referxat

Upload: sumeet-vasandani

Post on 05-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 referxat

    1/23

    LEMBAR PENGESAHAN

    Referat dengan judul :

    Polip Nasi

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Kepaniteraan Klinik Ilmu

    Kesehatan THT R!D "udhi #sih periode $ %uli & '( #gustus )*'+

    Disusun oleh :

    umeet ,asandani

    *-*.'*.)('

    %akarta/ 00000000 )*'+

    1engetahui

    Korpanit THT R!D "udhi #sih

    dr. Renie #ugustine/ p. THT2K3

    NIP : '45(*6*-'46-))**)

    1

  • 7/21/2019 referxat

    2/23

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan 7ang 1aha 8sa sehingga

    penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul Polip Nasi dengan 9aik

    dan selesai tepat pada aktunya.

    Ke9erhasilan referat ini tidak lepas dari dukungan 9er9agai pihak dalam

    9entuk doa/ moral/ aktu dan pikiran. 1aka dari itu penulis ingin

    mengu;apkan terima kasih kepada 9e9erapa pihak yang telah mem9antu

    dalam penyusunan referat ini hingga selesai/ terutama kepada Dr. Renie

    #ugustine/ p. THT dan Dr. Djoko rijono/ p. THT selaku dokter

    pem9im9ing dan konsulen THT di R!D "udhi #sih yang telah

    mem9im9ing/ mem9eri masukan serta meluangkan aktu dan pikirannya

    kepada penulis. Penulis juga ingin mengu;apkan terima kasih kepada teman2

    teman sejaat serta peraat2peraat Poli THT dan juga kepada pihak2pihak

    lain yang tidak 9isa penulis se9utkan satu persatu namanya atas 9antuan dan

    dukungannya dalam menyelesaikan referat ini.

    Penulis menyadari 9aha referat ini 9elum sempurna/ untuk itu penulis

    mengharapkan kritik dan saran yang 9ersifat mem9angun dari semua pihak

    demi kelan;aran referat ini. #khir kata Penulis 9erharap referat ini dapat

    9erguna dan menjadi 9ahan masukan 9agi dunia kedokteran.

    %akarta/ )4 %uli )*'+

    Penyusun

    umeet ,asandani

    *-*.'*.)('

    2

  • 7/21/2019 referxat

    3/23

    DAFTAR ISI

    381"#R P8N

  • 7/21/2019 referxat

    4/23

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Hidung merupakan salah satu organ tu9uh manusia yang memiliki

    9e9erapa fungsi penting. =ungsi hidung yang utama adalah dalam proses

    pernapasan/ yaitu se9agai tempat masuk dan keluarnya udara yang digunakan

    dalam proses respirasi. Hidung juga merupakan organ terluar dari sistem

    saluran pernapasan sehingga memiliki fungsi se9agai pertahan pertama pada

    jalan napas dari lingkungan luar dan oleh se9a9 itu sering mengalami

    gangguan penyakit. elain itu hidung juga 9erfungsi se9agai organ indra

    pen;iuman/ mem9antu resonansi suara dan se9agai unsur kosmetik.'

    e;ara garis 9esarnya penyakit2penyakit yang 9erhu9ungan dengan

    hidung dapat digolongkan ke dalam 9e9erapa kelompok seperti kelainan

    kongenital/ radang > infeksi/ kelainan aki9at trauma/ neoplasma dan 9e9erapa

    penyakit sistemik yang manifestasinya ke hidung.)

    alah satu keluhan utama yang mem9aa pasien ke Poli THT adalah

    hidung tersum9at dan pilek yang juga merupakan penyakit tersering yang

    dialami oleh manusia. Deasa 9iasa mengeluhkan keluhan ini ) sampai 5 kali

    per tahun sedang anak ke;il 9isa ( sampai ') kali per tahun. 1eskipun

    penye9a9 ter9anyak dari keluhan ini adalah infeksi dari mikroorganisme/

    penye9a9 lain seperti polip nasi juga dapat menim9ulkan keluhan pilek dan

    hidung tersum9at yang 9erulang dan akan di 9ahas le9ih dalam pada makalah

    ini.)

