rekap kekerasan hrd 2006 - · pdf fileno. korban jumlah kasus 1 lsm ... identifikasi pelaku,...

8
Tabel 1 Jenis Kekerasan Terhadap Pembela HAM Monitoring KontraS Sumut Tahun 2006 No. Jenis Kekerasan Jumlah Kasus 1 Ancaman Bunuh / Teror dan Itimidasi 3 Kasus 2 Penganiayaan / Pemukulan 10 Kasus 3 Pembunuhan 1 Kasus 4 Penganiayaan / Pemukulan / Penahanan 1 Kasus 5 Penangkapan / Penahanan 7 Kasus 6 Penembakan / Penangkapan dan Penahanan / dijadikan tersangka 1 Kasus 7 Teror dan Intimidasi 5 Kasus 8 Penembakan 1 Kasus 9 Ancaman Tembak / Bunuh 1 Kasus 30 Kasus Jumlah Total

Upload: lamkiet

Post on 06-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Tabel 1Jenis Kekerasan Terhadap Pembela HAM

Monitoring KontraS SumutTahun 2006

No. Jenis Kekerasan Jumlah Kasus

1 Ancaman Bunuh / Teror dan Itimidasi 3 Kasus2 Penganiayaan / Pemukulan 10 Kasus3 Pembunuhan 1 Kasus4 Penganiayaan / Pemukulan / Penahanan 1 Kasus5 Penangkapan / Penahanan 7 Kasus6 Penembakan / Penangkapan dan Penahanan / dijadikan tersangka 1 Kasus7 Teror dan Intimidasi 5 Kasus8 Penembakan 1 Kasus9 Ancaman Tembak / Bunuh 1 Kasus

30 KasusJumlah Total

Tabel 2Pelaku Kekerasan Terhadap Pembela HAM

Monitoring KontraS SumutTahun 2006

No. Pelaku Jumlah Kasus

1 Polisi 16 Kasus2 Birokrat 3 Kasus3 Rektor 1 Kasus4 Kejaksaan 1 Kasus5 TNI 1 Kasus6 Satpol Polisi Pamong Praja 2 Kasus7 Aktor Non Negara (Preman,OKP,OTK) 6 Kasus

30 KasusJumlah Total

Tabel 3Jenis Kekerasan Terhadap Pembela HAM

Monitoring KontraS SumutTahun 2006

No. Korban Jumlah Kasus

1 LSM (Aktifis dan Organisasi) 4 Kasus2 Mahasiswa 2 Kasus3 Wartawan 10 Kasus4 Aktifis Petani 11 Kasus 5 Aktifis Buruh 2 Kasus6 Dosen / Guru 1 Kasus

30 KasusJumlah Total

k

P

tanpa pilih kasih

Data Monitoring Kekerasan Terhadap Pembela HAM di Wilayah Kerja KontraS Sumut.Divisi Indri ( Investigasi, Data Informasi Monitoring dan Riset) KontraS Sumatera UtaraRekapitulasi Januari - Desember 2006

NO Waktu Kejadian Peristiwa Tempat Kejadian Kronologis / Deskripsi Kejadian Jumlah

Korban Sikap Kepolisian / TNI Sikap Tokoh Masyarakat Sikap Pemerintah Upaya Penanganan Identifikasi Pelaku, dan alat yang digunakan

Profesi Identitas Korban Jenis Kekerasan

1 Rabu 18 Januari 2006

Bupati Tapanuli selatan (Ir. Ongku P Hasubuan) mengancam Tembak kepada Ketua Lembaga Indefedent Pemantau Aparatur Negara (Marwan rangkuti SH)

Di Kantor Bupati Tapsel (Padang Sidempuan)

Peristiwa itu berawal ketika Ridwan Rangkuti melakukan Audiensi berserta anggotanya kepada Bupat ( Ir. Ongku P Hasibuan ) perihal program dengan tiga agenda yaitu bantuan hukum kepada orang miskin, masalah pegawai honor yang diangkat menjadi CPNS, dan permonan menjadi penasehat hukum Pemkab Tapsel, yang ketika itu juga di ikuti oleh sejumlah pejabat antara lain Kabag Humas, Samsul Arifin SE, Kadis Kehutanan, Aspan Sopian Batu Bara, Kadis Kimprasda Aswin Siregar, dan sejumlah Staf Kantor Kepegawaian dan sejumlah wartawan. Ancaman itu bermula dari pandangan Bupati yang merasa sikap kurang hormat dan terkesan arogan saat pertemuan itu. selang beberapa saat di ruangan itu Bupati langsung menampar meja dan menyergahnya; " tolong jaga sikap anda tau tidak anda berhadapan dengan siapa, sudah beberapa kali saya sindir anda tidak mengerti, kemarin juga ada yang menelpon mengatasnamakan dari LIPPAN, siapa yang menelpon itu biar saya Tembak " Ungkap Bupati kepada Marwan

1 orang Polres Tapsel menerima Pengaduan dalam bukti laporan yang dilakukan Marwan dengan Nomor STPL/22/I/2006/SPK Tanggal 18 Januari 2006 tentang perbuatan tidak menyenangkan dan pengancaman Tembak. Laporan Marwan diterima Iptu Khairul Efendi Lubis

Bupati Tapsel ( Padang Sidempuan ) Ir. Ongku P Hasibuan, alat yang digunakan senjata api jenis pistol

LSM (aktifis dan Organisasi)

Ancaman Tembak / Bunuh

2 Selasa, 21 Februari 2006

Pemukulan terhadap dua orang wartawan Warta Garuda Medan Sumut Berinisial BJ dan RL, yang di lakukan oleh oknum pengusaha bengkel di Sidempuan

Jl. Prof.M Yamin Kampung Teleng kelurahan wek III Padang Sedempuan

Menurut BJ dan RL, Pristiwa itu terjadi selasa 21/2 saat mereka berusaha melakukan konfirmasi kepada pengusaha bengkel P Rtg atas adanya informasi oknum pejabat Rumah Sakit Umum ( RSU ) Daerah Kota Padang Sidempuan diduga memjual asset RSUD berupa Tower Penampungan Air Eks Bongkaran Bagian unit Gawat Darurat. Pihak pengusaha bengkel Efendi yang beralamat Dijalan Prof HM Yamin Kampung Teleng, kelurahan Wek III, adalah tempat atau pembeli tower tersebut. ketika mereka sampai dan menanyakan kronologis pembelian barang bekas tersebut awalnya diladeni dengan baik menurut P Rtg, mereka membeli tower bekas itu sekitar Satu jutaan lebih. ketika menanyakan kepastian harga itulah, oknum tersebut menjadi emosi dan langsung melayangkan tinjunya ke bagian muka BJ dan Kepala. karena merasa tidak bersalah kedua wartawan tersebut langsung mengadukan kasusnya kepada Polres Tapsel.

