resmi vibrio

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit kolera tercatat dalam sejarah sebagai penyakit berbahaya dan termasuk dalam tujuh pandemi yang membunuh jutaan manusia di tahun 1861 dan awal tahun 60an. Penyakit yang memiliki istilah lain sebagai penyakit infeksi saluran usus bersifat akut ini disebabkan bakteri Vibrio cholerae. Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri Vibrio Cholerae akan mengeluarkan enterotoksin atau racunnya di saluran usus sehingga terjadinya diare yang disertai muntah akut. Gejala ini menyebabkan penderita hanya dalam beberapa hari dapat kehilangan banyak cairan tubuh atau dehidrasi (Syah 2013). Jika dehidrasi tidak segera ditangani atau mendapatkan penanganan yang tepat dapat berlanjut ke arah hipovolemik dan asidosis metabolik sampai akhirnya menyebabkan kematian. Hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah di mana terjadi kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan beberapa organ. Sedangkan asidosis metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Pada tahapan ini, penderita tidak banyak terbantu dengan pemberian air minum biasa. Penderita kolera membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus gabungan keduanya (Dextrose Saline) (Syah 2013). 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.2.1 Bagaimana klasifikasi dari bakteri Vibrio cholerae? 1.2.2 Bagaimana morfologi dari bakteri Vibrio cholerae?

Upload: yuni-tri-wulandari

Post on 17-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

VIBRIO CHOLERAE

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGPenyakit koleratercatat dalam sejarah sebagai penyakit berbahaya dan termasuk dalam tujuh pandemi yang membunuh jutaan manusia di tahun 1861 dan awal tahun 60an. Penyakit yang memiliki istilah lain sebagai penyakit infeksi saluran usus bersifat akut ini disebabkan bakteriVibrio cholerae. Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. BakteriVibrio Choleraeakan mengeluarkan enterotoksin atau racunnya di saluran usus sehingga terjadinya diare yang disertai muntah akut. Gejala ini menyebabkan penderita hanya dalam beberapa hari dapat kehilangan banyak cairan tubuh atau dehidrasi (Syah 2013). Jika dehidrasi tidak segera ditangani atau mendapatkan penanganan yang tepat dapat berlanjut ke arahhipovolemikdan asidosis metaboliksampai akhirnya menyebabkan kematian. Hipovolemikmerupakan kondisi medis atau bedah di mana terjadi kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan beberapa organ. Sedangkanasidosis metabolikadalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadarbikarbonatdalam darah. Pada tahapan ini, penderita tidak banyak terbantu dengan pemberian air minum biasa. Penderita kolera membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus gabungan keduanya (Dextrose Saline) (Syah 2013).

1.2 RUMUSAN MASALAH1.2.1 Bagaimana klasifikasi dari bakteri Vibrio cholerae?1.2.2 Bagaimana morfologi dari bakteri Vibrio cholerae?1.2.3 Bagaimana pemeriksaan identifikasi dari bakteri Vibrio cholerae?

1.3 TUJUAN1.3.1 Untuk mengetahui klasifikasi dari bakteri Vibrio cholerae.1.3.2 Untuk mengetahui morfologi dari bakteri Vibrio cholerae.1.3.3 Untuk mengetahui pemeriksaan identifikasi dari bakteri Vibrio cholerae.

