regional

3
Regionalisme berarti kedaerahan/ sifat kedaerahan (j.m echols dan hasan shadily, 1982, 474). Menurut arti kata regionalisme terdiri dari dua kata yaitu, Region dan Isme, Region adalah Daerah dan Isme adalah paham. Regionalisme bukan merupakan wujud dari sikap kedaerahan, melainkan sebagai akibat dari maraknya penyeragaman wujud bangunan diseluruh dunia sehingga kita tidak lagi dapat mengenal kebudayaan asli daerah/negara. Dalam arsitektur, regionalisme adalah suatu gerakan yang menganjurkan penampilan bangunan yang merupakan hasil senyawa dari internasionalisme dengan pola cultural dan teknologi modern dengan akar, tata nilai dan nuansa tradisi yang masih di anut oleh masyarakat setempat. Regionalisme berkembang sekitar tahun 1960 (Jenks, 1977), sebagai reaksi atas arsitektur modern yang berusaha meninggalkan masa lampau, sifat-sifat, dan ciri khasnya. Wiliam Curtis (1985) berpendapat, regionalisme diharapkan dapat menghasilkan bangunan yang bersifat abadi, melebur atau menyatu antara yang lama dan yang baru, antara regional dan universal. Kenzo Tange menjelaskan bahwa regionalisme selalu melihat ke belekang, tetapi tidak sekedar menggunakan karakteristik regional untuk mendekor tampak bangunan. Arsitektur Tradisional mempunyai lingkup regional, sedangkan arsitektur modern mempunyai lingkup universal. Dengan demikian maka yang menjadi ciri utama regionalisme adalah menyatunya Arsitektur Tradisional dengan Arsitektur Modern. Suha Ozkan membagi regionalisme menjadi 2, yaitu: Concrete Regionalism

Upload: risya-agus

Post on 22-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

arsitektur regional

TRANSCRIPT

Regionalisme berarti kedaerahan/ sifat kedaerahan (j.m echols dan hasan shadily, 1982, 474). Menurut arti kata regionalisme terdiri dari dua kata yaitu, Region dan Isme, Region adalah Daerah dan Isme adalah paham. Regionalisme bukan merupakan wujud dari sikap kedaerahan, melainkan sebagai akibat dari maraknya penyeragaman wujud bangunan diseluruh dunia sehingga kita tidak lagi dapat mengenal kebudayaan asli daerah/negara.Dalam arsitektur, regionalisme adalah suatu gerakan yang menganjurkan penampilan bangunan yang merupakan hasil senyawa dari internasionalisme dengan pola cultural dan teknologi modern dengan akar, tata nilai dan nuansa tradisi yang masih di anut oleh masyarakat setempat.Regionalisme berkembang sekitar tahun 1960 (Jenks, 1977), sebagai reaksi atas arsitektur modern yang berusaha meninggalkan masa lampau, sifat-sifat, dan ciri khasnya. Wiliam Curtis (1985) berpendapat, regionalisme diharapkan dapat menghasilkan bangunan yang bersifat abadi, melebur atau menyatu antara yang lama dan yang baru, antara regional dan universal. Kenzo Tange menjelaskan bahwa regionalisme selalu melihat ke belekang, tetapi tidak sekedar menggunakan karakteristik regional untuk mendekor tampak bangunan. Arsitektur Tradisional mempunyai lingkup regional, sedangkan arsitektur modern mempunyai lingkup universal. Dengan demikian maka yang menjadi ciri utama regionalisme adalah menyatunya Arsitektur Tradisional dengan Arsitektur Modern. Suha Ozkan membagi regionalisme menjadi 2, yaitu: Concrete RegionalismMeliputi semua pendekatan kepada ekspresi daerah/regional dengan mencontoh kehebatannya, bagian-bagiannya, atau seluruh bangunan di daerah tersebut. Apabila bangunan-bangunan tadi sarat dengan nilai spiritual maupun perlambang yang sesuai, bangunan tersebut akan lebih dapat diterima di dalam bentuknya yang baru dengan memperlihatkan nilai-nilai yang melekat pada bentuk aslinya. Hal lain yang penting adalah mempertahankan kenyamanan pada bangunan baru, ditunjang oleh kualitas bangunan lama. Abstract RegionalismHal yang utama adalah menggabungkan unsur-unsur kualitas abstrak bangunan, misalnya massa, solid dan void, proporsi, sense of space, pencahayaan dan prinsip-prinsip struktur dalam bentuk yang diolah kembali.Regionalisme, yang harus dilihat bukan sebagai suatu ragam atau gaya, melainkan sebagai cara berfikir tentang arsitektur, tidaklah berjalur tunggal tetapi menyebar dalam berbagai jalur (Budiharjo, 1997).Adapun ciri-ciri daripada Arsitektur Regionalisme adalah sebagai berikut : Menggunakan bahan bangunan lokal dengan teknologi modern Tanggap dalam mengatasi kondisi iklim setempat Mengacu pada tradisi, warisan sejarah, serta makna ruang dari tempat Mencari makna dan substansi cultural, bukan gaya/style sebagai produk akhirSecara umum, arsitektur regional merupakan penyatuan dari arsitektur lama dengan arsitektur masa kini. Menurut Wondoamiseno, terdapat pengait-pengait yang dapat menyatukan arsitektur masa lampau dengan arsitektur masa kini, pengait-pengait tersebut yaitu: Tempelan elemen arsitektur masa lampau pada arsitektur masa kini Elemen fisik arsitektur masa lampau menyatu di dalam arsitektur masa kini Elemen fisik arsitektur masa lampau tidak terlihat jelas dalam arsitektur masa kini Wujud arsitektur masa lampau mendominasi arsitektur masa kini Ekspresi wujjud arsitektur masa lampau menyatu di dalam arsitektur masa kiniUntuk dapat mengatakan bahwa arsitektur masa lampau menyatu di dalam arsitektur masa kini, maka arsitektur masa lampau dan arsitektur masa kini secara visual harus merupakan kesatuan (unity). Kesatuan yang dimaksud adalah kesatuan dalam komposisi arsitekur. Apabila yang dimaksud menyatu bukan menyatu secara visual, misalnya kualitas abstrak bangunan yang berhubungan dengan prilaku manusia, maka secara penilaian dapat dengan menggunakan observasi langsung maupun tidak langsung.