rencana strategis - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan renstra ini antara lain meliputi...

71
RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA 2015-2019 Nomor …../PW09/1/2015 Tanggal

Upload: duongtruc

Post on 06-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

RENCANA STRATEGISPERWAKILAN BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

2015-2019

Nomor …../PW09/1/2015

Tanggal

Page 2: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA i

KATA PENGANTAR

Sebagai upaya untuk mengefektifkan dan mengarahkan sumber daya BPKP dalammewujudkan peran BPKP sebagai mitra strategis Kementerian/Lembaga danPemerintah Daerah dan Korporasi (KLPK) dalam membantu Presiden menyukseskanpembangunan serta untuk memenuhi kewajiban BPKP dalam menyusun RencanaStrategis (Renstra) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara PerencanaanPembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan danPenelaahan Renstra Kementerian/Lembaga Tahun 2015–2019, BPKP telah menyusunRenstra BPKP Tahun 2015–2019, yang merupakan dokumen perencanaan pengawasanperiode 2015–2019 berisi visi yaitu keadaan umum yang diinginkan pada akhirtahun 2019 atau setelahnya, misi atau rumusan umum tentang upaya-upaya yang akandilaksanakan untuk mewujudkan visi, strategi atau program-program indikatif untukmencapai visi dan misi.Visi BPKP sebagai “Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk

Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional”merupakan kondisi impian yang diharapkan dapat mendorong seluruh pimpinan danpegawai untuk melaksanakan setiap kegiatan dengan kualitas kelas dunia. Pengawasandapat menghasilkan rekomendasi strategis, proses pelaksanaan pengawasan sesuaidengan standar profesi, kegiatan dukungan secara sinergis dan terintegrasimenghasilkan nilai tambah pada pengelolaan keuangan negara/daerah danpembangunan nasional. Kualitas hasil dan proses tersebut diindikasikan oleh TingkatKapabilitas BPKP sebagai Aparat Pengawasan Intern RI berkelas dunia, yaitu palingtidak pada level 3 dari 5 level yang ada.Perumusan visi, misi, tujuan dan komponen lain dari Renstra ini telah melibatkanseluruh tingkatan pegawai dan pimpinan. Pelibatan seluruh lapisan personel inidiharapkan dapat mengajak dan menyadarkan semua pegawai bahwa Renstra iniadalah milik bersama dan tanggung jawab bersama. Proses Perencanaan Strategisdalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR penyusunan.Renstra yang diajukan, selanjutnya dengan melibatkan pegawai struktural dan

Page 3: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA ii

fungsional dalam bentuk Satgas Perencanaan melakukan visioning BPKP Mei 2013,Penyusunan Renstra, penyusunan scenario planning, pembahasan strategy map, hinggapembahasan rumusan dan alur logika visi, misi, sasaran strategi, tujuan hingga programdan kegiatan berikut indikator kinerja untuk komponen yang mewakilinya yaituindikator kinerja untuk sasaran strategis (impact), sasaran program (outcome) dansasaran kegiatan (output). Perumusan indikator kinerja tersebut diperlukan sebagaidasar penetapan kinerja dan tolok ukur pencapaian misi dan tujuan organisasi.Sejak awal, strategy map telah dibahas dengan berbagai stakeholders BPKP bahkanmelibatkan konsultan yang didukung oleh World Bank. Pelibatan berbagai pihak baikinternal maupun eksternal ini sekaligus menunjukkan bahwa due process penyusunanRenstra ini telah cukup memadai dan berada dalam koridor konsepsi dan ketentuanrenstra.Namun demikian, upaya tersebut tidaklah cukup. Pemahaman dan penyesuaian olehseluruh pihak akan dokumen perencanaan pengawasan ini, dengan kondisikeberpengawasan intern yang ada, masih merupakan keharusan agar Renstra ini dapatberfungsi dan bertumbuh sebagai dokumen yang hidup dalam dapat menggerakkankegiatan pengawasan menuju visi BPKP.Semoga visi tersebut menjadi tantangan sekaligus leverage untuk bekerja meningkatkankualitas pengawasan intern BPKP, yaitu bermanfaatnya output assurance dan output

consultancy oleh stakeholders dalam menyukseskan pembangunan dan pemerintahanuntuk kesejahteraan rakyat.Jakarta, 2 April 2015Kepala Perwakilan,

BONNY ANANG DWIJANTONIP 19590616 197911 1001

Page 4: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA iii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

A KONDISI UMUM: KUALITAS AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA 31 Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Negara 32 Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara & Pengelolaan Aset 33 Akuntabilitas Pewujudan Iklim bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih 44 Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral 4

B POTENSI DAN PERMASALAHAN 51 Potensi dan Permasalahan Pengawasan Intern 52 Peluang dan Tantangan Pengawasan Intern 6

BAB II VISI MISI DAN TUJUAN BPKP 9

A GAMBARAN VISI BPKP 91 Auditor Internal Pemerintah RI 92 Auditor Berkelas Dunia 113 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional 13

a. Auditor Internal Pemerintah RI yang Selalu Hadir 14b. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih 14c. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif 15d. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Terpercaya 15

B URAIAN MISI BPKP 161 Misi Pertama dan Penjelasannya 16

a. Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan 16b. Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif 19

2 Misi Kedua dan Penjelasannya 203 Misi Ketiga dan Penjelasannya 21

C TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BPKP 2019 221 Tujuan dan Sasaran Strategis Satu 222 Tujuan dan Sasaran Strategis Dua 233 Tujuan dan Sasaran Strategis Tiga 25

BAB III ARAH KEBIJAKAN STRATEGI KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BPKP 26

A ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN 261 Pencapaian Tujuan Program Pembangunan Prioritas Nasional 26

a. Permasalahan Pembangunan Manusia 26b. Permasalahan Pembangunan Ekonomi dan Infrastruktur 28c. Permasalahan Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi 31

2 Kapasitas Fiskal 323 Pemanfaatan Keuangan/Aset Negara/Daerah 324 Penyelenggaraan SPIP dan Kapabilitas APIP 33

a. Maturitas Sistem Pengendalian Intern 33b. Kapabilitas Pengawasan Intern 33

Page 5: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA iv

DAFTAR ISIB KEBIJAKAN NASIONAL PENGAWASAN INTERN 341 Kebijakan Nasional Pengawasan Intern 342 Hasil Pengawasan Untuk Perencanaan Pembangunan 36

C ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BPKP 371 Arah Kebijakan Pengawasan BPKP 382 Strategi Pengawasan BPKP 393 Program BPKP 414 Subprogram BPKP 425 Kegiatan Pengawasan BPKP 446 Alur Logika Program Pengawasan 45

D KERANGKA REGULASI 45

E KERANGKA KELEMBAGAAN: MENUJU LEVEL 3 IA-CM 471 Peningkatan Kapasitas BPKP 48

a. Peningkatan Kompetensi dan Pengembangan Pola Karir SDM BPKP 49b. Peningkatan Kapasitas Teknologi Informasi 49c. Praktik Profesional dan Manajemen Kualitas Pengawasan 50d. Perencanaan Pengawasan Berbasis Risiko dan Berbasis Prioritas 51

2 Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Berkelas Dunia 51a. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern 51b. Penataan Kelembagaan dan Proses Bisnis Pengawasan BPKP 53c. Manajemen Kinerja dan Akuntabilitas 53d. Peningkatan Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Pengawasan 54

3 Penguatan Struktur Tata Kelola dan Budaya Organisasi 54a. Hubungan Kerja dengan BPK RI 55b. Hubungan Kerja dengan Kementerian PPN/Bappenas 55c. Hubungan Kerja dengan Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi 55d. Sinergi dan Koordinasi dengan APIP, APH dan Instansi Pereviu Lainnya 56e. Koordinasi dengan Kantor Staf Presiden 56f. Penciptaan Budaya Unggul Organisasi BPKP 56

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN 58

A TARGET KINERJA 581 Pengukuran Kinerja 582 Target Kinerja Sasaran Strategis 593 Target Kinerja Sasaran Program 594 Target Kinerja Sasaran Kegiatan (Output) 615 Pengarusutamaan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik 62

B KERANGKA PENDANAAN 651 Analisis Pendanaan BPKP 2014-2015 652 Perkiraan Pendanaan 2015-2019 66

BAB V PENUTUP 67

LAMPIRAN

Page 6: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB I

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 1

BAB I

PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI)Jakarta merupakan pelaksanaan salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), yang memuat visi, misi,tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan pengawasan denganberpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan bersifatindikatif. Penyusunan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta mengacu pada RenstraBPKP Pusat periode 2015-2019 yang disesuaikan dengan wilayah kerja yaitu wilayahProvinsi DKI Jakarta.

Wilayah kerja Perwakilan Provinsi DKI Jakarta sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IIPeraturan Kepala BPKP RI nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata KerjaPerwakilan BPKP, meliputi Provinsi DKI Jakarta dan Kabupaten/Kota di wilayahnya.

Selanjutnya, tahapan RPJMN tahun 2015–2019 dalam kerangka RPJPN 2005–2025 memasukitahapan ketiga, diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan dengan menekankanpada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan pada keunggulansumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmupengetahuan dan teknologi. Pembangunan pengawasan yang dilakukan oleh BPKP,merupakan bagian dari pembangunan bidang aparatur dan hukum sebagaimana disebutkandalam agenda prioritas kedua RPJMN 2015–2019, yaitu membuat pemerintah selalu hadirdalam membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis danterpercaya, serta agenda prioritas keempat RPJMN 2015–2019, yaitu memperkuatkehadiran negara dalam reformasi dan penegakan hukum.

Sebagai aparat Presiden, seluruh kapasitas dan kapabilitas BPKP telah diamanatkan untukmelakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan pencapaian Sasaran Pokok Pembangunan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang SistemPengendalian Intern Pemerintah (SPIP), BPKP melakukan (a) pengawasan intern atasakuntabilitas keuangan negara dalam kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatankebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selakuBendahara Umum Negara dan kegiatan berdasarkan penugasan oleh presiden, serta(b) pembinaan penyelenggaraan SPIP. Sesuai dengan kondisi umum penyelenggaraanpemerintahan, sejauh ini, pelaksanaan tugas BPKP terfokus pada akuntabilitas pelaporankeuangan baik dari sudut pengawasan intern maupun dalam pembinaan SPIP untukpeningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

Page 7: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB I

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 2

Melalui Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, BPKP mempunyai tugasmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKPmenyelenggarakan dua fungsi utama yaitu fungsi pengarahan dan pengoordinasianpengawasan intern dan fungsi pengawasan intern.

Fungsi pertama meliputi (a) fungsi perumusan kebijakan nasional pengawasan internterhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional meliputikegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkanpenetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lainberdasarkan penugasan dari Presiden dan (b) fungsi pengoordinasian dan sinergipenyelenggaraan rencana pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangannegara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama dengan aparat pengawasan internpemerintah lainnya.

Fungsi kedua berupa pengawasan intern yang terdiri dari:

a) pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnyaterhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitaspenerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerahserta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagiankeuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badanusaha dan badan lainnya yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan ataukepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah, sertaakuntabilitas pembiayaan keuangan negara/daerah;

b) pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah;

c) pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tatakelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/kebijakanpemerintah yang strategis;

d) pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yangdapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, auditklaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasimerugikan keuangan negara/daerah, audit perhitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli dan upaya pencegahan korupsi;

e) pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat; danf) pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem

pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badanlainnya.

Page 8: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB I

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 3

A. KONDISI UMUM KUALITAS AKUNTABILITAS PENGELOLAANKEUANGAN NEGARA

Hasil penyelenggaraan pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta ditunjukkan olehkualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dalam empat perspektif akuntabilitasyaitu:

a ) pelaporan keuangan negara,b ) kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset,c) perwujudan iklim kepemerintahan yang baik dan bersih, dand) pengelolaan program lintas sektoral.

1. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Negara

Untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan Negara, BPKP melakukan reviu atasLaporan Keuangan Pemda dan melakukan asistensi terkait dengan Laporan KeuanganPemda. Berdasarkan data hasil pemeriksaan BPK terhadap Laporan KeuanganPemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013 dan 2014 memperoleh opini WajarDengan Pengecualian (WDP).

Disisi lain, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta juga melakukan Pendampingan,Asistensi, Bimbingan Teknis dan Reviu terhadap penyajian Laporan Keuangan padaInstansi Pemerintah Pusat di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan tersebut telahdilaksanakan pada Polda Metro Jaya, Kanwil Kumham DKI, Kejaksaan Negeri/Tinggi,KPU serta Bawaslu. Hal tersebut menghasilkan rekomendasi perbaikan kualitaspenyajian termasuk peningkatan kapasitas pelaksana penyajian Laporan Keuangan.

2. Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset

Pengawasan akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara diprioritaskan untukmengoptimalkan penerimaan dan penghematan pengeluaran keuangan negara. Hasilyang diperoleh adalah potensi penerimaan keuangan negara berasal dari pajak, beacukai, dan PNBP.

Selain itu, pengawasan juga dilakukan terhadap Bantuan Pemerintah Yang BelumDitetapkan Statusnya (BPYBDS) yang sudah dioperasikan oleh BUMN, hasil pengadaanProyek Pemerintah Pusat yang diserahkan kepada BUMN. Nilai BPYBDS yang diusulkanmenjadi penyertaan modal pemerintah pada BUMN sebesar Rp216milyar.

Page 9: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB I

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 4

3. Akuntabilitas Pewujudan Iklim bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih

Kualitas akuntabilitas perspektif ini difokuskan pada pengawasan yang bersifatpreventif-edukatif diantaranya melalui pendampingan penyelenggaraan SPIP,penerapan fraud control plan, sosialisasi program anti korupsi, asesmen GCG,penilaian BUMN Bersih, peningkatan kapabilitas APIP, fasilitasi peran Asosiasi AuditorInternal Pemerintah Indonesia (AAIPI) dan Asosiasi Auditor Forensik Indonesia(AAFI), pemantauan terhadap transparansi proses PBJ, serta pelaksanaan fungsi exofficio Quality Assurance Reformasi Birokrasi. Kegiatan pengawasan yang bersifatrepresif dalam rangka pemberantasan KKN dilakukan melalui kegiatan auditinvestigatif, audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara, danpemberian keterangan ahli. Kegiatan pengawasan represif ini telah berhasilmengungkap pelanggaran yang diduga merugikan keuangan negara dalam jumlah yangcukup signifikan, yaitu sebesar Rp1,49 triliun.

Dalam rangka penguatan upaya pemberantasan korupsi, BPKP bekerja sama denganKPK telah melakukan koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi (korsupgah), sertakoordinasi dan supervisi penindakan korupsi berupa peningkatan kapasitas AparatPenegak Hukum dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi.

Untuk mewujudkan iklim kepemerintahan yang baik dan bersih, diperlukan antara lainkuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengawasan yang memadai dankompeten. Secara kuantitas, sampai dengan 31 Desember 2014, jumlah PFA adalahsebanyak 108 orang auditor.

4. Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral

Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral difokuskan untuk menilai efisiensi danefektivitas pelaksanaan program/kegiatan yang mendukung prioritas pembangunannasional. Kualitas akuntabilitas perspektif ini ditunjukkan oleh hasil pengawasanPerwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, diantaranya sebagai berikut:a. Monitoring atas Implementasi Rencana Aksi Prioritas Pembangunan Nasional bidang

kesehatan, pendidikan dan agama posisi per 31 Desember 2013 pada lima KotaAdministrasi di wilayah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan kelemahan operasionalmasing-masing program berupa Pedoman dan database pelayanan kesehatan yangbelum siap operasional serta belum terpenuhinya target jumlah beasiswa miskinyang disebabkan kelemahan perbaikan koordinasi sehingga dapat meningkatkancapaian target prioritas percepatan pembangunan pada bidang dan programnya;

b. Monitoring atas implementasi BPJS Kesehatan mencakup lima Kota Administrasi diwilayah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan adanya kelemahan perencanaan kegiatanberupa pedoman yang belum tersosialisasikan serta database kepesertaan yangbelum terdistribusikan secara memadai. Hal tersebut telah ditindaklanjuti denganperbaikan sistem perencanaan sehingga dapat memperbaiki sistem operasi

Page 10: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB I

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 5

pelayanan BPJS;c. Audit Utang/Piutang atas Klaim Pelayanan Dana Jaskesmas dan Jampersal

Tahun 2013 pada Suku Dinas Kesehatan di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kegiatantersebut menghasilkan output berupa rekomendasi atas permasalahan verifikasiutang/piutang klaim yang disebabkan kelemahan sistem pengendalian intern dankoordinasi. Rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti sehingga menghasilkanperbaikan sistem klaim pada program Jamkesmas, termasuk adanya pengembalianke Kas Negara;

d. Audit atas Klaim Jamkesmas Tahun Anggaran 2008 sd 2013 pada Rumah SakitSwasta maupun Pemerintah serta Fasilitas Kesehatan Lainnya di wilayah ProvinsiDKI Jakarta, dengan permasalahan dominan yang diperlukan tindak lanjut berupaperbedaan data klaim antara Rumah Sakit selaku pelaksana pelayanan dengan dataverifikator independen yang ditunjuk Kementrian Kesehatan, termasuk adanyalebih/kurang bayar. Hal tersebut telah berhasil ditindaklanjuti sesuai denganoutput audit, sehingga kegiatan tersebut menghasilkan perbaikan komprehensif,termasuk adanya pengembalian ke Kas Negara; dan

e. Mediasi hambatan kelancaran pembangunan yang menghasilkan 3 laporan, salahsatunya adalah penapsiran terhadap Nilai Pembayaran Tiang-tiang KonstruksiMonorail antara PT Jakpro dengan PT Adhi Karya (persero) Tbk.

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Indonesia sedang menapaki kehidupan bernegara dengan menerapkan demokrasi secaralebih nyata. Demokrasi ini secara nyata melibatkan lapisan masyarakat dalam penentuanarah pembangunan termasuk di dalamnya turut serta mengawasi pemerintahan. Denganmengumumkan target-target yang terukur di RPJMN dan turunannya, pemerintahmemberikan pintu bagi masyarakat untuk menilai hasil pekerjaan pemerintah. Kondisi inimemerlukan peran pengawasan intern yang memantau dan mengevaluasi terus menerusproses dan hasil pembangunan. Untuk menghasilkan informasi dimaksud, kapabilitaspengawasan perlu ditingkatkan dalam rangka memaksimalkan peran pengawasan sertaperlunya penajaman fokus pengawasan pada sasaran pokok pembangunan.

Dengan teknik analisis SWOT, analisis lingkungan internal menghasilkan identifikasi potensidan permasalahan pengawasan BPKP. Sedangkan analisis lingkungan eksternal menghasilkanpeluang dan tantangan pengawasan BPKP.

1. Potensi dan Permasalahan Pengawasan Intern

Potensi pengawasan internal Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sebagai berikut:a. Memiliki SDM pengawasan yang kompeten, berpengalaman, berintegritas,

Page 11: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB I

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 6

inovatif, adaptif, dan terpercaya, sehingga cukup untuk melaksanakanpengawasan sesuai dengan mandat yang dimilikinya;

b. Memiliki core competency unggulan di bidang pengawasan yang dapatdiandalkan untuk melakukan pengawasan intern terhadap seluruh stakeholders;

c. Adanya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP dan Peraturan PresidenNomor 192 Tahun 2014 menandakan bahwa BPKP memiliki mandat untukmelakukan lingkup penugasan yang bersifat makro dan strategis, pembinaanpenyelenggaraan SPIP, penyedia laporan pengawasan yang berskala nasional kePresiden;

d. Adanya dukungan dan komitmen yang cukup kuat BPKP untuk melakukanpengawasan intern dan pembinaan APIP terhadap seluruh stakeholders;

e. Adanya produk-produk unggulan yang dibutuhkan oleh stakeholders (GCG, KPI,PE, FCP, SAKD, MR, SIMDA) yang memungkinkan BPKP melakukan penugasansesuai dengan kebutuhan stakeholders;

f. Memiliki sistem informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) yang cukup mumpuni, sehingga dapat memberikan data yang terkaitdengan hasil pengawasan intern;

g. Memiliki jejaring yang cukup baik terhadap stakeholders dan mencakup seluruhsektor;

h. Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta berpartisipasi dalam task force yangmelaksanakan evaluasi kebijakan atau evaluasi program; dan

Pelaksanaan pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta mengalamibeberapa tantangan. Perubahan paradigma pengawasan intern dari watchdog menjadiquality assurance atau consultant, memerlukan pengelolaan perubahan yang memadaikarena beberapa kelemahan antara lain:a. Dalam kaitannya dengan SDM, kegiatan recruitment, seleksi dan proses regenerasi

SDM yang dilakukan BPKP belum berjalan secara optimal;b. Berkaitan dengan penugasan pengawasan intern baik assurance maupun

consulting, BPKP belum memiliki komposisi SDM yang ideal baik kuantitas maupunkualitas;

c. Dalam melaksanakan peran sesuai dengan mandat yang dimilikinya, BPKP belummempunyai strategi pengawasan memadai;

d. Untuk memotivasi SDM agar mempunyai kinerja yang baik perlu didukung denganadanya reward and punishment system, namun dalam hal ini BPKP belum dapatmengimplementasikannya secara optimal;

e. Demikian juga dengan pola mutasi, promosi, dan karier masih perlu ditingkatkanuntuk mendorong motivasi kerja pegawai BPKP;

f. Dalam melaksanakan peran BPKP dalam hal melakukan pengawasan lintas sektoral,metodologi pengawasan lintas sektoral yang digunakan oleh BPKP masih perluditingkatkan;

g. Peran pengawasan intern yang dilakukan BPKP saat ini membutuhkan kompetensi

Page 12: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB I

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 7

pengetahuan makro yang harus dimiliki oleh SDM BPKP, namun kompetensipengetahuan makro tersebut kurang dimiliki oleh SDM BPKP;

h. Dalam mendukung peran BPKP saat ini, organisasi, tatalaksana dan SDM BPKPbelum sepenuhnya memenuhi kebutuhan peran yang dimandatkan olehpemerintah.

