rehabilitasi medik pada pasien hemiparesis sinistra

Upload: chrisilia-meylita

Post on 13-Oct-2015

171 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

lapkas

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Stroke merupakan masalah penting bagi kesehatan masyarakat karena memiliki angka kesakitan, kecacatan, kematian, dan biaya tinggi. Dari studi literatur terlihat di negara-negara maju stroke merupakan penyebab kematian tertinggi setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke adalah gangguan fungsi otak akut yang disebabkan terhentinya suplai darah ke otak di mana terjadi secara mendadak dan cepat dengan gejala sesuai dengan daerah fokal di otak yang mengalami gangguan.1Insiden di setiap negara berbeda dan meningkat dengan bertambahnya usia. Di Amerika Serikat tercatat hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat stroke. Pada tahun 2010, Amerika telah menghabiskan $ 73,7 juta untuk menbiayai tanggungan medis dan rehabilitasi akibat stroke. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia, masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita Stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia. Jumlah yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun.2Stroke yang di kenal sebagai cerebro vascular disease atau brain attack, adalah suatu sindroma yang di sebabkan putusnya aliran darah ke otak karena tersumbat atau pecahnya suatu pembuluh darah. Terputusnya aliran darah tersebut, menyebabkan area otak yang dialiri arteri tersebut mengalami kekurangan oksigen dan makanan, yang mengakibatkan sel-sel otak daerah tersebut mengalami kerusakan atau kematian. Akibatnya fungsi dari bagian tubuh yang dikontrol oleh sel-sel otak tersebut tidak berfungsi yang menyebabkan defisit neurologis.1Manifestasi klinis pada penderita stroke adalah kelemahan tubuh dan anggota gerak yang mendadak, mati rasa atau kesemutan pada satu sisi tubuh atau seluruh tubuh, disartria, nyeri kepala, mual, muntah, gangguan penglihatan, gangguan kesadaran, kejang.3Rehabilitasi medik penderita stroke adalah usaha yang dapat dilakukan guna mengembalikan kemampuan pasien stroke secara fisik pada keadaan semula atau setidaknya mendekati normal seperti sebelum sakit dalam waktu sesingkat mungkin. Prinsip rehabilitasi medik pada stroke ialah mengusahakan agar sedapat mungkin pasien tidak bergantung pada orang lain. Dalam penanganan penderita diperlukan adanya satu tim yang terdiri dari berbagai disiplin keahhlian, agar tercapai hasil yang sebaik-baiknya. Tim rehabilitasi medik pasca stroke terdiri dari dokter spesialis rehabilitasi medik, fisioterapis, okupasi terapis, ortotis prostetis, terapi wicara, sosial-medik, psikolog, dan perawat rehabilitasi.4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.1DefinisiMenurut World Health Organization (WHO), stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.3

II.2EpidemiologiStroke merupakan masalah kesehatan serius yang utama di Amerika Serikat. Stroke menempati urutan kedua penyebab kerusakan neurologis setelah trauma kepala, di mana setiap tahunnya terdapat hampir setengah juta kasus baru.2,3Hasil survey kesehatan rumah tangga di Indonesia melaporkan bahwa proporsi stroke pada Rumah Sakit yang tersebar di 27 provinsi antara tahun 1984 - 1986 meningkat. Pada pusat pelayanan penyakit saraf di Indonesia, stroke menduduki tempat teratas penderita rawat inap. Di Sulawesi Utara jumlah penderita stroke pada periode tahun 1999 - 2001 adalah 2780 dari 138.112 total penderita rawat inap.5

