registry acute rheumatic fever and rheumatic heart...

Download Registry Acute Rheumatic Fever and Rheumatic Heart …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/Registry-Acute... · digunakan adalah uji antistreptolisin O (ASTO) dan uji ini

If you can't read please download the document

Upload: nguyenthuan

Post on 06-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • [Type text]

    Registry Acute Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease in

    Adolescent

    Sri Endah Rahayuningsih

    Dipresentasikan pada

    PIT V Ilmu Kesehatan Anak

    Solo 2013

    Departemen Ilmu Kesehatan Anak

    RS Hasan Sadikin/FK Universitas Padjadjaran

    Bandung

  • [Type text]

    Abstract

    Acute rheumatic fever (ARF) is an illness caused by a reaction to a bacterial

    infection with group A streptococcus (GAS). It causes an acute, generalised

    inflammatory response and an illness that targets specific parts of the body, including

    the heart, joints, brain and skin. Individuals with ARF are often unwell, have

    significant joint pain and require hospitalisation. Despite the dramatic nature of the

    acute episode, ARF typically leaves no lasting damage to the brain, joints or skin, but

    can cause persisting heart damage, termed rheumatic heart disease (RHD).

    Rheumatic heart disease (RHD) is damage to the heart that remains after the

    acute ARF episode has resolved. It is caused by an episode or recurrent episodes of

    ARF, where the heart has become inflamed; the heart valves remain stretched and/or

    scarred, and normal blood flow is interrupted. Recurrences of ARF may cause further

    valve damage, leading to steady worsening of RHD. Preventing recurrences of ARF

    by using secondary prophylaxis treatment with penicillin is therefore of great

    importance

    The term adolescence is commonly used to describe the transition stage between

    childhood and adulthood. Adolescence is also equated to both the terms teenage

    years and puberty. However adolescence is not exclusive to either of these terms.

    Puberty refers to the hormonal changes that occur in early youth; and the period of

    adolescence can extend well beyond the teenage years. In fact, there is no one

    scientific definition of adolescence or set age boundary. There are key development

    changes that nearly all adolescents experience during their transition from childhood

    to adulthood

    Pendahuluan

    Demam Reumatik Dan Penyakit Jantung Reumatik

    Salah satu penyakit jantung didapat yang sering didapatkan adalah demam

    reumatik dan penyakit jantung reumatik. Data di Bag Ilmu Kesehatan Anak FKUI

    RSCM menunjukkan bahwa dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir belum

    terdapat penurunan berart:i kasus demam reumatik dan penyakit jantung reumatik.

    Diperkirakan prevalensi PJR di Indonesia sebesar 0,3-0,8 anak sekolah 5-15 tahun.5

    Demam reumatik merupakan penyebab utama penyakit jantung didapat pada anak

    usia 5 tahun sampai dewasa muda di negara berkembang dengan keadaan sosio

    ekonomi rendah dan lingkungan buruk.1-4

    Untuk mengetahui insidensi infeksi tenggorok oieh kuman Streptococcus beta

    hemolyticus grup A dan demam reumatik serta prevalensi penyakti jantung

    reumatik, dilakukan survei pada anak sekolah di daerah Kecamatan Senen. Hasil

    survei ini menunjukkan bahwa insidensi infeksi tenggorok oleh kuman Streptococcus

  • [Type text]

    beta hemolyticus grup A cenderung menurun, akan tetapi insidensi demam reumatik

    dan prevalensi penyakit jantung reumatik tidak akan berubah bila dibandingkan

    dengan laporan penelitian sebelumnya. 1-4

    Manifestasi klinik

    Demarn reumatik merupakan kumpulan sejumlah gejala dan tanda klinik.

    Tanda klinis yang paling sering adalah artritis; yang paling serius adalah karditis, dan

    yang paling aneh adalah korea; sedangkan yang paling tidak ada hubungannya adalah

    nodus sub kutan serta eritema marginatum. Tanda-tanda ini cenderung terjadi

    bersama-sama dan dapat dipandang sebagai sindrom (syndrome = berlari bersama-

    sama) artinya tanda ini dapat terjadi pada penderita yang sama, pada saat yang sama

    atau dalam urut- urutan yang berdekatan. Namun tanda ini dapat terjadi sendirian,

    atau dalam kombinasi yang berbeda-beda pada setiap penderita, walaupun kombinasi

    yang paling sering adalah artritis dan karditis. 1-4

    Manifestasi klinis mayor demam reumatik

    Karditis

    Seperti rrianifestasi demam reumatik akut lain, derajat keterlibatan jantung

    sangat bervariasi. 8ukti adanya karditis dapat tidak begitu jelas, seperti pada penderita

    Korea Sydenham. Pada tanda-tanda insufisiensi katup mitral dapat sangat ringan dan

    sementara, sehingga tanda-tanda ini sangat mudah terlewatkan pada auskultasi.

