rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp) · pdf fileornamen yang ada di dalam bangunan ......

24
MK. Pengelolaan Sumber Belajar Eka Kurniawan A.P (0104510007) 1 PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR Disusun oleh : Eka Kurniawan A.P (0104510007) KTP PPS Unnes RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Perguruan Tinggi : Akademi Teknik PIKA Program Studi : Desain Interior Mata Pelajaran : Perkembangan Arsitektur Tradisional Semester / SKS : 3 (tiga) / 2 SKS Pertemuan ke : 11 (sebelas) Standar Kompetensi : Mengenal ragam bentuk arsitektural dan pola ruang hingga ornamen yang ada di dalam bangunan tradisional Kompetensi Dasar : Memahami konsep budaya dan pengaruhnya pada bentuk dan pola tata ruang dalam arsitektur tradisional Toraja. Indikator : - Menjelaskan kebudayaan Toraja - Mengidentifikasikan bentuk dan orientasi rumah tradisional Toraja - Mengidentifikasikan pola ruang rumah tradisional Toraja - Menggambarkan ornamen tradisional Toraja Alokasi Waktu : 2 x 50 menit tatap muka A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu untuk: Menjelaskan kebudayaan dan kepercayaan Toraja Mengidentifikasikan bentuk dan orientasi rumah tradisional Toraja Mengidentifikasikan pola ruang rumah tradisional Toraja Menggambarkan ornamen tradisional Toraja B. Materi Pembelajaran Kebudayaan dan kepercayaan Toraja Tana Toraja secara administrasi masuk dalam Kabupaten Toraja, terdiri dari 9 kecamatan dan 32 desa. Luas wilayah 3178 Km2, sebagian besar (40%) terdiri dari pegunungan dan dataran tinggi (25%). Wilayah Tana Toraja terletak sekitar 350 Km di utara kota Makassar, antara 2°40'-3°25' lintang selatan dan 119°30'-120°25' bujur timur. Di tengah-tengah wilayah berbukit-bukit tersebut terdapat Sungai Sa’dang yang mengalir dari utara ke selatan serta berpengaruh secara sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Toraja (Sumalyo, 2001). Menurut L. I. Tangdilintin dalam Yulianto Sumalyo (2001), kepercayaan asli masyarakat Toraja adalah Aluk Todolo yang artinya agama/aturan dari leluhur (aluk = agama/aturan, todolo = nenek moyang). Menurut ajaran Aluk Todolo, di luar diri manusia terdapat 3 unsur kekuatan dan wajib dipercayai kebenaran dan kebesarannya, yaitu Puang Matua, Deata dan To Membali Puang (Todolo). Toraja sangat dikenal dengan upacara adatnya. Didalam menjalankan upacara dikenal dua macam pembagian yaitu Rambu Solok (upacara kedukaan) dan Rambu Tuka (upacara kegembiraan).

Upload: dotu

Post on 05-Feb-2018

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 1

PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR Disusun oleh : Eka Kurniawan A.P (0104510007) – KTP PPS Unnes

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Perguruan Tinggi : Akademi Teknik PIKA Program Studi : Desain Interior Mata Pelajaran : Perkembangan Arsitektur Tradisional Semester / SKS : 3 (tiga) / 2 SKS Pertemuan ke : 11 (sebelas) Standar Kompetensi : Mengenal ragam bentuk arsitektural dan pola ruang hingga

ornamen yang ada di dalam bangunan tradisional Kompetensi Dasar : Memahami konsep budaya dan pengaruhnya pada bentuk

dan pola tata ruang dalam arsitektur tradisional Toraja. Indikator : - Menjelaskan kebudayaan Toraja

- Mengidentifikasikan bentuk dan orientasi rumah tradisional Toraja

- Mengidentifikasikan pola ruang rumah tradisional Toraja - Menggambarkan ornamen tradisional Toraja

Alokasi Waktu : 2 x 50 menit tatap muka A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu untuk:

Menjelaskan kebudayaan dan kepercayaan Toraja

Mengidentifikasikan bentuk dan orientasi rumah tradisional Toraja

Mengidentifikasikan pola ruang rumah tradisional Toraja

Menggambarkan ornamen tradisional Toraja

B. Materi Pembelajaran

Kebudayaan dan kepercayaan Toraja

Tana Toraja secara administrasi masuk dalam Kabupaten Toraja, terdiri

dari 9 kecamatan dan 32 desa. Luas wilayah 3178 Km2, sebagian besar (40%)

terdiri dari pegunungan dan dataran tinggi (25%). Wilayah Tana Toraja terletak

sekitar 350 Km di utara kota Makassar, antara 2°40'-3°25' lintang selatan dan

119°30'-120°25' bujur timur. Di tengah-tengah wilayah berbukit-bukit tersebut

terdapat Sungai Sa’dang yang mengalir dari utara ke selatan serta

berpengaruh secara sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Toraja (Sumalyo,

2001).

Menurut L. I. Tangdilintin dalam Yulianto Sumalyo (2001), kepercayaan asli masyarakat Toraja adalah Aluk Todolo yang artinya agama/aturan dari leluhur (aluk = agama/aturan, todolo = nenek moyang). Menurut ajaran Aluk Todolo, di luar diri manusia terdapat 3 unsur kekuatan dan wajib dipercayai kebenaran dan kebesarannya, yaitu Puang Matua, Deata dan To Membali Puang (Todolo).