2 orang Polres Tapsel menerima pengaduan korban yang tertuang dalam nomor laporan Pengaduan TPL/86/II/2006/SPK tentang tindak pidana penganiayaan.

Ketika di konfirmasi kepala badan RSUD padang sidempuan, mengatakan ia tidak mengetahui peristiwa tersebut karena saat itu ia belum menjabat sebagai kepala badan di RSUD. Padang Sidempuan.

Korban langsung membuat pelaporan kepada Polres Tapsel atas penganiayaan yang dilakukan oleh tersangka

Pengusaha bengkel Berinisial Efendi beralamat JL. Prof HM Yamin Kampung Teleng kelurahan Wek III

Wartawan Penganiayaan / Pemukulan

3 Tidak disebutkan

Ancam bunuh yang dilakukan oleh oknum pemborong proyePerehapan SMP 2 Simanindo Samosir yang bemasalah terhadap pemberitaan Wartawan SIB.

Di salah satu rumah makan di Samosir.

Saat Wartawan SIB memasuki salah satu rumah makan untuk makan bersama rekan - rekan Wartawan lainnya, KN tiba - tiba mengatakan siap tidak mendapat proyek asal dapat menghabisi nyawa Wartawan SIB. " aku tidak segan -segan untuk membunuhmu," Kata KN kepada wartawan, dari kemarahanya, KN tidak senang Proyek yang di kerjakannya di tuding DPRD Samosir punya masalah,

1 Orang Oknum Pemborong Proyek perehapan SMP 2 Simanindo Samosir berinisial KN

Wartawan Ancaman Bunuh

4 21 Nopember 2005

Kasus penganiayaan yang dilakukan oleh pengusaha katering terhadap Wartawan Harian medan Pos saat melakukan tugas jurnalisnya.

Komplek Mahkamah Dalam Jl. Mahkamah Medan.

Hendra S 30 th seorang wartawan Harian di Medan yang menjadi korban penganiayaan serta mendapat penghalangan dalam menjalankan tugas jurnalisnya oleh pengusaha katering berinisial Tan ming U cs, mengadukan oknum hakim pengadilan Negeri Medan Ke Mahkamah Agung MA RI, Hendra menjelaskan dalam surat tersebut dirinya juga memaparkan kronologis kejadian penganiayaan yang terjadi pada 21 November 2005 lalu di komplek Mahkamah Dalam Jl. Mahkamah Medan. ketika dua orang wartawan dari surat kabar yang berbeda ini kemudian mendatangi komplek Mahkamah dalam Keterkaitanya adanya keluhan warga soal banjir dan bau busuk yang menyengat hidung sesaat mengabadikan gambar di lokasi banjir akibatnya tumpukan dari saluran air itu, terdakwa kemudian emosi kemudian memukul sang wartawan, tidak senang dianiaya dan menghalang - halangi tugasnya, Hendra Melaporkan kedua pelaku ke Mapolsek Medan Kota, esoknya polisi menahan Tan Ming U dan menjerat dengan pasal 170 Jo 335 KHUP. Namun Baru Beberapa hari di tahan Tan Ming U langsung di lepas dan sampai proses persidangan terdakwa tetap bisa menghirup udara segar.

1 orang Mapolsek Medan Kota menerima pengaduan korban kemudian menahan pelaku namun ke esokan harinya Para pelaku dilepaskan

Korban langsung membuat pengaduan ke Mapolsek Medan Kota dan melanjutnkan kasus ini kepengadilan Negri Medan

Pengusaha Ketering Berinisial Tan Ming U (52) th dan Suryani (30) th.

Wartawan Penganiayaan / Pemukulan

5 Rabu 15 Februari 2006

Pengunjuk rasa yang menolak kenaikan harga air dan kasus PDAM tirtanadi dan petugas bentrok, 15 Mahasiswa Diamankan Polisi dan Kejatisu

Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara Jalan Kejaksaan Medan

Aksi Unjukrasa yang dilakukan Forum Sumut Bersatu di Kejatisu dinilai tidak etis, belasan pengunjuk rasa kemudian di tangkap petugas Polsek Medan Baru. Kerusuhan itu berawal saat para pengunjuk rasa datang kejatisu dengan mengendarai belasan sepeda motor itu kemudian menggeber - geber gas sepeda motornya di depan pintu masuk kantor kejatisu. para pengunjuk rasa juga mengarahkan kenalpot sepeda motornya kedalam pintu masuk kantor sehingga menimbulkan kebisingan dan bau asap. suasana semakin panas sehingga terjadi pertengkaran dengan petugas kajatisu dan ketika massa hendak meninggalkan kejatisu pintu gerbang ditutup dan beberapa orang dari pengunjuk rasa diamankan kekantor piket jaga yang berada didepan gerbang Kejatisu

15 orang Kapolsek Medan Baru mengatakan, sesuai laporan Kejaksaan pengujuk rasa rusuh dan membuat keributan sehingga petugas menahan 15 pengujukrasa

Kejatisu mengatakan kasus tersebut tidak perlu di teruskan sampai kepengadilan dengan menahan pengunjuk rasa. Tetapi cukup diperingati kemudian di keluarkan agar kedepan tidak terulang lagi unjuk rasa bergaya brutal.

