reguler 2
DESCRIPTION
1TRANSCRIPT
Senyawa Makronutrien
1. Karbohidrat
Karbohidrat terdiri atas unsur-unsur Carbon (C) , hidrogen (H), dan oksigen (O).1
Sumber
Sumber makanan yang mengandung karbohidrat adalah makanan-makanan
pokok seperti nasi, umbi-umbian dan makanan yang mengandung ekstrak tepung,
seperti sagu. Kacang- kacangan juga mengandung karbohidrat, namunn tidak dapat
dikonsumsi dalam jumlah besar. Bahan makanan hewani pada umumnya hanya
sedikit sekali kandungan karbohidratnya, dan kalaupun ada, terdapat dalam bentuk
glikogen. Diantara semua jenis sayuran yang dapat dikonsumsi daun singkong dan
daun ubi adalah yang tinggi kandungan karbohidratnya. Sukun dan nangka muda,
adalah buah yang mengandung karbohidrat. Makanan seperti agar-agar dan jelly tidak
mengandung karbohidrat1
Jenis-jenis karbohidrat
Karbohidrat yang terasa manis, biasanya disebut gula (sakar) molekul dasar
dari karbohidrat disebut monosakarida. Dua monosakarida yang saling terikat disebut
disakarida dan tiga monosakarida yang saling terikat disebut trisakarida. Ikatan yang
terdiri dari lebih dari tiga monosakarida disebut polisakarida. Karbohidrat yang
terdapat dalam makanan pada umumnya hanya tiga jenis yaitu monosakarida,
disakarida, polisakarida. Monosakarida dan disakarida terasa manis, sedangkan
polisakarida terasa tawar. Didalam makanan terdapat dua jenis polisakarida, yang
dapat dicerna ialah amilum dan dekstrin sedangkan yang tidak dapat dicerna adalah
selulosa, pentosan, dan galaktan. Karbohidrat yang terdapat pada hewan berbentuk
glikogen, tidak ada karbohidrat pada hewani yang tidak dapat dikonsumsi manusia.
Beberapa jenis monosakarida yaitu glukoksa, fruktosa, dan galaktosa. Ikatan antara
glukosa dengan fruktosa akan menghasilkan disakarida bernama sukrosa, ikatan
antara glukosa dan galaktosa akan menghasilkan disakarida bernama laktosa, dan
ikatan antara glukosa dan glukosa akan menghasilkan disakarida yang bernama
maltosa. Jenis-jenis karbohidrat inilah yang diperlukan oleh tubuh.1
Fungsi.
Fungsi utama karbohidrat didalam tubuh manusia adalah sebagai salah satu
sumber energi. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori. Karbohidrat yang
tidak dapat dicerna seperti selulosa, galaktan, dan pentosan berfungsi memberikan
volume kepada isi usus dan memudahkan pembuangan tinja (defekasi). Penyakit yang
dapat timbul jika kekurangan karbohidrat adalah KKP (Kurang Kalori dan Protein) ,
PEM (Protein Energy Malnutrition), dan PCM (Protein Calori Malnutrition).
Sedangkan penyakit yang dapat timbul bila terlalu banyak karbohidrat adalah
Diabetes Melitus dan Lactose Intolerance.1
2. Protein
Molekul protein mengandung unsur C, H, O dan N (Nitrogen). Protein sangat
penting untuk tubuh manusia dan semua proses kimia di dalamnya.1
Sumber
Makanan yang menjadi sumber protein ada dua jenis yaitu hewani dan nabati.
Sumber protein hewani adalah daging, hati, babat (gaster), jeroan, kerang, udang,
telur, dan susu. Sedangkan sumber protein nabati adalah, kedelai, kacang hijau,
kacang tanah, jagung, terigu, kelapa, daun singkong, dan singkong. Namun dari
semua makanan diatas jenis makanan kacang-kacangan adalah jenis makanan yang
paling tinggi kandungan proteinnya.1
Jenis-jenis protein.