II.3EtiologiYang menjadi persoalan pokok pada stroke adalah gangguan peredaran darah pada daerah otak tertentu. Beberapa hal yang menyebabkan lesi vaskuler serebral antara lain : 1. Penyumbatan aliran darah otak karena vasospasme langsung dan menimbulkan gejala defisit atau perangsangan sesuai dengan fungsi daerah otak yang terkena.2. Penyumbatan aliran darah yang disebabkan oleh thrombus. Akibatnya aliran darah otak regional tidak memadai dalam memenuhi kebutuhan darah otak yang terganggu.3. Penyumbatan aliran darah otak oleh embolus. Sumber embolisasi dapat terletak di arteri karotis atau vertebralis tapi dapat juga di jantung dan sistem vaskuler sistemik.4. Lesi daerah otak akibat ruptur dinding pembuluh darah. Penyebab ruptur pembuluh darah bisa akibat dari suatu stroke embolik, perdarahan lobaris spontan dan perdarahan intraserebral akibat hipertensi.3

II.4 KlasifikasiBerdasarkan penyebabnya stroke dibedakan menjadi:1. Stroke IskemikDi negara industri 80% stroke disebabkan jenis iskemik1Ada 3 jenis stroke iskemik: Trombotik Stroke: Merupakan jenis terbanyak. Penyebabnya adalah aterosklerosis yang mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah akibat pertumbuhan plak dalam dinding pembuluh darah.1 Embolik Strokeakibat terlepasnya embolus dari sumber asal jantung atau dari pembuluh arteri besar; masuk ke dalam arteri otak. Lakunar Stroketerjadi bila pembuluh darah tembus/perforantes dalam otak tersumbat.12. Stroke HemoragikPenyebab tersering adalah hipertensi. Penyebab lain adalah pecahnya aneurisma. Stroke hemoragik menduduki 20% dari semua jenis stroke dan penyumbang terbanyak kematian.1.6Berdasarkan perjalanan klinisnya, stroke non hemoragik dikelompokkan menjadi : 1. Transient Ischemic Attack (TIA)Stroke dengan defisit neurologis yang terjadi dan akan kembali normal dalam 24 jam.2. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)Stroke dengan defisit neurologik lebih dari 24 jam, tapi akan kembali normal dalam waktu 3 minggu.3. Progessive strokeStroke dengan defisit neurologi yang berlangsung secara bertahap menjadi lebih berat.dan jelas dalam beberapa jam atau hari.

4. Completed Stroke Stroke dengan defisit neurologis stabil dan tidak bertambah lagi sejak saat serangan.1,6Klasifikasi stroke Iskemik menurut Bamford: Lacunar Infarct (LACI)Sering disebabkan oleh oklusi mikroateromatous pada arteri penetrans yang kecil dan dalam, Jarang akibat emboli atau perdarahan. Biasanya infark kecil pada kapsula interna atau pons. Total Anterior Circulation Infarct (TACI)Sering disebabkan oklusi pada arteri karotis interna ipsilateral atau arteri cerebri media. 85% infark pada daerah fronto-temporal parietal dan 10-15% karena perdarahan. Partial Anterior Circulation Infarct (PACI)Diakibatkan oleh oklusi pada arteri karotis interna atau arteri cerebri media. Ditemukan 85% oleh karena infark, 15% karena perdarahan. 40% meninggal atau cacat dalam 6 bulan sesudah stroke. Posterior Circulation Infarct (POCI)biasanya terjadi karena aterotromboemboli pada sistem arteri vertebrobasilaris.1,4

II.5Faktor Resiko StrokeBeberapa faktor resiko yang dapat menimbulkan stroke berdasarkan laporan studi epidemiologi antara lain :1. Faktor biologik yang tidak dapat dimodifikasi yaitu : umur, jenis kelamin, ras dan herediter.2. Faktor fisiologik yang dapat dimodifikasi yaitu : hipertensi, diabetes, lipid, penyakit jantung, stenosis karotis, TIA, hemosisteinemia dan ateroma aorta.3. Faktor gaya hidup dan pola perilaku seperti merokok, obesitas, aktifitas fisik, diet, alkohol dan kontrasepsi hormonal.7

