66038773 sholat sholat sunnah
TRANSCRIPT
MAKALAH
SHOLAT-SHOLAT SUNNAH
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan Ibadah Praktis
Disusun Oleh :
ADRIANSYAH MUFTITAMA
ILMU JURNALISTIK
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI
SULTAN TAHA SAIFUDIN JAMBI
2011
A. PENDAHULUAN
Sebagai umat muslim yang mukmin, kita diajarkan untuk mengenal 3 hal yaitu 5 Rukun
Islam, 6 Rukun Iman, dan 1 Rukun Ihsan, dimana dalam salah satu poin Rukun Islam
berbunyi untuk kita sebagai umat muslim diwajibkan untuk selalu menunaikan ibadah sholat.
Ibadah sholat dalam Islam hukumnya adalah wajib, artinya apa bila kita tinggalkan
ibadah tersebut maka kita akan medapatkan dosa, sedangakan jika kita melaksanakan Ibadah
Sholat tersebut kita akan mendapatkan Pahala.
Islam melarang kita untuk tidak meninggalkan sholat walaupun karena alasan apapun,
dalam keadaan sakit pun kita harus melasanakan ibadah sholat dengan berbagai keringanan
yang diberikan.
Tentu dalam sholat ada yang namanya sholat wajib dan sholat sunnah, sholat sunnah
adalah sholat yang apa bila kita tinggalkan tidak apa-apa namun apa bila kita kerjakan maka
akan mendapatkan pahala yang sesuai dengan jenis-jenis sholatnya, dalam islam banyak
jenis-jenis sholat sunnah, namun disini kami hanya akan memaparkan beberapa bagian kecil
dari sholat-sholat Sunnah, yaitu sholat sunnah Rawatib, Tahajud, Dhuha, Ishikarah,Tasbih,
dan Sholat 2 Hari Raya; Idul Fitri dan Idul Adha.
Kami berharap dalam makalah yang akan kami paparkan ini, bisa menjadi referensi
pengetahuan tambahan dalam wawasan tentang Ibadah Sholat Sunnah, dan bisa dijadikan
perbandingan dengan literatur-literatur perkuliahan yang lain.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Sholat Sunnah
Sholat sunnah sering pula disebut sebagai sholat tathawwu’ atau sholat nawafil. Sholat
sunnah pada dasarnya bisa dilakukan secara mutlaq dua rakaat-dua rakaat kapanpun juga
selain pada waktu-waktu yang dilarang untuk sholat, sholat sunnah itu ada dua macam yaitu :
1. Sholat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah, Seperti :
a. Sholat Idul Fitri
b. Sholat Idul Adha
2. Sholat sunnah yang tidak disunnahkan berjamaah, seperti :
a. Sholat Rawatib (Sholat yang mengiringi Sholat Fardlu)
b. Sholat Tahajjud (Qiyamullail)
c. Sholat Dhuha
d. Sholat Tasbih
e. Sholat Istikharah
2. Sholat Sholat 2 Hari Raya (Idul Fitri dan Idul Adha)
Sholat 2 hari raya atau sholat ied adalah ibadah salat sunnat yang dilakukan setiap hari
raya Idul Fitri dan Idul Adha. Salat Ied termasuk dalam salat sunnat muakkad, artinya salat
ini walaupun bersifat sunnat namun sangat penting sehingga sangat dianjurkan untuk tidak
meninggalkannya.
Sholat hari raya yang dilakukan oleh umat Muslim ada 2, yakni sholat Idul Adha dan
sholat Idul fitri, sholat ied termasuk dalam sholat sunat muakad, artinya sholat ini walaupun
bersifat sunat namun sangat penting sehingga sangat dianjurkan untuk tidak
meninggalkannya.
a. Niat Untuk Sholat Idul Fitri:
“Ushallii sunnatal li iidil fitri rak’ataini lillaahi ta’aalaa”
(Aku niat sholat sunat idul fitri 2 rakaat karena Allah.)
b. Niat Untuk Sholat Idul Adha:
“Ushallii sunnatal li iidil adhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.”
(Aku niat sholat sunat idul adha dua rakaat karena Allah.)
c. Tata Cara Pelaksanaannya
Waktu sholat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari.
Syarat, rukun dan sunnatnya sama seperti sholat yang lainnya. Hanya ditambah beberapa
sunnat sebagai berikut:
1. Dilakukan secara berjamaah
2. Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua
3. Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir.
4. Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih.
5. Membaca surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al-Qomar di rakaat kedua. Atau surat
A’la dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua.
