kajian fiskal regional...i sekapur sirih daerah nusa tenggara barat tahun 2005-2025. pembangunan...

179
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN FISKAL REGIONAL tahun 2019 Penyusun: Pengarah: Lalu Gita Ariadi (Sekda Provinsi NTB) Penanggung Jawab: Syarwan Ketua Tim: Rabindhra Aldy Editor: Aan Rudiawan, Surya Palilati, Firdaus Dwi Kuncoro, Yassinta Ben Katarti LD. Desain Grafis: Anisa Suciningtyas D. Anggota: Ni Made Harsini, I Nyoman Sudarma, Titik Solikah.

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KEMENTERIAN KEUANGANDIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAANPROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

    K A J I A NF I S K A L

    R E G I O N A L

    tahun 2019

    Penyusun:Pengarah: Lalu Gita Ariadi (Sekda Provinsi NTB)Penanggung Jawab: Syarwan Ketua Tim: Rabindhra AldyEditor: Aan Rudiawan, Surya Palilati, Firdaus Dwi Kuncoro,Yassinta Ben Katarti LD. Desain Grafis: Anisa Suciningtyas D.Anggota: Ni Made Harsini, I Nyoman Sudarma, Titik Solikah.

  • i

    Sekapur Sirih

    daerah Nusa Tenggara Barat tahun 2005-2025. Pembangunan jangka menengah daerah tahap ke-

    empat diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang

    dengan menekankan pada pembangunan struktur perekonomian yang kokoh, berlandaskan keung-

    gulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung SDM berkualitas dan berdaya saing. Hal terse-

    but bertujuan untuk mendukung visi “Menuju Nusa Tenggara Barat yang Gemilang” yang bermakna

    satu keyakinan Provinsi NTB dapat berperan besar di kancah nasional dan internasional.

    Seiring dengan pelaksanaan percepatan pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar, pemerin-

    tah daerah juga bekerja keras dalam pembangunan SDM yang berkualitas, antara lain dengan men-

    jalankan program percepatan penurunan angka stunting, revitalisasi posyandu, NTB hijau, dan zero

    waste, industrialisasi permesinan, pengembangan pariwisata dan lain-lain di wilayah Nusa Tenggara

    Barat. Hal tersebut membutuhkan komitmen dan koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerin-

    tah Daerah dalam menjalankan kebijakan fiskal di daerah.

    Kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas tersusunnya Kajian Fiskal Regional ini.

    Laporan ini merupakan potret implementasi kebijakan fiskal di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang

    berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Data dan informasi

    ekonomi merupakan hal penting dalam pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan.

    Harapan kami publikasi ini dapat dimanfaatkan oleh para stakeholder dalam pengambilan kebijakan

    di daerah serta dapat memperkaya khasanah data keilmuan untuk pengembangan lebih lanjut. Ke-

    pada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya publikasi ini disampaikan terima kasih.

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Wassalaamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

    Mataram, Februari 2020Sekda Provinsi NTB,

    Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

    melimpahkan begitu banyak rahmat dan nikmat-Nya kepada kita

    bersama. Tahun 2019 merupakan periode kebangkitan Nusa

    Tenggara Barat setelah dilanda bencana alam gempa bumi.

    Tahapan rehabilitasi infrastruktur, percepatan pembangunan

    serta penguatan ekonomi masyarakat terus dilaksanakan secara

    berkelanjutan. Selain itu, tahun 2019 merupakan tahap ke-IV

    (2019-2023) pembangunan jangka panjang menengah daerah

    dan merupakan periode terakhir pembangunan jangka panjang

  • ii

    Kata PengantarAlhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat

    Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan

    hidayah-Nya kepada kami sehingga laporan hasil Kaji-

    an Fiskal Regional (KFR) Provinsi Nusa Tenggara Barat

    Tahun 2019 ini dapat diselesaikan pada waktunya. Lapo-

    ran hasil kajian ini disusun sebagai bagian dari tanggung

    jawab Kantor Wilayah selaku penyelenggara fungsi repre-

    sentasi Kementerian Keuangan sebagai Pengelola Fiskal

    di wilayah Nusa Tenggara Barat. Penyusunan KFR ini turut melibatkan Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Badan Pusat Statistik

    Provinsi Nusa Tenggara Barat.

    Data pokok yang disajikan dalam Kajian Fiskal Regional ini meliputi perkembangan in-

    dikator makro ekonomi, perkembangan indikator kesejahteraan, kinerja APBN regional

    Nusa Tenggara Barat, kinerja APBD lingkup Provinsi Nusa Tenggara Barat, Keunggulan

    dan Potensi Ekonomi serta Sinergi dan Konvergensi Program Penanganan Stunting di

    Provinsi Nusa Tenggara Barat. Data dimaksud diolah dan disajikan dengan memperha-

    tikan maksud Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61/PB/2017

    tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas Direktur

    Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54/PB.2/2020 hal Penyusunan dan Tema Analisis

    Tematik Kajian Fiskal Regional Tahun 2019.

    Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan

    sehingga Laporan Kajian Fiskal Regional ini dapat diselesaikan. Semoga laporan hasil

    Kajian Fiskal Regional Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 ini dapat bermanfaat

    bagi Gubernur Nusa Tenggara Barat, Bupati/Walikota se Provinsi Nusa Tenggara Barat

    dan para pemangku kepentingan lainnya.

    Mataram, Februari 2020

    Syarwan

    Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

    Wassalaamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

  • iii

    Daftar IsiSekapur Sirih .................................................................................................................

    Kata Pengantar ..............................................................................................................

    Daftar Isi ........................................................................................................................

    Daftar Tabel ...................................................................................................................

    Daftar Gambar ...............................................................................................................

    Ringkasan Eksekutif ......................................................................................................

    Dashboard Makro-Fiskal Regional .................................................................................

    i

    ii

    iii

    vi

    viii

    xii

    xxii

    BAB I. SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH

    1.1 Pendahuluan ...........................................................................................................

    1.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah ..............................................................

    1.2.1 Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ....................

    1.2.2 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah .............................................

    1.3 Tantangan Daerah ...................................................................................................

    1.3.1 Tantangan Ekonomi Daerah ............................................................................

    1.3.2 Tantangan Sosial Kependudukan ....................................................................

    1.3.3 Tantangan Geografi Wilayah ...........................................................................

    1

    1

    1

    5

    5

    5

    7

    8

    BAB II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

    2.1 Indikator Ekonomi Fundamental .............................................................................

    2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto ...................................................................

    2.1.2 Suku Bunga ....................................................................................................

    2.1.3 Inflasi .............................................................................................................

    2.1.4 Nilai Tukar ......................................................................................................

    2.2 Indikator Kesejahteraan ..........................................................................................

    2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ...............................................................

    2.2.2 Tingkat Kemiskinan ........................................................................................

    2.2.3 Tingkat Ketimpangan (Rasio Gini) ...................................................................

    2.2.4 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran .....................................

    2.3 Efektifitas Kebijakan Makro Ekonomi dan Pembangunan Regional ..........................

    10

    10

    18

    18

    20

    21

    21

    24

    26

    28

    30

  • Daftar IsiBAB III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN TINGKAT REGIONAL

    3.1 APBN Tingkat Provinsi ............................................................................................

    3.2 Pendapatan Pemerintah Pusat Tingkat Regional ....................................................

    3.2.1 Penerimaan Perpajakan ................................................................................

    3.2.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak ..................................................................

    3.3 Belanja Pemerintah Pusat Tingkat Regional ...........................................................

    3.4 Transfer Ke Daerah dan Dana Desa .........................................................................

    3.4.1 Dana Transfer Umum ....................................................................................

    3.4.2 Dana Transfer Khusus ...................................................................................

    3.4.3 Dana Desa .....................................................................................................

    3.4.4 Dana Insentif Daerah, Otonomi Khusus, dan Keistimewaan ...........................

    3.5 Analisis Cash Flow APBN Tingkat Regional .............................................................

    3.6 Pengelolaan BLU Pusat ..........................................................................................

    3.7 Pengelolaan Manajemen Investasi Pusat ................................................................

    3.7.1 Penerusan Pinjaman ......................................................................................

    3.7.2 Kredit Program ..............................................................................................

    3.8 Perkembangan dan Analisis Belanja Wajib (Mandatory Spending) dan Belanja

    Infrastruktur Pusat di Daerah .................................................................................

    3.8.1 Mandatory Spending di Daerah ......................................................................

    3.8.2 Belanja Infrastruktur .....................................................................................

    31

    32

    32

    35

    38

    44

    45

    47

    49

    50

    51

    52

    57

    58

    59

    62

    62

    65

    BAB IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

    4.1 APBD Tingkat Provinsi (Konsolidasi Pemda) ...........................................................

    4.2 Pendapatan Daerah ................................................................................................

    4.2.1 Dana Transfer/Perimbangan .........................................................................

    4.2.2 Pendapatan Asli Daerah ................................................................................

    4.2.3 Pendapatan Lain-lain ...................................................................................

    4.3 Belanja Daerah .......................................................................................................

    4.4 Perkembangan BLU Daerah ....................................................................................

    4.5 Surplus/Defisit APBD ..............................................................................................

    4.6 Pembiayaan ............................................................................................................

    66

    66

    67

    68

    70

    71

    73

    76

    77

  • v

    Daftar Isi4.7 Analisis Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah .......................................................

    4.7.1 Analisis Horizontal dan Vertikal .....................................................................

    4.7.2 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah ..................................................................

    4.8 Perkembangan Belanja Wajib Daerah .....................................................................

    4.8.1 Belanja Daerah Sektor Pendidikan ................................................................

    4.8.2 Belanja Daerah Sektor Kesehatan .................................................................

    4.8.3 Belanja Infrastruktur Daerah .........................................................................

    BAB V. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN

    (APBN DAN APBD)

    5.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian .............................................................

    5.2 Pendapatan Konsolidasian ......................................................................................

    5.3 Belanja Konsolidasian .............................................................................................

    5.4 Surplus/Defisit Konsolidasian .................................................................................

    5.5 Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Agregat ..............................................................

    78

    78

    81

    82

    83

    83

    84

    85

    85

    89

    93

    93

    BAB VI. KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL

    6.1 Lapangan Usaha Unggulan Daerah .........................................................................

    6.2 Lapangan Usaha Potensial Daerah .........................................................................

    6.3 Tantangan Fiskal Regional dalam Mendorong Potensi Ekonomi Daerah .................

    96

    98

    100

    BAB VII. ANALISIS TEMATIK ..........................................................................................

    BAB VIII. PENUTUP

    8.1 Kesimpulan ............................................................................................................

    8.2 Rekomendasi .........................................................................................................

