rencana aksi rehabilitasi rekonstruksi pascabencana gempa di provinsi jawa barat kabupaten cilacap

122

Upload: djuniprist

Post on 05-Apr-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 1/122

Page 2: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 2/122

RINGKASAN EKSEKUTIF RENCANA  AKSI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 

WILAYAH PASCABENCANA GEMPABUMI DI PROVINSI JAWA BARAT DAN KABUPATEN CILACAP, PROVINSI JAWA TENGAH, 

2 SEPTEMBER 2009 

Kejadian  bencana  gempabumi  mengguncang wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan

sekitarnya pada hari Rabu, 2 September 2009, jam 14:55 WIB. Sesuai informasi dari BMKG,

pusat gempa berada 142 km barat daya Tasikmalaya pada koordinat 8,24 LS – 107,32 BT, pada

kedalaman 30 km di bawah permukaan laut. Sementara USGS (United States Geological Survey)

mencatat gempa tersebut dengan magnitude 7,4 SR pada kedalaman 60 km di bawah

permukaan laut.

Kuatnya gempa tersebut juga dapat dirasakan di Bandung (144 km dari pusat gempa),

Sukabumi (156 km dari pusat gempa), Jakarta (242 km dari pusat gempa), dan juga beberapa

kota lain di Jawa Barat dan sekitarnya. Gempa juga dapat dirasakan di kota lainnya seperti

Yogyakarta dan Solo.

Berdasarkan data terakhir yang diterbitkan Satkorlak Penanggulangan Bencana (PB)

Provinsi Jawa Barat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per tanggal 25

September 2009 jam 06.00 WIB, korban pascabencana gempa bumi di Selatan Jawa Barat 

tercatat 81 jiwa meninggal dunia, 1.917 jiwa korban luka berat dan luka ringan serta pengungsi

sejumlah 50.964 KK (194.719 jiwa) yang tersebar di 15 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat.

Di samping itu pula berdasarkan pemutakhiran data tanggal 14 Oktober 2009 tercatat di

Provinsi Jawa Barat 45.690 rumah rusak berat, 94.862 rumah rusak sedang dan 119.374 rumah

rusak ringan. Jumlah terbanyak korban meninggal berada di Kabupaten Cianjur, akibat 

tertimbun tanah longsor yang diakibatkan oleh gempa tersebut. Dampak bencana gempa di

Kabupaten Cilacap tidak menimbulkan korban jiwa meninggal dunia, namun cukup banyak 

kerusakan fisik yang terjadi. Dampak bencana di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah

mengakibatkan 1.007 rumah rusak berat, 108 rumah rusak sedang dan 2.150 rumah rusak ringan.

Dampak bencana juga mengakibatkan kerusakan sejumlah fasilitas kesehatan, yaitu

rumah sakit, puskesmas dan puskesmas pembantu, fasilitas pendidikan mulai dari taman

kanak‐kanak sampai tingkat SMU, termasuk madrasah, pasar dan sejumlah besar gedung

pemerintah termasuk kantor kecamatan dan balai desa.

Page 3: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 3/122

ii 

Perkiraan  kerusakan  dan  kerugian  pascabencana  mengindikasikan bahwa

kerusakan dan kerugian terparah terjadi pada komponen perumahan dengan nilai kerusakan

dan kerugian mencapai Rp. 6,9 triliun. Sektor infrastruktur mengalami kerusakan dan kerugian

mencapai Rp. 16,8 miliar, diikuti sektor sosial Rp. 755,4 miliar, sektor ekonomi Rp. 7,6 miliar,

dan sektor pemerintahan sebesar Rp. 156 miliar; sehingga total nilai kerusakan dan kerugian

tercatat Rp 7,9 triliun.

Potensi bencana alam di wilayah Provinsi  Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap di Provinsi Jawa Tengah antara lain adalah gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir,

kekeringan, angin topan dan gerakan tanah/longsor. Pembelajaran untuk Provinsi Jawa Barat 

yang dapat diambil dari peristiwa ini adalah belum tersedianya system peringatan dini dan

pengenalan terhadap faktor‐faktor penyebab risiko bencana; kurangnya pengetahuan dan

kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana; dan belum tersedianya kerangka

kebijakan dan kelembagaan penanggulangan bencana di daerah.

Prinsip, kebijakan dan  strategi  rehabilitasi dan  rekonstruksi  di wilayah  Provinsi

Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap di Provinsi Jawa Tengah adalah menggunakan kegiatan

rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai sarana membangun komunitas, membuka lapangan kerja

dan menstimulasi ekonomi masyarakat dalam kerangka mencapai tujuan pembangunan

berkelanjutan dengan pendekatan pengurangan risiko bencana. Strategi pemulihan pasca

bencana terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu: 1) Pemulihan perumahan dan prasarana

permukiman; 2) Pemulihan prasarana publik dan 3) Pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat.

Dengan pertimbangan skala dan dampak kerusakan yang ditimbulkan, pelaksanaan rehabilitasi

dan rekonstruksi dilaksanakan selama 2 tahun anggaran; yaitu dimulai dengan persiapan pada

triwulan IV tahun anggaran 2009, selama tahun anggaran 2010 dan berakhir pada tahun

anggaran 2011.

Strategi umum pemulihan pasca bencana gempa bumi di wilayah selatan Provinsi Jawa

Barat ditetapkan dengan memperhatikan:

a)  Sosial, ekonomi dan budaya masyarakat;

b)  Kelestarian lingkungan hidup dan pengurangan risiko bencana;

c)  Kemanfaatan dan efektivitas bantuan bagi korban bencana alam;

d)  Lingkup luas wilayah, yaitu 15 (limabelas) kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jawa Barat 

dan 1 (satu) kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Perencanaan  kegiatan  rehabilitasi  dan  rekonstruksi  merupakan bagian yang tidak 

terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang Undang

Nomor 25 Tahun 2004.  Pendanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi bersumber dari

Page 4: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 4/122

iii 

APBN, APBD Provinsi dan APBD Kota/Kabupaten dan masyarakat. Rencana Aksi Rehabilitasi

dan Rekonstruksi merupakan kebijakan yang di‐integrasikan dalam sistem perencanaan

pembangunan nasional dan daerah, sesuai amanat Undang Undang no. 25 tahun 2004. Dalam

kaitannya dengan mekanisme perencanaan dan penganggaran pembangunan tahunan, Rencana

Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah untuk 

penyusunan RAPBN, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk 

penyusunan RAPBD, sesuai dengan mekanisme dalam peraturan dan perundang‐undangan.

Pelaksana  rehabilitasi  dan  rekonstruksi  adalah pemerintah daerah berkoordinasi

dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Penyelenggaraan kegiatan rehabilitasi dan

rekonstruksi dilakukan secara sistematis, terpadu dan terkoordinasi sehingga kebutuhan untuk 

memperbaiki sarana dan parasarana di setiap sektor dapat dilaksanakan secara efektif dan

efisien serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pemantauan penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan sebagai upaya

pengendalian proses rehabilitasi dan rekonstruksi, sedangkan evaluasi pelaksanaan dilakukan

dalam rangka pencapaian standar minimum pelayanan dan peningkatan kinerja

penanggulangan bencana serta sesuai dengan peraturan dan perundang‐undangan. Kegiatan

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang bersumber dari APBN

dilaksanakan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Penanggulangan Bencana

Nasional. Untuk sumber pendanaan APBD Provinsi dan APBD Kabaupaten/Kota maka kegiatan

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan oleh Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Pengakhiran  masa  tugas  dilaksanakan melalui langkah‐langkah peñatausahaan aset 

rehabilitasi dan rekonstruksi yang dibiayai APBN untuk disampaikan kepada Menteri Keuangan.

Kesinambungan  pemulihan  pascabencana dilaksanakan melalui reformasi kerangka

peraturan penanggulangan bencana ke dalam kerangka pembangunan daerah jangka menengah

dan panjang, dan reformasi kelembagaan penanggulangan sesuai amanat Undang Undang

Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Page 5: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 5/122

iv

DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN .............. ............... .............. .............. ............... ................ ................ .............. ................ ......... 1

I.1 LATAR BELAKANG ............... ............... .............. ................ ................ ............... .............. ................ ............... .. 1

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN ............... ............... ............. ............... ................ ............... ............... ................ ......... 6

I.3 RUANG LINGKUP ................ ............... ............. ................ ............... ................ ............... ............... ................ .... 7

I.4 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI .............................. 8

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH YANG TERKENA DAMPAK BENCANA ........... ................ ............ 9

II.1 PROVINSI JAWA BARAT ............. ............... ............. ............... ................ ............... ............... ................ ......... 9

II.1.1 PERUMAHAN, SARANA, DAN PRASARANA PUBIK .............. ........... ............... ............. 10

II.1.2 KONDISI SOSIAL DAN BUDAYA ............... ............ ................ ............... ................ ................ . 11

II.1.3 KONDISI PEREKONOMIAN ............... .............. ............ ................ ................ ............... ............ 16

II.2 PROVINSI JAWA TENGAH ............... ............... ............. ............... ................ ................ .............. ................ .. 19

II.2.1 PERUMAHAN, SARANA, DAN PRASARANA PUBLIK ............. .............. ................ ....... 20

II.2.2 KONDISI SOSIAL DAN BUDAYA ............... ............ ................ ............... ................ ............... .. 21

II.2.3 KONDISI PEREKONOMIAN ............... .............. ............ ................ ............... ................ ............ 23

BAB III PERKIRAAN KERUSAKAN DAN KERUGIAN .............. ............ ................ ............... ................ ............ 25

III.1 KEJADIAN BENCANA DAN WILAYAH KERUSAKAN ........... .......... ................ ................ ............... .. 25

III.2 METODOLOGI PENILAIAN KERUSAKAN DAN KERUGIAN ................ .............. ................ .......... 28

III.3 PERKIRAAN KERUSAKAN DAN KERUGIAN DI PROVINSI JAWA BARAT DAN

KABUPATEN CILACAP, PROVINSI JAWA TENGAH ........................................................................ 28

III.3.1 SEKTOR PERUMAHAN .............. ............... .............. ................ .............. ................. .............. ..... 30

III.3.2 SEKTOR INFRASTRUKTUR .............. ................ ........... ................ ............... ................ ............ 32

III.3.3 SEKTOR SOSIAL ............... ............... ............. ............... ................ ............... ............... ................ .. 33

III.3.4 SEKTOR EKONOMI ................ ................ ............. ............... ................ ................ .............. .......... 38

III.3.5 LINTAS SEKTOR .............. ................ ............. ............... ................ ............... ............... ................ .. 40III.4 DAMPAK KERUSAKAN .............. ............. ........... ................ ................ ............... ................ ............... ............ 41

III.4.1 DAMPAK TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA BARAT DAN

KABUPATEN CILACAP ............................................................................................................. 41

III.4.2 DAMPAK TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL DAN DAERAH ................... 42

III.4.3 DAMPAK TERHADAP KETENAGAKERJAAN ............. ............. .............. ................ .......... 42

Page 6: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 6/122

v

BAB IV PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGURANGAN RISIKO

BENCANA .......................................................................................................................................................... 44

IV.1 POTENSI BENCANA ALAM DI PROVINSI JAWA BARAT DAN PROVINSI JAWA TENGAH

................................................................................................................................................................................. 44

IV.1.1 POTENSI BENCANA ALAM DI PROVINSI JAWA BARAT .......... ............... ................ .. 44

IV.1.2 POTENSI BENCANA ALAM DI PROVINSI JAWA TENGAH ........ ............... ................ 55

IV.2 BELAJAR DARI PERISTIWA BENCANA GEMPA BUMI SELATAN JAWA BARAT ............... 66

IV.3 PERUBAHAN PARADIGMA PENANGGULANGAN BENCANA ............. .............. ................ .......... 67

IV.3.1 REFORMASI PERANGKAT PERATURAN DAN KELEMBAGAAN ........... ................ 67

IV.3.2 PERENCANAAN PENANGGULANGAN BENCANA .............. ........... ............... ................ 69

IV.4 MITIGASI RISIKO BENCANA .............. ............... .............. ............... ............... ................ ............... ............. 70

IV.4.1 BEBERAPA HAL MENGENAI MITIGASI BENCANA .............. ............. ................ .......... 71

IV.4.2 UPAYA MITIGASI DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA TERKAIT DENGAN

ANCAMAN BAHAYA .................................................................................................................. 72

IV.5 KESIAPSIAGAAN .............. ............... .............. ................ ............... ................ ............... .............. ................ ..... 73

BAB V PRINSIP, KEBIJAKAN DAN STRATEGI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ................. 76

V.1 PRINSIP DASAR REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI .................. .............. ................ ............... . 76

V.2 KEBIJAKAN UMUM REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ............. ............. ................ ............... 78

V.2.1 SKENARIO REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ............. ........... ............... ................ 78

V.2.2 RUANG LINGKUP KEBIJAKAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ............... 78

V.3 STRATEGI UMUM REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ............ ............... ................ ............ 79

V.3.1 STRATEGI UMUM PEMULIHAN PERUMAHAN DAN PRASARANA

LINGKUNGAN PERMUKIMAN .................. ................ ........... ................ ................ ............... .. 80

V.3.2 STRATEGI UMUM PEMULIHAN PRASARANA PUBLIK ............ .......... ................ ....... 82

V.3.3 STRATEGI UMUM PEMULIHAN SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT ......... 83

V.4 PENTAHAPAN DAN SUMBER PENDANAAN REHABILITASI REKONSTRUKSI ................ 84

V.5 PERKIRAAN KEBUTUHAN PENDANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ............ 87

BAB VI MANAJEMEN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ....................... ............... ............... ............. 97

VI.1 PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ......... 97

VI.2 MEKANISME PENDANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ................................... 100

VI.2.1 DASAR HUKUM PENDANAAN PASCABENCANA ............ ............ ............... ............... 100

VI.2.2 MEKANISME PENDANAAN .............. ............... ............ ................ ............... ................ ......... 102

VI.3 KELEMBAGAAN PELAKSANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ..................... 104

VI.4 PERANSERTA LEMBAGA INTERNASIONAL DAN LEMBAGA ASING NON PEMERINTAH

DALAM REHABILITASI REKONSTRUKSI ...................................................................................... 105

VI.5 PENGENDALIAN PELAKSANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI ...................... 106

Page 7: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 7/122

vi

VI.6 PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

.............................................................................................................................................................................. 107

VI.7 PENGAKHIRAN MASA TUGAS DAN KESINAMBUNGAN PEMULIHAN ......... ................ .... 109

VI.7.1 PENATAUSAHAAN ASSET REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI .................... 110

VI.7.2 PENGAKHIRAN MASA TUGAS .............. ............... ........... ................ ................ ............... .... 110

VI.7.3 KESINAMBUNGAN PEMULIHAN PASCA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

........................................................................................................................................................... 111

LAMPIRAN

Page 8: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 8/122

vii

DAFTAR TABEL Tabel I.1 Data Kerusakan Bidang Perumahan ............. .......... ................ ............... ................ .............. 3

Tabel II.1 Data Perumahan Wilayah Terkena Dampak Bencana ........ ............... ................ ....... 10

Tabel II.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kabupaten/Kota yang terkena Dampak 

Bencana Alam Gempa Bumi .... ............... ............... ............ ................ ............... ................ ..... 11

Tabel II.3 Indeks Pendidikan di Kabupaten/Kota yang terkena Dampak Bencana Alam

Gempa Bumi .................................................................................................................................. 12

Tabel II.4 Indeks Kesehatan di Kabupaten/Kota yang terkena Dampak Bencana Alam

Gempa Bumi .................................................................................................................................. 14

Tabel II.5 Penduduk 10 Tahun keatas yang bekerja Menurut Lapangan Usaha di

Kabupaten/Kota yang terkena Dampak Bencana Alam Gempa Bumi ............... 15

Tabel III.1 Jumlah Korban Jiwa dan Pengungsi ............. ........... ................ ................ ............... ............ 25

Tabel III.2 Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian per Sektor di Provinsi Jawa

Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah(Rp Juta) ....................... ..... 29

Tabel III.3 Rekapitulasi Kerusakan Rumah .............. .......... ................ ............... ............... ............... ..... 30

Tabel III.4 Jumlah Kerusakan dan Kerugian pada Sektor Infrastruktur (dalam juta

rupiah) ............................................................................................................................................. 32

Tabel III.5 Kerusakan dan Kerugian pada Sektor Sosial ........ ................. .............. ................ .......... 33

Tabel III.6 Kerusakan bangunan TK, SD dan SMP ............. .......... ................ ................ ............... ....... 36

Tabel III.7 Kerusakan bangunan SMA, SMK dan Pondok Pesantren .......... ............... ................ 37

Tabel III.8 Kerusakan prasarana kesehatan ............. .......... ................ ............... ............... ............... ..... 38

Tabel III.9 Kerusakan rumah ibadah ............. .............. ............... ................ ............... ............... ............... 39

Tabel III.10 Kerusakan sarana dan prasarana pada sektor ekonomi produktif .............. ...... 40

Tabel III.11 Kerusakan kantor dan gedung pemerintahan ........ ................ ................ ............... ....... 42

Tabel IV.1 Daerah Rawan Gempabumi Tektonik di Jawa Barat .......... .............. ................ .......... 47

Tabel IV.2 Wilayah Potensi Gerakan Tanah di Provinsi Jawa Barat 

Bulan Oktober 2009 .................................................................................................................. 47

Tabel IV.3 Wilayah Potensi Gerakan Tanah di Provinsi Jawa Tengah

Bulan Oktober 2009 .................................................................................................................. 57Tabel IV.4 Wilayah Potensi Gerakan Tanah di Provinsi DIY Bulan Oktober 2009 ............. 64

Tabel V.1 Pentahapan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ........... ................ ............... ............... .......... 85

Tabel V.2 Skema pembiayaan rehabilitasi dan rekonstruksi .......... ............... ................ ............ 87

Tabel V.4 Perkiraan kebutuhan pendanaan berdasarkan komponen pemulihan di

Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah .................. 88

Page 9: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 9/122

viii

Tabel V.5 Rincian perkiraan kebutuhan pendanaan bagi komponen pemulihan

perumahan di Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa

Tengah ............................................................................................................................................. 89

Tabel V.6 Kegiatan prioritas, lokasi sasaran dan perioda pelaksanaan ............... ................ . 90

Tabel VI.1 Mekanisme pelaporan pemantauan dan evaluasi sumber dana APBN .......... 107

Page 10: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 10/122

ix

DAFTAR GAMBAR Gambar I.1 Peta Lokasi Kejadian Bencana ............ ........... ............... ................ ................ .............. ............ 2

Gambar I.2 Alur Proses Penyusunan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi ............. 5

Gambar III.1 Peta sebaran kerusakan sarana dan prasarana serta korban jiwa ..................... 27

Gambar III.2 Komposisi kerusakan dan kerugian berdasarkan sektor di Provinsi Jawa Barat 

dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah ............. ............ ............... ............... ..... 30

Gambar III.3 Jumlah Rumah Rusak di 15 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat serta

Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah ............... ........... ............... ................ ............ 31

Gambar III.4 Peta sebaran kerusakan sarana dan prasarana Pendidikan .............. ............... ..... 35

Gambar IV. 1 Peta Prakiraan Daerah Potensi Banjir di Jawa Barat ............. ................. .............. ..... 45

Gambar IV.2 Zona Sumber‐sumber Gempabumi di Jawa Barat .......... .............. ................ ............... 46

Gambar IV.3 Peta Prakiraan Titik Potensi terjadi Longsor di Jawa Barat ............. ............... ....... 54

Gambar IV.4 Grafik Nilai Risiko Berbagai Ancaman Bahaya di Provinsi Jawa Barat ............. 55

Gambar IV.5 Peta Prakiraan Potensi Banjir di Jawa Tengah ....... ................ ................ ............... ....... 56

Gambar IV.6 Peta citra satelit (dari ketinggian 31,7 kilometer) daerah Jogyakarta dan Jawa

Tengah ............................................................................................................................................. 57

Gambar IV.7 Peta Prakiraan Wilayah Potensi terjadi Gerakan Tanah di Jawa Tengah ........ 66

Gambar IV.8 Rencana Penanggulangan Bencana dan Rencana Aksi PRB dalam Kerangka

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah ...................................... 70

Gambar V.1 Sumber pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi ............. .............. ................ .......... 86

Gambar VI.1 Kedudukan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi dalam system

perencanaan pembangunan .................................................................................................. 98

Gambar VI.2 Pemahaman dasar penyusunan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi .......... 99

Page 11: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 11/122

 BAB I 

PENDAHULUAN 

I.1.  LATAR BELAKANG 

Gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan sekitarnya pada hari

Rabu, 2 September 2009, jam 14:55 WIB. Sesuai informasi dari BMKG, pusat gempa berada 142

km barat daya Tasikmalaya pada koordinat 8,24 LS – 107,32 BT, pada kedalaman 30 km di

bawah permukaan laut. Sementara USGS (United   States  Geological   Survey ) mencatat gempa

tersebut dengan magnitude 7,4 SR pada kedalaman 60 km di bawah permukaan laut.

Kuatnya gempa tersebut juga dapat dirasakan di Bandung (144 km dari pusat gempa),

Sukabumi (156 km dari pusat gempa), Jakarta (242 km dari pusat gempa), dan juga beberapa

kota lain di Jawa Barat dan sekitarnya. Gempa juga dapat dirasakan di kota lainnya seperti

Yogyakarta dan Solo.

Gempa ini terjadi akibat tumbukan antarlempeng, yang diperkirakan patahan penyebab

gempa bumi sedang menuju keseimbangan baru. Penyebab gempa bumi berkaitan dengan

aktifitas zona subduksi yang terletak di Selatan Pulau Jawa akibat penujaman Lempeng Indo‐

Australia dengan Lempeng Euroasia. Episentrum gempa bumi terletak di sebelah utara

episentrum kejadian gempa bumi sebelumnya, yang terjadi pada 17 Juli 2006, yang

menimbulkan tsunami di wilayah Pantai Selatan Jawa Barat.

Page 12: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 12/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 

di  

Provinsi  

 Jawa 

Barat  

dan 

Kabupaten 

Cilacap 

Provinsi  

 Jawa 

Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

2

 

Gambar I.1 Peta Lokasi Kejadian Bencana 

Secara umum kondisi geologis wilayah lokasi gempa bumi tersusun oleh endapan kuarter,

berupa endapan aluvium, endapan rombakan gunung api, serta endapan tersier yang sebagian

telah mengalami pelapukan sehingga besifat memperkuat goncangan. Wilayah yang tersusun

oleh endapan kuarter akan mengalami goncangan gempa bumi lebih kuat dibandingkan wilayah

lainnya.

Berdasarkan data terakhir yang diterima Tim Sekretariat P3B BAPPENAS per tanggal 14

Oktober 2009, jumlah korban pascabencana gempa bumi di Selatan Jawa Barat adalah 81 jiwa

meninggal dunia, 1.287 jiwa korban luka berat dan luka ringan serta pengungsi sejumlah 50.964

KK (194.805 jiwa) yang tersebar di 15 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten

Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Jumlah terbanyak korban meninggal berada di Kabupaten

Cianjur, akibat tertimbun tanah longsor yang diakibatkan oleh gempa tersebut. Sekitar 263.191

unit rumah rusak akibat bencana tersebut, dengan rincian seperti tergambar dalam tabel

berikut:

Page 13: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 13/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 

di  

Provinsi  

 Jawa 

Barat  

dan 

Kabupaten 

Cilacap 

Provinsi  

 Jawa 

Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

3

 

Tabel I.1 Data Kerusakan Bidang Perumahan 

LOKASI (KAB/KOTA) 

DATA KERUSAKAN RUSAK  

TOTAL/BERAT  RUSAK  SEDANG  RUSAK  

RINGAN Kab. Bandung 11.711 13.786 25.605

Kab. Bandung Barat 1.894 2.515 4.892Kab. Bogor 317 953 869

Kab. Ciamis 13.247 25.519 2.687

Kab. Cianjur 5.931 7.662 4.509

Kab. Cilacap 1.007 108 2.150

Kab. Garut 7.612 17.990 20.273

Kab. Kuningan 122 145 472

Kab. Majalengka 249 448 1.087

Kab. Purwakarta 18 56

Kab. Subang 3 1 99

Kab. Sukabumi 640 4.947 17.325

Kab. Tasikmalaya 3.050 17.189 29.575

Kota Banjar 58 284 654

Kota Sukabumi 298 725 915

Kota Tasikmalaya 540 2.698 10.356

Total  46.697  94.970  121.524 Sumber: Data Sekretariat  P3B BAPPENAS  14 Oktober   2009 

Penilaian awal kerusakan dan kerugian dampak bencana gempa bumi di Provinsi Jawa

Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah ini dilakukan dua minggu setelah terjadinya

bencana, mengadopsi metodologi penilaian kerusakan dan kerugian yang telah dikembangkan

sejak tahun 1970‐an oleh sebuah badan PBB, Economic  Commission   for   Latin   America  and  Caribbean (ECLAC). Kegiatan penilaian kerusakan dan kerugian dilakukan oleh beberapa

lembaga donor internasional yang dikoordinasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan

Bencana (BNPB) bersama dengan Bappenas melalui dukungan World  Bank  dan United  Nations Development  Programme (UNDP).

Upaya‐upaya tanggap darurat (emergency   relief   efforts) telah dilakukan oleh Badan

Nasional Penanggulangan Bencana, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Provinsi

Jawa Tengah, bersama‐sama dengan kelompok‐kelompok masyarakat baik nasional maupun

internasional yang bersimpati. Pembentukan tempat‐tempat penampungan pengungsi

sementara, penyebaran bantuan logistik, penerjunan sukarelawan kesehatan dan juga

penggalangan dana, telah dilakukan untuk membantu meringankan penderitaan korban

bencana gempa bumi tersebut.

Berdasarkan hasil penilaian kerusakan dan kerugian pascabencana diketahui bahwa

kerusakan dan kerugian terparah dialami oleh bidang perumahan dengan nilai kerusakan dan

kerugian mencapai Rp. 6,9 triliun. Selanjutnya sektor infrasruktur menalami total kerusakan

Page 14: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 14/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 

di  

Provinsi  

 Jawa 

Barat  

dan 

Kabupaten 

Cilacap 

Provinsi  

 Jawa 

Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

4

 

dan kerugian mencapai Rp. 16,8 miliar, diikuti sektor sosial Rp. 755,4 miliar, sektor ekonomi Rp.

7,6 miliar, dan lintas sektor Rp. 156 miliar.

Dengan melihat besaran kerusakan dan kerugian yang dialami, maka fokus pemulihan

wilayah pascabencana gempa bumi di Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa

Tengah, diarahkan kepada:

1.  Rehabilitasi dan rekonstruksi bidang perumahan dan permukiman;

2.  Rehabilitasi dan rekonstruksi bidang prasarana publik; serta

3.  Rehabilitasi dan rekonstruksi bidang ekonomi

Rehabilitasi perumahan dan pemukiman mendapatkan perhatian khusus, mengingat 

sebagian besar kerusakan dan kerugian di daerah yang terkena dampak bencana merupakan

industri berbasis rumah tangga yang berlokasi di rumah‐rumah penduduk. Dengan rehabilitasi

perumahan dan pemukiman, diharapkan sektor industri rumah tangga (home industry ) ini akan

segera bangkit pula. Untuk itu pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap pemulihan

bidang perumahan dan permukiman melalui bantuan yang bersifat stimulan yang bersumber

kepada pendanaan APBN sekitar Rp. 2,7 miliar. Namun demikian, tetap diperlukan dukungan

aktivitas rehabilitasi dan rekonstruksi yang ditujukan langsung untuk pemulihan kegiatan

ekonomi masyarakat, termasuk bantuan alat dan modal kerja. Untuk menunjang hal ini, maka

rehabilitasi sarana dan prasarana publik menjadi penting guna memastikan agar perekonomian

lokal dapat segera bangkit kembali.

Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah yang terkena dampak bencana di

Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, memerlukan perencanaan

yang matang dan terpadu. Sesuai dengan kesepakatan antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah, buku rencana aksi ini akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan rehabilitasi dan

rekonstruksi di wilayah terkena dampak bencana di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten

Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.

Sedangkan pembiayaan untuk prioritas‐prioritas pemulihan di wilayah pascabencana

Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah berasal dari berbagai sumber.

Sumber‐sumber pembiayaan tersebut berasal dari dana pemerintah pusat, dana pemerintah

daerah, dana swasta, dana perseorangan dan dana masyarakat sendiri.

Buku rencana aksi ini dihasilkan melalui sebuah proses perencanaan yang dilakukan oleh

pemerintah daerah kedua provinsi, Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah. Peran

Pemerintah Pusat dalam proses penyusunan rencana aksi ini adalah sebagai koordinator dan

fasilitator, sementara peranan dari pemerintah daerah sebagai penyusun rencana aksi rinci

Page 15: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 15/122

rehabilit 

di lapang

Sum

 

Pe

peratura

penangg

diterbitk 

UU terse

dalam ti

Selain it 

jawab da

yang sanbencana

lainnya.

si dan reko

an.

er: Bappenas

anganan da

n perundan

langan be

annya Unda

ut diatur m

a tahap ya

, telah diran

lam penang

gat pentingyang bersu

 

nstruksi yan

 Alu

  2009 

n penanggu

‐undangan

ncana di

ng‐undang

engenai lan

tu tahap p

cang pula te

ulangan be

dalam UUber dari

g selanjutny

Ga Proses PenRehabilitasi 

lanagan ben

ang berlak 

Indonesia

o. 24 Tahu

kah‐langka

a bencana,

ntang kelem

ncana baik 

tu yang mePBN, APBD

a akan dija

bar I.2 usunan Ren dan Rekonst 

cana di Indo

. Selain itu,

yang sist 

n 2007 tent 

, antara lai

tahap tangg

bagaan yan

i pusat ma

nyangkut pProvinsi/K

ikan acuan

ana  Aksi ruksi 

nesia saat i

erdapat ke

matis dan

ang Penang

; penangan

ap darurat 

mempunya

pun di daer

nganggaraabupaten/K

utama dala

i mengacu

ijakan nasi

kompreh

ulangan Be

n bencana

dan tahap

i wewenang

ah. Permas

dalam penta serta su

pelaksana

epada siste

nal mengen

nsif deng

ncana. Dala

ang dibagi

ascabencan

dan tanggu

lahan lainn

anggulanagmber‐sumb

n

m

ai

n

m

e

a.

g

a

ner

Page 16: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 16/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 

di  

Provinsi  

 Jawa 

Barat  

dan 

Kabupaten 

Cilacap 

Provinsi  

 Jawa 

Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

6

 

I.2.  MAKSUD DAN TUJUAN 

Buku Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pascabencana Gempa Bumi di

Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah ini disusun sebagai rencana

program dan kegiatan untuk:

1.  Membangun kesepahaman dan komitmen antara pemerintah pusat, pemerintah

provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha, masyarakat, perguruan

tinggi/akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat, dalam membangun kembali

seluruh sendi kehidupan masyarakat yang terkena dampak bencana di Provinsi Jawa

Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah;

2.  Menyelaraskan seluruh kegiatan perencanaan rehabilitasi pascabencana gempa yang

disusun oleh pemerintah pusat, dalam hal ini adalah kementerian/lembaga, dan

pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang terkenabencana di di Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah;

3.  Menyesuaikan perencanaan yang dilakukan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan

pemerintah kabupaten/kota dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD);

4.  Memaduserasikan perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana dengan

perencanaan tahunan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota yang dituangkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah, Pusat dan

Daerah;

5.  Memberikan gambaran yang jelas kepada pemangku kepentingan (stakeholders)

lainnya mengenai pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa,

sehingga tidak terjadi tumpang tindih kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi;

6.  Mengembangkan sistem dan mekanisme mobilisasi pendanaan dari sumber APBN,

APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota dan masyarakat secara efisien, efektif,

transparan, partisipatif dan akuntabel, sesuai dengan prinsip tata pemerintahan yang

baik (good governance).