II.6Manifestasi KlinikStroke non hemoragik biasanya bermanifesrasi sebagai: Kelumpuhan wajah dan anggota gerak. Terjadi pada saat santai atau terjadi pada pagi hari. Gangguan sensibilitas daerah yang lumpuh Disartria. Adanya riwayat TIA sebelumnya. Tidak biasanya ditemukan nyeri kepala, muntah, kejang dan kesadaran yang menurun. Tidak ditemui adanya tanda rangsangan meningeal.8Stroke Hemoragik sendiri khas sehingga dapat dibedakan dari stroke non hemoragik. Gejala klinis yang biasanya ditemui : Kelumpuhan wajah dan anggota gerak yang mendadak. Serangan pada saat aktif disertai nyeri kepala yang hebat. Gangguan sensibilitas daerah yang mengalami kelumpuhan. Ataksia, disartria. Mual, muntah. Gangguan penglihatan. Gangguan kesadaran, kejang. Kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan meningeal.8

II.7DiagnosisDiagnosis klinik stroke dibuat berdasarkan batasan stroke, dilakukan pemeriksaan klinis yang teliti, meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan radiologis.8

II.8Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium darahBeberapa pemeriksaan rutin darah dikerjakan untuk mengindetifikasi kelainan sistemik yang dapat menyebabkan terjadi stroke atau untuk melakukan pengobatan spesifik pada stroke. Pemeriksaan tersebut adalah kadar gula darah, elektrolit, haemoglobin, angka eritosit, angka leukosit, KED, angka platelet, waktu protrombin, activated partial thrombopalstin time, fungsi hepar dan fungsi ginjal.

Pemeriksaan CT-scan kepala dan MRIDiagnosis baku emas jenis patologis stroke ditegakkan dengan pemeriksaan CT-Scan atau dengan MRI.CT Scan berguna untuk menentukan: jenis patologi lokasi lesi ukuran lesi menyingkirkan lesi non vaskuler Pemeriksaan jantungPemeriksaan kardiovaskuler klinis dan pemeriksaan 12-lead ECG harus dikerjakan pada semua penderita stroke. Biasanya dilakukan selama 48 jam sejak kejadian stroke. Kelainan jantung sering terjadi pada penderita stroke dan penderita dengan kondisi gangguan jantung akut harus segera ditanggulangi. Fibrilasi atrial, sangat potensial untuk terjadi stroke, dapat terdeteksi awal. Monitor jantung sering dilakukan setelah terjadi stroke untuk menyingkirkan aritmia jantung. Pemeriksaan rontgen thorakPemeriksaan foto rontgen thorak adalah pemeriksaan rutin yang harus dikerjakan.

II.9Rehabilitasi Medik Pada Penderita StrokeRehabilitasi medik pada penderita stroke adalah usaha yang dapat dilakukan guna mengembalikan kemampuan pasien stroke secara fisik pada keadaan semula atau setidaknya mendekati normal seperti sebelum sakit dalam waktu sesingkat mungkin. Rehabilitasi stroke membantu penderita stroke agar sebisa mungkin kembali ke kehidupan normal dan mencapai tingkat kemandirian tertinggi yang mungkin dapat diraih.9,10Perhatian utama rehabilitasi adalah evaluasi potensi perkembangan pasien dengan rehabilitasi yang intensif. Tujuan dari rehabilitasi harus realistis dan fleksibel sebab status neorologis dari pasien dan derajat kelainan biasanya berubah seiring waktu. Hal terbaik didapatkan jika pasien dan keluarga berpartisipasi dalam mencapai tujuan rehabilitasi.9,10Evaluasi Penderita Stroke dari Segi Rehabilitasi MedikTujuan rehabilitasi medik adalah tercapainya sasaran fungsional yang realistik dan untuk menyusun suatu program rehabilitasi yang sesuai dengan sasaran tersebut.11Pemeriksaan penderita meliputi empat bidang evaluasi:1. Evaluasi neuromuskuloskeletalMencakup evaluasi neurologi secara umum dengan perhatian khusus pada: Tingkat kesadaran Fungsi mental termasuk intelektual. Kemampuan bicara. Nervus kranialis. Pemeriksaan sensorik. Pemeriksaan fungsi persepsi. Pemeriksaan motorik Pemeriksaan gerak sendi. Pemeriksaan fungsi vegetatif.2. Evaluasi medik umumMencakup sistem kardiovaskuler, sistem pernapasan, sistem endokrin serta sistem saluran urogenital.3. Evaluasi kemampuan fungsionalMeliputi kegiatan sehari-hari (AKS) seperti makan dan minum, mencuci, kebersihan diri, transfer dan ambulasi. Untuk setiap jenis aktivitas tersebut ditentukan derajat kemandiriaan dan ketergantungan penderita juga kebutuhan alat bantu.4. Evaluasi psikososial-vokasionalMencakup faktor psikologis, vokasional dan aktifitas rekreasi, hubungan dengan keluarga, sumber daya ekonomi dan sumber daya lingkungan Evaluasi psikososial dapat dilakukan dengan menyuruh penderita mengerjakan suatu hal sederhana yang dapat dipakai untuk penilaian tentang kemampuan mengeluarkan pendapat, kemampuan daya ingat dan orientasi.