    107

    115

    117

    Daftar Pustaka .............................................................................................................. 120

  • vi

    Daftar TabelTabel 1.1

    Tabel 2.1

    Tabel 2.2

    Tabel 2.3

    Tabel 2.4

    Tabel 2.5

    Tabel 2.6

    Tabel 2.7

    Tabel 3.1

    Tabel 3.2

    Tabel 3.3

    Tabel 3.4

    Tabel 3.5

    Tabel 3.6

    Tabel 3.7

    Tabel 3.8

    Tabel 3.9

    Tabel 3.10

    Tabel 3.11

    Tabel 3.12

    Tabel 3.13

    Tabel 3.14

    Tabel 3.15

    Tabel 3.16

    Tabel 3.17

    Target Pembangunan Daerah Tahun 2019 ......................................................................

    PDRB Provinsi NTB Tahun 2015-2019 (juta rupiah) .........................................................

    PDRB Provinsi NTB Menurut Lapangan Usaha, 2017-2019 ...............................................

    Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Provinsi NTB, 2017-2019 (persen) ......

    PDRB Provinsi NTB Menurut Pengeluaran, 2017-2019 .....................................................

    Perbandingan Inflasi 6 Kota di Wilayah Bali dan Nusa Tenggara Bulan Desember 2019

    (persen) .........................................................................................................................

    Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Provinsi NTB ..........

    Asumsi Dasar Ekonomi Makro Provinsi NTB Tahun 2019 .................................................

    APBN Tingkat Provinsi NTB (miliar rupiah) .....................................................................

    Perbandingan Realisasi APBN Nasional Dengan APBN Di Provinsi NTB Tahun Anggaran

    2019 (miliar rupiah) .........................................................................................................

    Realisasi Penerimaan Perpajakan Di Provinsi NTB tahun Anggaran 2019 (miliar rupiah) ..

    Kontribusi Penerimaan Perpajakan Provinsi NTB Terhadap Penerimaan Perpajakan

    Nasional Tahun 2019 (Triliun Rupiah) ...............................................................................

    Penerimaan Perpajakan Provinsi NTB Berdasarkan Pencatatan DJPb dan DJP (miliar

    rupiah) ...........................................................................................................................

    Penerimaan PNBP Provinsi NTB (miliar rupiah) ..............................................................

    10 K/L Dengan Pagu Besar Tahun 2019 di NTB ...............................................................

    Belanja Pemerintah Pusat Per Kewenangan (miliar rupiah) .............................................

    Pagu dan Realisasi TKDD (miliar rupiah) ..........................................................................

    Realisasi DAK Fisik di Provinsi NTB (miliar rupiah) ..........................................................

    Realisasi DAK Fisik di Provinsi NTB Menurut Bidang (miliar rupiah) .................................

    Cash Flow APBN di Provinsi NTB (miliar rupiah) .............................................................

    Profil dan Jenis layanan BLU (miliar rupiah) ...................................................................

    Tingkat Kemandirian BLU (miliar rupiah) .........................................................................

    Perbandingan Realisasi Pendapatan BLU dan Pengeluaran BLU (miliar rupiah) ...............

    Rasio Perputaran Aset Tetap (miliar rupiah) ...................................................................

    Satker dengan Pagu PNBP Terbesar (miliar rupiah) ........................................................

    5

    10

    12

    14

    15

    20

    28

    30

    31

    32

    33

    34

    35

    36

    41

    43

    45

    48

    48

    52

    53

    54

    55

    56

    56

  • vii

    Daftar TabelTabel 3.18

    Tabel 3.19

    Tabel 3.20

    Tabel 3.21

    Tabel 3.22

    Tabel 3.23

    Tabel 3.24

    Tabel 4.1

    Tabel 4.2

    Tabel 4.3

    Tabel 4.4

    Tabel 4.5

    Tabel 4.6

    Tabel 4.7

    Tabel 5.1

    Tabel 5.2

    Tabel 5.3

    Tabel 5.4

    Tabel 5.5

    Tabel 6.1

    Tabel 6.2

    Tabel 7.1

    Tabel 7.2

    Tabel 7.3

    Perkembangan Pengelolaan Aset dan Pagu Satker PNBP di Provinsi NTB (miliar rupiah)

    Perbandingan Pagu PNBP dengan Pendapatan PNBP Tahun 2019 ..................................

    Profil Penerusan Pinjaman Provinsi NTB Tahun 2019 ......................................................

    Penyaluran KUR Regional Bali Nusra (miliar rupiah) ........................................................

    Realisasi Belanja dan Capaian Output Strategis Bidang Prioritas Pendidikan Tahun 2019

    (miliar rupiah) .................................................................................................................

    Realisasi Belanja dan Capaian Output Strategis Bidang Prioritas Kesehatan Tahun 2019

    Realisasi Belanja Bidang Prioritas Infrastruktur Tahun 2019 (miliar rupiah) .....................

    Profil APBD Provinsi NTB 2016-2019 Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (miliar rupiah) .....

    Jenis Pendapatan APBD di Provinsi NTB 2016-2019 (miliar rupiah) ..................................

    Jenis Belanja APBD Agregat di NTB (miliar rupiah) .........................................................

    Perkembangan Pengelolaan Aset Satker BLU Daerah di Provinsi NTB (miliar rupiah) .....

    Perkembangan Pagu PNBP dan RM Satker BLU Daerah di Provinsi NTB (miliar rupiah) ...

    Bentuk Investasi Daerah di Provinsi NTB ........................................................................

    Indeks Kemandirian Fiskal Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi NTB Tahun 2019 ...

    Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasi Tingkat Wilayah Provinsi NTB Tahun 2019 (juta

    rupiah) ...........................................................................................................................

    Rasio Pajak Terhadap PDRB Provinsi NTB Tahun 2018 dan 2019 (triliun rupiah) ...............

    Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda di Wilayah Provinsi NTB Ta-

    hun 2018 dan Tahun 2019 (triliun rupiah) ..........................................................................

    Rasio Belanja Operasi Provinsi NTB Tahun 2018 dan 2019 ...............................................

    Surplus/ Defisit Tahun 2019 (juta rupiah) .........................................................................

    Capaian Output Belanja Modal Infrastruktur di NTB Tahun 2019 ......................................

    Penyaluran KUR Sektor Perdagangan di NTB Tahun 2015-2019 .......................................

    Pagu dan Realisasi Program Stunting Per Kegiatan (miliar rupiah) ..................................

    Pagu dan Realisasi DAK Fisik Per Bidang (miliar rupiah) .................................................

    Nilai Kontrak Bidang Kesehatan (miliar rupiah) ..............................................................

    57

    57

    59

    59

    62

    64

    65

    66

    67

    72

    74

    74

    75

    82

    85

    87

    88

    90

    93

    102

    102

    111

    112

    112

  • viii

    Daftar GambarGambar 1.1

    Gambar 1.2

    Gambar 1.3

    Gambar 1.4

    Gambar 1.5

    Gambar 2.1

    Gambar 2.2

    Gambar 2.3

    Gambar 2.4

    Gambar 2.5

    Gambar 2.6

    Gambar 2.7

    Gambar 2.8

    Gambar 2.9

    Gambar 2.10

    Gambar 2.11

    Gambar 2.12

    Gambar 2.13

    Gambar 2.14

    Gambar 2.15

    Gambar 2.16

    Gambar 2.17

    Top 5 Kontributor Lapangan Usaha Provinsi NTB Tahun 2017-2019 ..............................

    Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Tahun 2015-2019 (persen) ..............................

    Rasio Ketergantungan Penduduk Provinsi NTB Menurut Jenis Kelamin, 2015-2019 .....

    Capaian Dimensi Pembangunan Manusia Provinsi NTB Menurut Jenis Kelamin Tahun

    2019 ............................................................................................................................

    Perbandingan Beberapa Indikator Unggulan Bali dan NTB Tahun 2019 ........................

    Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (y-on-y) Provinsi NTB Tahun 2016-2019 (persen) ....

    Kontribusi Lapangan Usaha Dalam Membentuk PDRB Provinsi NTB Tahun 2019

    (persen) .....................................................................................................................

    Kontribusi dan Laju Pertumbuhan (y-on-y) PDRB Menurut Pengeluaran Tahun 2019 ...

    Kontribusi dan Laju Pertumbuhan (y-on-y) PDRB Bali-Nusa Tenggara Tahun 2019 ......

    PDRB Per Kapita Bali-Nusa Tenggara dan Nasional, 2017-2019 (juta rupiah/kapita/

    tahun) .........................................................................................................................

    BI 7 Days Repo Rate Tahun 2019 ..................................................................................

    Inflasi Bulanan Nusa Tenggara Barat, 2017-2019 (persen) ...........................................

    Nilai Tukar Rupiah Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 ..................................................

    IPM Nusa Tenggara Barat dan Nasional Tahun 2010-2019 (persen) ..............................

    Laju Pertumbuhan IPM Provinsi NTB dan Nasional Tahun 2011-2019 (persen) ...............

    Pertumbuhan Indikator Kesehatan dan Pendidikan IPM dan Realisasi Anggaran Tahun

    2019 ............................................................................................................................

    Persentase Penduduk Miskin, Realisasi Belanja Bansos, dan Tingkat Inflasi Provinsi

    NTB Tahun 2017-2019 .................................................................................................

    Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi NTB Tahun

    Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2019 .........................................................................

    Persentase Penduduk Miskin Wilayah Bali-Nusa Tenggara dan Indonesia Tahun 2019

    (persen) .....................................................................................................................

    Gini Rasio Provinsi NTB Tahun 2018-2019 (Kondisi Maret) ...........................................

    Persentase Pengeluaran Kelompok Penduduk 40% Terbawah Provinsi NTB Tahun

    2018-2019 (persen) .....................................................................................................

    Tingkat Pengangguran terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi NTB Kondisi Agustus 2019

    6

    7

    8

    8

    9

    11

    13

    16

    17

    17

    18

    19

    20

    22

    23

    23

    24

    25

    26

    26

    27

    29

  • ix

    Daftar GambarGambar 2.18

    Gambar 3.1

    Gambar 3.2

    Gambar 3.3

    Gambar 3.4

    Gambar 3.5

    Gambar 3.6

    Gambar 3.7

    Gambar 3.8

    Gambar 3.9

    Gambar 3.10

    Gambar 3.11

    Gambar 3.12

    Gambar 3.13

    Gambar 3.14

    Gambar 3.15

    Gambar 3.16

    Gambar 3.17

    Gambar 3.18

    Gambar 3.19

    Gambar 3.20

    Gambar 3.21

    Gambar 3.22

    Gambar 3.23

    Gambar 3.24

    Gambar 3.25

    Gambar 4.2

    Gambar 4.3

    Korelasi Antara IPM dan Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi NTB Tahun 2019 ......

    Perkembangan PNBP Fungsional di Provinsi NTB Tahun Anggaran 2019 (miliar rupiah)

    Perkembangan Belanja Pemerintah Pusat (miliar rupiah) ............................................

    Perkembangan Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Jenis Belanja di Provinsi NTB

    (miliar rupiah) ..............................................................................................................

    Kinerja Penyerapan 10 K/L Terbesar ...........................................................................

    Belanja Pemerintah Pusat Per Fungsi .........................................................................

    Alokasi Belanja Produktif dan Belanja Konsumtif di Provinsi NTB ................................