    Penye9a9 dan mekanisme yang mendasari polip masih tidak dipahami

    dengan 9aik/ namun peradangan kronis merupakan faktor utama seperti

    peningkatan sel inflamasi seperti eosinofil. Polip sering dikaitkan dengan

    rinosinusitis kronis dan alergi. Namun peran alergi pada polip masih

    kontro?ersial. e9uah studi -*** pasien atopik menunjukkan pre?alensi */5@/

    sedangkan studi di -** pasien alergi menunjukkan pre?alensi se9esar +/[email protected]

    4

  • 7/21/2019 referxat

    5/23

    Polip nasi merupakan salah satu penyakit yang ;ukup sering ditemukan

    di 9agian THT. Keluhan pasien yang datang dapat 9erupa sum9atan pada

    hidung yang makin lama semakin 9erat. Kemudian pasien juga mengeluhkan

    adanya gangguan pen;iuman dan sakit kepala. !ntuk mengetahui massa di

    rongga hidung merupakan polip atau 9ukan selain perlu dikuasai anatomi

    hidung juga perlu dikuasai ;ara pemeriksaan yang dapat menyingkirkan

    kemungkinan diagnosa lain. Di dalam referat ini akan dijelaskan mengenai

    anatomi/ fisiologi hidung serta patofisiologi/ gejala klinis/ pemeriksaan dan

    penatalaksanaan pada polip nasi.'

    5

  • 7/21/2019 referxat

    6/23

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi & Fisioloi Hi!"n

    Hidung 3uar

    Hidung luar 9er9entuk piramid dengan 9agian & 9agiannya dari atas ke

    9aah : +/5

    '.Pangkal hidung AbridgeB

    ).Dorsum nasi

    -.Pun;ak hidung

    +.#la nasi

    5.Kolumela

    (.3u9ang hidung Anares anteriorB

    Hidung luar di9entuk oleh kerangka tulang dan tulang raan yang dilapisi

    kulit/ jaringan ikat dan 9e9erapa otot ke;il yaitu 1. Nasalis pars trans?ersa

    dan 1. Nasalis pars allaris. Kerja otot & otot terse9ut menye9a9kan nares

    dapat mele9ar dan menyempit. "atas atas nasi eksternus melekat pada os

    frontal se9agai radiks AakarB/ antara radiks sampai apeks Apun;akB dise9ut

    dorsum nasi. 3u9ang yang terdapat pada 9agian inferior dise9ut nares/ yang

    di9atasi oleh : +/5

    2 uperior : os frontal/ os nasal/ os maksila

    2 Inferior : kartilago septi nasi/ kartilago nasi lateralis/ kartilago alaris mayor

    dan kartilago alaris minor

    Dengan adanya kartilago terse9ut maka nasi eksternus 9agian inferior

    menjadi fleksi9el.+/5

    6

  • 7/21/2019 referxat

    7/23

  • 7/21/2019 referxat

    8/23

    Ka?um nasi ini 9erhu9ungan dengan sinus frontal/ sinus sfenoid/ fossa kranial

    anterior dan fossa kranial media. "atas & 9atas ka?um nasi : '/+

    Posterior : 9erhu9ungan dengan nasofaring

    #tap: os nasal/ os frontal/ lamina kri9riformis etmoidale/ korpus sfenoidale

    dan se9agian os ?omer

    3antai: merupakan 9agian yang lunak/ kedudukannya hampir horisontal/

    9entuknya konkaf dan 9agian dasar ini le9ih le9ar daripada 9agian atap.

    "agian ini dipisahnkan dengan ka?um oris oleh palatum durum.

    1edial : septum nasi yang mem9agi ka?um nasi menjadi dua ruangan Adekstra

    dan sinistraB/ pada 9agian 9aah apeks nasi/ septum nasi dilapisi oleh kulit/

    jaringan su9kutan dan kartilago alaris mayor. "agian dari septum yang terdiri

    dari kartilago ini dise9ut se9agai septum pars mem9ranosa E kolumna E

    kolumela.

    3ateral : di9entuk oleh 9agian dari os medial/ os maksila/ os lakrima/ os

    etmoid/ konka nasalis inferior/ palatum dan os sfenoid.

    Konka nasalis suprema/ superior dan media merupakan tonjolan dari

    tulang etmoid. edangkan konka nasalis inferior merupakan tulang yang

    terpisah. Ruangan di atas dan 9elakang konka nasalis superior adalah resesus

    sfeno2etmoid yang 9erhu9ungan dengan sinis sfenoid. Kadang & kadang konka

    nasalis suprema dan meatus nasi suprema terletak di 9agian ini. 5

  • 7/21/2019 referxat

    9/23

    Perdarahan : '/5

    #rteri yang paling penting pada perdarahan ka?um nasi adalah #.sfenopalatina

    yang merupakan ;a9ang dari #.maksilaris dan #. 8tmoidale anterior yang

    merupakan ;a9ang dari #. Cftalmika. ,ena tampak se9agai pleksus yang

    terletak su9mukosa yang 9erjalan 9ersama & sama arteri.