Sedangkan tujuan diterbitkannya Buku Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Pascabencana Gempa ini adalah:

1.  Terbentuknya saling pengertian antara pemerintah pusat dan daerah serta unsur‐unsur

swasta, masyarakat nasional dan daerah agar pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi

pascabencana gempa dapat berlangsung dengan baik;

Page 17: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 17/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 

di  

Provinsi  

 Jawa 

Barat  

dan 

Kabupaten 

Cilacap 

Provinsi  

 Jawa 

Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

7

 

2.  Perencanaan program dan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa

tunduk dan sesuai dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3.  Perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan, sesuai dan selaras dengan

dokumen perencanaan nasional dan daerah;

4.  Perencanaan dan penganggaran yang partisipatif dan konsultatif, yakni program dan

kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa telah dikonsultasikan dan memuat 

masukan dari dan kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders);

5.  Memudahkan dilakukannya pemantauan dan pengendalian atas kegiatan rehabilitasi

dan rekonstruksi pascabencana gempa;

6.  Penggunaan dan pengelolaan sumber dana untuk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi

pascabencana gempa yang tunduk pada prinsip " prudent " (kehati‐hatian) dan

"accountable" (bertanggung‐jawab).

I.3.  RUANG LINGKUP 

Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi ini secara

keseluruhan terdiri dari enam bab, yaitu:

Bab  Pertama Buku Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pascabencana

Gempa Bumi ini berisikan latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, serta jangka waktu

pelaksanaan dari rencana aksi ini.

Bab  Kedua memaparkan gambaran umum daerah yang terkena dampak bencana di

Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, berupa: (1) Kondisi

perumahan, sarana dan prasarana; (2) kondisi sosial dan budaya; (3) kondisi perkonomian.

Gambaran umum yang disarikan pada bab kedua ini adalah kondisi sebelum terjadinya

bencana.

Bab  Ketiga Buku ini, memaparkan perkiraan kerusakan dan kerugian pascagempa di

Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Barat. Dalam bab ini dijelaskan mengenai: (1)

Metodologi penilaian kerusakan dan kerugian; (2) Perkiraan kerusakan dan kerugian pada

sektor perumahan dan permukiman; (3) Perkiraan kerusakan dan kerugian pada sektor

infrastruktur; (4) Perkiraan kerusakan dan kerugian pada sektor ekonomi produktif; dan (5)

Perkiraan kerusakan dan kerugian pada lintas sektor.

Bab  Keempat , memaparkan tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana dan

pengurangan risiko bencana.

Page 18: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 18/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 

di  

Provinsi  

 Jawa 

Barat  

dan 

Kabupaten 

Cilacap 

Provinsi  

 Jawa 

Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

8

 

Bab  Kelima berisikan prinsip, kebijakan dan strategi pelaksanaan rehabilitasi dan

rekonstruksi wilayah pascabencana gempa bumi di Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap,

Provinsi Jawa Tengah.

Bab  keenam memamparkan tentang manajemen pelaksanaan rehabilitasi dan

rekonstruksi yang meliputi: (1) Penatausahaan aset rehabilitasi dan rekonstruksi; (2)

Pengakhiran masa tugas; serta (3) keberlanjutan dan kesinambungan pemulihan

pascarehabilitasi dan pascarekonstruksi.

I.4.  JANGKA WAKTU PELAKSANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 

Pelaksanaan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi di

Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Barat ini mencakup kurun waktu 18 (delapan belas)

bulan, dengan mulai berlakunya sejak tahun anggaran 2009 hingga tahun 2011 dengan

mengikuti tahun anggaran yang berlaku.

Dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi, pemulihan perumahan dan

permukiman serta pemulihan sarana dan prasarana publik merupakan prioritas utama yang

diharapkan dapat segera diselesaikan pada tahun 2010, dengan tujuan:

1.  Masyarakat korban bencana gempa dapat segera kembali ke rumah masing‐masing;

2.  Pelayanan umum dapat segera terselenggara untuk mendukung pemulihan kehidupan

dan kegiatan masyarakat seperti sediakala;

3.  Untuk mendukung upaya revitalisasi perekonomian daerah.

Page 19: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 19/122

 

BAB II 

GAMBARAN UMUM DAERAH YANG 

TERKENA DAMPAK  BENCANA 

II. 1.  PROVINSI JAWA BARAT 

Provinsi Jawa Barat mencakup wilayah daratan seluas 3.709.528,68 hektar dan garis pantai

sepanjang 755,829 km. Secara topografis, Jawa Barat dapat dibagi menjadi tiga kawasan: daerah

dataran rendah di kawasan Utara, daerah berbukit‐bukit dengan sedikit pantai di bagian Selatan;

dan dataran tinggi bergunung‐gunung di kawasan Tengah. Ciri utama daratan "Tanah Pasundan"

ini adalah bagian dari busur kepulauan gunung api baik aktif maupun tidak aktif, membentang dari

ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung Utara Pulau Sulawesi. Daratan dapat dibedakan atas

wilayah pegunungan curam (9,5% dari total luas wilayah Jawa Barat) di bagian Selatan dengan

ketinggian lebih dari 1.500 m dpl, wilayah lereng bukit yang landai (36,48%) di bagian Tengah

dengan ketinggian 10 ‐ 1.500 m dpl, dan wilayah dataran luas (54,03%) di bagian Utara dengan

ketinggian 0 – 10 m dpl. Tutupan lahan terluas di Jawa Barat berupa kebun campuran (22,89 %

dari luas wilayah Jawa Barat), sawah (20,27%), dan perkebunan (17,41%), sementara hutan

primer dan hutan sekunder di Jawa Barat hanya 15,93% dari seluruh luas wilayah Jawa Barat.

Tingkat kepadatan penduduk di Provinsi Jawa Barat adalah rata‐rata sekitar 1.157 jiwa.

Adapun distribusi kepadatan penduduk di masing‐masing wilayah di Jawa Barat dapat dilihat pada

peta kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk yang cukup tinggi di Jawa Barat terutama di

wilayah perkotaan mengakibatkan provinsi ini cukup rentan terhadap berbagai bencana di

antaranya gempa bumi dan kebakaran.

Dampak bencana gempa meliputi 15 kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jawa Barat, yakni:

Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bogor,

Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan, Kabupaten

Page 20: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 20/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

10

 

Majalengka, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Subang, Kota Banjar, Kota

Tasikmalaya, dan Kota Sukabumi; meliputi 296 kecamatan atau 47% dari seluruh kecamatan di

Jawa Barat. Namun, kerusakan yang lebih besar dengan korban jiwa yang signifikan dialami

wilayah Jawa Barat bagian Selatan, terutama di Kabupaten Cianjur, Kabupaten/Kota Tasikmalaya,

Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Bandung, serta Kabupaten Sukabumi. Jumlah terbanyak korban

meninggal terdapat di Kabupaten Cianjur, yang sebagian besarnya merupakan korban bencana

tanah longsor yang merupakan bencana ‘ikutan’, yang diakibatkan oleh gempa tersebut. Bantuan

kemanusiaan telah disampaikan oleh instansi pemerintah pusat, instansi pemerintah daerah, dan

LSM, meskipun masih menghadapi kendala distribusi bantuan karena sulitnya akses ke daerah

yang terkena dampak bencana.

II.1.1.  PERUMAHAN, SARANA, DAN PRASARANA PUBIK  

Umumnya pemukiman di wilayah Jawa Barat terutama di perkotaan berdensitas tinggi

(sangat padat) dan sebagian besar bangunan rumah tersebut tidak memiliki Izin Mendirikan

Bangunan (IMB). Demikian pula halnya dengan kebanyakan zona perindustrian di Jawa Barat, juga

mempunyai andil kepada kerentanan Provinsi Jawa Barat terhadap risiko bencana.

Berdasarkan data potensi desa tahun 2008 jumlah rumah yang berdiri di wilayah

yang terkena dampak bencana berjumlah 3.215.503 unit, yang terdiri atas rumah

permanen dan rumah non permanen, dengan rincian yang tergambar pada tabel berikut:

Tabel II.1 

Data Perumahan Wilayah Terkena Dampak  Bencana 

No  Kabupaten/Kota  Jumlah Rumah 

1 Kab.Bandung 406.704

2 Kab. Bandung Barat 205.143

3 Kab. Bogor 530.631

4 Kab. Ciamis 213.703

5 Kab. Cianjur 221.744

6 Kab. Garut 242.077

7 Kota Banjar 22.946

8 Kota Tasikmalaya 95.418

9 Kab. Kuningan 216.737

10 Kab. Majalengka 216.737

11 Kab. Purwakarta 131.201

12 Kab. Sukabumi 248.362

13 Kab. Tasikmalaya 192.226

14 Kab. Subang 233.548

15 Kota Sukabumi 38.326

Total  3.215.503 

Sumber: Data Potensi Desa;  2008 

Page 21: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 21/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

11

 

II.1.2.  KONDISI SOSIAL DAN BUDAYA 

 A.  KEPENDUDUKAN 

Jumlah penduduk Jawa Barat pada tahun 2008 menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Daerah

berjumlah 42.194.869 jiwa, dengan komposisi menurut jenis kelamin terdiri dari laki‐laki sebanyak 

21.262.743 jiwa atau 50,39% dan penduduk perempuan sebanyak 20.932.126 jiwa atau 49,61%

dari jumlah penduduk Jawa Barat.

Data penduduk per Kabupaten dan Kota yang terkena dampak bencana alam gempa bumi

adalah sebagai berikut:

Tabel II.2 

Jumlah Penduduk  Berdasarkan Kabupaten/Kota 

yang terkena

 Dampak 

 Bencana

  Alam

 Gempa

 Bumi

 

No  Kabupaten/Kota Jenis Kelamin 

Laki-laki  Perempuan  Jumlah 

1 Kab.Bandung 1.558.023 1.558.033 3.116.056

2 Kab. Bandung Barat 787.042 744.030 1.531072

3 Kab. Bogor 2.232.370 2.169.656 4.402.026

4 Kab. Ciamis 785.557 820.334 1.605.891

5 Kab. Cianjur 1.117.285 1.052.699 2.169.894

6 Kab. Garut 1.226.670 1.254.801 2.481.471

7 Kota Banjar 92.117 92.400 184.577

8 Kota Tasikmalaya 315.335 321.748 637.0839 Kab. Kuningan 583.588 579.571 1.163.159

10 Kab. Majalengka 609.031 601.780 1.210.811

11 Kab. Purwakarta 403.990 405.972 809.962

12 Kab. Sukabumi 1.158.964 1.118.056 2.277.020

13 Kab. Tasikmalaya 914.510 925.172 1.839.682

14 Kab. Subang 732.298 744.120 1.476.418

15 Kota Sukabumi 156.457 149.343 305.800

Jumlah  12.673.237  12.537.715  25.210.922 

Sumber  : Suseda Provinsi  Jabar  Tahun  2008 (data diolah) 

Berdasarkan data di atas menggambarkan bahwa sekitar 60% penduduk Jawa Barat 

berdomisili di 15 Kabupaten dan Kota yang terkena dampak bencana alam gempa bumi yang

berpusat di 142 km baratdaya Tasikmalaya pada koordinat 8,24 LS – 107,32 BT, pada kedalaman

30 km di bawah permukaan laut. Kabupaten dan Kota tersebut merupakan daerah yang memiliki

jumlah penduduk terbesar di Jawa Barat yaitu Kabupaten Bogor 4,40 juta jiwa, Kabupaten Bandung

Page 22: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 22/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

12

 

3,11 juta jiwa, Kabupaten Cianjur 2,16 juta jiwa, Kabupaten Garut 2,48 juta jiwa dan Kabupaten

Sukabumi 2,27 juta jiwa.

B.  PENDIDIKAN 

Pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan di Provinsi Jawa Barat, dimana

ukuran keberhasilannya ditentukan oleh indeks pendidikan. Indeks pendidikan adalah salah satu

indeks komposit dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di samping Indeks Kesehatan dan

Indeks Daya beli.

Indeks Pendidikan (IP) pada Tahun 2008 meningkat sebesar 1,43 poin dari Tahun 2007,

yaitu sebesar 81,64 dari angka 80,81 pada Tahun 2007. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari

meningkatnya komponen Indeks Pendidikan yaitu Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata‐rata Lama

Sekolah (RLS). Pada Tahun 2008, AMH Jawa Barat sebesar 96,10% meningkat dari 95,32% pada

Tahun 2007. Sedangkan RLS menunjukkan peningkatan dari 7,5 tahun pada Tahun 2007menjadi

7,91 tahun pada Tahun 2008.

Apabila data tersebut diklasifikasikan berdasarkan Kabupaten dan Kota yang terkena

dampak bencana alam gempa bumi, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel II.3 

Indeks Pendidikan di Kabupaten/Kota 

yang terkena Dampak  Bencana  Alam Gempa Bumi 

NO 

Kabupaten/Kota 

 AMH 

RLS 

Indeks 

Pendidikan 

1 Kab.Bandung 98.37 8.20 83.80

2 Kab. Bandung Barat 98.00 8.00 83.11

3 Kab. Bogor 93.59 7.20 78.39

4 Kab. Ciamis 96.68 6.90 79.79

5 Kab. Cianjur 97.09 6.40 78.95

6 Kab. Garut 98.89 7.10 81.07

7 Kota Banjar 96.43 7.80 81.62

8 Kota Tasikmalaya 99.20 8.40 84.80

9 Kab. Kuningan 93.64 6.80 77.54

10 Kab. Majalengka 94.81 6.70 78.10

11 Kab. Purwakarta 95.59 7.00 79.28

12 Kab. Sukabumi 96.59 6.39 78.59

13 Kab. Tasikmalaya 98.81 6.80 80.98

14 Kab. Subang 92.38 6.60 76.25

15 Kota Sukabumi 99,64 9 86,43

Jawa Barat   95,32  7,50  80,21 

Sumber  : BPS   Provinsi  Jabar, 11 Desember   2008 (data diolah) 

Page 23: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 23/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

13

 

Berdasarkan data di atas menggambarkan bahwa  Angka Melek  Huruf   (AMH) penduduk 

Jawa Barat yang berdomisili di 15 Kabupaten dan Kota yang terkena dampak bencana alam gempa

bumi merupakan daerah yang memiliki AMH di atas rata‐rata penduduk Jawa Barat yang mencapai

95,32. Adapun Kabupaten dan Kota yang AMH‐nya di atas AMH penduduk Jawa Barat adalah

Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Ciamis, Cianjur, Garut, Purwakarta, dan Kabupaten

Tasikmalaya serta Kota Banjar, Tasikmalaya dan Kota Sukabumi. Kabupaten lainnya yang terdiri

dari Kuningan, Subang, Majalengka dan Kabupaten Bogor merupakan daerah‐dearah yang AMH‐

nya di bawah angka rata‐rata Jawa Barat.

Demikian pula dengan Rata-rata  Lama  Sekolah  (RLS  ) penduduk Jawa Barat yang

berdomisili di 15 Kabupaten dan Kota yang terkena dampak bencana alam gempa bumi merupakan

daerah yang memiliki RLS diatas rata‐rata penduduk Jawa Barat yang mencapai 7,5 tahun. Adapun

Kabupaten dan Kota yang RLS‐nya di atas RLS penduduk Jawa Barat adalah Kabupaten Bandungdan Bandung Barat, serta Kota Banjar, Sukabumi dan Kota Tasikmalaya dan Kota Sukabumi.

Kabupaten lainnya RLS‐nya di bawah angka rata‐rata Jawa Barat.

C.  KESEHATAN 

Kesehatan juga merupakan salah satu prioritas pembangunan di Provinsi Jawa Barat, di

mana ukuran keberhasilannya ditentukan oleh indeks kesehatan. Indeks kesehatan adalah salah

satu indeks komposit dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Indeks Kesehatan (IK) mencerminkan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah pada

periode waktu tertentu yang diukur melalui angka harapan hidup waktu lahir (AHH). Indeks

kesehatan Jawa Barat mengalami peningkatan sebesar 0,37 poin pada kurun waktu Tahun 2007 –

2008, 71,00 pada Tahun 2007 dan 71,37 poin pada Tahun 2008. Dari sisi Angka Harapan Hidup

(AHH), menunjukkan bahwa rata‐rata usia penduduk Jawa Barat adalah 67,58 tahun meningkat 

dari Tahun 2006 yaitu 67,40 tahun.

Apabila data tersebut diklasifikasikan berdasarkan Kabupaten dan Kota yang terkena

dampak bencana alam gempa bumi, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 24: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 24/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

14

 

Tabel II.4 

Indeks Kesehatan di Kabupaten/Kota 

yang terkena Dampak  Bencana  Alam Gempa Bumi 

No  Kabupaten/Kota   AHH  Indeks Kesehatan 

1 Kab.Bandung 68.78 72.97

2 Kab. Bandung Barat 68.53 72.55

3 Kab. Bogor 68.59 72.65

4 Kab. Ciamis 66.77 69.62

5 Kab. Cianjur 64.96 66.60

6 Kab. Garut 64.42 65.70

7 Kota Banjar 65.91 68.18

8 Kota Tasikmalaya 68.78 72.97

9 Kab. Kuningan 67.12 70.20

10 Kab. Majalengka 65.57 67.62

11 Kab. Purwakarta 66.20 68.67

12 Kab. Sukabumi 66.12 68.53

13 Kab. Tasikmalaya 67.32 70.5314 Kab. Subang 68.95 73.25

15 Kota Sukabumi 68,67 72,78

Jawa Barat   67,60  71,00 

Sumber  : BPS   Prov.  Jabar, 11 Des  2008 (data diolah) 

Berdasarkan data di atas menggambarkan bahwa Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk 

Jawa Barat yang berdomisili di 15 Kabupaten dan Kota yang terkena dampak bencana alam gempa

bumi merupakan daerah yang memiliki AHH diatas rata‐rata penduduk Jawa Barat yang mencapai

67,60. Adapun Kabupaten dan Kota yang AHH‐nya di atas AHH penduduk Jawa Barat adalah

Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Subang dan Kabupaten Bogor, serta Kota Tasikmalaya dan

Kota Sukabumi. Kabupaten dan Kota lainnya merupakan daerah‐dearah yang AHH‐nya di bawah

angka rata‐rata Jawa Barat.

D.  KETENAGAKERJAAN  

Data Suseda Tahun 2008, menggambarkan bahwa sektor pertanian masih merupakan

lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja, walaupun dari tahun ke tahun

persentasenya mengalami penurunan. Dari 18,36 juta penduduk 10 tahun ke atas yang bekerja,

sebesar 26,10 persen bekerja di sektor pertanian, 23,51 persen di sektor perdagangan, 16,83

persen di sektor industri, 16,61 persen di sektor jasa dan sebesar 16,95 persen tersebar di

berbagai sektor seperti keuangan, angkutan, kontruksi dan lain‐lain.

Page 25: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 25/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

15

 

Dari sisi penyerapan tenaga kerja pada sektor‐sektor yang ada, sektor pertanian,

perdagangan, industri dan jasa paling banyak dipilih masyarakat Jawa Barat. Sedangkan penduduk 

yang bekerja sebagai pekerja kelaurga/pekerja tidak dibayar, pada umumnya hanya sekedar

membantu usaha yang dilakukan oleh orang tua atau anggota rumah tangga lainnya dengan tingkat 

produktivitas yang rendah dan biasanya tidak mendapatkan upah/gaji atau sekalipun ada balas

jasa yang diterima pun sangat rendah.

Untuk menggambarkan lapangan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten

dan Kota yang terkena dampak bencana alam gempa bumi, dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel II.5 

Penduduk  10 Tahun keatas yang bekerja Menurut  Lapangan Usaha 

di Kabupaten/Kota yang terkena Dampak  Bencana  Alam Gempa Bumi 

NO  Kabupaten/Kota 

Lapangan Usaha 

Jumlah 

Pertanian 

Industri  Perdagang

an 

Jasa 

Lainnya 

1 Kab.Bandung 304,303 356,791 300,678 177,846 229,861 1,369479

2 Kab. Bandung Barat 132,752 106,080 120,656 83,600 143,258 586,346

3 Kab. Bogor 352,381 396,736 432,393 335,345 321,628 1,838,483

4 Kab. Ciamis 368,345 98,987 163,052 104,493 95,646 830,523

5 Kab. Cianjur 448,973 49,667 187,045 113,259 137,816 936,760

6 Kab. Garut 394,440 122,796 177,524 136,156 117,163 948,079

7 Kota Banjar 16,691 11,258 18,842 12,988 16,563 76,342

8 Kota Tasikmalaya 23,097 75,248 78,927 45,168 54,528 276,968

9 Kab. Kuningan 232,453 27,090 161,509 74,442 85,889 581,383

10 Kab. Majalengka 193,863 110,882 141,674 76,178 66,419 589,016

11 Kab. Purwakarta 85,326 84,615 64,717 51,428 70,142 356,228

12 Kab. Sukabumi 404,641 146,769 160,696 107,094 162,725 981,925

13 Kab. Tasikmalaya 396,913 158,909 163,471 127,229 77,248 923,770

14 Kab. Subang 273,690 58,137 166,175 97,475 97,167 692,644

15 Kota Sukabumi 7,310 14,833 45,744 24,502 23,459 115,848

JUMLAH  3,635,178 1,818,798 2,383,103 1,567,203 1,699,512 11,103,794

Sumber  : Suseda Prov.  Jabar  tahun  2008 (data diolah) 

Berdasarkan data di atas menggambarkan bahwa Lapangan Usaha yang banyak menyerap

tenaga kerja bagi penduduk Jawa Barat yang berdomisili di 15 Kabupaten dan Kota yang terkena

dampak bencana alam gempa bumi, hampir seluruhnya di sektor pertanian, kecuali untuk Kota

Banjar, Kota Sukabumi dan Kota Tasikmalaya lapangan usahanya lebih banyak di sektor industri

dan perdagangan.

Page 26: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 26/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

16

 

II.1.3.  KONDISI PEREKONOMIAN 

Pendapatan Regional Jawa Barat yang dihitung melalui Produk Domestik Bruto

(PDRB), pada tahun 2008 berdasarkan harga berlaku mencapai Rp. 602,42 triliun (mengalami

peningkatan sebesar 14,40% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp. 526,61

triliun). Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 mengalami peningkatan sebesar

5,83% yaitu dari Rp. 274,18 triliun (tahun 2007) naik menjadi Rp. 290,17 triliun pada tahun 2008.

Tiga sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Jawa Barat adalah sektor

industri pengolahan sebesar 44,91%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,11% dan

sector pertanian sebesar 11,26%.

Pendapatan regional di daerah yang terkena bencana gempa (15 kabupaten/kota), pada

tahun 2008 kabupaten yang memiliki nilai PDRB (berdasarkan harga konstan tahun 2000)

terbesar adalah Kabupaten Bandung sebesar Rp. 19,45 miliar dan Kabupaten Garut sebesar Rp.

10,01 miliar sedangkan yang paling rendah adalah Kabupaten Tasikmalaya sebesar Rp. 4,89 miliar.

 A.  PETERNAKAN 

Komoditas ungulan Jawa Barat pada bidang peternakan adalah sapi perah, domba, ayam

ras petelur dan itik. Pada tahun 2007, populasi ke‐empat jenis hewan tersebut menunjukkan

peningkatan positif, lebih dari 6% dalam kurun waktu tahun 2006‐2007. Bila produksi daging di

Jawa Barat dalam kurun waktu 2007‐2008 secara total menunjukkan penurunan, produksi telur

dan susu di Jawa Barat menunjukkan peningkatan yang cukup besar lebih dari 10% untuk telur

dan 5% untuk susu. Namun penurunan pada produksi daging diikuti pula dengan penurunan

jumlah produksi kulit hewan dan dalam kurun waktu yang sama berkurang lebih dari 10% untuk 

kulit kerbau, domba dan kambing, sementara kulit sapi hanya berkurang sebesar 5%.

Populasi ternak sapi potong terbesar ada di Kabupaten Ciamis sebesar 31.873 ekor,

Kabupaten Sumedang sebesar 28.463 ekor sedangkan yang terkecil adalah Kota Sukabumi 432

ekor. Populasi sapi perah terbesar ada di Kabupaten Bandung 53.965 ekor dengan produksi susu

sebanyak 117.438,30 ton dan Kabupaten Garut 15.959 ekor dengan produksi susu sebesar

34.729,88 ton.

Page 27: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 27/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

17

 

B.  PERIKANAN 

Jumlah rumah tangga perikanan darat di Jawa Barat, pada tahun 2008 menunjukkan

penurunan jumlah bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007. sementara hasil produksi

ikan menunjukkan peningkatan dalam kurun waktu 2006‐2008 dengan proporsi produksi ikan

hasil budidaya terus meningkat. Apabila dari sisi produksi hasil budidaya perikanan terus

meningkat, namun dari sisi produksi hasil penangkapan menunjukkan grafik yang meningkat 

sementara nilai produksi hasil budidaya menujukkan grafik yang menurun.

Produksi perikanan tangkap di Jawa Barat sebesar 162.344,48 ton, dengan produksi

terbesar Kabupaten Sukabumi sebesar 9.732,91 ton, Kabupaten Tasikmalaya 1.015,90 ton dan

Kab. Ciamis 1.732,31 ton.

C. 

PERDAGANGAN DAN

 PERINDUSTRIAN

 

Sarana perdagangan dibagi berdasarkan jenis pasar, yaitu pasar tradisional dan modern.

Kedua jenis pasar tersebut di Jawa Barat pada periode tahun 2006‐2007 menunjukkan penurunan

jumlah. Revitalisasi pasar yang ada untuk meningkatkan nilai tambah dari kedua jenis pasar

tersebut merupakan salah satu alas an penurunan jumlah tersebut.

Sarana perdagangan di Jawa barat menurut jenis pasar tradisional tahun 2007 sebanyak 

538 unit, pasar swalayan 667 unit. Jumlah unit usaha menurut jenis industri meliputi jenis industri

besar sebanyak 3.278 unit dan menengah 195.465 unit. Pada umumnya industri di Jawa Barat 

berorientasi ekspor, sehingga secara makro dapat meningkatkan penerimaan Negara dalam bentuk 

devisa.

Kabupaten yang memiliki pasar tradisional terbanyak adalah Kabupaten Ciamis sebanyak 

75 unit, Kabupaten Tasikmalaya 38 unit sedangkan yang memiliki pasar tradisional paling sedikit 

adalah Kabupaten Banjar, yakni hanya memiliki 4 unit pasar tradisional.

D.  PARIWISATA 

Jenis objek wisata terdiri dari 3 (tiga) yaitu wisata alam, budaya dan minat khusus. Pada

tahun 2007, jenis objek wisata minat khusus di Jawa Barat meningkat sebanyak 10 objek wisata

sejak tahun 2006. penambahan objek wisata tersebut mempengaruhi jumlah wisatawan yang

menginap di Jawa Barat, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara.

Dibandingkan dengan tahun 2006 jumlah wisatawan mancanegara yang menginap meningkat 

Page 28: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 28/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

18

 

sebanyak 18%. Jumlah akomodasi yang tersedia di Jawa Barat, baik hotel berbintang maupun hotel

non bintang menunjukkan peningkatan. Jumlah hotel berbintang pada tahun 2007 menjadi 155

buah dengan jumlah kamar sebanyak 11.925 unit yang tersebar dari hotel berbintang satu hingga

hotel berbintang lima (pada tahun 2006 jumlah hotel berbintang sebanyak 142 buah). Sedangkan

jumlah hotel melati meningkat dari 800 buah pada tahun 2006 menjadi 1.041 buah pada tahun

2007.

Jenis objek wisata alam paling banyak terdapat di Kabupaten Sukabumi sebanyak 29 objek,

Kabupaten Bandung 25 objek wisata sedangkan yang paling sedikit jumalah objek wisata alam

adalah Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 1 objek. Jumlah wisatawan nusantara terbesar terdapat 

di Kabupaten Garut sebanyak 289.756 orang dan Kota Tasikmalaya 220.744 orang. Jumlah

wisatawan mancanegara terbesar terdapat di Kabupaten Garut sebesar 5.741 orang dan terkecil

terdapat di Kota Tasikmalaya sebanyak 75 orang.

E.  KOPERASI DAN UMKM 

Pada tahun 2007, di Jawa Barat terdapat 22.522 unit koperasi, dengan jumlah koperasi

yang aktif sebanyak 86,42 %. Jumlah Modal Sendiri, volume usaha, dan asset menunjukkan

peningkatan nilai dibandingkan tahun 2006. Walaupun tidak sebesar peningkatan pada tahun 2005

– 2006. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Jawa Barat diperkirakan mencapai angka 7, juta unit 

usaha dengan 99,74 % diantaranya merupakan usaha kecil. Sekitar 45 % dari UKM tersebut 

bergerak pada sector pertanian, dan 33 % lainnya bergerak di sektor perdagangan, hotel danrestoran, sedangkan sisanya terbesar pada tujuh sector ekonomi lainnya. UKM pada tahun 2007

dapat menyerap tenaga kerja hingga 13.345 juta jiwa. Peran UKM terhadap PDRB Jawa Barat 

mencapai 61,66%.

Jumlah koperasi terbesar terdapat di Kabupaten Sukabumi sebanyak 412 unit, Kabupaten

Bandung 220 unit, dan yang terkecil di Kota Banjar sebanyak 22 unit. Jenis koperasi terdiri dari 2

(dua) yaitu koperasi primer dan sekunder, untuk koperasi primer terbanyak di Kabupaten

Sukabumi sebanyak 1.720 unit dan yang terkecil di Kota Banjar sebanyak 198 unit. Sedangkan

untuk koperasi sekunder terbanyak di Kabupaten Sukabumi sebanyak 7 unit, sedangkan terkecil

terdapat di Kota Banjar sebanyak 1 unit.