Program Rehabilitasi Medik pada Penderita Stroke 11,12 Fase awalTujuannya adalah untuk mencegah komplikasi sekunder dan melindungi fungsi yang tersisa. Program ini dimulai sedini mungkin setelah keadaan umum memungkinkan dimulainya rehabilitasi. Hal-hal yang dapat dikerjakan adalah proper bed positioning, latihan luas gerak sendi, stimulasi elektrikal dan begitu penderita sadar dimulai penanganan masalah emosional. Fase lanjutanTujuannya adalah untuk mencapai kemandirian fungsional dalam mobilisasi dan aktifitas kegiatan sehari-hari (AKS). Fase ini dimulai pada waktu penderita secara medik telah stabil. Biasanya penderita dengan stroke trombotik atau embolik, biasanya mobilisasi dimulai pada 2-3 hari setelah stroke. Penderita dengan perdarahan subarakhnoid mobilisasi dimulai 10-15 hari setelah stroke. Program pada fase ini meliputi :1. Fisioterapia. Stimulasi elektrikal untuk otot-otot dengan kekuatan otot (kekuatan 2 kebawah)b. Diberikan terapi panas superficial (infra red) untuk melemaskan otot.c. Latihan gerak sendi bisa pasif, aktif dibantuatau aktif tergantung dari kekuatan otot.d. Latihan untuk meningkatkan kekuatan otot.e. Latihan fasilitasi / redukasi ototf. Latihan mobilisasi.2. Okupasi Terapi Sebagian besar penderita stroke dapat mencapai kemandirian dalam aktifitas kehidupan sehari-hari (AKS), meskipun pemulihan fungsi neurologis pada ekstremitas yang terkena belum tentu baik. Dengan alat Bantu yang disesuaikan, AKS dengan menggunakan satu tangan secara mandiri dapat dikerjakan. Kemandirian dapat dipermudah dengan pemakaian alat-alat yang disesuaikan.3. Terapi BicaraPenderita stroke sering mengalami gangguan bicara dan komunikasi. Ini dapat ditangani oleh ahli terapi wicara dengan cara:1 Latihan pernapasan (pre speech training) berupa latihan napas, menelan, meniup, latihan gerak bibir, lidah dan tenggorokan.2 Latihan di depan cermin untuk latihan gerakan lidah, bibir dan mengucapkan kata-kata.3 Latihan pada penderita disartria lebih ditekankan ke artikulasi mengucapkan kata-kata.4 Pelaksana terapi adalah tim medik dan keluarga.4. Ortotik ProstetikPada penderita stroke dapat digunakan alat bantu atau alat ganti dalam membantu transfer dan ambulasi penderita. Alat-alat yang sering digunakan antara lain : arm sling, hand sling, walker, wheel chair, knee back slap, short leg brace, cock-up, ankle foot orthotic (AFO), knee ankle foot orthotic (KAFO).5. PsikologiSemua penderita dengan gangguan fungsional yang akut akan melampaui serial fase psikologis, yaitu: fase syok, fase penolakan, fase penyesuaian dan fase penerimaan. Sebagian penderita mengalami fase-fase tersebut secara cepat, sedangkan sebagian lagi mengalami secara lambat, berhenti pada salah satu fase, bahkan kembali ke fase yang telah lewat. Penderita harus berada pada fase psikologis yang sesuai untuk dapat menerima rehabilitasi.6. Sosial Medik dan VokasionalPekerja sosial medik dapat memulai bekerja dengan wawancara keluarga, keterangan tentang pekerjaan, kegemaran, sosial, ekonomi dan lingkungan hidup serta keadaan rumah penderita.

