pembangunan regional

21
1 Program Pagu Wilayah Kecamatan (PWK) Kebijakan Pembangunan Berbasis Masyarakat di Kabupaten Temanggung (Analisis Peraturan Bupati Temanggung Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Pagu Wilayah Kecamatan) A. PENDAHULUAN Pemerintah merupakan institusi utama dalam penyelenggaraan negara yang mempunyai tanggungjawab mewujudkan kehidupan masyarakat seperti yang diamanatkan oleh konstitusi . Dalam k onteks pe mbangunan regional, yang mempunyai wenang dalam melaksanakan pembangunan suatu wilayah  berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah Pemerintah Daerah. Akan tetapi, dengan adanya persaingan global, perubahan sosial yang semakin kompleks dan teknologi yang semakin canggih menyebabkan tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dalam mewujudkan amanat konstitusi semakin besar. Sehingga percepatan pertumbuhan ekonomi dan masalah pemerataan pembangunan wilayah membutuhkan intervensi semua  pihak secara bersama dan terkoordinasi. Usaha Pemerintah Daerah dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan harus fokus berdasarkan potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah dan b erdasarkan kond isi masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan setiap wilayah mempunyai potensi dan kondisi masyarakat yang berbeda-beda dan tidak bisa disama ratakan. Keterlibatan masyarakat dalam mensukseskan percepatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan juga menjadi hal yang tidak bisa ditiadakan. Tanpa peran masyarakat hampir mustahil, suatu program dan kegiatan dapat berhasil mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditargetkan. Peran masyarakat dalam hal percepetan perrtumbuhan ekonomi dan  pemerataan pembangunan harus diwujudkan dalam kerelawanan sosial. Masyarakat, khususnya masyarakat yang telah mampu secara ekonomi dapat memberikan pembinaan, bimbingan dan arahan bagi kelompok masyarakat

Upload: adi-putra

Post on 06-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 1/21

1

Program Pagu Wilayah Kecamatan (PWK)

Kebijakan Pembangunan Berbasis Masyarakat di Kabupaten Temanggung

(Analisis Peraturan Bupati Temanggung Nomor 7 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Program Pagu Wilayah Kecamatan)

A.  PENDAHULUAN

Pemerintah merupakan institusi utama dalam penyelenggaraan negara

yang mempunyai tanggungjawab mewujudkan kehidupan masyarakat seperti

yang diamanatkan oleh konstitusi. Dalam konteks pembangunan regional,

yang mempunyai wenang dalam melaksanakan pembangunan suatu wilayah

  berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah Pemerintah

Daerah. Akan tetapi, dengan adanya persaingan global, perubahan sosial yang

semakin kompleks dan teknologi yang semakin canggih menyebabkan

tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dalam mewujudkan amanat

konstitusi semakin besar. Sehingga percepatan pertumbuhan ekonomi dan

masalah pemerataan pembangunan wilayah membutuhkan intervensi semua

 pihak secara bersama dan terkoordinasi.

Usaha Pemerintah Daerah dalam rangka mempercepat pertumbuhan

ekonomi dan pemerataan pembangunan harus fokus berdasarkan potensi yang

dimiliki oleh suatu wilayah dan berdasarkan kondisi masyarakat setempat. Hal

ini dikarenakan setiap wilayah mempunyai potensi dan kondisi masyarakat

yang berbeda-beda dan tidak bisa disama ratakan.

Keterlibatan masyarakat dalam mensukseskan percepatan pertumbuhan

ekonomi dan pemerataan pembangunan juga menjadi hal yang tidak bisa

ditiadakan. Tanpa peran masyarakat hampir mustahil, suatu program dan

kegiatan dapat berhasil mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditargetkan.

Peran masyarakat dalam hal percepetan perrtumbuhan ekonomi dan

  pemerataan pembangunan harus diwujudkan dalam kerelawanan sosial.

Masyarakat, khususnya masyarakat yang telah mampu secara ekonomi dapat

memberikan pembinaan, bimbingan dan arahan bagi kelompok masyarakat

Page 2: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 2/21

2

yang membutuhkan.

Untuk meningkatkan efektivitas percepatan pertumbuhan ekonomi

yang merupakan target kinerja pembangunan, sebagaimana tercantum dalam

Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Temanggung Nomor 2 Tahun 2009

tentang RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) tahun

2008 ± 2013, mulai tahun 2010 Pemerintah Kabupaten Temanggung

meluncurkan program percepatan pertumbuhan ekonomi yang dikemas dalam

Program Pagu Wilayah Kecamatan atau disingkat Program PWK.

Program PWK dirumuskan sebagai program percepatan pertumbuhan

ekonomi dan pemerataan pembangunan wilayah kecamatan yang melibatkanunsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga

 pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran

kritis dan kemandirian masyarakat dapat ditumbuhkembangkan, sehingga

masyarakat tidak lagi menjadi obyek namun harus menjadi subyek 

 pembangunan.

