andi asmi se

21

Click here to load reader

Upload: jacob-breemer

Post on 18-Jun-2015

172 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Andi Asmi SE

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG SEPATU DI PASAR SENTRAL KOTA KENDARI

Oleh ANDI ASMI 991211 012

Pembimbing : H. Hasan Aedy, SE.MS dan Ahmad, SE.MS

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Pembangunan perdagangan adalah bagian integral dari pembangunan nasional dengan tujuan pokok untuk mewujudkan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan jumlah pendapatan perkapita masyarakat secara nasional maupun pendapatan perkapita regional dari masing-masing daerah.

Hal ini cukup beralasan sebab potensi pembangunan tersebut di daerah-daerah. Dengan demikian, pembangunan perdagangan juga merupakan wadah untuk menciptakan kegiatan ekonomi masyarakat. Disamping mewujudkan kemakmuran masyarakat dan pembagian pendapatan yang lebih merata, maka dengan demikian diperlukan berbgai langkah-langkah kongkritnya guna meningkatkan roda perekonomian masyarakat terutama bagi mereka yang berada di daerah pedesaan. Dimana masyarakat secara umum masih mempunyai tingkat pendidikan dan taraf hidup yang masih rendah. Oleh karena itu, semua aktifitas ekonomi perlu mendapat perhatian yang diupayakan secara baik agar dapat mendorong peningkatan pendapatan, serta meningkatkan taraf hidup dan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat pada khususnya dan pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia pada umumnya.

Usaha peningkatan pendapatan dari berbagai kelompok masyarakat tetap menjadi perhatian utama pemerintah yaitu memberikan perhatian yang lebih serius pada usaha kecil dan kegiatan ekonomi lainnya.

Sektor perdagangan bagi ekonomi yang menjembatani aktivitas sektor produksi dengan sektor permintaan/konsumen. Dalam konteks pembangunan ekonomi, kemajuan yang dicapai dalam sektor perdagangan memiliki hubungan timbal balik dengan sektor produksi dan sektor komsumsi. Kemajuan yang terjadi pada sektor produksi akan mendorong majunya kegiatan perdagangan dan sebaliknya perkembangan yang terjadi pada aktivitas perdagangan akan mengakibatkan berkembangkan permintaan pada sektor produksi dan konsumsi.

Sebagai sektor “penghubung”, sektor prdagangan menempati posisi yang strategis dalam mendukung kelancaran arus barang untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat, serta mendorong pembentukan harga yang wajar. Dengan demikian dapat diakui bahwa kemajuan yang terjadi pada sektor perdagangan akan sangat berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, yang secara langsung memberikan sumbangan yang berarti pada penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta peningkatan pendapatan masyarakat. Demikian pula sebaliknya , dengan terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat akan meningkatkan jumlah permintaan di sektor perdagangan.

Perdagangan sepatu di Pasar Sentral Kota Kendari, cukup banyak, terdiri dari pedagang sepatu anak-anak sampai pada sepatu dewasa. Banyaknya jumlah pedagang sepatu di Pasar Sentral Kota Kendari, menimbulkan persaingan baik dalam usaha penjualan sepatu di Pasar Sentral Kota Kendari

Page 2: Andi Asmi SE

serta memberikan pengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh masing-masing pedagang.

Sepatu yang diperdagangkan pada Pasar Sentral Kota Kendari sebagian besar merupakan sepatu buatan dalam negeri terutama yang dibuat di Bandung, Jakarta dan Surabaya. Ketiga kota ini merupakan pusat industri terbesar yang menghasilkan sepatu dan dipasarkan sampai ke Pasar Sentral Kota Kendari melalui pedagang yang ada di pasar tersebut.

Dengan berkembangnya usaha penjualan sepatu yang dilakukan oleh pedagang akhir-akhir ini membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang ”Analisis Pendapatan Pedagang Sepatu di Pasar Sentral Kota Kendari.

1. 2 Permasalahan

Dari latar belakang di atas, maka yang menjadi permsalahan dalam penelitian ini adalah :

“Berapa besar pendapatan pedagang sepatu pada Pasar Sentral Kota Kendari”

1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. 3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besarnya tingkat pendapatan pedagang sepatu di Psara Sentral kota Kendari.

1. 3. 2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk mengambil langkah-langkah kebijakan dalam pembinaan pedagang sepatu di pasar sentral kota Kendari.

2. Bagi Pedagang adalah sebagai bahan informasi dalam mengembangkan usaha di masa yang akan datang.

3. Bagi peneliti lain adalah sebagai bahan banding atau pelengkap peneliti selanjutnya yang ada relevansinya dengan peneliti ini.

1. 4 Ruang Lingkup

Berdasarkan pendahuluan dan permasalahan di atas, maka penulis akan membatasi ruang lingkup pembahasan pada aspek pendapatan pedagang sepatu. Adapun aspek pendapatan adalah yang diperoleh dari hasil penjualan atau keuntungan dari selisih pembelian dan penjualan sepatu masing-masing jenis yang diperdagangkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Pengertian Perdagangan

perdagangan secara umum dapat diartikan kegiatan penyaluran barang kepada konsumen melalui kegitan dan menjual barang, adapun pengertian perdagangan yang dikemukakan oleh K.S.T. Pamoentjak (1993 : 32) “Tindakan perniagaan adalah tindakan-tindakan pembelian barang untuk dijual kembali dalam jumlah besar atau kecil dalam bentuk mentah atau telah dikerjakan sebagai barang dengan atau hanya menyewakan barang itu untuk dipergunakan.

Dengan batasan pengertian tersebut di atas, maka tindakan perniagaan atau perdagangan adalah melakukan pembelian barang-barang baik dalam jumlah besar maupun jumlah kecil dalam bentuk mentah atau pun barang jadi yang kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi dan selisih harga tersebut adalah berupa laba (keuntungan).

2

Page 3: Andi Asmi SE

Perniagaan diusahakan oleh semua orang yang menjual dan membeli barang antara menjalankan semua pekerjaan yang berhubungan dengan jual beli. Perdagangan adalah membeli dari penghasilan barang yang disebut produsen dan jual kepada pemakai barang yang disebut konsumen, maka perdagangan disebut sebagai hubunga antara produsen dan konsumen, atau orang yang bekerja sebagai penghubung antara produsen dan konsumen. Atau kegiatan perdagangan yang menunjang sektor produksi.