2. Peluang dan Tantangan Pengawasan Intern

BPKP mempunyai kedudukan yang strategis karena mempunyai kewenangan yang tidakdimiliki oleh APIP lainnya. Pertama, kewenangan pengawasan lintas sektoral yangmemberikan keleluasaan untuk melakukan pengawasan nasional yang bersifat lintassektoral dan mengawasi pelaksanaan pembangunan nasional di instansi pemerintahyang saling terkait dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Kedua, kewenanganuntuk melakukan audit tujuan tertentu terhadap program-program strategis nasionalyang mendapat perhatian publik dan menjadi isu terkini. Ketiga, kewenangan untukmelakukan pembinaan sistem pengendalian intern dan pengembangan kapasitas APIPdi instansi pemerintah.

Peluang dan tantangan penyelenggaraan pengawasan intern BPKP juga mempunyaimagnitude yang sama. Visi dan misi pengawasan yang dimiliki oleh Presiden dapatdioptimalkan BPKP dalam melakukan dan mengembangkan peran pengawasan intern,peningkatan akuntabilitas keuangan negara serta peningkatan penyelenggaraan sistempengendalian intern pemerintah.

Perhatian pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden JusufKalla, terhadap peran pengawasan membuka peluang yang cukup terbuka untuk secaraefektif menyelenggarakan pembangunan pengawasan nasional dan pengawasanpembangunan nasional terkait dengan terwujudnya pemerintah yang transparan,efektif dan efisien yaitu “Meningkatkan kapasitas pemerintah nasional untuk lebihmenjalankan fungsi pembinaan dan pengawasan”. Perhatian pemerintah tersebutadalah gambaran utama peluang besar bagi BPKP untuk menyelenggarakan fungsinya.

Peluang lengkapnya sebagai berikut:a. Adanya dukungan yang jelas dari Presiden, termasuk beberapa stakeholders,

menunjukkan bahwa BPKP diharapkan berperan sesuai dengan mandat yangdiberikan oleh pemerintah;

b. Tingginya komitmen pemerintah untuk menyelenggarakan negara yang bersih,tertib, dan bertanggung jawab (clean government and good governance), menjadipeluang BPKP untuk dapat berperan dalam pengawasan intern;

c. Meningkatnya permintaan jasa assurance dan consultancy dari instansipemerintah, membuat BPKP berpeluang melaksanakan pengawasan intern;

d. Reputasi dan kinerja BPKP dari hasil pengawasan yang telah dilakukan selama inimemberikan kepercayaan bagi instansi pemerintah yang memerlukan jasa

Page 13: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB I

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 8

pengawasan yang tidak dapat dilakukan oleh APIP-nya sendiri;e. Masih banyak satuan kerja pemerintah yang belum menerapkan tata kelola

kepemerintahan yang baik;f. Dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 dan Peraturan Presiden Nomor 192

Tahun 2014, semakin menguatkan BPKP di dalam menjalankan perannya;g. Dalam kondisi masih banyaknya kasus korupsi, masih besar pula harapan instansi

penyidik meminta BPKP untuk melakukan audit investigatif atas kasus TPK;h. Meningkatnya kesadaran untuk mengedepankan penciptaan nilai dalam

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi pemerintah;i. Meningkatnya permintaan atas pembinaan pengawasan yang bersifat spesifik

(tailor made). Selain pengawasan intern yang dilakukan BPKP secara umum, saatini banyak stakeholder yang membutuhkan peran BPKP untuk melakukanpengawasan yang bersifat spesifik;

j. Meningkatnya tuntutan atas standar mutu dan proses kegiatan pengawasan olehstakeholder, membuka peluang bagi BPKP untuk melaksanakan perannya dengansebaik-baiknya;dan

k. Dalam bidang pengetahuan ilmu akuntansi, adanya kompetensi akuntansi relative,membuka peluang bagi BPKP untuk memenuhi kebutuhan stakeholders.

Dalam periode 2010–2014, banyak penugasan pengawasan yang dilaksanakan dalamrangka memenuhi permintaan stakeholders yang sering tidak dapat diantisipasi olehPerwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta. Hal ini membuat rencana pengawasan untukpenguatan akuntabilitas keuangan sesuai risiko pencapaian tujuan pembangunannasional rentan untuk dibatalkan. Kegagalan melaksanakan pengawasan berbasis risikomerupakan permasalahan konseptual pengawasan.

Dalam Renstra BPKP 2015–2019 dilakukan penjajagan tentang kemungkinan peran BPKP didalam administrasi pemerintahan 2015–2019 berdasarkan konsep scenario planning yangantara lain menggambarkan BPKP menjadi Auditor Pemerintah RI Berkelas Dunia(Worldclass Government Internal Auditor), yang memokuskan diri pada pengawasan yangbersifat makro strategis, yaitu pengawasan atas akuntabilitas kinerja pada tingkat outcomedan impact dalam rangka pengawalan pembangunan nasional, baik di pusat maupundaerah. Untuk dapat mencapai status tersebut, BPKP menetapkan milestone termasuk diantaranya adanya peraturan presiden tentang BPKP; menyusun strategy map untukmemastikan adanya pedoman strategis untuk mengelola sumber daya yang dapatmenyeimbangkan pengembangan internal dengan pemenuhan kebutuhan stakeholder BPKP.

Page 14: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 9

BAB II

VISI MISI DAN TUJUAN BPKP

Visi, misi dan tujuan BPKP yang diuraikan di bab ini merupakan gambaran besar tentangtekad besar BPKP pada tahun 2019 atau setelahnya. Bersama-sama dengan sasaranstrategis, visi misi dan tujuan tersebut diharapkan dapat menggerakkan penggunaanseluruh sumber daya pengawasan BPKP ke satu arah yang sama, yaitu Visi PembangunanNasional 2015-2019: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan BerkepribadianBerdasarkan Gotong Royong”. Sebagai unit pendukung, Perwakilan BPKP Provinsi DKIJakarta berkomitmen untuk dapat mendukung BPKP Pusat dalam mencapai visinya.

A. GAMBARAN VISI PERWAKILAN BPKP

Komitmen tersebut selanjutnya dituangkan dalam pernyataan visi Perwakilan BPKP ProvinsiDKI Jakarta, yaitu:

“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk MeningkatkanAkuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

di wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta”

Pernyataan visi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta mengacu pada visi BPKP yangkonsisten dengan visi Presiden yang berwujud visi pembangunan nasional.

Sebagai gambaran yang diimpikan tahun 2019 atau setelahnya, visi Perwakilan BPKPProvinsi DKI Jakarta diharapkan menjadi acuan bagi setiap pegawai Perwakilan BPKPProvinsi DKI Jakarta di semua tingkatan untuk melaksanakan tugasnya. Terdapat beberapakata kunci yang perlu diberi makna secara khusus agar dapat membangun persepsi yangsama di antara insan pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta.

1. Auditor Internal Pemerintah RI

Terdapat dua kata kunci dalam frase auditor internal pemerintah RI yaitu audit interndan auditor pemerintah RI.

i) Audit Intern

Audit atau pengawasan intern yang diadopsi oleh BPKP mengacu pada definisiInstitute of Internal Auditor (IIA) tentang internal auditing yaitu “an independent,objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an

Page 15: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 10

organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives bybringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve theeffectiveness of risk management, control, and governance processes”.

Sesuai definisi tersebut, dua sifat aktifitas peran BPKP dalam melaksanakanpengawasan intern yaitu sebagai pemberi jasa assurance dan pemberi jasaconsultancy. Melihat pendekatannya, pengawasan intern dimaksud menuntut jasaassurance dan consultancy yang diperoleh dengan pendekatan yang sistematis danmetodologis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko,pengendalian dan proses governance. Lebih spesifik lagi, untuk program ataukebijakan pembangunan nasional, pengawasan intern BPKP menuntut penerapanpendekatan evaluasi (riset sosial) untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan atasketiga hal tersebut.

ii) Auditor Pemerintah RI

Auditor pemerintah RI mengacu kepada posisi BPKP sebagai aparat pengawasanintern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden sebagaipemegang kekuasaan Pemerintah RI dalam bingkai Negara Kesatuan RepublikIndonesia. Sebagai Auditor Pemerintah RI, BPKP merupakan mata dan telingaPresiden yang difungsikan untuk melihat dan mendengar secara langsung faktalapangan dan memberikan respon berupa informasi assurance melalui suatu sistempengawasan, dalam hal ini sistem informasi akuntabilitas.

Menteri atau Kepala Lembaga atau Kepala Daerah atau pada tataran tertentu,Direktur Utama BUMN, adalah pembantu Presiden atau delegatee kekuasaanPresiden. Demi kepentingan Presiden, BPKP juga berfungsi sebagai mitra strategisKLPK dalam hal pemberian jasa consultancy. Jika informasi assurance di atasmenunjukkan adanya risiko terhadap pencapaian tujuan program pemerintah,maka BPKP berfungsi memberikan rekomendasi perbaikan untuk memitigasi risiko,dan memastikan tujuan program pemerintah, dalam hal ini sasaran pembangunannasional, dapat tercapai.

Sebagai Auditor Presiden, BPKP mengemban amanah dan tanggung jawab yangbesar karena dituntut mampu mendeteksi berbagai potensi ataupun simtom-simtom kelemahan maupun penyimpangan di bidang keuangan negara. Dalamkonteks tersebut, BPKP harus konsekuen untuk meyakini bahwa alasankeberadaannya terutama bukan hanya untuk melaksanakan fungsi atestasiterhadap asersi manajemen, tetapi juga menekankan upaya perbaikan manajemenrisiko, sistem pengendalian dan proses governance.

Visi BPKP sebagai Auditor Internal Pemerintah RI merupakan visi yang strategisdalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact maupun inappearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian,

Page 16: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 11

lembaga dan pemerintah daerah dan korporasi. Dengan demikian, informasi yangdihasilkan dari proses/kegiatan pengawasan oleh BPKP diharapkan bersifatobyektif, tidak bias dan tidak diintervensi oleh pihak-pihak lain yang mencideraipenegakan prinsip independensi.

2. Auditor Berkelas Dunia

Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas BPKP sebagai auditor internal berkelasdunia yaitu aspek SDM, aspek organisasi dan aspek produk.

i) Profesionalisme Sumber Daya Manusia

Sumber daya Manusia (SDM) BPKP wajib menerapkan due professional care dalamsetiap pelaksanaan penugasan pengawasan dan wajib memenuhi persyaratanminimal. Kedua persyaratan tersebut biasanya ditetapkan dalam standarpengawasan yang berlaku bagi BPKP sebagai organisasi profesi.

SDM BPKP yang memiliki kompetensi minimal dalam bidang pengawasan, diarahkanmenjadi personel yang lebih memiliki kompetensi sesuai tujuan dan sasaranstrategis BPKP. Kompetensi yang memungkinkan kemahiran profesional dalampelaksanaan pengawasan intern, berdasarkan standard operating procedure (SOP)yang berlaku dan memperhatikan standar audit dari AAIPI atau IIA, dengan qualityassurance berjenjang untuk memastikan kualitas proses pelaksanaan pengawasan.Pemilihan obyek pengawasan dilakukan sejak perencanaan stratejik sampaidengan perencanaan tahunan dengan memperhatikan risiko (risk based planning).Demikian juga, pelaksanaan pengawasannya tetap memperhatikan risikopengawasan (risk based audit) untuk melindungi timbulnya gugatan pihak ketiga.

ii) Kewenangan dan Kapabilitas Organisasi

Kewenangan BPKP dalam pengawasan program lintas di kementerian, lembaga danpemerintah daerah diwujudkan dalam pemberian kualitas yang independen danobyektif atas pengendalian intern yang diterapkan dalam sertifikasi profesipengawasan. Setiap auditor BPKP memiliki keahlian dan kapasitas yang memadaidalam melakukan koordinasi dan kerjasama tim, paham atas budaya organisasiserta sistem dan proses yang berlaku di BPKP. Disamping itu, BPKP selalumengusahakan peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang terkait sehinggameningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah dan solusinya sertamemahami perubahan peraturan terkait dan standar baru di bidang pengawasan.

Pengelolaan sumber daya manusia BPKP telah direncanakan untuk memenuhikebutuhan pengawasan dalam mencapai pengelolaan risiko, proses governanceyang efektif dan efisien serta tercapainya tujuan dan sasaran. Laporan yangdisampaikan kepada Menteri, Kepala Lembaga atau Kepala Daerah yang

Page 17: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 12

bertanggung jawab langsung terhadap keberhasilan program, diarahkan agar dapatmemenuhi harapan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan RI terkait dengankebijakan stratejik yang perlu diperbaiki dari pelaksanaan program pembangunannasional. Pelaksanaan peran pengawasan intern tersebut telah dinyatakan dalamaudit charter yang telah mendefinisikan kewenangan, ruang lingkup dan tanggungjawab BPKP. Pelaksanaan peran tersebut telah disetujui Presiden sebagaimanatertuang dalam berbagai peraturan yang mendukung peran BPKP serta menjadilandasan dan pedoman pelaksanaan peran pengawasan intern.

Untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pengawasan selalu dilakukan reviudan melakukan pembelajaran dari proses pengawasan yang berlangsung di negara-negara lain (best practices benchmarking) melalui studi literatur maupun studi keorganisasi internal audit negara yang bersangkutan. Dengan perbaikan yang terus-menerus tersebut, diharapkan BPKP dapat menjadi pembina yang lebih kompetenbagi aparat pengawasan pemerintah lainnya.

Kapabilitas pengelolaan organisasi dan profesional pengawasan BPKP diarahkanpada kerangka penilaian Internal Audit Capability Model dengan target minimalkapabilitas pada level 3 pada tahun 2019, dengan karakteristik sebagai berikut:

1) Peran dan jasa pengawasan BPKP saat ini berupa jasa assurance danconsulting diarahkan menuju kepada peran sebagai penggerak perubahan(Service and Role of Internal Audit Element).

2) Pengelolaan SDM BPKP diarahkan untuk membangun pegawai yang profesional,meningkatkan koordinasi serta meningkatkan kompetensi dan kerjasama tim(People Management Element).

3) Pengawasan intern BPKP dalam rencana strategi pengawasan berfokus padakebutuhan shareholder dan stakeholder dengan memperhatikan fokusprioritas dan risiko. Memperbaiki metodologi pengawasan berdasarkanperbaikan proses internal maupun praktek-praktek terbaik pengawasan(Professional Practices Element).

4) Mengembangkan manajemen kinerja pengawasan baik organisasi maupunindividu, melalui SIM HP dan SIM Monev Pengawasan untuk kepentinganmanajemen hasil pengawasan maupun untuk manajemen sumber dayapengawasan (Performance Management and Accountability Element).

5) Sinergitas dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya dalammelakukan pengawasan lintas sektor dan menjadi mitra pemerintah dalamtindak lanjut perbaikan manajemen hasil pemeriksaan BPK RI. Sementara itu,hasil pengawasan BPKP berupa rekomendasi kepada Presiden dan pimpinanKLPK dalam rangka mewujudkan hubungan yang harmonis dan efektif denganmitra kerja (Organizational Relationship and Culture Element).

6) Dalam kedudukannya sebagai auditor Presiden, BPKP melakukan pengawasansecara independen dengan kewenangan dan kekuasaan mandiri walaupun

Page 18: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 13

sebatas kegiatan lintas sektoral. BPKP aktif untuk melakukan pengawasandalam rangka meningkatkan pengendalian intern dalam memitigasi risiko,meningkatkan kepatuhan dan mendorong tercapainya tujuan organisasi(Governance Structure Element).

Pengembangan kapabilitas dan kapasitas pengawasan intern BPKP senantiasadilakukan dengan penerapan sistem pengendalian intern pemerintah, untukmemberi keyakinan bahwa tujuan BPKP dapat tercapai. Penerapan sistempengendalian intern diarahkan pada penyelenggaraan yang efektif dengankerangka penilaian kematangan implementasi SPIP. Maturitas penyelenggaraanSPIP ditargetkan berada padal level 3, dengan karakteristik bahwa BPKP telahmenetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian untuk semua kegiatan pokokBPKP, sebagai media pengendalian (control design). Kebijakan dan prosedur ataskegiatan pengelolaan keuangan dan atas beberapa kegiatan operasional telahmulai dilaksanakan dan didokumentasikan secara konsisten.

iii) Leverage Rekomendasi Hasil Pengawasan

Dari sudut perannya, hasil pengawasan internal BPKP dapat berupa informasiassurance dan/atau consultancy. Informasi assurance memberikan jaminan kepadaPresiden dan pembantunya bahwa tata kelola pemerintahan atas seluruh program-program prioritas pembangunan telah dijalankan sesuai dengan standar, aturan,kebijakan atau instrumen operasional manajemen risiko dan governance lainnya.Informasi consultancy berwujud rekomendasi tentang perbaikan manajemenrisiko, aktivitas pengendalian dan proses governance dalam penyelenggaraanpemerintahan dan program pembangunan. Kualitas informasi assurance danrekomendasi strategis tersebut harus sedemikian rupa sehingga mempunyai dayaungkit (leverage) yang cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja pemerintahandan program pembangunan.

3. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

Terdapat dua ruang lingkup utama terkait dengan akuntabilitas pengelolaan keuangandan pembangunan. Pertama, terkait dengan fungsi manajemen lingkup pengawasanintern yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan danpertanggungjawaban. Kedua, terkait dengan lingkup APBN, pengawasan intern akanmeliputi fungsi penerimaan, program prioritas nasional dan kebijakan fiskal.Pengawasan BPKP dilakukan untuk merespon permasalahan yang mengemuka padapembangunan nasional yang menjadi perhatian Presiden atau masyarakat luas. Uraianlebih rinci dapat dilihat di tujuan dan sasaran strategis.

Dengan kualitas tersebut, BPKP diharapkan dapat menjadi mitra srategis KLPK dalammensukseskan pembangunan nasional untuk kesejahteraan rakyat.

Page 19: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 14

Visi BPKP yaitu “Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk MeningkatkanAkuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional” sejalan denganVisi Pembangunan Nasional Tahun 2015-2019. Hal tersebut dapat dibuktikan dariadanya persinggungan antara peran BPKP dengan beberapa agenda prioritasPembangunan Nasional (NAWA CITA) antara lain agenda kedua yang isinya adalahmembuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yangbersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Dalam lingkup yang lebih spesifik,mempertimbangkan perubahan yang dinamis serta tugas dan fungsi yangdilaksanakannya, BPKP mengambil peran penting yang mengerucut sebagai AuditorInternal Pemerintah RI yang Selalu Hadir dalam Membangun Tata Kelola Pemerintahanyang Bersih, Efektif dan Terpercaya.

Peran penting BPKP sebagai auditor internal pemerintah RI yang selalu hadir dalammembangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya tersebutdapat diuraikan secara rinci sebagai berikut:

a. Auditor Internal Pemerintah RI yang Selalu Hadir

Selalu hadir mempunyai makna suatu tindakan proaktif yang sudah sampai padatataran sebuah kebiasaan untuk berada pada suatu tempat, setiap saat dibutuhkanoleh pemerintah dan masyarakat. Dalam pemahaman ini, selalu hadir diartikansebagai keberadaan BPKP sebagai auditor internal pemerintah selalu ada atauhadir untuk memberikan jawaban kepada masyarakat dan pemerintah di bidangpengawasan pembangunan dan pembangunan pengawasan.