Berdasarkan latar belakang diatas, karya tulis ini bertujuan untuk 

mengetahui bagaimana usaha pemerintah daerah Kabupaten Temanggung dalam

mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan melalui

 program Program Pagu Wilayah Kecamatan.

B.  K AJIAN KONSEPTUAL 

1.  Desentralisasi

Pada sistem sentalistis, wewenang pembuatan keputusan berbagai

urusan publik berada di tangan pemerintah pusat, pejabat-pejabat di

  propinsi dan kabupaten hanya merupakan kepanjangan tangan dari

  pemerintah pusat. Sedangkan pada sistem desentralistis sebagian

kewenangan pengelolaan urusan publik dilimpahkan kepada propinsi dan

kabupaten.

Rondinelli dan Cheema (1983) dalam Wibawa (2005: 47),

Page 3: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 3/21

3

memberikan pemahaman secara luas terhadap desentralisasi, yaitu

  perpindahan kewenangan atau pembagian kekuasaan dalam perencanaan

  pemerintah serta manajemen dan pengambilan keputusan dari tingkat

nasional ke tingkat daerah.

Ada beberapa alasan perlunya pemerintah pusat

mendesentralisasikan kekuasaannya kepada pemerintah propinsi dan

kabupaten/kota ( Dwiyanto (Ed), 2005:49-50 ), yaitu:

a.  Dari segi politik, desentralisasi dimaksudkan untuk 

mengikutsertakan warga dalam proses kebijakan, baik untuk 

kepentingan daerah sendiri maupun untuk mendukung politik dan

kebijakan nasional melalui pembangunan proses demokrasi di

lapisan bawah. Dalam hal ini ada kesetaraan dan partisipasi politik,

serta merupakan media pendidikan politik untuk belajar 

 berdemokrasi.

 b.  Dari segi manajemen pemerintahan, desentralisasi dapat

meningkatkan efektivitas, efisiensi dan akuntabilitas publik,

terutama dalam penyediaan pelayanan publik.

c.  Dari segi kultural, desentralisasi dimaksudkan untuk 

memperhatikan kekhususan, keistimewaan atau kontekstualitas

suatu daerah, seperti geografis, kondidi penduduk, perekonomian,

kebudayaan ataupun latar belakang sejarahnya.

d.  Dari segi pembangunan, desentralisasi dapat melancarkan proses

formulasi dan implementasi program pembangunan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan warga. Ketika pemerintah propinsi

atau kabupaten mempunyai kewenangan untuk merumuskan

sekaligus mengimplementasikan kebijakan pembangunan di

daerahnya, maka kebijakan tersebut akan lebih efektif 

dibandingkan jika wewenang ini dipegang oleh pemerintah pusat.

Mengingat kedudukannya yang berada di daerah, maka pemerintah

daerah seharusnya lebih peka terhadap persoalan dan kebutuhan

masyarakat setempat.

Page 4: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 4/21

4

e.  Dilihat dari kepentingan pemerintah pusat sendiri, desentralisasi

dapat mengatasi kelemahan pemerintah pusat dalam mengawasi

 program-programnya.

f.  Dilihat dari segi percepatan pembangunan, desentralisasi dapat

meningkatkan perlombaan/persaingan antar daerah dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga mendorong

  pemerintah lokal untuk melakukan inovasi guna meningkatkan

kualitas pelayanan kepada warga.

2.  Substansi Peraturan Bupati Temanggung Nomor 7 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Program Pagu Wilayah Kecamatan

Program PWK adalah program yang dilaksanakan oleh

Pemerintah Kabupaten Temanggung dalam rangka mencapai percepatan

  pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan serta

 pemberdayaan masyarakat pada satuan wilayah kecamatan.

Program PWK adalah pemberian sejumlah dana modal kerja

  bergulir kepada kelompok masyarakat di tingkat kecamatan, sebagai

sarana untuk memberdayakan masyarakat dalam arti menciptakan/

meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun

  berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya

 peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya.

Program PWK dilaksanakan melalui harmonisasi dan

  pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program,

  penyediaan dana fasilitasi, dan pendanaan stimulan untuk mendorong

 prakarsa dan inovasi masyarakat.1 

Program PWK dirumuskan sebagai program percepatan

 pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan wilayah kecamatan

yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan,

  pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses

  pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat

1Lampiran Peraturan Bupati Temanggung Nomor 7 Tahun 2010 hal 2

Page 5: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 5/21

5

dapat ditumbuhkembangkan, sehingga masyarakat tidak lagi menjadi

obyek namun harus menjadi subyek pembangunan.

Program PWK diluncurkan sebagai dana stimulan masyarakat

dalam menggerakkan potensi ekonomi masyarakat perdesaan, antara lain

meliputi usaha pengembangan agroindustri, pengembangan agribisnis,

 pengembangan kluster unggulan dan pengembangan pertanian mandiri.

