rekayasa lingkungan -...
TRANSCRIPT
JURNAL REKAYASA LINGKUNGANProgram Studi Teknik Lingkungan
Penanggung Jawab :
Ketua STTL'YLH'
Ketua Dewan Redaksi :
Diananto Prihandoko, ST., M.Si.
Deuan Redaksi :
Prof. Dr, lr. Chafid FandeliProf. Dr. lr. Sudarmadji, M.Eng, DipHE
Prof. Dr. lr- SuprantoDrs. Nasirudin, M.S.
Dr. lr. Nugroho
Administrasi Pelaksana :
lr. WuryaniArtiningsih
Alamat Redaksi :
Kampus 1 STTL "YLH"Jl. Janti Km. Gedongkuning, Yogyakarta
Telp./ Faks. :A274 - 566863E-mail : [email protected]
Website : www.sttl-ylh.ec. id
lr-
SaL
Tar
RekPad
I
I
EiTl-f.
PeBa
ISSN L4IL.3244
Edisi Yolume 11/ No. U 24fl
REKAYASA T I II G KU II GAIIJurna1 STTL "YLH" Yogyakarta
Diterbitkan oleh :
SEKOLAH TINGGI TEKNIK LINGKUNGAI\Terbit dua kali setahun
Daftar Isi :
Halaman
Pemanfaatan Limbah Buah-buahanSehagai Bahan Inokulan Hayati..... ....1 -11
Pengelolaan Sampah BerbasisMasyarakat,l{andiri, Produktif Dan Ramah LingkunganDi KotaYograkarta............. ............12 - 29
Efektivitas Sinar Ultraviolet Terhadap Perkembangbiakan Bakteri Koli TinjaPada Air Dispenser Air Minum Mineral... ......30 - 41
Pemanfaatan Air Backwash Sebagai Upaya Penghematan Penggunaan AirBaku....... 42 - 57
Saluran Air Hujan (Sah) Berlobang Untuk Konservasi AirTtriffi=T:T:a:.'..;..'..i..........;.';.,;i...,,',.,....,r,.r.'..,..';;i'..,.::.;--r:.:'.'...1......'.::.1.
Rekayasa Desain "scrubber" IJntuk "portable Air Purifier"Pada Skala Rumah Tangga....
58-70
7l-94
n6qr\w/,
SEKOLAH TINGGI TEKNIK LINGKUNGAN(sTTL)
TERAKREDIIASISK. BAN Nomor : 021/BAN-pT/Ak-)ffSllXII/200d
ALAMAT : KAMPUS I : JALANJANTI KM. 4, GEDONGKIJNING, yOcyAKARrA, TELP. & FAX. : (0274) 566863KAMPUS II : _wINoNG, TINALAN, KOTAGEDE, yocyAKARTA, TELr: : lozl+1 il iio-
Website : www.sttl-ylh.ac.id Email : [email protected]
Yang bertanda tangan dibawah Ketua Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Yogyakarta, dengan
ini menerangkan bahwa nama-nama tersebut dibawah ini :
1. Prof. Dr. lr. Chafid Fandeli (STTL Yogyakarta)2. Diananto Prihandoko, ST, MSi. (SfiL Yogyakarta)3. Prof.Dr.lr. Supranto (UPil Veteran Yogyakarta)4. Prof.Dr.lr. Sudarmadji, M.Eng,Dip.HE. (UCM )
5. Drs. H. Nasirudin, MS. (STTL Yogyakarta)6. Dr.lr. Nugroho (Universitas Lampung )
7. lr. WuryaniArtiningsih
Penanggung JawabKetua Dewan Redaksi
Dewan Redaksi
Dewan Redaksi
Dewan Redaksi
Dewan redaksiAdministrasi Pelaksana
Adalah Tim Personalia Jurnal Rekayasa Lingkungan, ISSN 1411-32,114 , yang diterbitkan oleh
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Yogyakarta.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Prof.Dr. lr.H.