M. Gultom (1975 : 81) memberikan pengertian perdagangan adalah meliputi semua kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian arus barang-barang dari produsen ke konsumen menurut waktu, tempat dan keadaan (bentuk) yang dibutuhkan pemakai”

Dengan uraian tersebut di atas, maka perdagangan meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pemindahan barang atau jasa dari pembuat atau produsen, sampai pada pemakai atau konsumen.

Sedangkan berdasarkan SK. Menteri Perdagangan No. 1458/KP/XII/84, yang dimaksud dengan perdagangan adalah menjembatani permintaan yang menjadi dorongan dalam proses produksi, sehingga terjadi lingkaran yang semakin berkembang”.

Sohadi Mangkusuwondo (1986 : 40 ) bahwa : “Kegiatan sektor perdagangan merupakan kegiatan penjualan sektor produksi, yaitu pertanian dan industri pengolahan atau industri manufacturing, atau pun barang-barang konsumsi, dan barang-barang jadi hasil pabrik”.

Kemudian untuk mencapai kemajuan akhir, sektor perdagangan memberikan jasa-jasanya. Dimana sektor perdagangan sebagai perantara untuk menyalurkan hasil produksi ini sehingga sampai ke tangan konsumen pada waktu yang diperlukan dan macam barang sesuai dengan apa yang diminta oleh konsumen.

Adapun sub sektor yang ada di dalam sektor perdagangan meliputi :

1. Sub sektor perdagangan dalam negeri.

2. Sub sektor perdagangan luar negeri.

2. 2 Fungsi Perdagangan

Kegiatan perdagangan ini sangat luas dan meliputi kegiatan yang beraneka ragam. Selanjutnya Sohadi Mangkusuwondo (1986 : 53) mengatakan secara garis besarnya perdagangan terdapat empat fungsi pokok, yaitu :

1. Mengumpulkan (koleksi) dengan membagi-bagikan (distribusi).

Dalam hal ini tugas perniagaan adalah mengumpulkan barang-barang dari beberapa produsen kemudian menjualnya atau membagi-bagikannya ke pada konsumen.

2. Menyortir dan memberikan kualitas berderajat

Kegiatan menyortir dan memberikan kualitas berderajat ini adalah menyortir atau mengkualifikasikan barang-barang itu pada berbagai kualitas sehingga akan memudahkan membagi-bagikannya pada konsumen.

3. Menimbun untuk distribusi

Kegiatan menimbun untuk distribusi adalah melakukan pengumpulan/menimbun barang untuk disimpan sehingga pada waktu barang kurang dpasaran, barang tersebut dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.

4. Memindahkan

3

Page 4: Andi Asmi SE

Suatu daerah kadang-kadang menghasilkan barang-barang yang melimpah sehingga barang tersebut harganya turun. Dengan demikian memindahkan barang tersebut membuat harganya meningkat. Kegiatan yang dilakukan untuk memindahkan barang tersebut ke daerah konsumen sehingga dapat diperoleh harga yang lebih tinggi dan memberikan keuntungan yang lebih besar.

2. 3 Pembagian Perniagaan (Perdagangan)

Menurut Sohadi Mankusowando (1980 : 67) bahwa perniagaan (perdagangan) dapat dibagi beberapa macam yaitu :

a. Perniagaan berdasarkan jembatan atau perantara dapat dibagi atas :

1. Perniagaan sebagai jembatan yang berdiri sendiri yaitu prniagaan yang semata-mata berniaga.

2. perniagaan yang tidak sebagai jembatan yang tidak berdiri sendiri yaitu perniagaan yang untuk menyammbung usaha lain.

b. Berdasarkan hubungan antara produsen

1. Perniagaan langsung yaitu perniagaan dimana produsen berhubungan langsung dengan konsumen atau pedagang menjual langsung kepada konsumen.

2. Perniagaan langsung adalah terdapat beberapa perantara sebelum barang sampai pada konsumen.

c. Berdasarkan wilayah kegiatannya dapat dibagi sebagai berikut :

1. Perniagaan dalam negeri, adalah kegiatan perniagaan yang dilakukan dalam suatu negara.

2. perniagaan antara negara, adalah kegiatan perniagaan yang dilakukan dengan luar negeri, yang dapat dibagi atas :

- Perniagaan impor, adalah memasukkan ke dalam negeri barang-barang yang didatangkan dari luar negeri.

- Perniagaan ekspor, adalah penyelenggaraan penjualan ke luar negeri.

- Perniagaan transit, adalah membeli barang ke luar negeri dan menjualnya lagi keluar negeri dengan melalui negara sendiri.

d. Berdasarkan jumlah barang atau omzet barang, kegiatan perniagaan dapat dibagi atas :

1. Perniagaan besar, adalah membeli dan menjual barang dalam jumlah besar semata-mata antara orang yang berniaga dan bukan kepada konsumen. Perniagaan besar ini selain empat fungsi yang telah diuraikan di atas, mempunyai fungsi lain pula sebagai berikut :

a. Fungsi mengikat, yaitu menjalankan suatu usaha supaya permintaan akan sesuatu barang bertambah banyak misalnya dengan reklame.

b. Fungsi kredit, yaitu menyediakan modal untuk produsen, dengan membayar lebih dahulu barang yang akan diproduksi dan dengan memberi hutang kepada pedagang-pedagang kecil. Biasanya pedagang besar mengimpor/mengekspor barang atau menjualkan barang-barang hasil pabrik dalam negeri atau hasil bumi untuk diekspor.

2. Perniagaan kecil, adalah menjual barang dalam jumlah kecil langsung kepada konsumen.

4

Page 5: Andi Asmi SE

Dalam hubungannya dengan pembagian tersebut di atas dikenal sebutan :

a. Pengusaha kuat.

b. Pengusaha menengah

c. Pengusaha kecil/lemah.

