reformasi birokrasi bidang sumber daya manusia...

90
REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: Andi Alifesa Askari NIM. 1113112000021 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2019 M

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA

MANUSIA MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI

APARATUR SIPIL NEGARA DI KELURAHAN

PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN

2014-2017

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh:

Andi Alifesa Askari

NIM. 1113112000021

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/ 2019 M

Page 2: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA

MANUSIA MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI

APARATUR SIPIL NEGARA DI KELURAHAN

PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN

2014-2017

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Di Bawah Bimbingan:

Dr. Agus Nugraha

NIP. 196808012000031001

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/ 2019 M

Page 3: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA

MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA

DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN

2014-2017

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

prasyarat memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari kara orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Oktober 2019

Andi Alifesa Askari

Page 4: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Andi Alifesa Askari

NIM : 1113112000021

Program Studi : Ilmu Politik

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA

MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA

DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN

2014-2017

dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Jakarta, 22 Oktober 2019

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Pembimbing,

Dr. Iding Rosyidin, M.Si. Dr. Agus Nugraha, M.A.

NIP. 197010132005011003 NIP. 196808012000031001

Page 5: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI

PENINGKATAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA KELURAHAN

PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

Oleh

Andi Alifesa Askari

1113112000021

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal

01 November 2019 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelas Sarjana Sosial (S.sos) pada Program Studi Ilmu Politik.

Ketua, Sekretaris,

Dr. Iding Rosyidin, M.Si Suryani, M.Si.

NIP. 197010132005011003 NIP. 197704242007102003

Penguji I, Penguji II,

Dr. Haniah Hanafie, M.Si Dra. Hj. Gefarina Djohan, M.A

NIP.196105242000032002 NIP.196310241999032001

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 01 November

2019

Ketua Program Studi Ilmu Politik

FISIP UIN Jakarta

Dr. Iding Rosyidin, M.Si

NIP. 197010132005011003

Page 6: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

v

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang reformasi birokrasi bidang sumber daya

manysia di Kelurahan Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi reformasi birokrasi

bidang SDM yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Kelurahan

Pesanggrahan serta permasalahan dan hambatan dalam proses reformasi birokrasi

bidang SDM. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif

dan dilakukan di Kelurahan Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Dalam penelitian ini digunakan 2 teori, yaitu teori birokrasi dan reformasi

birokrasi. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa reformasi birokrasi yang

dilakukan oleh Kelurahan Pesanggrahan terbagi menjadi beberapa aspek yaitu

Pendidikan dan Pelatihan bagi aparatur kelurahan, peningkatan kualitas hidup

aparatur kelurahan, dan pembangunan infrastruktur untuk memperbaiki kualitas

pelayanan publik.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti,

ditemukan bahwa proses reformasi birokrasi bidang SDM yang dilakukan oleh

Kelurahan Pesanggrahan sudah berjalan dengan cukup baik, hal tersebut

dibuktikan dengan perbaikan kompetensi yang dilakukan oleh aparatur kelurahan

dengan mengikuti Diklat Pimpinan IV dan perbaikan kualitas hidup SDM aparatur

yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bagi aparatur Kelurahan

Pesanggrahan, tidak hanya itu dibangunya infrastruktur Pelayanan Terpadu Satu

Pintu juga mempercepat proses pelayanan perizinan ataupun non izin yang

diberikan kepada masyarakat.

Kata Kunci: Reformasi Birokrasi, Birokrasi, SDM

Page 7: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur terpanjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi berjudul Reformasi Birokrasi

bidang Sumber Daya Manusia Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Studi Kasus:

Peningkatan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Kelurahan Pesanggrahan Tahun

2014-2017 dapat diselesaikan. Shalawat serta salam tak lupa dihaturkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan kepada

umatnya menuju jalan kebenaran.

Atas rasa syukur ini penulis selayaknya berterimakasih kepada berbagai

pihak yang selama penulisan skripsi ini telah memberikan dukungan yang berarti

baik meteri maupun moral. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus

kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr.

Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, MA.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta Dr. Ali Munhanif, MA. Para Wakil Dekan, serta

segenap jajaran dan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya

pada program studi Ilmu Politik yang telah memberikan berbagai ilmu selama

masa studi penulis.

3. Ketua Program Studi Ilmu Politik Dr. Iding Rosyidin, M.Si dan Sekretaris

Program Studi Ilmu Politik Ibu Suryani, M.Si.

Page 8: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

vii

4. Dr. Agus Nugraha, M.A. selaku pembimbing penulis yang telah berkenan

menyediakan waktu untuk membantu, memberikan masukan dan saran

berharga selama penulisan skripsi.

5. Orang tua penulis, Ibu Dra. Lies Gustini tercinta serta adik penulis Andi

Almer Fachri. Berkat dukungan dan do’a mereka penulis menerima semangat

serta motivasi untuk terus belajar dan berkarya.

6. Para Pejabat dan staf Kelurahan Pesanggrahan khususnya Lurah pesanggrahan

Saryati, S.Sos dan Sekertaris kelurahan Bapak Fuad yang telah menyambut

hangat kehadiran penulis serta mengizinkan penulis untuk melakukan

observasi dan wawancara di lingkungan Kelurahan Pesanggrahan

7. Para Sahabat Penulis, Rakha Pramadika, Renata Al-Rasyid, Adrian Wisnu,

Alifcinko, Levin Soedarmawan, dan Sh.b. Serta teman-teman dan sahabat

terbaik penulis di lingkungan kampus khususnya Ilmu Politik angkatan 2013

yang telah menghadirkan kebahagiaan selama masa studi.

8. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat FISIP, yang telah menjadi

rumah dan tempat belajar yang Indah selama penulis melakukan studi di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka semua dengan yang terbaik

dan menjadikannya sebagai bagian dari amal ibadah.

Jakarta, 17 September 2019

Andi Alifesa Askari

Page 9: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJUAN SKRIPSI ....................... iv

ABSTRAK ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Pertanyaan Masalah .................................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 7

D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 8

E. Metode Penelitian ....................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 12

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KONSEPTUAL

A. Hubungan Politik dan Birokrasi .................................................. 14

B. Konsep Birokrasi ........................................................................ 20

C. Reformasi Birokrasi .................................................................... 32

D. Peraturan Presiden tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 36

E. Kerangka Berfikir ....................................................................... 38

BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN PESANGGRAHAN

A. Profil Kelurahan Pesanggrahan ................................................... 42

B. Jumlah Penduduk Kelurahan Pesanggrahan ............................... 47

C. Sumber Daya ASN Kelurahan Pesanggrahan ............................. 47

BAB IV REFORMASI BIDANG SDM DI KELURAHAN

PESANGGRAHAN

A. Kompetensi dan Hakikat Birokrasi ............................................. 50

B. Peningkatan Kompetensi ASN Kelurahan Pesanggrahan ........... 58

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan

Kompetensi dan Kinerja ASN Kelurahan Pesanggrahan ............ 63

D. Pembangunan Sarana pelayanan Publik ..................................... 66

E. Hambatan dalam Peningkatan Kompetensi ASN Pesanggrahan 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 74

B. Saran ........................................................................................... 75

Daftar Pustaka

Page 10: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

ix

DAFTAR TABEL

Tabel III.3.1 Penduduk Kelurahan Pesanggrahan ........................... 52

Tabel III.3.2 Klasifikasi Jenis Kelamin ASN Kelurahan ................ 53

Tabel III.3.3 Tingkat Pendidikan dan Jabatan ASN Kelurahan ...... 53

Tabel IV.4.1 Daftar status keikutsertaan Diklat Pim IV .................. 65

Page 11: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.A.3.1 Lambang Provinsi DKI Jakarta ................................. 48

Gambar III.A.3.2 Peta Provinsi DKI Jakarta ......................................... 49

Gambar III.A.3.3 Lokasi Kelurahan Pesanggrahan ............................... 49

Gambar III.A.3.4 Struktur Organisasi Kelurahan Pesanggrahan .......... 50

Gambar III.A.3.5 Kantor Kelurahan Pesanggrahan ............................... 51

Gambar IV.C.4.1 PTSP Kelurahan Pesanggrahan ................................. 69

Gambar IV.C.4.2 Ruang bermain anak Kelurahan Pesanggrahan ......... 72

Gambar IV.C.4.3 Ruang bermain anak Kelurahan Pesanggrahan ......... 73

Page 12: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jakarta sebagai ibukota Negara Indonesia memiliki banyak permasalahan

yang sejak dulu sampai saat ini belum dapat diselesaikan. Salah satunya isu

birokrasi yang tidak baik di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Birokrasi

dikalangan masyarakat sering dihubungkan dengan ketidakpuasan, rumit, dan

bertele-tele, gambaran ini menjelaskan bagaimana masyarakat merasa kecewa

terhadap pelayanan birokrasi Pemerintah DKI Jakarta. Untuk menangani hal ini

beberapa kebijakan dilakukan oleh Gubernur Jakarta, Salah satunya Reformasi

Birokrasi. Reformasi birokrasi dianggap oleh para pemimpin Jakarta sebagai

sebuah solusi pembenahan terhadap birokrasi.

Paradigma penyelenggaraan pemerintah daerah sebagaimana yang telah

diatur dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

menegaskan bahwa titik berat penyelenggaraan desentralisasi diletakkan pada

pemerintah kabupaten dan kota. Hal ini sesuai dengan batasan pengertian tentang

desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah pusat

kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalam sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penyelenggaraan pemerintah yang bersifat

desentralistik memerlukan adanya peningkatan kompetensi Aparatur

pemerintahan daerah serta partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

Page 13: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

2

pemerintah daerah.1 Untuk itu perlu adanya perubahan di dalam birokrasi

Pemerintah DKI Jakarta sebagai faktor penting dalam sistem pemerintahan

daerah, birokrasi harus memiliki wibawa namun juga dapat memberikan

pelayanan yang baik kepada masyarakat.

Salah satu konsekuensi dengan adanya paradigma yang dibawa oleh

Undang-Undang tersebut adalah perlunya Restrukturisasi Birokrasi Pemerintah

Daerah.2 Dominannya posisi dan peran birokrasi pemerintah dalam kehidupan

suatu masyarakat bangsa menuntut agar birokrasi tersebut mampu mengemban

misi, menyelenggarakan fungsi dan menjalankan semua aktivitas yang menjadi

tanggung jawabnya dengan tingkat efisiensi, efektifitas yang setinggi mungkin

dibarengi dengan orientasi pelayanan, bukan orientasi kekuasaan, dan

menampilkan perilaku yang fungsional.3

Dengan demikian birokasi dianggap instrumen yang paling penting dalam

pemerintahan. Sebelum membahas mengenai Reformasi Birokrasi, perlu kita

pahami apa itu birokrasi, Arti birokrasi secara garis besar adalah sebuah

organisasi besar yang didalamnya terdiri dari sekelompok pejabat yang bekerja

sama sesuai dengan peraturan yang berlaku. Birokrasi merupakan faktor utama

yang berperan dalam menciptakan pemerintahan yang baik (Good Government).

Sedangkan Reformasi diartikan sebagai sebuah gerakan untuk mengubah suatu

tatanan yang dianggap sudah tidak sesuai dengan zaman dikarenakan tidak bersih,

1Ayu Desiana, “Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah menuju Good Governance”,

Jurnal JMP Vol 1 No 1, (Juni 2014), h. 10. 2Mouzar Agustamar, “Restrukturisasi Birokrasi dan Pengembangan Good Governance”,

Jurnal Administrasi Publik dan Birokrasi Vol 1 No 1, (juli 2014), h. 4. 3Masyhudi, “Kinerja Birokrasi Pemerintah dalam Pelayanan Kepada Publik”, Jurnal

Aplikasi Ilmu-ilmu Agama Vol 6 No 1 (juni 2005), h. 48.

Page 14: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

3

tidak demokratis, dan lain-lain, sehingga secara garis besar Reformasi Birokrasi

dapat diartikan sebagai upaya mendasar untuk melakukan perubahan ke arah yang

lebih baik dan memiliki dampak terhadap struktur dan sistem dalam birokrasi itu

sendiri.

Pemerintah dengan wacana Reformasi Birokrasi yang telah lama

digulirkan sebetulnya memiliki sasaran mendasar berupa pola pikir sumber daya

manusia (SDM) aparatur dan sistem yang berjalan yang dapat mengendalikan

organisasi, tata laksana, SDM aparatur, pegawasan, dan pelayanan publik.4 Di

Jakarta sendiri Pemerintah DKI Jakarta telah mencanangkan Reformasi Birokrasi

sejak tahun 2008, dan kembali muncul ketika pemerintahan Gubernur Joko

Widodo. Setelah Joko Widodo terpilih sebagai Presiden Indonesia pada 2014

estafet kepemimpinan diambil oleh wakilnya yaitu Basuki Tjahaja Purnama.

Dimasa pemerintahannya Basuki alias Ahok dikenal dengan pribadi yang tegas

bahkan cenderung kasar dalam menghadapi isu-isu birokrasi yang menurutnya

tidak memiliki kinerja yang baik.

Pemerintahan Gubernur Ahok dihadapkan pada masalah surplus Aparatur

sipil Negara dengan beban kerja yang semakin sedikit bahkan tidak jelas, banyak

pegawai yang tidak produktif terkait dengan kinerja serta aspek kedisiplinan yang

tidak optimal karena hanya terbatas pada disiplin administratif dan kurang

berkolaborasi dengan produktifitas serta banyaknya pelanggaran seperti mark up

proyek Pemerintah, korupsi dan sebagainya menjadi penyebab perlunya

peningkatan kompetensi untuk ASN Pemerintah DKI. Pada masa

4Aldenila Berlianti Akny, “Mewujudkan Good Governance melalui Reformasi Birokrasi

di bidang SDM Aparatur untuk Peningkatan Kesejahteraan Pegawai”, Jurnal Jejaring

Administrasi Publik Vol 6 No 1, (Januari-Juni 2014), h. 416.

Page 15: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

4

kpemimpinannya, yang dilansir dalam BeritaSatu.com, Ahok dan wakilnya Djarot

Saiful Hidayat berupaya menjadikan Aparatur sipil Negara DKI Jakarta sebagai

pelayan masyarakat yang aksesibel, profesional, dan dapat diandalkan. Untuk itu

dilakukan peningkatan terhadap tunjangan dan standar kompetensi untuk

mengevaluasi kinerja ASN, pada rentang 2014-2017 Ahok-Djarot juga mendesain

sistem kepegawaian yang berpihak pada kompetensi, dan bukan nepotisme atau

senioritas sehingga upaya merealisasikan program Pemerintah dan melayani

masyarakat dapat terlaksana dengan baik.5

Penguatan terhadap peningkatan kualitas SDM Aparatur sipil Negara

didukung dengan disahkan nya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara pada tahun

2014 oleh DPR. Pada saat itu Ahok yang masih menjabat sebagai Wakil Gubernur

DKI Jakarta mengusulkan tiga hal yaitu, penurunan eselon pejabat struktural

seperti kepala dinas dan pencopotan jabatan sebagai ASN, perekrutan kepala

dinas dari kalangan profesional, dan usia pensiun ASN sampai 58-60 tahun.

Peraturan dalam Undang-Undang tersebut memberikan pengaruh besar

terhadap profesionalitas kinerja Aparatur Sipil Negara. Perekrutan hingga

pemberhentian ASN diatur secara jelas dan memberikan pola dinamisasi yang

lebih efektif dan efisien, dan bahkan untuk memberikan Reward dan Punishment

secara proporsional dan aplikatif. Penguatan terhadap ASN dengan Undang-

Undang Nomor 5 tahun 2014 yang didukung oleh Undang-Undang Nomor 25

tahun 2009 tentang pelayanan publik kemudian dijadikan sandaran utama dalam

5Dikutip dari http://www.beritasatu.com/megapolitan/411360-ini-reformasi-birokrasi-

yang-telah-dilakukan-ahokdjarot.html diakses pada 11 Oktober 2017

Page 16: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

5

meningkatkan kinerja pelayanan publik.6 Hal ini juga yang dijadikan oleh

Gubernur Ahok sebagai kekuatan untuk mereformasi birokrasi Pemerintah DKI

Jakarta dengan salah satunya peningkatan kompetensi SDM Aparatur Pemerintah.