II.8 PrognosisFaktor-faktor yang mempengaruhi prognosis yaitu : Saat mulainya rehabiliyasi medik, program dimulai kurang dari 24 jam maka pengembalian fungsi lebih cepat. Bila dimulai kurang dari 14 jam maka kemampuan memelihara diri akan kembali lebih dahulu. Saat dimulainya pemulihan klinis, prognosis akan lebih buruk bila ditemukan adanya: 1-4 minggu gerak aktif masih nol (negatif); 4-6 minggu fungsi tangan belum kembali dan adanya hipotonia dan arefleksia yang menetap.11

BAB IIILAPORAN KASUS

IdentitasNama : Ny.SKUmur: 59 tahunJenis kelamin: PerempuanAlamat: LobuAgama: Kristen protestanPekerjaan : IRTSuku: MinahasaTanggal pemeriksaan : 23 Juni 2014

AnamnesisKeluhan utama: kelemahan anggota gerak kiriKelemahan anggota gerak kiri dirasakan penderita sejak 2 minggu yang lalu, dialami penderita secara tiba-tiba pada pagi hari setelah penderita bangun tidur. Awalnya penderita merasakan kram-kram di sekitar tangan dan kaki kiri, kemudian diikuti dengan kelemahan anggota gerak kiri. Bicara pelo tidak ada. Riwayat penurunan kesadaran, tersedak saat minum, nyeri kepala, muntah, kejang, demam, dan trauma tidak ada. Penderita lalu masuk rumah sakit selama 4 hari dengan diagnosis stroke di rumah sakit prof kandou. Saat ini penderita mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti berjalan, bicara, perawatan diri, penggunaan toilet, makan, minum, berpakaian, duduk, mandi, masih perlu bantuan kelurga. Penderita baru pertama kali mengalami sakit seperti ini.

Riwayat Penyakit DahuluRiwayat penyakit hipertensi kurang lebih 2 tahun yang lalu, minum obat tidak teratur.Asam urat sejak 1 bulan yang lalu, minum obat teraturKolesterol sejak 1 minggu yang lalu, minum obat teratur Riwayat stroke sebelumnya tidak ada.Tidak ada riwayat penyakit jantung, ginjal, paru dan DM.

Riwayat penyakit keluargaDalam keluarga hanya penderita yang mengalami sakit seperti ini

Riwayat kebiasaanPenderita adalah right handed. Penderita tidak merokok dan minum alkohol. Penderita sering makan makanan berlemak dan gorengan

Riwayat sosial ekonomiPenderita saat ini masih bekerja sebagai ibu rumah tangga. Penderita telah menikah dan memiliki 3 orang anak. suami penderita tidak bekerja (pensiunan guru) dan biaya sehari-hari dibantu oleh anak-anak. Penderita tinggal di rumah sendiri, semi permanen, lantai semen, dinding tembok. Penderita menggunakan Water Closed (WC) jongkok dan kamar mandi di dalam rumah. Sumber penerangan dari perusahaan listrik negara (PLN), sumber air minum dari perusahaan air minum (PAM) dan sumur. Biaya hidup sehari-hari saat ini cukup. Biaya pengobatan RS menggunakan pembayaran umum.

Riwayat PsikologiPasien dapat menerima keadaaannya. Pasien tidak merasa cemas atau tertekan dengan keadaannya. Pasien bersifat kooperatif saat di anamnesis dan berkeinginan untuk cepat pulih.