Kepolisian Medan Baru dan Kejatisu

Mahasiswa Penangkapan/Penahanan

6 Sabtu, 27 Februari 2006

Oknum Aparat Kepolisian dan Satpam PT. BSP Aniaya Ibu - Ibu Petani Pasir Mandoge Kabupaten Asahan

Desa Sei Kopas, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan.

Penganiayaan terhadap Warga terkait dengan kasus tanah Rakyat yang telah diusahai sejak tahun 1953, kemudian dirampas oleh PT. BSP seluas 220 Ha. Dalam sengketa ini pihak PT. BSmelakukan reflanting terhadap lahan Pertanian dan penggusuran serta penganiayaan terhadap Sejumlah Ibu - ibu. pada peristiwa ini sebanyak 5 orang petani kemudian ditangkap oleh aparat kepolisian asahan

5 orang Ketua dan Wakil Ketua FPDIP, meminta Kapoldasu mengusut oknum aparat yang telah menganiaya ibu-ibu petani terkait dengan kasus tanah secara tegas dan

Kelopok petani kemudian melakukan pengaduan terhadap DPRDSU atas Insiden tersebut dan mendesak kepada pemerintah juga kepoldasu agar bersikap tegas dan melindungi Rakyat

Satpam PT BSP dengan menggunakan bulldozer dan oknum aparat Kepolisian Asahan.

Aktifis Petani Penangkapan/Penahanan

a

g

i

kembali

7 Sabtu, 04 Maret 2006

Masyarakat mengadu ke Komisi A DPRD Sumut dan memprotes Polres Asahan yang menahan warga Dusun Pinang Binayan, sekaligus menuntut PT PEU.

Di lahan Perkebunan kelapsawit PT PEU. Asahan

Peristiwa berawal saat warga membersihkan hutan yang berada diareal tanaman kelapa sawit perkebunan PT PEU. Di dalam areal tersebut ada lahan yang menurut masyarakat dulunya miliknya dengan bukti surat pancang. Karena merasa memiliki lahan dengan bukti surat tersebut, masyarakat berkeinginan untuk mengambil kembali lahan tersebut. Ada alasan masyarakat membersihkan areal lahan itu, karena pihak PT PEU telah menelantarkan HGU yansudah diberikan pemerintah, sehingga kondisi lahan menjadi lahan tidur dan berupa rawa-rawa. Namun pada 4 Maret 2006 Domu Sihombing yang juga ikut membersihkan hutan ditangkap Polres Asahan dengan sangkaan menguasai lahan perkebunan tanpa ijin.

1 Orang Ada alasan mengapa warga membersihkan areal tersebut karna PT. PEU telah menelantarkan HGU yang sudah di berikan pemerintah

Komisi A DPRD Sumut menyatakan,pihaknya akan menelusuri persoalan dengan mengundang pihak-pihak terkait, seperti pihak Polres Asahan dan perusahaan PT PEU.

Komisi A DPRD Sumut, jika benar PT PEU menelantarkan HGU nya, kita akan minta pemerintah mencabut HGU nya tersebut.

Polres Asahan. Aktifis Petani Penangkapan/Penahanan

8 Senin, 06 Maret 2006

Ratusan Massa yang tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (1992) menuntut Poldasu segera mengusut Pelaku Penganiayaan yang di lakukan Oknum Pengusaha PT. CML (Cipta Mebel Lindo Lestari) M. Salman alisa junius nake ketua II PK Serikat Buruh Seluruh Indonesia 1992 PT. CML yang juga melibatkan oknum Polisi dari Polsek Percut sei tuan

Tidak di sebutkan Percut Sei tuan Deli serdang

Ketua DPC FSBSI 1992 Deli Serdang Yosafati Waruwu di dampingi Sekretaris I Ahmad Albar mengatakan pihaknya menyayangkan penganiyaan yang dilakukan Manager Personalia PT. CML Johanes Halikun SH terhadap M Salma pada senin 6 Maret 2006. lebih di sayangkan saat terjadi penganiayaan itu Oknum Polsek Percut Sei Tuan yang berada di pabrik itu tidak mengambil tindakan. dalam tuntutan itu juga massa juga mendesak agar mengusut oknum kepolisian yang setiap hari berada di pabrik itu tidak mengambil tindakan dan tidak Profesional sebab membiarkan terjadinya Penganiayaan itu. aksi - aksi penganiayaan dan intimidasi terhadap buruh - buruh sering terjadi dengan cara premanisme untuk memuluskan aksi intimidasi yang identik dengan premanisme mereka disusupkan ke perusahaan dan berpura - pura bekerja sebagai buruh.

1 orang Oknum Maneger PT. CML dan Anggota Polsek Percut

Aktifis Buruh Penganiayaan / Pemukulan

9 Selasa, 07 Maret 2006

Wartawan disandera Petugas keamanan dipabrik kelapa sawit PT. KMA di Dusun Kuala Kemuning Desa Kariwisata

Dusun Kuala Kemuning Desa Kariwisata Kec. Simpang Empat, Kabupaten Asahan.

Berawal dari wartawan mengambil foto di lokasi pembuangan limbah pabrik, saat dilokasi, penjaga keamanan pabrik melarang memfoto dan menyita kartu pers serta kamera dengan paksadan tidak dikembalikan karena tidak mendapat izin masuk kelokasi itu. Atas kesepakatakan bersama antara pihak perusahaan dan anggota DPRD, kamera serta kartu wartawan dikembalikan. Ketika wartawan mau pulang, dilarang oleh petugas keamanan dan harus menunggu dikantor. Sepeda motor wartawan diambil petugas keamanan dan membawanya kedalam pabrik. Setelah beberapa saat kemudian barulah para wartawan diperbolehkan pulang. Tetapi film yang ada dikamera telah hilang.

,3 Orang Drs. Sofyan Ismail, pemeriksaan

kasus limbah akan ditindak lanjuti dengan memanggil pihak perusahaan.Kasus penyanderaan serta penyitaan kartu dan kamera ketiga wartawan itu dalam waktu dekat akan diadukan kepada atasan oknum-oknum petugas keamanan tersebut.

Oknum petugas keamanan PT KMA.