    Alokasi TKDD di Wilayah Provinsi NTB Tahun 2019 .......................................................

    Alokasi DAU di Provinsi NTB (miliar rupiah) ..................................................................

    Realisasi DAU Per Pemda di Provinsi NTB Tahun 2019 (miliar rupiah) ...........................

    Alokasi DBH di Provinsi NTB (miliar rupiah) ..................................................................

    Realisasi DBH di Provinsi NTB Tahun 2019 (miliar rupiah) .............................................

    Alokasi Pagu DAK Fisik di Provinsi NTB (miliar rupiah) .................................................

    Alokasi Pagu DAK Non Fisik di Provinsi NTB ( miliar rupiah) .........................................

    Realisasi DAK Non Fisik di Provinsi NTB, 2019 (miliar rupiah) .......................................

    Alokasi DID di Provinsi NTB (miliar rupiah) ...................................................................

    Realisasi DID Tahun 2019 di Provinsi NTB (miliar rupiah) ..............................................

    Alokasi Dana Desa di Provinsi NTB (miliar rupiah) ........................................................

    Rincian Penyaluran Dana Desa di Provinsi NTB (miliar rupiah) ......................................

    Perkembangan Pengelolaan Aset BLU di Provinsi NTB (miliar rupiah) ..........................

    Porsi Pagu BLU Tahun 2018-2019 (miliar rupiah) ..........................................................

    Tren Penyaluran KUR (miliar rupiah) .............................................................................

    Penyaluran KUR Per Bank/Lembaga Penyalur (miliar rupiah) ........................................

    Penyaluran KUR Menurut Sektor Usaha (miliar rupiah) .................................................

    Data Input Calon Debitur Melalui Aplikasi SIKP .............................................................

    Penyaluran Kredit Umi di Provinsi NTB (miliar rupiah) ..................................................

    Realisasi PAD Kab/Kota dan Provinsi di NTB Tahun 2019 ..............................................

    Realisasi Pendapatan Lain-Lain di Provinsi NTB (miliar rupiah) ....................................

    29

    37

    38

    39

    41

    42

    43

    44

    45

    46

    46

    47

    47

    49

    49

    49

    50

    50

    51

    53

    54

    60

    60

    61

    61

    61

    69

    70

  • x

    Daftar GambarGambar 4.4

    Gambar 4.5

    Gambar 4.6

    Gambar 4.7

    Gambar 4.8

    Gambar 4.9

    Gambar 4.10

    Gambar 4.11

    Gambar 4.12

    Gambar 4.13

    Gambar 5.1

    Gambar 5.2

    Gambar 5.3

    Gambar 5.4

    Gambar 5.5

    Gambar 5.6

    Gambar 5.7

    Gambar 5.8

    Gambar 6.1

    Profil APBD Berdasarkan Klasifikasi Urusan di Provinsi NTB Tahun 2019 (miliar rupiah)

    Profil APBD Berdasarkan Klasifikasi Urusan Wajib Pelayanan Dasar di Provinsi NTB

    Tahun 2019 (miliar rupiah) ...........................................................................................

    Realisasi Belanja Pemerintah Daerah di Provinsi NTB Tahun 2019 (miliar rupiah) .........

    Tren PAD Pemerintah Daerah di Provinsi NTB Tahun 2016-2019 ...................................

    Tren Belanja Modal Pemerintah Daerah di Provinsi NTB Tahun 2016-2019 ...................

    Tren Kontribusi PAD Terhadap Pendapatan Pemerintah Daerah di Provinsi NTB Tahun

    2016-2019 ...................................................................................................................

    Tren Kontribusi Belanja Modal Terhadap Total Belanja Pemerintah Daerah di Prov.

    NTB Tahun 2016-2019 ................................................................................................

    Alokasi Belanja Daerah Sektor Pendidikan Pada APBD kabupaten/Kota Lingkup Prov.

    NTB tahun 2019 ..........................................................................................................

    Alokasi Belanja Daerah Sektor Kesehatan Pada APBD Kabupaten/Kota Lingkup Prov.

    NTB Tahun 2019 ..........................................................................................................

    Realisasi Belanja Infrastruktur Daerah Terbesar Provinsi NTB Tahun 2019 ..................

    Perbandingan Penerimaan Pemerintah Pusat dan Daerah Terhadap Penerimaan Kon-

    solidasian Provinsi NTB tahun 2019 ............................................................................

    Perbandingan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat dan Daerah Terhadap

    Penerimaan Perpajakan Konsolidasian Provinsi NTB Tahun 2019 ..............................

    Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi NTB Tahun 2018 dan

    2019 ............................................................................................................................

    Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terha-

    dap Belanja dan Transfer Konsolidasian pada Provinsi NTB Tahun 2019 (miliar rupiah)

    Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi NTB tahun 2018 dan 2019 ...........................

    Belanja Pemerintah Konsolidasian Provinsi NTB Tahun 2019 dan Tahun 2018 (rupiah/

    kapita) ........................................................................................................................

    Belanja Pemerintah Konsolidasian Per Kabupaten/Kota Tahun 2019 (rupiah/kapita)

    Surplus/Defisit Tahun 2019 (juta rupiah) ......................................................................

    Lapangan Usaha Unggulan Provinsi NTB dengan Economic Base Approach Tahun

    2019 dengan Wilayah Referensi Nasional .....................................................................

    71

    72

    73

    79

    79

    80

    80

    83

    83

    84

    86

    86

    87

    89

    90

    91

    91

    93

    97

  • xi

    Daftar GambarGambar 6.2

    Gambar 6.3

    Gambar 6.4

    Gambar 6.5

    Gambar 6.6

    Gambar 6.7

    Gambar 6.8

    Gambar 6.9

    Gambar 6.10

    Gambar 6.11

    Gambar 6.12

    Gambar 7.1

    Gambar 7.2

    Gambar 7.3

    Gambar 7.4

    Gambar 7.5

    Gambar 7.6

    Gambar 7.7

    Gambar 7.8

    Gambar 7.9

    Gambar 7.10

    Gambar 7.11

    Gambar 7.12

    Gambar 7.13

    Lapangan Usaha Potensial Provinsi NTB dengan Economic Base Approach Tahun

    2019 dengan Wilayah Referensi Nasional ....................................................................

    Pagu Belanja Modal APBN 2015-2019 di Provinsi NTB Menurut Fungsi (miliar rupiah) ....

    Pagu dan Realisasi Belanja Modal APBN 2015-2019 di Provinsi NTB (miliar rupiah) ......

    Kinerja Penyerapan Belanja Modal APBN 2015-2019 di Provinsi NTB ...........................

    Realisasi Belanja Modal Infrastruktur di NTB Tahun 2015-2019 (miliar rupiah) ............

    Realisasi Penyaluran KUR Tahun 2019 Wilayah Bali Nusra (miliar rupiah) .....................

    Realisasi APBN Menurut Fungsi Pendidikan di Provinsi NTB tahun 2015-2019 (miliar

    rupiah) .......................................................................................................................

    Pagu APBN Menurut Fungsi Pendidikan di Provinsi NTB Tahun 2015-2019 (miliar

    rupiah) .......................................................................................................................

    Pagu dan Realisasi DAK Fisik di NTB (miliar rupiah) ...................................................

    Pagu dan Realisasi Dana Desa di NTB (miliar rupiah) ..................................................

    Capaian Output Dana Desa Bidang Pembangunan .....................................................

    Tren Prevalensi Balita Stunting di Dunia .....................................................................

    Persentase Balita Stunting di Dunia ...........................................................................

    Prevelansi Balita Stunting Provinsi NTB tahun 2015-2018 ..........................................

    Persentase Remaja Putri Beresiko KEK Tahun 2017 ...................................................

    Cakupan bayi Mendapat IMD Tahun 2017 .....................................................................

    Cakupan Bayi mendapat ASI Ekslusif Tahun 2017 .......................................................

    Akses Rumah Tangga Terhadap Sumber Air Minum Yang Layak Tahun 2017 ...............

    Akses Rumah Tangga Terhadap Sanitasi Yang Layak Tahun 2017 ..............................

    Target Penurunan Stunting Provinsi NTB ...................................................................

    Pagu Belanja Fungsi Kesehatan (miliar rupiah) ..........................................................

    Pagu dan Realisasi Program Stunting pada K/L (miliar rupiah) ....................................

    Capaian Output Dana Desa Tahun 2019 .......................................................................

    Realisasi APBD Terkait Program Stunting Tahun 2019 ................................................

    99

    100

    100

    101

    101

    103

    103

    104

    105

    105

    106

    107

    107

    108

    108

    109

    109

    110

    110

    110

    111

    111

    113

    113

  • xii

    Ringkasan EksekutifKebijakan fiskal sebagai alat pemerintah untuk mencapai sasaran pembangunan dan kese-

    jahteraan masyarakat merupakan tanggung jawab pusat dan daerah dalam memastikan efektifitasnya.

    Dengan tiga fungsi utamanya sebagai alat alokasi, distribusi, dan stabilisasi, kebijakan fiskal yang efek-

    tif diharapkan mampu meningkatkan perbaikan dan kualitas indikatorindikator ekonomi makro dan

    kesejahteraan di daerah. Kebijakan fiskal yang efektif dapat terlihat dari perbaikan-perbaikan indikator

    makro ekonomi dan indikator-indikator kesejahteraan.

    Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Nusa Teng-

    gara Barat Tahun 2019-2023 mengusung Visi “Membangun Nusa Tenggara Barat yang Gemilang” yang

    bermakna satu keyakinan bahwa Provinsi NTB dapat berperan besar di kancah nasional dan internasi-

    onal, dan satu komitmen bahwa percepatan dan lompatan pembangunan harus terus diikhtiarkan untuk

    mewujudkan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang tertata rapi sebagai tempat hunian menyenangkan,

    dengan masyarakat yang berdaya saing, tangguh, dan berbudi luhur serta pemerintahan yang berorien-

    tasi pada pelayanan publik.

    Penyusunan prioritas dan sasaran pembangunan daerah pada RKPD Tahun 2019 Pemerintah

    Provinsi Nusa Tenggara Barat juga telah dirumuskan dalam rangka untuk mencapai target janji dan Visi

    Misi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan

    Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2005-2025 dan tertuang dalam

    dokumen RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2019-2023. Selain itu, penentuan prioritas dan

    sasaran pembangunan Nusa Tenggara Barat juga diarahkan untuk mendukung terwujudnya prioritas

    pembangunan nasional yang tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah. Adapun sasaran pembangu-

    nan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam RKPD tahun 2019 adalah sebagaimana dalam tabel di bawah ini.