Page 29: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 29/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

19

 

II.2.  PROVINSI JAWA TENGAH 

Kabupaten Cilacap merupakan daerah terluas di Jawa Tengah, dengan batas wilayah

sebelah selatan Samudra Indonesia, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banyumas,

Kabupaten Brebes dan Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat, sebelah timur berbatasan dengan

Kabupaten Kebumen dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar,

Provinsi Jawa Barat. Terletak diantara 10804’30” ‐ 109030’30” garis Bujur Timur dan 7030’ ‐ 7045’20” 

garis Lintang Selatan, mempunyai luas wilayah 225.360,840 Ha, yang terbagi menjadi 24

Kecamatan 269 desa dan 15 Kelurahan. Wilayah tertinggi adalah Kecamatan Dayeuhluhur dengan

ketinggian 198 m dpl dan wilayah terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan ketinggian 6

m dpl. Jarak terjauh dari barat ke timur 152 km dari Kecamatan Dayeuhluhur ke Kecamatan

Nusawungu dan dari utara ke selatan sepanjang 35 km yaitu dari Kecamatan Cilacap Selatan ke

Kecamatan Sampang.

Kabupaten Cilacap Jawa Tengah merupakan Kabupaten yang berbatasan dengan Kabupaten

Ciamis di Jawa Barat yang juga terkena dampak bencana gempa Tasikmalaya. Dampak bencana

Gempa di Kabupaten Cilacap tidak menimbulkan korban jiwa meninggal dunia, namun cukup

banyak kerusakan fisik yang terjadi. Data dari update per tanggal 4 September pk. 17.00 wib yang

dilakukan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Cilacap diketahui bahwa

Gempa di Cilacap terjadi di 16 Kecamatan, 82 Desa/Kelurahan dengan korban 336 rumah roboh,

787 rumah rusak berat dan 1.274 rumah rusak ringan. Dengan penduduk yang mengungsi

sebanyak 5.507 jiwa.

Berdasarkan karakteristik daerah yang dikeluarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Cilacap pada awal Tahun 2009, sebagian besar wilayah Kabupaten Cilacap

adalah daerah yang rawan terkena bencana, baik secara Fisiografis, Geografis, Geologis, Hidrologis

dan Demografis. Hampir seluruh potensi/ancaman bencana berada di Kabupaten Cilacap dengan

tipe dan jenis bencana yang bervariasi, dengan intensitas yang tinggi, dengan rincian sebagai

berikut :

1. Bencana Banjir : 202 Desa/Kelurahan

2. Bencana Tanah Longsor : 50 Desa/Kelurahan

3. Bencana Tsunami : 51 Desa/Kelurahan

4. Bencana Kekeringan : 31 Desa/Kelurahan

5. Bencana Kebakaran : 5 Desa/Kelurahan

6. Bencana Angin Puting Beliung / Angin Topan : 24 Desa/Kelurahan

Page 30: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 30/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

20

 

II.2.1.  PERUMAHAN, SARANA, DAN PRASARANA PUBLIK  

 A.  PERUMAHAN 

Penduduk Kabupaten Cilacap setiap tahun terus bertambah, menurut hasil registrasi

penduduk pada akhir Tahun 2008 mencapai 1.730.469 jiwa yang terdiri dari 865.619 laki–laki dan

864.850 perempuan, dengan rata–rata tingkat pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 0,39%.

Berdasarkan data yang ada, jumlah rumah di Kabupaten Cilacap sebanyak 433.446 unit, dengan

angka rata–rata penghuni per rumah sebesar 3,99 jiwa, dan rata–rata penduduk per desa 6.093

jiwa.

B.  JALAN RAYA 

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk menunjang kegiatan

perekonomian. Pada tahun 2008 panjang jalan di Kabupaten Cilacap adalah 1.010, 120 Km dengan

kondisi yang bervariasi. Jalan berkondisi baik sepanjang 552,150 Km atau sekitar 54,66%.

Jumlah ini sedikit lebih baik dari tahun sebelumnya dari 1.010,120 Km panjang jalan di

Cilacap yang berkondisi baik tercatat sekitar 51,85%. Diharapkan pada tahun‐tahun mendatang

prosentase jalan yang berkondisi baik akan bertambah tinggi.

C. 

 AIR BERSIH

 

Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan air minum juga bertambah. Berdasarkan

data yang diperoleh dari PDAM Kabupaten Cilacap, banyaknya air yang disalurkan dirinci menurut 

pelanggan antara lain pelanggan industri, pelanggan rumah tangga, pelanggan niaga, pelanggan

kantor atau instansi, pelanggan sosial khusus, sosial umum, rumah tangga khusus dan lain‐lain.

Pada tahun 2008 dari segi volume pemakaian maupun nilainya, terbesar adalah pelanggan rumah

tangga yaitu sebesar 6.218.222 m3, setara dengan nilai Rp. 14.848.956.150. Bila dibandingkan

dengan tahun 2007, volume pemakaian air bersih mengalami peningkatan 3,54%, sedangkan nilaiproduksinya mengalami peningkatan sebesar 18,17%. Penggunaan air minum terbesar kedua

adalah dari sektor industri, dengan volume pemakaian sebanyak 727.342 m3, dengan nilai Rp.

5.316.648.450, walaupun volume pemakaiannya mengalami penurunan sebesar 26,78%

dibandingkan tahun 2007.

Page 31: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 31/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

21

 

Secara keseluruhan volume pemakaian air dari PDAM Kabupaten Cilacap mengalami

kenaikan 7,9%, yaitu dari 7.470.296 m3 pada tahun 2007 menjadi 8.062.896 m3 pada tahun 2008.

Nilai produksi naik dari Rp. 21.213.146.800 pada tahun 2007 menjadi Rp. 24.587.915.900 pada

tahun 2008.

II.2.2.  KONDISI SOSIAL DAN BUDAYA 

 A.  PENDIDIKAN 

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam upaya meningkatkan kualitas hidup

masyarakat. Perhatian Pemerintah pada bidang ini antara lain diwujudkan melalui penyediaan

sarana dan prasarana pendidikan dan meningkatkan kualitas tenaga pengajar. Perhatian

pemerintah tersebut sesungguhnya tidaklah cukup tanpa disertai partisipasi aktif masyarakat.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kantor Departemen Agama

Kabupaten Cilacap, jumlah murid SD dan MI tahun 2008 sebanyak 229.290 siswa atau naik sebesar

3,45% dari tahun lalu yaitu sebesar 221.637 siswa. Jumlah murid SLTP atau sederajat mengalami

kenaikan dari 86.987 siswa pada tahun 2007 menjadi 91.514 siswa pada tahun 2008. Sedangkan

jumlah murid SLTA atau sederajat juga mengalami kenaikan dari 42.794 siswa pada tahun 2007

menjadi 43.207 siswa pada tahun 2008.

Daya tampung sekolah negeri umumnya lebih besar dari sekolah swasta, terlihat rata‐rata

siswa bersekolah pada sekolah negeri lebih tinggi daripada sekolah swasta. Rata‐rata siswa per

sekolah untuk SLTP negeri, MTs negeri, SMU negeri, SMK negeri, dan MA negeri sebesar 684, 632,

643, 741, dan 727 siswa, sedangkan untuk sekolah swastanya masing‐masing sebesar 268, 226,

311, 376, dan 122 siswa.

B.  KESEHATAN 

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat esensial, karena

kondisi kesehatan seseorang akan mempengaruhi kelancaran aktivitasnya. Kepedulian pemerintah

terhadap masalah kesehatan diwujudkan antara lain melalui penyediaan beberapa sarana

kesehatan seperti Puskesmas, Pustu, dan Polindes yang keberadaannya telah tersebar di setiap

kecamatan.

Page 32: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 32/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

22

 

Di Kabupaten Cilacap telah memiliki minimal satu puskesmas. Bahkan beberapa kecamatan

yang penduduknya relatif banyak telah berdiri 2 (dua) Puskesmas, sehingga rasio puskesmas

terhadap penduduk pada tahun 2008 adalah 1 puskesmas rata‐rata melayani 48.067 penduduk.

Disamping itu, untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, di

Kabupaten Cilacap telah ada 78 Puskesmas Pembantu dan 2.076 Posyandu. Salah satu peran serta

masyarakat dalam upaya membangun kesehatan adalah dengan mengikuti Program KB dan

Program Imunisasi. Pada tahun 2008 pencapaian akseptor KB tercatat sebanyak 55.251 dari target 

sebanyak 53.587. PUS yang menjadi akseptor aktif KB tercatat sebanyak 243.717 atau 73,92% dari

329.709 PUS yang ada.

Melalui Posyandu dan tempat pelayanan kesehatan lainnya pada tahun 2008 tercatat telah

dilakukan sebanyak 18.670 imunisasi BCG, 18.464 imunisasi DPT1, 8.708 imunisasi DPT2, 18.812

imunisasi Polio1, 21.074 imunisasi Polio2. dan 17.436 imunisasi Campak. Dengan mengikuti

imunisasi diharapkan para balita dapat tercegah dari penyakit sedini mungkin.

C.  KETENAGAKERJAAN  

Dalam konsep ketenagakerjaan, angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja

ditambah penduduk pencari kerja. Data dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Cilacap menyebutkan

banyaknya pencari kerja yang mendaftarkan diri pada Dinas Tenaga Kerja mengalami penurunan

dari 27.621 orang pada Tahun 2007 menjadi 21.359 orang pada Tahun 2008, atau turun sekitar

22,67%. Pencari kerja Tahun 2008 lebih banyak perempuan dari pada laki–laki, masing–masing

sebanyak 13.240 orang dan 8.119 orang. Sebagian besar pencari kerja Tahun 2008 berpendidikan

SLTP.

Terbatasnya lapangan kerja menjadikan tidak semua pencari kerja segera mendapatkan

tempat kerja. Penempatan tenaga kerja melalui Dinas Tenaga Kerja Tahun 2008 sebanyak 10.086

atau sebesar 47,22% dari jumlah pencari kerja. Secara prosentase angka ini lebih rendah

dibandingkan prosentase penempatan tenaga kerja Tahun 2007 yang tercatat 53,87% (14.880

orang dari 27.621 orang).

Penyaluran tenaga kerja ke Luar Negeri yang terdata di Dinas Tenaga Kerja mengalami

penurunan sebesar 34,31%, yaitu dari 14.065 orang pada Tahun 2007 menjadi 9.239 orang pada

Tahun 2008. Sebagian besar AKAN (Angkatan Kerja Antar Negara) yaitu mencapai 10,82% dari

seluruh AKAN.

Page 33: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 33/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

23

 

D.   AGAMA 

Sebagian besar penduduk Kabupaten Cilacap memeluk agama Islam. Pada tahun 2008

tercatat sekitar 97% penduduk yang memeluk agama Islam, sedangkan 1,8% memeluk agama

Kristen (Katolik dan Protestan) dan sisanya merupakan pemeluk agama Budha, Hindu dan lainnya.

Sejalan dengan itu jumlah sarana peribadatan yang banyak dijumpai di Cilacap adalah masjid

dan mushola yang tercatat masing‐masing sebanyak 1.630 buah dan 5.529 buah pada tahun 2008.

II.2.3.  KONDISI PEREKONOMIAN 

 A.  PASAR 

Tahun 2008 menurut Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Cilacap tercatat sebanyak 104

jumlah pasar, di mana di antaranya adalah sebuah departemen store dan 17 pasar swalayan.

B.  PERUSAHAAN 

Menurut catatan Kantor Pelayanan Perijinan dan Investasi Kabupaten Cilacap, pada tahun

2008 jumlah perusahaan berbadan hukum yang wajib daftar tercatat 1.385 perusahaan, atau naik 

sebesar 41,2% dari tahun sebelumnya. Hal ini cukup menggembirakan karena berarti iklim

perekonomian di Kabupaten Cilacap cukup kondusif, yang tercermin pula dari meningkatnya

jumlah SIUP yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perijinan dan Investasi Kabupaten Cilacap dari

906 SIUP pada tahun 2007 menjadi 1.744 SIUP pada tahun 2008.

C.  PERDAGANGAN 

Ekspor dan impor migas maupun non migas Kabupaten Cilacap cenderung menunjukan tren

yang fluktuatif dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Walaupun demikian pada tahun 2008

nilai ekspor non migas Kabupaten Cilacap mengalami kenaikan menjadi US$ 55.614.805,980 dari

jumlah sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 40.547.011,073. Begitu juga dengan sektor migas

yang mengalami kenaikan menjadi US$ 338.935.933,800 dari sebelumnya yang tercatat sebesar

US$ 232.418.365,030 di tahun 2007.

Page 34: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 34/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

24

 

D.  KOPERASI 

Menurut catatan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi jumlah Koperasi di

Kabupaten Cilacap tercatat sebanyak 437 unit dengan jumlah anggota 135.834 orang. Jumlah

perputaran uang yang terjadi sebanyak Rp. 230.627.052.150 meningkat dari tahun sebelumnya

yang tercatat sebesar Rp. 167.478.315.954 atau naik sekitar 37,7%.

Page 35: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 35/122

 

BAB III 

PERKIRAAN KERUSAKAN

 DAN

 

KERUGIAN 

III.1.  KEJADIAN BENCANA DAN WILAYAH KERUSAKAN 

Pada tanggal 2 September 2009, telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 7,4 SR di wilayah

selatan Jawa Barat. Sesuai informasi dari BMKG, pusat gempa berada 142 km Baratdaya

Tasikmalaya pada koordinat 8,24 LS – 107,32 BT, pada kedalaman 30 km di bawah permukaan laut.

Gempa tersebut telah mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa di 15 Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap di Provinsi Jawa Tengah. Berikut ini rekapitulasi serta

peta sebaran jumlah korban jiwa dan kerusakan berdasarkan data yang di peroleh dari Posko

Penanganan Bencana Alam Jawa Barat dan BPBD Provinsi Jawa Tengah per tanggal 25 September

2009.

Tabel III.1 

Jumlah Korban Jiwa dan Pengungsi 

NO  Kab / Kota 

Korban Jiwa 

Meninggal Luka-

Luka Hilang 

Mengungsi 

KK   Jiwa 

Provinsi Jawa Barat  

1 Kab. Bandung 23 771 ‐ 19.165 75.805

2 Kab. Bandung Barat ‐ 16 ‐ 2.369

3 Kab. Bogor 2 17 ‐ 163 663

4 Kab. Ciamis 8 123 ‐ 8.919 26.400

5 Kab. Cianjur 28 21 42 2.389 10.047

6 Kab. Garut 8 190 10.273 40.894

7 Kota Banjar ‐ 4 ‐ ‐ ‐

8 Kota Tasikmalaya 5 22 3.387

9 Kab. Kuningan ‐ ‐ 69 249

Page 36: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 36/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

26

 

NO  Kab / Kota 

Korban Jiwa 

Meninggal Luka-

Luka Hilang 

Mengungsi 

KK   Jiwa 

10 Kab. Sukabumi 2 14 519 1.029

11 Kab. Tasikmalaya 5 109 9.467 33.962

Provinsi Jawa Tengah 

12  Kab. Cilacap ‐ 10 1.388

Jumlah 

81 

1.297 

42 

50.964 

196.107 

Sumber: Laporan Harian Posko PB Gempa bumi Provinsi  Jabar, Pusdalops BNPB dan BPBD  Jateng,  25  September   2009

Page 37: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 37/122

 R  e n c  a n a A  k   s  i    R  e h   a b   i    l    i    t   a s  i    d   a n R  e k   o n s  t   r  u k   s  i    P  a s  c  a b   e n c  a n a G  e m  p aB  u m i   

  d   i    P  r  o v  i    n s  i   

 J    a w aB  a r  a t   d   a n K  a b   u  p a t   e n C  i    l    a c  a  p P  r  o v 

 i    n s  i    J    a w a T  e n  g a h  

 T  a h   u n2  0  0  9 ‐ 2  0 1 1 

2   7   

Gambar III.1 

Peta sebaran kerusakan sarana dan prasarana serta korban jiwa 

Sumber: Pusdalops BNPB, 9 Oktober   2009 

Page 38: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 38/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

28

 

III.2.  METODOLOGI PENILAIAN KERUSAKAN DAN KERUGIAN 

Untuk menilai kerusakan dan kerugian pascagempa bumi di Jawa Barat dan Jawa Tengah, tim

gabungan BAPPENAS, BNPB, pemerintah daerah, serta mitra international telah melaksanakan

penilaian kerusakan dan kerugian dengan menggunakan metodologi yang dikembangkan oleh PBB,

yaitu Economic  Commission   for   Latin   America  and   the  Caribbean (ECLAC). Metodologi ECLAC

tersebut pertama kali digunakan pada awal tahun 1970‐an dan telah dimodifikasi dan

dikembangkan lebih dari 3 dekade dalam konteks bencana di seluruh dunia.

Metodologi ini menghasilkan sebuah penilaian awal dari dampak kerugian dalam aset fisik 

yang akan diperbaiki/diganti bahkan kerugian lain yang ditimbulkan, sampai aset tersebut 

diperbaiki atau dibangun kembali.

Penilaian menganalisis 3 aspek utama:

1.  Damage/Kerusakan (Dampak Langsung) yang berhubungan dengan aset,

persediaan/ternak, dan kepemilikan lainnya (tanah, bangunan/rumah) dinilai dengan

harga per unit sebesar nilai ganti yang sesuai (bukan rekonstruksi). Untuk perkiraan

kerusakan, digunakan satuan harga sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2.  Losses/Kerugian (Dampak tidak langsung) pada hal‐hal yang akan berpengaruh, seperti

income/pendapatan yang berkurang dan pertambahan biaya‐biaya, hingga saat aset‐

aset tersebut diperoleh kembali/recovered. Kerugian ini diukur sebesar nilai sekarang

(present value). Pendefinisian periode waktu tsb adalah hal yang tidak mudah

(sulit/paling kritis). Jika kegiatan pemulihan menghabiskan waktu lebih dari yang

diharapkan, seperti di Aceh, kerugian mungkin akan terus bertambah banyak.

3.  Economic  effects/pengaruh pada kondisi ekonomi makro (sering disebut dampak 

kedua/secondary   impacts) termasuk dampak fiskal/keuangan, yang berimplikasi pada

GDP/PDB (Produk Domestik Bruto). Analisis ini juga dapat diaplikasikan pada tingkat 

wilayah.

III.3. 

PERKIRAAN KERUSAKAN

 DAN

 KERUGIAN

 DI

 PROVINSI

 JAWA

 BARAT

 DAN

 

KABUPATEN CILACAP, PROVINSI JAWA TENGAH 

Perkiraan kerusakan dan kerugian pascabencana gempa bumi 2 September 2009 di 15

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat serta Kabupaten Cilacap di Provinsi Jawa Tengah, akan

diuraikan berikut ini berdasarkan data per sektor yang diperoleh setelah dilakukan verifikasi lebih

lanjut oleh Pemerintah Daerah dan BNPB.

Page 39: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 39/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

29

 

Bencana gempa bumi tanggal 2 September 2009 yang melanda wilayah selatan Jawa Barat 

telah mengakibatkan korban jiwa, kerusakan pada sarana dan prasarana serta rumah masyarakat.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Satkorlak Provinsi Jawa Barat per tanggal 25 September

2009, 81 orang dinyatakan meninggal dunia dan mengakibatkan kerugian materiil yang tidak 

sedikit. Penilaian kerusakan dan kerugian yang telah dilalukan oleh Bappenas, BNPB, World Bank 

dan UNDP, memperkirakan total kerusakan dan kerugian yang dialami oleh 15 Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah mencapai Rp 7.905,63 miliar

(Tabel III.2). Akibat bencana gempa bumi tersebut Provinsi Jawa Barat diperkirakan menderita

kerugian sebesar Rp. 7.858,20 miliar (99,5%) dan Kabupaten Cilacap Rp.47,43 miliar (0,5%).

Tabel III.2 

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian per Sektor 

di Provinsi Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa  Tengah(Rp Juta) 

Sektor/ Subsektor  Nilai Kerusakan  Nilai Kerugian  Total 

Perumahan  6.876.300 93.394 6.969.694

Infrastruktur  7.162 9.680 16.842

Sosial  735.161 20.270 755.431

Ekonomi  6.815 807,2 7.622,91

Lintas Sektor  155.811 234 156.045

TOTAL  7.781.250  124.385  7.905.636 

Sumber: Identifikasi Kerusakan  pascabencana Gempa bumi  Jawa Barat   2 September   2009, Sekretariat  P3B Bappenas, 8 Okotber   2009 

Page 40: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 40/122

III.3.1. 

Be

Oktober

unit rum

total/ber

terkena

No 

Provins

1

2

3

4

5

6

7

8

Komposis

Sumber: IdeSek 

 

SEKTOR PE

dasarkan d

2009 yang t 

ah yang m

at, 94.970

ampak benc

Kabupaten

 Jawa Barat  

ab.Bandung

ab. Bandung B

ab. Bogor

ab. Ciamis

ab. Cianjur

ab. Garut 

ota Banjar

ota Tasikmalay

 kerusakan 

dan K 

ntifikasi Keruretariat  P3B 

RUMAHAN 

ata terakhi

lah diverifi

ngalami ke

nit rusak s

ana.

Kota 

rat 

a

encana  Aksi  R

G

  an kerugia

bupaten Cil

akan  pascabappenas, 8 O

 

yang diter

asi oleh BN

usakan, ya

edang, dan

Rekapitula

Pra-

encana 

.215.503 

406.704

205.143

530.631

213.703

221.744

242.077

22.946

95.418

ehabilitasi  da

mbar III.2 

berdasarka

cap, Provin

ncana Gempaotber   2009 

ima Tim Se

PB dan pem

g terdiri d

121.524 un

abel III.3 

i Kerusakan 

Rumah

usak  Berat  

45.690 

11.711

1.894

317

13.247

5.931

7.612

58

540

Rekonstruksi 

n sektor di P

i Jawa Teng

 bumi  Jawa B

kretariat P

rintah daer

ri 46.697

it rusak rin

 Rumah 

(unit) 

Rusak  Sedan

94.86

13.78

2.51

95

25.51

7.66

17.99

28

2.69

 Pascabencan

rovinsi Jawa

arat   2 Septem

B BAPPEN

ah, diperole

nit rumah

gan di kab

g Rusak  

Ringan

2  119.

6 25.

5 4.

3

9 2.

2 4.

0 20.

4

8 10.

 Gempa Bumi 

 Barat  

ber   2009, 

S per tang

h sekitar 26

mengalami

paten/kota

Total 

74  260.

05 51.

92 9.

69 2.

87 41.

09 18.

73 9.

54

56 13.

 

30

gal 8

.191

rusak 

yang

65 

102

301

139

453

102

301

996

594

Page 41: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 41/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

31

 

No  Kabupaten/Kota 

Rumah (unit) 

Total Pra-

Bencana Rusak  Berat   Rusak  Sedang 

Rusak  

Ringan 

9 Kab. Kuningan 216.737 122 145 472 739

10 Kab. Majalengka 216.737 249 448 1.087 1.784

11 Kab. Purwakarta 131.201 18 ‐ 56 74

12 Kab. Sukabumi 248.362 640 4.947 17.325 22.912

13 Kab. Tasikmalaya 192.226 3.050 17.189 29.575 49.814

14 Kab. Subang 233.548 3 1 99 103

15 Kota Sukabumi 38.326 298 725 915 1.943

Provinsi Jawa Tengah 

16 Kab. Cilacap 160.585 1.007 108 2.150 3.265

Total  3.376.088  46.697  94.970  121.524  263.191 

Sumber: Identifikasi Kerusakan  pascabencana Gempa bumi  Jawa Barat   2 September   2009,  Sekretariat  P3B Bappenas, 8 Okotber   2009 

Gambar III.3 

Jumlah Rumah Rusak  di 15 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat  

serta Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah 

2.500

5.000

7.500

10.00012.500

15.000

17.500

20.000

22.500

25.000

27.500

30.000

Rusak Berat Rusak Sedang Rusak Ringan

 

Sumber: Identifikasi Kerusakan  pascabencana Gempa bumi  Jawa Barat   2 September   2009,  Sekretariat  P3B Bappenas, 8 Okotber   2009 

Gempa bumi dengan kekuatan 7,3 Skala Richter yang melanda wilayah selatan Provinsi Jawa

Barat pada tanggal 2 September 2009 telah mengakibatkan kerusakan dan kerugian harta benda

dan korban jiwa yang tidak sedikit. Sebagian besar kerusakan yang di timbulkan meliputi sektor

Page 42: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 42/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

32

 

perumahan, diikuti sarana dan prasarana sosial dan lintas sektor (sarana dan prasarana

pemerintahan). Diantara sektor tersebut, perumahan merupakan sektor yang terkena dampak 

paling parah. Total kerusakan dan kerugian pada sektor perumahan mencapai Rp. 6.969.694 miliar

lebih atau sekitar 88,17% dari total kerusakan dan kerugian (Gambar III.2). Provinsi Jawa Barat 

sendiri mengalami kerusakan dan kerugian sebesar Rp. 6.934,42 (99,4%) dari total kerusakan dan

kerugian pada sektor perumahan, sedangkan di Kabupaten Cilacap total kerusakan dan kerugian

mencapai Rp.33,55 miliar (0,6%) dari total kerusakan dan kerugian pada sektor perumahan.

Sementara sebagai dampak kerusakan yang ditimbulkan, diperkirakan sektor perumahan akan

mengalami kerugian sebesar Rp. 93.394 miliar, masing‐masing Provinsi Jawa Barat sebesar Rp.

91,34 miliar serta Kabupaten Cilacap Rp 2,01 miliar. Hampir semua kerusakan pada sektor

perumahan, merupakan rumah‐rumah milik pribadi.

III.3.2. SEKTOR

 INFRASTRUKTUR

 

Akibat gempa bumi 2 September 2099 lalu, sektor infrastruktur yang terkena dampak 

meliputi sarana transportasi (darat, udara dan laut), energi dan infrastruktur sumber daya air yang

diperkirakan mengalami kerusakan dan kerugian sebesar Rp.16,84 miliar. Sub‐sektor transportasi

darat, laut, dan udara praktis tidak mengalami kerusakan yang parah dan tidak berdampak 

signifikan, sehingga distribusi barang dan perdagangan sudah kembali berjalan dengan normal.

Total kerusakan dan kerugian pada sub‐sektor transportasi diperkirakan mencapai Rp. 9,34 miliar.

Sementara untuk prasarana energi tidak mengalami kerusakan yang parah, walaupun beberapasaat setelah gempa, terjadi pemadaman listrik namun tidak berpengaruh terhadap aktivitas

perindustrian di wilayah yang terkena dampak bencana. Kerusakan yang terjadi pada sambungan

rumah dan beberapa gardu/pembangkit, beberapa hari kemudian sudah diperbaiki dan jaringan

listrik sudah berfungsi kembali. Akibat bencana gempa bumi tersebut, total kerusakan dan kerugian

yang dialami oleh PT. PLN mencapai Rp.4,708 miliar, dimana sebagian besar merupakan kerugian

yang diderita akibat kehilangan pendapatan dan tambahan biaya operasional perbaikan jaringan

yang rusak. Sementara untuk infrastruktur sumber daya air, kerusakan prasarana irigasi

diperkirakan tidak berdampak terhadap pertanian dengan jumlah kerusakan dan kerugian

mencapai Rp. 2,795 miliar.

Tabel III.4 

Jumlah Kerusakan dan Kerugian pada Sektor Infrastruktur (dalam juta rupiah) 

Sub Sektor  Kerusakan  Kerugian  Total 

Transportasi Darat   3.939  5.400  9.339 

Terminal 250 250

Page 43: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 43/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

33

 

Sub Sektor  Kerusakan  Kerugian  Total 

Jalan 1.124 1.124

Jembatan 2.565 5.400 7.965

Energi (Listrik)  448  4.260  4.708 

Jaringan Teg. Menengah 77 77

Jaringan Teg. Rendah 10 10

Gardu/Pembangkit 96 96

Sambungan rumah 265 265

Infrastruktur Sumber Daya  Air 

Irigasi Teknis 2.775 20 2.795

Total  7.162  9.680  16.842 

Sumber: Identifikasi Kerusakan  pascabencana Gempa bumi  Jawa Barat   2 September   2009, Sekretariat  P3B Bappenas, 8 Okotber   2009. 

III.3.3. SEKTOR

 SOSIAL

 

Sektor sosial merupakan sektor terparah yang terkena dampak bencana gempa bumi 2

September 2009 lalu setelah sektor perumahan. Diperkirakan total kerusakan dan kerugian pada

sektor sosial mencapai Rp.755,432 miliar yang meliputi prasarana pendidikan, peribadatan dan

kesehatan dengan rincian Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 752,471 miliar dan Kabupaten Cilacap

sebesar Rp. 2,96 miliar. Berikut dibawah ini diuraikan sub‐sektor sosial yang mengalami

kerusakan, sebagai berikut:

Tabel 

III.5 

Kerusakan dan Kerugian pada Sektor Sosial 

Sub- Sektor Sosial  Kerusakan (Rp juta)  Kerugian (Rp juta)  Total (Rp juta) 

Kesehatan  11.045 14 11.059

Pendidikan  379.827 19.973 399.800

 Agama  344.289 283 344.572

Lembaga Sosial  ‐ ‐ ‐

Total  735.161  20.270  755.432 

Sumber: Identifikasi Kerusakan  pascabencana Gempa bumi  Jawa Barat   2 September   2009, Sekretariat  P3B Bappenas, 8 Okotber   2009 

 A.  PENDIDIKAN 

Bidang pendidikan, jumlah bangunan sekolah yang mengalami kerusakan sebanyak 2.358

unit, dengan nilai kerusakan dan kerugian mencapai Rp. 399,80 miliar dengan rincian kerusakan

Page 44: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 44/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

34

 

dan kerugian yang tersebar di 15 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 397,465

miliar dan Kabupaten Cilacap Rp. 2,335 miliar.

Kerusakan sarana pendidikan meliputi gedung SD sejumlah 1.871 unit, SMP 271 unit, SMA

126 unit, SMK 46 unit serta pondok pesantren sebanyak 92 unit. Sementara perkiraan kerugian

yang mencakup biaya pembangunan fasilitas sekolah sementara diperkirakan mencapai Rp. 16.051

miliar.