Berdasarkan fungsinya, protein dapat dibagi menjadi tiga kelompok,2 yaitu:
a. Protein lengkap (complete protein), yang berfungsi untuk pertumbuhan,
penggantian jaringan yang rusak dan aus, dan untuk keperluan lain seperti
pembentukan enzim, hormon, antibodi serta energi jika diperlukan. Telur dan
susu merupakan contoh protein lengkapyang mengandung seluruh asam amino
esensial dengan jumlah yang mencukupi kebutuhan bagi pertumbuhan.2
b. Protein setengah lengkap (half-complete protein), memiliki semua fungsi
seperti protein lengkap di atas kecuali fungsi untuk pertumbuhan karena asam-
asam amino yang dikandungnya tidak cukup bagi pembentukan jaringan tubuh
yang baru. Contohnya adalah makanan sumber protein hewani lainnya selain
telur dan susu seperti daging, ikan serta ayam.2
c. Protein tidak lengkap (incomplete protein), merupakan protein yang
umumnya merupakan jenis-jenis makanan sumber protein nabati seperti
kacang-kacangan dan biji-bijian atau sereal. Jenis protein ini tidak dapat
digunakan untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan rusak/aus. Contohnya
beras (yang kurang mengandung asam amino lisin) dapat digabungkan dengan
kedelai (yang kurang mengandung metionin).2
Fungsi protein.
Fungsi protein di dalam tubuh sangat erat hubungannya dengan hayat hidup
sel. Dapat dikatakan bahwa setiap gerak hidup sel selalu bersangkkutan dengan
fungsi protein. Fungsi utama protein adalah sebagai zat pembangun selain itu,
proteiin juga berfungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan,
menggantikan sel-sel yang mati dan aus terpakai, sebagai protein struktural.
Protein juga berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai
mikroba dan zat toksik lain yang datang dari luar dan masuk kedalam tubuh.
Protein juga mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan
hormon (semua reaksi kimia dalam tubuh). Protein juga merupukan salah satu
sumber energi. Dalam bentuk kromosom, protein berfungsi dalam menyimpan dan
meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk gen. Karena fungsi protein yang
sangat banyak inilah maka protein sangat diperlukan olah tubuh. Penyakit yang
akan timbul bila kekurangan protein akan dibagi menjadi dua yaitu: (1)
berdasarkan defisiensi protein, biasanya terjadi bersamaan dengan defisiensi
energi, karena setelah tubuh kekurangan energi, maka tubuh akan menjadikan
seluruh protein sebagai sumber energi, sehingga kebutuhan akan protein selain
energi menjadi tidak terpenuhi. (2) berdasarkan kelainan sintesa serta metabolisme
protein. Salah satu penyakit akibat defisiensi kalori yang menyebabkan defisiensi
protein adalah marasmus. Namun apabila terjadi defisiensi protein tapi kebutuhan
proteinnya tidak terpenuhi, maka penyakit yang akan timbul adalah kwashiokor.
Kebanyakan kasus gizi buruk yang terjadi adalah gabungan dari keduanya.
Penderita akan mengalami perut yang membesar karena pembengkakan.1
3. Lemak
Lemak atau lipid (lemak dalam plasma darah) merupakan substansi atau zat
dengan rumus bangun yang beragam. Unsur C, H, dan O dalam rumus bangunnya
membuat nutrien ini dapat dijadikan sebagai sumber energi.1
Sumber
Minyak nabati seperti minyak kelapa sawit, kelapa, kacang tanah, kacang
kedelai, jagung, margarin, mentega, lemak daging hewan, dan ayam merupakan
sumber utama lemak. Selain itu, kacang-kacangan, biji-bijian, krim, susu, keju, dan
kuning telur serta makanan berlemak atau bersantan juga sebagai sumber lemak.
Sayur dan buah umumnya sedikit mengandung lemak, kecuali kelapa dan alpukat.1
Jenis-jenis Lemak
Lemak yang ada pada makanan maupun tubuh dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok utama: trigliserida (triasilgliserol), kolesterol dan fosfolipid.