Peningkatan kompetensi yang dilakukan di Kelurahan Pesanggrahan yang

merupakan bagian dari Pemerintah DKI Jakarta diharapkan dapat menempatkan

para pejabat eselon ditempat yang sesuai dengan kompetensinya, sehingga

bidang yang dikerjakan dapat terlaksana dengan tepat, cepat, dan dapat dirasakan

hasilnya.

Pemerintah DKI pasca ditetapkan nya Undang-Undang ASN tahun 2014

secara masif melakukan rotasi ataupun mutasi terhadap pejabat Pemerintah, salah

satunya dengan seleksi terbuka untuk menempati posisi jabatan Eselon IV setara

Lurah dan Camat, Eselon III setara Kepala Suku Dinas, dan juga Eselon II setara

Kepala Badan atau Kepala Dinas. Dengan seleksi terbuka yang dilakukan

tersebut kemudian dapat diikuti oleh siapa saja yang memiliki kompetensi sesuai

dengan yang dibutuhkan.

Pada tahun 2016 misalnya, seperti yang dilansir dari

mediaindonesia.com, Pemerintah DKI Jakarta melakukan perombakan dengan

melantik, menurunkan, atau memindahkan jabatan terhadap 513 ASN yang terdiri

atas 12 pejabat Eselon II, 95 pejabat Eselon III, dan 406 pejabat Eselon IV.7 Di

tahun yang sama terdapat tiga Kepala Dinas Pemerintah DKI Jakarta yang juga

diganti oleh Ahok. Perombakan yang terjadi di Pemerintah DKI Jakarta

6Hayat, “Peneguhan Reformasi Birokrasi melalui Penilaian Kinerja Pelayanan Publik”,

Jurnal Ilmu Sosial Ilmu Politik Volume 20 No 2, (November 2016), h. 176. 7Dikutip dari http://www.mediaindonesia.com/index.php/news/read/51613/rombak-

pejabat-ahok-ingin-terapkan-reformasi-birokrasi/2016-06-17 diakses 12 Oktober 2017

Page 17: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

6

merupakan upaya Pemerintah dalam melaksanakan Undang-Undang ASN No 5

tahun 2014.

Keberhasilan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kelurahan

keseluruhan tentunya dipengaruhi pula oleh kualitas Sumber Daya Manusia dalam

organisasi dalam hal ini SDM Kelurahan Pesanggrahan, mempunyai arti yang

sama pentingnya dengan pekerjaan itu sendiri, maka kompetensi menjadi aspek

yang menentukan keberhasilan ASN dalam melakukan kinerja pelayanan terhadap

masyarakat.

Salah satu ukuran suatu pekerjaan dilakukan secara efektif adalah dengan

mengukur kompetensi ASN itu sendiri, dengan mengetahui kompetensi yang

dimiliki ASN maka perencanaan SDM Aparatur Kelurahan Pesanggrahan akan

lebih baik hasilnya.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan fokus penelitian tentang peningkatan kompetensi ASN Kelurahan

Pesanggrahan dengan pertimbangan bahwa pentingnya ASN menduduki suatu

jabatan tertentu dengan kompetensi yang tepat dan sesuai dengan arah pencapaian

tujuan dan sasaran organisasi kelurahan.

Kemudian observasi awal penulis menemukan bahwa terjadi kesenjangan

kompetensi anatara pejabat eselon IV dengan staf di Kelurahan Pesanggrahan,

salah satunya disebabkan oleh pendidikan dan pelatihan kepemimpinan IV hanya

dapat diikuti oleh pejabat eselon IV dan tidak bisa diikuti oleh staf kelurahan, hal

tersebut menyebabkan terjadinya kesenjangan skill, knowledge, dan motives

antara pejabat eselon IV dan staf di Kelurahan Pesanggrahan

Page 18: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

7

B. Pertanyaan Masalah

1. Bagaimana bentuk pelaksanaan reformasi birokrasi bidang SDM pada

peningkatan kompetensi Aparatur Sipil Negara di Kelurahan

Pesanggrahan

2. Apa hambatan-hambatan yang mempengaruhi peningkatan kompetensi

ASN di Kelurahan Pesanggrahan

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Pelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk Reformasi Birokrasi

bidang SDM di Kelurahan Pesanggrahan terutama dalam hal kompetensi

Aparatur didalamnya, yang ditelaah dalam bidang pembangunan politik

2. Untuk mengetahui apa saja hambatan dalam upaya reformasi birokrasi

yang dilakukan di Kelurahan Pesanggrahan tahun 2014-2017

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik

Untuk memperkaya khazanah Politik, Peneliti berharap agar proposal

penelitian ini dapat berguna bagi studi Ilmu Politik khususnya dalam mata

kuliah Pembangunan Politik dengan fokus Reformasi Birokrasi bidang SDM

dalam pembangunan politik di Kelurahan Pesanggrahan. Dibahas secara

komprehensif dengan menggunakan teori Politik.

2. Manfaat Praktis

Page 19: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

8

Penelitian ini pada dasarnya memiliki dua keuntungan, bagi peneliti dan

pembaca. Bagi Peneliti, penelitian ini bertujuan untuk menambah ilmu yang

dimiliki oleh Peneliti, dan juga dapat mengetahui serta mempelajari

bagaimana Reformasi Birokrasi bidang SDM di Kelurahan Pesanggrahan

Jakarta Selatan tahun 2014-2017. Dan bagi para pembaca, penelitian ini

diharapkan dapat menjawab bagaimana dampak Reformasi Birokrasi terhadap

layanan publik.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, ada beberapa literature yang penulis jadikan referensi

sebagai acuan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Penulis juga

menggunakan beberapa literature terdahulu yang digunakan sebagai perbandingan

dalam penelitian Reformasi Birokrasi bidang Sumber Daya Manusia Aparatur

sipil Negara Studi Peningkatan Kompetensi ASN di Kelurahan Pesanggrahan

Jakarta Selatan Tahun 2014-2017 yaitu;

Skripsi yang berjudul Reformasi Birokrasi di Era Pemerintahan Susilo

Bambang Yudhoyono 2009-2014 yang ditulis oleh Novita Sari, Mahasiswi Ilmu

Administrasi Negara, Universitas Lampung tahun 2016. Fokus penelitian dalam

skripsi ini adalah analisa terhadap cara yang digunakan Pemrintahan Susilo

Bambang Yudhoyono dalam mereformasi birokrasi dalam upaya pemberantasan

korupsi. Ada perbedaan tentang penelitian skripsi ini dengan skripsi penulis yaitu

penulis lebih memfokuskan Reformasi Birokrasi di bidang SDM yang dilakukan

oleh Pemerintah DKI Jakarta tahun 2014-2017 terhadap Kelurahan Pesanggrahan

Page 20: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

9

dalam bentuk peningkatan kompetensi ASN dan dampaknya terhadap kinerja

pelayanan publik.

Jurnal dengan judul Implementasi Reformasi Birokrasi terhadap Kinerja

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Surabaya I yang ditulis oleh

Lailatul Rizka dalam Jurnal Ilmu dan Riset Akutansi, Volume 3, Nomor 4, Juli

2014. Fokus dalam jurnal ini adalah analisa tentang kinerja Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara Suranaya I dengan menggunakan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Nomor 38 Tahun 2012 sebagai acuan, menilai kinerja Aparatur Sipil Negara di

KPPN Surabaya I. Ada perbedaan tentang Jurnal ini dengan Skripsi penulis yaitu,

dalam Jurnal ini dijelaskan bahwa reformasi birokrasi dilakukan untuk

meningkatkan pelayanan publik, skripsi penulis menjelaskan bagaimana reformasi

birokrasi dengan peningkatan kompetensi ASN efektif meningkatkan tingkat

pelayanan terhadap pelayanan publik.

Jurnal dengan judul Reformasi Birokrasi yang ditulis oleh Rumzi Samin

dalam Jurnal Fisip Umrah, Volume 2, Nomor 2, Maret 2011. Fokus dalam jurnal

ini adalah analisa secara general tentang Reformasi Birokrasi yang ada di

Indonesia dengan tujuan terciptanya pemerintahan yang baik atau Good

Governance. Ada perbedaan tentang jurnal ini dengan skripsi penulis yaitu, dalam

jurnal ini menjelaskan asas-asas birokrasi dan tujuan dari reformasi birokrasi

secara umum. Skripsi penulis memfokuskan analisa terhadap reformasi birokrasi

yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta dalam kurun tahun 2014-2017

Page 21: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

10

terhadap Kelurahan Pesanggrahan dengan cara peningkatan kompetensi ASN

dengan tujuan peningkatan pelayanan publik.

Jurnal dengan judul Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah menuju

Good Governance yang ditulis oleh Ayu Desiana dalam jurnal JMP, Volume 1,

Nomor 1, Juni 2014. Fokus dalam jurnal ini adalah analisa tentang upaya-upaya

yang dilakukan untuk mereformasi birokrasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah untuk menuju Good Governance. Ada perbedaan tentang

jurnal ini dengan skripsi penulis, dalam jurnal ini memfokuskan pada prinsip-

prinsip Good Governance sehingga reformasi birokrasi dibutuhkan untuk

mencapai prinsip-prinsip tersebut. Skripsi penulis memfokuskan pada reformasi

birokrasi yang dilakukan Pemerintah DKI Jakarta dalam kurun tahun 2014-2017

terhadap Kelurahan Pesanggrahan dengan cara peningkatan kompetensi ASN

dengan tujuan peningkatan pelayanan publik.

Jurnal dengan judul Kinerja Birokrasi Pemerintah dalam Pelayanan

Kepada Publik yang ditulis oleh Masyhudi dalam jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu

Agama, Volume 6, Nomor 1, Juni 2005. Fokus dalam jurnal ini adalah kajian

mengenai prinsip-prinsip dari birokrasi pemerintah dan suprastruktur dari tubuh

birokrasi dan tujuan mulia birokrasi pemerintah dalam menciptakan prinsip-

prinsip Good Governance. Ada perbedaan tentang jurnal ini dengan skripsi

penulis, dalam jurnal ini fokus analisanya adalah prinsip-prinsip dari birokrasi

dan tujuannya menciptakan Good Governance. Skripsi penulis memfokuskan

pada reformasi birokrasi yang dilakukan Pemerintah DKI Jakarta dalam kurun

Page 22: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

11

tahun 2014-2017 terhadap Kelurahan Pesanggrahan dengan cara peningkatan

kompetensi ASN dengan tujuan peningkatan pelayanan publik.

E. Metode Penelitian

1. Tipe atau jenis penelitian

Metode yang digunakan peneliti adalah metode penelitian kualitatif yang

bersifat deskriptif analisis. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang

temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk

hitungan lainnya dan bertujuan untuk mengungkapkan gejala secara

kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan

diri peneliti sebagai instrument kunci.8 Data dalam penelitian kualitatif adalah

data deskriptif yang berbentuk kata-kata, gambar-gambar, atau rekaman. Data

ini tentunya akan diuraikan secara deskriptif analisis.

2. Teknik pengumpulan data

Ada beberapa Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

penelitian ini, yaitu;

a. Wawancara

Sumber data yang diperoleh oleh penulis dalam penelitian ini

melalui wawancara. Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung

antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk

tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik

8Nusa Putra, Metode kualitatif pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2013), h. 15.

Page 23: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

12

responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara

verbal.9

b. Studi Literatur

Pengumpulan data dilakukan melalui studi literature yang sudah

penulis siapkan yang relevan dengan judul yang akan penulis teliti.

Dimana penulis akan mengambil data yang berasal dari buku-buku,

jurnal tentang reformasi birokrasi, skripsi tentang reformasi birokrasi

di pemerintahan, jurnal tentang pembangunan politik dan reformasi

birokrasi, skripsi tentang pembangunan politik dan reformasi birokrasi,

artikel-artikel yang berkaitan dengan reformasi birokrasi di Pemerintah

DKI Jakarta tahun 2014-2017, pembangunan politik.

3. Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh melalui studi literature akan dianalisis oleh

penulis dengan Teknik deskriptif analisis.

F. Sistematika Penulisan

Penulis membuat sistematika penulisan skripsi ini yang terdiri dari lima

bab, yaitu;

BAB I: Penulis menjelaskan mengenai latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

teoritis, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

9Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, h. 17.

Page 24: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

13

BAB II: Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan penulis

sebagai acuan dalam pembuatan skripsi, yaitu Teori Reformasi Birokrasi dan

Teori birokrasi. Bab ini merupakan landasan konseptual dalam skripsi ini

BAB III: Dalam bab ini penulis akan memfokuskan pada profil

Pemerintah DKI Jakarta dan Kelurahan Pesanggrahan serta visi dan misi yang

dimiliki, serta kebijakan mengenai reformasi bidang sdm yang sudah dilakukan.

BAB IV: Penulis akan menganalisis hasil penelitian yang sudah

dilakukan. Analisis yang dilakukan yaitu Reformasi Birokrasi bidang SDM

dengan cara peningkatan kompetensi Aparatur Sipil Negara yang dilakukan oleh

Kelurahan Pesanggrahan dan keefektifan peningkatan kompetensi ASN dalam

meningkatkan pelayanan publik.

BAB V: Bab ini merupakan bab terakhir dalam skripsi ini. Dalam bab ini

membahas tentang kesimpulan dan saran penelitian oleh penulis

Page 25: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

14

BAB II

KERANGKA TEORITIS DAN KONSEPTUAL

A. Hubungan Politik dan Birokrasi

Politik dan birokrasi pada realitanya tidak dapat dipisahkan antara satu

dengan yang lain. Politik dan birokrasi saling mengisi antara satu sama lain,

birokrasi identik dengan keteraturan, sistematis, dan kaku namun disamping itu

birokrasi merupakan garda terdepan dalam urusan pelayanan terhadap rakyat.

Birokrasi akan selalu ada didalam pemerintahan suatu negara baik di tingkat

nasional, provinsi, dan seterusnya.10

Birokrasi menekankan pada efisiensi dan kecepatan dalam mencapai

tujuan. Menurut Bintoro Tjokroamidjojo, tujuan sebenarnya dari adanya birokrasi

adalah agar pekerjaan terselsaikan secara cepat dan terorganisir. Namun, birokrasi

di Indonesia sering diidentikan dengan kinerja yang rumit, tidak jelas, lama dalam

proses pelayanan, penuh dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme.11

Kemudian, politik pada dasarnya berkaitan dengan kekuasaan. Politik

merupakan alat untuk memaksakan kehendak suatu pihak kepada pihak lain

dengan cara-cara tertentu. Individu yang berpolitik memiliki orientasi untuk

memperoleh kekuasaan, dengan asumsi jika invidu tersebut dapat memperoleh

kekuasaan, kekuasaan tersebut akan digunakan sebagai alat untuk menanamkan

10

Ikhwani Ratna, “Reformasi Birokrasi Terhadap Penataan Pola Hubungan Jabatan

Politik Dan Karir Dalam Birokrasi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau”, Jurnal Sosial

Budaya Vol.9 No. 1, (Januari-Juli 2012), h. 18. 11

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), h. 36.

Page 26: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

15

pengaruhnya terhadap orang lain. Misalnya suatu individu dicalonkan oleh partai

tertentu untuk menjadi anggota legislative. Setelah terpilih, individu tersebut akan

memasukan kepentingan-kepentingan dari partai yang mengusungnya, kemudian

kepentingan pribadi, kemudian kepentingan konstituen nya dalam setiap

kebijakan yang dirumuskan.