Wartawan Teror dan Intimidasi

10 Rabu, 15 Maret 2006

Seorang Reporter Deli TV Bernama Beni Pangabean Dianiaya oleh dua oknum Berimob Berinisial Briptu LS dan Briptu HS.

Di Jalan Perjuangan Medan

Seorang reporter deli TV Beny Panggabean 22 tahun warga jalan Perjuangan Medan dianiaya oleh dua oknum Polisi Berpangkat Briptu bersama belasan OKP, disalah satu lapangan Bola di jalan perjuangan Medan. Hal ini bermula ketika korban sedang bermain bola kaki dengan salah seorang adik Polisi, saat itu terjadi keributan kecil antara korban dengan adik polisi tersebut, tidak sampai di situ kemudian muncul dua orang Polisi yang menerima laporan bahwa adiknya dipukuli oleh korban. Mendengar hal itu kemudian dua oknum Polisi tersebut memukuli korban hingga babak belur melihat perlakuan ini kemudian korban mengadukan peristiwa itu ke Propam Poldasu.

1 Orang Korban kemudian membuat pengaduan kepada Propam Poldasu

Dua oknum Berimob Berinisial Briptu LS dan Briptu HS.

Wartawan Penganiayaan / Pemukulan

11 Selasa, 21 Maret 2006 Pukul 11.30 WIB

Meliput Sidang Risuddin dalam Kasus Dugaan korupsi dana APBD Asahan TA 2003, Wartawan Dianiaya

Pengadilan Negeri (PN) Kisaran

Jasper Pane 39 th wartawan surat kabar mingguan SKM Bongkar. Warga kelurahan Siumbut - umbut, Kecamatan Kota kisaran Timur dianiaya oleh AD dan BY, pristiwa penganiayaan itu berlangsung ketika jasper pane menjalankan tugas meliput perjalanan persidangan perkara Kasus dugaan korupsi dana APBD Asahan TA 2003 dengan terdakwa Drs. H Risuddin di pengadilan Negeri Kisaran. ketika itu ia berdiri dipintu kiri ruangan sidang PN Kisaran tiba - tiba datang Ad. tanpa sebab dan alasan yang jelas jasper pane yang ketika itu sedang berdiri didepan Pintu sidang, dituding dengan kata - kata kasar oleh Ad kemudian Jasper menanyakan maksud perkataan Ad lalu tiba - tiba Ad melayangkan pukulan kewajahnya. bukan itu saja tindakan itu kemudian langsung di ikuti oleh adik kandung pelaku berinisial BY. By langsung menendang dan menerjang secara tiba - tiba peristiwa itu kemudian ditengahi oleh pengunjung yang berada di PN Kisaran tersebut.

1 orang Jasper Pane kemudian mengadukan kasus itu ke Mapolres Asahan dengan Surat tanda terima laporan ( STPL) No. 312/III/2006/SPK Tanggal 21 Maret 2006

Berinisial Ad dan By (Birokrat)

Wartawan Penganiayaan / Pemukulan

12 Kamis, 23 Maret 2006, pukul 12.00 WIB.

Oknum anggota Polres Sergai tembak seorang petani di Asahan sehingga mengalami luka di telapak kaki Maston Sitorus.

Perladangan Huta Lombang Desa Huta Padang Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Asahan.

Benny yang ditemani Briptu MB datang ke Huta Lombang dan memanggil Maston Sitorus. Tanpa curiga korban pun menemui Beny. Menurut Beny lahan tersebut adalah miliknya dan diminta agar Maston Sitorus tidak melanjutkan usahanya menggarap lahan itu. Namun permintaan Beny itu ditolak tegas oleh Maston, ia merasa sebagai pemilik lahan yang berasal dari warisan orangtuanya. Saat terjadi dialog antara korban dengan Beny, dengan sikap arogan oknum Briptu MB mendekati Maston Sitorus dan mengusirnya dari lokasi tanah yang menjadi obyek sengketa tersebut. Briptu MB melepaskan tembakan ke arah Maston Sitorus sembari menghardiknya namun tidak kena. Tembakan kedua kembali dilepaskan oknum Polisi itu dan tepat mengenai telapak kaki korban hingga tembus. Maston menjerit kesakitan sembari memegangi kakinya yang berlumuran darah.

1 Orang Kapolres Asahan AKBP Imam Margono, kasus tersebut sedang diproses di Mapolres Asahan. Tersangka Briptu MB kini telah diamankan Provost Poldasu.

Tersangka Briptu MB kini telah diamankan Provost Poldasu.

Oknum Briptu MB dengan menggunakan senjata api jenis revolver.

Aktifis Petani Penembakan

13 Senin, 27 Maret 2006

Inang - inang bentrok dengan satpam PT BSP, kasus sengketa lahan di Desa Sei Kopas.

Desa Sei Kopas, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan.

Bermula dari rasa ketidak puasan warga tehadap PT BSP yang semena-mena meratakan lahan tersebut dengan menggunakan bulldozer.Ketika warga berusaha menghentikan aksi PT BSP,warga dihadang oleh satpam PT BSP yang mengakibatkan terjadinya bentrokan. Dalam bentrokan, kedua pihak saling pukul dan saling lempar dan juga saling tarik menarik pakaian selama lebih kurang tiga jam. Hal Ini terjadi karena warga merasa lahan itu adalah milik mereka yang telah digarap dan dikuasai sejak tahun 1953. Karena adanya tindak kekerasan yang dialamwarga, akhirnya warga melaporkan kejadian tersebut ke DPRD Sumut dan meminta perlindungan dan keadilan atas penganiayaan yang dilakukan oleh Aparat.

Puluhan Warga

Masyarakat mengatakan bahwa seharusnya hala ini dilakukan oleh PT. BSP melalui jalur Hukum Bukan mengambil Secara paksa dengan kekerasan

Satpam PT BSP dengan menggunakan bulldozer dan oknum aparat.

