rencana kinerja tahunan balai penelitian dan ......kriteria kasus lepra dan kontak tidak bersedia...
TRANSCRIPT
RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KESEHATAN PAPUA TAHUN 2020
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN PAPUA
2019
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 2
DAFTAR ISI
EDITOR…...............................................................................................
..............
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI …………………………………………………………… 2
DAFTAR TABEL ………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………
DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM ……………………………
3
4
5
BAB I.
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
BAB II.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
BAB. III.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
BAB.IV
BAB. V
BAB.VI
PENDAHULUAN…………………………………………
Latar Belakang ………….............................................
Landasan Hukum ………….....................................
Organisasi Balai Litbang Kesehatan Papua………
Tujuan Penulisan ………….....................................
Sistematika Penulisan…………………………………….
EVALUASI KINERJA TAHUN 2018 DAN 2019…………
Capaian Kinerja Tahun 2018……….............................
Rekomendasi Evaluasi Tahun 2018…………………
Capaian Kinerja Tahun 2019 pada Triwulan III…………
Rekomendasi Evaluasi Tahun 2019……………………
RENCANA KINERJA TAHUN 2020…………………
Indikator Kinerja Tahun 2020…...................................
Rencana Kegiatan Tahun 2020.…...............................
Rencana Anggaran Tahun 2020 ………………………...
Kegiatan yang Belum Teranggarkan Tahun 2020……
RENCANA PENGEMBANGAN TAHUN 2021…………
RENCANA EVALUASI KINERJA TAHUNAN…………
PENUTUP………………………………………………
6
6
7
8
10
10
11
11
17
17
20
21
21
22
26
27
29
31
38
LAMPIRAN
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 3
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan Balai Litbang Kesehatan
Papua Tahun 2018........................................................
16
Tabel 2.2. Realisasi pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan Balai Litbang Kesehatan
Papua Triwulan Ketiga Tahun 2019 ............................
28
Tabel 3.1. Indikator Kinerja Balai Litbang Kesehatan Papua Tahun 2020.......... 22
Tabel 3.2. Rencana Anggaran Balai Litbang Kesehatan Papua Tahun 2020..... 27
Tabel 4.1. Pengembangan Penelitian Tahun 2021.......................................... 29
Tabel 4.2. Rencana Kebutuhan Belajar Tahun 2021........................................ 30
Tabel 5.1. Instrumen Evaluasi RKT.................................................................. 32
Tabel 5.2. Keterangan Bobot Penilaian............................................................ 37
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Balai Litbang Kesehatan Papua ........................... 9
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 5
DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM
AKIP : Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Diklat : Pendidikan dan Pelatihan
IKK : Indikator Kinerja Kegiatan
IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
KLB : Kejadian Luar Biasa
LAK : Laporan Akuntabilitas Kinerja
LAPTAH : Laporan Tahunan
LAPTRI : Laporan Triwulan
Litbang : Penelitian dan Pengembangan
Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan
Permenneg : Peraturan Menteri Negara
Permen PAN : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
PPI : Panitia Pembinaan Ilmiah
Renja KL : Rencana Kerja Kementerian Lembaga
Risbinkes : Riset Pembinaan Kesehatan
RKA-KL : Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga
RKT : Rencana Kinerja Tahunan
SAI : Sistem Akuntansi Pemerintah
SAKIP : Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Satker : Satuan Kerja
SDM : Sumber Daya Manusia
SIMAK BMN : Sistem Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara
SK : Surat Keputusan
TBC : Tuberculosis
UU : Undang-Undang
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah kesehatan di Indonesia dipengaruhi antara lain oleh transisi
epidemiologi, transisi demografi, krisis nasional multidimensi, konflik antar
kelompok masyarakat, serta desentralisasi dengan konsekuensi perubahan peran
pusat dan daerah. Transisi epidemologi di Indonesia menimbulkan beban ganda
bagi pemerintah, karena di saat penyakit infeksi masih belum dapat sepenuhnya
diatasi, penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh gangguan metabolisme dan
generatif juga meningkat. Hal ini merupakan tantangan yang besar bagi
penelitian dan pengembangan kesehatan untuk bisa berperan dalam
memberikan masukan IPTEK maupun kebijakan kesehatan agar dapat mengatasi
permasalahan tersebut.
Dengan perkembangan permasalahan kesehatan di Provinsi Papua,
Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara di antaranya penyebaran penyakit
Malaria, HIV/AIDS, TBC, dan penyakit-penyakit endemis lainnya, sehingga
berbagai upaya penanggulangan, khususnya penyakit malaria telah dilakukan,
namun belum memperlihatkan dampak yang optimal terhadap penurunan
prevalensinya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor, yang salah satunya
adalah keadaan geografis Indonesia yang secara alami membentuk keberagaman
tipe ekologi dan kehidupan. Dengan keberagaman ini menyebabkan terciptanya
variasi faktor-faktor epidemiologis yang meliputi perubahan lingkungan dari
waktu ke waktu, perbedaan sosiobudaya dan perbedaan kerentanan penyakit.
Terkait kondisi di atas, berbagai kebijakan dalam pembangunan
kesehatan memerlukan penelitian dan pengembangan (litbang) sebagai input
dan evaluasi bagi proses kebijakan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Penelitian merupakan aktivitas iptek yang menjadi penyedia data
dan informasi (bukti) untuk perencanaan (prasyarat), monitoring dan evaluasi
dari pembangunan kesehatan. Pengembangan merupakan aktivitas iptek yang
memberikan suatu produk baru atau terobosan sebagai input dari pembangunan
kesehatan.
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 7
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 65 Tahun 2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Balai Litbang Kesehatan Papua merupakan Balai
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kelas II dengan tugas melaksanakan
penelitian dan pengembangan kesehatan dengan keuanggulan pengendalian
kusta dengan wilayah kerja meliputi provinsi Papua, Papua Barat, Maluku dan
Maluku Utara.
1.2. Landasan Hukum
1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangn, dan Pereapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4219);
2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1995 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3609);
4) Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);
5) Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahin 2015 Nomor 59);
6) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1508);
7) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2017 tentang Klasifikasi
Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 151);
8) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2107 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 8
1.3. Organisasi Balai Litbang Kesehatan Papua
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Balai Litbang Kesehatan Papua merupakan Balai
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kelas II.
Balai Litbang Kesehatan Papua bertugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan kesehatan dengan wilayah kerja meliputi provinsi Papua, Papua
Barat, Maluku dan Maluku Utara.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai Litbang Kesehatan Papua memiliki
fungsi :
1) penyusunan rencana, program, dan anggaran kegiatan penelitian dan
pengembangan kesehatan;
2) pelaksanaan penelitian dan kajian di bidang kesehatan dan keunggulan
tertentu;
3) pelaksanaan pengembangan metode, model, dan teknologi di bidang
kesehatan dan kenggulan tertentu;
4) pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan kesehatan;
5) pelaksanaan penelitian dan pengembangan berbasis pelayanan;
6) pelaksanaan diseminasi, publikasi, dan advokasi hasil-hasil penelitian dan
pengembangan kesehatan;
7) pelaksanaan kerja sama dan jaringan informasi penelitian dan
pegembangan kesehatan;
8) pelaksanaan bimbingan teknis penelitian dan pengembangan kesehatan;
9) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan
10) pelaksanaan ketatausahaan Balai.
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 9
Gambar I.1 Struktur Organisasi Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 10
1.4. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Rencana Kerja Tahunan Balai Litbang Kesehatan Papua
Tahun 2020 adalah sebagai pedoman dan arah kebijakan program penelitian
dan pengembangan kesehatan yang diharapkan dapat memberikan gambaran
secara garis besar berbagai kegiatan di Balai Litbang Kesehatan Papua tahun
2020 yang mendukung prioritas penelitian dan pengembangan kesehatan
nasional.
1.5. Sistematika Penulisan
Penulisan Rencana Kerja Tahunan Balai Litbang Kesehatan Papua 2020 disusun
dengan sistematika sebagai berikut:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM
BAB I. PENDAHULUAN
Memuat tentang latar belakang, landasan hukum, organisasi Balai
Litbang Kesehatan Papua, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II. EVALUASI KINERJA TAHUN 2018 DAN 2019
Memuat resume hasil capaian kinerja akhir Balai Litbang Kesehatan
Papua tahun 2018 dan tahun 2019 pada triwulan 3.
BAB III. RENCANA KINERJA TAHUN 2020
Memuat penjabaran seluruh rencana kegiatan Balai Litbang Kesehatan
Papua untuk mencapai Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Tahun 2020
dan kesenjangan dalam penganggarannya.
