referat pasca operasi.doc

9
BAB I PENDAHULUAN Masa pulih sadar dimulai sejak pasien selesai ditangani secara bedah, dibawa dalam keadaan tidak sadar atau setengah sadar ke ruang pemulihan, sampai ketika kesadarannya pilih sempurna dan pasien dapat dipindahkan ke ruang rawat. Ini merupakan sebagian dari masa pasca bedah. Masa pasca bedahnya sendiri berakhir saat berakhirnya katabolisme pascabedah. Komplikasi anestesi jarang terjadi, namun dapat mengancam jiwa. Laporan umum mencatat kejadian kematian pada waktu atau segera setelah operasi di beberapa rumah sakit di Amerika rata-rata 0,2% - 0,6% dari operasi dan kematian yang disebabkan oleh anestesi 0,03% - 0,1% dari seluruh anestesi yang diberikan. Campbell (1960) menambahkan bahwa kematian yang terjadi pada waktu operasi atau segera setelah operasi dari laporan kejadian karena anestesi sangat bervariasi dari 5% sampai 50%. Pulih dari anastesi umum atau dari analgesia regional secara rutin dikelola dikamar pulih atau unit perawatan pasca anestesi ( RR = Recovery Room atau PACU = Post Anestesia Care Unit ). Idealnya bangun dari anestesi secara bertahap, tanpa keluhan. Kenyataannya sering dijumpai hal- hal yang tidak menyenangkan akibat stress pasca bedah atau pasca anesthesia yang berupa gangguan napas, gangguan kardiovaskuler, gelisah, kesakitan, mual, muntah, menggigil, dan kadang-kadang perdarahan. Unit Perawatan

Upload: dadan-fakhrurijal

Post on 13-Aug-2015

91 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: referat pasca operasi.doc

BAB I

PENDAHULUAN

Masa pulih sadar dimulai sejak pasien selesai ditangani secara bedah, dibawa

dalam keadaan tidak sadar atau setengah sadar ke ruang pemulihan, sampai ketika

kesadarannya pilih sempurna dan pasien dapat dipindahkan ke ruang rawat. Ini

merupakan sebagian dari masa pasca bedah. Masa pasca bedahnya sendiri berakhir saat

berakhirnya katabolisme pascabedah.

Komplikasi anestesi jarang terjadi, namun dapat mengancam jiwa. Laporan

umum mencatat kejadian kematian pada waktu atau segera setelah operasi di beberapa

rumah sakit di Amerika rata-rata 0,2% - 0,6% dari operasi dan kematian yang

disebabkan oleh anestesi 0,03% - 0,1% dari seluruh anestesi yang diberikan. Campbell

(1960) menambahkan bahwa kematian yang terjadi pada waktu operasi atau segera

setelah operasi dari laporan kejadian karena anestesi sangat bervariasi dari 5% sampai

50%.

Pulih dari anastesi umum atau dari analgesia regional secara rutin dikelola

dikamar pulih atau unit perawatan pasca anestesi ( RR = Recovery Room atau PACU =

Post Anestesia Care Unit ). Idealnya bangun dari anestesi secara bertahap, tanpa

keluhan. Kenyataannya sering dijumpai hal-hal yang tidak menyenangkan akibat stress

pasca bedah atau pasca anesthesia yang berupa gangguan napas, gangguan

kardiovaskuler, gelisah, kesakitan, mual, muntah, menggigil, dan kadang-kadang

perdarahan. Unit Perawatan Pasca Anestesi (UPPA) harus berada dalam satu lantai dan

dekat kamar bedah, supaya jika timbul kegawatan dan perlu segera diadakan

pembedahan ulang tidak akan banyak mengalami hambatan. Selain itu karena segera

setelah selesai pembedahan dan anesthesia dihentikan, pasien sebenarnya masih dalam

keadaan anesthesia dan perlu diawasi dengan ketat seperti masih berada di kamar bedah.

Pengawasan ketat di UPPA harus seperti sewaktu berada dikamar bedah sampai

pasien bebas dari bahaya, karena itu peralatan monitor yang baik harus disediakan.