1.4 MANFAAT1.4.1 Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dari bakteri Vibrio cholerae.1.4.2 Mahasiswa dapat mengetahui morfologi dari bakteri Vibrio cholerae.1.4.3 Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan identifikasi dari bakteri Vibrio cholerae.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 DASAR TEORI2.1.1 Tinjauan Umum Bakteri Vibrio CholeraeFilippo Pacini(1854), seorang ahli anatomi dari Italiamerupakan penemu pertama Vibrio cholerae. Pada tahun 1854, Filippo Pacini mengungkapkan penemuannya tentang bakteri Vibrio choleraeyang menjadi penyebab utama penyakit kolera, namun teori ini banyak diabaikan sampai ditemukan kembali oleh Robert Koch (Widyastuti 2014).Bakteri Vibrio sp adalah jenis bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relatif tinggi. Menurut Rheinheiner (1985) cit. Herawati (1996), sebagian besar bakteri berpendar bersifat halofilik yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40. Bakteri Vibrio berpendar termasuk bakteri anaerobic fakultatif, yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio tumbuh pada pH 4 - 9 dan tumbuh optimal pada pH 6,5 - 8,5 atau kondisi alkali dengan pH 9,0 (Anonim 2010).Vibrion cholera mempunyai ciri-ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm, warna media berubah menjadi kuning. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.Vibrio Choleramemproduksi racun Cholera, model untuk Enteretoksin, yang tindakan pada epitel mukosa bertanggung jawab atas diare karakteristik penyakit kolera. Dalam manifestasi exterm, kolera adalah salah satu penyakit fatal cepat paling dikenal seseorang yang sehat dapat menjadi hipotensi satu jam setelah timbulnya gejala dan mungkin meninggal dalam waktu 2-3 jam jika pengobatan tidak disediakan lebih umum, penyakit ini berlangsung dari bangku cair pertama yang mengejutkan di 4-12 jam, dengan kematian berikut dalam 18 jam untuk beberapa hari (Adam 2013).2.1.2 Morfologi Bakteri Vibrio CholeraeVibrio Cholerae adalah bakteri berbentuk batang bengkok atau batang lurus, gram negatif, bersifat aerob atau anaerob fakultatif. Bakteri Vibrio Cholerae dapat bergerak sangat aktif karena mempunyai flagel kutub (flagel monotrik). Pada isolasi pertama Vibrio Cholerae berbentuk batang bengkok dengan panjang kira-kira 2-4 mikron. Bakteri ini tidak membentuk spora. Pada pembiakan yang lama bakteri Vibrio Cholerae dapat berubah menjadi berbentuk batang lurus, mirip dengan bakteri enterik gram negatif lainnya.

2.1.3 Klasifikasi Bakteri Vibrio CholeraeKingdom: EubacteriaDivisi: BacteriClass: SchizomycetesFamily: VibrionaceaeGenus: VibrioSpesies:Vibro anguillarum, Vibrio vulnificus, Vibrio salmonicida, Vibrio hollisae, Vibrio alginolyticus, Vibrio damsel, Vibrio cholera, Vibrio fluvialis, Vibrio parahaemolyticus, Vibrio mimicus

2.1.4 Patogenitas Bakteri Vibrio CholeraeBakteriVibrio Choleraeakan mengeluarkan enterotoksin atau racunnya di saluran usus sehingga terjadinya diare yang dapat berakibat pada kehilangan banyak cairan tubuh atau dehidrasi. Jika dehidrasi tidak segera ditangani atau mendapatkan penanganan yang tepat dapat berlanjut ke arahhipovolemikdanasidosis metaboliksampai akhirnya menyebabkan kematian.Hipovolemikmerupakan kondisi medis atau bedah di mana terjadi kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan beberapa organ. Sedangkanasidosis metabolikadalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadarbikarbonatdalam darah (Adam 2013).Penyakit kolera dapat menyebar baik sebagai penyakit yang endemik, epidemik atau pandemik. BakteriVibrio choleraeberkembang biak dan menyebar melalui feses (kotoran) manusia. Jika kotoran yang mengandung bakteri mengkontaminasi air sungai dan lainnya, maka orang yang melakukan kontak dengan air tersebut beresiko terkena kolera, bahkan mengonsumsi ikan dalam air yang sudah terkontaminasi pun bisa menyebabkan Anda terkena kolera (Adam 2013).Gejala-gejala kolera Asiatik dapat bervariasi dari diare cair yang ringan, sampai diare akut yang ditandai dengan kotoran yang berwujud seperti air cucian beras. Gejala awal penyakit ini umumnya terjadi dengan tiba-tiba, dengan masa inkubasi antara 6 jam sampai 5 hari. Kram perut, mual, muntah, dehidrasi, dan shock (turunnya laju aliran darah secara tiba-tiba).Kematian dapat terjadi apabila korban kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar.Penyakit ini disebabkan karena korban mengkonsumsi bakteri hidup, yang kemudian melekat pada usus halus dan menghasilkan racun kolera.Produksi racun kolera oleh bakteri yang melekat ini menyebabkan diare berair yang merupakan gejala penyakit ini (Widyastuti 2014).