BAB IV. RENCANA PENGEMBANGAN TAHUN 2021
Memuat perencanaan kegiatan Balai Litbang Kesehatan Papua yang
akan direncanakan tahun 2021.
BAB V. RENCANA EVALUASI KINERJA TAHUNAN
Memuat langkah-langkah monitoring dan evaluasi dari implementasi
kegiatan Balai Litbang Kesehatan Papua tahun 2020.
BAB VI. PENUTUP
LAMPIRAN : Form Perjanjian Kinerja Balai Litbang Kesehatan Papua Tahun 2020
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 11
BAB II
EVALUASI KINERJA TAHUN 2018 DAN 2019
2.1. Capaian Kinerja Tahun 2018
Pada tahun 2018, kegiatan penelitian yang dilaksanakan Balai Litbang
Kesehatan Papua sebanyak 2 penelitian yang dibiayai DIPA Balai Litbang
Kesehatan Papua.
Kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh Balai Litbang Kesehatan Papua
selama tahun 2018 adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi Mutasi Gen Penanda Resistensi (fol P1, RpoB, dan GyrA) pada
Mycobacterium Leprae dan Implementasi Marker HLA B 13:01 sebagai
Penanda Awal Dapsone Hypersensitivity Syndrome Pasien Lepra di
Provinsi Papua Barat dan Maluku Utara
Ketua Pelaksana : Hana Krismawati, M.Sc
Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara adalah 4 besar high
endemicity penyakit lepra di Indonesia. Setelah penerapan kebijakan Multi
Drugs Theurapy oleh WHO kasus lepra di dunia menurun drastis, namun
di 4 provinsi tersebut kasus masih tinggi. Studi untuk mengetahui resistensi
obat lepra perlu dilakukan mengingat lepra adalah salah satu penyakit
dengan pengobatan yang panjang. Beberapa masalah yang dihadapi
diantaranya kasus relaps, gagal berobat dan kepatuhan yang rendah.
Masalah alergi terhadap dapson juga dihadapi pada penanganan lepra di
Papua.
Studi ini merupakan lanjutan dari studi di tahun 2017, dimana di tahun
tersebut dilakukan deteksi mutasi hanya pada gen folP1 yang berhubungan
dengan resistensi dapson. Hasil deteksi mutasi folP1 di tahun 2017
didapatkan mutasi yang menyebabkan resistensi lemah pada pasien baru
dari Kota Jayapura dan Kabupaten Bintuni. Studi ini juga menindaklanjuti
deteksi gen HLA-B*13:01 sebagai markerDapson Hypersensitivity Syndrom
(DHS). Gen tersebut tervalidasi sebagai marker prediktor DHS. Penelitian
ini akan melakukan deteksi beberapa gen resistensi Mycobacterium leprae
dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) pada kasus lepra dan
deteksi gen pengkode Dapsone Hypersensitivity Syndrome (DHS) pada
pasien lepra. Selanjutnya akan dilakukan sekuensing DNA dan dilakukan
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 12
analisis mutasi pada masing-masing gen. Dalam penelitian ini juga diteliti
faktor yang mempengaruhi resistensi regimen Multi Drugs Theurapy
(MDT).
Desain penelitian ini adalah penelitian potong lintang dengan
rancangan deskriptif. Penelitian akan dilakukan di 2 provinsi yaitu Papua
Barat dan Maluku Utara dengan 2 kabupaten di masing-masing. Populasi
sampel penelitian adalah 100 orang penderita per provinsi atau 200
responden. Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan sampel lesi kulit
dan skin silt cuping telinga pada penderita. Kriteria inklusi untuk kasus
meliputi didiagnosa secara klinis sebagai penderita lepra dengan hasil
pemeriksaan cardinal sign dan atau BTA positif dari sampel lesi kerokan
telinga, sudah menjalani pengobatan minimal 3 bulan, bertempat tinggal
di lokasi penelitian dan bersedia dikunjungi rumah, bersedia diambil
sampel darah, insisi telinga atau kerokan kulit dan swab hidung
ditunjukkan dengan menandatangani informed consent.
Responden dapat tidak diikut sertakan dalam penelitian dengan
kriteria kasus lepra dan kontak tidak bersedia terlibat dalam penelitian,
dan sedang sakit keras saat pengambilan sampel. Variabel yang akan
diukur dalam penelitian ini meliputi variabel bebas adalah kepatuhan,
mutasi gen resistensi, genetik manusia sedangkan variabel terikat adalah
resistensi dan DHS. Pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium adalah
pemeriksaan ekstraksi Dioxyribo Nucleic Acid (DNA) sampel mukosa nasal
dan kerokan kulit, PCR, sekuensing, qPCR deteksi HLA-B*13:01. Dilakukan
follow up pada semua pasien sebanyak 2 kali untuk memantau respon
alergi. Pada penelitian ini juga dilakukan pemeriksaan G6PD, SGPT,
SGOT, Hb dan Gula darah.
Analisis data sekuensing menggunakan perangkat pengolah data
análisis mutasi bioedit sedangkan análisis HLA-B*13:01 dilakukan
menggunakan program aplikasi pikoreal qPCR. Data epidemiologi diolah
dengan análisis univariat, bivariat dan multivariat menggunakan perangkat
pengolah data SPSS 8.
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa telah terjadi mutasi yang
menyebabkan adanya potensi resistensi lemah dapson pada
Mycobacterium leprae pada pasien leprae dari Provinsi Papua Barat
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 13
namun tidak didapatkan mutasi pada pasien lepra di Provinsi Maluku
Utara. Mutasi yang terjadi justru terjadi pada pasien-pasien baru, hal ini
diduga pasien-pasien tersebut mendapat tranmisi kuman yang memang
sudah mengalami mutasi. Saran untuk para pemangku program adalah
melakukan kontrol ketat kepada semua pasien supaya menyelesaikan
pengobatan hingga tuntas untuk mereduksi penularan aktif karena
kemungkinan kuman yang ditransmisikan adalah jenis kuman yang sudah
mengalami mutasi. Kemungkinan transmisi juga bisa dicegah dengan
melakukan pengobatan secepat mungkin pada kasus oleh karena itu harus
dilakukan penemuan kasus aktif.
Studi implementasi diawali dengan melakukan skrining gen HLA-
B*13:01 pada pasien kusta di Maluku Utara dan Papua Barat. Hasil
skrining menunjukkan bahwa prosentasi pembawa gen HLA-B*13:01 pada
populasi kusta di Papua dalam hal ini Provinsi Papua Barat jauh lebih
tinggi daripada di Maluku Utara. Di Maluku Utara hanya 5,2% pembawa
gen HLA-B*13:01 sementara di Papua Barat sebanyak 24,4%. Mengetahui
prosentasi pembawa gen pada populasi masyaratkat ini sangat penting
untuk melihat besaran risiko kejadian DHS pada pasien kusta di area
penelitian.
Temuan tingginya prosentase pembawa gen HLA-B*13:01 pada pasien
lepra di Papua Barat sinergis dengan hasil frekuensi allele yang diregister
pada www.alelefrequency.net. Jumlah sampel yang berhasil dikumpulkan
dari kedua wilayah adalah 190. Kegagalan follow up karena alasan
perpindahan lokasi tempat tinggal dan kehilangan kontak dengan pasien
terjadi pada total 36 pasien.
b. Inkriminasi Nyamuk Anopheles Sebagai Vektor Malaria dan Evaluasi
Kelambu LLINs Di Kabupaten Pegunungan Arfak dan Kabupaten
Manokwari Provinsi Papua Barat
Ketua Pelaksana : Ivon Ayomi, S.Si
Indonesia merupakan salah satu negara yang masih berisiko terhadap
malaria. Distribusi malaria di Indonesia dengan intensitas tinggi terdapat di
daerah berhutan, terutama Indonesia bagian timur. Kasus malaria
terutama dilaporkan dari luar jawa, yaitu di Provinsi Papua, Maluku, Nusa
Tengara, Kalimantan dan Sumatera. Penyakit malaria masih ditemukan di
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 14
seluruh provinsi di Indonesia. Berdasarkan Annual Parasite Incidence (API),
dilakukan stratifikasi wilayah dimana Indonesia bagian Timur masuk dalam
stratifikasi malaria tinggi.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi situasi malaria (
vektor potensial, efektifitas kelambu LLINs) di Kabupaten Manokwari,
Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Oktober 2018. Pengambilan
data dilakukan di Puskesmas Sanggeng (Kab.Manokwari) dan 4 Puskesmas
di Kab. Peg.Arfak, Desain penelitian ini adalah potong lintang, survei
entomologi, koleksi nyamuk Anopheles spp. dewasa dengan
menggunakan man landing collection dari pukul 18.00-06.00. Konfirmasi
vektor malaria deteksi antigen sirkum sporozoit P. falcifarum 210 dan P.
vivax 210 menggunakan metode Enzyme Linked Immunoabsorbent Assay
/ELISA (hanya di Kabupaten Manokwari). Analisis data secara deskriptif,
survei habitat Anopheles spp. ditemukan di saluran air, dan kolam semi
permanen.