Trigliserida merupakan bentuk lemak yang terdapat paling banyak di dalam makanan
maupun tubuh kita. Bentuk lemak yang disimpan dalam jaringan lemak atau gajih
(jaringan adiposa) di dalam tubuh kita adalah trigliserida, dan sebagian besar makanan
kita berasal dari hewan juga terdiri atas trigliserida.1
Kolesterol merupakan salah satu jenis lemak dengan inti sterol berbentuk
cincin yang mengandung atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Setiap senyawa dengan
sterol ini memiliki gugus samping yang unik yang melekat pada inti tersebut. Selain
kolesterol, substansi lain yang tergolong ke dalam senyawa sterol adalah hormon
seks, hormon korteks adrenal, vitamin D, dan asam empedu. Kolesterol di dalam
tubuh kita dapat memberikan inti sterol yang digunakan untuk membuat senyawa
yang penting tersebut. Dalam tubuh, kolesterol juga terdapat di dalam membran sel
dan selubung mielin saraf. Kolesterol dalam makanan terdapat pada semua jenis
makanan yang berasal dari hewan kecuali putih telur.1
Fosfolipid tidak begitu banyak dibicarakan orang sebagaimana halnya dengan
trigliserida dan kolesterol. Rumus bangun fosfolipid hampir menyerupai trigliserida,
yaitu terdiri atas gliserol dan asam lemak. Perbedaannya adalah bahwa trigliserida
memiliki gliserol dengan tiga asam lemak sedangkan fosfolipid memiliki molekul
gliserol dengan dua asam lemak sementara sam lemak yang ketiga digantikan oleh
molekul kolin atau senyawa yang mengandung nitrogen lainnya. Fosfolipid memiliki
banyak fungsi vital dalam tubuh. Senyawa ini menjaga agar lemak selalu tersuspensi
di dalam plasma darah dan cairan tubuh lainnya.1
Fungsi lemak
1. Bahan bakar metabolik untuk memberikan energi kepada sel-sel tubuh
2. Komponen struktural membran sel
3. Komponen pembentukan isolator untuk mengurangi kehilangan panas tubuh dan
meredam dampak benturan pada organ tubuh
4. Komponen pembentukan hormon (fungsi endokrin) dan vitamin
Senyawa Mikronutrien
1. Mineral dan air
Terdapat sekitar 19 macam dalam tubuh. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 13
yang esensial untuk kehidupan dan kesehatan. Jumlah mineral tersebut dapat berubah
sesuai hasil penemuan baru. Mineral di dalam tubuh manusia terdiri dari kalsium,
khlor, yodium, besi, magnesium, phospor, kalium, fluor, mangan, nikel, selenium,
silikon, dan seng.3
Sumber
Mineral berasal dari dalam tanah. Tanaman yang ditanam di atas tanah akan
menyerap mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kemudian disimpan
dalam akar, batang, daun, bunga, dan buah. Hewan makan tanaman dan akan
menyimpan mineral dalam tubuhnya. Manusia memperoleh mineral melalui konsumsi
pangan nabati hewani.3
Jenis-jenis Mineral
Mineral digolongkan dalam makro mineral dan mikro mineral. Mineral makro
adalah mineral yang dibutuhkan tubuh lebih dari 100 mg sehari, misalnya kalsium,
khlor, magnesium, kalium, natrium, dan belerang. Sedangkan mineral mikro adalah
mineral yang dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari, seperti tembaga, fluor, besi,
iodium, mangan, cobalt, dan seng.2
Fungsi mineral
Mineral di dalam tubuh secara umum memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pembentuk bermacam-macam jaringan tubuh, seperti tulang dan
gigi (Ca dan P), rambut, kuku, dan kulit (S) serta sel darah merah (Fe); kalsium
dan phospor merupakan mineral yang terbanyak dalam tubuh;2
2. Memelihara keseimbangan asam dan basa di dalam tubuh melalui penggunaan Cl,
P, S sebagai pembentuk asam dan Ca, Fe, Mg, K, serta Na sebagai pembentuk
basa.4
3. Mengatalisis reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak, protein
maupun mengatalisis pembentukan lemak dan protein tubuh;5
