referat+aki
TRANSCRIPT
PENATALAKSANAAN ACUTE KIDNEY INJURY
Pendahuluan
Gagal ginjal atau acute kidney injury (AKI) yang dulu disebut injury acuterenal failure (ARF) dapat diartikan sebagai penurunan cepat/tiba-tiba atau parah padafungsi filtrasi ginjal. Kondisi ini biasanya ditandai oleh peningkatan konsentrasikreatinin serum atau azotemia (peningkatan konsentrasi BUN (blood Urea Nitrogen). Setelah cedera ginjal terjadi, tingkat konsentrasi BUN kembali normal, sehingga yangmenjadi patokan adanya kerusakan ginjal adalah penurunan produksi urin(1). Angka kematian di AS akibat gagal ginjal akut berkisar antara20-90%. Kematian di dalam RS 40-50% dan di ICU sebesar 70-89%.Kenaikan 0,3 mg/dL kreatinin serum merupakan prognostik penting yang signifikan.
Peningkatan kadar kreatinin juga bisa disebabkan oleh obat-obatan (misalnya cimetidin dan trimehoprim)yang menghambat sekresi tubular ginjal. Peningkatan nilai BUN juga dapat terjadi tanpa disertai kerusakan ginjal, seperti pada perdarahan mukosa atau saluran pencernaan,penggunaan steroid, dan pemasukan protein. Oleh karena itu diperlukan pengkajian yang hati-hati dalam menentukan apakah seseorang terkena kerusakan ginjal atau tidak.
Definisi
AKI adalah penurunan cepat (dalam jam hingga minggu) laju filtrasi glomerulus (LFG) yang umumnya berlangsung reversibel, diikuti kegagalan ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme nitrogen, dengan tanpa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Etiologi dan Klasifikasi
Pre- Renal
Renal
Post-Renal
Kriteria RIFLE
Kriteria GFR Kriteria Keluaran Urin
Risk Peningatan kreatinin serum
seanyak 1,5kali atau penurunan
GFR >25%
Keluaran urin <0,5 ml/kg/jam x 6
jam
Injury Peningkatan kreatinin serum
sebanyak 2 kali atau penurunan
GFR >50%
Keluaran urin <0,5 ml/kg/jam x
12 jam
Failure Peningkatan kreatinin serum
sebanyak 3 kali atau penurunan
GFR >75%
Oliguria ( keluaran urin <0,3
ml/kg/jam x 24 jam
Anuria x 12 jam
Loss Gagal ginjal akut + kehilangan fungsi ginjal total >4 minggu
ESKD Kelainan ginjal tahap akhir (>3 bulan)
Gejala Klinis
jumlah volume urine berkurang : oligouri bila produksi urine > 40 ml/hari anuri bila produksi urin <50 ml/hari.
Jumlah urine>1000 ml/hari tetapi kemampuan konsentrasi terganggu high output renal failure.
uremia dimana BUN >40 mmol/l edema paru asidosis metabolik manifestasi takipnea gejala klinik lain tergantung dari faktor
penyebabnya
Hipovolemi
Mempertahankan perfusi ginjal (otoregulasi)
Vasodilatasi arteriol afferenVasokonstriksi arteriol efferen
Mengaktifkan baroreseptor cardiovaskuler, simpatis, RAAS, Vasopresin& Endotelin
Endotelin (ETI) & Angiotensin II (ATII)
Refleks Miogenik, prostaglandin, NO
AKI Pre-Renal
1.
AKI Pre- RenalPada hipoperfusi berat (<70 mmHg) dan jangka waktu lama
Otoregulasi terganggu
- Arteriol afferen vasokonstriksi-kontraksi mesangial- Peningkatan reabsorpsi na dan air
Pre renal GGA fungsional (belum ada gangguan struktur ginjal)
•hiponatremi•Hipotensi•Penggunaan
diuretik•Sirosis hepatis•Gagal jantung
Otoregulasi dipengaruhi
oleh :
AKI Renal↑ Ca 2+ sistolik arteriol afferen Otoregulasi terganggu↑sensitivitas substansi
vasokonstriktor
↑stress oksidatif Kerusakan sel endotel vaskuler
↑ AII & ETI / ↓ Pg &NOKerusakan sel endotel vaskuler
↑mediator inflamasi TNF & IL-18 Perlengketan sel radang terutama neutrofil
Mengekspresikan dari intraselular
LFG↓
Vasokronstriksi intrarenal
↑Radikal bebas oksigen
2.
3.
4.
