manajemen rehabilitasi dan rekonstruksi … · 4.dalam pelaksanaan pemulihan wilayah pascabencana,...
TRANSCRIPT
1
Disampaikan oleh :
Ir. Harmensyah., Dipl, SE, MM
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, BNPB
Bali, 21 Februari 2018
Sidang Komisi
Sendai Framework for DRR2015-2030
1. Internalisasi pengurangan risiko bencana
dalam kerangka pembangunan
berkelanjutan di pusat dan daerah, 2. Penurunan tingkat kerentanan terhadap
bencana, dengan Peningkatan kualitas hidup masyarakat di daerah pascabencana, melalui percepatan penyelesaian rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pascabencana alam;
3. Peningkatan kapasitas pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam penanggulangan bencana.
ST
RA
TE
GI
NAWACITA Nomor 7: Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor- sektor strategis ekonomi domestik.
SASARAN
Menurunnya indeks risiko bencana pada
pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi.
PENANGGULANGAN BENCANA
PRIORITAS
PROGRAM PB
Memperkuat kapasitas seluruh Kab/Kota di Indonesia sesuai dengan ancaman bencana masing-masing
Memperkuat kapasitas di 136 Kab/Kota yang merupakan Pusat Pertumbuhan Ekonomi dan memiliki Indeks Risiko Bencana tinggi
TANGGUH
Perpres 2/2015RPJMN 2015-2019
SENDAI FRAMEWORK
Undang-UndangNo. 24 Tahun 2007
• Penanggung jawab utama PB adalah Pemerintah dan Pemerintah Daerah.• Koordinasi tingkat pusat oleh BNPB dan tingkat daerah oleh BPBD
Mulai tahun 2015
“Hibah Pemerintah Daerah dalam
Rangka Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pascabencana”
PP Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 188/PMK.07/2012 tentang Hibah DariPemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah
PMK Nomor 162/PMK.07/2015, Junto PMK Nomor 155/PMK.07/2016 tentangHibah dari Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam RangkaBantuan Pendanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan Kepala BNPB
DASAR HUKUM (REGULASI) REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
• PP No.21/2008, tentang Penyelenggaraan PB • PP No.22/2008, tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan• PP No.23/2008, tentang Peran Serta Lembaga Internasional
• Peraturan BNPB No. 05/2017, Penyusunan Rencana RR Pascabencana• Peraturan BNPB No. 06/2017, Penyelenggaraan RR Pascabencana• Perka BNPB No. 05/2012, Pedoman Monev Pelaksanaan RR Pascabencana • Perka BNPB No. 04/2015, Hibah Dari Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah
Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan RR Pascabencana • Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) Hibah Dari Pemerintah Pusat Kepada
Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana.
1. Pengembangan data, informasi, dan pengetahuan kebencanaan
2. Penguatan kebijakan dan regulasi berbasis kajian penanggulangan bencana
3. Penataan ruang di kawasan rawan dan pasca bencana
1. Peningkatan kemampuanaparat dalam penanggulangan bencana
2. Peningkatan kesiapasiagaan dan ketangguhan masyarakat
3. Peningkatan peran serta relawan bencana
1. Pengembangan Sistem Peringatan dini2. Penyediaan Logistik dan Peralatan
Kebencanaan3. Pembangunan infrastruktur mitigasi bencana
1. Peningkatan Kualitas penanganan darurat
2. Peningkatan dan Pemulihan daerah pascabencana
PN : Prioritas Nasional
PP : Proyek Prioritas
KP : Kegiatan Prioritas
Sinergi Kelembagaan:BNPB, Kemendagri, ATR/BPN, BIG,
LIPI, KESDM, BMKG, KKP,
KemenPUPR
Sinergi Kelembagaan:BNPB, KLHK, Kemendagri,
Kemensos, Basarnas,
Kemendes PDTT, ATR/BPN
Sinergi Kelembagaan:BNPB, LAPAN, BPPT, Kementerian PU-PR,
KLHK, Kemendes PDTT, Kementerian ESDM, Basarnas, BMKG
Sinergi Kelembagaan:BNPB, Kemensos, Kemenkes, Kemendikbud, KUKM,
Kemendag, Kementan, KemenPUPR, Basarnas
PENANGGULANGANBENCANA
Penguatan Kapasitas
Penanggulangan Bencana
Peningkatan Sarana dan Prasarana
Kebencanaan