Tensimeter, oksimeter denyut (pulse oxymeter), EKG, peralatan resusitasi jantung-paru,

dan obatnya harus disediakan tersendiri, terpisah dari kamar bedah.

Keberhasilan tindakan pembedahan pengelolaan pasien bedah dini merupakan

hal yang penting selain dari pembedahan dan anestesi. Kegawatan napas, sirkulasi, otak

dan fungsi renal pascabedah dini akan berpengaruh pada hasil dari pembedahan

tersebut. Pengumpulan pasien pasca bedah dini dalam satu ruangan akan meningkatkan

Page 2: referat pasca operasi.doc

efisiensi dari perawat terdidik, alat monitor, dan alat resusitasi. Hasil yang diharapkan

dari adanya ruang pulih sadar adalah keselamatan pasien menjadi maksimal, problem

yang terjadi pasca bedah dini dapat segera tangani, ahli bedah dan ahli anestesi masih

dapat menangani secara tepat dan daerah ruang pulih sadar yang didekat kamar bedah

memudahkan bila diperlukan tindakan segera.

Page 3: referat pasca operasi.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Recovery room atau post-anesthesia care unit (PACU) adalah bagian vital dari

sebuah rumah sakit, pusat perawatan gawat darurat, dan fasilitas medis lain. RR atau

PACU merupakan tempat yang dirancang seperti kamar operasi dan bertujuan untuk

menyediakan perawatan pasca anestesi, baik anestesi umum, anestesi regional,

ataupun anestesi local.

Recovery Room (RR) adalah suatu ruangan yang terletak di dekat kamar bedah,

dekat dengan perawat bedah, ahli anesthesia dan ahli bedah sendiri, sehingga apabila

timbul keadaan gawat pasca-bedah, pasien dapat segera diberi pertolongan.

B. Monitoring Pasca Operasi

Monitoring setelah operasi perlu dilakukan setelah pasien menjalani operasi

pembedahan. Pada saat penderita berada diruang pemulihan perlu dicegah dan

ditanggulangi keadaan-keadaan yang ada sehubungan dengan tindakan anestesi,

antara lain :

1. Hipoksia

Disebabkan tersumbatnya jalan nafas. Terapi dengan O2 3-4 L/menit, bebaskan

jalan nafas, bila perlu pernafasan buatan.

2. Irama jantung dan nadi cepat, hipertensi

Sering disebabkan karena kesakitan, permulaan hipoksia atau memang penyakit

dasarnya. Terapi dengan O2, analgetik, posisi fowler.

3. Hipotensi

Biasanya karena perdarahan, kurang cairan, spesial anestesi.

Terapi dengan posisi datar, infus RL dipercepat sampai tensi normal.

4. Gaduh gelisah

Biasanya karena kesakitan atau sehabis pembiusan dengan ketamin, pasien telah

sadar tapi masih terpasang ganjal lidah/airway. Terapi dengan O2, analgetik,

ganjal dilepas, atau kadang perlu bantal.

5. Muntah

Bahaya berupa aspirasi paru. Terapi miringkan kepala dan badan sampai setengah

tengkurap, posisi trendelenberg, hisap muntah sampai bersih.

Page 4: referat pasca operasi.doc

6. Menggigil

Karena kedinginan, kesakitan atau alergi. Terapi dengan O2, selimuti, bila perlu

beri analgetika.

7. Alergi sampai syok

Oleh karena kesalahan tranfusi atau obat-obatan. Terapi dengan stop tranfusi,

ganti Na Cl.

C. Kriteria Pemulihan Pasca Operasi

Bila keadaan umum dan tanda vital pasien normal dan stabil, maka pasien dapat

dipindahkan ke ruangan dengan pemberian instruksi pasca operasi.

ALDRETTE SCORE (dewasa)

Pasien dianggap sudah pulih dari anestesia dan dapat pindah dari ruang

pemulihan ke ruang  perawatan apabila skor>8.