Page 45: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 45/122

 R  e n c  a n a A  k  

 s  i    R  e h   a b   i    l    i    t   a s  i    d   a n R  e k   o n s  t   r  u k   s  i    P  a s  c  a b   e

 n c  a n a G  e m  p aB  u m i   

  d   i    P  r  o v  i    n s  i    J    a w aB  a r  a t   d   a n K  a b   u  p a t   e n C  i    l    a c  a  p P  r  o v  i    n s  i    J    a w a T  e n  g a h  

 T  a h   u n2  0  0  9 ‐ 2  0 1 1 

 3   5   

Gambar III.4 

Peta sebaran kerusakan sarana dan prasarana Pendidikan 

Sumber: Pusdalops BNPB, 9 Oktober   2009 

Page 46: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 46/122

 

 R  e n c  a n a A  k   s  i    R  e h   a b   i    l    i    t   a s  i    d   a n R  e k   o n s  t   r  u k   s  i    P  a s  c  a b   e n c  a n a G  e m  p aB  u m i   

  d   i    P  r  o v  i    n s  i    J    a w aB  a r  a t   d   a n K  a b   u  p a t   e n C  i    l    a c  a  p P  r  o v  i    n s  i    J    a w a T  e n  g a h  

 T  a h   u n2  0  0  9 ‐ 2  0 1 1 

 3   6   

Tabel III.6 

Kerusakan bangunan TK, SD dan SMP 

NO  Kabupaten/Kota 

TK  (RKB)  SD (RKB) 

Pra 

Bencana 

RB 

RS 

RR 

unit  

Pra 

Bencana 

RB 

RS 

RR 

unit  

Provinsi Jawa Barat  

1 Kab.Bandung 14 4 3 1.404 600 431 241

2 Kab. Bandung Barat 3 728 151 16 47 109

3 Kab. Bogor 9 1.564

4 Kab. Ciamis 15 20 1 ‐ 11 1.082 318 347 ‐ 182

5 Kab. Cianjur 22 1.286 659 76 187 140

6 Kab. Garut 33 1.527 149 46 43 243

7 Kota Banjar 4 3 2 101 14 5

8 Kota Tasikmalaya 25 2 1 2 257 69 235 259

9 Kab. Kuningan 12 2 1 711 16 17 1210 Kab. Majalengka 1 850 54 45 31

11 Kab. Purwakarta 7 455

12 Kab. Sukabumi 25 1222 230 24 112

13 Kab. Tasikmalaya 36 16 5 7 22 1110 940 555 403 491

14 Kab. Subang 30 920

15 Kota Sukabumi 2 2 2 112 38 38

16 Kota Bandung 13 1 1 670 3 14 4

17 Kota Cimahi 0 150 6 4 4

Provinsi Jawa Tengah 

18 Kab. Cilacap 3 0 0 3 1010 15 15 18

Total (RBK)  46  6  15  3.224  1.069  1.492 

Total (unit)  254  44  15.159  1.871

Sumber: Identifikasi Kerusakan  pascabencana Gempa bumi  Jawa Barat   2 September   2009,  Sekretariat  P3B Bappenas, 8 O

Page 47: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 47/122

 

 R  e n c  a n a A  k   s  i    R  e h   a b   i    l    i    t   a s  i    d   a n R  e k   o n s  t   r  u k   s  i    P  a s  c  a b   e n c  a n a G  e m  p aB  u m i   

  d   i    P  r  o v  i    n s  i    J    a w aB  a r  a t   d   a n K  a b   u  p a t   e n C  i    l    a c  a  p P  r  o v  i    n s  i    J    a w a T  e n  g a h  

 T  a h   u n2  0  0  9 ‐ 2  0 1 1 

 3   7   

Tabel III.7 

Kerusakan bangunan SMA, SMK  dan Pondok  Pesantren 

NO  Kabupaten/Kota 

SMA (RKB)  SMK  (RKB) 

Pra 

Bencana 

RB 

RS 

RR 

unit  

Pra 

Bencana 

RB 

RS 

RR 

unit  

Provinsi Jawa Barat  

1 Kab.Bandung 25 46 25 11 7 14 13 4

2 Kab. Bandung Barat 20 7 11 4 2 3 8 4

3 Kab. Bogor 44 9

4 Kab. Ciamis 29 47 103 38 9

5 Kab. Cianjur 17 8 ‐ 13 3 22

6 Kab. Garut 34 4 3 13 3 1

7 Kota Banjar 2 2

8 Kota Tasikmalaya 13 2 ‐ ‐ 26 4 3 43 27 29

9 Kab. Kuningan 26 15 10 Kab. Majalengka 23 1 1 10

11 Kab. Purwakarta 13 4

12 Kab. Sukabumi 28 12 21 14 12

13 Kab. Tasikmalaya 22 13 28 10 15 2

14 Kab. Subang 20 11

15 Kota Sukabumi 7 6 6 4 6 6

16 Kota Bandung 34 4 5 5 17 2 2

17 Kota Cimahi 8 4

Provinsi Jawa Tengah 

18 Kab. Cilacap 21 0 0 12 5

Total (RBK)  140  140  98  23  45  54 

Total (unit)  386  126  152  46

Sumber: Identifikasi Kerusakan  pascabencana Gempa bumi  Jawa Barat   2 September   2009,  Sekretariat  P3B Bappenas, 8 O

Page 48: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 48/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

38

 

B.  KESEHATAN 

Jumlah kerusakan dan kerugian pada sektor kesehatan mencapai Rp. 11, 06 miliar, dimana

seluruh kerusakan berada di Provinsi Jawa Barat, sedangkan di Kabupaten Cilacap dilaporkan tidak 

ada kerusakan. Kerusakan pada sektor kesehatan meliputi, rumah sakit 1 unit, puskesmas 37 unit,

pustu 44 unit dan polindes 17 unit.

Tabel III.8 

Kerusakan prasarana kesehatan 

NO  Kabupaten/ Kota 

Puskesmas (unit) Puskesmas Pembantu 

(unit) Polindes (unit) 

Pra

BencanaRB RS RR

Pra

BencanaRB RS RR

Pra

BencanaRB RS RR

Provinsi Jawa Barat  

1 Kab.Bandung 489 3 1 441 115

2 Kab. Cianjur 650 564 3 4 ‐

3 Kab. Garut 784 2 10 ‐ 709 7 14 ‐ 89 5 1

4 Kota Tasikmalaya 120 6 2 1 118 5 2 35 3 2

5 Kab. Kuningan 715 2 691 128

6 Kab. Sukabumi 674 1 598 1 1 ‐

7 Kab. Tasikmalaya 663 5 4 555 5 2 168 4 2

Total  4.095  18  13  6  3.676  21  14  9  535  12  0  5 

Sumber: Identifikasi Kerusakan  pascabencana Gempa bumi  Jawa Barat   2 September   2009,  Sekretariat  P3B Bappenas, 8 Okotber   2009 

C.   AGAMA 

Total kerusakan dan kerugian di bidang sarana peribadatan akibat gempa bumi diperkirakan

sebesar Rp. 344,572 miliar. Bentuk kerusakan sarana ibadah meliputi robohnya bangunan dan

kerusakan berat lainnya. Tercatat 6.138 unit rumah ibadah yang mengalami kerusakan akibat 

gempa tersebut, dengan sebaran utama kerusakan meliputi Kabupaten Bandung 447 unit,

Kabupaten Bandung Barat 446 unit, Kabupaten Ciamis 945 unit, Kabupaten Garut 1.053 unit,

Kabupaten Tasikmalaya 1.589 unit dan Kabupaten Sukabumi 789 unit (Tabel III.5).

Page 49: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 49/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

39

 

Tabel III.9 

Kerusakan rumah ibadah 

Kabupaten/Kota Pra-

Bencana 

Kerusakan (unit)  Kerusakan dan 

Kerugian (juta rupiah) 

Rusak  

Berat  

Rusak  

Sedang 

Rusak  

Ringan 

Total 

Kab. Bandung 4.886 256 30 161 447 19.643

Kab. Bandung Barat 2.943 84 362 446 13.559

Kab. Bogor 4.388 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐

Kab. Ciamis 3.137 945 ‐ ‐ 945 53.582

Kab. Cianjur 5.133 260 166 248 674 27.491

Kab. Garut 4.884 339 714 ‐ 1.053 103.646

Kota Banjar 301 9 ‐ 9 706

Kota Tasikmalaya 940 29 2 70 101 2.910

Kab. Kuningan 792 7 7 14

Kab. Majalengka 1.001 13 13 316

Kab. Purwakarta 1.016 3 ‐ 6 9 1.349

Kab. Sukabumi 5.564 13 165 611 789 22.267

Kab. Tasikmalaya 3.737 283 232 1.074 1.589 98.027

Kab. Subang 1.722 13 13 316

Kota Sukabumi 382 5 5 122

Kab. Cilacap 1.749 6 3 29 38 625

Jumlah  42.575  2.218  1.321  2.599  6.138  344.572 

Sumber: Identifikasi Kerusakan  pascabencana Gempa bumi  Jawa Barat   2 September   2009,  Sekretariat  P3B Bappenas, 8 Okotber   2009 

Sementara untuk sarana peribadatan lainnya seperti gereja, vihara maupun pura dilaporkan

tidak ada kerusakan, begitu pula halnya dengan sub‐sektor sarana lembaga sosial lainnya tidak 

mengalami kerusakan.

III.3.4.  SEKTOR EKONOMI 

Secara umum, bencana gempa bumi tidak berdampak terhadap sektor‐sektor produktif 

dalam perekonomian baik di Provinsi Jawa Barat maupun Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa

Tengah. Berdasarkan data yang diperoleh dari BNPB serta laporan dari dinas terkait di daerah,

kerusakan pada sektor ekonomi produktif hanya terjadi pada sub‐sektor perdagangan, perikanan

dan pariwisata akan tetapi tidak berdampak serius terhadap perekonomian lokal. Total kerusakan

dan kerugian pada sektor ekonomi produktif diperkirakan mencapai Rp.7,622 miliar. Sedangkan

Page 50: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 50/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

40

 

untuk sektor ekonomi produktif lainnya, seperti pertanian dan industri dilaporkan tidak 

mengalami kerusakan. Berikut ini diuraikan kerusakan dan kerugian untuk masing‐masing sektor

yang termasuk dalam sektor ekonomi produktif yang terkena dampak bencana gempa bumi (Tabel

III.6).

Tabel III.10

 Kerusakan sarana dan prasarana pada sektor ekonomi produktif  

Sektor/Sub-Sektor  Lokasi 

Kerusakan (unit) Total Kerusakan 

dan Kerugian 

(juta rupiah) Rusak  

Berat  

Rusak  

Sedang 

Rusak  

Ringan 

Perdagangan  1.941,025 

Pasar Kab. Cilacap 2 3 1 38,70

Kios/Lapak Kab. Bandung 105 30 154 1.727,325

Fasum Pasar Kab. Bandung 7 175,00

Perikanan  101,888 

Peralatan tangkap ikan Kab. Cianjur 275 87,00

Sarana TPI Kab. Cianjur 1 1 14,888

Pariwisata  30,00 

Fasilitas Pariwisata Kota Tasikmalaya 1 30,00

Peternakan  5.550,00 

Kandang Sapi Kab. Bandung 12.000 5.550,00

Total  7.622,913 

Sumber: Identifikasi Kerusakan  pascabencana Gempa bumi  Jawa Barat   2 September   2009,  Sekretariat  P3B Bappenas, 8 Okotber   2009 

 A. 

PERDAGANGAN 

Total kerusakan dan kerugian pada sektor perdagangan sebesar Rp.1,941 miliar yang

ditimbulkan akibat kerusakan pada pasar tradisional dan kios/lapak, dengan rincian di Kabupaten

Cilacap sebanyak 6 unit pasar mengalami kerusakan, Kabupaten Bandung 289 unit kios/lapak serta

fasilitas umum pasar sebanyak 7 unit. Pada sektor perdagangan, dampak akibat kerusakan sarana

dan prasarana perdagangan terutama di pasar tradisional, menyebabkan terjadinya penurunan

aktivitas perdagangan yang berimplikasi pada kehilangan pendapatan sebesar Rp.1,2 juta.

B.  PERIKANAN 

Untuk sub sektor perikanan, kerusakan yang terjadi akibat gempa meliputi kerusakan pada

sarana dan prasarana TPI/PPI dan peralatan tangkap. Walaupun tidak berdampak signifikan,

namun seiring dengan terjadinya penurunan aktivitas akibat kerusakan peralatan turut 

Page 51: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 51/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

41

 

mempengaruhi volume ikan hasil tangkapan yang berimplikasi pada kehilangan pendapatan

nelayan mengalami stagnasi atau berkurang. Total kerusakan dan kerugian pada sub‐sektor

perikanan sebesar Rp.101,88 juta yang seluruhnya diderita oleh Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa

Barat, dimana lebih dari 50% merupakan nilai kerugian yang diderita oleh nelayan akibat 

kehilangan pendapatan.

C.  PARIWISATA 

Berdasarkan hasil pendataan di lapangan, sarana dan prasarana pada sektor pariwisata yang

mengalami kerusakan hanya 1 unit dengan nilai kerusakan dan kerugian sebesar Rp. 30 juta.

Namun, diperkirakan akan terjadi penurunan pendapatan akibat wisatawan mempersingkat 

kunjungannya pascabencana gempa bumi tersebut.

D.  PETERNAKAN 

Untuk sektor peternakan, dampak terjadi pada komoditas usaha sapi perah di Kabupaten

Bandung, yaitu menurunnya tingkat produktivitas akibat terjadinya kerusakan sarana dan

prasarana produksi seperti kandang, saluran air bersih yang disalurkan ke kandang serta tempat 

pelayanan koperasi susu dan kualitas susu perah yang disebabkan tidak beroperasinya tempat 

penyimpanan susu akibat pemadaman listrik; dan kecenderungan terjadinya penurunan populasi

sapi perah karena dijualnya sapi perah untuk perbaikan rumah peternak yang mengalami

kerusakan. Akibat gempa tersebut terjadi penurunan produksi susu sebesar 10% dan kehilangan

pendapatan sebesar Rp. 750 juta.

III.3.5.  LINTAS SEKTOR 

Total kerusakan dan kerugian pada lintas sektor hampir seluruhnya disumbang oleh sektor

pemerintahan, dimana sebagian besar kerusakan terjadi pada sarana dan gedung perkantoran

milik pemerintah seperti kantor SKPD, kantor kecamatan, balai desa serta rumah dinas yang

nilainya diperkirakan mencapai Rp. 156,045 miliar. Sub‐sektor perbankan dan keuangan serta

lingkungan hidup dilaporkan tidak mengalami kerusakan.

Page 52: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 52/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

42

 

Tabel III.11 

Kerusakan kantor dan gedung pemerintahan 

Jenis prasarana  Lokasi 

Kerusakan (unit)  Total Kerusakan 

dan Kerugian 

(juta rupiah) Rusak  

Berat  

Rusak  

Sedang 

Rusak  

Ringan 

Kantor Pemerintah  Kab.Bandung 30 9 7 9.936

Kab. Bandung Barat 8 ‐ 57 8.028

Kab. Ciamis 179 ‐ 45.108

Kab. Cianjur 57 20 22 20.340

Kab. Garut 75 77 ‐ 32.760

Kota Banjar ‐ 4 ‐ 720

Kab. Kuningan 1 ‐ 252

Kab. Majalengka ‐ 1 108

Kab. Purwakarta 1 ‐ 252

Kab. Sukabumi 4 16 59 10.260

Kab. Tasikmalaya 35 24 106 21.490

Kab. Subang ‐ 1 108Kab. Cilacap 5 ‐ 5 1.800

Kantor SKPD  Kab. Bandung Barat 21 1.029

Kab. Kuningan 1 2

Kota Tasikmalaya 2 3 556

Balai Desa  Kab.Cilacap 1 5 6 220

Kota Tasikmalaya 2 7 12 402

Kantor Kecamatan  Kab. Tasikmalaya 4 2 10 2.061

Kab. Sukabumi 4 16 59 ‐

Rumah dinas puskesmas  Kab.Garut 2 10 ‐ 614

Total  429  192  349  156.045 

Sumber:  Identifikasi  Kerusakan   pascabencana  Gempa  bumi   Jawa  Barat    2  September    2009, Sekretariat  P3B Bappenas, 8 Okotber   2009 

III.4.  DAMPAK  KERUSAKAN 

III.4.1.  DAMPAK   TERHADAP  PEREKONOMIAN  PROVINSI  JAWA  BARAT  DAN 

KABUPATEN CILACAP 

Secara umum dampak yang ditimbulkam oleh bencana gempa bumi terhadap perekonomian

daerah dan masyarakat di wilayah yang terkena dampak bencana, baik di 15 Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Barat maupun Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah tidaklah signifikan,

terutama di kabupaten/kota yang mengalami dampak langsung gempa di antaranya Kabupaten

Bandung, Bandung Barat, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Cianjur, Sukabumi, Kuningan, Bogor,

Purwakarta, Majalengka, Sumedang, Subang, Kota Banjar, Sukabumi dan Tasikmalaya.

Page 53: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 53/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

43

 

III.4.2.  DAMPAK  TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL DAN DAERAH 

Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengemukanan bahwa situasi pascagempa tidak 

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional, karena kawasan ini memiliki

kemampuan yang lebih cepat dalam memulihkan perekonomian pascabencana alam. Sebab

kawasan Jawa Barat memiliki potensi yang masih cukup besar untuk terus tumbuh.

III.4.3.  DAMPAK  TERHADAP KETENAGAKERJAAN 

Lapangan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja pada lokasi gempa adalah sektor

pertanian, walaupun dari tahun ke tahun persentasenya mengalami penurunan. Sektor lain yangdipilih masyarakat pada umumnya adalah sektor perdagangan dan jasa‐jasa. Selain itu masih

tampak tinggi penduduk yang bekerja sebagai pekerja yang membantu usaha yang dilakukan oleh

orang tua atau anggota rumahtangga lainnya dengan tingkat produktivitas yang rendah dan

biasanya tidak mendapatkan upah/gaji atau sekalipun ada balas jasa yang diterimapun sangat 

rendah. Pada daerah‐daerah terkena dampak bencana, persentase penduduk yang bekerja dengan

status pekerjaan sebagai pekerja keluarga sebelum terjadinya bencana naik 5,29.

Meskipun terjadi kerusakan pada infrastruktur, namun sektor pertanian relatif tidak terkena

dampak bencana. Sektor perdagangan umum dan jasa‐jasa pun terkena dampak yang tidak terlalu

besar. Tingkat pendidikan rata‐rata di daerah yang terkena bencana menunjukkan angka 71,57%

tidak tamat atau hanya tamat SD saja (Kab. Sukabumi 76,09%, Cianjur 74,77%, Bandung 57,72%,

Garut 72,01%, Tasikmalaya 79%, Ciamis 69,8%), yang menunjukkan bahwa penduduk di wilayah

terkena dampak bencana, bekerja di sektor tradisional (pertanian) dan sektor informal (pedagang

kecil). Akibatnya, tidak banyak penduduk yang kehilangan pekerjaannya dan tidak terjadi

penurunan tenaga kerja.

Page 54: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 54/122

 

BAB 

IV 

PENYELENGGARAAN 

PENANGGULANGAN BENCANA 

DAN  PENGURANGAN RISIKO BENCANA 

IV.1.  POTENSI BENCANA  ALAM DI PROVINSI JAWA BARAT DAN PROVINSI JAWA 

TENGAH 

Berdasarkan Ketentuan Umum dalam UU nomor 24 tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana, maka bencana dapat dibedakan menjadi Bencana Alam, Bencana

Non–alam dan Bencana Sosial. Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa

atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, seperti gempa bumi, tsunami, gunungmeletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.

Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, merupakan dua provinsi yang berdekatan secara

geografis, dan berpotensi mengalami bencana‐bencana alam di atas, karena karakteristik dan

potensi yang dimiliki kedua wilayah tersebut, yakni:

IV.1.1.  POTENSI BENCANA  ALAM DI PROVINSI JAWA BARAT 

1.  Bencana Gunung Berapi 

Jawa Barat berpotensi mengalami bencana gunung berapi, karena memiliki sekitar 5

(lima) gunung berapi yang masih aktif, yaitu: Gunung Tangkubanperahu, Gunung Papandayan,

Gunung Galunggung, Gunung Gede dan Gunung Ciremai (Sumber: PVMBG Badan Geologi).

Page 55: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 55/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

45

 

Kecuali Gunung Papandayan yang berstatus waspada tingkat II, ke‐empat gunung berapi

lainnya berstatus aktif normal.

2.  Bencana Banjir 

Potensi rawan banjir dapat dikelompokan ke dalam empat kelompok, yaitu: tinggi,

menengah, rendah dan aman. Keempat kelompok rawan banjir di Jawa Barat telah dipetakan ke

dalam Peta Rawan Banjir, seperti yang terdapat pada Gambar IV.1 di bawah ini.

Kelompok berpotensi banjir di tingkat kecamatan, yaitu: Kategori Tinggi berada di

wilayah Kecamatan Cianjur Kab. Cianjur; Kategori Menengah di wilayah Kecamatan Cariu dan

Campaka di Kab. Cianjur, dan wilayah Kecamatan Pagelaran di Kota Bogor; sedangkan Kategori Rendah berada di wilayah Kecamatan Banjaran (Kab. Bandung), Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi

Timur (Kota Bekasi), wilayah Kecamatan Gunung Putri (Kab. Bogor), wilayah KecamatanKalipucang (Kota Banjar), wilayah Kecamatan Cempaka (Kab. Purwakarta), Kecamatan

Kadungora dan Kecamatan Tarogong (Kab. Garut), dan Kecamatan Teluk Jambe (Kab.

Karawang).

Gambar IV. 1 

Peta Prakiraan Daerah Potensi Banjir di Jawa Barat  

Page 56: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 56/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

46

 

3.  Bencana Gempa Bumi 

Potensi gempa yang besar berada di sekitar patahan utama gempa di Kecamatan

Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Sepanjang pantai selatan, dihadapkan langsung pada zona subduksi atau pertemuan

antara lempeng Australia dan Euroasia di Palung Jawa yang berada di Laut Hindia. Sedangkan di

daratan, ada sejumlah patahan aktif di dekat pemukiman padat penduduk, seperti Patahan

Cimandiri yang melewati Sukabumi dan Patahan Lembang yang memotong Bandung.

Cekungan Bandung yang berada di Kota Bandung (ibukota Provinsi Jawa Barat)

memberikan sumbangan paling besar terhadap kerusakan alam. ”Jika Cekungan Bandung tak 

diperhatikan, bukan mustahil menyebabkan timbulnya bencana gempa bumi maha dahsyat.”

Cekungan Bandung yang memiliki luas 348.786 hektar mempunyai tiga kawasan yang memiliki

potensi dan permasalahan alam berbeda. Cekungan Bandung membentang di empat kabupaten

atau kota melewati Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung

Barat. (Sumber: Seputar  Indonesia, Selasa 30 Desember   2008) 

Gambar IV.2 

Zona Sumber-sumber Gempabumi di Jawa Barat  

Sumber  : Pusat  Survey  Geologi 

Page 57: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 57/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

47

 

Tabel IV.1 

Daerah Rawan Gempabumi Tektonik  di Jawa Barat  

No  Kabupaten  Lokasi (Kecamatan) 

1. Bogor Lawangtaji, Cibodas, Ciparahu, leuwiliang, Ciampea, Gunung Menyan,

Brujul.

2. Kota Bogor

3. Cianjur Cipanas, Cikalongkulon, Cibeber, Campaka, Sukanegara, Ciranjang,Bojongkele

4. Sukabumi Cibodas, Cimerang, Ubrug, Cigombong, Pelabuhanratu, Sempur, Cigaru,

Jampang Tengah, Cibaregbeg, 2Ciemas, Waluran, Pagelaran.

5. Bandung Santosa, Marujung, Gunung Halu, Cililin, Batujajar, Padalarang,

Cikalong Wetan, Lembang, Cicalengka, Majalaya, Ciparay,

6. Kota Cimahi ‐

7. Kota Bandung ‐

8. Purwakarta Wanayasa

9. Subang Sagalaherang, Cisalak, Ciater, Kalijati

10. Indramayu Gantar

11. Majalengka Kadipaten, Maja, Telagakulon, Cikijing12. Kuningan Lebakwangi

13. Garut Leles, Cibatu, Cilengsing, Cisurupan

14. Tasikmalaya Ciawi, Cijulang, Singaparna, Salawu, Sukaraja, Cikamuning2

15 Ciamis Sukajadi, Kalijati, Palumbung, Cijulang, Pangandaran, Kalipucang,

Rancah.

Sumber: Dinas Pertambangan  Provinsi  Jawa Barat,  2002 4.  Bencana Gerakan Tanah 

Tabel IV.2 

Wilayah Potensi Gerakan Tanah di Provinsi Jawa Barat  

Bulan Oktober 2009 

No  Propinsi Kabupaten 

/Kota 

Kecamatan 

Potensi Terjadi Gerakan 

Tanah 

1. JAWA BARAT BOGOR KEDUNG HALANG Menengah ‐ Tinggi

RUMPIN Menengah

CIAWI Menengah

CIGUDEG Menengah‐Tinggi

LEUWILIANG Menengah ‐ Tinggi

NANGGUNG Menengah ‐ Tinggi

CIBUNGBULANG BAG.SELATAN

Menengah

CIAMPEA Menengah

CIOMAS Menengah

GUNUNG PUTRI Menengah

CILEUNGSI Menengah

CARINGIN Menengah

CIJERUK Menengah

MEGAMENDUNG Menengah

CISARUA Menengah

CITEUREUP Menengah‐Tinggi

Page 58: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 58/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

48

 

No  Propinsi Kabupaten 

/Kota 

Kecamatan 

Potensi Terjadi Gerakan 

Tanah 

JONGGOL Menengah‐Tinggi

CARIU Menengah

JASINGA Menengah‐Tinggi

SUKABUMI PARAKANSALAK Menengah

CISOLOK Menengah ‐ TinggiPARUNGKUDA Menengah

KELAPANUNGGAL Menengah

CIBADAK Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

BAROS Menengah

KABANDUNGAN Menengah ‐ Tinggi

CIDAHU Menengah

CICURUG Menengah

NYALINDUNG Menengah ‐ Tinggi

CIDOLOG Menengah ‐ Tinggi

CIEMAS Menengah

TEGALBULEUD Menengah‐Tinggi

NAGRAK Menengah

SUKARAJA Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

KEDUDAMPIT Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

SUKABUMI Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

KALIBUNDER Menengah‐Tinggi

SAGARANTEN Menengah‐Tinggi

JAMPANG TENGAH Menengah

JAMPANGKULON Menengah

LENGKONG MenengahPELABUHAN RATU Menengah‐Tinggi

CISAAT Menengah

PABUARAN Menengah

CIKEMBAR Menengah‐Tinggi

CIKIDANG Menengah‐Tinggi

WARUNGKIARA Menengah‐Tinggi

SURADE Menengah‐Tinggi

CIRACAP Menengah

KELAPANUNGGAL Menengah

GEGERBINTUNG Menengah‐Tinggi

KOTA

SUKABUMI

SUKABUMI BARAT Menengah

SUKABUMI TIMUR Menengah

CIANJUR KADUPANDAK Menengah ‐ Tinggi

PACET Menengah – Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

PAGELARAN Menengah ‐ Tinggi

CIBINONG Menengah ‐ Tinggi

CIBEBER Menengah ‐ Tinggi

CUGENANG Menengah ‐ Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

Page 59: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 59/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

49

 

No  Propinsi Kabupaten 

/Kota 

Kecamatan 

Potensi Terjadi Gerakan 

Tanah 

CIANJUR Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

SUKARESMI Menengah – Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

TAKOKAK Menengah

SUKALUYU Menengah

KARANGTENGAH Menengah ‐ Tinggi

BOJONGPICUNG Menengah ‐ Tinggi

MANDE Menengah ‐ Tinggi

AGRABINTA Menengah ‐ Tinggi

SINDANGBARANG Menengah ‐ Tinggi

NARINGGUL Tinggi

CAMPAKA Menengah ‐ Tinggi

CIDAUN Menengah ‐ Tinggi

CIKALONG KULON Menengah ‐ Tinggi

WARUNG KONDANG Menengah – Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

SUKANEGARA MenengahTANGGEUNG Menengah – Tinggi

BEKASI CIBARUSAH Menengah

BANDUNG GUNUNGHALU Menengah‐Tinggi

CILILIN Menengah‐Tinggi

CIPONGKOR Menengah‐Tinggi

SUKAJADI Menengah

CIEMBUNYING KALER

BAG UTARA

Menengah

SINDANGKERTA Menengah‐Tinggi

PARONGPONG Menengah ‐ Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

KERTASARI Menengah

BANJARAN Menengah

ARJASARI Menengah

PANGALENGAN Menengah

IBUN Menengah

CIKALONG WETAN Menengah ‐ Tinggi

LEMBANG Menengah‐Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

CIMENYAN Menengah

CILENGKRANG Menengah

CIDADAP Menengah‐Tinggi

NGAMPRAH Menengah

PADALARANG BAG

UTARA

Menengah

CIMAHI UTARA Menengah ‐ Tinggi

CISARUA Menengah – Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

CIKANCUNG Menengah

CIWIDEY Menengah‐Tinggi

CIPEUNDEUY Menengah‐Tinggi

CIPATAT Menengah‐Tinggi

BATUJAJAR Menengah

CICALENGKA Menengah

Page 60: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 60/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

50

 

No  Propinsi Kabupaten 

/Kota 

Kecamatan 

Potensi Terjadi Gerakan 

Tanah 

SOREANG BAG SELATAN Menengah

PASEH Menengah

PACET Menengah

PASIRJAMBU Menengah‐Tinggi

GARUT BALUBUR LIMBANGAN Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

SLAWI Menengah

LEUWIGOONG Menengah

MALANGBONG Menengah

CIBATU Menengah

KADUNGORA Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

SUKAWENING Menengah

CIBIUK Menengah‐Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

LELES Menengah‐Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

WANARAJA Menengah‐Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

TAROGONG Menengah‐Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

BANYURESMI Menengah‐Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

KARANGPAWITAN Menengah ‐ Tinggi

GARUT Menengah‐Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

SAMARANG Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

CILAWU Menengah‐Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

CISURUPAN Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

BAYONGBONG Menengah‐Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

PAMULIHAN Menengah‐Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

CIBALONG Menengah

PAKENJENG Menengah ‐ Tinggi

PEUNDEUY Menengah ‐ Tinggi

CISEWU Menengah ‐ Tinggi

PAMEUNGPEUK Menengah

CIKELET Menengah ‐ Tinggi

CIKAJANG Menengah ‐ TinggiBerpotensi Banjir Bandang

BUNGBULANG Menengah ‐ Tinggi

BANJARWANGI Menengah ‐ Tinggi

SINGAJAYA Menengah ‐ Tinggi

TALEGONG Menengah ‐ Tinggi

CISOMPET Menengah ‐ Tinggi

KARAWANG PANGKALAN Menengah

TELUK JAMBE Menengah

Page 61: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 61/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

51

 

No  Propinsi Kabupaten 

/Kota 

Kecamatan 

Potensi Terjadi Gerakan 

Tanah 

PURWAKARTA WANAYASA Menengah ‐ Tinggi

PLERED Menengah ‐ Tinggi

SUKATANI Menengah ‐ Tinggi

MANIIS Menengah

JATILUHUR Menengah

PURWAKARTA Menengah ‐ Tinggi

PASAWAHAN Menengah ‐ Tinggi

BOJONG Menengah

TEGALWARU Menengah

CAMPAKA SELATAN Menengah

DARANGDAN Menengah ‐ Tinggi

SUBANG CIJAMBE Menengah ‐ Tinggi

SAGALA HERANG Menengah‐Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

SUBANG BAG SELATAN Menengah

KALIJATI BAG SELATAN Menengah ‐ Tinggi

CIPEUNDEUY BAG

SELATAN

Menengah

CISALAK Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

TANJUNGSIANG Menengah

JALANCAGAK Menengah‐Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

CIBOGO BAG SELATAN Menengah‐Tinggi

SUMEDANG TOMO BAG SELATAN Menengah ‐ Tinggi

CADAS NGAMPAR Menengah ‐ Tinggi

SUMEDANG SELATAN Menengah

TANJUNGSARI Menengah

SUMEDANG UTARA Menengah

PASEH Menengah ‐ Tinggi

CONGGEANG Menengah ‐ Tinggi

BUAH DUA Menengah ‐ Tinggi

TANJUNGKERTA Menengah ‐ Tinggi

WADO Menengah

CIBUGEL Menengah ‐ Tinggi

SITURAJA Menengah

DARMARAJA Menengah

CIMANGGUNG Menengah

CIMALAKA Menengah

RANCAKALONG Menengah

TANJUNGSARI Menengah

TASIKMALAYA BANTARKALONG Menengah ‐ Tinggi

SODONG HILIR Menengah ‐ TinggiCIBALONG Menengah ‐ Tinggi

TARAJU Menengah ‐ Tinggi

CIGALONTANG Menengah – Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

LEUWISARI Menengah – Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

SALAWU Menengah ‐ Tinggi

SALOPA Menengah ‐ Tinggi

Page 62: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 62/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

52

 

No  Propinsi Kabupaten 

/Kota 

Kecamatan 

Potensi Terjadi Gerakan 

Tanah 

CIKATOMAS Menengah ‐ Tinggi

CIAWI Menengah

PAGARAGEUNG Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

JEMANIS Menengah

CISAYONG Menengah – Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

INDIHIANG Menengah – Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

CIBEUREUM BAG.