Kehadiran fungsi pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan tersebut; baikprogram lintas sektoral maupun program yang masuk dalam kategori current issuemulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pada pelaporan akuntabilitas-nya diharapkan menghasilkan informasi hasil pengawasan yang sifatnya strategissebagai masukan penting bagi Presiden dan Wakil Presiden, beserta kabinetnya.Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh BPKP pada akhirnyadiharapkan dapat memberikan nilai tambah atau added value yang mempunyaimakna mendorong pencapaian Sasaran Pokok Pembangunan.

b. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih

Membangun tata kelola pemerintah yang bersih didefinisikan sebagai membangunsuatu kondisi pemerintahan yang para penyelenggaranya menjaga diri dariperbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan tools pengawasan berupasosialiasi, bimbingan teknis, diklat, audit, evaluasi, verifikasi dan pemantauan.Terkait dengan Agenda Pembangunan Nasional, fungsi pengawasan internal BPKPdilakukan melalui tindakan represif untuk preventif, membantu Aparat PenegakHukum dalam memberantas Tindak Pidana Korupsi (TPK).

Page 20: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 15

Untuk membangun sebuah tata kelola pemerintahan yang bersih, BPKP dapatmemfasilitasi dan mendorong KLPK dengan cara membangun SPIP serta mendorongpeningkatan level maturitas SPIP pada setiap KLPK. Hal penting lainnya yang harusdilakukan adalah SPIP juga harus diterapkan pada Program Lintas. Di samping itu,tindakan lain yang dapat dilakukan adalah mendorong dan memfasilitasi APIPuntuk meningkatkan kapabilitas pengawasan intern masing-masing APIP. Jikabeberapa upaya penting di atas dapat terlaksana dengan baik maka tata kelolapemerintahan di Indonesia akan semakin baik.

c. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif

Membangun tata kelola pemerintahan yang efektif didefinisikan sebagai upayayang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan hasil pelaksanaanpembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan serta mampumemenuhi kebutuhan masyarakat luas. Terpenuhinya kebutuhan masyarakatdalam bentuk penyediaan barang/jasa dalam jumlah yang memadai danberkualitas merupakan salah satu indikator pemerintahan yang efektif.

Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh BPKP hendaknya dapatmemastikan bahwa program dan kegiatan pembangunan nasional dapatmenghasilkan output yang tepat secara jumlah dan kualitas yang dibutuhkan olehmasyarakat. Dalam kondisi demikian, pengawasan internal sejak tahapperencanaan menjadi sangat penting dilakukan oleh BPKP. Upaya ini dilakukanuntuk menghindari terjadinya missing link antara kebutuhan masyarakat denganbarang/jasa yang tersedia. Di samping itu, pengawasan internal oleh BPKPdilakukan untuk memastikan efektivitas pelaksanaan program tersebut.

d. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Terpercaya

Membangun tata kelola pemerintahan yang terpercaya didefinisikan sebagai upayayang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memulihkan kepercayaan publikpada instansi pemerintah. Praktek birokrasi selama ini dirasakan oleh sebagianmasyarakat sebagai profil yang lambat dalam memberikan pelayanan, berbelit danberbudaya koruptif. Pemerintah pun berupaya keras melakukan perbaikan agarkesan negatif tersebut tidak terus-menerus menguat yang pada akhirnyamenurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh BPKP diharapkan dapatmengurangi perilaku koruptif para penyelenggara pemerintahan dan mendorongaparatur pemerintah untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Page 21: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 16

B. URAIAN MISI BPKP

Pernyataan misi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sejalan dengan misi BPKP yangmerupakan pengejawantahan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam peraturanperundang-undangan, yaitu sebagai pelaksana fungsi pengawasan intern sebagaimanadiamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, Instruksi Presiden Nomor 9Tahun 2014, serta Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, dengan wilayah kerjameliputi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan kabupaten/kota wilayah di wilayahDaerah Khusus Ibukota Jakarta.

Rumusan misi Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah:

1) Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangandan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan danKorporasi yang Bersih dan Efektif di wilayah Provinsi DKI Jakarta;

2) Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif diwilayah Provinsi DKI Jakarta; dan

3) Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional danKompeten di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Penjelasan masing-masing Misi sebagai berikut:

1 . Misi Pertama: Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap AkuntabilitasPengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata KelolaPemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif.

Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP.Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaankeuangan dan pembangunan” dan manfaatnya yaitu “mendukung tata kelolapemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif”.

a. Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

Akuntabilitas

Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan dalammisi ini akan bermuara pada pemberian informasi assurance dan rekomendasi ataspenyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunannasional. Prinsip dari akuntabilitas adalah kesiapan pemerintah untuk meresponpertanyaan (scrutiny) masyarakat dan stakeholder lainnya tentang pelaksanaanmandat dan penggunaan sumber daya yang diamanatkan kepada penyelenggarapemerintahan.

Page 22: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 17

Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014,serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi pengawasan, BPKPmenjadi mitra kerja Menteri dan Kepala KLPK melalui jasa assurance, jasaconsultancy. Jasa assurance mencakup pemberian informasi kepada Presidententang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja BPKP tersebut.Sedangkan jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya ungkitdalam peningkatan kinerja KLPK sebagai mitra kerja BPKP. Perwujudan peranpengawasan intern tersebut sekurang-kurangnya harus memberikan keyakinan yangmemadai melalui informasi assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, danefektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansipemerintah dan sasaran pembangunan nasional. BPKP harus berperan aktifdalam memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinyapenyimpangan atau kecurangan, inefektivitas manajemen risiko, dan kurangmemadainya kualitas proses tata kelola penyelenggaraan pemerintahan dan risikotidak tercapainya Sasaran Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2015-2019.

Jasa assurance dan consultancy dihasilkan melalui pelaksanaan kegiatanassurance dan konsultansi. Kegiatan dimaksud dapat mengacu kepada PP 60Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Instruksi PresidenNomor 9 tahun 2014. PP 60/2008 memberi batasan pengawasan intern sebagaiseluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatanpengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalamrangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakansesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untukkepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

Sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden, BPKPmelaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaankeuangan dan pembangunan. Dalam periode sebelumnya fokus pengawasannyabanyak diarahkan pada aspek pengelolaan keuangan antara lain meliputi:pelaporan keuangan, kebijakan fiskal, kebijakan alokasi atau transfer daerah,maka pada periode 2015-2019, sesuai misi ini, sasaran program pengawasan internBPKP termasuk mengawal dan mendorong bagaimana program pembangunannasional dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien.

Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan mengikuti kerangka APBN.Dalam hal pengelolaan keuangan, pengawasan intern BPKP akan berupayameningkatkan kualitas akuntabilitas Presiden sebagai pemegang kekuasaanpemerintahan tertinggi di bidang keuangan dan atau Menteri Keuangan selakuBendahara Umum Negara.

Page 23: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 18

Dalam hal pengawasan intern atas kualitas pelaporan, BPKP mendorong mitrakerjanya untuk memenuhi persyaratan minimal kualitas laporan keuangan (LK)yang direpresentasikan oleh opini WTP dari audit BPK atas LK KLPK. Kegiatanpengawasan intern ini akan diarahkan bagi KLPK yang LK-nya belum mendapatkanopini WTP dari BPK.

Pengawasan intern atas kualitas kebijakan fiskal diarahkan baik kepadapenerimaan negara dan belanja negara termasuk kebijakan yang diterapkan untukmengalokasikan belanja negara dan kebijakan pembiayaan. Dalam kaitan inipengawasan intern diarahkan untuk menghasilkan rekomendasi perbaikankebijakan Kebendaharaan Umum Negara baik dari substansi formulasi maupunimplementasi kebijakan pengelolaan keuangan negara/daerah termasuk korporasi-nya. Kegiatan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara/daerah ini akanmencakup antara lain kebijakan: (a) Pengawasan terhadap PeningkatanPenerimaan Negara/Daerah untuk meningkatkan ruang fiskal, (b) KebijakanAlokasi Anggaran (transfer) daerah, (c) Perencanaan dan PelaksanaanPemanfaatan Aset dan Kekayaan Negara/Daerah, (d) Pengelolaan Hutang,(e) Pengelolaan Subsidi, dan (f) Pengelolaan Korporasi.

Pengelolaan Pembangunan Nasional

Terkait dengan pembangunan nasional, pengawasan intern dilakukan secaramenyeluruh mengikuti tahapan pengelolaan keuangan negara, namun terfokuspada implementasi strategi pembangunan nasional. Strategi pembangunan nasionalmembedakan tiga dimensi pembangunan, yaitu: (1) dimensi pembangunan manusiayang sifatnya wajib, (2) dimensi pembangunan sektor unggulan yang sifatnyaprioritas; dan (3) dimensi pemerataan dan kewilayahan. Untuk melaksanakanstrategi ini perlu menciptakan kondisi pendukung sebagai prasyarat minimal yangharus terpenuhi. Indikator pencapaian sasaran strategi pembangunan tersebutdituangkan dalam Sasaran Pokok Pembangunan RPJMN 2015-2019.

Dalam APBN 2015, maupun RPJMN 2015-2019 terdapat beberapa program lintasbidang dimana sasaran pokok program pembangunan tersebut dirancangdilaksanakan oleh satu atau lebih KLPK. Dalam hal ini, BPKP akan memastikansejauh mana program lintas bidang tersebut dijalankan secara terintegrasi dalamrangka mencapai tujuan dari program lintas bidang tersebut. Arah PengawasanBPKP selanjutnya adalah melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pengawasansinergis bersama APIP KLPK untuk mengawal pencapaian Sasaran Program yangbersifat program lintas bidang dalam RPJMN.

Dengan kebijakan ini, pengawasan nasional pemerintah diarahkan untukmelakukan pengawasan keuangan negara, keuangan daerah dan pembangunannasional secara komprehensif, sinergis dan integratif. BPKP bersama APIP terkaitmengawal pencapaian sasaran pembangunan lintas sektor dalam RPJMN, APIPmengawal pencapaian sasaran pembangunan terkait KLPK-nya masing-masing,

Page 24: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 19

sedangkan BPKP meningkatkan kapabilitas pengawasan intern APIP.

Pengawasan intern terhadap tahapan penyelenggaraan kegiatan pembangunanjuga mengikuti fungsi manajerial, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,pengawasan, sampai dengan pertanggung jawaban. Pengawasan intern diarahkanuntuk memastikan bahwa pengendalian intern sebagai proses yang integral dengankegiatan utama. Tindakan manajemen dalam tahapan ini harus dirancang dandilakukan secara memadai yang melibatkan semua pihak untuk mencapai tujuankegiatan, dalam kerangka pengelolaan keuangan negara melalui pelaksanaankegiatan secara efisien dan efektif. BPKP berupaya memberi kepastian bahwapenyelenggaraan pembangunan telah memenuhi aspek ketaatan, kehematan, efisiensi,dan efektivitas dalam mencapai Sasaran Pokok Pembangunan dalam RPJMN 2015-2019.

Fokus pengawasan pada sasaran pembangunan nasional harus konsisten dansejalan dengan amanah pengawasan yang ditugaskan kepada BPKP yaitu programatau kegiatan yang bersifat lintas sektor. Dengan melakukan pengawasan internterfokus pada pembangunan nasional dan yang menjadi prioritas dan perhatianpemerintah, BPKP berkontribusi pada pencapaian tujuan pemerintah danpembangunan yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Tiga Strategi Pembangunan Nasional, Sembilan Agenda Prioritas (Nawacita) danEnam Sasaran Pokok Pembangunan merupakan sarana untuk mewujudkan tujuanpemerintah. Dalam program ini terdapat dua atau lebih KLPK yang bertanggungjawab mengelola keuangan untuk pembangunan nasional. Masing-masingdibebankan tanggung jawab untuk menyukseskan tujuan pembangunan nasional.Tanggung jawab ini mengikuti struktur dan birokrasi KLPK sesuai dengankewenangan masing-masing.

Pelaksanaan kewenangan ini sering menghambat sinergisitas yang pada akhirnyamenghambat pencapaian tujuan semula. Kehadiran peran pengawasan intern yangberkualitas dari BPKP diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi untukpeningkatan kinerja program pembangunan pusat, daerah dan korporasi, termasukrekomendasi perbaikan untuk mengatasi hambatan kelancaran pembangunan.

b. Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif

Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunandiselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah yang bersih dan efektif,termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan intern BPKP diarahkan untukmemastikan bahwa governance process dalam penyelenggaraan pemerintahandan pembangunan telah berjalan secara partisipatif, akuntabel, transparan danefektif. Disamping itu, terdapat struktur organisasi dan mekanisme yangmelibatkan stakeholder kunci dalam menetapkan dan mengawasi (oversee)tujuan pemerintah dan pembangunan termasuk korporasi. Masyarakat juga diberiakses yang cukup terhadap informasi anggaran dan target pemerintahan dan

Page 25: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 20

pembangunan serta laporan pertanggungjawaban yang memungkinkan merekamengetahui sejauh mana tujuan pemerintahan dan pembangunan tercapai.Dengan kerangka transparansi tersebut, para penyelenggara menyiapkan diriuntuk menjelaskan capaian targetnya dan menjelaskan jika terjadi kegagalan,alasan kegagalan pengelolaan keuangan dan pembangunan atau menjelaskanukuran pencapaian efektivitas pencapaian tujuan dimaksud. Dengan menjagapartisipasi masyarakat, transparansi dan akuntabilitas tersebut diharapkantercipta tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif.

2. Misi Kedua: Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahyang Efektif.

Misi kedua ini terkait erat dengan Misi Pertama. Untuk menjamin pelaksanaan seluruhprogram dan kegiatan adalah dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi,termasuk organisasi pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistempengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalanefektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal, penangananaset yang aman dan taat terhadap peraturan perundang-undangan. BerdasarkanPP 60 Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut,BPKP diberikan mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Pada periode 2015–2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan untukmeningkatkan maturitas SPIP di tingkat KLPK bahkan hingga tingkat program (prioritas)pembangunan nasional. Penyelenggaraan SPIP KLPK memang bukan tanggung jawabBPKP, tetapi tanggung jawab masing-masing KLPK. BPKP sebagai pembinapenyelenggaraan SPIP maka seluruh insan pengawasan di BPKP diarahkan untukmeningkatkan kualitas pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas penyusunanpedoman dan pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP diseluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen KLPK. Hal tersebut dilakukan denganmembudayakan pengenalan dan pengendalian risiko oleh semua personel dan pimpinandalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang dituangkan dalam kebijakan dan prosedurpelaksanaan kegiatan (SOP). Pengkomunikasian dan evaluasi reguler terhadapkonsistensi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan menyadarkanpersonel dan pimpinan akan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan, yangpada akhirnya akan meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara keseluruhandi KLPK.

Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsungdengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangandan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan korporasi yangbersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan karakteristik antara keduanya.Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk penyelenggaraan fungsipengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan fungsional), sedangkan misi 2

Page 26: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 21

menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk membangun sistempengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem Pengendalian Intern. Sistem pengendalianintern, dalam sejarahnya adalah bentuk lanjutan dari pengawasan melekat.

3. Misi Ketiga: Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yangProfesional dan Kompeten

Misi ketiga juga terkait dengan Misi kedua dan Misi Pertama. Salah satu unsurpenting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansipemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yangmenimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan budaya pengendalian dilingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya kendali ini antara laindiselenggarakan melalui perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah(APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan interndiperlukan kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya.

Peraga 2. 1. Kaitan Antar Misi BPKP

Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya, tugasdan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut, sesuai denganPP 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP. Kapabilitas APIPdiarahkan untuk peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun peningkatankompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan pada peningkatanenam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran APIP dalam organisasi; (b) polapengembangan auditor APIP; (c) praktek profesionalisme pengawasan intern;(d) eksistensi manajemen kinerja dan akuntabilitas; (e) kualitas hubungan Inspekturdengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan (f) struktur tatakelola APIP termasuk kualitas independensi APIP.

1. Menyelenggarakan Pengawasan Internterhadap Akuntabilitas PengelolaanKeuangan dan Pembangunan Nasional gunaMendukung Tata Kelola Pemerintahan DanKorporasi Yang Bersih dan Efektif

3. Mengembangkan Kapabil itasPengawasan Intern PemerintahYang Profesional dan Kompeten

2. Membina PenyelenggaraanSistem Pengendalian InternPemerintahan Yang Efektif

PengawasanPembangunan

PembangunanPengawasan

Page 27: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 22

Bersama-sama dengan misi 2, misi 3 ini juga mendukung pencapaian misi 1sebagaimana ditunjukkan oleh Peraga 2.1.

C. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BPKP 2019

Dalam menyelenggarakan misinya, Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta menetapkan tigatujuan, yaitu kondisi yang ingin dicapai pada tahun 2019 yaitu:

1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan PembangunanNasional yang Bersih dan Efektif;

2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;dan

3) Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional danKompeten.

Berikut uraian masing-masing Tujuan dan Sasaran:

1. Tujuan dan Sasaran Strategis Satu

Tujuan 1: Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan danPembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif

SasaranStrategis 1 Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan

Keuangan dan Pembangunan Nasional

Penyelenggaraan misi “Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas PengelolaanKeuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahandan Korporasi yang Bersih dan Efektif” secara kualitatif dan kuantitatif perlu diukur.

Ukuran kualitatif pencapaian misi ini adalah adanya “Peningkatan KualitasAkuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih danEfektif”. Peningkatan kualitas akuntabilitas inilah yang diharapkan tercapai di akhirtahun 2019. Ukuran kualitas tujuan ini linear dengan ukuran sasaran strategisnya yaitu“Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional”.

Sasaran strategis BPKP merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh BPKPpada tahun 2019 yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanyahasil (outcome) dari program teknis BPKP yaitu pengawasan intern akuntabilitaspengelolaan keuangan negara dan pembangunan nasional. Sasaran strategis inisekaligus menjadi indikator untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan

Page 28: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 23

“Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasionalyang Bersih dan Efektif”.

Untuk dapat mengelola (manage) secara efektif pencapaian tujuan dan sasaranstrategis di atas, disusun indikator akuntabilitas pengelolaan keuangan negara danpembangunan nasional, sebagai ukuran kuantitatif peningkatan kualitas dimaksud.BPKP mengusulkan indikator pengukuran sasaran ini sebagai Indeks AkuntabilitasPengelolaan Keuangan dan Pembangunan (APKP).

Indeks APKP ini merupakan indikator yang menunjukkan level assurance BPKP tentangkemampuan institusi publik untuk menyiapkan respon yang akuntabel tentangpencapaian atau kegagalan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunansebagai akibat pengelolaan uang negara yang diamanatkan kepadanya. Indeks APKP iniakan menunjukkan keyakinan kualitas pelaksanaan kewenangan sebagai pengelolakeuangan negara dan keyakinan keberhasilan program pembangunan yang menjaditanggung jawabnya.

2. Tujuan dan Sasaran Strategis Dua

Tujuan 2: Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian InternPemerintah

SasaranStrategis 2 Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern

pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah danKorporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional

Penyelenggaraan misi “membina penyelenggaraan SPIP yang efektif” secarakualitatif dan kuantitatif perlu diukur. Ukuran kualitatif pencapaian misi ini adalahadanya “Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian InternPemerintah”. Peningkatan kualitas pembinaan penyelenggaraan SPIP dan korporasiinilah yang diharapkan tercapai di akhir tahun 2019. Ukuran kualitas tujuan ini lineardengan ukuran sasaran strategisnya yaitu “Meningkatnya Maturitas SistemPengendalian Intern Pemerintah pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah danKorporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional”.

Sasaran strategis meningkatnya maturitas SPIP pada KLPK dan program prioritaspembangunan nasional oleh BPKP merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyataoleh KLPK pada tahun 2019 yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan olehadanya hasil (outcome) dari berbagai kegiatan pembinaan SPIP terhadap KLPK bahkanprogram prioritas nasional. Sasaran strategis ini sekaligus menjadi indikator untukmenilai keberhasilan pencapaian tujuan “Peningkatan Efektivitas PenyelenggaraanSistem Pengendalian Intern Pemerintah”.

Page 29: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 24

Untuk dapat mengelola (manage) secara efektif pencapaian tujuan dan sasaranstrategis di atas, disusun indikator Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan SistemPengendalian Intern Pemerintah, sebagai ukuran kuantitatif peningkatan kualitasdimaksud. BPKP menetapkan indikator pengukuran sasaran ini, yaitu Tingkat MaturitasSPIP. Tingkat Maturitas SPIP ini merupakan kerangka kerja yang menunjukkankarakteristik dasar kematangan penyelenggaraan SPIP yang terstruktur danberkelanjutan yang dapat digunakan sebagai instrumen evaluatif dan panduan generikpeningkatan efektivitas SPIP.

