pembangunan regional
TRANSCRIPT
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 1/21
1
Program Pagu Wilayah Kecamatan (PWK)
Kebijakan Pembangunan Berbasis Masyarakat di Kabupaten Temanggung
(Analisis Peraturan Bupati Temanggung Nomor 7 Tahun 2010 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Pagu Wilayah Kecamatan)
A. PENDAHULUAN
Pemerintah merupakan institusi utama dalam penyelenggaraan negara
yang mempunyai tanggungjawab mewujudkan kehidupan masyarakat seperti
yang diamanatkan oleh konstitusi. Dalam konteks pembangunan regional,
yang mempunyai wenang dalam melaksanakan pembangunan suatu wilayah
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah Pemerintah
Daerah. Akan tetapi, dengan adanya persaingan global, perubahan sosial yang
semakin kompleks dan teknologi yang semakin canggih menyebabkan
tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dalam mewujudkan amanat
konstitusi semakin besar. Sehingga percepatan pertumbuhan ekonomi dan
masalah pemerataan pembangunan wilayah membutuhkan intervensi semua
pihak secara bersama dan terkoordinasi.
Usaha Pemerintah Daerah dalam rangka mempercepat pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan pembangunan harus fokus berdasarkan potensi yang
dimiliki oleh suatu wilayah dan berdasarkan kondisi masyarakat setempat. Hal
ini dikarenakan setiap wilayah mempunyai potensi dan kondisi masyarakat
yang berbeda-beda dan tidak bisa disama ratakan.
Keterlibatan masyarakat dalam mensukseskan percepatan pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan pembangunan juga menjadi hal yang tidak bisa
ditiadakan. Tanpa peran masyarakat hampir mustahil, suatu program dan
kegiatan dapat berhasil mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditargetkan.
Peran masyarakat dalam hal percepetan perrtumbuhan ekonomi dan
pemerataan pembangunan harus diwujudkan dalam kerelawanan sosial.
Masyarakat, khususnya masyarakat yang telah mampu secara ekonomi dapat
memberikan pembinaan, bimbingan dan arahan bagi kelompok masyarakat
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 2/21
2
yang membutuhkan.
Untuk meningkatkan efektivitas percepatan pertumbuhan ekonomi
yang merupakan target kinerja pembangunan, sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Temanggung Nomor 2 Tahun 2009
tentang RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) tahun
2008 ± 2013, mulai tahun 2010 Pemerintah Kabupaten Temanggung
meluncurkan program percepatan pertumbuhan ekonomi yang dikemas dalam
Program Pagu Wilayah Kecamatan atau disingkat Program PWK.
Program PWK dirumuskan sebagai program percepatan pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan pembangunan wilayah kecamatan yang melibatkanunsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga
pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran
kritis dan kemandirian masyarakat dapat ditumbuhkembangkan, sehingga
masyarakat tidak lagi menjadi obyek namun harus menjadi subyek
pembangunan.
Berdasarkan latar belakang diatas, karya tulis ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana usaha pemerintah daerah Kabupaten Temanggung dalam
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan melalui
program Program Pagu Wilayah Kecamatan.
B. K AJIAN KONSEPTUAL
1. Desentralisasi
Pada sistem sentalistis, wewenang pembuatan keputusan berbagai
urusan publik berada di tangan pemerintah pusat, pejabat-pejabat di
propinsi dan kabupaten hanya merupakan kepanjangan tangan dari
pemerintah pusat. Sedangkan pada sistem desentralistis sebagian
kewenangan pengelolaan urusan publik dilimpahkan kepada propinsi dan
kabupaten.
Rondinelli dan Cheema (1983) dalam Wibawa (2005: 47),
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 3/21
3
memberikan pemahaman secara luas terhadap desentralisasi, yaitu
perpindahan kewenangan atau pembagian kekuasaan dalam perencanaan
pemerintah serta manajemen dan pengambilan keputusan dari tingkat
nasional ke tingkat daerah.
