refle ks

37
Dra. Noortiningsih, M.Biomed. Peristiwa

Upload: sinta-handayani

Post on 26-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dsfdfgggg

TRANSCRIPT

  • Dra. Noortiningsih, M.Biomed.Peristiwa

  • PendahuluanPrinsip dan pencerminan kegiatan SSP ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks. Dg kegiatan refleks dimungkinkan terjadinya hubungan kerja yg baik & tepat antara berbagai organ dalam tubuh & hubungan organisme dg lingkungannya atau dg keadaan sekelilingnya.

  • Refleks mrpk reaksi organisme thd perubahan lingkungan baik lingkungan di dalam maupun di luar organisme, yg melibatkan SSP dalam memberikan jawaban atau respons thd rangsang yg datang pada reseptor.Penampilan refleks dpt berupa peningkatan maupun penurunan kegiatan. Contoh ; kontraksi atau relaksasi otot; peningkatan, penghentian, atau penurunan sekresi kelenjar; konstriksi atau dilatasi pembuluh darah, dll.

  • Dg adanya kegiatan refleks, organisme mampu mengadakan reaksi yg cepat thd berbagai perubahan di luar maupun di dalam tubuh, yg selanjutnya disertai adaptasi thd perubahan tsb. Dg dmk dpt dilihat seberapa besar peran SSP dalam mengatur kehidupan organisme. Semua gerakan baik disadari maupun tidak, pada hakekatnya merupakan refleks.Refleks mrpk jawaban thd suatu rangsang.Berbagai jenis refleks dpt diperlihatkan tubuh. Proses yg terjadi pd refleks berlangsung melalui jalan tertentu yg disebut lengkung refleks, sbb :

  • Lengkung refleks Reseptor serabut aferen

    Saraf pusat

    Efektor serabut eferen

  • Refleks dapat dikelompokkan dalam berbagai cara berdasarkan ;

    Letak reseptorBagian saraf pusat yang terlibatCiri jawabanBawaan sejak lahir atau didapatJumlah neuron yang terlibat

  • Berdasarkan letak reseptor :Refleks eksteroseptif ; timbul karena rangsang datang pada reseptor di permukaan tubuhRefleks interoseptif ; timbul karena rangsang datang pada organ dalam atau pembuluh darahRefleks proprioseptif ; timbul karena rangsang datang pada reseptor di otot rangka, tendon, dan sendi.

  • Contoh Refleks eksteroseptif : pemaparan panas yg diterima oleh reseptor badan-badan sel Ruffini di permukaan kulit.Refleks interoseptif : meningkatnya tekanan osmotik darah akan direspons oleh osmoreseptor di hipotalamus.Refleks proprioseptif : pemukulan di bawah lutut akan direspons oleh reseptor pada tendon.

  • Berdasarkan pd bag.saraf pusat yg terlibat : Refleks spinal ; melibatkan neuron di medulla spinalisRefleks bulbar ; melibatkan neuron di medulla oblongataRefleks kortikal ; melibatkan neuron di korteks serebri

    Catatan : Tidak jarang terjadi refleks yang melibatkan berbagai bagian di saraf pusat. Dengan demikian pembagian di atas dalam hal-hal tertentu tidak dapat digunakan.

  • Pusat-pusat refleks

  • Berdasarkan ciri jawaban :Refleks motorik ; efektornya berupa otot dg jawaban berupa kontraksi atau relaksasi ototRefleks sekretorik ; efektornya berupa kelenjar dg jawaban berupa peningkatan atau penurunan sekresi kelenjarRefleks vasomotorik ; efektornya berupa pembuluh darah dg jawaban berupa vasodilatasi atau vasokonstriksi

  • Refleks motorik

  • Refleks sekretorik

  • Refleks vasomorik

  • Beberapa refleks telah dapat ditimbulkan sejak lahir. Namun dmk tidak sedikit pula refleks baru dpt diperlihatkan setelah memenuhi persyaratan yg diperlukan. Refleks spt ini didapat selama makhluk berkembang, dan dasarnya biasanya berupa pengalaman hidup.