Program PWK merupakan sinergi dari program-program

  pemberdayaan masyarakat seperti PNPM, Program WISMP, PUAP,

FEATI dan lain-lain, dalam rangka mempercepat tercapainya peningkatan

ekonmi dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Pelaksanaan PWK akan dilaksanakan secara berkelanjutan dan

akan dilakukan evaluasi pada pelaksanaan setiap tahun untuk 

mendapatkan masukan demi penyempurnaan program di tahun yang akan

datang.2 

C.  PEMBAHASAN

Kabupaten Temanggung adalah kabupaten yang letaknya hampir 

  berada di bagian selatan dari daerah-daerah di propinsi Jawa Tengah.

Kabupaten Temanggung, terletak di antara garis 7o14¶ ± 7o32¶35´ Lintang

Selatan dan garis 110o23¶ ± 110o46¶30´ Bujur Timur, yang dibatasi sebelah

  barat dengan kabupaten Wonosobo, sebelah timur dengan kabupaten

Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, sebelah selatan dengan

Kabupaten Magelang dan di sebelah utara dengan Kabupaten Kendal dan

Kabupaten Semarang, yang mempunyai jarak terjauh dari barat ke timur 

adalah 43,437 km dan jarak terjauh dari utara ke selatan adalah 34,375 km.3 

Bentuk kabupaten Temanggung secara makro merupakan cekungan

atau depresi, artinya di bagian tengah, sedangkan sekelilingnya berbentuk 

2Ibid hal 2

3 BPS, Temanggung Dalam Angka Tahun, 2005, hal. 2. 

Page 6: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 6/21

6

  pegunungan, bukit atau gunung. Oleh karena itu geologi Kabupaten

Temanggung tersusun dari batuan beku, yaitu sedimen dari piroklasik gunung

api Sindoro-Sumbing dan sekitarnya. Piroklasik ini ukurannya bervariasi

antara blek, grasal, kerikil, pasir debu dan lempung sebagai akibat dari

muntahan materi piroklasik gunung api yang mengendap kemudian

membentuk daerah aluvial atau sedimen sehingga terjadi berlapis di mana

 butiran besar terletak di bawah. Lapisan atas mudah sekali dipengaruhi oleh

tenaga eksogen dan mampu menyerap atau menahan air. Marfologi Kabupaten

Temanggung pada dasarnya dibedakan dataran rendah dan dataran tinggi.

Dataran rendah dibentuk oleh sedimen atau aluvial, sedang dataran tinggi

dibentuk oleh pegunungan perbukitan yang keadaannya bergelombang.4 

Wilayah Kabupaten Temanggung sebagian besar merupakan dataran

dengan ketinggian antara 500 ± 1450 m di atas permukaan air laut. Dengan

keadaan tanah sekitar 50 persen dataran tinggi dan 50 persen dataran rendah.

Luas wilayah Kabupaten Temanggung tercatat 87.065 ha, terdiri atas 20.650

ha ( 23,72%) tanah sawah dan 66.415 ha (76,28 %) bukan lahan sawah. 5 

Menurut penggunaannya, luas sawah terbesar merupakan tanah sawah tegal

atau huma 33,36 %, sawah pengairan 22,02 %, tadah hujan (1,70 %), hutan

rakyat/negara 16,84 %, perkebunan 13,16 % yaitu perkebunan kopi dan

cengkeh dan lainnya, kolam/empang 0,03 %, dan lahan lainnya 2,42 %.

Sedangkan lahan kering sebagian besar digunakan untuk tanah pekarangan

atau tanah untuk bangunan dan halaman sekitar, yaitu sebesar 10,48 % dari

total lahan bukan sawah.6 

Secara administratif Kabupaten Temanggung terbagi atas 20 wilayah

kecamatan yaitu: Kecamatan Parakan, Kledung, Bansari, Bulu, Temanggung,

Tlogomulyo, Tembarak, Selopampang, Kranggan, Pringsurat, Kaloran,

Kandangan, Kedu, Ngadirejo, Jumo, Gemawang, Candiroto, Bejen, Tretep dan

Wonoboyo, 20 kecamatan tersebut terdapat 288 desa dan kelurahan dan 1499

4Ibid hal 3

5Ibid hal 7

6Ibid hal 13

Page 7: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 7/21

7

dusun, yang terdiri 5211 rukun tetangga dan 1449 rukun warga.7 

Dari data tentang Kabupaten Temanggung tersebut diatas dapat

disimpulkan bahwa luas Kabupaten Temanggung 87.065 Ha yang terbagi atas

20 Kecamatan dengan potensi baik berupa pertanian persawahan atau

 perkebunan maupun potensi lain yang beragam. Oleh karena itu, dalam rangka

mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan dengan

 potensi kewilayahan yang beragam tersebut, pada awal tahun 2010 pemerintah

daerah Kabupaten Temanggung mengeluarkan Peraturan Bupati Temanggung

 Nomor : 7 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Pagu Wilayah Kecamatan

(PWK). Tujuan dari dikeluarkannya peraturan bupati nomor 7 tersebut tidak 

lain yaitu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan

di Kabupaten Temanggung

Sasaran PWK  

Target sasaran dari program PWK berdasarkan Peraturan Bupati

Temanggung Nomor : 7 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Pagu

Wilayah Kecamatan adalah :

1.  Memberdayaan kelompok potensial produktif baik kelompok 

 perempuan, maupun kelompok masyarakat lainnya.