    Penderita yang datang dengan manifestasi demam reumatik akut lain harus diperiksa

    dengan sangat teliti untuk mengesampingkan karditis. Pemeriksaan dasar, termasuk

    pemeriksaan elektrokardiografi dan ekokardiografi harus dilakukan. Penderita tanpa

    keterlibatan jantung pada pemeriksaan awal harus dipantau dengan ketat untuk

    mendeteksi adanya karditis sarrpai tiga minggu berikutnya. Jika karditis tidak muncul

    dalam 2 sampai 3 minggu serangan, biasanya jarang akan muncul untuk selanjutnya.

    1-4

    Takikardi merupakan salah satu tanda klinis awal miokarditis sedangkan

    adanya gagal jantung kongestif degan tanda-tanda desakan venous meningi, muka

    sembab, hepatomegali, ronkhi paru, kencing sedikit dan udem dapat dipandang

    sebagai bukti adanya karditis. Komponen paling khas dari karditis reumatik adalah

    endokarditis yaitu radang pada daun katup mitral dan katup aorta serta khordae katup

    mitral. Katup pulmonal dan trikuspid jarang terlibat. Adanya insufisiensi mitral

    ditanda oleh adanya bising holosistolik (pansistolik) halus, dengan nada tinggi

    diapeks. Bila ada insufisiensi mitral yang berat, biasanya disertai bising stenosis

    relatif yaitu mid sampai akhir diastolik nada rendah. Bising ini disebut Carey Coombs

    terjadi karena meningkatnya darah yang didorong masuk ke dalam ventrikel kiri

    selama pengisiannya, sehingga terjadi turbulensi dan menimbulkan bising. Pada

    insufisiensi aorta terdengar bising diastolik awal, dekresendo, nada tinggi dan dimulai

    dari komponen aorta suara jantung ke dug. Nadi perifer penderita insufisiensi aorta

  • [Type text]

    seperti melompat-lompat (waterhammer pulse) hal ini terjadi karena tekanan nadi

    sangat tinggi, akibat adanya kebocoran katup tersebut. 1-4

    Artritis

    Merupakan manifestasi mayor yang paling sering tetapi paling tidak spesifik

    serta sering menyebabkan kesalahan dalam menegakkan diagnosis demam reumatik.

    Gejala artritis adalah nyeri, bengkak, merah dan panas. Nyeri sendi kadang-kadang

    sangat parah sehingga gerakan sendi sangat terhambat dan tampak seperti

    pseudoparalisis. Artritis berbeda dengan artralgia, karena pada artralgia nyerinya

    ringan dan tidak disertai tanda-tanda bengkak maupun merah.

    Pada umumnya artritiis, mengenai sendi-sendi besar, seperti lutut pergelangan

    kaki, siku dan pergelangan tangan. Sendi-sendi kecil perifer jarang terkena. Yang

    khas artritis pada demam reumatik adalah asimetri dan berpindah-pindah. Sebagian

    besar penderita, artritis sembuh dalam 1 minggu dan biasanya tidak menetap lebih

    lama dari 2 atau 3 minggu. Artritis ini mempunyai respon yang cepat dengan

    pemberian salisilat, bahkan pada dosis rendah. 1-4

    Korea Sydenham

    Penderita dengan korea ini menunjukkan gerakan-gerakan yang tidak

    terkoordinasi dan tidak bertujuan serta emosi labil. Manifestasi ini lebih nyata bila

    penderita bangun dan dalam keadaan tertekan. Tanpa pengobatan gejala korea ini

    menghilang dalam 1 sampai 2 minggu. Pada kasus yang berat meskipun dengan

    terapi gejala ini dapat menetap selama 3 sampai 4 minggu dan bahkan ada yang

    sampai 2 tahun, walaupun jarang. 1-4

    Eritema marginatum

    Merupakan ruam yang khas pada demam reumatik, berupa ruam yang tidak

    gatal, makular dan tepi eritema yang menjalar dari bagian satu ke bagian lain

    mengelilingi kulit yang tampak normal, terjadi pada 5% kasus. Lesi ini berdiameter

    2,5 dan paling sering ditemukan pada batang tubuh dan tungkai proksimal, tidak

    meiibatkan muka. Pada penderita kulit hitam sukar ditemukan. 1-4

    Nodul subkutan

    Frekuensinya kurang dari 5%. Nodulus ini biasanya terletak pada permukaan

    ekstensor sendi, terutama ruas jari, lutut dan persendian kaki. Kadang-kadang nodulus

    ini ditemukan pada kulit kepala dan diatas kolumna vertebralis. Ukuran bervariasi

    dari 0,5 sampai dengan 2 cm serta tidak nyeri dan dapat digerakkan secara bebas,

    biasanya lebih kecil dari nodulus artritis rheumatoid dan menghilang lebih cepat.