6. Imam menyaringkan bacaannya.
7. Khutbah dua kali setelah sholat sebagaimana khutbah jumat
8. Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada Idul Adha tentang
hukum – hukum Qurban.
9. Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya.
10. Makan terlebih dahulu pada sholat Idul Fitri pada Sholat Idul Adha sebaliknya.
d. Sunnah-Sunnah Rasulullah Pada Perayaan Hari Raya
1. Mandi sebelum sholat ‘Ied
Dari Ali radhiallahu’anhu bahwa ia pernah ditanya perihal mandi, maka dia
menjawab, “Yaitu pada hari Jum’at, hari ‘Arafah, hari raya Fitri dan hari raya Idul
Adha.” (HR Baihaqi)
2. Menggunakan pakaian terbaik dan berhias
Dari Ibnu Umar dia berkata, “Umar pernah mengambil jubah dari sutera yang dijual
di pasar, kemudian dia mendatangi Rasulullah seraya berucap, ‘Wahai Rasulullah,
belilah ini dan pergunakanlah untuk berhias diri pada hari raya ‘Ied dan wufud
(menyambut kedatangan delegasi).’ Maka Rasulullah bersabda, “sesunguhnya ini adalah
pakaian orang yang tidak berakhlak.” Maka Umar pun terdiam sesuai dengan apa yang
menjadi kehendak Allah. Setelah itu, Rasulullah mengirimkan kepadanya jubah dibaaj
(sutera), maka Umar pun menerimanya dan kemudian membawanya kepada Rasulullah
seraya berucap, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau pernah mengatakan,
“Sesungguhnya ini adalah pakaian orang yang tidak berakhlak,” tetapi engkau justru
mengirimkan jubah ini kepadaku.’ Maka Rasulullah bersabda kepadanya, “Engkau bisa
menjualnya atau menukarnya dengan sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhanmu.”
3. Waktu makan dan minum pada sholat Ied hari raya Idul Adha dan idul Fitri
“Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam tidak berangkat (ke tanah lapang) pada hari
Idul Fitri sebelum sarapan dan pada hari raya Idul Adha beliau tidak makan sampai
pulang, kemudian beliau makan dari daging hewan-hewan kurbannya.” (HR Tirmidzi),
Al-‘Allamah as-Syaukani mengatakan, “Hikmah diakhirkannya makan pada hari raya
Idul Adha adalah karena pada hari itu disyari’atkan penyembelihan hewan kurban dan
memakan sebagian darinya. Oleh karena itu, makannya disyari’atkan dari hewan kurban
itu.”
4. Melewati jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang sholat Ied
Dari Jabir radhiallahu’anhu, dia berkata, “Jika hari raya ‘Ied tiba, Nabi
shalallahu’alaihi wa sallam biasa mengambil jalan lain (ketika berangkat dan pulang).”
(HR Bukhari)
5. Bertakbir
Adapun bertakbir pada hari raya kurban, didasarkan pada ayat Al Quran:
Dan berdzikirlah (dengan menyebut) nama Allah dalam
beberapa hari yang terbilang. (Al-Baqarah: 203)
Waktu takbir pada hari raya kurban dimulai sejak Subuh hari ‘Arafah hingga Ashar
pada hari terakhir hari Tasyrik. Lafazh takbir yang berasal dari riwayat Ibnu Mas’ud
bahwasanya dia bertakbir pada hari tasyrik dengan lafazh, “Allaahu Akbar, Allaahu
Akbar, Laa Ilaaha Illallah, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar Wa Lilaahilhamd.”
d. Hadits-Hadist Berkenaan Dengan Sholat Ied (Sholat Hari Raya)
Diriwayatkan dari Abu Said, ia berkata : Adalah Nabi SAW. pada hari raya idul fitri
dan idul adha keluar ke mushalla (padang untuk salat), maka pertama yang beliau
kerjakan adalah salat, kemudian setelah selesai beliau berdiri menghadap kepada
manusia sedang manusia masih duduk tertib pada shaf mereka, lalu beliau memberi
nasihat dan wasiat (khutbah) apabila beliau hendak mengutus tentara atau ingin
memerintahkan sesuatu yang telah beliau putuskan,beliau perintahkan setelah selesai
beliau pergi. (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)
Telah berkata Jaabir ra: Saya menyaksikan salat 'ied bersama Nabi saw. beliau
memulai salat sebelum khutbah tanpa adzan dan tanpa iqamah, setelah selesai beliau
berdiri bertekan atas Bilal, lalu memerintahkan manusia supaya bertaqwa kepada
Allah, mendorong mereka untuk taat, menasihati manusia dan memperingatkan
mereka, setelah selesai beliau turun mendatangai shaf wanita dan selanjutnya beliau
memperingatkan mereka. (H.R. Muslim)
Diriwayatkan dari Ummu 'Atiyah ra. ia berkata : Rasulullah SAW. memerintahkan
kami keluar pada 'idul fitri dan 'idul adhha semua gadis-gadis, wanita-wanita yang
haid, wanita-wanita yang tinggal dalam kamarnya. Adapun wanita yang sedang haid
mengasingkan diri dari mushalla tempat salat 'ied, mereka menyaksikan kebaikan
dan mendengarkan da'wah kaum muslimin (mendengarkan khutbah). Saya berkata :
Yaa Rasulullah bagaimana dengan kami yang tidak mempunyai jilbab? Beliau
bersabda : Supaya saudaranya meminjamkan kepadanya dari jilbabnya. (H.R.
