referat kulit kondiloma akuminata

22
I. Pendahuluan Virus alami dari genital warts, Venereal warts, verruca vulgaris, jengger ayam, kutil kelamin pertama kali dikenal tahun 1907 oleh Ciuffo. Dengan berkembangnya teknik biologi molekuler, Human Papillomavirus (HPV) diidentifikasi sebagai penyebab kondiloma akuminata. 1 Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area genital (uretra, genital dan rektum). Kondiloma merupakan penyakit menular seksual dan berpengaruh buruk bagi kedua pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi sampai beberapa bulan tanpa tanda dan gejala penyakit. Biasanya lebih banyak selama masa kehamilan dan ketika terjadi pengeluaran cairan yang berlebihan dari vagina. Meskipun sedikit, kumpulan bunga kol bisa berkembang dan sebagai akibatnya adalah akumulasi bahan – bahan purulen pada belahan – belahan, biasanya berbau tidak sedap warnanya abu – abu, kuning pucat atau merah muda. 2 1

Upload: king-caesar

Post on 24-Oct-2015

540 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

I. Pendahuluan

Virus alami dari genital warts, Venereal warts, verruca vulgaris,

jengger ayam, kutil kelamin pertama kali dikenal tahun 1907 oleh Ciuffo.

Dengan berkembangnya teknik biologi molekuler, Human Papillomavirus

(HPV) diidentifikasi sebagai penyebab kondiloma akuminata.1

Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area genital (uretra, genital

dan rektum). Kondiloma merupakan penyakit menular seksual dan

berpengaruh buruk bagi kedua pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi

sampai beberapa bulan tanpa tanda dan gejala penyakit. Biasanya lebih

banyak selama masa kehamilan dan ketika terjadi pengeluaran cairan

yang berlebihan dari vagina. Meskipun sedikit, kumpulan bunga kol bisa

berkembang dan sebagai akibatnya adalah akumulasi bahan – bahan

purulen pada belahan – belahan, biasanya berbau tidak sedap warnanya

abu – abu, kuning pucat atau merah muda.2

Kondiloma akuminata merupakan tonjolan – tonjolan yang berbentuk

bunga kol atau kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang

sampai membentuk kelompok yang berkembang terus ditularkan secara

seksual. Kondiloma akuminata dijumpai pada berbagai bagian penis atau

biasanya didapatkan melalui hubungan seksual melewati liang rektal

disekitar anus, pada wanita dijumpai pada permukaan mukosa pada vulva,

serviks, pada perineum atau disekitar anus. Kondiloma sering kali tampak

rapuh atau mudah terpecah, bisa tersebar multifokal dan multisentris yang

bervariasi baik dalam jumlah maupun ukurannya. Lesinya bisa sangat

1

meluas sehingga dapat menguasai penampakan normal dan anatomi pada

genitalia. Daerah tubuh yang paling umum adalah frenulum, korona, glans

pada pria dan daerah introitus posterior pada wanita.1

II. Definisi

Kondiloma akuminatum ialah vegetasi oleh human papilloma virus

tipe tertentu, bertangkai dan permukaannya berjonjot.3

III. Epidemiologi

Merupakan penyakit akibat hubungan seksual. Frekuensi pada pria dan

wanita sama. Tersebar dan transmisi melalui kontak kulit langsung.3

IV. Etiologi

Virus penyebabnya adalah Virus Papilloma Humanus (HPV),

merupakan virus DNA yang tergolong dalam keluarga virus papova.

Sampai saat ini telah dikenal sekitar 70 tipe VPH, namun tidak seluruhnya

dapat menyebabkan kondiloma akuminatum. Tipe yang pernah ditemui

pada kondiloma akuminatum adalah tipe 6, 11, 16, 18, 30, 31, 33, 35, 39,

40, 41, 42, 44, 51, 52, 56.3

Beberapa tipe VPH tertentu mempunyai potensi onkogenik yang

tinggi, yaitu tipe 16 dan 18. Tipe ini merupakan jenis virus yang paling

sering dijumpai pada kanker serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering

dijumpai pada kondiloma akuminatum dan neoplasia intraepithelial

serviks derajat ringan.