Hasil penelitian di Kab. Peg.Arfak tidak ditemukan tempat perindukan
dan nyamuk Anopheles, namun di Kab. Manokwari diperoleh beberapa
jenis Anopheles sp diantaranya An. Farauti, An.Pungtulatus dan
,An.Longirostris. Aktifitas menggigit Anopheles spp rata-rata aktif
menggigit mulai pukul 18.00-01.00 pagi hari. Puncak menggigit Anopheles
sp pukul 20.00-22.00. Anopheles sp aktif menggigit diluar rumah
dibanding di dalam rumah Hasil uji dengan teknik Enzyme Linked
Immunoabsorbent Assay (ELISA) menunjukkan An.Farauti dan Pungtulatus
tidak terdeteksi mengandung sporozoit.
Hasil bioassay menunjukkan bahwa kelambu yang digunakan
masyarakat di Kabupaten Manokwari Hasil pemeriksaan dengan ELISA
menunjukkan human blood index (HBI) untuk An. farauti 100% dan An.
punctulatus 100%. Hasil Uji bioessay terhadap kelambu program yang di
bagikan menunjukkan hasil masih efektif namun ada juga yang tidak
efektif. Hasil uji kerentanan spesies Anopheles terhadap kandungan
deltamentrin 0,05% dan permetrin 70% adalah rentan.
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 15
Pada tahun 2018 capaian Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Kesehatan
dan Teknologi Dasar Kesehatan di Media Cetak dan atau Elektronik Nasional dan
Internasional sebagai berikut :
1. Resiko Malnutrisi terhadap Jumlah CD4+ Orang dengan HIV/AIDS yang
Menjalani Terapi Antiretroviral di Mimika / Risk of Malnutrition on CD4+
Level of People Living with HIV/AIDS Receiving Antiretroviral Theraphy in
Mimika oleh Setyo Adiningsih, Mirna Widiyanti pada Jurnal Kedokteran
Brawijaya (Medical Journal Brawijaya) JKB, Vol. 30, No.1 - Februari 2018
(Jurnal Nasional).
2. Climatology Influence on Malaria Casesin Alusi Community Health Center,
West Southeast Maluku Regency oleh Semuel Sandy, Ivon Ayomi pada Jurnal
Kesehatan Masyarakat, KEMAS Vol.14, No.1 - 2018 (Jurnal Nasional)
3. Habit of Cooking Pork on Hot Stones as Main Risk of Cysticercosis oleh Semuel
Sandy, Antonius Oktavian, Hanna S Kawulur, Mirna Widiyanti, Iman HS Sasto,
Yustinus Maladan pada Universa Medicina, May - August 2018, Vol37, No. 2
(Jurnal Nasional)
4. CD4+ dan Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Terapi Antiretroviral pada
Orang dengan HIV/AIDS di Jayapura / CD4+ and Factors Affecting Adherence
to Antiretroviral Therapy Among People Living with HIV/AIDS in Jayapura
oleh Setyo Adiningsih, Mirna Widiyanti, Evi Iriani Natalia, Tri Wahyuni pada
Buletin Penelitian Kesehatan ( Bulletin of Health Research) Vol.46. No.2 - Juni
2018 (Jurnal Nasional)
5. Molecular Detection Mutation of rpoB Gene Mycobacterium Leprae in Relapse
and Default of Leprosy Patient in Jayapura oleh Yustinus Maladan, C.S. Whinie
Lestari, Ratna Tanjung, Vatim Dwi Cahyani, Muh. Fajri Rokhmad pada Health
Science Journal of Indonesia (HSJI) Vo.9, No.1 - June 2018 (Jurnal Nasional)
6. Gambaran Kasus Mutasi Terkait Resistensi Antiretroviral pada orang dengan
HIV-AIDS (ODHA) di Tiga Kabupaten/Kota di Provinsi Papua / The Description
of Antiretroviral Resistance Mutation in People Living With HIVAIDS (Plwha)
in Districts three Districts/City in Papua Province oleh Hotma Martologi
Lorensi Hutapea, Eva Fitriana, Evi Iriani Natalia, Tri Wahyuni pada Buletin
Penelitian Kesehatan ( Bulletin of Health Research) Vol.46. No.3 - September
2018 (Jurnal Nasional)
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 16
7. Faktor Risiko Potensial Reaksi Kusta pada Etnis di dua daerah Endemis Kusta –
Papua/ Potential Risk Factor of Leprosy Reaction Among Indigenous in two
leprosy Endemic area – Papua oleh Antonius Oktavian, Yuli Arisanti, Ratna
Tanjung, Yunita Mirino pada Buletin Penelitian Kesehatan ( Bulletin of Health
Research) Vol.46. No.4 - Desember 2018 (Jurnal Nasional)
8. Transmisi Heteroseksual sebagai Faktor Penyebaran CRF01_AE HIV-1 di Mimika
Papua / Heterosexual Transmission as A CRF01_AE HIV-1 Spread Factor in
Mimika Papua oleh Mirna Widiyanti, Reynold Ubra, Evi Iriani pada Journal of
Health Science and Prevention, Vol.2, No.2 – 2018 (Jurnal Nasional)
9. Relationship Between HIV Integrase Polymorphisms and Integrase Inhibitor
Susceptibility : An in silico analysis oleh Hotma Martologi Lorensi Hutapea,
Yustinus Maladan, Widodo pada Heliyon- Journal-Elsevier 1 Dec 2018 –
Volume 4, Issue 12 (Jurnal Internasional)
Secara rinci capaian kinerja Balai Litbang Kesehatan Papua tahun 2018 dapat
dilihat pada tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1. Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan Balai Litbang Kesehatan
Papua Tahun 2018
TARGET REALISASI
1. Jumlah hasil penelitian dan
pengembangan di bidang Biomedis
dan Teknologi Dasar Kesehatan
2 2 100%
2. Jumlah Publikasi karya tulis ilmiah
di Bidang Biomedis dan Teknologi
Dasar Kesehatan yang dimuat di
media cetak dan atau elektronik
nasional dan internasional
4 9 225%
%
CAPAIAN
INDIKATOR KINERJASASARAN STRATEGIS
TARGET 2018
Meningkat-nya penelitian dan
pengemba-ngan di bidang biomedis
dan teknologi dasar kesehatan
Capaian Kinerja Balai Litbang Kesehatan Papua tahun 2018 berupa Jumlah
Publikasi karya tulis ilmiah di bidang Kesehatan dan Teknologi Dasar Kesehatan
yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional. Target
publikasi karya tulis ilmiah nasional terealisasi 8 publikasi dari 3 target yang
ditetapkan sedangkan target publikasi karya tulis ilmiah internasional terealisasi 1
publikasi dari 1 target yang ditetapkan.
Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang Kesehatan dan Teknologi
Dasar Kesehatan menghasilkan 2 produk Data Dasar yaitu Data Dasar
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 17
Implementasi pemeriksanaan alergi dapson pre terapi dan resistensi MDT serta
Data Dasar Inkriminasi Nyamuk Anopheles sebagai vektor malaria dan evaluasi
kelambu LLINs di Kabupatem Pegunungan Arfak dan Kabupaten Manokwari
Provinsi Papua Barat. Serta menghasilkan buku Peta Anopheles di Provinsi Papua,
Papua Barat dan Maluku.
Selama pelaksanaan kegiatan dan program penelitian dan pengembangan
kesehatan tahun 2018 ditemukan berbagai hambatan atau kendala dalam
mencapai tujuan dan sasarannya, yaitu:
2. Proses pengadaan yang terlambat dan beberapa reagen yang inden sehingga
proses pemeriksaan sampel penelitian menjadi terhambat
3. Pencetakan Jurnal Plasma Volume III nomor 2- Juni 2017 tidak dapat
dicetak karena proses pengumpulan artikel yang lama/jumlah tulisan yang
masuk kurang.