Pemeriksaan FisikKeadaan umum: tampak sakit sedangKesadaran: Compos mentisGCS: E4V5M6Tanda vital : Tekanan darah: 150/70 mmHgNadi: 88 x/menitRespirasi: 20 x/menitSuhu: 36,8 C

Tinggi Badan (TB): 160 cmBerat Badan(BB): 65 kgIndeks Massa Tubuh: BB (kg) /TB (m) 2 = 65/(1.60)2 = 25.39 (Overweight)

Pemeriksaan Status Generalis Kepala:mata: konjungtiva anemis -/-, sclera ikterus -/-, pupil bulat isokor diameter 3mm/3mm, reflex cahaya (+/+) refleks cahaya tidak langsung (+/+)mulut : bicara pelo (-)hidung: tidak ada sekret telinga: tidak ada sekretmulut: caries (-),tonsil T1-T1, hiperemis (-)Leher:trakea letak ditengah, pembesaran kelenjar getahbening tidak terabaThoraks:Jantung : S1-S2 normal, bising (-)Paru-paru: suara pernapasan vesikuler, Rhonki -/-Wheezing -/-Abdomen:Datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar dan lien tak terabaEkstremitas:Akral hangat, edema +/-

Status Neurologis Tanda rangsang meningeal : kaku kuduk (negatif), lasegue (negatif) Pemeriksaan nervus cranialis :

NervusTesDekstraSinistra

N. I (N. Olfaktorius)Sensorik Tes penciumanNormalNormal

N. II (N. Optikus)Sensorik Tes ketajaman penglihatan Tes lapang pandangnormal

normalnormal

normal

N. III (N. Okulomotorius)N. IV (N. Troklearis)N. VI (N. Abdusen)Motorik Ptosis Posisi bola mata Pupil

Gerakan bola mataTidak adanormalRefleks Cahaya (positif) bulat, isokornormalTidak adanormalRefleks Cahaya (positif) bulat, isokorNormal

N. V (N. Trigeminus)Motorik Menggerakkan rahang Kontraksi m. Maseter dan m. TemporalisSensorik Rasa Raba Refleks Korneanormalnormal

normalnormalnormalnormal

normalnormal

N. VII (N. Fasialis)Motorik Angkat alis Memejamkan mata Memperlihatkan gigi

Sensorik Pengecapan (2/3 anterior lidah)normalnormalnormal

Normalnormalnormalnormal

Normal

N. VIII (N. Vestibulo-Kok1learis)Sensorik Tes pendengaran Romberg Test normalNormal

N. IX(N. Glosofaringeus) N. X (N. Vagus)Motorik Disatria Letak uvulaSensorik Pengecapan (1/3 posterior lidah)negatiftengah

Normal

N. XI (N.Aksesorius)Motorik Otot Sternokleido-mastoideus Otot Trapeziusnormal

normalnormal

normal

N. XII (N. Hipoglosus)Motorik Menjulurkan lidahnormal

Pemeriksaan Motorik dan SensibilitasPemeriksaanEkstremitas SuperiorEkstremitas Inferior

DextraSinistraDextraSinistra

GerakanNormalmenurunnormalmenurun

Kekuatan otot5/5/5/5/4/4/4/45/5/5/54/4/0/0

Tonus ototNormalmeningkatnormalmeningkat

Refleks fisiologis(+) Normal(+) Meningkat(+) Normal(+) Meningkat

Refleks patologisHoffmen (-) Tromer (-)Hoffmen (-) Tromer (-)Babinski (-)Babinski (+)