2.  Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna di

 bidang agroindustri dan agribisnis.

3.  Meningkatnya perkembangan kluster unggulan, sehingga menjadi

sebagai komoditas daerah/desa yang mempunyai keunggulan

komparatif maupun kompetitif.

4.  Meningkatnya kemandirian kelompok tani dalam melaksanakaan

  budidaya pertanian melalui usaha pertanian terpadu ( I ntegrated  

corrporate f arm).

5.  Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar,

7Ibid hal 15

Page 8: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 8/21

8

representatif dan akuntabel.

6.  Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat melalui kebijakan, program dan penganggaran

yang berorientasi pada pertumbuhan ( pr o- gr owth) dan penyediaan

lapangan kerja ( pr o-job).8 

Bisa disimpulkan bahwa Progam PWK yang diluncurkan pada awal

tahun 2010 ini menyasar pada kelompok potensial produktif yang bergerak 

  pada bidang pertanian maupun industry oleh masyarakat sebagai pelaku

kegiatan.

Prinsip Dasar PWK  

Berdasarkan Peraturan Bupati Temanggung nomor 7 tahun 2010,

Pelaksanan Program PWK menekankan prinsip-prinsip dasar sebagai

 berikut :

1.   Bertumpu  pada  pembangunan manusia. Pelaksanaan Program PWK 

senantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia

seutuhnya.

2.  Ot onomi. Dalam pelaksanaan Program PWK, kelompok masyarakat

memiliki kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam

menentukan dan mengelola dana program secara swakelola sesuai

dengan kapasitas dan kebutuhannya berdasarkan pada ketentuan

 perundang-undangan yang berlaku.

3.   Ber orietasi  kepada   pertumbuhan  ( pr o- gr owth). Pelaksanaan

Program PWK diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan

ekonomi daerah dan masyarakat yang merupakan target utama

kinerja pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD

Kabupaten Temanggung 2008 ± 2013.

4.   P artisipasipati f . Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses

 pengambilan keputusan pengelolaan dana program.

8Lampiran Peraturan Bupati Temanggung Nomor 7 Tahun 2010 hal 3

Page 9: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 9/21

9

5.   K esetaraan  dan  keadilan   gender . Laki-laki dan perempuan

mempunyai kesamaan kedudukan dan kesetaraan dalam pengelolaan

dan pemanfaataan dana program.

6.   Demokratis. Setiap pengambilan keputusan yang dilakukan secara

musyarawah /mufakat maupun secara voting merupakan kesepakatan

kelompok yang tertinggi untuk dilaksanakan.

7.  Transparansi  dan Akuntabel . Kelompok pengelola program dan

masyarakat penerima manfaat harus memiliki akses yang memadai

terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan

sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka

dan dipertanggunggugatkan baik secara moral, teknis, legal, maupun

administratif.

8.   P rioritas. Kelompok masyarakat pengelola program dan masyarakat

  penerima manfaat harus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan

dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan

 pembangunan.

9.   K eberlan jutan. Setiap pengambilan keputusan kelompok masyarakat

 pengelola program dan penerima manfaat harus mempertimbangkan

tingkat keberlanjutan dan kelestarian dana program.9 

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengelola PWK dalam

Peraturan Bupati Temanggung Tentang PWK sudah disebutkan dan

dijelaskan secara terperinci. Masyarakat diberikan kewenangan berdasarkan

undang-undang dan peraturan yang berlaku secara mandiri untuk 

  berpartisipasi dalam menentukan dan mengelola dana program tanpa

mengabaikan kesetaraan gender. Segala keputusan mengenai PWK 

dilaksanakan secara demokratis dengan mekanisme musyawarah mufakat

maupun voting. Informasi dan proses pengembilan keputusan harus

dilaksanakan secara transparan dan akuntabel baik secara moral, teknis,

legal, maupun administratif.

9Ibid hal 4-5

Page 10: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 10/21

10

Strategi

Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran program yang disebutkan

diatas, pemerintah daerah Kabupaten Temanggung menetapkan strategi

  pelaksanakan, yang menjadi acuan pelaksanaan program sesuai dengan

 peraturan Bupati Temanggung Nomor 7 tahun 2010 yaitu antara lain :

1.  Memilih kelompok pengelola program yang benar-benar 

mempunyai komitmen dan intergritas dalam memberdayakan

masyarakat;

2.  Memilih jenis kegiatan yang benar-benar potensial untuk 

dikembangkan dan dapat diandalkan sebagai upaya percepatan

 pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan.

3.  Melaksanakan semua kegiatan program secara tertib.

4.  Mempertanggungjawabkan pengelolaan dan program secara

transparan dan bertanggungjawab.10

 

Pendekatan

Dalam rangka mencapai percepatan pertumbuhan ekonomi dan

  pemerataan pembangunan sebagaimana tujuan dikeluarkannya kebijakan

mengenai PWK, maka diperlukan adanya pendekatan. Pendekatan atau

upaya-upaya rasional dalam mencapai tujuan program PWK adalah

memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan program dengan pembangunan

yang berbasis masyarakat yaitu:

1.  Menggunakan kecamatan sebagai lokus program untuk 

mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian

 program.