PenangananDarurat dan Pemulihan
Pascabencana
PenguatanManajemen
Kebencanaan
1
3
524
PROGRAM PRIORITAS - 5
PENANGGULANGAN BENCANA
RPJMN
Terpulihkannya Kehidupan dan Penghidupan Masyarakat Korban Bencana(Build Back Better Berbasis Pengurangan Risiko Bencana)
DEPUTI BIDANG REHABILITASI & REKONSTRUKSI• Perumusan Kebijakan Umum• Pengkoordinasi dan Pelaksanaan Kebijakan Umum• Hubungan Kerja dan Monev
Direktorat Penilaian Kerusakan
• Pedoman RR
• Fasilitasi Jitupasna & Rencana RR
• Fasilitasi Bantuan Hibah
• Dukungan Manajemen
Direktorat PP Fisik
• Pedoman RR Fisik
• Pendampingan RR (QA, Bimtek)
• Pelaporan dan Monev RR
• Dukungan Manajeman
Direktorat PP Sosial Ekonomi
• Pedoman RR Sosek
• Pendampingan RR Sosek
• Pengukuran Tingkat Pemulihan
• Dukungan Manajemen
Pendampingan Terhadap Pemerintah Daerah (Kebijakan, Dana, SDM)Koordinasi dgn K/L sesuai kewenangannya
SEKTOR SUB SEKTOR
PERMUKIMAN PERUMAHAN DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN
INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DARAT, LAUT, UDARA, KERETA API, ENERGI (Listrik),
POS DAN TELEKOMUNIKASI,
SUMBERDAYA AIR (Pantai & Sungai), AIR BERSIH DAN SANITASI
SOSIAL KESEHATAN, PENDIDIKAN, AGAMA
BUDAYA DAN BANGUNAN BERSEJARAH
LEMBAGA SOSIAL
EKONOMI PERTANIAN, PETERNAKAN, PERKEBUNAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN
INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
PERDAGANGAN (PASAR), PARIWISATA
LINTAS SEKTOR PEMERINTAHAN, KETERTIBAN DAN KEAMANAN
KEUANGAN/PERBANKAN, LINGKUNGAN HIDUP DAN PRB
RUANG LINGKUP REHABILITASI & REKONSTRUKSI
FISIK
DAN
NON FISIK
OUTPUT(HASIL)
OUTCOME(MANFAAT)
IMPACT(PENCAPAIAN
TUJUAN )
Kerusakan Kerugian Gangguan
Akses Gangguan
Fungsi Peningkatan
Risiko
Pembangunan
Penggantian
Penyediaan Bantuan
Pemulihan Fungsi
Pengurangan RisIko
INPUT
JITUPASNA
Renaksi/Proposal
Alokasi Dana
Pelaksanaan & Pelaporan
Monev
PROSES
Kebutuhan:
Akibat:
• ekonomi dan fiskal
• sosial budaya, politik
• pembangunan manusia
• kualitas lingkungan.
Dampak:
“Build Back Better and Safer”
VERIFIKASI
PROSES BISNIS REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA
Indeks PemulihanPascabencana
(Ina-PDRI)
Terukur
Pem-Bangun-
nan Berkelan
- jutan
9
Rencana RR Dalam Perencanaan Pembangunan
1.Akurasi, validasi, pemutakhiran data dan informasi sangat penting dalam proses
rehablitasi dan rekonstruksi pascabencana.
2. Sejak awal mulai tahap perencanaan sampai pelaksanaan, BNPB dan BPBD memperkuat
koordinasi dengan kementerian/lembaga, SKPD dan pemangku kepentingan untuk
komitmen pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.
3. Konsistensi dibangun sejak tahapan penilaian akibat bencana, perkiraan kebutuhan,
penyusunan rencana aksi, pelaksanaan program kegiatan dan pengendalian rehabilitasi
rekonstruksi pascabencana.
4. Dalam pelaksanaan pemulihan wilayah pascabencana, baik pemulihan sarana prasaran
fisik dan penguatan perekonomian masyarakat terkena bencana melalui
pendampingan dan program pemberdayaan masyarakat.
5. Pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana fisik harus memperhatikan aspek
mitigasi bencana dengan memenuhi persyaratan building code dari struktur bangunan
tahan gempa yang berlaku.
Prinsip Dalam Penyusunan Rencana RR
SEKTOR, SUB SEKTOR, KEGIATAN
INDIKASI KEBUTUHAN INDIKASI SUMBER PENDANAAN
JUMLAH(Unit)
LOKASI/SASARAN
INDIKASIBIAYA
APBN APBD ProvAPBD
Kab/KotaNon
Pem’tah
PERUMAHAN
INFRASTRUKTUR
SOSIAL
EKONOMI
LINTAS -SEKTOR
JUMLAH
Diverifikasi dan divalidasikonsistensinya terhadap data
kerusakan
Renaksi RR disepakati bersama antara BNPB/BPBD, K/L/SKPD wilayah terdampak dan ditetapkan oleh Kepala Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kepala BNPBAPBN-K/L : sesuai dengan kewenangan (Pusat)APBN-Hibah : hanya untuk kewenangan daerah, prioritas, dan menutup gap yg tidak dapat didanai
APBD, maksimal didanai dalam 3 tahun anggaran.