V. Faktor Resiko

1. Aktivitas Seksual

Kondiloma akuminata atau infeksi HPV sering terjadi pada orang

yangmempunyai aktivitas seksual yang aktif dan mempunyai pasangan

seksual lebih dari 1orang (multiple). Winer et al., pada penelitiannya

menunjukkan bahwa mahasiswi-mahasiswa yang sering bergonta-ganti

2

pasangan seksual dapat terinfeksi HPV melaluipemeriksaan DNA. Wanita

dengan lima atau lebih pasangan seksual dalam lima tahunmemiliki resiko

7,1% mengalami infeksi HPV (anogenital warts) dan 12,8%mengalami

kekambuhan dalam rentang waktu tersebut. Pada penelitian yang

lebihluas, WAVE III yang melibatkan wanita berusia 18-25 tahun yang

memiliki tigakehidupan seksual dengan pasangan yang berbeda

berpotensi untuk terinfeksi HPV.

2. Penggunaan Kontrasepsi

Penelitian pada 603 mahasiswa yang menggunakan alat kontrasepsi oral

ternyata menunjukkan adanya hubungan terjadinya infeksi HPV pada

servik. Namun hubungan pasti antara alat kontrasepsi oral dengan angka

kejadian terjadinya kondiloma akuminata masih menjadi perdebatan di

dunia.

3. Merokok

Hubungan antara merokok dengan terjadinya kondiloma akuminata masih

belumjelas. Namun pada penelitian ditemukan adanya korelasi antara

terjadinya infeksi HPV pada seviks dengan penggunaan rokok tanpa filter

(cigarette) dengan cara pengukuran HPV DNA.

4. Kehamilan

Penyakit ini tidak mempengaruhi kesuburan, hanya pada masa kehamilan

pertumbuhannya makin cepat, dan jika pertumbuhannya terlalu besar

dapat menghalangi lahirnya bayi dan dapat timbul perdarahan pasca

persalinan. Selain itudapat juga menimbulkan kondiloma akuminata atau

papilomatosis laring (kutil padasaluran nafas) pada bayi baru lahir.

Keluhan keputihan yang di alami dapat terjadi akibat adanya kondiloma

di vagina dan serviks, atau mungkin juga keputihan oleh sebab lain seperti

jamur misalnya.

5. Imunitas

Kondiloma juga sering ditemukan pada pasien yang immunocompromised

(misal :HIV)

3

VI. Patofisiologi

HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis

HPV dapat menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal

infeksi dan muncul sebagai lesi kondiloma papilomatous. Infeksi HPV

menular melalui aktivitas seksual.HPV yang berhubungan dengan traktus

genital dibagi dalam kelompok resiko rendah dan resiko tinggi yang

didasarkan atas genotipe masing-masing. Sebagian besar kondiloma

genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11. Sementara tipe 16, 18, 31,

33,45, 51, 52,56, 68, 89 merupakan resiko tinggi. Papiloma virus bersifat

epiteliotropik dan replikasinya tergantung dari adanya epitel skuamosa

yang berdiferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada lapisan bawah

epitel,namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal sel

yang terkena ditandai dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan

menjadi hiperplasia (akantosis), parspapilare pada dermis memanjang.

Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui

pada waktu yang lama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana

stratum korneum hanya mengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis.

Koibeytes terpencar -pencar keluar dari lapisan terluar dari kutil genialia.

Merupakan sel skuamosa yang zona mature perinuclear yang luas dibatasi

dari peripheral sitoplasma. Intinya bisa diperluas dan hyperchromasi, 2

atau lebih nuclei / inti bisa terlihat. Penelitian ultrastruktural menunjukkan

adanya partikel virus pada suatu bagian nuclei sel.

4

Gang. Integritas kulit

Gangguan rasa nyaman : Gatal

Gangguan pola fungsi seksual

Gangguan citra diri

Keputihan disertai infeksi mikrorganisme

Bau, berwarna kehijauan

Mengambil alih DNA

Nodul kemerahan di sekitar genitalia

HPV naik ke epidermis

Bereplikasi

Tidak terkendali

Penumpukan nodul merah membentuk seperti bunga kol

Pecah/muncul lesi

Lesi terbuka, terpajan mikroorganisme

Resti penularan

Pelepasan virus bersama sel epitel

Hubungan seksual

Kontak dengan HPV

PV 6 & 11 masuk melalui mikro lesi

Penetrasi melalui kulit

Mikroabrasi permukaan epitelDitumpangi oleh patogen

HPV masuk lapisan basalRespon radang

Merangsang mediator kimia: histamin

Stimulasi saraf perifer

Menghantarkan pesan gatal ke otak

Impuls elektronikimia (gatal) sepanjang nervus ke dorsal

spinal cord

Thalamus

Korteks (intensitas) dan lokasi gatal dipersepsikan

Persepsi gatal

Gatal dan terasa terbakar

Tidak nyaman saat melakukan

hubungan seksual

5

VII. Gejala Klinis4

1. Kondiloma akuminata sering muncul di daerah yang lembab,

biasanya pada penis, vulva, dinding vagina dan dinding serviks

dan dapat menyebar sampai daerah perianal.