Jama'ah)
Diriwayatkan dariAnas bin Malik ra. ia berkata : Adalah Nabi SAW. Tidak berangkat
menuju mushalla kecuali beliau memakan beberapa biji kurma, dan beliau
memakannya dalam jumlah bilangan ganjil. (H.R. Al-Bukhary dan Muslim)
Diriwayatkan dari Zaid bin Arqom ra. ia berkata : Nabi SAW. Mendirikan salat 'ied,
kemudian beliau memberikan ruhkshah / kemudahan dalam menunaikan salat Jumat,
kemudian beliau bersabda : Barang siapa yang mau salat jumat, maka kerjakanlah.
(H.R. Imam yang lima kecuali At-Tirmidzi)
Diriwayatkan dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya, dari neneknya, ia berkata :
Sesungguhnya Nabi SAW. bertakbir pada salat 'ied dua belas kali takbir. dalam
raka'at pertama tujuh kali takbir dan pada raka'at yang kedua lima kali takbir dan
tidak salat sunnah sebelumnya dan juga sesudahnya. (H.R. Amad dan Ibnu Majah)
Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas'ud ra. bertakbir pada hari-hari tasyriq dengan lafadz
sbb (artinya) : Allah maha besar, Allah maha besar, tidak ada Illah melainkan Allah
dan Allah maha besar, Allah maha besar dan bagiNya segala puji. (H.R Ibnu Abi
Syaibah dengan sanad shahih)
Diriwayatkan dari Abi Umair bin Anas, diriwayatkan dari seorang pamannya dari
golongan Anshar, ia berkata : Mereka berkata : Karena tertutup awan maka tidak
terlihat oleh kami hilal syawal, maka pada pagi harinya kami masih tetap shaum,
kemudian datanglah satu kafilah berkendaraan di akhir siang, mereka bersaksi
dihadapan Rasulullah saw.bahwa mereka kemarin melihat hilal. Maka Rasulullah
SAW. memerintahkan semua manusia (ummat Islam) agar berbuka pada hari itu dan
keluar menunaikan salat 'ied pada hari esoknya. (H.R. Lima kecuali At-Tirmidzi)
Diriwayatkan dari Azzuhri, ia berkata : Adalah manusia (para sahabat) bertakbir
pada hari raya ketika mereka keluar dari rumah-rumah mereka menuju tempat salat
'ied sampai mereka tiba di mushalla (tempat salat 'ied) dan terus bertakbir sampai
imam datang, apabila imam telah datang, mereka diam dan apabila imam ber takbir
maka merekapun ikut bertakbir. (H.R. Ibnu Abi Syaibah)
3. Sholat Sunnah Rawatib
Adalah sholat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah sholat fardhu. Yang termasuk
sholat sunat rawatib adalah:
1. Qobliyah adalah sholat sunah yang dilaksanakan sebelum mengerjakan solat wajib.
2. Ba\'diyah adalah sholat yang dikerjakan setelah melakukan sholat wajib.
a. Sholat-Sholat Yang Dapat Di-Rawatibkan
1. Salat sunat rawatib muakkad / penting adalah sholat sunnah rawatib yang dikerjakan
pada :
a. Sebelum subuh
b. Sebelum dzuhur
c. Sesudah dzuhur
d. Sesudah maghrib
e. Sesudah isya
2. Salat sunat rawatib ghoiru muakkad / tidak penting adalah sholat sunat rawatib yang
dikerjakan pada :
a. Sebelum ashar empat rakaat
b. Sebelum magrib dua rakaat
c. Sebelum isya dua rakaat
b. Keutamaan Sholat Sunnah Rawatib
Ummu Habibah berkata, Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda:
Barangsiapa Sholat dalam sehari semalam dua belas rakaat, akan dibangun
untuknya rumah di Surga, yaitu empat rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat
sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah Isya dan dua rakaat
sebelum Sholat Subuh. (H.R Tirmidzi, ia mengatakan, hadits ini hasan sahih).