Menurut Miriam Budiardjo, politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari

seluruh masyarakat atau public goals dan bukan tujuan pribadi atau private goals.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa politik yang dijalankan oleh suatu negara

harus dilaksanakan dengan tujuan mensejahterakan rakyat dan bukan hanya

menguntungkan salah satu pihak. Singkatnya, politik adalah instrument untuk

mewujudkan tujuan-tujuan seluruh masyarakat. Konsep-konsep pokok yang

terkait dengan politik adalah:12

1. Negara (state)

2. Kekuasaan (power)

3. Pembagian kebijakan (decision making)

4. Kebijakan (policy)

5. Pembagian (distribution) atau alokasi (allocation) kekuasaan.

Sedangkan birokrasi dapat didefinisikan sebagai kantor pemerintah atau

organisasi pemerintah,. Birokrasi juga dapat dikatakan organisasi yang dibentuk

untuk mencapai satu tujuan tertentu, terorganisir secara hirearki dengan perintah

12

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 36.

Page 27: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

16

yang tegas, pembagian kerja yang jelas, memiliki peraturan umum, karyawan

dipilih berdasarkan kompetensi. Birokrasi seperti yang sebelumnya penulis

katakan, merupakan garda terdepan dalam tugasnya sebagai pelayan masyarakat.13

Dalam praktiknya, birokrasi seharusnya mengutamakan kepentingan

umum, akan tetapi faktanya birokrasi di Indonesia seringkali hanya

menguntungkan pihak-pihak tertentu. Terbukti dengan banyaknya kasus yang

terjadi didalam tubuh birokrasi di Indonesia, seperti fenomena penerimaan suap

atau pungutan liar yang dilakukan oleh para birokrat di Indonesia.

Sistem birokrasi yang ada menempatkan birokrasi sebagai penguasa,

bukan sebagai pelayan masyarakat. Hal ini juga tidak terlepas dari para pejabat

yang berkuasa berlindung dalam kekuatan politik. Terlepas dari asumsi bahwa

politik dan birokrasi memiliki sinergi positif yang tidak dapat dibantah, di

Indonesia seringkali sinergi ini memiliki arti tersendiri, yaitu bayangan politik

secara negatif ditubuh birokrasi itu sendiri.

Birokrasi sebagai pemegang tugas utama dalam pelayanan terhadap

masyarakat sering dihadapkan dengan situasi yang dilematis, dimana birokrasi

sering dijadikan sebagai alat politik untuk memperoleh ataupun mempertahankan

kekuasaan dalam pemerintahan. Realitanya birokrasi memang sulit terlepas dari

bayang-bayang politik, hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa banyak dari birokrat

berasal dari politisi yang juga menduduki jabatan dalam partai politik. Untuk

13

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, h. 33.

Page 28: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

17

mengembalikan fungsi dan peran birokrasi yang sebenarnya yaitu sebagai

administrator publik maka diperlukan adanya reformasi birokrasi.

Banyak pandangan tentang hubungan antara politik dan birokrasi ketika

keduanya berjalan bersama. Pandangan yang pertama bahwa birokrasi terkesan

menjadi penghambat berlangsungnya pemenuhan tujuan-tujuan politik, sedangkan

pandangan selanjutnya yaitu bahwa politiklah yang menjadi kambing hitam dari

segala permasalahan yang terjadi pada birokrasi. Politik cenderung merubah

birokrasi dari kodrat aslinya.14

Dalam pemikiran klasik, seperti terungkap dalam pemikiran Woodrow

Wilson yang tertuang dalam The Study of Administration, politik dan birokrasi

yang merupakan institusi yang mewakili dunia administrasi merupakan dua hal

yang berbeda, terpisah, dan dominatif, bagi Wilson, politik adalah urusan

formulasi kebijakan yang menjadi hak para politisi yang dipilih melalui pemilihan

umum. Sementara administrasi dengan birokrasinya merupakan persoalan

bagaimana mengimplementasikan kebijakan yang dibuat para politisi secara

efektif dan efisien.15

Sejarah mencatat bahwa pemikiran ini sangat mempengaruhi

perkembangan pemikiran generasi ilmuan administrasi publik pasca Wilson.

Sebut saja Leonard D. White, pada tahun 1926 White dengan tegas

mengungkapkan bahwa administrasi terkait dengan masalah bagaimana mengatur

14

Ikhwani Ratna, “Reformasi Birokrasi Terhadap Penataan Pola Hubungan Jabatan

Politik Dan Karir Dalam Birokrasi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau”, Jurnal Sosial

Budaya Vol.9 No. 1, (Januari-Juli 2012), h. 18. 15

Alamsyah, “Reposisi Peran Birokrasi Publik dalam Proses Politik Lokal”, Jurnal

Politik dan Birokrasi Vol.2, (2003), h. 56.

Page 29: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

18

orang-orang dan barang-barang material untuk mencapai tujuan tertentu.

Kemudian Frank J Goodnow mengatakan bahwa kendati sama-sama melekat pada

institusi pemerintahan, tetapi politik dan administrasi merupakan dua fungsi yang

berbeda. Politik adalah fungsi yang berkaitan dengan masalah expression the state

will dan administrasi adalah fungsi yang berkenaan soal the execution of these

policies.16

Pada kenyataanya, pemikiran yang diungkapkan oleh wilsonian seperti

yang disebut diatas tidak mampu mencegah terlibatnya birokrasi dalam proses

politik, asusmsi wilsonian bahwa birokrasi hanya menjadi eksekutor dan

implementor dengan kapabilitas yang mumpuni untuk menjalankan kebijakan

tanpa memiliki kepentingan politik tertentu, tidak terjadi sesuai dengan apa yang

diungkapkan oleh pemikir wilsonian.17

Birokrasi nyatanya bukan sekumpulan orang yang berkutat pada sebuah

sistem dan prosedur tertentu, namun birokrasi juga memiliki perbedaan

pandangan, kepentingan, nilai ataupun motivasi yang menciptakan sebuah

masalah di dalam tubuh birokrasi itu sendiri. Masalah yang pada masa kini

utamanya, menimbulkan “kegaduhan” dalam proses pelayanan birokrasi kepada

masyarakat. Birokrasi cenderung terorganisir dalam proses politiknya, birokrasi

sering digambarkan sebagai institusi pemenuhan janji politik penguasa.

Maksudnya, birokrasi diisi oleh segelintir orang yang berasal dari partai politik

16

Alamsyah, “Reposisi Peran Birokrasi Publik dalam Proses Politik Lokal” , h. 57. 17

Alamsyah, “Reposisi Peran Birokrasi Publik dalam Proses Politik Lokal”, h. 58.

Page 30: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

19

tertentu yang memenangi sebuah kontestasi politik seperti pemilihan umum

kepala daerah atau pemilihan presiden.

Birokrasi yang terorganisir menjadi birokrasi yang penuh dengan

pemakluman, yang awalnya berfungsi sebagai pelayan rakyat, kini menjadi

pelayan golongan. Pada dasarnya Birokrasi melaksanakan atau merupakan

pelaksana dari kebijakan publik, sedangkan politik sebagai aktor yang membuat

kebijakan tersebut. Sehingga, apabila pembuat kebijakan lebih mementingkan

kepentingan golongan tertentu maka alur birokrasi akan mengikutinya .

Dalam proses menjalankan suatu kebijakan, birokrasi negara tidak akan

lepas dari lingkungan politiknya, berjalan atau tidak berjalannya kebijakan akan

sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan politik dari birokrasi itu sendiri.

Pengaruh pengaruh tersebut dapat berlangsung dari lingkup internal, eksternal,

resmi, ataupun non resmi. Guy Peters dalam pandangannya tentang dimensi

pengaruh politik suatu negara terhadap jalannya administrasi publik yang

dijalankan birokrasi-birokrasi negara, membaginya menjadi dua dimensi. Dimensi

yang disampaikannya berdasarkan pada sejumlah aktivitas politik yang dilakukan

seorang administrator publik, yaitu dimensi internal-eksternal, dan yang kedua

adalah formal-informal.18

Dimensi pertama, internal-eksternal, khususnya internal, menjelaskan

tentang kegiatan-kegiatan politik di dalam suatu birokrasi yang berupaya mencari

sejumlah masukan dari kelompok kepentingan, partisan, eksekutif politik, dan

18

Alamsyah, “Reposisi Peran Birokrasi Publik dalam Proses Politik Lokal”, h. 67

Page 31: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

20

sejumlah besar sumber-sumber lain guna membuat suatu kebijakan. Pada sisi

eksternal, adalah kegiatan-kegiatan politik birokrasi yang berupaya mencapai

pemeliharaan dan perkembangan organisasi. Dimensi kedua, formal-informal,

yaitu mengenai sifat resmi dari suatu politik administrasi.19

Para administrator publik berinteraksi dengan pejabat-pejabat resmi

pemerintahan (DPR, eksekutif, perwakilan-perwakilan daerah), selain itu para

administrator publik juga bersentuhan dengan para actor politik tidak resmi seperti

tokoh-tokoh masyarakat, para pengacara, kelompok penekan, dan sejenisnya. Sifat

formal ataupun informal sulit untuk dibedakan, sebab terkadang terdapat lobi-lobi

tidak resmi antara birokrat publik dengan para anggota DPR, misalnya dalam

menjalankan suatu proyek pembangunan.

B. Teori Birokrasi

1. Definisi dan hakikat Birokrasi

a. Definisi Birokrasi

Pada awalnya, seorang biroktat (bureaucrat) adalah seorang

penulis (scribe) yang muncul pertama kali sebagai seorang professional

pada awal muncul kota Sumeria, dalam perkembangannya, berkembang ke

kekaisaran besar seperti Persia. Birokrasi berkembang ke ranah

pemerintah dan mengembangkan fungsinya. Birokrasi secara etimologi

berasal dari dua kata yaitu “bureau” yang berarti meja dan “kratia” yang

berati pemerintah. Pada awalnya penggunaan kata ini bertujuan untuk

19

Alamsyah, “Reposisi Peran Birokrasi Publik dalam Proses Politik Lokal”, h. 70

Page 32: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

21

merujuk pada sebuah sistematika kegiatan kerja yang diatur atau

diperintah oleh suatu kantor melalui kegiatan-kegiatan administrasi.20

Seperti yang sebelumnya penulis katakan, konsep birokrasi sudah

ada sejak zaman kuno, digunakan sejak abad 18 di Eropa Barat, yang tidak

hanya menunjuk pada meja tulis, tetapi dtunjukkan kepada seorang

pegawai (office), yaitu satu tempat kerja, dimana pegawai bekerja. Term

birokrasi dikenal luas sebelum revolusi Prancis tahun 1789. Aslinya di

Prancis, bureau adalah baize, yang berarti penutup meja atau cover desk,

dalam Bahasa yunani dikenal dengan suffix kratia atau kratos yang berarti

kekuasaan (power) atau aturan (rule).21

Birokrasi merupakan konsep yang berasal dari ilmu politik yang

menunjuk pada cara pelaksanaan administrasi dan penguatan aturan-aturan

hokum yang diorganisir secara sosial. Ada empat konsep sentral dari

pengertian birokrasi.22

1. Divisi yang didefinisikan dengan baik mengenai pekerjaan

administrasi diantara person dan pegawai.

2. Suatu sistem personal dengan pola yang tetap yang berkaitan

dengan rekrutmen dan penjenjangan karier yang stabil.

20

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), h. 33. 21

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, h. 34. 22

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik.

Page 33: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

22

3. Sebuah hierarki antara pegawai, otoritas, dan status

didistribusikan secara beda antarpelaku

4. Jaringan formal dan informal yang menghubungkan actor

organisasi dengan satu yang lain melalui alur informasi dan

pola koperasi.

Menurut Farel Heady, birokrasi adalah struktur tertentu yang

memiliki karakteristik tertentu yaitu hierarki, diferensiasi, dan kualifikasi

atau kompetensi. Hierarki berkaitan dengan struktur jabatan yang

berdampak pada perbedaan tugas dan wewenang diantara anggota

organisasi. Diferensiasi kemudian dimaksudkan sebaga perbedaan tugas

anggota organisasi dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan kualifikasi

atau kompetensi adalah seorang birokrat harus memiliki kualifikasi atau

kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya.23

Selanjutnya, Hegel dalam pandangannya mengartikan birokrasi

sebagai intitusi yang menduduki posisi organik yang netral di dalam

struktur sosial yang memiliki fungsi penghubung antara Negara yang

memanifestasikan kepentingan umum, dan masyarakat sipil yang mewakili

kepentingan khusus dalam masyarakat. Hegel melihat bahwa birokrasi

memiliki peran yang strategis dalam menyatukan persepsi antara

pemerintah dan masyarakat sehingga tidak terjadi kekacauan.24

23

M. Harun Alrasyid, “Reformasi Birokrasi”, Jurnal Madani Edisi I, (Mei 2007), h. 4. 24

M. Harun Alrasyid, “Reformasi Birokrasi”, Jurnal Madani Edisi I, h. 4.

Page 34: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

23

Kemudian, Berbeda dengan pendapat ahli lainnya, Karl Marx

secara tegas mengatakan bahwa birokrasi adalah sebuah organisasi yang

memiliki sifat parasit dan eksploitatif, birokrasi adalah alat bagi penguasa

untuk mengeksploitasi kelas yang dikuasai, birokrasi menurutnya memiliki

fungsi sebagai alat untuk mempertahankan status quo yang merupakan

kepentingan kaum kapital, birokrasi dibentuk dengan tujuan pemenuhan

kesejahteraan kaum penguasa.25

b. Hakikat Birokrasi

Birokrat tidak identik dengan birokrasi. Birokrat adalah anggota

satu birokrasi yang terdiri atas administrasi organisasi dan dari berbagai

bentuk, walaupun istilah birokrat mengandung arti sebagai seseorang

dalam satu institusi pemerintah atau perusahaan. Pekerjaan birokrat

merupakan pekerjaan meja (desk job) meski biroktat modern ditemukan di

lapangan. Max Weber mendefinisikan seorang birokrat sebagai berikut:26

1. Secara personal bebas dan ditunjuk untuk posisi tertentu.

2. Dia mempraktikan otoritas yang didelegasikan kepadanya dalam

kaitannya dengan aturan-aturan, dan loyalitasnya yang ditentukan

atas nama kepercayaan untuk tugas pekerjaannya.

3. Penunjukan atau pengangkatan dan penempatan pekerjaan

berdasarkan kualifikasi teknisnya

4. Pekerjaan administratifnya merupakan full time.

25

M. Harun Alrasyid, “Reformasi Birokrasi”, h. 5. 26

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), h. 35.

Page 35: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

24

5. Pekerjaannya dihargai dengan gaji yang regular dan prospek

pencapaian karir satu waktu tertentu.

6. Dia harus melatih pendapatnya dan keahliannya, tetapi tugasnya

adalah menempatkan semua ini pada pelayanan kepada otoritas

yang lebih tinggi.

7. Kontrol birokrasi adalah penggunaan aturan, regulasi, dan otoritas

formal untuk menuntun perilaku.

Birokrasi sejak awal merupakan lembaga yang ditempatkan diatas

masyarakat. Birokrasi selalu melayani kepentingan birokrasi, karena

sifatnya struktur dalam organisasi, terutama dalam sistem birokrasi

pemerintahan. Birokrasi menurut setiawan, adalah keseluruhan organisasi

pemerintah yang menjalankan tugas-tugas Negara dalam berbagai unit

organisasi pemerintahan di bawah kementrian dan lembaga non-

kementrian, baik di tingkat pusat maupun di daerah, seperti di tingkat

propinsi, kabupaten/kota dan kecamatan, bahkan pada tingkat

desa/kelurahan.27

Sehingga birokrasi dapat diartikan sebagai lembaga yang

melaksanakan pemerintahan, birokrasi memiliki sifat delegasi wewenang,

pembagian kerja, mekanisme administrasi, dan termasuk juga pelaksanaan

tugas dan pengawasannya. Birokrasi dapat dikatakan pula sebagai suatu

tatanan yang memiliki otoritas dalam mengatur dan melaksanakan tugas

27

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, h. 36.