4. Merupakan komponen hormon dan enzim, misalnya mineral Fe merupakan
komponen cytochom oksidase dan Cu merupakan komponen enzim tyrosinase
maupun pembentukan antibodi;3
5. Membantu dalam pengiriman isyarat saraf ke seluruh tubuh (Ca, K, dan Na);4
6. Mengatur proses pembekuan darah (Ca)4
2. Vitamin
Vitamin adalah zat gizi terakhir yang ditemukan oleh para ilmuwan, semula,
karbohidrat, protein, mineral, dan lemak dianggap cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Namun pada kenyataannya para tahanan jaman dahulu masih
terserang penyakit beri-beri meskipun kandungan keempat gizi tersebut sudah
dipenuhi. Setelah diketahui, bahwa ternyata ada suatu kandungan yang diperlukan
oleh tubuh, dalam jumlah yang sangat sedikit, yang tidak bisa disintesa di dalam
tubuh, sehingga harus didatangkan dari luar. Zat gizi yang ini diberi nama Vitamine,
karena pada awalnya dianggap sebagai suatu ikatan amine karena adanya ikatan N
yang erat kaitannya dengan asam amino. Namun seiring dengan penelitian lebih
lanjut, maka disepakati bahwa vitamine tidak hanya saja dan selalu berikatan N,
namun juga bisa berbeda. Maka dari itu nama vitamine dirasakan kurang sesuai dan
disesuaikan dengan menghilangkan huruf e di dalamnya sehingga menjadi Vitamin.3
Fungsi
Fungsi vitamin secara umum erat kaitannya dengan enzim. Enzim berfungsi
menjalankan dan mengatur reaksi-reaksi biokimiawi dalam tubuh.
Jenis
Jenis-jenis vitamin:
Vitamin yang larut dalam lemak
1. Vitamin A
Vitamin A berfungsi dalam proses penglihatan , proses pertumbuhan,
permeabilitas membran, pertumbuhan gigi,dan produksi hormon
steroid.1
Vitamin A terdapat dalam makanan-makanan seperti: hati sapi, wortel,
daun singkong, daun melinjo, ubi merah, mangga, dan bayam.1
Kekurangan akan vitamin A menyebabkan penyakit xeropthalmia serta
kelainan kulit.1
2. Vitamin D
Terdapat dalam minyak ikan dan susu. Vitamin D juga terdapat pada
sinar matahari, sehingga vitamin D sangat didapat. 1
Vitamin D berfungsi untuk sintesa kolesterol dibawah kulit.1
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan penyakit rakhitis. Yaitu
penyakit akibat kurang terkena sinar matahari.1
3. Vitamin E
vitamin E merupakan antioksidan alami, vitamin E juga menjaga daya
tahan tubuh, dan memperlambat proses penuaan.3
Makanan yang merupakan sumber vitamin E adalah semua jenis biji-
bijian.2
Kekurangan vitamin E tidak mengakibatkan penyakit apapun, namun,
karena fungsi vitamin E yang meringankan gejala sakit, maka vitamin
E sangat penting bagi tubuh manusia.2
4. Vitamin K
Vitamin K berfungsi untuk proses pembekuan darah.
Vitamin K didapat dari sumber makanan seperti susu, kuning telur,
sayuran segar
Bila tubuh kekurangan vitamin k, maka, saat terjadi luka, darah sukar
membeku.
Vitamin yang tidak larut dalam lemak
1. Riboflavin
2. Tiamin
3. Niasin
4. Vitamin B6
5. Asam pantotenat
6. Biotin
7. Folasin
8. Vitamin B12
Hormon
Insulin
Insulin menghasilkan empat efek yang menurunkan kadar gula darah dan penyimpanan
karbohidrat:
1. Insulin mempermudah masuknya glukosa ke dalam sebagian sel. Molekul glukosa
tidak mudah menembus membran sel tanya adanya insulin. Dengan demikian, sebagian
besar jaringan sangat bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa dari darah dan
menggunakannya. Insulin meningkatkan mekanisme difusi terfasilitasi (dengan
perantaraan pembawa) glukosa ke dalam sel – sel tergantung insulin tersebut melalui
fenomena transporter recruitment. Glukosa dapat masuk ke dalam sel hanya melalui
pembawa di membran plasma yang dikenal sebagai glucose transporter (pengangkutan
glukosa). Sel – sel tergantung insulin memiliki simpanan pengangkut glukosa intrasel.