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 WAKTU DAN TEMPAT

Waktu: Pukul 13.00 15.00 WIB.Tanggal: 15 18 Oktober 2014Tempat: Laboratorium Media dan Laboratorium Bakteriologi

3.2 ALAT DAN BAHAN3.2.1 Alat Ose bulat Ose jarum Rak tabung Korek api Lampu spiritus Plate Inkase Inkubator Tabung Khan Tabung Durham Tabung Reaksi

3.2.2 Bahan Suspensi kuman Pepton Alkalis 1% Media MCA (Mannitol Salt Agar) Media TCBS Media Soda Agar Media Biokimia Reaksi

3.3 SKEMA DAN PROSEDUR KERJA3.1.1 Prosedur Kerja Hari pertama Pembuatan media (MCA, TCBS, Soda Agar dan Biokimia Rekasi) Hari kedua Suspensi kuman di tamam ke media MCA, TCBS, dan Soda Agar Inkubasi 37C 24 jam Hari ketiga Diamati hasil setelah inkubasi tersebut Dilakukan pewarnaan gram Di tanam ke media biokimia reaksi Diinkubasi 37C 24 jam Hari keempat Dilakukan identifikasi dan pembacaan hasil

3.1.2 Skema Kerja

MCASoda Agar Koloni: kecilWarna : MerahKonsistensi : MucoidFermentassi: Laktosa (+)HalusAbu-abuWarna media kuningSukrosa (+)SAMPELPepton alkalis 1%Inkubasi 37C selama 6 jamTCBSInkubasi 37C 24 jamHalus, Kuning, Sukrosa (+)Pewarnaan GramAglutinasi polyvalentPositifKIAInkubasi 37C 24 JAML: alkalisD: acidGas: -H2S: -Biokimia reaksiInkubasi 37 C 24 jamTest aglutinasi monovalent (dari KIA)NegatifString testNegatifNon VibrioPositifKIAInkubasi 37C 24jamL: alkalisD: acidGas: -H2S: -Biokimia reaksiInkubasi 37C 24 jamTest aglutinasi monovelent (dari KIA)Identifikasi IMViC ++--

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL Isolasi media platea. Media MCAKoloni: halusWarna: jernihFermentasi: laktosa (-)

b. Media TCBSKoloni: halusWarna: kuningFermentasi: sukrosa (+)

c. Media Soda AgarKoloni: halusWarna: abu-abuWarna media: kuningFermentasi: sukrosa (+) Media biokimia reaksi1. Glukosa:+2. Laktosa: -3. Maltosa: +4. Manosa: +5. Sukrosa: +6. Citrat : -7. VP: -

8. VP: -9. Indol: +10. Semisolid: +11. Urea: -12. KIA: L: AlkalisD: acidH2S: -Gas: -

4.2 PEMBAHASAN Morfologi Vibrio choleraeBerbentuk batang bengkok bila diisolir dari feses penderita atau dari biakan yang masih muda, tetapi bila dari biakan yang sudah tua berbentuk batang lurus.Ukuran : 1-3 x 0,4-0,6 mikronBergerak dengan flagella peritrik, tidak berspora, tidak berselubung, bersifat Gram (-). Vibrio cholerae pada pemeriksaan biokimia reaksi: Glukosa:+ Laktosa: - Maltosa: + Manosa: + Sukrosa: + Citrat : - VP: -