Diusulkan sesuai kewenangan, untuk diproses lebih lanjut sesuai
mekanisme perencanaan dan penganggaran
KEBUTUHAN DAN PENDANAAN
1. Kerusakan akibat bencana, yang terjadi maksimal 2 tahun sebelum usulan/proposal
2. Sebagai pendukung strategis ekonomi daerah terkena bencana.
3. Untuk kegiatan mitigasi dan/atau peningkatan selektif yang secara teknis harus segera ditangani.
4. Tidak ada duplikasi pembiayaan.
5. Cepat dan segera bermanfaat.
6. Berupa stimulus untuk aset non pemerintah.
7. Bukan untuk kegiatan penguatan kelembagaan.
8. Status penanganan sesuai dengan kewenangan (pusat, provinsi dan kabupaten/kota).
KRITERIA BANTUAN PENDANAANREHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA
PERSYARATAN USULAN BANTUAN PENDANAANREHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA
1. Data administrasi (nama provinsi/kabupaten/kota, judul proposal, nilai usulan dan permintaan dana bantuan, serta data pengirim).
2. Status kelembagaan BPBD wajib dalam bentuk Peraturan Daerah.
3. Pernyataan terjadi bencana dari bupati/walikota yang bermaterai Rp.6.000,- yang didukung dengan data-data pendukung: media massa/foto-foto/laporan kejadian bencana.
4. Surat usulan ditandatangani gubernur/bupati/walikota sesuai kewenangannya.
5. Usulan dari pemerintah provinsi harus dilengkapi surat pernyataan terjadinya bencana dari bupati/walikota yang terdampak.
Lanjutan.....
6. Usulan dari pemerintah kabupaten/kota sudah harus didukung dengan surat rekomendasi gubernur yang asli dan ditandatangani oleh gubernur. Jika rekomendasi gubernur secara kolektif (lebih dari satu kabupaten/kota) dapat berupa fotokopi.
7. Rekapitulasi usulan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana meliputi nama kegiatan, lokasi, volume, satuan, harga satuan dan total anggaran yang ditandatangani oleh Kepala Pelaksana BPBD.
8. Sudah menyelesaikan Laporan Akhir dan Berita Acara Serah Terima Aset (BAST) serta kewajiban akuntabilitas lainnya, sesuai dengan ketentuan, bagi pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang pernah mendapatkan dana bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.
9. Kajian kebutuhan pascabencana (Jitupasna) dan renaksi.
10. Memuat data profil wilayah, time series PDRB, APBD, PAD, RTRW kabupaten/kota, profil kelembagaan BPBD, standar biaya daerah, monografi desa dan kecamatan, peta.
PEMBERIAN HIBAHPem.Prov/Kab/Kota BNPB KemenKeu
MEKANISME PEMBERIAN HIBAH1. Kepala BNPB mengusulkan besaran hibah dan daftar nama Pemerintah Daerah yang diusulkan
sebagai penerima hibah kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, berdasarkan hasil verifikasi dan tembusan SPP BA-BUN 999.02.
2. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan menerbitkan Surat Penetapan Pemberian Hibah (SPPH) kepada masing-masing Pemerintah Daerah berdasarkan usulan Kepala BNPB.
3. Berdasarkan SPPH, Pemerintah Daerah berkoordinasi dengan BNPB menyusun RKA sesuai dengan besaran hibah yang ditetapkan. RKA disusun sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan oleh BNPB.
4. RKA beserta dokumen pendukung disampaikan oleh KPA kepada PPA, selanjutnya PPA menyusun RDP berdasarkan:
• RKA yang disusun oleh KPA;
• SPP BA BUN 999.02; dan
• Surat Penetapan Pemberian Hibah.
5. PPA menyampaikan RDP kepada Direktur Jenderal Anggaran untuk proses penyusunan dan pengesahan DIPA.
6. Perjanjian Hibah Daerah (PHD) antara Dirjen PK dengan Kepala Daerah
MEKANISME PENGANGGARAN HIBAH DALAM APBD
MEKANISME PENGANGGARAN HIBAH DALAM APBD1. Pemerintah Daerah menganggarkan penerimaan hibah pada lain-lain pendapatan dalam APBD
2. Pemerintah Daerah menganggarkan penggunaan hibah sebagai belanja dalam APBD berdasarkan SPPH dan RKA, serta mencantumkannya dalam DPA Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) penerima hibah
3. Dalam hal PHD mempersyaratkan adanya dana pendamping atau kewajiban lainnya, Pemerintah Daerah wajib menganggarkan dalam APBD.
4. Pemerintah Daerah dapat melakukan perubahan RKA yang disebabkan antara lain:
• perubahan lingkup kegiatan;
• luncuran dari sisa dana kegiatan tahun sebelumnya.