    Persarafan : '/5

    '. #nterior ka?um nasi dipersarafi oleh sera9ut saraf dari N. Trigeminus yaitu N.

    8tmoidalis anterior

    ). Posterior ka?um nasi dipersarafi oleh sera9ut saraf dari ganglion

    pterigopalatinum masuk melalui foramen sfenopalatina kemudian menjadi N.

    Palatina mayor menjadi N. fenopalatinus.

    1ukosa Hidung

    Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang se;ara histologik dan

    fungsional di9agi atas mukosa pernafasan dan mukosa penghidu. 1ukosa

    pernafasan terdapat pada se9agian 9esar rongga hidung dan permukaannya

    dilapisi oleh epitel torak 9erlapis semu yang mempunyai silia dan diantaranya

    terdapat sel & sel go9let. Pada 9agian yang le9ih terkena aliran udara

    mukosanya le9ih te9al dan kadang & kadang terjadi metaplasia menjadi sel

    epital skuamosa. Dalam keadaan normal mukosa 9erarna merah muda dan

    selalu 9asah karena diliputi oleh palut lendir Amucous blanketB pada

    permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel

    go9let.5

    ilia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang

    penting. Dengan gerakan silia yang teratur/ palut lendir di dalam ka?um nasi

    akan didorong ke arah nasofaring. Dengan demikian mukosa mempunyai daya

    untuk mem9ersihkan dirinya sendiri dan juga untuk mengeluarkan 9enda asing

    yang masuk ke dalam rongga hidung.

  • 7/21/2019 referxat

    10/23

    1ukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung/ konka superior

    danp sepertiga 9agian atas septum. 1ukosa dilapisi oleh epitel torak 9erlapis

    semu dan tidak 9ersilia Apseudostratified columnar non ciliated epitheliumB.

    8pitelnya di9entuk oleh tiga ma;am sel/ yaitu sel penunjang/ sel 9asal dan sel

    reseptor penghidu. Daerah mukosa penghidu 9erarna ;oklat kekuningan.'/5

    =isiologi hidung : 5/$

    '. e9agai jalan nafas

    Pada inspirasi/ udara masuk melalui nares anterior/ lalu naik ke atas setinggi

    konka media dan kemudian turun ke 9aah ke arah nasofaring/ sehingga

    aliran udara ini 9er9entuk lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi/ udara masuk

    melalui koana dan kemudian mengikuti jalan yang sama seperti udara

    inspirasi. #kan tetapi di 9agian depan aliran udara meme;ah/ se9agian lain

    kem9ali ke 9elakang mem9entuk pusaran dan 9erga9ung dengan aliran dari

    nasofaring.

    ). Pengatur kondisi udara Aair conditioningB

    =ungsi hidung se9agai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan

    udara yang akan masuk ke dalam al?eolus. =ungsi ini dilakukan dengan ;ara :

    a. 1engatur kelem9a9an udara. =ungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada

    musim panas/ udara hampir jenuh oleh uap air/ penguapan dari lapisan ini

    sedikit/ sedangkan pada musim dingin akan terjadi se9aliknya.

    9. 1engatur suhu. =ungsi ini dimungkinkan karena 9anyaknya pem9uluh

    darah di 9aah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas/

    sehingga radiasi dapat 9erlangsung se;ara optimal. Dengan demikian suhu

    udara setelah melalui hidung kurang le9ih -$o .

    -. e9agai penyaring dan pelindung

    =ungsi ini 9erguna untuk mem9ersihkan udara inspirasi dari de9u dan 9akteri

    dan dilakukan oleh :

    a. Ram9ut AvibrissaeB pada ?esti9ulum nasi

    9. ilia

    ;. Palut lendir Amucous blanketB. De9u dan 9akteri akan melekat pada palut

    lendir dan partikel & partikel yang 9esar akan dikeluarkan dengan refleks

    9ersin. Palut lendir ini akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia.

    10

  • 7/21/2019 referxat

    11/23

    d. 8nFim yang dapat menghan;urkan 9e9erapa jenis 9akteri/ dise9ut

    lysozime.