2.  Memposisikan masyarakat sebagai penentu/pengambil kebijakandan pelaku utama pelaksanaan program pada tingkat lokal/desa.

3.  Mengutamakan nilai-nilai budaya dan kearifan masyarakat

kecamatan dan desa setempat dalam proses perencanaan dan

10Ibid hal 7

Page 11: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 11/21

11

  pelaksanaan program.

4.  Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran,

kemandirian, dan keberlanjutan.11 

Program PWK Dalam rangka mencapai percepatan pertumbuhan

ekonomi dan pemerataan pembangunan menggunakan kecamatan sebagai

  pusat untuk mengendalikan jalannya program. Dan menyerahkan

sepenuhnya pelaksanaan program PWK kepada masyarakat dalam hal

 pengambilan kebijakan sekaligus pelaku utama dalam rangka mempercepat

 pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.

K elembagaan PWK  

Pengelolaan Program Pagu Wilayah Kecamatan terdiri dari

  persiapan/pembentukan kelembagaan, perencanaan partisipatif, pelaksanaan

kegiatan, monitoring, evaluasi, pelaporan, dan sosialisasi.12

Dalam rangka

menjalankan seluruh tahapan Program PWK, pemerintah daerah melalui

Peraturan Bupati Temanggung nomor 7 tahun 2010 membentuk dua (2)

lembaga baru tingkat kabupaten, dua (2) lembaga tingkat kecamatan dan

 penerima bantuan pagu yang disebut dengan Penerima Manfaat.

1.  Tim Koordinasi Program PWK 

Tim Koordinasi Program PWK Tingkat Kabupaten yang

dibentuk dengan dibentuk dengan Surat Peraturan Bupati mempunyai

wewenang dalam hal persiapan, sosialisasi, perencanaan partisipatif,

  pelaksanaan, monitoring, pengendalian, evaluasi dan pelaporan

 program PWK.

Tim Koordinasi Program PWK Tingkat Kabupaten berfungsi

sebagai PMO ( P r o grame M anegement  O ff ice).13

Dengan fungsi antara

lain penetapan kebijakan umum dan pengembangan program PWK,

11Ibid hal 7

12Ibid hal 8

13Ibid hal 8

Page 12: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 12/21

12

  penetapan dan atau pemantapan lokasi, strategi pemilihan bidang

usaha/kegiatan produktif kelompok, pengembangan sistem informasi,

serta monitoring dan evaluasi.14 

2.  Unit Pendukung Pelaksana Program PWK 

Dalam rangka kelancaran dan optimalisasi pencapaian hasil

Program PWK, Bupati menunjuk SKPD terkait sebagai Unit

Pendukung Pelaksana Program (S uporting   I mplementation  P r o grame 

U nit ). Pimpinan SKPD yang ditunjuk sebagai Unit Pendukung

Pelaksana Program berfungsi sebagai Bapak Asuh bagi kelompok 

 penerima program.15

 

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai Bapak Asuh,

  pimpinan SKPD menunjuk beberapa staf sebagai pendamping

fungsional kelompok penerima program dan melaporkan kepada

Bupati.16

 

3.  Tim Fasilitasi Program PWK Tingkat Kecamatan (TFK).

Dalam rangka persiapan, sosialisasi, perencanaan partisipatif,

  pelaksanaan, monitoring, pengendalian, evaluasi dan pelaporan

Program PWK lingkup kecamatan dibentuk Tim Fasilitasi Program

PWK Tingkat Kecamatan (TFK).17 

Tugas pokok TFK antara lain :

a.  Melakukan seleksi perekrutan Komisi Ekonomi Kecamatan.

 b.  Merencanakan persiapan pelaksanaan program.

c.  Melaksanakan sosialisasi, pembinaan, monitoring,

 pengendalian serta evaluasi dan pelaporan.

d.  Mengkoordinasikan pelaksanaan Program PWK.

e.  Melakukan pembinaan dan pembimbinan kepada kelompok 

 penerima manfaat.

f.  Membantu KEK dalam menyelesaikan berbagai

14 Ibid hal 815

Ibid hal 916

Ibid hal 917

Ibid hal 9-10

Page 13: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 13/21

13

 permasalahan yang timbul didalam pelaksanaan kegiatan.

g.  Melakukan pengawasan penggunaan dan pengelolaan dana

oleh KEK.

h.  Bersama-sama dengan KEK menyampaikan laporan

  pelaksanaan program PWK di kecamatan kepada Bupati,

tembusan kepada Tim Fasilitasi Kabupaten sesuai format

yang ditentukan.

i.  Melakukan berbagai langkah untuk mensukseskan program

PWK.18

 