Dengan perkembangan perniagaan dewasa ini maka terdapat gejala-gejala untuk menghapuskan perantara niaga prniagaan baik oleh pabrik atau pedagang eceran, misalnya pabrik sepatu bila menjual hasil produksinya dalam toko-toko sendiri langsung kepada konsumen. Disamping itu ada pula pabrik yang menjual barangnya langsug kepada toko-toko dengan menugaskan pedagang musafir atau pedagang keliling yang pegawainya berkeliling mengunjungi toko-toko menawarkan barangnya.

Adapula yang disebut perusahaan-prusahaan berasosiasi yaitu beberapa perusahaan kecil milik preorangan bersatu atau berasosiasi untuk membeli barang dalam jumlah besar dengan mengharapkan dapat harga yang lebih murah atau mendapat potongan harga, sehingga lebih menguntungkan, misalnya GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) antara golongan pedagang besar itu. Adapun yang disebut pedagang-pedagang tangan kedua atau bisa disebut grosir. Hal ini merupakan suatu mata rantai perniagaan dari berbagai bagian sampai ke tangan pengecer. Perniagaan kecil dibagi atas :

1. Pedangan Keliling.

Perniagaan kecil yang berkeliling ialah yang berkeliling dari rumah kerumah, pedagang buah-buahan, pedagang sayur, es buah dan sebagainya.

2. Pedagang Menetap

Pedagang kecil yang menetap adalah yang telah menetap seperti pedagang yang telah membuka warung kios, kedai dan toko.

Perniagaan pasar atau pekan kedudukannya adalah diantara perniagaan yang berkeliling dan pedagang yang menetap. Pedagang pasar berkedai dipekan-pekan yang diadakan tiap-tiap hari beberapa hari. Ada pedagang pasar yang berkedai berganti-ganti di beberapa pekan secara bergiliran. Perniagaan kecil yang menetap dapat dibagi atas :

1. Warung.

Keadaan warung yang menyerupai pedagang pasar. Cara menjalankan perniagaannya seperti pedagang pasar, hanya dia sudah berkedudukan di tengah-tengah lingkungan tempat kediaman penduduk/konsumen.

2. Toko perusahaan kecil

Toko perusahan kecil adalah toko kepunyaan orang perorangan yang menjual barang-barang langsug kepada konsumen.

3. Toko perusahaan besar

Toko perusahaan besar terbagi atas :

a. Toko Serba Ada

Toko serba ada (departemen store) sebenarnya merupakan gabungan dari berbagai toko dalam suatu gedung besar, di dalam gedung tersebut terdiri dari berbagai ruangan dimana setiap ruangan menyediakan suatu macam barang dagangan. Toko serba ada di kota-kota besar.

b. Toko yang mempunyai cabang

5

Page 6: Andi Asmi SE

Toko yang mempunyai cabang adalah kebalikan dari toko serba ada. Toko ini hanya berniaga suatu macam barang tetapi membuka filial atau cabang di berbagai tempat dalam kota.

c. Toko Harga Seragam

Toko harga seragam adalah toko yang menjual barang-barangnya dengan harga seragam. Maksudnya beberapa toko bersepakat untuk menjual barang-barang yang sama dengan harga yang sama.

d. Toko Kiriman

Toko kiriman adalah toko yang menjual barang-barang kepada konsumen melalui kiriman pos.

2. 4 Pengertian Pendapatan

Dalam arti ekonomi, pendapatan merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara atau daerah. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan pendapatan disini dapat dijelaskan dari dua sisi yaitu rumah tangga negara atau daerah yang dikenal dengan pendapatan nasional atau regional, dan rumah tangga masyarakat atau idividu yang dikenal dengan sebutan pendapatan masyarakat atau individu.

Dari kutipan tersebut hanya mengambil satu sisi yani hasil penjualan dari faktor produksi, tidak termasuk hal-hal yang dihasilkan sendiri dan pakai sendiri. Dari pengertian itu ada 2 faktor yang menentukan yaitu :

1. Jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh seseorang.

2. Harga jual per unit dari setiap karyawan dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya.

Dalam arti khusus, pendapatan diartikan sebagai titik tolak penerimaan produksi setelah dikurangi pengeluaran. Sejalan dengan itu, Soekartawi (1984 : 45) memberi pengertian pendapatan dalam dua bagian yaitu : Pendapatan kotor (Gross income) dan pendapatan bersih (Netto income).

Pendapatan kotor adalah nilai produk total dalam jangka waktu tertentu, baik yang tidak dijual maupun yang dijual. Sedangkan pendapatan bersih adalah selisih pendapatan kotor dengan pengeluaran total.

Pendapatan yang diperoleh seorang individu ditentukan oleh besar/kecilnya usaha, dimana makin tinggi skala usahanya semakin tinggi pendapatan yang diperoleh. Hal ini berarti bahwa tingkat kesejahteraan akan semakin besar. Pendapatan tersebut selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Sadono Sukirno (1981 : 83) bahwa semakin tinggi pendapatan yang diterima oleh rumah tangga, maka semakin besar pula konsumsi yang dibelanjakan.

Peningkatan taraf hidup atau penerapan pendapatan dalam masyarakat merupakan suatu masalah yang saling berhubungan. Peningkatan taraf hidup berarti memenuhi kebutuhan konsumen nyata, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

Pendapatan diatas merupakan tingkat pendapatan yang diperoleh dalam upaya meningkatkan kesejahteraan, karena hal ini berhubungan dengan tingkat konsumsi dan tingkat kepuasan yang diterima oleh setiap individu.

Selanjutnya Biro Pusat Statistik menambahkan tentang penggolongan pendapatan dan penerimaan rumah tangga ke dalam 3 (tiga) bagian, yaitu :

1. Pendapatan berupa uang adalah penghasilan yang berupa uang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai jasa atau kontrak prestasi. Sumber-sumber yang utama adalah gaji dan upah serta lain-lainnya,

6

Page 7: Andi Asmi SE

pendapatan bersih dari usaha sendiri serta pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang yang dipelihara seperti hasil investasi, tanah, gaji pensiun dan tunjangan sosial.

2. Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan biasa, akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk balas jasa. Misalnya dalam pembayaran upah, gaji yang dinilai dengan beras, pengobatan, perumahan dan rekreasi.