Obstruksi tubulus
Mikrovili tubulus paroksisma
l terlepas
bersam
a debris
Substrat yang menyumbat tubulus
Gel
(karena↑ Na di
tubulus
distal
Gel ikut terlepas bersama substansi lain
Obstruksi tubulus ginjal
AKI RenalKelainan Tubular
↑Ca 2+ intrasel Kerusakan actin
Kerusakan cytoskeleton
↓ basolateral na +/K+
↓ reabsorpsi Na+ di tubulus proximal
↑pelepasan NaCl di makula densa
↑ umpan balik tubuloglomerular
1.
2.
Kerusakan sel tubulus
Kebocoran dari
intratubular ke peritubular
+ obat nefropoksik
↓ GFR
Kerusakan glomerulus +
tubulus
NTA
Tahap inisiasi
Hipoksia & inflamasi (corticomedular
junction
)
AKI Renal
↑ NOMenyebabkan nekrosis & apoptosis sel
3.
4.
5.
Bilateral
Awal obstruksi total ureter akut
↑ aliran darak ke ginjal, ↑tekanan pelvis ginjal
↓aliran darah ke ginjal dibawah normal akibat TxA & AII
Aliran darah ke ginjal semakin menurun , tekanan pelvic normal beberapa minggu
Aliran darah ginjal >24 jam
Setelah 2 minggu normal jadi 20%
Pengeluaran faktor inglamasi& faktor pertumbuhan
Fibrosis Interstisial Ginjal
Unilateral
Ginjal 1 dapat berfungsi
Obstruksi Ureter
POST RENAL
Anamnesis
Pada AKI perlu diperhatikan banyaknya asupan cairan (input), kehilangan cairan (output)melalui: urin, muntah, diare, keringat yang berlebih,dll
pencatatan berat badan pasien Perlu diperhatikan kemungkinan kehilangan cairan
ke ekstravaskular (redistribusi) seperti pada peritonitis,asites, ileus paralitik, edema anasarka, trauma luas (kerusakan otot atau crush syndrome)
Riwayat penyakit jantung, gangguan hemodinamik, penyakit sirosis hati, hipoalbuminemia, alergi yang mengakibatkan penurunan volume efektif perlu selalu ditanyakan.
Pemeriksaan fisik Kesadaran : menurun sampai koma bila AKI telah
berlangsung lama. Pernafasan yang cepat dan dalam (Kussmaul) asidosis
metabolik. sesak nafas yang hebat menderita gagal jantung atau
edema paru. Hipertensi overload cairan.. Tanda-tanda dehidrasi oliguria, takikardia, mulut kering,
hipotensi ortostatik kemungkinan menyebabkan AKI prarenal.
tanda-tanda penyakit sistemik multiorgan lupus eritematosus sistemik yaitu dengan memeriksa kulit, sendi, kelenjar getah bening.
Pembesaran ginjal ginjal polikistik atau multikistik displastik atau hidronefrosis (uropati obstruktif).
Retensi urin : vesika urinaria yang teraba membesar sumbatan dibawah
vesika urinaria a.l katup uretra posterior.
Ada 3 hal penting yang harus di dapatkan pada pemeriksaan fisik pasien dengan AKI: 1. penentuan status volume sirkulasi 2. apakah ada tanda-tanda obstruksi saluran
kemih 3. adakah tanda-tanda penyakit sistemik yang
mungkin menyebabkan gagal ginjal
Tanda Klinis Deplesi Cairan: 1. tekanan vena jugular rendah 2. hipotensi; tekanan darah turun lebih dari 10 mmHg pada
perubahan posisi (baring-duduk) 3. vena perifer kolaps dan perifer teraba dingin (hidung,
jari-jari tangan, kaki)
Tanda Klinis Kelebihan Cairan: 1. tekanan vena jugularis tinggi 2. terdengar suara gallop 3. hipertensi, edema perifer, pembengkakan hati, ronki di
paruPada pemeriksaan fisik perlu di lakukan palpasi, perkusi daerah suprasifisis mencari adanya pembesarankandung kemih, yang kemudian konfirmasi dengan pemasangan kateter.