SELATAN

Menengah

TANJUNGJAYA Menengah

MANONJAYA Menengah

CINEAM Menengah

PANCATENGAH Menengah

CIKALONG Menengah

CIPATUJAH Menengah

BOJONGGAMBIR MenengahKAWALU BAG. SELATAN Menengah

SUKARAJA Menengah ‐ Tinggi

KARANGNUNGGAL Menengah ‐ Tinggi

CIAMIS LANGKAP LANCAR Menengah ‐ Tinggi

SUKADANA Menengah ‐ Tinggi

PANAWANGAN Menengah ‐ Tinggi

PANUMBANGAN Menengah

PANJALU Menengah ‐ Tinggi

CIJEUNGJING Menengah

RAJADESA Menengah ‐ Tinggi

JATINAGARA Menengah ‐ Tinggi

RANCAH Menengah ‐ Tinggi

CIKONENG Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

CIPAKU Menengah

SADANANYA Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

CIHAURBEUTI Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

TAMBAKSARI Menengah ‐ Tinggi

BANJAR Menengah

PAMARICAN Menengah ‐ Tinggi

BANJARSARI Menengah ‐ Tinggi

CIAMIS MenengahBerpotensi Banjir Bandang

PADAHERANG BARAT Menengah

PATURUMAN Menengah

PANGANDARAN BAG.

UTARA

Menengah

CIMARAGAS Menengah ‐ Tinggi

CISAGA Menengah

CIJULANG Menengah

Page 63: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 63/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

53

 

No  Propinsi Kabupaten 

/Kota 

Kecamatan 

Potensi Terjadi Gerakan 

Tanah 

CIMERAK Menengah ‐ Tinggi

PARIGI Menengah ‐ Tinggi

KALIPUCANG Menengah

CIGUGUR Menengah

MAJALENGKA TALAGA Menengah – Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

MAJALENGKA Menengah

JATIWANGI BAG

SELATAN

Menengah

LEUWIMUNDING Menengah

MAJA Menengah – Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

ARGAPURA Menengah – Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

LEMAHSUGIH Menengah ‐ Tinggi

SUKAHAJI Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

RAJAGALUH Menengah – Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

BANTARUJEG Menengah – Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

CIKIJING Menengah ‐ Tinggi

KUNINGAN CILIMUS Menengah

SUBANG Menengah

SELAJAMBE Menengah

GARAWANGI Menengah

CIDAHU Menengah

PASAWAHAN Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

CIWARU Menengah

KARAMATMULYA MenengahBerpotensi Banjir Bandang

CIGUGUR Menengah

Berpotensi Banjir Bandang

JALAKSANA Menengah

LEBAKWANGI Menengah

CIAWIGEBANG Menengah – Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

MANDIRACAN Menengah

CINIRU Menengah

KADUGEDE Menengah

LURAGUNG Menengah

DARMA Menengah

CIBINGBIN MenengahCIREBON KARANG SEMBUNG BAG.

SELATAN

Menengah

BEBER BAG. UTARA Menengah

LEMAHABANG BAG.

SELATAN

Menengah

SUMBER Menengah – Tinggi

WALED BAG. SELATAN Menengah

SEDONG BAG. SELATAN Menengah

Page 64: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 64/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

54

 

Keterangan 

Menengah Daerah yang mempunyai potensi Menengah untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada

Zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada

daerah yang berbatasan dengan lembah, sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng

mengalami gangguan.

Tinggi Daerah yang mempunyai potensi Tinggi untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada Zona ini

dapat terjadi Gerakan Tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan

tanah lama dapat aktif kembali.

Sumber: PUSAT  VULKANOLOGI  DAN  MITIGASI  BENCANA GEOLOGI  

Gambar IV.3 

Peta Prakiraan Titik  Potensi terjadi Longsor di Jawa Barat 

 

1.  Nilai Risiko

 berbagai

  Ancaman

 Bahaya

 di

 Provinsi

 Jawa

 Barat 

 

Berdasarkan pemetaan terhadap ancaman bahaya tersebut di atas, serta dengan

melakukan overlay  tingkat kerentanan dan kapasitas yang ada, maka secara umum nilai risiko

terhadap bencana yang akan ditimbulkan adalah sebagaimana terlihat pada grafik di bawah.

Nilai risiko yang digambarkan pada grafik di bawah ini merupakan nilai risiko relatif di antara

berbagai ancaman bahaya yang ada di Provinsi Jawa Barat. Makin tinggi nilai risiko, maka makin

Page 65: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 65/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

55

 

tinggi pula potensi kerugian yang akan ditimbulkan oleh ancaman bahaya tersebut. Pada tabel

tersebut, terlihat ancaman bahaya gempa bumi, gerakan tanah dan wabah penyakit mempunai

nilai risiko yang tertinggi.

Gambar IV.4

 Grafik  Nilai Risiko Berbagai  Ancaman Bahaya di Provinsi Jawa Barat  

IV.1.2. 

POTENSI 

BENCANA 

 ALAM 

DI 

PROVINSI 

JAWA 

TENGAH 

1.  Bencana Gunung Berapi 

Jawa Tengah memiliki potensi bencana gunung berapi yang dihasilkan dari Gunung

Dieng, Gunung Slamet dan Gunung Merapi (Sumber: PVMBG Badan Geologi), yang berstatus

aktif normal.

2.  Bencana Banjir 

Potensi rawan banjir dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu: tinggi,

menengah, rendah dan aman. Ke‐empat kelompok rawan banjir di Jawa Tengah dapat 

dilihat pada Peta Rawan Banjir sebagaimana Gambar 2 di bawah ini.

Provinsi Jawa Tengah tidak memiliki daerah yang berpotensi banjir dengan Kategori Tinggi. Namun demikian, potensi bencana banjir sesuai dengan tingkat di bawahnya adalah:

Kategori  Menengah  di wilayah Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap; sedangkan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

      N      i       l     a      i      R      i     s      i       k     o

Faktor Risiko

Provinsi Jawa Barat

Page 66: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 66/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

56

 

Kategori Rendah berada di wilayah Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Kalibagor, Kabasen,

Sokaraja, Kamagede, Bantarkawung, Somagede, Bumiayu, Cipari, Kawunganten,

Paguyangan, Sirampog, Cipari, Kawang Gantung, Kroya, Majenang, Nusawungu, Sampang,

Kroya, Majenang, Dempet, Gajah; yang tersebar di empat kabupaten: Kabupaten Brebes,

Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Demak.

Gambar IV.5 

Peta Prakiraan Potensi Banjir di Jawa Tengah 

3.  Bencana Gempa Bumi 

Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta dan sekitarnya terletak 

pada lintasan patahan yang memang rawan gempa. Kabupaten Bantul di Jogyakarta dan

Kabupaten Klaten di Jawa Tengah, tepat berada pada lintasan garis patahan Sesar Opak (Opak 

Creek), salah satu formasi geologis terpenting di daratan Pulau Jawa.

Di bawah ini adalah peta citra satelit (dari ketinggian 31,7 kilometer) yang meliputi

daerah Jogyakarta dan Jawa Tengah, serta gambaran grafis dari peristiwa gempa‐bumi dahsyat 

yang melanda kedua daerah tersebut pada tanggal 27 Mei .

Page 67: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 67/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

57

 

Gambar IV.6 

Peta citra satelit  (dari ketinggian 31,7 kilometer) 

daerah Jogyakarta dan Jawa Tengah 

4.  Bencana Gerakan Tanah 

Tabel IV.3 

Wilayah 

Potensi 

Gerakan 

Tanah 

di 

Provinsi 

Jawa 

Tengah 

Bulan 

Oktober 

2009 

No  PROPINSI  KABUPATEN  KECAMATAN 

POTENSI GERAKAN 

TANAH 

1 JAWA TENGAH CILACAP DAYEUHLUHUR Menengah ‐ Tinggi

WANAREJA Menengah – Tinggi

MAJENANG Menengah – Tinggi

JERUK LEGI Menengah – Tinggi

CIMANGGU Menengah – Tinggi

SIDAREJA Menengah – Tinggi

CILACAP BAG UTARA Menengah

CIMANGGU Menengah

KAWUNGANTEN BAGIAN ATAS Menengah – Tinggi

KARANG PUCUNG Menengah – Tinggi

CIPARI Menengah – Tinggi

KASUGIHAN BAGIAN UTARA Menengah

BOYOLALI SELO Menengah – Tinggi

CEPOGO Menengah

KLEGO BAGIAN BAWAH Menengah – Tinggi

AMPEL Menengah

POLANHARJO BAG TIMUR Menengah ‐ Tinggi

ANDONG BAG TIMUR Menengah

KARANGGEDE Menengah

Page 68: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 68/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

58

 

No  PROPINSI  KABUPATEN  KECAMATAN 

POTENSI GERAKAN 

TANAH 

SIMO BAG. UTARA Menengah

NOGOSARI BAG. UTARA Menengah

WONOSEGORO BAGIAN BARAT Menengah

MUSUK BAG. BARAT Menengah ‐ Tinggi

TEGAL BUMI JAWA Menengah ‐ Tinggi

BOJONG Menengah ‐ Tinggi

SURADADI BAG SELATAN Menengah

JATINEGARA Menengah

MERGASARI Menengah ‐ Tinggi

KEDUNGBANTENG Menengah ‐ Tinggi

SURADADI BAG SELATAN Menengah

PANGKAH Menengah ‐ Tinggi

PAGERBARANG Menengah ‐ Tinggi

LEBAKSIU Menengah ‐ Tinggi

WARUREJA BAG. SELATAN Menengah ‐ Tinggi

BALAPULANG Menengah

MAGELANG KAJORAN Menengah – Tinggi

PAKIS MenengahWINDUSARI Menengah – Tinggi

KALI ANGKRIK Menengah

SALAMAN Menengah

BOROBUDUR Menengah

DUKUN BAG. TIMUR Menengah – Tinggi

SAWANGAN BAGIAN TIMUR Menengah

NGABLAK Menengah

GRABAG BAG. TIMUR Menengah

SRUMBUNG BAGIAN TIMUR Menengah – Tinggi

Berpotensi Banjir

Bandang

BANYUMAS BANYUMAS Menengah – Tinggi

KEBASEN Menengah – Tinggi

AJIBARANG Menengah

LUMBIR Menengah – Tinggi

SOMAGEDE Menengah – Tinggi

KALIBAGOR Menengah

JATILAWANG Menengah

PATIKRAJA Menengah

SUMPIUH Menengah – Tinggi

TAMBAK Menengah – Tinggi

BATURADEN Menengah

SUMBANG Menengah

KEMRANJEN Menengah – Tinggi

WANGON MenengahKARANGLEWAS Menengah

KEDUNGBANTENG Menengah – Tinggi

CILONGOK Menengah – Tinggi

RAWALO Menengah – Tinggi

PURWOJATI Menengah

PEKUNCEN Menengah – Tinggi

GUMELAR Menengah

PURWOKERTO PURWOKERTO BAG. TENGAH Menengah

Page 69: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 69/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

59

 

No  PROPINSI  KABUPATEN  KECAMATAN 

POTENSI GERAKAN 

TANAH 

PURWOKERTO BARAT BAG.

TENGAH

Menengah

BATANG WONOTUNGGAL Menengah – Tinggi

REBAN Menengah – Tinggi

TULIS Menengah

BLADO Menengah – Tinggi

BANDAR Menengah – Tinggi

TERSONO Menengah – Tinggi

BAWANG Menengah – Tinggi

LIMPUNG Menengah

SUBAH Menengah

GRINGSING BAG SELATAN Menengah

KENDAL KALIWUNGU BAG. SELATAN Menengah ‐ Tinggi

SUKOREJO BAG BARAT Menengah

BRANGSONG BAG SELATAN Menengah

WELERI BAG BARAT Menengah

PEGERUYUNG Menengah – Tinggi

PATEHAN Menengah – TinggiPLANTUNGAN Menengah – Tinggi

GEMUH BAG. SELATAN Menengah

SINGOROJO Menengah – Tinggi

LIMBANGAN Menengah – Tinggi

BOJA Menengah – Tinggi

KUDUS GEBOG BAG UTARA Menengah – Tinggi

DAWE Menengah

JEKULO BAG. UTARA Menengah

TEMANGGUNG KALORAN BAGIAN UTARA Menengah

KANDANGAN BAGIAN ATAS Menengah – Tinggi

PARAKAN Menengah – Tinggi

NGADIREJO Menengah

KRANGGAN BAG TENGAH Menengah

BULU Menengah

TEMANGGUNG BAG. TENGAH Menengah

TEMBARAK BAG. TENGAH Menengah

TRETEP Menengah

CANDIROTO Menengah

JUMO Menengah – Tinggi

KLATEN KEMALANG BAG. UTARA Menengah ‐ Tinggi

Berpotensi Banjir

Bandang

KARANGDOWO BAG TIMUR Menengah

BAYAT BAG. BARAT Menengah

WEDI BAG. TIMUR Menengah

PEKALONGAN KANDANG SERANG Menengah ‐ Tinggi

PETUNGKRIONO Menengah ‐ Tinggi

KAJEN BAGIAN SELATAN Menengah – Tinggi

KARANGA BAG. SELATAN Menengah

DORO BAG. SELATAN Menengah

PANINGGARAN Menengah ‐ Tinggi

TALUN Menengah

Page 70: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 70/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

60

 

No  PROPINSI  KABUPATEN  KECAMATAN 

POTENSI GERAKAN 

TANAH 

LEBAKBARANG Menengah ‐ Tinggi

KESESI BAGIAN SELATAN Menengah ‐ Tinggi

KOTA

SEMARANG

SEMARANG SELATAN BAG

BARAT

Tinggi

SEMARANG TENGAH BAG

BARAT

Tinggi

CANDISARI Menengah

NGALIYAN BAG SELATAN Menengah

MIJEN BAGIAN TIMUR DAN

BARAT

Menengah – Tinggi

GUNUNG PATI Menengah ‐ Tinggi

GAJAH MUNGKUR Menengah ‐ Tinggi

BANYUMANIK Menengah ‐ Tinggi

TEMBALANG Menengah ‐ Tinggi

SEMARANG UNGARAN Menengah ‐ Tinggi

KLEPU BAGIAN BARAT DAN

TIMUR

Menengah ‐ Tinggi

AMBARAWA BAG. UTARA Menengah

PRIANGUS Menengah ‐ Tinggi

BAWEN BAG. TIMUR Menengah ‐ Tinggi

SOMOWONO Menengah ‐ Tinggi

BANYUBIRU Menengah

GETASAN BAG. SELATAN Menengah

TENGARAN BAGIAN SELATAN Menengah

BRINGIN Menengah

SUSUKAN Menengah

SURUH BAGIAN UTARA DAN

SELATAN

Menengah ‐ Tinggi

PURWOREJO BENER Menengah – Tinggi

BRUNO Menengah – Tinggi

GEBANG BAG.UTARA Menengah – TinggiLOANO Menengah

PITURUH BAGIAN UTARA Menengah – Tinggi

PURWOREJO BAGIAN TIMUR Menengah ‐ Tinggi

BAGELEN Menengah – Tinggi

KEMIRI BAG.UTARA Menengah – Tinggi

KALIGESING Menengah – Tinggi

WONOSOBO SAPURAN Menengah – Tinggi

KEJAJAR Menengah – Tinggi

WATUMALANG Menengah – Tinggi

LEKSONO Menengah – Tinggi

GARUNGAN BAG UTARA Menengah

MOJO TENGAH BAGIAN BARAT Menengah

KALIKAJAR BAGIAN TIMUR Menengah

WONOSOBO BAG BARAT Menengah

KERTEK BAG. TIMUR Menengah

KEPIL Menengah

WADAS LINTANG Menengah – Tinggi

KALIWIRO Menengah – Tinggi

BANJARNEGARA KARANGKOBAR Menengah – Tinggi

WANADADI Menengah

BANJARNEGARA Menengah

Page 71: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 71/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

61

 

No  PROPINSI  KABUPATEN  KECAMATAN 

POTENSI GERAKAN 

TANAH 

SUSUKAN BAGIAN SELATAN Menengah ‐ Tinggi

WANAYASA Menengah

PURWONEGORO Menengah – Tinggi

PURWOREJO KLAMPOK BAG.

SELATAN

Menengah

MANDIRAJA Menengah – Tinggi

BAWANG Menengah

BANJARMANGU Menengah – Tinggi

KALIBENING Menengah – Tinggi

BATUR Menengah – Tinggi

PAGENTAN Menengah – Tinggi

RAKIT Menengah

MADUKARA Menengah – Tinggi

PEJAWARAN Menengah – Tinggi

SIGALUH Menengah – Tinggi

PUNGGELAN Menengah – Tinggi

KARANG

ANYAR

JATIPURO Menengah ‐ Tinggi

GONDANGREJO MenengahMOJOGEDANG BAGIAN BARAT Menengah

KARANGANYAR BAGIAN

UTARA

Menengah

KERJO BAGIAN TIMUR Menengah ‐ Tinggi

KEBAK KRAMAT BAGIAN

TENGAH

Menengah

KARANG PANDAN BAG UTARA

DAN SELATAN

Menengah

MATESIH BAG. TIMUR Menengah

JUMANTORO Menengah

NGARGOYOSO Menengah

JATIYOSO Menengah ‐ Tinggi

JENAWI MenengahJUMAPOLO Menengah – Tinggi

NGARGOYOSO BAG. TENGAH Menengah

TAWANGMANGU Menengah

PURBALINGGA KARANG REJO Menengah – Tinggi

REMBANG Menengah – Tinggi

MREBET Menengah – Tinggi

BOJONGSARI Menengah

PENGADEGAN Menengah – Tinggi

BOBOTSARI Menengah – Tinggi

BUKATEJA Menengah

KEJOBONG Menengah

PURBALINGGA Menengah

KUTASARI Menengah

KALIGONDONG Menengah

KARANGANYAR Menengah – Tinggi

KARANG MONCOL Menengah – Tinggi

PEMALANG BELIK Menengah

MOGA Menengah

BOCEH Menengah ‐ Tinggi

WATUKUMPUL Menengah ‐ Tinggi

PULOSARI Menengah

Page 72: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 72/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

62

 

No  PROPINSI  KABUPATEN  KECAMATAN 

POTENSI GERAKAN 

TANAH 

BANTARBOLANG Menengah

BREBES SIRAMPOG Menengah ‐ Tinggi

SALEM Menengah ‐ Tinggi

BANJARHARJA BAG SELATAN Menengah‐Tinggi

TONJONG Menengah ‐ Tinggi

PAGUYANGAN Menengah ‐ Tinggi

LARANGAN BAG SELATAN Menengah ‐ Tinggi

BUMIAYU Menengah ‐ Tinggi

KETANGGUNGAN BAG

SELATAN

Menengah ‐ Tinggi

BANTARKAWUNG Menengah ‐ Tinggi

KEBUMEN SEMPOR BAG. UTARA Menengah ‐ Tinggi

ROWOKELE BAGIAN UTARA Menengah

ALIAN Menengah

KARANGANYAR BAG BARAT Menengah

PEJAGOAN BAG. ARA Menengah

SRUWENG BAG. UTARA Menengah

KEBUMEN BAG BARAT MenengahKARANG GAYAM Menengah

BUAYAN BAG TENGAH DAN

SELATAN

Menengah

AYAH Menengah

SADANG Menengah

BLORA KRADENAN Menengah ‐ Tinggi

RANDUBLATUNG BAGIAN

UTARA DAN SELATAN

Menengah ‐ Tinggi

JATI Menengah ‐ Tinggi

KUNDURAN BAG SELATAN Menengah

SAMBONG BAGIAN TIMUR Menengah

JEPON BAGIAN SELATAN Menengah ‐ Tinggi

BANJAREJO BAGIAN TIMUR Menengah

TODANAN BAGIAN TENGAH Menengah

GROBOGAN GABUS BAG UTARA & SELATAN Menengah ‐ Tinggi

KRADENAN BAG UTARA &

SELATAN

Menengah ‐ Tinggi

PULOKULON BAGIAN SELATAN Menengah ‐ Tinggi

GEYER BAG. TIMUR Menengah

WIROSARI BAGIAN UTARA Menengah

TAWANGHARJO BAGIAN

UTARA

Menengah

KLAMBU BAG UTARA Menengah

BRATI BAGIAN UTARA Menengah

GROBOGAN BAGIAN UTARA Menengah ‐ Tinggi

JEPARA KELING Menengah

MAYONG Menengah

BANGSRI Menengah

MLONGGO Menengah

NALUMSARI Menengah

BATE ALIR Menengah

Page 73: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 73/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

63

 

No  PROPINSI  KABUPATEN  KECAMATAN 

POTENSI GERAKAN 

TANAH 

PATI G. MUNGKAL Menengah

GEMBONG Menengah

CLUWAK Menengah

DUKUH SETI BAGIAN BARAT Menengah

TLOGOWUNGU Menengah

KAYEN BAG SELATAN Menengah

MARGOREJO BAG UTARA Menengah

SUKOLILO BAGIAN SELATAN Menengah

SUKOHARJO BULU BAG SELATAN Menengah ‐ Tinggi

TAWANGSARI BAG SELATAN &

BARAT

Menengah

WERU BAG UTARA & SELATAN Menengah

SRAGEN GONDANG Menengah

SUMBER LAWANG BAGIAN

UTARA

Menengah

MIRI BAG SELATAN Menengah

KALIJAMBE Menengah

GESI Menengah ‐ TinggiKARANGMALANG BAG.

TENGAH

Menengah

SAMBIREJO Menengah

TANGEN Menengah ‐ Tinggi

JENAR Menengah

WONOGIRI KARANG TENGAH Menengah – Tinggi

PARANGGUPITO Menengah

PRACIMANTORO Menengah

BATUWARNO Menengah – Tinggi

EROMOKO Menengah

BATURETNO Menengah – Tinggi

GIRITONTRO Menengah

WURYANTORO Menengah

GIRIMARTO Menengah

JATIPURNO Menengah

BULUKERTO Menengah

TIRTOMOYO Menengah

KISMANTORO Menengah

PURWANTORO Menengah

GIRIWOYO Menengah – Tinggi

SELOGIRI Menengah ‐ Tinggi

NGUNTORONADI BAGIAN

SELATAN

Menengah

SIDOHARDJO BAG SELATAN Menengah

WONOGIRI Menengah

NGADIREJO BAGIAN BARAT Menengah

SLOGOHIMO Menengah

MANYARAN Menengah

KODYA SURAKARTA JEBRES BAGIAN UTARA Menengah

BANJARSARI BAGIAN UTARA Menengah

REMBANG SLUKE Menengah

KRAGAN Menengah

SALE Menengah

Page 74: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 74/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

64

 

No  PROPINSI  KABUPATEN  KECAMATAN 

POTENSI GERAKAN 

TANAH 

SUMBER BAG TENGGARA Tinggi

BULU BAG BARAT Meneengah ‐ Tinggi

LASEM BAG. UTARA Menengah

SARANG BAG. BARAT Menengah

SEDAN BAG BARAT MenengahGUNEM Menengah

Keterangan : 

Menengah Daerah yang mempunyai Potensi  Menengah untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada

Zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, terutama

pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika

lereng mengalami gangguan.

Tinggi Daerah yang mempunyai Potensi Tinggi untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada Zona

ini Gerakan Tanah dapat terjadi jika curah hujan di atas normal, sedangkan

gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

Tabel IV.4 

Wilayah Potensi Gerakan Tanah di Provinsi DIY  

Bulan Oktober 2009 

No  PROPINSI  KABUPATEN  KECAMATAN 

POTENSI GERAKAN 

TANAH 

1 DIY SLEMAN TURI BAG. UTARA Menengah‐Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

PAKEM BAGIAN UTARA Menengah‐Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

CANGKRINGAN BAGIAN

UTARA

Menengah‐Tinggi

Berpotensi Banjir Bandang

KULONPROGO GIRIMULYO Menengah ‐ Tinggi

KOKAP Menengah ‐ Tinggi

KALIBAWANG Menengah ‐ Tinggi

TEMON BAG UTARA Menengah

NANGGULAN BAG

BARAT

Menengah

PENGASIH MenengahSAMIGALUH Menengah ‐ Tinggi

BANTUL KRETEK BAGIAN TIMUR Menengah ‐ Tinggi

PUNDONG BAGIAN

SELATAN

Menengah ‐ Tinggi

PLERET BAG TIMUR Menengah

IMOGIRI Menengah ‐ Tinggi

PIYUNGAN Menengah ‐ Tinggi

DLINGO Menengah ‐ Tinggi

GUNUNG KIDUL PATUK Menengah ‐ Tinggi

Page 75: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 75/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

65

 

No  PROPINSI  KABUPATEN  KECAMATAN 

POTENSI GERAKAN 

TANAH 

NGLIPAR Menengah ‐ Tinggi

TEPOS Menengah ‐ Tinggi

PALIYAN Menengah

RONGKOP BAG TENGAH Menengah

SEMANU Menengah

KARANGMOJO BAG

TIMUR

Menengah

NGAWEN Menengah ‐ Tinggi

SEMIN BAG. SELATAN Menengah

PONJONG Menengah

PLAYEN BAG. BARAT Menengah

Keterangan : 

Menengah Daerah yang mempunyai potensi Menengah untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada

Zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, terutama

pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika

lereng mengalami gangguan.

Tinggi Daerah yang mempunyai potensi Tinggi untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada Zona

ini dapat terjadi Gerakan Tanah jika curah hujan diatas normal, sedangkan

gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

Page 76: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 76/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

66

 

Gambar IV.7 

Peta Prakiraan Wilayah Potensi terjadi Gerakan Tanah di Jawa Tengah

 

IV.2.  BELAJAR DARI PERISTIWA BENCANA GEMPA BUMI SELATAN JAWA BARAT 

Gempa bumi yang melanda Selatan Jawa Barat memberikan pelajaran berharga bagi

pemerintah.

Pelajaran pertama yang bisa diambil dari peristiwa ini adalah tidak tersedianya early  

warning  system atau peringatan dini bencana. untuk mendeteksi tanda‐tanda dini terjadinya

bencana. Kesadaran tentang perlunya hardware sistem peringatan dini mulai mengemuka pasca

tsunami di Provinsi Aceh pada akhir tahun 2004. Sistem peringatan dini juga dipasang di

daerah gunung berapi, khususnya di daerah‐daerah yang diperkirakan memiliki potensi

bencana alam tinggi. Khusus untuk tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

mengoperasikan Sistem Peringatan Dini Tsunami yang dikenal sebagai Ina‐TEWS (Indonesia Tsunami Early  Warning System), yang memiliki kemampuan menciptakan alert  5 menit setelah

terjadinya gempa.

Pelajaran  kedua adalah pentingnya pemahaman dan kemampuan mengidentifikasi

faktor‐faktor penyebab bencana dan kesiapsiagaan menghadapi bencana, menggunakan

kearifan lokal. Secara turun temurun, masyarakat Indonesia mewarisi kearifan lokal melalui

legenda dan budaya masyarakat setempat. Sebagai contoh, masyarakat pulau Simeuleu banyak 

Page 77: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 77/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

67

 

yang selamat dari terjangan tsunami di Provinsi Aceh, karena cara menyelamatkan diri dari air

pasang telah ditanamkan melalui kesenian lokal secara turun temurun.

Pelajaran  ketiga adalah pentingnya pemahaman mengenai penanggulangan dan

mengintegrasikan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan daerah, sesuai potensi

kebencanaan di daerah masing‐masing seperti diamanatkan dalam Undang Undang no. 24

tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

IV.3.  PERUBAHAN PARADIGMA PENANGGULANGAN BENCANA 

IV.3.1.  REFORMASI PERANGKAT PERATURAN DAN KELEMBAGAAN 

Upaya pemerintah untuk penyelenggaraan penanggulangan becana secara holistic 

(menyeluruh), terintegrasi dan dengan pendekatan yang sistematis dapat ditandai dengan

terbitnya Undang Undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana serta

peraturan turunannya, yaitu:

1.  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 21 tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;

2.  Peraturan Pemerintah Repbulik Indonesia nomor 22 tahun 2008 tentang Pendanaan dan

Pengelolaan Bantuan Bencana;

3.  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 23 tahun 2008 tentang Peran Serta

Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan

Bencana; dan

4.  Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional

Penanggulangan Bencana.

Selain itu, secara sektoral telah diterbitkan pula undang‐undang yang juga memberikan

pengaturan terkait dengan upaya mitigasi bencana, yaitu:

1.  Undang‐Undang Republik Indonesia nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

2.  Undang‐Undang Republik Indonesia nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau‐Pulau Kecil.

Beberapa prinsip pergeseran paradigma yang menjiwai makna dari UU nomor 24 tahun

2007 adalah bahwa penanganan bencana; (1) tidak lagi bersifat reaktif akan tetapi harus lebih

mengarah pada preventif dan direncanakan secara holistic dan terintegrasi; (2) tidak hanya

difokuskan pada penanganan tanggap darurat akan tetapi harus mulai dilakukan sejak dini atau

Page 78: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 78/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

68

 

bahkan sejak belum terdapat pontensi bencana, sehingga focus bergeser ke arah upaya

pengurangan risiko bencana; (3) tidak lagi hanya ditangani oleh pemerintah pusat secara

sentralistik, akan tetapi merupakan urusan dan tanggung jawab bersama seluruh pemangku

kepentingan, termasuk masyarakat, yang dilaksanakan secara desentralisasi.