4.  Komisi Ekonomi Kecamatan (KEK)

Pembentukan Komisi Ekonomi Kecamatan (KEK), difasilitasi

oleh Tim Fasilitasi PWK Kabupaten bersama dengan Tim Faslitasi

Kecamatan /Camat melalui forum yang terbuka, demokratis dan

transparan. Kepengurusan KEK ditetapkan dengan Surat Keputusan

Camat. Tugas dan tanggung jawab KEK adalah sebagai berikut :

a.  Membuka rekening di bank sebagai sarana penyaluran dana

PWK dari APBD.

 b.  Menyusun proposal kegiatan penggunaan dana PWK dan

mengajukan kepada Bupati c/q DPPKAD melalui Camat,

/Tim Fasilitasi Kecamatan dengan tembusan kepada Tim

Fasilitasi PWK Kabupaten.

c.  Menanda-tangani Nota Perjanjian Hibah Daerah (NPHD).

d.  Menerima dan mengelola dana Pagu Wilayah Kecamatan

(PWK) yang telah diterima;

e.  Melakukan verifikasi terhadap usulan pengajuan modal kerja

 bergulir dana PWK dari calon penerima manfaat;

f.  Memutuskan besaran modal kerja berdasarkan verifikasi

administrasi, teknis dan lapangan calon penerima manfaat;

g.  Menyalurkan dana modal kerja kepada kelompok penerima

manfaat sebagai modal kerja bergulir.

18Ibid hal 10

Page 14: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 14/21

14

h.  Melakukan penarikan dan penagihan terhadap modal kerja

yang telah jatuh tempo.

i.  Merumuskan AD/ART yang antara lain meliputi aturan

  penggunaan, tatacara pencairan, pengembalian dan mengatur 

 bagi hasil jasa produksi serta pendapatan lainnya.

 j.  Menyusun laporan pertanggungjawaban penggunaan dan

  perkembangan dana pada setiap akhir triwulan dan

disampaikan kepada (1) Bupati c/q Tim Fasilitasi Kabupaten (2)

Kepala DPPKAD dan (3) Camat/TFK.

k.  Melakukan pemantauan, pembinaan dan bimbingan kepada

 penerima pemanfaat.

l.  Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. m.

Melakukan langkah-langkah proaktif dalam rangka

mengembangkan organisasi/lembaga KEK. n.

Menyelenggarakan pengadministrasian pengelolaan dana

secara tertib, transparan dan penuh tanggungjawab.19

 

5.  Penerima Manfaat (PM)

Penerima Manfaat atau disingkat PM adalah pihak-pihak yang

mendapatkan alokasi Dana Modal Kerja (DMK). PM yang menerima

DMK adalah Kelompok/perorangan yang mengajukan usulan

  pengajuan DMK, sesuai ketentuan Komisi Ekonomi Kecamatan

(KEK), dibuktikan dengan formulir pengajuan pinjaman.20

 

Kelompok yang mengajukan modal kerja sekurang-kurangnya

 berjumlah 5 (lima) orang.21

Dengan besar dana yang diberikan kepada

setiap kelompok penerima manfaat sebesar-besarnya Rp 50.000.000

(lima  puluh juta rupiah).22

 

Pendanaan

19 Ibid hal 11-1220

Ibid hal 1321

Ibid hal 1322

Ibid hal 16

Page 15: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 15/21

15

Dana Bantuan PWK adalah dana program dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD), yang diterima secara langsung oleh Komisi

Ekonomi Kecamatan (KEK), melalui rekening bank.23 Jumlah Dana Program

PWK yang diterima oleh Komisi Ekonomi Kecamatan (KEK) adalah sebesar 

Rp 250.000.000 (dua ratus lima  puluh juta rupiah) per kecamatan.24

 

Dana Program PWK dikelola oleh KEK untuk disalurkan kepada

kelompok penerima manfaat yaitu para pelaku usaha ekonomi produktif 

sebagai tambahan modal kerja dengan mengajukan proposal.

Dana Program PWK dibagi menjadi 2 komponen, yaitu (1) Dana

Operasional KEK dan (2) Dana Modal Kerja.25

 

1.  Dana Operasional KEK 

Dana Operasional KEK (DOK) adalah dana stimulan yang

dipergunakan untuk mendukung operasionalisasi lembaga KEK 

dalam pengelolaan dana. Pada tahun I yaitu tahun 2010, besarnya

dana operasional untuk KEK ditentukan sebesar-besarnya Rp

10.000.000 ( sepuluh juta  rupiah).26

Dan pada tahun-tahun

 berikutnya, DOK ditentukan berdasarkan kesepakatan pengurus yang

diambilkan dari hasil jasa produksi.27 

Dana Operasional KEK (DOK) digunakan antara lain untuk :

a.  Konsumsi rapat-rapat ;

 b.  Biaya sewa tempat/kantor.

c.  Bantuan transpotasi untuk survey/pembinaan dan monitoring

kelompok penerima;

d.  Pembelian bahan/alat tulis;

e.  Pembelian peralatan kantor;

f.  Penyusunan laporan dll28

 