  • Berdasarkan hal tsb, refleks dibagi:1. Refkes tak bersyarat (unconditioned reflex) ; merupakan refleks yg dibawa sejak lahir. Refleks ini memiliki ciri a.l.:Bersifat khas untuk spesies yg samaBersifat mantap, tdk mudah berubahDapat ditimbulkan jika diberi rangsang yang adekwat (cocok)Contoh : Refleks menghisap (sucking reflexs) pada bayi

  • Sucking reflexs : biasanya didahului oleh rooting reflexs.

  • 2.Refleks bersyarat (conditioned reflex) ; merupakan refleks yg didapat selama pertumbuhan, dan biasanya berdasarkan pengalaman hidup. Kadang-kadang refleks bersyarat ini dikatakan memerlukan proses belajar

  • Ciri-ciri refleks bersyarat :Bersifat perorangan (individual). Seseorang dapat memiliki refleks bersyarat tertentu, sedangkan orang lain tidakBersifat tidak mantap, dapat diperkuat dan dapat pula menghilangDapat ditimbulkan oleh berbagai macam jenis rangsang yang diberikan pada beberapa jenis reseptor, asalkan disusuli dengan rangsang bersyarat serta melalui proses belajar.

  • Contoh refleks bersyarat (percobaan Pavlov) :Refleks peningkatan liur lambung karena rangsang berupa suara bel (Percobaan Pavlov). Untuk dpt menimbulkan refleks tsb diperlukan latihan dg cara memberikan makanan (rangsang tak bersyarat) sesudah membunyikan bel (rangsang bersyarat) pada seekor anjing. Telah diketahui bahwa hanya dg memberikan makanan, liur lambung akan bertambah jumlahnya. Setelah percobaan di atas diulang berkali-kali, maka hanya dg membunyikan suara bel (rangsang suara, reseptor di telinga) akan terdapat peningkatan sekresi liur lambung. Refleks tsb lama kelamaan akan menghilang jika setiap kali dibunyikan bel tdk lagi disertai dg pemberian makanan.

  • Berdasarkan jumlah neuron yg terlibat :Refleks monosinaps ; refleks yg hanya melalui satu sinaps (hanya melalui 2 neuron), yaitu neuron aferen & satu neuron eferen yg langsung berhubungan di saraf pusat. Contoh ; refleks regang (stretch reflex)Refleks polisinaps ; melalui beberapa sinaps. Dlm hal ini terdpt beberapa interneuron yg menghubungkan neuron aferen dg neuron eferen. Kecuali refleks regang (muscle stretch reflex), semua refleks melalui lebih dari satu sinaps.

  • Disamping ke lima cara pembagian di atas, dikenal pula refleks patologis. Contoh refleks patologis ini ialah refleks Babinski, yg dpt ditemukan pd bayi. Apabila refleks ini ditemukan pada orang dewasa, maka hal ini menunjukkan adanya penyakit atau gangguan di saraf pusat.

  • Refleks Babinski :Stimulasi; telapak kaki digoyang atau disentuhRespons; jari-jari kaki membukaPola perkembangan; menghilang di usia 1-2 tahunJika menetap; indikasi kelainan pada saraf otak

  • Kegiatan biolistrik di masing-masing bagian pada suatu lengkung refleks, sbb :Pada reseptor terdpt potensial generator yg timbul karena pemberian rangsang. Potensial generator ini tdk mengikuti hukum gagal atau tuntas. Dg dmk besar kecilnya potensial ini bergantung kepada kuat ringannya rangsang. Pada reseptor tdk akan timbul potensial aksi, tapi hanya potensial generator yg berupa depolarisasi.

  • Potensial aksi yg pertama timbul baru terlihat pada neuron aferen. Potensial aksi tsb akan dihantarkan sepanjang neuron aferen dg kecepatan yg bergantung pada sifat serabut aferen.Pada pusat saraf, impuls dari serabut aferen akan dihantarkan ke neuron lainnya. Dlm hal ini terjadi penghantaran melalui sinaps. Dg kata lain impuls dari serabut aferen dpt diteruskan ke neuron lainnya atau dihambat di sinaps. Meskipun impuls dari aferen diteruskan ke neuron lainnya, tetap akan mengalami perlambatan (delay). Perlambatan ini disebut perlambatan pusat (central delay).

