repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · web...

130
MOTIVASI PETERNAK AYAM RAS PEDAGING DALAM MENENTUKAN MITRA USAHA DI DESA BENTENG GAJAH KECAMATAN TOMPOBULU KABUPATEN MAROS S K R I P S I R A H A Y U I 311 09 259 JURUSAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN i

Upload: tranhanh

Post on 30-Jan-2018

252 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

MOTIVASI PETERNAK AYAM RAS PEDAGING DALAM MENENTUKAN MITRA USAHA DI DESA BENTENG GAJAH KECAMATAN TOMPOBULU

KABUPATEN MAROS

S K R I P S I

R A H A Y U

I 311 09 259

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

i

Page 2: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

MOTIVASI PETERNAK AYAM RAS PEDAGING DALAM MENENTUKAN MITRA USAHA DI DESA BENTENG GAJAH KECAMATAN TOMPOBULU

KABUPATEN MAROS

OLEH :

R A H A Y U

I 311 09 259

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

Makassar

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

ii

Page 3: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rahayu

Nim : I 311 09 259

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

a. Karya skripsi saya adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, terutama dalam bab

hasil dan pembahasan, tidak asli atau plagiasi, maka saya bersedia

dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan

seperlunya.

Makassar, November 2013

R A H A Y U

iii

Page 4: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Motivasi Peternak Ayam Ras Pedaging dalam Menentukan Mitra Usaha di Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros

Nama : Rahayu

Stambuk : I 311 09 259

Jurusan : Sosial Ekonomi Peternakan

Skripsi ini Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Dr. Ir. Palmarudi, SU

Pembimbing Utama

Dr. Syahdar Baba , S.Pt, M.Si Pembimbing Anggota

Mengetahui :

Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc

Dekan

Dr. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.Si

Ketua Jurusan

Tanggal Lulus :

18 November 2013

iv

Page 5: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

ABSTRAK

Rahayu (I311 09 259). Motivasi Peternak Ayam Ras Pedaging dalam Menentukan Mitra Usaha Di Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros. Dibawah Bimbingan Dr. Ir. Palmarudi, SU sebagai Pembimbing Utama dan Dr. Syahdar Baba, S.Pt, M.Si sebagai Pembimbing Anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi peternak ayam ras pedaging dalam menentukan mitra usaha di Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data kuantitatif dan kualitatif, dilaksanakan pada bulan Juli sampai September di Desa Benteng gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan bantuan kuisioner. Anaisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan alat analisis faktor.

Hasil analisis faktor menunjukkan semua variabel memenuhi syarat sehingga menghasilkan 2 (dua) motivasi bentukan. Motivasi bentukan diberi nama motivasi utama dan motivasi pendukung. Motivasi yang mendorong peternak dalam menentukan mitra usaha adalah motivasi utama yang terdiri dari motivasi ekstrinsik berupa variabel lingkungan sosial, kebijakan perusahaan, dan imbalan serta motivasi intrinsik berupa variabel kebutuhan material. Motivasi utama memiliki pengaruh nyata yang menjadi motivasi peternak ayam ras pedaging dalam menentukan mitra usahadi Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. Sementara motivasi pendukung terdiri dari motivasi intrinsik berupa variabel sikap peternak dan kebutuhan non-material. Motivasi pendukung memiliki peranan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan motivasi utama.

Kata Kunci : Ayam Ras Pedaging, Motivasi Peternak.

v

Page 6: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

ABSTRACT

Rahayu (I 311 09 259). Breeder Motivation to Determining Business Partner in Benteng Gajah Village, Tompobulu District, Maros Regency. Guided by Dr. Ir. Palmarudi, SU as The First Adviser and Dr. Syahdar Baba, S.Pt, M.Si as The Second Adviser.

The purpose of this research is knowing motivation of breeder of broiler to determining business partner in Benteng Gajah Village, Tompobulu District, Maros Regency. The kind of this research is descriptive quantitative with using quantitative and qualitative data. It is done on July until September. Collecting data is done with interviewing. Data analysis which is used is descriptive statistic with factor analysis.

The result of this research show that all variable fill requirement so that it results two form motivation namely basic and supporting motivation. Basic motivations which support breeder to determine business partner are extrinsic motivations (social environment, company policy and salary) and intrinsic motivation (material necessity). Basic motivations have real influence of breeder to determine business partner. Supporting motivations have smaller function than basic motivation.

Key word : Broiler, Motivation of breeder

vi

Page 7: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan hidayah dan petunjuk bagi umat manusia, demikian juga Shalawat

dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik dan

patut kita contoh dalam kehidupan kita sehari- hari karena limpahan rahmat dan

karunia-Nyalah sehingga penyusunan Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan

ini dapat diselesaikan meskipun dalam bentuk yang sederhana.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menemukan hambatan dan

tantangan serta penulis menyadari betul bahwa hanya dengan Doa, keikhlasan

serta usaha Insya Allah akan diberikan kemudahan oleh Allah dalam

penyelesaian skripsi ini. Demikian pula penulis menyadari sepenuhnya bahwa

penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagai suatu karya ilmiah,

hal ini disebabkan oleh faktor keterbatasan penulis sebagai manusia yang masih

berada dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan

partisipasi aktif dari semua pihak berupa saran dan kritik yang bersifat

membangun demi penyempurnaan tulisan ini.

Penulis menghaturkan terima kasih yang tak terhingga dan sembah sujud

kepada Allah SWT yang telah memberikan segala kekuasaan-Nya dan

kemurahan-Nya juga kepada kedua orang tua tercinta saya Mustari dan Muftira

yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik dan mengiringi setiap langkah

penulis dengan doa restu yang tulus serta tak henti-hentinya memberikan

vii

Page 8: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

dukungan baik secara moril maupun materi. Kalian adalah orang-orang di balik

kesuksesan penulis menyelesaikan pendidikan di jenjang strata satu (S1).

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan banyak terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

Dr. Ir. Palmarudi, SU selaku pembimbing utama, yang tetap setia

membimbing penulis memberikan pengalaman yang paling berharga yang

telah diberikan selama menjadi mahasiswa di Sosial Ekonomi Peternakan, dan

memberikan banyak nasehat, arahan, petunjuk dan bimbingan serta dengan

sabar dan penuh tanggung jawab meluangkan waktunya mulai dari

penyusunan hingga selesainya skripsi ini.

Dr. Syahdar Baba, S.Pt, M.Si selaku pembimbing anggota yang tetap setia

membimbing penulis serta memberikan pengalaman yang paling berharga

yang telah diberikan selama menjadi mahasiswa di Sosial Ekonomi

Peternakan.

Dr. St. Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.Si selaku ketua jurusan sosial ekonomi

peternakan.

Prof. Dr.Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin.

Dosen Pengajar dan seluruh staf Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin yang telah memberi ilmu dan pelayanan yang sangat bernilai

bagi penulis.

Kakanda Ahmad Dahlan (Ndo) yang tidak bosan-bosannya meberikan

masukan dan semangat yang sungguh luar biasa.

viii

Page 9: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Teman-teman ”KAMIKASE 09”. Terkhusus buat Muthe, Nina, Uci, Mimi,

Alfon, Yuni, Jawas, Mila, Dita dan Datci. Kalian adalah teman yang

berharga dalam hidupku, kebersamaan selama ini adalah anugerah dan

kenangan terindah penulis semoga kebersamaan KAMIKASE 09 akan tetap

terjaga selamanya (Loyalitas Tampa Batas).

Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Peternakan Jurusan Sosial Ekonomi kepada

Kakanda Instinc 03, Evolusi 04, Eksistensi 05, Imajinasi 06, Danketsu 07,

Amunisi (08) dan Adinda (010) terima kasih atas kerjasamanya.

Thanks buat keluarga, my sist (K’Anti, K’metha dan K’ekha), sahabatku

(Novi) yang selama ini telah banyak membantu dan memberikan semangat

penulis selama melakukan penelitian.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua yang penulis telah

sebutkan diatas maupun yang belum sempat ditulis. Akhir kata, meskipun telah

bekerja dengan semaksimal mungkin, skripsi ini tentunya tidak luput dari

kekurangan. Harapan Penulis kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat

kepada pembacanya dan diri pribadi penulis. Amin....

Wassalumualaikum Wr.Wb.

Makassar, November 2013

Penulis

ix

Page 10: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL................................................................................. i

HALAMAN JUDUL..................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv

ABSTRAK..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR.................................................................................. vii

DAFTAR ISI................................................................................................. x

DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xv

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

I.2 Rumusan Masalah....................................................................... 5

I.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

I.4 Kegunaan Penelitian.................................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Gambaran Umum Tentang Usaha Ayam Ras Pedaging ........... 6

II.2 Gambaran Umum Tentang Kemitraan....................................... 7II.3 Tujuan dan Manfaat Kemitraan................................................. 10II.4 Motivasi Secara Umum.............................................................. 13

II.4.1 Teori Motivasi Herzberg............................................... 14II.4.2 Jenis Motivasi................................................................ 16

II.5 Kerangka Pikir........................................................................... 24

x

Page 11: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Waktu dan Tempat...................................................................... 25

III.2 Jenis Penelitian............................................................................ 25

III.3 Populasi dan Sampel................................................................... 25

III.4 Jenis dan Sumber Data................................................................ 26

III.5 Metode Pengumpulan Data......................................................... 27

III.6 Analisa Data ............................................................................... 27

III.7 Konsep Operasional.................................................................... 29

BAB IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV.1 Letak Geografis ........................................................................... 31

IV.2 Jumlah Penduduk ........................................................................ 32

IV.3 Mata Pencaharian ........................................................................ 32

IV.4 Pemilikan Ternak......................................................................... 33

BAB V. KEADAAN UMUM RESPONDEN

V.1 Umur ........................................................................................... 35

V.2 Jenis Kelamin .............................................................................. 36

V.3 Pendidikan ................................................................................... 37

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI.1 Deskripsi Variabel Penelitian....................................................... 38

VI.1.1 Motivasi Ekstrinsik ....................................................... 38

VI.1.2 Motivasi Intrinsik........................................................... 41

V1.2 Uji Kelayakan Model................................................................. 44

VI.2.1 Output KMO amd Bartlett’s Test (Langkah Pertama

dalam Pemilihan Variabel)......................................... 44

VI.2.2 Total Variance Explained............................................ 46

VI.2.3 Componen Matrix........................................................ 47

VI.3 Motivasi Peternak Ayam Ras Pedaging dalam Menentukan

Mitra Usaha................................................................................. 48

xi

Page 12: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

BAB VII. PENUTUP

VII.1 Kesimpulan ................................................................................ 55

VII.2 Saran .......................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 56

xii

Page 13: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

DAFTAR TABEL

No Halaman

Teks

1. Data Peternak yang Bermitra dan Nama Perusahaan Mitra di Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros................ 3

2. Konsep Operasional pada Penelitian Motivasi Peternak Ayam Ras Pedaging dalam Menentukan Mitra Usaha di Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros......................................... 29

3. Jumlah Penduduk di Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros................................................................................ 32

4. Jenis Pekerjaan di Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros................................................................................ 33

5. Kepemilikan Ternak di Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Maros................................................................................ 34

6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros.............................. 36

7. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros................ 37............................................................................................................

8. Klasifikasi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkatan Skala Penilaian Terhadap Motivasi Ekstrinsik............................................. 39

9. Klasifikasi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkatan Skala Penilaian Terhadap Motivasi Intrinsik............................................... 41

10. Output Langkah Pertama (Pemilihan Variabel) Berdasarkan Nilai KMO-MSA, Chi-Square dan Signifikansi.......................................... 45

11. Total Variance Explained................................................................... 46

12. Componen Matrix............................................................................... 47

xiii

Page 14: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

Teks

1. Kerangka Pikir Motivasi Peternak Ayam Ras Pedaging dalam Menentukan Mitra usaha.................................................................. 24

2. Peta Administrasi Kabupaten Maros............................................... 31

xiv

Page 15: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

Teks

1. Kuesioner Penelitian........................................................................... 59

2. Identitas Responden............................................................................ 62

3. Output Analisis Faktor dengan Menggunakan SPSS 17.................... 64

xv

Page 16: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ayam pedaging (broiler) sampai saat ini merupakan salah satu ternak

andalan sumber protein hewani. Pemeliharaan ayam pedaging memberikan

kontribusi yang cukup besar dalam penyediaan daging secara nasional. Seiring

makin meningkatnya taraf pendapatan dan pendidikan masyarakat di Indonesia,

permintaan ayam pedaging semakin meningkat. Peluang ayam pedaging sangat

menjanjikan. Lama pemeliharaan yang semakin singkat, sekitar 28 hari, dengan

tingkat pertambahan bobot badan yang realtif cepat dibanding ternak lainnya,

menjadi daya tarik tersendiri.

Usaha peternakan ayam broiler dimulai dengan usaha mandiri agar dapat

memenuhi kebutuhan keluarga yang umumnya diusahakan dalam skala kecil.

