relevansi judul referat dengan topik pembelajaran dan skdi

Upload: angela-elsynot

Post on 06-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

forensik

TRANSCRIPT

RELEVANSI JUDUL REFERAT DENGAN TOPIK PEMBELAJARAN DAN SKDI

Program Pendidikan dokter baik fase pre klinik maupun fase klinik dalam menyelenggarakan suatu proses pendidikan perlu adanya topik-topik pembelajaran yang menjadi acuan atau pegangan dalam menyusun sistem perkuliahan yang sistematis. Topik-topik tersebut tidak terlepas dari suatu Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Standar dari masing-masing komponen pendidikan tersebut harus selalu ditingkatkan secara berencana dan berkala mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran (medical science and technology), perkembangan ilmu dan teknologi pendidikan kedokteran kedokteran (medical education and technology) dan tuntutan masyarakat dalam pelayanan kesehatan. Salah satu cara dalam meningkatkan ilmu pengetahuan secara berkala adalah dengan pembuatan referat. Pada referat ini adapun masalah yang diangkat adalah trauma tumpul pada kepala khususnya perdarahan epidural / epidural hematom.Epidural hematom (EDH) adalah perdarahan yang terjadi pada daerah diantara sisi luar duramater dan sisi dalam dari cranium. Waktu antara benturan yang menyebabkan EDH dengan tanda klinis dari perdarahan intracranial biasanya singkat, kebanyakan dalam beberapa jam namun dalam sebagian pasien biasa muncul terlambat dalam beberapa hari. Ukuran dan luas EDH tergatung pada sumber perdarahan apakah vena atau arteri dan tergantung kekuatan lapisan luar duramater dan cranium.4,5

Dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012, trauma tumpul merupakan kompetensi 4 sedangkan perdarahan epidural masuk dalam kompetensi 2. Kompetensi 4 itu sendiri adalah seorang dokter diharapkan mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan laboratorium sederhana dan x-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas. Sedangkan kompetensi 2 adalah mampu membuat diagnosa klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan laboratorium sederhana dan x-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.