Aktifis Petani Teror dan Intimidasi

14 Maret 2006 3 orang petani di tangkap oleh Polres Simalungun dengan tuduhan melakukan perambahan hutan serta Ilegal Loging

Kecamatan Raya Kahean Simalungun

Komisi I DPRD Simalungun meminta Kapolres Simalungun untuk melepaskan ketiga warga petani ( Hermanto, Nasib dan Taraman sinaga) tersebut yang di tuduh sebagai perambah hutan. Akibat dari penangkapan yang dilakukan pihak kepolisian ini banyak warga yang meninggalkan rumahnya akibat ketakutan.

3 orang DPRD Simalungun menghimbau masyarakat agar tidak takut dan kembali kerumah masing - masing dan menjalankan aktifitasnya

DPRD SIMALUNGUN akan kembali memanggil Polres Dan Dinas Kehutanan guna mendapatkan kepastian

Polres Simalungun Aktifis Petani Penangkapan/Penahanan

n

h

k

15 25-Apr-06 3 warga ujung rambe Kecamatan Bangun Purba ditangkap oleh polres Deli Serdang dengan tuduhan melakukan penggarapan lahan milik PT. Mara Jaya beserta masyarakat lainya

Desa Ujung Rambe KecamataBangun Purba Deli Serdang

Warga menyatakan bahwa pihak kepolisian telah menangkap masyarakat petani yang berkebun ditanah mereka yang di klaim milik PT. Mara Jaya dalam peristiwa itu kemudian warga lain melakukan aksi ke DPRD Deli Serdang untuk meminta rekan mereka dibebaskan oleh polres Deli Serdang

3 orang Komisi A meminta warga agar membuat permohonan pengaduan tertulis yang berguna sebagai dasar untuk melakukan tindakan mediasi antara PT. Mara Jaya dengan masyarakat

DPRD Komisi A Deli Serdang akan memanggil PT. Mara Jaya dengan masyarkat dalam penyelesaian kasus tersebut

Polres Deli Serdang Aktifis Petani Penangkapan/Penahanan

16 Tidak Di sebutkan

Oknum aparat melakukan intimidasi terhadap warga desa Sipaga - paga Penyabungan dalam sengketa tanah ulayat yang di serobot oleh pengusaha berinisial H.A ,S dan H.H

Desa Sipaga - paga Kec. Penyabungan

tanah ulayat yang di tanami oleh warga desa sipaga - paga tiba - tiba diserobot oleh oknum pengusaha berinisial HAS dan HH dengan memakai tangan aparat, persoalan ini telah mereka laporkan kepada pihak kepolisian namun belum ada penyelesaian, para penyerobot selalu melakukan intimidasi serta melakukan pembakaran terhadap pondok serta ladang pertanian masyarakat.

Puluhan Warga

anggota komisi A DPRD Penyabungan menyatakan akansegera menindaklanjuti perihal keterlibatan oknum aparat dalan insiden yang terjadi dan menyerahkan masalah ini kepada instansi tertinggi untuk menyidik siapa oknum aparat tersebut.

Peristiwa ini di laporkan oleh masyarakat kepada Komisi A DPRD Panyabungan

Oknum aparat TNI dan Polisi Aktifis Petani Teror dan Intimidasi

17 Senin 22 Mei 2006

Oknum Aparat melakukan intimidasi serta pamer senjata terhadap Warga PIR Trans Sosa Padang Sidempuan

Perkebunan inti rakyat Transmigrasi Sosa II P. Sidempuan

Menurut Pantauan di lapangan keadaan warga sekitar di cekam ketakutan akibat ancaman, paksaan dan intimidasi oleh oknum aparat Brimob, agar petani menjual tandan buah sawitnya kepada PTPN IV. Masyarakat heran dengan keberadaan aparat di pemukiman PIR Trans yang sekarang yang masuk wilayah Kec. Huta Raja Tinggi. Karena sepengetahuan Mereka, aparat keamanan berada di kec. Sosa Untuk Pengamanan Buah Sawit Milik PTPN IV kebun Sosa.

Puluhan Warga

Kapolres Tapsel AKBP. Drs. Suryana Bodo Asmoro mengatakan bahwa aparat keamanan yang di sebut sebut dari Brimob itu bukan kewenanganya. Kedatangan Brimob di kawasan itu atas permintaan PTPN IV bukan polres tapsel

Sejumlah tokoh masyarakat di pemukiman PIR Trans Mengatakan, telah berulang kali mencegah rencana masyarakat menggelar demo, memprotes pemaksaan agar mereka menjual Buah sawitnyakepada PTPN IV. Karena mereka berharap dapat menjualhasil panenya kemana saja dan kepada siapa saja dan bebas menjual sawitnya.

Belum ada Oknum Brimob bertugas di PTPN IV

Aktifis Petani Teror dan Intimidasi

18 Senin 29 Mei 2006

Warga Mabar yang tergabung dalam kelompok tani bina bersaudara Di teror oleh oknum Polisi serta Preman

Lingk X Kelurahan Mabar Kec. Medan Deli

Menurut warga hal ini terjadi di karenakan lahan pertanian warga yang biasanya mereka kelola tiba - tiba di kuasai oleh oknum pengusaha yang mengakui bahwa lahan seluas 8,3 ha dilingkungan itu adalah miliknya, sehingga warga yang berada di lahan tersebut selalu di teror oleh oknum pengusaha tersebut, teror bukan hanya datang dari oknum preman namun juga dari pihak kepolisian juga ikut meneror warga akibatnya warga kemudian meminta perlindungan hukum kepada Ketua DPRD SU. warga mengatakan bahwa tanah seluas 8,3 ha itu telah mereka kuasai sejak tahun 1952 namun sekcam mendekati warga untuk menjual tanah tersebut, belakangan oknum pengusaha tersbut mengklaim bahwa tanah tersebut telah ia kuasai, perlawanan yang dilakukan oleh warga ( Sofyan Surono ) dan 5 rekanya akhirnya ditangkap olepihak kepolisian dari poltabes Medan.