    Bagian I Kondisi Daerah

    Tabel 1.1 Target Pembangunan Daerah Tahun 2019

    No. Indikator Pembangunan Target Nasional 2019 Target Daerah 2019

    (1) (2) (3) (4)

    1. Pertumbuhan Ekonomi Non Tambang (%) 5,4 – 5,8 4,5 – 5,0

    2. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 4,8 – 5,2 3,39

    3. Angka Kemiskinan (%) 8,5 – 9,5 13,75

    4. Rasio Gini (Indeks) 0,38 – 0,39 0,367

    5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71,98 68,07Sumber: Proyeksi RKP dan RKPD 2019

    Ada beberapa tantangan daerah yang dihadapi dalam rangka mewujudkan sasaran dan tujuan

    pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat antara lain:

  • xiii

    Tantangan Ekonomi Daerah

    Melalui Misi 5 NTB Sejahtera dan Mandiri, dengan target sampai dengan tahun 2023 diantaranya Nilai

    Realisasi Investasi sebesar Rp88,41 miliar, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,17. Persen-

    tase industri kecil yang meningkat menjadi industri menengah sebesar 3,55 persen, Inflasi sebesar

    3,0 – 4,0, Pengeluaran perkapita sebesar Rp10,12 Juta,Tantangan utama perekonomian NTB adalah

    bagaimana menggenjot kinerja lapangan usaha lain, sehingga mampu mengurangi dominasi lapangan

    usaha pertambangan bijih logam ini. Lapangan usaha pertanian, perdagangan dan konstruksi dapat di-

    jadikan kandidat pesaingnya.

    Tantangan Sosial Kependudukan

    Beberapa tantangan sosial yang dihadapi antara lain cakupan jaminan kesehatan nasional sebesar 83,

    cakupan penduduk miskin yang mendapatkan jaminan nasional sebesar 100, cakupan air minum sebe-

    sar 81,66, proporsi rumah tangga dengan akses sanitasi layak sebesar 85,00, rasio elektrifikasi sebesar

    97,00, cakupan rumah layak huni yang tertangani sebesar 93,82, Pola Pangan Harapan (PPH) Konsum-

    si sebesar 83,30. Dari aspek kependudukan, hingga tahun 2019 penduduk Provinsi NTB masih didomi-

    nasi oleh kelompok penduduk usia produktif. Untuk menjadikan penduduk usia produktif ini sebagai

    sebuah potensi, harus dapat dijamin kualitas penduduk tersebut dan diimbangi dengan peningkatan

    penyediaan lapangan pekerjaan. Ketersediaan lapangan kerja harus dijaga oleh pemerintah untuk dapat

    menampung penduduk usia produktif tersebut dan menekan jumlah pengangguran.

    Tantangan Geografi Wilayah

    Terletak pada 115046’ – 11905’ Bujur Timur dan 8010’ – 905’ Lintang Selatan, NTB merupakan salah satu

    provinsi yang berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI), dan terletak diantara Provinsi Bali dan Provinsi

    Nusa Tenggara Timur. Luas wilayah Provinsi NTB mencapai 20.153,15 km², terdiri dari dua pulau besar

    yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Sebagian besar penduduk NTB tinggal di Pulau Lombok, pa-

    dahal luas wilayah Pulau Sumbawa mencapai lebih dari 76 persen luas NTB.

    Topografi wilayah NTB bervariasi namun secara kasat mata, NTB dikelilingi kontur perbukitan. Geologi

    wilayah NTB didominasi oleh batuan gunung api serta aluvium (resent), maka tidaklah mengherankan

    jika tanah NTB cenderung subur dan kaya mineral. Banyaknya daerah perbukitan membuat beberapa

    wilayah di NTB rawan bencana alam, diantaranya bencana tanah longsor. Kejadian bencana gempa

    bumi dahsyat yang melanda Pulau Lombok pada akhir 2018 lalu juga telah membuka mata banyak orang

    bahwa ke depannya NTB rawan gempa bumi dan teridentifikasi juga rawan tsunami. Menyadari sebagai

    provinsi yang memiliki potensi alam besar namun dibayangi pula oleh bencana, mitigasi bencana men-

    jadi agenda penting yang harus disosialisasikan oleh pemerintah.

  • xiv

    Perkembangan indikator ekonomi makro di Provinsi Nusa Tenggara Barat antara lain, PDRB atas

    dasar harga berlaku telah mencapai Rp132,6 triliun di tahun 2019, dan atas dasar harga konstan 2010 se-

    besar Rp94 triliun. Proses pemulihan dari bencana gempa bumi yang diwarnai oleh giatnya kegiatan re-

    konstruksi bangunan telah membawa pertumbuhan ekonomi di NTB untuk tumbuh sebesar 4,01 persen

    di tahun 2019. Mengawali tahun 2019, perlahan tapi pasti perekonomian di NTB mulai sehat dan tumbuh.

    Puncaknya terjadi pada triwulan III-2019 dimana pertumbuhan ekonomi mencapai hampir 7 persen dan

    ditutup di triwulan IV-2019 dengan pertumbuhan yang masih sangat baik sebesar lebih dari 5 persen.

    Melemahkan dominasi lapangan usaha pertambangan bijih logam memerlukan kerja keras dari

    lapangan usaha lainnya. Sebagai daerah yang maju, inginnya NTB bertumpu pada industri pengolahan

    dan mulai meninggalkan pertanian. Namun melihat kondisi yang terjadi pertanian masih sangat kuat

    sehingga peralihan ke industrialisasi membutuhkan waktu panjang dan modal besar. Nilai tambah yang

    dihasilkan oleh lapangan usaha pertanian telah mencapai Rp30,4 triliun atas dasar harga berlaku dan

    sebesar Rp21,6 triliun rupiah pada tahun 2019. Adapun lapangan usaha industri pengolahan baru bernilai

    Rp5,4 triliun atas dasar harga berlaku atau hanya sekitar 1/6 pertanian. Karenanya pertanian tidak bisa

    langsung ditinggalkan, melainkan harus semakin diberdayakan untuk bisa menyokong industri pengola-

    han. Produk pertanian NTB dapat menjadi bahan baku untuk produk industrinya, sehingga kedua lapa-

    ngan usaha ini bisa semakin memperkuat andilnya dalam perekonomian.

    Naik turunnya inflasi menjadi suatu peristiwa penting dalam fenomena ekonomi. Meskipun inflasi

    berarti terdapat kenaikan harga secara umum, akan tetapi inflasi diperlukan juga sebagai salah satu

    stimulus agar perekonomian bisa berkembang. Di sisi lain, inflasi berdampak pada merosotnya daya beli

    ketika pendapatan masyarakat tidak meningkat. Pada bulan Desember 2019 Nusa Tenggara Barat me-

    ngalami inflasi sebesar 0,36 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 136 pada

    bulan November 2019 menjadi 136,49 pada bulan Desember 2019. Dengan angka inflasi tersebut, maka

    laju inflasi Nusa Tenggara Barat tahun kalender (Desember 2019 terhadap Desember 2018) mencapai

    1,87 persen. Dibandingkan dengan nasional, inflasi NTB hanya berbeda tipis dimana nasional mengalami

    inflasi sebesar 0,34 persen di Bulan Desember 2019. Untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara, dari 6 kota

    yang menghitung IHK, tercatat semua kota mengalami inflasi. Kota–kota yang mengalami inflasi adalah

    Kota Bima sebesar 0,95 persen; Kota Kupang sebesar 0,83 persen; Kota Denpasar sebesar 0,81 persen;

    Kota Maumere sebesar 0,63 persen; Kota Singaraja sebesar 0,27 persen dan Kota Mataram sebesar 0,21

    persen.

    Giatnya pembangunan ekonomi ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk

    melihat sejauh mana pembangunan memberikan dampak bagi kehidupan sosial ekonomi penduduk,

    diperlukan indikator kesejahteraan. Indikator kesejahteraan merupakan indikator yang dapat menilai/

    mengevaluasi keberhasilan pembangunan, dalam hal ini ketercapaian tujuan fiskal. Capaian IPM Provin-

    si NTB dalam 10 tahun terakhir cukup menggembirakan dan terus mengalami kemajuan. IPM Provinsi

    NTB meningkat dari 61,16 pada tahun 2010 menjadi 68,14 pada tahun 2019. Selama periode 2010-2019,

    Bagian II Perkembangan Indikator Ekonomi Makro dan Kesejahteraan

  • xv

    IPM Provinsi NTB telah bertambah 6,98 poin dengan status capaian IPM sedang. Laju pertumbuhan IPM

    NTB di tahun 2019 mencapai 1,25 persen. Laju pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2018

    yang sebesar 1,08 persen. Sementara itu, pada Maret 2019, Gini Ratio turun ke level 0,379 dan terus

    turun ke level 0,374 pada September 2019, dengan demikian ketimpangan di NTB masih dalam kategori

    ketimpangan sedang.

    Pemerintah Provinsi NTB memegang komitmen yang tinggi dalam upaya menurunkan kemiskinan

    untuk mewujudkan masyarakat NTB yang sejahtera dan gemilang. Persentase penduduk miskin Provinsi

    NTB tahun 2019 sebesar 14,56 persen, lebih baik dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 14,75 persen.

    Persentase penduduk miskin tertinggi pada tahun 2019 adalah Kabupaten Lombok Utara. Dilihat dari

    tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan memang kondisi Lombok Utara paling dalam dari ka-

    bupaten/kota lainya di NTB. Diperlukan langkah spesifik untuk lebih cepat menurunkan kemiskinan di

    Lombok Utara, baik oleh pemerintah kabupaten maupun pemerintah provinsi.

    Jumlah Angkatan Kerja NTB pada Agustus 2019 sebanyak 2.471,55 ribu orang, meningkat seba-

    nyak 234,17 ribu orang dibanding Agustus 2018. Penduduk bekerja pada Agustus 2019 tercatat sebanyak

    2.387,04 ribu orang, bertambah 232,92 ribu orang dibanding keadaan tahun lalu. Sementara itu, jumlah

    pengangguran kondisi Agustus 2019 sebanyak 84,52 ribu orang, mengalami kenaikan sebanyak 1,26 ribu

    orang dibanding Agustus 2018.

    Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Agustus 2019 mencapai 68,65 persen, naik sebesar

    2,74 persen poin dibanding setahun yang lalu. Peningkatan TPAK selama setahun terakhir ini disebab-

    kan karena meningkatnya partisipasi penduduk secara ekonomi baik untuk bekerja maupun mencari

    kerja, disisi lain terjadi pengurangan jumlah bukan angkatan kerja yaitu pada penduduk dengan kegiatan

    utama mengurus rumah tangga dan lainnya.

    Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

    tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. Berbagai ke-

    bijakan pemerintah terkait penciptaan lapangan kerja tampaknya cukup berhasil menekan tingkat pen-

    gangguran, ditunjukkan oleh TPT yang bergerak turun dari 3,72 persen pada Agustus 2018 menjadi 3,42

    persen pada Agustus 2019. Berbagai terobosan pemerintah daerah seperti penciptaan lapangan peker-

    jaan dan pelatihan kerja yang mendukung sektor pariwisata dan industri kreatif harus terus dilanjutkan.