Toraja sangat dikenal dengan upacara adatnya. Didalam menjalankan

upacara dikenal dua macam pembagian yaitu Rambu Solok (upacara

kedukaan) dan Rambu Tuka (upacara kegembiraan).

Page 2: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 2

Bentuk dan orientasi rumah tradisional Toraja

Gambar: Rumah Adat Toraja/ Tongkonan

(sumber: http://assets.kompas.com/data/photo/2009/06/25/1607092p.JPG )

Rumah adat Toraja disebut Tongkonan. Kata Tongkonan menurut Abdul Azis

Said dalam Shandra Stephani (2009), berasal dari kata Tongkon yang berarti

'tempat duduk', mendapat akhiran 'an' maka menjadi Tongkonan yang artinya

tempat duduk. Dahulu Tongkonan adalah pusat pemerintahan, kekuasaan

adat dan perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat Tana Toraja.

Tongkonan tidak bisa dimiliki oleh perseorangan, melainkan dimiliki secara

turun-temurun oleh keluarga atau marga suku Tana Toraja.

Pembagian alam raya berdasarkan kepercayaan Aluk Todolo kemudian

menjadi konsep dasar terwujudnya bentukan rumah Tongkonan seperti yang

terlihat pada gambar berikut.

Gambar: Potongan Samping Tongkonan

(sumber: Stephany, 2009:31)

Page 3: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 3

Pola ruang rumah tradisional Toraja

Rumah bagi masyarakat Toraja adalah cerminan penghayatan religi,

sebagai bentuk pemahaman sederhana terhadap alam semesta (Dewi, 2003).

Bentukan geometris ruang selalu dikaitkan dengan fenomena alam. Konsep

hirarki rumah Toraja (banua) terdiri dari tiga bagian berdasarkan hirarkinya,

yakni bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah.

1) Bagian atas, loteng (langi) merupakan dunia/alam atas yang

melambangkan sorga dan dianggap paling sakral; 2) Ruang tengah merupakan

ruang dunia kehidupan manusia (padang); 3) Ruang bawah rumah/kolong

merupakan dunia bawah, tempat kehidupan makhluk setan; 4) Kaki bangunan

paling bawah akan ditopang pada kepala dewa Pong Tulak Padang; 5)

Sementara dewa tertinggi, Puang Matua, bertempat di alam sorga teratas

(ulunna langi) dan ini disimbolkan dengan matahari dan pergerakannya; 6)

Rumah bangsawan suku Toraja, terdapat ruang tengah di kaki rumah yang

tidak difungsikan, disimbolkan sebagai riri posi atau tempat tali pusar;

Gambar: Konsep Kosmologi Rumah Toraja

(sumber: Dewi, 2003:41)

7) Pada badan rumah terdapat ruang yang menjadi orientasi (axis

mundi), atau disimbolkan sebagai pusat alam semesta (petuo), dalam satu

sumbu vertikal dengan ruang di atasnya. Ruang di bawah rumah (kaki

panggung) dianggap sebagai ruang yang sangat berbahaya, terdapat kekuatan

Page 4: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 4

yang dapat mengganggu kehidupan manusia; 8) Padi dan air sebagai sumber

kehidupan terdapat di sebelah utara rumah; 9) Tapak rumah akan dibangun

mengikuti aliran sungai Sa’dan. Aliran sungai dari arah utara ke selatan juga

merupakan salah satu sumbu orientasi perumahan suku Toraja pada

umumnya, selain juga mengikuti orientasi timur-barat sesuai lintasan

pergerakan matahari; 10) Laut terdapat di bagian selatan dengan latar

belakang Pulau Pongko, asal nenek moyang masyarakat Toraja sebelumnya;

11) Kuburan juga diletakkan di sebelah selatan; 12) berdekatan dengan

gunung Bamba Puang yang legendaris itu; 13) Kuburan bagi para bangsawan

diposisikan lebih tinggi daripada kuburan masyarakat biasa. Kuburan ini

dikelilingi oleh pohon kelapa untuk membantu para roh mencapai alam atas.

Rumah suku Toraja diletakkan sesuai orientasi utara-selatan. 14) Bagian

rumah yang dianggap paling sakral adalah bagian loteng paling utara (lindo

puang), sebagai pengejawantahan wajah pemilik rumah itu, sekaligus juga

pintu masuk para dewa ke dalam rumah. Pada sisi rumah sebelah selatan dan

sisi lainnya disimbolkan sebagai kematian, seperti juga sisi barat, tempat

matahari terbenam; 15) Jenasah diposisikan di sebelah barat rumah dengan

kepala di selatan, melambangkan pulau kematian yang berada di sebelah

selatan. Kondisi ini hanya dilakukan pada saat upacara menjelang pemakaman.

Jenasah kemudian diposisikan di timur-barat, dan diperlakukan seolah jenasah

itu masih hidup; 16) Upacara ini merupakan upacara terpenting, akhirnya

jenasah dikeluarkan melalui pintu yang terletak di sisi barat rumah. Sisi selatan

dan sisi barat juga dilambangkan sebagai tempat leluhur dan tempat

peninggalan benda-benda pusaka; 17) Ada juga yang meletakkannya di sudut

tenggara ruangan; 18) Sebelah timur rumah merupakan tempat aktivitas para

penghuni, dilambangkan sebagai jantung.