Page 36: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

25

pemerintahan. Ciri dari birokrasi adalah adanya kelompok penguasa dan

metode pemerintahan.28

S. Ramachander menjelaskan bahwa apa yang menjadi pusat

perhatian dari Max Weber ialah persoalan mengenai apakah yang

membuat orang-orang mematuhi perintah dan mau melakukan apa yang

diperintahkan kepadanya, hal tersebut menjadi penting jika dalam suatu

tatanan masyarakat terjadi proses perubahan sosial yang terjadi secara

kolektif. Melihat fenomena tersebut Weber memisahkan antara kekuasaan

(power) dan kewenangan (authority), dia menjelaskan bahwa kekuasaan

merupakan kemampuan untuk memobilisasi sekelompok orang dengan

kekuatan, sedangkan wewenang diartikan sebagai perintah yang oleh

sekelompok orang dipatuhi berdasarkan kemauan nya sendiri. Sehingga

dengan membedakan dua hala tersebut, dapat menjelaskan apa faktor yang

menyebabkan sekelompok orang dapat mematuhi perintah yang diberikan

kepada nya.29

Weber menjelaskan tiga tipe otoritas yang berbeda, ketiga otoritas

tersebut yaitu pertama ialah otoritas karismatik, yaitu suatu kepatuhan

yang dibenarkan karena orang yang memberikan tatanan memiliki

beberapa kesucian atau semua karakteristik yang dikenal, dapat diartikan

bahwa seorang pemimpin yang memiliki karisma semenjak lahir atau

28

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik. 29

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, h. 37.

Page 37: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

26

pembawaan yang melekat pada dirinya sebagai sebuah kelebihan yang

tidak bisa diturunkan kepada orang lain adalah alat untuk menggerakan

orang orang yang dipimpinnya.

Tipe otoritas yang kedua adalah otoritas tradisional. Dalam otoritas

yang sedemikian ini, semua perintah mungkin dipatuhi karena adanya rasa

hormat terhadap pola-pola tatanan lama yang telah mapan. Dalam

kehidupan masyarakat Indonesia, tipe otoritas ini mungkin tidaklah asing,

kita dapat melihat tipe otoritas ini saat prosesi pernikahan yang mengikuti

adat istiadat yang sudah berlaku sejak lama.

Selanjutnya, tipe otoritas yang ketiga adalah tipe otoritas legal,

dimana manusia mungkin percaya bahwa seseorang yang memberikan

tatanan adalah berbuat sesuai dengan tugas-tugasnya sebagaimana yang di

dalam suatu kitab undang-undang dan peraturan. Tipe otoritas ketiga ini

memiliki ciri rasional yang dibuktikan dengan semakin besarnya staf

birokratis.30

Lebih lanjut Max Weber mengemukakan menegnai legitimasi,

Weber menjelaskan bahwa legitimasi adalah dasar dari mayoritas sistem

otoritas. Kemudian menurutnya terdapat lima legitimasi yang berkaitan

erat dengan otoritas, berikut adalah lima legitimasi tersebut:31

30

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik.

31

Ali Abdul Wakhid, “Eksistensi Konsep Birokrasi Max Weber dalam Reformasi

Birokrasi di Indonesia”, Jurnal TAPIs Vol.7 No.13, (Juli-Desember 2011), h. 130.

Page 38: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

27

1. Peraturan yang sah, maka dapat menuntut kepatuhan dari para

anggota organisasi

2. Hukum merupakan suatu sistem aturan abstrak yang ditetapkan

pada kasus tertentu, sedangkan administrasi mengurus

kepentingan organisasi dengan batasan hukum yang jelas

3. Manusia yang menjalankan otoritas, juga memiliki tatanan

impersonal

4. Hanya anggota yang taat yang benar-benar mematuhi hukum

5. Kepatuhan seharusnya tidak kepada tatanan impersonal yang

menjaminnya untuk menduduki jabatan

2. Tipe Ideal Birokrasi Max Weber

Dalam pandangannya, Weber melihat bahwa birokrasi merupakan

bentuk organisasi yang paling baik sebagai alat penerapan kewenangan yang

legal, jika wewenang legal membutuhkan suatu pemerintahan berdasarkan

hukum dan bukan berdasarkan preferensi manusia, maka birokrasi bisa

dianggap sebagai suatu organisasi posisi/jabatan, dan bukan organisasi

manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa birokrasi merupakan organisasi

hierarkis yang didalamnya terdapat jabatan dan pembagian tugas kerja yang

jelas.

Max Weber menciptakan model tipe ideal birokrasi yang

menjelaskan bahwa suatu birokrasi mempunyai suatu bentuk yang pasti,

dimana semua fungsi dijalankan dengan cara-cara yang rasional. Ada empat

Page 39: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

28

tipe birokrasi ideal yang diungkapkan oleh Weber, berikut ini adalah keempat

tipe tersebut:32

a. A hirarchial structure involving delegation of authority from the top the

bottom of an organization

b. A series of officials positions officer, each having prescribed duties and

responsibilities

c. Formal rules, regulation and standards governing operations of the

organization and behavior of its members

d. Tehnically qualified personal employed on a career basis, with

promotion based on qualification and performance

Menurut Weber tipe ideal birokrasi rasional dapat diimplementasikan

dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut yaitu pertama, individu pejabat

merupakan individu yang bebas akan tetapi dalam menjalankan tugas dan

wewenangnya, pejabat tidak diperbolehkan menggunakan jabatannya untuk

pmenuhan keperluan pribadi atau keluarganya. Kedua, jabatan-jabatan

tersebut disusun secara hierarki dari atas ke bawah dan kesamping, dengan

konsekuensi terdapat perbedaan jabatan, ada atasan dan bawahan, ada pula

yang memiliki wewenang lebih besar dan ada pula yang memiliki wewenang

lebih kecil. Ketiga, tugas dan fungsi masing-masing jabatan yang terbentuk

pada hierarki tesebut memiliki tupoksi kerja yang berbeda antara satu dengan

yang lainnya.

32

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), h. 38.

Page 40: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

29

Keempat, setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan yang harus

dijalankan. Dimana kontrak tersebut menjadi acuan dalam melaksanakan

tugas dan wewenangnya. Kelima setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi

profesionalitasnya, seleksi dilakukan dengan ujian yang kompetitif. Keenam,

setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak untuk menerima pensiunn sesuai

dengan tingkatan hierarki jabatan yang disandangnya, setiap pejabat bisa

memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan jabatannya sesuai dengan

keinginannya dan kontraknya bisa diakhiri dalam kondisi tertentu.

Ketujuh, terdapat struktur pengembangan karier yang jelas dengan

promosi berdasarkan senioritas dan merit sesuai dengan pertimbangan yang

objektif. Kedelapan, setiap pejabat sama sekali tidak diperbolehkan

menjalankan jabatan dan sumber daya instansinya untuk kepentingan

personal. Kesembilan, setiap pejabat berada di bawah pengendalian dan

pengawasan suatu sistem yang dijalankan secara disiplin.33

Selanjutnya, Weber mengilustrasikan birokrasi sebagai suatu institusi

yang tidak berdiri sendiri, tetapi selalu terkait dengan legitimasi dan otoritas,

seperti yang sebelumnya sudah penulis jelaskan. Dengan konsep “ideal type

of organization”, ia menuliskan birokrasi sebagai badan administrasi pejabat

33

Ali Abdul Wakhid, “Eksistensi Konsep Birokrasi Max Weber dalam Reformasi

Birokrasi di Indonesia”, Jurnal TAPIs Vol.7 No.13, (Juli-Desember 2011), h. 128.

Page 41: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

30

yang diangkat. Weber menjelaskan beberapa ciri dari birokrasi, ciri-ciri

tersebut diantara lain adalah sebagai berikut:34

a. Adanya pembagian kerja, hubungan kewenangan dan tanggung jawab

yang didefinisikan secara jelas

b. Kantor diorganisasikan secara hierarki atau adanya rangkaian komando

c. Pejabat manajerial dipilih dengan kualifikasi teknis yang ditentukan

dengan pendidikan dan ujian

d. Peraturan dan pengaturan mengarah pada pelaksanaan pekerjaan

e. Hubungan antara manajer dengan karyawan berbentuk impersonal

f. Pegawai yang berorientasi pada karier dan mendapatkan gaji yang tepat

Dengan melihat karakteristik birokrasi yang telah disebutkan diatas,

birokrasi dapat berfungsi secara efektif dan efisien dalam menjalankan fungsi

pemerintahan. Model birokrasi Weber tersebut mengasumsikan bahwa

birokrasi menjalankan fungsi administratif dari kebijakan publik yang

dihasilkan oleh proses politik yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan,

bukan birokrat karier.

Dengan dipisahkannya antara administrasi dengan proses politik

tersebut, diharapkan terciptanya birokrasi yang netral dalam proses politik,

sehingga seorang birokrat dapat secara penuh mengabdi kepada rakyat dan

bukan menjadi abdi untuk kelompok politik tertentu.

34

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), h. 38.

Page 42: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

31

Menurut Weber tipe yang diungkapkannya tidak melihat objektivitas

dari esensi birokrasi, dan juga tidak menghasilkan suatu penjelasan yang benar

dari konsep birokrasi secara keseluruhan, tipe ideal yang digambarkan oleh

Weber merupakan konstruksi yang diharapkan dapat menjawab masalah pada

suatu kondisi tertentu. Tipe ideal tersebut berfungsi untuk membandingkan

birokrasi antara organisasi satu dengan lainnya.35

Bentuk ideal birokrasi menurut Weber dalam realitanya tidak mudah

untuk diimplementasikan. Hal ini paling tidak disebabkan oleh beberapa

factor, yaitu:36

a. Manusia birokrasi tidak selalu ada (exist) hanya untuk organisasi

b. Birokrasi sendiri tidak peka terhadap perubahan sosial

c. Birokrasi dirancang untuk semua orang sehingga menjadi lebih sulit

d. Dalam kehidupan sehari-hari manusia birokrasi berbeda dalam

kecerdasan, kekuatan, pengabdian, dan sebagainya, sehingga mereka

dalam kinerja dan fungsinya tidak dapat ditukar atau diganti antara satu

dengan yang lainnya

Karakter birokrasi semacam ini disebut sebagai organizational slack

yakni organisasi birokrasi yang bersifat patrimonial, maksudnya birokrasi

yang dibentuk oleh sejarah dan realita perpolitikan yang berjalan dalam

langgam otoritarian, sangat aktif dalam mengambil peran inisiatif dan

35

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, h. 39. 36

Feisal Tamin, Reformasi Birokrasi Analisis Pendayagunaan Aparatur Negara, (Jakarta:

Belantika, 2004), h. 64.

Page 43: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

32

dianggap sangat mengerti dalam penyusunan kebijakan publik dengan

orientasi vertikal melalui jaringan korporatis yang menggantung keatas.37

C. Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi adalah konsep utama bagi pembenahan kondisi

penyelenggaraan pemerintah yang tidak baik. Melalui reformasi birokrasi

dilakukan penataan terhadap sistem penyelenggara pemerintahan yang tidak

efektif dan efisien. Dengan reformasi birokrasi, penyelenggaraan pemerintah

diharapkan dapat berjalan sesuai dengan hakekatnya dan dapat menjadikan

birokrasi sebagai abdi masyarakat yang seutuhnya, tanpa pengaruh proses politik

atau aktor politik yang menjadikan birokrasi sebagai alat kekuasaan seperti apa

yang telah menjadi paradigma kebanyakan masyarakat.38

Kata reformasi diarahkan pada terwujudnya efisiensi, efektivitas, dan

clean government, reformasi yang dimaksud diarahkan pada perubahan

masyarakat yang termasuk didalamnya masyarakat birokrasi, dalam pengertian

kearah yang lebih baik. Khan memberi pengertian reformasi sebagai suatu usaha

perubahan pokok dalam suatu sistem birokrasi yang bertujuan mengubah struktur,

tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan yang telah lama.

Sehingga dapat dikatakan bahwa reformasi bukan hanya sebuah proses

dan prosedur, akan tetapi reformasi yang dimaksud terkait dengan perubahan pada

tingkat struktur dan tingkah laku. Arah yang akan dicapai reformasi antara lain

37

Feisal Tamin, Reformasi Birokrasi Analisis Pendayagunaan Aparatur Negara. 38

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), h. 83.

Page 44: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

33

adalah pelayanan masyarakat yang efisien dan efektif, oleh karena itu reformasi

mengikat terhadap struktur yang ada didalam birokrasi tersebut untuk melakukan

perubahan secara komprehensif dan dinamis menuju birokrasi yang ideal dan

lebih baik.39

Selanjutnya, birokrasi seperti yang sudah penulis paparkan sebelumnya,

birokrasi merupakan sebuah lembaga yang diberikan mandat untuk menjalankan

sebuah pemerintahan, bekerja sesuai dengan aturan dan memiliki nilai kerja yang

jelas demi terciptanya pelayanan publik yang baik. Birokrasi diisi oleh pejabat

karir yang harus memiliki sifat netral, setia, kompeten, dan terutama memiliki

kesetiaan dan ketaatan pada Negara, pemerintah, dan masyarakat.

Birokrasi yang dicirikan sebagai sebuah lembaga pelayanan publik

seringkali berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan, perubahan sosial dan

politik juga dapat mempengaruhi kinerja birokrasi pemerintah. Seperti contoh

birokrasi yang patrimonial dan korporatis, terbentuk dari sejarah dan realita

politik yang bekerja dalam langgam otoritarian, birokrasi bekerja sesuai dengan

kepentingan penguasa ketimbang memenuhi kebutuhan pelayanan terhadap

masyarakat.40

Kemudian, mengingat bahwa birokrasi merupakan alat utama dalam

menjalankan pemerintahan dan tentunya alat untuk mencapai pelayanan terbaik

bagi masyarakat. Maka reformasi birokrasi perlu dilakukan terhadap birokrasi

39

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, h. 84. 40

Feisal Tamin, Reformasi Birokrasi Analisis Pendayagunaan Aparatur Negara, (Jakarta:

Belantika, 2004), h. 67.

Page 45: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

34

yang bermasalah. Sehingga birokrasi pemerintah dapat berjalan sesuai dengan apa

yang sudah dijelaskan oleh Weber tentang tipe ideal birokrasi.

Reformasi birokrasi dapat dipicu oleh beberapa faktor, menurut Miftah

Thoha, ada empat faktor yang mendorong terjadinya reformasi birokrasi

pemerintah yaitu:41

1. Adanya kebutuhan untuk melakukan perubahan dan pembaharuan

2. Memahami perubahan yang terjadi di lingkungan strategis nasional

3. Memahami perubahan yang terjadi di lingkungan strategis global

4. Memahami perubahan yang terjadi dalam paradigma manajemen

pemerintahan

Reformasi birokrasi dalam pembangunan sistem administrasi memerlukan

strategi dan program yang terarah dalam proses perubahannya, sehimgga birokrasi

dapat mencapai fungsi terbaiknya baik dalam memberikan pelayanan terhadap

masyarakat, perubahan tersebut perlu meliputi:42

1. Aktualisasi tata nilai, yang melandasi dan menjadi acuan perilaku

birokrasi, yang mengarah pada pencapaian tujuan Negara dan bangsa

2. Struktur kelembagaan negara dan masyarakat pada setiap satuan

wilayah

3. Proses manajemen dalam keseluruhan fungsinya, baik dinamika

kegiatan maupun entitas publik dan private

41

Miftah Thoha, Birokrasi Pemerintah Indonesia di Era Reformasi, (Jakarta: Kencana,

2008), h. 106. 42

Rumzi Samin, “Reformasi Birokrasi”, Jurnal FISIP UMRAH Vol. 2 No. 2, ( 2011), h.