Puluhan Warga

Mendengar pengaduan dari warga ke DRPDSU atas nama komisi A kemudian memanggil camat labuhan deli untuk dapat menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya. Berselang satu jam lurah Mabar (Safarudin) kemudian datang ke DPRDSU dan menjelaskan duduk persoalan tersebut. safarudin membawa surat - surat yang menunjukan bahwa tanah tersebut adalah milik Kalam Liaono, namun komisi A melihat ada kejanggalan dari surat yang di bawah lurah tersebut. sehingga kesimpulan dari komisi A bahwa warga harus membuat kronologis perampasan atas tanah tersebut

Pengusaha yang di beking oleh Oknum Preman Serta oknum Polisi

Aktifis Petani Teror dan Intimidasi

19 Kamis 29 Juni 2006

Poltabes Medan melakukan pemukulan terhadap Mahasiswa saat melakukan pembubaran dan penangkapan aksi massa soal kasus Rudolf di Medan

Medan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM se kota Medan mengatakan, target aksi yang mereka lakukan bukanlah untuk menggagalkan kegiatan wakil Presiden Jusuf kalla melakukan peletakan batu pertama pembangunan Bandara Kuala Namu. Tapi hanya ingin menyampaikan bahwa masyarakat sumut tidak bisa menerima Rudolf M Pardede sebagai Gubsu selama status pendidikanya belum terklarifikasi. Budi indra selaku juru bicara dia menyebutkan, aksi yang mereka lakukan kemarin itu legal, karen kami telah melayangkan surat pemberitahuan ke Poltabes Medan . " tetapi kenapa kami di bubarkan dan secara sewenang - sewenang, kami dipukuli dan di kejar - kejar dan di digiring ke Poltabes layaknya residivis saja ujarnya, dalam peristiwa itu menurut Budi 5 orang rekan - rekan mereka mengalami luka - luka pukulan oleh petugas kepolisian. selain itu mereka meminta dan mendesak penindakan dan pencopotan Kasat Intelkam Poltabes Medan Kompol Bayu Aji yang memimpin aksi pembubaran dan penangkapan disertai pemukulan oleh petugas kepolisian kepada Mahasiswa yang melakukan aksi demo soal kasus Rudolf.

5 Orang Sementara itu, Sigit Pramono Asri, ketua Fraksi Keadilan Sejahtera mengecam tindakan yang di lakukan petugas Kepolisian, menangkap aktivis mahasiswa saat berunjukrasa Kamis 29 Juni 2006 kemarin menilai, penangkapan mahasiswa itu merupakan tindakan berlebihan (over akting) dan menggambarkan sikap yang tidak mendukung kebebasan Aspirasi

Satuan Kepolisian Kota Medan yang dipimpin oleh Kasat Intelkam Poltabes Medan Kompol Bayu aji

Mahasiswa Penangkapan/Penahanan

20 Senin 1 Juli 2006

Diduga melakukan penganiayaan terhadap M Ricard Manik (46) th pimpinan salah satu media massa Penduduk jalan krakatau gang sidodame, Medan seorang Oknum satpol PP Pempropsu Berinisial RP (43) th Penduduk jalan jamin ginting medan

Kantor Gubernur Sumatera Utara

Dalam laporan yang dibuat korban mengatakan korban dianiaya oleh oknum tersebut saat masukeruangan kantor Gubernur Sumatera Utara untuk menemui seseorang. Tiba - tiba pelaku langsung melemparkan asbak stainles dan mengenai lengan kiri yang mengakibatkan memar, diduga terkait atas pemberitaan. sementara itu tersangka oknum satpol PP Pempropsu membantah melakukan penganiayaan atas peberitaan di media massanya. namun ia emosi karena dirinya diremehkan dengan kata-kata yang di ucapakan oleh korban, saat menegur korban yang memarkirkan mobilnya ditempat yang dilarang. untuk pengusutan tersangka kini ditahan RTP Polsek Medan Baru guna menjalani pemeriksaan.

1 orang Polsekta medan baru telah melakukan penahanan terhadap tersangka

Oknum satpol PP Pempropsu Berinisial RP (43) th Penduduk jalan jamin ginting medan

Wartawan Penganiayaan / Pemukulan

l

21 Senin 31 Agustus 2006

Buruh PT. Cipta Meublindo Lestari Berinisial Syamsir Hasibuan ditembak tempel oleh satu anggota Brimodsu dikediaman korban

Komplek Darma Deli Blok A Desa Tanjung Selamat Pasar I Kec. Percut Sei Tuan. Kab Deli Serdang

Pada hari senin 31 agustus 2006 pukul 15.00 wib Syamsir Hasibuan (Karyawan PT. CML) sedang bersama abang serta kakaknya berada dirumahnya tiba- tiba didatangi sekitar 6 orang anggota Brimobdasu beserta 3 orang satpam PT. CML lalu mendobrak masuk kedalam rumah kemudian menyeret syamsir keluar rumah, sesampai diluar rumah, salah seorang anggota Brimobdasu dari arah belakang menempelkan senjata apinya kearah kaki kanan sebelah bawah dan menembakinya dengan peluru tajam. kemudian korban diseret sampai kurang lebih 300 meter menuju perusahaan PT.CML. sampai disana syamsir ditempatkan di mes perusahaan dalam keadaan luka-luka, pada pukul 18.30 wib korban kemudian dibawa kerumah sakit Brimob yang beralamat di Jalan Wahid Hasyim Medan. hal ini dilakukan karna syamsir dianggap sebagai pelaku kerusuhan demo terhadap perusahaan PT. CML yang telah melakukan PHK terhadap karyawanya

3 orang Korban kemudian di tahan oleh Mapoltabes medan setelah keluar dari rumah sakit Brimobdasu.

6 orang anggota Brimodasu dan 3 orang Satpam PT.CML berinisial Ependi sitohang.