3. Penerimaan uang dan barang yang dipakai pedoman adalah segala penerimaan yang bersifat transfer redistribusi dan biasanya membawa perubahan ke dalam rumah tangga. Misalnya penjualan barang-barang yang dipakai, pinjaman uang, warisan dan penagihan piutang.

Pendapat di atas, dapat diartikan bahwa pendapatan yang diperoleh rumah tangga dapat berupa uang atau barang yang diuangkan.

Ditinjau dari sudut ekonomi, mutu kehidupan masyarakat atau individu sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan yang diperoleh baik yang berupa uang atau barang.

Hubungan tingkat pendapatan dengan tingkat taraf hifup seorang, Binataro. A (1982 : 150) menjelakan bahwa tingkat taraf hidup diartikan sebagai tingkat kesejahteraan. Sedangkan ksejahteraan itu sendiri dapat diartikan sebagai kemakmuran, yang juga berarti cukup atau tidak kekurangan.

Berdasarkan pengertan di atas, maka pendapatan adalah hasil penggunaan/penjualan faktor-faktor produksi atau asset yang dimilikinya atau dengan kata lain pendapatan diartikan sebagai hasil kerja seseorang, baik dalam bentuk penggunaan kekayaan maupun jasa-jasa dinilai dengan uang.

2. 5 Kerangka Pikir

Pedagang sepatu di pasar sentral Kota Kendari adalah merupakan pedagang pengecer sepatu yang menjual langsung ke konsumen, dimana mereka ini melakukan pembelian pada pedagang distributor di Makassar dan sebagian membeli langsung di pabriknya (tanpa melalui distributor).

Persediaan barang oleh pedagang sepatu di pasar sentral sangat bergantung dari jumlah pembelian, dan tingkat persediaan sepatu secara langsung akan mempengaruhi jumlah penjualan sepatu bagi masing-masing pedagang.

Besarnya selisih antara harga beli dan harga penjualan akan mempengaruhi besar kecilnya keuntungan dari masing-masing pedagang sepatu. Di pihak lain besarnya keuntungan yang diterima oleh masing-masing pedagang sepatu ini akan dipengaruhi oleh biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pembelian atau pemesanan kembali sepatu.

Untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diterima oleh masing-masing pedagang sepatu, maka penulis menggunakan analisis pendapatan dan analisis deskriptif, guna menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga menghasilkan kesimpulan tentang usaha penjualan sepatu di Pasar Sentral Kota Kendari

Untuk lebih jelasnya kerangka pikir ini dapat disajikan pada skema sebagai berikut :

7

Page 8: Andi Asmi SE

SKEMA

KERANGKA PIKIR

2. 6 Hipetesis

Berdasarkan pada permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan ebagai berikut :

“Diduga bahwa pendapatan pedagang sepatu di Pasar Sentral Kota Kendari cukup besar.”

8

Pedagang Sepatu di Pasar kota Kendari

Persediaan Barang

Volume Pembelian sepatuHarga pokok pembelian

Volume Penjualan SepatuHarga Jual

Metode AnalisisDeskripsi

Tingkat PendapatanBersih

Rekomedasi :Peningkatan Pendapatan/KeuntunganKelangsungan Usaha

Page 9: Andi Asmi SE

BAB III METODE PENELITIAN

3. 1 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka lokasi penelitian yang akan dijadikan objek adalah pedagang sepatu yang melakukan aktivitas penjualan di Pasar Sentral kota Kendari.

3. 2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang sepatu yang terdapat pada pasar sentral Kota Kendari, sebanyak 23 pedagang. Sampel dalam penelitian ditetapkan 52 % dari populasi yaitu 12 orang pedagang dengan cara random sampling.

3. 3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis data

1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung meliputi tingkat pendapatan, modal, tambungan, harga pembelian, harga penjualan, serta data-data lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai informasi baik dari instansi pemerintah maupun lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.3.2. Sumber Data

1. Data primer adalah data yang bersumber dari hasil penelitian pada pedagang sepatu yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, yang terdapat di Pasar Sentral Kota Kendari.

2. Data Sekunder adalah data yang bersumber dari instansi-instansi pemerintah khususnya pada kantor pengelolaan Pasar Sentral Kota Kendari, serta instansi lain yang terkait yang dapat menjadi sumber data dan mendukung perolehan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.

3. 4 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi, dilakukan dengan cara mengamati langsung kepada para pedagang sepatu yang melakukan aktivitas pada Pasar Sentral Kota Kendari.

2. Wawancara, dilakukan dengan cara langsung mendatangi dan mengadakan wawancara langsung dengan pedagang sepatu dan memberikan beberapa pertanyaan guna mendapatkan data-data yang lebih aktual.

3. Dokumentasi, yaitu mengambil data-data yang telah didokumentasikan oleh instansi pemerintahan dan instansi terkait.

3. 5 Motode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam menganalisis masalah adalah menggunakan metode analisis kualitatis deskriptif, dimana data-data yang telah dibuat dalam bentuk tabel kemudian dijelaskan secara deskriptif tentang keadaan sebenarnya yang didapat dalam penelitian.

3. 6 Defenisi Operasional

9

Page 10: Andi Asmi SE

Untuk lebih terarahnya dan menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka penulis akan memberikan defenisi tentang variabel yang diteliti sebagai berikut :

1. Pedagang sepatu adalah orang yang melakukan jual beli dari berbagai merek sepatu yang diukur dengan satuan orang. Sedangkan ukuran sepatu yang terdapat di Pasar Sentral Kota Kenari diukur dengan satuan nomor sepatu.

2. pendapatan adalah nilai penjualan dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pedagang sepatu di pasar sentral kota Kendari diukur dalam satuan rupiah.

3. Penjualan adalah jumlah keseluruhan jumlah sepatu yang terjual dari setiap pedagang di Pasar Sentral Kota yang dinyatakan dalam rupiah.