VP: - Indol: + Semisolid: + Urea: - KIA: L: Alkalis D: acid H2S: - Gas: -

Sifat biakan: Koloni: cembung, bulat, dan smooth Bersifat: aerob dan tumbuh pada media sederhana pH optimum: 7,8-8,0 dan tumbuh subur pada pH 9,2 tidak tahan asam, bila dalam pembenihan terdapat karbohidrat yang tidak dapat diragi, kuman dapat mati tumbuh baik pada medium yang mengandung garam mineral sebagai sumber karbon dan nitrogen pada medium pepton (banyak mengandung triptofandan nitrat) akan membentuk indol yang dengan asam sulfat akan membentuk warna merah (test indol +) media yang dipergunakan adalah:1. media pemupuk: pepton alkalis pH 8,4-9,2 tumbuh sesudah 6-18 jam dan pada permukaan terlihat selaput2. TCBS (Thiosulfate Citrat Bile Salt Sucrosa)Tumbuh dengan koloni warna kuning dan dari biakan ini dilakukan test aglutinasi gelas obyek dan test-test lain-lainnya. Sedangkan Vibrio parahaemlyticus tumbuh dengan warna koloni hijau3. Monsur tumbuh dengan warna koloni hijau, dikelilingi zona yang keruh dan bagian tengahnya hitam.4. Soda agar tumbuh dengan koloni abu-abu reaksi biokimiameragikan sukrosa, glukosa, mantil, menjadi asam tanpa gas dan laktosa diragikan lambat tidak memecah urea dan test MR (+) Family Vibrio cholerae : VibrioceaeGenus: VibrioSpecies: * Vibrio cholerae(Vibrio coma): * Vibrio parahaemolyticus Patogenitas Dalam keadaan normal hanya patogen terhadap manusia Tidak bersifat invasif, kuman tidak pernah masuk kedalam sirkulasi darah, tetapi tetap menetap di usus Menghasilkan enterotoksin (toksin cholerae). Toksin cholerae diserap di permukaan gaagliosida sel epitel dan merangsang hipersekresi air dan Cl dan menghambat resorbsi Na, dengan akibat kehilangan banyak cairan dan elektrolit. Terjadi dehidrasi asidosis, shock terjadi maH Secara histologis usus tetap normal Gejala klinik Rice water stool (kotoran seperti air cucian beras)byang terdiri dari mukus, sel epitel, kuman dalam jumlah besar.

BAB VPENUTUP

5.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa dari Pemeriksaan Identifikasi Vibrio cholerae pada sampel ditemukan bakteri Vibrio cholerae.

5.2 SARANPada proses identifikasi bakteri frekuensi untuk terinfeksi dengan bakteri sangat tinggi. Oleh karena itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, handscond, dan jas laboratorium sangat dianjurkan. Selain itu, kebersihan dalam proses identifikasi juga sangat diperlukan sehingga bakteri yang diisolasi bisa tumbuh dengan baik.Oleh karena itu, sepatutnya lah kita menjaga kebersihan dan kesehatan diri kita dan lingkungan. Dengan melakukan hal-hal tersebut, frekuensi terserang penyakit bisa ditanggulangi.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Sahryi. Bakteri Voibrio Cholerae. 18 Mei 2013. http://sahryladam.blogspot.com/2013/05/bakteri-vibrio-cholera_18.html (diakses Desember 26, 2014).Anonim. Vibrio. 25 Juni 2010. http://analiskesehatanmakassar.blogspot.com/2010/06/vibrio.html (diakses Desember 26, 2014).Syah, Wildan. Penyebab Penyakit Kolera dan Pencegahannya. 11 April 2013. http://wildan-gtv.blogspot.com/2013/04/penyebab-penyakit-kolera-dan.html (diakses Desember 26, 2014).Widyastuti, Novi. Patogenesis Vibrio Cholerae. 09 November 2014. http://www.biologiedukasi.com/2014/11/patogenesis-vibrio-cholerae.html (diakses Desember 26, 2014).