Ornamen tradisional Toraja

Ornamen dalam bahasa Toraja disebut passuraq, yang berasal dari akar

kata suraq sinonim dengan kata surat, yang artinya, berita, tulisan atau

gambaran (Anwar Thosibo, 2011). Etnis Toraja menggambar passuraq sama

seperti bentuk aslinya (einmalig) yang memiliki artikulasi. Artikulasi passuraq

ternyata identik dengan tulisan, namun bukan dalam modus seperti alphabet

Latin atau hiragana Jepang tetapi dalam representasi yang lain yaitu karya seni

ukir kayu yang di dalam obyek gambarnya memiliki tataran ikonis dan tataran

plastis.

Page 5: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 5

Contoh Ukiran/ Passurak Toraja (Wegymantung, 2009)

C. Metode Pembelajaran

Ceramah dan pemberian tugas D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan Dosen menunjukkan gambar rumah tradisional Toraja dan menanyakan kepada

peserta didik mengenai gambar tersebut. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi untuk

melestarikan arsitektur tradisional Indonesia. 2. Kegiatan Inti

Dosen menjelaskan secara klasikal mengenai Kebudayaan dan kepercayaan Toraja, bentuk dan orientasi rumah tradisional Toraja, pola ruang rumah tradisional Toraja dan ornamen tradisional Toraja.

Peserta didik mendiskusikan bentuk ornamen tradisional Toraja

Tanya jawab mengenai arsitektur tradisional Toraja.

• Ne’Limbongan (menggambarkan danau) Mengandung arti Orang Toraja bertekad mendapat rejeki dari empat penjuru angin bagaikan mata air yang menyatu di satu danau.

• Pa’bulu Lodong (rumbai ayam jago) Mengandung makna keperkasaan dan kearifan

• Pa’tedong (ukiran kepala kerbau) Melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran.

• Pa’Barre Alo (ukiran matahari) Melambangkan kebesaran dan kebanggaan bagi orang Toraja.

• Pa’Bambo Uai (binatang air yang berenang) Bermakna manusia harus cepat dan tepat dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi dengan hasil berlipat dan memuaskan.

Page 6: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 6

3. Kegiatan Penutup Peserta didik ditugaskan untuk mendesain ornamen tradisional Toraja. Desain

dikumpulkan dan didiskusikan pada pertemuan berikutnya.

Menarik kesimpulan materi. E. Sumber Belajar/ Bahan/ Alat

Media Pembelajaran “Arsitektur Tradisional Indonesia : Tana Toraja”

Frick, Heinz. 1985. Pola Struktural dan Teknik Bangunan di Indonesia. Yogyakarta: Kanisius

Sutedjo, Suwondo. Pencerminan Nilai Budaya dalam Arsitektur di Indonesia. Jakarta: Djambatan

LCD projector F. Penilaian

Portofolio dalam bentuk membuat desain ornamen tradisional Tradisional Tana Toraja.

Rubrik Penilaian

Rubrik Penilaian

Indikator Nilai kualitatif

Nilai kuantitatif

Deskripsi (Alasan)

Kesesuaian desain dengan materi

Ketepatan penggunaan garis dan warna

Keindahan dan Kerapian Nilai rata-rata

Komentar

Mengetahui, Semarang, 30 September 2011 Ketua Program Studi, Dosen Pengampu, Ign. Ngesti Yuwono, ST Eka Kurniawan A.P, ST

Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif

Memuaskan 4 > 80

Baik 3 68 – 79

Cukup 2 56 – 67

Kurang 1 < 55

Page 7: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 7

Lampiran 1. SAP (Satuan Acara Perkuliahan)

Page 8: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 8

Page 9: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 9

Page 10: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 10

Lampiran 2. BAHAN AJAR

ARSITEKTUR TANA TORAJA KONDISI GEOGRAFIS & PENDUDUK

Tana Toraja secara administrasi masuk dalam Kabupaten Toraja, terdiri dari 9

kecamatan dan 32 desa. Luas wilayah 3178 Km2, sebagian besar (40%) terdiri dari

pegunungan dan dataran tinggi (25%). Wilayah Tana Toraja terletak sekitar 350 Km di

utara kota Makassar, antara 2°40'-3°25' lintang selatan dan 119°30'-120°25' bujur

timur. Di tengah-tengah wilayah berbukit-bukit tersebut terdapat Sungai Sa’dang yang

mengalir dari utara ke selatan serta berpengaruh secara sosial, budaya dan ekonomi

masyarakat Toraja (Sumalyo, 2001).

Gambar 1. Peta Sulawesi Menunjukkan Lokasi Tana Toraja

(sumber: http://www.indonesia-tourism.com/south-sulawesi/map/tana-toraja-map.png )

Istilah Toraja Sa'dang dipakai untuk menyebut wilayah dan kelompok etnis di

kawasan Sungai Sa'dang. Sebutan tersebut untuk membedakan dengan kelompok dan

tempat dengan sebutan Toraja-Mamasa, berada di sebelah baratnya beberapa puluh

kilometer, dipisahkan oleh lembah dan gunung. Menurut legenda suku Toraja-

Mamasa berasal dari suku Toraja-Sa'dang yang merantau ke arah barat, tidak kembali

dan membentuk masyarakat Toraja di tempatnya yang baru. Di Tana Toraja terdapat

dua pusat kota, Makale dan Rantepao. Makale berfungsi sebagai pusat administrasi di

selatan, sedangkan Rantepao 18 Km di utara Makale, lebih berfungsi sebagai pusat

pelayanan dan jasa.