Pembinaan penyelenggaraan SPIP pada program prioritas pembangunan nasionalmenjadi perhatian Presiden karena merupakan sarana untuk mewujudkan tujuannasional yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perwakilan BPKPProvinsi DKI Jakarta akan melakukan pembinaan SPI kepada pemerintah provinsi DKIJakarta dan korporasi yang terlibat dalam pembangunan daerah dengan fokus prioritasperhatian adalah program pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan,infrastruktur, kedaulatan pangan, kemaritiman, kedaulatan energi, perhubungan,perlindungan sosial dan pariwisata. Penyelenggaraan ini mencakup:

a) Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Pemerintah Daerahdan upaya pencegahan korupsi pada Pemerintah Daerah.

Tujuan penyelenggaraan SPIP di Pemerintah Daerah adalah untuk memberikankeyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yangefektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara/daerah, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Terkait dengan upaya pencegahan korupsi, BPKP akan secara aktif menawarkanantara lain kegiatan fraud control plan dan sosialisasi pemahaman anti korupsi.

b) SPI Korporasi dan Upaya Pencegahan Korupsi pada Korporasi

SPI korporasi sebagaimana layaknya internal auditor diharapkan dapatmeningkatkan peran dan tugasnya dalam memberikan nilai tambah kualitas tatakelola dan pengelolaan risiko korporasi di Indonesia. Disamping hal tersebut, peranSPI korporasi diharapkan dapat mendorong upaya pencegahan korupsi di sektorkorporasi, sehingga dapat meningkatkan kontribusi korporasi terhadap APBN. BPKPsesuai dengan perannya akan berperan aktif dalam membantu dan bekerjasamadengan korporasi untuk meningkatkan kapabilitas SPI korporasi sehingga perankorporasi semakin nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Page 30: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB II

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 25

3. Tujuan dan Sasaran Strategis Tiga

Tujuan 3: Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yangProfesional dan Kompeten

SasaranStrategis 3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern

Pemerintah pada Kementerian, Lembaga danPemerintah Daerah serta Korporasi

Penyelenggaraan misi “Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintahyang Profesional dan Kompeten” perlu diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Ukurankualitatif pencapaian misi ini adalah adanya “Peningkatan Kapabilitas PengawasanIntern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten”. Peningkatan kapabilitaspengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten inilah yang diharapkantercapai di akhir tahun 2019. Ukuran kualitas tujuan ini linear dengan ukuran sasaranstrategisnya yaitu “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah padaKementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Korporasi”.

Sasaran strategis Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada KLPKoleh BPKP merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh APIP KLPK padatahun 2019 yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil(outcome) dari berbagai kegiatan pembinaan APIP. Sasaran strategis ini sekaligusmenjadi indikator untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan “PeningkatanKapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten”.

Untuk dapat mengelola (manage) secara efektif pencapaian tujuan dan sasaranstrategis di atas, disusun indikator Peningkatan Kapabilitas Pengawasan InternPemerintah yang Profesional dan Kompeten, sebagai ukuran kuantitatif peningkatankualitas dimaksud. BPKP menetapkan indikator pengukuran sasaran ini, yaitu TingkatKapabilitas APIP. Tingkat Kapabilitas APIP ini merupakan suatu kerangka kerja untukmemperkuat atau meningkatkan pengawasan intern melalui langkah-langkah untukmaju dari tingkat pengawasan intern yang kurang kuat menuju kondisi yang kuat,efektif dengan organisasi yang lebih matang dan kompleks.

Dalam PP 60 Tahun 2008 dinyatakan bahwa peran aparat pengawasan internpemerintah (APIP) yang efektif merupakan perwujudan dari unsur lingkunganpengendalian. Peran tersebut sekurang-kurangnya harus:

a) memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi,dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah;

b) memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risikodalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah; dan

c) memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas danfungsi Instansi Pemerintah.

Page 31: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 26

BAB IIIARAH KEBIJAKAN STRATEGIKERANGKA REGULASI DAN

KERANGKA KELEMBAGAAN BPKP

Sebagai auditor intern pemerintah, BPKP melaksanakan tugas dan fungsinya di bidangpengawasan untuk mendukung keberhasilan pembangunan sebagaimana telah diamanatkandalam RPJMN 2015–2019. Oleh karena itu arah kebijakan strategi, kerangka regulasi sertakerangka kelembagaan BPKP difokuskan untuk memberikan kontribusi kepada pemerintahdalam mencapai keberhasilan sasaran pembangunan yang dicita-citakan selama lima tahunke depan. Uraian pada di bab ini diawali dengan berbagai isu strategis yang selama inidirasakan oleh masyarakat dan selanjutnya diakhiri dengan kerangka kelembagaan (strategiinternal). Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta selain mendukung keberhasilanpembangunan nasional dalam RPJMN 2015-2019, juga mengawal keberhasilanpembangunan daerah di Provinsi DKI Jakarta dalam RPJMD Pemprov DKI Tahun 2013-2017.

A. ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

Pembangunan dalam RPJMN 2015-2019 dan RPJMD Pemprov DKI Jakarta Tahun 2013-2017,merupakan hasil seleksi prioritas karena adanya isu keterbatasan kapasitas fiskal. Isustrategis lainnya adalah perlunya pengamanan terhadap keuangan dan aset disertai denganpeningkatan tata kelola kepemerintahan yang baik sebagaimana diuraikan di bawah ini.

1. Pencapaian Tujuan Program Pembangunan Prioritas Nasional

Untuk mencapai tujuan program pembangunan prioritas nasional, pemerintahmemfokuskan pada tiga kelompok besar bidang pembangunan yaitu program wajib,program percepatan, dan program pendukung untuk mengatasi permasalahan dimensipembangunan manusia dan permasalahan dimensi pembangunan sektor unggulan.

a. Permasalahan Pembangunan Manusia

Permasalahan pembangunan manusia atau program wajib mencakup tiga bidangpembangunan yaitu bidang pendidikan, kesehatan, dan kemiskinan. Isu strategisdan sasaran pokok pembangunan yang akan dicapai di akhir tahun 2019 masing-masing diuraikan di bawah ini.

Page 32: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 27

Bidang Pendidikan

Pendidikan merupakan prasyarat utama untuk meningkatkan kualitas sumber dayamanusia dan daya saing Jakarta di tingkat global. Penyelenggaraan pendidikanmenjadi perhatian semua pemangku kepentingan baik pemerintah daerah, duniausaha dan masyarakat. Permasalahan pendidikan ditandai dengan masihbanyaknya prasarana dan sarana pendidikan dasar yang perlu diperbaiki danpeningkatan proses belajar mengajar agar lulusan dapat lebih berkualitas. Dalamhal ini perlu juga ditingkatkan kualitas sumber daya manusia pendidikan agarmetode dan proses dapat diterima oleh peserta didik, sehingga proses pendidikandapat berjalan lebih efektif dan efisien. Permasalahan lainnya adalah belumoptimalnya partisipasi masyarakat dalam penataan dan pengembangan urusanpendidikan dan peningkatan akses pendidikan untuk semua lapisan masyarakatserta masih terjadi tawuran antar pelajar.

Penyelenggaraan pendidikan di DKI Jakarta dikembangkan untuk mendorongpeningkatan daya saing global, melalui penyediaan sistem penyelenggaraanpendidikan yang berkualitas, penyediaan prasarana dan sarana pendidikan yangberkualitas dan berstandar internasional, pemanfaatan ilmu pengetahuan danteknologi dalam pengajaran yang handal, kualitas sumber daya manusiapendidikan yang mumpuni, sistem pendidikan yang komprehensif, sertapeningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan danpenerapan sistem rayonisasi dalam penerimaan peserta didik baru.

Isu-isu penting tersebut dicoba dijawab melalui perumusan sasaran pokokpembangunan bidang pendidikan. Pencapaian sasaran ini masih memiliki risikosehingga perlu dimitigasi melalui fungsi pengawasan.

Bidang Kesehatan Masyarakat

Pembangunan kesehatan secara umum telah menunjukkan hasil yangmenggembirakan. Namum demikian masih ditemukan beberapa permasalahanyang perlu penyelesaian dan mendapat perhatian semua pemangku kepentinganantara lain: belum optimalnya pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan, masihadanya angka kematian ibu dan anak, keterbatasan jumlah dan mutu tenagakesehatan, serta penyebarannya yang kurang merata, pelayanan pada rumah sakitdan puskesmas juga masih perlu ditingkatkan kualitasnya, masih tingginya angkakesakitan penyakit menular dan tidak menular, rendahnya kesadaran masyarakatterhadap kesehatan lingkungan.

Penyelenggaraan kesehatan di DKI Jakarta dikembangkan dengan mendorongpromosi kesehatan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kesehatanlingkungan dan perorangan, optimalisasi sistem jaminan pelayanan kesehatan bagi

Page 33: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 28

warga Jakarta khususnya keluarga miskin, penerapan ISO pada fasilitas kesehatan,penyempurnaan sistem rujukan, optimalisasi kegawat daruratan, pemenuhankebutuhan sumber daya manusia kesehatan, serta peningkatan kualitas dankuantitas prasarana dan sarana kesehatan.

Isu-isu penting tersebut dicoba dijawab melalui perumusan sasaran pokokpembangunan bidang kesehatan. Pencapaian sasaran ini masih memiliki risikosehingga perlu dimitigasi melalui fungsi pengawasan.

Bidang Kemiskinan dan Sosial

Masalah perlindungan sosial merupakan permasalahan penting yang harusdifasilitasi oleh pemerintah. Hal ini merupakan amanat UUD 1945 (perubahankeempat) pasal 28 H yang intinya bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahirdan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dansehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Adapun isu strategis lainnya yang terkait dengan permasalahan kemiskinan adalahbelum terfasilitasinya penyediaan hunian layak bagi keluarga miskin, penanganankawasan permukiman kumuh, dan terbatasnya penyediaan layanan air minum bagimasyarakat berpenghasilan rendah. Isu lainnya yang terkait dengan pemukimanadalah keterbatasan akses penduduk terhadap sanitasi yang layak baikpersampahan, drainase maupun air limbah.

Isu-isu pokok tersebut dicoba dijawab melalui perumusan sasaran pokokpembangunan nasional bidang perlindungan sosial. Pencapaian sasaran ini masihmemiliki risiko sehingga perlu dimitigasi melalui fungsi pengawasan.

b. Permasalahan Pembangunan Ekonomi dan Infrastruktur

Permasalahan pembangunan ekonomi dan infrastruktur atau program percepatanmencakup empat bidang pembangunan yaitu bidang kedaulatan pangan,kemaritiman, kedaulatan energi, dan infrastruktur. Isu strategis dan sasaran pokokpembangunan yang akan dicapai di akhir tahun 2019 masing-masing diuraikan dibawah ini.

Bidang Kedaulatan Pangan

Indonesia sebagai negara agraris saat ini menghadapi permasalahan pangan yangsangat serius. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya penggunaan produkbahan pangan dari impor yang menguras devisa. Hal tersebut tentu saja tidak baikdari sisi ketahanan nasional karena ketergantungan yang sangat besar pada negaralain untuk kebutuhan dasar berupa pangan.

Page 34: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 29

Isu-isu utama tersebut dicoba dijawab melalui perumusan sasaran pokokpembangunan nasional bidang kedaulatan pangan (RPJMN 2015–2019). Pencapaiansasaran ini masih memiliki risiko sehingga perlu dimitigasi melalui fungsipengawasan.

Bidang Kemaritiman

Permasalahan di bidang kemaritiman di Indonesia antara lain adalah belumoptimalnya hasil dari kemaritiman, dan belum maksimalnya pemanfaatantransportasi yang berbasis pada kelautan. Padahal perlu diketahui bahwa besarnyapengiriman barang melalui laut pada tingkat internasional yang melewati perairanIndonesia kurang lebih 60%. Tidak hanya itu saja potensi perikanan danperhubungan juga belum tergarap secara optimal untuk mendukung kesejahteraanmasyarakat.

Kondisi tersebut ditambah dengan isu besar lainnya di bidang kemaritiman yaitubelum maksimalnya penanganan illegal fishing yang berakibat potensi perikananlaut di Indonesia belum dapat berkontribusi secara maksimal dalammensejahterakan masyarakat nelayan di Indonesia. Hal ini diperparah denganmodel penangkapan ikan yang merusak biota laut yang mengancam kelestariandan kontinuitas produksi perikanan.

Isu-isu penting tersebut dicoba dijawab melalui perumusan sasaran pokokpembangunan nasional bidang kemaritiman (RPJMN 2015–2019). Pencapaiansasaran ini masih memiliki risiko sehingga perlu dimitigasi melalui fungsipengawasan.

Bidang Kedaulatan Energi

Permasalahan atau isu strategis bidang kedaulatan energi sudah nyata di depanmata antara lain masalah subsidi BBM yang terus membengkak nilainya sehinggasangat membebani struktur APBN dan dinikmati oleh sebagian besar masyarakatberpenghasilan menengah ke atas. Disamping itu, masalah besarnyaketergantungan pada impor BBM sebagai akibat produksi minyak dalam negeri yangsemakin menurun dan perlunya reviu terhadap kontrak-kontrak baru sertakebijakan di bidang energi yang dirasakan kurang berpihak pada masyarakat.

Isu lain yang tidak kalah penting adalah masih minimnya jumlah stasiun pompabahan bakar gas, belum diperluasnya jaringan gas kota ke perumahan, dankurangnya pembangunan kilang untuk mengatasi permasalahan energi. Berbagaimasalah tersebut tentu saja akan segera dipecahkan melalui agenda pembangunanselama lima tahun ke depan.

Page 35: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 30

Isu-isu strategis tersebut dicoba dijawab melalui perumusan sasaran pokokpembangunan nasional bidang kedaulatan energi (RPJMN 2015–2019). Pencapaiansasaran ini masih memiliki risiko sehingga perlu dimitigasi melalui fungsipengawasan.

Bidang Infrastruktur Dasar

Infrastruktur dasar seperti pemenuhan kebutuhan perumahan, pelayananpenyediaan energi, jaringan jalan, sistem tata air, pengelolaan sampah dan airbersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang harus dipenuhi agardapat hidup layak dan sejajar sebagaimana bangsa-bangsa lain di dunia.

Kebutuhan akan perumahan, selain dengan peremajaan dan penataan kembalikawasan kumuh juga dengan pembangunan rumah susun sederhana sewa(rusunawa) maupun rusunami untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah.Pembangunan rusunawa maupun rusunami di Jakarta selain disediakan olehPemerintah Provinsi DKI Jakarta juga disediakan oleh Pemerintah Pusat melaluiKementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumnas.

Kebutuhan energi di Jakarta dipenuhi dari energi listrik maupun gas. Kebutuhantenaga listrik di Jakarta terus meningkat, didominasi oleh pelanggan rumahtangga, sehingga diperlukan penambahan pasokan baru tehadap sistem listrikJakarta untuk meningkatkan keandalan ketenagalistrikan dibarengi denganpengurangan ketergantungan pasokan terhadap Pembangkit di Muara Karang

Isu-isu pokok tersebut dicoba dijawab melalui perumusan sasaran pokokpembangunan nasional bidang infrastruktur dasar. Pencapaian sasaran ini masihmemiliki risiko sehingga perlu dimitigasi melalui fungsi pengawasan.

Permasalahan infrastruktur juga erat kaitannya dengan isu atau permasalahan dibidang perhubungan atau konektivitas, dengan ketersediaan jumlah bandara,pelabuhan, dan sarana jalan untuk menunjang lalu lintas arus barang dan manusia.Pemprov DKI Jakarta telah melakukan peningkatan jumlah panjang dan lebarjalan, pembuatan jalan tembus serta pembangunan jembatan.

Demikian halnya dengan arus komunikasi antara pusat dan daerah, serta antardaerah belum semuanya difasilitasi oleh pemerintah dengan sarana internet yangmemadai. Beberapa daerah yang sudah tersedia fasilitas internet kecepatannyaperlu ditingkatkan untuk mendukung proses pembangunan.

Isu-isu utama tersebut dicoba dijawab melalui perumusan sasaran pokokpembangunan nasional bidang perhubungan. Pencapaian sasaran ini masihmemiliki risiko sehingga perlu dimitigasi melalui fungsi pengawasan.

Page 36: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 31

Selain itu isu penyediaan infrastruktur juga terkait dengan pembangunan di bidangpariwisata karena ketersediaan infrastruktur dalam jumlah dan kualitas yangcukup diharapkan akan dapat meningkatkan arus kunjungan wisatawan baik dalammaupun luar negeri. Sebuah realita bahwa masih banyak potensi pariwisata diIndonesia yang belum digarap secara profesional untuk memberikan kontribusidalam peningkatan pendapatan daerah dan devisa.

Permasalahan yang seringkali muncul di bidang ini adalah masih terbatasnya akseske tempat wisata, ketersediaan sarana dan prasarana tempat wisata, bandara,pelabuhan dan jalan raya. Selain itu keterbatasan promosi dan belum optimalnyapenyusunan agenda wisata juga menjadi permasalahan tersendiri.

Isu-isu penting tersebut dicoba dijawab melalui perumusan sasaran pokokpembangunan nasional bidang pariwisata. Pencapaian sasaran ini masih memilikirisiko sehingga perlu dimitigasi melalui fungsi pengawasan.

c. Permasalahan Tata Kelola Pemerintahan

Pada saat ini terdapat tiga isu strategis terkait dengan tata kelola pemerintahandan reformasi birokrasi yaitu (1) birokrasi yang bersih dan akuntabel, (2) birokrasiyang efektif dan efisien, dan (3) birokrasi yang memiliki pelayanan publik yangberkualitas. Isu tersebut menjadi perhatian sekaligus tuntutan masyarakat dalamera global saat ini. Dalam kurun waktu 2010–2014 tata kelola pemerintahan daritahun ke tahun menunjukkan kemajuan atau perbaikan, namun hasil darikemajuan tersebut belum sepenuhnya sesuai dengan harapan dan tuntutanmasyarakat dan dunia usaha.

Masih rendahnya kapabilitas APIP, belum optimalnya implementasi SPIP di instansipemerintah, serta gemuknya institusi perlu mendapatkan porsi penanganan yanglebih besar dan serius setidaknya dalam lima tahun ke depan. Oleh karena itupembangunan tata kelola pemerintahan menjadi penting untuk dilanjutkan olehpemerintah saat ini dengan memperluas, mempertajam, dan mendorong akselerasipelaksanaan reformasi birokrasi.

Kondisi yang perlu dan strategis di bidang tata kelola pemerintahan dan reformasibirokrasi diarahkan untuk mencapai target sebagaimana telah ditetapkan dalamsasaran pokok pembangunan nasional bidang aparatur negara. Pencapaian sasaranini masih memiliki risiko sehingga perlu dimitigasi melalui fungsi pengawasan.

2. Kapasitas Fiskal

Ruang fiskal sebagaimana sering disebutkan oleh pemerintah sebagai pengeluarandiskresioner/tidak terikat (antara lain pengeluaran negara untuk pembangunan proyek-

Page 37: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 32

proyek infrastruktur) yang dapat dilakukan oleh pemerintah tanpa menyebabkanterjadinya fiscal insolvency. Menyempitnya ruang fiskal disebabkan oleh tingginyaproporsi belanja daerah yang dialokasikan untuk belanja wajib, seperti pembayaransubsidi, bantuan keuangan, hibah dan bansos.

Ruang fiskal yang sempit tersebut akan menjadi ancaman bagi pembangunan daerah.Beberapa sektor pembangunan, khususnya pada bidang infrastruktur yang masihmembutuhkan intervensi dari pemerintah akan sulit terwujud. Rendahnyapembangunan infrastruktur ini menyebabkan sistem logistik tidak berjalan dengan baikdan cenderung inefisien dan mengakibatkan ekonomi biaya tinggi.

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber utama dalampembiayaan pembangunan daerah selain Dana Perimbangan dan Lain-lain PendapatanDaerah yang sah. Penerimaan PAD saat ini masih didominasi dari penerimaan pajakselain penerimaan negara retribusi daerah dan hasil pengelolaan keuangan daerahyang dipisahkan. Pemda DKI masih memerlukan sumber-sumber pembiayaan yangbesar untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat di samping penyelamatandan optimalisasi penerimaan dari sumber-sumber yang sudah ada.

Meskipun penerimaan daerah terbesar dari penerimaan pajak, namun pertumbuhanpajak daerah memiliki kecenderungan yang sama dengan PAD secara total. Trenpertumbuhan pajak daerah, terutama pajak daerah bersifat konsumtif sangatdipengaruhi gejolak perekonomian, sehingga melemahkan aktivitas perekonomianberpengaruh cukup signifikan pada pajak daerah. Pemberlakuan UU No. 2008Tahun 2009 dan Perda No. 6 Tahun 2010 memungkinkan Pemda DKI melakukanintensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah yang lebih luas lagi, yaitu padaTahun 2012 penerimaan pendapatan dari pajak daerah hingga 25,6% pada Tahun 2010dan 41,57% pada Tahun 2011.

Pada sisi pengeluaran, alokasi anggaran atau dana transfer dari pemerintah pusatkepada Pemda DKI semakin besar.