Ada beberapa alasan perlunya pemerintah pusat
mendesentralisasikan kekuasaannya kepada pemerintah propinsi dan
kabupaten/kota ( Dwiyanto (Ed), 2005:49-50 ), yaitu:
a. Dari segi politik, desentralisasi dimaksudkan untuk
mengikutsertakan warga dalam proses kebijakan, baik untuk
kepentingan daerah sendiri maupun untuk mendukung politik dan
kebijakan nasional melalui pembangunan proses demokrasi di
lapisan bawah. Dalam hal ini ada kesetaraan dan partisipasi politik,
serta merupakan media pendidikan politik untuk belajar
berdemokrasi.
b. Dari segi manajemen pemerintahan, desentralisasi dapat
meningkatkan efektivitas, efisiensi dan akuntabilitas publik,
terutama dalam penyediaan pelayanan publik.
c. Dari segi kultural, desentralisasi dimaksudkan untuk
memperhatikan kekhususan, keistimewaan atau kontekstualitas
suatu daerah, seperti geografis, kondidi penduduk, perekonomian,
kebudayaan ataupun latar belakang sejarahnya.
d. Dari segi pembangunan, desentralisasi dapat melancarkan proses
formulasi dan implementasi program pembangunan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan warga. Ketika pemerintah propinsi
atau kabupaten mempunyai kewenangan untuk merumuskan
sekaligus mengimplementasikan kebijakan pembangunan di
daerahnya, maka kebijakan tersebut akan lebih efektif
dibandingkan jika wewenang ini dipegang oleh pemerintah pusat.
Mengingat kedudukannya yang berada di daerah, maka pemerintah
daerah seharusnya lebih peka terhadap persoalan dan kebutuhan
masyarakat setempat.
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 4/21
4
e. Dilihat dari kepentingan pemerintah pusat sendiri, desentralisasi
dapat mengatasi kelemahan pemerintah pusat dalam mengawasi
program-programnya.
f. Dilihat dari segi percepatan pembangunan, desentralisasi dapat
meningkatkan perlombaan/persaingan antar daerah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga mendorong
pemerintah lokal untuk melakukan inovasi guna meningkatkan
kualitas pelayanan kepada warga.
2. Substansi Peraturan Bupati Temanggung Nomor 7 Tahun 2010 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Pagu Wilayah Kecamatan
Program PWK adalah program yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Temanggung dalam rangka mencapai percepatan
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan serta
pemberdayaan masyarakat pada satuan wilayah kecamatan.
Program PWK adalah pemberian sejumlah dana modal kerja
bergulir kepada kelompok masyarakat di tingkat kecamatan, sebagai
sarana untuk memberdayakan masyarakat dalam arti menciptakan/
meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun
berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya
peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya.
Program PWK dilaksanakan melalui harmonisasi dan
pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program,
penyediaan dana fasilitasi, dan pendanaan stimulan untuk mendorong
prakarsa dan inovasi masyarakat.1
Program PWK dirumuskan sebagai program percepatan
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan wilayah kecamatan
yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses
pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat
1Lampiran Peraturan Bupati Temanggung Nomor 7 Tahun 2010 hal 2
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 5/21
5
dapat ditumbuhkembangkan, sehingga masyarakat tidak lagi menjadi
obyek namun harus menjadi subyek pembangunan.
Program PWK diluncurkan sebagai dana stimulan masyarakat
dalam menggerakkan potensi ekonomi masyarakat perdesaan, antara lain
meliputi usaha pengembangan agroindustri, pengembangan agribisnis,
pengembangan kluster unggulan dan pengembangan pertanian mandiri.
Program PWK merupakan sinergi dari program-program
pemberdayaan masyarakat seperti PNPM, Program WISMP, PUAP,
FEATI dan lain-lain, dalam rangka mempercepat tercapainya peningkatan
ekonmi dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Pelaksanaan PWK akan dilaksanakan secara berkelanjutan dan
akan dilakukan evaluasi pada pelaksanaan setiap tahun untuk
mendapatkan masukan demi penyempurnaan program di tahun yang akan
datang.2
C. PEMBAHASAN
Kabupaten Temanggung adalah kabupaten yang letaknya hampir
berada di bagian selatan dari daerah-daerah di propinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Temanggung, terletak di antara garis 7o14¶ ± 7o32¶35´ Lintang