    Perkembangan APBN Tingkat Regional

    Bab III Perkembangan dan Pengaruh Fiskal di Daerah (APBN dan APBD)

    Realisasi Pendapatan Negara tahun 2019 di wilayah NTB mencapai Rp3,63 triliun (88,17 persen

    dari target tahun 2019). Penurunan tersebut disebabkan Pendapatan Perpajakan yang merupakan pe-

    nopang utama Pendapatan Negara turun sebesar 6,56 persen dari capaian realisasi Pendapatan Per-

    pajakan tahun 2018. Sementara itu, penerimaan dari Pendapatan Bukan Pajak mengalami peningkatan

    5,15 persen. Pendapatan Negara di wilayah NTB memberikan kontribusi sebesar 0,19 persen secara na-

  • xvi

    sional. Sampai dengan akhir tahun 2019, realisasi Belanja Negara di wilayah NTB mencapai Rp24,63 tri-

    liun (95,83 persen dari alokasi tahun 2019), lebih tinggi 1,93 persen dari capaian nasional sebesar 93,90

    persen. Kontribusi Belanja Negara di NTB sebesar 1,07 persen terhadap Belanja Negara secara nasio-

    nal. Secara nominal, realisasi tersebut mengalami kenaikan sebesar 6,10 persen dari realisasi tahun

    sebelumnya. Akan tetapi jika dibandingkan tingkat persentase penyerapan terhadap pagu, kinerja re-

    alisasi Belanja Negara mengalami penurunan 0,54 persen. Hal ini dipengaruhi oleh total alokasi tahun

    2019 lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

    Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Tahun 2019 untuk wilayah Provinsi NTB se-

    bagaimana ditetapkan melalui Peraturan Presiden tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2019 sebesar

    Rp16,46 triliun. Proporsi terbesar adalah DAU sebesar 54 persen dan DAK sebesar 32 persen. Selanjut-

    nya, alokasi tersebut bertambah menjadi Rp16,34 triliun dengan terdapat penambahan pagu pada DAU

    sebesar Rp47,65 miliar, DBH sebesar Rp26,52 miliar dan DAK sebesar Rp4,46 miliar. Di sisi realisasi,

    penyaluran TKDD di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat mencapai Rp16,03 triliun, atau mengalami

    kenaikan sebesar Rp854,18 miliar (5,63 persen) dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 yang menca-

    pai Rp15,17 triliun.

    Di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat 3 (tiga) Satuan Kerja BLU. yaitu (1) Universitas

    Mataram merupakan perguruan tinggi yang diselenggarakan di bawah Kementerian Riset, Teknologi,

    dan Pendidikan Tinggi (2) UIN Mataram merupakan perguruan tinggi islam negeri yang diselenggarakan

    dibawah Kementerian Agama dan (3) Rumah Sakit Bhayangkara Mataram merupakan rumah sakit yang

    diselenggarakan dibawah Kepolisian Republik Indonesia. Total pendapatan BLU tahun 2019 dari ketiga

    satker BLU tersebut mencapai Rp230,68 miliar, mengalami peningkatan sebesar 5,36 persen diban-

    dingkan realisasi tahun 2018 sebesar Rp218,94 miliar. Kemudian, dari sejumlah satker pengelola PNBP

    di NTB, Politeknik Kesehatan Mataram berpotensi untuk menjadi satker BLU dikarenakan memiliki porsi

    pagu PNBP di atas 20 persen dari total pagu satker pada tahun 2019 yaitu mencapai Rp13,42 miliar atau

    23,85 persen.

    Pada tahun 2019 menekankan pada 3 tema utama program prioritas nasional, yaitu Output Stra-

    tegis terkait Pendidikan, Kesehatan dan Pengentasan Kemiskinan. Sampai dengan tahun 2019, terdapat

    beberapa output yang telah mencapai progres pelaksanaan yang diharapkan, namun disisi lain, bebera-

    pa output terlihat belum memiliki realisasi sesuai yang diinginkan.

    Realisasi Output Bidang Pendidikan:

    • Output Prioritas Program Indonesia Pintar pada wilayah DJPb Provinsi NTB hanya terdapat pada

    Kementerian Agama dengan total pagu belanja mencapai Rp1,2 miliar. Dari alokasi tersebut untuk

    realisasi tahun 2019 data per 3 Januari 2020 sebesar Rp0,59 miliar (52,33 persen).

    • Output Prioritas Bidik Misi; output prioritas ini hanya terdapat pada Kementerian Agama dengan alo-

    kasi belanja yang disediakan untuk Tahun 2019 mencapai Rp8,7 miliar, dari aloksasi tersebut telah

    terserap Rp8,56 miliar (98,48 persen).

  • xvii

    • Output Prioritas Tunjangan Profesi Guru; Tunjangan profesi guru hanya terdapat pada satker

    dibawah Kementerian Agama, dari alokasi pagu sebesar Rp250,01 miliar telah direalisasikan sebe-

    sar Rp239,68 miliar (95,87 persen).

    • Output Prioritas Bantuan Operasional Sekolah; serupa dengan output strategis pendidikan lain-

    nya, output ini hanya ditemukan pada satker lingkup Kementerian Agama dengan alokasi mencapai

    Rp301,16 miliar dengan capaian realisasi sebesar 97,83 persen dari total pagu.

    Realisasi Output Bidang Kesehatan:

    Terdapat 6 output strategis yang dialokasikan anggarannya dan tersebar di satker lingkup Kemente-

    rian Kesehatan dan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional, yaitu Peningkatan Suveilaris

    Gizi, Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan Dalam Mendukung Program Kesehatan, Keluarga Yang

    Memiliki Baduta Terpapar 1.000 HPK, Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi Pada Ibu Hamil dan Balita,

    Pembinaan pencegahan Stunting, dan Data/Informasi Tenaga Kesehatan di Seluruh Provinsi. Secara

    keseluruhan pelaksanaan output strategis bidang prioritas kesehatan terlaksana sesuai target yang

    ditetapkan sampai dengan akhir tahun 2019.

    Realisasi Output Bidang Infrastruktur:

    Untuk pelaksanaan output strategis bidang prioritas infrastruktur di tahun 2019 ini terealisasi sebesar

    Rp2,29 triliun atau 84,75 persen dari pagu Rp2,70 triliun. Dari realisasi tersebut, beberapa capaian out-

    put bidang infrastruktur dapat digambarkan sebagaimana tabel di atas. Infrastruktur dengan realisasi

    anggaran terbesar antara lain, Pengembangan kawasan perkotaan (Rp500,23 miliar), Pembangunan

    dan peningkatan kapasitas jalan (Rp455,25 miliar) dan pembangunan jembatan (Rp160,82 miliar).

    Pelaksanaan APBD

    Pendapatan Daerah tahun 2019 secara agregat di Provinsi NTB mencapai Rp20,88 triliun atau se-

    besar 96,89 persen dari target yang ditetapkan. 78 persen porsi pendapatan APBD berasal dari Pendapa-

    tan Transfer yang menggambarkan bahwa tingkat ketergantungan fiskal pemerintah daerah terhadap

    transfer dana dari pemerintah pusat ke daerah masih relatif besar. Sementara itu, realisasi PAD Tahun

    2019 berkontribusi sebesar 17,23 persen, naik sebesar 2,94 persen dibandingkan kontribusi PAD terha-

    dap total pendapatan pada Tahun 2018 (16,77 persen).

    Realisasi anggaran Belanja Daerah se-Provinsi Nusa Tenggara Barat mencapai Rp18,46 triliun,

    mengalami peningkatan sebesar Rp686,57 miliar dari tahun 2018. Kinerja APBD secara agregat tahun

    2019 terdapat sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) sebesar Rp571,49 Miliar. Sementara, berdasar-

    kan klasifikasi urusan terdiri dari Urusan Wajib Pelayanan Dasar, Urusan Wajib Bukan Pelayanan, Urusan

    Pilihan dan Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang. Urusan Wajib Pelayanan Dasar, yakni pada urusan

    pendidikan merupakan urusan dengan realisasi terbesar, yaitu sebesar Rp4,79 triliun, kemudian Urusan

    Pemerintahan Fungsi Penunjang pada urusan keuangan sebesar Rp3,83 triliun, dan Urusan Wajib Pe-

    layanan Dasar urusan kesehatan sebesar Rp3,40 triliun.

    Tahun 2019 di Provinsi NTB, berdasarkan data dari pemda, terdapat 45 (empat puluh lima) BLUD

  • xviii

    yang keseluruhannya bergerak di bidang kesehatan. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun

    2018 yang tercatat sebagai Satker BLUD hanya 11 BLUD. Penambahan ini merupakan perubahan status

    beberapa Puskesmas yang ada di Kabupaten Lombok Utara (8 Puskesmas) dan beberapa Puskesmas di

    Kabupaten Sumbawa (25 Puskesmas) pada tahun 2019 menjadi Satker BLUD.

    Sementara itu melihat rasio surplus/defisit terhadap aggregat pendapatan, jika dibandingkan

    dengan periode Tahun 2018 yang tercatat rasio defisit terhadap pendapatan sebesar 3,40 persen, maka

    pada Tahun 2019 menunjukkan performa fiskal pemerintah daerah mengalami peningkatan menjadi 1,59

    persen . Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan lebih besar dibandingkan pertumbuhan

    belanja. Namun rasio surplus terhadap realisasi dana transfer Semester I mencapai sebesar 17,06 per-

    sen. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan penggunaan dana transfer dalam realisasi belanja agregat

    sampai dengan Semester I masih sangat rendah sehingga terdapat idle cash yang cukup besar.

    Realisasi penerimaan pendapatan konsolidasian tahun 2019 sebesar Rp7,83 triliun, mengala-

    mi peningkatan sebesar 10,78 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh

    peningkatan kinerja penerimaan pendapatan oleh pemerintah daerah di tahun 2019. Pendapatan Kon-

    solidasian didominasi oleh Penerimaan Perpajakan Konsolidasian sebesar Rp5,17 triliun. Dari angka

    tersebut, sebesar 61,21 persen merupakan penerimaan perpajakan pemerintah pemerintah pusat dan

    38,79 persen merupakan Penerimaan Perpajakan pemerintah daerah. Sementara, realisasi Belanja dan

    Transfer Konsolidasian mencapai Rp27,06 miliar, yang terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp8,60 tri-

    liun dan belanja pemerintah daerah Rp18,46 triliun.

    Keunggulan dan Potensi Ekonomi Regional

    Dengan menggunakan analisis economic based approach, lapangan usaha Konstruksi, Perdagan-

    gan, dan Jasa Pendidikan menjadi lapangan usaha unggulan di Provinsi NTB tahun 2019. Lapangan usa-

    ha pertambangan dan penggalian yang kerap menjadi penyebab kontraksi pada pertumbuhan ekonomi

    NTB juga merupakan lapangan usaha unggulan namun pertumbuhannya tertekan. Penentuan lapan-

    gan usaha tersebut sebagai lapangan usaha unggulan didasarkan pada perkembangan lapangan usaha

    tersebut di NTB dibandingkan dengan nasional.