“Dari Aisyah ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: Dua rakaat fajar (qabliyah
subuh itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (H.R. Muslim)
Dari Ibnu Umar Radhiallaahu anhu dia berkata: Aku sholat bersama Rasulullah
shallallahu alaihi wasalam dua rakaat sebelum Dhuhur dan dua rakaat sesudahnya,
dua rakaat sesudah Jumat, dua rakaat sesudah Maghrib dan dua rakaat sesudah
Isya. (H.R.Muttafaq ‘alaih)
Dari Abdullah bin Mughaffal radhiallahu anhu , ia berkata: Bersabda Rasulullah
shallallahu alaihi wasalam , ‘Di antara dua adzan itu ada sholat, di antara dua
adzan itu ada sholat, di antara dua adzan itu ada sholat. Kemudian pada ucapannya
yang ketiga beliau menambahkan: bagi yang mau. (H.R. Muttafaq ‘alaih)
Dari Ummu Habibah Radhiallaahu anha, ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi
wasalam bersabda, Barangsiapa yang menjaga empat rakaat sebelum Dhuhur dan
empat rakaat sesudahnya, Allah mengharamkannya dari api Neraka. (H.R. Abu Daud
dan At-Tirmidzi, ia mengatakan hadits ini hasan shahih)
4. Sholat Sunnah Tahajjud
Sholat Tahajud adalah sholat sunat yang dikerjakan pada waktu malam, dimulai selepas
isya sampai menjelang subuh.
Jumlah rakaat pada sholat ini tidak terbatas, mulai dari 2 rakaat, 4, dan seterusnya.
a. Pembagian Keutamaan Waktu Sholat Tahajud
1. Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam 22.00
2. Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan jam 01.00
3. Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan masuknya waktu subuh.
b. Niat Sholat Tahajud:
“Ushallii sunnatat-tahajjudi rak’ataini lillaahi ta’aalaa”
(Aku niat sholat sunat tahajud dua rakaat karena Allah)
c. Do’a Yang Dibaca Setelah Sholat Tahajud:
“Rabbanaa aatina fid-dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati
hasanataw wa qinaa adzaaban-naar”
(Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa
api neraka)
Dalam hadits Bukhari dinyatakan, bahwa rasulullah jika bangun dari tidurnya di tengah
malam lalu bertahajud membaca doa:
“Allahumma lakal hamdu anta qayyimus samaawaati
walardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu laka mulkus
samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu
nuurus samaawaati wal ardhi, wa lakal hamdu antal
haqqu wa wa’dukal-haqqu wa liqaa’uka haqqun wa
qauluka haqqun wal-jannatu haqqun, wan naaru haqqun,
wan-nabiyyuuna haqqun, wa Muhammadun shallallaahu
‘alaihi wa sallama haqqun, waass’atu haqqun.
Allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika
tawakaltu wa ilaika anabtu wa bika khaashamtu, wa
ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu, wa maa
akhkhartu wa maa asrartu, wa maa a’lantu antal
muqaddimu wa antal mu’akhiru la ilaaha illa anta aula
ilaaha gairuka wa laa haula quwwata illa billah”
(Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Engkaulah penegak langit
dan bumi dan alam semesta beserta segala isinya. Bagi-
Mulah segala puji, pemancar cahaya langit dan bumi.