SALURAN AIR HUJAN (SAH) BERLOBANG UNTUKKONSERVASI AIR TANAH
OIeh:Sri Yuniyarti
Abstrak
Sistem drainasi berwawasan ringkungan selain mengalirkan air jugamenyimpan dan menyembunyikan air sebagai fungsi konseruasi dan kesehatanlingkungan. Tinjauan terhadap konservasi lingkungan adarah menyimpan airkembali dengan meresapkan air keclalam tanah sebagai tabungan air pada musimkemarau, dan tinjauan terhadap kesehatan lingkungan bahwa me,yalurkan airdengan cara meresapkan kedalam tanah dapat mengurangi pencemaranlingkungan sefta memutus rantai kehiclupan nyamuk. Tujuan penelitian ini adaiahu,tuk mengetahui besa,-rya pengarurr pellggunaa, SAH pracetak berrubane padakonservasi air tanah dalarn kemampuamya meresapkan air kedalarl tanall clarl-rmengetahui korelasi signifika,si penggunaan saruran air rruja, (sAH) pracetakberlubang clengan SAH ko,ve,sionar dalam setiap variaber penelitia,.
Penelitian ini merupakan penelitian terapan dimana percobaan clilakukandalam skala lapangan. obyek penelitian yaitu, sebuah saruran air huja, (sAH)yang terbuat dari baha, kaca dengan moder sebagaima,a sAH pr.acetakberlubang' variabel penelitian meliputi variabel bebas(Jenis Tanah, Debitpengaliran, waktu konsentrasi dan variabel terikat(Debit resapan/infiltrasi).
Hasil penelitian menyebutkan pengaruh penggunaan sAH pracetakberlubang pada konservasi air tanah dalam k"rru-puunnya meresapkan airkedalam tanah adalah ditunjukkan oleh hubungan debit infiltrasi (ei) dan waktukonsentrasi (Tc) pada setiap variasi debit pengaliran (e) diperoleh hasil sebagaiberikut:
- Untuk Ql: 5 ltlmnt diperoleh persamaan !1 : _0,321x + 5,209, R,, :0,9694.
- Untuk Q2: 10 ltlmnt diperoleh persamaan yz: _0,575x + 5,411, Rr2:0,969
- Untuk Q3: 15 ltlmnt diperoleh persamaan y3 : _0,746x + 5,542, Rr, :0,9793.
Terdapat korelasi signifikansi penggunaan saluran air hujan (sAH) pracetakberlubang dengan SAH konvensional dalam setiap variabel penelitian, terbuktiSAH pracetak berlubang mempunyai kemampuan meresapkan air kedalam tanahminimal 39,40 o/o. Berafiipenggunaan sAH ini mempunyai signifikansi terhadap
JURNAL REKAYASA LrNGKUNGarv vor. n/ N,:'/ r;11
konservasi air tanah dibandingkan SAH konvensional yarrg tidak punya
kemampuan meresapkan air kedalam tanah.
Konsep drainase menurut ilmu teknik sipil adalah menarik air d,ai
daerah genangan dengan sistem jaringan drainasinya kemudian mendorong air
tersebut ke sungai terdekat yang akhimya mengalir ke laut (trtull and push).