Pengangkut – pengangkut tersebut diinsersikan ke dalam membran plasma sebagai
respons terhadap peningkatan sekresi insulin sehingga terjadi peningkatan pengangkutan
glukosa ke dalam sel. Apabila sekresi insulin berkurang, pengangkut – pengangkut
tersebut sebagian ditarik dari membran sel dan dikembalikan ke simpanan sel. Beberapa
jaringan yang tidak begantung pada insulin untuk menyerap glukosa dalah otak, otot yang
aktif dan hati.3
2. Insulin merangsang glikogenesis, pembentukkan glikogen dari glukosa baik di otot
maupun di hati.
3. Insulin menghambat glikogenolisis, penguraian glikogen menjadi glukosa. Dengan
menghambat pengeluaran glikogen, insulin meningkatkan penyimpanan karbohidrat dan
menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati.4
4. Insulin menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat
glukogenesis, perubahan asam amino menjadi glukosa di hati. Insulin melakukan hal ini
melalui dua cara yaitu dengan menurunkan jumlah asam amino di dalam darah yang
tersedia bagi hati untuk glukogenogenesis dan menghambat enzim – enzim hati yang
diperlukan untuk mengubah asam amino menjadi glukosa.
Insulin adalah satu – satunya hormon yang mampu menurunkan kadar glukosa darah.
Kerja insulin terhadap penurunan kadar lemak darah dan penyimpanan trigliserida terdiri
dari:
1. Membentuk jalan masuk asam lemak dari darah ke sel jaringan adipose.
2. Meningkatkan transport glukosa ke sel jaringan adipose. Glukosa merupakan precursor
dari pembentukan asam lemak dan gliserol, yang merupakan komponen utama dalam sintesis
trigliserida.
3. Mengaktifkan reaksi kimia yang sangat membutuhkan asam lemak dan glukosa dalam
pembentukan trigliseral.
4. Menghambat lipolisis, mengurangi pengeluaran asam lemak dari jaringan adipose ke
darah.
Secara garis besar, kerja dari insulin adalah pengambilan asam lemak dan glukosa dari
darah dan menyimpannya dalam bentuk trigliserida.5
Insulin menurunkan kadar asam amino dalam darah dan mengaktifkan sintesis protein
melalui beberapa cara:
1. Insulin mempromosikan transport aktif asam amino dari darah ke otot dan jaringan lain.
2. Meningkatkan penggabungan asam amino menjadi protein dengan menstimulasi
mekanisme sintesis protein di sel.
3. Menghambat degradasi protein.
Secara garis besar insulin berfungsi sebagai efek sintesis protein.
Mekanisme kerja / sifat insulin adalah meningkatkan pemasukkan glukosa melalui membran
sel otot rangka, otot polos dan otot jantung serta tidak pada sel epitel usus, tubulus ginjal, dan
jaringan saraf ( kecuali daerah tertentu di hipotalamus ).
Glucagon
Glucagon mempengaruhi beberapa proses metabolisme yang sama dengan insulin,
namun dalam beberapa kasus kerja dari glucagon berlawanan dengan kerja dari insulin.
Tempat utama dari kerja glucagon adalah di hati, dimana glucagon menghasilkan beberapa
efek terhadap metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.3
Inti dari efek glucagon terhadap metabolisme karbohidrat adalah meningkatkan
produksi glukosa hati dan meningkatkan pengeluaran dan kadar gula darah. Glucagon
menghasilkan efek hiperglikemik dengan meningkatkan sintesis glikogen, membantu
glikogenolisis, dan menstimulus glikoneogenesis.
Glucagon membantu produksi keton hati dengan membantu perubahan asam lemak
menjadi badan keton. Kadar asam lemak dan keton darah meningkat karena kerja dari
glucagon.
Glucagon menghambat sintesis protein hati dan membantu pemecahan protein hati.
Glukagon juga membantu katabolisme protein dalam hati, namun tidak mempengaruhi kadar
asam amino dalam darah karena tempat utama penyimpanan asam amino di otot.4
Epinefrin, cortisol, hormon pertumbuhan dan hormon tiroid juga memiliki efek metabolik.
Hormone stress, epinefrin dan cortisol, keduanya meningkatkan kadar gula dan asam
lemak darah melalui beberapa efek metabolisme. Sebagai tambahan, cortisol mengerahkan
asam amino melalui katabolisme protein. Selama masa kelaparan yang panjang, cortisol juga
membantu menjaga konsentrasi kadar gula darah.