2.2. Rekomendasi Evaluasi Tahun 2018
Adapun rekomendasi hasil evaluasi tahun 2018 Balai Litbang Kesehatan
Papua, antara lain :
1. Menyusun spesifikasi teknis bahan penelitian sebaiknya dilakukan awal
tahun
2. Pencetakan Jurnal Plasma Volume III nomor 2 - Juni 2017 tidak dapat
dicetak karena proses pengumpulan artikel yang lama/jumlah tulisan yang
masuk kurang, untuk itu upaya yang dilakukan agar dapat mengatasi hal
tersebut perlu dengan meningkatkan kreatifitas peneliti agar bisa
mengembangkan penulisan serta memperluas jejaring, agar dapat
meningkatkan jumlah tulisan yang masuk.
2.3. Capaian Kinerja Tahun 2019 pada Triwulan III
RKT Balai Litbang Kesehatan Papua Tahun 2020 ini mulai di susun setelah
triwulan III tahun 2019 dimana program penelitian dan pengembangan kesehatan
masih berlangsung. Dengan demikian Evaluasi Kinerja Tahun 2019 Balai Litbang
Kesehatan Papua mengacu pada evaluasi triwulan ketiga tahun 2019
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 18
Evaluasi kinerja Balai Litbang Kesehatan Papua Tahun 2019 dapat dilihat pada
tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2. Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan Balai Litbang
Kesehatan Papua Triwulan Tiga Tahun 2019
TARGET REALISASI
1. Jumlah hasil penelitian dan
pengembangan di bidang Biomedis
dan Teknologi Dasar Kesehatan
0 0 0%
2. Jumlah Publikasi karya tulis ilmiah
di Bidang Biomedis dan Teknologi
Dasar Kesehatan yang dimuat di
media cetak dan atau elektronik
nasional dan internasional
4 4 100%
SASARAN STRATEGIS
TARGET 2019
Meningkatnya penelitian dan
pengembangan di bidang Biomedis
dan Teknologi Dasar Kesehatan
%
CAPAIAN
INDIKATOR KINERJA
Capaian kinerja Balai Litbang Kesehatan Papua tahun 2019 pada triwulan
tiga dapat dilihat bahwa untuk publikasi sudah mencapai 4 publikasi dari 4 target
publikasi, sementara itu untuk target penelitian belum tercapai di triwulan ketiga
dikarenakan penelitian masih pada proses pemeriksaan sampel yang masih
menunggu reagen yang diadakan.
Publikasi ilmiah di Bidang Kesehatan dan Teknologi Dasar Kesehatan yang
dimuat pada media cetak dan elektronik, yaitu :
a. “A new Mycobacterium Leprae dihydropteroate synthase variant (V39I) from
Papua, Indonesia” oleh Yustinus Maladan, Hana Krismawati, Hotma
Martologi Lorensi Hutapea, Antonius Oktavian, Ratu Fatimah, Widodo pada
Heliyon Journal Elsevier, 7 Mart 2019, Vol.5, Issue 3
(https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2019.e01279) (Jurnal Internasional);
b. “Karakteristik Demografi ODHA Di Papua (Demographic Characteristics Of
The People Living With HIV In Papua)” oleh Mirna Widiyanti, Moch Irfan
Hadi, Setyo Adiningsih, M. Yusuf Alamudi, Mei Lina Fitri Kumalasari pada
Journal Of Health Science and Prevention, Vol.3, No.1 - April 2019 - ISSN
2459-919x (Jurnal Nasional);
c. “Spoligotyping, Resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap obat TB dan
Faktor Risiko Penularan Tuberkulosis Paru di Kota Jayapura (Spolygotyping,
TB Drugs Resistance Of Mycobacterium tuberculosis and Pulmonary TB Risk
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 19
Of Transmission City)” oleh Hana Krismawati, Antonius Oktavian, Lydia
Chaidir, Evy Iriani Natalia, Melda Suebu, Oktovianus Karapa pada Buletin
Penelitian Kesehatan (Bulletin of Health Research) Vol. 47, No.1 - Maret
2019 (Jurnal Nasional);
d. “Seroepidemiologi Taeniasis di Tanah Papua” oleh Semuel Sandy, Lidwina S,
Antonius O, Hanna S.K, Mirna W, Hotma M.H, Hana K, Yunita R.M, Ivon a,
Melda S. Suebu, Yustinus M, Iman H.S.S, Setyo A, Yuli A, Eva F, Evi I.N,
Irawaty W, Tri Wahyuni, Ratna Tanjung, Mardi R.P, Vatim D.C pada Jurnal
KEMAS Vol.15, No.1 - Juli 2019 (Jurnal Nasional).
Adapun perkembangan penelitian yang sedang dilaksanakan untuk
mendukung pencapaian output kinerja tahun 2019 sebagai berikut:
a) Penelitian Genotipe, Resistensi HIV-1, Efek terapi dan kepatuhan minum
Antiretroviral pada orang dengan HIV/AIDS di Kab. Manokwari, Kota
Sorong, Kab. Fak - fak
Proses penelitian ini sampai pada SK, SP3, Etik dan Perizinan sudah.
Pengadaan reagen persiapan penelitian sudah selesai dilaksanakan sedangkan
sampai dengan triwulan II Pengadaan reagen Pelaksanaan Penelitian
mengalami gagal lelang 3x dikarenakan kualifikasi penyedia tidak memenuhi
syarat dan sekarang dalam proses pembelian oleh penyedia dan Pelaksanaan
kegiatan pengambilan sampel penelitian HIV tahap I di Kabupaten Fak-fak,
Manokwari dan Sorong serta tahap II di kabupaten Sorong dan Fak - fak
telah selesai dilaksanakan. Saat ini dalam pelaksanaan pengambilan sampel
tahap II di kabupaten Manokwari.
b) Penelitian Implementasi Pemeriksaan Dini Alergi Dapson dan Deteksi Gen
yang mempengaruhi resistensi agen terapi MDT di Kabupaten Asmat dan
Manokwari Selatan
Proses penelitian ini sampai saat ini SK, SP3 dan Perizinan sudah. Pengadaan
reagen persiapan Penelitian Lepra telah selesai dilaksanakan. - Pengadaan
reagen pelaksanaan Penelitian dalam proses pembelian oleh penyedia dan
sudah ada beberapa reagen yang datang, Pengambilan sampel tahap I dan II
di Manokwari Selatan dan Asmat telah selesai dilaksanakan, Sampel tahap 1
sudah dilakukan pemeriksaan Ekstraksi DNA, PCR HLA, PCR Resistensi
sedangkan squensing belum dilakukan karena menunggu reagen yang belum
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 20
datang, sedangkan sampel tahap II masih sementara dalam proses pengerjaan
pemeriksaan Ekstraksi DNA, PCR HLA, PCR Resistensi.
Dalam pelaksanaan capaian kinerja Balai Litbang Kesehatan Papua triwulan III
tahun 2019 masih ditemukan kendala dan permasalahan teknis antara lain :
1. Pelaksanaan pencetakan Jurnal Plasma hanya dilakukan satu kali cetakan
yaitu Vol.5, No.1 - Des 2018 dikarenakan kurangnya artikel yang masuk
sehingga menyebabkan hutang terbit sejak thn 2017 tidak dapat diselesaian;
2. Reviuw perencanaan struktur gedung bangunan terkendala proses evaluasi
dikarenakan salah satu Pokja bertempat di Sekretariat Badan Litbangkes
sehingga menyulitkan proses evaluasi;
2.4. Rekomendasi Evaluasi Tahun 2019
Rekomendasi atas kendala dalam pencapaian kinerja Balai Litbang
Kesehatan Papua pada triwulan III tahun 2019 antara lain:
1. Berupaya meningkatkan kreatifitas peneliti untuk menulis dan penyebaran
informasi jurnal plasma kepada pihak luar baik universitas maupun stekholder
yang lain;
2. Mempercepat proses evaluasi review perencanaan strukutr gedung bangunan;
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 21
BAB III
RENCANA KINERJA TAHUN 2020
3.1 Indikator Kinerja Tahun 2020
Pada tahun 2020 Balai Litbangkes Papua memiliki dua sasaran program
yaitu Meningkatnya Penelitian dan Pengembangan di Bidang Biomedis dan
Teknologi Dasar Kesehatan serta Meningkatnya Penelitian dan Pengembangan
di Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat. Perencanaan kinerja merupakan
proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan
program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis
dan searah dengan Rencana Aksi Kegiatan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan dan Teknologi Dasar Kesehatan. Hasil dari proses ini berupa
Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang anggarannya dituangkan dalam dokumen
RKA-KL.