Kata lain mengalirkan air secepat mungkin dari daerah genangan menuju
pembuangan akhir (laut), namun sistem ini kurang menguntungkan dari segi
konservasi air tanah. Sistem drainasi berwawasan lingkungan selain
mengalirkan air juga menyimpan dan menyembunyikan air sebagai fungsi
konservasi dan kesehatan lingkungan. Tinjauan terhadap konserwasi
lingkungan adalah menyimpan air kembali dengan meresapkan air kedalam
tanah sebagai tabungan air pada musim kemarau, dan tinjauan terhadap
kesehatan lingkungan bahwa menyalurkan air dengan cara meresapkan
kedalam tanah dapat mengurangi pencemaran lingkungan serta memutus
rantai kehidupan nyamuk.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk pengelolaan sumber daya air
agar berbagai kepentingan bisa terakomodasi. Sisi lain justru permasalahan
besar yang timbul adalah ketersediaan sumber daya ak itu sendiri, sehingga
bagaimana caranya agar sumb er d,aya air tetap lestari dan masih dapat
dikelola dan dipergunakan sebaik-baiknya. Perlu sebuah pemikiran agar air
yang datang di musim hujan dikelola dan ditampung kedalam tanah untuk
tabungan air pada saat musim kemarau. Teknik pengaliran ur limpasan (run-
ffi tidak langsung dibuang ke sungai melalui saluran drainase permukaan
melainkan sebagian dialirkan melalui drainase bawah tanah dengan sistem
langsung tersimpan di dalam tanah. Salah satu langkah yang dapat ditempuh
adalah pembuatan saluran air hujan (SAH) dengan lubang di bagian dasar
saluran yang berfungsi untuk meresapkan air kedalam tanah, sehingga tidak
semua air mengalir dan hilang menuju badan air penerima.
A. PENDAHULUAN
IURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol. 11l No. 2/ 201,1 59
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Drainase
Tinjauan dalam perencanaan saluran drainase untuk suatu kawasan
pemukiman diperlukan bangunan-bangunan air seperli gorong-gorong dan
saluran air untuk menampung dan mengalirkan air hujan atau air limpasan
dari daerah sekitarnya ke sungai. Bangunan-bangunan air tersebut ukurannya
diperhitungkan agar dapat dan mampu mengalirkan sejumlah debit yang
terjadi, penetapan besamya debit banjir rencana itu didasarkan pada
pertimbangan hidro-ekonomis yakni memperkirakan besamya debit banjir
melalui analisis hidrologi, agar tidak terjadi pemborosan bangunan yang
direncanakan. Oleh karena itu kapasitas saluran drainase yang memadai
merupakan hal yang penting oleh karena itu dalam merencaltakan saluran
drainase perlu memperlimbangkan banyak teori sebagai landasatt uutuk
rnendapatkan hasil yang baik kl-rususnya clalam memperhitungkan kapasitas
saluran drainase (Surnarto, 1 989).
Ultuk merencanakan suatu bentuk penarnpang salurau pernbuang atau
drainase diperlukan kapasitas saluran yang dapat lnenampung clatt
mengalir-kan besamya debit yang terjadi sesuai rencana, untuk itu diperlukan
beberapa parameter untuk dapat menghitung dimensi saluran tersebut.
Parameter tersebut antara lain diuraikan seperli dibawah ini:
a. Kecepatan Aliran Dalam Saluran
Pada perencanaan kecepatan aliran dalam saluran yang perlu diperhatikan
adalah kecepatan minimum dan kecepatan maksimum guna mencegah
terjadinya penggerusan dan pengendapan pada saluran. Untuk
menentukan kecepatan aliran dalam saluran dipergunakan fltmus Roberl
Manning dalam buku Subarkah (1980) sebagai berikut :
Y - lln. R2/3 . Il/2
Keterangan :
V : Kecepatan Aliran (n/dtk)
n - Koefisien kekasaran manning (tabel 2.8)
R : Jari-jari hidrolis (m)
i : Kemiringan dasar saluran (%)
IURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol. 11l No. Z/ 20L1.