3. Pemanfaatan Keuangan/Aset Negara/Daerah

Terkait dengan pemanfaatan aset daerah, sesuai hasil pemeriksaan BPK tahun 2014terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, BPK menemukan masalahdiantaranya: pengawasan dan pengendalian kerja sama pemanfaatan aset-tanah yangmasih lemah dan tidak menjamin keamanan aset Pemprov DKI Jakarta serta pengadaantanah yang tidak melalui proses memadai yang berindikasi merugikan daerah. Haltersebut merupakan salah satu contoh permasalahan pemanfaatan aset Pemda yangbelum dilakukan secara maksimal.

Isu strategis lain dalam pemanfaatan anggaran negara/daerah adalah rendahnya

Page 38: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 33

penyerapan anggaran dan penyerapan yang kurang terencana terlihat dari pencairananggaran cenderung melonjak secara cukup signifikan di akhir tahun. Selain itupemerintah daerah mengalami SILPA dengan jumlah signifikan sebagai akibat tidakterealisasinya kegiatan. Hal tersebut tentu saja berakibat tidak maksimalnya prosespembangunan yang berimbas pada pergerakan ekonomi di sektor riil.

4. Penyelenggaraan SPIP dan Kapabilitas APIP

Permasalahan tata kelola pemerintahan terlihat dari tingkat kematangan implementasi(maturitas) penyelenggaraaan SPIP dan kapabilitas APIP yang belum memadai.

a. Maturitas Sistem Pengendalian Intern

Gambaran tentang kualitas penyelenggaraan sistem pengendalian internditunjukkan oleh tingkat kematangan implementasi penyelenggaraan SPIP padaKLPK dalam rentang lima tingkat mulai dari Tingkat Rintisan, Berkembang,Tersistem, Terintegrasi hingga Optimum. Tingkat kematangan implementasipenyelenggaraan SPIP ini menunjukkan upaya komprehensif suatu instansi (KLPK)yang melibatkan pimpinan dan seluruh pegawai untuk secara terus-menerusmengendalikan pencapaian tujuan instansi melalui pemastian bahwa kegiatantelah dilaksanakan secara efektif dan efisien, pelaporan keuangan telah handal,harta telah dipelihara keamanannya dan ketaatan pelaksanaan dengan peraturanperundang-undangan. Penilaian maturitas dilakukan untuk mencari upaya strategisdalam mendorong KLPK dalam meningkatkan kualitas SPIP-nya.

Sampai dengan tahun 2014 belum ada penyelenggaraan SPIP yang mencapai level 3(Tersistem). Berdasarkan piloting penilaian tingkat kematangan implementasipenyelenggaraan SPIP pada tiga pemerintah kabupaten menunjukkan bahwa, nilaimaturitas masing-masing instansi pemerintah tersebut masih berada di antaralevel 2 dan level 3 dengan nilai 2; 2,5 dan 2,95.

b. Kapabilitas Pengawasan Intern

Permasalahan kapabilitas pengawasan intern ditunjukkan oleh nilai kapabilitasAPIP menurut framework Internal Audit-Capability Model (IA-CM). Hasilassessment BPKP terhadap satu APIP menunjukkan bahwa kapabilitas APIP (sampaidengan pertengahan tahun 2014) masih belum menggembirakan, masih beradapada level 1 (initial).

Melihat beberapa isu strategis dan mempertimbangkan kondisi yang telahdikemukakan di muka, seperti pelayanan publik yang masih belum memuaskan,pembangunan manusia yang belum maksimal, tingkat pendidikan dan standarhidup serta daya saing yang masih perlu diperbaiki, kualitas lembaga publik yang

Page 39: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 34

perlu ditingkatkan, demikian juga dengan persepsi korupsi yang masih tinggi,maka BPKP akan lebih fokus untuk melakukan pengawasan dan pembinaan yangterkait dengan program pembangunan sumber daya manusia baik dari sisi birokrasimaupun dari sisi obyek pembangunan nasional yaitu pendidikan, kesehatan daninfrastruktur dasar pendukungnya.

B. KEBIJAKAN NASIONAL PENGAWASAN INTERN

Untuk mendorong terwujudnya pemerintahan yang transparan, efektif, dan efisiendilakukan strategi antara lain penetapan kebijakan nasional pengawasan intern untukmenjamin tercapainya sasaran pembangunan nasional untuk lebih menjalankan fungsipengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional secara lebih maksimalserta peningkatan kelembagaan APIP untuk mendukung implementasi SPIP. KebijakanNasional Pengawasan Intern ini diharapkan menjadi acuan pelaksanaan dari masing-masingAPIP termasuk BPKP.

1. Kebijakan Nasional Pengawasan Intern

Arah pembangunan nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat periodelima tahun mendatang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)2015–2019. Semua unsur negara berpartisipasi secara terbuka menyikapi kebijakandan program pemerintah dalam RPJMN tersebut. Di satu sisi, partisipasi tersebutwajib dikelola secara baik oleh pemerintah dalam suatu tata kelola pemerintahanyang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya sebagaimana tertuang dalamSembilan Agenda Pemerintah (Nawacita).

Fakta bahwa fungsi APIP yang belum optimal dalam menunjang terwujudnya tatakelola bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya membawa suatu kegamangan bagipemerintah, khususnya bagi pimpinan KLPK dengan minim latar belakang birokrasi.Untuk tujuan ini strategi dan kebijakan nasional Pengawasan Intern Pemerintah,diarahkan untuk mengawal Pencapaian Sasaran Pokok Pembangunan Nasional dariSembilan Agenda Pembangunan dalam RPJMN berbasiskan pada magnitut dankepemilikan risiko penyelenggaraan RPJMN. Risiko dimaksud adalah risiko yangmenghambat pencapaian sasaran pembangunan nasional.

Dengan harapan pencapaian sasaran pembangunan nasional dan kondisi kapabilitaspengawasan intern ini, maka kebijakan nasional pengawasan intern diarahkan untukmembangun kapabilitas pengawasan intern yang mampu mengawal pencapaian sasaranpembangunan nasional melalui peningkatan Kapabilitas APIP dan peningkatanMaturitas SPIP.

Page 40: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 35

Dengan kebijakan ini, maka APIP diarahkan untuk mempunyai kapabilitas yang mampumelakukan pengawasan keuangan negara, keuangan daerah dan pembangunan nasionalsecara komprehensif, sinergis dan integratif didukung oleh SPIP yang handal. BPKPbersama APIP terkait mengawal pencapaian sasaran pembangunan lintas sektor dalamRPJMN, APIP mengawal pencapaian pencapain sasaran pembangunan terkait khususKLPKnya dan BPKP meningkatkan Kapabilitas pengawasan intern APIP. Bersama-samadengan peningkatan kualitas penyelenggaraan SPIP maka kebijakan nasionalpengawasan intern adalah sebagaimana tersaji pada Peraga 3.1.

Jika kebijakan nasional pengawasan intern dioperasionalkan terhadap StrategiPembangunan Nasional dalam RPJMN maka fokus pengawasan yang menjadi tanggungjawab APIP Nasional adalah sebagaimana tersaji pada Tabel 3.1. Fokus BPKP adalahpada program pembangunan yang bersifat lintas bidang, dan fokus APIP KLPK adalahpada program pembangunan yang hanya menyangkut KLPK. Namun, BPKP mempunyaitanggung jawab untuk membuat APIP berdaya atau mempunyai kapasitas dankapabilitas untuk melakukan pengawasan intern terhadap program pembangunantersebut.

Tabel 3.1 Arah Kebijakan Nasional Pengawasan Intern

No. Arah Pengawasan Penanggung-jawab

APIPLain

Keterangan

A Dimensi Pembangunan Manusia

1 Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran PokokProgram Pendidikan

BPKP APIPterkait

Wajib

2 Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran PokokProgram Kesehatan

BPKP APIPterkait

Wajib

3 Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran PokokProgram Perlindungan Sosial

BPKP APIPterkait

Wajib

Page 41: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 36

No. Arah Pengawasan Penanggung-jawab

APIPLain

Keterangan

B Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan

1 Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran PokokProgram Kedaulatan Pangan

BPKP APIPterkait

Prioritas

2 Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran PokokProgram Pembangunan Kedaulatan Energi dan Kelistrikan BPKP

APIPterkait Prioritas

3 Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran PokokProgram Pembangunan Kemaritiman

BPKP APIPterkait

Prioritas

4 Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran PokokProgram Pembangunan Pariwisata dan Industri

BPKP APIPterkait

Prioritas

C Kondisi Yang Perlu

1 Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran PokokProgram Pembangunan Tata kelola Pemerintahandan Reformasi Birokrasi

BPKP APIPterkait

D Lingkup Pemerintah/Daerah/Korporasi

1 Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran Programdan Sasaran Kegiatan Pemda

APIPPemda

2 Pengawasan Terhadap Pencapaian Sasaran Programdan Sasaran Kegiatan Korporasi

SPIKorporasi

2. Hasil Pengawasan Untuk Perencanaan Pembangunan

Mengikuti model sederhana manajamen dalam planning, organizing, actuating dancontrolling, hasil pengawasan menjadi salah satu instrumen atau mekanismemanajemen RPJMN 2015–2019, khususnya dalam pelaksanaan tahunan APBN. HasilPengawasan yang jelas berupa produk assurance BPKP terhadap capaian target kinerjaKLPK, atau produk assurance APIP terhadap capaian kinerja unit kolegialnya, menjadiacuan konsultatif dalam perencanaan dan penganggaran kinerja. Dalam posisitertentu, BPKP atau APIP, sesuai dengan lingkup kajiannya, sudah harus sedia denganrekomendasi alternatif tentang pengarahan alokasi anggaran berdasarkan outputconsulting-nya.

Strategi memasukkan hasil pengawasan dalam mekanisme perencanaan danpenganggaran kinerja ini juga konsisten dengan peraturan pemerintah lainnya.Pertama, Pasal 9 PP Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah. Laporanevaluasi tentang kinerja program menjadi pertimbangan untuk analisis anggaran tahunberikutnya. Kedua, untuk memenuhi Pasal 7 PP Nomor 21 tentang Penyusunan RencanaKerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang menuntut bahwa “dalampenyusunan anggaran berbasis kinerja diperlukan…evaluasi kinerja dari setiapprogram dan jenis kegiatan”, menteri atau pimpinan lembaga wajib melakukanevaluasi. Evaluasi ini adalah penilaian atas relevansi dan efektivitas, serta konsistensiprogram dan atau kegiatan terhadap tujuan kebijakan termasuk pencapaian sasaranprogram pembangunan.

Page 42: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 37

Komunikasi tentang peran pengawasan dalam perencanaan pembangunan harusdilakukan secara efektif. Pola dan efektivitas kegiatan musyawarah perencanaanpembangunan dijadikan sebagai ajang dan acuan untuk menghadirkan aspekpengawasan secara seimbang dengan aspek perencanaan pembangunan. Dengandemikian, maka hasil assurance atas program-program pembangunan nasional haruslahturut dipertimbangkan dalam rangkaian/proses tahapan Musrenbang dan OutlookEkonomi dalam proses penetapan APBN setiap tahunnya.

C. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BPKP

Memerhatikan peran BPKP dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentangSPIP, BPKP diberi amanat besar dalam melakukan pengawasan intern dan pembinaan SPIPtermasuk pembinaan APIP. Amanat ini dieksplisitkan dan diperbaharui lagi dalam PeraturanPresiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014. Peran BPKPyang mengemuka adalah kewajiban melakukan sinergi dan koordinasi dengan APIP lain.Sinergi dan koordinasi ini menjadi kaidah pelaksanaan tugas pengawasan BPKP dalampelaksanaan tugas pengawasannya. Sinergi dan koordinasi wajib diterapkan dalammeningkatkan kapabilitas pengawasan intern, meningkatkan maturitas SPIP dan dalammelaksanakan pengawasan terhadap keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional.

Rumusan arah kebijakan dan strategi pengawasan BPKP terkait antara satu dengan lainnya.Kebijakan BPKP merupakan penjabaran dari urusan pengawasan intern nasional sesuaidengan visi dan misi pembangunan nasional yang berisi satu atau beberapa upaya untukmencapai sasaran strategis penyelenggaraan pengawasan dan pembangunan pengawasanintern dengan indikator kinerja yang terukur. Untuk mencapai sasaran strategis yangdirumuskan sebelumnya, dibuatlah strategi BPKP sebagai langkah-langkah yang berisikanprogram-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi BPKP.

Arah kebijakan dan strategi pengawasan BPKP menjadi salah satu pendukung terwujudnyasasaran pembangunan nasional yaitu, pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih,efektif, demokratis dan terpercaya. Hakekat pengawasan intern adalah hasilpengawasannya berperan penting dalam meningkatkan tata kelola, memperbaikipengelolaan risiko dan menguatkan sistem pengendalian intern. Dengan demikian,pembangunan tata kelola pemerintahan dan aparatur tidak dapat lepas dari pengawasanintern yang akan diperankan oleh BPKP dalam lingkup nasional.

1. Arah Kebijakan Pengawasan BPKP

Dengan mengacu pada kerangka kebijakan dan strategi di atas, pengawasanpembangunan dan pembangunan pengawasan yang dilakukan oleh BPKP diarahkan

Page 43: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 38

untuk mencapai sasaran terwujudnya kualitas tata kelola pemerintahan yang bersih,efektif dan terpercaya. Kebijakan pengawasan BPKP juga diarahkan untuk mencapaiterwujudnya penguatan kebijakan sistem pengawasan intern pemerintah, penguatanpengawasan terhadap kinerja pembangunan nasional, kebijakan dalam penerapanpengawasan intern yang independen, profesional dan sinergis, serta kebijakanpenerapan sistem manajemen kinerja pembangunan nasional yang efisien dan efektif.Arah kebijakan pengawasan BPKP secara rinci sebagai berikut:

a. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan IA-CM APIP yangmampu mendorong pemantapan penerapan sistem pengendalian internkementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi (KLPK) dan mampubersinergi dengan APIP lain dalam membangun tata kelola pemerintahan yang baik(good governance) dan dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerahdan pembangunan nasional;

b. Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pengawasan sinergis bersama-sama dengan APIP kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasiuntuk mengawal pencapaian sasaran program pembangunan yang bersifat lintasbidang di RPJMN 2015- 2019;

c. Peningkatan ruang fiskal negara melalui pengawasan untuk meningkatkanpenerimaan negara/daerah; pengawasan untuk efisiensi pengeluaran negara/daerah; pengawasan terhadap optimalisasi pemanfaatan aset negara/daerah;pengawasan pembiayaan keuangan negara/daerah; dan pengawasan terhadapalokasi keuangan daerah (dana transfer);

d. Pengamanan keuangan negara/daerah yang efektif melalui debottlenecking danclearing house; pengawasan represif untuk preventif serta pencegahan danpemberantasan tindak pidana korupsi;Arah dan kebijakan pengawasan BPKP tersebut secara ringkas digambarkan dalamPeraga 3.2 berikut:

Page 44: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 39

2. Strategi Pengawasan BPKP

Strategi pengawasan BPKP terdiri dari strategi eksekutif maupun strategi operasional.Strategi eksekutif diharapkan menjadi acuan terutama bagi pimpinan BPKP di pusatmaupun daerah untuk membangun kemitraan dan jejaring pengawasan danperencanaan pembangunan nasional. Keseluruhan strategi BPKP Tahun 2015 terlihatpada Peraga 3.3 berikut ini.

Strategi operasional mengindikasikan kegiatan dan langkah-langkah dalam programteknis pengawasan BPKP, Program 06 yaitu Program Pengawasan Intern AkuntabilitasKeuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan Sistem PengendalianIntern Pemerintah. Karena hanya terdapat satu program teknis di BPKP, untukpembagian intern tugas pengawasan, Program 06 ini dipecah sesuai dengan kegiatanteknis yang terdapat di Perwakilan BPKP.

Strategi pengawasan BPKP dalam kurun waktu 2015-2019 adalah memfokuskan padapeningkatan kualitas hasil pengawasan terhadap isu-isu strategis melalui penguatanSPIP, penguatan kapasitas APIP, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia BPKP.Sebagai program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, secara lebihspesifik strategi tersebut tertuang dalam empat butir strategi (fokus dan sinergis)sebagaimana terlihat pada Peraga 3.3.a) Peningkatan kapasitas pengawasan intern yang mendukung sinergi pengawasan

program pemerintah dan mendukung penguatan penyelenggaraan SPIP;b) Pemokusan pengawasan intern pada isu strategis atau program pembangunan

nasional bersifat lintas bidang dalam RPJMN 2015-2019, termasuk di dalamnyamenguatkan sistem pengendalian intern program lintas;

c) Pengawasan terhadap optimalisasi penerimaan negara/daerah; dand) Pengamanan keuangan/aset negara/daerah termasuk pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana korupsi.

Page 45: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 40

Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan pengawasan keuangan negara/daerah danpembangunan nasional, BPKP menetapkan sinergi dan koordinasi sebagai kaidahpelaksanaan dalam perencanaan dan pengendalian pengawasan serta dalampelaksanaan operasional pengawasan.Guna mendukung empat butir strategi tersebut terdapat strategi internal (supporting),yaitu:a) Peningkatan kompetensi SDM BPKP dan ketaatan terhadap standar serta SOP

berbasis risiko;b) Peningkatan kapasitas information and communication technology (ICT) berbasis

BPKP’s Enterprise Architecture dan Bussiness Architecture untuk setiap sasaranstrategis pengawasan; dan

c) Peningkatan sarana dan prasarana.

Strategi internal tersebut diharapkan dapat mempercepat Level 3 IA-CM BPKP sebagaiAparat Pengawasan Intern Pemerintah RI.Sebagai tindak lanjut dari strategi di atas, maka langkah-langkah yang akan dilakukandalam program dan kegiatan BPKP selalu bertumpu pada tujuh substrategi tersebutdengan memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. Secarasubstantif langkah-langkah pencapaian visi misi sampai dengan optimalisasi sumberdaya BPKP dapat dideskripsikan dalam Peraga 3.4 di halaman berikut.

Peraga 3.4. Keterkaitan Strategi dengan Misi dan Visi BPKP

Page 46: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 41

3. Program BPKP

Program BPKP merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi BPKPyang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi BPKP dan berisikan kegiatan untukmencapai hasil pengawasan dengan indikator kinerja yang terukur.

Kegiatan-kegiatan ini sekaligus penjabaran tugas dan fungsi BPKP untuk mewujudkansasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya. Program BPKP tersebut terdiri dari:1. Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan

nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah(Program 06);

2. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya (Program 01).

Program 01 bersifat generik antar K/L yaitu, Program Dukungan Manajemen danPelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP. Program ini ditujukan untuk memastikanterciptanya kondisi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas teknis pengawasan olehkedeputian teknis. Baik program teknis pengawasan (Program 06) maupun programdukungan (Program 01) akan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan olehPerwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta.

4. Subprogram BPKP

Program Teknis BPKP adalah tunggal yaitu Program Pengawasan Intern AkuntabilitasKeuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan Sistem PengendalianIntern Pemerintah. Dalam rangka lebih menyelaraskan seluruh aktivitas sesuai denganbidang pengawasan masing-masing unit kedeputian, program-program indikatifdibagikan ke subprogram Pengawasan BPKP. Dari Program Pengawasan BPKP hasilrestrukturisasi program dan kegiatan, yaitu Program Pengawasan Intern AkuntabilitasKeuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan Sistem PengendalianIntern Pemerintah dirumuskan 15 subprogram dengan uraian sebagai berikut:

1. Subprogram Pengawasan Akuntabilitas Pelaporan Keuangan

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitanbaik assurance maupun consulting yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan diKementerian/Lembaga dan Pemerintah daerah dalam mewujudkan opini atasLaporan Keuangan.

2. Subprogram Pengawasan Kebendaharaan Umum Negara

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitanbaik assurance dan consulting yang berkaitan dengan peran Kementerian Keuanganselaku Bendahara Umum Negara dan peran KLPK dalam pengelolaan keuanganyang bersifat strategis, antara lain: penerimaan negara/daerah, alokasi anggaran,pengelolaan aset dan kekayaan negara/daerah, pengelolaan hutang, pengelolaan

Page 47: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 42

subsidi dan pengelolaan korporasi.

3. Subprogram Pengawasan Korporasi (BUMN/D/BLU/D/BUL)

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitanbaik assurance dan consulting untuk mendorong implementasi yang harmonisantara governance, risk, dan control di lingkup korporasi khususnya pada BUMN,BUMD, dan BLUD serta badan usaha lainnya.

4. Subprogram Pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitanbaik assurance dan consulting yang berkaitan dengan pengelolaan keuangandaerah dengan fokus pada efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan.

5. Subprogram Pengawasan Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan, serta FokusPembangunan Nasional Lainnya.