Dalam mendukung sasaran ini Balai Litbang Kesehatan Papua memiliki 2
(dua) kegiatan, yaitu Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi
Dasar Kesehatan dan Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat.
Indikator Kinerja dari sasaran program meningkatnya penelitian dan
pengembangan di bidang biomedis dan teknologi dasar kesehatan adalah:
1. Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilan dari penelitian dan
pengembangan di bidang biomedis, life science dan teknologi dasar
kesehatan;
2. Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang biomedis dan teknologi dasar
kesehatan yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan
internasional;
3. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang biomedis dan
teknologi dasar kesehatan.
Indikator Kinerja dari sasaran program meningkatnya penelitian dan
pengembangan di bidang upaya kesehatan masyarakat adalah:
1. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang upaya kesehatan
masyarakat.
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 22
Sasaran program dan indikator kinerja Balai Litbang Kesehatan Papua tahun
2020 dapat dilihat dalam tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1. Indikator Kinerja Balai Litbang Kesehatan Papua Tahun 2020
No. KEGIATAN SASARAN STRATEGIS
TARGET
2020
1. Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari
penelitian dan pengembangan di bidang biomedis,
l ife science dan teknologi dasar kesehatan
2
2. Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan yang
dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional
dan internasional
4
3. Jumlah hasil penelitian dang pengembangan di
bidang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
2
2 Penelitian dan pengembangan
Upaya Kesehatan Masyarakat
Meningkatnya penelitian dan
pengembangan di bidang Upaya
Kesehatan Masyarakat
4. Jumalh hasil penelitian dan pengembangan di bidang
Upaya Kesehatan Masyarakat
1
1. Penelitian dan pengembangan
Biomedis dan Teknologi Dasar
Kesehatan
Meningkatnya penelitian dan
pengembangan di bidang Biomedis
dan teknologi dasar kesehatan
INDIKATOR KINERJA
3.2 Rencana Kegiatan Tahun 2020
Rencana kegiatan Balai Litbang Kesehatan Papua Tahun 2020
menggambarkan secara umum seluruh kegiatan yang direncanakan pada tahun
2020. Balai Litbang Kesehatan Papua pada tahun 2020 merencanakan
beberapa kegiatan yang akan mendukung pencapaian indikator kinerja antara
lain:
1. Publikasi karya tulis ilmiah di bidang Biomedis dan Teknologi Dasar
Kesehatan meliputi kegiatan Pelaksanaan Diseminasi Hasil dan
Penyusunan Publikasi Karya Tulis. Pada kegiatan melaksanakan diseminasi
hasil di dalamnya terdapat diseminasi hasil penelitian tahun 2020 berupa
penyampaian hasil penelitian tahun 2020; sementara pada kegiatan
penyusunan publikasi karya tulis didukung oleh kegiatan registrasi naskah
publikasi baik jurnal nasional maupun internasional yang terakreditasi,
kegiatan penerbitan jurnal PLASMA serta melaksanakan kegiatan
advokasi hasil penelitian.
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 23
2. Hasil Penelitian dan Pengembangan di Bidang Biomedis dan Teknologi
Dasar Kesehatan
Pada tahun 2020 Balai Litbang Kesehatan Papua merencanakan 2 (dua)
penelitian dengan output yang dihasilkan yaitu:
a) Intensifikasi penanganan kusta anak melalui program terintegrasi
cinta sobat
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah melakukan intensifikasi
penanganan kusta anak dengan pencarian aktif di sekolah melalui
program Cinta Sobat.
b) Deteksi dan analisis gen M. leprae pengkode protein yang berasosiasi
dengan marker diagnostik yang diperoleh dari pasien lepra di Papua,
Papua Barat dan Maluku Utara
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeteksi dan menganalisis gen
Mycobacterium leprae pengkode protein yang berasosiasi dengan
marker diagnostik yang diperoleh dari pasien lepra di Papua, Papua
Barat dan Maluku Utara.
3. Rekomendasi kebijakan hasil penelitian dan pengembangan di Bidang
Biomedis, Life Science, dan Teknologi Dasar Kesehatan
Kegiatan ini meliputi penyusunan sistematik reviu/ strudi referensi/
literatur, pelaksanaan konfirmasi lapangan serta penyusunan formulasi
rekomendasi kebijakan.
4. Layanan Sarana dan Prasarana Internal
1) Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
Pada tahun 2020 Balai Litbang Kesehatan Papua akan membeli
perangkat pengolah data dan komunikasi antara lain printer, PC all
in one, layar monitor, layar monitor 3D, laptop, hardisk dan scanner
yang bertujuan untuk mendukung kegiatan perkantoran.
2) Pengadaan Peralatan Fasilitas Perkantoran
a. Pengadaan Peralatan Fasilitas Perkantoran
Untuk menunjang kegiatan administrasi perkantoran,
direncanakan akan diadakan beberapa alat, antara lain : lemari
es 1 pintu, lemari es 2 pintu, meja dan kursi set tamu, lemari
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 24
arsip, AC 1 PK, standing AC, papan acrylic, meja rapat, kursi
rapat, lemari besi, kursi laboratorium, mesin cuci, lemari arsip
kayu berkaca, lemari pendek, dispenser dan televisi.
b. Pengadaan Peralatan Fasilitas Laboratorium
Untuk mendukung kegiatan penelitian pada tahun 2020
direncanakan akan diadakan beberapa peralatan fasilitas
laboratorium yaitu: gel elektroforesis system dan imaging
system, incubator CO2, freezer laboratorium -200C, water
purification, dan beberapa jenis ukuran mikropipet rainin.
5. Layanan Dukungan Manajemen Satker
1) Penyusunan rencana program dan Penyusunan rencana anggaran
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk menyusun
perencanaan program, sinkronisasi output dan penyusunan anggaran
tahun 2021. Kegiatan ini meliputi penyusunan dokumen perencanaan
(rapat kerja dan rencana kinerja tahunan dan pertemuan lintas unit
kerja) dan Penyusunan dokumen anggaran (penyusunan data dukung
RKAKL 2021, review RKAKL Balitbangkes).
2) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melaksanakan pemantauan dan
evaluasi terhadap proses pelaksanaan anggaran dan kegiatan dalam
satuan kerja melalui penyusunan laporan triwulan TA 2020 serta
melaksanakan evaluasi SAKIP (Sistem Akuntablitias Kinerja Intern
Pemerintah) TA 2019. Selain itu dalam kegiatan ini juga dilakukan
kegiatan yang berkaitan dengan informasi dan publikasi yang
meliputi penyelenggaraan pameran hasil litbangkes baik pameran
daerah maupun pameran simposium nasional, melaksanakan
publikasi dengan mencetak profil Balai Litbang Kesehatan Papua dan
melaksanakan reportase kehumasan dalam rangka publikasi
penelitian, mengikuti forum pengelolaan jurnal.
3) Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan
Tujuan kegiatan ini adalah terselenggaranya penyusunan laporan
keuangan, laporan kekayaan negara dan laporan tata usaha. Kegiatan
ini meliputi penyusunan dokumen laporan keuangan dan
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 25
penyusunan dokumen SIMAK BMN, perjalanan terkait ketatausahaan
serta pembayaran honor untuk reagen penelitian.
4) Pengelolaan kepegawaian
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia di bidang administasi maupun penelitian. Kegiatan ini
meliputi pengembangan kompetensi SDM Balai Litbang Kesehatan
Papua baik melalui magang peneliti dan litkayasa maupun bimbingan
teknis mandiri yang dilaksanakan di Balai Litbang Kesehatan Papua
dan rapat koordinasi lintas sektor terkait organisasi dan kepegawaian.
5) Pelayanan umum, pelayanan rumah tangga dan perlengkapan
Dalam kegiatan ini terdapat kegiatan manajemen biobank. Tujuan
dilaksanakannya manajemen biobank adalah mewujudkan sistem
manajemen biobank yang berkualitas baik dalam preservasi dan
penyimpanan spesimen maupun dalam sistem data base sampel.
Kegiatan ini meliputi : persiapan equipment dan sistem penyimpan
data, pemrosesan (pengkodean sampel), analisa data dan pembuatan
laporan.
6) Pelaksanaan layanan Manajemen Bidang Ilmiah dan Etik
Dalam kegiatan bidang ilmiah dan etik dilakukan kegiatan pertemuan
ilmiah berkala guna membahas isu-isu mengenai penelitian kesehatan
oleh para peneliti dan litkayasa. Selain pertemuan ilmiah berkala
terdapat pula kegiatan pembayaran etik penelitian, sebagai dokumen
ijin dilaksanakannya penelitian.