Page 11: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 11

Menurut Laporan Kuliah Kerja Toraja 1975 Jurusan Arsitektur Universitas

Indonesia dalam Wegymantung (2009), Suku Toraja yang ada sekarang ini bukanlah

suku asli, tapi merupakan suku pendatang. Menurut kepercayaan atau mythos yang

sampai saat ini masih dipegang teguh, suku Toraja berasal dari khayangan yang turun

pada sebuah pulau Lebukan. Kemudian secara bergelombang dengan menggunakan

perahu mereka datang ke Sulawesi bagian Selatan. Di pulau ini mereka berdiam

disekitar danau Tempe dimana mereka mendirikan perkampungan. Perkampungan

inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan Bugis. Diantara orang-

orang yang mendiami perkampungan ini ada seorang yang meninggalkan

perkampungan dan pergi ke Utara lalu menetap di gunung Kandora, dan di daerah

Enrekang. Orang inilah yang dianggap merupakan nenek moyang suku Toraja.

Sistem pemerintahan yang dikenal di Toraja waktu dulu adalah sistim federasi.

Daerah Toraja dibagi menjadi lima daerah yang terdiri atas :

1. Makale

2. Sangala

3. Rantepao

4. Mengkendek

5. Toraja Barat.

Daerah-daerah Makale, Mengkendek, dan Sangala dipimpin masing-masing oleh

seorang bangsawan yang bernama Puang. Daerah Rantepao dipimpin bangsawan yang

bernama Parengi, sedangkan .daerah Toraja Barat dipimpin bangsawan bernama

Ma’Dika. Didalam menentukan lapisan sosial yang terdapat didalam masyarakat ada

semacam perbedaan yang sangat menyolok antara daerah yang dipimpin oleh Puang

dengan daerah yang dipimpin oleh Parengi dan Ma’Dika. Pada daerah yang dipimpin

oleh Puang masyarakat biasa tidak akan dapat menjadi Puang, sedangkan pada

daerah Rantepao dan Toraja Barat masyarakat biasa bisa saja mencapai kedudukan

Parengi atau Ma’Dika kalau dia pandai. Hal inilah mungkin yang menyebabkan daerah

Rantepao bisa berkembang lebih cepat dibandingkan perkembangan yang terjadi di

Makale.

KEPERCAYAAN

Menurut L. I. Tangdilintin dalam Yulianto Sumalyo (2001), kepercayaan asli

masyarakat Toraja adalah Aluk Todolo yang artinya agama/aturan dari leluhur (aluk =

agama/aturan, todolo = nenek moyang). Menurut ajaran Aluk Todolo, di luar diri

manusia terdapat 3 unsur kekuatan dan wajib dipercayai kebenaran dan

kebesarannya, yaitu Puang Matua, Deata dan To Membali Puang (Todolo).

Page 12: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 12

a. Puang Matua

Aluk Todolo menurut penganutnya diturunkan oleh Puang Matua atau

Sang Pencipta mulanya pada leluhur pertama yang disebut Datu La Ukku' yang

kemudian menurunkan ajarannya kepada anak cucunya. Oleh karena itu

menurut kepercayaan ini, manusia harus menyembah, memuja dan

memuliakan Puang Matua atau Sang Pencipta diwujudkan dalam berbagai

bentuk sikap hidup dan ungkapan ritual antara lain berupa sajian,

persembahan maupun upacara-upacara.

• Merupakan unsur kekuatan yang paling tinggi sebagai pencipta alam

semesta.

• Dalam pelaksanaan persembahan kurban, hewan yang dpersembahkan

untuk Puang Matua adalah kerbau, babi dan ayam.

• Puang Matua bersemayam di langit / dunia atas

• Puang Matua memberikan kebahagiaan sesuai dengan kelakuan, baik atau

jahat.

• Upacara untuk Puang Matua dilakukan di Utara / depan tongkonan

b. Deata

Setelah Puang Matua menurunkan Aluk kepada Datu La Ukku’ sebagai

manusia pertama, kemudian memberikan kekuasaan kepada para Deata atau

Dewa untuk menjaga dan me-melihara manusia. Oleh karena itu Deata di-

sebut pula sebagai Pemelihara yang menurut Aluk Todolo tidak tunggal tetapi

di golongan menjadi tiga yaitu:

• Deata Langi (Sang Pemelihara Langit menguasai seluruh isi langit dan

cakrawala)

• Deata Kapadanganna (Sang Pemelihara Bumi, menguasai semua yang ada

di bumi)

• Deata Tangngana Padang (Sang Pemelihara Tanah, menguasai isi bumi).