Peternak memulai usahanya dengan modal sendiri dan menanggung resiko

sendiri. Seiring tuntutan ekonomi dan perkembangan teknologi, usaha peternakan

ini pun mulai dikembangkan dalam skala menengah dan besar. Keterbatasan

dalam hal permodalan, teknologi, dan sumberdaya manusia membuat

terbentuknya kerjasama dalam agribisnis peternakan oleh berbagai pihak yang

berkepentingan.

Kerjasama tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk kemitraan antara

perusahaan inti dengan peternak – peternak kecil, hal ini tidak saja bertujuan

untuk meningkatkan pendapatan peternak tetapi juga bertujuan untuk

mewujudkan ketersediaan daging ayam dalam dimensi jumlah, kualitas, waktu,

1

Page 17: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

dan keterjangkauan. Dengan adanya hubungan kemitraan tersebut peternak

mandiri ada yang beralih bergabung dengan kemitraan dengan alasan untuk

menambah skala usaha.

Kerjasama kemitraan dalam bisnis perunggasan bukanlah hal yang baru.

Pola kemitraan antara peternak rakyat ayam ras pedaging dengan perusahaan

peternakan ayam ras pedaging sudah diperkenalkan sejak tahun 1984 yang dikenal

dengan PIR (Perusahaan Inti Rakyat). Tujuan utama dari kemitraan adalah

membantu peternak kecil agar pendapatannya meningkat dengan cara

meningkatkan skala usahanya, menurunkan biaya produksi dan mengurangi resiko

usaha serta menjaga kesinambungan usahanya (Rahman, 2009).

Kemitraan usaha ayam ras pedaging ini merupakan salah satu alat kerjasama

yang mengacu pada terciptanya suasana keseimbangan dan keselarasan serta

didasari rasa saling mempercayai antara pihak yang bermitra. Melalui kemitraan

diharapkan terwujud sinergi yaitu terwujudnya hubungan yang saling

membutuhkan, saling menguntungkan dan saling memperkuat dalam usaha. Oleh

karena itu sangatlah penting jika kemitraan didasari oleh pemahaman tentang

kejujuran, kepercayaan, keadilan, dan komunikasi terbuka yang terangkum dalam

etika bisnis sehingga kemitraan akan kuat dan bertahan lama (Dewi, 2006).

Kabupaten Maros merupakan salah satu daerah sentra produksi ayam ras

pedaging di Sulawesi Selatan, dengan jumlah populasi sebanyak 7.985.518 ekor

yang diusahakan oleh sebanyak 1.774 orang peternak. Di kabupaten ini terdapat

sebanyak 13 perusahaan inti yang melakukan kemitraan dengan peternak plasma

(Badan Pusat Statistik Maros, 2009 dalam Palmarudi dan Kasim, 2012). Data

2

Page 18: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

peternak yang bermitra di desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Maros dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Peternak yang bemitra dan nama perusahaan mitra di Desa Benteng Gajah Kec. Tompobulu Kab. Maros

No Nama Perusahaan Jumlah Peternak (Orang)

1 PATRIOT 112 CIOMAS 123 BSB (Bintang Sejahtera Bersama) 84 AMM (Agro Mitra Makmur) 35 SMS (Sumber Makmur Sejahtera) 26 CELEBES 37 SRIKANDI 58 MRA 7

Total 51Sumber : Data Sekunder Kecamatan Tompobulu, 2012

Pada Tabel 1 terlihat bahwa terdapat beberapa perusahaan inti yang

melakukan kerjasama dengan peternak. Makin ketatnya kompetisi dalam bidang

budidaya peternakan ayam ras pedaging di tandai dengan banyaknya bermunculan

perusahaan inti yang menawarkan berbagai macam kontrak kerjasama dengan

berbagai aneka merek sapronak. Hal ini membuat peternak plasma semakin sulit

dalam memilih dan menentukan inti mana yang baik. Dalam menentukan

perusahaan inti tersebut peternak memiliki motivasi tersendiri yang dapat

mempengaruhi proses peternak dalam memilih perusahaan inti.

Motivasi itu sendiri merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang

untuk melakukan atau mencapai suatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan

sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari

kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk

tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah

3

Page 19: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan (Sela,

2011).

Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang

bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat

seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan

pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau

bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik

adalah manakala elemen-elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan

tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status

ataupun kompensasi (Sela, 2011).

Munculnya dorongan peternak untuk bekerjasama degan perusahaan mitra

akan tergantung pada besarnya harapan yang akan terwujud, bila tujuan dari

kegiatan tersebut tercapai. Motivasi yang mendorong peternak akan mengarah

pada pembuatan keputusan peternak untuk menjadi mitra kerja atau memutuskan

untuk tidak bermitra. Karakteristik internal dan eksternal diduga memiliki

hubungan yang menjadi motivasi peternak dalam menentukan mitra usaha.

Apakah peternak itu menentukan mitra karena keinginan dari dalam dirinya

sendiri atau karena peternak menentukan mitra usaha karena faktor dari luar

seperti banyaknya orang memilih mitra A sehingga peternak tersebut ingin juga

bermitra dengan si A. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian

yang berjudul “Motivasi Peternak Ayam Ras Pedaging dalam Menentukan

Mitra Usaha di Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Maros”.

4

Page 20: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

I.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah motivasi apa yang

mendorong peternak ayam ras pedaging dalam menentukan mitra usaha di Desa

Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

motivasi peternak ayam ras pedaging dalam menentukan mitra usaha di Desa

Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.

I.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan antara lain:

1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau input

bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berhubungan

dengan bidang Kemitraan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi

Perusahaan Mitra dan peternak untuk mengetahui motivasi apa yang

mendorong peternak dalam memilih mitra usaha.

3. Pedoman/informasi bagi peternak ayam ras pedaging pola kemitraan

dalam pengembangan usahanya.

5

Page 21: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.1 Gambaran Umum Tentang Usaha Ayam Ras Pedaging

Ayam broiler mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1960-an. Pada awal

tahun tersebut peternak sudah mulai memelihara ayam broiler namun belum

bersifat komersil. Pada tahun 1980-an ayam ini mulai populer dibudidayakan

untuk kegiatan bisnis karena memiliki berbagai kelebihan yang tidak ada pada

ayam pedaging lain. Pemerintah mencanangkan panggalakan konsumsi daging

ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Pada awal mula ayam

broiler mengalami berbagai hambatan karena kalah bersaing dengan ayam

kampung yang sedang berkembang pesat. Terjadi persaingan produk antara ayam

broiler dan ayam kampung. Namun, dalam perkembangannya ayam broiler dan

ayam kampung memiliki segmen pasar yang berbeda sehingga kedua bisnis

tersebut berkembang baik. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan

menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang

bermunculan diberbagai wilayah Indonesia (Rasyaf, 2008 dalam Saputra, 2011).

Permintaan tinggi membuat kepastian pasar yang menjadi salah satu

penyebab bisnis peternakan ayam broiler berkembang pesat mulai dari skala

rumah tangga, menengah sampai besar yang dijalankan perusahaan secara

intensif. Berdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian

No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Usaha

Peternakan Ayam Ras, ditetapkan bahwa usaha peternakan dibagi menjadi tiga

kategori yaitu, peternakan rakyat, pengusaha kecil peternakan dan pengusaha

6

Page 22: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

peternakan. Peternakan Rakyat adalah usaha peternakan dengan jumlah ternak

yang dimiliki kurang dari 15.000 ekor per siklus. Pengusaha kecil Peternakan

adalah usaha peternakan dengan jumlah ternak yang dimiliki kurang dari 65.000

ekor per siklus, sedangkan Perusahaan Peternakan adalah perusahaan budidaya

ayam pedaging yang memiliki skala usaha lebih besar dari 65.000 ekor per siklus

(Saputra, 2011).

Pada prinsipnya usaha peternakan ayam broiler dibedakan menjadi tiga hal

yaitu manajemen produksi, manajemen pemasaran dan manajemen keuangan.

Ketiga prinsip tersebut mencakup beberapa fungsi yang lebih kecil. Fungsi pada

prinsip manajemen produksi yakni perencanaan, pengorganisasian, dan

pengawasan atau evaluasi (Saputra, 2011).

Bisnis ternak ayam broiler atau ayam pedaging merupakan bisnis yang

cukup banyak dilakukan oleh peternak di Indonesia. Namun harga pakan yang

semakin melambung dan harga pasar yang flukt tuatif membuat nasib peternak

tidak kunjung membaik, terlebih lagi peternak bermodal kecil. Belum lagi

hantaman penyebaran penyakit yang kian memperparah keadaan peternak. Salah

satu cara beternak yang dipandang mampu mengatasi hal tersebut adalah dengan

pola kemitraan (Mudhofar, 2012)

II.2 Gambaran Umum Tentang Kemitraan

Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau

lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih manfaat bersama ataupun

keuntungan bersama sesuai prinsip saling membutuhkan dan saling mengisi sesuai

kesepakatan yang muncul (Dewi, 2006).

7

Page 23: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor. 44 Tahun1997

terutama dalam Pasal 1 menyatakan bahwa :“Kemitraan adalah kerjasama usaha

antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah dan atau dengan Usaha Besar

disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha Menengah dan atau Usaha

Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan

saling menguntungkan” (Hakim, 2004).

Menurut Dinas Peternakan Kabupaten Bogor dalam Maulana (2008),

kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah dan

besar yang disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah dan besar

yang disertai prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling

menguntungkan. Pada hakikatnya kerjasama kemitraan berfungsi untuk

memperkokoh struktur ekonomi nasional. Disamping itu, kerjasama kemitraan

antara usaha besar dan usaha menengah dengan usaha kecil dapat mendorong

upaya pemerataan pembangunan.

Kemitraan pertanian dalam Surat Keputusan Menteri pertanian

No.940/Kpts/OT.210/10/1997 dalam Sasmita, Ana, dan Putra (2010),

menerangkan bahwa kemitraan usaha pertanian berdasarkan azas persamaan

kedudukan, keselarasan dan peningkatan keterampilan kelompok mitra oleh

perusahaan mitra melalui perwujudan sinergi kemitraan yaitu hubungan yang

saling memerlukan, memperkuat dan menguntungkan. Saling memerlukan dalam

arti perusahaan mitra memerlukan hasil produksi dan kelompok mitra

memerlukan pasokan bahan baku dan bimbingan dari perusahaan. Saling

memperkuat artinya kelompok mitra maupun perusahaan mitra sama-sama

8

Page 24: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

memperhatikan tanggung jawab moral dan etika bisnis. Saling menguntungkan

yaitu baik kelompok mitra dan perusahaan mitra memperoleh peningkatan

pendapatan, dan kesinambungan usaha. Lebih lanjut dinyatakan dalam Surat

Keputusan Menteri pertanianNo.940/Kpts/OT.210/1997 bahwa pola kemitraan

usaha pertanian terdiri dari lima macam.

1. Pola Inti Plasma, adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra

dengan perusahaan mitra yang didalamnya perusahaan bertindak sebagai

inti dan kelompok mitra sebagai plasma. Kelebihan pola ini adalah: a)

kepastian sarana produksi, b) pelayanan/bimbingan, dan c) menampung

hasil. Kekurangan pola ini adalah: a) inti plasma menyediakan

operasional, dan b) kegagalan dalam panen menjadi kerugian plasma.

2. Pola Sub Kontrak, adalah hubungan antara kelompok mitra dengan

perusahaan mitra yang didalamnya kelompok mitra memproduksi

komponen yang diperlukan perusahan mitra sebagai bagian dari

produksinya.

3. Pola Dagang Umum, adalah hubungan kemitraan antara kelompok dengan

perusahaan mitra yang didalamnya perusahaan mitra memasarkan hasil

produksi kelompok mitra, atau kelompok mitra memasok kebutuhan yang

diperlukan oleh perusahaan mitra.

4. Pola Agenan, adalah hubungan kemitraan yang didalamnya kelompok

mitra diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa perusahaan

mitra.

9

Page 25: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

5. Pola KOA (Kerjasama Operasional Agribisnis) adalah hubungan

kemitraan yang didalamnya kelompok mitra menyediakan lahan sarana

dan tenaga kerja,sedangkan perusahaan mitra menyediakan modal dan

sarana untuk mengusahakan/membudidayakan suatu komoditi pertanian.

II.3 Tujuan dan Manfaat Kemitraan

Pada dasarnya maksud dan tujuan dari kemitraan adalah konsep win-win

solution partnership yang berarti kerjasama yang dilakukan memberikan

keuntungan bagi kedua belah pihak. Arti saling menguntungkan disini bukan

berarti para partisipan dalam kemitraan tersebut harus memiliki kemampuan dan

kekuatan yang sama, tetapi yang lebih dipentingkan adalah adanya posisi tawar

yang setara berdasarkan peran masing-masing. Ciri dari kemitraan usaha terhadap

hubungan timbal balik bukan sebagai buruh majikan atau atasan dan bawahan

melainkan sebagai adanya pembagian resiko dan keuntungan yang proporsional,

dan inilah kekuatan serta karakter kemitraan usaha (Lestari, 2009).