Aktifis Buruh Penembakan/Penangkapan dan Penahanan/dijadikan tersangka

22 Kamis 24 Agustus 2006

Puluhan warga bekas pengungsi asal aceh di tangkap Polisi dengan tuduhan merambah hutan

Bonsar Nauli Hatonduhan, Simalungun

Para pengungsi Aceh dituduh merambah hutan di kawasan Simalungun terjaring OHL (Operasi Hutan Lestari) yang digelar Polres Simalungun. padahal mereka mendapatkan lahan setelah diberi rekomendasi dari pengulu yang juga diketahui camat untuk menguasai kawasan hutan untuk mempertahankan hidupnya sejak tahun 1999. untuk mendapatkan hak atas tanah seluas 2 ha mereka membayar ganti rugi berkisar Rp 500 ribu, dan atas tanah yang diusahai seluas dua hektar setiap KK mereka juga telah membayarkan pajak bumi dan bangunan (PBB) setiap tahunnya sebesar Rp 17 ribu

71 Orang kasat Reskrim Polres Simalungun AKP Den Martin ketika dikomfirmasi, menolak memberikan keterangan resmi karena masih melakukan operasi

warga merasa bingung mengapa dituduh melakukan perambahan, apalagi kami adalah orang yang susah, di Aceh kami diusir dengan meninggalkan harta yang ada, pindah ke Simalungun malah ditangkap dituduh merambah hutan

puluhan warga masih berada di Mapolres Simalungun

oknum anggota Polres Simalungun

Aktifis Petani Penangkapan/Penahanan

23 Rabu 04 Oktober 2006

Wartawan Posmetro Medan dianiaya oleh mantan Kepala Kantor Pos Timbang Deli Medan

Depan Kantor Pos Jalan Sisingamangaraja Km. 85 Medan

Sekira pukul 13.00 wib. Wartawan Posmetro medan, maranatha tobing 27 th warga jalan pelajar medan dianiaya oleh AB mantan kepala kantor Pos Timbang Deli Medan. Penganiayaan itu diduga akibat tidak terima atas pemberitaan miring. Penganiayaan itu dilakukan AB warga jalan pertahanan, patumbak di sebuah warung nasi di depan kantor pos itu. Bermula saat Maranatha Tobing hendak memesan makan siang di warung nasi tersebut. Tanpa sepengetahuannya tiba - tiba muncul AB mendatanginya dan langsung menarik lengan kaos panjang yang dikenakan tobing. Tidak senang atas tindakan itu keduanya beradu mulut. Akhirnya terkuak, aksi AB itu karena tidak senang atas pemberitaan yang dibuat korban seputar pemotongan dana bantuan langsung tunai (BLT) saat AB menjabat kepala Kantor pos yang terakhir hingga dua pekan sebelumnya itu. Meski tobing sudah menjelaskan jika pemberitaan itu sudah diklarifikasikan pada pemberitaan berikutnya, namun AB tidak mau menerima alasan itu. Bahkan korban malah di bentak dan melayangkan tangannya kewajah korban.Tidak sampai disitu, korban juga didorong hingga terduduk kembali kebangkunya. Tindakan AB itu sempat menarik perhatian pem

1 orang PWI mengecam keras tindakan yang di lakukan oknum PNS tersebut bahkah PWI akan melaporkan kasus kriminal terhadap Insan Pers ini ke Mapoldasu

atas penganiayaan yang dialaminya kemudian korban membuat pengaduan kepolisi dengan surat tanda penerimaan laporan polisi STPL/804/X/2006/TBS Patumbak

Berinisial AB Mantan Kepala Kantor Pos Timbang Deli Medan

Wartawan Penganiayaan / Pemukulan

24 Senin 20 November 2006

Aksi Tolak Bush di Medan Rusuh 3 Mahasiswa ITM terluka pasca Demonstrasi tolak kedatangan BUSH ke Istana Bogor

Di Jalan Walikota Medan

Aksi unjuk rasa menolak kedatangan Presiden AS di konsulat Jenderal AS jalan walikota no 13 medan berakhir rusuh, 3 mahasiswa ITM mengalami luka luka dua diantaranya berinisial Muklis mahasiswa jurusan Arsitektur dan Imron, Mahasiswa yang mengalami luka berat dirawat dirumah sakit Permata Bunda dijalan SM raja medan selain itu seorang foto grafer harian analisa yang sedang menjalankan aktifitasnya juga mendapat ancaman dari sejumlah petugas untuk membuang file Fotonya, coba lihat filenya cepat buang awas kalau enggak kutandai kau, ancam sejumlah petugas dengan keras. mendapat ancaman tersebut foto grafer analisa tersebut dengan ketakutan membuang foto aksi tersebut

4 Orang Biaya perobatan tersebut akan di tanggung oleh kasat intelkam bayu aji, kapoltabes akan menindak setiap polisi yang melakukan pemukulan tersebut

Anggota Poltabes Medan Mahasiswa Penganiayaan / Pemukulan/ Penahanan

25 Kamis 16 November 2006

Rudi Wartawan Binjai anggota PWI dianiaya oleh oknum aparat di Cafe 17 Binjai

Lokasi Café 17 kota Binjai

Kamis malam 16/11 rudi wartawan yang juga anggota PWI Bijai dipukul oleh Oknum 0knum Polisi di café 17 di Binjai. Rudi mengalami pembengkakkan dimata dan darah segar keluar dari hidungnya entah apa motif pemukulan terhadap wartawan yang datang kesana.

1 Orang Oknum Polisi Binjai Wartawan Penganiayaan / Pemukulan

26 Selasa 21 November 2006

Protes Pelurusan Sungai Deli, Massa Gerakan Masyarakat Medan Maimun Bersatu (GM3B) bentrok dengan satpoPP seorang Nenek Terluka akibat terinjak - injak satpol PP

Kantor Walikota MEDAN

Ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Medan Maimun Bersatu yang semula melakukan protes terlibat bentrok dengan puluhan satpol PP kota medan dihalaman kantor Walikota Medan seorang Nenek berinisial Rohani Lubis pengunjuk rasa sempat terbanting dan terinjak injak oleh satpol PP tersebut. aksi ini sebenarnya ingin menyampaikan keluhan kapada walikota medan seputar pelurusan sungai deli yang mengakibatkan banjir kepemukiman warga. entah dari mana asal muasalnya massa kemudian bergerak ketengah halaman balai kota hingga terjadi dorong dorongan dan bentrok pun terjadi sehingga mengakibatkan seorang nenek lanjut usia terbating dan mengalami luka pada kakinya.