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitanbaik assurance dan consulting yang berkaitan dengan pembangunan yang strategisyang memberikan aksesibilitas bagi masyarakat atas beberapa kebutuhanpelayanan dasar dan pengawasan strategis lainnya yang berorientasi padakesejahteraan masyarakat dan perekonomian rakyat.

6. Subprogram Pengawasan Keinvestigasian dan Penyelesaian Hambatan KelancaranPembangunan.

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitanyang bersifat represif guna mendukung peran aparat penegak hukum. Selain itu,subprogram ini juga diarahkan pada penyelesaian berbagai hambatan kelancaranpembangunan.

7. Subprogram Pembinaan SPIP Program Prioritas Nasional (Infrastruktur, Pendidikandan Kesehatan serta Fokus Pembangunan Nasional Lainnya).

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitanbaik assurance maupun consulting dalam membina terwujudnya efektivitas SPIPpada program lintas.

8. Subprogram Pembinaan SPIP K/L

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitanbaik assurance maupun consulting dalam membina terwujudnya efektivitas SPIPpada K/L.

9. Subprogram Pencegahan Korupsi pada K/L

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pencegahan korupsi pada K/L baik

Page 48: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 43

preemptive, preventif maupun edukatif guna meminimalkan terjadinya fraud padaK/L.

10. Subprogram Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitanbaik assurance maupun consulting dalam membina terwujudnya efektivitas SPIPpada Pemerintah Daerah.

11. Subprogram Pencegahan Korupsi pada Pemerintah Daerah

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pencegahan korupsi pada PemerintahDaerah baik preemptive, preventif maupun edukatif guna mendukung peranPemerintah Daerah yang lebih signifikan dalam penerimaan negara, pelayananpublik dan pembangunan perekonomian.

12. Subprogram Pembinaan Penyelenggaraan SPI pada Korporasi

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitanbaik assurance dan consulting yang berkaitan dengan pembinaan Satuan PengawasIntern korporasi yang lebih efektif.

13. Subprogram Pencegahan Korupsi pada Korporasi

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pencegahan korupsi pada korporasibaik preemptive, preventif maupun edukatif guna mendukung peran korporasiyang lebih signifikan dalam penerimaan negara, pelayanan publik danpembangunan perekonomian.

14. Subprogram Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern K/L

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitanbaik assurance dan consulting yang berkaitan dengan pembinaan kapabilitas APIPK/L baik pembinaan Jabatan Fungsional Auditor maupun tata kelola APIP.

15. Subprogram Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda

Subprogram ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling berkaitanbaik assurance dan consulting yang berkaitan dengan pembinaan kapabilitas APIPPemda baik pembinaan Jabatan Fungsional Auditor maupun tata kelola APIP.

5. Kegiatan Pengawasan BPKP

Untuk menjaga konsistensi nomenklatur perencanaan dan penganggaran, kegiatanpengawasan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta disesuaikan dengan nomenklaturyang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakartayang berisi komponen kegiatan untuk mencapai keluaran dengan indikator kinerja yang

Page 49: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 44

terukur dan akan menghasilkan rekomendasi sebagai indikator kinerja pengawasannya.Rekomendasi dihasilkan melalui pelaksanaan komponen kegiatan, baik komponenteknis pengawasan dengan menggunakan berbagai alat (tools) pengawasan sepertiaudit, reviu, evaluasi, pemantauan maupun komponen yang mendukung langsungkegiatan seperti penyusunan dan diseminasi pedoman, pemantauan pelaksanaanpengawasan, tabulasi dan lain-lain. Selain itu, terdapat pelaksanaan dukunganpengawasan meliputi penyiapan kultur organisasi, penyiapan profesionalisme SDM,penyiapan SOP pelaksanaan kegiatan, penyiapan sarana dan prasarana dan lain-lainyang mendukung secara tidak langsung kegiatan teknis pengawasan. Penyediaan saranadan prasarana pengawasan juga termasuk didalamnya.

Konsisten dengan nomenklatur perencanaan dan penganggaran, terdapat satu kegiatanpengawasan (program 06) dan satu kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaantugas teknis lainnya (program 01) di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta,yaitu:1. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan

Nasional serta Pembinaan Penyelenggaraan SPIP;2. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis BPKP.

6. Alur Logika Program Pengawasan

Kegiatan-kegiatan dalam program pengawasan BPKP ditata mengikuti alur logikaprogram pengawasan mulai dari komponen (sub) kegiatan hingga visi misi sebagaimanaterlihat pada Peraga 3.5 berikut:

Peraga 3.5. Alur Logika Program Pengawasan

SASARAN INDIKATOR

SasaranStrategis

• Indeks Akuntabilitas pengelolaan Keuangan dan Pembangunan• Tingkat Maturitas SPIP• Level IACM

SasaranProgram

(Outcome)

Perbaikan Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah dan ProgramPembangunan Nasional

• Peningkatan Efektivitas SPIP• Peningkatan Kapasitas Wasintern

SasaranKegiatan

Rekomendasi Pengawasan

Laporan Hasil PengawasanSasaranSubkegiatan

1. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif2. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah3. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas PengelolaanKeuangan dan Pembangunan Nasional

1. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan PembangunanNasional guna Mendukung Tata Kelola pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif;

2. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif;3. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten.

Visi

Misi

Tujuan

STRATEGI

PROGRAM

KEGIATAN

SUBKEGIATAN

Page 50: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 45

D. KERANGKA REGULASI

Untuk memfasilitasi penyelenggaraan fungsi pengawasan intern sebagaimana diuraikan diatas, sesuai pedoman penyusunannya, Rencana Strategis BPKP memuat kerangka regulasi.Pemuatan ini memungkinkan perwujudan atas regulasi dimaksud dapat dipantau baik olehBappenas maupun pemangku kepentingan lainnya. Regulasi dibutuhkan untukmemfasilitasi, mendorong, dan mengatur perilaku masyarakat, dalam hal ini masyarakatpengawasan dan penyelenggara negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Pengawasan intern yang dimandatkan kepada BPKP diselenggarakan dalam rangkapelaksanaan fungsi pemerintah untuk mencapai tujuan bernegara.

Bentuk penguatan pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan oleh BPKP akan dibakukandalam suatu ketentuan atau regulasi yang akan mengikat pihak-pihak yang terlibat dalampengawasan intern demi terlaksananya peran pengawasan intern yang dijalankan olehBPKP. Regulasi yang dibutuhkan adalah regulasi yang terkait dengan pelaksanaan peranpengawasan dan terkait ruang lingkup pengawasan BPKP, yaitu regulasi pengawasanterhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan oleh Presiden RI; regulasiyang mengatur tentang pengawasan kebendaharaan umum negara; regulasi pengawasanterkait aset negara di luar LKPP dan LKPD; dan regulasi yang mengatur BPKP sebagaireviewer Laporan Keuangan Republik Indonesia (konsolidasi antara LKPP dan LKPD).

Regulasi akan memberikan penguatan mandat pengawasan kepada BPKP agar dapatmempromosikan kepada pemerintah tentang kredibilitas, kesetaraan, perilaku yang pantasbagi aparat pemerintah serta mengurangi risiko terjadinya korupsi. Rencana pembentukanregulasi dimaksud adalah sebagai berikut (Tabel 3.2):

Tabel 3.2. Rencana Pembentukan Regulasi

NoARAH KERANGKAREGULASI DAN/

KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI BERDASARKAN EVALUASIREGULASI EXISTING KAJIAN DAN

PENELITIAN

UNITPENANGGUNG-

JAWAB

UNIT TERKAITTARGET PENYE-

LESAIAN

1 Penetapan Regulasipengawasan terhadapakuntabilitaspengelolaankeuangan danpembangunan olehPresiden RI

Informasi pengawasanterhadap akuntabilitaspengelolaan keuangan danpembangunan belum tersediaberdasarkan sikluspengelolaan keuangan danpembangunan, yaitu:pengelolaan atas penerimaannegara, alokasi anggarannegara untuk programnasional, pembiayaan programnasional, dan aset nasional.

BPKP(SekretariatUtama,KedeputianTeknis,Pusat)

SekretariatNegara,Bappenas,Kemenkeu,Kemendagri,KemenkumHAM, Kemenpandan RB

Perpres Nomor192/2014merupakanbentuk nyatadari regulasiini. Masih perluadanya Perprestentang arahpokokpengawasanintern selamalima tahunan.

Page 51: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 46

NoARAH KERANGKAREGULASI DAN/

KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI BERDASARKAN EVALUASIREGULASI EXISTING KAJIAN DAN

PENELITIAN

UNITPENANGGUNG-

JAWAB

UNIT TERKAITTARGET PENYE-

LESAIAN

2 Penetapan penugasanMenteri Keuanganterkait pengawasanKebendaharaanUmum Negara

Pengawasan terselenggarasecara sporadis baikpenetapan tema maupuninisiasinya sehingga berisikotidak tersedia informasipengawasan kebendaharaanumum negara yang tepatsubstansi dan waktu untukkebijakan kebendaharaanumum negara.

BPKP(SekretariatUtama,Kedeputian

Teknis, Pusat)Kemenkeu ,Bappenas,Kemenkum HAM

Tahun 2016

3 Penetapan penugasanpengawasan terkaitaset negara di luarLKPP dan LKPD.

Informasi terkait hasilpengawasan dalam rangkamelindungi dan memanfaatkankekayaan negara yang tidaktercatat dalam LKPP dan LKPDbelum tersedia.

BPKP(SekretariatUtama,KedeputianTeknis,Pusat)

Kemenkeu,BPN, Kemenhut,Kem ESDM, KemLaut danPerikanan,Kemendikbud,Kemenkum HAM

Tahun 2016

4 Penetapan regulasiPresiden yangmenunjuk BPKPsebagai reviewerLaporan KeuanganRepublik Indonesia(konsolidasi antaraLKPP dan LKPD).

Laporan Keuangan RepublikIndonesia (LKRI) harus segeradibuat sebagai akuntabilitaspengelolaan keuangan secaranasional serta untuk melindungiaset NKRI.

BPKP(SekretariatUtama,KedeputianTeknis danPuslitbang)

Kemenkeu,Kemendagri,Kemenkumham,serta K/L lainnya

Tahun 2016

5 Undang-undang yangmengaturpengawasan internsecara nasional

Perlu balancing antarapengawasan ekstern danpengawasan intern.

BPKP danKemenpan& RB

Bappenas,Kemenkeu,Kemendagri danK/L lainnya

Tahun 2017

E. KERANGKA KELEMBAGAAN: MENUJU LEVEL 3 IA-CM

Sejalan dengan kebijakan nasional pengawasan intern dan kebijakan pengawasan BPKP,penataan kelembagaan pengawasan BPKP dilakukan untuk dapat secara efektif mendukungpencapaian visi, misi dan tujuan BPKP berdasarkan pada Perpres 192 Tahun 2014 tentangBPKP. Untuk dapat meningkatkan APIP yang mampu melakukan pengawasan pembangunan,peningkatan kapabilitas pengawasan (pembangunan pengawasan) di lingkungan internal BPKPwajib dibangun terlebih dahulu sebagai kondisi yang perlu agar dapat bersinergi denganAPIP lainnya mengawal keberhasilan pembangunan nasional. Penataan kelembagaan BPKPPengawasan pembangunan membutuhkan peran setiap satuan kerja pengawasan BPKPdapat menjalankan fungsinya dengan baik dalam memberi saran dan rekomendasi atas tata

Page 52: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 47

kelola organisasi, pengelolaan risiko dan pengendalian intern dari setiap instansi (badanusaha milik pemerintah) baik dari sudut pemberian jasa assurance maupun consultancy.

Untuk membangun kemampuan assurance dan consultancy tersebut, pembangunanpengawasan yang akan dilakukan BPKP berfokus pada (1) peningkatan kapasitas internalBPKP; (2) Peningkatan kapabilitas pengawasan intern berkelas dunia; dan (3) Penguatanstruktur tata kelola dan budaya organisasi dalam kerangka (framework) IA-CM. KerangkaIA-CM ini mengidentifikasi kebutuhan fundamental untuk pelaksanaan pengawasan internyang efektif, yang mengarah kepada pemenuhan tata kelola organisasi dan praktek-praktekprofesional. Kerangka ini menguatkan pengawasan intern melalui lima tahapan atau levelmulai dari Initial, Infrastructure, Integrated, Managed hingga Optimizing. Tahapantersebut sekaligus menunjukkan pengembangan untuk maju dari tingkat pengawasan internyang kurang kuat menuju kondisi yang kuat dan efektif.

Dalam setiap level, pengembangan dilakukan dalam enam elemen penting IA-CM yaitu:(1) Peran dan Layanan Pengawasan Intern (Service and Role of Internal Auditing);(2) Pengelolaan SDM (People Management); (3) Praktik Profesional (Professional Practices);(4) Manajemen Kinerja dan Akuntabilitas (Performance Management and Accountability);(5) Hubungan Organisasi dan Budaya (Organizational Relationship and Culture); dan(6) Struktur Tata Kelola (Governance Structure).

Kerangka kelembagaan diselenggarakan untuk memastikan bahwa pada tahun 2019 atausebelumnya, kapabilitas BPKP sebagai aparat pengawasan intern berada pada Level3– Integrated yaitu bahwa BPKP mampu menilai efisiensi, efektivitas, ekonomis suatukegiatan dan mampu memberikan konsultasi pada tata kelola, manajemen risiko, danpengendalian intern, dengan karakteristik sebagai berikut:

1) Kebijakan, proses, dan prosedur pengawasan BPKP ditetapkan, didokumentasikan, danterintegrasi satu sama lain, serta merupakan infrastruktur organisasi;

2) Manajemen serta praktik profesional BPKP mapan dan seragam diterapkan di seluruhkegiatan pengawasan;

3) Kegiatan pengawasan BPKP diselaraskan dengan tata kelola dan risiko yang dihadapi;4) BPKP berbenah dari hanya melakukan kegiatan secara tradisional menjadi

mengintegrasikan diri sebagai kesatuan dari Pemerintah RI dan memberikan saranterhadap kinerja dan manajemen risiko;

5) BPKKP dapat membangun tim dan kapasitas pengawasan, independesi sertaobjektivitas; serta

6) Pelaksanaan kegiatan pengawasan secara umum telah sesuai dengan standar.

Penataan kerangka kelembagaan mengarahkan perangkat organisasi dan sumber dayamanusia BPKP dan proses pengawasan adalah sebagai berikut:

Page 53: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 48

1. Peningkatan Kapasitas BPKP

Peningkatan kapasitas BPKP diarahkan untuk memastikan bahwa kapasitas SDMmemenuhi kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan fungsi pengawasan internsebagaimana tuntutan visi dan misi dan dikelola untuk dapat memenuhi praktikprofesional sesuai tuntutan standar profesi dan kode etik organisasi. Pengelolaan SDMdiarahkan untuk meningkatkan kompetensi, keahlian dan sikap SDM BPKP yangmendukung pencapaian misi dan visi organisasi sebagai Auditor Pemerintah RI berkelasdunia, dengan sasaran:

Terpenuhinya kuantitas dan kualifikasi auditor yang profesional dengankompetensi teknis dan kompetensi pendukung yang sesuai, baik melalui rekrutmenmaupun melalui pendidikan profesi yang berkelanjutan;

Terpenuhinya kemampuan kerja sama tim yang lebih kuat, baik dalam koordinasiperencanaan pengawasan maupun optimalisasi sumber daya dalam pelaksanaanpengawasan; dan

Terpeliharanya keanggotaan SDM BPKP dalam organisasi profesi pengawasanintern.

Dalam kerangka IA-CM, ketiga sasaran tersebut terkait dengan elemen 2 dan elemen 3IA-CM.

a. Peningkatan Kompetensi dan Pengembangan Pola Karir SDM BPKP

Dengan sasaran tersebut maka pengelolaan SDM BPKP akan dilakukan untukmeningkatkan kemampuan teknis dan profesional dengan pendidikan dan pelatihanyang berkelanjutan, menyelenggarakan sertifikasi keahlian pengawasan,mengikutsertakan auditor dalam asosiasi profesi, serta peningkatan kompetensiSDM pengawasan dalam optimalisasi dan alokasi komposisi tenaga pengawasandalam waktu yang tepat sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan.

Keahlian SDM yang dibangun terutama dalam bidang pengawasan intern yangbersifat mikro dan makro. Kombinasi kapasitas kedua bidang tersebut diharapkanadalah kapasitas teknis (hard skill) yang dibutuhkan untuk dapat mencapai misidan visi BPKP. Kompetensi yang bersifat mikro diharapkan untuk membangunpersonal mastery insan BPKP dalam bidang (1) pengendalian intern dan/ataumanajemen risiko dan (2) tata kelola (governance) dan tools audit. Kompetensiyang bersifat makro diharapkan untuk dapat membangun personel SDM yang dapatbersikap outward-looking dan forward-thinking, termasuk membangunkemampuan tools audit seperti evaluasi program atau evaluasi kebijakan.

Sedangkan peningkatan kemampuan lainnya adalah kapasitas soft skill. Didalamnya termasuk peningkatan kompetensi dalam bidang komunikasi, mentoring,team building dan keahlian lain yang dibutuhkan dalam pemberian jasa

Page 54: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 49

consultancy dan dalam melakukan sinergi dan koordinasi. Peningkatan kapasitaskompetensi diharapkan memampukan SDM untuk menganalisis dan menilaiprioritas pengawasan sesuai dengan kebutuhan pemerintah RI dan mampumengalokasikan auditor pada pengawasan yang berdampak besar dan berisikotinggi.

Peningkatan kompetensi tersebut dibangun terintegrasi dengan pengembanganpola karir di BPKP. Pengelolaan kompetensi SDM yang dimulai periode sebelumnyadengan identifikasi kebutuhan kompetensi dalam Human Capital DevelopmentPlan, perlu dilanjutkan dan diintegrasikan dengan pengembangan pola karir BPKP.Untuk melengkapi integrasi pengembangan kompetensi, pengelolaan SDM perludiintegrasikan atau dikaitkan dengan penerapan penilaian kinerja pegawai melaluiSistem Kinerja Kinerja Pegawai (SKP).

b. Peningkatan Kapasitas Teknologi Informasi

Peningkatan Kapasitas Teknologi Informasi telah didisain dalam EnterpriseArchitecture (EA BPKP). Termasuk di dalam desain ini adalah membangun literacySDM dalam bidang teknologi informasi yang dapat menunjang tugas pengawasanintern, pembinaan SPIP maupun peningkatan kapasitas APIP. Literacy inidiharapkan memampukan SDM BPKP menggunakan TI dalam proses audit dan/ataureviu, membuat Kertas Kerja elektronik (paperless working paper) dan dalamkomunikasi hasil audit.

Terkait dengan pembangunan “Presiden Accountability Sistems atau PASs yangpada periode sebelumnya ditujukan untuk menyediakan informasi bagi Presiden”,keberadaan suatu sistem seperti PASS dapat memberi feedback berupa informasiassurance kepada Presiden. BPKP tetap membutuhkan keberadaan PASs sebagaikondisi yang perlu. Namun, karena pengembangan PASs ini secara peraturan bukantugas utamanya, BPKP wajib berkoordinasi dengan pihak K/L lainnya untukmenjadikan Sistem Informasi Hasil Pengawasan, saat ini dikenal sebagai SIMA atauSistem Informasi Management Akuntabilitas, sebagai media untuk menghasilkaninformasi kepada Presiden.

SIMA dibangun berdasarkan BPKP’s Enterprise Architecture (EA BPKP). Sub unsurselanjutnya, dibangun terintegrasi dengan EA BPKP secara metodologis.Berdasarkan EA BPKP, dilanjutkan dengan pengembangan Bussiness Architecture,sebagai operasionalisasi misi, baru dilanjutkan dengan penyusunan arsitekturteknis kegiatan pengawasan seperti SOP dan pendukung pengawasan, khususnyaICT seperti Application Architecture, Infrastructure Architecture, DataArchitecture dan lain sebagainya. Pengembangan SOP dalam SIMA tersebuthendaknya diintegrasikan atau dikaitkan dengan penggunaan IT dalam tugas

Page 55: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 50

pengawasan.

c. Praktik Profesional dan Manajemen Kualitas Pengawasan

Penguatan praktik profesional pengawasan diarahkan untuk memberikan jaminankepada pihak pengguna atau pihak ekstern lainnya tentang kualitas pengawasan,baik dari sudut persyaratan umum SDM, proses maupun hasil pengawasansebagaimana dituntut oleh ketaatan praktik pengawasan intern terhadap suatustandar profesi atau kode etik organisasi. Mengacu pada standar profesi, untukmenunjang dan memelihara praktik profesional pengawasan ini, BPKP perlumengembangkan kerangka kerja pengelolaan kualitas pengawasan yang selama inidikenal dengan sistem kendali mutu.