5. Dalam hal SPPH diterima setelah APBD ditetapkan, penggunaan dana hibah dapat dilaksanakan setelah Gubernur/Bupati/Walikota melakukan perubahan atas Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota mengenai penjabaran APBD dan memberitahukan kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Perubahan atas Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota) dituangkan dalam DPA untuk kemudian dianggarkan dalamAPBD-Perubahan.
6. Dalam hal SPPH diterima setelah APBD-Perubahan ditetapkan, penggunaan dana hibah dapat dilaksanakan setelah Gubernur/Bupati/Walikota melakukan perubahan atas Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota mengenai penjabaran APBD-Perubahan dan memberitahukan kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Perubahan atas Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota dituangkan dalam DPA untuk kemudian dilaporkan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
PENYALURAN HIBAHPem.Prov/Kab/Kota BNPB KemenKeu
DPA Usulan Penyaluran
Surat PertimbanganSPP, SPM, SP2D HibahUsulan Penyaluran
Surat Pertimbangan
R KUNR KUD
Pelaksanaan Anggaran
12 3
4
5
6
7
8
MEKANISME PENYALURAN HIBAHPenyaluran hibah dimulai setelah penerimaan hibah dituangkan dalam DPA BPBD
Provinsi/Kabupaten/Kota penerima hibah.
1. Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan surat permintaan pertimbangan penyaluran kepadaKepala BNPB c.q. Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dengan melampirkan dokumensebagai berikut:
• Fotokopi DPA-BPBD Provinsi/kabupaten/Kota sesuai PHD
• RKA Penggunaan Hibah asli
• Fotokopi SPTJM
• Fotokopi SK Kepala Daerah tentang penunjukkan pejabat perbendaharaan (SK Pejabat pengelolakeuangan di BPBD yaitu KPA, PPK, PPTK
• Surat Pernyataan Kesanggupan melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
• Fotokopi sertifikat pengadaan barang/jasa PPK;
• Fotokopi surat pernyataan dari Kepala Pelaksana BPBD terkait paket- paket pekerjaan yangdirencanakan tidak terdapat duplikasi pembiayaan baik APBN maupun APBD
MEKANISME PENYALURAN HIBAH (Lanjutan)2. BNPB melakukan verifikasi secara teknis dan substantif sebagai dasar untuk menerbitkan surat
pertimbangan penyaluran yang akan disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota. Verifikasidilakukan secara terbatas terhadap kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan pada butir 1
3. Apabila surat pertimbangan penyaluran telah disetujui oleh BNPB, maka kepala daerah atau pejabatyang diberi kuasa menyampaikan surat permintaan penyaluran hibah kepada DJPK dilengkapi dengandokumen pendukung sebagai berikut :
• SPTJM;
• Berita Acara Pembayaran (BAP) ;
• Surat Pertimbangan Penyaluran Hibah dari BNPB;
• Dokumen lain yang dipersyaratkan dalam Perjanjian Hibah Daerah (PHD).
4. Berdasarkan surat permintaan penyaluran hibah, KPA menerbitkan dan menyampaikan SuratPermintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada KPPN untuk diterbitkanSurat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sebagai dasar transfer dana dari RKUN ke RKUD.
5. Pemerintah Daerah menyampaikan kuitansi/tanda terima kepada Direktorat Jenderal PerimbanganKeuangan paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah dana tersebut diteri
Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana sektor perumahan berbasis pada komunitas dirancang dengan strategi pengorganisasian masyarakat dan bertumpu pada inisiatif, prakarsa masyarakat yang tidak meninggalkan kearifan lokal.
Pemberian bantuan rumah masyarakatmerupakan bantuan pemerintah sebagai stimulan untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya
Build Back Better And Safer(Membangun Kembali Lebih Baik & Lebih Aman)
DUKUNGAN PEMERINTAH KEPADA PEMERINTAH DAERAHREHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA
Pendampingan
Pengkajian Kebutuhan
Pascabencana (Jitupasna) dan
Penyusunan Rencana RR
Pendampingan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pascabencana
Mempertemukan Petani dengan Pelaku Usaha dalam Festival Kopi Karo Tahun
2017
SISTEM DATA DAN INFORMASI
KEDEPUTIAN BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
PORTAL RRAPLIKASI
E-PELAPORAN
APLIKASI
MAPPING ASET
Layanan data dan
informasi terkait
monev pelaporan
triwulan dan laporan
akhir dana hibah RR
Layanan satu pintu
sistem data dan
informasi rehabilitasi
dan rekonstruksi
pascabencana
memuat : Profil
Organisasi,
Manajemen RR,
Dokumentasi,
Publikasi, Arsip, dan
Link System Aplikasi
Bidang RR
Layanan data dan
informasi aset hasil
kegiatan RR fisik -
dana bantuan RR
APLIKASI
KEARSIPAN
Layanan data dan
informasi persuratan
di lingkungan
Keduptian RR
APLIKASI
E-ASSET
Layanan data dan
informasi terkait
Aset kegiatan RR
APLIKASI
E-PROPOSAL
Layanan perencanaan
usulan Dana Bantuan
RR Pascabencana
ASET DANA HIBAH REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI TA 2015...