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium:
kreatinin Urinalisis pemeriksaan GFR
Pemeriksaan mikroskopis urine : petanda inflamasi glomerulus atau tubulus, ISK atau uropati Kristal
Pemeriksaan biokimia urine : membedakan AKI pre-renal atau renal
Darah perifer lengkap : anemia, leukositosis atau trombositopenia
USG ginjal : untuk menentukan ukuran ginjal, ada tidaknya obstruksi,tekstur parenkim ginjal yang abnormal
CT scan abdomen : untuk mengetahui struktur abnormal ginjal dan traktusurinarius
Pielogram : evaluasi perbaikan dari obstruksi traktus urinarius
Biopsi Ginjal : melihat patologi penyakit ginjal
Komplikasi
Komplikasi AKI yang memerlukan pengelolaan segera adalah: a. Gangguan keseimbangan tubuh dan
elektrolit b. Gangguan keseimbangan
elektolit(hiponatremi dan hiperkalemi) c. Asidosis metabolic d. Gagal jantung e. Gagal napas f. azotemia
Terapi spesifik
Sesuai dengan definisinya, AKI pre-renal bersifat reversible bila dilakukan koreksi terhadap abnormalitas hemodinamik primer dan AKI postrenal dapat membaik dengan menghilangkan obstruksi. Penatalaksanaan kelainan ini harus difokuskan pada eliminasi penyerbab abnormalitas hemodinamik atau toksin, pencegahan dan penatalaksanaan komplikasi. Pengobatan spesifik untukAKI intrinsik bergantung pada patologi yang mendasarinya.
Terapi spesifik Kelebihan cairan intravaskuler:
batasi garam (1-2 gram / hari ) dan air (<1L / hari) diuretik ( biasanya furosemid +/- tiazide)
Hiponatremia batasi cairan ( <1liter / hari) hindari pemberian cairan hipotonis (dextrose 5 %)3.
Hiperkalemia batasi intake kalium( <40 mmol /hari) beri natrium bikarbonat (50-100 mmol) beri glukosa 50% sebanyak 50 cc + insulin 10 unit beri salbutamol 10-20 mg inhaler atau 0,5-1mg IV4.
Asidosis metabolik batasi intake protein(0,8-1,0 gr/KgBB/hari ) beri natrium bikarbonat(usahakan kadar serum bikarbonat plasma
>15 mmol/L danPh arteri >7,2) Hiperfosfatemia
batasi intake pospat (800 mg /hari) beri pengikat pospat (kalsium asetat karbonat, aluminium Hcl)6.
Terapi spesifik
Hipokalsemia beri kalsium karbonat / kalsium glukonat 10 % (10-20cc)7.
Hiperuriksemia tidak perlu terapi jika kadar asam urat <15 mg
Memberikan nutrisi yang cukup. Melalui suplemen tinggi kalori atau hiperalimentasi intravena. Kebutuhan kalori 30 Kal/kgBB ideal/hari pada GnGA tanpa
komplikasi; ditambah 15-20%pada AKI berat (terdapat komplikasi / stress)
Kebutuhan protein 0,6-0,8 gram/kgBB ideal/hari pada AKI tanpa komplikasi; 1-1,5gram/kgBB ideal/hari pada AKI berat
Perbandingan karbohidrat dan lemak 70:30 (10) Mencegah dan memperbaiki infeksi, terutama
ditujukan terhadap infeksi saluran napas dan nosokomial Demam harus segera dideteksi dan diterapi. Kateter harus
segera dilepas bila diagnosis obstruksi kandung kemih dapat disingkirkan.
Terapi spesifik
Mencegah dan memperbaiki perdarahan saluran cerna.13 Feses diperiksa untuk adanya perdarahan dan
dapat dilakukan endoskopi. Dapat pula dideteksidari kenaikan rasio ureum/kreatinin, disertai penurunan hemoglobin. Biasanya antagonis histaminH (misalnya ranitidin) diberikan pada pasien sebagai profilaksis.
Dialisis dini atau hemofiltrasi sebaiknya tidak ditunda sampai ureum tinggi, hiperkalemia, atau terjadi kelebihan cairan. Ureum tidak boleh melebihi 30-40 mmol/liter.
Indikasi dialisis
•Oliguria•Anuria•Hiperkalemia (K >6,5 mEq/L)•Asidosis berat (pH <7,1)•Azotemia (ureum >200 mg/dl)•Edema paru•Hipertermia•Kelebihan dosis obat yang dapat didialisis (keracunan)•Disnatremia berat (Na >160 mEq/L atau <115 mEq/L)14
PROGNOSIS Kematian biasanya disebabkan karena
penyakit penyebab, bukan gagal ginjal itu sendiri.
Prognosis buruk pada pasien lanjut usia dan bila terdapat gagal organ lain.
Penyebab kematian tersering adalah infeksi (30-50%), perdarahan terutama saluran cerna (10-20%), jantung ( 10-20%), gagal napas(10%), dan gagal multiorgan dengan kombinasi hipotensi, septikemia, dan sebagainya.