Masing-masing golongan terdiri dari beberapa Deata yang menguasai bagian-

bagian tertentu misalnya gunung, sungai, hutan dan lain-lain. Upacara untuk

deata dilakukan di sebelah Timur tongkonan.

c. To Membali Puang

• To Membali Puang atau Todolo (Leluhur) merupakan arwah leluhur yang

juga diwajibkan dipuja dan disembah karena merekalah yang memberi

berkah kepada para keturunannya dan menempati dunia bawah.

• Selain memberi berkah juga bertugas mengawasi perbuatan dan perilaku

manusia keturunannya.

• Upacara untuk to membali puang diadakan di Barat tongkonan.

Page 13: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 13

Upacara Adat (Wegymantung, 2009)

Toraja sangat dikenal dengan upacara adatnya. Didalam menjalankan upacara dikenal

dua macam pembagian yaitu Rambu Solok dan Rambu Tuka.

Rambu Solok merupakan upacara kedukaan yang meiliputi 7 tahapan, yaitu :

a. Rapasan

b. Barata Kendek

c. Todi Balang

d. Todi Rondon

e. Todi Sangoloi

f. Di Silli

g. Todi Tanaan

Rambu Tuka merupakan upacara kegembiraan, yang juga meliputi 7 tahapan, yaitu :

a. Tananan Bua’

b. Tokonan Tedong

c. Batemanurun

d. Surasan Tallang

e. Remesan Para

f. Tangkean Suru

g. Kapuran Pangugan

Gambar 2. Kubur Batu Tebing Toraja (pa’tane)

(sumber: http://tourismeight.com/wp-content/uploads/2011/06/kuburan-batu-londa.jpg )

Karena mayoritas penduduk suku Toraja masih memegang teguh kepercayaan

nenek moyangnya maka adat istiadat yang ada sejak dulu tetap dijalankan sekarang.

Hal ini terutama pada adat yang berpokok pangkal dari upacara adat Rambu Tuka’ dan

Rambu Solok. Dua pokok inilah yang merangkaikan upacara-upacara adat yang masih

dilakukan dan cukup terkenal. Dalam upacara Rambu Solok, jenazah yang akan

dikubur sudah di simpan lama dan nantinya akan dikuburkan di gunung batu.

Page 14: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 14

ORIENTASI RUMAH Pandangan Aluk Todolo mengenai angapan tentang alam raya / makro kosmos

diklasifikasikan sebagai berikut (Sumalyo, 2001) :

• Orientasi Timur Barat

• Orientasi Utara Selatan

• Orientasi Atas Bawah

• Orientasi Empat Arah Angin

a. Orientasi Timur Barat

• Timur adalah matallo, tempat terbitnya matahari yang memiliki makna

bahagia, terang dan sumber kehidupan.

• Alu’matallo adalah upacara kebahagiaan. Perangkat upacara disebut

rambu tuka.

• Barat adalah matampu, tempat matahari terbenam yang memiliki makna

kedukaan, kegelapan dan sumber kedukaan.

• Alu’matampu adalah upacara kedukaan. Perangkat upacara disebut rambu

solo.

b. Orientasi Utara Selatan

• Utara adalah paling utama, disebut uluna lino yang berarti kepala dunia.

Utara memiliki makna kepala, depan dan atasan yang dihormati dan dalam

interior sebagai tempat suci dan terhormat.

• Selatan disebut pollo’na lino yang berarti dasar dunia. Selatan memiliki

makna kaki, bawahan dan pengikut belakang serta dalam interior sebagai

tempat kotor.

c. Orientasi Atas Bawah

• Benua atas, berada di langit, sebagai laki-laki dan bersifat baik.

• Benua bawah, berada di bawah air, sebagai wanita dan bersifat buruk.

• Benua tengah, berada di permukaan bumi, diangap sebagai tempat

pertemuan benua atas dan bawah dimana terjadi keharmonisan dan

keseimbangan

d. Orientasi Empat Arah Angin

Empat arah angin membentuk segi empat dan diproyeksikan sbb :

• Azas kehidupan tentang kelahiran manusia

• Azas kehidupan tentang eksistensi (kehadiarn manusia)

• Azas kehidupan tentang pengabdian manusia dalam makrokosmos.

• Azas kehidupan tentang kematian manusia.

Page 15: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 15

TONGKONAN

Gambar 3: Rumah Adat Toraja/ Tongkonan

(sumber: http://assets.kompas.com/data/photo/2009/06/25/1607092p.JPG )

Kata Tongkonan menurut Abdul Azis Said dalam Shandra Stephani (2009),

berasal dari kata Tongkon yang berarti 'tempat duduk', mendapat akhiran 'an' maka

menjadi Tongkonan yang artinya tempat duduk. Dahulu Tongkonan adalah pusat

pemerintahan, kekuasaan adat dan perkembangan kehidupan sosial budaya

masyarakat Tana Toraja. Tongkonan tidak bisa dimiliki oleh perseorangan, melainkan

dimiliki secara turun-temurun oleh keluarga atau marga suku Tana Toraja.

Dengan sifatnya yang demikian, Tongkonan dapat diartikan beberapa fungsi,

antara lain pusat budaya, pusat pembinaan keluarga, pembinaan pera-turan keluarga

dan kegotongroyongan, pusat dinami-sator, motivator dan stabilisator sosial, sehingga

fungsi Tongkonan tidaklah sekedar sebagi tempat untuk duduk bersama, lebih luas lagi

meliputi segala aspek kehidupan. Apabila mempelajari letak dan upacara-upacara

yang dilaksanakan, melalui simbol-simbolnya akan diketahui bahwa Tongkonan adalah

simbol sosial dan simbol alam raya. Oleh karena itu, orang Toraja sangat

men"sakral"kan Tongkonan.