ProtopatikNormalnormalNormalNormal

ProprioseptifNormalnormalNormalNormal

Status Otonom :Buang air kecil biasa, buang air besar biasa

Indeks BarthelAktivitasTingkat KemandirianNilai

Bladder/BAKKontinensia, tanpa memakai alat bantu10

Kadang-kadang ngompol5

Inkontinensia0

Bowel/BABKontinentia10

Dibantu5

Inkontinensia alvi0

ToiletTanpa dibantu (buka/pakai baju,bersihkan dubur tidak mencemari baju). Boleh berpegangan pada bak, dinding benda, memakai bad pen, dapat meletakkan di kursi dan membersihkan, dibantu hanya salah satu kegiatan di atas10

Dibantu5

Kemandirian diriTanpa dibantu cuci mulut,menyisir, berhias, gosok gigi termasuk persiapan alat tersebut5

Dibantu 0

BerpakaianTanpa dibantu buka/pakai baju,resleting, Ikat tali sepatu,termasuk pakaian khusus, boleh pakaian yang disesuaikan keadaan misalkan kancing depan.dibantu dengan minimal, setengah tidak dibantu10

Dibantu5

MakanTanpa dibantu memakan makanan normal lengkap10

Memakai alat-alat makan. Dibantu sebagian sperti memotong,memoles mentega5

Dibantu 0

TransferDari kursi roda ke tempat duduk/sebaliknya termasuk duduk dan berbaring tanpa dibantu15

Bantuan minor secara fisik atau verbal pada langkah-langkah di atas10

Bantuan mayor secara fisik (1/2 orang terlatih),teapi dpt duduk degan/tanpa di bantu5

Tidak dapat duduk berpindah0

MobilitasBerjalan 16 meter (50yard) di tempat datar boleh dgn alat bantu kecuali rolling walker, Mengayuh kursi roda 16 meter, berkeliling, berputar,berjalan tanpa dibantu.15

Menguasai alat bantunya,berjalan dengan bantuan minor fisik/verbal. Memakai kursi roda dengan di bantu10

Immobile 0

Naik/turun tanggaTanpa dibantu10

Dibantu secara fisik/verbal5

Tidak dapat0

MandiTanpa di bantu berendam, memakai pancuran, menyeka5

Dibantu 0

Total65

Kriteria hasil:0 20 Ketergantungan penuh25 45Ketergantungan berat (sangat tergantung)50 75Ketergantungan moderat80 95Ketergantungan ringan100 MandiriSkor pasien adalah 65 (ketergantungan moderat)

Pemeriksaan PenunjangLaboratorium tanggal 14 Mei 2012PemeriksaanHasilNilai Rujukan