2. Berbau busuk.

3. Warts/kutil memberi gambaran merah muda, flat, gambaran

bunga kol.

4. Pada pria dapat menyerang penis, uretra dan daerah rektal.

5. Infeksi dapat dormant atau tidak dapat dideteksi, karena

sebagian lesi tersembunyi didalam folikel rambut atau dalam

lingkaran dalam penis yang tidak disirkumsisi.

6. Pada wanita condiloma akuminata menyerang daerah yang

lembab dari labia minora dan vagina. Sebagian besar lesi

timbul tanpa simptom. Pada sebagian kasus biasanya terjadi

perdarahan setelah coitus, gatal atau vaginal discharge

7. Ukuran tiap kutil biasanya 1-2 mm, namun bila berkumpul

sampai berdiameter 10 cm dan bertangkai. Dan biasanya ada

yang sangat kecil sampai tidak diperhatikan.

8. Terkadang muncul lebih dari satu daerah. Pada kasus yang

jarang, perdarahan dan obstruksi saluran kemih jika virus

mencapai saluran uretra.

9. Memiliki riwayat kehidupan seksual aktif dengan banyak

pasangan.

6

Gambar 1. Kondiloma Akuminata pada pria

Gambar 2. Kondiloma Akuminata pada wanita

VIII. Diagnosis Banding3

1. Veruka vulgaris : vegetasi yang tidak bertangkai, kering, dan

berwarna abu-abu atau sama dengan kulit

Gambar 3. Veruka Vulgaris

7

2. Kondiloma latu : Sifilis stadium II, klinis berupa plakat yang

erosif, ditemukan banyak Spirochaeta pallidum.

Gambar 4. Kondiloma Latu

3. Karsinoma sel skuamosa : vegetasi yang seperti kembang kol,

mudah berdarah, dan berbau.

Gambar 5. Karsinoma sel skuamosa

4. Moluskum kontangiosum : biasanya bentuk rata, dapat

dikeluarkan badan moluskum

8

Gambar 6. Moluskum kontangiosum

IX. Pemeriksaan penunjang

1. HPV-DNA

2. Perlu dilakukan pemeriksaan darah serologis (untuk membedakan

dengan kondiloma lata pada sifilis).

3. Wanita yang memiliki kutil di leher rahimnya, harus menjalani

pemeriksaan Pap-smear secara rutin.

4. Histopatologi.

X. Penatalaksanaan3,4

1. Kemoterapi

a. Podofilin

Tingtur podofilin 25%. Kulit disekitarnya dilindungi dengan

vaselin atau pasta agat tidak terjadi iritasi, setelah 4-6 jam

kemudian dicuci. Jika belum ada penyembuhan dapat diulangi

setelah 3 hari. Setiap kali pemberian jangan melebihi 0.3 cc

karena akan diserap dan bersifat toksik. Gejala toksisitas ialah

mual, muntah, nyeri abdomen, gangguan alat napas, dan

keringat yang disertai kulit dingin. Dapat pula terjadi supresi

sumsum tulang yang disertai trombositopenia dan leukopenia.

Pada wanita hamil sebaiknya jangan diberikan karena dapat

terjadi kematian fetus. Juga jangan dipakai untuk pengobatan

lesi dalam vagina dan serviks karena obai ini dapat diabsorbsi

sehingga bersifat toksik dan dapat menyebabkan karsinoma.

9

Podofilotoksin 0.5 %. Bahan ini merupakan zat aktif yang

terdapat di dalam podofilin. Setelah pemakaian podofiloks,

dalam beberapa hari akan terjadi destruksi pada jaringan KA.

Reaksi iritasi pada pemakaian podofiloks lebih jarang terjadi

dibandingkan dengan podofilin dan reaksi sistemik belum

pernah dilaporkan. Obat ini dapat dioleskan sendiri oleh

penderita sebanyak dua kali sehari selama tiga hari berturut-

turut.