4. Pembeli adalah konsumen yang membeli sepatu, diukur dengan satuan orang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi PenelitianPenelitian yang dilakukan tentang analisis pendapatan pedagang sepatu

pada Pasar Sentral Kota Kendari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan pedagang sepatu pada Pasar Sentral Kota Kendari, namun sebelum dibahas lebih jauh, maka perlu juga diketahui tentang keadaan Kota Kendari yang meliputi letak wilayah, kondisi iklim dan keadaan demografi Kota Kendari.4.1.1. Letak Wilayah Kota Kendari

Letak wilayah Kota Kendari secara Geografis berada di antara 3o54’30” – 3o3’11” Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 120o39’6” – 122o23’6” Bujur Timur, serta letak wilayah terbentang mengelilingi Teluk Kendari.Secara administratif, Kota Kendari dibatasi oleh : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia dan Kecamatan

Sampara Kabupaten Kendari. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo dan Kecamatan

Konda Kabupaten Kendari Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sampara dan Kecamatan

Ranomeeto Kabupaten Kendari.Wilayah Kota Kendari memiliki daratan yang bervariasi antara datar dan

bukit. Ketinggian tanah dari pantai antara teluk Kendari sampai ke pegunungan Nipa-Nipa antara 0-300 m di atas permukaan laut. Sedangkan dibagian selatan wilayah daerah ini, berkisar antara 0 –100 m di atas permukaan laut. Pesisir pantai bagian Barat merupakan daratan yang landai yang luas dengan bukit-bukit kecil disekitarnya, sedangkan dibagian lain sebagian kecil merupakan daerah rawa.

Luas wilayah Kota Kendari secara keseluruhan seluas 295,89 Km2. Luas wilayah tersebut terbagi atas 4 wilayah Kecamatan yang penulis sajikan pada tabel berikut :

Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan Yang Terdapat di Kota Kendari Tahun 2002

No. Kecamatan Luas (Km2) %1.2.3.4.

Kecamatan KendariKecamatan MandongaKecamatan PoasiaKecamatan Baruga

31,4290,01131,7542,71

10,6230,4244,5314,43

295,89 100,00

10

Page 11: Andi Asmi SE

Sumber : Data Kota Kendari (2002)Pada tabel 1, nampak bahwa wilayah Kota Kendari masih cukup luas dan

dibagi dalam 4 (empat) wilayah kecamatan masing-masing Kecamatan Kendari dengan luas 31,42 Km2, Kecamatan Mandonga dengan luas 90,01 Km2, Kecamatan Poasia dengan luas 131,75 Km2, dan Kecamatan Baruga dengan luas 42,71 Km2.

Luas wilayah masing-masing kecamatan tersebut telah disediakan lokasi untuk pasar rakyat yang digunakan oleh masyarakat untuk menjual dan membeli barang pada lokasi pasar tersebut. Pasar yang ada pada Kecamatan Kendari adalah Pasar Sentral Kota, pasar yang ada pada Kecamatan Mandonga adalah pasar Lawata, pasar yang ada pada Kecamatan Poasia adalah pasar Anduonoho sedangkan pasar yang ada pada Kecamatan Baruga adalah pasar Baru yang letak di Kelurahan Bende.4.1.2. Kondisi Iklim Wilayah Kota Kendari

Kota Kendari pada umumnya beriklim pasar di mana suhu rata-rata 26oC. Kelembaban udara 60% - 90%. Menurut data statistik Kota Kendari, daerah ini pada umumnya dipengaruhi oleh dua musim secara tetap, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya terjadi pada bulan Nopember - Maret, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Agustus – Oktober.

Kedudukan Kota Kendari relatif dekat dengan garis Katulistiwa, sehingga arah angin dipengaruhi oleh angin barat yang bertiup pada bulan September – Maret dan angin Timur/Tenggara bertiup pada bulan Mei- Agustus, dalam keadaan sehari-hari anginnya dipengaruhi oleh angin laut.

Curah hujan rata-rata sepanjang tahun adalah 1.994 mm per tahun dimana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Nopember.4.1.3.Keadaan Demografi

Berdasarkan hasil registrasi penduduk sampai dengan tahun 2002 penduduk Kota Kendari berjumlah 204.313 jiwa yang terdiri dari 62.430 kepala keluarga. jumlah penduduk tersebut terdiri dari 122.588 laki-laki dan 81.725 perempuan.

Apabila dilihat dari struktur umur penduduk, sebagian besar penduduknya masih tergolong usia produktif. Jelasnya penulis sajikan pada tabel 2.Tabel 2. Komposisi Penduduk Kota Kendari Menurut Umur Produktif Dirinci

Perjenis Kelamin, Tahun 2002KELOMPOKUMUR

Jenis KelaminJUMLAHJIWA

PERSENTASE( % )L P

0 – 1415 – 5455 – 6465 Ke atas

29.74051.70624.91116.231

19.82634.47316.60610.820

49.56686.17941.51727.051

24,2642,1820,3213,24

Jumlah 122.588 81.725 204.313 100Sumber : Data Kota Kendari (2002)Keterangan :L = Laki –Laki P = PerempuanBerdasarkan tabel 2, dapat dijelaskan bahwa kelompok umur yang belum

produktif berjumlah 49.566 jiwa atau 24,26 persen dan jumlah penduduk yang berumur tidak produktif lagi sebanyak 27.051 jiwa atau 13,24 persen, Sedangkan jumlah penduduk yang berumur produktif sebanyak 86.179 jiwa atau 42,18 persen dari total penduduk Kota Kendari.

Hal ini menunjukkan bahwa bila rata-rata penduduk berumur produktif, maka kemungkinan mereka akan selalu berusahaan dengan baik dalam arti mereka dapat meningkatkan pendapatan melalui kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Jumlah penduduk menurut mata pencaharian sebagian besar atau lebih kurang 5,08 persen adalah pedagang dan selebihnya 94,92 persen bermata

11

Page 12: Andi Asmi SE

pencaharian sebagai pegawai, petani, dan lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai mata pencaharian penduduk Kota Kendari, penulisa sajikan pada tabel 3 :Tabel 3. Penduduk Kota Kendari Menurut Struktur Mata Pencaharian Tahun

2002

No. Jenis Mata Pencaharian

Jumlah (Orang)

Presentase

1.2.3.4.5.6.