Growth hormon mempunyai efek anabolisme protein di otot. GH dapat meningkatkan
kadar gula dan asam lemak darah. Tidur nynyak, stress, olahraga, dan hipoglikemia dapat
menstimulus sekresi GH, untuk menyediakan asam lemak sebagai energy dan glukosa untuk
otak. GH seperti kortisol, mengatur kadar gula darah saat kelaparan.5
Walaupun hormon tiroid meningkatkan ukuran metabolisme dan aksi anabolisme,
katabolisme, perubahan dalam sekresi hormone tiroid tidak berpengaruh dalam pengaturan
homeostasis. Alasannya control dari hormone tiroid tidak secara langsung berpengaruh dalam
menjaga kadar nutrisi darah. Kedua, pengaruh dari hormon tiroid terlalu lambat
dibanding pengaturan yang cepat oleh pengatur kadar nutrisi darah yang normal.3
Metabolisme
Jalur metabolisme dibagi menjadi 3 :
1. Katabolik : Untuk proses pemecahan molekul besar, oksidasi, ekivalen pereduksi, dan
terutama produksi ATP, bersifat eksotermik
2. Anabolik : terlibat dalam proses sintesis senyawa kompleks dari prekurosr nya ( misal
Asam Amino menjadi Protein ), bersifat endotermik
3. Amfibolik : Terjadi di persilangan metabolisme yang menghubungkan jalur Katabolik
dan Anabolik. Misal : Siklus Asam Sitrat
Metabolisme berjalan normal bila : Tubuh dapat beradaptasi saat lapar, latihan fisik,
kehamilan, dan laktasi. Abnormal misal karena defisiensi nutrisi, enzim, sekresi hormonal
pengatur metabolisme tidak normal, efek racun / obat.6
Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat siap dikatabolisir menjadi energi jika berbentuk monosakarida. Energi
yang dihasilkan berupa Adenosin trifosfat (ATP). Glukosa merupakan karbohidrat terpenting.
Dalam bentuk glukosalah massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke
dalam bentuk glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari glukosalah semua
bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan bahan bakar
metabolik utama bagi jaringan mamalia (kecuali hewan pemamah biak) dan bahan bakar
Karbohidrat Protein Lipid
Gula sederhana (terutama glukosa) Asam amino Asam lemak + gliserol+
gliserol
Asetil KoA
Siklus asam sitrat
2H ATP
2CO2
Pencernaan dan absorpsi
Katabolisme
universal bagi janin. Unsur ini diubah menjadi karbohidrat lain dengan fungsi sangat spesifik,
misalnya glikogen untuk simpanan, ribose dalam bentuk asam nukleat, galaktosa dalam
laktosa susu, dalam senyawa lipid kompleks tertentu dan dalam bentuk gabungan dengan
protein, yaitu glikoprotein serta proteoglikan.
Sifat diet atau makanan menentukan pola dasar metabolisme di dalam tubuh.
Mamalia, termasuk manusia harus memproses hasil penyerapan produk-produk pencernaan
karbohidrat, lipid dan protein dari makanan. Secara berurutan, produk-produk ini terutama
adalah glukosa, asam lemak serta gliserol dan asam amino. Semua produk hasil pencernaan
diproses melalui lintasan metaboliknya masing-masing menjadi suatu produk umum yaitu
Asetil KoA, yang kemudian akan dioksidasi secara sempurna melalui siklus asam sitrat.6
Ilustrasi skematis dari lintasan metabolik dasar
Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat baik yang tergolong sebagai katabolisme
maupun anabolisme, yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat, glikogenesis,
glikogenolisis serta glukoneogenesis.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2 piruvat
jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak
dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen
ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas
penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan
lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah
menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi
piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka sumber
energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan
glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus
diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh
energi.
Glikolisis
Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah proses
pemecahan glukosa menjadi:
1. asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen)
2. asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)
Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat, dan
selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s). Selain itu
glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan galaktosa.