7) Pelaksanaan Layanan Manajemen Laboratorium
Tujuan dilaksanakannya manajemen laboratorium adalah
menciptakan kinerja laboratorium yang terorganisasi, standard dan
berjalan sesuai fungsi untuk mendukung peningkatan kualitas
penelitian. Kegiatan ini meliputi penyelenggaraan laboratorium yang
meliputi pembelian reagen, bahan habis pakai, persediaan untuk
kebersihan dan proteksi laboratorium; selain itu dilakukan pula
pemeliharaan alat laboratorium.
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 26
6. Layanan Perkantoran
1) Gaji dan Tunjangan
Pada kegiatan ini dilakukan pembayaran gaji dan tunjangan kepada
para pegawai Balai Litbang Kesehatan Papua di tahun 2020.
2) Operasional dan Pemeliharaan Kantor
Operasional dan pemeliharaan kantor meliputi: Keperluan Sehari –
hari Perkantoran; Jasa Keamanan/ Pengemudi/ Petugas Kebersihan/
Pramubakti; Langganan Daya dan Jasa; Jasa Pos dan Giro; Belanja
Sewa; Pemeliharaan Gedung/ Bangunan; Pemeliharaan Instalasi
Jaringan Informasi; Pemeliharaan Sarana Kantor; Pemeliharaan dan
Operasional Kendaraan Dinas; Honor Terkait Operasional Satuan
Kerja; Operasional Pimpinan; dan Perjalanan Dinas Dalam Rangka
Konsultasi/ Koordinasi/ Kunker.
7. Hasil Penelitian dan Pengembangan di Bidang Upaya Kesehatan
Masyarakat
Pada tahun 2020 terdapat pelaksanaan penelitian dan pengembangan
bidang pencegahan dan pengendalian penyakit yaitu penelitian yang
berjudul faktor determinasi limfatik di masyarakat dan komitmen
kebijakan pemerintah daerah dalam program eliminasi filariasis di
Kabupaten Boven Digoel.
Tujuan penelitian ini adalah melakukan pemetaan dan penentuan
proporsi kejadian filariasis serta mengetahui faktor determinan yang
mempengaruhi transmisi filariasis di Kabupaten Boven Digoel Provinsi
Papua.
3.3 Rencana Anggaran Tahun 2020
Rencana anggaran Balai Litbang Kesehatan Papua tahun 2020 sebesar
Rp14.230.081.000,- (empat belas milyar dua ratus tiga puluh juta delapan
puluh satu ribu rupiah). Anggaran ini digunakan untuk empat output kegiatan
dengan rincian sebagai berikut :
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 27
Tabel 3.2. Rencana Anggaran Balai Litbang Kesehatan Papua Tahun 2020
KODE VOLUME
PAGU ANGGARAN
(Rp)
363.080.000
051 Pelaksanaan Diseminasi Hasil 234.974.000
Penyusunan Publikasi Karya Tulis Ilmiah 128.106.000
- Pelaksanaan Registrasi Naskah Publikasi 9.900.000
- Penerbitan Jurnal 25.905.000
Pelaksanaan Advokasi Hasil Penelitian 92.301.000
796.029.000
051
Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan
Bidang Biomedis
796.029.000
100.000.000
051
Penyusunan Sistematik Reviu/ Studi Referensi/
Literatur
29.324.000
052 Pelaksanaan Konfirmasi Lapangan 28.496.000
053 Penyusunan Formulasi Rekomendasi Kebijakan 42.180.000
1.600.000.000
052
Pengadaan perangkat pengolah data dan
komunikasi
248.660.000
053 Pengadaan peralatan fasilitas perkantoran 1.351.340.000
1.546.287.000
051
Penyusunan rencana program dan penyusunan
rencana anggaran
95.322.000
052 Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi 385.013.000
053 Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan 267.122.000
054 Pengelolaan kepegawaian 216.331.000
055 Pelayanan umum, Pelayanan rumah tangga dan
perlengkapan
103.530.000
056 Pelaksanaan Layanan Manajemen Bidang Ilmiah
dan Etik
43.291.000
057 Pelaksanaan Layanan Manajemen Laboratorium 435.678.000
8.620.714.000
001 Gaji dan Tunjangan 4.719.277.000
002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor 3.901.437.000
1.203.971.000
002.051 Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1.203.971.000
14.230.081.000
2070.053
1 Layanan
1 Hasil
Penelitian
2069.994
OUTPUT/ KOMPONEN
Publikasi karya tulis ilmiah di bidang Biomedis dan
Teknologi Dasar Kesehatan
2069.052
052
Hasil penelitian dan pengembangan di Bidang
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
2069.053 2 Hasil
Penelitian
4 Publikasi
TOTAL
Layanan Sarana dan Prasarana Internal
Layanan Dukungan Manajemen Satker
2069.951
2069.970
Layanan Perkantoran
1 Layanan
1 Layanan
Rekomendasi kebijakan hasil penelitian dan
pengembangan di Bidang Biomedis, Life Science,
dan Teknologi Dasar Kesehatan
2 Naskah
Rekomendasi
2069.054
Hasil penelitian dan pengembangan di Bidang
Upaya Kesehatan Masyarakat
3.4 Kegiatan yang Belum Teranggarkan Tahun 2020
Dalam suatu perencanaan kegiatan tidak selalu kegiatan dapat
terlaksana sesuai dengan rencana awal karena ada kondisi-kondisi khusus yang
menyebabkan terjadinya perubahan kebijakan. Perubahan kebijakan antara
lain dapat berupa arahan untuk melaksanakan kegiatan prioritas.
Pada tahun 2020 terdapat kesenjangan pada rencana kegiatan Balai
Litbang Kesehatan Papua yang tertunda atau tidak teranggarkan, yaitu
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 28
anggaran untuk pembangunan gedung yang tidak mendapatkan alokasi
anggaran sehingga direncanakan pembangunan gedung akan dilakukan secara
multiyears, serta anggaran untuk pembelian peralatan dan mesin khususnya
peralatan fasilitas laboratorium yang hanya mendapatkan alokasi anggaran
yang kecil sehingga mengakibatkan alat-alat laboratorium yang dibutuhkan
untuk proses penelitian tidak terpenuhi. Begitu pula untuk pembelian
perangkat pengolah data dan komunikasi yang dibutuhkan untuk kegiatan
administrasi sehari-hari belum teralokasikan.
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 29
BAB IV
RENCANA PENGEMBANGAN TAHUN 2021
4.1. Pengembangan Penelitian
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2107 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Balai Litbang Kesehatan Papua
bertugas untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan dengan
wilayah kerja meliputi provinsi Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku
Utara.
Untuk pengembangan penelitian, Balai Litbang Kesehatan Papua
merencanakan lima buah penelitian di Tahun 2021.
Pengembangan penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1. Pengembangan Penelitian Tahun 2021
No. Penyakit Topik
1 Penyakit Menular a. Analisis stigma, depresi dan kualitas hidup
Pasien HIV/AIDS di tiga wilayah adat Papua
b. Model Penanganan Malaria di Wilayah Adat
Mamta dan Saireri
2. Penyakit Terabaikan a. Feasibilitas adaptasi program penanganan
kusta anak melalui program terintegrasi cinta
sobat di Kabupaten Maluku Tenggara Barat
b. Analisis uji diagnostik dan faktor risiko
frambusia di Kabupaten sarmi dan Yapen
c. Evaluasi pelaksanaan program
penanggulangan filariasis di Provinsi Papua
4.2 Pengembangan Sumber Daya Manusia
Tersedianya SDM yang memiliki kompetensi di bidang administrasi
kantor, bidang penelitian dan bidang teknis laboratorium, dibutuhkan
beberapa kegiatan yang menunjang program pembangunan sumber daya
manusia antara lain:
1. Pendidikan Lanjutan
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 30
Dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM, tahun 2021 Balai Litbang
Kesehatan Papua merencanakan kebutuhan tugas belajar program S2
sesuai dengan peminatan sebanyak 1 (satu) orang dan S3 sebanyak 3 (tiga)
orang. Daftar kebutuhan tugas belajar tahun 2021 dapat dilihat pada tabel
4.2 berikut.