Dalam kondisi ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan

kemitraan secara lebih konkrit adalah :

1) meningkatkan pendapatan usaha kecildan masyarakat,

2) meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan,

3) meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil,

4) meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional,

5) memperluas kesempatan kerja,

6) meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

10

Page 26: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Menurut Hafsah dalam Lestari (2009), manfaat yang dapat dicapai dari

usaha kemitraan antara lain :

1). Produktivitas

Bagi perusahaan yang lebih besar dengan model kemitraan akan dapat

mengoperasionalkan kapasitas pabriknya secara full capacity tanpa perlu memiliki

lahan dan pekerja lapang sendiri karena biaya untuk keperluan tersebut

ditanggung oleh petani/peternak. Bagi petani/peternak dengan kemitraan ini,

peningkatan produktivitas biasanya dicapai secara simultan yaitu dengan cara

menambah unsur input baik kualitas maupun kuantitasnya dalam jumlah tertentu

akan diperoleh output dalam jumlah dan kualitas yang berlipat. Melalui model

kemitraan petani/peternak dapat memperoleh tambahan input, kredit dan

penyuluhan yang disediakan oleh perusahaan inti.

2). Efisiensi

Perusahaan dapat mencapai efisiensi dengan menghemat tenaga dalam

mencapai target tertentu dengan tenaga kerja yang dimiliki petani/peternak.

Sebaliknya bagi petani/peternak yang pada umumnya relatif lemah dalam hal

kemampuan teknologi dan sarana produksi, dengan bermitra akan dapat

menghemat waktu produksi melalui teknologi produksi yang disediakan oleh

perusahaan.

3). Jaminan Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas

Kualitas, kuantitas dan kontinuitas sangat erat kaitannya dengan

efisiensidan produktivitas di pihak petani/peternak yang menentukan terjaminnya

pasokan pasar dan pada gilirannya menjamin keuntungan perusahaan. Ketiganya

11

Page 27: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

merupakan perekat kemitraan. Apabila berhasil, maka dapat menjaga

keberlangsungan kemitraan ke arah yang lebih sempurna.

4). Resiko

Kemitraan dilakukan untuk mengurangi resiko yang dihadapi oleh kedua

belah pihak. Kontrak akan mengurangi resiko yang dihadapi oleh pihak inti jika

harus mengandalkan pengadaan bahan baku sepenuhnya dari pasar terbuka.

Perusahaan inti juga akan memperoleh keuntungan lain karena mereka tidak harus

menanamkan investasi atas tanah dan mengelolanya.

5). Sosial

Kemitraan dapat memberikan dampak sosial (social benefit) yang cukup

tinggi (Hafsah dalam Lestari, 2009). Melalui kemitraan dapat pula menghasilkan

persaudaraan antar pelaku ekonomi yang berbeda status.

6). Ketahanan Ekonomi Nasional

Usaha kemitraan berarti suatu upaya pemberdayaan yang lemah

(petani/usaha kecil). Dengan peningkatan pendapatan yang diikuti tingkat

kesejahteraan dan sekaligus terciptanya pemerataan yang lebih baik, otomatis

akan mengurangi biaya timbulnya kesenjangan ekonomi antar pelaku yang terlibat

dalam kemitraan yang pada gilirannya mampu meningkatkan ketahanan ekonomi

secara nasional.

Menurut PT Charoen Pokphand dalam Novian (2006) tujuan pelaksanaan

kemitraan yaitu : 1) membantu menciptakan keadilan dan pemerataan pendapatan

bagi peternak (plasma), 2) menciptakan lapangan pekerjaan. 3) menciptakan harga

12

Page 28: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

jual ayam yang ideal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein

hewani, dan 4) alih teknologi dibidang peternakan bagi para peternak (plasma).

II.4 Motivasi Secara Umum

Secara etimologis, motif atau dalam bahasa Inggrisnya motive, berasal dari

kata motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi istilah motif

erat kaitannya dengan gerak, yakni gerakan yang dilakukan oleh manusia, atau

disebut juga dengan perbuatan atau tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti

rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku

(Angeline, 2011).

Motif merupakan suatu pengertian yang melengkapi semua penggerak

alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan

manusia berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada dasarnya mempunyai

motif termasuk tingkah laku secara reflek dan yang berlangsung secara otomatis

mempunyai maksud tertentu, walaupun maksud itu tidak senantiasa disadari

manusia (Swanburg dalam Subekti, 2010).

Motivasi merupakan istilah yang lebih umum yang menuju pada seluruh

proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam

diri individu, tingkah laku yang ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari

gerakan atau perbuatan (Sobur dalam Angeline, 2011)

Sobur dalam Angeline (2011) juga mengatakan bahwa motivasi itu berarti

membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan seseorang

atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan

atau tujuan. Motivasi adalah proses yang memberikan semangat, arah, dan

13

Page 29: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh

energi, terarah, dan bertahan lama.

Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor dari

dalam diri sesorang itu sendiri yang disebut intrinsik atau faktor diluar diri yang

disebut ekstrinsik. Faktor dalam diri sesorang dapat berupa kepribadian, sikap,

pengalaman, pendidikan, dan harapan.Sedangkan faktor luar dapat ditimbulkan

oleh berbagai sumber lingkungan, kegiatan penyuluhan atau faktor-faktor lain

yang sangat kompleks. Tetapi baik faktor instrinsik maupun faktor luar motivasi

timbul karena adanya rangsangan (Wahjosumidjo dalam Rahman, 2009).

II.4.1 Teori Motivasi Herzberg

Frederick Herzberg (1923-2000) dalam Jatmiko (2011), adalah seorang ahli

psikolog klinis dan dianggap sebagai salah satu pemikir besar dalam bidang

manajemen dan teori motivasi. Frederick Herzberg adalah seorang professor dari

Case western Reserve University dan Utah university, kelahiran Lynn-

Massachusetts dan menyelesaikan Master dan Phd di University of Pittsburg.

Frederick Herzberg dalam Jatmiko (2011), mengemukakan

teori motivasi berdasar teori dua faktor yaitu faktor higiene dan

motivator. Dia membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian

yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan

kebutuhan tingkat tinggi (prestise dan aktualisasi diri) serta

mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu

adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.

14

Page 30: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Menurut Hezberg dalam Jatmiko (2011), faktor-faktor seperti

kebijakan, administrasi perusahaan, dan gaji yang memadai

dalam suatu pekerjaan akan menentramkan karyawan. Bila

faktor-faktor ini tidak memadai maka orang-orang tidak akan

terpuaskan.

Menurut hasil penelitian Herzberg dalam Jatmiko (2011), ada

tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi

bawahan yaitu :

a. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan

yang menantang yang mencakup perasaan berprestasi,

bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati

pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semua

itu.

b. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama

pada faktor yang bersifat embel-embel saja dalam

pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat

dan lain-lain sejenisnya.

c. Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi

terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada

lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.

Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan

pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan

kebutuhan, yaitu :

15

Page 31: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

a. Maintenance Factors

Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan

dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman

badaniah. Kebutuhan kesehatan ini merupakan kebutuhan yang

berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali

pada titik nol setelah dipenuhi.

b. Motivation Factors

Adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan

psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan

pekerjaan. Factor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan

terhadap pribadi yang berkaitan langsung denagn pekerjaan.

Menurut Herzberg dalam Ali (2012), menyatakan bahwa ada dua jenis

faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan

menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene

(faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).

1. Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan,

termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi

lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik),

2. Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai

kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan,

kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

II.4.2 Jenis Motivasi

16

Page 32: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Menurut Ali (2012), menyatakan bahwa jenis motivasi terbagi menjadi 2

yaitu :

1. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi

aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh konkrit,

seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat

pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara

konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena

adanya perangsang dari luar. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang

dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang

dilakukannyn itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai

bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan

dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas.

Abraham Maslow (1943;1970) dalam Ali (2012), mengemukakan bahwa

pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya

dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari

tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki

Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif

psikologis yang lebih kompleks, yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar

terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian

17

Page 33: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang

penting :

- Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

- Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)

- Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang

lain, diterima, memiliki)

- Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan

mendapatkan dukungan serta pengakuan)

- Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami,

dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan

keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan

menyadari potensinya).

Faktor motivasi yang dijadikan sebagai acuan adalah teori dua faktor

Herzberg. Menurut Herzberg, terdapat dua motivasi yaitu faktor ekstinsik (terkait

dengan lingkungan kerja) dan faktor intrinsik (terkait dengan pekerjaan itu

sendiri). Faktor ekstrinsik terdiri dari variabel administrasi dan kebijakan,

supervise, kondisi kerja, hubungan interpersonal, gaji/imbalan dan status. Faktor

intrinsik terdiri dari variabel prestasi, pengakuan, pekerjaan dan tanggung jawab.

Teori Herzberg ini melihat ada dua faktor yang mendorong

karyawan termotivasi yaitu faktor intrinsik yaitu daya dorong

yang timbul dari dalam diri masing-masing orang, dan faktor

ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari luar diri

18

Page 34: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja

(Wisnuwardana, 2001).

Menurut Wisnuwardana (2001), motivasi kerja dipengaruhi oleh dua

faktor yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik

merupakan motivasi yang berasal dari rangsangan dalam diri. Motivasi ekstrinsik

diwujudkan dalam bentuk rangsangan dari luar yang bertujuan menggerakkan

individu untuk melakukan suatu aktivitas yang membawa manfaat kepada

individu itu sendiri. Yang termasuk kedalam motivasi ekstrinsik dapat berupa

gaji/imbalan, lingkungan kerja, kebijakan atau prosedur perusahaan, hubungan

antar manusia, supervisi.

Kebijakan Perusahaan

Kebijakan perusahaan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan

oleh Direksisebagai pegangan manajemen dalam melaksanakan kegiatan

usaha. Aspek ini merupakan derajat kesesuaian yang dirasakan oleh

peternak dengan perusahaan mitra. Menurut Lestari, P (2009), faktor

ekstrinsik meliputi faktor kebijakan dan administrasi perusahaan

(company policies and administration) merupakan derajat kesesuain yang

dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku

dalam perusahaan.

Kebutuhan untuk bergabung bersama perusahan

kemitraan menjadi sangat tinggi terkait dengan jaminan

pasokan sarana produksi peternakan yang membutuhkan

biaya besar dan jaminan harga hasil panen di kemudian

19

Page 35: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

hari. Bagi peternak, kualitas sapronak, jaminan pasokan

sapronak dan jaminan pemasaran, serta turut berperan

dalam mengembangkan usaha peternakan menjadi hal

terpenting dalam melakukan kerjasama (Lestari, 2009).

Lingkungan sosial

Aspek ini dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang untuk

melakukan sesuatu. Menurut Sudrajat (2010), bahwa orang lain dalam hal

ini menunjuk pada bagaimana individu melihat contoh atau cara orang lain

(terutama orang dekat) dalam melakukan pengambilan keputusan. Sedikit

banyak perilaku orang lain dalam mengambil keputusan pada gilirannya

juga berpengaruh pada perilaku individu dalam mengambil keputusan.

Seperti seorang melakukan kerjasama dengan perusahaan didorong oleh

lingkungan sekitar tempat dia bekerja, ditambahkan oleh Jami (2012),

bahwa lingkungan sosial juga dipengaruhi oleh kebudayaan, opini publik

dan pengambilan keputusan dalam keluarga.

Menurut Subekti (2010), bahwa pengambilan keputusan dalam

keluarga seperti orang tua dan saudara. Orang Tua yang dianggap sudah

pengalaman dalam banyak hal, sehingga apapun nasihat atau saran dari

orang tua akan dilaksanakan, saudara dimana saudara merupakan orang

terdekat yang akan secara langsung maupun tidak langsung akan

berpengaruh pada motivasi untuk berperilaku. Secara umum dapat

dikatakan bahwa, pengambil keputusan dalam keluargaa peternak adalah

ayah atau suami yang menjadi kepala keluarga itu. Status seseorang di

20

Page 36: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

dalam keluarganya sangat ditentukan oleh besarnya sumbangan ekonomi

yang dapat diberikan dalam keluarganya. Dengan demikian, pengambilan

keputusan dalam keluarga peternak, juga tidak selalu berada sepenuhnya

di tangan ayah/suami yang menjadi kepala keluarga itu. Karena itu, tidak

mengherankan jika pengambilan keputusan untuk usaha sering lebih

ditentukan oleh istri atau justru oleh anak-anak yang menjadi tulang

punggung ekonomi keluarganya.