180

Page 46: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

35

4. Sumber daya aparatur yang berada pada struktur dengan posisi, hak dan

kewajiban serta tanggung jawab tertentu

Dalam konteks praktik pemerintah di DKI Jakarta, isu reformasi birokrasi

ini menjadi sangat relevan khususnya dalam mempercepat krisis multidimensi

yang belum selesai, sistem birokrasi di ibukota yang menjadi pilar pelayanan

publilk menghadapi masalah yang sangat fundamental. Sistem administrasi

pemerintah seringkali memiliki struktur, norma, nilai, dan regulasi yang

cenderung berorientasi pada pemenuhan kepentingan penguasa daripada

pemenuhan hak dasar masyarakat yaitu pelayanan publik.

Kualitas pelayanan publik tergolong rendah, tata kelola pengadaan barang

dan jasa pemerintah banyak menimbulkan kerugian. Belum lagi kasus yang lebih

memalukan seperti pungutan liar (pungli) dan korupsi yang dilakukan oleh pejabat

pemerintah DKI Jakarta. Seringkali aparatur Negara dianggap sebagai orang yang

tidak tahu apa yang sebenarnya hal yang perlu dia lakukan, lebih banyak

mementingkan urusan pribadi ketimbang kepentingan umum yang memang

menjadi kewajiban dari birokrasi pemerintah.

Dalam aspek politik, isu reformasi birokrasi penting untuk diteliti

dikarenakan birokrasi pemerintah Indonesia baik pusat dan di daerah memberikan

sumbangsih besar atas terpuruknya bangsa Indonesia dalam kurun waktu yang

Page 47: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

36

cukup lama, birokrasi yang dibangun sebelum era reformasi telah membangun

budaya birokrasi yang kental dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme.43

D. Peraturan Presiden Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi pada dasarnya dapat dilakukan jika pemerintah baik

pusat maupun daerah memiliki komitmen yang kuat dalam menciptakan birokrasi

yang baik. Menciptakan kualitas dan lingkungan birokrasi yang baik memiliki

premis “jika birokrasi baik, maka pelayanan publik baik. Jika pelayanan publik

baik maka masyarakat puas, masyarakat puas maka pemerintah dianggap

berhasil”.

Kemudian, wujud dari komitmen tersebut yaitu berupa peraturan atau

undang-undang yang mengikat, sehingga reformasi birokrasi benar-benar perlu

untuk dijalankan. Pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono,

lahir sebuah peraturan berbentuk Grand Design yang ditujukan sebagai pedoman

dalam melakukan reformasi birokrasi pemerintahan baik di tingkat pusat ataupun

daerah, yaitu Peraturan presiden No. 81 tahun 2010 tentang Grand Design

Reformasi Birokrasi 2010-2025.

Dalam penjelasannya, tujuan dari dibuatnya peraturan tersebut merupakan

upaya dalam mempercepat tata kelola pemerintah yang baik dengan cara

reformasi birokrasi. Refromasi birokrasi bermakna sebagai sebuah perubahan

besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan Indonesia. Selain itu,

43

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, h. 85.

Page 48: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

37

reformasi birokrasi juga bermakna sebagai sebuah pertaruhan besar bagi bangsa

Indonesia dan menyongsong tantangan abad ke-21. Dengan harapan yaitu:44

1. Mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan

kewenangan publik oleh pejabat di instansi yang bersangkutan

2. Menjadikan negara yang memiliki most-improved bureaucracy

3. Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat

4. Meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan semua segi tugas

organisasi

5. Menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, proaktif, dan efektif dalam

menghadapi globalisasi dan dinamikaperubahan lingkungan strategis

Menurut PP No.81 tahun 2010, reformasi birokrasi berkaitan dengan

ribuan proses tumpang tindih antarfungsi-fungsi pemerintahan, melibatkan jutaan

pegawai, dan memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Selain itu, reformasi

birokrasi pun perlu menata ulang proses birokrasi dari tingkat tertinggi hingga

terendah dan melakukan terobosan baru dengan langkah-langkah bertahap,

konkret, realistis, sungguh-sungguh, berfikir diluar kebiasaan atau rutinitas yang

ada, perubahan paradigma, dan dengan upaya luar biasa.

Oleh karena itu, reformasi birokrasi nasional perlu merevisi dan

membangun berbagai regulasi, memodernkan berbagai kebijakan dan praktek

manajemen pemerintah pusat dan daerah, dan menyesuaikan tugas fungsi instansi

pemerintah dengan paradigma dan peran baru. Upaya tersebut membutuhkan

44

Perpres No. 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

Page 49: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

38

suatu grand design atau road map reformasi birokrasi yang mengikuti dinamika

perubahan penyelenggaraan pemerintahan sehingga menjadisuatu living

document.

Grand design yang dibentuk pada masa pemerintahan presiden SBY

merupakann rangkaian induk yang berisi arah kebijakan pelaksanaan reformasi

birokrasi nasional untuk kurun waktu 2010-2025. Sedangkan yang dimaksud

dengan road map reformasi birokrasi adalah bentuk operasionalisasi grand design

reformasi birokrasi yang disusun dan dilakukan setiap lima tahun sekali dan

merupakan rencana rinci reformasi birokrasi dari satu tahapan ke tahapan

selanjutnya selama lima tahun dengan sasaran per tahun yang jelas.

Grand design yang dibentuk pada masa pemerintahan presiden SBY

merupakan bentuk penyempurnaan dari Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) Nomor: PER/15/M.PAN/7/2008

tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi dan Permenpan Nomor:

PER/04/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Pengajuan Dokumen Usulan reformasi

Birokrasi di Lingkungan Kementrian/Lembaga/ pemerintah daerah.

E. Kerangka Berfikir

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan kerangka berfikir

bahwa birokrasi di Kelurahan Pesanggrahan perlu untuk mencapai hakikat

birokrasi sesuai dengan yang dikemukakan oleh Weber, menurutnya bahwa

Page 50: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

39

seorang birokrat harus dipilih atau diangkat sesuai dengan kompetensi atau

kualifikasi teknisnya.45

Lalu masih menurut Weber, seorang birokrat juga harus melatih

pendapatnya dan keahliannya, kemudian mendedikasikan keseluruhan dari

keahliannya kepada otoritas yang lebih tinggi yaitu masyarakat. Kemudian

birokrat yang demikian perlu untuk mendapatkan gaji dan tunjangan yang sesuai

agar birokrat dapat bekerja dengan baik dan menghindari penyakit birokrasi

seperti melakukan tindakan korupsi.

Selain itu penulis juga merujuk pada perkataan Weber mengenai hambatan

untuk mencapai birokrasi yang baik, yaitu seorang birokrat dalam keseharian dan

tingkat jabatannya memiliki perbedaan dalam tingkat kecerdasan sehingga dalam

menjalankan fungsinya, para birokrat tidak dapat ditukar antara satu dengan yang

lainnya. Hal ini juga dapat dilihat dengan observasi awal penulis bahwa terjadi

kesenjangan antara pejabat eselon IV dan staf di Kelurahan Pesanggrahan,

sehingga tidak dapat membantu fungsi antara sesama birokrat.

Dalam tujuannya mencapai birokrasi yang sesuai dengan hakikatnya,

kebutuhan akan pembaharuan dan perbaikan SDM aparatur sangat diperlukan

terutama dalam upaya peningkatan kompetensi SDM. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Miftah Thoha, bahwa salah satu faktor dari terjadinya reformasi

birokrasi adalah Adanya kebutuhan untuk melakukan perubahan dan

45

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, h. 35.

Page 51: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

40

pembaharuan. Begitu pula dengan kebutuhan untuk memperbaharui dan merubah

kompetensi aparatur di Kelurahan Pesanggrahan.46

Kemudian dalam menentukan apa yang dimaksud dengan kompetensi

SDM aparatur, penulis merujuk pada pendapat Suwatni, bahwa Secara umum

kompetensi adalah sebuah kombinasi anatara keterampilan (skill), atribut personal

serta pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja (job

behavior) yang dapat diamati, diukur, dan dievaluasi. Kompetensi terdiri atas lima

karakteristik yaitu: 47

1. Knowledge, informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu.

Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks karena turut

menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan tugas yang diberikan

2. Skills, kemampuan untuk melakukan atau melaksanakan tugas tertentu

baik secara fisik maupun mental.

3. Self Concept, sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan

nilai ini dapat diukur melalui tes

4. Traits, watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana

seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu.

5. Motives, sesuatu dimana seseorang secara konsisten berpikir sehingga

ia melakukan tindakan.

Merujuk pada pertanyaan tersebut, penulis ingin mengetahui apakah

aparatur Kelurahan Pesanggrahan memiliki karakteristik kompetensi yang

46

Miftah Thoha, Birokrasi Pemerintah Indonesia di Era Reformasi, h. 106 47

Suwatni dan Doni Juni, Manajemen SDM, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 174.

Page 52: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

41

khususnya terkait dengan knowledge dan skill. Karena seperti yang sudah

dijelaskan sebelumnya, bahwa kualifikasi dari seorang birokrat akan

mempengaruhi hasil dari kinerjanya terhadap pelayanan publik.

Page 53: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

42

Gambar 3.1

Lambang Provinsi DKI Jakarta

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Kelurahan Pesanggrahan

Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia, terletak di pulau Jawa,

Jakarta menjadi pusat pemerintahan sekaligus pusat perekonomian Indonesia.

Dengan predikatnya sebagai ibukota negara, Jakarta menjadi kota megapolitan

yang padat dan memiliki tingkat pertumbuhan manusia yang tinggi, arus mobilitas

yang tinggi berasal dari Jakarta ataupun masyarakat yang berasal dari daerah di

sekitar Ibukota.

Provinsi DKI Jakarta dibagi menjadi 5 wilayah administratif, yaitu kota

administratif Jakarta Pusat dengan luas wilayah 48,1 km, kota administratif

Jakarta Utara dengan luas wilayah 146,7 km, kota administratif Jakarta Barat

dengan luas wilayah 129,5 km, kota administratif Jakarta Selatan dengan luas

wilayah 141,3 km, kota administratif Jakarta Timur dengan luas wilayah 188,0

Sumber: Jakarta.go.id

Page 54: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

43

km, dan yang terakhir adalah kabupaten administratif kepulauan Seribu dengan

luas wilayah 8,7 km.48

Sehingga jika ditotal keseluruhan wilayah, maka provinsi DKI Jakarta

memiliki luas wilayah sebesar 662,33 km. Seperti daerah otonom lain, DKI

Jakarta memiliki kecamatan dan kelurahan, dari kelima wilayah adiministratif

diatas jumlah kecamatan dan kelurahan dapat diuraikan sebagai berikut, Jakarta

Pusat memiliki 8 Kecamatan dan 44 Kelurahan, Jakarta Utara memiliki 6

Kecamatan dan 31 Kelurahan, Jakarta barat memiliki 8 Kecamatan dan 56

Kelurahan, Jakarta Selatan memiliki 10 Kecamatan dan 65 Kelurahan, Jakarta

Timur memiliki 10 Kecamatan dan 65 Kelurahan, dan Kepulauan Seribu memiliki

2 Kecamatan dan 6 Kelurahan.49

48

BPS DKI Jakarta, Jakarta Dalam Angka Tahun 2017, diunduh 15 Agustus 2018 49

BPS DKI Jakarta, Jakarta Dalam Angka Tahun 2017, diunduh 15 Agustus 2018

sumber: bpbd.jakarta.go.id

Gambar 3.2

Peta Provinsi DKI Jakarta

Page 55: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

44

Kemudian, Kelurahan Pesanggrahan yang merupakan objek penelitian dari

penulis berada dalam wilayah kota administrasi Jakarta Selatan, Kelurahan

Pesanggrahan merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Pesanggrahan, dan

berada dalam wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kelurahan

Pesanggrahan berlokasi di jalan pesanggrahan raya nomor 1, Jakarta Selatan.

Kelurahan Pesanggrahan memiliki populasi sebanyak 33.536 Jiwa.50

Kelurahan Pesanggrahan berbatasan langsung dengan empat Kelurahan

yang berada dalam satu wilayah Kecamatan, keempatnya adalah Kelurahan

Bintaro, Kelurahan Ulujami, Kelurahan Petukangan Utara, dan Kelurahan

Petukangan Selatan. Kelurahan Pesanggrahan saat ini dipimpin oleh Lurah Hj.

Saryati S.Sos. dan memiliki ASN sebanyak 14 orang, Pekerja Prasarana Sarana

50

http://selatan.jakarta.go.id/page-lurah, diakses 26 Agustus 2018

Gambar 3.3

Lokasi Kelurahan Pesanggrahan

Sumber: http://selatan.jakarta.go.id/pesanggrahan/

Page 56: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

45

Umum (PPSU) 69 orang.51

Dalam kinerjanya melayani masyarakat, Kelurahan

Pesanggrahan memiliki motto kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas.

Kelurahan Pesanggrahan memiliki visi dan misi sebagai berikut:52

1. Visi

Solusi inrestasi dan perizinan di Jakarta

2. Misi

51

Wawancara dengan Fuad, Sekertaris Kelurahan Pesanggrahan, tanggal 21 Agustus 2019 52

http://selatan.jakarta.go.id/pesanggrahan/, diakses 26 Agustus 2018

Gambar 3.4

Struktur Organisasi Kelurahan Pesanggrahan

Sumber: http://selatan.jakarta.go.id/pesanggrahan/

Page 57: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

46

a. Meningkatkan nilai inrestasi melalui promosi, penyempurnaan

peraturan dan pengendalian pelaksanaan penanaman modal dengan

memanfaatkan sistem teknologi informasi

b. Meningkatkan kualitas perizinan

c. pengadaan masyarakat dengan berbasis quick response

d. Melakukan peningkatan kapasitas aparatur

e. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelayanan yang

memadai dan handal

Dalam meningkatkan pelayanan publik, Kelurahan Pesanggrahan memiliki

beberapa fasilitas yaitu ruang laktasi, perpustakaan, dan ruang bermain anak.

Kelurahan Pesanggrahan juga berada didalam satu area yang sama dengan kantor

kecamatan pesanggrahan, pos pemadam kebakaran, dan rumah sakit umum daerah

pesanggrahan.

Gambar 3.5

Kantor Kelurahan Pesanggrahan

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Page 58: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

47

B. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data dari wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada staf

Kelurahan Pesanggrahan dapat dilihat bahwa Kelurahan Pesanggrahan memiliki

jumlah penduduk sebagai berikut.

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kelurahan

Pesanggrahan berjumlah 33.536 jiwa. Menurut sumber yang sama, terdapat dua

warga negara asing yang tinggal di wilayah Kelurahan Pesanggrahan, keduanya

berasal dari negara Australia dan merupakan pegawai disalah satu perusahaan

swasta.