    Lapangan usaha konstruksi adalah lapangan usaha terbesar ke empat yang membentuk PDRB

    Provinsi NTB. Pangsa lapangan usaha ini mencapai 10,54 persen dengan pertumbuhan bernilai 12,19

    persen. Dibandingkan dengan nasional, proporsi tenaga kerja yang terserap di lapangan usaha ini leb-

    ih baik. Menggunakan analisis Shift Share, konstruksi di Provinsi NTB terdeteksi tumbuh lebih cepat

    dibandingkan Nasional dalam 5 tahun terakhir. Konstruksi NTB juga terindikasi memiliki daya saing leb-

    ih baik dibandingkan kondisi nasional dalam 5 tahun terakhir, kemudian secara umum lapangan usaha

    konstruksi mengalami kenaikan kinerja ekonomi. Pasca gempa, konstruksi menjadi sebuah harga mut-

    lak yang diperlukan untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Giatnya konstruksi pada tahun 2019 juga

    menjadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar.

  • xix

    Program Penanganan Stunting

    Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang

    jika dibandingkan dengan umur. Balita stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh

    multi-faktorial seperti kondisi sosial ekoonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi dan kurang-

    nya asupan gizi pada bayi. Di Indonesia, masyarakat sering menganggap tumbuh pendek sebagai fak-

    tor keturunan. Persepsi yang salah di masyarakat membuat masalah ini tidak mudah diselesaikan dan

    membutuhkan usaha yang besar dari pemerintah dan berbagai sektor terkait.

    Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Prevelansi stunting di tahun 2018 menyentuh angka 33,5 persen.

    Angka tersebut berada di atas rata-rata nasional yang mencapai 30,8 persen. Bahkan angka stunting

    tersebut menempatkan NTB tertinggi kedua dari 34 provinsi di Indonesia. Terdapat beberapa program

    penanganan stunting dilakukan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah melalui instru-

    men antara lain:

    1. Belanja K/L Dalam APBN

    Selama 5 (lima) tahun terakhir, rata-rata pagu belanja pemerintah pusat fungsi kesehatan sebe-

    sar Rp197,81 miliar. Pagu tertinggi pada tahun 2018 sebesar Rp230,96 miliar dan terkecil di tahun

    2017 sebesar Rp141,86 miliar. di tahun 2019, dari pagu sebesar Rp221,39 miliar, terdapat beberapa

    program yang secara spesifik terkait penanganan stunting di Provinsi NTB. Total anggaran untuk

    program stunting di tahun 2019 mencapai Rp110,71 miliar dengan realisasi mencapai Rp105,36 mi-

    liar. Anggaran terbesar terdapat pada Kementerian PUPR dengan pagu mencapai Rp78,72 miliar

    dan realisasi sebesar Rp74,68 miliar. Sedangkan alokasi terkecil pada Kementerian Agama dengan

    pagu Rp1,74 miliar dan realisasi sebesar Rp1,58 miliar.

    2. Belanja DFDD

    Dalam belanja DAK Fisik, terdapat beberapa bidang yang terkait dengan penanganan stunting. Pagu

    terbesar pada Bidang Kesehatan yaitu mencapai Rp1,04 triliun dan pagu terkecil pada Bidang Air Mi-

    num sebesar Rp45,29 miliar. Keseluruhan belanja DAK Fisik dan Dana Desa dikelompokkan kedalam

    Belanja APBN fungsi pelayanan umum. Pada bidang kesehatan, terdapat beberapa menu/kegiatan

    yang terkait dengan program penanganan stunting. Nilai kontrak terbesar terdapat pada kegiatan

    pengadaan sarana prasarana yang mencapai Rp882,36 miliar dan nilai kontrak terkecil pada kegia-

    tan pengadaan alat antropometri sebesar Rp5,26 miliar. Pada bidang sanitasi terdapat 1 (satu) ke-

    giatan yaitu Sistem Pengelolaan Air Limbah. Sampai dengan akhir tahun 2019, nilai kontraknya men-

    capai Rp42,91 miliar. Pada bidang air minum, terdapat 1 (satu) kegiatan yaitu Pembangunan baru

    bagi daerah yang belum memiliki layanan air minum, dengan total nilai kontrak mencapai Rp7,68

    miliar. Pada bidang pendidikan terdapat 1 (satu) kegiatan yaitu Sarana dan Prasarana PAUD, dengan

    total nilai kontrak mencapai Rp14,95 miliar. Selain itu dari Dana Desa tahun 2019, berdasarkan data

    capaian output yang sudah masuk dalam aplikasi OM-SPAN, terdapat beberapa output yang terkait

    dengan program penanganan stunting antara lain pembangunan gorong-gorong/drainase/sanita-

    si sebesar Rp69,65 miliar, operasional Polindes yang mencapai Rp43,28 miliar, saluran air bersih

  • xx

    sebesar Rp17,66 miliar, operasional PAUD sebesar Rp18,41 miliar dan pembangunan MCK sebesar

    Rp3,7 miliar.

    3. Belanja APBD

    Berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) tahun 2017, ter-

    dapat 100 kabupaten/kota prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting). Untuk wilayah Provinsi

    Nusa Tenggara Barat, terdapat 6 (enam) daerah prioritas yaitu Kabupaten Lombok Barat, Kabupa-

    ten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu, dan Ka-

    bupaten Lombok Utara. Berdasarkan grafik di bawah, digambarkan beberapa realisasi APBD pemda

    yang terkait dengan program penanganan stunting. Realisasi anggaran pada enam pemda tersebut

    mencapai Rp227,08 miliar yang tersebar pada program dan kegiatan di beberapa OPD seperti Dinas

    Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas PUPR, Dinas Perumahan

    Rakyat dan Permukiman dan Dinas Ketahanan Pangan.

    Bab IV Rekomendasi Kebijakan

    Beberapa rekomendasi kebijakan, antara lain:

    1. Perlunya penguatan sinergi antara pengelola fiskal dengan kementerian negara/lembaga, pemerin-

    tah daerah, dan otoritas moneter dalam pengelolaan anggaran belanja negara dan daerah sebagai

    wujud pengelolaan keuangan negara sesuai diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 17 Tahun

    2003 tentang Keuangan Negara, serta dukungan terhadap program-program pada komponen pem-

    bentuk perumbuhan ekonomi, sehingga laju pertumbuhan ekonomi dapat kembali tumbuh positif.

    2. Sinkronisasi proses penyusunan dokumen perencanaan pembangunan antara pemerintah pusat

    dan pemerintah daerah, melalui penyederhanaan regulasi, meningkatkan peran serta pemerintah

    daerah dalam perumusan program prioritas nasional,

    3. Perlunya penguatan koordinasi dan sinergi antara otoritas Bendahara Umum Negara dan pengelola

    administrasi penerimaaan negara demi peningkatan likuiditas keuangan pemerintah secara lebih

    baik yang pada akhirnya tidak menghambat proses pencairan dana-dana anggaran untuk kinerja

    ekonomi lebih besar.

    4. Direktorat Jenderal Perbendaharaan perlu mendorong komunikasi yang lebih intensif dengan satu-

    an-satuan kerja dan supplier (penyedia barang dan jasa) agar diperoleh kesepahaman untuk dapat

    mempercepat pencaiaran dana-dana anggaran pemerintah di awal tahun sehingga dapat men-

    dorong kegiatan ekonomi masyarakat secara lebih cepat dan dapat memberikan kekuatan multi-

    plier.

    5. Perlunya penguatan pengelolaan keuangan desa dan peningkatan peran BUMDes agar terwujud ke-

    mandirian keuangan desa untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat.

    6. Memberikan fasilitas pelatihan dan pengembangan usaha, mempermudah proses perizinan dan

    menyediakan akses pasar kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Nusa

    Tenggara Barat untuk mempercepat pelaku UMKM dalam mengembangkan usaha.

    7. Perlunya upaya dan inovasi dalam meningkatkan penerimaan pendapatan daerah terutama sektor

  • xxi

    PAD untuk mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah pusat. Dengan meningkatkan PAD, di-

    harapkan pembangunan dapat lebih masif dan menjangkau lebih banyak wilayah sehingga dampak-

    nya dapat mengurangi kesenjangan.

    8. Dukungan pemerintah terhadap sektor-sektor yang menjadi unggulan seperti konstruksi, perda-

    gangan dan pendidikan perlu ditingkatkan, melalui kebijakan-kebijakan atau paket regulasi yang

    bisa mendorong peningkatan sektor tersebut serta mengurangi ketergantungan dari sektor per-

    tambangan bijih logam.

    9. Kebijakan anggaran dalam program penanganan stunting yang tepat sasaran dalam mendukung

    percepatan penurunan angka stunting di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

    10. Penyusunan Road Map Pelaksanaan Integrasi Program Penanggulangan Masalah Stunting sehing-

    ga setiap lintas sektor dan lintas program dapat mengetahui dan menjalankan perannya masing –

    masing secara optimal.

    11. Penguatan kegiatan promotif dan preventif dengan melibatkan masyarakat melalui Gerakan Ma-

    syarakat Hidup Bersih dan Sehat, serta penguatan sistem surveilans gizi masyarakat, dengan

    melakukan pendamping dan bimbingan teknis tenaga kesehatan dalam hal deteksi dini masalah gizi.

  • Halaman ini sengaja dikosongkan

  • DASH

    Top 5 Kontributor Lapangan Usaha

    2017 2018 201921,95%Pertanian

    19,47%Pertambangan

    13,24%Perdagangan

    8,85%Konstruksi

    7,27%Transportasi

    2 , 5%3 4Pertanian

    14,48%Perdagangan

    13,97%Pertambangan

    9,53%Konstruksi

    7,51%Transportasi

    2 %2,89Pertanian

    14,92%Perdagangan

    13,56%Pertambangan

    10,54%Konstruksi

    7,27%Transportasi

    IPM Provinsi NTB Tahun 2010-2019

    Umur Harapan Hidup

    Komponen IPM Provinsi NTB Tahun 2019

    66,28(tahun)

    Harapan Lama Sekolah 13,48(tahun)

    Rata-rata Lama Sekolah 7,27(tahun)

    Pengeluaran Per Kapita 10,64(juta rupiah per tahun)

    72,58IPM Laki-laki

    Provinsi NTB Tahun 2019

    65,61IPM Perempuan

    Provinsi NTB Tahun 2019Indeks Pembangunan Gender

    Provinsi NTB Tahun 2019

    90,40

    “IPG yang bernilai kurang dari 100menunjukkan bahwa masih ada

    ketimpangan pembangunan antaralaki-laki dan perempuan di Provinsi NTB.”

  • BOARD

    Pada tahun 2019 penyaluran kredit program (KUR dan Umi) di Provinsi NTBmencapai Rp2,94 T dengan debitur sebanyak 97.775 orang.