Selatan dan garis 110o23¶ ± 110o46¶30´ Bujur Timur, yang dibatasi sebelah
barat dengan kabupaten Wonosobo, sebelah timur dengan kabupaten
Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, sebelah selatan dengan
Kabupaten Magelang dan di sebelah utara dengan Kabupaten Kendal dan
Kabupaten Semarang, yang mempunyai jarak terjauh dari barat ke timur
adalah 43,437 km dan jarak terjauh dari utara ke selatan adalah 34,375 km.3
Bentuk kabupaten Temanggung secara makro merupakan cekungan
atau depresi, artinya di bagian tengah, sedangkan sekelilingnya berbentuk
2Ibid hal 2
3 BPS, Temanggung Dalam Angka Tahun, 2005, hal. 2.
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 6/21
6
pegunungan, bukit atau gunung. Oleh karena itu geologi Kabupaten
Temanggung tersusun dari batuan beku, yaitu sedimen dari piroklasik gunung
api Sindoro-Sumbing dan sekitarnya. Piroklasik ini ukurannya bervariasi
antara blek, grasal, kerikil, pasir debu dan lempung sebagai akibat dari
muntahan materi piroklasik gunung api yang mengendap kemudian
membentuk daerah aluvial atau sedimen sehingga terjadi berlapis di mana
butiran besar terletak di bawah. Lapisan atas mudah sekali dipengaruhi oleh
tenaga eksogen dan mampu menyerap atau menahan air. Marfologi Kabupaten
Temanggung pada dasarnya dibedakan dataran rendah dan dataran tinggi.
Dataran rendah dibentuk oleh sedimen atau aluvial, sedang dataran tinggi
dibentuk oleh pegunungan perbukitan yang keadaannya bergelombang.4
Wilayah Kabupaten Temanggung sebagian besar merupakan dataran
dengan ketinggian antara 500 ± 1450 m di atas permukaan air laut. Dengan
keadaan tanah sekitar 50 persen dataran tinggi dan 50 persen dataran rendah.
Luas wilayah Kabupaten Temanggung tercatat 87.065 ha, terdiri atas 20.650
ha ( 23,72%) tanah sawah dan 66.415 ha (76,28 %) bukan lahan sawah. 5
Menurut penggunaannya, luas sawah terbesar merupakan tanah sawah tegal
atau huma 33,36 %, sawah pengairan 22,02 %, tadah hujan (1,70 %), hutan
rakyat/negara 16,84 %, perkebunan 13,16 % yaitu perkebunan kopi dan
cengkeh dan lainnya, kolam/empang 0,03 %, dan lahan lainnya 2,42 %.
Sedangkan lahan kering sebagian besar digunakan untuk tanah pekarangan
atau tanah untuk bangunan dan halaman sekitar, yaitu sebesar 10,48 % dari
total lahan bukan sawah.6
Secara administratif Kabupaten Temanggung terbagi atas 20 wilayah
kecamatan yaitu: Kecamatan Parakan, Kledung, Bansari, Bulu, Temanggung,
Tlogomulyo, Tembarak, Selopampang, Kranggan, Pringsurat, Kaloran,
Kandangan, Kedu, Ngadirejo, Jumo, Gemawang, Candiroto, Bejen, Tretep dan
Wonoboyo, 20 kecamatan tersebut terdapat 288 desa dan kelurahan dan 1499
4Ibid hal 3
5Ibid hal 7
6Ibid hal 13
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 7/21
7
dusun, yang terdiri 5211 rukun tetangga dan 1449 rukun warga.7
Dari data tentang Kabupaten Temanggung tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa luas Kabupaten Temanggung 87.065 Ha yang terbagi atas
20 Kecamatan dengan potensi baik berupa pertanian persawahan atau
perkebunan maupun potensi lain yang beragam. Oleh karena itu, dalam rangka
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan dengan
potensi kewilayahan yang beragam tersebut, pada awal tahun 2010 pemerintah
daerah Kabupaten Temanggung mengeluarkan Peraturan Bupati Temanggung
Nomor : 7 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Pagu Wilayah Kecamatan
(PWK). Tujuan dari dikeluarkannya peraturan bupati nomor 7 tersebut tidak
lain yaitu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan
di Kabupaten Temanggung
Sasaran PWK
Target sasaran dari program PWK berdasarkan Peraturan Bupati
Temanggung Nomor : 7 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Pagu
Wilayah Kecamatan adalah :
1. Memberdayaan kelompok potensial produktif baik kelompok
perempuan, maupun kelompok masyarakat lainnya.
2. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna di
bidang agroindustri dan agribisnis.
3. Meningkatnya perkembangan kluster unggulan, sehingga menjadi
sebagai komoditas daerah/desa yang mempunyai keunggulan
komparatif maupun kompetitif.
4. Meningkatnya kemandirian kelompok tani dalam melaksanakaan
budidaya pertanian melalui usaha pertanian terpadu ( I ntegrated
corrporate f arm).
5. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar,
7Ibid hal 15
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 8/21
8
representatif dan akuntabel.
6. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat melalui kebijakan, program dan penganggaran
yang berorientasi pada pertumbuhan ( pr o- gr owth) dan penyediaan
lapangan kerja ( pr o-job).8
Bisa disimpulkan bahwa Progam PWK yang diluncurkan pada awal
tahun 2010 ini menyasar pada kelompok potensial produktif yang bergerak
pada bidang pertanian maupun industry oleh masyarakat sebagai pelaku
kegiatan.