C. Sumber Daya ASN Kelurahan Pesanggrahan

Kelurahan Pesanggrahan memiliki 14 ASN yang terdiri dari pejabat eselon

IV A, eselon IV B, dan staf kelurahan, selain itu Kelurahan Pesanggrahan juga

memiliki satu petugas non ASN, berikut ini adalah jumlah aparatur Kelurahan

Pesanggrahan berdasarkan jenis kelamin:

Jenis Kelamin Jumlah Penduduk

Laki-Laki 16.823

Perempuan 16.711

Jumlah Total 33.536

Tabel 3.1

Penduduk Kelurahan Pesanggrahan

Sumber: Wawancara dengan Siti Fatimah, Staf

Kelurahan Pesanggrahan

Page 59: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

48

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa aparatur Kelurahan Pesanggrahan

terdiri dari 6 perempuan dan 8 laki-laki, dan terdapat satu orang Laki-Laki yang

merupakan petugas non-ASN atau Pengadaan Tenaga Penyedia Jasa Lainnya

Orang Perorangan (PJLP), kemudian dari penjelasan tersebut, aparatur Kelurahan

Pesanggrahan dapat diklasifikasikan jabatan dan pendidikannya seperti yang ada

pada tabel dibawah ini

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Aparatur Kelurahan Pesanggrahan

memiliki tingkat pendidikan yang berbeda, terutama tingkat pendidikan antara staf

kelurahan dengan pejabat eselon IV A ataupun IV B, peneliti pada bab

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki 8 Orang

Perempuan 6 Orang

Jabatan

Pendidikan

SMP SMA Strata 1

Eselon IV A - - 1

Eselon IV B - - 4

Staf 1 5 3

Tabel 3.2

Jenis Kelamin ASN Kelurahan Pesanggrahan

Sumber: Wawancara dengan Siti Fatimah, Staf

Kelurahan Pesanggrahan

Tabel 3.3

Tingkat Pendidikan dan Jabatan

Sumber: Wawancara dengan Siti Fatimah, Staf

Kelurahan Pesanggrahan

Page 60: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

49

selanjutnya akan menjelaskan bagaimana kompetensi ASN Kelurahan

Pesanggrahan mengalami kesenjangan diantaranya karena tingkat jabatan yang

tidak dapat mengikuti pendidikan dan latihan.

Page 61: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

50

BAB IV

REFORMASI BIROKRASI BIDANG SDM KELURAHAN

PESANGGRAHAN

A. Kompetensi dan Hakikat Birokrasi

Kompetensi sumber daya manusia aparatur didalam birokrasi sangat

berpengaruh pada kualitas pelayanan publik, seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya, pada hakikatnya seorang birokrat yang menduduki jabatan tertentu

harus memiliki kompetensi teknis yang sesuai dengan bidang kerjanya.53

Pengembangan kompetensi ASN kelurahan sangat diperlukan dalam

upaya meningkatkan kualitas kinerja, selain itu ketersediaan sumber daya manusia

didalam sebuah organisasi harus memiliki volume yang sesuai dengan beban kerja

organisasi tersebut. Jika aparatur kelurahan terbatas maka kinerjanya tidak akan

optimal.

Peningkatan kompetensi ASN merupakan pelaksanaan dari reformasi

birokrasi yang memiliki tujuan untuk memastikan kualitas aparatur memenuhi

kualifikasi dan memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh organisasi, hal ini

diharapakan selaras dengan optimalnya kinerja aparatur terhadap instansi dimana

dia bekerja. Selain itu peningkatan kompetensi aparatur kelurahan juga merupakan

sebuah keharusan dalam menghadapi perubahan secara nasional maupun global.

53

I Nyoman Sumaryadi, Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, h. 35.

Page 62: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

51

Dalam konteks Kelurahan Pesanggrahan, kompetensi ASN harus

mengikuti standar yang ditentukan oleh Pemerintah DKI Jakarta yang dituangkan

dalam Pergub Nomor 287 Tahun 2016. Kompetensi menurut Pergub Nomor 287

Tahun 2016, kompetensi adalah kemampuan kerja setiap sumber daya manusia

yang mencakupaspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang mutlak

diperlukan dalam melaksanakan tugasnya.54

Kemudian merujuk pada peraturan yang sama, kompetensi seluruh ASN

Pemerintah DKI Jakarta harus meliputi lima kompetensi, yaitu:

1. Kompetensi fungsional, berkaitan dengan pelayanan fungsional

dimana berdasar pada keahlian dan keterampilan tertentu

2. Kompetensi teknis, kompetensi ini diukur dari spesialisasi pendidikan,

pelatihan teknis fungsional dan pengalaman kerja teknis

3. Kompetensi manajerial, kompetensi yang diukur berkaitan dengan

tingkat pendidikan, pelatihan struktural dan pengalaman

kepemimpinan

4. Kompetensi sosial kultural, kompetensi ini diukur dari pengalam kerja

yang berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku,

dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan

5. Kompetensi pemerintahan, diukur melalui tingkat pendidikan,

pelatihan teknis pemerintahan dan pengalaman tata kelola

pemerintahan

54

Peraturan Gubernur Nomor 287 Tahun 2016 Pasal 1 Ayat 11.

Page 63: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

52

Menurut Malayu Hasibuan, dasar dari pengembangan aparatur adalah

upaya peningkatan aparatur baik secara teknis, teoritis, konseptual, dan moral

aparatur sesuai dengan bidang kerja masing-masing, tujuan dari pengembangan

aparatur adalah meningkatkan produktivitas kerja yang diberikan.55

Kemudian

menurut Pergub Nomor 287 Pasal 1 Ayat 12, pengembangan kompetensi aparatur

adalah upaya untuk meningkatkan SDM melalui pendidikan dan latihan, seminar,

kursus, dan penataran.56

Merujuk pada pernyataan diatas, maka perlu bagi ASN dalam hal ini ASN

Kelurahan Pesanggrahan untuk memiliki kompetensi yang sesuai dan berkualitas

dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai administrator di wilayah

Kelurahan Pesanggrahan. Dengan demikian kompetensi yang baik dapat

mengembalikan birokrat sesuai dengan hakikatnya.

Selain Kompetensi, Weber juga mengungkapkan bahwa kompetensi yang

dimiliki oleh seorang birokrat perlu untuk dilatih dan didedikasikan bagi

masyarakat, mengacu pada pernyataan tersebut maka penulis berpendapat bahwa

hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik jika Kelurahan Pesanggrahan

memiliki standar kerja.

Kelurahan Pesanggrahan yang merupakan bagian dari wilayah

administrasi Pemerintah DKI Jakarta, memiliki pedoman kerja yang dituangkan

dalam Peraturan Gubernur Nomor 286 Tahun 2016. Dalam Pergub Nomor 286

55

Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2007), h. 69. 56

Peraturan Gubernur Nomor 287 Tahun 2016 Pasal 1 Ayat 12

Page 64: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

53

Tahun 2016 dikatakan bahwa kelurahan mempunyai tugas membantu walikota

yang diberikan mandat kerja oleh gubernur, dan kelurahan harus

mengkoordinasikan pelaksaan tugas pemerintahan daerah di wilayah kelurahan.

Dalam Pergub ini juga dijelaskan bagaimana aparatur kelurahan perlu

menjalankan fungsi tugas yang dimandatkan.

Tugas kelurahan tersebut tertuang dalam pasal 56 ayat 2 yaitu sebagai

berikut:

1. Penyusunan bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran

kota administrasi

2. Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran kota

administrasi

3. Pelaksanaan kegiatan kelurahan

4. Pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana umum

5. Pemberdayaan masyarakat kelurahan

6. Pelayanan masyarakat

7. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum

8. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup dan kebersihan,

kesehatan lingkungan, dan komunitas

9. Pengawasan rumah kost dan kontrakan

10. Perawatan taman interaktif

11. Pembinaan rukun warga dan rukun tetangga

12. Pelaksanaan koordinasi dengan lembaga musyawarah kelurahan

13. Pengembangan dan pembinaan kesehatan masyarakat

Page 65: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

54

14. Penyediaan penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan prasarana dan

sarana kerja

15. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang kelurahan

16. Pengelolaan kearsipan, data dan informasi kelurahan

17. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

Dalam melaksanakan tugas tersebut Kelurahan Pesanggrahan sesuai dengan

Peraturan Gubernur Nomor 286 Tahun 2016, kelurahan diduduki oleh beberapa

pejabat eselon IV yang diantaranya adalah lurah, sekertaris lurah, seksi

pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, seksi kesejahteraan rakyat, dan seksi

perekonomian, pembangunan dan lingkungan hidup.

“Kelurahan Pesanggrahan mengikuti standar kerja yang ada dipergub, kita

kerja sesuai dengan itu, semuanya mengikuti instruksi pimpinan, Cuma

kalau dibagian PTSP ya masih kurang orang, makanya ada tenaga

penunjang, dari kecamatan juga ada satu orang, dari PJLP satu orang

juga”57

Berdasarkan hasil penelitian pada birokrasi Kelurahan Pesanggrahan,

diperoleh informasi bahwa jumlah ASN di Kelurahan Pesanggrahan belum

mencukupi untuk memenuhi beban kerja yang ada, masih terdapat satu posisi di

pelayanan terpadu satu pintu kelurahan yang diisi oleh tenaga dari pengadaan

tenaga penyedia jasa lainnya orang perorangan atau PJLP, PJlP adalah istilah baru

yang digunakan bagi pegawai tidak tetap atau tenaga penunjang di kelurahan.

Dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi bidang SDM untuk

menciptakan kualitas pelayanan publik yang baik maka diperlukan konsep

57

Wawancara dengan Fuad, Sekertaris Kelurahan Pesanggrahan, 21 Agustus 2019

Page 66: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

55

pengembangan sumber daya aparatur dalam hal ini ASN Kelurahan

Pesanggrahan. Pengembangan tersebut dapat diartikan sebagai usaha dalam

mempersiapkan aparatur sehingga dapat bekerja sesuai dengan peran yang

diberikan oleh kelurahan.

Keadaan birokrasi yang masih dalam upaya reformasi sering digambarkan

negatif misalnya birokrasi yang tidak rapih dengan prosedur yang panjang dan

bertele-tele. Hal inilah yang menyebabkan birokrasi tidak efisien dalam

melakukan tugas yang telah diberikan untuk mencapai tujuan tertentu, sehingga

untuk menghindari hal tersebut diperlukan komitmen dalam pengembangan SDM

aparatur Kelurahan Pesanggrahan.

Berdasarkan pengamatan peniliti, ditemukan bahwa birokrasi Kelurahan

Pesanggrahan memiliki komitmen yang cukup kuat dalam upaya nya

mengembangkan SDM aparatur kelurahan. Hal ini dapat dilihat dengan cukup

sigapnya pelayanan terhadap masyarakat, pelayanan yang baik pada meja

pelayanan terpadu satu pintu. (PTSP) kelurahan. Hanya saja memang seringkali

pelayanan individu per individu masih dirasakan lambat dikarenakan jumlah

aparatur masih kurang dari beban kerja yang ada.

Dalam konsep reformasi birokrasi yang dituangkan dalam Peraturan

Presiden Nomor 81 Tahun 2010 terdapat empat pilar dalam pelaksaan reformasi

birokrasi SDM apartur yakni:58

1. Terwujudnya pemerintahan yang efektif dan efisien

58

Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010

Page 67: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

56

2. Terciptanya SDM aparatur yang kompeten dan kompetitif

3. Pemerintahan yang terbuka dan melayani

4. Aparatur pemerintahan yang bersih, bebas KKN dan akuntabel

Keempat pilar ini merupakan sasaran reformasi birokrasi yang juga

digunakan oleh Pemerintah DKI Jakarta dalam upaya pengembangan SDM

aparatur, yang dalam hal ini pengembangan SDM aparatur Kelurahan

Pesanggrahan, dikeluarkannya Peraturan Gubernur Nomor 286 Tahun 2016,

Standar kerja aparatur kelurahan diatur agar keempat pilar tersebut dapat

terpenuhi dan aparatur kelurahan dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap

masyarakat.

Kemudian, selain meningkatkan kompetensi dari ASN peneliti menemukan

bahwa peningkatan kompetensi aparatur dapat benar-benar berimplikasi terhadap

kinerja pelayanan publik jika dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup dari

aparatur itu sendiri. Dalam menciptakan aparatur yang bersih dari KKN maka

diperlukan adanya peningkatan kesejahteraan aparatur.

Peningkatan kesejahteraan ASN dalam reformasi birokrasi dapat dilakukan

dengan memperbaiki struktur penggajian, pemberian tunjangan, penyempurnaan

sistem pensiun serta peningkatan jaminan kesehatan untuk aparatur dan

pensiunan. Pendekatan dengan cara meningkatkan kesejahteraan aparatur

sangatlah penting bagi upaya pengembangan SDM aparatur.

Menurut Weber ketika birokrat telah memiliki kompetensi dan kualifikasi

yang dibutuhkan oleh suatu organisasi maka perlu untuk mendapatkan gaji dan

Page 68: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

57

tunjangan yang sesuai agar birokrat dapat bekerja dengan baik dan menghindari

penyakit birokrasi seperti melakukan tindakan korupsi.

Hal ini pula yang disampaikan oleh sekertaris Kelurahan Pesanggrahan saat

diwawancarai mengenai kompetensi ASN kelurahan, berikut ini adalah kutipan

dari pernyataan sekertaris kelurahan

“kompetensi pejabat eselon IV disini sudah sesuai dengan bidang kerja nya,

tapi yang cukup penting itu kualitas hidup pegawainya, nah kualitas

hidupnya sudah baik, sistem penggajian sudah baik dari pusat, jadi kita lebih

semangat kerjanya juga. Sekarang orang-orang yang pasukan orange itu saja

sejak 2014 gaji nya meningkat, dan mendapat tunjangan kesehatan,

keluarganya juga dapat, jadi kualitas hidupnya membaik”59

Bersamaan dengan meningkatnya kesejahteraan aparatur, hal tersebut perlu

diikuti dengan penegakan hukum yang keras. Sistem Reward and Punishment

harus berjalan bersamaan dan penegakannya harus tegas. Sehingga kinerja

aparatur dapat berjalan sesuai dengan empat pilar reformasi birokrasi yang

tertuang dalam Peraturan presiden Nomor 81 Tahun 2010.

Berdasarkan standar kerja yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta, maka Kelurahan Pesanggrahan berkomitmen untuk melakukan

perbaikan dalam sektor pelayanan diantaranya:60

1. Prosedur pelayanan yang sesuai dengan standar kerja Pemerintah DKI

Jakarta, mempercepat proses pelayanan masyarakat dengan

mengoptimalkan pelayanan terpadu satu pintu sehingga mempermudah

segala perizinan

59

Wawancara dengan Fuad, Sekertaris Kelurahan Pesanggrahan, 21 Agustus 2019 60

Wawancara dengan Fuad, Sekertaris Kelurahan Pesanggrahan, 21 Agustus 2019

Page 69: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

58

2. Meningkatkan kualitas pelayanan dengan adanya sertifikasi dari

Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan (DIKLAT PIM) ataupun

sertifikasi manajemen keuangan daerah

3. Penindakan secara tegas terhadap praktik pungutan liar dalam bentuk

pemberhentian kerja.

B. Peningkatan Kompetensi ASN Kelurahan Pesanggrahan (Skill &

Knowledge)

Salah satu indikator dalam memperbaiki kualitas birokrasi kelurahan

adalah dengan meningkatkan kompetensi ASN kelurahan tersebut. Kualifikasi

seorang aparatur mempengaruhi kinerja yang diberikan kepada bidang yang

dikerjakan, jika kualifikasi aparatur tidak memenuhi bidang kerjanya maka akan

menghasilkan hasil yang tidak optimal, maka dari itu Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta memberlakukan sistem Diklat PIM dan Diklat Kebendaharaan bagi

seluruh kelurahan yang masuk didalam wilayah administrasinya.

Dalam meneliti kompetensi yang dimiliki oleh aparatur Kelurahan

Pesanggrahan penulis merujuk pada pernyataan Suwatni bahwa kompetensi SDM

dapat dilihat dari beberapa hal, namun penulis menggunakan dua poin dari

pendapat Suwatni yaitu knowledge dan Skill.

Knowledge dalam hal ini diartikan sebagai informasi yang dimiliki oleh

aparatur Kelurahan Pesanggrahan untuk bidang tertentu. Menurut Suwatni

Page 70: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

59

pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks karena turut menentukan

berhasil atau tidaknya pelaksanaan tugas yang diberikan.61

Kemudian Skill dalam hal ini diartikan sebagai kemampuan aparatur

Kelurahan Pesanggrahan untuk melakukan atau melaksanakan tugas tertentu baik

secara fisik maupun mental.62

Kemampuan yang dimaksud oleh Suwatni tersebut

penulis arahkan kepada kemampuan aparatur Kelurahan Pesanggrahan dalam

menghadapi perubahan zaman dimana saat ini pemerintahan sudah mulai

mengarah kepada e-government sehingga dibutuhkan skill yang dapat menunjang

hal tersebut.