23Ibid hal 15

24 Ibid hal 1525 Ibid hal 1526

Ibid hal 1527

Ibid hal 1528

Ibid hal 15

Page 16: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 16/21

16

2.  Dana Modal Kerja (DMK)

Dana Modal Kerja (DMK) adalah dana yang diterimakan kepada

  penerima manfaat sebagai tambahan modal kerja kegiatan ekonomi

 produktif.29

Besarnya DMK yang diberikan kepada setiap kelompok 

 penerima manfaat: sebesar-besarnya Rp 50.000.000 (lima  puluh juta 

rupiah) sebagai modal kerja bergulir dengan kewajiban

mengembalikan.30 

Berdasarkan peraturan bupati tersebut, DMK dipergunakan untuk 

tambahan/ talangan modal kerja/usaha ekonomi produktif atau

  pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan ekonomi

  produktif yang menjadi tanggungan bersama dan menjadi aset

kelompok.

Pelaksanaan PWK  

Pelaksanaan kegiatan Program PWK dilakukan oleh KEK masyarakat

secara swakelola berdasarkan prinsip otonomi dengan dibantu oleh TFK.

Tahap pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah proses perencanaan selesai

dan telah ada keputusan tentang pengalokasian dana kegiatan (tercantum

dalam APBD).

Pelaksanaan kegiatan meliputi pemilihan dan pembentukan KEK,

 pembentukan kelompok dan atau pemilihan pengurus kelompok, penyusunan

  proposal, pencairan, pelaksanaan (penggunaan dana) untuk merealisasikan

kegiatan/modal kerja yang direncanakan dan pertanggungjawaban atas

  pelaksanaan kegiatan maupun penggunaan dana. Dalam proses pelaksanaan

kegiatan harus diperhatikan prinsip-prinsip efisien, efektif, terbuka, adil, dan

 bertanggung jawab.

1.  Pembentukan/pemantapan Kelompok Penerima.

a.  Setelah DPA-SKPD disyahkan Camat dengan dibantu oleh TFK 

dan KEK segera melakukan sosialisasi kepada calon kelompok 

29Ibid hal 16

30Ibid hal 16

Page 17: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 17/21

17

 penerima.

 b.  Kepala Desa selaku Komisi pengawas dengan dibantu Komisi

 pelaksana memfasilitasi pertemuan kelompok dan memantapkan

kepengurusan kelompok penerima dengan menetapkan

koordinator kelompok.

c.  Kelompok penerima segera menyusun proposal kegiatan dan

kemudian diajukan kepada TFK maupun KEK untuk dibahas

kelayakannya.31

 

2.  Penyaluran dan pengembalian Dana Modal Kerja

a.  Penyaluran dana dari Kas daerah disalurkan langsung kepada

Komisi Ekonomi Kecamatan (KEK) melalui rekening bank atas

nama KEK.

 b.  Penyaluran Dana Modal kerja (DMK) dari KEK kepada

kelompok penerima manfaat sebaiknya dilakukan secara

tunai/cast.

c.  Untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas, penyaluran DMK 

kepada kelompok penerima manfaat, dapat dilakukan pada forum

yang dihadiri oleh semua calon penerima.

d.  Dana Modal kerja (DMK) yang diterima oleh kelompok penerima

manfaat, harus dikembalikan kepada KEK sebagai pengelola

dana dengan batasan waktu dan tatacara serta ketentuan yang

ditentukan.

e.  Untuk mempertanggungjawabkan Modal kerja yang diterima,

setiap anggota secara sendiri-sendiri harus menanda-tangani surat

 perjanjian penerimaan dan pengembalian modal kerja.

f.  Penyaluran dan pengembalian DMK dibuktikan dengan Surat

 perjanjian.

g.  Surat perjanjian pemberian Modal Kerja dibuat oleh KEK dengan

diketahui oleh Camat.32

 

31Ibid hal 19

32Ibid hal 19

Page 18: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 18/21

18

3.  Pertanggung-jawaban.

a.  KEK dalam kapasitasnya pengelola dana PWK, mempunyai

tanggungjawab dalam hal pengelolaan dan pengembangan modal

kerja sesuai dengan ketentuan dan aturan yang dibuat.

 b.  KEK sebagai pengelola dana mempertanggungjawabkan

  pengelolaan dana, membuat laporan kemajuan/progres kegiatan

dan melaporkan kepada Bupati c/q Tim Fasilitasi PWK kabupaten.

c.  Kelompok penerima manfaat bertanggungawab atas penggunaan

dana untuk melaksanakan kegiatan yang direncanakan, serta

 berkewajiban mengembalikan modal kerja yang diterima kepada

KEK,

d.  Pertanggungawaban kelompok dibebankan secara tanggung

renteng, dan atau sendiri-sendiri.33 

4.  Pengendalian dan Pengawasan.

Dalam peraturan bupati tentang PWK, yang dimaksud

  pengendalian adalah serangkaian kegiatan pemantauan, pengawasan,

dan tindak lanjut yang dilakukan untuk menjamin pelaksanaan

kegiatan yang direncanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang

ditetapkan dan memastikan bahwa dana digunakan sesuai dengan

tujuan program. Sementara itu pengawasan diartikan sebagai kegiatan

mengamati perkembangan pelaksanaan kegiatan, mengidentifikasi

serta mengantisipasi permasalahan yang timbu dalam pelaksanaan

kegiatan.