    Kulit yang menutupi tidak pucat atau meradang. Nodulus ini kebanyakan hanya

  • [Type text]

    ditemukan pada penderita karditis. 1-4

    Manifestasi minor demam reumatik.

    Demam

    Selalu ada pada serangan poliartritis reumatik, sering ada pada karditis

    reumatik murni, namun tidak ada pada korea Sydenham murni. 1-4

    Artratgia

    Nyeri sendi tanpa disertai tanda-tanda objektif pada sendi. Artralgia biasanya

    melibatkan sendi-sendi besar. Kadang-kadang nyerinya sangat berat sehingga tidak

    mampu bergerak1-4

    .

    Pemeriksaan laboratorium

    Sekarang belum ada uji laboratorium sendiri maupun bersama dengan uji lain

    yang memungkinkan diagnostik spesifik demam reumatik akut. Uji laboratoium yang

    berguna dalam diagnosis demam reumatik adalah: (1) bukti adanya infeksi

    streptokok; (2) bukti adanya peradangan sistemik (reaktasi fase akut); dan (3) bukti

    adanya keterlibatan jantung. 1-4

    1. Uji untuk diagnosis infeksi streptokok

    Bukti adanya faringitis akibat Streptococcus beta hemolyticus grup A

    sebelumnya diperlukan untuk konfirmasi diagnosis demam reumatik akut. Diagnosis

    infeksi selama masa akut biasanya dilakukan dengan biakan, tetapi pada 2/3 kasus

    biakan menunjukkan hasil yang negatif, sehingga analisis antibodi terhadap antigen

    streptokok dalarn serum penderita merupakan metode yang lebih dapat dipercaya

    untuk mendapatkan bukti adanya infeksi sebelumnya. Uji yang paling sering

    digunakan adalah uji antistreptolisin O (ASTO) dan uji ini secara umum dipakai

    untuk uji antibodi streptokok. 1-4

    2. Reaktasi fase akut

    Uji yang sering digunakan adalah leukosit darah perifer, laju endap darah

    (LED) dan protein C reaktif (CRP). Ketiga uji ini merupakan indikator adanya radang

    nonspesifik jaringan. Uji ini abnormal selama fase akut demam reumatik, juga

    abnormal pada beberapa infeksi bakteri dan penyakit kolagen. 1-4

    3. Bukti adanya keterlibatan jantung

    a. Gambaran radiologis

  • [Type text]

    Berguna untuk menilai besar jantung. Tetapi gambaran radiologis normal

    tidak mengesampingkan adanya karditis. Pemeriksaan radiologis secara seri berguna

    untuk menentukan prognosis dan kemungkinan adanya perikarditis. 1-4

    b. Gambaran elektrokardiografi

    Pemeriksaan EKG awal secara seri berguna dalam mendiagnosis dan tatalaksana

    demam reumatik akut walaupun pemeriksaan ini kadang-kadang mungkin normal

    kecuali adanya sinus takikardi. Pemanjangan interval PR terjadi 28-40% penderita,

    jauh lebih sering daripada penyakit demam yang lain, karenanya berguna pada

    diagnosis demam reumatik termasuk kriteria minor.

    Peran elektrokardiografi dalam tatalaksana demam reumatik dan penyakit

    jantung reumatik cukup besar. Di Sub Bagian Kardiologi Bagian Ilmu Kesehatan

    Anak FKUI RSCM, dilakukan penelitian tentang manfaat serta sensitivitas dan

    spesifisitas elektrokardiografi dan ekokardiografi. Hasil penelitian tersebut

    menunjukkan bahwa untuk menentukan terdapatnya hipertrofi ventrikel kiri

    elektrokardiografi ternyata cukup sensitif dan spesifik. Penemuan tersebut berbeda

    dengan laporan terdahulu pada pasien dewasa bahwa pemeriksaan elektrokardiografi

    walaupun sangat spesifik akan tetapi kurang sensitif untuk menentukan hipertrofi

    ventrikel kiri. 1-4

    Gambaran ekokardiografi

    Pemeriksaan ekokardiografi membantu diagnosis miokarditis dan dengan

    pemeriksaan ini dapat dinilai berat ringannya, yaitu dengan menilai tingkat

    kontraktilitas miokardium dan mengukur fraksi ejeksi. Terdapatnya regurgitasi dan