; ffii.,T kekasaran manning dapatdirenrukan
r
pernbentuk sal Yang dilih at da '
mareriar pembe tersebut' o"ln
oto'es pernbua"'un oo'oisi saluran
buaran,,n,.* ffi ,.;l# r::flrtf ,,]" :"T,T::T#i beton atau batu kali.b. Dirnensi Saluran
Saluran dibedaka
telbuka "r,-;;:i,:;-:ffi;-
vaitu saruran rerr
terbuka, saruran ;:ffi "_#r^ll, ".,:ase
serin* #,,:# ffTffi:ffi ::ffi
'il::'",-"' o""*]'-o"bit bun1i' puaa
syarat penampans ,*ou*u
r"o,, r**"#ffi , Tffi:,
-ns minirnum
a) penampr,,-;:}ffi, vang disvaratkan. --u maka dipakai
Gambar. penarnpang SAH perseg
Empat
Syarat penampar
t) b = 2h - tg ekonomis untuk saruran persegi empat adalah
2) R=%hSumber ; subarkalt
egS0)Keterangan:
b -- Lebar dasar sa]1, = TinBBr u,, ouilrutun
(rneter)
R = rari-jan il.;. ;:X;,-*,w = Tinggi jagaan 6% _ 30% dankedalarnan
air (h))
/uRNArnGffi tr*anrr%61
b) Penampang Trapesium
Gambar. Penampang SAH Trapesium
Syarat penampang ekonomis untuk saluran ttapesium adalah sebagai
berikut:
1) b: 2.h "[nf +1+Zm.h
2) R:lzhKeterangan :
b : Lebar dasar saluran
h : Tinggi air dalam saluran
m: Lebar atas saluran
W: Tinggi jagaat
Untuk tinggi jagaan (w) dari kedua penampang yang berfungsi untuk
mencegah limpasan air dari saluran maka diambil nilai tinggi jagaan (w)
adalah 5 o/ sampai 30 % dari kedalaman air ( h ).
2. Konservasi
Menurut Rijksen (1981), konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural
dimana pada saat dulu, upaya konservasi lebih buruk daripada saat sekarang.
Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana
konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya
alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan
alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.
3. Spesifikasi SAH Pracetak Berlubang
Standar ini menetapkan Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang
untuk lingkungan permukiman yang meliputi persyaratan umum, persyaratan
IURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol. 111No. 2/ 20L1 62
teknis mengenai bentuk dan ukuran bahan serta konstruksi saluran air hujanpracetak berlubang untuk lingkungan permukiman.
Saluran air hujan pracetak berlubang adalah saluran air hujan yang dibuat dari
bahan beton bertulang dengan pelubangan sesuai desain dan kriteri a yang
telah ditentukan. yang dibuat dengan sistem pracetak. saluran berfungsi untukmengalirkan dan atau meresapkan air hujan dari suatu tempat ke tempat lainatau badan air.
Pracetak adalah proses pembuatan yang di lakukan dengan dicetak terlebih
dahulu sebelum dipasang. Persyaratan Bahan bangunan yang digunakan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Semen Portland, harus sesuai dengan SNI 15-204g-19g0 tentang Mutudan cara uji semen porlland,
2) Agregat halus (pasir), harus sesuai dengan SNI 03-1750-1990 tentang
Mutu dan cara uji agregat beton,
3) Agregat kasar (kerikil), harus sesuai dengan SNI03-1750-1990 tentang
Mutu dan cara uji agregat beton,
4) Besi tulangan, harus sesuai dengan sNI 07-20 52-lgg0 tentang Baja
Tulangan Beton
5) Air, harus sesuai dengan SNI 03-6861.1-2002 tentang Spesifikasi air
sebagai bahan ban gunan,
6) cetakan (bekisting) untuk pembuatan saluran air hujan pracetak
berlubang dapat digunakan bahan dari kayu atau prat besi.