Gula darah puasa108 mg/dL70-110 mg/dL

Natrium142 mmol/dL135-153 mmol/dL

Kalium4 mmol/dL3-5 mmol/dL

Klorida105 mmol/dL98-109 mmol/dL

Leukosit13.800/mm35000-10000/mm3

Eritrosit4,53x 106/mm34,25-5, 4 x 106/mm3

Trombosit262x 103/mm3150-450 x 106/mm3

Hemoglobin14,2 g/dL12-16g/dL

Hematokrit41,1%37-47%

Hasil lab 16/06-2014

Leukosit11.500/mm35000-10000/mm3

Eritrosit4,31x 106/mm34,25-5, 4 x 106/mm3

Trombosit153x 103/mm3150-450 x 106/mm3

Hemoglobin13,9 g/dL12-16g/dL

Hematokrit40,3 %37-47%

Asam Urat6,3 mg/dL3-6 mg/dL

Kolesterol total251 mg/dL160-200mg/dL

RESUMEPerempuan, 59 tahun, datang dengan keluhan utama kelemahan anggota gerak kiri. Kelemahan dirasakan sejak 2 minggu yang lalu, terjadi secara tiba-tiba pada pagi hari saat penderita bangun tidur. sebelumnya penderita merasakan kram-kram di sekitar tangan dan kaki kiri, kemudian diikuti dengan kelemahan anggota gerak kiri. Penderita di rawat di Prof Kandou selama 4 hari. Riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, minum obat tidak teratur.Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang dan tanda vital TD : 150/70 mmHg, N:88 x/mnt, R : 20 x/mnt, S : 36,8C. Pada pemeriksaan neurologi didapatkan kesan hemiparesis sinistra. Pemeriksaan status motorik, kekuatan otot anggota gerak kiri atas nilai 4/4/4/4 dan anggota gerak kiri bawah nilai 4/4/0/0. Tonus otot ekstremitas kiri menurun dan refleks fisiologis meningkat pada ekstremitas superior dan inferior sinistra. Indeks Barthel : 65 (ketergantungan moderat)DIAGNOSISDiagnosis klinis: Hemiparesis sinistraDiagnosis topik : subkortikalDiagnosis etiologi: Stroke Non HemoragikDiagnosis fungsional : Impairment : hemiparesis sinistraDiability : gangguan aktivitas sehari-hari dan ambulansi Handycap : tidak ada

PROBLEM REHABILITASI MEDIKProblem motorik :1.Kelemahan anggota gerak kiri2.Gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Misalnya: makan, mandi, hygiene pribadi, berpakaian)3. Gangguan transfer dan ambulansi4.Gangguan koordinasi tangan kiri5. Gangguan sosial

Program Rehabilitasi Medik1. Fisioterapi IR regio extremitas sinistra Latihan peningkatan kekuatan otot extremitas superior dan inferior sinistra2. Terapi Okupasi Latihan meningkatkan kekuatan otot extremitas sinistra dengan aktivitas fungsional Latihan berjalan di paralel bar Latihan motorik halus tangan kiri3. Ortotik Prostetik Rencana memakai ankle foot orthotic (AFO) Walker4. Psikologi Memberikan dukungan mental pada penderita dan keluarga tentang penyakit penderita dan prognosis penyakitnya jika penderita latihan terus.5. Sosial Medik Kontak, pengertian dan komunikasi baik. Memberikan edukasi dan bimbingan kepada penderita untuk berobat dan berlatih secara teratur. Mengadakan edukasi dan evaluasi terhadap lingkungan rumah.

Prognosis Quo ad vitam: Dubia ad bonamQuo Ad fungtionam: Dubia ad bonamQuo Ad sanationam: Dubia ad bonam

DAFTAR PUSTAKA

1. Siwi RC. Epidemiologi Stroke. Dalam Siwi R, Supit W, et all eds. Stroke Up Date. Perdossi. Manado, 2001: 12. Wirawan RP. Rehabilitasi Stroke Pada Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Indon, 2009, 59:2; hal. 61-743. Mardjonjo M, Sidharta P. Neuro Klinis Dasar. Edisi VI. Jakarta : Dian Rakyat, 1995; 269 3024. Brainin M, et all. Post stroke chronic disease management: towards improved identification and interventions for poststroke spasticity-related complications. International Journal of Stroke. World Stroke Organization. 2011,6; 42465. Siwi RC. Epidemiologi Stroke. Dalam : Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Regional II. Perdossi. Manado, 2002.6. Misbach J, Wendra A. Stroke In Indonesia. A First Large Prospective Hospital Based Study of Acute Stroke in 28 Hospitals in Indonesia. Jakarta ; 19967. Walelang TH. Faktor Resiko dan Pencegahan Stroke. Poceeding symposium stroke up date. Manado. Perdosi, 2001.8. Karema W. Diagnosis dan Klasifikasi Stroke. Dalam : Siwi R, Supit W. Et all eds. Stroke Up Date. Bagian Neurologi / SMF FK UNSRAT / RSUP Manado. Perdossi. Manado, 2002 ; 11.9. Sinaki M, Dorsher PT. Rehabilitation after Sroke. In : Basic Clinical Rehabilitation Medicine. Philadelphia. Mosby, 1993 ; p. 87-810. Walker MF. Stroke Rehabilitation. Nottingham. Rehabil Med; 2007; 39: 193197.11. Angliadi LS. Rehabilitasi Medik Pada Stroke. Proceeding symposium stroke up date. Manado. Perdosi, 200112. Dobkin BH. Rehabilitation after Stroke. Massachusetts. NEJM. 2005. 352;16; p.1677-84.1