Bagi-Mulah segala puji, Engakaulah yang haq, dan janji-
Mu adalah benar, dan surga adalah haq, dan neraka adalah
haq, dan nabi-nabi itu adalah haq, dan Nabi Muhammad
adalah benar, dan hari kiamat adalah benar. Ya Allah,
kepada-Mulah kami berserah diri (bertawakal) kepada
Engkau jualah kami kembali, dan kepada-Mulah kami
rindu, dan kepada engkaulah kami berhukum. Ampunilah
kami atas kesalahan yang sudah kami lakukan dan
sebelumnya, baik yang kami sembunyikan maupun yang
kami nyatakan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan
Tuhan ynag terakhir. Tidak ada Tuhan melainkan Engkau
Allah Rabbul alamin. Tiada daya upaya melainkan
dengan pertolongan Allah)
d. Setelah Itu, Perbanyaklah Membaca Istigfar Sebagai Berikut:
“Astagfirullaahal azhim wa atuubu ilaiih”
(Kami memohon ampunan kepada Allah Yang Maha
Agung dan kami pun bertaubat kepada-Nya)
e. Keutamaan Sholat Tahajud
Sahabat Abdullah bin Salam mengatakan, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
“Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat
malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Surga dengan
selamat.” (H.R. Tirmidzi)
Bersabda Nabi Muhammad saw “Seutama-utama sholat sesudah sholat fardhu ialah
sholat sunnat di waktu malam.” (HR Muslim)
Selain itu, Allah sendiri juga berfirman:
Pada malam hari, hendaklah engkau sholat Tahajud
sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan
mengangkat engkau ketempat yang terpuji. (QS Al-Isra:
79)
Dari Jabir r.a., ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda:
Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat
menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti
Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (H.R. Muslim
dan Ahmad)
“Lazimkan dirimu untuk sholat malam karena hal itu tradisi orang-orang saleh
sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan
pencegah dari dosa.” (HR Ahmad)
Sebelum perintah sholat lima waktu turun, Rasulullah Muhammad saw pernah
memerintahkan para pengikutnya untuk melakukan sholat tahajud. Hal ini tersirat dalam
beberapa hadist:
Sahabat Abdullah bin Salam mengatakan, bahwa Nabi SAW telah bersabda : “ Hai
sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat
malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Sorga dengan
selamat.”(HR Tirmidzi)
Bersabda Nabi Muhammad SAW : “Seutama-utama sholat sesudah sholat fardhu
ialah sholat sunnat di waktu malam” ( HR. Muslim )
Selain itu, Allah sendiri juga berfirman:
“ Pada malam hari, hendaklah engkau sholat Tahajud
sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan
mengangkat engkau ketempat yang terpuji.” (QS : Al-
Isra’ : 79)
Dalam hadist lain juga diterangkan mengenai jumlah rakaat pada pelaksanaan sholat
tahajud. Pada dasarnya, jumlah rakaat sholat tahajud tidak dibatasi jumlahnya, dengan
jumlah minimal 2 rakaat. Sedangkan dalam keterangan Said ibnu Yazib ra, Rasulullah
Muhammad saw melakukan sholat tahajud dengan jumlah 13 rakaat, dengan perincian
2 rakaat sholat iftitah, 8 rakaat sholat tahajud, dan ditutup dengan 3 rakaat sholat
witir.
Berdasarkan hadist Rasulullah Muhammad saw, sholat tahajud memiliki 9 keutamaan,
yang terbagi menjadi 5 keutamaan di dunia dan 4 keutamaan di akhirat kelak. Hadist
yang menjelaskan keutamaan sholat tahajud adalah: “Barang siapa mengerjakan
sholat Tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah
SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di
akhirat.”
d. Adapun 5 Keutamaan Sholat Tahajud Di Dunia:
a) Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
b) Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
c) Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh semua manusia.
d) Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
e) Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.
g. Keutamaan Sholat Tahajud Di Akhirat Kelak :
a) Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
b) Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
c) Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat
cepat, seperti halilintar yang menyambar.
d) Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.
h. Tata Cara Sholat Tahajjud
Pada dasarnya, gerakan atau tata cara sholat tahajud pun tidak berbeda dengan sholat-
sholat sunnah yang lain: berwudhu, niat melakukan sholat sunnah tahajud, kemudian
melakukan gerakan sholat seperti biasa mulai dari takbir hingga salam. Biasanya selalu
dilakukan dengan 2 rokaat-2 rokaat (setiap 2 rokaat salam). Pada rokaat pertama setelah
takbir membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjjutkan dengan surah lainnya. Pada rokaat
kedua pun sama, membaca surah Al Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan surah lainnya
(yang kita hafal).
Perbedaannya hanyalah terletak pada niatnya saja. Karena untuk mengerjakan sholat
tahajud tentu saja niatnya adalah mengerjakan sholat tahajud, bukan niat untuk mengerjakan
sholat yang lain.
Jadi berkaitan dengan pertanyaan “bagaimana niat sholat tahajud?”, maka jawabannya
adalah berniat di dalam hati untuk mengerjakan sholat sunnah tahajud. Sedangkan masalah
“Lafadz niatnya”, hal itu tidak ditentukan, karena tidak ada dalil yang memperkuat atau
menerangkannya.
Setelah selesai mengerjakan sholat Tahajjud, perbanyaklah membaca istigfar dan dzikir
kepada Allah SWT serta memohon kepada-Nya, kemudian membaca doa sesuai keinginan
kita.