Dari hasil pemantauan atau pengawasan tersebut dilakukan

tindak lanjut yang merupakan kegiatan atau langkah-langkah

operasional, yang perlu ditempuh berdasarkan hasil yang telah

diperoleh dari pemantauan atau pengawasan. Untuk mendukung

  pengendalian pelaksanaan Program PWK, sistem pemantauan dan

 pengawasan yang dilakukan meliputi:

a.  Pemantauan dan pengawasan partisipatif oleh masyarakat

33Ibid hal 20

Page 19: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 19/21

19

Keterlibatan masyarakat dalam pemantauan dan pengawasan

dari mulai perencanaan partisipatif tingkat desa hingga

kabupaten/kota dan pelaksanaan Program PWK.

 b.  Pemantauan dan pengawasan oleh Pemerintah ± Kegiatan ini

dilakukan secara berjenjang dan bertujuan untuk memastikan

  bahwa kegiatan Program PWK dilaksanakan sesuai dengan

  prinsip dan prosedur yang berlaku dan dana dimanfaatkan

sesuai dengan tujuan program.

c.  Pemantauan dan pengawasan oleh Tim, dilakukan secara

  berjenjang dan lintas jenjang mulai dari KEK kepada

Kelompok, TFK kepada Kelompok, TFK kepada KEK dan

Tim fasilitasi Kabupaten kepada TFK, KEK mapun

Kelompok penerima manfaat.34 

5.  Evaluasi dan penilaian

Evaluasi dilakukan oleh Tim fasilitasi Kabupaten dalam rangka

memberikan penilaian kinerja TFK dan KEK pada setap akhir tahun

anggaran. Sehingga menghasilkan penilaian terhadap kinerja TFK dan

KEK dalam melaksanakan kegiatan dan hasil-hasil yang dicapai pada

masing-masing kecamatan.

Dalam evaluasi tersebut secara umum meliputi (1) kinerja

TFK, (2) kinerja KEK (3) Kinerja Kelompok penerima manfaat

dengan variabel atau indikator evaluasi/penilaian yang telah disebutkan

dalam peraturan bupati meliputi :

a.  Ketertian administrasi;

 b.  Ketaatan kepada ketentuan

c.  Pengembangan Modal kerja

d.  Capaian tujuan dan sasaran kegiatan.35

 

Hasil evaluasi dan penilaian selanjutnya akan dijadikan dasar 

 bagi keberlanjutan program PWK, termasuk penentuan besaran serta

34Ibid hal 20-21

35Ibid hal 21

Page 20: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 20/21

20

alokasi masing-masing kecamatan.

D.  PENTUTUP

K esimpulan

Dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan

  pembangunan di Kabupaten Temanggung, pemerintah Kabupaten

Temanggung merumuskan Program PWK. Program PWK melibatkan unsur 

masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan

dan evaluasi. Melalui program PWK proses pembangunan partisipatif,

kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat ditumbuhkembangkan, sehingga

masyarakat tidak lagi menjadi obyek namun sudah menjadi subyek 

 pembangunan.

Program PWK yang dirumuskan pemerintah daerah Kabupaten

Temanggung merupakan pemberian sejumlah dana modal kerja bergulir 

kepada kelompok masyarakat di tingkat kecamatan, sebagai sarana untuk 

memberdayakan masyarakat dalam arti menciptakan/ meningkatkan kapasitas

masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan

 berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan

kesejahteraannya.

Program PWK dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan

sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan dana fasilitasi, dan

  pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat.

Dengan prinsip-prinsip antara lain :  Bertumpu  pada  pembangunan manusia;

Ot onomi;  Ber orietasi  kepada   pertumbuhan  ( pr o- gr owth);  P artisipasipati f ;

 K esetaraan  dan  keadilan  gender ;  Demokratis;  Transparansi  dan Akuntabel ;

 P rioritas; dan  K eberlan jutan.

Dalam menjalankan program ini pemerintah daerah membentuk 

Page 21: PEmbangunan Regional

8/3/2019 PEmbangunan Regional

http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 21/21

21

  beberapa lembaga baru yang menggunakan kecamatan sebagai lokus atau

tempat persiapan, sosialisasi, perencanaan partisipatif, pelaksanaan,

monitoring, pengendalian, evaluasi dan pelaporan Program PWK. Program

yang telah disusun ini tentu saja tidak akan berhasil mencapai tujuan yang

telah digariskan tanpa kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait

  baik pemerintah sebgai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku utama

 program.

E.  DAFTAR PUSTAK A 

1. 

Lampiran Peraturan Bupati Temanggung Nomor 7 Tahun 20102.  Temanggung Dalam Angka Tahun 2005, BPS.