    PendapatanDaerah Agregat

    Rp20,88 T(96,89%)

    BelanjaDaerah Agregat

    Rp18,46 T(93,39%)

    Realisasi APBD

    Rincian RealisasiBelanja Daerah Agregatdi Lingkup Provinsi NTB

    BelanjaTak Terduga

    Belanja Modal

    Belanja Operasi

    Rp14,34 TRp4,11 T

    Rp0,01 T

    Pendapatan Daerah di lingkup Provinsi NTB yang berasal dari PAD mencapai Rp3,60 T

    di sepanjang tahun 2019.

    Capaian Output ProgramPembangunan Utama diProvinsi NTB Tahun 2019

    BidangPendidikan

    BidangKesehatan

    BidangInfrastruktur

    Rp1,51 T(90,82%)

    Rp53,66 M

    Rp2,29 T

    (93,32%)

    (84,75%)

    Rincian Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2019

    BelanjaPegawai

    BelanjaBarang

    BelanjaModal

    BelanjaBantuan Sosial

    Rp2,97 T(101,94%)

    Rp3,31 T(93,96%)

    Rp2,29 T(84,75%)

    Rp17,96 M(95,86%)

  • Bab I

    APBN Menuju NTB Gemilang

    Visi “Membangun Nusa Tenggara Barat yang Gemilang” Misi : “Ntb Tangguh Dan Mantap”

    “Ntb Bersih Dan Melayani”

    “Ntb Sehat Dan Cerdas”

    “Ntb Asri Dan Lestari”

    “Ntb Sejahtera Dan Mandiri”

    “Ntb Aman Dan Berkah”

  • 1

    Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

    1.1 PENDAHULUAN

    Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan baik di tingkat pusat maupun di

    daerah adalah untuk mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dan pe-

    ningkatan kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata Oleh sebab itu, untuk men-

    dukung penyelenggaraan pemerintahan yang baik maka harus disertai dengan unsur

    pendanaan yang berasal dari penghimpunan pendapatan maupun dari pengalokasian

    anggaran belanja baik pada APBN maupun APBD. Sesuai dengan Undang-Undang

    Keuangan Nomor 17 Tahun 2003, pemegang kekuasan tertinggi pengelolaan keuangan

    negara adalah Presiden, sedangkan di daerah adalah Gubernur/Bupati/ Walikota. Oleh

    karena itu, dalam tataran implementasi kebijakan fiskal di daerah, diperlukan sinergi dan

    harmonisasi kebijakan serta pengelolaan keuangan pusat dan daerah agar tujuan dan

    sasaran pembangunan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

    Kebijakan fiskal sebagai alat pemerintah untuk mencapai sasaran pembangunan

    dan kesejahteraan masyarakat merupakan tanggung jawab pusat dan daerah dalam

    memastikan efektifitasnya. Dengan tiga fungsi utamanya sebagai alat alokasi, distribusi,

    dan stabilisasi, kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan perbaikan

    dan kualitas indikator-indikator ekonomi makro dan kesejahteraan di daerah. Kebijakan

    fiskal yang efektif dapat terlihat dari perbaikan-perbaikan indikator makro ekonomi dan

    indikator-indikator kesejahteraan.

    Tidak terlepas dari hal tersebut, yang harus menjadi dasar bagi perumusan ke-

    bijakan fiskal yang efektif dan efisien adalah daerah harus memetakan terlebih dahulu

    tantangan-tantangan daerah yang dihadapi baik dari sisi ekonomi, sosial-kependudu-

    kan, serta tantangan wilayahnya, sehingga intervensi kebijakan fiskal melalui program

    prioritas dapat secara langsung menjawab tantangan daerah yang dihadapi.

    1.2 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Nusa Teng-

    gara Barat Tahun 2019-2023 ini merupakan tonggak awal periode kepemimpinan Guber-

    nur terpilih Dr. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc. yang ditetapkan setelah melalui persetujuan

    DPRD Provinsi NTB dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019. Dokumen RPJMD

    merupakan dokumen resmi yang akan menjadi acuan rencana pembangunan Provinsi

    NTB untuk kurun waktu lima tahun yang memuat secara lengkap dan sistematis, visi

    1.2.1 Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

  • Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

    2

    dan misi kepala daerah, tujuan pembangunan, sasaran pembangunan, strategi, arah

    kebijakan, indikator kinerja, dan tahapan pencapaian serta gambaran umum pendanaan

    yang diperlukan.

    Mengusung Visi “Membangun Nusa Tenggara Barat yang Gemilang” yang ber-

    makna satu keyakinan bahwa Provinsi NTB dapat berperan besar di kancah nasional

    dan internasional, dan satu komitmen bahwa percepatan dan lompatan pembangunan

    harus terus diikhtiarkan untuk mewujudkan Provinsi NTB yang tertata rapi sebagai tem-

    pat hunian menyenangkan, dengan masyarakat yang berdaya saing, tangguh, dan ber-

    budi luhur serta pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik. Dalam rangka

    mewujudkan visi untuk membangun Nusa Tenggara Barat yang gemilang tersebut telah

    ditetapkan 6 (enam) misi pembangunan Provinsi NTB Tahun 2019-2023 sebagai berikut:

    MISI I: NTB TANGGUH DAN MANTAP melalui penguatan mitigasi bencana dan pengembangan infrastruktur serta konektivitas wilayah

    MISI II: NTB BERSIH DAN MELAYANI melalui transformasi birokrasi yang berin-tegritas, berkinerja tinggi, bersih dari KKN dan berdedikasi

    MISI III: NTB SEHAT DAN CERDAS melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pondasi daya saing daerah

    MISI IV: NTB ASRI DAN LESTARI melalui pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan

    MISI V: NTB SEJAHTERA DAN MANDIRI melalui penanggulangan kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan pertumbuhan ekonomi inklusif bertumpu pada per-

    tanian, pariwisata dan industrialisasi

    MISI VI: NTB AMAN DAN BERKAH melalui perwujudan masyarakat madani yang beriman, berkarakter dan penegakan hukum yang berkeadilan

    Penjabaran/implementasi dari pernyataan misi tersebut kemudian ditetapkan

    tujuan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi

    dengan menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah serta

    sasaran yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk

    dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Adapun tujuan dan

    sasaran tersebut adalah:

    1. Terwujudnya Ketangguhan Menghadapi Risiko Bencana dengan sasaran yaitu 1)

    Meningkatnya kapasitas dan pengurangan kerentanan terhadap bencana, 2) Pulih-

  • 3

    Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

    nya infrastruktur yang rusak akibat bencana gempa bumi. Hal tersebut merupakan

    pengembangan dari Misi 1 NTB Tangguh dan Mantap dengan harapan sampai dengan

    tahun 2023 tercapai target Indeks Risiko Bencana sebesar 173,85 dari kondisi awal

    tahun 2018 sebesar 177,37. Kemudian Persentase sarana dan prasarana infrastruk-

    tur yang direhabilitasi dan direkonstruksi akibat bencana gempa bumi sebesar 50

    persen di tahun 2019 dan 100 persen hingga tahun 2023.

    2. Terwujudnya Pembangunan Infratruktur untuk Pengembangan Sektor Unggulan

    dengan sasaran yaitu 1) Meningkatnya pembangunan infrastruktur layanan dasar,

    2) Meningkatnya konektivitas antar wilayah. Hal tersebut merupakan pengemba-

    ngan dari Misi 1 NTB Tangguh dan Mantap dengan target sampai dengan tahun 2023

    Indeks Kebermanfaatan Infrastruktur tercapai 81,17 dari kondisi awal tahun 2018

    sebesar 74,6. Kemudian Indeks Konektivitas Transportasi Publik tercapai 84,47 dari

    kondisi awal tahun 2018 sebesar 74,76.

    3. Terwujudnya Pemerintahan Yang Bersih, Bebas KKN dan Akuntabel dengan sasaran

    1) Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan keuangan daerah, 2) Melakukan penata-

    an Sistem Manajemen SDM, 3) Penguatan Fiskal Daerah, 4) Meningkatnya kuali-

    tas perencanaan dan penganggaran dan 5) Meningkatnya kualitas layanan kepada

    masyarakat. Hal tersebut merupakan penjabaran dari Misi 2 NTB Bersih dan Me-

    layani dengan target sampai dengan tahun 2023 akan tercapai Opini BPK yang WTP

    dengan kondisi awal tahun 2018 adalah WTP, Nilai SAKIP “A” dengan kondisi awal

    tahun 2018 “B”, Indeks Profesionalisme ASN sebesar 0,75 dari kondisi awal tahun

    2018 sebesar 0,60, Persentase kerjasama daerah sebesar 100 persen, cakupan

    pelatihan dan pengembangan kompetensi ASN sebesar 56,25 dari kondisi awal ta-

    hun 2018 sebesar 34,76, Indeks Kapasitas Fiskal Daerah sebesar 0,57, Tingkat kon-

    sistensi antar dokumen perencanaan sebesar 100 persen, dan Indeks Pelayanan

    Publik yang tercapai sebesar 98,17 dari kondisi awal tahun 2018 sebesar 97,68.

    4. Terwujudnya Masyarakat NTB yang Berdaya Saing dengan sasaran 1) Meningkat-

    nya kualitas dan jangkauan layanan pendidikan, 2) Meningkatnya kualitas dan jang-

    kauan layanan kesehatan dan 3) Meningkatnya kualitas asupan gizi masyarakat. Hal

    tersebut merupakan penjabaran dari Misi 3 NTB Sehat dan Cerdas dengan target

    sampai dengan tahun 2023 berupa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar

    68,19, Indeks Kebahagiaan sebesar 73,1, Indeks Pendidikan sebesar 0,619, Hara-

    pan Lama Sekolah sebesar 13,79 tahun, rata-rata lama sekolah sebesar 7,07 tahun,

    Angka Harapan Hidup sebesar 66,77 tahun dan Persentase Balita Stunting sebesar

    31 persen.

  • Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

    4

    5. Meningkatnya Fungsi Ekologi Lingkungan Hidup dengan sasaran 1) Meningkatnya

    kualitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dan 2) Meningkatnya

    pengelolaan geopark. Hal tersebut merupakan implementasi dari Misi 4 NTB Asri

    dan Lestari dengan target sampai dengan tahun 2023 diharapkan Indeks Kualitas

    Air tercapai sebesar 32,75, Indeks Kualitas Udara sebesar 89,17, Indeks Kualitas

    Tutupan Lahan sebesar 60,43, Neraca Pengolahan Sampah sebesar 100 persen

    dan Persentase Geosite yang tertata sebesar 50 persen.