5. Sholat Sunnah Istikharah
Sholat Istikharah ialah sholat sunat dua rakaat untuk memohon kepada Allah ketentuan
pilihan yang lebih baik di antara 2 hal yang belum dapat ditentukan baik buruknya, Yakni
apabila seseorang berhajat dan bercita-cita akan mengerjakan suatu maksud, sedangkan ia
ragu-ragu untuk menentukan pilihannya tersebut, apakah harus dilakukan atau tidak, diambil
atau tidak.
Salah satu aplikasi sholat istikharah ini misalnya dalam kasus menentukan pasangan
hidup, misalnya saja seorang perempuan yang akan dipinang oleh 2 orang lelaki yang sama-
sama dicintainya, maka untuk menghilangkan keragu-raguannya tersebut perempuan itu
melaksanakan sholat istikharah agar Allah memberinya petunjuk, lelaki mana yang baik
untuk menjadi pasangan hidupnya. Rasulullah bersabda:
“Jika salah seorang dari kalian menghendaki suatu perkara, maka sholatlah dua rakaat dari
selain sholat fardhu, kemudian hendaklah mengucapkan: \'Ya Allah, aku beristikharah
kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku meminta penilaian-Mu dengan kemampuan-Mu dan aku
meminta kepada-Mu dari karunia-Mu yang sangat besar. Sesungguhnya Engkau kuasa
sedangkan aku tidak kuasa, Engkau mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui, dan
Engkau Maha mengetahui perkara-perkara yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui
perkara ini lebih baik bagiku dalam urusan agamaku, kehidupanku, dan kesudahan urusanku
-atau urusan dunia dan akhiratku, maka putuskanlah dan mudahkanlah urusan ini untukku,
kemudian berkahilah untukku di dalamnya. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa itu
buruk bagiku, baik dalam urusan agamaku, kehidupanku maupun kesudahan urusanku -atau
urusan dunia dan akhiratku- maka palingkanlah ia dariku dan palingkanlah aku darinya
serta putuskanlah yang terbaik untukku di mana pun berada, kemudian ridhailah aku
dengannya.\' Dan hendaklah ia menyebutkan hajatnya” (HR Bukhari, At-Tirmidzi, An-Nasai
dan lainnya)
Sholat istikharah lebih utama jika dikerjakan pada waktu malam hari, seusai sholat lalu
berdoalah dengan doa istikharah. Lalu setelah itu, mintalah petunjuk atas apa yang
diragukannya.
a. Niat Sholat Istikharah:
“Ushalli sunnatal istikharah rak’ataini lillaahi ta’alaa”
(Aku niat sholat sunat istikharah dua rakaat karena Allah)
b. Berbagai Petunjuk yang Mungkin Datang Seusai Istiharah
1. Allah memberikan petunjuk melalui mimpi
2. Petunjuk melalui firasat
3. Petunjuk melalui ketetapan hati
4. Petunjuk dengan menjauhkan orang tersebut dari yang tidak baik untuk dirinya dan
mendekatkan dengan apa yang baik untuknya
6. Sholat Sunnah Dhuha
Sholat Dhuha adalah sholat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika matahari
sedang naik kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-
kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah rakaat sholat dhuha bisa dengan 2,4,8
atau 12 rakaat. Dan dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali salam.
a. Tata Cara Sholat Dhuha
1. Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surat Asy-Syams
2. Pada rakaat kedua membaca surat Adh-Dhuha
b. Niat Sholat Dhuha Adalah:
“Ushallii sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa”
(Aku niat sholat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah)
c. Doa yang dibaca setelah sholat dhuha:
“Ya Allah, bahwasanya waktu Dhuha itu adalah waktu
Dhuha-Mu, kecantikan ialah kecantikan-Mu, keindahan
itu keindahan-Mu, dan perlindungan itu, perlindungan-
Mu. Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit,
turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah,
jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika
masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan,
keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah
kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada
hamba-hamba-Mu yang shaleh”
d. Rahasia dan Keutamaan sholat Dhuha
Hadits Rasulullah saw yang menceritakan tentang keutamaan sholat Dhuha, di antaranya:
1. Sedekah Bagi Seluruh Persendian Tubuh Manusia
Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muahammad saw bersabda “Di
setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah)
adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil
(ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada
kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat
Dhuha diberi pahala” (HR Muslim).