Reformasi kerangka peraturan tersebut selanjutnya diikuti dengan reformasi

kelembagaan di bidang penanggulangan bencana sesuai mandat dalam Undang‐undang nomor

24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 8

tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada awal tahun 2008

BNPB dibentuk sebagai pengganti Bakornas Penanggulangan Bencana (PB), untuk 

melaksanakan fungsi koordinasi, komando dan pelaksana dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana.

Sejalan dengan dibentuknya BNPB di tingkat nasional, kelembagaan di tingkat provinsi

serta kota dan kabupaten juga mengalami perubahan sesuai amanat Undang‐undang nomor 24

tahun 2007 yang selanjutnya pembentukan di tingkat daerah diatur melalui: (1) Peraturan

Menteri Dalam Negeri nomor 46 tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah, dan (2) Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan

Bencana nomor 3 tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Penanggulangan Benacana

Daerah. Berdasarkan peraturan tersebut; maka setiap provinsi diwajibkan untuk membentuk 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi, sedangkan pemerintah

kota/kabupaten dapat membentuk BPBD Kota/Kabupaten berdasarkan tingkat ancaman

bahaya yang ada. Peraturan tersebut juga mengatur struktur organisasi, tata kerja, tanggung

jawab dan kewenangan, serta tugas dan fungsi BPBD Provinsi dan BPBD Kota/Kabupaten.

Provinsi Jawa Barat, merupakan salah satu provinsi yang sampai saat ini belum membentuk 

BPBD Provinsi.

Dalam upaya memberikan wadah bagi partisipasi para pemangku kepentingan, baik 

pemerintah maupun non pemerintah, masyarakat dan swasta, maka Peraturan Pemerintah

nomor 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana mengatur adanya

suatu forum yang meliputi seluruh unsur pemangku kepetingan tersebut yang dikordinir oleh

BNPB di tingkat nasional serta BPBD di tingkat daerah. Keberadaan forum tersebut lebih

ditujukan untuk melakukan upaya‐upaya terkait pengurangan risiko bencana. Pembentukan

forum ini juga merupakan salah satu upaya pengurangan risiko bencana yang dilakukan di

tingkat global, di mana saat ini lebih dari 60 negara di dunia telah mempunyai Forum

Pengurangan Risiko Bencana. Di tingkat nasional, pada awal tahun 2009 telah dibentuk 

Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana yang dicanangkan oleh Kepala BNPB dengan

anggota nya terdiri dari berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah, organisasi non‐

Page 79: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 79/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

69

 

pemerintah, dunia usaha, media, perguruan tinggi serta lembaga internasional serta lembaga

asing non‐pemerintah.

IV.3.2.  PERENCANAAN PENANGGULANGAN BENCANA 

Sebagaimana diamanatkan di dalam Undang‐undang nomor 24/2007, upaya

penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi 3 (tiga) tahap kegiatan: (1) prabencana, (2)

saat tanggap darurat, dan (3) pascabencana. Upaya penyelenggaraan prabencana di mulai baik 

untuk situasi tidak terjadi bencana maupun dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana.

Penyelenggaraan PB dalam situasi tidak terdapat potensi bencana meliputi:

1.  Perencanaan Penanggulangan Bencana (RPB);

2. 

Pengurangan Risiko Bencana;3.  Pencegahan;

4.  Pemaduan dalam perencanaan pembangunan;

5.  Persyaratan analisis risiko bencana;

6.  Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang;

7.  Pendidikan dan Pelatihan, serta

8.  Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana.

Adapun dalam situasi terdapat potensi terjadi bencana meliputi:

1.  Kesiapsiagaan;

2.  Peringatan dini, dan;

3.  Mitigasi bencana.

BNPB menyusun Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2010‐2014, yang

merupakan rencana nasional pertama untuk penanggulangan bencana sesuai amanat Undang‐

undang nomor 24 tahun 2007. Bappenas berkoodinasi dengan BNPB serta didukung oleh

lembaga donor internasional menyusun Rencana Aksi Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB)

2010‐2012. RAN PRB disusun berdasarkan pokok‐pokok kebijakan dalam Undang‐undang

nomor 24 tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2008 dan kesepakatan global

yang tertuang dalam Kerangka Aksi Hyogo PRB (Hyogo Framework for Action/ HFA) tahun

2005 – 2015. Kedua rencana ini akan dintegrasikan ke dalam sistem perencanaan

Page 80: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 80/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

70

 

pembangunan nasional sehingga selanjutnya Pemerintah dan pemerintah daerah secara

konsisten dapat memasukkan ke dalam sistem penganggaran.

Gambar  IV.8 

Rencana Penanggulangan Bencana dan Rencana  Aksi PRB 

dalam 

Kerangka 

Sistem 

Perencanaan 

Pembangunan 

Nasional 

dan 

Daerah 

IV.4.  Mitigasi Risiko Bencana 

Undang‐undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

mendefinisikan mitigasi sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,

baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

menghadapi bencana. Pasal 47 Undang‐undang nomor 24 tahun 2007 menyatakan

bahwa mitigasi dilakukan untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang

berada pada kawasan rawan bencana. Kegiatan mitigasi bencana dilakukan melalui:

1.  Pelaksanaan penataan ruang;

2.  Pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan;

3.  Penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara

konvensional maupun modern.

Sumber: Bappenas, 2009 

Rencana

Jangka Panjang(20 Tahun)

Rencana

Jangka Menengah(5 tahun)

Rencana Strategis

Sektoral(5 tahun)

Rencana Aksi

PRB(3 Tahun)

Rencana

Tahunan

RPJPNASIONAL

RPJPPROVINSI

RPJPKAB/KOTA

RTRWNASIONAL

RTRWPROVINSI

RTRWKAB/KOTA

RPJMNASIONAL

RPJMPROVINSI

RPJMKAB/KOTA

RPBNASIONAL

RPBPROVINSI

RPBKAB/KOTA

RENSTRA K/L

RENSTRASKPD PROV

RENSTRASKPD K/K

RKPNASIONAL

RKPDPROVINSI

RKPDKAB/KOTA

RENJAK/L

RENJA SKPDPROVINSI

RENJA SKPDKAB/KOTA

RAN PRB

RAD PRBPROVINSI

RAN PRBKAB/KOTA

Page 81: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 81/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

71

 

IV.4.1.  UPAYA STRATEGIS MITIGASI BENCANA 

1.  Mengembangkan budaya keselamatan 

Pengembangan budaya keselamatan dapat dilakukan dengan berbagai cara,

diantaranya dengan melakukan pengendalian pemanfaatan ruang, investasi publik untuk 

pembangunan prasarana yang memenuhi standar teknis kekuatan bangunan bagi

keselamatan publik, serta mempersiapkan masyarakat dengan pengetahuan mengenai

cara‐cara penyelamatan diri ketika tanda‐tanda bahaya akan terjadinya bencana dapat 

dikenali. Pengembangan budaya keselamatan memerlukan perubahan pola pikir dan

perilaku yang perlu ditanamkan sedini mungkin, pada situasi terdapat potensi terjadinya

bencana.

2.  Pemahaman mengenai sifat  bencana 

a.  Bagaimana bahaya bencana muncul

b.  Kemungkinan terjadi dan besarnya

c.  Karakteristik fisik kerusakan

d.  Kegiatan yang paling rentan terhadap ancaman bencana

e.  Konsekuensi kerusakan

3.  Mentargetkan mitigasi  pada lokasi yang paling rentan 

Prioritas mitigasi ditargetkan pada lokasi pelayanan publik, yang diperkirakan

rentan terhadap dampak bencana. Menandai faktor penyebab bencana dimasa lampau

dapat menjadi petunjuk untuk melakukan upaya mitigasi.

4.  Tingkat  Keretanan 

Penilaian kerentanan merupakan aspek penting dari perencanaan mitigasi yang

efektif. Upaya mitigasi harus ditargetkan pada lokasi dan komponen kegiatan masyarakat 

yang dapat mendorong potensi bahaya menjadi sumber bencana.

Page 82: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 82/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

72

 

IV.4.2. UPAYA MITIGASI DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA TERKAIT DENGAN 

 ANCAMAN BAHAYA 

1.  Banjir dan Bahaya‐Bahaya Air

-  Penetapan zona banjir sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang dan

pengendalian pemanfaatan ruang

-  Rekayasa bangunan di dataran banjir untuk menahan rembesan, kekuatan

aliran air dan genangan banjir

2.  Gempa Bumi

-  Penetapan zona bahaya gempa sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang

dan pengendalian pemanfaatan ruang

-  Rekayasa konstruksi bangunan untuk menahan kekuatan gerakan dan

getaran gempa bumi, melalui penerapan peraturan konstruksi bangunan

sipil tahan gempa

-  Memperkuat struktur bangunan strategis yang sudah ada dan telah dikenali

rentan terhadap potensi bahaya akibat gempa

3.  Letusan Gunung Berapi

-  Penetapan zona bahaya letusan gunung berapi sebagai dasar penyusunan

rencana tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

-  Penataan lokasi kegiatan strategis pada lereng‐lereng gunung berapi yang

berpotensi menjadi kanal alairan lava

-  Rekayasa konstruksi bangunan tahan api dan tahan beban tambahan debugunung api

4.  Instabilitas Tanah

-  Penetapan zona instabilitas tanah sebagai dasar perencanaan permukiman

dan prasarana strategis lainnya

-  Rekayasa konstruksi bangunan untuk menahan atau mengakomodir potensi

gerakan tanah

-  Relokasi kawasan hunian dan prasarana bila diperlukan

5.  Angin Kencang

-  Rekayasa konstruksi bangunan berdasarkan pemantauan iklim mikro untuk 

menahan kekuatan angin terutama untuk bangunan strategis dan kawasan

hunian

-  Pemilihan jenis vegetasi yang tepat untuk menahan kekuatan angin,

termasuk penyediaan hutan kota

6.  Bahaya‐bahaya Teknologi

Page 83: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 83/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

73

 

-  Penetapan zona kawasan industri manufaktur dan rekayasa teknologi yang

berpotensi mengakibatkan pencemaran lingkungan dalam rencana tata

ruang

-  Menetapkan syarat teknis pengendalian pencemaran dan pembuangan

limbah B3

-  Menetapkan syarat penyelenggaraan evakuasi pekerja dan penduduk 

disekitar lokasi sumber pencemaran

7.  Kekeringan dan Desertifikasi

-  Perlindungan badan dan bangunan air serta mekanisme pembagian air

-  Pengendalian erosi melalui pengendalian penebangan hutan , bangunan air

dan pola pertanian

-  Pengendalian pertumbuhan permukiman disekitar daerah aliran sungai

IV.5.  KESIAPSIAGAAN 

Sebagaimana kebijakan dan strategi nasional saat ini, upaya penanggulangan bencana

lebih dititikberatkan pada upaya sebelum terjadinya bencana, yang salah satunya adalah

kegiatan kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk 

mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan

berdaya guna (pelatihan, gladi, penyiapan sarana dan prasarana, SDM, logistik dan

pembiayaan). Dengan Kesiapsiagaan yang tepat diharapkan upaya penanggulangan dapat 

dilakukan lebih cepat dan tepat, sehingga dapat meminimalisir jumlah korban dan kerusakan.

Kesiapsiagaan menghadapi bencana sebaiknya dilakukan oleh seluruh pihak, baik 

pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat.

Kesiapsiagaan bencana dilakukan melalui:

1.  Penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana;

2.  Pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem peringatan dini;

3.  Penyediaan dan penyiapan bahan pasokan pemenuhan kebutuhan dasar;

4.  Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang mekanisme tanggap

darurat;

5.  Penyiapan lokasi evakuasi;

6.  Penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran prosedur tetap tanggap darurat 

bencana;

Page 84: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 84/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

74

 

7.  Penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk pemenuhan pemulihan

prasarana dan sarana.

Peringatan dini dilakukan untuk pengambilan tindakan cepat dan tepat dalam rangka

mengurangi risiko terkena bencana serta mempersiapkan tindakan tanggap darurat. Peringatan

dini dilakukan melalui:

1.  Pengamatan gejala bencana

2.  Analisis hasil pengamatan gejala bencana

3.  Pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang

4.  Penyebarluasan informasi tentang peringatan bencana;

5.  Pengambilan tindakan oleh masyarakat.

Masyarakat juga harus turut dalam kesiapsiagaan bencana. Kesiapsiagaan masyarakat 

terhadap bencana dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman

mengenai:

1.  rencana penanggulangan kedaruratan bencana,

2.  pengorganisasian masyarakat,

3.  sistem peringatan dini,

4.  penyediaan dan penyiapan barang/bahan pemenuhan kebutuhan dasar,

5.  mekanisme tanggap darurat,

6.  penyiapan lokasi evakuasi, dan

7.  memberi prioritas terhadap kelompok rentan

Permasalahan yang seringkali terungkap dalam aksi penanggulangan bencana adalah

kurangnya informasi mengenai aspek kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana.

Pengetahuan dan pemahaman masyarakat belum memadai dalam mekanisme kesiapsiagaan

bencana, terutama masyarakat yang berada di daerah terisolir.

Pemahaman bahwa bencana alam dapat dipantau namun belum sepenuhnya dapat 

diramalkan kapan terjadinya, harus dimiliki masyarakat. Pemerintah daerah yang rawan

bencana harus melakukan reformasi kerangka kebijakan dan kelembagaan penanggulangan

bencana yang mendorong tumbuhnya budaya keselamatan sebagai tanggungjawab bersama

Page 85: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 85/122

 

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

75

 

seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan daerah. Kebijakan rehabilitasi dan

rekonstruksi merupakan langkah awal pemaduserasian pengurangan risiko bencana kedalam

pelaksanaan pemulihan pasca bencana di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap di

Provinsi Jawa Timur, yang akan menjadi landasan pembangunan daerah jangka menengah dan

jangka panjang.

Page 86: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 86/122

 

BAB V 

PRINSIP, KEBIJAKAN DAN STRATEGI 

REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 

V.1.  PRINSIP DASAR REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 

Selaras dengan uraian pada Bab IV mengenai potensi bencana alam, pembelajaran dari

peristiwa gempa bumi tanggal 2 September 2009 di wilayah selatan Provinsi Jawa Barat, serta

perubahan paradigma penanggulangan bencana berdasarkan Undang Undang No. 24 tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana; maka dengan pertimbangan bahwa dampak kerusakan

sangat dominan pada komponen perumahan, serta akan memberikan dampak bagi kehidupan

sosial‐ekonomi masyarakat korban bencana, kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di Provinsi

Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah mengutamakan prinsip‐prinsip dasar

sebagai berikut:

1.  Menggunakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai sebagai sarana

membangun komunitas, membuka lapangan kerja dan menstimulasi ekonomi

masyarakat; dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan jangka

menengah dan panjang dengan pendekatan pengurangan risiko bencana;

2.  Dilaksanakan dengan memperhatikan aspek lingkungan hidup; mitigasi, kesiapsiagaan

dan pengurangan risiko bencana;

3.  Dilaksanakan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, sehingga kegiatan

pembangunan perlu memperhatikan dampak jangka panjang;

4.  Dilaksanakan dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat masa kini

tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan memenuhi kebutuhannya;

Page 87: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 87/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

77

 

5.  Dilaksanakan dengan memperhatikan aspek kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat 

korban bencana dengan pendekatan kesetaraan gender, dan dengan lebih

memperhatikan kelompok rentan seperti: penyandang cacat, miskin, keluarga orang tua

tunggal perempuan, usia lanjut dan anak yatim piatu;

6.  Dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal dengan mengedepankan

prinsip alokasi ruang yang efisien, mengurangi pencemaran, melaksanakan pola

efisiensi yang tinggi dalam penggunaan kembali dan daur ulang sumber daya yang

tersedia, dan memanfaatkan energi terbarukan sebagai alternatif sumber energi;

7.  Dilaksanakan dengan pendekatan pengendalian inflasi, terutama inflasi terhadap harga

bahan bangunan;

8.  Khusus untuk kegiatan pemulihan komponen perumahan dan komponen sosial ekonomi

masyarakat, keduanya dilaksanakan dengan pendekatan partisipatisi masyarakat,

sekaligus meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengurangan risiko bencana;

9.  Dilaksanakan dengan memperhatikan standar teknis perbaikan lingkungan

permukiman di daerah rawan bencana termasuk gempa bumi, termasuk  building code 

dan sebagainya, sesuai peraturan yang berlaku;

10.  Dilaksanakan dengan mengedepankan keterbukaan bagi semua pihak melalui

penyediaan informasi yang akurat serta pelayanan teknis, perijinan dan termasuk 

penyediaan unit pengaduan masyarakat korban bencana di wilayah Provinsi Jawa Barat 

dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah;

11.  Dilaksanakan dengan mekanisme penyaluran dana yang berpedoman kepada peraturan

dan perundang‐undangan yang berlaku;

12.  Dilaksanakan terutama oleh Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya, melalui

koordinasi yang efektif dan kerjasama antar pihak lintas sektor, dengan mekanisme

pemantauan dan pengendalian sesuai peraturan dan perundang‐undangan yang

berlaku;

13.  Dengan pertimbangan skala dan dampak kerusakan yang ditimbulkan, kegiatan

pemulihan dilaksanakan selama 2 tahun anggaran; yaitu dimulai dengan kegiatan

persiapan pada triwulan IV tahun anggaran 2009, selama tahun anggaran 2010 dan

berakhir pada tahun anggaran 2011.

Page 88: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 88/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

78

 

V.2.  KEBIJAKAN UMUM REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 

V.2.1.  SKENARIO REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 

Skenario pemulihan pascabencana disusun berdasarkan asumsi ketersediaan

sumberdaya, terutama sumberdaya pembiayaan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah, serta

kondisi semula sebelum terjadi bencana. Berdasarkan asumsi tersebut, maka target upaya

pemulihan dapat dikelompokkan kedalam tiga skenario yaitu:

1.  Skenario I: Sumberdaya Pembiayaan Berlebih, upaya pemulihan diharapkan mampu

membangun wilayah secara keseluruhan, tidak terbatas pada sektor kerusakan dan

kerugian dan tidak terbatas pada wilayah dan kehidupan masyarakat yang terkena

dampak bencana gempa bumi.

2.  Skenario  II: Sumberdaya Pembiayaan Cukup, upaya pemulihan diharapkan mampu

melampaui standar pelayanan minimal pembangunan, meliputi semua sektor kerugian

dan kerusakan di wilayah dan kehidupan masyarakat yang terkena dampak bencana

gempa bumi.

3.  Skenario III: Sumberdaya Pembiayaan Kurang, upaya pemulihan diprioritaskan pada

pemulihan perumahan dan pemulihan standar pelayanan minimum, dan bantuan untuk 

menstimulasi perekonomian masyarakat.

Dalam setiap skenario rehabilitasi dan rekonstruksi, aspek pengarusutamaan

pengurangan risiko bencana dalam perencanaan dan pelaksanaan harus diperhatikan,

mengingat wilayah Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi bencana

geologi dan klimatologi seperti: letusan gunung api, banjir yang mengakibatkan longsor, gempa

dan instabilitas gerakan tanah.

V.2.2.  RUANG LINGKUP KEBIJAKAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 

Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana alam pada prinsipnya adalah upaya

mengembalikan kondisi dan kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena

bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana dan sarana di wilayah yang

terkena dampak bencana.

Ruang lingkup kebijakan umum rehabilitasi dan rekonstruksi meliputi:

Page 89: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 89/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

79

 

1.  Pemberian bantuan/stimulasi dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk 

komponen perumahan dan permukiman serta komponen ekonomi masyarakat.

2.  Pembangunan ulang atau perbaikan fisik berbagai infrastruktur publik untuk 

memulihkan pelayanan kepada masyarakat.

3.  Dukungan peraturan/kebijakan bagi percepatan pemulihan dan upaya lainnya yang

dapat mendorong pemulihan ekonomi masyarakat dan daerah.

4.  Pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan, pencegahan dan

pengurangan risiko bencana melalui berbagai kegiatan peningkatan pemahaman dan

pendidikan untuk membangun budaya keselamatan melalui kearifan lokal.

5.  Dengan pendekatan keselamatan, maka sesuai dengan Undang Undang no. 24 tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana pasal 32, Pemerintah dapat menetapkan daerah

rawan bencana menjadi daerah terlarang untuk permukiman dan/atau mencabut atau

mengurangi sebagian atau seluruh hak kepemilikan perorangan atas suatu benda sesuai

peraturan dan perundang‐undangan.

V.3.  STRATEGI  UMUM  REHABILITASI  DAN  REKONSTRUKSI 

Strategi umum pemulihan pascabencana gempa bumi di wilayah selatan Provinsi Jawa

Barat ditetapkan dengan memperhatikan:

1.  Kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.

2.  Kelestarian lingkungan hidup dan pengurangan risiko bencana.

3.  Manfaat dan efektivitas bantuan bagi korban bencana alam.

4.  Lingkup luas wilayah, yaitu 15 (limabelas) kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jawa

Barat dan 1 (satu) kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan penilaian awal kerusakan dan kerugian yang dilaksanakan oleh BNPB,

Bappenas, UNDP dan World Bank status 8 Oktober 2009, bencana alam gempa bumi 2

September di wilayah selatan Provinsi Jawa Barat menimbulkan kerusakan dan kerugian

terbesar pada komponen perumahan (88,17%); komponen prasarana publik (0,21%),

komponen sosial (9,5%), komponen ekonomi (0,10%) dan komponen lintas sektor (1,97%).

Dengan memperhatikan kondisi pascabencana alam tersebut, maka strategi umum pemilihan

terdiri dari 3 kelompok/komponen pemulihan sebagai berikut:

Page 90: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 90/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

80

 

1.  Pemulihan Perumahan dan Prasarana Lingkungan Permukiman; yang seluruhnya

merupakan milik masyarakat;

2.  Pemulihan Prasarana Publik; untuk segera memberikan pelayanan kepada masyarakat;

3.  Pemulihan Sosial dan Ekonomi Masyarakat; untuk menata kembali dan

mengembangkan pola kehidupan sosial budaya masyarakat yang lebih baik.

V.3.1.  STRATEGI UMUM PEMULIHAN PERUMAHAN DAN PRASARANA LINGKUNGAN 

PERMUKIMAN 

 A.  ISU POKOK  YANG PERLU DIPERHATIKAN 

1.  Hilangnya tempat tinggal dan asset rumah tangga berpotensi meningkatkan

kemiskinan dan timbulnya kerawanan sosial;

2.  Penghuni rumah roboh/rusak berat yang tidak memiliki status kepemilikan tanah

dan bangunan yang sah, sebagian besarnya adalah kelompok yang sangat rentan;

3.  Potensi munculnya bencana lain, seperti wabah penyakit dan permasalahan

kesehatan di tempat pengungsian, akibat rentannya sanitasi lingkungan;

4.  Rumah juga digunakan sebagai tempat usaha mikro/kecil;

5.  Lokasi rumah rusak tidak berkelompok, dan umumnya pada daerah non‐urban

serta terletak di daerah rawan bencana.

B.  STRATEGI PEMULIHAN 

Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 21 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana, pokok‐pokok pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat adalah sebagai

berikut:

1.  Bantuan dimaksud merupakan bantuan Pemerintah sebagai stimulan untuk 

membantu masyarakat memperbaiki rumahnya yang mengalami kerusakan akibat bencana untuk dihuni kembali;

2.  Bantuan dimaksud dapat berupa bahan bangunan, komponen rumah atau uang

yang besarnya ditetapkan berdasarkan verifikasi dan evaluasi tingkat kerusakan

rumah;

Page 91: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 91/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

81

 

3.  Bantuan yang dimaksud diberikan dengan pola pemberdayaan masyarakat 

dengan memperhatikan karakter daerah dan budaya masyarakat dengan

mekanisme yang ditetapkan oleh pemerintah;

4.  Perbaikan rumah yang dimaksud harus mengikuti standar teknis tahan gempa

sesuai ketentuan peraturan dan perundang‐undangan;

5.  Pembangunan kembali prasarana dan sarana permukiman harus berdasarkan

pedoman perencanaan teknis dengan memperhatikan masukan dari

instansi/lembaga terkait dan aspirasi masyarakat daerah bencana;

6.  Pelaksanaan pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat dilakukan melalui

bimbingan teknis dan bantuan teknis instansi/lembaga terkait;

7.  Relokasi permukiman, apabila pemerintah menetapkan daerah rawan bencana

menjadi daerah terlarang untuk permukiman.

C.  KEGIATAN PRIORITAS 

1.  Validasi penerima bantuan perumahan, serta status kepemilikan tanah dan

bangunan;

2.  Penyediaan tempat tinggal sementara bagi pengungsi rumah roboh/rusak berat,

dilengkapi dengan pelayanan air bersih dan sanitasi;

3.  Menyelenggarakan pelayanan keamanan dan ketertiban untuk mencegah konflik 

sosial;

4. 

Menetapkan mekanisme dan prosedur penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dan percepatan penyaluran bantuan bagi pembangunan kembali dan

perbaikan perumahan masyarakat;

5.  Menyusun pedoman dan rencana teknis yang memenuhi ketentuan persyaratan

keselamatan, penggunaan bahan bangunan dan standar teknis bangunan tahan

gempa;

6.  Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal baik dari segi tenaga kerja,

ketrampilan, organisasi, maupun pembiayaan, dan secara spesifik 

mengoptimumkan pemanfaatan bahan bangunan bekas dari rumah yang rusak 

dan mengembangkan bengkel konstruksi yang mencakup perencanaan dan teknik 

pembangunan serta bengkel bahan bangunan mencakup pengadaan bahan dan

komponen pembangunan yang dikelola masyarakat;

7.  Membuka lapangan kerja konstruksi melalui “cash   for   works” , serta

menyelenggarakan pelatihan mandor dan tukang bagi pembangunan rumah

sederhana tahan gempa;

Page 92: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 92/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

82

 

8.  Membantu pembangunan perumahan dan permukiman yang akan dilakukan

secara swadaya dan gotong royong oleh masyarakat, melalui mekanisme

pendampingan;

9.  Menyiapkan masyarakat pada permukiman rawan bencana yang akan direlokasi

sesuai peraturan dan perundang‐undangan;

10.  Menyiapkan sistem pengawasan dan pemantauan bantuan perumahan, termasuk 

pengawasan berbasis komunitas;

11.  Menyediakan pos pelayanan teknis untuk pengurusan IMB, pengaduan, konsultasi

teknis, pelayanan utilitas dengan informasi yang jelas dan transparan;

12.  Memberikan pemahaman mengenai mitigasi, kesiapsiagaan dan pengurangan

risiko bencana bagi masyarakat.

V.3.2.  STRATEGI UMUM PEMULIHAN PRASARANA PUBLIK  

 A.  ISU POKOK  YANG PERLU DIPERHATIKAN 

1.  Kepastian penyediaan pelayanan kesehatan, pendidikan, sosial, perekonomian dan

peribadatan bagi masyarakat korban bencana;

2.  Segera terselenggaranya fungsi pelayanan publik 

B.  STRATEGI PEMULIHAN 

Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 21 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana pasal 67, pokok‐pokok pemulihan prasarana publik adalah sebagai berikut:

1.  Pembangunan kembali prasarana dan sarana publik harus memperhatikan

kebijakan sektor terkait dan rencana tata ruang wilayah provinsi dan

kabupaten/kota;

2.  Pembangunan kembali prasarana dan sarana publik harus berdasarkan

perencanaan teknis sesuai peraturan yang berlaku dengan memperhatikan

masukan dari instansi/lembaga terkait;

3.  Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik 

dilakukan dengan cara mengembangkan rancang bangun hasil penelitian dan

pengembangan, memperhatikan kondisi kerusakan, memperhatikan kearifan lokal

Page 93: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 93/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

83

 

dan menyesuaikan dengan tingkat kerawanan bencana pada daerah yang

bersangkutan.

C.  KEGIATAN PRIORITAS 

1.  Menyediakan prasarana dan sarana kesehatan serta pelayanan kesehatan di

daerah terdampak bencana;

2.  Menyediakan prasarana dan sarana pendidikan serta pelayanan pendidikan

sementara di daerah terdampak bencana;

3.  Menyediakan prasarana dan sarana perekonomian untuk membangkitkan

ekonomi masyarakat;

4.  Menyusun perencanaan penanggulangan bencana dan pengurangan faktor‐faktor

penyebab risiko bencana;

5.  Melaksanakan penelitian, pendidikan dan pelatihan penanggulangan bencana dan

kesiapsiagaan dalam rangka pengembangan budaya sadar bencana;

6.  Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana.

V.3.3.  STRATEGI UMUM PEMULIHAN SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT 

 A.  ISU POKOK  YANG PERLU DIPERHATIKAN 

1.  Hilangnya mata pencaharian yang akan menambah jumlah pengangguran dan

berpotensi menimbulkan konflik sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban;

2.  Menurunnya kualitas hidup terutama bagi penyandang cacat, perempuan kepala

keluarga dan anak‐anak;

3.  Segera memulihkan kondisi kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya seperti

kondisi sebelum bencana.

B.  STRATEGI PEMULIHAN 

Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 21 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana pasal 67, pokok‐pokok pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat 

adalah sebagai berikut:

1.  Menyediakan pelayanan pemulihan psikososial bagi masyarakat korban bencana;

Page 94: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 94/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

84

 

2.  Membantu masyarakat menghidupkan dan mengaktifkan kembali kegiatan sosial,

ekonomi dan budaya melalui layanan advokasi dan konseling, bantuan stimulan

kegiatan ekonomi dan pelatihan;

3.  Menata kembali kondisi dan pola kehidupan sosial budaya masyarakat yang lebih

baik;

4.  Pemulihan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat harus dilaksanakan

sesuai dengan kebijakan sektor terkait, dengan memperhatikan aspirasi

masyarakat.

C.  KEGIATAN PRIORITAS 

1.  Meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan bagi kelompok rentan;

2.  Penyediaan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan bagi penderita trauma psikologis;

3.  Penyediaan pelayanan sosial bagi penderita cacat, anak‐anak yatim piatu dan usia

lanjut;

4.  Pemulihan mata pencaharian melalui stimulan ekonomi dengan prioritas usaha

mikro dan kecil di daerah terdampak bencana;

5.  Penyusunan kebijakan pembangunan ekonomi lokal dengan pendekatan

optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam dan sumber daya buatan;

6.  Meningkatan ketahanan ekonomi masyarakat melalui kebijakan fiskal,

peningkatan ketrampilan kewirausahaan, penyederhanaan perijinan, pelatihan

dan pendampingan serta pengembangan sentra usaha produktif.

V.4.  PENTAHAPAN DAN SUMBER PENDANAAN REHABILITASI  REKONSTRUKSI 

Sesuai dengan prinsip dasar rehabilitasi dan rekonstruksi dan skala kerusakan akibat 

bencana alam gempa bumi, maka kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan selama 2

tahun anggaran; yaitu dimulai pada tahun anggaran 2010 dan berakhir pada tahun anggaran

2011. Pentahapan pemulihan pascabencana gempa Jawa Barat dan Jawa Tengah terdiri dari 3

(tiga) tahap, yaitu tahap pemulihan awal, tahap rehabilitasi dan tahap rekonstruksi. Tujuan

umum dari pelaksanaan tiap tahapan tersebut adalah untuk mempercepat pemulihan

kehidupan masyarakat di wilayah pascabencana alam.