PetaniPegawaiPedagangBidan/MantriPertukanganDukun

5.9341.056405123286162

74,5013,265,081,543,592,03

Jumlah 7.965 100,00Sumber : Data Kota Kendari (2002)Berdasarkan tabel 3, nampak bahwa mata pencaharian masyarakat Kota

Kendari 5.934 orang atau 74,50 persen adalah petani. Penduduk yang bermata pencaharian sebagai pegawai pegawai berjumlah 1.056 orang atau 13,26 persen, penduduk yang bekerja sebagai pedagang 405 orang atau 5,08 persen, Bidan/Mantri berjumlah 123 orang atau 1,54 persen, Pertukangan berjumlah 286 orang atau 3,59 persen, Dukun berjumlah 162 orang atau 2,03 persen.

Dari jumlah pedagang sebanyak 405 orang terdapat 23 pedagang sepatu atau 5,68 persen yang melakukan kegiatan di Pasar Sentral Kota yang termasuk dalam lingkup Kecamatan Kendari.

Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.Tabel 4. Komposisi Penduduk Kota Kendari Menurut Tingkat Pendidikan Tahun

2002.

No. Tingkat Pendidikan

Jumlah(Orang)

Presentase

1.2.3.4.5.6.

Belum Tamat SD.Tamat SDTamat SLTPTamat SLTASarjana MudaSarjana

3.1095.6151.4461.011316643

25,6146,2511,918,332,605,30

Jumlah 12.140 100,00Sumber : Data Kota Kendari (2002)Berdasarkan tabel 4 nampak bahwa tingkat pendidikan masyarakat Kota

Kendari telah mengalami kemajuan tercermin dari jumlah penduduk yang memiliki tingkat pendidikan sarjana berjumlah 643 orang atau 5,30 persen, sarjana muda.berjumlah 316 orang atau 2,60 persen Disamping jumlah penduduk dengan pendidikan belum tamat SD dan tamat SD mencapai 71,86 persen dari total jumlah penduduk di Kota Kendari.

Dalam kegiatan penjualan sepatu perlu diketahui juga tingkat pendidikan pedagang sepatu yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 5. Tingkat Pendidikan Responden Tahun 2002.

No. Tingkat Pendidikan

Jumlah(Orang)

Presentase

1.2.3.

Tamat SLTPTamat SLTASarjana Muda

362

25,0050,0016,67

12

Page 13: Andi Asmi SE

4. Sarjana 1 8,33Jumlah 12. 100,00

Sumber :Data Kota KendariBerdasarkan tabel 5 nampak bahwa terdapat 1 responden yang tingkat

pendidikannya sarjana yang melakukan usaha dagang sepatu (8,33 persen) 2 sarjana muda (16,67 persen), 6 lulusan SLTA (50%) dan 3 lulusan SLTP (25 persen). Dengan demikian bahwa usaha dagang sepatu dapat dilakukan masyarakat dengan tingkat pendidikan SLTA, Sarjana Muda dan Sarjana.

4.2. Aspek Usaha.Pasar Sentral Kota merupakan salah satu pasar yang ada di Kota

Kendari dan menjadi pusat perbelanjaan masyarakat Kota Kendari khususnya mereka yang berdomisili di Kecamatan Kendari. Pasar ini dimanfaatkan oleh berbagai pedagang yang memasarkan berbagai produk mulai dari perdagangan sembilan sepatu dan usaha pedagangan lainnya.

Produk sepatu yang dipasarkan merupakan produk-produk buat dalam negeri yang dipasok dari distributor serta perusahaan sepatu yang ada di Indonesia. Produk sepatu disuplay dalam jumlah yang besar kepada pedagang sepatu di Kota Kendari dan pembayarannya dilakukan secara langsung kepada distributor.

Dalam penelitian ini digunakan responden sebanyak 12 pedagang yang melakukan kegiatan penjualan sepatu di pasar sentral kota, untuk jelasnya penulis sajikan pada tabel berikut :Tabel 6. Daftar Nama Responden Pedagang Sepatu di Pasar Sentral Kota

Kendari, Tahun 2002.

No. Resp Nama Responden1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

H. Masnur (Toko Cempaka)Baharuddin (Toko Kenangan I)Mansyur (Toko Putra Bone)Muh. Ikbal (Toko Sapalewa)Hj. Badari (Toko Anisa)Abdul Aziz (Toko Kembar)Hj. Mantang (Toko Akbar)Muh. Idris (Toko Mulia)M. Anzar (Toko Jaya)Jamaluddin (Toko Makmur)Agus Salim (Toko Kenangan II)Ahmad Jayadi (Toko Putra Soppeng)

Pada tabel 6 di atas, nampak bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini para pemilik toko yang bekerja melakukan kegiatan pembelian dan penjualan dibantu oleh sanak saudara yang bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, serta tida menggunakan tenaga kerja. Oleh karena setiap pembelian sepatu dilakukan sendiri oleh responden, lain halnya dengan toko-toko besar yang berada di luar pasar sentral kota.4.2.1. Kegiatan Pembelian

Kegiatan pembelian sepatu yang dilakukan oleh pedagang sepatu dilakukan secara berkala, maksudnya sepatu yang dibeli dari distributor dalam jumlah yang sesuai dengan kemampuan pedagang tersebut.

Sepatu yang dibeli dari distributor terdiri dari berbagai merk dan ukuran yang akan dijual kepada konsumen di pasar sentral kota. Hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa merek sepatu yang dibeli oleh pedagang beraneka ragam dengan ukuran dari anak-anak sampai orang dewasa baik wanita maupun pria, hal ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan memperoleh keuntungan yang besar dari kegiatan usaha penjualan sepatu.

13

Page 14: Andi Asmi SE

Untuk memperoleh sepatu ukuran orang dewasa dari distributor, pedagang mengeluarkan sejumlah biaya untuk membeli sepatu dan membiayai transportasi serta biaya administrasi serta retribusi. Besanya biaya pembelian sepatu rata-rata sebesar Rp.17.500, sedangkan biaya transportasi, administrasi dan retribusi untuk setiap pasang sepatu rata-rata sebesar Rp.7500, sehingga besarnya biaya yang dikeluarkan oleh pedagang untuk memperoleh sepatu, penulis sajikan pada tabel berikut :

Tabel 7. Jumlah Sepatu Ukuran Orang Dewasa, Biaya, dan Harga Beli Sepatu Yang Dikeluarkan Responden Pedagang Sepatu Di Pasar Sentral Kota, Tahun 2002.