2. Ghanimah (Keuntungan) Yang Besar
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhuma, ia berkata
“Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang. Nabi saw berkata: Perolehlah
keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!. Mereka akhirnya saling berbicara
tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang
akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya). Lalu Rasulullah saw berkata;
Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan
diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya? Mereka
menjawab; Ya! Rasul berkata lagi: Barangsiapa yang berwudhu', kemudian masuk ke
dalam masjid untuk melakukan sholat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya
(tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya” (Shahih al-
Targhib: 666)
3. Sebuah Rumah Di Surga
Bagi yang rajin mengerjakan sholat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah
di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:
“Barangsiapa yang sholat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya,
maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga” (Shahih al-Jami`: 634)
4. Memeroleh Ganjaran Di Sore Hari
Dari Abu Darda ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata “Allah ta`ala berkata:
Wahai anak Adam, sholatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan
mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan,
“Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi\'arba`i
raka`at ukfika bihinna akhira yaumika”
(Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku
empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu).
5. Pahala Umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan
sholat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barangsiapa
yang keluar untuk melaksanakan sholat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang
melaksanakan umrah....(Shahih al-Targhib: 673). Dalam sebuah hadits yang lain
disebutkan bahwa Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang mengerjakan sholat fajar
(shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit
matahari, lalu ia sholat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji
dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna” (Shahih al-Jami`: 6346).
6. Ampunan Dosa
“Siapa pun yang melaksanakan sholat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya
oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)
7. Sholat Sunnah Tasbih
Shoat Sunnah Tasbih adalah sholat sunat yang di dalamnya dibacakan kalimat tasbih
sebanyakk 300 kali, sholat tasbih ini sebetulnya merupkan sholat yang masih diperdebatkan
di kalangan para ulama, mengenai ada tidaknya sholat ini.
Walaupun begitu, berikut ini akan disajikan tentang tata cara pelaksanaan sholat tasbih
ini, menurut beberapa dalil.
a. Niat sholat tasbih:
Ushallii sunnat tasbihi rak’ataini lillaahi ta’aalaa.
Artinya: Aku niat sholat sunat tasbih dua rakaat, karena Allah.
b. Tata Cara Sholat Tasbih
Sholat tasbih dilakukan 4 rakaat (jika dikerjakan siang maka 4 raka'at dengan sekali
salam, jika malam 4 raka'at dengan dua salam) sebagaimana sholat biasa dengan tambahan
bacaan tasbih pada saat-saat berikut:
NO Waktu Jml Tasbih
1Setelah pembacaan surat al fatihah dan surat pendek
saat berdiri
15 kali
2 Setelah Tasbih Ruku (Subhana rabiyyal adzim...) 10 Kali
3 Setelah Itidal 10 Kali
4 Setelah tasbih sujud pertama (Subhana rabiyyal ala...) 10 Kali
5 Setelah duduk diantara dua sujud 10 Kali
6 Setelah tasbih sujud kedua 10 Kali
7Setelah duduk istirahat sebelum berdiri (atau sebelum
salam tergantung pada rakaat keberapa)
10 Kali
Jumlah total satu raka\'at 75
Jumlah total empat raka\'at 4 X 75
= 300 kali
c. Perbedaan Pendapat Ulama
Di kalangan para ulama terdapat perbedaan pendapat mengenai ada tidaknya sholat
tasbih, berikut adalah beberapa pendapat mereka:
Kalangan Pertama, Sholat Tashbih Adalah Mustahabbah (Sunnah)
Pendapat ini dikemukakan oleh sebagian ulama penganut Mazhab Syafi'i. Hadits
Rasulullah saw kepada pamannya Abbas bin Abdul Muthallib yang berbunyi,“Wahai
Abbas pamanku, Aku ingin memberikan padamu, aku benar-benar mencintaimu, aku
ingin engkau melakukan -sepuluh sifat- jika engkau melakukannya Allah akan