Imbalan

Imbalan atau biasa disebut dengan kompensasi adalah besarnya bonus

yang diberikan oleh perusahaan. Imbalan ini berupa bonus pasar dan bonus

fcr. Bonus akan diberikan perusahaan, jika hasil panen peternak baik,

dimana peternak dapat menghasilkan ayam dengan bobot yang tinggi,

namun dengan penggunaan pakan yang lebih hemat. Lestari (2009),

menyatakan bahwa bonus merupakan insentif yang dapat merangsang

peternak dalam menentukan perusahaan inti untuk bekerjasama. Peternak

menganggap bahwa kompensasi adalah hal yang penting dalam penentuan

mitra.

Sikap

Fishben dan Ajzen (1975), mendefinisikan sikap sebagai

predisposisi yang dipelajari individu untuk memberikan respon suka

atau tidak suka secara konsisten terhadap objek sikap. Respon suka

21

Page 37: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

atau tidak suka itu adalah hasil proses evaluasi terhadap keyakinan-

keyakinan (beliefs) individu terhadap objek sikap.

Aspek-aspek Sikap

Menurut Fishben dan Ajzen (1975), terdapat dua aspek pokok dalam

hubungan antara sikap dengan perilaku, yaitu:

a. Aspek keyakinan terhadap perilaku. Keyakinan terhadap perilaku

merupakan keyakinan individu bahwa menampilkan atau tidak

menampilkan perilaku tertentu akan menghasilkan akibat-akibat atau

hasil-hasil tertentu. Aspek ini merupakan aspek pengetahuan individu

tentang objek sikap. Pengetahuan individu tentang objek sikap dapat

pula berupa opini individu tentang hal yang belum tentu sesuai dengan

kenyataan. Semakin positif keyakinan individu akan akibat dari suatu

objek sikap, maka akan semakin positif pula sikap individu terhadap

objek sikap tersebut, demikian pula sebaliknya.

b. Aspek evaluasi akan akibat perilaku. Evaluasi akan akibat perilaku

merupakan penilaian yang diberikan oleh individu terhadap tiap akibat

atau hasil yang dapat diperoleh apabila menampilkan atau tidak

menampilkan perilaku tertentu. Evaluasi atau penilaian ini dapat

bersifat menguntungkan dapat juga merugikan, berharga atau tidak

berharga, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Semakin positif

evaluasi individu akan akibat dari suatu objek sikap, maka akan

semakin positif pula sikap terhadap objek tersebut, demikian pula

sebaliknya.

22

Page 38: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Kebutuhan Material

Kebutuhan merupakan segala sesuatu yang harus dipenuhi.

Banyaknya kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh setiap manusia

mendorong manusia tersebut untuk melakukan pekerjaan. Kebutuhan yang

bersifat material yang dimaksud adalah besar upah dan penerimaan-

penerimaan lain yang dapat dinilai dengan uang seperti sandang, pangan,

dan papan (Efrizal, 2011). Ditambahkan oleh Lestari (2009), bahwa

keuntungan yang didapatkan peternak merupakan faktor yang dapat

menetukan peternak memilih perusahaan mitra. Masing-masing badan

usaha (inti) berkeinginan dapat merekrut peternak (plasma) sebanyak-

banyaknya dengan memberikan insentif pendapatan yang tinggi ditambah

variasi bonus pemeliharaan dan manajemen. Hal ini bagi peternak akan

menjadi pertimbangan tersendiri dalam menentukan pilihan inti.

Kebutuhan Non-Material

Yang dimaksud dengan kebutuhan yang bersifat non material adalah

kebutuhan-kebutuhan yang mereka perlukan yang bilamana dipenuhi akan

dapat juga menimbulkan kepuasan, tapi kebutuhan-kebutuhan ini tidak

bersifat material, misalnya: perasaan harga diri, rasa kebanggaan,

dipenuhinya keinginan berpartisipasi dan sebagainya (Efrizal, 2011).

23

Page 39: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Kebijakan Perusahaan (X1)

Lingkungan Sosial (X2)

Imbalan (X3)

Sikap(X4)

Kebutuhan Non–Material (X6)

Kebutuhan Material (X5)

Mitra Usaha

II.5 Kerangka Pikir

Motivasi kerja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari

rangsangan dalam diri peternak. Motivasi ekstrinsik diwujudkan dalam bentuk

rangsangan dari luar yang bertujuan menggerakkan individu untuk melakukan

suatu aktivitas yang membawa manfaat kepada individu itu sendiri. Berdasarkan

pokok-pokok pikiran tersebut, maka motivasi peternak dalam menentukan mitra

usaha dapat dilihat pada skematis kerangka pikir penelitian dalam Gambar 1.

24

Page 40: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Gambar 1. Kerangka Pikir Motivasi Peternak Ayam Ras Pedaging dalam Menentukan Mitra Usaha

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

III.1 Waktu dan tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2013 sampai 03

September 2013 di Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten

Maros. Alasan pemilihan lokasi tersebut karena dari data yang diperoleh cukup

banyak peternak yang melakukan mitra usaha yaitu sebanyak 51 orang.

III.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah kuantitatif deskrektif yang hanya bersifat

mendeskripsikan/ menggambarkan variabel-variabel penelitian secara independen

tanpa melibatkan independen lain, dalam penelitian ini melihat motivasi peternak

secara intrinsik dan ekstrinsik dalam menentukan mitra usaha.

III.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua peternak yang bermitra di

Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros yang berjumlah

51 orang. Menurut Putra (2001), dalam penentuan sampel menggunakan alat

analisis faktor dengan ketentuan jumlah sampel yaitu lima kali jumlah variabel

yang akan diteliti. Dimana jumlah variabel pada penelitian ini sebanyak 6 (enam)

variabel sehingga jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30 peternak. Untuk

mempermudah peneliti maka ditarik sampel dengan cara Random Sederhana.

25

Page 41: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

III.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data kualitatif adalah jenis data yang berbentuk kata, kalimat dan

tanggapan. Data tersebut merupakan data kualitatif yang dikuantitatifkan

dengan bantuan skala ordinal mengenai motivasi dalam menentukan

perusahaan inti meliputi motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik.

2. Data kuantitatif yaitu jenis data yang berupa bilangan atau angka-angka

yang berhubungan dengan penelitian, seperti jumlah peternak secara

keseluruhan.

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Data primer yaitu data yang bersumber dari hasil observasi dan wawancara

langsung dengan peternak ayam ras pedaging di Desa Benteng Gajah,

Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros mengenai motivasi peternak

dalam menentukan mitra usaha.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi – instansi terkait

(Dinas Peternakan Maros, kantor desa Benteng Gajah dan Badan Pusat

Statistik Kota Makassar) yang meliputi dokumen dan laporan tertulis

tentang jumlah peternak ayam ras pedaging yang melakukan kerjasama

dengan perusahaan inti dan jumlah perusahaan mitra yang ada di

Kabupaten Maros.

26

Page 42: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

III.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap

situasi dan kondisi Peternak di Desa Benteng Gajah, Kecamatan

Tompobulu, Kabupaten Maros.

2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya

jawab kepada peternak secara terstruktur yang bermitra di Desa Benteng

Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros dengan menggunakan

daftar pertanyaan (quesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya, yang

berisi daftar pertanyaan yang dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup

(multiple choice questions) dan pertanyaan terbuka (open question).

III.6 Analisa Data

Untuk mengetahui motivasi peternak ayam pedaging dalam menentukan

mitra usaha digunakan model analisis faktor, yang menjelaskan tentang

keterkaitan antara variabel - variabel independen (bebas) tanpa melibatkan

variabel dependen (terikat). Tujuan utama analisis faktor adalah untuk

menjelaskan struktur hubungan di antara banyak variabel dalam bentuk faktor

atau variabel laten atau variabel bentukan. Faktor yang terbentuk merupakan

besaran acak (random quantities) yang sebelumnya tidak dapat diamati atau

diukur atau ditentukan secara langsung (Mastuti, 2011).

Menurut Fruchter (1954) dalam Mastuti (2011), bahwa analisa faktor 

adalah suatu metode untuk menganalisis sejumlah observasi, dipandang dari sisi

27

Page 43: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

interkorelasinya untuk mendapatkan apakah variasi-variasi yang nampak dalam

observasi itu mungkin berdasarkan atas sejumlah kategori dasar yang jumlahnya

lebih sedikit dari yang nampak. Jadi analisis faktor bermanfaat untuk mengurangi

pengukuran-pengukuran dan tes-tes yang beragam supaya menjadi sederhana.

Agar terjadi kesamaan persepsi, untuk selanjutnya faktor digunakan untuk

menyebut faktor bersama. Faktor ini merupakan variabel baru, yang bersifat

unobservable atau variabel latent atau variabel konstruks. Sedangkan variabel X,

merupakan variabel yang dapat diukur atau dapat diamati, sehingga sering disebut

sebagai observable variable atau variabel manifest atau indikator (Munir, 2011).

Langkah penggunaan alat analisis faktor sebagai berikut:

1. Formulasi problem dan menyusun matriks korelasi

2. Penentuan prosedur analisis (Principal component analysist)

3. Mengekstraksi faktor (Extracting Factors)

4. Merotasi faktor (Rotating Factors)

5. Interpretasi (melihat loading faktor dan pemberian nama faktor serta

menghitung faktor skornya).

Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala ordinal. Skala ordinal merupakan merupakan skala

yang paling sederhana, disusun menurut jenis (kategori)nya, sementara fungsi

bilangan pada skala nominal hanyalah sekedar simbol untuk membedakan satu

karakter terhadap karakter lainnya (Juhrodin, 2013).

28

Page 44: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

III.7 Konsep operasional

Konsep operasional variabel, yang digunakan pada penelitian motivasi

peternak ayam ras pedaging dalam menentukan mitra usaha di Desa Benteng

Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Konsep operasional pada penelitian motivasi peternak ayam ras pedaging dalam menentukan mitra usaha di Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.

Variabel Definisi Indikator Skala Pengukuran

Instrumen

Kebijakan

perusahaan

Ketentuan perusahaan

inti dalam penyediaan

sapronak, kemudahan

dalam memasarkan

hasil produksi dan

kesesuaian kontrak

kerja

-Tingkat baik buruknya

sapronak

-Kemudahan peternak

dalam memasarkan hasil

produksi

-Kesesuaian kontrak kerja

Skala

Ordinal

1 = STS

2 = TS

3 = CS

4 = S

5 = SS

Kuisioner

Tertutup

Lingkungan

sosial

Hubungan peternak

dengan orang-orang

sekitarnya

-Pengaruh Peternak lain

-Pengaruh keluarga

-Pengaruh PPL

Skala Ordinal1 = STS2 = TS3 = CS4 = S5 = SS

Kuisioner

Tertutup

Imbalan Besarnya hadiah yang

diberikan perusahaan

jika harga pasaran

ayam ras pedaging

perkilo melebihi harga

kontrak dan tingginya

keuntungan yang

diperoleh.

-Bonus Pasar (Rupiah)

-Tingginya keuntungan

yang diperoleh

Skala

Ordinal

1 = STS

2 = TS

3 = CS

4 = S

5 = SS

Kuisioner

Tertutup

29

Page 45: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Sikap

Peternak

Respon suka atau tidak

suka peternak terhadap

perusahaan inti

-Tingkat kesukaan dengan

perusahan

-Besarnya nama

perusahaan

Skala

Ordinal

1 = STS2 = TS3 = CS4 = S5 = SS

Kuisioner

Tertutup

Kebutuhan

Material

Keinginan peternak

untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-

hari

-Pemenuhan kebutuhan

sandang, pangan dan

papan

Skala

Ordinal

1 = STS

2 = TS

3 = CS

4 = S

5 = SS

Kuisioner

Tertutup

Kebutuhan

Non-Material

Keinginan peternak

untuk mendapatkan

penghargaan

- Kebutuhan dihargai

oleh perusahaan

- Kebutuhan dihargai

oleh PPL

- Perhatian Perusahaan

Skala

Ordinal

1 = STS

2 = TS

3 = CS

4 = S

5 = SS

Kuisioner

Tertutup

30

Page 46: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

BAB IVKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV.1 Letak Geografis

Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Maros

Desa Beteng Gajah merupakan salah satu dari 8 Desa Wilayah Kecamatan

Tompobulu yang terletak 1 km kearah timur dari pusat Kecamatan Tompobulu.

Desa Benteng Gajah mempunyai luas wilayah seluas ± 11 km2.

Batas wilayah

Sebelah barat : Desa Purnakaya Kecamatan Tanralili

Sebelah selatan : Kabupaten Gowa

Sebelah timur : Desa Pucak

Sebelah utara : Desa Pucak

31

Page 47: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Iklim Desa Benteng Gajah, sebagaimana desa-desa lain di wilayah

Indonesia mempunyai Iklim Kemarau, Penghujan dan Pancaroba. Hal ini

mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam dan keadaan masyarakat di

Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu.