No. Resp Jumlah Sepatu Yang Dibeli (Pasang)

Biaya (Rp) Harga Beli Sepatu(Rp.)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

155154160164150167160165162153155154

1.162.5001.155.0001.200.0001.230.0001.125.0001.252.5001.200.0001.237.5001.215.0001.147.5001.162.5001.155.000

2.712.5002.695.0002.800.0002.870.0002.625.0002.922.5002.800.0002.887.5002.835.0002.677.5002.712.5002.695.000

Jumlah 1.899 14.242.500 33..232.500Rata-Rata 158 1.186.875 2.759.375

Sumber : Data primer diolah 2003Pada tabel 7 di atas nampak bahwa total biaya yang digunakan dalam

kegiatan usaha pembelian sepatu adalah sebesar Rp.14.242.500 atau rata-rata Rp.1.186.875, sedangkan untuk membeli sepatu dari distributor, total harga beli yang dikeluarga oleh responden pedagang sepatu adalah sebesar Rp.33.232.500 atau rata-rata Rp.2.759.375,-

Selain itu responden juga mengeluarkan biaya untuk membeli sepatu anak-anak dengan harga yang disepakati oleh pedagang dengan distributor rata-rata sebesar Rp.14.000 per pasang, sedangkan biaya yang dikeluarlam untuk jelasnya penulis sajikan pada tabel berikut :Tabel 8.Jumlah Sepatu, Biaya dan Harga Beli Sepatu Untuk Ukuran Anak-Anak

Oleh Responden Pedagang Sepatu di Pasar Sentral Kota, Tahun 2002.

No.

Resp

Jumlah Sepatu Yang Dibeli (Pasang)

Biaya (Rp) Harga Beli Sepatu (Rp)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.

6565676963706769686465

390.000390.000402.000414.000378.000420.000402.000414.000408.000384.000390.000

910.000910.000938.000966.000882.000980.000938.000966.000952.000896.000910.000

14

Page 15: Andi Asmi SE

12. 65 390.000 910.000Jumlah 797 4.782.000 11.158.000

Rata-Rata 66 398.500 929.833Sumber : Data primer diolah 2003Pada tabel 8 di atas, menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh

responden untuk membeli sepatu anak-anak dari distributor sebesar Rp.4.782.000 atau rata-rata Rp. 398.500 untuk 797 pasang sepatu ukuran anak-anak atau rata-rata 66 pasang yang akan dijual kepada konsumen di Pasar Sentral Kota dengan harga beli sebesar Rp.11.158.000. atau rata-rata Rp.929.833.

Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh responden merupakan tindakan spekulasi untuk memperoleh sepatu yang banyak untuk dipasarkan kepada konsumen. Dalam kegiatan pembelian biasanya biaya atau harga pembelian diserahkan bersamaan dengan barang tiba pada responden, selain itu ada juga pedagang sepatu yang membeli langsung tanpa melalui distributor yang ada.4.2.2. Kegiatan Penjualan

Kegiatan penjualan sepatu yang dilakukan oleh pedagang sepatu di Pasar Sentral Kota Kendari, menggunakan harga berkisar antara Rp.40.000 sampai dengan Rp.70.000 untuk sepatu orang dewasa, atau rata-rata sebesar Rp.55.000, sedangkan sepatu anak-anak harga berkisarnya antara Rp.30.000 sampai Rp,50.000 atau rata-rata sebesar Rp.40.000. Harga yang dikenakan pada produk sepatu tersebut merupakan kebijakan yang diputuskan bersama antara pedagang sepatu yang ada di pasar tersebut.

Dalam kegiatan penjualan sepatu, responden pedagang sepatu tidak menggunakan tenaga kerja, mereka bekerja sendiri dan dibantu oleh saudara-saudaranya untuk menjalankan usahanya. Responden pedagang sepatu berusaha sendiri untuk membeli barang dari distributor dan menjual kembali kepada konsumen di pasar sentral kota. Dengan demikian tidak ada upah kerja yang dikeluarkan kepada tenaga kerja, oleh karena itu tingkat upah dalam penelitian ini tidak dibahas.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada responden diperoleh harga harga jual rata-rata sepatu dewasa sebesar Rp. 55.000 sedangkan harga sepatu anak-anak, rata-rata sebesar Rp.40.000. Dengan demikian pendapatan yang diperoleh responden yang ada di Pasar Sentral Kota Kendari, seperti yang penulis sajikan pada tabel berikut :

Tabel 9. Jumlah, Harga Jual, dan Pendapatan Responden Pedagang Sepatu Untuk Ukuran Orang Dewasa Di Pasar Sentral Kota. Tahun 2002

No. Jumlah Sepatu Yang Dijual (Pasang)

Harga Jual (Rp)

Pendapatan (Rp)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

150134140134125127138140112136125114

55.00055.00055.00055.00055.00055.00055.00055.00055.00055.00055.00055.000

8.250.0007.370.0007.700.0007.370.0006.875.0006.985.0007.590.0007.700.0006.160.0007.480.0006.875.0006.270.000

1.575 86.625.000Sumber : Data primer diolah 2003

15

Page 16: Andi Asmi SE

Pada tabel 9 di atas, nampak bahwa penjualan sepatu yang dilakukan selama tahun 2002 untuk sepatu orang dewasa diperoleh pendapatan sebesar Rp. 86.625.000..

Selain itu untuk mengetahui besarnya pendapatan yang responden pada penjualan sepatu anak-anak dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10. Jumlah, Harga Jual dan Pendapatan Responden Pedagang Sepatu Untuk Ukuran Anak-Anak Di Pasar Sentral Kota Tahun 2002.

No. Jumlah Sepatu Yang Dijual (Pasang)

Harga Jual (Rp)

Pendapatan (Rp)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

403550504236475250483748

40.00040.00040.00040.00040.00040.00040.00040.00040.00040.00040.00040.000

1.600.0001.400.0002.000.0002.000.0001.680.0001.440.0001.880.0002.080.0002.000.0001.920.0001.480.0001.920.000

499 19.960.000Sumber : Data primer diolah (2003)

Pada tabel 10 di atas, nampak bahwa hasil penjualan sepatu anak-anak yang dilakukan oleh responden diperoleh sebesar Rp.19.960.000 dari 499 pasang sepatu yang dijual. Sepatu ukuran anak-anak dijual dengan tingkat harga yang telah diperhitungkan untuk memperoleh keuntungan, hal ini tentunya ditujukan untuk mengimbangi biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha penjualan sepatu di pasar sentral Kota.