Cara pengobatan dengan podofilin ini sering dipakai. Hasilnya

baik pada lesi yang baru, namun kurang memuaskan pada lesi

yang lama atau yang berbentuk pipih.

b. Asam Triklorasetat

Digunakan larutan dengan konsentrasi 50%, dioleskan setiap

minggu. Pemberiannya harus berhati-hati karena dapat

menimbulkan ulkus yang dalam. Dapat diberikan pada wanita

hamil.

c. 5-fluorourasil

Konsentrasinya antara 1-5% dalam krim, dipakai terutama

pada lesi di meatus uretra. Pemberiannya setiap hari sampai

lesi hilang. Sebaiknya penderita tidak miksi selam 2 jam

setelah pengobatan.

2. Tindakan Bedah

a. Bedah Listrik (Elektrokauterisasi)

Waktu lampau, spesialis kulit kelamin umumnya

menggunakan pemotong listrik high-frequency atau besi

pemotong membakar nevus atau neoplasma kulit lainnya. Ini

dikarenakan sederhana dan cepat. Pemotong elektrik high-

frequency secara langsung membuang dan mengeringkan,

pengobatan ini cenderung lebih aman, namun penyembuhan

luka dengan elektrokauter lebih lambat. Kesimpulannya,

10

pengobatan dengan elektrokauter dapat digunakan untuk

bermacam kondiloma, namun dapat membakar terlalu

berlebihan dan dapat sedikit berbahaya. Dan harus juga

memperhatikan operasi yang aseptik, pencegahan terhadap

infeksi. Pengobatan yang efektif namun membutuhkan

anestesi lokal. Digunakan pada jenis kondiloma yang resisten

terhadap pengobatan topikal, dengan kekurangan

meninggalkan luka parut.

b. Bedah Beku (N2, N2O cair)

Bedah beku merupakan metode pengobatan umum

dermatologist, berbahan dasar nitrogen atau karbondioksida

cair, es beku kering penghancur kulit, penghancur kulit untuk

edema lokal, bertujuan untuk mencapai tujuan pengobatan.

Virus kondiloma akuminata menyebabkan terjadinya

hiperplasia prostatik jinak pada kulit dan membran mukosa.

Ini memiliki pembuluh darah lecil dalam jumlah banyak,

berproliferasi secara cepat. Metode dapat menggunakan es

beku untuk kondiloma akuminata, membentuk edema lokal

derajat tinggi. Keuntungan yang paling bagus dari bedah beku

ini ialah hanya bersifat lokal tanpa meninggalkan bekas,

tingkat keberhasilan pengobatan kira-kira 70%. Tersedia

dalam metode semprot atau kontak langsung, mampu

diaplikasikan pada bentuk kecil. Dapat digunakan dalam 1

minggu sebanyak 2-3 kali. Bedah beku ini banyak menolong

untuk pengobatan kondiloma akuminata pada wanita hamil

dengan lesi yang banyak dan basah.

c. Bedah Skalpel

Pengobatan bedah pada kondiloma akuminata pada dasarnya

bukan merupakan pembedahan yang dianjurkan, karena

pengobatan dengan pembedahan, kondiloma akuminata sangat

mudah kambuh kembali, sehingga pengobatan menjadi gagal.

11

Namun bentuk yang lebih besar dapat dipertimbangkan untuk

dibedah. Beberapa pasien memiliki kondiloma yang tumbuh

begitu cepat, dan pengobatan lainnya sangat sulit, hal ini dapat

dipertimbangkan untuk dilakukan pembedahan. Dengan

tujuan untuk mencegah kekambuhan, dapat dilakukan

pengobatan lainnya.

3. Laser Karbondioksida

Umum digunakan pada pengobatan kulit dan penyakit menular

seksual. Merupakan pengobatan yang tergolong cepat dan kondiloma

dapat hilang. Pengobatan dengan laser hanya dapat diaplikasikan

pada kondiloma ukuran kecil dimana jika digunakan pada kondiloma

dengan ukuran besar mudah untuk kambuh.