IV.2 Jumlah Penduduk

Desa Benteng Gajah mempunyai Penduduk 2084 Jiwa (1037 laki-laki dan

1047 perempuan), terdiri dari 529 kepala keluarga. Penduduk ini tersebar dalam 3

wilayah dusun dengan rincian sebagaimana Table 3 :

Tabel 3. Jumlah pendudukNo Keterangan Dusun

HarapanDusun

PolewaliDusun Sakean

g

Jumlah (jiwa)

Persentase (%)

1 Laki-laki 492 229 316 1.037 49,76

2 Perempuan 507 240 300 1.047 50,24Jumlah 999 469 616 2.084 100

Sumber : Data Sekunder Desa Benteng Gajah, 2013.

Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan lebih

banyak dibanding dengan jumlah penduduk laki-laki, yaitu untuk perempuan

sebanyak 1.047 jiwa (50,24%) sedangkan penduduk laki-laki sebanyak jiwa 1.037

(49,76%). Selisih antara jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan yang tidak

terlalu banyak menyebabkan tidak adanya dominasi jenis kelamin di Desa

Benteng Gajah Kecamtan Tompobulu Kabupaten Maros.

IV.1 Mata Pencaharian

Dalam mempertahankan kelangsungan hidup penduduk butuh makan dan

minum, ini semua dipenuhi dengan cara bekerja. Demikian halnya dengan

masyarakat yang ada di Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten

32

Page 48: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Maros, mereka bekerja untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan

keluarganya. Ada beberapa jenis pekerjaan atau mata pencaharian yang ditekuni

penduduk di Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros. Mata

pencaharian penduduk di Desa Benteng Gajah dapat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jenis Pekerjaan

No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Petani 1.981 95,05

2 Pedagang 20 0,96

3 PNS 82 3,94

4 TNI 1 0,05

Jumlah 2.084 100

Sumber : Data Sekunder Desa Benteng Gajah, 2013.

Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Desa

Benteng Gajah bermata pencaharian sebagai petani sekaligus sebagai peternak.

Hal ini dikarenakan Desa Benteng Gajah merupakan Desa yang memiliki lahan

yang bagus untuk melakukan usaha pertanian dan peternakan.

IV.4 Pemilikan Ternak

Usaha peternakan merupakan jenis usaha yang cukup diminati di Desa

Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros. Hal ini terlihat dengan

cukup banyaknya masyarakat yang mengelola usaha peternakan baik itu sebagai

usaha pokok maupun sampingan. Adapun Jumlah kepemilikan ternak di Desa

Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros, dapat dilihat pada

Tabel 5.

33

Page 49: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Tabel 5. Kepemilikan Ternak

No. Jenis Ternak Jumlah (ekor)1 Ayam Broiler 244.1502 Kambing 1153 Sapi 6274 Kerbau -5 Kuda 407 Ayam Buras 461

Jumlah 245.393Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa jenis ternak yang populasinya terbesar

berupa ayam ras pedaging/broiler yaitu sebanyak 244.150 ekor. Besarnya jumlah

populasi ayam broiler dibanding dengan jenis ternak lainnya di Desa Benteng

Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros disebabkan karena banyaknya

perusahaan mitra yang menawarkan kerjasama kepada peternak dalam usaha

peternakan ayam ras pedaging tanpa perlu memiliki modal yang besar, sehingga

masyarakat memilih beternak ayam ras pedaging.

34

Page 50: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

BAB VKEADAAN UMUM RESPONDEN

V.1 Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku dalam

melakukan atau mengambil keputusan dan dapat bekerja secara optimal serta

produktif. Seiring dengan perkembangan waktu, umur manusia akan mengalami

perubahan dalam hal ini penambahan usia yang dapat mengakibatkan turunnya

tingkat produktifitas seseorang dalam bekerja. Menurut Badan Pusat Statistika

(BPS), berdasarkan komposisi penduduk, usia penduduk dikelompokkan menjadi

3 yaitu :

Usia ≤ 14 th : dinamakan usia muda / usia belum produktif

Usia 15 – 64 th: dinamakan usia dewasa / usia kerja / usia produktif

Usia ≥ 65 th : dinamakan usia tua / usia tidak produktif / usia jompo

Klasifikasi responden berdasarkan tingkat umur menunjukkan bahwa

100% responden tergolong usia produkrif di Desa Benteng Gajah Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Maros yang memiliki kisaran usia antara 15-64 tahun.

Kondisi tersebut memberikan gambaran bahwa peternak ayam ras pedaging

tergolong produktif dalam arti memiliki keamampuan fisik yang baik sehingga

dapat membantu dalam menjalankan usahanya. Peternak yang berumur relatif

muda biasanya lebih cekatan dan cepat dalam bertindak, tetapi peternak yang

lebih tua biasanya mempunyai pengalaman. Pedagang lebih tua pun biasanya

menjadi pedagang besar karena semakin tua seseorang akan semakin matang

dalam mengambil keputusan usahanya dan akan mempunyai banyak jaringan.

35

Page 51: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Sesuai dengan pendapat Swastha (1997) dalam Karmila (2013) bahwa tingkat

produktifitas kerja seseorang akan mengalami peningkatan sesuai dengan

pertambahan umur, kemudian akan menurun kembali menjelang usia tua.

V.2 Jenis Kelamin

Jenis kelamin seseorang dapat berdampak pada jenis pekerjaan yang

digelutinya. Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap produktifitas kerja

seseorang. Perbedaan fisik antara laki-laki dengan perempuan tentunya akan

berdampak pada hasil kerjanya. Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin

di Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros dapat dilihat

pada Table 6.

Tabel 6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros.

No Jenis KelaminJumlah(orang)

Persentase (%)

12

Laki – lakiPerempuan

264

86,713,3

Jumlah 30 100Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2013.

Tabel 6, menunjukan bahwa sebagian besar peternak ayam ras pedaging di

Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros berjenis kelamin

laki-laki. Sementara perempuan. Hal ini menandakan bahwa laki-laki memiliki

peran penting dalam menjalankan usaha peternakan ayam ras pedaging. Hal ini

didukung oleh Kusumah (2008), bahwa laki-laki (suami) lebih berperan sebagai

tulang punggung keluarga. Adapun perempuan yang beternak ayam ras pedaging

hanya untuk membantu suami dalam mencari penghasilan tambahan bagi

kebutuhan keluarganya.

36

Page 52: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

V.3 Pendidikan

Tingkat pendidikan responden di Desa Benteng Gajah Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Maros dapat dilihat pada Table 7.

Tabel 7. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros.

No Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 Sekolah Dasar (SD) 16 53,332 SMP/Sederajat 4 13,333 SMA/Sederajat 8 26,674 Sarjana (S1) 2 6,67

Jumlah 30 100Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2013.

Pada Tabel 7, terlihat bahwa tingginya jumlah responden yang hanya

mengenyam pendidikan sekolah dasar sampai sekolah menengah atas

membuktikan bahwa untuk menjadi peternak ayam ras pedaging tidak

membutuhkan pendidikan dan keterampilan formal, dalam meraih keinginan yang

dibutuhkan hanya bekerja dan ketekunan. Hal ini didukung oleh Puspitasari,

(2012), yang menyatakan bahwa untuk menjadi peternak ayam ras pedaging tidak

membutuhkan pendidikan dan keterampilan formal, yang dibutuhkan hanya

bekerja dan ketekunan.

37

Page 53: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

BAB VIHASIL DAN PEMBAHASAN

VI.1 Deskripsi Variabel Penelitian

Penelitian mengenai Motivasi peternak ayam ras pedaging dalam

menentukan perusahaan mitra di Desa Benteng Gajah Kec. Tompobulu Kab.

Maros dilakukan dengan menggunakan analisis faktor yang dibagi menjadi 2

motivasi yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Dari motivasi ekstrinsik

terbagi menjadi 3 variabel berupa kebijakan perusahaan, lingkungan sosial dan

imbalan sedangkan motivasi instrinsik terbagi menjadi 3 variabel meliputi sikap

peternak, kebutuhan material dan kebutuhan non-material. Data mengenai

motivasi peternak ayam ras pedaging dalam menentukan mitra usaha di Desa

Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros dapat dilihat pada Tabel

8 dan Tabel 9.

VI.1.1 Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan rangsangan atau dorongan dari luar diri

peternak dalam mengambil keputusan untuk menentukan mitra usaha yang tepat,

yang terdiri dari variabel kebijakan perusahaan, lingkungan sosial dan imbalan.

Motivasi peternak ayam ras pedaging dalam menentukan mitra usaha di Desa

Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros dapat dilihat

berdasarkan motivasi ekstrinsik pada Tabel 8.

38

Page 54: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Tabel 8. Klasifikasi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkatan Skala Penilaian Terhadap Motivasi Ekstrinsik

No Variabel Skala Pengukuran Frekuensi Persentase

1. Kebijakan Perusahaan (X1) Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Cukup Setuju

Setuju

Sangat Setuju

-

1

3

18

8

-

3,33 %

10 %

60 %

26,67 %

2. Lingkungan Sosial (X2) Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Cukup Setuju

Setuju

Sangat Setuju

-

1

5

20

4

-

3,33 %

16,67 %

66,67 %

13,33 %

3. Imbalan (X3) Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Cukup Setuju

Setuju

Sangat Setuju

-

2

3

19

6

-

6,67 %

10 %

63,33 %

20 %

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2013.

- Kebijakan Perusahaan

Aspek ini melihat bagaimana kesesuaian yang dirasakan oleh peternak

dalam hal penyediaan sapronak yang baik, kemudahan peternak dalam

memasarkan hasil produksi dan kesesuaian kontrak kerja yang ditawarkan oleh

perusahaan inti. Berdasarkan hasil wawancara dengan peternak, sebagian besar

atau sebanyak 60 % responden dari 30 orang peternak menyatakan setuju terhadap

kebijakan perusahaan, sebanyak 3 orang peternak atau 10 % menyatakan cukup

setuju, sebanyak 1 peternak atau 3,33 % menyatakan tidak setuju, dan sisanya

sebanyak 26,67 % menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa motivasi

39

Page 55: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

peternak dalam menentukan mitra adalah melihat kebijakan perusahaan inti

berupa kesesuaian yang dirasakan peternak dalam hal penyediaan sapronak,

kemudahan dalam memasarkan hasil produksi dan kesesuaian dalam hal kontrak

kerjasama.

- Lingkungan Sosial

Aspek ini melihat dorongan lingkungan sekitar peternak ayam ras

pedaging berupa peternak lain, keluarga yang meliputi istri atau suami, anak,

orang tua dan saudara, serta PPL dalam pengambilan keputusan untuk

bekerjasama dengan perusahaan inti. Sebanyak 5 peternak atau 16,67 %

menyatakan cukup setuju bahwa yang menjadi motivasi peternak ayam ras

pedaging adalah lingkungan sosial, sebanyak 1 peternak atau 3,33 % menyatakan

tidak setuju, sebanyak 4 responden atau 13,33 % menyatakan sangat setuju dan

sebagian besar peternak yaitu 20 peternak dari 30 responden atau 66,67 %

menyatakan setuju. Hal ini menunjukan bahwa motivasi ekstrinsik berupa

lingkungan sosial menjadi motivasi peternak ayam ras pedaging dalam

menentukan mitra usaha.

- Imbalan

Imbalan yaitu sesuatu yang meningkatkan frekuensi kegiatan seorang

karyawan yaitu peternak. Dalam hal ini imbalan berupa bonus yang diberikan

perusahaan kepada peternak atas kinerja peternak melebihi harapan perusahaan

atau penghargaan perusahaan terhadap peternak. Pada penelitian ini dilakukan

wawancara dengan 30 orang responden mengenai variabel imbalan sebagai

motivasi peternak ayam ras pedaging dalam menentukan perusahaan inti (mitra).

40

Page 56: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Berdasarkan hasil wawancara sebagaiamana terlihat pada Tabel 8, diketahui

bahwa sebanyak 2 peternak atau 6,67 % menyatakan tidak setuju atas imbalan

sebagai motivasi peternak dalam menentukan perusahaan inti, 3 peternak atau 10

% menyatakan cukup setuju, 6 peternak atau 20 % menyatakan sangat setuju, dan

sebanyak 19 peternak atau 63,33 % menyatakan setuju bahwa motivasi peternak

ayam ras pedaging dalam menentukan mitra usaha adalah imbalan. Hal ini

menunjukkan bahwa imbalan atau bonus dari perusahaan menjadi motivasi

peternak dalam menentukan perusahaan inti.

VI.1.2 Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan suatu dorongan atau rangsangan dari dalam

diri peternak dalam menentukan mitra usaha yang terdiri dari variabel sikap

peternak, kebutuhan material dan kebutuhan non-material. Motivasi peternak

ayam ras pedaging dalam menentukan mitra usaha di Desa Benteng Gajah

Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros dapat dilihat berdasarkan motivasi

intrinsik pada Tabel 9.

Tabel 9. Klasifikasi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkatan Skala Penilaian Terhadap Motivasi Intrinsik.