STEWARD SCORE (anak)

Pergerakan : gerak bertujuan 2gerak tak bertujuan 1tidak bergerak 0

Page 5: referat pasca operasi.doc

Pernafasan : batuk, menangis 2Pertahankan jalan nafas 1perlu bantuan 0

Kesadaran : menangis 2bereaksi terhadap rangsangan 1tidak bereaksi 0

Jika jumlah > 5, penderita dapat dipindahkan ke ruangan.

D. Komplikasi Pasca Operasi dan penanganannya

1. Komplikasi Respirasi

a) Obstruksi jalan nafas

Prinsip dalam mengatasi sumbatan mekanik dalam system anestesi adalah

dengan menghilangkan penyebabnya. Sumbatan mekanik lebih sering terjadi

dan mungkin dapat menjadi total, dimana wheezing akibat bronkospasme

biasanya dapat terdengar tanpa atau dengan stetoskop. Adanya sumbatan

mekanik pada penderita yang diintubasi dan meragukan segera menarik pipa

keluar. Pada penderita yang tidak diintubasi, paling sering disebabkan oleh

lidah yang jatuh ke belakang. Biasanya keadaan ini dapat ditolong dengan

mengenstensikan kepala, mendorong dagu ke muka dan memasang pipa

udara anestetik per oral atau nasal.

b) Bronkospasme

Efedrin intravena setiap kali dapat ditambah 5 mg atau 30 mg IM sehingga

dapat menolong, tetapi dapat menyebabkan takikardi dan meningkatkan

tekanan darah. Secara bergantian, suntikan lambat 5 mg/kgBB aminofilin IV.

c) Hipoventilasi

Pada hipoventilasi, rangsang hipoksia dan hiperkarbia mempertahankan

penderita tetap bernafas. Terapinya membebaskan jalan nafas, memberikan

oksigen, menyiapkan nafas buatan, dan terapi peyebabnya.

d) Hiperventilasi

e) Hiperventilasi dengan hipokapnia akan merangsang kalium ekstraseluler

mengalir ke intraseluler hingga terjadi hipokalemia. Aritmia berupa

bradikardia relative dapat terjadi pada hipokalemia.

2. Komplikasi Kardiovaskuler

a) Hipotensi

Page 6: referat pasca operasi.doc

Tekanan darah systole kurang dari 90 mmHg. Bias terjadi karena

hipovolemia, obat-obat induksi, anestetik, muscle relaxan, dan reaksi

hipersensitivitas. Transfusi darah atau komponennya dipertimbangkan jika

perdarahan melebihi 20% volume darah penderita dewasa. Juga dapat diatasi

dengan mempercepat infuse, pemberian obat antikolinergik (atropine) atau

vasopressor (efedrin).

b) Hipertensi

Komplikasi ini dapat membahayakan khusus pada pasien dengan penyakit

jantung karena jantung harus bekerja lebih berat, dengan kebutuhan O2

miokard yang meningkat. Hipertensi karena anestesi tidak adekuat dapat

dihilangkan dengan menambah dosis anestetika. Hipertensi karena kesakitan

yang terjadi pada akhir anestesi dapat dioabati dengan analgetika narkotik

seperti pethidin 10 mg IV atau morfin 2-3mg IV dengan memperhatikan

pernafasan.

3. Komplikasi Mata

Selama anestesi umumnya mata penderita tidak tertutup rapat terutama

jika mempergunakan pelumpuh otot. Karena itu mata harus terlindungi dari

trauma langsung, kekeringan kornea atau iritasi dari obat-obatan atau alat yang

dipergunakan selama anestesi. Untuk mencegah komplikasi ini selama operasi

mata ditutup dengan plester atau dibasahi dengan air garam fisiologis atau diberi

salep mata.

4. Komplikasi Neurologis

a) Konvulsi

Terapinya menghentikan pemberian eter atau enfluran dan O2 ditinggikan,

berikan obat antikonvulsi seperti valium, jika suhu tubuh naik kompres

dengan es atau alcohol.

b) Terlambat sadar

5. Komplikasi yang Lain

E. Kriteria Pemindahan pasien ke Bangsal Pearawatan