refrat om 2

7
Laporan kasus Pasien pria dengan ras India berumur 60 tahun belum menikah melaporkan ke Department of Oral Diagnosis Medicine and Radiology dengan keluhan terjadi perdarahan pada bibir sejak 15 hari. Pasien juga mengeluhkan bahwa terjadi demam, nyeri, turun berat badan, hilang nafsu makan, lemas dan beberapa lesi erythematous yang gatal pada tangan, lengan, punggung dan dada sejak 15 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat penyakit kulit yang hampir sama 2 tahun lalu, yang hilang setelah dirawat. Pasien juga melaporkan bahwa dia melakukan hubungan seksual tanpa pengaman dengan beberapa pekerja seksual komersil. Pada pemeriksaan umum, keadaan pasien lemah, cachexic, kekurangan gizi, badan pasien kurus, dengan postur yang normal. Pada pemeriksaan ekstraoral, menunujukan lesi eksoriasi terlihat pada kedua tngan, lengan bwah, dahi, dada, dan lesi besar yang sudah sembuh dengan luka region punggung bawah (Gambar1).

Upload: tara-amanda-putri

Post on 15-Feb-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

om

TRANSCRIPT

Page 1: refrat om 2

Laporan kasus

Pasien pria dengan ras India berumur 60 tahun belum menikah melaporkan ke

Department of Oral Diagnosis Medicine and Radiology dengan keluhan terjadi

perdarahan pada bibir sejak 15 hari. Pasien juga mengeluhkan bahwa terjadi demam,

nyeri, turun berat badan, hilang nafsu makan, lemas dan beberapa lesi erythematous yang

gatal pada tangan, lengan, punggung dan dada sejak 15 hari yang lalu. Pasien memiliki

riwayat penyakit kulit yang hampir sama 2 tahun lalu, yang hilang setelah dirawat. Pasien

juga melaporkan bahwa dia melakukan hubungan seksual tanpa pengaman dengan

beberapa pekerja seksual komersil.

Pada pemeriksaan umum, keadaan pasien lemah, cachexic, kekurangan gizi, badan pasien

kurus, dengan postur yang normal. Pada pemeriksaan ekstraoral, menunujukan lesi

eksoriasi terlihat pada kedua tngan, lengan bwah, dahi, dada, dan lesi besar yang sudah

sembuh dengan luka region punggung bawah (Gambar1).

Pada pemeriksaan intral oral, terdapat lesi erythematous yang banyak, dengan ulserasi

yang ringan pada bibir bawah dan lapisan hemorrhagic pada sebelah kanan bibir bawah.

Lesi hemorrhagic pada palatum keras dan dengan pigmentasi melanin pada permukaan

dorsal lidah dan mukosa bukal juga ditemukan (Gambar2). Berdasarkan gambar,

mendapatkan diganosis banding yaitu pemphigus, erythema multiforme, benign mucous

membrane pemphigoid, HIV dan sifilis.

Pasien dirujuk untuk pemeriksaan darah lengkap, elektroforesis protein, tes antibody

antinulir, tes VDRL (Venereal Disease Research Laboratory), ELISA (enzyme-linked

Page 2: refrat om 2

immunosorbent assay) untuk HIV dan antigen HBsAg untuk Hepatitis B, biopsy dengan

direct immunofluorescence (DIF). Hasil seluruh tes normal; DIF negatif dimana limfosit

dan plasmosit dengan pembengkakan endotel terlihat; VDRL terlihat reaktif dengan

angka titer yang tinggi yaitu 1:64 dan spiroseta terlihat pada mikroskop lapangan gelap.

Lalu berdasarkan riwayat pribadi, manifestasi klinis, tes VDRL yang positif dan biopsi

dari daerah lesi, dinyatakan bahwa diagnosa finalnya adalah sifilis sekunder. Pemeriksaan

yang lebih spesifik seperti Treponema Pallidum Hemagglutination Assay (TPHA) dan

Treponema Pallidum Particle-Agglutination Test (TPPA) tidak dilakukan karena tidak

tersedianya fasilitas dan keterbatasan finansial.

Pasien diobati dengan 2.4 MU benzathine penicillin setiap minggu selama 1 bulan. Pasien

juga diberikan betametason 4mg IM estiap minggu selama 2 minggu untuk mencegah

reaksi Jarisch-Herxheimer. Seluruh lesi sembuh setelah 1 bulan diobati, dan tanpa

rekurensi setelah 3 bulan control. Tes VDRL dilakukan lagi dan titer berkurang menjadi

1:32. Pasien dianjurkan untuk control secara regular selama 3 bulan.

Page 3: refrat om 2

Gambar 1. Eksoriasi lesi pada lengan bawah

Gambar 2. Lesi erythematous yang banyak dengan dengan ulserasi yang ringan pada bibir bawah dan lapisan hemorrhagic pada sebelah kanan bibir bawah.

Page 4: refrat om 2

Bab 3

Penularan syphilis disebabkan oleh Treponema pallidum. Dari beberapa dekade

lalu kenaikan yang signifikan pada prevalensi penularan syphilis di dunia. Syphilis paling

banyak diteukan di Eropa Timur dan peningkatan pada jumlah kecil di Eropa Barat dan

US. Perubahan epidemologi penyakit sifilis menunjukan terjadi kegagalan metode

kontrasepsi, seringnya berganti pasangan seks, pergaulan bebas seksual, kurangnya

pengetahuan. Di Eropa Timur peningkatan frekuensi sifilis di dominasi oleh heterosexual,

sedangkan di UK dan US, wabah terjadi pada heterosexual dan pada homoseksual.

PRIMARY SYPHILIS

Pada mulut, jarang ditemukan tanda sifilis primer karena adanya respon imun, lesi

oral pada sifilis primer biasanya tidak terdeteksi oleh pasien atau oleh dokter, dengan kata

lain jarang terjadi, lesi pada sifilis primer biasanya sulit membedakan dengan penyakit

mucocutaneous yang telah ada sebelumnya. Sifilis primer akibat dari kontak orogenital

Page 5: refrat om 2

atau oroanal dengan lesi yang menular. Berciuman mungkin dapat menularkan tetapi

jarang terjadi.

Manifestasi sifilis primer dalam mulut biasanya terjadi lesi ulseratif pada bibir, dan

kadang di lidah, pada faring dan tonsil juga biasanya terjadi. Uleserasi biasanya terlihat

dalam, merah ke ungungan, dengan dasar bewarna coklat dan juga dengan batas tidak

jelas. Ulserasi dari sifilis primer biasanya sulit dibedakan dengan solitaru ulserative

disorders. Lesi ulseratif yang paling jelas adalah adanya squamous cell carcinoma dan

limfoma non-Hodgkin’s

SECONDARY SYPHILIS