No Variabel Skala Pengukuran Frekuensi Persentase

1. Sikap Peternak (X4) Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat Setuju

156162

3,33 %16,67 %

20 %53,33 %6,67 %

2. Kebutuhan Material (X5) Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat Setuju

-34194

-10 %

13,33 %63,34 %13,33 %

41

Page 57: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

3. Kebutuhan Non-Material (X6)

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat Setuju

723---

23,33 %76,67 %

---

Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2013.

- Sikap Peternak

Aspek ini merupakan respon suka atau tidak suka peternak ayam ras

pedaging terhadap perusahaan inti. Didalamnya melihat tingkat kesukaan peternak

ayam ras pedaging dengan perusahaan inti dan sikap suka peternak ayam ras

pedaging karena perusahaan yang menawarkan kontrak kerjasama telah memiliki

nama yang besar atau telah terkenal. Pada Tabel 9, menunjukan bahwa sebagian

besar peternak yaitu sebanyak 16 peternak dari 30 jumlah responden atau sebesar

53,33 % menyatakan setuju bahwa yang menjadi motivasi peternak ayam ras

pedaging yaitu sikap peternak itu sendiri, sebanyak 1 peternak atau 3,33 %

menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak 5 peternak atau 16,67 % menyatakan

tidak setuju, sebanyak 6 peternak atau 20 % menyatakan cukup setuju, dan 2

peternak atau 6,67 % menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti bahwa variabel

sikap peternak menjadi motivasi peternak ayam ras pedaging dalam menentukan

mitra usaha atau perusahaan inti.

- Kebutuhan Material

Kebutuhan merupakan segala sesuatu yang harus dipenuhi. Banyaknya

kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh peternak mendorong manusia tersebut untuk

melakukan pekerjaan. Kebutuhan tersebut berupa pemenuhan kebutuhan sehari-

hari seperti sandang, pakan dan papan. Pada penelitian ini menunjukan bahwa

42

Page 58: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

sebanyak 3 peternak dari 30 responden atau 10 % menyatakan tidak setuju bahwa

kebutuhan material menjadi motivasi peternak ayam ras pedaging dalam

menentukan mitra usaha, sebanyak 4 peternak atau 13,33 % menyatakan cukup

setuju, begitu pula dengan halnya sangat setuju dan sebagian besar responden

yaitu 19 peternak atau 63,34 % menyatakan setuju bahwa kebutuhan material

menjadi motivasi peternak ayam ras pedaging dalam menentukan perusahaan inti.

Hal ini menunjukan bahwa peternak menentukan perusahaan inti sebagai mitra

karena termotivasi untuk memenuhi kebutuhan hidup-nya sehari-hari.

- Kebutuhan Non Material

Yang dimaksud dengan kebutuhan yang bersifat non-material adalah

kebutuhan yang diperlukan peternak bilamana dipenuhi akan dapat menimbulkan

kepuasan, tapi kebutuhan ini tidak bersifat material, misalnya: perasaan harga diri,

rasa kebanggaan, dan dipenuhinya keinginan berpartisipasi. Pada Tabel 9,

menunjukan bahwa 7 peternak atau 23,33 % menyatakan sangat tidak setuju dan

sebagian besar peternak atau 76,67 % menyatakan tidak setuju atas variabel

kebutuhan non material sebagai motivasi peternak dalam menentukan perusahaan

inti. Hal ini berarti bahwa variabel kebutuhan non-material bukan menjadi hal

terpenting dalam memotivasi peternak ayam ras pedaging menentukan mitra

usaha.

43

Page 59: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

VI.2 Uji Kelayakan Model

VI.2.1 Output KMO and Bartlett’s Test (Langkah Pertama dalam Pemilihan Variabel)

Langkah pertama dalam menentukan variabel yang akan di ekstraksi lebih

lanjut dapat dilihat dari nilai besaran KMO MSA, Chi-Square dan Signifikansi.

Menurut Basri (2011), Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling

Adequacy digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara

membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisein

korelasi parsialnya. Angka MSA (Measure of Sampling Adequacy) digunakan

untuk mengetahui apakah suatu variabel dapat diprediksi oleh variabel lainnya

dan layak untuk dimasukkan dalam proses factoring. Angka KMO-MSA (Kaiser-

Meyer-Olkin and Measure of Sampling Adequacy) berkisar antara 0 sampai

dengan 1, yang menunjukkan apakah sampel bisa dianalisis lebih lanjut atau tidak,

dengan ketentuan sebagai berikut :

1. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang

lain.

2. MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.

3. MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih

lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.

Apabila nilai KMO-MSA sama dan lebih besar dari setengah dan dengan

nilai signifikan (sig) atau peluang (p) lebih kecil dari setengah, maka dikatakan

bahwa item-item yang dianalisis dalam analisis faktor sudah layak untuk

difaktorkan. Syarat atau ketentuan besarnya nilai-nilai tersebut dapat dilihat pada

Tabel 10.

44

Page 60: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Tabel 10. Output Langkah Pertama (Pemilihan Variabel) berdasarkan nilai KMO MSA, Chi-Square dan Signifikansi

No Output Langkah Pertama Nilai Perolehan Syarat/Ketentuan

1. KMO MSA 0,701 ≥ 0,5

2. Chi-Square 53,076 ≥ 50

3. Signifikansi 0,000 ≤ 0,01

Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2013.

Pada Tabel 10, terlihat angka K-M-O Measure of sampling Adequacy

(MSA) adalah 0,701 karena angka MSA di atas 0,5. Kumpulan variabel tersebut

dapat diproses lebih lanjut. Tiap variabel dianalisis untuk mengetahui mana yang

dapat diproses lebih lanjut dan mana yang harus dikeluarkan. Kesimpulan yang

sama dapat dilihat pula pada angka KMO and Bartleet’s test (yang ditampakkan

dengan angka Chi-Square) sebesar 53,076 dengan signifikansi 0,000.

Proses seleksi variabel yang akan diekstraksi lebih lanjut dapat dilihat dari

nilai Anti Image Matrices (Lampiran 3). Setelah dilakukan proses seleksi nilai

Anti Image Matices, yang tidak memenuhi syarat untuk di ekstraksi lebih lanjut

dikeluarkan, khususnya pada bagian (Anti Image Corelation). Terlihat sejumlah

angka yang membentuk diagonal, yang bertanda ”a”, yang menandakan besaran

MSA sebuah variabel dengan standar nilai MSA ≥ 0,5 (Purwaningsih, 2009).

Seperti yang terlihat pada variabel Kebijakan Perusahaan (X1) mempunyai nilai

MSA 0,677, variabel Lingkungan sosial (X2) mempunyai nilai MSA 0,748,

variabel Imbalan (X3) mempuyai nilai MSA 0,790, variabel sikap peternak (X4)

bernilai 0,574, variabel kebutuhan material (X5) 0,748, dan variabel kebutuhan

non-material (X6) mempunyai nilai MSA 0,663. Karena nilai MSA seluruh

45

Page 61: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

variabel yang ada telah memenuhi standar yang telah ditentukan, maka proses

ekstraksi selanjutnya dapat dilakukan.

VI.2.2 Total Variance Explained

Semua variabel yang ada telah memenuhi standar untuk dimasukkan

didalam analisis faktor. Menurut Basri (2011), total variance explained digunakan

untuk menentukan seberapa banyak faktor yang mungkin terbentuk. Nilai Total

Variance Explained dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Total Variance Explained

Component

Initial EigenvaluesExtraction Sums of Squared

Loadings

Total % of Variance Cumulative % Total% of

VarianceCumulative

%

1 2.854 47.565 47.565 2.854 47.565 47.5652 1.066 17.769 65.334 1.066 17.769 65.3343 .914 15.233 80.5684 .600 10.003 90.5715 .318 5.293 95.8646 .248 4.136 100.000

Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2013.

Pada Table 11, terlihat bahwa component berkisar antara 1 hingga 6 yang

mewakili jumlah variabel independen. Perhatikan kolom Initial Eigenvalues,

hanya eigenvalue > 1 yang dimasukkan dalam model. Varians bisa diterangkan

oleh faktor 1 yaitu 2,854/6 x 100% = 47,656. Sementara oleh faktor 2 sebesar

1,066/6 x 100% = 17,769. Total kedua faktor akan mampu menjelaskan variabel

sebesar 47,656 % + 17,769 % = 65,334 %. Dengan demikian, karena nilai

Eigenvalues yang ditetapkan 1, maka nilai total yang akan diambil adalah yang >

1 yaitu component 1 dan 2.

46

Page 62: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Eigenvalues menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam

menghitung varians keenam variabel yang dianalisis. Hal yang perlu diperhatikan

bahwa:

- Jumlah nilai eigenvalues sama dengan total varians keenam variabel atau

( 2,854 + 1,066 + 0,914 + 0,600 + 0,318 + 0,248 = 6 ).

- Susunan eigenvalues selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil,

dengan kriteria bahwa angka eigenvalues di bawah 1 tidak digunakan dalam

menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Dari keenam komponen yang ada

dengan dasar angka eigenvalues, hanya komponen 1 dan komponen 2 yang

memenuhi syarat untuk menghitung jumlah faktor .

VI.2.3 Componen Matrix

Menurut Basri (2011), component matrix digunakan dalam penentuan

masing-masing variabel independen yang akan masuk ke dalam faktor 1 atau

faktor 2. Setelah diketahui bahwa ada dua faktor yang merupakan jumlah paling

optimal, maka tabel componen matrikx ini menunjukkan distribusi keenam

variabel pada dua faktor yang terbentuk. Angka yang ada pada Tabel 12 adalah

faktor loading, atau besar korelasi antara suatu variabel.

Tabel 12. Componen Matrix

Component1 2

Lingkungan Sosial .863* .189Kebijakan Perusahaan .834* -.364Kebutuhan Material .745* .291Imbalan .585* .178Sikap Peternak .576 -.708**Kebutuhan Non-Material .428 .530**

Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2013.

47

Page 63: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Dari Tabel 12, terlihat bahwa nilai korelasi antara variabel Lingkungan

sosial dengan component 1 yaitu 0,863 (kuat) sedangkan nilai korelasi variabel

lingkungan sosial dengan component 2 yaitu 0,189 (lemah) sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel lingkungan sosial dimasukkan ke dalam faktor 1. Hal

yang sama pada kebijakan perusahaan, kebutuhan material, dan imbalan bahwa

pada component 1 kuat sementara component 2 lemah, sehingga dimasukkan pada

faktor 1. Berbeda pada variabel sikap peternak dan kebutuhan non-material,

variabel ini memiliki nilai component 2 yang kuat sementara component 1 lemah,

sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap peternak dan kebutuhan non-material

dimasukkan dalam faktor 2.

VI.3 Motivasi Peternak Ayam Ras Pedaging dalam Menentukan Mitra

Usaha

Variabel yang termasuk ke dalam Motivasi 1 (satu) yaitu motivasi

ekstrinsik berupa variabel lingkungan sosial (X2), kebijakan perusahaan (X1),

imbalan (X3) dan motivasi intrinsik berupa variabel kebutuhan material (X5).

Keempat variabel tersebut memiliki pengaruh nyata yang menjadi motivasi

peternak ayam ras pedaging dalam menentukan mitra usaha/perusahaan inti di

Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros.

Variabel lingkungan sosial mengambil peran sangat penting dalam

memotivasi peternak dalam menentukan perusahaan inti sebagai mitra. Dalam hal

ini peternak menentukan mitra karena mendengar peternak lain yang menyatakan

bahwa perusahaan tersebut memiliki kualitas yang baik. Peternak juga mendengar

saran dari keluarga dan PPL dalam menentukan mitra usaha. Walaupun pengaruh

48

Page 64: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

peternak lain memiliki peran yang lebih besar dalam pengambilan keputusan oleh

peternak ayam ras pedaging. Hal ini berarti bahwa peternak mendengarkan

peternak lain, keluarga dan juga PPL dalam menentukan mitra usaha. Hal ini

didukung oleh Sudrajat (2010) bahwa orang lain dalam hal ini menunjuk pada

bagaimana individu melihat contoh atau cara orang lain (terutama orang dekat)

dalam melakukan pengambilan keputusan. Sedikit banyak perilaku orang lain

dalam mengambil keputusan pada gilirannya juga berpengaruh pada perilaku

individu dalam mengambil keputusan. Seperti seorang melakukan kerjasama

dengan perusahaan didorong oleh lingkungan sekitar tempat dia bekerja,

ditambahkan oleh Jami (2012), bahwa lingkungan sosial juga dipengaruhi oleh

kebudayaan, opini publik dan pengambilan keputusan dalam keluarga.

Kebijakan perusahaan merupakan salah satu faktor yang memotivasi

peternak dalam memilih perusahaan inti sebagai mitra. Hal ini berupa kesesuaian

harga kontrak, baik itu harga kontrak DOC dan harga kontrak pakan. Ketika harga

DOC atau harga pakan lebih besar, maka biaya operasional yang akan dikeluarkan

oleh peternak akan lebih besar juga, sehingga untuk bekerja sama dengan

perusahaan inti peternak harus merasa sesuai dengan kebijakan perusahaan.