4. Interferon

Meskipun interferon telah menunjukkan hasil yang menjanjikan bagi

verucciformis dan infeksi HPV anogenital, keefektifan bahan ini

dalam perawatan terhadap kutil kelamin masih dipertanyakan. Terapi

parentral dan intra lesional terhadap kutil kelamin dengan persiapan

interferon alami dan rekombinasi telah menghasilkan tingkat respon

yang berkisar antara 70 – 80 % pada laporan –laporan awal. Telah

ditunjukkan pula bahwa kombinasi IFN dengan prosedur pembedahan

ablatif lainnya menghasilkan tingkat kekambuhan( relapse rate ) dan

lebih rendah. Efek samping dari perlakuan interferon sistemik

meliputi penyakit seperti flu dan neutropenia transien. Dapat

diberikan dalam bentuk suntikan (im atau intralesi) dan topikal

(krim). Interferon alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU.i.m. 3 kali

seminggu selama 6 minggu atau dengan dosis

5. Imunoterapi

12

Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap

pengobatan dapat diberikan pengobatan bersama imunostimulator.

6. Diet4

Tidak ada restriksi, namun sebaiknya mengkonsumsi nutrisi yang

seimbang pada program dietari untuk memastikan pasien

mendapatkan sistem imun yang optimal.

Dietari Program

1. vitamin B-kompleks, penting untuk multiplikasi sel

2. vitamin C, antiviral

3. L-Cystein, suplai sulfur, sebagai preventasi dan perawatan kutil

4. Vitamin A, menormalkan kulit dan epitel membrane

5. vitamin E, meningkatkan aliran darah dan membantu perbaikan

jaringan

6. Zinc, meningkatkan imunitas tubuh melawan virus

XI. Komplikasi

1. Fisik dan Psikoseksual Implikasi

Kondiloma Akuminata sering dianggap sebagai dampak darigaya

hidup seksual yang buruk.. Dapat menimbulkan perasaan cemas,rasa

bersalah, kemarahan, dan kehilangan harga diri, dan

membuatkekhawatiran tentang kesuburan masa depan dan risiko

kanker

2. Pra-Kanker dan Kanker

Pra-Kanker (vulva, dubur, dan penis intra-epitel neoplasia, yaitu

VIN (Vulva Intraepithelial Neoplasia), AIN ( Anal Intraepithelial

Neoplasia), dan PIN ( Penis Intraepithelial Neoplasia)) atau lesi

invasif (vulva, dubur, dan kanker penis) dapat muncul bersamaan

dengankondiloma akuminata, dan salah didiagnosa sebagai

13

kondilomaakuminata. Bowenoid papulosis (BP) adalah lesi coklat

kemerahanterkait dengan onkogenik jenis HPV dan merupakan bagian

darispektrum klinis neoplasia intraepithelial anogenital. Kecurigaan

klinis perubahan neoplastik harus dipertimbangkan oleh banyaknya

perdarahan banyak. Melakukan biopsi atau rujukan spesialis yang

tepatharus dipertimbangkan. Varian lain yang jarang HPV 6/11 adalah

kondiloma raksasa atau Buschke-Lowenstein tumor. Bentuk

inimerupkan suatu karsinoma verukosa, ditandai dengan infiltrasi

lokalyang agresif hingga ke bagian dasar. Keadaan ini diperlukan

penanganan lebih lanjut (spesialis bedah onkologi). Suatu

laporanmenunjukkan hasil yang baik dengan kemo-radioterapi.

XII. Prognosis3

Walaupun sering mengalami residif, prognosisnya baik. Faktor

predisposisi dicari, misalnya hygiene, adanya fluor albus, atau

kelembaban pada pria akibat tidak disirkumsisi.

XIII. Kesimpulan

Kondiloma akuminata merupakan penyakit akibat hubungan seksual yang

disebabkan oleh Human Papilloma Virus. Terdapat beberapa modalitas terapi

untuk pengobatan kondiloma akuminata diantaranya dengan kemoterapi,

terpai pembedahan, laser karbondioksida, interferon dan imunitas. Prognosis

dari penyakit ini sendiri baik namun sering mengalami residif.

14

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.webmd.com/sexual-conditions/hpv-genital-warts/hpv-vi rus- information-about-human-papillomavirus

2. Atlas Penyakit Kulit & Kelamin. Bag/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UNAIR/RSU Dr. SOETOMO SURABAYA. 2007 : 224

3. Handoko, RP. Penyakit Virus. Dalam : Djuanda Prof. Dr. dr. Adhi, Utama Hendra dr, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007 : 113-14

4. http://medicastore.com/penyakit/245/ Kutil_Genitalis_Kondiloma_Akuminata.html

5. Siregar, R.S. Prof. Dr, Sp. KK (K). 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Ed. 2. EGC : Jakarta

15