mengampuni dosamu, baik yang pertama dan terakhir, yang terdahulu dan yang baru,
yang tidak sengaja maupun yang disengaja, yang kecil maupun yang besar, yang
tersembunyi maupun yang terang-terangan. Sepuluh sifat adalah: Engkau melaksankan
sholat empat rakaat; engkau baca dalam setiap rakaat Al-Fatihah dan surat, apabila
engkau selesai membacanya di rakaat pertama dan engkau masih berdiri, mka
ucapkanlah: Subhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaaha Ilallah Wallahu Akbar 15 kali,
Kemudian ruku'lah dan bacalah do'a tersebut 10 kali ketika sedang ruku, kemudian
sujudlah dan bacalah do'a tersebut 10 kali ketika sujud, kemudian bangkitlah dari sujud
dan bacalah 10 kali kemudian sujudlah dan bacalah 10 kali kemudian bangkitlah dari
sujud dan bacalah 10 kali. Itulah 75 kali dalam setiap rakaat, dan lakukanlah hal
tersebut pada empat rakaat. Jika engkau sanggup untuk melakukannya satu kali dalam
setiap hari, maka lakukanlah, jika tidak, maka lakukanlah satu kali seminggu, jika tidak
maka lakukanlah sebulan sekali, jika tidak maka lakukanlah sekali dalam setahun dan
jika tidak maka lakukanlah sekali dalam seumur hidupmu” (HR Abu Daud 2/67-68)
Pendapat Kedua, Sholat Tasbih Boleh Dilaksanakan (Boleh, Tapi Tidak
Disunnahkan)
Pendapat ini dikemukakan oleh ulama penganut Mazhab Hambali Mereka berkata:
“Tidak ada hadits yang tsabit (kuat) dan sholat tersebut termasuk Fadhoilul Amaal,
maka cukup berlandaskan hadits dhaif, Ibnu Qudamah berkata: “Jika ada orang yang
melakukannya maka hal tersebut tidak mengapa, karena sholat nawafil dan Fadhoilul
A\'maal tidak disyaratkan harus dengan berlandaskan hadits shahih” (Al-Mughny
2/123)
Pendapat Ketiga, Sholat Tersebut Tidak Disyariatkan.
Imam Nawawi dalam Al-Majmu' berkata, “Perlu diteliti kembali tentang kesunahan
pelaksanaan sholat tasbih karena haditsnya dhoif, dan adanya perubahan susunan sholat
dalam sholat tasbih yang berbeda dengan sholat biasa. Dan hal tersebut hendaklah tidak
dilakukan kalau tidak ada hadits yang menjelaskannya. Dan hadits yang menjelaskan
sholat tasbih tidak kuat.”
Ibnu Qudamah menukil riwayat dari Imam Ahmad bahwa tidak ada hadis shahih yang
menjelaskan hal tersebut. Ibnuljauzi mengatakan bahwa hadits-hadits yang berkaitan dengan
sholat tasbih termasuk maudhu.
Ibnu Hajar berkata dalam At-Talkhis bahwa yang benar adalah seluruh riwayat hadits
adalah dhaif meskipun hadits Ibnu Abbas mendekati syarat hasan, akan tetapi hadits itu syadz
karena hanya diriwayatkan oleh satu orang rawi dan tidak ada hadits lain yang
menguatkannya. Dan juga sholat tasbih berbeda gerakannya dengan sholat-sholat yang lain.
Dalam kitab-kitab fiqih mazhab Hanafiyah dan Malikiyah tidak pernah disebutkan perihal
sholat tasbih ini kecuali dalam Talkhis Al-Habir dari Ibnul Arabi bahwa beliau berpendapat
tidak ada hadits shahih maupun hasan yang menjelaskan tentang sholat tasbih ini.
Oleh karena ada perbedaan pendapat mengenai ada tidaknya sholat tasbih tersebut, maka
semuanya dikembalikan kepada orangnya masing-masing ingin mengikuti dan menyakini
pendapat yang mana tentunya sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan orang-orang itu
sendiri.
C. PENUTUP
Kesimpulan
Seperti yang telah kita bahas pada halaman-halaman sebelumnya, kita bisa mengambil
kesimpulan bahwa sholat-sholat sunnah itu sangat bermanfaat untuk kita, terutama kita
sebagai orang muslim, dengan sholat-sholat sunnah tersebut merupakan jalan lain kita untuk
mendapat pahala tambahan, menyempurnakan sholat, dll.
Sholat-sholat sunnah tersebut mempunyai fungsi dan tujuan masing-masing tergantung
orang yang yang melaksanakan sholat-sholat tersebut Pahala dan kegunaan atau pun khasiat
dari sholat-sholat tersebut tergantung dari sholat-sholat sunnah yang kita lakukan, juga
tentang maksud dan tujuan kita melaksanakan sholat sunnah tersebut, karena sholat sunnah
tersebut dapat dilakukan guna mendapatkan petunjuk atas permasalahan-permasalahan yang
menimpa seseorang atau pun hanya sekedar untuk mencari tambahan pahala, sungguh betapa
indah jika kita bisa melaksanakan sholat-sholat sunnah tersebut, selain kita bisa mendapatkan
pahala kita juga bisa mendapatkan berbagai macam petunjuk yang diberikan oleh Allah
SWT.