Peternak juga melihat kemudahan dalam memasarkan hasil produksi dan

ketepatan waktu panen yang telah disepakati oleh perusahaan mitra, sehingga

tidak terjadi kerugian. Hal ini berarti bahwa kebijakan perusahaan memiliki peran

yang sangat penting dalam memotivasi peternak menentukan mitra usaha. Hal ini

didukung oleh Lestari (2009), yang menyatakan bahwa kebutuhan untuk

bergabung bersama perusahan kemitraan menjadi sangat tinggi terkait dengan

49

Page 65: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

jaminan pasokan sarana produksi peternakan yang membutuhkan biaya besar dan

jaminan harga hasil panen di kemudian hari. Bagi peternak, kualitas sapronak,

jaminan pasokan sapronak dan jaminan pemasaran, serta turut berperan dalam

mengembangkan usaha peternakan menjadi hal terpenting dalam melakukan

kerjasama.

Pada dasarnya setiap manusia melakukan pekerjaan bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari yaitu kebutuhan material. Kebutuhan

material merupakan kebutuhan manusia yang sifatnya ekonomis seperti kebutuhan

manusia akan sandang, pangan dan papan. Dalam menentukan perusahaan inti

sebagai mitra dalam beternak, peternak termotivasi pada perusahaan yang mampu

memberikan keuntungan yang lebih besar, sehingga kebutuhan peternak terhadap

kebutuhan material dapat terpenuhi dengan baik. Ketika kebutuhan material telah

terpenuhi maka peternak juga memiliki keinginan untuk meningkatkan taraf hidup

mereka. Hal ini berarti bahwa kebutuhan material memiliki peran yang sangat

penting dalam memotivasi peternak menentukan mitra usaha. Hal ini didukung

oleh Lestari (2009), yang menyatakan bahwa keuntungan yang didapatkan

peternak juga merupakan faktor yang dapat menetukan peternak memilih

perusahaan mitra. Masing-masing badan usaha (inti) berkeinginan dapat merekrut

peternak (plasma) sebanyak-banyaknya dengan memberikan insentif pendapatan

yang tinggi ditambah variasi bonus pemeliharaan dan manajemen. Hal ini bagi

peternak akan menjadi pertimbangan tersendiri dalam menentukan pilihan inti.

Ditambahkan oleh Novian (2006) dalam penelitiannya, bahwa alasan yang

50

Page 66: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

menyebabkan peternak plasma termotivasi untuk ikut kemitraan karena adanya

tambahan pendapatan dan jaminan pemasaran.

Imbalan atau biasa disebut dengan kompensasi dimaksud adalah besarnya

bonus yang diberikan oleh perusahaan sebagai bentuk penghargaan perusahaan

atas kinerja lebih dari peternak. Imbalan ini berupa bonus pasar dan bonus fcr.

Bonus pasar diberikan ketika harga ayam dipasaran melebih harga kontrak, dalam

hal ini peternak yang memiliki performa yang baik dalam pemeliharaan ayam ras

pedaging. Bonus juga akan diberikan perusahaan, jika hasil panen peternak baik,

dimana peternak dapat menghasilkan ayam dengan bobot yang tinggi, namun

dengan penggunaan pakan yang lebih hemat. Dalam hal ini peternak juga melihat

perusahaan yang mampu memberikan bonus atau imbalan atas performa peternak

yang baik dalam memelihara ayam ras pedaging. Dalam menentukan perusahaan

inti, peternak berkeingin mendapatkan bonus atau imbalan dari perusahaan untuk

menambah pendapatan peternak, sehingga peternak harus mengetahui perusahaan

inti yang dapat memberikan imbalan pada peternak. Hal ini berarti peternak

menganggap bahwa bonus atau imbalan yang diberikan perusahaan menjadi salah

satu motivasi mereka dalam menentukan mitra. Hal ini didukung dengan pendapat

Lestari (2009), bahwa bonus merupakan insentif yang dapat merangsang peternak

dalam menentukan perusahaan inti untuk bekerjasama. Peternak menganggap

bahwa kompensasi adalah hal yang penting dalam penentuan mitra.

Variabel yang termasuk ke dalam Motivasi 2 (dua) yaitu motivasi intrinsik

berupa variabel sikap peternak (X4) dan kebutuhan non-material (X6). Motivasi

ini juga memiliki peranan yang menjadi motivasi peternak ayam ras pedaging

51

Page 67: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

dalam menentukan mitra usaha di Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Maros.

Sikap peternak yang dimaksud adalah perasaan suka atau tidak suka

peternak terhadap perusahaan. Sikap ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal

seperti pengetahuan peternak terhadap perusahaan tersebut. Berdasarkan hasil

penelitian, peternak menentukan perusahaan inti dalam melakukan usaha

peternakan ayam ras pedaging, karena peternak termotivasi oleh perasaan suka

dan tidak suka peternak terhadap perusahaan tersebut. Perasaan suka dan tidak

suka peternak merupakan sikap peternak yang ditunjukan dalam menentukan

perusahaan inti. Hal ini berarti bahwa dalam penentuan mitra usaha, peternak

perlu mengetahui mitra yang akan diajak bekerjasama. Ketika peternak

mengetahui mitra usahanya, maka akan timbul perasaan suka atau tidak suka

terhadap perusahaan inti tersebut. Dalam hal ini peternak melihat besarnya nama

perusahaan, baiknya pelayanan yang diberikan dan telah lamanya perusahaan

tersebut bermitra di lingkungan peternak, sehingga timbul perasaan suka dari

dalam diri peternak. Hal ini ddidukung oleh Subekti (2010), bahwa sikap

merupakan perasaan mendukung atau tidak mendukung pada suatu objek, dimana

seseorang akan melakukan kegiatan jika sikapnya mendukung terhadap obyek

tersebut, sebaliknya seseorang tidak melakukan kegiatan jika sikapnya tidak

mendukung.

Kebutuhan non-material yang dimaksud adalah kebutuhan peternak akan

rasa puas atau ingin dihargai oleh perusahaan, kebutuhan non-material juga bisa

disebut dengan kebutuhan psikologis peternak. Kebutuhan non-material juga

52

Page 68: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

merupakan faktor pendukung untuk memotivasi peternak dalam menentukan

perusahaan inti, karena pada dasarnya setiap pekerjaan yang dilakukan oleh

manusia bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan materi manusia, tapi pekerjaan

juga dapat memenuhi kebutuhan non-material manusia. Dalam hal ini bahwa

kebutuhan yang bersifat psikologis peternak adalah kebutuhan yang timbul dari

keadaan tertentu seperti kebutuhan untuk diakui dan dihargai oleh perusahaan dan

lingkungan sekitar. Hal ini berarti bahwa kebutuhan non-material menjadi faktor

pendukung yang mendorong peternak dalam menentukan mitra usaha. Peternak

melihat pengakuan yang diberikan oleh perusahaan berupa perhatian dan rasa

dihargai sebagai mitranya. Hal ini didukung oleh Wirasati (2011) yang

menyatakan bahwa yang memotivasi sesorang untuk melakukan kerjasama adalah

kebutuhan yang bersifat psikologis sesorang yaitu kebutuhan yang timbul dari

keadaan tertentu seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk

diterima dilingkungan sekitarnya.

Pada penelitian mengenai Motivasi Peternak Ayam Ras Pedaging dalam

Menentukan Mitra Usaha di Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompo Bulu

Kabupaten Maros diketahui ada 2 motivasi yang mendorong peternak dalam

menentukan perusahaan inti, motivasi tersebut dibagi dalam dua kategori yaitu

motivasi utama yang dianggap paling penting oleh peternak berdasarkan hasil

wawancara dengan peternak, motivasi tersebut yang menjadi pendorong utama

bagi peternak dalam menentukan mitra usaha yang terdiri dari motivasi ekstrinsik

berupa variabel lingkungan sosial, kebijakan perusahaan, imbalan dan motivasi

intrinsik berupa variabel kebutuhan material. Selain motivasi utama yang

53

Page 69: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

mendorong peternak dalam menentukan perusahaan inti, ada beberapa motivasi

yang menjadi pendukung atau motivasi yang menjadi pertimbangan peternak

dalam menentukan perusahaan inti. Hal ini dikarenakan motivasi tersebut

dianggap cukup penting bagi peternak, artinya jika motivasi tersebut tidak ada,

motivasi tersebut bukan menjadi penghalang bagi peternak dalam menentukan

perusahaan inti. Motivasi pendukung tersebut yaitu motivasi intrinsik berupa

variabel sikap peternak dan kebutuhan non-material.

54

Page 70: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

BAB VIIPENUTUP

VII.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari pembahasan yang telah

dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

Motivasi yang mendorong peternak ayam ras pedaging dalam menentukan mitra

usaha di Desa Benteng Gajah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros yaitu

motivasi utama yang terdiri dari motivasi ekstrinsik berupa variabel lingkungan

sosial, kebijakan perusahaan, imbalan dan motivasi intrinsik berupa variabel

kebutuhan material sementara untuk motivasi pendukung terdiri dari motivasi

intrinsik berupa variabel sikap peternak dan variabel kebutuhan non-material.

VII.2 Saran

1. Sebaiknya perusahaan mitra mampu meningkatkan kebijakan perusahaan

agar peternak dapat terus bertahan dalam bekerjasama dengan perusahaan

inti.

2. Sebaiknya peternak dalam menentukan mitra usaha termotivasi dari

dorongan dalam diri sendiri, bukan karena lingkungan yang ada

disekitarnya agar hasil yang diperoleh pun sesuai yang diharapkan.

55

Page 71: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hamdani. 2012. Teori Motivasi Psikologi Pendidikan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Agama Islam. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Angeline, Irina. 2011. Hubungan Antara Tipe Kepribadian dengan Motivasi pada Gamers Ragnarok Komunitas Evolution. Fakultas Psikologi – Jurusan Psikologi. Universitas Bina Nusantara. Jakarta.

Basri, Seta. 2011. Analisis Faktor dengan SPSS. http://setabasri01.blogspot.com/ 2012/04/analisis-faktor-dengan-spss.html. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2012.

Dewi, Intani. 2006. Kesinambungan Usaha Bisnis Kemitraan Ayam Ras Pdaging (Kasus di Tunas Mekar Farm Bogor). Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Efrizal, Musfi. 2011. Hubungan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan di Yayasan Rumah Sakit Universitas Islam Malang. Fakultas Psikologi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.

Fishbein dan Ajzen. 1975. Belief, Attitude, Intentions and Behavior: an introduction to theory and research. California: Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

Hakim, Ari Rahmat. 2004. Pola Hubungan Hukum pada Program Kemitraan Usaha Tani Tembakau di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

Jami, Asyree, E. 2012. Materi Kuliah 8 Pengantar Ilmu Penyuluhan. http://edisetjami80blogspot.com/2012_11_01_archive.html. Diakses pada tanggal 02 Mei 2013.

Juhrodin, Udin. 2013. Jenis-Jenis Skala Pengukuran dalam Penelitian. http://www.atcontent.com/Publication/869679939048999g6.text/-/Jenis-jenis-Skala-Pengukuran-dalam-Penelitian. Diakses pada tanggal 08 Juni 2013.

Karmila, 2013. Faktor Faktor Yang Menentukan Pengambilan Keputusan Peternak Dalam Memulai Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Di Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

56

Page 72: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Kusumah, Mantera. 2008. Analisis Tingkat Kepuasan Peternak Plasma Terhadap Pola Kemitraan Tunas Mekar Farm Di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Lestari, Meylani. 2009. Analisis Pendapatan dan Tingkat Kepuasan Peternak Plasma Terhadap Pelaksanaan Kemitraan Ayam Broiler (Studi Kasus : Kemitraan PT X di Yogyakarta). Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

______, Puji. 2009. Analisis Interaksi Motivasi. Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia. Jakarta.

Mastuti, E. 2011. Analisis Faktor. Universitas Airlangga. Jakarta.

Maulana, Muhamad Lucky. 2008. Analisis Pendapatan Peternak Ayam Ras Pedaging Pola Kemitraan Inti-Plasma (Studi Kasus Peternak Plasma dari Tunas Mekar Farm di Kecamtan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Program Studi Ekonomi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Mudhofar, Ahmad. 2012. Pola Kemitraan Ayam Broiler. http://petokku.blogspot. com/p/pola-kemitraan-ayam-broiler.html. Diakses pada tanggal 20 April 2013.

Munir, Abdul Razak. 2011. Aplikasi Analisis Faktor Untuk Persamaan Simultan. Laboratorium Kompetensi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Makassar.

Novian. 2006. Strategi Pengembangan Peteernakan Ayam Ras Pedaging dengan Meningkatkan Pendapatan Peternak melalui Kemitraan di Kota Pekanbaru. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Palmarudi dan Kasim, Kasmiyati. 2012. Analisis Tingkat Kepuasan Peternak dalam Pelaksanaan Kemitraan Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging di Sulawesi Selatan : Studi Kasus di Kabupaten Maros. Jurnal JITP Vol. 2 No.1. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar.