4.3. Analisis Pendapatan Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka dapat dikatakan

bahwa pendapatan yang diperoleh responden merupakan pendapatan kotor yang belum dikurangi dengan biaya pembelian, sehingga perlu dilakukan perhitungan untuk memperoleh pendapatan bersih yang diharapkan oleh responden.

Tingkat pendapatan bersih yang diperoleh responden penulis sajikan pada tabel berikut “

Tabel 11 Pendapatan Bersih Yang Diperoleh Responden Pedagang Sepatu untuk Ukuran Orang Dewasa di Pasar Sentral Kota, Tahun 2002

No. Pendapatan Usaha (Rp)

Biaya Usaha (Rp)

Harga Beli (Rp)

Pendapatan Bersih (Rp)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.

8.250.0007.370.0007.700.0007.370.0006.875.0006.985.0007.590.0007.700.0006.160.0007.480.000

1.162.5001.155.0001.200.0001.230.0001.125.0001.252.5001.200.0001.237.5001.215.0001.147.500

2.712.5002.695.0002.800.0002.870.0002.625.0002.922.5002.800.0002.887.5002.835.0002.677.500

4.375.0003.520.0003.700.0003.270.0003.125.0002.810.0003.590.0003.575.0002.110.0003.655.000

16

Page 17: Andi Asmi SE

11.12.

6.875.0006.270.000

1.162.5001.155.000

2.712.5002.695.000

3.000.0002.420.000

86.625.000 14.242.500 33..232.500 39.150.000Sumber : Data primer diolah (2003)

Pada table 10 di atas, nampak bahwa pendapatan bersih yang diperoleh secara keseluruhan adalah sebesar Rp.39.150.000. hal in menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh masing-masing responden untuk sepatu rata-rata sebesar Rp. 3.262.500.

Sedangkan pendapatan bersih yang diperoleh responden dari penjualan sepatu anak-anak dapat dilihat pada table berikut :Tabel 12. Pendapatan Bersih Yang Diperoleh Responden Pedagang Sepatu Untuk

Ukuran Anak-Anak di Pasar Sentral Kota, Tahun 2002

No. Pendapatan Usaha (Rp)

Biaya Usaha (Rp)

Harga Beli (Rp)

Pendapatan Bersih (Rp)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

1.600.0001.400.0002.000.0002.000.0001.680.0001.440.0001.880.0002.080.0002.000.0001.920.0001.480.0001.920.000

390.000390.000402.000414.000378.000420.000402.000414.000408.000384.000390.000390.000

910.000910.000938.000966.000882.000980.000938.000966.000952.000896.000910.000910.000

300.000100.000660.000620.000420.00040.000540.000700.000640.000640.000180.000620.000

19.960.000 4.782.000 11.158.000 5.460.000Sumber : Data primer diolah (2003)

Pada table 12 di atas, nampak bahwa pendapatan bersih yang diperoleh secara keseluruhan adalah sebesar Rp.5.460.000. hal in menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh masing-masing responden untuk sepatu rata-rata sebesar Rp. 455.000, atau perbulannya sebesar Rp.455.000,-

Untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh responden pedagang sepatu, maka penuis sajikan pada tabel berikut :Tabel 13. Pendapatan Bersih Yang Diperoleh Responden Pedagang Sepatu di

Pasar Sentral Kota, Tahun 2002No. Pendapatan Bersih

dari Penjualan Sepatu Ukuran Orang

Dewasa (Rp)

Pendapatan Bersih dari Penjualan Sepatu Ukuran Anak-Anak (Rp)

Total Pendapatan Bersih (Rp)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

4.375.0003.520.0003.700.0003.270.0003.125.0002.810.0003.590.0003.575.0002.110.0003.655.0003.000.0002.420.000

300.000100.000660.000620.000420.00040.000540.000700.000640.000640.000180.000620.000

4.675.0003.620.0004.360.0003.890.0003.545.0002.850.0004.130.0004.275.0002.750.0004.295.0003.180.0003.040.000

39.150.000 5.460.000 44.610.000Sumber : Data primer diolah (2003)

17

Page 18: Andi Asmi SE

Pada tabel 13 di atas, dapat dijelaskan bahwa pendapatan bersih yang diterima responden yaitu Rp. 3.717.500 perbulan lebih besar dari upah minimum regional sebesar Rp.470.000 perbulan, dengan demikian pendapatan yang diperoleh pedagang sepatu di Pasar Sentral Kota Kendari sangat besarnya sehingga hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian terbukti.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pendapatan yang diperoleh

pedagang sepatu sangat tergantung pada jumlah sepatu yang dijual, serta besarnya biaya yang digunakan untuk membeli sepatu dari distributor.

2. Hasil analisis menunjukkan bahwa pendapatan total yang diperoleh responden dari penjualan sepatu sebesar Rp. 44.610.000 atau rata-rata Rp.3.717.500 perbulan lebih besar dari upah minimum regional Rp. 470.000. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan pedagang sepatu di Pasar Sentral Kota cukup besar sehingga hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini dapat diterima.

5.2. SaranBerdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat

disarankan sebagai berikut :1. Untuk meningkatkan pendapatan penjualan sepatu, maka pedagang sepatu

harus menyediakan sepatu dalam jumah yang banyak serta merk dan jenis yang diinginkan oleh konsumen.

2. Untuk mudah dijangkau oleh konsumen, maka pedagang sepatu harus menyediakan tempat (kios atau toko) yang dilengkapi dengan berbagai jenis dan merk sepatu sehingga konsumen tidak memperoleh kesulitan dalam memperoleh sepatu yang diinginkan.

3. Harga jual sepatu yang ditetapkan oleh pedagang sepatu harusnya disesuaikan dengan daya beli masyarakat Kota Kendari sehingga sepatu dapat terjual dengan baik guna meningkatkan kelancaran usaha perdagangan sepatu di masa yang akan dating.

18