Keseluruhan persamaan reaksi untuk glikolisis yang menghasilkan laktat adalah:
Glukosa + 2ADP +2Pi 2L(+)-Laktat +2ATP +2H2O
Kesimpulan:
Lintasan detail glikolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)
Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
- hasil tingkat substrat :+ 4P
- hasil oksidasi respirasi :+ 6P
- jumlah :+10P
- dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
+ 8P
Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
- hasil tingkat substrat :+ 4P
- hasil oksidasi respirasi :+ 0P
- jumlah :+ 4P
- dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
+ 2P
Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi
piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke
dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi.6
Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas, misalnya berpikir,
mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui
kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen.
Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog
dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot
jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati,
maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih
banyak.6
Glikogenolisis
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk
mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis.
Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak
demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim
fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen untuk
menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul
glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang
tersisa pada tiap sisi cabang 16.
Lintasan glikogenesis dan glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)
(C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
Glikogen Glikogen
Glukosa transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari satu
cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 16 terpajan. Hidrolisis ikatan
16 memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik.
Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat
berlangsung.6
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh
adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah
memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai
pembangun tubuh. Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan
glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein. Secara
ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut:
1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam
lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus
Kreb’s. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan
Metabolisme Asam Amino
Jalur metabolik utama dari asam amino
Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama, produksi asam amino dari
pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua,
pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino
menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil
sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino.
Jalur-jalur metabolik utama asam amino
Katabolisme asam amino
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebihan atau
terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan menggunakan
asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam amino
memerlukan pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat
toksik bagi tubuh.6
Ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:
1. Transaminasi
Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada α-ketoglutarat menghasilkan glutamat
atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat
2. Deaminasi oksidatif
Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium
Setelah mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat memasuki siklus asam
sitrat melalui jalur yang beraneka ragam.
Tempat-tempat
masuknya asam
amino ke dalam
sikulus asam
sitrat untuk
produksi energi
Sintesis asam amino
Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino non esensial,
melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino menjadi
asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan tempat
utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari
asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea. Rangka
karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau menjadi
asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam amino
dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu asam amino glukogenik, ketogenik serta glukogenik
dan ketogenik.
Asam amino glukogenik adalah asam-asam amino yang dapat masuk ke jalur
produksi piruvat atau intermediat siklus asam sitrat seperti α-ketoglutarat atau oksaloasetat.
Semua asam amino ini merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis.
Semua asam amino kecuali lisin dan leusin mengandung sifat glukogenik. Lisin dan leusin
adalah asam amino yang semata-mata ketogenik, yang hanya dapat masuk ke intermediat
asetil KoA atau asetoasetil KoA
Sekelompok kecil asam amino yaitu isoleusin, fenilalanin, threonin, triptofan, dan
tirosin bersifat glukogenik dan ketogenik. Akhirnya, seharusnya kita kenal bahwa ada 3
kemungkinan penggunaan asam amino. Selama keadaan kelaparan pengurangan rangka
karbon digunakan untuk menghasilkan energi, dengan proses oksidasi menjadi CO2 dan H2O.
Dari 20 jenis asam amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga harus ada
di dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino esensial.
Selebihnya adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Asam amino ini
dinamakan asam amino non-esensial.
Asam amino
non-esensial
Alanine, Asparagine, Aspartate, Cysteine, Glutamate, Glutamine,
Glycine, Proline, Serine, Tyrosine
Asam amino
esensial
Arginine*, Histidine, Isoleucine, Leucine, Lysine, Methionine*,
Phenylalanine*, Threonine, Tyrptophan, Valine
Metabolisme Lipid
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan
gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida
sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari
karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus
memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan
lipolisis.6
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil
KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di
sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis
menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis
membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi
menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini
dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian.
Ikhtisar metabolisme lipid
Metabolisme gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. Gliserol ini
selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal,
gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya
senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu
produk antara dalam jalur glikolisis.
Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol
+ ATP
H2OCO2
ATP
Siklus asam sitrat
Oksidasi betaLipogenesis
LipolisisEsterifikasi
Asetil-KoA
Trigliserida
Asam lemak
ProteinKarbohidratLipid
Diet
Ketogenesis
Kolesterogenesis
Steroidogenesis
Steroid
Asetonhidroksi butirat
Aseto asetat
Kolesterol
Gliserol
Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)
Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan
oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan
terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak
diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).
Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA
Asam lemak bebas (FFA) pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang.
Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut:
Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim
tiokinase.
Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil
transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin.
Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna
mitokondria.
Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin translokase yang
bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar.
Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan
dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran interna
mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses
oksidasi beta.
Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses
dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya
asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon β asam
lemak dioksidasi menjadi keton.
Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat
Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih dahulu menjadi
asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. (-2P)
Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-tahap perubahan
sebagai berikut:
1. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai respirasi
dengan menghasilkan energi 2P (+2P)
2. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA
3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai
respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P)
4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-KoA yang telah
kehilangan 2 atom C.
Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu kali oksidasi
beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak atom C, maka asil-KoA
yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan lagi 2 atom C karena
membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang terakhir adalah 2 asetil-KoA.
Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat.
Penghitungan energi hasil metabolisme lipid
Dari uraian di atas kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh oksidasi beta suatu asam
lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak dengan 10 atom C, maka kita memerlukan
energi 2 ATP untuk aktivasi, dan energi yang di hasilkan oleh oksidasi beta adalah 10 dibagi
2 dikurangi 1, yaitu 4 kali oksidasi beta, berarti hasilnya adalah 4 x 5 = 20 ATP. Karena asam
lemak memiliki 10 atom C, maka asetil-KoA yang terbentuk adalah 5 buah. Setiap asetil-
KoA akan masuk ke dalam siklus Kreb’s yang masing-masing akan menghasilkan 12 ATP,
sehingga totalnya adalah 5 X 12 ATP = 60 ATP. Dengan demikian sebuah asam lemak
dengan 10 atom C, akan dimetabolisir dengan hasil -2 ATP (untuk aktivasi) + 20 ATP (hasil
oksidasi beta) + 60 ATP (hasil siklus Kreb’s) = 78 ATP. Sebagian dari asetil-KoA akan
berubah menjadi asetoasetat, selanjutnya asetoasetat berubah menjadi hidroksi butirat dan
aseton. Aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton dikenal sebagai badan-badan keton. Proses
perubahan asetil-KoA menjadi benda-benda keton dinamakan ketogenesis.
Sebagian dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol (prosesnya dinamakan
kolesterogenesis) yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk disintesis menjadi
steroid (prosesnya dinamakan steroidogenesis).6
Sintesis asam lemak
Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-sintesis asam
lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun struktur membran.
Pada manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam
lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta).
Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein) digunakan selama
sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty
acid synthase. NADPH digunakan untuk sintesis.
Tahap-tahap sintesis asam lemak ditampilkan pada skema berikut.
Tahap-tahap sintesis asam lemak
Penyimpanan lemak dan penggunaannya kembali
Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi.
Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-tahap
penyimpanan tersebut adalah:
- Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.
- Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk disimpan.
- Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari glukosa.
- Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di dalam tubuh.
Dinamika lipid di dalam sel adiposa. Perhatikan tahap-tahap sintesis dan degradasi
trigliserida
Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan trigliserida ini
dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol dan asam lemak.
Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol). Sedangkan asam lemak
pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembelajaran yang dikaji, dapat disimpulkan bahwa hasil hipotesis
yang disepakati, yaitu bila kelaparan dapat berat badan turun cepat dalam waktu satu bulan.
Pengujian hipotesis dengan analisa terhadap fungsi hormon insulin dan glukagon yang
fungsinya meregulasi kadar gula darah serta peran kedua hormon ini yang mempengaruhi
metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Gizi dan kesehatan
masyarakat. Edisi 2. Jakarta : Rajagrafindo Persada; 2008.
2. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik
histologi. Cetakan ke-2. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti; 2009.
3. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC;
2006.
4. Sherwood L; editor bahasa Indonesia: Beatricia I. Fisiologi manusia. Edisi ke-2.
Jakarta: EGC; 2003.h.667-76
5. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2005.
6. Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW, Weil PA.
Harper's illustrated biochemistry. 26th ed. Boston: McGraw-Hill; 2006.
7. Hardjono S, Sulaiman I, Moersintowarti B.N. Gagal Tumbuh (Failure To Thrive).
Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak No.32,Oktober 2002.