C. METODE PENELITIAN
1. Variatrel Penelitian
Variabel bebas :
Variabel terikat :
2. Bahan & Peralatan
Jenis Tanah (k), Debit pengaliran (e dan Waktu
konsentrasi (Tc)
Debit resapan/infi ltrasi (ei)
Penelitian
IURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol. 11l No. z/ Z0t1 63
Tabel: Bahan dan Peralatan penelitian
BAHAN ALAT1 Semen Portland PC I Alat ukur debit
2. Kerikil2/3 ) Ernber plastik
3. Pasir J, Corong
4. Papan bekisting 4. Selang air
5. Air 5. Sprayer
6. Tanah lempung 6. Cetokltalam
7. Kayu kaso & reng 7. Cangkul
8. Paku & bendrat 8. Meteran
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melalui dua car4 yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara orientasi/
pengamatan langsung di lapangan baik pada sarana saluran air hujan
(sAH) yang sudah ada secara konvensionar sebagai pembanding, maupun
pengamatan pada saat dilakukan pengujian lapangan terhadap sAHpracetak berlubang. Pencatatan data primer antara lain terdiri dari:
dimensi sAH, debit pengaliran (ero), waktu pengaliran (Tc) dan jenis
tanah secara visual. Dibuat tabulasi hasil pengamatan untuk setiap variasi
Debit aliran dan waktu pengaliran terhadap debit infiltrasi.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil studi terdahulu
atau referensi penunjang yaug terkait dengan obyek penelitian. Data
sekunder yang diperoleh berupa peta tematik (peta tanah), curah hujan dan
pedoman teknis tata cara perencanaan saluran air hujan pracetak
berlubang pada permukiman berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(sNr).
4. AnaHsis Data
Hasil pengujian dibuat dalam tabulasi kemudian dilakukan verifikasi
untuk dilakukan penapisan hasil. Hasil pengujian terdiri dari dua macam
data, ytutu data dari hasil pengujian sAH terbuat dari material kaca dan
IURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol. 11l No. Z/ ZALT 64
/'I
L
i
SAH konvensional dari beton. Kedua data hasil pengujian dilakukan
analisis data dengan pembuatan grafik hubungan antara Debit pengaliran
(Q) dan waktu konsentrasi (Tc) terhadap debit infiltrasi (Qi), dilakukan
dengan cara analisis regresi. Kedua grafik dilakukan overlay untuk
melihat korelasi atau beda nyata yang terjadi pada kedua hasil pengujian
tersebut.
Optimalisasi hasil pengujian diperoleh dengan cara melihat nilai
prosentase debit infiltrasi (Qi) yang dapat dialirkan oleh ruas saluran air
hujan. Semakin besar nilai Qi pada penggal ruas saluran maka semakin
optimal kinerja SAH hasil pengujian.
5. Desain/Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian terapan dimana percobaan dilakukan
dalam skala lapangan, variabel-variabel penelitian ditentukan oleh batasan
permasalahal yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui besar pengaruh penggunaan SAH pracetak berlubang pada
konservasi air tanah dalam kemampuannya meresapkan air kedalam tanah
dan mengetahui korelasi signifikansi penggunaan saluran air hujan (SAH)
pracetak berlubang dengan SAH konvensional.
D. HASIL PENELITIAN
1. Analisis Perencanaan SAH
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kondisi perencanaan saluran air hujan
(SAH) perlu dibuat kajian perencanaan dan analisis perencanaan. Data awal
yang dipakai dalam penelitian dilakukan analisis terhadap komponen
perhitungan teknis sebagaimana diuraikan dibawah ini:
a. Koefisien Pengaliran (C)
Dari data lokasi penelitian dilihat bahwa kondisi permukaan tanah
termasuk dalam kategori pemukiman sedang, hal ini dikarenakan luas
daerah tangkapan air hujan pada lokasi perencanaan tersebut sebagian
besar adalah permukiman. Berdasarkan kondisi lokasi penelitian
berupa daerah pinggiran kota maka besarnya nilai koefisien pengaliran
(C) diambil sebesar 0,60.
IURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol. 11l No. 2/201.L 65
b. Koefisien Ilambatan (nd)
Dari hasil pengamatan di lapangan dilihat bahwa kondisi permukaan tanah
pada daerah perencanaan di Desa Krikilan adalah permukiman campuran
tegalan. Berdasarkan kondisi tersebut maka besarnya nilai koefisien
hambatan (nd) diambil sebesar 0,60.