Prinsip Dasar PWK
Berdasarkan Peraturan Bupati Temanggung nomor 7 tahun 2010,
Pelaksanan Program PWK menekankan prinsip-prinsip dasar sebagai
berikut :
1. Bertumpu pada pembangunan manusia. Pelaksanaan Program PWK
senantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia
seutuhnya.
2. Ot onomi. Dalam pelaksanaan Program PWK, kelompok masyarakat
memiliki kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam
menentukan dan mengelola dana program secara swakelola sesuai
dengan kapasitas dan kebutuhannya berdasarkan pada ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Ber orietasi kepada pertumbuhan ( pr o- gr owth). Pelaksanaan
Program PWK diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan
ekonomi daerah dan masyarakat yang merupakan target utama
kinerja pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD
Kabupaten Temanggung 2008 ± 2013.
4. P artisipasipati f . Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses
pengambilan keputusan pengelolaan dana program.
8Lampiran Peraturan Bupati Temanggung Nomor 7 Tahun 2010 hal 3
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 9/21
9
5. K esetaraan dan keadilan gender . Laki-laki dan perempuan
mempunyai kesamaan kedudukan dan kesetaraan dalam pengelolaan
dan pemanfaataan dana program.
6. Demokratis. Setiap pengambilan keputusan yang dilakukan secara
musyarawah /mufakat maupun secara voting merupakan kesepakatan
kelompok yang tertinggi untuk dilaksanakan.
7. Transparansi dan Akuntabel . Kelompok pengelola program dan
masyarakat penerima manfaat harus memiliki akses yang memadai
terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan
sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka
dan dipertanggunggugatkan baik secara moral, teknis, legal, maupun
administratif.
8. P rioritas. Kelompok masyarakat pengelola program dan masyarakat
penerima manfaat harus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan
dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan
pembangunan.
9. K eberlan jutan. Setiap pengambilan keputusan kelompok masyarakat
pengelola program dan penerima manfaat harus mempertimbangkan
tingkat keberlanjutan dan kelestarian dana program.9
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengelola PWK dalam
Peraturan Bupati Temanggung Tentang PWK sudah disebutkan dan
dijelaskan secara terperinci. Masyarakat diberikan kewenangan berdasarkan
undang-undang dan peraturan yang berlaku secara mandiri untuk
berpartisipasi dalam menentukan dan mengelola dana program tanpa
mengabaikan kesetaraan gender. Segala keputusan mengenai PWK
dilaksanakan secara demokratis dengan mekanisme musyawarah mufakat
maupun voting. Informasi dan proses pengembilan keputusan harus
dilaksanakan secara transparan dan akuntabel baik secara moral, teknis,
legal, maupun administratif.
9Ibid hal 4-5
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 10/21
10
Strategi
Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran program yang disebutkan
diatas, pemerintah daerah Kabupaten Temanggung menetapkan strategi
pelaksanakan, yang menjadi acuan pelaksanaan program sesuai dengan
peraturan Bupati Temanggung Nomor 7 tahun 2010 yaitu antara lain :
1. Memilih kelompok pengelola program yang benar-benar
mempunyai komitmen dan intergritas dalam memberdayakan
masyarakat;
2. Memilih jenis kegiatan yang benar-benar potensial untuk
dikembangkan dan dapat diandalkan sebagai upaya percepatan
pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan.
3. Melaksanakan semua kegiatan program secara tertib.
4. Mempertanggungjawabkan pengelolaan dan program secara
transparan dan bertanggungjawab.10
Pendekatan
Dalam rangka mencapai percepatan pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan pembangunan sebagaimana tujuan dikeluarkannya kebijakan
mengenai PWK, maka diperlukan adanya pendekatan. Pendekatan atau
upaya-upaya rasional dalam mencapai tujuan program PWK adalah
memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan program dengan pembangunan
yang berbasis masyarakat yaitu:
1. Menggunakan kecamatan sebagai lokus program untuk
mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
program.
2. Memposisikan masyarakat sebagai penentu/pengambil kebijakandan pelaku utama pelaksanaan program pada tingkat lokal/desa.
3. Mengutamakan nilai-nilai budaya dan kearifan masyarakat
kecamatan dan desa setempat dalam proses perencanaan dan
10Ibid hal 7
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 11/21
11
pelaksanaan program.
4. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran,
kemandirian, dan keberlanjutan.11
Program PWK Dalam rangka mencapai percepatan pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan pembangunan menggunakan kecamatan sebagai
pusat untuk mengendalikan jalannya program. Dan menyerahkan
sepenuhnya pelaksanaan program PWK kepada masyarakat dalam hal
pengambilan kebijakan sekaligus pelaku utama dalam rangka mempercepat
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.
K elembagaan PWK
Pengelolaan Program Pagu Wilayah Kecamatan terdiri dari
persiapan/pembentukan kelembagaan, perencanaan partisipatif, pelaksanaan
kegiatan, monitoring, evaluasi, pelaporan, dan sosialisasi.12
Dalam rangka
menjalankan seluruh tahapan Program PWK, pemerintah daerah melalui
Peraturan Bupati Temanggung nomor 7 tahun 2010 membentuk dua (2)
lembaga baru tingkat kabupaten, dua (2) lembaga tingkat kecamatan dan
penerima bantuan pagu yang disebut dengan Penerima Manfaat.
1. Tim Koordinasi Program PWK
Tim Koordinasi Program PWK Tingkat Kabupaten yang
dibentuk dengan dibentuk dengan Surat Peraturan Bupati mempunyai
wewenang dalam hal persiapan, sosialisasi, perencanaan partisipatif,
pelaksanaan, monitoring, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
program PWK.
Tim Koordinasi Program PWK Tingkat Kabupaten berfungsi
sebagai PMO ( P r o grame M anegement O ff ice).13
Dengan fungsi antara
lain penetapan kebijakan umum dan pengembangan program PWK,
11Ibid hal 7
12Ibid hal 8
13Ibid hal 8
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 12/21
12
penetapan dan atau pemantapan lokasi, strategi pemilihan bidang
usaha/kegiatan produktif kelompok, pengembangan sistem informasi,
serta monitoring dan evaluasi.14
2. Unit Pendukung Pelaksana Program PWK
Dalam rangka kelancaran dan optimalisasi pencapaian hasil
Program PWK, Bupati menunjuk SKPD terkait sebagai Unit
Pendukung Pelaksana Program (S uporting I mplementation P r o grame
U nit ). Pimpinan SKPD yang ditunjuk sebagai Unit Pendukung
Pelaksana Program berfungsi sebagai Bapak Asuh bagi kelompok
penerima program.15
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai Bapak Asuh,
pimpinan SKPD menunjuk beberapa staf sebagai pendamping
fungsional kelompok penerima program dan melaporkan kepada
Bupati.16
3. Tim Fasilitasi Program PWK Tingkat Kecamatan (TFK).
Dalam rangka persiapan, sosialisasi, perencanaan partisipatif,
pelaksanaan, monitoring, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
Program PWK lingkup kecamatan dibentuk Tim Fasilitasi Program
PWK Tingkat Kecamatan (TFK).17
Tugas pokok TFK antara lain :
a. Melakukan seleksi perekrutan Komisi Ekonomi Kecamatan.
b. Merencanakan persiapan pelaksanaan program.
c. Melaksanakan sosialisasi, pembinaan, monitoring,
pengendalian serta evaluasi dan pelaporan.
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan Program PWK.
e. Melakukan pembinaan dan pembimbinan kepada kelompok
penerima manfaat.
f. Membantu KEK dalam menyelesaikan berbagai
14 Ibid hal 815
Ibid hal 916
Ibid hal 917
Ibid hal 9-10
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 13/21
13
permasalahan yang timbul didalam pelaksanaan kegiatan.
g. Melakukan pengawasan penggunaan dan pengelolaan dana
oleh KEK.
h. Bersama-sama dengan KEK menyampaikan laporan
pelaksanaan program PWK di kecamatan kepada Bupati,
tembusan kepada Tim Fasilitasi Kabupaten sesuai format
yang ditentukan.
i. Melakukan berbagai langkah untuk mensukseskan program
PWK.18
4. Komisi Ekonomi Kecamatan (KEK)
Pembentukan Komisi Ekonomi Kecamatan (KEK), difasilitasi
oleh Tim Fasilitasi PWK Kabupaten bersama dengan Tim Faslitasi
Kecamatan /Camat melalui forum yang terbuka, demokratis dan
transparan. Kepengurusan KEK ditetapkan dengan Surat Keputusan
Camat. Tugas dan tanggung jawab KEK adalah sebagai berikut :
a. Membuka rekening di bank sebagai sarana penyaluran dana
PWK dari APBD.
b. Menyusun proposal kegiatan penggunaan dana PWK dan
mengajukan kepada Bupati c/q DPPKAD melalui Camat,
/Tim Fasilitasi Kecamatan dengan tembusan kepada Tim
Fasilitasi PWK Kabupaten.
c. Menanda-tangani Nota Perjanjian Hibah Daerah (NPHD).
d. Menerima dan mengelola dana Pagu Wilayah Kecamatan
(PWK) yang telah diterima;
e. Melakukan verifikasi terhadap usulan pengajuan modal kerja
bergulir dana PWK dari calon penerima manfaat;
f. Memutuskan besaran modal kerja berdasarkan verifikasi
administrasi, teknis dan lapangan calon penerima manfaat;
g. Menyalurkan dana modal kerja kepada kelompok penerima
manfaat sebagai modal kerja bergulir.
