refleksi kasus tht

4
REFLEKSI KASUS A. Deskripsi (Deskripsi Kejadian) Pemberian obat injeksi pada beberapa pasien di ruang perawatan lontara 3 atas depan (THT) dilakukan dengan menggunakan beberapa spoit 3 cc, 5 cc, dan 10 cc untuk injeksi IV (intravena) pada pasien di ruang tersebut. Teknik pemakaian spoit digunakan pada saat itu sebanyak 3 kali dengan alasan tidak teriinfeksi dan tidak perlu digunakan teknik septik dikarenakan jumlah spoit sangat minim atau kurang jika harus terbuang dengan sekali pakai. Pada saat jumlah spoit banyak akan digunakan hanya untuk 1 kali saja. Penggunaan spoit itu hanya untuk pasien yang sama. Penggunaan handscoon bersih pada saat pemberian obat intravena tidak sama sekali digunakan jika dengan alasan pasien tidak memiliki penyakit yang dapat ditularkan. B. Perasaan (Perasaan saat menghadapi kasus tersebut) Pada saat menghadapi kasus seperti ini merasa kasihan melihat apa yang terjadi di ruang perawatan. Melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan standar operasional prosedur pemakaian alat berdasarkan tindakan pemberian obat baik akademik maupun institusi rumah sakit. Perawat tidak memikirkan mengenai keselamatan pasien yang dapat membahayakan dengan kontaminasi yang dapat ditularkan melalui spoit ke pasien dengan cara spoit diinjeksikan dan pemberian obat kembali, akan bercampur menjadi satu kedalam obat yang akan

Upload: fuad-amir-jr

Post on 22-Jan-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

refleksi kasus tht

TRANSCRIPT

Page 1: Refleksi Kasus Tht

REFLEKSI KASUS

A. Deskripsi (Deskripsi Kejadian)

Pemberian obat injeksi pada beberapa pasien di ruang perawatan lontara 3 atas depan

(THT) dilakukan dengan menggunakan beberapa spoit 3 cc, 5 cc, dan 10 cc untuk injeksi IV

(intravena) pada pasien di ruang tersebut. Teknik pemakaian spoit digunakan pada saat itu

sebanyak 3 kali dengan alasan tidak teriinfeksi dan tidak perlu digunakan teknik septik

dikarenakan jumlah spoit sangat minim atau kurang jika harus terbuang dengan sekali pakai.

Pada saat jumlah spoit banyak akan digunakan hanya untuk 1 kali saja. Penggunaan spoit

itu hanya untuk pasien yang sama. Penggunaan handscoon bersih pada saat pemberian obat

intravena tidak sama sekali digunakan jika dengan alasan pasien tidak memiliki penyakit

yang dapat ditularkan.

B. Perasaan (Perasaan saat menghadapi kasus tersebut)

Pada saat menghadapi kasus seperti ini merasa kasihan melihat apa yang terjadi di

ruang perawatan. Melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan standar operasional

prosedur pemakaian alat berdasarkan tindakan pemberian obat baik akademik maupun

institusi rumah sakit. Perawat tidak memikirkan mengenai keselamatan pasien yang dapat

membahayakan dengan kontaminasi yang dapat ditularkan melalui spoit ke pasien dengan

cara spoit diinjeksikan dan pemberian obat kembali, akan bercampur menjadi satu kedalam

obat yang akan diinjeksikan hanya dapat menambah proses penyembuhan yang lama.

Masalah ketersediaan inilah yang tidak memadai, akan menjadi salah satu resiko infeksi

semakin bertambah dan terabaikan tanpa memperhatikan kondisi alat.

C. Evaluasi (sisi positif dan negatif dari kasus tersebut)

1. Sisi positif

Dengan tidak melakukan tindakan sesuai dengan prosedur yang ada, lebih

menghemat bahan tanpa menggunakan handscoon dan jumlah spoit yang digunakan

beberapa kali pemakaian dengan mempermudah proses pemberian obat tepat waktu tanpa

harus meminta alat baru untuk pemakaian alat.

2. Sisi negatif

Pemberian obat dengan spoit satu kali pakai tanpa penggunaan handscoon dapat

menambah proses penularan dan perkembangan mikroorganisme terhadap tenaga medis

Page 2: Refleksi Kasus Tht

dan membahayakan pasien dengan teknik satu kali pakai sebenyak beberapa kali injeksi

perhari.

D. Analisis

1. Mengapa menarik ?

Hal ini untuk saya, karena salah satu prinsip dalam melakukan tindakan yaitu

menggunakan teknik septik dan antiseptik untuk mengurangi kontaminasi dan resiko

perkembangan mikroorganisme. Pemberian obat injeksi IV (intravena) dengan

penggunaan spoit dengan beberapa kali pemakaian tanpa menggunakan APD terhadap

tenaga medis, apabila tindakan ini terus berlanjut dan terabaikan. Akan menambah kasus

infeksi dan proses penularan yang terjadi dirumah sakit semakin bertambah.

2. Mengapa terjadi ?

Hal ini dilakukan karena perawat menganggap pasien tidak mengidap penyakit

menular yang akan membahayakan buat tenaga medis dan pasien. Ketersediaan alat ini

yang kurang pada ruangan tindakan dan handscoon yang tidak tersedia di apotek.

3. Bagaimana hubungannya dengan kompetensi ?

Adapun hubungan dengan kompetensi perawat, sebagai seorang perawat diharuskan

untuk mengedepankan keselamatan pasien dengan mengikuti standar operasional

prosedur rumah sakit. Keselamatan pasien menjadi nomor satu. Namun dalam hal ini

perawat hanya melaksanakan tugasnya, yang penting selesai pada saat jam dinasnya,

tanpa memikirkan bagaimana keselamatan pasien.

E. Kesimpulan

Dalam melakukan tindakan pemberian obat dengan injeksi intravena menggunakan

spoit dengan beberapa kali pakai tidak dilakukan dengan standar operasional prosedur yang

berlaku dirumah sakit.

F. Rencana tindakan

Apabila kedepannya terjadi pada orang lain, saya akan menanyakan kepada perawat

bagaimana hal ini dibiarkan begitu saja dan terabaikan tanpa menyadari bahwa akan

membahayakan. Sebelum jadwal pemberian obat sebaiknya semua proses tindakan yang

akan diberikan kepada pasien perlu pengecekan terhadap ketersediaan alat terlebihi dahulu

untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang akan terjadi kedepannya.