Panjang saluran air hujan (SAH)
Berdasarkan data penelitian terkait dengan lokasi pemukiman dan jalan
maka dapat ditentukan panjang saluran air hujan. Pemberian Rama dan
panjang saluran dapatlah dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel. Data Dimensi SAH Pracetakberlubang
,'P.{fii id }:.i liDimCilsi pxl'(cni}'r
I S1 300 30x30
2 S2 300 30x30
-1 S3 300 30x30Sumber : clata selcunder,20l0
c.
d. Analisa Intensitas Curah Ilujan Harian Maksimum (XT)
Besamya hujan harian maksimtrm pada periode ulang 2 tahvn adalah :
Xr: t**$t-vr' )Sn
xr : 185,60 * :3p- (0,366s _ o,4g5z)0,9496 ' -
XT : 177,65 mm
2, Analisa Debit Rencana
Berdasarkan data curah hujan harian maksimum dan kondisi topografi
pada daerah penelitian maka akan dihitung besarnya debit rencana yang akan
dipergunakan untuk kebutuhan analisis dimensi saluran.
a) Waktu Konsentrasi
1) Waktu yang dibutuhkan untuk mengalir dari titik terjauh ke saluran
terdekat (tr).
Jarak dari titik terjauh ke saluran drainase (Lo) : 180 m
Koefisien Hambatan (nd) : 0,60
IURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol. 11l No. 2l 20L1 66
/
2)
Kemiringan medan (S) : 0,020
t,: l? x 3,28x Lox lL f'totJ .r.1^S
' -'? x 3,28x 180 x g 10,167 - 3,45g :3,46 menir'i-13 ^ J)Lv Aruv^
a7oro2o
Waktu aliran di dalam saluran ke titik terjauh (2)
Panjang saluran (L) :290 m
Kecepatan rata-rata di saluran (V) : 1,50 m/detik
o: Ah: #fi3: 4,278:4,2lmenit
Jadi lamanya waktu konsentrasi Tc: \ -l b
Tc:3,46 + 3,22: 6,68 menit.
Koefisien Pengaliran (C)
Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa besamya nilai koefisien
pengaliran (C) adalah 0,60 dapat dilihat pada lampiran nomor 7
Koefi sien Penampungan (Cs)
Perhitungan Koefisien Penampungan (Cs) dapat dilakukan setelah
diketahui besarnya waktu konsentrasi. Koefisien Penampungan dapat
dihitung menggunakan rumus :
2Tc
2Tc+t,
cr: ,2(6:68) :o-80216,68)+3,22
Debit Rencana (Qrenc)
Dengan Nilai-nilai dan besaran yang diketahui di atas maka dengan
dernikian besarnya debit rencana dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Qrenc:0,278.C.Cs.I.Aa) Untuk Saluran P1
Luas Daerah Tangkapan Air (A) : 0,0725 krr2
Qrenc:0,278.C.Cs.I.A
3)
4)
IURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol. 11l No. 2/ 201,7 67
Qrenc :0,278. 0,60 . 0,83 .39,07 .0,0725 :0,392m3/detik
3. Spesifikasi SAH Pracetak Berlubang
Standar ini menetapkan Spesifikasi saluran air hujan
pracetak berlub ang untuk lingkungan permukiman
yang meliputi persyaratan umum, persyaratan
teknis mengenai bentuk dan ukuran bahan serta
konstruksi saluran air hujan praeetak berlubang
untuk lingkungan permukiman.
Saluran air hujan pracetak berlubang adalah
saluran air hujan yang dibuat dari bahan beton bertulang dengan pelubangan
sesuai desain dan kriteria yang telah ditentukan. yang dibuat dengan sistem
pracetak. saluran berftngsi untuk mengalirkan dan atau meresapkan air hujan
dari suatu tempat ke tanpat lain atau badan air. Pracetak adalah proses
pembuatan yang di lalarkan dengan dicetak terlebih dahulu sebelum dipasang.
Perbandingan campuran bahan yang digunakan adalah 1 semen : 2 pasir beton
: 3 batu pecah, campuran ini diharapkan mencapai mutu beton K2zs.
