refleksi kasus tht
DESCRIPTION
refleksi kasus thtTRANSCRIPT
REFLEKSI KASUS
A. Deskripsi (Deskripsi Kejadian)
Pemberian obat injeksi pada beberapa pasien di ruang perawatan lontara 3 atas depan
(THT) dilakukan dengan menggunakan beberapa spoit 3 cc, 5 cc, dan 10 cc untuk injeksi IV
(intravena) pada pasien di ruang tersebut. Teknik pemakaian spoit digunakan pada saat itu
sebanyak 3 kali dengan alasan tidak teriinfeksi dan tidak perlu digunakan teknik septik
dikarenakan jumlah spoit sangat minim atau kurang jika harus terbuang dengan sekali pakai.
Pada saat jumlah spoit banyak akan digunakan hanya untuk 1 kali saja. Penggunaan spoit
itu hanya untuk pasien yang sama. Penggunaan handscoon bersih pada saat pemberian obat
intravena tidak sama sekali digunakan jika dengan alasan pasien tidak memiliki penyakit
yang dapat ditularkan.
B. Perasaan (Perasaan saat menghadapi kasus tersebut)
Pada saat menghadapi kasus seperti ini merasa kasihan melihat apa yang terjadi di
ruang perawatan. Melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan standar operasional
prosedur pemakaian alat berdasarkan tindakan pemberian obat baik akademik maupun
institusi rumah sakit. Perawat tidak memikirkan mengenai keselamatan pasien yang dapat
membahayakan dengan kontaminasi yang dapat ditularkan melalui spoit ke pasien dengan
cara spoit diinjeksikan dan pemberian obat kembali, akan bercampur menjadi satu kedalam
obat yang akan diinjeksikan hanya dapat menambah proses penyembuhan yang lama.
Masalah ketersediaan inilah yang tidak memadai, akan menjadi salah satu resiko infeksi
semakin bertambah dan terabaikan tanpa memperhatikan kondisi alat.
C. Evaluasi (sisi positif dan negatif dari kasus tersebut)
1. Sisi positif
Dengan tidak melakukan tindakan sesuai dengan prosedur yang ada, lebih
menghemat bahan tanpa menggunakan handscoon dan jumlah spoit yang digunakan
beberapa kali pemakaian dengan mempermudah proses pemberian obat tepat waktu tanpa
harus meminta alat baru untuk pemakaian alat.
2. Sisi negatif
Pemberian obat dengan spoit satu kali pakai tanpa penggunaan handscoon dapat
menambah proses penularan dan perkembangan mikroorganisme terhadap tenaga medis
dan membahayakan pasien dengan teknik satu kali pakai sebenyak beberapa kali injeksi
perhari.
D. Analisis
1. Mengapa menarik ?
Hal ini untuk saya, karena salah satu prinsip dalam melakukan tindakan yaitu
menggunakan teknik septik dan antiseptik untuk mengurangi kontaminasi dan resiko
perkembangan mikroorganisme. Pemberian obat injeksi IV (intravena) dengan
penggunaan spoit dengan beberapa kali pemakaian tanpa menggunakan APD terhadap
tenaga medis, apabila tindakan ini terus berlanjut dan terabaikan. Akan menambah kasus
infeksi dan proses penularan yang terjadi dirumah sakit semakin bertambah.
2. Mengapa terjadi ?
Hal ini dilakukan karena perawat menganggap pasien tidak mengidap penyakit
menular yang akan membahayakan buat tenaga medis dan pasien. Ketersediaan alat ini
yang kurang pada ruangan tindakan dan handscoon yang tidak tersedia di apotek.
3. Bagaimana hubungannya dengan kompetensi ?
Adapun hubungan dengan kompetensi perawat, sebagai seorang perawat diharuskan
untuk mengedepankan keselamatan pasien dengan mengikuti standar operasional
prosedur rumah sakit. Keselamatan pasien menjadi nomor satu. Namun dalam hal ini
perawat hanya melaksanakan tugasnya, yang penting selesai pada saat jam dinasnya,
tanpa memikirkan bagaimana keselamatan pasien.
E. Kesimpulan
Dalam melakukan tindakan pemberian obat dengan injeksi intravena menggunakan
spoit dengan beberapa kali pakai tidak dilakukan dengan standar operasional prosedur yang
berlaku dirumah sakit.
F. Rencana tindakan
Apabila kedepannya terjadi pada orang lain, saya akan menanyakan kepada perawat
bagaimana hal ini dibiarkan begitu saja dan terabaikan tanpa menyadari bahwa akan
membahayakan. Sebelum jadwal pemberian obat sebaiknya semua proses tindakan yang
akan diberikan kepada pasien perlu pengecekan terhadap ketersediaan alat terlebihi dahulu
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang akan terjadi kedepannya.