Kemudian peningkatan kompetensi yang dilakukan diharapkan dapat

memenuhi beban kerja yang tercantum didalam Pergub Nomor 286 Tahun 2016

tentang Organisasi dan Tata Kerja memberikan acuan yang jelas kepada kelurahan

dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dalam melayani masyarakat.

Pengembangan kompetensi ASN di Pemerintah DKI Jakarta menekankan

pada pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, tidak terkecuali untuk Kelurahan

Pesanggrahan, para pejabat eselon IV A dan B diharuskan untuk mengikuti Diklat

PIM tersebut. Kebijakan ini dianggap sebagai cara yang dapat meningkatkan

kompetensi aparatur sehingga dapat memberikan kinerja yang optimal.63

Tujuan diadakannya pendidikan dan pelatihan kepemimpinan menurut

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan

61

Suwatni dan Doni Juni, Manajemen SDM, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 174. 62

Suwatni dan Doni Juni, Manajemen SDM, h. 174. 63

Wawancara dengan Fuad, Sekertaris Kelurahan Pesanggrahan, 21 Agustus 2019

Page 71: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

60

Jabatan ASN adalah bertujuan untuk meningkatkan kompetensi (pengetahuan,

keahlian, keterampilan, dan sikap) untuk dapat melaksanakan tugas jabatan

professional.64

Menurut H. Simamora, ada dua kegiatan yang saling

berkesinambungan, yaitu pertama kegiatan pelatihan kepemimpinan dan kedua

adalah pelatihan tersebut bertujuan untuk mengembangkan kompetensi yang

dimiliki aparatur agar kompetensi tersebut dapat dioptimalkan dalam kinerjanya.65

Dalam pandangannya mengenai Diklat ASN Miftah Thoha

mengemukakan bahwa pertimbangan sebuah instansi dalam memberikan

pendidikan dan latihan adalah berdasar pada kebutuhan instansi tersebut, melihat

pada pengembangan karir dari aparatur itu sendiri, kepentingan promosi, dan

tersedianya anggaran untuk aparatur mengikuti pelatihan dan pendidikan.66

“Semua pejabat eselon IV di Kelurahan Pesanggrahan sudah mengikuti

Diklat PIM IV, kita mendapatkan pelatihan utamanya kan saat ini digital

itu sangat massif perkembangannya, jadi kita dilatih pengetahuan digital,

bagaimana megaplikasikan e-government, kan gak lucu ya kalau

masyarakat lebih pintar digitalnya dibanding kita sebagai abdi nya,”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa kebutuhan

aparatur di Kelurahan Pesanggrahan adalah untuk menguasai penggunaan

teknologi digital dalam hal ini yang berkaitan dengan e-government. Kebijakan e-

letter misalnya, saat ini kelurahan akan mendapatkan surat tugas dari Gubernur

atau Walikota dengan bentuk digital dan memiliki tanda tangan yang berbentuk

barcode. Begitupula dengan surat perizinan yang diurus masyarakat di Kelurahan

64

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 65

Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Bagian Penerbitan

STIE YPKN, 1997), h. 342. 66

Miftah Thoha, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media,

2005), h. 66

Page 72: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

61

Pesanggrahan, saat ini sudah berupa e-letter dan dapat diakses di layanan PTSP

Kelurahan Pesanggrahan.

Selain pelatihan digital, merujuk pada situs resmi Lembaga Administrasi

Negara, kurikulum yang dimasukan dalam Diklat PIM IV adalah penguasaan diri,

diagnosa perubahan, inovasi, tim efektif, dan proyek perubahan. Kompetensi yang

menjadi prioritas adalah kepemimpinan operasional, dimana para pejabat eselon

IV dapat dengan baik melakukan kegiatan operasional yang menjadi bidang

kerjanya.67

Pada penjelasan sebelumnya, diketahui bahwa Kelurahan Pesanggrahan

memiliki aparatur yang memiliki tupoksi kerja masing-masing berikut ini adalah

tabel dari struktur organisasi di Kelurahan Pesanggrahan beserta dengan data

keikutsertaan Diklat PIM IV bagi masing masing pejabat kelurahan.

67

https://sipka.lan.go.id/public/files diakses pada 11 Juli 2019

Page 73: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

62

Dari data diatas dapat dilihat bahwa seluruh pejabat eselon IV di

Kelurahan Pesanggrahan telah mengikuti Diklat PIM IV. pendidikan dan

pelatihan dalam instansi dalam hal ini Kelurahan Pesanggrahan, merupakan

tanggung jawab dari pemimpin Kelurahan Pesanggrahan dalam hal ini Pemerintah

DKI Jakarta, menurut sekertaris Kelurahan Pesanggrahan, sejak tahun 2012

penyampaian-penyampaian kebijakan umum dan prosedur yang dikeluarkan oleh

Pemerintah DKI Jakarta dalam melakukan pelatihan sudah cukup baik dari segi

administratif maupun penyediaan sumber daya dalam program pelatihan.

“saya sebagai bagian dari Pemerintah Jakarta merasakan betul perubahan

sejak 2012, kesabaran pemerintah untuk memperbaiki birokrasi terasa

Nama Jabatan

Status

keikutsertaan

DIKLAT PIM IV

Hj. Saryati S.Sos Lurah Sudah Mengikuti

Fuad Sekertaris Kelurahan Sudah Mengikuti

Marlina

Kasi Pemerintahan,

ketentraman dan

ketertiban

Sudah Mengikuti

Budiyono

Kasi Pemberdayaan

ekonomi dan

kesejahteraan rakyat

Sudah Mengikuti

Sugianto

Kasi Sarana, Prasarana

dan Kebersihan

Lingkungan

Sudah Mengikuti

Tabel 4.1

Daftar status keikutsertaan DIKLAT PIM IV Pejabat Eselon IV

Kelurahan Pesanggrahan

Sumber: Wawancara dengan Sekretaris Kelurahan Pesanggrahan

Page 74: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

63

betul ndi. prosedur nya lebih mudah, penjelasan mengenai pelatihan juga

mudah. Kita jadi lebih sigap juga kan kalau ada masalah. Karena dari

pusatnya sudah mudah”68

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa komitmen yang baik

oleh Pemerintah DKI Jakarta sejak tahun 2012 dalam memperbaiki Birokrasi

dapat dirasakan hingga tingkat kelurahan, dalam hal ini Kelurahan Pesanggrahan.

Pelatihan dan bimbingan demi terciptanya kompetensi aparatur yang baik dan

efektif sudah seharusnya menuntut kesabaran dari pimpinan.

Melakukan pelatihan dan pendidikan yang baik bagi aparatur dapat

diuraikan dalam beberapa poin yaitu:69

a. Penjelasan etika kerja yang baik

b. Menjelaskan alasan pengambilan suatu tidakan yang diambil

c. Teliti dalam melakukan pengamatan/observasi masalah

d. Memberikan alternatif atau solusi bagi masalah yang hadir

e. Kemudian menindaklanjuti solusi bagi masalah tersebut

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kompetensi dan

Kinerja ASN Kelurahan Pesanggrahan

Pengembangan kompetensi aparatur Kelurahan Pesanggrahan tidak terjadi

tanpa alasan, seperti yang sudah peniliti jelaskan sebelumnya, Kompetensi ASN

akan mempengaruhi kinerja yang dihasilkan oleh aparatur itu sendiri, khususnya

implikasi terhadap pelayanan publik. Dalam penelitian ini peneliti menemukan

68

Wawancara dengan Fuad, Sekertaris Kelurahan Pesanggrahan, 21 Agustus 2019 69

Fathurrochman, “Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Curup Melalui Metode Pendidikan dan Pelatihan”, Jurnal pengembangan

Kompetensi Aparatur Sipil Negara, h. 127

Page 75: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

64

dua faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan terhadap ASN di Kelurahan

Pesanggrahan, pertama adalah faktor pendukung dan yang kedua adalah faktor

penghambat.

Faktor pendukung yang pertama adalah kepemimpinan, kepemimpinan

seorang pejabat politik dalam mengambil kebijakan sangat mempengaruhi hasil

kerja dari pejabat karir. Merujuk pada hasil wawancara dengan sekertaris

kelurahan, terdapat perbedaan cara pemimpin dalam konteks yang positif pada

periode 2014-2017 yang berlanjut hingga saat ini.

“perubahan-perubahan kebijakan yang dilakukan pada periode 2014-2017

itu berjalan sampai sekrang, Cuma kan gubernurnya udah beda, tapi yang

saya rasakan tidak ada perubahan yang menurun dari kebijakan pimpinan,

Cuma ya beda orang saja itu aja bedanya, sama-sama tegas, kalau kita ada

salah langsung ditindak dan bisa sampai pemberhentian kalau fatal sekali

salahnya”

Dari pernyataan diatas juga dapat diartikan bahwa faktor kepemimpinan

sangat berimplikasi pada bergeraknya aparatur dalam mengembangkan

kompetensin dan mengerjakan tugasnya, kepemimpinan dapat mempengaruhi

baik buruknya kinerja dari aparatur kelurahan, dengan adanya dorongan yang

tegas dari pimpinan maka kinerja aparatur akan menjadi lebih efektif dan efisien.

Faktor pendukung kedua adalah motivasi kerja, motivasi kerja dalam hal

ini motivasi yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahannya. Dalam kontek

Kelurahan Pesanggrahan, pemimpinnya adalah seorang lurah yang diberikan

mandat oleh gubernur untuk menjalankan tugas diwilayahnya, motivasi lurah

dalam mewujudkan fungsi dan tugas kelurahan akan mempengaruhi kemampuan

aparatur kelurahan dalam mengembangkan dirinya untuk menjadi lebih baik.

Page 76: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

65

Motivasi tersebut juga dapat berasal dari pendidikan dan latihan yang

sebelumnya telah dijelaskan, pelatihan dan pendidikan yang diikuti oleh aparatur

kelurahan memberikan pengembangan terhadap kemampuan individu dari

aparatur dan berdampak pada peningkatan produktivitas kerja.

Faktor pendukung yang ketiga adalah komitmen dari ASN Kelurahan

Pesanggrahan, komitmen melengkapi kedua faktor pendukung yang sebelumnya

dijelaskan, tanpa komitmen yang kuat dalam mengembangkan kemampuan diri

dan mengemban tugas fungsi kelurahan, maka upaya dalam meningkatkan kinerja

tehadap pelayanan masyarakat akan sia-sia.

Selanjutnya faktor penghambat, faktor penhambat dalam pengembangan

kinerja Kelurahan Pesanggrahan, pertama adalah ketepatan waktu, menurut

penuturan warga pesanggrahan yang mengurus e-ktp di Kelurahan Pesanggrahan,

masih terjadi keterlambatan waktu pelayanan dikarenakan petugas belum hadir di

loket PTSP.

“Kalau lebih gampang sih iya, mau mengurus izin cepet juga, Cuma ya itu

kalau kita kan suka datang pagi ya, Cuma kadang-kadang orang

kelurahannya belum ada atau belum siap, tapi setelah itu ya ngurus izinnya

mudah, kalau dulu kan susah, sekarang ada yang PTSP itu membantu

sekali buat kita kalau mau urus izin-izin”.70

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa

ketepatan waktu dalam pelayanan masyarakat sangat mempengaruhi tingkat

kepuasaan pelayanan. ketepatan waktu petugas perlu ditingkatkan agar

70

Wawancara dengan Burhanuddin, warga kelurahan pesanggrahan, 19 Agustus 2019

Page 77: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

66

keseluruhan upaya dalam membenahi kompetensi dan kinerja aparatur dapat

berjalan dengan baik.

D. Pembangunan Sarana Pelayanan Publik

Kelurahan Pesanggrahan dalam upayanya melanjutkan peningkatan

kompetensi yang dilakukan Pemerintah DKI Jakarta juga melakukan perbaikan

pelayanan publik dengan salah satunya yaitu adanya Pengadaan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu. PTSP yang dibuka untuk warga merupakan kelanjutan dari

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013.

Kelurahan Pesanggrahan dalam upayanya melanjutkan peningkatan

kompetensi yang dilakukan Pemerintah DKI Jakarta juga melakukan perbaikan

pelayanan publik dengan salah satunya yaitu adanya Pengadaan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu. PTSP yang dibuka untuk warga merupakan kelanjutan dari

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013.

Gambar 4.1

Pusat Pelayanan Terpadu Kelurahan Pesanggrahan

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Page 78: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

67

Dibentuknya PTSP oleh Pemerintah DKI Jakarta mulanya diinisiasi oleh

Joko Widodo yang pada saat itu masih menjabat sebagai gubernur, Joko Widodo

pada saat itu menginginkan sebuah sistem yang dapat mengerjakan urusan

pelayanan baik izin dan non perizinan yang tidak berbelit dan cepat tanggap.

Inisiasi Gubernur Jokowi dilanjutkan oleh penerusnya yaitu Gubernur

Basuki Thaja Purnama (Ahok) dalam bentuk Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(BPTSP) yang dijelaskan dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013, pada

dasarnya pelayanan ini bertugas melayani perizinan dan non perizinan dengan

sistem satu pintu.71

Dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 dijelaskan bahwa

Pelayanan terpadu satu pintu berfungsi sebagai penyelenggara baik perizinan

ataupun non perizinan dimana proses pelayanan tersebut dilakukan dari awal

pemberian dokumen hingga diterbitkannya dokumen tersebut dilakukan dalam

sistem satu pintu.72

Pelaksanaan BPTSP juga dilakukan pada tingkat kota, kecamatan, dan

kelurahan, sehingga implikasi pemberlakuan peraturan tersebut juga ada pada

Kelurahan Pesanggrahan yang merupakan bagian dari Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta.

Melansir laman republika.co.id yang berjudul “PTSP di DKI Jakarta Luar

Biasa”, mengungkapkan bahwa Pelayan di PTSP Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta adalah salah satu yang terbaik di Indonesia, melihat dari hasil survey yang

71

http://pelayanan.jakarta.go.id/#tentang-ptsp, diakses 12 Maret 2019 72

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 Pasal 1 Ayat 9

Page 79: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

68

diungkapkan oleh Direktorat jendral Otonomi Daerah Kementrian Dalam Negeri,

tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan PTSP di wilayah Provinsi DKI

Jakarta mencapai 82,3 persen.73

Menurut Plt Gubernur Sumarsono yang menjabat untuk melaksanakan

tugas harian Gubernur yang pada saat itu melakukan kampanye PILKADA 2017,

jumlah perizinan pada kurun waktu 2015 sampai dengan 2016 mengalami

peningkatan. Seperti kutipan wawancara yang dilakukan oleh Republika.co.id

dibawah ini.

“Jumlah Perizinan ada peningkatan pada 2015, tahun pertama itu perizinan

saja sekitar 4.138.021. pada 2016 ada peningkatan jumlah perizinan

diterbitkan 4.327.404. Jadi ada peningkatan sekitar 200 ribu lebih. Artinya

bahwa masyarakat semakin sadar karena sosialisasi yang dilakukan oleh

petugas PTSP tepat dan masyarakat semakin terangsang karena diberikan

kemudahan”74

Senada dengan pernyataan Plt Gubernur pada saat itu, sekertaris Kelurahan

Pesanggrahan mengatakan terjadi peningkatan jumlah perizinan yang dilakukan

oleh warga Kelurahan Pesanggrahan sejak tahun 2015, peningkatan tersebut

berkaitan dengan kemudahan yang diberikan kepada masyarakat untuk melakukan

segala berizinan melalu satu pintu yang dapat mengakses seluruh perizininan

administrasi kelurahan.

