rekayasa akuakultur

18
Rekayasa Akuakultur Teknik Pemijahan Alami / Tradisional Oleh kelompok 3: 1. Robiansyah (131110257) 2. Eti Oktalianti (13111....) FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2015

Upload: robi-williamsyah

Post on 05-Dec-2015

245 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

Page 1: Rekayasa Akuakultur

Rekayasa Akuakultur

Teknik Pemijahan Alami / Tradisional

Oleh kelompok 3:

1. Robiansyah (131110257)2. Eti Oktalianti (13111....)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2015

Page 2: Rekayasa Akuakultur

Pengertian pemijahan Alami/Tradisional.

Pemijahan alami adalah teknik pemijahan yang dilakukan secara konvensional, yaitu ikan memijah sendiri tanpa tanpa melibatkan banyak campur tangan manusia.

Umumnya pemijahan alami diterapkan pada ikan-ikan dari kelompok ikan yang mudah memijah.

Pemijahan terjadi secara spontan setelah induk jantan dan betina disatukan di dalam kolam pemijahan.

Page 3: Rekayasa Akuakultur

Pemilihan Induk

Induk betina : umur 1,5-2 tahundengan berat > 2 kg/ekor. Induk jantan : umur >8 bulandengan berat > 0,5 kg/ekor.

Secara keseluruhan , bentuk tubuh mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus,sehat dan sirip tidak cacat.

Tutup insang normal tidak tebal dan jika jika dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 panjang badan ; lensa mata tanpak jernih.

Sisik tersusun rapi , cerah tidak kusam.

Pangkkal ekor kuat dan normal dengan panjang pengkal ekor harus lebih panjang dibandingkan dengan lebar/tebal ekor.

Page 4: Rekayasa Akuakultur

Sedangkan untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina

-Betina :

a) Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.

b) Gerakan lambat , pada malam hari biasanya meloncat- loncat.

c) Lubang genital terletak di belakang lubang anus.

d) Jika perut distriping , akan keluar cairan bewarna kuning atau butiran telur.

- jantan

a) Badan tanpak langsing.

b) Gerakan lincah dan gesit.

c) Lubang genital terletak di depan lubang anus.

d) Jika perut distripping , akan keluar cairan sperma bewarna putih.

Page 5: Rekayasa Akuakultur

Teknik Pemijahan Sistem Tradisional

1.Cara sunda

Luas kolam pemijahan 25-30 m2, dasar kolam sedikit berlumpur ,kolam dikeringkan lalu di isi air pada pagi hari.

Induk dimasukan pada sore hari.

Disediakan ijuk untuk menempel telur.

Setelah proses pemijahan selesai , ijuk yang sudah ditempeli telur dipindahkan kekolam penetasan.

Benih akan menetas dalam kolam penetasan.

Page 6: Rekayasa Akuakultur

2.Cara cimindi

Luas kolam pemijahan 25-30 m2, dasar kolam sedikit

berlumpur ,kolam dikeringkan lalu di isi air pada pagi

hari.

Induk dimasukan pada sore hari.

Pada cara pemijahan cimindi, kolam pemijahan berfungsi

juga sebagai kolam penetasan.

Disediakan ijuk untuk menempel telurberupa kakaban

( ijuk dijepit bambu) dan diletakkan dipojok kolam.

Tujuh hari setelah kakban di angkat.

Setalah 2-3 minggu, benih hasil pemijahan di panen.

Page 7: Rekayasa Akuakultur

Cara Rancapaku

Luas kolam pemijahan 25-30 m2, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu di isi air pada pagi hari.

Induk dimasukan pada sore hari. Kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, pematang

terbuat dari batu. Disediakan rumput kering untuk menempelkan telur ,

rumput disebar merata dipermukaan kolam dan dibatasi pematang dari tanah.

Setelah pemijahan selesai , induk tetap berada di kolam pemijahan

Setelah benih ikan kuat , benih akan dipindah tempat melelui sela bebatuan dengan sendirinya, setelah 3 minggu benih dapat dipanen.

Page 8: Rekayasa Akuakultur

Cara sumatra

Luas kolam 5m2 , dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu di isi air pada pagi hari.

Induk dimasukan pada sore hari.