Kebutuhan bahan yang digunakan dalam satu meter lobik diberikan.dalam
Tabel dibawah ini;
Tabel. Bahan Beton SAH perm3
1.
2.
J.
4.
Semen
Pasir Beton
Batu pecah l-2 cm
Air
342ks726k9
I 082 kg
150 Lt
E. KESIMPULAN
1. Pengaruh penggunaan SAH pracetak berlubang pada konservasi air tanah
dalam kem.ampuannya meresapkan air kedalam tanah adalah ditunjukkan
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol. 11l No. Z/ ZALL
Foto. Galian Tanah Untuk SAH
6B
#
/
oleh hubungan debit infiltrasi (Qi) dan waktu konsentrasi (Tc) pada setiap
variasi debit pengaliran (Q) diperoleh hasil sebagai berikut:
- Untuk Ql: 5 lVmnt diperoleh persamaan \: -0,321x * 5,209,
R,': 0,9694.
- Untuk Q2: l0ltlmnt diperolehpersirmaan y2: -0,575x + 5,411,
Rz' :0,968
- Untuk Q3: 15 ltlmnt diperoleh persamaan y3: -0,746x* 5,542,
R3': o,g7g3.
2. Terdapat korelasi signifikansi penggunaan saluran air hujan (sAH)
pracetak berlubang dengan sAH konvensional dalam setiap variabel
penelitian, terbukti SAH pracetak berlubang mempunyai kemampuan
meresapkan air kedalam tanah minimal 39,40 o/o. Berarti penggunaan
sAH ini mempunyai signifikansi terhadap konservasi air tanah
dibandingkan sAH konvensional yang tidak punya kemampuan
meresapkan air kedalam tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1985, Persyaratan umum Bahan Bangunan Indonesia (puBI) lggz,Pusat Penelitian dan pengembangan Pemukiman, Balitbang Dep. pU,Bandung.
Anonim, (tanpa tahun), Petunjuk Teknik pemanfaatan Bahan BangunanLokal, DPMB Ditjen Cipta Karya Dep. pU, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional-sNl 03-6966-2003, 2003, saluran Air HujanPracetak Berlubang untuk Lingkungan permukiman, DepartemenPekerjaan Umum RI.
69 -IURIIURNAL REKAYASA LINGKUNGAN Vol. 11l No. Z/ 20L1
Dewan Standarisasi Nasional - DSN, 1994,Tata cara Perencanaan Drainase
Permukaao Jalan, Departemen Pekedaan Umum RI
DewanstandarisasiNasional-DSN,2000,TatacaruPerencanaanDrainasePermukaan Jalan, Departemen Pekerjaan Umum RI
Hardjoso P, 1987, Bahan Kuliah Drainasi, Laboratorium P4S FT UGM
YogYakarta
Hasmar. H, zxIz,Drainase P erkotaan, Universitas lndonesia Press, Jakarta'
Nadjaji,Anwar,lggs,RekayasaPangembangansumberDayaAir'Cetakan- Pertama, Kartika Yudha, SurabaYa'
Seyhan,E,Tggl,Dasar-dasarHidrologi'GadjahMadaUniversityPress'YogYakarta
Soemarto,C.D,lgSg,HidrologiTeknik'UsahaNasionalsurabaya'
Sri, Harto, 1983, Analisis Hidrologi, PT' Gramedia' Jakarta'
Subarkah, lmam, 1980, Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air, Idea
Dharma,Bandung.
Suripin, zoL3,Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Penerbit Andi,
YogYakarta.
Todd, D.K, 1980, Groundwater Hydrology' John Wiley & Sons' New York'
Widada, 2001. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Upaya
P engelol aan Taman Nasional Gunung Halimun' B o gor'
70IURNAL REKAYASA T TNCXUNGAN Yol'11'/No' 2/ 20tl
Judul
LEMBARHASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REWEW
KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH
: Saluran Air Hujan (sAH) Berlobang untuk Konservasi Air Tanah.