“sejak 2015 mulai tuh semua warga semangat kalau mau izin-izin, baik

izin nikah, surat kematian, atau izin pembangunan di tanah dibawah 100

meter persegi, bisa dilakukan dikeluran dengan mudah,makanya antusias

warga juga membaik”75

73

republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/17/01/07, diakses 12 Maret 2019 74

Wawancara Republika.co.id dengan Sumarsono, Plt Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017,

diakses 12 Maret 2019 75

Wawancara dengan Fuad, Sekertaris Kelurahan Pesanggrahan, 21 Agustus 2019

Page 80: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

69

Kemudian pada tahun 2017 BPTSP berubah nama menjadi Dinas

Pelayanan Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), perubahan

nama tersebut adalah bentuk dari evaluasi kerja yang dilakukan oleh Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta agar tidak terjadi tumpang tindih kerja dan penghapusan

peraturan yang dianggap tidak perlu.

Perubahan nama tersebut tidak berpengaruh terhadap kinerja yang

diberikan termasuk PTSP yang berada diKelurahan Pesanggrahan, perubahan

nama tersebut pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan Provinsi DKI Jakarta

yang ramah investor dan menjadi pusat pelayanan yang unggul dan terpercaya

bagi investor yang ingin membuat perizinan.76

Kemudian selain menyediakan PTSP yang diamanatkan oleh Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2013, Kelurahan Pesanggrahan juga membuat inovasi

dengan membangun fasilitas yang di khususkan untuk ibu menyusui atau yang

dikenal dengan ruang laktasi.

76

Ika Dewi Safitri, “Kualitas Pelayanan One Day Service di Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kecamatan Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan”, Skripsi Ilmu Sosial (2016) h.

9

Gambar 4.2

Ruang Laktasi

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Page 81: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

70

Ruang laktasi untuk ibu menyusui ini adalah inovasi yang diberikan oleh

Kelurahan Pesanggrahan sebagai bentuk pelayanan masyarakat, ruang laktasi

yang diKelurahan Pesanggrahan sudah diketahui hingga tingkat Kemenpan RB,

dan diberikan sertifikat kelayakan.

“ruang laktasi dan penitipan anak ini adalah inovasi dari Kelurahan

Pesanggrahan, dibuka juga untuk umum jika ada ibu menyusui yang

datang boleh menggunakan ruangan itu, anak anak juga boleh bermain

ditempat penittipan anaknya. Ada juga perpustakaan itu pengadaan

bukunya juga ada sumbangan dari warga, biar orang-orang bisa membaca

dan mendapat pengetahuan”77

Selain ruang laktasi, Kelurahan Pesanggrahan juga memiliki fasilitas

taman bermain anak, dan perpustakaan untuk masyarakat Kelurahan

Pesanggrahan dan juga dibuka untuk umum. Hadirnya fasilitas tersebut juga

merupakan hasil dari kontribusi masyarakat agar Kelurahan Pesanggrahan

menjadi tempat yang ramah bagi seluruh warganya.

77

Wawancara dengan Fuad, Sekertaris Kelurahan Pesanggrahan, 21 Agustus 2019

Gambar 4.3

Kursi Prioritas dan Sarana Bermain Anak

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Page 82: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

71

E. Hambatan dalam Peningkatan Kompetensi ASN Kelurahan

Pesanggrahan

Dalam penelitian ini penulis menemukan beberapa hambatan yang

mempengaruhi upaya peningkatan kompetensi di Kelurahan Pesanggrahan.

Pengembangan kompetensi ASN di Kelurahan Pesanggrahan dihadapkan pada

masalah gap kompetensi yang jauh, antara pejabat eselon IV dan staf kelurahan.

Menurut deputi bidang Diklat Aparatur, Muhammad Idris, aparatur

memiliki kesenjangan terkait tingkat pendidikan dan kemampuan dalam

menjalankan tugasnya

“Gap inilah yang mempengaruhiatau menimbulkan berbagai macam isu

seperti moratorium dan rasionalisasi pegawai’78

Senada dengan Idris, sekertaris Kelurahan Pesanggrahan mengatakan

bahwa gap antara pejabat eselon IV dan staf memang cukup jauh, dimana Diklat

yang dilakukan oleh pejabat eselon IV Kelurahan Pesanggrahan, tidak diikuti oleh

aparatur kelurahan yang bukan pejabat eselon IV.

“Diklat yang dilakukan itu kan Diklat PIM IV, khusus untuk pejabat

Eselon IV, jadi aparatur yang selain itu tidak ikut, seperti staf kasi, staf

PTSP, memang belum ada Diklatnya, Cuma kalau bendahara itu ada

namanya Diklat Kebendaharaan”79

Seperti yang sebelumnya dijelaskan, bahwa penekanan upaya

meningkatkan kompetensi ASN di Kelurahan Pesanggrahan dititik beratkan pada

Diklat PIM IV yang diikuti oleh pejabat eselon IV Kelurahan Pesanggrahan,

sehingga terdapat 10 aparatur Kelurahan Pesanggrahan yang tidak mengikuti

78

Lan.go.id/id/berita-lan/kompetensi-asn-masih-hadapi-sejumlah-permasalahan, diakses

12 Maret 2019 79

Wawancara dengan Fuad, Sekertaris Kelurahan Pesanggrahan, 21 Agustus 2019

Page 83: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

72

Diklat tersebut. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gap kompetensi antara

pejabat eselon IV dan non pejabat eselon IV diKelurahan Pesanggrahan.

Hambatan kedua adalah masih kurangnya penguasaan teknologi informasi

oleh aparatur Kelurahan Pesanggrahan. Diklat yang menekankan pada

penggunaan teknologi juga hanya diikuti oleh pejabat eselon IV, Teknologi

informasi adalah piranti terpenting bagi para aparatur dalam berkiprah di era

global saat ini. Sehingga mutlak bagi para aparatur untuk menguasai TI apalagi

melihat sistem pemerintahan yang mulai total menuju pada e-government.

Menurut sekertaris Kelurahan Pesanggrahan, latihan penggunaan

teknologi informasi belum maksimal untuk seluruh ASN di Kelurahan

Pesanggrahan, untuk pejabat eselon IV mendapatkan pelatihan TI pada saat

mengikuti Diklat PIM IV namun tidak untuk aparatur non eselon IV, beberapa

diantaranya mengikuti kursus pelatihan TI secara perorangan dan bukan

diselenggarakan oleh BPSDM.

“iya memang kalau disini yang tidak ikut pelatihan beberapa ada yang ikut

kursus penggunaan TI, pakai biaya pribadi”80

Dari pernyataan diatas dapat diartikan bahwa aparatur Kelurahan

Pesanggrahan non eselon IV sebetulnya memiliki komitmen dan niat untuk

meningkatkan kompetensinya dengan mengikuti kursus pelatihan TI, hanya saja

perlu bagi badan pengembangan SDM dalam hal ini BPSDM DKI Jakarta, juga

memperhatikan kompetensi yang dimiliki oleh aparatur kelurahan yang bukan

pejabat eselon IV.

80Wawancara dengan Fuad, Sekertaris Kelurahan Pesanggrahan, 21 Agustus 2019

Page 84: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

73

Kemudian, hambatan yang selanjutnya adalah kurangnya kesadaran

aparatur mengenai ketepatan waktu, reformasi birokrasi selain diarahkan pada

pembenahan birokrasi yang bertele-tele dan tidak efisien, juga diarahkan pada

upaya perbaikan terhadap pelayanan publik, dimana ketepatan waktu pelayanan

sangat berpengaruh pada kepuasan masyarakat.

Menurut warga Kelurahan Pesanggrahan, masih sering terjadi

keterlambatan oleh aparatur kelurahan dalam melayani masyarakat.

“masih sering terlambat, Cuma kalau sudah ada ya cepat pelyanan, hanya

kan saya kadang kadang butuhnya pagi-pagi soalnya saya memang ada

usaha jual beli tanah sama kontrakan jadi kalau izin-izin gitu kadang saya

urus pagi, itu aja sih kendalanya kadang-kadang masih suka terlambat”81

Dalam wawancara diatas dapat dilihat bahwa hambatan yang sering terjadi

adalah masalah ketepatan waktu aparatur kelurahan, hal tersebut sangat

disayangkan jika melihat perbaikan yang telah dilakukan oleh Kelurahan

Pesanggrahan dalam segi infrastruktur maupun kemampuan aparatur dalam

mengerjakan bidang kerjanya.

81

Wawancara dengan Renata Al- Rayid, Warga Kelurahan Pesanggrahan, 11 Agustus

2019

Page 85: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai reormasi birokrasi bidang SDM di

Kelurahan Pesanggrahan dapat disimpulkan bahwa reformasi birokrasi di

Kelurahan Pesanggrahan diarahkan pada tiga aspek penting yaitu pendidikan dan

pelatihan bagi aparatur kelurahan, peningkatan kualitas hidup aparatur, dan

pembangunan infrastruktur pelayanan publik.

Pada aspek pendidikan dan pelatihan diarahkan kepada pejabat eselon IV

Kelurahan Pesanggrahan dengan tujuan untuk membentuk kompetensi ASN yang

sesuai dengan bidang kerjanya dan dapat menghasilkan kinerja yang baik, hanya

saja kekurangan pada aspek ini adalah pendidikan dan pelatihan yang dimaksud

tidak diikuti oleh aparatur kelurahan non eselon IV, sehingga masih terjadi

ketimpangan kompetensi diantara pejabat eselon IV kelurahan dengan staf

Kelurahan Pesanggrahan.

Kemudian, dalam penelitian ini juga penulis menemukan bahwa

peningkatan kompetensi ASN perlu dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup

ASN itu sendiri, kompetensi ASN memang akan mempengaruhi hasil dari kinerja

yang diberikan kepada publik, akan tetapi jika kualitas hidup ASN tidak baik,

maka akan mengarah pada birokrasi yang lemah dan dapat memicu birokrasi yang

KKN.

Page 86: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

75

Setelah Peningkatan kompetensi ASN dan Peningkatan kualitas hidup ASN

Kelurahan Pesanggrahan yang juga merupakan bagian dari Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta melakukan pembenahan infrastruktur khususnya yang berkaitan

dengan pelayanan publik. Diadakannya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di

Kelurahan Pesanggrahan dirasakan oleh masyarakat merupakan peningkatan

kualitas mutu pelayanan.

Reformasi birokrasi bidang SDM di Kelurahan Pesanggrahan memang

sudah cukup baik, namun masih ada hambatan yang peneliti temukan saat

melakukan observasi, yaitu masalah kesenjangan kompetensi antara pejabat

eselon IV dengan staf kelurahan, kemudian urusan ketepatan waktu oleh aparatur

kelurahan ketika melayani masyarakat di meja PTSP, serta masih kurangnya

tenaga kelurahan dalam mengerjakan kuantitas tugasnya khususnya dibagian

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

B. Saran

1. Reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah DKI Jakarta khususnya

di Kelurahan Pesanggrahan harus berkelanjutan, konsistensi dalam

melakukan perbaikan terhadap kompetensi ASN di Kelurahan

Pesanggrahan harus dilakukan.

2. Kelurahan Pesanggrahan diharapkan juga menyediakan fasilitas bagi

staf kelurahan untuk mengembangkan kompetensinya.

3. Sistem pengawasan terhadap ketepatan waktu ASN lebih diketatkan

sehingga tidak terjadi keterlambatan waktu pelayanan

Page 87: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

76

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi

Aksara

Putra, Nusa. 2013. Metode kualitatif pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Setiyono, Budi. 2004. Birokrasi dalam Perspektif Politik dan Administrasi.

Bandung: PT. Nuansa Cendikia

Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bagian

Penerbitan STIE YPKN

Sumaryadi, I Nyoman. 2016. Reformasi Birokrasi Pemerintahan Menuju Tata

Kelola Pemerintahan yang Baik. Bogor: Ghalia Indonesia

Suwatni dan Doni Juni. 2013. Manajemen SDM. Bandung: Alfabeta

Tamin, Feisal. 2004. Reformasi Birokrasi Analisis Pendayagunaan Aparatur

Negara. Jakarta: Belantika

Thoha, Miftah. Birokrasi Pemerintah Indonesia di Era Reformasi

Thoha, Miftah. 2005. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia. Jakarta:

Prenada Media

Page 88: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

77

JURNAL

Agustamar, Mouzar. 2014.“Restrukturisasi Birokrasi dan Pengembangan Good

Governance”. Jurnal Administrasi Publik dan Birokrasi Vol 1 No 1

Akny, Aldenila Berlianti. 2014. “Mewujudkan Good Governance melalui

Reformasi Birokrasi di bidang SDM Aparatur untuk Peningkatan

Kesejahteraan Pegawai”. Jurnal Jejaring Administrasi Publik Vol 6 No 1

Alamsyah. 2003. “Reposisi Peran Birokrasi Publik dalam Proses Politik Lokal”.

Jurnal Politik dan Birokrasi Vol.2

Alrasyid, M. Harun. 2007. “Reformasi Birokrasi”. Jurnal Madani Edisi I

BPS DKI Jakarta. Jakarta Dalam Angka Tahun 2017

Desiana, Ayu. 2014. “Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah menuju Good

Governance”. Jurnal JMP Vol 1 No 1

Fathurrochman. “Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri Curup Melalui Metode Pendidikan dan

Pelatihan”. Jurnal pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara

Hayat. 2016 .“Peneguhan Reformasi Birokrasi melalui Penilaian Kinerja

Pelayanan Publik”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 20 No 2

Mariana, Dede. 2006. “Reformasi Birokrasi Pemerintah Pasca Orde Baru”.

Jurnal Sosiohumaniora Volume 8 No 3

Masyhudi. 2005. “Kinerja Birokrasi Pemerintah dalam Pelayanan Kepada

Publik”. Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama Vol 6 No 1

Page 89: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

78

Ratna, Ikhwani. 2012. “Reformasi Birokrasi Terhadap Penataan Pola Hubungan

Jabatan Politik Dan Karir Dalam Birokrasi di Lingkungan Pemerintah

Provinsi Riau”. Jurnal Sosial Budaya Vol.9 No. 1

Safitri, Ika Dewi. 2016. “Kualitas Pelayanan One Day Service di Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta

Selatan”. Skripsi Ilmu Sosial

Samin, Rumzi. 2011. “Reformasi Birokrasi”. Jurnal FISIP UMRAH Vol. 2 No. 2

Wakhid, Ali Abdul. 2011. “Eksistensi Konsep Birokrasi Max Weber dalam

Reformasi Birokrasi di Indonesia”. Jurnal TAPIs Vol.7 No.13

INTERNET

http://selatan.jakarta.go.id/page-lurah diakses 26 Agustus 2018

https://sipka.lan.go.id/public/files diakses 11 Juli 2019

http://pelayanan.jakarta.go.id/#tentang-ptsp diakses 12 Maret 2019

http://www.beritasatu.com/megapolitan/411360-ini-reformasi-birokrasi-yang-

telah-dilakukan-ahokdjarot.html diakses 11 Oktober 2017

http://www.mediaindonesia.com/index.php/news/read/51613/rombak-pejabat-

ahok-ingin-terapkan-reformasi-birokrasi/2016-06-17 diakses 12 Oktober

2017

https://www.menpan.go.id/site/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuan diakses 12

Oktober 2017

Lan.go.id/id/berita-lan/kompetensi-asn-masih-hadapi-sejumlah-permasalahan

diakses 12 Maret 2019

republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/17/01/07 diakses 12 Maret

2019

Page 90: REFORMASI BIROKRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49222/1/ANDI A… · DI KELURAHAN PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2017

79

PERATURAN DAN UNDANG-UNDANG

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 Pasal 1 Ayat 9

Peraturan Gubernur Nomor 287 Tahun 2016 Pasal 1 Ayat 11

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000

Peraturan Presiden No. 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi

2010-2025