18Ibid hal 10
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 14/21
14
h. Melakukan penarikan dan penagihan terhadap modal kerja
yang telah jatuh tempo.
i. Merumuskan AD/ART yang antara lain meliputi aturan
penggunaan, tatacara pencairan, pengembalian dan mengatur
bagi hasil jasa produksi serta pendapatan lainnya.
j. Menyusun laporan pertanggungjawaban penggunaan dan
perkembangan dana pada setiap akhir triwulan dan
disampaikan kepada (1) Bupati c/q Tim Fasilitasi Kabupaten (2)
Kepala DPPKAD dan (3) Camat/TFK.
k. Melakukan pemantauan, pembinaan dan bimbingan kepada
penerima pemanfaat.
l. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. m.
Melakukan langkah-langkah proaktif dalam rangka
mengembangkan organisasi/lembaga KEK. n.
Menyelenggarakan pengadministrasian pengelolaan dana
secara tertib, transparan dan penuh tanggungjawab.19
5. Penerima Manfaat (PM)
Penerima Manfaat atau disingkat PM adalah pihak-pihak yang
mendapatkan alokasi Dana Modal Kerja (DMK). PM yang menerima
DMK adalah Kelompok/perorangan yang mengajukan usulan
pengajuan DMK, sesuai ketentuan Komisi Ekonomi Kecamatan
(KEK), dibuktikan dengan formulir pengajuan pinjaman.20
Kelompok yang mengajukan modal kerja sekurang-kurangnya
berjumlah 5 (lima) orang.21
Dengan besar dana yang diberikan kepada
setiap kelompok penerima manfaat sebesar-besarnya Rp 50.000.000
(lima puluh juta rupiah).22
Pendanaan
19 Ibid hal 11-1220
Ibid hal 1321
Ibid hal 1322
Ibid hal 16
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 15/21
15
Dana Bantuan PWK adalah dana program dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD), yang diterima secara langsung oleh Komisi
Ekonomi Kecamatan (KEK), melalui rekening bank.23 Jumlah Dana Program
PWK yang diterima oleh Komisi Ekonomi Kecamatan (KEK) adalah sebesar
Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah) per kecamatan.24
Dana Program PWK dikelola oleh KEK untuk disalurkan kepada
kelompok penerima manfaat yaitu para pelaku usaha ekonomi produktif
sebagai tambahan modal kerja dengan mengajukan proposal.
Dana Program PWK dibagi menjadi 2 komponen, yaitu (1) Dana
Operasional KEK dan (2) Dana Modal Kerja.25
1. Dana Operasional KEK
Dana Operasional KEK (DOK) adalah dana stimulan yang
dipergunakan untuk mendukung operasionalisasi lembaga KEK
dalam pengelolaan dana. Pada tahun I yaitu tahun 2010, besarnya
dana operasional untuk KEK ditentukan sebesar-besarnya Rp
10.000.000 ( sepuluh juta rupiah).26
Dan pada tahun-tahun
berikutnya, DOK ditentukan berdasarkan kesepakatan pengurus yang
diambilkan dari hasil jasa produksi.27
Dana Operasional KEK (DOK) digunakan antara lain untuk :
a. Konsumsi rapat-rapat ;
b. Biaya sewa tempat/kantor.
c. Bantuan transpotasi untuk survey/pembinaan dan monitoring
kelompok penerima;
d. Pembelian bahan/alat tulis;
e. Pembelian peralatan kantor;
f. Penyusunan laporan dll28
23Ibid hal 15
24 Ibid hal 1525 Ibid hal 1526
Ibid hal 1527
Ibid hal 1528
Ibid hal 15
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 16/21
16
2. Dana Modal Kerja (DMK)
Dana Modal Kerja (DMK) adalah dana yang diterimakan kepada
penerima manfaat sebagai tambahan modal kerja kegiatan ekonomi
produktif.29
Besarnya DMK yang diberikan kepada setiap kelompok
penerima manfaat: sebesar-besarnya Rp 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) sebagai modal kerja bergulir dengan kewajiban
mengembalikan.30
Berdasarkan peraturan bupati tersebut, DMK dipergunakan untuk
tambahan/ talangan modal kerja/usaha ekonomi produktif atau
pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan ekonomi
produktif yang menjadi tanggungan bersama dan menjadi aset
kelompok.