Jembatan Jalan Bangunan PengamanIrigasi
(daerah irigasi dan saluran)
BendunganPermukiman
ListrikRumah PSU Masjid Gereja
49 unit144 ruas (±720km)
435 ruas 59 DI 9 unit 6919 unit 17 paket 6 titik 3 unit 2 unit
Aset Hasil Dana Hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi TA. 2015 - 2016
Rp1.498.652.391.100
ASET DANA HIBAH REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI TA 2016...
Jembatan JalanBangunan Pengaman
Irigasi(daerah irigasi dan saluran)
Bendungan
Permukiman
Puskesmas Kantor
Sekolah
Rumah PSU SD SMP SMU Masjid Gereja
62 unit 81 ruas (±405km) 326 ruas 51 DI 8 unit 120 unit 4 paket 8 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 5unit 1 unit
Rp 747.225.000.000
Jembatan Jalan Bangunan PengamanIrigasi
(daerah irigasi dan saluran)
Permukiman
Puskesmas
Sekolah
Rumah PSU SD
26 unit 25 ruas (±125km) 122 ruas 22 DI 2378 unit 3 paket 4 unit 7 unit
Rp 616.710.690.000
Dana Hibah RR TA 2017 Tahap II dalam proses tahap perencanaan
Jembatan JalanBangunan Pengaman
Irigasi(daerah irigasi dan
saluran)Bendungan
Permukiman
Puskesmas Kantor
Sekolah
Rumah PSU SD SMP SMU
62 unit100 ruas
(±500km)29 ruas 51 DI 1 unit 9532 unit 1073 paket 9 unit 8 unit 2 unit 1 unit 2 unit
Rp 1.701.140.640.000
Dana Hibah RR TA 2017 Tahap I dalam proses pelaksanaan rekonstruksi
Aset Hasil Dana Hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi TA. 2017 Tahap I & II
PERMASALAHAN - PERMASALAHAN
No Permasalahan
1. Dokumen kajian kebutuhan pascabencana dan rencana RR pascabencana harus diselesaikan secara cepat yang dimulai sejak status tanggap darurat untuk semua kejadian bencana (massif maupun sektor tertentu).
Penyusunan Jitupasna & Rencana RR Pascabencana utamanya tanggungjawab Pemda (Prov/Kab/Kota) terdampak bencana & Pemerintah (BNPB) yang berfungsi dalam pendampingan.
Rehab-rekons harus dilakukan segera setelah tanggap darurat, selesai berimplikasi pada percepatan penyiapan dokumen Jitupasna dan Rencana RR sebagai bahan perencanaan dan penganggaran yang belum didukung secara optimal sumber daya (tenaga, peralatan & anggaran) Pemda.
2. Implementasi aplikasi e-jitupasna dalam rangka percepatan penyusunan dokumen Jitu pasna dan renaksi belum optimal.
3. Kelengkapan usulan/proposal dari Pemda masih banyak yang belum sesuai ketentuan.
Usulan dana bantuan RR Pascabencana disampaikan melalui aplikasi e-proposal.
Ketidaklengkapan dokumen usulan dari Pemda menyebabkan terhambatnya bantuan dana hibah RR sehingga pelayanan RR bagi masyarakat kurang optimal.
No Permasalahan
4. Penuntasan pemulihan pascabencana masif masih rendah dibawah 40%. Disebabkan masih belum maksimalnya:
Komitmen K/L terhadap pendanaan sektoral kewenangan K/L terkait yang telah disepakati dan dituangkan dalam rencana RR
Kurangnya komitmen Pemda terkait dalam penyediaan APBD.
Perlu secara aktif untuk mencari pendanaan dari sumber masyarakat dan dunia usaha.
5. Masih banyaknya Pemda terdampak bencana sektor tertentu yang belum terfasilitasi bantuan dana RR sehingga masih banyaknya kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pada asset yang menjadi kewenangan Pemda belum tertangani.
Banyaknya Pemda terdampak bencana sektor tertentu yang belum terfasilitasi bantuan dana RR karena ketersediaan dana cadangan pemerintah untuk PB khususnya RR masih terbatas.
Sharing budgeting antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah belum terlaksana secara optimal karena kebijakan anggaran Kepala Daerah dan DPRD belum menganggap prioritas sehingga APBD yang dialokasikan pada BPBD khususnya untuk pemulihan pascabencana sangat minim, untuk itu sebagian besar Pemda masih bergantung pada bantuan Pusat.