    +. Indra penghidu

    Hidung juga 9ekerja se9agai indra penghidu dengan adanya mukosa

    olfaktorius pada atap rongga hidung/ konka superior dan sepertiga 9agian atas

    septum. Partikel 9au dapat men;apai daerah ini dengan ;ara difusi dengan

    palut lendir atau 9ila menarik nafas dengan kuat.

    5. Resonansi suara

    Penting untuk kualitas suara ketika 9er9i;ara dan menyanyi. um9atan hidung

    akan menye9a9kan resonansi 9erkurang atau hilang/ sehingga terdengar suara

    sengau.

    (. Proses 9i;ara

    1em9antu proses pem9entukan kata dengan konsonan nasal Am/n/ngB dimana

    rongga mulut tertutup dan rongga hidung ter9uka/ palatum molle turun untuk

    aliran udara.

    $. Refleks nasal

    1ukosa hidung merupakan reseptor refleks yang 9erhu9ungan dengan saluran

    ;erna/ kardio?askuler dan pernafasan. ontoh : iritasi mukosa hidung

    menye9a9kan refleks 9ersin dan nafas terhenti. Rangsang 9au tertentu

    menye9a9kan sekresi kelenjar liur/ lam9ung dan pankreas.

    11

  • 7/21/2019 referxat

    12/23

    2.2 Poli# Nasi

    2.2.1 D$%inisi

    Polip nasi adalah massa lunak yang tum9uh di dalam rongga hidung.

    Ke9anyakan polip 9erarna putih 9ening atau kea9u & a9uan/ mengkilat/

    lunak karena 9anyak mengandung ;airan Apolip edematosaB. Polip yang sudah

    lama dapat 9eru9ah menjadi kekuning & kuningan atau kemerah & merahan/

    suram dan le9ih kenyal Apolip fi9rosaB.

    Polip ke9anyakan 9erasal dari mukosa sinus etmoid/ 9iasanya multipel

    dan dapat 9ilateral. Polip yang 9erasal dari sinus maksila sering tunggal dan

    tum9uh ke arah 9elakang/ mun;ul di nasofaring dan dise9ut polip koanal.6

    2.2.2 Etioloi

    Polip hidung 9iasanya ter9entuk se9agai aki9at reaksi hipersensitif atau

    reaksi alergi pada mukosa hidung. Peranan infeksi pada pem9entukan polip

    hidung 9elum diketahui dengan pasti tetapi ada keragu & raguan 9aha infeksi

    dalam hidung atau sinus paranasal seringkali ditemukan 9ersamaan dengan

    adanya polip.6/4

    Polip 9erasal dari pem9engkakan lapisan permukaan mukosa hidung atau

    sinus/ yang kemudian menonjol dan turun ke dalam rongga hidung oleh gaya

    9erat. Polip 9anyak mengandung ;airan interseluler dan sel radang Aneutrofil

    dan eosinofilB dan tidak mempunyai ujung saraf atau pem9uluh darah. Polip

    9iasanya ditemukan pada orang deasa dan jarang pada anak & anak. Pada

    anak & anak/ polip mungkin merupakan gejala dari kistik fi9rosis.6/4

    7ang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya polip antara lain : 6/4

    '. #lergi terutama rinitis alergi.

    ). inusitis kronik.

    -. Iritasi.

    +. um9atan hidung oleh kelainan anatomi seperti de?iasi septum dan

    hipertrofi konka.

    12

  • 7/21/2019 referxat

    13/23

    2.2. Pato%isioloi

    Pada aalnya ditemukan edema mukosa yang tim9ul karena suatu peradangan

    kronik yang 9erulang/ ke9anyakan terjadi di daerah meatus medius. Kemudian stroma

    akan terisi oleh ;airan interseluler sehingga mukosa yang sem9a9 menjadi polipoid.

    "ila proses ini 9erlanjut/ mukosa yang sem9a9 makin mem9esar dan kemudian turun

    kedalam rongga hidung sam9il mem9entuk tangkai/ sehingga terjadilah polip.1,8,9

    Polip dapat tim9ul dari 9agian mukosa hidung atau sinus paranasal dan

    seringkali 9ilateral. Polip hidung paling sering 9erasal dari sinus maksila AantrumB

    dapat keluar melalui ostium sinus maksilla dan masuk ke ronga hidung dan mem9esar

    di koana dan nasopharing. Polip ini dise9ut polip koana. 1,8,9

    "anyak faktor yang mempengaruhi pem9entukan polip nasi. Kerusakan epitel

    merupakan patogenesa dari polip. el2sel epitel terakti?asi oleh alergen/ polutan dan