  • 4. Impuls yg sampai di serabut eferen akan diteruskan dlm bentuk potensial aksi. Kegiatan listrik ini diteruskan hingga sampai pada hubungan serabut eferen dg efektor.5. Jika efektor berupa otot, maka akan terlihat mula-mula potensial end-plate (end-plate potential). Potensial end-plate tidak mengikuti hukum gagal atau tuntas. Selanjutnya di sel otot akan timbul potensial aksi yang dapat menyebabkan kontraksi otot.

  • Sambungan saraf-otot/motor endplate

  • Dari penjelasan di atas dpt diketahui bahwa berbagai kegiatan biolistrik dpt ditemukan sepanjang lengkung refleks. Penghantaran kegiatan mulai dari reseptor hingga efektor yg melalui aferen, saraf pusat, dan eferen, disebut penghantaran orthodromik. Penghantaran impuls dpt pula berlangsung dari reseptor ke efektor tanpa melalui saraf pusat. Hal ini dimungkinkan karena serabut aferen memiliki cabang yg langsung berhubungan dg organ lain yg dapat dipengaruhi.

  • Penghantaran impuls yg membalik ini, yg tidak melalui saraf pusat, disebut penghantaran antidromik. Refleks yg tdk melalui SSP tsb disebut refleks akson, karena hanya melalui akson saja.Untuk menghantarkan kegiatan sejak pemberian rangsang pd reseptor hingga timbul jawaban di efektor, diperlukan waktu.

  • Masa antara pemberian rangsang hingga timbul jawaban tsb disebut waktu refleks (reflex time = reaction time).Waktu refleks terutama ditentukan oleh perlambatan pusat yg dialami, lebih-lebih jika melalui beberapa sinaps. Gangguan pd masing-masing bagian lengkung refleks akan mempengaruhi waktu refleks. Demikian pula kecepatan hantar masing-masing neuron yg terlibat juga akan mempengaruhi waktu refleks.

  • Kekuatan jawaban refleks ditentukan a.l. oleh kekuatan rangsang serta lama pemberian rangsang. Jika rangsang diberikan dg kekuatan lbh besar, maka akan lebih banyak reseptor yg terlibat.Selanjutnya akan lebih banyak serabut aferen yg meneruskan ke saraf pusat. Dg dmk akan lebih banyak serabut eferen yg terlibat & meneruskan kegiatan ke efektor. Akhir hal ini semua akan mengakibatkan peningkatan jawaban efektor.

  • Jika rangsang diberikan dg kekuatan sama tetapi lebih lama, maka hal yg sama spt di atas akan terjadi, yi jawaban refleks akan lebih kuat. Hal ini disebabkan krn pemberian rangsang yg lama akan menggiatkan reseptor yg kepekaannya rendah (berambang tinggi).Dg dmk akan lebih banyak reseptor yg terlibat, selanjutnya terjadi proses yg sama spt di atas.

  • Di samping kekuatan refleks, hal lain mengenai refleks yg perlu diperhatikan ialah lama refleks. Sering terjadi jawaban refleks masih terus berlangsung meskipun rangsang sudah lama dihentikan. Hal ini disebut lama refleks atau aksi ikutan refleks (reflex after-action). Hal ini dimungkinkan krn adanya susunan hubungan neuron yg berupa rantai tertutup atau rantai terbuka.

  • Dlm hal ini terjadi impuls yg berputar-putar antar neuron tsb, meskipun rangsang sudah dihentikan menyebabkan jawaban refleks akan tetap terjadi.Kadang-kadang pd akhir jawaban suatu refleks diikuti dg kegiatan lain yg berupa jawaban dg pola yg berlawanan. Contoh ; Refleks fleksor yg sangat kuat akan diikuti dg gerakan ekstensor pd akhir refleks.

  • Hal ini disebabkan krn pusat ekstensor yg terdapat di SSP mengalami hambatan (inhibisi) selama refleks fleksor berlangsung. Pd saat refleks fleksor berhenti, maka hambatan ikut berhenti. Hal ini mengakibatkan pusat ekstensor terlepas dari hambatan. Peristiwa seperti ini disebut rebound phenomenon.

  • Beberapa refleks menunjukkan jawaban yg berulang-ulang. Kadang-kadang jawaban yg berulang tsb spt berirama. Contoh ; Refleks menggaruk. Refleks demikian ini disebut refleks ritmis

  • SEKIAN

    **************************