1 Orang Puluhan Anggota Satpol PP kota medan

LSM (aktifis dan Organisasi)

Penganiayaan / Pemukulan

27 20 Desember 2005 hingga 24 Februari 2006

Oknum Polsek Barus Bripda Manumpak Simatupang terlibat pembunuhan berencana terhadap seorang petani partahian simanung kalid bersama mandor PT. Nauli sawit Muslim sibagaring

Desa Siantar CA Kec. Sosor Gadong Tapteng

Partahian ditemukan tewas pada hari selasa tanggal 20 Desember 2005 sekira pukul 07.00 wib dilokasi perladangan miliknya didesa Lehu desa siantar CA Kec.Sosor Gadong Tapteng. Berdasarkan keterangan saksi Fantius telaumbanua sehari sebelum kejadian kematain korban. istri korban menghampiri pekerja PT Nauli Sawit dan mengatakan mengapa tanah miliknya dikerjakan dan kemudian karyawan tersebut mengatakan disuruh oleh asisten perkebunan, usai makan siang para karyawan tersebut menghampiri gubuk korban yang berada tidak jauh dari lokasi mereka akan tetapi mereka tidak menemukan korban digubuk tersebut namun menyuruh anak korban untuk memanggil korban (partahian simanungkalid) kemudian korban bertemu dengan Muslim serta berbincang bincang menawarkan kerja di PT Nauli Sawit tersebut sebagai penjaga malam. berdasarkan kesepakatan tersebut korban akhirnya menerima tawaran tersebut akan tetapi keesokan paginya korban ditemukan tewas dalam kondisi yang mengenaskan, hal inikemudian berusaha ditutup tutupi oleh anggota polsek barus tersebut sehingga menimbulkan kecurigaan bagi keluarga korban.

1 0rang Masih dalam persidangan pengadilan negeri Sibolga

Muslim Sibagariang (mandor PT. Nauli sawit) Dongoran Siregar ( asisten Nauli Sawit) Bripda Manumpak Simatupang (oknum Polsek Barus) Telaumbanua (karyawan PT. Nauli Sawit)

Aktifis Petani Pembunuhan

28 Senin 04 Desember 2006

Wartawan Harian bersama dianiaya oleh sekelompok karyawan PTPN II Desa Badar Kalipah

PTPN II Desa Badar Kalifah Kecamatan Percut Sei tuan Deli Serdang

Irdiasyah 42 th wartawan Harian Bersama warga dusun II desa Tembung Kecamatan Percut Sei tuan dianiaya oleh karyawan PTPN II. Saat itu Irdiansyah sedang meliput adanya tindakan perobohan pagar bangunan yang dilakukan oleh karyawan PTPN II Bandar Kalipah. setelah mengamati peristiwa dan menuliskan hal hal yang dilihatnya, kemudian korban melakukan konfirmasi ke Pimpinan ke Pimpinan PTPN II. Pihak PTPN II keberatan, namun korban tetap berupaya semaksimal mungkin bagaimana agar bisa bertemu. salah seorang dari karyawan PTPN II kemudian memukul gagang babat ke tubuh Korban. ayunan parang babat tersebut kemudian ditangkis. akibat dari tangkisan tersebut tangan Irdiansyah kemudian terluka serta bengkak. mendapat perlakuan tersebut kemudian korban melaporkan hal ini ke Polsek Percut Setuan dan diterima oleh Aiptu Iman Safii.

i

1 Orang Mendapat perlakuan tersebut kemudian korban melaporkan hal ini ke polsek Percut Sei tuan dan di terima oleh Aiptu Iman Safii.

Oknum karyawan PTPN II Bandar Kalifah Percut Sei Tuan

Wartawan Penganiayaan / Pemukulan

ga

a

29 Rabu 18 Oktober 2006

Rektor USU ancam Bunuh Dosennya, Mata Sang guru mau dicongkel hal ini terkait ISU Korupsi di USU

Ruangan Rektor Kampus USU Medan

Hal ini bermula saat sejumlah dosen di USU sibuk menyelidiki dugaan kasus korupsi gaji honorer karyawan USU. Tapi belum lagi terungkap, dilingkungan USU merebak dan mendadak beredar tujuh seleberan gelap yang isinya seolah seolah memihak cairudin lubis. tujuh selebaran itu kemudian ditanya oleh jaya arjuna melalui surat. kemudian jaya arjuna menyarankan untuk melaporkan selebaran gelap itu kepada polisi. dalam surat tersebut jaya menyatakan bahwa rektor tidak akan mungkin merestui 7 selebaran tersebut. esoknya jaya arjuna yang juga seorankordinator Transparansi Internasional Indonesia (TII) ini kemudian di pangggil sang rektor. padsaat di rungan inilah kemudian jaya mendapat ancaman dari sang rektor. menurut jaya ancaman bunuh tersebut makin meninggi ketika jaya menyebut nama Fahmi SH Aspidsus Kajatisu aparat yang lagi mengusut Kasus Korupsi di USU.

7 Orang Mendapat perlakuan tersebut kemudian Korban melaporkan tindakan sang rektor ke Mapoldasu

Rektor USU Prof. Cairudin Lubis

LSM (aktifis dan Organisasi) / Dosen/Guru

Ancaman Bunuh/Teror dan Itimidasi

30 Kamis 14 September 2006

Ancaman terhadap Aktifis Pusaka Indonesia agar tidak mengungkap kasus percaloan darah di PMI Medan

Jl. Setia Budi Medan

Teror ini terjadi dan juga dialami oleh salah seorang dokter di PMI Medan Yakni dokter Mujahar mantan kepala laboratoriun UTD PMI Medan mengungkapkan dirinya, telah menerimsejumlah teror melalui telepon gelap dia akan diancam fisik, pengancam tersebut mengatakan bahwa ia biang kerok yang membongkar kasus tersebut selain sang dokter tersebut aktifis pusaka indonesia juga mendapat teror yang juga sama dan akan membunuh bagi siapapun berani melanjutkan kasus ini.

2 Orang Pusaka Indonesia kemudian mengadukan hal ini kepada Mapoldasu agar segera menyelidiki kasus percaloan darah tersebut

OTK berasal dari OKP LSM (aktifis dan Organisasi)

Ancaman Bunuh/Teror dan Itimidasi