anda?

Menurut saya status uang pelangkah itu tidak ada hukumnya, dan disamping

itu pula hukum Islam tidak mengatur hal tersebut, dan kalau memang sang

adik mau memberikan uang pelangkah tidak apa-apa.

8. Bagaiman pandangan masyarakat terhadap anda dan keluarga?

Setahu saya masyarakat disinih baik-baik saja menanggapi masalh tersebut,

tetapi saya kurang tau kalau diluar atau dibelakang saya, kemungkinan mereka

membicarakan hal tersebut.

Page 81: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

Hasil wawancara dengan Bapak Asmat Ni’an

Kepala Rukun Warga

Pada tanggal 03 November 2010

1. Apakah keluarga anda masih berpegang teguh kepada adat betawi

dalam hal pernikahan?

Ya keluarga kami masih berpegang teguh dengan adat istiadat

kemasyarakatan lingkungan kami tinggal atau adat Betawi

2. Bagaimana pandangan anda tentang pernikahan melangkahi kakak

kandung?

Secara hubungan keluarga tidak jadi masalah akan tetapi secara psikologis

seorang kakak akan merasakannya, apapun alasan sang adik untuk menikah

terlebih dahulu. apalagi jika kakak yang dilangkahinya adalah perempuan.

3. Bagaimana sikap masyarakat terhadap keluarga yang melangsungkan

pernikahan adik melangkahi kakaknya dalam pernikahan?

Pandangan masyarakat terhadap adik yang menikah terlebih dahulu biasa

saja jika sang keluarga dapat menerimanya, namun jika sudah terjadi

sesuatu yang mengharuskan adiknya menikah terlebih dahulu barulah

menjadi buag bibir para warga.

4. Faktor apa yang menyebabkan adik tidak boleh menikah mendahului

kakaknya?

a. faktot usia sang adik

b. jika adik masih bersekolah

c. karena si kakak masih sekolah

5. Jika adik boleh melangkahi kakak,apa alasanya?

a. Jika sang adik sudah siap lahir dan bathin

b. Jika sudah terjadi hal-hal yang sudah melanggar agama

c. Perseteruan antar keluarga

Page 82: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

6. Apakah pemberian uang pelangkah harus dengan uang?

Tidah hanya uang yang dapat diberikan sang adik untuk kakaknya,bisa juga

dengan barang seperti jam tangan ,gelang,dsb.

7. Adakah upacara atau kewajiban tertentu, jika seorang adik ingin

mendahului kakaknya untuk menikah (ngelangkah) ?

Tidak ada ritual tertentu yang dilakukan jika sang adik akan menikah

terlebih dahulu, hanya pada Daerah-daerah tertentu saja.

8. Menurut pengetahuan bapak bagaimanakah status hukum uang

pelangkah dalam pandangan hukum islam?

Tidak ada hukun didalam al-Quran yang melarang sang adik untuk tidak

menikah sebelum kakaknya menikah. jadi sah-sah saja jika sang adik

menikah terlebih dahulu jika memeng sudah siap lahir dan bathinny, juga

sudah baligh.

Page 83: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

Hasil wawancara dengan Ustad Mansur S.Ag

Tokoh Agama Masyarakat Kelurahan Pasirputih

Pada Tanggal 02 November 2010

1. Didalam pengajian-pengajian yang dilakukan masyarakat apakah

materi tentang fiqih munakahat sering diajarkan?

Pernah dibahas dalam pengajian yang saya ajarkan kepada masyarakat

kelurahan Pasirputih, saya memberikan salah satu meteri yaitu tentang

munakahat, yang berisikan tentang pernikahan bagi orang tua yang yang

anaknya sudah dewasa, dan saya menitip beratkan kepada masyarakat agar

diperhatikan, karena bisa menimbulkan percekcokan atau ketidak akuran

dalam keluarga.

2. Apkah masyarakat masih mengunakan adat istiadat terutama dalam hal

pernikahan?

Ya masih, tetapi hanya sebagian saja yang masih berpegang teguh dengan

adat istiadat, karena adat istiadat di kelurahan pasir putih sudah agak menurun

secara berangsur-angsur untuk ditinggalkan, seiring dengan mulainya masuk

ajaran agama Islam yang sering diberikan oleh para Alim Ulama setempat

dalam pengajian-pengajian.

3. Bagaimana pandangan hukum Islam tentang pemberian uang

pelangkah?

Page 84: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

Sebetulnya tidak ada dalam hukum Islam, dan juga Islam tidak mengatur

uang pelangkah tetapi didalam adat kami ada uang pelangkah yang sifatnya

penghormatan atau menghormati yang lebih tua, karena sang adik melangkahi

kakak dalam pernikahan.

4. Jika sang adik boleh melangkahi kakak apa alasanya?

1. Adik sudah tidak sekolah lagi, sedangkan si kakak masih sekolah

2. Jodoh diatur oleh Allah, mungkin jodoh sang adik lebih lebih dahulu

dari pada si kakak.

3. Kalau seandainya di biarkan bebas begitu saja, sementara sang kakak

belum ada pasangan yang cocok, atau masa pendidikannya khawatir

terjadi sesuatu yang tidak diinginkan oleh keluarga.

5. Adakah upacara kewajiban tertentu jika seorang adik ingin mendahului

kakaknya untuk menikah?

tidak ada dalam hukum Islam, namun didalam adat-adat tertentu saja,

contohnya didaerah jawa ada yang dikenal dengan nama Irawat (suatu upacara

bagi sang adik yang mau menikah dengan melangkahi kakaknya)

6. Bagaimanakah jika sang kakak meminta uang pelangkah, tetapi adiknya

tidak snggup memberikannya?

kalau dilihat pernikahannya sah, karena biasanya uang pelangkah tersebut

disesuaikan dengan keadaan ekonomi sang adik, dan hal yang tidak mungkin

sebagai kakak meminta pelangkah diluar kemampuan sang adik. Tetapi kalau

pun ada tidak menjadi pernikahannya batal.

Page 85: RESPON MASYARAKAT TERHADAP NIKAH DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2774/1/AHMAD FAUJI... · Quran maupun dalam Al-Sunnah.5 Penjelasan diatas sudah cukup

7. Apakah pemberian adik kepada kakaknya harus uang?

Tidak, kembali kepada kesepakatan keluarga terutama antara adik dengan

kakak, biasanya sang adik memberikan uang, jam tangan, cincin, kalung dan

itupun tidak terlalu mahal harganya.

8. Apakah jumlah pemberian uang pelangkah itu ada batas nya?

tidak, dalam adat betawi (urf) pemberian uang pelangkah tidak mengatur yang

jelas kembali kepada kesepakatan bersama.