Pembagian alam raya berdasarkan kepercayaan Aluk Todolo kemudian menjadi

konsep dasar terwujudnya bentukan rumah Tongkonan seperti yang terlihat pada

gambar berikut.

Page 16: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 16

Gambar 4: Potongan Samping Tongkonan

(sumber: Stephany, 2009:31)

Keterangan gambar: a. Atap dan bagian muka, terutama bagian ber-bentuk segitiga dari dinding muka

dinamakan sondong para atau lido puang (wajah dari dewa-dewa), melambangkan Dunia Atas

b. Dunia Tengah, dunia dari manusia; bagian muka sebelah utara paling berhubungan

dengan “bagian dari matahari terbit‟ (untuk upacara di bagian timur) c. Dunia bawah: Sama seperti Pong Tulak Padang memegang dunia di atas, jadi

rumah disangga dengan jiwa yang tinggal dalam Bumi (menurut beberapa orang Toraja, Tulak Padang sendiri yang menyangga rumah)

d. Lubang, yang dibuka pada bagian dalam atap untuk upacara-upacara dari sebelah timur.

PENATAAN RUANG

Rumah bagi masyarakat Toraja adalah cerminan penghayatan religi, sebagai

bentuk pemahaman sederhana terhadap alam semesta (Dewi, 2003). Bentukan

geometris ruang selalu dikaitkan dengan fenomena alam. Konsep hirarki rumah Toraja

(banua) terdiri dari tiga bagian berdasarkan hirarkinya, yakni bagian atas, bagian

tengah dan bagian bawah.

1) Bagian atas, loteng (langi) merupakan dunia/alam atas yang melambangkan

sorga dan dianggap paling sakral; 2) Ruang tengah merupakan ruang dunia kehidupan

manusia (padang); 3) Ruang bawah rumah/kolong merupakan dunia bawah, tempat

kehidupan makhluk setan; 4) Kaki bangunan paling bawah akan ditopang pada kepala

dewa Pong Tulak Padang; 5) Sementara dewa tertinggi, Puang Matua, bertempat di

alam sorga teratas (ulunna langi) dan ini disimbolkan dengan matahari dan

pergerakannya; 6) Rumah bangsawan suku Toraja, terdapat ruang tengah di kaki

rumah yang tidak difungsikan, disimbolkan sebagai riri posi atau tempat tali pusar;

Page 17: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 17

Gambar 5: Konsep Kosmologi Rumah Toraja

(sumber: Dewi, 2003:41)

7) Pada badan rumah terdapat ruang yang menjadi orientasi (axis mundi), atau

disimbolkan sebagai pusat alam semesta (petuo), dalam satu sumbu vertikal dengan

ruang di atasnya. Ruang di bawah rumah (kaki panggung) dianggap sebagai ruang yang

sangat berbahaya, terdapat kekuatan yang dapat mengganggu kehidupan manusia; 8)

Padi dan air sebagai sumber kehidupan terdapat di sebelah utara rumah; 9) Tapak

rumah akan dibangun mengikuti aliran sungai Sa’dan. Aliran sungai dari arah utara ke

selatan juga merupakan salah satu sumbu orientasi perumahan suku Toraja pada

umumnya, selain juga mengikuti orientasi timur-barat sesuai lintasan pergerakan

matahari; 10) Laut terdapat di bagian selatan dengan latar belakang Pulau Pongko,

asal nenek moyang masyarakat Toraja sebelumnya; 11) Kuburan juga diletakkan di

sebelah selatan; 12) berdekatan dengan gunung Bamba Puang yang legendaris itu; 13)

Kuburan bagi para bangsawan diposisikan lebih tinggi daripada kuburan masyarakat

biasa. Kuburan ini dikelilingi oleh pohon kelapa untuk membantu para roh mencapai

alam atas.

Page 18: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 18

Rumah suku Toraja diletakkan sesuai orientasi utara-selatan. 14) Bagian rumah

yang dianggap paling sakral adalah bagian loteng paling utara (lindo puang), sebagai

pengejawantahan wajah pemilik rumah itu, sekaligus juga pintu masuk para dewa ke

dalam rumah. Pada sisi rumah sebelah selatan dan sisi lainnya disimbolkan sebagai

kematian, seperti juga sisi barat, tempat matahari terbenam; 15) Jenasah diposisikan

di sebelah barat rumah dengan kepala di selatan, melambangkan pulau kematian yang

berada di sebelah selatan. Kondisi ini hanya dilakukan pada saat upacara menjelang

pemakaman. Jenasah kemudian diposisikan di timur-barat, dan diperlakukan seolah

jenasah itu masih hidup; 16) Upacara ini merupakan upacara terpenting, akhirnya

jenasah dikeluarkan melalui pintu yang terletak di sisi barat rumah. Sisi selatan dan sisi

barat juga dilambangkan sebagai tempat leluhur dan tempat peninggalan benda-

benda pusaka; 17) Ada juga yang meletakkannya di sudut tenggara ruangan; 18)

Sebelah timur rumah merupakan tempat aktivitas para penghuni, dilambangkan

sebagai jantung.