Kolam pemijahan merupakan kolam penetasan

Disediakan ijuk untuk menempelkan telur , ijuk ditebar dipermukaan air.

Setelah pemijahan selesai, induk dipindahkan ke kolam lain.

Setelah benih berumur 5 hari , banih dapat dipindahkan kekolam pendederan.

Page 9: Rekayasa Akuakultur

Cara dubish

Luas kolam pemijahan 25-50m2, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dan dalam 35 cm,kolam dikeringkankan lalu diisi air padapagi hari

Induk dimasukan pada sore hari, Kolam pemijahan merupakan kolam penetasan

Sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti eceng gondok bisa juga cynodon dactylon setinggi 40 cm.

Setelah pemijahan selesai, induk dipindahkan ke kolam lain.

Setelah benih berumur 5 hari , banih dapat dipindahkan kekolam pendederan.

Page 10: Rekayasa Akuakultur

Cara Hofer

Cara hofer sama seperti cara dubish , namun tidak ada parit , dan tanaman air sebagai tempet menempelnya telur dipasang didepan pintu pemasukan air.

Page 11: Rekayasa Akuakultur

Teknik Penetasan Telur

Pada pemijahan alami dengan hapa dikolam, kakaban yang sudah penuh ditempeli telur harus tetap berada dikolam pemijahan selama 2-3 hari. Selama waktu tersebut, biasanya telur-telur akan menetas.

Setelah telur menetas, kakaban bisa diangkatn sementara larva tetap dibiarkan dalam hapa dikolam pemijahan tersebut sampai kuning telur hilang. setelah 5 hari biasanya larva dapat ditangkap, dan siap ditebarkan dikolam pemeliharaan larva.

Page 12: Rekayasa Akuakultur

Teknik Pemeliharaan Larva

Beberapa faktor yang menyebabkan pemeliharaan larva memiliki tingkat kesulitan tinggi yaitu:

Tubuh larva kecil dan belum sempurna sehingga bukaan mulut juga kecil, sehingga pemilihan pakan juga harus hati-hati.

Larva membutuhkan pakan alami, sehingga menuntut penyediaan pakan alami.

Page 13: Rekayasa Akuakultur

1. Menyiapkan Peralatan dan Wadah Pemeliharaan Larva

Penyiapan peralatan dan wadah pemeliharaan

dilakukan sebelum larva dipindahkan ke dalam

wadah pemeliharaan.

Penyiapan ini bertujuan agar larva hidup dengan

layak, tidak terganggu oleh lingkungan yang tidak

dikehendaki, tidak terganggu oleh bakteri atau

kuman sehingga pertumbuhan larva akan cepat

Page 14: Rekayasa Akuakultur

2. Menebar Larva

Larva yang telah berumur 3-4 hari

biasanya dijarangkan. Penebaran larva

perlu hati-hati. Setelah 3 hari biasanya

yolksac telah habis,

sehingga pada saat itu membutuhkan

tambahan pakan dari luar, dan larva sudah

mulai makan pakan tambahan

Page 15: Rekayasa Akuakultur

3. Memelihara Kualitas Air

Agar diperoleh kualitas air sebagai media

hidup larva tetap stabil maka air media

selalu disipon dan diganti air.

Sipon hanya diperkenankan paling banyak

1/3 dari volume air, kemudian diganti

dengan air yang baik sebanyak volume

yang hilang disipon.

Page 16: Rekayasa Akuakultur

4. Memberi Pakan Larva

Pemberian pakan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari.

Jenis pakan yang diberikan berupa emulsi kuning telur, pakan buatan berupa tepung dan pakan alami.

Emulsi kuning telur adalah kuning telur yang telah direbus dilarutkan ke dalam air secukupnya hingga larutlah kuning telur tersebut dan terbentuk emulsi kuning telur.

Page 17: Rekayasa Akuakultur

6.   Memanen Larva

Setelah larva berumur 10-15 hari Larva dipanen dengan cara mengurangi air media pemeliharaan secara pelan-pelan.

Persis di depan lubang pengeluaran dipasang scoop net bersama ember.

Setelah air surut hingga secukupnya maka larva ditangkap dengan menggunakan scoop net secara pelan-pelan.

Page 18: Rekayasa Akuakultur

.

.