Dikaitkan dengan pengembangan kapasitas TI SDM BPKP, penguatan praktikprofesional dan peningkatan kualitas manajemen pengawasan dilakukan denganmemperbaiki kebijakan, proses dan prosedur pengawasan dengan memanfaatkanteknologi informasi dalam bentuk knowledge based hasil pengawasan danpenerapan e-document dan e-office (e-audit/ paperless audit).

d. Perencanaan Pengawasan Berbasis Risiko dan Berbasis Prioritas

Untuk mewujudkan perencanaan pengawasan yang berbasis risiko dan berbasisprioritas, perencanaan pengawasan akan dimulai dengan identifikasi obyekpengawasan atau audit universe (program, kegiatan, entitas). Bersama-samadengan auditan, BPKP menganalisis risiko masing-masing obyek dalam audituniverse tersebut. Analisis harus menghasilkan daftar kegiatan berdasarkanprioritas penanganan risiko untuk setiap auditan sebagai Risk-based AuditUniverse. Keputusan untuk menetapkan rencana kerja pengawasan dalam PKPTdilakukan berdasarkan prioritas risiko dalam audit universe tersebut.

Setiap direktorat yang mempunyai portopolio KLPK wajib menyusun audit universedirektorat yang sudah berbasis risiko. Kumpulan audit universe direktorat iniselanjutnya dianalisis untuk lingkup nasional atau lingkup BPKP sebagai bahanperencanaan tahunan BPKP searah dengan risiko pencapaian tujuan dan sasaranpembangunan nasional dan mampu memberikan masukan atas pengelolaan risikobagi Pemerintah RI. Peran serta direktorat teknis pengawasan untuk dapatmenyediakan profil obyek pengawasan berbasis risiko sangat diperlukan melaluikerja sama yang intensif dengan mitra kerja masing-masing untuk menjamin datayang up to date dan relevan.

2. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Berkelas Dunia

Peningkatan kapabilitas pengawasan intern BPKP diarahkan untuk meningkatkan

Page 56: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 51

elemen IACM dalam peran layanan pengawasan intern (elemen 1) dan pengelolaankinerja dan akuntabilitas (elemen 4).

a. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern

Peningkatan kapabilitas pengawasan intern diarahkan pada perluasan peran danlayanan pengawasan intern BPKP dengan sasaran (1) peningkatan kualitaspengawasan terhadap ketaatan; (b) peningkatan kualitas pengawasan terhadapkinerja/value-for-money audit; dan (3) peningkatan kualitas advisory services.

Dengan sasaran peningkatan kualitas pengawasan terhadap ketaatan (compliance)maka peningkatan kapabilitas pengawasan intern diharapkan mampu menghasilkaninformasi assurance kepada pimpinan KLPK bahwa kegiatan telah dilaksanakansesuai dengan standar, peraturan atau dengan rencana, atau informasi yangdisajikan mitra telah sesuai dengan realitasnya. Pengawasan terhadap ketaatandan kinerja telah menjadi kegiatan utama BPKP selama ini, namun masih berfokuspada individual kegiatan. Fokus ini perlu diperluas dan ditingkatkan sesuai dengantuntutan manajemen akan assurance atau ketaatan pelaksanaan seluruhkegiatannya dengan tuntutan standar, target atau aturan.

Dengan sasaran peningkatan kualitas pengawasan kinerja/value-for-money audit,BPKP perlu mengagregasi dan/atau memperdalam lingkup auditnya untuk bisamemberikan assurance bahwa kegiatan yang dilakukan oleh obyek telah efektifdan efisien. Untuk menyiapkan kapabilitas tersebut, SDM yang telah dibekalidengan pengetahuan teknis melalui pendidikan dan pelatihan wajib dimanfaatkanoleh direktorat atau perwakilan untuk memahami substansi permasalahanpengawasan sesuai dengan bidang organisasi yang akan dilakukan pengawasan.

Audit kinerja BPKP selama ini juga mengandung baik unsur assurance maupununsure consultancy. Unsur consultancy ditunjukkan oleh rekomendasi perbaikanyang dihasilkan dari tugas assurance, yaitu audit. Namun rekomendasi perbaikanini masih baru dilembagakan dalam Renstra 2015–2019 melalui pewajiban unitoperasional menghasilkan rekomendasi strategis. Pengembangan rekomendasistrategis ini menjadi inti dari pemberian jasa consultancy, dalam hal ini policyadvice dari kegiatan assurance. Untuk dapat menghasilkan policy advice darikegiatan assurance memerlukan penerapan metodologi yang tepat dalamperencanaan audit, sinerji dan koordinasi pengolahan hasil audit untukmenghasilkan ouput audit berupa policy advice dimaksud.

Selain hasil dari kegiatan assurance, peningkatan kualitas jasa advisory juga dapatmenghasilkan rekomendasi dari pendidikan dan pelatihan (diklat), pemberianbimbingan ahli dan bimbingan teknis, yang dapat memampukan SDM KLPK untukmelaksanakan fungsi dasarnya. Fungsi dasar dimaksud mencakup pengelolaan

Page 57: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 52

keuangan (termasuk penyusunan laporan keuangan) pengembangan sistem,pelaksanaan audit, penyelenggaraan sistem pengendalian intern, bahkanpelaksanaan audit oleh SDM APIP. Peningkatan kualitas ini memampukan BPKPbukan hanya untuk melakukan kegiatan assurance di atas, namun jugamemberikan rekomendasi bahwa SDM yang mendapatkan jasa consultancy tersebuttelah dapat melaksanakan tugas tekni atau tugas substantif yang didapatnya.Pusdiklat Pengawasan, misalnya, setelah mendiklatkan SDM APIP, perlumemberikan rekomendasi bahwa anak didiknya telah mampu melaksanakan auditsesuai dengan peran fungsional yang diperolehnya dari diklatwas. Hal yang samabagi unit direktorat teknis atau perwakilan, dalam melakukan konsultasi dan jasaadvisory lainnya diharapkan bermuara pada pemberian rekomendasi kepada unitorganisasi penerima jasa consultancy tersebut.

Peningkatan kapabilitas pengawasan intern tersebut difokuskan pada pemberianassurance dan consultancy pada kegiatan lintas bidang dalam sasaranpembangunan nasional dalam RPJMN 2015–2019 dengan dimensi 3 : 4 : 1 masing-masing untuk dimensi pembangunan manusia, pembangunan sektor unggulan, danpembangunan tata kelola dan reformasi Birokrasi. BPKP diharapkan menganalisissecara mendalam dan komprehensif dan proaktif masalah strategis terkait denganrisiko, pengendalian dan proses governance dalam pencapaian sasaranpembangunan dimaksud.

b. Penataan Kelembagaan dan Proses Bisnis Pengawasan BPKP

Penataan kelembagaan dan proses bisnis pengawasan diarahkan untukmemperbaiki kebijakan, proses dan prosedur pengawasan terkait denganpeningkatan kapasitas dan kapabilitas pengawasan serta kapasitas unitpendukung lainnya. Penataan kelembagaan dilakukan untuk menyesuaikan denganpencapaian visi, misi dan kinerja pengawasan dengan pokok kegiatan sebagaiberikut:

Mengakomodasi perubahan perbaikan business process terkait denganpengawasan pembangunan nasional dan pemberian rekomendasi pengawasanyang lebih bersifat strategis. Penyesuaian kelembagaan dilakukan denganmemperbaiki struktur organisasi terkait dengan kedeputian dan unitperwakilan dalam bentuk penyesuaian struktur perencanaan dan pengelolaanhasil pengawasan;

Mengakomodasi peningkatan manajemen kinerja dan akuntabilitas terkaitdengan pembiayaan pengawasan dilakukan dengan memperbaiki strukturorganisasi dalam bentuk penyesuaian unit perencanaan dan penganggaran;

Mengakomodasi peningkatan kapasitas dan kapabilitas pengawasan dilakukandengan optimalisasi dan pemberdayaan SDM pengawasan sesuai denganUndang-Undang Aparatur Sipil Negara dalam bentuk perbaikan sistem terkait

Page 58: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 53

dengan perekrutan, pola pengembangan kompetensi dan karir, penghargaandan promosi serta pengisian dan penempatan jabatan; dan

Melembagakan proses bisnis yang lebih baik dan profesional dalam bentukpengembangan budaya organisasi untuk meningkatkan independensi,obyektivitas, komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder dan pihak lainnyadiluar organisasi.

c. Manajemen Kinerja dan Akuntabilitas

Manajemen kinerja dan akuntabilitas diarahkan pada penerapan danpengembangan sistem manajemen kinerja yang efektif dengan sasaran:(1) tersedianya pengukuran kinerja pengawasan yang lebih akurat; (b)tersedianya alat analisis penggunaan sumber daya pengawasan yang lebihkomprehensif; dan (3) tersedianya media akuntabilitas perencanan danpelaksanaan pengawasan yang lebih baik.

Dengan ketiga sasaran tersebut maka manajemen kinerja dan akuntabilitasdilakukan dengan pengembangan sistem manajemen kinerja berbasis TI yangdikenal dengan Integrated Performance Management System atau IPMS. IPMS inidiharapkan dapat merekam jejak rencana dan realisasi kinerja, realisasipenggunaan sumber daya pengawasan, dan merekam capaian kinerja pengawasandengan real time online.

IPMS ini dikembangkan dalam bentuk aplikasi perencanaan pengawasan yangterintregrasi dengan pengembangan knowledge management atas hasil-hasilpengawasan dan pelaksanaan pengawasan. Dengan demikian, informasipengawasan dapat diketahui sejak perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dantindak lanjut hasil pengawasan. Untuk lebih meningkatkan kepuasan penggunajasa BPKP, sistem perlu dilengkapi pula dengan analisis atas ketepatan waktupenyampaian hasil pengawasan dan media untuk merekam respon kepuasansatkeholder atas penugasan pengawasan yang telah dilaksanakan.Sistem IPMS diharapkan membantu Satuan Kerja menyediakan laporan monitoringkepada Kepala BPKP tentang pencapaian kinerja (capaian output) secara bulanan.Monitoring output ini bukan sekedar memberi laporan kepada Kepala BPKP, namunjuga menjadi media evaluasi bagi unit kerja untuk memastikan target kinerjanyatercapai. Pencapaian kinerja outcome menjadi tanggung jawab deputi. IPMSdiharapkan dapat menyediakan bahan penyusunan Laporan Deputi kepada KepalaBPKP tentang capaian outcome pengawasan yang dilakukan secara berkala.

d. Peningkatan Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Pengawasan

Penyelenggaraan IPMS diatas dapat digunakan untuk mengukur efisiensi

Page 59: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 54

pemanfaatan sumber daya pengawasan dan mengukur efektivitas pencapaiantujuan dan misi BPKP. Oleh karena pengembangan IPMS harus diprioritaskan,karena selain dapat digunakan untuk mengukur efisiensi, juga dapat digunakanuntuk meningkatkan efisiensi baik intra maupun antar unit organisasi BPKP,termasuk dalam memastikan optimalisasi alokasi anggaran pada pengawasanprioritas.

Pengukuran efisiensi pemanfaatan sumber daya pengawasan dipermudah denganpenerapan Standar Biaya Khusus (SBK) pengawasan. Untuk itu, dalam perencanaandan penganggaran pengawasan di masa mendatang, Sekretariat Utama wajibmenyusun SBK, untuk diterapkan paling tidak dalam perencanaan danpenganggaran tahun 2017.

3. Penguatan Struktur Tata Kelola dan Budaya Organisasi

Penguatan ini diarahkan untuk memenuhi elemen 5 dan elemen 6 IACM dalampengembangan hubungan organisasi dan budaya dan struktur tata kelola. Strukturtata kelola diharapkan mengefektifkan terpenuhinya kepentingan parastakeholder dengan sasaran: (1) adanya reviu bahwa rencana kerja pengawasanBPKP telah berbasis risiko; (2) adanya reviu terhadap kecukupan anggaran danketepatan struktur organisasi; (3) dan adanya komunikasi hasil pengawasan BPKPkepada kantor kepresidenan.

a. Hubungan Kerja dengan BPK RI

BPKP perlu menjalin hubungan kerja dengan BPK RI untuk menghilangkanduplikasi pengawasan sekaligus mengefektifkan hasil pengawasan intern.Efektivitas hasil pengawasan dimaksud antara lain untuk mengkomunikasikankepada BPK kondisi penyelenggaraan SPIP. Pemaparan kondisi penyelenggaraanpengendalian intern pemerintah ini, selain dapat memberi guidance kepadapemeriksa BPK terhadap lingkup pemeriksaannya, juga menambah leveragepembinaan penyelenggaraan SPIP oleh BPKP. Dengan hubungan kerja ini,selanjutnya diharapkan menjadi sarana perbaikan tata kelola pemerintahan yanglebih efektif dan efisien untuk tujuan keberhasilan pembangunan nasional dankemajuan bangsa.

b. Hubungan Kerja dengan Kementerian PPN/Bappenas

Hubungan Kerja dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)atau Bappenas diarahkan baik untuk memahami lebih dini substansi pembangunanyang direncanakan maupun menjaga keberlanjutan perencanaan danpenganggaran kinerja pengawasan BPKP. Pemahaman lebih dini perencanaan

Page 60: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 55

pembangunan secara substansi membantu BPKP mengidentifikasi risikopembangunan, khususnya pembangunan lintas bidang, termasuk mengidentifikasiarah alokasi anggaran berdasarkan hasil pengawasan tahun sebelumnya.

Upaya menjaga keberlanjutan perencanaan dan penganggaran kinerja pengawasanBPKP memastikan adanya analisis terhadap risiko pembangunan, jika perencanaankinerja pengawasan oleh BPKP tidak diikuti dengan penyediaan anggaran yangmemadai.

c. Hubungan Kerja dengan Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi

Hubungan Kerja dengan Kementerian Penertiban Aparatur Negara dan ReformasiBirokrasi (PAN dan RB) diarahkan untuk menjaga keamanan penyediaan pegawaiuntuk APIP, khususnya untuk BPKP serta untuk memastikan pengajuan RancanganUndang Undang tentang Sistem Pengawasan Intern Pemerintah (SPIP). Sebagaipembina aparatur negara, formasi auditor ditentukan oleh kementerian ini.Padahal ketersediaan formasi auditor ini menentukan pencapaian salah satu misiBPKP.

Sebagai anggota dalam komunitas aparatur negara, penggalangan hubungan kerjadengan Kementerian PAN dan RB menambah kekuatan sinergi dan koordinasikarena adanya irisan tugas kementerian ini dengan BPKP. Sinergi dan koordinasi inisekaligus memastikan bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan akantereliminasi tumpang tindih pembinaan pengawasan.

d. Sinergi dan Koordinasi dengan APIP, APH dan Instansi Pereviu Lainnya

Sinerji dan koordinasi dengan APIP lain diarahkan untuk meningkatkan coveragedan kualitas pengawasan nasional dengan membagi tugas pengawasan pada bidangprioritas sesuai dengan keahlian dan kewenangan. Sinerji dan koordinasi denganAPH diarahkan untuk menindaklanjui hasil pengawasan investigatif danpenyelesaian kasus-kasus yang berindikasi tindak pidana korupsi. Koordinasidengan instansi lainnya dengan DPR dan lembaga assesor lain dalam menilaikinerja pengawasan BPKP serta dengan mitra kerja lainnya untuk memberikanpemahaman atas peran dan fungsi BPKP sesuai dengan Peraturan PresidenNomor 192 tahun 2014 sehingga pelaksanaan pengawasan dan berjalan efektif.

e. Koordinasi dengan Kantor Staf Presiden

Koordinasi dengan Kantor Staf Presiden dimaksudkan untuk mendukungkeberhasilan program-program prioritas nasional melalui hasil pengawasan yangdilakukan BPKP dan penyampaian hasil pengawasan BPKP kepada Presiden. Dengan

Page 61: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 56

koordinasi ini diharapkan pengendalian atas program-program prioritas nasionalyang dilakukan Kantor Staf Presiden menjadi lebih efektif dan sinergis,berdasarkan hasil pengawasan BPKP dan berdasarkan permintaan pengawasan olehPresiden melalui Kantor Staf Presiden. Koordinasi dengan Kantor Staf Presidenmenjadi sarana untuk menyampaikan informasi assurance dan mendapatkandukungan dari Presiden, melalui kantor ini juga diharapkan dapat menguatkansinerji peran pengawasan BPKP dan mendapatkan dukungan pendanaan.

f. Penciptaan Budaya Unggul Organisasi BPKP

Penguatan tata kelola tidak lepas dari stakeholder intern BPKP. Budaya organisasiyang unggul di BPKP dibentuk oleh nilai positif yang diyakini dan dipraktekkan olehsetiap individu di lingkungan BPKP. Nilai-nilai unggul BPKP berupa profesional,integritas, orientasi pada pengguna, nurani dan akal sehat, independen danresponsibel disingkat dengan PIONIR yang dekat dengan kata pioner atau perintis.BPKP dikenal unggul dalam merintis dan mempraktikkan pengetahuan baru dalambidang akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunannasional.

Untuk memelihara keberlanjutannya, nilai-nilai dalam PIONIR ini wajibdilaksanakan secara integral dengan pelaksanaan tugas pengawasan. Untukmemastikan pelaksanaannya, praktis nilai ini perlu dipastikan secara konsistendengan operasionalisasi pelaksanaan etika pengawasan dalam Kode Etik BPKP.

Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta senantiasa bertumpu pada nilai-nilai luhurBPKP berupa PIONIR, dalam rangka menyemangati kinerjanya dalam tahun 2010telah melengkapi nilai dengan motto “BPKP DKI TOP Sukses” yang kerap diucapkandengan semangat dalam setiap pertemuan untuk membangkitkan semangat danmotivasi bagi seluruh pegawai Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta.

Secara harfiah “TOP” berarti Tertinggi atau Teratas/puncak, sedangkan “Sukses”mempunyai makna berhasil. Diyakini dengan semangat etos kerja yang tinggi,semua tujuan dapat diraih dengan sukses. TOP merupakan singkatan dari kata”Terpercaya, Optimis dan Profesional”, mempunyai makna luas mencakup seluruhnilai-nilai BPKP, yaitu:

T: TerpercayaDiharapkan bahwa semua tugas yang diemban oleh Perwakilan BPKP ProvinsiDKI Jakarta merupakan amanah dari”Stakeholder”, yang harus dilaksanakandengan penuh tanggungjawab, akuntabel, integritas, independensi dengantetap mengedepankan nurani dan akal sehat.

O: OptimisBersikap optimis dan pantang menyerah dalam merespon semua tuntutan dari

Page 62: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB III

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 57

Stakeholder.

P: ProfesionalBersikap professional dalam mengemban tugas sesuai standar profesi, etikaperilaku dan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.

Page 63: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB IV

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 58

BAB IVTARGET KINERJA DAN KERANGKA

PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN

Pada bab sebelumnya telah diuraikan tentang visi, misi dan tujuan BPKP yangpencapaiannya diukur dari pencapaian sasaran strategis, sasaran program dan sasarankegiatan. Bab ini menguraikan mengenai target-target kinerja dan kerangka pendanaanuntuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.

A. TARGET KINERJA

Tiga jenis kinerja yang perlu diukur untuk memudahkan pengelolaannya yaitu kinerjasasaran strategis (impact), kinerja sasaran program (outcome) dan kinerja sasaran kegiatan(output). Sebelumnya diuraikan tentang pengukuran kinerja.

1. Pengukuran Kinerja

Pengelolaan pencapaian visi, misi dan tujuan tersebut ditentukan oleh pengelolaanpencapaian sasaran strategis, sasaran program dan sasaran kegiatan. Kemampuanpengelolaan pencapaian visi, misi dan tujuan tersebut ditentukan oleh kualitaspengukuran kinerja sasaran strategis, sasaran program dan sasaran kegiatan.Pengukuran kinerja merupakan langkah penting yang harus dilakukan oleh BPKP untukdapat mengetahui sejauh mana rencana dalam Renstra BPKP berhasil dicapai. Faktor-faktor mana yang berkontribusi dalam menghambat capaian kinerja, sekaligus dapatditemukan akar permasalahan tidak tercapainya suatu rencana. Lingkup pengukurankinerja meliputi pengukuran kinerja sasaran strategis, kinerja program dan kinerjakegiatan. Sudah barang tentu bahwa pengukuran ketiga kinerja tersebut disampingharus saling terkait juga harus menunjukkan alur logikanya sehingga pencapaian sasarankegiatan adalah untuk mencapai sasaran program, sedangkan pencapaian sasaranprogram adalah dalam rangka mencapai sasaran strategis.

