rekurent aftosa stomatitis

3
Rekurent Aftosa Stomatitis Menurut Langlais, dkk (2013) Rekuren Aftosa Stomatitis ditandai oleh ulser rekuren yang nyeri pada mukosa mulut. Meskipun penyebab pasti terjadinya rekuren aftosa stomatitis belum diketahui secara pasti, beberapa dari penelitian menujukkan bahwa adanya proses imunologi yang melibatkan aktivitas sitolitk yang diperantai sel T dan factor nekrosis tumor sebagai respon terhadap antigen leukosit atau antigen asing. Berdasarkan ukurannya, rekuren aftosa stomatitis diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu: a) aftosa minor Aftosa minor memiliki cirri-ciri ulser dangkal, berwarna abu-kuning, oval, berbatas jelas, berukuran kecil (diameternya kurang dari 1mm, biasanya sekitar 3-5 mm). tepi eritema yang menonjol mengelilingi pseudomembran fibronosis. Aftosa minor biasanya sembuh dengan spontan tanpa pembentukan jaringan parut dalam waktu 14 hari. Beberapa pasien mempunyai ulser multiple selama periode beberapa bulan. Pada kasus ini, ulser berada dalam berbagai tahapaneripsi dan penyembuhan, dan menimbulkan rasa sakit yang konstan. Meskipun belum ada obat yang secara total sukses untuk mengobati stomatitis aftosa, keadaan ini biasanya member respons terhadap pemberian

Upload: resti-ayu-indriana

Post on 14-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Menurut Langlais, dkk (2013) Rekuren Aftosa Stomatitis ditandai oleh ulser rekuren yang nyeri pada mukosa mulut. Meskipun penyebab pasti terjadinya rekuren aftosa stomatitis belum diketahui secara pasti, beberapa dari penelitian menujukkan bahwa adanya proses imunologi yang melibatkan aktivitas sitolitk yang diperantai sel T dan factor nekrosis tumor sebagai respon terhadap antigen leukosit atau antigen asing. Berdasarkan ukurannya, rekuren aftosa stomatitis diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:

TRANSCRIPT

Rekurent Aftosa StomatitisMenurut Langlais, dkk (2013) Rekuren Aftosa Stomatitis ditandai oleh ulser rekuren yang nyeri pada mukosa mulut. Meskipun penyebab pasti terjadinya rekuren aftosa stomatitis belum diketahui secara pasti, beberapa dari penelitian menujukkan bahwa adanya proses imunologi yang melibatkan aktivitas sitolitk yang diperantai sel T dan factor nekrosis tumor sebagai respon terhadap antigen leukosit atau antigen asing. Berdasarkan ukurannya, rekuren aftosa stomatitis diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu: a) aftosa minorAftosa minor memiliki cirri-ciri ulser dangkal, berwarna abu-kuning, oval, berbatas jelas, berukuran kecil (diameternya kurang dari 1mm, biasanya sekitar 3-5 mm). tepi eritema yang menonjol mengelilingi pseudomembran fibronosis. Aftosa minor biasanya sembuh dengan spontan tanpa pembentukan jaringan parut dalam waktu 14 hari. Beberapa pasien mempunyai ulser multiple selama periode beberapa bulan. Pada kasus ini, ulser berada dalam berbagai tahapaneripsi dan penyembuhan, dan menimbulkan rasa sakit yang konstan. Meskipun belum ada obat yang secara total sukses untuk mengobati stomatitis aftosa, keadaan ini biasanya member respons terhadap pemberian amlexanox 5% (Aphthasol), kortikosteroid topical, dan agen koagulasi serta kauterasi, selain menghindari makanan tertentu.

b) aftosa mayoraftosa mayor merupakan bentuk stomatitis aftosa yang berat, yang menghasilkan ulser lebih dalam, lebih besar (sama atau di atas 1 cm), dan lebih merusak, yang berlangsung lebih lama dan lebih sering kambuh dibandingkan dengan aftosa minor. Penangannya adalah dapat menggunakan steroid (topical, intralesi, atau sistemik) dapat mempercepat penyembuhan dan mengurangi jaringan parut.

c) ulser herpetiformisulserasi herpetiformis adalah varian yang jarang ditemukan pada stomatitis aftosa. Sifat yang paling mencolok dari penyakit ini adalah adanya erosi putih-abu abu yang banyak. Pada awalny, ulser berdiameter 1-2 mm dan timbul dalam kelompok 10 100 buah. Ulserasi herpetiformis sangat merespons pemberian larutan tetrasiklin, baik secara topical maupun sistemik, dan kondisi ini sering kali menghilang secara spontan setelah beberapa tahun.

Daftar PustakaLanglais, Robert P., dkk. 2013. Atlas Berwarna Lesi Mulut yang Sering Ditemukan Edisi 4. Jakarta: EGC. ISBN 987-979-044-459-1. Hal:172-174.