Pelaksanaan PWK
Pelaksanaan kegiatan Program PWK dilakukan oleh KEK masyarakat
secara swakelola berdasarkan prinsip otonomi dengan dibantu oleh TFK.
Tahap pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah proses perencanaan selesai
dan telah ada keputusan tentang pengalokasian dana kegiatan (tercantum
dalam APBD).
Pelaksanaan kegiatan meliputi pemilihan dan pembentukan KEK,
pembentukan kelompok dan atau pemilihan pengurus kelompok, penyusunan
proposal, pencairan, pelaksanaan (penggunaan dana) untuk merealisasikan
kegiatan/modal kerja yang direncanakan dan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan kegiatan maupun penggunaan dana. Dalam proses pelaksanaan
kegiatan harus diperhatikan prinsip-prinsip efisien, efektif, terbuka, adil, dan
bertanggung jawab.
1. Pembentukan/pemantapan Kelompok Penerima.
a. Setelah DPA-SKPD disyahkan Camat dengan dibantu oleh TFK
dan KEK segera melakukan sosialisasi kepada calon kelompok
29Ibid hal 16
30Ibid hal 16
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 17/21
17
penerima.
b. Kepala Desa selaku Komisi pengawas dengan dibantu Komisi
pelaksana memfasilitasi pertemuan kelompok dan memantapkan
kepengurusan kelompok penerima dengan menetapkan
koordinator kelompok.
c. Kelompok penerima segera menyusun proposal kegiatan dan
kemudian diajukan kepada TFK maupun KEK untuk dibahas
kelayakannya.31
2. Penyaluran dan pengembalian Dana Modal Kerja
a. Penyaluran dana dari Kas daerah disalurkan langsung kepada
Komisi Ekonomi Kecamatan (KEK) melalui rekening bank atas
nama KEK.
b. Penyaluran Dana Modal kerja (DMK) dari KEK kepada
kelompok penerima manfaat sebaiknya dilakukan secara
tunai/cast.
c. Untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas, penyaluran DMK
kepada kelompok penerima manfaat, dapat dilakukan pada forum
yang dihadiri oleh semua calon penerima.
d. Dana Modal kerja (DMK) yang diterima oleh kelompok penerima
manfaat, harus dikembalikan kepada KEK sebagai pengelola
dana dengan batasan waktu dan tatacara serta ketentuan yang
ditentukan.
e. Untuk mempertanggungjawabkan Modal kerja yang diterima,
setiap anggota secara sendiri-sendiri harus menanda-tangani surat
perjanjian penerimaan dan pengembalian modal kerja.
f. Penyaluran dan pengembalian DMK dibuktikan dengan Surat
perjanjian.
g. Surat perjanjian pemberian Modal Kerja dibuat oleh KEK dengan
diketahui oleh Camat.32
31Ibid hal 19
32Ibid hal 19
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 18/21
18
3. Pertanggung-jawaban.
a. KEK dalam kapasitasnya pengelola dana PWK, mempunyai
tanggungjawab dalam hal pengelolaan dan pengembangan modal
kerja sesuai dengan ketentuan dan aturan yang dibuat.
b. KEK sebagai pengelola dana mempertanggungjawabkan
pengelolaan dana, membuat laporan kemajuan/progres kegiatan
dan melaporkan kepada Bupati c/q Tim Fasilitasi PWK kabupaten.
c. Kelompok penerima manfaat bertanggungawab atas penggunaan
dana untuk melaksanakan kegiatan yang direncanakan, serta
berkewajiban mengembalikan modal kerja yang diterima kepada
KEK,
d. Pertanggungawaban kelompok dibebankan secara tanggung
renteng, dan atau sendiri-sendiri.33
4. Pengendalian dan Pengawasan.
Dalam peraturan bupati tentang PWK, yang dimaksud
pengendalian adalah serangkaian kegiatan pemantauan, pengawasan,
dan tindak lanjut yang dilakukan untuk menjamin pelaksanaan
kegiatan yang direncanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
ditetapkan dan memastikan bahwa dana digunakan sesuai dengan
tujuan program. Sementara itu pengawasan diartikan sebagai kegiatan
mengamati perkembangan pelaksanaan kegiatan, mengidentifikasi
serta mengantisipasi permasalahan yang timbu dalam pelaksanaan
kegiatan.
