refleksi kasus tht 1

41
Refleksi Kasus THT 1 (Hidung) Karina Arifiani 10/298949/KU/13841

Upload: karina-arifiani

Post on 14-Sep-2015

69 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

refleksi kasus THT

TRANSCRIPT

Refleksi Kasus

Refleksi Kasus THT 1(Hidung)Karina Arifiani10/298949/KU/13841IDENTITAS PASIENNama: MLJenis kelaminUsia: 26thAlamat: PurworejoPekerjaan: mahasiswa

ANAMNESISKeluhan Utama Hidung meler

Riwayat Penyakit SekarangPasien mengeluh hidung sering meler dengan lendir bening sejak tahun 2008. Keluhan muncul tiap hari, lebih dari 20x, bersifat hilang timbul, bertambah parah saat bangun tidur dan menjelang tidur. Terkadang disertai gatal, bersin, hidung tersumbat.Merokok (+)

ANAMNESISRiwayat Penyakit DahuluRiwayat atopi keluarga (+)DM, Asma, HT, Jantung (-)Alergi (?)

Riwayat perawatan sebelumnyaPoli THT Purworejo mendapat Tremenza dan Metil Prednisolone selama 2mgPEMERIKSAAN FISIKTD : 106/71 mmHgNadi : 69 kpmBB : 63 kgTB : 175 cmKesadaran Compos MentisKesan gizi cukup

STATUS LOKALISPEMERIKSAAN PENUNJANGNasal endoscopyTerdapat deviasi septum ke arah kananConchae hypertrophy Tes AlergiPasien meminta setelah lebaranMSCT Sinus ParanasalPasien meminta setelah lebaran

DIAGNOSISRhinitis kronis dengan susp rhinitis alergi persisten sedang berat dengan septum deviasiTerapiTremenza tab 2x1tabMetilprednisolone 2x4mgLoratadine 2x10mgAnatomi fisiologi hidung & Rhinitis alergiPembahasan TeoriAnatomi hidung11

Fisiologi1. Fungsi respirasi Untuk mengatur kondisi udara, humidikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik local.

2. Fungsi penghidu Terdapatnya mukosa olfaktorius dan reservoir udara untuk menampung stimulus penghidu.

3. Fungsi fonetik Yang berguna untuk resonanasi suara, membantu proses bicara dan mencegah hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang.

4. Fungsi static dan mekanik Untuk meringankan beban kepala.

12Rhinitis alergi13

DEFINISIRinitis AlergiPenyakit inflamasi disebabkan reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulang dengan alergen spesifik tersebut

Kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh Ig E (WHO).

14ETIOLOGIInteraksi antara lingkungan dengan predisposisi genetik Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi atas:

Alergen Inhalan; yang masuk bersama dengan udara pernafasanAlergen Ingestan; yang masuk ke saluran cernaAlergen Injektan; yang masuk melalui suntikan atau tusukan.Alergen Kontaktan; yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan mukosa

15

Etiologi16PATOFISIOLOGIPenyakit inflamasi yang diawali dengan tahap sensitisasi dan diikuti dengan reaksi alergi. Reaksi alergi terdiri dari 2 fase :immediate phase allergic reaction/ reaksi alergi fase cepat (RAFC)Late phase allergic reaction/ reaksi alergi fase lambat (RAFL)171. Tahap sensitisasi182. Tahap Provokasi (second response)Terpapar alergen yang sama diikat oleh IgE di sel mast

degranulasi / pecahnya sel mediator melepaskan PGD2, LTD4, LTC4, bradikinin, sitokin, histamin

Histamin merangsang reseptor H1 pada ujung saraf medianus rasa gatal pada hidung dan bersin-bersin

mukosa & sel goblet mengalami hipersekresi rinorea vasodilatasi sinusoid hidung tersumbat