Untuk dapat mengukur sasaran strategis, sasaran program dan sasaran kegiatan,ditentukan indikator pencapaian dan target capaian atau yang dikenal dengan targetkinerja. Spesifiknya, target BPKP merupakan hasil dan satuan hasil yang direncanakanakan dicapai BPKP dari setiap indikator kinerjanya1. Target-target kinerja ditentukandiawal tahun perencanaan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkanantara target dengan realisasinya. Agar memudahkan dalam pengukuran kinerja baik

Page 64: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB IV

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 59

pada level sasaran strategis, program, maupun kegiatan maka satuan hasil indikatoryang dibangun telah memenuhi kaidah-kaidah Spesific, Measurable, Achievable,Relevant dan Time bound atau disingkat SMART. Tatacara pengukuran target kinerjauntuk ketiga kinerja di atas dituangkan dalam Profil Pengukuran Kinerja BPKP.

2. Target Kinerja Sasaran Strategis

Terdapat tiga sasaran strategis sebagai indikator pencapaian tujuan BPKP. Pencapaiansasaran strategis ini merupakan cermin dari dampak yang ditimbulkan daripemanfaatan atau capaian outcome program yang diselenggarakan. Untuk mengetahuidan dapat menilai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran strategisditetapkan target sasaran strategis sebagai kondisi nyata pada tahun 2019 untuk tigasasaran strategis BPKP yaitu (Tabel 4.1):

Tabel 4.1. Target Kinerja Sasaran Strategis

Kode Sasaran StrategisIndikator Kinerja Sasaran Strategis

Uraian Target 2019

SS1 Meningkatnya Kualitas AkuntabilitasPengelolaan Keuangan danPembangunan Nasional

Indeks AkuntabilitasPengelolaan Keuangan danPembangunan

3 dari skala 5

SS2 Meningkatnya Maturitas SPIP padaKLPK dan Program PrioritasPembangunan Nasional

Level Maturitas SPIP Lintas 3 dari skala 5

Level Maturitas SPIP K/L/Pemd 3 dari skala 5

Efektivitas SPI Korporasi 3 dari skala 5

SS3 Meningkatnya Kapabilitas PengawasIntern K/L/Pemda

Level APIP K/L 3 dari skala 5

Level APIP Pemda 3 dari skala 5Sumber Data: Angka diambil dari Renstra BPKP 2015-2019

3. Target Kinerja Sasaran Program

Arah kebijakan pengawasan BPKP akan dilaksanakan dengan program pengawasanintern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional, pembinaan SPIPserta program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Programpertama dilaksanakan dengan kegiatan utama pengawasan intern atas akuntabilitaspengelolaan keuangan negara dan pembangunan nasional, pembinaan penyelenggaraanSPIP serta pembinaan kompetensi aparat pengawasan intern pemerintah, sasaran yangakan dicapai dari program-program tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini.

Page 65: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB IV

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 60

Tabel 4.2. Target Kinerja Sasaran Program

Kode Sasaran Program

Indikator Kinerja Program (Outcome)

UraianTarget2019

SP1 Perbaikan pengelolaan programPrioritas Nasional dan PengelolaanKeuangan Negara BidangPerekonomian dan Kemaritiman

Perbaikan tata kelola, manajemen risikodan pengendalian intern Pengelolaanprogram strategis

70%

SP2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIPK/L Bidang Perekonomian danKemaritiman

Maturitas SPIP K/L (Level 3) BidangPerekonomian dan Kemaritiman

85%

SP4 Perbaikan pengelolaan programPrioritas Nasional dan PengelolaanKeuangan Negara Bidang Polhukamdan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Perbaikan tata kelola, manajemen risikodan pengendalian intern Pengelolaanprogram prioritas nasional

70%

SP5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIPK/L Bidang Polhukam dan PembangunanManusia dan Kebudayaan

Maturitas SPIP K/L (Level 3) BidangPolhukam dan PMK

85%

SP7 Perbaikan pengelolaan programPrioritas Nasional dan PengelolaanKeuangan Negara Bidang PengawasanKeuangan Daerah

Perbaikan tata kelola, manajemen risikodan pengendalian intern Pengelolaanprogram prioritas nasional

60%

SP8 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIPpada Pemerintah Daerah

Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) 85%

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

70%

SP9 Meningkatnya Kapabilitas PengawasanIntern Pemerintah Daerah

Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi(Level 3)

82%

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

85%

SP10 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIpada Korporasi

BUMN (Capaian Kinerja BUMN minimalA=40%)

35%

BUMN (Capaian ROA minimal A=40%) 4%

BLUD (Capaian Proporsi Dana Masyarakatsebesar 50% terhadap total pengelolaandana pada 20% BLUD)

18%

SP 11 Perbaikan pengelolaan programPrioritas Nasional dan PengelolaanKeuangan Negara Bidang PengawasanKeinvestigasian

Penyerahan Hasil PengawasanKeinvestigasian kepada Aparat PenegakHukum

80%

SP 12 Meningkatnya Kualitas LayananDukungan Teknis Pengawasan

Persepsi Kepuasan LayananKetatausahaan (Skala Likert 1-10)

8

Sumber Data: Angka diambil dari Renstra BPKP 2015-2019

4. Target Kinerja Sasaran Kegiatan (Output)

Sasaran program pengawasan BPKP diharapkan dapat dicapai terlaksananya kegiatan-kegiatan utama pengawasan intern atas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,keuangan daerah dan pembangunan nasional; pembinaan penyelenggaraan SPIP serta

Page 66: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB IV

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 61

pembinaan kompetensi aparat pengawasan intern pemerintah. Sasaran yang akandicapai dari kegiatan tersebut terlihat seperti pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3. Target Kinerja Sasaran Kegiatan (Output)

No Sasaran Kegiatan UraianTarget

2015 2016 2017 2018 2019

1 Tersedianya InformasiHasil Pengawasan

Jumlah Rekomendasi HasilPengawasan

136 142 142 142 142

2 Tersedianya InformasiPenyelenggaraan SPIP

Jumlah Rekomendasi HasilPembinaan SPIP

2 21 21 21 21

3 Tersedianya InformasiKapabilitas PengawasanIntern Pemda

Jumlah Rekomendasi HasilPembinaan KapabilitasPengawasan Intern Pemda

2 0 0 0 0

Jumlah 140 163 163 163 163Sumber Data: Angka dari PKPT Pwk DKI Jkt Th 2015 dan 2016

Untuk mendukung ketercapaian sasaran program pengawasan, ditentukan kegiatan dansasaran kegiatan dukungan pengawasan yang dilaksanakan BPKP sebagaimana terlihatpada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4. Sasaran Kegiatan Dukungan Pengawasan

No Sasaran KegiatanIndikator Kinerja Kegiatan (Output)

UraianTarget

2015 2016 2017 2018 20191 Penyusunan Perencanaan,

Koordinasi, Pemantauan danEvaluasi

Perencanaan/program,Penganggaran, dan Pengendalian

5 5 5 5 5

Pemantauan, Analisa dan Evaluasi 44 44 44 44 442 Pengelolaan dan

Pengembangan SDM danOrganisasi Tata Laksana

Perencanaan, Pembinaan danManajemen Kepegawaian

5,795 5,915 6,035 6,165 6,265

Organisasi, Tata Laksana danReformasi Birokrasi

3 3 3 3 3

3 Pembinaan dan PengelolaanKeuangan

Penganggaran 40 40 40 40 40Perbendaharaan 12 12 12 12 12Akuntansi/Laporan Keuangan danBarang Milik Negara

9 9 9 9 9

4 Pengadaan dan PenyaluranSarana dan Prasarana BPKP,Pembinaan Administrasi danPengelolaan Perlengkapanserta Pembayaran

Pelayanan Umum Kerumahtanggaandan Perlengkapan

1 1 1 1 1

Pengelolaan Aset BMN (Administrasidan Pemeliharaan)

79 79 79 79 79

Sumber Data: Angka diambil dari Renstra BPKP 2015-2019

5. Pengarusutamaan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

Tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) telah menjadi isu sentral dalampenyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Kualitas tata kelola pemerintahanadalah prasyarat tercapainya sasaran pembangunan nasional, baik jangka pendek,menengah, maupun jangka panjang. Selain itu, penerapan tata kelola pemerintahanyang baik secara konsisten akan turut berkontribusi pada peningkatan daya saingIndonesia di lingkungan internasional. Penerapan tata kelola pemerintahan yang baiksecara konsisten ditandai dengan berkembangnya aspek keterbukaan, akuntabilitas,efektivitas, efisiensi, supremasi hukum, keadilan, dan partisipasi masyarakat.

Page 67: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB IV

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 62

Konsep good governance di Indonesia menguat pada era reformasi ketika terdapatdesakan untuk mengurangi peran pemerintah yang dianggap terlalu dominatif dantidak efektif (bad government). Untuk mengatasi hal ini, negara perlu membagikekuasaan yang dimiliki dengan aktor lain yakni swasta (private sector) danmasyarakat sipil (civil society). Interaksi di antara ketiga aktor ini dalam mengelolakekuasaan dalam penyelenggaraan pembangunan disebut governance. Interaksidimaksud mensyaratkan adanya ruang kesetaraan (equality) diantara aktor-aktorterkait sehingga prinsip-prinsip seperti transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan lainsebagainya dapat terwujud.

Namun demikian, dalam perkembangannya penerapan good governance belum mampumembuka ruang serta mendorong keterlibatan masyarakat dalam penyelengaraanpemerintahan dan pengelolaan pembangunan. Di sisi lain, peran pemerintah sebagaiaktor kunci (key actor) pembangunan cenderung berkurang dikarenakan pembagianperan dengan swasta.

Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendorong perluasanpartisipasi masyarakat sebagai aktor pembangunan, yaitu dengan terbitnya UUNomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang menjadilandasan untuk memantapkan penerapan prinsip-prinsip governance dalampenyelenggaraan pemerintahan. Selain itu, untuk menginstitusionalisasi keterbukaaninformasi publik, telah terbentuk Satuan Tugas (Satgas) Pejabat Pengelola Informasidan Dokumentasi (PPID) di Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta.

Dari sisi penguatan kapasitas pemerintahan (birokrasi), BPKP terus berupayamemantapkan kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi (RB) di segala area perubahanyang disasar, baik kebijakan, kelembagaan, SDM aparatur, maupun perubahan mindset dan culture set. Reformasi birokrasi diharapkan dapat menciptakan birokrasi yangbermental melayani yang berkinerja tinggi sehingga kualitas pelayanan BPKP kepadastakeholders akan meningkat.

1) Sasaran

Sasaran pengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang baik di BPKP adalah(i) meningkatnya keterbukaan informasi dan komunikasi publik, (ii) meningkatnyapartisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik, (iii) meningkatnyakapasitas birokrasi, dan (iv) meningkatnya kualitas pelayanan publik.

2) Arah Kebijakan dan Strategi

Untuk mencapai sasaran tersebut dilakukan melalui arah kebijakan dan strategisebagai berikut:a. Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik, diantaranya melalui

pembentukan PPID dalam rangka Keterbukaan Informasi Publik;

Page 68: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB IV

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 63

b. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan, diantaranyamelalui penciptaan forum-forum konsultasi publik;

c. Peningkatan kapasitas birokrasi, diantaranya melalui perluasan pelaksanaanReformasi Birokrasi; dan

d. Peningkatan kualitas pelayanan publik, diantaranya melalui penguatanpengawasan oleh masyarakat.

Untuk itu, ditetapkan indikator pengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang perluditerapkan di BPKP seperti disajikan dalam Tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5. Pengarusutamaan Tata Kelola Pemerintahan di Perwakilan BPKPProvinsi DKI Jakarta

No Isu/KebijakanNasional

Kebijakan dalam RenstraIndikator

Sasaran

2015 2016 2017 2018 2019

Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi public

1 PembentukanPusat PelayananInformasi danDokumentasi(PPID) dalamrangkaKeterbukaanInformasiPublik

Pembentukan PPID pada PwkBPKP Prov. DKI Jakarta

% PPID di Pwk BPKP DKIJakarta

100% 100% 100% 100% 100%

Publikasi semua prosesperencanaan dan penganggaranke dalam website BPKP

% Pwk BPKP DKI Jakartamempublikasi prosesperencanaan & penganggaran

30% 60% 100% 100% 100%

Publikasi informasi penggunaananggaran

% Pwk BPKP DKI Jakartamempublikasi penggunaananggaran

30% 60% 100% 100% 100%

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan

1 Penciptaanruang-ruangpartisipasi dankonsultasi

Pengembangan sistem publikasiinformasi proaktif yang dapatdiakses dan mudah dipahami

% Pwk BPKP DKI Jakarta yangmemiliki sistem publikasiinformasi dan mudah dipahami

20% 40% 60% 80% 100%

Pengembangan website yangberinteraksi dng masyarakat

% Pwk BPKP DKI Jakarta yangmemiliki website yg interaktif

50% 100% 100% 100% 100%

Peningkatan kapasitas birokrasi melalui reformasi birokrasi

1 PenyusunanGrand Designdan Road MapReformasi

Penyusunan Grand Design danRoad Map Reformasi BirokrasiBPKP

Tersusunnya Grand Designdan Road Map ReformasiBirokrasi BPKP

100% 100% 100% 100% 100%

2 Penataan kelem-bagaan instansiPemerintah yangmencakup penataan fungsi danstruktur organisasi

Melakukan restrukturisasiorganisasi dan tata kerjainstansi untuk rightsizing didasarkan pada sasaran dankebijakan RPJMN

% tersusunnya strukturorganisasi dan tata kerjayang proporsional, efektif,efisien

100% 100% 100% 100% 100%

3 Penataanketatalaksanaaninstansipemerintah

Penyederhanaan proses bisnisdan penyusunan SOP utamakhususnya yang berkaitan dngpelayanan kepada masyarakat

% SOP utama telah tersusunsesuai dengan proses bisnisorganisasi

100% 100% 100% 100% 100%

4 Penerapan SPIP Percepatan penerapan SPIP disetiap unit organisasi pemerintah

% jumlah unit kerja yangmenerapkan SPIP

100% 100% 100% 100% 100%

5 Akuntabilitaspengelolaankeuangan negara

Penyusunan laporan keuanganyang akuntabel dan sesuaidengan SAP

Opini WTP BPKP 100% 100% 100% 100% 100%

6 Penerapan e-Arsip

Penerapan e-Arsip di BPKP % penerapan manajemenarsip secara lebih efektif

8% 20% 40% 60% 80%

7 PenyelenggaraanSistemAkuntabilitasKinerja Aparatur

Penerapan sistemakuntabilitas kinerja instansipemerintah berbasis TI

% penerapan SAKIP yangberbasis TI

20% 40% 60% 80% 100%

Penyusunan LAKIP yangberkualitas

LAKIP BPKP memperolehnilai A

100% 100% 100% 100% 100%

Page 69: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB IV

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 64

No Isu/KebijakanNasional

Kebijakan dalam RenstraIndikator

Sasaran

2015 2016 2017 2018 2019

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

1 Pembentukanunit pengaduanmasyarakat ygberbasis TI

Penerapan manajemenpengaduan berbasis TI ygefektif pada setiapn unitpelayanan publik

% pengaduan masyarakatberbasis TI

50% 100% 100% 100% 100%

2 Membangunsistempengelolaandan layananinformasipublik yg andaldanprofessional

Mengembangkan sistempublikasi informasi proaktifyang dapat diakses, denganbahasa yang mudah dipahami

% unit kerja yang memilikisistem publika si informasiproaktif yang dapat diakses,dan mudah dipahami

100% 100% 100% 100% 100%

Mengembangkan website yangberinteraksi denganmasyarakat

% unit kerja yang memilikiwebsite yang interaktif

100% 100% 100% 100% 100%

Sumber Data: Angka diambil dari Renstra BPKP 2015-2019

B. KERANGKA PENDANAAN

Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kerangka kebutuhan dana organisasidalam rangka mencapai sasaran strategisnya selama lima tahun ke depan. Perhitungandibuat berdasarkan proyeksi dalam lima tahun. Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakartadalam menyusun kerangka pendanaan yang bersumber dari APBN dan target programyang dicanangkan selama lima tahun. Jumlah anggaran tahun 2015, dan perkiraankebutuhan anggaran tahunan dari tahun 2016-2019 disajikan pada Lampiran 1 Renstraini. Dalam Lampiran tersebut, output kegiatan yang menjadi basis pengalokasiananggaran masih dibuat merata dengan pertimbangan bahwa sinyal kenaikan ruang fiskalnegara masih incremental. Perhitungan anggaran tahunan tetap mengikuti kebijakanumum penganggaran yang ditetapkan setiap tahun oleh Kementerian Keuangan.

1. Analisis Pendanaan BPKP 2014-2015

Analisis dana yang dikelola BPKP dalam tahun 2014, bersumber dari APBN 100%.

Tabel 4.6 Analisis Pendanaan BPKP 2014-2015 Menurut Sumber Pendanaan

No Sumber Pendanaan2015 2014

(milyar) % (milyar) %

1 Rupiah Murni 30,526 100% 29,929 100%

Sumber data: PKPT Th 2014 dan 2015

Analisis pendanaan untuk mencapai sasaran program dibedakan menjadi duaprogram utama, yakni program pengawasan dan program dukungan pengawasan.Program pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta ditujukan dalam rangkaprogram pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaanpenyelenggaraan SPIP, sedangkan program dukungan pengawasan merupakan

Page 70: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB IV

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 65

program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.

Porsi dana untuk mencapai program pengawasan mengalami peningkatan 0,42%pada tahun 2015 yang mencapai 13,33% dari total dana. Adapun porsi programdukungan pengawasan adalah sebesar 86,67%. Besarnya dukungan pengawasan iniadalah konsekuensi logis dari Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta sebagailembaga profesional yang menggunakan banyak SDM dibanding sumber dayalainnya.

Tabel 4.7 Analisis Pendanaan BPKP 2014-2015 Menurut Program

No Program2015 2014

(milyar) % (milyar) %

1 Program Dukungan Manajemen danPelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

26,458 86,67% 26,067 87,10%

2 Program Pengawasan Intern AkuntabilitasKeuangan Negara dan PembinaanPenyelenggaraan SPIP

4,068 13,33% 3,862 12,90%

Total 30,526 100,00% 29,929 100,00%

Sumber Data: Angka dari PKPT Pwk DKI Jkt Th 2015 dan 2014

2. Analisis Pendanaan BPKP 2014-2015

Perhitungan pendanaan BPKP 2015-2019 harus memerhatikan sasaran strategisyang hendak dicapai, besar keluaran hasil pengawasan yang ditargetkan, danketersediaan dana.

Tabel 4.8 Perhitungan Pendanaan 2015-2019

No Program2015 2016 2017 2018 2019

(milyar Rp)

1 Program Dukungan Manajemen danPelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

26,458 26,458 26,458 26,458

2 Program Pengawasan InternAkuntabilitas Keuangan Negara danPembinaan Penyelenggaraan SPIP

4,068 3,742 4,068 4,068 4,068

Total 30,526 30,526 30,526 30,526

Catatan: Angka dari PKPT Pwk DKI Jkt Th 2015

Page 71: RENCANA STRATEGIS - bpkp.go.id 2015-2019.… · dalam menghasilkan Renstra ini antara lain meliputi penetapan TOR ... merupakan bagian dari pembangunan bidang ... Aset Pengawasan

BAB V

RENSTRA 2015-2019_PERWAKILAN BPKP DKI JAKARTA 67

BAB VPENUTUP

Rencana strategis Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta 2015-2019 merupakan

dokumen perencanaan pengawasan internal terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan dan pembangunan nasional. Dokumen tersebut menjadi rancangan kerja

yang memberikan arah dan tujuan dari pelaksanaan program dan kegiatan dari

Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta.

Visi BPKP sebagai auditor internal pemerintah RI berkelas dunia untuk

meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional

adalah impian sekaligus leverage (daya ungkit) peningkatan kualitas pengawasan

intern sehingga dapat berujung pada peningkatan kinerja keuangan dan

pembangunan, yang pada akhirnya terwujud peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Kinerja Pembangunan Nasional secara kuantitatif tertuang dalam

RPJMN 2015 - 2019. Untuk berubah (meningkatkan kualitas), diperlukan kerja keras

dan usaha bersama dari seluruh pegawai BPKP baik pimpinan maupun pegawai

fungsional dalam seluruh tingkatan.

Visi tersebut harus menjadi visi bersama dan menjadi sesuatu yang harus diingat

dalam setiap kegiatan dan tindakan agar dapat mencerminkan kualitas

kompetensi dan kualitas karakter sebagai auditor berkelas dunia. Oleh karena

itu, setiap pegawai perlu memahami kemana arah pengawasan BPKP ke depan.

Seluruh pimpinan dan pegawai Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta diharapkan

hadir menjadi wakil pemerintah di bidang pengawasan, selalu hadir dalam

membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan

terpercaya. Pengawasan yang dapat memberi output assurance dan output

consultancy kepada Presiden dan kabinetnya sehingga keseluruhan Pemerintah

dapat memastikan pencapaian Enam Sasaran Pokok Pembangunan yang dirancang

sebagai indikator peningkatan kesejahteraan rakyat.