    derajat regurgitas mitral dan aorta dapat juga dinilai. Dimensi ventrikel dapat diukur

    dengan teknik ini. Adanya perikarditis dan kira-kira jumlah cairan dapat ditampakkan

    dengan adanya pemeriksaan. 1-4

    Remaja dengan Demam Rematik Akut/Penyakit Jantung Rematik

    Remaja merupakan suatu periode yang termasuk dalam periode anak. Menurut

    undang-undang Perlindungan Anak No.23 tahun 2002 definisi anak adalah seseorang

    yang berumur di bawah 18 tahun termasuk bayi dalam kandungan. Ini menunjukkan

    bahwa remaja merupakan bagian dari masa anak yang mempunyai ciri khas yaitu

    tumbuh dan berkembang. Remaja dalam bahasa Inggris Adolescence berasal dari

    bahasa latin adolecere yang berarti tumbuh. Masa remaja merupakan periode

    terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pesat baik fisik, psikologis maupun

    intelektual. Pada masa remaja terdapat ciri yang lebih khusus yaitu terjadi proses awal

    kematangan organ reproduksi manusia, maka disebut juga masa pubertas yang berasal

    dari kata pubercere berarti menjadi matang.6-9

    Pada remaja terjadi perubahan fisik atau biologis masa remaja terdapat lima

    perubahan khusus yaitu pertambahan tinggi badan, perkembangan seks sekunder,

    berkembangnya organ reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta sistem sirkulasi

  • [Type text]

    dan respirasi yang berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh. Terdapat

    perbedaan perubahan fisik antara perempuan dan laki-laki, pertumbuhan remaja

    perempuan umumnya pesat pada usia 10-11 tahun. 6-9

    Registry Demam Reamtik akut/Penyakit Jantung Rematik

    UKK kardiology IDAI telah membuat registry Demam Reamtik

    Akut/Penyakit Jantung Rematik. Pada pasien remaja dengan Demam Rematik

    Akut/Penyakit Jantung Rematik menggunakan registry ini dengan penekanan pada

    usia remaja

    Registry Demam Rematik Akut/Penyakit Jantung Rematik

    Center ID (No. ) - - Inclusion - - (dd - mm - yyyy)

    Name Sex M/F DOB - - (dd - mm - yyyy)

    Address

    Overcrowding (>6 person/m2) Yes No

    Phone No. Ethnicity _________________

    Family income < IDR 750,000 Rp 750,000 3.000.000

    IDR 3.000.000 9,000,000 > Rp 9,000,000

    Mother/Father education / Elementary / Senior high school / Undergraduate / Postgraduate

    Body weight (kg)/height (cm) kg/ cm BIrth weight (kg)/length (cm) kg/ cm

    Family history of RF No Yes _________________

    Initial Presentation Admission - - (dd - mm - yyyy)

    Type of episode Primary attack of RF Recurrent RF without RHD Recurrent RF established RHD Chronic valve lesion Rheumatic chorea Indolent carditis (history of heart failure, weight loss, negative ASOT)

    Functional class I II III IV

    Carditis severity Subclinical Mild Moderate Severe

  • [Type text]

    Center ID (No. ) - - Inclusion - - (dd - mm - yyyy)

    Carditis manifestation Valvulitis/Endocarditis Myocarditis Pericarditis/pericardial effusion

    Murmur No Yes (grade /6)

    Number of valves involved 1 2 3 4

    Type of valves involved Mitral Aortic Tricuspid Pulmonal

    Severity of valvulitis Mild Moderate Severe

    ECG abnormality Yes No Details ________

    Other RF manifestations Arthritis Chorea Erythema Nodule Fever Arthralgia

    ESR mm/h

    CRP

    ASTO mg/dL WBC . ^3

    ALC

    Hb . g/DL

    Medical management

    Steroid Yes No Type _____________ PO/IV

    Dose mg/kg/day

    Date commenced

    - -

    Date stopped

    - -

    Aspirin Yes No Type _____________ PO/IV

    Dose mg/kg/day

    Date commenced

    - -

    Date stopped

    - -

    Diuretics Yes No Type _____________ PO/IV

    Dose mg/kg/day

    Date commenced

    - -

    Date stopped

    - -

    Type _____________ PO/IV

    Dose mg/kg/day

    Date commenced

    - -

    Date stopped

    - -

    ACE inhibitors Yes No

    Type _____________ PO/IV

    Dose mg/kg/day

    Date commenced

    - -

    Date stopped

    - -

    Anticoagulant Yes No

    Type _____________ PO/IV

    Dose mg/kg/day

    Date commenced

    - -

    Date stopped

    - -

  • [Type text]