6. Terhambatnya kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sektor permukiman (relokasi).
Kelambatan dalam penyelesaian rehabilitasi dan rekonstruksi sektor permukiman (relokasi) disebabkan oleh tidak tersedianya lahan yang dimiliki oleh Pemda setempat.
Alternatif lain lahan adalah kawasan hutan, namun terhambat oleh aturan ijin alih fungsi lahan(prosesnya lama).
No Permasalahan
7. Masih banyaknya daerah yang belum optimal dalam melaksanakan kegiatan RR dengan prinsip membangun lebih baik dan lebih aman (Bulid Back Better and Safer).
Dengan belum optimalnya pelaksanaan prinsip RR yaitu membangun lebih baik dan lebih aman maka akan mengakibatkan hasil RR khususnya yang berupa bangunan dan infrstruktur, apabila terjadi bencana bangunan tersebut rusak kembali
8. Kegiatan RR Pascabencana belum optimal terutama dalam kepatuhan terhadap pelaporan
dan ketepatan waktu penyelesaian kegiatan. Hal ini disebabkan oleh pergantian atau
mutasi personil BPBD yang sudah mendapatkan pelatihan sedangkan kegiatan /pekerjaan
sedang berjalan.
9. Kebutuhan pemulihan dan peningkatan sosial ekonomi belum menjadi prioritas dibanding
kebutuhan yang bersifat fisik (infrastruktur) bagi Pemda, padahal akibat bencana tersebut
dapat menyebabkan tergangguannya aktivitas perekonomian daerah dan masyarakat
sehingga berimplikasi pada tehambatnya target pertumbuhan ekonomi
Kebutuhan sosek belum menjadi perioritas oleh Pemda karena proses pemulihan yang
dianggap cukup panjang (kurang lebih 2 tahun) dan memerlukan pendampingan intensif
untuk mendorong kemajuan sosial ekonomi masyarakat.
TERIMA KASIH
Badan Nasional Penanggulangan BencanaJl. Pramuka Kav.38 Jakarta Timur
Telp. : 021-3458400
Fax. : 021-3458500
Email : [email protected]
Website : www.bnpb.go.id
Facebook : www.facebook.com/bnpb.indonesia
Twitter : @BNPB_Indonesia
YouTube : BNPB Indonesia
RENCANA KERJA (RENJA)
TA. 2018
RENCANA KERJA DIT. PENILAIAN KERUSAKAN
Vol Satuan
3888 11.274.000.000
001 2 Rekomendasi Pusat/Daerah 11.274.000.000
Rekomendasi Bantuan Pendanaan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
1 Rekomendasi Pusat 10.374.000.000
051 Melaksanakan Inventarisasi dan Verifikasi
Kebutuhan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pascabencana
70 Lokasi Daerah 4.671.500.000
052 Menyusun Kajian Kebutuhan Rehabilitasi
dan Rekonstruksi Pascabencana (Jitu-Pasna)
5 Kajian Daerah 1.207.000.000
053 Menyusun Rekomendasi Penyaluran
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
1 Dokumen Pusat 2.433.000.000
054 Melaksanakan Bimbingan Teknik
Penyusunan Rencana Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pascabencana
3 Lokasi Pusat/Daerah 2.062.500.000
Rekomendasi Kebijakan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pascabencana
1 Rekomendasi Pusat/Daerah 900.000.000
051 Melaksanakan Koordinasi Kebijakan Sektoral
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
4 Dokumen Pusat/Daerah 900.000.000
LokasiPagu 2018
(Rp.)Kode Kegiatan/Output/Komponen
Keluaran
Penilaian Kerusakan dan Kerugian Akibat Bencana
Rekomendasi Bantuan Pendanaan dan Kebijakan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
RINCIAN RENJA DIT. PENILAIAN KERUSAKAN
Vol Satuan
3888 11.274.000.000
001 Jumlah rekomendasi Bantuan Pendanaan dan
Kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pascabencana
2 Rekomendasi 11.274.000.000
Rekomendasi Bantuan Pendanaan Rehabilitasi
dan Rekonstruksi Pascabencana
Jumlah rekomendasi bantuan Pendanaan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
1 Rekomendasi 10.374.000.000
051 Melaksanakan Inventarisasi dan Verifikasi
Kebutuhan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pascabencana
Jumlah lokasi kegiatan verifikasi kebutuhan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
70 Lokasi 4.671.500.000 Komponen
Utama
052 Menyusun Kajian Kebutuhan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pascabencana (Jitu-Pasna)
Jumlah kajian kebutuhan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pascabencana
5 Kajian 1.207.000.000 Komponen
Utama
053 Menyusun Rekomendasi Penyaluran
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
Jumlah dokumen penyaluran Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pascabencana
1 Dokumen 2.433.000.000 Komponen
Utama
054 Melaksanakan Bimbingan Teknik Penyusunan
Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pascabencana
Jumlah lokasi bimbingan teknis penyusunan
rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pascabencana
3 Lokasi 2.062.500.000 Komponen
Pendukung
Rekomendasi Kebijakan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pascabencana
Jumlah Rekomendasi Kebijakan Rehabilitasi
dan Rekonstruksi Pascabencana
1 Rekomendasi 900.000.000
051 Melaksanakan Koordinasi Kebijakan Sektoral
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
Jumlah dokumen koordinasi kebijakan sektoral
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
4 Dokumen 900.000.000 Komponen
Utama
Keterangan
Penilaian Kerusakan dan Kerugian Akibat Bencana
Rekomendasi Bantuan Pendanaan dan Kebijakan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
KeluaranKode Indikator Sasaran KegiatanKegiatan/Output/Komponen
Pagu 2018
(Rp.)