Tahap Pemulihan  Awal dilaksanakan segera dalam waktu 1‐3 bulan, sangat mungkin

masih bersinggungan dengan kegiatan bantuan kemanusiaan, bertujuan untuk memulihkan

kondisi sosial psikologis korban bencana alam, menyediakan tempat tinggal sementara dan

Page 95: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 95/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

85

 

pelayanan dasar seraya melakukan berbagai persiapan bagi pelaksanaan kegiatan rehabilitasi

dan rekonstruksi.

Tahap  Rehabilitasi  dilaksanakan dalam waktu 3 – 12 bulan setelah masa tanggap

darurat sebagai respon atas berbagai isu yang bersifat mendesak dan membutuhkan

penanganan yang segera. Sesuai dengan Undang Undang no. 24 tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana pasal 58, rehabilitasi dilakukan melalui kegiatan: perbaikan

lingkungan daerah bencana; perbaikan prasarana dan sarana umum; pemberian bantuan

perbaikan rumah masyarakat; pemulihan sosial psikologis; pelayanan kesehatan; rekonsiliasi

dan resolusi konflik; pemulihan sosial‐ekonomi‐budaya; pemulihan keamanan dan ketertiban;

pemulihan fungsi pemerintahan dan pemulihan fungsi pelayanan publik.

Tahap  Rekonstruksi dilaksanakan dalam waktu 6 – 24 bulan bersinggungan dengan

kegiatan rehabilitasi, serta bertujuan untuk memulihkan sistem secara keseluruhan serta

mengintegrasikan berbagai program pembangunan ke dalam pendekatan pembangunan

daerah. Sesuai dengan Undang Undang no. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

pasal 59, rekonstruksi dilakukan melalui kegiatan pembangunan yang  lebih baik   (building back   better)  meliputi: (i) pembangunan kembali prasarana dan sarana, (ii) pembangunan

kembali sarana sosial masyarakat, (iii) pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya

masyarakat, (iv) penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan penggunaan peralatan

yang lebih baik dan tahan bencana, (v) peningkatan partisipasi dan peranserta

lembaga/organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat, (vi) peningkatan kondisi

sosial, ekonomi dan budaya, (viii) peningkatan fungsi pelayanan public, dan (ix)p eningkatan

pelayanan utama kepada masyarakat.

Tabel V.1 Pentahapan Rehabilitasi dan Rekonstruksi 

Pemulihan  Awal Triwulan IV-2009 

Rehabilitasi dan Rekonstruksi 2010-2011 

Pemulihan Perumahan dan Prasarana Permukiman 

•  Penyediaan tempat tinggalsementara

•  Penyediaan pelayanan air bersih

dan sanitasi

•  Persiapan pelaksanaan rehabilitasi

dan rekonstruksi•  Perbaikan rumah rusak ringan

•  Pembangunan kembali rumahroboh/rusak berat/rusak ringan

dan prasarana permukiman

•  Memberikan pemahaman mitigasi,

kesiapsiagaan dan pengurangan

risiko bencana bagi masyarakat •  Relokasi permukiman pada daerah

rawan bencana

Pemulihan Prasarana Publik  

•  Rehabilitasi fungsi pelayanan publik  •  Penerapan rancang bangun sesuaiperaturan bagi pemulihan

prasarana publik 

•  Peningkatan pelayanan publik 

kepada masyarakat 

•  Perencanaan pengurangan risiko

bencana dalam kerangka

Komponen

Tahapan

Page 96: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 96/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

86

 

Pemulihan  Awal Triwulan IV-2009 

Rehabilitasi dan Rekonstruksi 2010-2011 

pembangunan daerah

Pemulihan Sosial dan Ekonomi Masyarakat  

•  Pelayanan sosial kepada masyarakat 

korban bencana

•  Pemberian bantuan bagi

pembangkitan usaha masyarakat 

•  Peningkatan kualitas kehidupan

masyarakat dengan peningkatanpemahaman tentang pengurangan

risiko bencana

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah no. 22 tahun 2008 tentang Pendanaan dan

Pengelolaan Bantuan Bencana, sumber dana penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab

bersama antara Pemerintah dan pemerintah daerah. Dana penanggulangan bencana berasal

dari APBN, APBD Provinsi/Kabupaten/Kota dan/atau masyarakat. Bantuan dari masyarakat 

dapat termasuk bantuan internasional berupa pinjaman dan/atau hibah Luar Negeri, yang

tatacara pengadaan dan penerusannya diatur dalam Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 2006.

Gambar V.1 Sumber pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi 

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana; bab IV Pascabencana, ditetapkan bahwa:

1.  Dalam melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi, pemerintah kabupaten/kota wajib

menggunakan dana APBD kabupaten/kota;

2.  Dalam hal APBD tidak memadai, pemerintah kabupaten/kota dapat meminta bantuan

kepada pemerintah provinsi dan/atau Pemerintah untuk melaksanakan kegiatan

rehabilitasi dan rekonstruksi;

Sumber: Bappenas,  2009 

Komponen

Tahapan

Sumber: Bappenas,  2009 

• APBD-P

• R K P D

• RAPBD

• APBD-P

• R K P D

• RAPBD

• APBN-P

• R K P

• RAPBN

• MULTILATERAL

• BILATERAL

• ONBUDGET

• OFF BU DGET

BANTUAN

LUAR NEGERIAPBN

AP B DPROVINSI

AP B DKAB/KOTA

Page 97: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 97/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

87

 

3.  Dalam hal pemerintah kabupaten/kota meminta bantuan dana rehabilitasi dan

rekonstruksi, permintaan tersebut harus melalui pemerintah provinsi bersangkutan;

4.  Selain permintaan dana tersebut, pemerintah kabupaten/kota dapat meminta bantuan

kepada pemerintah provinsi dan/atau Pemerintah berupa: a) Tenaga Ahli, b) Peralatan,

dan c) Pembangunan prasarana.

Berdasarkan penilaian kerusakan dan kerugian; asset yang rusak akibat gempa bumi 2

September 2009 terdiri dari asset milik masyarakat (75%) dan pemerintah (25%). Berdasarkan

kepemilikan asset, komponen pemulihan dan sumber pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi,

maka skema pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi dan pengurangan risiko bencana adalah

sebagai berikut:

Tabel V.2 Skema pembiayaan rehabilitasi dan rekonstruksi 

Swasta/ Perusahaan/ Masyarakat  

Swasta/ Perusahaan Didukung Pemerintah 

Pembiayaan Pemerintah Didukung masyarakat  

Sepenuhnya pembiayaan pemerintah 

Perumahan dan Prasarana Permukiman 

Bantuan

pembangunan

Bantuan

pembangunan

Prasarana Publik  dan peningkatan pelayanan 

Listrik, air minum,

telekomunikasi

Pasar dan fasilitas

perdagangan lainnya

Jalan, jembatan,irigasi

Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat  

Stimulasi keuangan

dan bantuan lainnya

Stimulasi keuangan

dengan mekanisme

UMKM

Stimulasi keuangan

dengan mekanisme

PNPM

Mitigasi dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 

Sosialisasi dan

pendampingan bagi

masyarakat 

Kesiapsiagaan dan

pendidikan

kebencanaan

Pengarusutaman

PRB dalam

perencanaan

pembangunan

Pembentukan BPBD

V.5.  PERKIRAAN KEBUTUHAN PENDANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 

Kebutuhan pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi disusun berdasarkan:

1.  Pemberian bantuan bagi pembangunan rumah masyarakat dari sumber APBN;

2.  Usulan Kementerian/Lembaga terkait dengan sektor kerusakan;

3.  Data kerusakan dan kerugian dari pemerintah kabupaten/kota yang diverifikasi

oleh sektor terkait.

Sumber Komponen 

Sumber: Bappenas,  2009 

Page 98: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 98/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

88

 

Kebutuhan pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi diuraikan berdasarkan komponen

pemulihan berikut ini:

Tabel V.4 Perkiraan kebutuhan pendanaan berdasarkan komponen pemulihan di Provinsi Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah 

NO  SEKTOR KEBUTUHAN PENDANAAN 

%-tase 

KEPEMILIKAN Pemerintah  Swasta/Masyarakat  

(Rp)  (%)  (Rp)  (%)  (Rp)  (%) 

A Perumahan 2.781.737.587.500 74,8 0 0,0 2.781.737.587.500 74,8

B Infr astruktur 16.842. 000.000 0,5 11.452.560.000 0,3 5.389.440.000 0 ,1

C Sosial 755.431.631.000 20,3 634.562.570.040 17,1 120.869.060.960 3,3

D Ekonomi 7.622.913.000 0,2 1.905.728.250 0,1 5.717.184.750 0,2

E Lintas Sektor 156.045.432.000 4,2 156.045.432.000 4,2 0 0,0

Total Kebutuhan  3.717.679.563.500  100,0  803.966.290.290  21,6  2.913.713.273.210  78,4 

Khususnya bagi pemulihan perumahan, kebutuhan pendanaan diperkirakan berdasarkan

asumsi:

1.  Kebijakan mengenai besarnya stimulan yang diberikan Pemerintah adalah:

•  Rp 15 juta/unit rumah roboh/rusak berat 

•  Rp 10 juta/unit rumah rusak sedang

•  Maksimum Rp 5 juta/unit rumah rusak ringan

Namun demikian tidak tertutup kemungkinan pemerintah provinsi/kabupaten/kota

menambahkan bantuan stimulan kepada masyarakat korban bencana, sesuai kemampuan

keuangan masing‐masing daerah.

2.  Kebutuhan lainnya bagi pembangunan rumah dan prasarana permukiman pada lokasi

terdapatnya kerusakan rumah masyarakat disampaikan pada tabel dibawah ini, dengan

asumsi sebagai berikut:

•  Kebutuhan pemulihan prasarana permukiman sebesar 15% diperhitungkan

terhadap nilai stimulan perbaikan rumah roboh/rusak berat, rusak sedang, rusak 

ringan

•  Kebutuhan penyediaan tempat tinggal sementara sebesar Rp 2 juta/unit,

diperhitungkan terhadap nilai stimulan rumah roboh/rusak berat 

•  Kebutuhan penyediaan fasilitas air bersih dan sanitasi sebesar 15% diperhitungkan

terhadap kebutuhan tempat tinggal sementara

•  Kebutuhan pendampingan (konsultan pemberdayaan masyarakat) sebesar

maksimum 3% diperhitungkan terhadap kebutuhan pemulihan perumahan dan

prasarana permukiman.

Page 99: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 99/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 

2009‐

2011 

89

 

Tabel V.5 Rincian perkiraan kebutuhan pendanaan bagi komponen pemulihan 

perumahan di Provinsi Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah 

No  Komponen Perkiraan Kebutuhab (dalam Rp ribu) 

Jumlah RB 

(unit) Biaya 

RS (unit) 

Biaya RR 

(unit) Biaya 

1 StimulanRumah

46.697 700.455.000 94.970 949.700.000 121.524 607.620.000 2.257.775.000

2 Prasarana

Permukiman338.666.250

3 Penyediaan

Huntara46.697 93.394.000

4 Air Bersih dan Sanitasi Huntara 14.009.100

Subtotal biaya pemulihan perumahan dan prasaranan permukiman 2.703.844.350

Biaya pendamping bagi masyarakat dalam pembangunan perumahan dan prasarana permukiman 77.893.238

Perkiraan kebutuhan dana bagi pemulihan perumahan dan permukiman  2.781.737.588 

Agar supaya bantuan tepat sasaran, pemerintah provinsi sebagai koordinator

pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi harus menetapkan kriteria kerusakan rusak  berat, 

rusak   sedang  dan  rusak   ringan dan melakukan validasi penerima bantuan untuk 

akuntabilitas penyaluran dana.

Belajar dari pengalaman pemulihan pascabencana gempabumi di wilayah Provinsi DI

Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah serta prinsip rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai sarana

membangun komunitas, membuka lapangan kerja dan menstimulasi ekonomi masyarakat;

maka pemberian bantuan perbaikan rumah disalurkan bersamaan dengan pemulihan awal

sosial ekonomi masyarakat, untuk pembangkitan sumber mata pencaharian masyarakat korban

bencana alam.

Alokasi anggaran untuk setiap tahun pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan

berdasarkan mekanisme perencanaan dan penganggaran sesuai peraturan dan perundang‐

undangan. Selanjutnya, berdasarkan strategi setiap komponen pemulihan, dalam tabel berikut 

ini disampaikan kegiatan prioritas untuk setiap komponen pemulihan disertai pentahapan

pelaksanaan pada triwulan IV tahun anggaran 2009, tahun anggaran 2010 dan tahun anggaran

2011.

Page 100: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 100/122

 

 R  e n c  a n a A  k   s  i    R  e h   a

 b   i    l    i    t   a s  i    d   a n R  e k   o n s  t   r  u k   s  i    P  a s  c  a b   e n c  a n a

 G  e m  p aB  u m i   

  d   i    P  r  o v  i    n s  i    J    a w aB  a r  a t   d   a n K  a b   u  p a t   e n C  i    l    a c  a  p P  r  o v  i    n s  i    J    a w a T  e n  g a h  

 T  a h   u n

2  0  0  9 ‐ 2  0 1 1 

 9   0   

Tabel V.6 Kegiatan prioritas, lokasi sasaran dan perioda pelaksanaan 

No Komponen/ Program Pemulihan 

Kegiatan Prioritas Lokasi Sasaran/ 

Daerah Terdampak  Bencana  2

I  PEMULIHAN PERUMAHAN DAN PRASARANA PERMUKIMAN 1  Persiapan 

pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat  

Dukungan bagi validasi kerusakan, berdasarkan

kriteria rumah rusak berat/sedang/ringan

Provinsi Jawa Barat dan Kab. Cilacap, Provinsi

Jawa Tengah

Pendataan status kepemilikan tanah dan

bangunan

Provinsi Jawa Barat dan Kab. Cilacap, Provinsi

Jawa Tengah

Penyediaan “transitional shelter” untuk penghuni

rumah roboh/rusak berat 

Kab. Bandung, Cianjur, Garut, Tasikmalaya,

Ciamis

Penyediaan air bersih dan sanitasi untuk 

“transitional shelter”

Kab. Bandung, Cianjur, Garut, Tasikmalaya,

Ciamis

Persiapan mekanisme penyaluran bantuan

stimulant pembangunan rumah (termasuk 

penyiapan “cluster” REKOMPAK/P2KP)

Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah √

2  Pengurangan Faktor-faktor Penyebab Risiko Bencana 

Penyusunan standar teknis perbaikan lingkungan

permukiman di daerah bencana

Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah √

Penyusunan pedoman perencanaan teknis

perbaikan lingkungan permukiman di daerah

rawan bencana, penyusunan building code dll

Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah √

Sosialisasi pedoman teknis pembangunan rumah

tahan gempa kepada masyarakat 

Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah √

Penyediaan Pos Pelayanan Teknis (POSYANIS)untuk pelayanan IMB, pelayanan utilitas dan

fasilitas, pengaduan dsb

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak berat:

Kab. Bandung, Cianjur, Garut, Tasikmalaya,

Ciamis

Pelatihan fasilitator pemberdayaan masyarakat Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat:

Page 101: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 101/122

 

 R  e n c  a n a A  k   s  i    R  e h   a

 b   i    l    i    t   a s  i    d   a n R  e k   o n s  t   r  u k   s  i    P  a s  c  a b   e n c  a n a

 G  e m  p aB  u m i   

  d   i    P  r  o v  i    n s  i    J    a w aB  a r  a t   d   a n K  a b   u  p a t   e n C  i    l    a c  a  p P  r  o v  i    n s  i    J    a w a T  e n  g a h  

 T  a h   u n

2  0  0  9 ‐ 2  0 1 1 

 9  1   

No Komponen/ Program Pemulihan 

Kegiatan Prioritas Lokasi Sasaran/ 

Daerah Terdampak  Bencana  2

Kab. Bandung, Cianjur, Garut, Tasikmalaya,

Ciamis

Kab. Bandung, Cianjur, Garut, Tasikmalaya,Ciamis

  Pelatihan mandor dan tukang konstruksi

bangunan rumah sederhana tahan gempa

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat:

Kab. Bandung, Cianjur, Garut, Tasikmalaya,

Ciamis

Kab. Bandung, Cianjur, Garut, Tasikmalaya,

Ciamis

3  Pemberian bantuan perbaikan rumah rusak  ringan 

Penyuluhan perbaikan rumah rusak ringan Provinsi Jawa Barat dan Kab. Cilacap,

Provinsi Jawa Tengah

4  Rekonstruksi rumah roboh/rusak  berat  dengan stimulan pemerintah 

Dukungan untuk “cash for works” dalam

pembangunan rumah rusak berat/sedang

Dukungan fasilitator pemberdayaan masyarakat 

bagi rekonstruksi rumah rusak berat/sedang

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat:

Kab. Bandung, Cianjur, Garut, Tasikmalaya,

Ciamis

Dukungan Pemantauan dan Pelaporan Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah

Dukungan bagi komunikasi media dan system

informasi

Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah

Pembangunan rumah inti dengan struktur tahan

gempa

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat:

Kab. Bandung, Cianjur, Garut, Tasikmalaya,

Ciamis5  Rekonstruksi 

Prasarana Permukiman pada kelompok  rumah 

Sosialisasi pedoman teknis perbaikan lingkungan

permukiman di daerah rawan bencana,

penyusunan building code dll

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat:

Kab. Bandung, Cianjur, Garut, Tasikmalaya,

Ciamis

Page 102: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 102/122

 

 R  e n c  a n a A  k   s  i    R  e h   a

 b   i    l    i    t   a s  i    d   a n R  e k   o n s  t   r  u k   s  i    P  a s  c  a b   e n c  a n a

 G  e m  p aB  u m i   

  d   i    P  r  o v  i    n s  i    J    a w aB  a r  a t   d   a n K  a b   u  p a t   e n C  i    l    a c  a  p P  r  o v  i    n s  i    J    a w a T  e n  g a h  

 T  a h   u n

2  0  0  9 ‐ 2  0 1 1 

 9  2   

No Komponen/ Program Pemulihan 

Kegiatan Prioritas Lokasi Sasaran/ 

Daerah Terdampak  Bencana  2

roboh/rusak  berat/sedang 

Pelatihan fasilitator pemberdayaan masyarakat Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak berat:

Kab. Bandung, Cianjur, Garut, Tasikmalaya,

Ciamis

Perbaikan sarana dan prasarana lingkungan

permukiman: air bersih dan sanitasi

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat:

Kab. Bandung, Cianjur, Garut, Tasikmalaya,

Ciamis

6  Relokasi perumahan dan prasarana permukiman dari daerah rawan bencana 

Sosialisasi relokasi kepada masyarakat Provinsi Jawa Barat  √

Validasi status kepemilikan tanah dan bangunan Provinsi Jawa Barat dan

Kab. Cilacap, Provinsi Jawa Tengah

Penyelesaian ganti rugi/kompensasi Provinsi Jawa Barat 

Pembangunan rumah inti tahan gempa dengan

stimulan pemerintah

Provinsi Jawa Barat 

II  PEMULIHAN PRASARANA PUBLIK  

1  Jalan dan Jembatan 

Rehabilitasi dan rekonstruksi jalan dan jembatan

nasional

Kab. Tasikmalaya

2  Energi  Perbaikan jaringan listrik Kab. Tasikmalaya

3  Saluran Irigasi Pertanian 

Rehabilitasi dan rekonstruksi saluran irigasi

teknis

Kabupaten Kuningan

4  Pendidikan  Pemulihan kegiatan belajar mengajar sementarauntuk SD, SMP, SMA/SMK, SLB dan yang sederajat.

Kab.Bandung,Ciamis,Cianjur,Garut,Majalengka,Sukabumi,Tasikmalaya,

Subang, Kota Banjar, Kota Sukabumi,

Kota Tasikmalaya

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan Kab.Bandung,Ciamis,Cianjur,Garut,

Majalengka,Sukabumi,Tasikmalaya,

Page 103: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 103/122

 

 R  e n c  a n a A  k   s  i    R  e h   a

 b   i    l    i    t   a s  i    d   a n R  e k   o n s  t   r  u k   s  i    P  a s  c  a b   e n c  a n a

 G  e m  p aB  u m i   

  d   i    P  r  o v  i    n s  i    J    a w aB  a r  a t   d   a n K  a b   u  p a t   e n C  i    l    a c  a  p P  r  o v  i    n s  i    J    a w a T  e n  g a h  

 T  a h   u n

2  0  0  9 ‐ 2  0 1 1 

 9   3   

No Komponen/ Program Pemulihan 

Kegiatan Prioritas Lokasi Sasaran/ 

Daerah Terdampak  Bencana  2

Subang, Kota Banjar, Kota Sukabumi

  Penyelenggaraan pendidikan alternatif di wilayah

pascabencana

Kab.Bandung,Ciamis,Cianjur,Garut,

Majalengka,Sukabumi,Tasikmalaya,Subang, Kota Banjar, Kota Sukabumi

Peningkatan pengetahuan guru dan siswa melalui

pengarusutamaan pengurangan risiko bencana ke

dalam pendidikan.

Kab.Bandung,Ciamis,Cianjur,Garut,

Majalengka,Sukabumi,Tasikmalaya,

Subang, Kota Banjar, Kota Sukabumi

Rehabilitasi dan rekonstruksi pondok pesantren Kab.Cianjur,Garut,Banjar,Majalengka,

Tasikmalaya,Subang,

Purwakarta, Cilacap, Kota Tasikmalaya

Rehabilitasi kantor Kota Tasikmalaya

5  Kesehatan  Rehabilitasi dan rekonstruksi RS, Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, Polindes

Kab. Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Sukabumi,

Tasikmalaya

Pengadaan alat‐alat kesehatan Kab. Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Sukabumi,

Tasikmalaya

Rehabilitasi dan rekonstruksi rumah dinas Kab. Garut  √

6  Peribadatan  Rehabilitasi dan rekonstruksi mesjid Kab.Bandung,Bandung Barat ,Bogor,

Ciamis,Cianjur,Garut,

Kuningan, Majalengka, Purwakarta,

Sukabumi, Tasikmalaya, Subang, Cilacap,

Kota Banjar,Tasikmalaya,Sukabumi

7  Prasarana Perekonomian 

Rehabilitasi dan rekonstruksi pasar dan fasilitas

umum pasar

Kab. Cilacap,Bandung √

Rehabilitasi prasarana dan sarana TPI Kab. Cianjur √

Rehabilitasi fasilitas pariwisata Kota Tasikmalaya

Rehabilitasi usaha peternakan sapi Kab. Bandung √

8  Pemerintahan  Rehabilitasi dan rekonstruksi kantor pemerintah Kab.Bandung,Bandung Barat,Ciamis,

Cianjur,Garut,

Page 104: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 104/122

 

 R  e n c  a n a A  k   s  i    R  e h   a

 b   i    l    i    t   a s  i    d   a n R  e k   o n s  t   r  u k   s  i    P  a s  c  a b   e n c  a n a

 G  e m  p aB  u m i   

  d   i    P  r  o v  i    n s  i    J    a w aB  a r  a t   d   a n K  a b   u  p a t   e n C  i    l    a c  a  p P  r  o v  i    n s  i    J    a w a T  e n  g a h  

 T  a h   u n

2  0  0  9 ‐ 2  0 1 1 

 9   4   

No Komponen/ Program Pemulihan 

Kegiatan Prioritas Lokasi Sasaran/ 

Daerah Terdampak  Bencana  2

Subang,Sukabumi,Purwakarta,Majalengka,

Kuningan,Tasikmalaya, Cilacap,Kota Banjar

Rehabilitasi dan rekonstruksi Balai Desa Kab.Cilacap, Sukabumi, Kota Tasikmalaya √

9  Perencanaan Penanggulangan Bencana 

Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana Provinsi Jawa Barat dan Kab. Cilacap, Provinsi

Jawa Tengah

Melakukan kajian analisis risiko bencana Provinsi Jawa Barat dan Kab. Cilacap, Provinsi

Jawa Tengah

Melakukan analisis kerentanan dan Kapasitas

daerah dan masyarakat dalam Penanggulangan

Bencana

Provinsi Jawa Barat dan Kab. Cilacap, Provinsi

Jawa Tengah

Identifikasi tindakan Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Jawa Barat dan Kab. Cilacap, Provinsi

Jawa Tengah

Penyusunan Dokumen RPB dan RAD PRB Provinsi Jawa Barat dan Kab. Cilacap, Provinsi

Jawa Tengah

10  Pengurangan Faktor-faktor Penyebab Risiko Bencana 

Pengendalian dan pelaksanaan penataan ruangmelalui review tata ruang berbasis mit igasi

bencana

Provinsi Jawa Barat dan Kab. Cilacap, ProvinsiJawa Tengah

Pengarusutamaan PRB dalam R PJMD dan RKPDdan RKA‐SKPD dan RTRW

Provinsi Jawa Barat dan Kab. Cilacap, ProvinsiJawa Tengah

11  Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana dan Kesiapsiagaan 

Penyelenggaraan Pendidikan Pengurangan Risiko

Bencana ke dalam sistem pendidikan formal dan

informal

Provinsi Jawa Barat dan Kab. Cilacap, Provinsi

Jawa Tengah

Penyelenggaraan Penyuluhan dan Pelatihan Provinsi Jawa Barat dan Kab. Cilacap, Provinsi

Jawa Tengah

III  PEMULIHAN KONDISI  SOSIAL, EKONOMI  DAN  BUDAYA MASYARAKAT 1  Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan terhadap kelompok  rentan 

Peningkatan kualitas hidup serta perlindungan

bagi penyandang cacat, perempuan dan anak 

diwilayah pascabencana.

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak berat: Kab. Bandung, Cianjur, Garut,

Tasikmalaya, Ciamis

Page 105: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 105/122

 

 R  e n c  a n a A  k   s  i    R  e h   a

 b   i    l    i    t   a s  i    d   a n R  e k   o n s  t   r  u k   s  i    P  a s  c  a b   e n c  a n a

 G  e m  p aB  u m i   

  d   i    P  r  o v  i    n s  i    J    a w aB  a r  a t   d   a n K  a b   u  p a t   e n C  i    l    a c  a  p P  r  o v  i    n s  i    J    a w a T  e n  g a h  

 T  a h   u n

2  0  0  9 ‐ 2  0 1 1 

 9   5   

No Komponen/ Program Pemulihan 

Kegiatan Prioritas Lokasi Sasaran/ 

Daerah Terdampak  Bencana  2

Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang

mencakup promosi kesehatan, kesehatan ibu dan

anak, keluarga berencana, perbaikan gizi,kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit 

menular, dan pengobatan dasar

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat: Kab. Bandung, Cianjur, Garut,

Tasikmalaya, Ciamis

Pemenuhan standar minimal layanan dasar

kesehatan

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat: Kab. Bandung, Cianjur, Garut,

Tasikmalaya, Ciamis

Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi

tentang budaya sadar bencana kepada masyarakat 

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat: Kab. Bandung, Cianjur, Garut,

Tasikmalaya, Ciamis

2  Peningkatan pelayanan sosial bagi korban diwilayah pascabencana. 

Penyediaan Jaminan Hidup bagi pengungsi korbanbencana

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak berat: Kab. Bandung, Cianjur, Garut,

Tasikmalaya, Ciamis

Pelayanan pemulihan psikososial Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat: Kab. Bandung, Cianjur, Garut,Tasikmalaya, Ciamis

Pelayanan pemulihan trauma fisik (untuk korban

yang cacat akibat bencana)

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat: Kab. Bandung, Cianjur, Garut,

Tasikmalaya, Ciamis

Pemberdayaan penyandang cacat akibat bencana Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat: Kab. Bandung, Cianjur, Garut,

Tasikmalaya, Ciamis

3  Pemulihan mata pencaharian 

Pendataan “cluster” UMKM di lokasi rumah

roboh/rusak berat/sedang

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat: Kab. Bandung, Cianjur, Garut,

Tasikmalaya, Ciamis

Penyusunan guideline penyaluran stimulan

ekonomi untuk cluster mikro/kecil

Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah √

Stimulan ekonomi peralatan produksi usaha

mikro/kecil yang rusak/hancur

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat: Kab. Bandung, Cianjur, Garut,Tasikmalaya, Ciamis

Penyusunan kebijakan pemulihan ekonomi

diwilayah pascabencana

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat: Kab. Bandung, Cianjur, Garut,

Tasikmalaya, Ciamis

Page 106: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 106/122

 

 R  e n c  a n a A  k   s  i    R  e h   a

 b   i    l    i    t   a s  i    d   a n R  e k   o n s  t   r  u k   s  i    P  a s  c  a b   e n c  a n a

 G  e m  p aB  u m i   

  d   i    P  r  o v  i    n s  i    J    a w

 aB  a r  a t   d   a n K  a b   u  p a t   e n C  i    l    a c  a  p P  r  o v  i    n s  i   

 J    a w a T  e n  g a h  

 T  a h   u n2  0  0  9 ‐ 2  0 1 1 

 9   6   

No Komponen/ Program Pemulihan 

Kegiatan Prioritas Lokasi Sasaran/ 

Daerah Terdampak  Bencana  2

Perlakuan khusus terhadap UMKM dan kredit 

bank diwilayah pascabencana.

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat: Kab. Bandung, Cianjur, Garut,

Tasikmalaya, Ciamis

4  Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana dan Kesiapsiagaan 

Penyelenggaraan Pendidikan Pengurangan Risiko

Bencana ke dalam sistem pendidikan formal dan

informal

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat: Kab. Bandung, Cianjur, Garut,

Tasikmalaya, Ciamis

Penilaian kebutuhan peningkatan kapasitas dan

penyelenggaraan Penyuluhan dan Pelatihan

Terutama pada lokasi rumah roboh/rusak 

berat: Kab. Bandung, Cianjur, Garut,

Tasikmalaya, Ciamis

Page 107: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 107/122

 BAB VI 

MANAJEMEN  REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 

VI.1.  PERENCANAAN  DAN  PENGANGGARAN  REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 

Perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban

penggunaan dana penanggulangan bencana yang bersumber dari APBN dan APBD pada tahap

pascabencana dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang‐undangan.

Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem

perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang‐undang Nomor 25 Tahun 2004.Berdasarkan amanat undang‐undang, terdapat dua entitas yang bertanggungjawab melakukan

penyusunan rencana pembangunan yaitu:

1.  Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten, dan Kota), yang dikoordinasikan oleh Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ‐‐ Bappeda (Pasal 33 ayat 2); dan

2.  Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan tugas dan kewenangannya (Pasal 33

ayat 3).