19Tahap Provokasi/ Reaksi Alergi2 tahap:- Immediate (Reaksi alergi fase cepat/RAFC)terjadi sejak kontak dengan alergen s.d 1 jam setelahnya- Late (reaksi alergi fase lambat/RAFL)terjadi 2-4 pasca pemaparan dapat berlangsung sampai 24 s.d 48 jam oleh karena akumulasi sel eusinofil & neutrofil di jaringan target20KlasifikasiWHO Initiative ARIABerdasarkan sifat berlangsungnyaRA intermitten< 4 hari/minggu atau < 4 mingguRA persisten> 4 hari/minggu dan > 4 minggu21Berdasarkan tingkat berat/ringannya penyakitRinganSedang Berat 21GEJALA KLINIS22DiagnosaAnamnesis: Gejala klinis onset riwayat terjadinya etiologi

Pemeriksaan Fisikrinoskopi anterior : mukosa edema/hipertrofi, basah, livid, sekret encer Pada Anakfacial : allergic shinner allergic salute allergic crease facies adenoid cobblestone appearance geographic tongue

232324

PEMERIKSAAN PENUNJANG25Skin prick test

26

27Algoritma Penatalaksanaan Rinitis Alergi menurut WHO Initiative ARIA 2001(dewasa)Diagnosis Rinitis Alergi(Anamnesis, pemeriksaan fisik, tes kulit)Penghindaran alergenIntermittenPersisten/menetapringanSedang/beratRinganSedang/beratAH oral/topikalAtau- AH + dekongestan oralAH oral/topikal atauAH + dekongestan oral atauKS topikal atau (Na kromoglikat)Gejala persistenEvaluasi setelah 2 4 mingguBila gagal : maju 1 langkahBila th/ berhasil : lanjutkan 1 bulanKS topikalEvaluasi setelah 2 4 mingguMembaik Tidak adaTh/ mundur 1 langkah dan th/ diteruskan untuk 1 bulan Salah dxNilai kepatuhan psKomplikasi/infeksiFx kelainan anatomisPertimbangkan imunoterapi menetapSumbatan hidung menetapKS topikal ditingkatkanGatal hidungRinorePertimbangkan imunoterapi menetapSumbatan hidung menetapKS topikal ditingkatkanGatal hidungRinoreDekongestan (3-5hr) atau KS oral (jangka pendek)GagalKaustik konka/konkotomiKS topikal + AHIpratropium bromida313233DEKONGESTAN ORALOnset lambat, tapi efek lebih lama dan kurangTidak menimbulkan resiko rhinitis medikamentosaContoh : Fenilefrin, Fenilpropanilamin, Pseudo efedrin343. KORTIKOSTEROIDmenghambat respon alergi fase awal maupun fase lambat.Efek utama pada mukosa hidung :mengurangi inflamasi dengan memblok pelepasan mediatormengurangi edema intrasel,menyebabkan vasokonstriksi ringan dan menghambat reaksi fase lambat yang diperantarai oleh sel mastDirekomendasikan sebagai terapi awal disertai dengan penghindaran terhadap alergen35Imunoterapi desensitisasiImunoterapi merupakan proses yang lambat dan bertahap dengan menginjeksikan alergen yang diketahui memicu reaksi alergi pada pasien dengan dosis yang semakin meningkat.Tujuannya adalah agar pasien mencapai peningkatan toleransi terhadap alergen, sampai dia tidak lagi menunjukkan reaksi alergi jika terpapar oleh senyawa tersebut.36CARANYA Larutan alergen yang sangat encer (1:100.000sampai 1:1000.000.000 b/v) diberikan 1 2 kali seminggu.Konsentrasi kemudian ditingkatkan sampai tercapai dosis yang dapat ditoleransi.Dosis ini kemudian dipertahankan setiap 2-6 minggu tergantung pada respon klinik.Terapi dilakukan sampai pasien dapat mentoleransi alergen pada dosis yang umumnya dijumpai pada paparan alergen.37OPERATIFTindakan konkotomi parsial (pemotongan sebagian konka inferior), konkoplasti atau multiple outfractured, inferior turbinoplasty Dilakukan, bila konka inferior hipertrofi berat dan tidak berhasil dikecilkan dengan cara kaeuterisasi memakai AgNO3 25% atau triklor asetat38Diagnosis Bandingrhinitis vasomotorsinusitis39KomplikasiSinusitispolip hidungotitis media40

TERIMA KASIH41