Penulis Jurnal Ilmiah : Ir. Sri Yuniyarti, M.Par.Identitas Jurnal Ilmiah : a. Nama Jurnal
b. Nomor/Volumec. Edisi (bulan/tahun)d. Penerbite. url dokumen
http://ejurnal.itr,,.ac.id/berkas/052306640jAlURAN AIR_HUJAN_(SAH) BERLOBANG TINTUK_KONSERVASI AIR TANAH.qdf
Hasil Penilaian Peer Review :
Jumal Rekayasa Lingkungan (ISSN :l4ll-3244)No.2 Vol. 1lOktober 2011STTL Yogyakarta
KomponenYang Dinilai
Nilai Maksimal Jurnal IlmiahNilai Akhir
YangDiperoleh
InfernasionalBereputasi
EInternasional
ENasional
Terakreditasi
tlNasional TidakTerakreditasic
NasionalTerindeks DOAJ
tla. Kelengkapan unsur isi buku
(10%) to I
b. Ruang lingkup dan kedalamanpembahasan (307o) %) 3
c. Kecukupan dan kemutahirandatalinformasi danmetodoloei (30%)
70 3d. Kelengkapanunsur dan
kualitas penerbit (30%) 70 7Totat : (100%)Kontribusi Pensusul (pen u r is . lY **.dln'............... toKomentar Peer Review
rlilr"
?r"u lis tryj*l-
I. Tentang kefengkapan urpur isi buku .,....
fu,ru; L;i^J,- l*;;kA I t;;;L2. Tentang ruang lirygkup dan kedalaman pembahasan
JUur; lt<ll,unharya n ll frLTentang k;cukupan dan kemutakhiran datalinformasi dan metod oi o gi... ...
\ah [r*[; d^,^ Yufue fun'q'h!e,,.. 9'*4 Rtaa"'" -" " " " " ""'u" "r"" " " """ """"""""t
.Yogyakarta,
Reviewer .l
(Ir. Handayani
NIKAiIDN :
Jabatan :
Unit kerja :
Oktober 2011
rl
W{Srifirinarno, M.Par)
91050t0627026102LektorSTTL Yogyakarta
Judu]
LEMBARHASIL PENILAIAI\ SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REWEW
KARYA ILMIAII : JURNAL ILMIAH
: Saluran Air Hujan (sAH) Berlobang untuk Konservasi Air Tanah.
Penulis Jurnal Ilmiah : Ir. Sri Yuniyarti, M.Par.Identitas Jurnal Ilmiah : a. Nama Jurnal
b. Nomor/Volumec. Edisi (bular/tahun)d. Penerbite. url dokumen
Jurnal Rekayasa Lingkungan (ISSN :l4ll-3244)No.2 Vol. 1lOktober 2011STTL Yogyakarta
ERVASI AIR_TANAH.pdf
Hasil Penilaian Peer Review :
5234664A JAN
(Ir. Sukirno,
NIKA\iIDNJabatanUnit kerja
.Yogyakarta, Oktober 201 I
Reviewer 2
: 88036/0507095601: Lektor: STTL Yogyakarta
KomponenYang Dinilai
Nilai Maksimal Jurnal trmiahNilai Akhir
YangDiperoleh
InternasionalBereputasi
tlInternssional
ENrsional
Terakreditasi
TNasion*l TidakTerakreditasi
ENasional
Terindeks DOAJ
tla. Kelengkapanunsurisibuku
(rc%\ Ltr t
b. Ruang lingkup dan kedalamanpembahasan (30%) @ j
c. Kecukupan dan kemutahirandata/informasi danmetodolosi (30%)
&a 9d. Kelengkapanunsurdan
kualitas oenerbit (307o) flb L,*-\
Totat = (100%) /'lA )Kontribusi gensusul ( nPen u lis .... fl l\,1l.k7. l4Ax :Komentar Peer Revieb
\Art