Tabel 4.2. Rencana Kebutuhan Tugas Belajar Tahun 2021
No Program Peminatan Jumlah
1 S2 Mikrobiologi 1
2 S3 Biomedis 1
2TOTAL
2. Magang Teknis Peneliti
a. Magang Statistik Kesehatan di Universitas Indonesia
3. Magang Teknis Litkayasa
a. Magang Teknis Aeromodelling UAV System
4.3 Pengembangan sarana dan prasarana
Rencana pengembangan sarana dan prasarana Balai Litbang Kesehatan
Papua yang akan dilaksanakan tahun 2021 adalah pembelian peralatan dan
mesin khususnya peralatan fasilitas laboratorium serta direncanakan akan
dibangun gedung laboratorium secara tahun tunggal disertai dengan
pengurusan IMB.
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 31
BAB V
RENCANA EVALUASI KINERJA TAHUNAN
Pengendalian dan evaluasi program dilakukan secara terstruktur berdasarkan
PP 39 Tahun 2006 yang menekankan capaian substansi program pembangunan,
dimana anggaran digunakan sebagai salah satu input. Berdasarkan peraturan ini, hasil
evaluasi berupa laporan triwulan yang menginformasikan berapa capaian penyerapan
anggaran (input) dan berapa capaian hasil kegiatannya (output), kendala ketidak
capaian sasaran dan saran untuk mengatasi kendala.
Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi keuangan menggunakan Sistem
Akuntansi Instansi (SAI) yang terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem
Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Untuk
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan berbasis kinerja, maka Balai Litbang
Kesehatan Papua wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK).
Untuk pelaksanaan pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh masing-
masing seksi/subbag secara langsung. Selanjutnya alat kendali pengawasan adalah
adanya hasil laporan kegiatan atau tugas dari staf/bawahan kepada atasan. Sedangkan
khusus bagi tenaga fungsional maka alat kendali pengawasan adalah buku catatan
harian (log book). Agar terjadi sinkronisasi perencanaan dan kegiatan maka setiap
pekerjaan atau kegiatan telah dibuat SOP-nya dan masing-masing pegawai telah
memiliki uraian tugas sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pengawasan eksternal dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) secara berkala. Dalam proses
pengawasan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan juga dilakukan
pendampingan guna memperbaiki dan meningkatkan sistem pelaksanaan kegiatan.
Kegiatan evaluasi dilaksanakan pada berbagai tahapan yaitu :
1. Tahap perencanaan yaitu evaluasi dilakukan sebelum ditetapkan rencana dengan
tujuan untuk menentukan skala prioritas dari berbagai alternatif dan kemungkinan
cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
2. Tahap pelaksanaan yaitu evaluasi dilakukan saat pelaksanaan rencana
dibandingkan dengan rencana yeng telah ditentukan
3. Tahap pasca-pelaksanaan yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan
berakhir, apakah program mampu memecahkan masalah yang ingin dipecahkan.
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 32
Berdasarkan Permen PAN & RB Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), disebutkan
bahwa Dokumen Perencanaan Kinerja Tahunan (RKT) merupakan salah satu materi
evaluasi AKIP. Komponen-komponen yang termasuk dalam evaluasi RKT adalah:
a. Pemenuhan Perencanaan Kinerja Tahunan
b. Kualitas Perencanaan Kinerja Tahunan
c. Implementasi Perencanaan Kinerja Tahunan
Evaluasi RKT perlu dilakukan karena merupakan salah satu komponen dalam
penilaian evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Tujuan Evaluasi
RKT adalah untuk memberikan informasi mengenai capaian indikator pemenuhan,
kualitas dan implementasi RKT.
Implementasi evaluasi RKT disesuaikan dengan kondisi Balai Litbang Kesehatan
Papua dengan menggunakan instrumen yang ada pada Permen PAN & RB Nomor 25
Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP). Pelaksana evaluasi RKT Balai Litbang Kesehatan Papua adalah Seksi
Program, Kerjasama dan Informasi. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi
RKT tertuang dalam Tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1. Instrumen Evaluasi RKT Berdasarkan PermenPAN dan RB no 20 Tahun 2013
Komponen Penjelasan Jadwal Keterangan
Pemenuhan RKT
a) Dokumen
RKT telah
ada
Ya, apabila secara formal ada dokumen
rencana kinerja tahunan
Dokumen yang mencantumkan mengenai
kinerja tahunan beserta targetnya telah ada
b) Dokumen
RKT telah
memuat
sasaran,
program,
indikator
knerja
sasaran,
dan target
kinerja
tahunan
a, apabila RKT telah memuat keseluruhan
subtansi komponen tersebut;
b, apabila RKT telah memuat keseluruhan
subtansi komponen tersebut dan dilengkapi
dengan > 60% indikator dan target yang
SMART;
c, apabila RKT telah memuat keseluruhan
subtansi komponen tersebut dan dilengkapi
dengan > 40% indikator dan target yang
SMART;
d, apabila RKT tidak dilengkapi dengan
indikator sasaran;
e, apabila RKT tidak dilengkapi dengan
indikator dan target sasaran.
c) Dokumen
PK telah
ada
Ya, apabila terdapat dokumen PK yang secara
formal telah ditandatangani (sesuai
PerMenpan Nomor 29/2010)
d) Dokumen cukup jelas
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 33
Komponen Penjelasan Jadwal Keterangan
PK disusun
segera
setelah
anggaran
disetujui
e) Dokumen
PK telah
memuat
sasaran,
program,
indikator
kinerja dan
target
jangka
pendek
a, apabila PK telah memuat keseluruhan
subtansi komponen tersebut;
b, apabila PK telah memuat keseluruhan
subtansi komponen tersebut, namun hanya
dilengkapi dengan > 60% indikator dan
target yang SMART;
c, apabila PK telah memuat keseluruhan
subtansi komponen tersebut, namun hanya
dilengkapi dengan > 40% indikator dan
target yang SMART;
d, apabila PK tidak dilengkapi dengan
Indikator sasaran
e, apabila PK tidak dilengkapi dengan
indikator dan target sasaran
f) PK telah
menyajjika
n Indikator
Kinerja
Keluaran/y
ang
dipersamak
an
a, apabila lebih dari 80% indikator di PK
adalah Indikator Kinerja ;
b, apabila 60% < indikator di PK adalah
Indikator Kinerja < 80%;
c, apabila 40% < indikator di PK adalah
Indikator Kinerja < 60%;
d apabila 20% < indikator di PK adalah
Indikator Kinerja < 40%;
e, apabila indikator di PK adalah Indikator
Kinerja < 20%
Kualitas RKT
a) Sasaran telah
berorientasi
keluaran
(output)
a, apabila lebih dari 80% sasaran yang ada di
dokumen perencanaan kinerja tahunan
(termasuk di PK) telah berorientasi hasil;
b, apabila 60% < sasaran telah berorientasi
hasil < 80%;
c, apabila 40% < sasaran telah berorientasi
hasil < 60%;
d apabila 20% < sasaran telah berorientasi
hasil < 40%;
e, apabila sasaran telah berorientasi hasil <
20%
Berorientasi hasil:
- berkualitas outcome atau output penting
- bukan proses/kegiatan
- menggambarkan kondisi atau output penting
yang ingin diwujudkan
b) Kegiatan
merupakan
cara untuk
mencapai
sasaran
a, apabila lebih dari 80% kegiatan yang
dirancang dalam dokumen perencanaan
tahunan telah selaras dan cukup untuk
mencapai sasaran atau kinerja yang
diinginkan;
b, apabila 60% < kegiatan telah selaras dan
cukup < 80%;
c, apabila 40% < kegiatan telah selaras dan
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 34
Komponen Penjelasan Jadwal Keterangan
cukup < 60%;
d apabila 20% < kegiatan telah selaras dan
cukup < 40%;
e, apabila kegiatan telah selaras dan cukup <
20%
Kegiatan merupakan cara mencapai sasaran
(selaras dan cukup):
- memiliki hubungan kausalitas (menjadi
penyebab) terwujudnya sasaran
- memenuhi syarat kecukupan untuk
terwujudnya sasaran
c) Indikator
kinerja
sasarantelah
memenuhi
criteria
indikator
kinerja yang
baik