RENCANA KERJA DIT. PEMULIHAN PENINGKATAN FISIK
Vol Satuan
3884Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Prasarana Fisik di Wilayah Pasca Bencana 12.500.000.000
001 2 Dokumen Pusat/Daerah 9.000.000.000
051 Melaksanakan Koordinasi RR Bidang Fisik 1 Dokumen 4.500.000.000
052 Melaksanakan Monev dan Supervisi
pelaksanaan RR bidang Fisik
3 Lokasi Regional Barat,
Tengah & Timur
4.500.000.000
002 3 Lokasi Daerah 3.500.000.000
051 Melaksanakan Pendampingan RR Bidang
Fisik
3 Lokasi Pidie Jaya,
Garut, dan Karo
3.500.000.000
Kode Kegiatan/Output/KomponenKeluaran
LokasiPagu 2018
(Rp.)
Layanan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pascabencana Bidang Fisik
Dokumen Rekomendasi Kebijakan Rehabilitasi
dan Rekonstruksi Pascabencana Bidang Fisik
RINCIAN RENJA DIT. PEMULIHAN PENINGKATAN FISIK
Vol Satuan
3884 12.500.000.000
001 Jumlah kegiatan monitoring dan evaluasi 2 Dokumen 9.000.000.000
051 Melaksanakan Koordinasi RR Bidang Fisik Jumlah Dokumen Pelaksanaan Koordinasi RR
Bidang Fisik
1 Dokumen 4.500.000.000 Komponen
Utama
052 Melaksanakan Monev dan Supervisi
pelaksanaan RR bidang Fisik
Jumlah Lokasi Monev dan Supervisi
pelaksanaan RR bidang Fisik
3 Lokasi 4.500.000.000 Komponen
Utama
002 Jumlah Lokasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pascabencana Bidang Fisik
3 Lokasi 3.500.000.000
051 Melaksanakan Pendampingan RR Bidang Fisik Jumlah Lokasi Pendampingan RR Bidang Fisik 3 Lokasi 3.500.000.000 Komponen
Utama
Kode Kegiatan/Output/Komponen Indikator Sasaran KegiatanKeluaran Pagu 2018
(Rp.)Keterangan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Prasarana Fisik di
Wilayah Pasca Bencana Dokumen Rekomendasi Kebijakan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pascabencana Bidang Fisik
Layanan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
Bidang Fisik
RENCANA KERJA DIT. PEMULIHAN PENINGKATAN SOSEK
Vol Satuan
3885 37.000.000.000
001 38 Lokasi 21.060.000.000
Layanan pendampingan pemulihan
ekonomi di daerah pascabencana
10 Lokasi 14.895.000.000
51 Memberikan Pendampingan ekonomi di
daerah pasca bencana
10 Lokasi Daerah 14.060.000.000
52 Menyusun kajian kebutuhan komoditas lokal 15 Lokasi Pusat 835.000.000
Layanan pembinaan pendampingan
pemulihan ekonomi di daerah pascabencana
8 Lokasi 4.000.000.000
51 Melaksanakan Pembinaan pendampingan
pemulihan ekonomi di daerah pasca
8 Lokasi Daerah 4.000.000.000
Layanan dukungan pemasaran hasil
pendampingan pada kelompok terdampak
5 Lokasi 2.165.000.000
051 Menyelenggarakan Dukungan Pemasaran
pada kelompok Terdampak Bencana
5 Lokasi Pusat 2.165.000.000
002 12 Lokasi 7.560.000.000
051 Melaksanakan Pendampingan Sosial di
wilayah Pascabencana
10 Lokasi Pidie 6.560.000.000
052 Menyelenggarakan Gelar Budaya di wilayah
Pascabencana
2 Lokasi Pusat 1.000.000.000
003 5 Dokumen 8.380.000.000
051 Melaksanakan monitoring dan evaluasi
pemulihan sosial ekonomi daerah pasca
1 Dokumen Pusat 2.000.000.000
052 Menyusun Indeks Pemulihan Pascabencana 1 Dokumen Pusat 1.000.000.000
053 Menyusun Rencana Pemulihan Sebelum
Terjadi Bencana (Pre-Recovery Planning)
2 Dokumen Pusat 2.500.000.000
054 Melaksanakan Koordinasi Pemulihan Bidang
Sosial Ekonomi
1 Dokumen Pusat 2.880.000.000
Kode Kegiatan/Output/KomponenKeluaran
LokasiPagu 2018
(Rp.)