Menurut Azis Said dalam Shandra Stephani (2009), rumah Tongkonan terdiri atas

ruang-ruang yang berjejer dari utara ke selatan dan berbentuk persegi panjang. Ruang pada

bagian badan Tongkonan terbagi atas tiga bagian, yaitu:

- Ruang bagian depan (Tangdo‟) disebut kale banua menghadap bagian utara.

Tempat penyajian kur-ban pada upacara persembahan dan pemujaan kepada

Puang Matua.

- Ruang tengah (Sali) lebih luas dan agak rendah dari ruang lainnya. Terbagi atas

bagian kiri (barat) tempat sajian kurban hewan dalam upacara Aluk Rambu Solo’

dan bagian kanan (timur) tempat sajian kurban persembahan dalam upacara Aluk

Rambu Tuka’.

- Ruang belakang (Sumbung) disebut pollo banua (ekor rumah) berada dibagian

selatan, tempat masuknya penyakit.

Page 19: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 19

Selain itu, pola penataan ruangnya berdasarkan pada pembagian keempat titik

mata-angin seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6: Denah Tongkonan

(sumber: Stephany, 2009:32)

Penataan ruang disusun sedemikian rupa untuk mempermudah pelaksanaan

ritual di dalam tongkonan yang terletak pada tata letak penyajian hidangan yang

mengikuti arah Timur-Barat menurut kepercayaan Aluk Todolo. Pada upacara rambu

tuka’, sajiannya dihidangkan di bagian timur sedangkan untuk upacara rambu solo’,

sajiannya dihidangkan di bagian Barat dalam Tongkonan.

Berikut penjabaran dari perwujudan kepercayaan Aluk Todolo pada tiap ruang

dalam dari Tongkonan, yaitu Bagian Utara, Selatan, Timur dan Barat:

- Bagian Utara Tongkonan disebut Ulunna lino (kepala dunia) atau lindo puang

(wajah raja-raja). Bagian ini dikonotasikan sebagai kepala, bagian depan,

atasan, bagian yang dihormati, dan dianggap sebagai tempat suci tempat

bersemayamnya Puang Matua sekaligus sebagai tempat dewa memasuki

rumah. Areal ini terletak pada bagian depan Tongkonan dan dalam

pelaksanaan ritual berfungsi untuk upacara persembahan dan pemu-jaan

kepada Puang Matua.

- Bagian Selatan disebut pollo ‘na lino (ekor dunia) dikonotasikan sebagai kaki,

bawahan, ekor, pengikut dan tempat kotor. Di selatan bagi masyarakat

Toraja, terdapat alam Puya tempat roh-roh orang yang telah meninggal dan

dijaga oleh Pong Lalondong. Bagian ini digunakan sebagai tempat ruang tidur

bagi anggota keluarga yang mana posisi kepala menurut kepercayaan mereka

harus menghadap ke utara untuk memperoleh berkah dari Puang Matua agar

terhindar dari segala jenis penyakit.

Page 20: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 20

- Bagian Timur tempat terbitnya matahari, rampe mata allo (rampe=sisi;

allo=matahari) dikonotasikan sebagai “kehidupan‟, mewakili kebahagiaan,

terang, kesukaan, dan kegiatan yang menunjang kehidupan-tempat perapian

diletakkan. Fungsi religiusnya sebagai areal pelaksanaan ritual Aluk Rambu

Tuka’, tempat pemujaan Deata-deata (penguasa dan pemelihara bumi) dan

terletak pada sisi kanan ruang dalam Tongkonan.

- Bagian Barat tempat terbenamnya matahari (rampe matampua), merujuk

pada “kematian‟ dan mewakili unsur gelap, kedukaan, dan semua hal yang

mendatangkan kesusahan. Bagian barat ruang ini secara religius berfungsi

sebagai tempat membaringkan tubuh mayat dengan kepala menghadap ke

selatan tempat alam Puya berada dan tempat upacara pertama orang mati

yang dilakukan dalam Tongkonan. Selain itu, juga berfungsi sebagai tempat

pemujaan Tomembali Puang (arwah para leluhur yang telah menjadi dewa

atau biasanya disebut todolo) dalam pelaksanaan ritual Aluk Rambu Solo’ dan

terletak pada sisi kiri ruang dalam Tongkonan. Bagian Timur dan Barat terletak

pada sisi kanan dan kiri dari ruang tengah. Pembagian antara bagian kanan dan

kiri ditandai dengan pata’ (kayu melintang dari ruang depan ke belakang dan

membagi badan rumah secara simetris yang terdapat pada lantai).

Page 21: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 21

ORNAMEN

Ornamen dalam bahasa Toraja disebut passuraq, yang berasal dari akar kata

suraq sinonim dengan kata surat, yang artinya, berita, tulisan atau gambaran (Anwar

Thosibo, 2011). Etnis Toraja menggambar passuraq sama seperti bentuk aslinya

(einmalig) yang memiliki artikulasi. Artikulasi passuraq ternyata identik dengan tulisan,

namun bukan dalam modus seperti alphabet Latin atau hiragana Jepang tetapi dalam

representasi yang lain yaitu karya seni ukir kayu yang di dalam obyek gambarnya

memiliki tataran ikonis dan tataran plastis.