Dari hasil pemantauan atau pengawasan tersebut dilakukan
tindak lanjut yang merupakan kegiatan atau langkah-langkah
operasional, yang perlu ditempuh berdasarkan hasil yang telah
diperoleh dari pemantauan atau pengawasan. Untuk mendukung
pengendalian pelaksanaan Program PWK, sistem pemantauan dan
pengawasan yang dilakukan meliputi:
a. Pemantauan dan pengawasan partisipatif oleh masyarakat
33Ibid hal 20
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 19/21
19
Keterlibatan masyarakat dalam pemantauan dan pengawasan
dari mulai perencanaan partisipatif tingkat desa hingga
kabupaten/kota dan pelaksanaan Program PWK.
b. Pemantauan dan pengawasan oleh Pemerintah ± Kegiatan ini
dilakukan secara berjenjang dan bertujuan untuk memastikan
bahwa kegiatan Program PWK dilaksanakan sesuai dengan
prinsip dan prosedur yang berlaku dan dana dimanfaatkan
sesuai dengan tujuan program.
c. Pemantauan dan pengawasan oleh Tim, dilakukan secara
berjenjang dan lintas jenjang mulai dari KEK kepada
Kelompok, TFK kepada Kelompok, TFK kepada KEK dan
Tim fasilitasi Kabupaten kepada TFK, KEK mapun
Kelompok penerima manfaat.34
5. Evaluasi dan penilaian
Evaluasi dilakukan oleh Tim fasilitasi Kabupaten dalam rangka
memberikan penilaian kinerja TFK dan KEK pada setap akhir tahun
anggaran. Sehingga menghasilkan penilaian terhadap kinerja TFK dan
KEK dalam melaksanakan kegiatan dan hasil-hasil yang dicapai pada
masing-masing kecamatan.
Dalam evaluasi tersebut secara umum meliputi (1) kinerja
TFK, (2) kinerja KEK (3) Kinerja Kelompok penerima manfaat
dengan variabel atau indikator evaluasi/penilaian yang telah disebutkan
dalam peraturan bupati meliputi :
a. Ketertian administrasi;
b. Ketaatan kepada ketentuan
c. Pengembangan Modal kerja
d. Capaian tujuan dan sasaran kegiatan.35
Hasil evaluasi dan penilaian selanjutnya akan dijadikan dasar
bagi keberlanjutan program PWK, termasuk penentuan besaran serta
34Ibid hal 20-21
35Ibid hal 21
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 20/21
20
alokasi masing-masing kecamatan.
D. PENTUTUP
K esimpulan
Dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan
pembangunan di Kabupaten Temanggung, pemerintah Kabupaten
Temanggung merumuskan Program PWK. Program PWK melibatkan unsur
masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan
dan evaluasi. Melalui program PWK proses pembangunan partisipatif,
kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat ditumbuhkembangkan, sehingga
masyarakat tidak lagi menjadi obyek namun sudah menjadi subyek
pembangunan.
Program PWK yang dirumuskan pemerintah daerah Kabupaten
Temanggung merupakan pemberian sejumlah dana modal kerja bergulir
kepada kelompok masyarakat di tingkat kecamatan, sebagai sarana untuk
memberdayakan masyarakat dalam arti menciptakan/ meningkatkan kapasitas
masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan
berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan
kesejahteraannya.
Program PWK dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan
sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan dana fasilitasi, dan
pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat.
Dengan prinsip-prinsip antara lain : Bertumpu pada pembangunan manusia;
Ot onomi; Ber orietasi kepada pertumbuhan ( pr o- gr owth); P artisipasipati f ;
K esetaraan dan keadilan gender ; Demokratis; Transparansi dan Akuntabel ;
P rioritas; dan K eberlan jutan.
Dalam menjalankan program ini pemerintah daerah membentuk
8/3/2019 PEmbangunan Regional
http://slidepdf.com/reader/full/pembangunan-regional 21/21
21
beberapa lembaga baru yang menggunakan kecamatan sebagai lokus atau
tempat persiapan, sosialisasi, perencanaan partisipatif, pelaksanaan,
monitoring, pengendalian, evaluasi dan pelaporan Program PWK. Program
yang telah disusun ini tentu saja tidak akan berhasil mencapai tujuan yang
telah digariskan tanpa kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait
baik pemerintah sebgai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku utama
program.
E. DAFTAR PUSTAK A
1.
Lampiran Peraturan Bupati Temanggung Nomor 7 Tahun 20102. Temanggung Dalam Angka Tahun 2005, BPS.