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Sosial Ekonomi di
Wilayah PascabencanaLayanan pemulihan dan peningkatan ekonomi di
Layanan Pemulihan dan Peningkatan Sosial di
Daerah Pascabencana
Dokumen Rekomendasi Kebijakan Pemulihan
Ekonomi dan Sosial Budaya di Daerah Pasca
RINCIAN RENJA DIT. PEMULIHAN PENINGKATAN SOSEK
Vol Satuan
3885 37.000.000.000
001 Jumlah Lokasi Pemulihan dan Peningkatan
Ekonomi di Daerah Pascabencana
38 Lokasi 21.060.000.000
Layanan pendampingan pemulihan ekonomi di
daerah pascabencana
Jumlah daerah yang mendapatkan layanan
pendampingan
10 Lokasi 14.895.000.000
51 Memberikan Pendampingan ekonomi di daerah
pasca bencana
Jumlah lokasi pemberian bantuan pemulihan
ekonomi di daerah pascabencana
10 Lokasi 14.060.000.000 Prioritas
Nasional 52 Menyusun kajian kebutuhan komoditas lokal jumlah lokasi kajian kebutuhan komoditas lokal 15 Lokasi 835.000.000 Komponen
Utama
Layanan pembinaan pendampingan pemulihan
ekonomi di daerah pascabencana
Jumlah daerah yang mendapatkan layanan
pembinaan pendampingan
8 Lokasi 4.000.000.000
51 Melaksanakan Pembinaan pendampingan
pemulihan ekonomi di daerah pasca bencana
Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kegiatan
Pendampingan Ekonomi
8 Lokasi 4.000.000.000 Komponen
UtamaLayanan dukungan pemasaran hasil
pendampingan pada kelompok terdampak
Jumlah layanan pemasaran 5 Lokasi 2.165.000.000
051 Menyelenggarakan Dukungan Pemasaran pada
kelompok Terdampak Bencana
Jumlah lokasi kegiatan dukungan pemasaran
terhadap kelompok Terdampak bencana
5 Lokasi 2.165.000.000 Komponen
Utama002 Jumlah Lokasi Pemulihan dan Peningkatan
Sosial di Daerah Pascabencana
12 Lokasi 7.560.000.000
051 Melaksanakan Pendampingan Sosial di wilayah
Pascabencana
Jumlah Lokasi Pelaksanaan Pendampingan
Sosial
10 Lokasi 6.560.000.000 Prioritas
Nasional 052 Menyelenggarakan Gelar Budaya di wilayah
Pascabencana
Jumlah Lokasi Pelaksanan Gelar Budaya 2 Lokasi 1.000.000.000 Komponen
Pendukung 003 Jumlah Dokumen Rekomendasi Kebijakan
Pemulihan Ekonomi dan Sosial Budaya di
5 Dokumen 8.380.000.000
051 Melaksanakan monitoring dan evaluasi
pemulihan sosial ekonomi daerah pasca
bencana
Jumlah Dokumen Laporan Kegiatan Monitoring
dan Evaluasi
1 Dokumen 2.000.000.000 Komponen
Utama
052 Menyusun Indeks Pemulihan Pascabencana Jumlah Dokumen Indeks Pemulihan
Pascabencana
1 Dokumen 1.000.000.000 Komponen
Pendukung 053 Menyusun Rencana Pemulihan Sebelum Terjadi
Bencana (Pre-Recovery Planning)
Jumlah Dokumen Rencana Pemulihan Sebelum
Terjadi Bencana
2 Dokumen 2.500.000.000 Komponen
Utama054 Melaksanakan Koordinasi Pemulihan Bidang
Sosial Ekonomi
Jumlah Dokumen laporan kegiatan koordinasi
bidang sosial ekonomi
1 Dokumen 2.880.000.000 Komponen
Utama
Kode Kegiatan/Output/Komponen Indikator Sasaran KegiatanKeluaran Pagu 2018
(Rp.)Keterangan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Sosial Ekonomi di
Wilayah PascabencanaLayanan pemulihan dan peningkatan ekonomi di
Daerah Pascabencana
Layanan Pemulihan dan Peningkatan Sosial di
Daerah Pascabencana
Dokumen Rekomendasi Kebijakan Pemulihan
Ekonomi dan Sosial Budaya di Daerah Pasca Bencana