Pada tataran ikonis, gambar passuraq diandaikan mewakili obyek tertentu yang

dapat diketahui melalui persepsi dunia-hidup sehari-hari yang masih berlangsung,

sementara pada tataran plastis, kualitas ekspresi gambar passuraq berguna untuk

menyampaikan konsep-konsep yang abstrak. Seperti halnya bahasa tulisan, passuraq

merupakan “sistem pembuka dan penyimpan makna” realitas masyarakat Toraja,

karena itu maka passuraq tidak sekedar komunikatif tetapi juga sebagai tempat

kreatifitas seni. Dalam kapasitas seni inilah pribadi passuraq - sebagai seorang perupa

dan seorang sejarawan - memiliki kebebasan untuk merefleksikan apa yang dilihat dan

dialami dalam dunia imajinasinya.

Menurut Kornelius Kadang dalam Anwar Thosibo (2011) menyatakan bahwa

terdapat kurang lebih 125 motif gambar passuraq yang pernah diciptakan, yang

masing-masing menggambarkan realitas kehidupan dan ada 75 motif hanya

dikhususkan untuk Tongkonan. etnis Toraja mengklasifikasi gambar passuraq ke dalam

4 kategori berdasarkan ketentuan adat.

Pertama dinamakan Garontok Passuraq, yaitu gambar utama dan dianggap

sebagai pangkal atau dasar untuk memahami budaya Toraja. Kedua dinamakan

Passuraq Todolo, dianggap sebagai penggambaran realitas hidup orang dewasa sejak

berkeluarga sampai kakek nenek. Ketiga dinamakan Passuraq Malollek, yaitu

penggambaran realitas hidup kelompok remaja muda mudi. Keempat dinamakan

Passuraq Pakbarean, dianggap sebagai penggambaran berbagai aneka macam

kehidupan yang berhubungan dengan suasana yang penuh kegembiraan dan

kesenangan pada masa kanak-kanak.

Page 22: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 22

Contoh Ukiran/ Passurak Toraja (Wegymantung, 2009)

• Ne’Limbongan (menggambarkan danau) Mengandung arti Orang Toraja bertekad mendapat rejeki dari empat penjuru angin bagaikan mata air yang menyatu di satu danau.

• Pa’bulu Lodong (rumbai ayam jago) Mengandung makna keperkasaan dan kearifan

• Pa’tedong (ukiran kepala kerbau) Melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran.

• Pa’Barre Alo (ukiran matahari) Melambangkan kebesaran dan kebanggaan bagi orang Toraja.

• Pa’ulu Karua Artinya diharapkan dalam keluarga muncul orang yang berilmu.

• Pa’Bambo Uai (binatang air yang berenang) Bermakna manusia harus cepat dan tepat dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi dengan hasil berlipat dan memuaskan.

• Padaun Peria (ukiran kuncup bunga peria) Artinya larangan untuk berzinah dan untuk menjaga kesucian, seperti kuncup bunga peria

Page 23: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 23

Berikut beberapa contoh aplikasi ornamen/passurak pada Tongkonan (Dewanto,

2011) :

Gambar 7: Passurak pada Pintu Masuk

(sumber:

http://3.bp.blogspot.com/_zwVYq8NdRIs/TSwEcKN89bI/AAAAAAAACcA/jMssJFpkroA/s400/Ta

ngga.jpg )

Gambar 8: Denah Tongkonan

(sumber:

http://4.bp.blogspot.com/_zwVYq8NdRIs/TSwEcEst6AI/AAAAAAAACb4/AfelHk7RaMk/s1600/s

ulawesi6890.JPG )

Page 24: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) · PDF fileornamen yang ada di dalam bangunan ... Memahami konsep budaya dan pengaruhnya ... inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

MK. Pengelolaan Sumber Belajar

Eka Kurniawan A.P (0104510007) 24

DAFTAR PUSTAKA

Dewanto, Rudy. 2011. Rumah Toraja – Tongkonan. http://www.rudydewanto.com/2011/01/rumah-toraja-tongkonan.html (diunduh 20 September 2011)

Stephany, Shandra. 2009. Transformasi Tatanan Ruang dan Bentuk pada Interior Tongkonan di Tana Toraja Sulawesi Selatan. http://203.189.120.190/ejournal/index.php/int/article/shop/18179/18066 (diunduh 18 September 2011)

Sumalyo, Yulianto. 2001. Kosmologi dalam Arsitektur Toraja. http://puslit.petra.ac.id/files/published/journals/ARS/ARS012901/ARS01290108.pdf (diunduh 18 September 2011)

Thosibo, Anwar. 2011. Mengungkap Masa Lampau Etnis Toraja Melalui Seni Ukir Ornamen Passurak sebagai Sumber Sejarah. http://www.geocities.ws/konferensinasionalsejarah/anwar_thosibo.pdf. (diunduh 18 September 2011)

Wegymantung. 2009. Asal Usul Suku Toraja. http://wegymantung.multiply.com/journal/item/3/Asal_usul_Suku_Toraja. (diunduh 20 September 2011)

Wegymantung. 2009. Ukiran Toraja. http://wegymantung.multiply.com/photos/album/10/ Ukiran_Toraja. (diunduh 20 September 2011)