    Center ID (No. ) - - Inclusion - - (dd - mm - yyyy)

    Digoxin Yes No Type _____________ PO/IV

    Dose mg/kg/day

    Date commenced

    - -

    Date stopped

    - -

    Intravenous Inotropes Type _____________

    Dose mcg/kg/min

    Date commenced

    - -

    Date stopped

    - -

    Type _____________

    Dose mcg/kg/min

    Date commenced

    - -

    Date stopped

    - -

    Type _____________

    Dose mcg/kg/min

    Date commenced

    - -

    Date stopped

    - -

    Type _____________

    Dose mcg/kg/min

    Date commenced

    - -

    Date stopped

    - -

    Prophylaxis Type _____________ IM

    Dose . million IU

    Frequency: every days

    Date commenced

    - -

    Date stopped

    - -

    Type _____________ PO

    Dose mg/kg/day

    Date commenced

    - -

    Date stopped

    - -

    Compliance (no of doses/year) Y

    1

    Y

    2

    Y

    3

    Y

    4

    Y

    5

    Y

    6

    Y 7 Y 8 Y 9 Y

    10

    Y

    11

    Y

    12

    Y

    13

    Y

    14

    Surgery Yes No Date - -

    Type of operation Valve repair Valve replacement

    Residual lesion Yes No Describe: _____________________

    Outcomes

    Chronic valve lesion No Yes, type Mitral Aortic Tricuspid Pulmonal)

    Severity of chronic valve

    lesion Mild [ ] Mild-to-moderate [ ] Moderate-to-severe [ ] Severe [ ]

  • [Type text]

    Center ID (No. ) - - Inclusion - - (dd - mm - yyyy)

    Recurrences Date - - (next fill in a new blank form)

    Survival Yes No (Date of death/last visit - - )

    QoL Total score Poor Moderate Good

    Daftar pustaka

    1. Andrew G. Moore, M., Rheumatic Heart Disease in Mayo Clinic Cardiology Concise Textbook, M.M.A.L. Joseph G. Murphy, MD, Editor. 2007, Mayo

    clinic scientific press and informa healthcare USA, inc.: Rochester, Minnesota

    2. Turi, B.S.R.Z.G., Rheumatic Fever, in Braunwalds Heart Disease A Textbook of Cardiovascular Medicine, M.P.L. Eugene Braunwald, MD R

    3. Alan Bisno, E.G.B., NK Ganguly, WHO Expert Consultation on Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease, in WHO technical report series. 2001,

    World Health Organization: Geneva obert O. Bonow, MD, Editor. 2007,

    Saunders Elsevier: Philadelphia

    4. Flyer DC. Rheumatic fever. Dalam: Keane JF, Lock JE, Flyer DC, penyunting. Nadas pediatric cardiology. Edisi ke-2. Philadelphia: Elsevier;

    2006. hlm. 387400

    5. Madyono B. Epidemiologi penyakit jantung reumatik di Indonesia. J Kardiol

    Indones 1995;200: 25-3

    6. Soetjiningsih. Pertumbuhan somatik pada remaja. Dalam: Soetjiningsih.

    Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Cetakan pertama. Jakarta:

    Sagung Seto, 2004. h.10-6.

    7. Pulungan AB. Pertumbuhan dimasa pubertas. Dalam: Pulungan AB, Hendarto A, Hegar B, Oswari H, penyunting. Nutrition, growth-development. Naskah

    lengkap Continuing Profesional Development IDAI Jaya. Jakarta: IDAI

    cabang DKI Jakarta, 2006. h.11-26.

    8. Pardede N. Masa remaja. Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IGNG, penyunting. Buku ajar tumbuh kembang anak dan

    remaja. Edisi pertama. Jakarta: Sagung Seto, 2002. h. 138-170.

    9. Kaplan DW, Love KA. Adolescence. Dalam: Hay WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deterding RR. Current pediatric diagnosis and treatment.

    Edisi ke 18. McGraw-Hill Co, New York, 2007

    10. Blake K, Davis V. Adolescent medicine. Dalam: Kliegman RG, Marcdante KJ, Jenson HB, Behrman RE, penyunting. Nelson essentials of pediatrics.

    Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier Saunders, 2006. h.337-46

  • [Type text]