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah memegang peranan penting dalam proses perencanaan

pembangunan, baik sebagai representasi suara rakyat, maupun dalam fungsinya sebagai

regulator pembangunan. Sebagai representasi suara rakyat, DPRD wajib memastikan bahwa

aspirasi rakyat terakomodir dalam pembangunan; dan sebagai Regulator Pembangunan, DPRD

berkewajiban menyusun Peraturan‐Peraturan Daerah yang mencerminkan kebutuhan dan

aspirasi masyarakat.

Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyusun dokumen Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai landasan penyusunan

Page 108: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 108/122

RAPBN

terkoord

seluruh

Koordin

rancanga

dengan s

Daerah.

pembang

untuk si

Daerah

pembang

25 tahun

Re

integrasi

Undang‐

pengang

dalam R

Daerah P

peratura

 

Be

Pengelol

berikut:

an RAPBD.

inasi antara

Kementeria

si Pusat (

n RKPD dil

eluruh satu

Musrenban

unan tenta

kronisasi r

an antara P

unan nasio

2004, Pasal

ncana   Akskan dalam

ndang nom

aran pemb

ncana Kerj

rovinsi/Kab

dan perun

dasarkan

an Bantua

Sumber: B

Penyusunan

Kementeri

n/Lembaga

akorpus)

akukan mel

an kerja per

berfungsi

g rancanga

ncana kerja

emerintah,

al dan dae

27 ayat 2.

i  Rehabili

sistem pere

or 25 tahun

ngunan tah

Pemerinta

upaten/Kot 

ang‐undan

edudukan Rdalam

eraturan

Bencana,

appenas,  200

encana  Aksi  R di  Provinsi  

rancangan

n Perenca

dan Peme

enyusunan

lui proses

angkat daer

ebagai foru

n RKP dan

(Renja) ant 

emerintah

ah, dan lan

asi  dan ncanaan pe

2004. Dala

unan, Renca

h untuk pe

untuk pen

an.

Ga

encana  Aksi system per

emerintah

Pemerintah

ehabilitasi  daawa Barat  da

RKP dilaku

aan Pemba

rintah Dae

RKP dan

pembahasa

ah (SKPD)

m untuk m

RKPD, yan

ar Kemente

Daerah dan

asan pelak 

ekonstruk 

bangunan

m kaitanny

na Aksi Reh

yusunan R

usunan RA

bar VI.1 Rehabilitasi

ncanaan pe 

no. 22 ta

menyediak 

 Rekonstruksi n Kabupaten 

an melalui

ngunan Na

ah melalui

Musrenban

yang terk 

elalui pen

nghasilkan

menitikbe

ian/lLmbag

masyarakat 

sanaan sesu

si merupa

nasional da

dengan me

abilitasi dan

PBN, dan R

BD, sesuai

dan Rekonsbangunan 

un 2008

n dana da

 Pascabencanilacap Provins

proses pem

ional/BAPP

penyeleng

g Nasional.

ordinasi an

elenggaraa

kesepakatan

atkan pada

a/Satuan K

dalam penc

ai Undang‐u

an kebijak 

n daerah, s

kanisme per

Rekonstru

encana Kerj

engan mek 

ruksi 

tentang Pe

ri sumber

Gempa Bumi i   Jawa Tengah

bahasan ya

ENAS deng

araan Rap

Penyusun

tara Bappe

Musrenba

antar pela

pembahas

rja Perangk 

apaian tuju

ndang nom

an yang

esuai aman

encanaan d

si dituangk 

a Pemerint 

anisme dala

 

ndanaan d

PBN sebag

  98

g

n

at 

n

a

g

u

n

at 

n

r

i‐

at 

n

n

h

m

n

ai

Page 109: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 109/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

99

 

1.  Dana kontijensi untuk kegiatan kesiapsiagaan pada tahap prabencana;

2.  Dana siap pakai yang ditempatkan dalam anggaran Badan Nasional Penanggulangan

Bencana (BNPB) untuk kegiatan pada saat tanggap darurat;

3.  Dana bantuan sosial berpola hibah untuk kegiatan pascabencana.

Pemerintah dapat memberikan bantuan untuk pembiayaan pascabencana kepada

pemerintah daerah yang terkena bencana berupa dana bantuan sosial berpola hibah, melalui

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Permohonan pemerintah daerah akan

dievaluasi, diverifikasi dan dikoordinasikan oleh BNPB dengan rencana alokasi anggaran

Kementerian/Lembaga melalui mekanisme Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, serta alokasi

APBD pada SKPD terkait, untuk memastikan efisiensi pemanfaatan anggaran.

Dalam menyusun perencanaan dan penganggaran, harus dipertimbangkan rencana

pembangunan sebelum bencana, tujuan pembangunan kembali daerah yang terdampak 

bencana, isu strategis pemulihan, pentahapan pemulihan, ketersediaan sumber daya serta

alokasi kewenangan pelaku pembangunan sebagaimana gambar berikut ini.

Gambar VI.2 Pemahaman dasar penyusunan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi 

Selaras dengan uraian pada Bab IV mengenai potensi bencana alam, pembelajaran dari

peristiwa gempa bumi tanggal 2 September 2009 di wilayah selatan Provinsi Jawa barat serta

perubahan paradigma penanggulangan bencana berdasarkan Undang‐undang nomor 24 tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana; maka dengan pertimbangan bahwa dampak kerusakan

sangat dominan pada komponen perumahan serta akan memberikan dampak bagi kehidupan

Sumber: Bappenas,  2009

Isu‐isu Strategis3

Pentahapan 

Pembangunan Kembali Daerah

4

Dampak Bencana

(Pertimbangan) Rencana Sebelum Bencana

Tujuan (Skenario) Pembangunan Kembali Daerah

(Pertimbangan)

Ketersediaan 

Sumberdaya

12

(Pertimbangan)AlokasiKewenangan antarpelaku Strategi (dalam tiap Isu, 

tiap tahap, dan antar pelaku)

6

Strategi Umum Holistik5

Page 110: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 110/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

100

 

sosial‐ekonomi masyarakat korban bencana, perencanaan kegiatan rehabilitasi dan

rekonstruksi di Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah

mengutamakan prinsip‐prinsip dasar sebagai berikut:

1.  Memperhatikan aspek kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat korban bencana,

berdasarkan strategi pemulihan serta peningkatan pelayanan publik;

2.  Memperhatikan aspek lingkungan hidup, mitigasi, kesiapsiagaan dan pengurangan risiko

bencana;

3.  Memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan dampak jangka panjang.

VI.2.  MEKANISME  PENDANAAN  REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 

VI.2.1.  DASAR HUKUM PENDANAAN PASCABENCANA 

Pendanaan penanggulangan bencana sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor

22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana. Dana penanggulangan

bencana adalah dana yang digunakan bagi penanggulangan bencana pada tahap prabencana,

saat tanggap darurat dan/atau pascabencana. Dana penanggulangan bencana menjadi

tanggungjawab bersama antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Dana penanggulangan

bencana berasal dari: a) APBN, b) APBD; dan/atau c) Masyarakat.

Dana penanggulangan bencana yang bersumber dari APBN menyediakan juga dana

kontijensi bencana, dana siap pakai dan dana bantuan sosial berpola hibah, dilaksanakan oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah, BNPB, dan/atau BPBD sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Sehubungan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008, maka untuk pendanaan

penanggulangan bencana dari sumber APBD (Provinsi/Kabupaten/Kota), baik sistem

perencanaan dan penganggarannya maupun pelaksanaan, penata usahaan keuangan dan

pertanggungjawabanya perlu disesuaikan dengan pengaturan mengenai pengelolaan keuangan

daerah (APBD), yaitu:

1.  Peraturan Pemerintah nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

2.  Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006 junto nomor 59 Tahun 2007

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

3.  Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan APBD (diterbitkan tiap

tahun anggaran;

4.  Peraturan lainnya yang terkait dengan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan

daerah.

Page 111: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 111/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

101

 

Dana penanggulangan bencana dalam tahap pascabencana digunakan untuk kegiatan

rehabilitasi dan rekonstruksi meliputi:

1.  Kegiatan rehabilitasi, dapat berupa kegiatan:

a)  Perbaikan lingkungan daerah bencana;

b)  Perbaikan prasarana dan sarana umum;

c)  Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat;

d)  Pemulihan sosial psikologis;

e)  Pelayanan kesehatan;

f)  Rekonsiliasi dan resolusi konflik;

g)  Pemulihan sosial ekonomi budaya;atau

h)  Pemulihan fungsi pelayanan publik.

2.  Kegiatan rekonstruksi, dapat berupa kegiatan:

a)  Pembangunan kembali Perbaikan prasarana dan sarana umum;

b)  Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat;

c)  Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat;

d)  Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik 

dan tahan bencana;

e)  Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha

dan masyarakat;f)  Peningkatan kondisi sosial, ekonomi dan budaya;

g)  Peningkatan fungsi pelayanan publik;atau

h)  Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 21 tahun 2008, penggunaan dana bantuan sosial

berpola hibah untuk pembiayaan pascabencana dilakukan dengan cara:

1.  Pemerintah dapat memberikan bantuan pembiayaan pascabencana kepada pemerintah

daerah yang terkena bencana berupa dana bantuan sosial berpola hibah;

2.  Pemerintah daerah mengajukan permohonan tertulis kepada Pemerintah melalui BNPB

guna memperolah bantuan dimaksud;

3.  BNPB melakukan evaluasi, verifikasi dan mengkoordinasikan dengan instansi / lembaga

terkait berdasarkan permohonan tersebut;

Page 112: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 112/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

102

 

4.  Kepala BNPB menetapkan hasil evaluasi dan verifikasi tersebut dan menyampaikannya

kepada Menteri Keuangan untuk selanjutnya diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat 

guna mendapatkan persetujuan penggunaan dana bantuan sosial berpola hibah.

IV.2.2.  MEKANISME PENDANAAN 

Pendanaan untuk pemulihan pascabencana gempa bumi di wilayah Provinsi jawa Barat 

dan Kabupaten Cilacap di Provinsi Jawa Tengah ditujukan bagi komponen pemulihan: a)

Perumahan dan prasarana permukiman, b) Prasarana publik dan c) Kondisi sosial dan ekonomi

masyarakat.

1.  Mekanisme pendanaan untuk  komponen  Perumahan dan Prasarana Permukiman Sumber pembiayaan APBN bagi pemulihan perumahan dan prasarana permukiman

adalah dana bencana dan dana siap pakai yang penggunaannya dikoordinasikan oleh

Badan Penanggulangan Bencana Nasional. Prinsip yang ditetapkan dalam mekanisme

penyaluran dana bagi pemulihan perumahan dan prasarana permukiman adalah sebagai

berikut:

a)  Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan dan prasarana permukiman

digunakan sebagai sebagai sarana membangun komunitas, membuka lapangan kerja

dan menstimulasi ekonomi masyarakat;

b)  Menggunakan perencanaan berbasis komunitas, yang mengintegrasikan

pengurangan risiko bencana;

c)  Menggunakan pendekatan partisipasi masyarakat, untuk menguatkan kohesi sosial

melalui gotong‐royong, dan menciptakan lapangan kerja konstruksi melalui “cash  for  

work ”;

d)  Memberikan stimulan pembangunan rumah masyarakat sebagai bantuan langsung

masyarakat dengan mekanisme yang transparan, melalui kelompok masyarakat 

yang difasilitasi oleh lembaga pemerintah daerah;

e)  Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang lingkungan permukiman yang

sehat dan konstruksi rumah tahan gempa;

f)  Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kaidah pemanfaatan ruang di

daerah rawan bencana melalui Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Ijin Usaha dan

aspek perijinan lainnya sesuai peraturan dan perundang‐undangan;

Page 113: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 113/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

103

 

g)  Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang instalasi utilitas listrik dan air

bersih yang yang aman;

h)  Memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada masyarakat mengenai

prosedur penyaluran bantuan sesuai pedoman teknis pembangunan perumahan.

2.  Mekanisme pendanaan pemerintah untuk  Prasarana Publik  Sumber pembiayaan pemulihan untuk prasarana publik terdiri dari:

a)  Sumber dana pemerintah yaitu APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota

b)  Sumber dana non pemerintah:

•  berupa hibah dari donor/LSM internasional;

•  dana hibah masyarakat dalam negeri berupa Corporate Social  Responsibility ,

atau sumbangan dari kelompok masyarakat.

Mekanisme perencanaan dan pelaksanaan penggunaan dana pemerintah dilakukan

sesuai peraturan dan perundang‐undangan, dengan mengedepankan akuntabilitas dan

tata pemerintahan yang baik.

Mekanisme perencanaan dan pelaksanaan penggunaan dana masyarakat pada

umumnya terdiri dari mekanisme on  budget -off   treasury   dan/atau off   budget , yang

penatausahaannya ditetapkan melalui peraturan Menteri Keuangan. Penyaluran dana

dilaksanakan sesuai sistim dan prosedur lembaga/kelompok pemberi bantuan,

berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Mekanisme pelaporan penyaluran bantuan dan

asset yang disumbangkan akan diatur lebih lanjut Badan Nasional Penanggulangan

Bencana.

3.  Mekanisme pendanaan pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat  Sumber pembiayaan pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat terdiri dari:

a)  Sumber dana pemerintah yaitu APBN melalui kementerian/lembaga terkait, APBD

Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui SKPD terkait 

c)  Sumber dana non pemerintah:

•  berupa hibah dari donor/LSM internasional

Page 114: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 114/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

104

 

•  dana hibah masyarakat dalam negeri berupa Corporate Social  Responsibility ,

atau sumbangan dari kelompok masyarakat.

Prinsip mekanisme pendanaan bagi pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat adalah:

a)  Dilaksanakan bersamaan dengan rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan untuk 

percepatan pemulihan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat;

b)  Dalam upaya pemulihan kondisi sosial masyarakat korban bencana, alokasi

pendanaan diutamakan bagi penyediaan pelayanan sosial, kesehatan dan

pendidikan sesuai standar pelayanan minimum yang ditetapkan melalui peraturan

dan perundang‐undangan;

c)  Dalam upaya pemulihan kondisi ekonomi masyarakat, alokasi pendanaan

diutamakan bagi usaha mikro/kecil melalui mekanisme bantuan langsung

masyarakat dengan memperhatikan kelompok rentan.

Mekanisme perencanaan dan pelaksanaan penggunaan dana pemerintah dilakukan

sesuai peraturan dan perundang‐undangan, dengan mengedepankan akuntabilitas dan

tata pemerintahan yang baik.

Mekanisme perencanaan dan pelaksanaan penggunaan dana masyarakat pada

umumnya terdiri dari mekanisme on  budget -off   treasury   dan off   budget , yang

penatausahaannya ditetapkan melalui peraturan Menteri Keuangan. Penyaluran dana

dilaksanakan sesuai sistim dan prosedur lembaga/kelompok pemberi bantuan,

berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Mekanisme pelaporan penyaluran bantuan dan

asset yang disumbangkan akan diatur lebih lanjut Badan Nasional Penanggulangan

Bencana.

VI.3.  KELEMBAGAAN  PELAKSANAAN  REHABILITASI  DAN  REKONSTRUKSI 

Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana, kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi adalah tanggungjawab

Pemerintah dan/atau pemerintah daerah yang terkena bencana. Dengan pertimbangan bahwa

fungsi pemerintah di daerah tidak terpengaruh oleh kejadian bencana 2 September 2009, maka

pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah yang terdampak bencana di Provinsi Jawa

Barat (15 kabupaten/kota) dan Kabupaten Cilacap di Provinsi Jawa Tengah; maka kegiatan

Page 115: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 115/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

105

 

rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota, berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Sebagai pelaksana rehabilitasi dan rekonstruksi, pemerintah daerah berkewajiban untuk: 1.  Merumuskan kebijakan umum pascabencana kedalam kebijakan operasional.

2.  Menyusun RKPD penanggulangan bencana sesuai peraturan dan perundang‐

undangan.

3.  Melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi melalui koordinasi lintas sektor

melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau lembaga yang mempunyai

fungsi penanggulangan bencana di daerah.

4.  Melaporkan hasil pelaksanaan kebijakan umum rehabilitasi dan rekonstruksi

kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana melalui Badan Penanggulangan

Bencana Daerah atau lembaga yang mempunyai fungsi penanggulangan bencana di

daerah.

Mekanisme koordinasi dan pelaporan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi akan

diatur lebih lanjut oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

VI.4.  PERANSERTA  LEMBAGA  INTERNASIONAL  DAN  LEMBAGA   ASING  NON PEMERINTAH DALAM  REHABILITASI  REKONSTRUKSI 

Undang‐undang nomor 24 tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2008

telah mengatur peranserta lembaga internasional dan lembaga asing non‐pemerintah dalam

penanggulangan bencana. Dengan pertimbangan adanya pergeseran paradigma dalam kerangka

peraturan dan perundang‐undangan, maka penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah

kewajiban seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat. Peranserta lembaga

internasional dan lembaga asing non‐pemerintah dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana dapat dilaksanakan secara‐sendiri‐sendiri, bersama‐sama, dan/atau bersama mitra

kerja dari Indonesia, baik dengan instansi/lembaga terkait maupun dengan masyarakat.

Lembaga donor internasional dan lembaga asing non‐pemerintah dapat berpartisipasi

dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi termasuk juga membantu pemerintah dalam

upaya kesinambungan pemulihan pascabencana melalui upaya pengurangan risiko bencana.

Berdasarkan strategi pemulihan pascabencana di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten

Cilacap di Provinsi Jawa Tengah, maka partisipasi dapat dilakukan pada komponen kegiatan

Page 116: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 116/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

106

 

pemulihan perumahan dan prasarana permukiman serta pemulihan sosial dan ekonomi

masyarakat.

VI.5.  PENGENDALIAN  PELAKSANAAN  REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap pascabencana yaitu

rehabilitasi dan rekonstruksi, penanganan bencana perlu dilakukan secara sistematis, terpadu

dan terkoordinasi sehingga kebutuhan untuk memperbaiki sarana dan parasarana di setiap

sektor dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Dengan pertimbangan bahwa skala pembangunan perumahan cukup besar, maka

diperlukan langkah‐langkah sebagai berikut:

1.  Pemerintah daerah menginventarisir sumber‐sumber bahan bangunan pokok yaitu

semen, besi dan kayu.

2.  Pemerintah daerah menyiapkan langkah‐langkah untuk memfasilitasi pengadaan bahan

bangunan rumah tradisional seperti gedhek, genteng dan bata untuk menjamin

ketersediaan barang.

3.  Pemerintah daerah menyelenggarakan pelayanan Depo Logistik untuk menjamin

ketersediaan barang sesuai dengan distribusi wilayah kerusakan.

4.  Panitia pengadaan berasal dari instansi teknis pemerintah, sebagaimana diatur dalam

Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 70 Tahun 2005 jo. Keputusan Presiden

nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah serta peraturan perubahannya.

5.  Penyedia barang/jasa setempat mempunyai kesempatan yang terbuka dan kompetitif 

untuk berpartisipasi dan berkompetisi dalam melaksanakan pekerjaan rehabilitasi.

6.  Pengendalian pengadaan barang dan jasa publik untuk rehabilitasi menjadi tanggung

jawab kepala satuan kerja perangkat daerah yang melaksanakan pengadaan barang/jasa.

7.  Keringanan pajak bagi pengadaan barang dan jasa untuk rehabilitasi dan rekonstruksi

terutama bagi komponen pembangunan perumahan.

Page 117: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 117/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

107

 

VI.6.  PEMANTAUAN  DAN  EVALUASI  PELAKSANAAN  REHABILITASI  DAN REKONSTRUKSI 

Pemantauan penyelenggaraan penanggulangan bencana diperlukan sebagai upaya

pengendalian proses rehabilitasi dan rekonstruksi, sedangkan evaluasi penyelenggaraan

penanggulangan bencana dilakukan dalam rangka pencapaian standar minimum pelayanan dan

peningkatan kinerja penanggulangan bencana. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

yang diamanatkan Undang‐undang nomor 25 tahun 2004 adalah satu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana‐rencana pembangunan dalam

perspektif jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur

penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Tahap perencanaan terdiri

dari: a) penyusunan rencana, b) penetapan rencana, c) pengendalian pelaksanaan rencana dan

d) evaluasi kinerja.

Untuk pembiayaan yang bersumber dari APBN, Peraturan Pemerintah no. 39 tahun 2006

telah mengatur tentang tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana

pembangunan. Pelaporan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mekanisme

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan, seperti disampaikan pada tabel

berikut ini:

Tabel VI.1 Mekanisme pelaporan pemantauan dan evaluasi sumber dana  APBN 

Jenis Laporan  Periode Pelaporan  Pelapor  Penerima Laporan  Tembusan 

Laporan dalam

rangka

pelaksanaan

rencana

pembangunan

K/L

Triwulan a.  Penganggungjawab Kegiatan

(Kepala Unit Kerja)

b.  Penanggungjawab Program

(Kepala Unit Organisasi)

c.  Para Menteri/ Pimpinan

Lembaga

a.  Penanggungjawab

Program (Kepala Unit 

Organisasi)

b.  Menteri/Pimpinan

LPND

c.  Menteri Perencanaan,

Menteri Keuangan, dan

Menteri PAN

Kepala

Bappeda

dimana

kegiatan

berlokasi

laporan dalam

rangka

pelaksanaan

Dana

Dekonsentrasi di

SKPD Provinsi

Triwulan a.  Penganggungjawab Kegiatan

b.  Penanggungjawab Program

c.  Kepala SKPD

d.  Kepala Bappeda Provinsi 

a.  Penanggungjawab

Program

b.  Kepala SKPD

c.  Menteri/Pimpinan

LPND dan Kepala

Bappeda Provinsi

d.  Menteri Perencanaan,

Page 118: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 118/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

108

 

Jenis Laporan  Periode Pelaporan  Pelapor  Penerima Laporan  Tembusan 

Menteri Keuangan, dan

Menteri Dalam Negeri

laporan dalam

rangka

pelaksanaan

Dana

Pembantuan di

SKPD

Kabupaten/ Kota

Triwulan a.  Penganggungjawab Kegiatan

b.  Penanggungjawab Program

c.  Kepala SKPD

d.  Kepala Bappeda

Kabupaten/Kota 

a.  Penanggungjawab

Program

b.  Kepala SKPD

c.  Menteri/Kepala

lembaga terkait dan

Kepala Bappeda

Kab/Kota

d.  Kepala Bappeda

Provinsi

Kepala SKPD

Provinsi

dengan tugas

dan

kewenangan

yang sama

Untuk pembiayaan dengan sumber APBD, perlu dicermati Peraturan Menteri DalamNegeri nomor 13 tahun 2006 tentang Keuangan Daerah dan Permendagri nomor 55 Tahun

2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban

Bendahara serta Penyampaiannya, yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah nomor 8

tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Pasal 31 Ayat 4 yang

berbunyi “ Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  tata cara  penatausahaan dan  penyusunan  laporan 

 pertanggungjawaban  bendahara  serta   penyampaiannya  untuk   tingkat    pusat   diatur   dalam 

Peraturan  Menteri  Keuangan  dan  untuk   tingkat   Pemda  diatur   dengan  Peraturan 

Gubernur/Bupati/Walikota dengan mengacu  pada  pedoman  yang ditetapkan oleh Menteri Dalam 

Negeri.”  

Pelaporan kinerja keuangan dan instansi pemerintah diatur dalam Peraturan Pemerintah

no. 8 tahun 2006, yang berpedoman pada Undang‐undang nomor 1 tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, Undang‐undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

dan Undang‐undang nomor 33 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah Daerah. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban

pengelolaan keuangan negara/daerah dalam satu periode, sedangkan Laporan Kinerja adalah

ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja berdasarkan

rencana kerja yang ditetapkan dalam pelaksanaan APBN/APBD. Pada prinsipnya, Laporan

Keuangan dan Laporan Kinerja harus menunjukkan konsistensi antara input (pengerahan

sumber daya manusia, peralatan, dana) dengan output (dalam bentuk barang/jasa) dengan

indikator kinerja yang terukur. Mekanisme Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja Pemerintah

Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota telah diatur dengan rinci dalam

Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2006 untuk dilaksanakan. Dalam peraturan ini

Page 119: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 119/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

109

 

terkandung upaya pengawasan dan pengendalian yang berpedoman pada peraturan dan

perundang‐undangan yang berlaku.

Dalam rangka melakukan pengendalian terhadap partisipasi masyarakat dunia usaha dan

masyarakat international, penatausahaan akan berpedoman pada Peraturan Pemerintah nomor

2 tahun 2006, Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2008 dan peraturan pelaksanaan yang

diterbitkan oleh Menteri Keuangan.

Untuk mengevaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi, akan digunakan 5 (lima)

indikator yaitu:

1.  Konsistensi pelaksanaan kebijakan dan strategi pemulihan, kegiatan prioritas, dan

pendanaan dengan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi;

2.  Koordinasi antara Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, yang menghasilkan

sinkronisasi perencanaan dan penganggaran;

3.  Partisipasi melalui mekanisme konsultasi yang menjaring aspirasi masyarakat penerima

manfaat;

4.  Kapasitas lembaga pelaksana rehabilitasi dan rekonstruksi dalam perencanaan dan

pelaksanaan rehabilitasi melalui laporan keuangan dan laporan kinerja; serta kapasitas

pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana;

5.  Potensi keberlanjutan dalam kerangka pembangunan jangka menengah dan panjang.

Kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi

dilaksanakan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Penanggulangan Bencana

Nasional.

VI.7.  PENGAKHIRAN  MASA  TUGAS DAN KESINAMBUNGAN PEMULIHAN 

Dengan pertimbangan bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan selama 2 (dua)

tahun anggaran, maka untuk mendukung proses pengalihan dari pemulihan pasca bencana

kedalam proses pembangunan regular diperlukan langkah‐langkah sebagai berikut:

Page 120: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 120/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

110

 

VI.7.1.  PENATAUSAHAAN  ASSET REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 

Dalam pengakhiran masa tugas perlu diperhatikan aspek‐aspek pengelolaan barang milik 

negara/daerah sesuai Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 2006 termasuk hibah  dalam arti

pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah kepada Pemerintah Daerah, dari Pemerintah

Daerah kepada Pemerintah, antar pemerintah daerah, atau dari Pemerinta/Pemerintah Daerah

kepada pihak lain, tanpa memperoleh penggantian, seperti misalnya asset berupa bangunan

rumah masyarakat yang dibiayai Pemerintah. Tata cara pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan,

penghapusan, dan pemindahtanganan Barang Milik Negara harus memperhatikan Peraturan

Menteri Keuangan nomor 96/PMK.06/2007.

Asset yang dibangun oleh masyarakat internasional, tatakelolanya merupakan

kewenangan Pemerintah, sedangkan Pemerintah Daerah hanya menatausahakan penerimaan

dari masyarakat dalam negeri, dengan ketentuan yang diatur lebih lanjut dalam peraturan

Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri. Dalam rangka membantu Menteri Keuangan,

Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi dapat:

1.  meminta keterangan, data, dan dokumen yang diperlukan untuk penyelesaian tugas dari

Kementerian/Lembaga dan instansi Pemerintah Daerah;

2.  melaksanakan kerjasama dengan instansi pemerintah dan/atau pihak lain yang

diperlukan, dalam batas kewenangannya sesuai ketentuan yang berlaku; dan

3.  meminta kajian dan bantuan dari tenaga ahli, pakar dan praktisi di bidang yang

diperlukan.

VI.7.2.  PENGAKHIRAN MASA TUGAS 

Menjelang pengakhiran masa tugas, Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi diwajibkan

memberi informasi kepada Pemerintah mengenai:

1.  Dokumen keuangan/kekayaan negara maupun yang bukan dokumen keuangan/kekayaan

negara, serta sistem pengelolaannya.

2.  Keberlanjutan pelaksanaan Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) dan proyek non‐

konstruksi yang belum selesai pada saat pengakhiran masa tugas yang dibiayai sumber

APBN maupun non pemerintah.

3.  Status penanganan permasalahan hukum perdata dan tata usaha negara yang belum

berkekuatan hukum tetap.

Page 121: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 121/122

Rencana  Aksi  Rehabilitasi  dan Rekonstruksi  Pascabencana Gempa Bumi 

 di  Provinsi   Jawa Barat  dan Kabupaten Cilacap Provinsi   Jawa Tengah 

Tahun 2009 ‐ 2011 

111

 

4.  Status pemrosesan sertifikasi tanah untuk kepentingan umum dan relokasi perumahan

yang dibangun Pemerintah maupun pihak lainnya.

5.  Status pemenuhan kewajiban pajak, bea masuk dan cukai yang terhutang; dan

6.  Tindakan yang sudah dan/atau masih perlu dilakukan guna menindaklanjuti temuan

pemeriksaan, baik yang 'berasal dari Satuan Pengawasan Internal Pemerintah maupun

dari Badan Pemeriksa Keuangan.

VI.7.3.  KESINAMBUNGAN PEMULIHAN PASCA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 

Strategi pengakhiran masa tugas Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi harus disusun

sesuai dengan siklus perencanaan dan penganggaran guna memastikan kesinambungan operasi

dan pemeliharaan asset rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai kewenangan lembaga berdasarkan

peraturan dan perundang‐undangan. Sesuai amanat Undang‐undang nomor 24 tahun 2007,

maka dalam situasi tidak terjadi bencana dan dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana,

Pemerintah Daerah diamanatkan untuk melaksanakan:

1.  Perencanaan penanggulangan bencana, melalui pengenalan dan pengkajian ancaman

bencana, melakukan kajian analisis risiko bencana, melakukan analisis kerentanan dan

Kapasitas daerah dan masyarakat dalam penanggulangan bencana, identifikasi tindakan

pengurangan risiko bencana dan penyusunan dokumen RPB dan RAD PRB.

2.  Pengurangan faktor‐faktor penyebab risiko bencana, melalui pengendalian dan

pelaksanaan penataan ruang melalui review tata ruang berbasis mitigasi bencana,

pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam RPJMD, RKPD, RKA‐SKPD dan

RTRW.

3.  Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana dan Kesiapsiagaan melalui

penyelenggaraan pendidikan pengurangan risiko bencana ke dalam sistem pendidikan

formal dan informal dan penyelenggaraan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat 

di daerah rawan bencana.

4.  Membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah di tingkat Provinsi dan

Kabupaten/Kota yang rawan bencana, sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 46

tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah, dan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana nomor 3 tahun

2008 tentang Pedoman Pembentukan Badan Penanggulangan Benacana Daerah.

a)  Mengalokasikan anggaran penanggulangan bencana dari sumber APBD secara

memadai.

Page 122: Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

8/2/2019 Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cilacap

http://slidepdf.com/reader/full/rencana-aksi-rehabilitasi-rekonstruksi-pascabencana-gempa-di-provinsi-jawa 122/122

b)  Berdasarkan potensi bencana, pencegahan dan pengurangan risko bencana,

mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah melalui mekanisme perijinan dan

persyaratan teknis pembangunan sesuai kewenangan lembaga yang terkait.