a, apabila lebih dari 80% indikator yang ada
di dokumen perencanaan kinerja tahunan
(termasuk PK) memenuhi kriteria SMART;
b, apabila 60% < indikator memenuhi kriteria
SMART < 80%;
c, apabila 40% < indikator memenuhi kriteria
SMART < 60%;
d apabila 20% < iindikator memenuhi kriteria
SMART < 40%;
e, apabila indikator memenuhi kriteria SMART
< 20%
d) Target kinerja
ditetapkan
dengan baik
a, apabila lebih dari 80% target yg ditetapkan
dalam dokumen perencanaan kinerja tahunan
(termasuki PK) berkriteria baik;
b, apabila 60%< Target yg baik < 80%;
c, apabila 40%< Target yg baik < 60%;
d, apabila 20%< Target yg baik < 40%;
e, apabila Target yg baik < 20%
Target yang baik:
- Selaras dengan Renstra/RAP/RAK;
- Relevan dengan indikatornya;
- Berdasarkan indikator yang SMART;
- Berdasarkan basis data yang memadai
e) Dokumen PK
telah selaras
dengan
dokumen PK
atasannya
dan
Dokumen
RAK
a, apabila lebih dari 80% sasaran dalam PK
telah selaras dengan tujuan/sasaran RAK/RKP;
b, apabila 60% < keselarasan sasaran PK
dengan RAK/RKP < 80%;
c, apabila 40% < keselarasan sasaran PK
dengan RAK/RKP < 60%;
d apabila 20% < keselarasan sasaran PK
dengan RAK/RKP < 40%;
e, apabila keselarasan sasaran PK dengan
RAK/RKP < 20%
Selaras:
- Sasaran-sasaran yang ada di PK merupakan
sasaran-sasaran yang akan diwujudkan dalam
Renstra/RAP/RAK;
- Target-target kinerja PK merupakan
breakdown dari target-target kinerja dalam
Renstra/RAP/RAK /RKP;
- Sasaran, indikator dan target yang ditetapkan
dalam PK menjadi penyebab (memiliki
hubungan kausalitas) terwujudnya tujuan dan
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 35
Komponen Penjelasan Jadwal Keterangan
sasaran yang ada di Renstra/RAP/RAK/RKP
f) Dokumen PK
telah
menetapkan
hal-hal yang
seharusnya
ditetapkan
(dalam
kontrak
kinerja/tugas
fungsi)
a, apabila lebih dari 80% sasaran dalam PK
telah menggambarkan hal-hal yang seharusnya
ditetapkan;
b, apabila 60% < hal2 seharusnya dalam PK
< 80%;
c, apabila 40% < hal2 seharusnya dalam PK
< 60%;
d apabila 20% < hal2 seharusnya dalam PK <
40%;
e, apabila hal2 seharusnya dalam PK < 20%
Menetapkan hal-hal yang seharusnya:
- Sasaran2 yang ada di PK merupakan
sasaran2 yang akan diwujudkan dalam
Renstra/RAP/RAK;
- Sasaran2 yang ada di PK sesuai/selaras
dengan kontrak lain yang pernah dibuat
sebelumnya (jika ada);
- Sasaran2 yang ada di PK menjawab isu2
strategis dan permasalahan yang teridentifikasi
saat proses perencanaan;
- Target2 kinerja PK merupakan breakdown
dari target2 kinerja dalam
Renstra/RAP/RAK/RKP;
- Sasaran, indikator dan target yang ditetapkan
dalam PK menjadi penyebab (memiliki
hubungan kausalitas) terwujudnya tujuan dan
sasaran yang ada di Renstra/RKP
Implementasi RKT
a) Target kinerja
yang
diperjanjikan
telah
digunakan
untuk
mengukur
keberhasilan
a, apabila lebih dari 80% Target kinerja telah
dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan;
b, apabila 60% < pemanfaatan target kinerja
< 80%;
c, apabila 40% < pemanfaatan target kinerja
< 60%;
d apabila 20% < pemanfaatan target kinerja
< 40%;
e, apabila pemanfaatan target kinerja< 20%
Pemanfaatan target kinerja untuk mengukur
keberhasilan;
- (Capaian) target kinerja dijadikan dasar
untuk memberikan penghargaan (reward);
- (Capaian) target kinerja dijadikan dasar
untuk memilih dan memilah yang berkinerja
dengan yang kurang (tidak) berkinerja;
- (Capaian) target kinerja digunakan sebagai
cara untuk menyimpulkan atau memberikan
predikat (baik, cukup, kurang, tercapai, tidak
tercapai, berhasil, gagal, dll) suatu kondisi atau
keadaan
b) Rencana aksi
atas kinerja
sudah ada
Rencana Aksi (RA) yang dimaksud merupakan
penjabaran lebih lanjut dari target2 kinerja
yang ada di Penetapan Kinerja (PK)
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 36
Komponen Penjelasan Jadwal Keterangan
c) Rencana aksi
atas kinerja
telah
mencantumka
n target
secara periodi
atas kinerja
a, apabila lebih dari 80% kinerja dalam
rencana aksi (RA) dilengkapi dengan target
periodik;
b, apabila 60% < target periodik dalam RA <
80%;
c, apabila 40% < target periodik dalam RA <
60%;
d apabila 20% < target periodik dalam RA <
40%;
e, apabila target periodik dalam RA< 20%
d) Rencana aksi
atas kinerja
telah
dimonitor
pencapaianny
a secara
berkala
a, apabila lebih dari 80% capaian target
periodik dalam rencana aksi telah dimonitor;
b, apabila 60% < monitoring capaian target
periodik < 80%;
c, apabila 40% < monitoring capaian target
periodik < 60%;
d apabila 20% < monitoring capaian target
periodik < 40%;
e, apabila monitoring capaian target
periodik< 20%
Monitoring pencapaian target periodik:
- Capaian target dalam rencana aksi secara
periodik (minimal setiap 3 bulan) dipantau
kemajuannya;
- Setiap ada deviasi segera dilakukan analisis
dan dicarikan alternatif solusinya;
- Terdapat mekanisme yang memungkinkan
pimpinan untuk mengetahui progress kinerja
yang terbaru (up dated performance)
e) Rencana aksi
atas kinerja
telah
dimanfaatkan
dalam
pengarahan
dan
pengorganisas
ian kegiatan
a, apabila lebih dari 80% target dalam
rencana aksi dimanfaatkan dalam pengarahan
dan pengorganisasian kegiatan;
b, apabila 60% < pemanfaatan target rencana
aksi < 80%;
c, apabila 40% < pemanfaatan target rencana
aksi< 60%;
d apabila 20% < pemanfaatan target rencana
aksi < 40%;
e, apabila pemanfaatan target rencana aksi <
20%
Pemanfaatan rencana aksi dalam pengarahan
dan pengorganisasian kegiatan:
- Target2 dalam rencana aksi dijadikan dasar
(acuan) untuk (memulai) pelaksanaan setiap
kegiatan;
- Target2 kinerja dalam rencana aksi dijadikan
acuan untuk mengevaluasi capaian output2
kegiatan;
- Target2 kinerja dalam rencana aksi dijadikan
alasan untuk memberikan otorisasi ditunda
atau diteruskannya suatu kegiatan
- Terdapat hubungan yang logis antara setiap
output kegiatan dengan sasaran (outcome)
yang akan dicapai;
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 37
Tabel 5.2. Keterangan Bobot Penilaian
Jawaban Kriteria Nilai
a Memenuhi hampir semua kriteria
(lebih dari 80% s/d 100% )
1
b Memenuhi sebagian besar kriteria (lebih
dari 60% s/d 80% )
0,75
c Memenuhi sebagian kriteria
(lebih dari 40% s/d 60%)
0,5
d Memenuhi sebagian kecil kriteria
(lebih dari 20% s/d 40%)
0,25
e Sangat kurang memenuhi kriteria
(kurang dari 20% )
0
Rencana Kinerja Tahunan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Tahun 2020 38
BAB VI
P E N U T U P
Penyusunan buku Rencana Kinerja Tahunan (RKT) ini sebagai upaya untuk
menciptakan ruang dinamis bagi satker dalam mencapai tujuan program Badan
Litbangkes. Perencanaan program bersifat bottom-up berdasarkan alokasi anggaran
yang tersedia dan diatur dalam mekanisme pengusulan biaya yang berlaku, serta sesuai
kebutuhan sehingga tercapai efisiensi dan peningkatan kinerja.
Sebagai tindak lanjut penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2020 adalah
penyebarluasan dokumen kepada semua stakeholders baik di pusat maupun di daerah,
serta pemasyarakatan hasil litbangkes agar rencana program Balai Litbang Kesehatan
Papua dapat terlaksana dengan efektif, efisien, transparan dan akuntabel melalui
pemahaman yang baik akan tugas dan fungsi masing-masing dalam litbangkes.
Semoga dokumen ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi segenap unit yang
terkait dalam memantapkan kebijakan dan manajemen litbangkes dalam mendukung
pembangunan kesehatan nasional.
LAMPIRAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN PAPUA
Jl. Ahmad Yani Nomor 48 Jayapura 99111
Telp. (967)534389, Fax. (0967) 534697
Email : [email protected]