    agen infeksius. el melepaskan 9er9agai faktor yang 9erperan dalam respon inflamasi

    dan per9aikan. 8pitel polip menunjukan hiperplasia sel go9let dan hipersekresi mukus

    yang 9erperan dalam o9struksi hidung dan rinorea.1,8,9

    Polip dapat tim9ul pada hidung yang tidak terinfeksi kemudian menye9a9kan

    sum9atan yang mengaki9atkan sinusitis/ tetapi polip dapat juga tim9ul aki9at iritasi

    kronis yang dise9a9kan oleh infeksi hidung dan sinus. 1,8,9

    2.2.' K$l"(an & G$)ala

    13

  • 7/21/2019 referxat

    14/23

  • 7/21/2019 referxat

    15/23

    2 Rhinore

    2 "ersin

    2 Iritasi di hidung Aterasa gatalB

    2 Post nasal drip

    2 Nyeri muka

    2 uara 9indeng

    2 Telinga terasa penuh

    2 1endengkur

    2

  • 7/21/2019 referxat

    16/23

    elain itu juga harus di tanyakan riayat rhinitis alergi/ asma/ intoleransi terhadap

    aspirin dan alergi o9at serta makanan.11

    ". Pemeriksaan =isik

    Polip nasi yang massif dapat menye9a9kan deformitas hidung luar sehingga hidung

    tampak mekar karena pele9ar 9atang hidung. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior

    terlihat se9agai massa yang 9erarna pu;at yang 9erasal dari meatus medius dan

    mudah digerakkan.9,11,12

    '. Inspeksi

    Polip yang masif sering sudah menye9a9kan deformitas hidung luar. Dapat dijumpai

    pele9aran ka?um nasi terutama polip yang 9erasal dari sel2sel etmoid.9,11,12

    ). Rinoskopi #nterior

    1emperlihatkan massa translusen pada rongga hidung. Deformitas septum mem9uat

    pemeriksaan menjadi le9ih sulit. Tampak sekret mukus dan polip multipel atau soliter.

    Polip kadang perlu di9edakan dengan konka nasi inferior/ yakni dengan ;ara

    memasukan kapas yang di9asahi dengan larutan efedrin '@ A?asokonstriktorB/ konka

    nasi yang 9erisi 9anyak pem9uluh darah akan menge;il/ sedangkan polip tidak

    menge;il. Polip dapat dio9ser?asi 9erasal dari daerah sinus etmoidalis/ ostium sinus

    maksilaris atau dari septum.9,11,12

    -. Rinoskopi Posterior

    Kadang2kadang dapat dijumpai polip koanal. ekret mukopurulen ada kalanya 9erasal

    dari daerah etmoid atau rongga hidung 9agian superior/ yang menandakan adanya

    rinosinusitis.9,11,12

    Pem9agian stadium polip menurut 1a;kay dan 3und ')

    tadium ' : polip masi ter9atas di meatus medius

    tadium) : polip sudah keluar dari meatus medius/ tampak di rongga hidung tapi9elum memenuhi rongga hidung

    tadium - : polip yang massif

    . Pemeriksaan Penunjang

    =oto polos sinus paranasal Aposisi Gaters/#P/ aldell dan lateralB dapat

    memperlihatkan pene9alan mukosa dan adanya 9atas udara2;airan di dalam sinus/

    tetapi kurang 9ermanfaat pada kasus polip. Pemeriksaan tomografi komputer ATKBsangat 9ermanfaat untuk melihat dengan jelas keadaan di hidung dan sinus paranasal

    16

  • 7/21/2019 referxat

    17/23

    apakah ada proses radang/ kelainan anatomi/ polip atau sum9atan pada kompleks

    ostiomeatal. TK terutama diindikasikan pada kasus polip yang gagal dio9ati dengan

    terapi medikamentosa/ jika ada komplikasi dari sinusitis dan pada peren;anaan

    tindakan 9edah terutama 9edah endoskopi.'-

    Naso2endoskopi

    #danya fasilitas endoskop AteleskopB akan sangat mem9antu diagnosis kasus polip

    yang 9aru. Polip stadium ) kadang2kadang tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi

    anterior tetapi tampak dengan pemeriksaan nasoendoskopi.Pada kasus polip koanal

    juga sering dapat dilihat tangkai polip yang 9erasal dari ostium asesorius sinus

    maksila.'-

  • 7/21/2019 referxat

    18/23

  • 7/21/2019 referxat

    19/23

  • 7/21/2019 referxat

    20/23

    Tindakan pengangkatan polip atau polipektomi dapat dilakukan dengan menggunakan

    senar polip dengan anestesi lokal/ untuk polip yang 9esar tetapi 9elum memadati

    rongga hidung. Polipektomi sederhana ;ukup efektif untuk memper9aiki gejala pada

    hidung/ khususnya pada kasus polip yang tersem9unyi atau polip yang sedikit. "edah

    sinus endoskopik A8ndos;opi; inus urgeryB merupakan teknik yang le9ih 9aik yang

    tidak hanya mem9uang polip tapi juga mem9uka ;elah di meatus media/ yangmerupakan tempat asal polip yang tersering sehingga akan mem9antu mengurangi

    angka kekam9uhan.Surgical micro debridementmerupakan prosedur yang le9ih aman

    dan ;epat/ pemotongan jaringan le9ih akurat dan mengurangi perdarahan dengan

    ?isualisasi yang le9ih 9aik. ''

    1.2. Kom#li+asi

    uatu polip jarang menye9a9kan komplikasi/ tapi dalam ukuran 9esar

    atau dalam jumlah 9anyak ApolyposisB dapat mengarah pada akut atau infeksi

    sinusitis kronis/ mengorok dan 9ahkan sleep apnea & kondisi serius nafas

    dimana akan ada henti 9ernafas 9e9erapa kali selama tidur. Dalam kondisi

    parah/ akan mengu9ah 9entuk ajah dan penye9a9 penglihatan

    ganda9er9ayang.5/'*

    1.2. P3onosis

    Prognosis dan perjalanan alamiah dari polip nasi sulit dipastikan.

    Terapi medis untuk polip nasi 9iasanya di9erikan pada pasien yang tidak

    memerlukan tindakan operasi atau yang mem9utuhkan aktu lama untukmengurangi gejala. Dengan terapi medikamentosa/ jarang polip hilang

    sempurna. Tetapi hanya mengalami penge;ilan yang ;ukup sehingga dapat

    mengurangi keluhan. Polip yang rekuren 9iasanya terjadi setelah pengo9atan

    dengan terapi medikamentosa maupun pem9edahan.'*/'5

    20

  • 7/21/2019 referxat

    21/23

    BAB III

    KESIMPULAN

    '.Polip nasi merupakan salah satu penyakit THT yang mem9erikan keluhan

    sum9atan pada hidung yang menetap dan semakin lama semakin 9erat

    dirasakan.

    ).8tiologi polip di literatur ter9anyak merupakan aki9at reaksi hipersensiti?itas

    yaitu pada proses alergi/ sehingga 9anyak didapatkan 9ersamaan dengan

    adanya rinitis alergi.

    -.Pada anamnesis pasien/ didapatkan keluhan o9struksi hidung/ anosmia/ adanya

    riayat rinitis alergi/ keluhan sakit kepala daerah frontal atau sekitar mata/

    adanya sekret hidung.

    +.Pada pemeriksaan rinoskopi anterior ditemukan massa yang lunak/ 9ertangkai/

    mudah digerakkan/ tidak ada nteri tekan dan tidak menge;il pada pem9erian

    ?asokonstriktor lokal.

    5.Penatalaksanaan untuk polip nasi ini 9isa se;ara konser?atif maupun operatif/

    yang 9iasanya dipilih dengan melihat ukuran polip itu sendiri dan keluhan dari

    pasien sendiri.

    (.Pada pasien dengan riayat rinitis alergi/ polip nasi mempunyai kemungkinan

    yang le9ih 9esar untuk rekuren. ehingga kemungkinan pasien harus

    menjalani polipektomi 9e9erapa kali dalam hidupnya.

    21

  • 7/21/2019 referxat

    22/23

    DAFTAR PUSTAKA

    '. #rsyad / 8fiaty/ dkk. )*'*. "uku #jar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

    tenggorokan Kepal > 3eher. %akarta: "alai Pener9it =K!I.

    ). =okkens G/ 3und ,/ 1ullol %. 8uropean Position Paper on Rhinosinusitis and

    Nasal Polyps

  • 7/21/2019 referxat

    23/23

    '+. Iinuma T/ Hirota 7/ Kase 7. Radio2opa;ity of the paranasal sinuses.

    on?entional ?ies and T. Rhinology. '44+

    '5. Patiar / Ree;e P. The o;hrane olla9oration. %ohn Giley and ons/ 3td

    )**$. Cral steroids for nasal polyps. Re?ie.