    6. Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkualitas dengan sasaran 1) Mening-

    katnya investasi, kerjasama pemerintah dan badan usaha serta kemudahan perizin-

    an, 2) Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka, 3) Meningkatnya Industri Kecil

    dan Menengah, 4) Meningkatnya Daya Beli Masyarakat, 5) Menurunnya tingkat kes-

    enjangan ekonomi masyarakat, 6) Meningkatnya jaminan sosial dan kesehatan bagi

    penduduk miskin, 7) Terpenuhinya pelayanan dasar bagi penduduk miskin, 8) Mening-

    katnya ketahanan dan keragaman konsumsi pangan, 9) Meningkatnya produksi

    sektor primer, 10) Meningkatnya pengembangan community based tourism dan

    friendly moeslem tourism. Hal ini merupakan penjabaran Misi 5 NTB Sejahtera dan

    Mandiri dengan target sampai tahun 2023 diantaranya Nilai Realisasi Investasi

    sebesar Rp88,41 miliar, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,17, Persen-

    tase industri kecil meningkat menjadi industri menengah sebesar 3,55 persen, Inflasi

    sebesar 3,0 – 4,0, Pengeluaran perkapita sebesar Rp10,12 Juta, Gini Ratio sebesar

    0,360, Cakupan jaminan kesehatan nasional sebesar 83, Cakupan penduduk miskin

    yang mendapatkan jaminan nasional sebesar 100, Cakupan air minum sebesar 81,66,

    Proporsi rumah tangga dengan akses sanitasi layak sebesar 85,00, Rasio Elektrifi-

    kasi sebesar 97,00, Cakupan Rumah Layak Huni yang tertangani sebesar 93,82,

    Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi sebesar 83,30, Pertambahan nilai PDRB sek-

    tor pertanian tanaman pangan, peternakan, perkebunan, perikanan dan kehutanan

    sebesar Rp836,84 miliar, dan Angka Kunjungan Wisatawan sebesar 23,10 juta.

    7. Terwujudnya masyarakat NTB Yang Madani dengan sasaran 1) Menanamkan nilai

    Sosial, Budaya, Toleransi masyarakat dan Iklim Demokrasi, 2) Meningkatnya Pen-

    egakan Produk Hukum Daerah, dan 3) Meningkatnya Partisipasi Perempuan dalam

    Pembangunan. Hal tersebut merupakan implementasi Misi 6 NTB Aman dan Berkah

    dengan target sampai dengan tahun 2023 Indeks Demokrasi sebesar 77,69, Indeks

    Kriminalitas sebesar 13,25, Persentase penanganan pelanggaran Produk Hukum

    Daerah sebesar 100, Indeks Pembangunan Gender (IPG) sebesar 92,55, dan In-

    deks Pemberdayaan Gender (IDG) 61,4.

  • 5

    Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

    Penyusunan prioritas dan sasaran pembangunan daerah pada RKPD Tahun 2019

    Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat juga telah dirumuskan dalam rangka un-

    tuk mencapai target janji dan Visi Misi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang

    tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

    Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2005-2025 dan tertuang dalam dokumen RPJMD

    Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2019-2023. Selain itu, penentuan prioritas dan

    sasaran pembangunan Nusa Tenggara Barat juga diarahkan untuk mendukung terwu-

    judnya prioritas pembangunan nasional yang tercantum dalam Rencana Kerja Pemerin-

    tah. Adapun sasaran pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam RKPD tahun

    2019 adalah sebagaimana dalam tabel di bawah ini.

    1.2.2 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

    Tabel 1.1 Target Pembangunan Daerah Tahun 2019

    No. Indikator Pembangunan Target Nasional 2019Target Daerah

    2019(1) (2) (3) (4)

    1. Pertumbuhan Ekonomi Non Tambang (%) 5,4 – 5,8 4,5 – 5,02. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 4,8 – 5,2 3,393. Angka Kemiskinan (%) 8,5 – 9,5 13,754. Rasio Gini (Indeks) 0,38 – 0,39 0,3675. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71,98 68,07

    Sumber: Proyeksi RKP dan RKPD 2019

    Sementara itu, untuk mendorong pencapaian target pembangunan Provinsi NTB

    juga dilakukan melalui integrasi program baik lintas sektor maupun lintas daerah. Hal

    ini telah ditindaklanjuti melalui nota kesepahaman bersama (MoU) antara Pemerintah

    provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat yang difokuskan

    pada 5 (lima) aspek prioritas pembangunan yaitu Pengelolaan sampah berbasis Zero

    Waste, Revitalisasi Posyandu, Pengembangan desa wisata, Penanggulangan kemis-

    kinan dan Mitigasi bencana.

    1.3 TANTANGAN DAERAH

    1.3.1 Tantangan Ekonomi Daerah

    Perekonomian di Provinsi NTB banyak ditopang oleh potensi sumber daya alam

    yang dimiliki. Pariwisata, pertanian, pertambangan adalah andalan yang meningkatkan

    pendapatan daerah, membuka kesempatan kerja, meningkatkan produksi, menjaga sta-

    bilitas ekonomi, bahkan mengendalikan inflasi. Namun demikian fluktuasi ketiga sektor

  • Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

    6

    ini juga seringkali menyeret pertumbuhan ekonomi menjadi mengalami kontraksi. NTB

    pernah mengalami pertumbuhan tertinggi hingga melebihi dua digit karena kategori per-

    tambangan biji logam, namun sering juga mengalami kontraksi yang dalam juga kare-

    na pertambangan biji logam. Uniknya lagi, hanya satu perusahaan besar di Kabupaten

    Sumbawa Barat saja yang mengusahakan pertambangan bijih logam ini. Seringnya per-

    tumbuhan ekonomi NTB tidak mencerminkan kinerja lapangan usaha lain karena kuat-

    nya dominasi lapangan usaha pertambangan ini. Tantangan utama perekonomian NTB

    adalah bagaimana menggenjot kinerja lapangan usaha lain sehingga mampu mengu-

    rangi dominasi lapangan usaha pertambangan bijih logam ini. Lapangan usaha pertani-

    an, perdagangan dan konstruksi dapat dijadikan kandidat pesaingnya.

    Sumber: BPS Provinsi NTB

    Gambar 1.1 Top 5 Kontributor Lapangan Usaha Provinsi NTB Tahun 2017-2019

    Sebagai destinasi wisata, banyak produk ekonomi kreatif lokal yang dikembang-

    kan di NTB mulai dari makanan, kain tenun hingga kerajian tangan. Hingga tahun 2019,

    industri pengolahan hanya memberikan kontribusi sebesar 4,10 persen. Memasuki rev-

    olusi industri 4.0, digitalisasi telah menyentuh setiap sendi perekonomian dunia terma-

    suk di NTB. Pola konsumsi masyarakat juga telah bergeser dari kebutuhan pokok ke

    kebutuhan akan hiburan dan rekreasi. Gerai-gerai konvensional telah beralih ke gerai

    maya, dimana semua transaksi dapat dilakukan secara online. Di satu sisi digitalisasi

    membuka peluang baru bagi pemasaran produk lokal, namun di sisi lain menjadi an-

    caman bagi para pelaku usaha yang masih belum memanfatkan internet dalam usaha-

    nya.

    Dengan penetrasi internet yang baru mencapai 39,16 persen di tahun 2019, pe-

    manfaatan internet dalam kehidupan masyarakat NTB masih sangat kurang, apalagi da-

    lam perekonomian. Pengembangan industri pengolahan menjadi tantangan berikutnya

    untuk perekonomian NTB. Dengan menyandingkan industri dan internet, produk lokal

  • 7

    Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

    NTB dapat semakin berkembang sekaligus membuka lebih luas area pemasaran. Meng-

    genjot pertumbuhan industri dapat tidak hanya dapat membantu mengurangi dominasi

    pertambangan, namun juga membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Sumber: BPS Provinsi NTB

    Gambar 1.2 Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Tahun 2015-2019 (persen)

    1.3.2 Tantangan Sosial Kependudukan

    Penduduk dapat menjadi nilai tambah sekaligus beban bagi pemerintah apabila

    tidak dapat ditangani dengan baik. Banyaknya jumlah penduduk bisa memperkuat faktor

    produksi dan menjadi potensi ekonomi apabila memang penduduknya berkualitas. Di

    sisi lain pertambahan penduduk yang tidak dapat dikendalikan akan menjadi bom waktu

    yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan hingga bermuara pada terhambatnya

    pembangunan.

    Hingga tahun 2019 penduduk Provinsi NTB masih didominasi oleh kelompok pen-

    duduk usia produktif. Hal ini tentunya merupakan suatu hal yang menggembirakan dan

    menunjukkan potensi besar untuk memasuki bonus demografi. Untuk menjadikan pen-

    duduk usia produktif ini sebagai sebuah potensi, harus dapat dijamin kualitas penduduk

    tersebut. Dengan penduduk yang berkualitas, daya saing penduduk tersebut akan tinggi

    sehingga secara langsung akan berdampak pada kualitas kesejahteraan penduduk. Se-

    lain itu, banyaknya penduduk usia produktif ini harus diimbangi dengan meningkatnya

    lapangan pekerjaan. Ketersediaan lapangan kerja harus dijaga oleh pemerintah untuk

    dapat menampung penduduk usia produktif tersebut dan menekan jumlah penganggu-

    ran.

  • Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

    8

    Sumber: Proyeksi Penduduk

    Gambar 1.3 Rasio Ketergantungan Penduduk Provinsi NTB Menurut Jenis Kelamin, 2015-2019

    Penduduk perempuan NTB

    telah lebih dahulu memasuki era

    bonus demografi. Kualitas pen-

    duduk produktif perempuan men-

    jadi tantangan yang dihadapi da-

    lam memanfaatkan “bonus” ini.

    Jika dilihat dari Indeks Pemban-

    gunan Gender (IPG) yang bernilai

    90,40 pada tahun 2019, ternya-

    ta masih terdapat ketimpangan

    pembangunan secara gender. IPM penduduk laki-laki telah mencapai kategori tinggi

    dengan indeks mencapai 72,58 di tahun 2019. Di sisi lain IPM penduduk perempuan

    masih berada pada kategori sedang dengan indeks bernilai 65,61 di tahun 2019.

    Sumber: BPS Provinsi NTB

    Gambar 1.4 Capaian Dimensi Pembangunan Manusia Provinsi NTB Menurut Jenis Kelamin Tahun 2019

    Perempuan NTB

    hanya unggul pada in-

    dikator kesehatan saja,

    sedangkan pendidikan

    hingga ekonomi masih

    jauh tertinggal dari la-

    ki-lakinya. Jika kualitas

    pembangunan manusia

    perempuan tidak segera

    dibenahi, maka bonus

    1.3.3 Tantangan Geografi Wilayah

    Terletak pada 115046’ – 11905’ Bujur Timur dan 8010’ – 905’ Lintang Selatan, NTB

    merupakan salah satu provinsi yang berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI), dan

    terletak diantara Provinsi Bali dan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas wilayah Provinsi

    NTB mencapai 20.153,15 km2, terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pu-

    lau Sumbawa. Sebagian besar penduduk NTB tinggal di Pulau Lombok, padahal luas

    wilayah Pulau Sumbawa mencapai lebih dari 76% luas NTB. Topografi wilayah NTB

    bervariasi namun secara kasat mata, NTB dikelilingi kontur perbukitan. Geologi wilayah

    NTB didominasi oleh batuan gunung api serta aluvium (resent), maka tidaklah mengher-

    ankan jika tanah NTB cenderung subur dan kaya min