Purwaningsih, A. 2009. Penentuan Rotasi yang Sesuai dalan Analisis Faktor. Bidang Komputasi P2TIK-BATAN.

Puspitasari, Hesti. 2012. Analisis Rantai Pemasaran Ayam Ras Pedaging Ke Pasar Induk Kabupaten Cianjur. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Yogyakarta.

57

Page 73: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Putra, Yanuar Surya. 2011. Analisis Faktor Untuk Mengetahui Efektivitas Strategi Me Too Sebagai Strategi Bersaing Perusahaan (Studi Kasus Pada Produk SM Vit C 1000 PT. Sido Muncul). Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Vol 4.No.7. Jurusan Akuntansi dan Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Salatiga. Jakarta.

Rahman, Saiful. 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Kerjasama Peternak Plasma Ayam Broiler di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Saputra, Evin Eka. 2011. Analisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler pada Kondisi Risiko (Studi Kasus : Peternakan Rakyat Milik Bapak Marhaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Sasmita, Arya, Ana, Agus, W dan Putra, Agus, Wawan, A. 2010. Rancang Bangun Sistem Informasi Kemitraan Ayam Broiler pada Perusahaan Sentral Unggas Bali Berbasis Web. Lontar Komputer Vol. 1 No. 1 ISSN : 2088-1541. Jurusan Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Ilmu Teknik Jembrana.

Sela, B. A. 2011. Pengantar Manajemen dan Bisnis. Pusat Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Merco Buana. Jakarta.

Subekti, Eli. 2010. “Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Terhadap Motivasi Menjalani Pengobatan Kemoterapi Anak Pada Orang Tua Pasien di Ruang Komenterapi Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Semarang”. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan. Universitas Muhammadiyah. Semarang.

Sudrajat, Akhmad. 2010. Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Pendidikan. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/01/25/konsep-pengambilan-keputusan-dalam-manajemen-pendidikan/. Diakses pada tanggal 02 Mei 2013.

Wirasati, Wiwien. 2011. Hubungan Kredibilitas Sumber Informasi Keluarga Berencana Dengan Sikap Dan Keputusan Mengadopsi Program Keluarga Berencana (Kasus Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor). Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Wisnuwardana, Agung. 2001. Hubungan Faktor-Faktor Motivasi Dengan Kualitas Kerja Penyuluhan Kehutanan Lapangan (Studi Kasus di Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Kabupaten Bogor). Jurusan Manajemen Hutan. Fakulas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

58

Page 74: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIANMOTIVASI PETERNAK AYAM RAS PEDAGING DALAM

MENENTUKAN MITRA USAHA DI DESA BENTENG GAJAH KECAMATAN TOMPOBULU KABUPATEN MAROS

A. UMUM

Dengan rasa hormat, penulis memohon kesediannya untuk mengisi daftar

kuesioner yang diberikan kepada anda. Jawaban yang anda berikan adalah

informasi bagi penulis sebagai data penelitian dalam rangka penyususnan skripsi

dengan judul ”Motivasi Peternak Ayam Ras Pedaging dalam Menentukan

Mitra Usaha di Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten

Maros”. Penulis mengharapkan kesediaan anda untuk menjawabnya dengan baik.

Terima kasih atas kerjasamanya.

B. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Pendapatan/Periode :

Lama Bermitra :

C. PETUNJUK PENGISIAN

Beri tanda centang (√) pada salah satu kolom (1-3) berdasarkan pernyataan

yang diajukan :

Kriteria: Angka 1 = Sangat Tidak SetujuAngka 2 = Tidak SetujuAngka 3 = Cukup SetujuAngka 4 = SetujuAngka 5 = Sangat Setuju

59

Page 75: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Pernyataan yang Berkitan dengan Kebijakan Perusahaan (X1)

No Pernyataan 1 2 3 4 5

1. Saya menentukan perusahaan inti dengan

melihat kualitas sapronak

2. Saya menentukan perusahaan inti yang

memberikan kemudahan dalam pemasaran

hasil produksi

3. Saya menentukan perusahaan inti karena

merasa sesuai dengan kontrak yang

ditawarkan perusahaan inti

Pernyataan yang Berkitan dengan Lingkungan Sosial (X2)

No Pernyataan 1 2 3 4 5

1. Saya mendengarkan nasehat peternak lain

dalam menentukan perusahaan inti

2. Saya mendengarkan saran dari keluarga dalam

menentukan perusahaan inti

3. Saya mendengarkan PPL dalam menentukan

perusahaan inti

Pernyataan yang Berkitan dengan Imbalan (X3)

No Pernyataan 1 2 3 4 5

1. Saya menentukan perusahaan inti dengan

melihat bonus pasar yang diberikan

2 Saya menentukan perusahaan inti dengan

melihat besarnya keuntungan yang diberikan

Pernyataan yang Berkitan dengan Sikap Peternak (X4)

No Pernyataan 1 2 3 4 5

1. Saya menentukan perusahaan inti karena

menyukai perusahaan tersebut

60

Page 76: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

2. Saya menentukan perusahaan inti karena

perusahaan tersebut terkenal atau telah

memiliki nama yang besar

Pernyataan yang Berkitan dengan Kebutuhan Material (X5)

No Pernyataan 1 2 3 4 5

1. Saya menentukan perusahaan inti yang

mampu memenuhi kebutuhan hidup saya

sehari-hari berupa sandang, pangan dan papan

2. Saya menentukan perusahaan inti yang

mampu meningkatkan pendapatan atau taraf

hidup

Pernyataan yang Berkitan dengan Kebutuhan Non-Material (X6)

No Pernyataan 1 2 3 4 5

1. Saya memilih perusahaan inti yang

menghargai peternak sebagai mitra

2. Saya menentukan perusahaan inti karena

dihargai oleh PPL

3. Saya menentukan perusahaan inti dengan

melihat perhatian yang diberikan

TERIMA KASIH ATAS KESEDIAAN BAPAK DALAM MEMBERIKAN INFORMASI

Maros, Agustus 2013

Responden

_________________

61

Page 77: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Lampiran 2. Identitas Responden

No Nama RespondenUsia

(Tahun) Jenis KelaminPendidikan Terakhir

Pendapatan/periode (Rp) Nama mitra

Lama bermitra

1 M. darwis 38 Laki-Laki SMA 3 jt Ciomas 6 Periode2 Baharuddin Ambo 52 Laki-Laki SD 4 jt BSB 5 periode3 Samsuddin 45 Laki-Laki S1 5 jt MRA 4 periode4 Sudirman 43 Laki-Laki SMA 3 jt Ciomas 4 periode5 Nurman 50 Laki-Laki SD 3 jt Srikandi 3 Periode6 Hasanuddin 51 Laki-Laki SD 7 jt BSB 1 Periode7 Tajuddin 49 Laki-Laki SMP 4 jt MRA 4 Periode8 Asri Agung 34 Laki-Laki SMP 5 jt Ciomas ex PKP 2 periode9 Hamsir 48 Laki-Laki SD 5 jt BSB 2 periode

10 Hartati 45 Perempuan SD 3 jt Srikandi 3 Periode11 Ni'matulasa 47 Laki-Laki SD 3,5 jt Ciomas ex PKP 2 Periode12 Ahmad Jufri 43 Laki-Laki SD 6 jt Patriot 5 Periode13 Hj. Mariana 41 Perempuan SMP 6 jt BSB 4 Periode14 Sumardi 42 Laki-Laki SD 5 J Patriot 6 Periode15 Surya 37 Laki-Laki SMA 7 jt AMM 5 Periode16 Warno Waskito 45 Laki-Laki SMA 6 jt Patriot 4 periode17 Basri 45 Laki-Laki SD 7 Jt BSB 4 periode18 Ibu Sadra 45 Perempuan SMA 4 jt Srikandi 3 Periode19 Muh. Yumri 40 Laki-Laki S1 8 jt Suma 1 periode20 Toni 35 Laki-Laki SMA 5 jt Ciomas ex PKP 3 Periode

62

Page 78: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

21 Jumadi 42 Laki-Laki SD 4 jt MRA 7 Periode22 Abdul Gani 43 Laki-Laki SD 3 jt Patriot 2 periode23 Kadir 42 Laki-Laki SMA 6 jt Patriot 3 Periode24 Ruslam 40 Laki-Laki SD 5 jt MRA 5 Periode25 Murniaty 39 Perempuan SMA 4 jt BSB 2 periode26 Anwar 37 Laki-Laki SD 3,5 jt Celebes 4 periode27 Arifuddin 36 Laki-Laki SD 4 jt Patriot 5 Periode28 Aris 34 Laki-Laki SMP 5 jt MRA 4 periode29 Dg Tarrang 48 Laki-Laki SD 4 jt Ciomas ex PKP 2 periode30 Multassam 49 Laki-Laki SD 4 jt Patriot 5 Periode

63

Page 79: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Lampiran 3. Output Analisis Faktor dengan menggunakan spss 17

Correlation Matrix

Kebijakan

Perusahaan

Lingkungan

Sosial Imbalan Sikap Peternak

Kebutuhan

Material

Kebutuhan Non-

Material

Correlation Kebijakan Perusahaan 1.000 .607 .323 .633 .517 .191

Lingkungan Sosial .607 1.000 .470 .338 .608 .400

Imbalan .323 .470 1.000 .159 .381 .080

Sikap Peternak .633 .338 .159 1.000 .159 .085

Kebutuhan Material .517 .608 .381 .159 1.000 .259

Kebutuhan Non-Material .191 .400 .080 .085 .259 1.000

Sig. (1-tailed) Kebijakan Perusahaan .000 .041 .000 .002 .155

Lingkungan Sosial .000 .004 .034 .000 .014

Imbalan .041 .004 .200 .019 .336

Sikap Peternak .000 .034 .200 .201 .327

Kebutuhan Material .002 .000 .019 .201 .084

Kebutuhan Non-Material .155 .014 .336 .327 .084

64

Page 80: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .701

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 53.076

Df 15

Sig. .000

Anti-image Matrices

Kebijakan

Perusahaan

Lingkungan

Sosial Imbalan Sikap Peternak

Kebutuhan

Material

Kebutuhan Non-

Material

Anti-image Covariance Kebijakan Perusahaan .377 -.118 -.007 -.277 -.149 .029

Lingkungan Sosial -.118 .415 -.175 -.020 -.158 -.199

Imbalan -.007 -.175 .750 .005 -.082 .107

Sikap Peternak -.277 -.020 .005 .559 .135 .009

Kebutuhan Material -.149 -.158 -.082 .135 .549 -.035

Kebutuhan Non-Material .029 -.199 .107 .009 -.035 .819

65

Page 81: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Anti-image Correlation Kebijakan Perusahaan .677a -.299 -.014 -.604 -.327 .053

Lingkungan Sosial -.299 .748a -.314 -.041 -.332 -.342

Imbalan -.014 -.314 .790a .007 -.127 .136

Sikap Peternak -.604 -.041 .007 .574a .243 .013

Kebutuhan Material -.327 -.332 -.127 .243 .748a -.052

Kebutuhan Non-Material .053 -.342 .136 .013 -.052 .663a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

Initial Extraction

Kebijakan Perusahaan 1.000 .828

Lingkungan Sosial 1.000 .781

Imbalan 1.000 .374

Sikap Peternak 1.000 .833

Kebutuhan Material 1.000 .640

66

Page 82: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Kebutuhan Non-Material 1.000 .464

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Total Variance Explained

Compo

nent

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 2.854 47.565 47.565 2.854 47.565 47.565

2 1.066 17.769 65.334 1.066 17.769 65.334

3 .914 15.233 80.568

4 .600 10.003 90.571

5 .318 5.293 95.864

6 .248 4.136 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

67

Page 83: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Component Matrixa

Component

1 2

Lingkungan Sosial .863 .189

Kebijakan Perusahaan .834 -.364

Kebutuhan Material .745 .291

Imbalan .585 .178

Sikap Peternak .576 -.708

Kebutuhan Non-Material .428 .530

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 2 components extracted.

68

Page 84: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

Dokumentasi

Page 85: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/.../123456789/9469/skripsi.docx  · Web viewBerdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96 tentang ... kredit dan

RIWAYAT HIDUP

Rahayu (I 311 09 259) lahir di Ujung Pandang pada

tanggal 06 Februari 1991, sebagai anak terakhir dari empat

bersaudara dari pasangan bapak Mustari dan Ibu Muftira.

Jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah

SD Negeri Pai Makassar lulus tahun 2003.

Kemudian setelah lulus di SD penulis melanjutkan pendidikan lanjutan

pertama pada SMP Negeri 9 Makassar dan lulus pada tahun 2006, kemudian

melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas pada SMA Negeri 6 Makassar dan

lulus pada tahun 2009.

Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan pada tahun yang sama 2009 dan

diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas

Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makasssar dan lulus pada tahun 2013.