cryosurgery - digilib.uns.ac.id... · kulit kelamin dalam penanganan kasus - kasus penyakit dengan...
TRANSCRIPT
Edisi: Kedua
CRYOSURGERYIN DERMATOLOGY
Moerbono M.
CRYOSURGERYIN DERMATOLOGY
Edisi Kedua
PenerbitPROGRAM BUKU TEKS LPP UNS dan FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PRAKATA
Moerbono M.
Perkembangan bedah kulit di dunia dan khususnya di lndonesiabegitu pesatnya, sehingga mendorong banyak pusat pendidikanuntuk mengirim tenaga pengajarnya ke pusat pendidikan, baik didalam maupun di luar negeri, memperbarui ilmu untukmeningkatkan kompetensi nya. Untuk itu, penulis terdorongmenyusun buku tentang bedah kulit yang berfokus pada bedahbeku, berdasarkan banyak pengalaman pribadi sebagai dokterkulit kelamin dalam penanganan kasus - kasus penyakit denganbedah beku.
Cryosurgery in Dermatotoqy edisi pertama ternyata cukupdiminati banyak dermatolog dan dokter umum. Pertanyaan yangsering didapat adalah bagaimana memperoleh nitrogen cair.
Untuk itu, penulis menganjurkan cara praktis yaitu "nempil/nebeng" beli sedikit pada dinas peternakan yang pastimempunyai dan disuplai setiap bulan untuk menyimpan spermasapi. Kecuali di kota-kota besar yang ada tempat khusus yangmenjual nitrogen cair. Adapun alat cryo dan penyimpan nitrogencair (dewar) dapat dipesan pada agen penjual alat-alatkesehatan.
Pada edisi kedua ini ditambahkan beberapa foto dan narasinya.
Solo, Juni 2013
v
1
1
. ............... 2
2
3
3
4
7
7
8
9
10
13
15
19
20
20
DAFTAR ISI
PHI\KATA
DI\FTAR ISI .................... ......................................
I)I\FTAR TABEL .
Dl\fTAR GAMBAR ..
. .
III\BI : SEJARAHDAN BIOLOGI BEDAH BEKU
A. Sejarah Bedah Beku .
1. CO2 •...•.•.......
2. Freon .
3. N20 ...
4. Nitrogen Cair.
B. Biologi Bedah Beku
III\B II : DASAR-DASAR BEDAH BEKU.
A. Peralatan Bedah Beku .
B. Cara Pemakaian Kriogen .
1. Teknik Celup Tetes .
2. Teknik Semprot
3. Krioprobe .
C. Mengukur Destruksi Jaringan
111\13 III : EFEKKLINIK BEDAH BEKU .
A. Komplikasi Bedah Beku .
1. Komplikasi Segera .
vi
v
vi
2. Komplikasi Kemudian (Delayed) . 23
3. Komplikasi Jangka Panjang (Prolonged) 24
4. Komplikasi Permanen 25
B. Keuntungan dan kerugian Bedah Beku.......... 26
1. Keuntungan 26
2. Kerugian.................................................... 28
BAB IV. : INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI BEDAH BEKU ... 29
A. Indikasi 29
32B. Kontraindikasi .
BAB V : CONTOH CARA PENGGUNAAN BEDAH BEKU ..... 33
33
34
40
A. Lesi-Lesi Benigna .....
1. Veruka .
2. Kondiloma Akuminata
3. Keratosis Aktinik dan Keratosis Seboroik . 43
4. Moluskum Kontagiosum 47
5. Lentigenes................................................. 49
6. Adenoma Sebacea dan Trikoepitelioma... 49
7. Akne.......................................................... 50
8. Granuloma Piogenikum 50
509. Hiperplasia Kelenjar Sebasea .
10.Keloid 52
56
58
59
11. Leukoplakia
12. Mukokel
13.Angiomata .
vii
14. Hemangioma .
15. Nevus
16. Nevus Ota
17. Xantelasma .
60
64
65
67
18. Rhynophyma 67
19. Psoriasis 69
20. Kista Miksoid 72
21. Prurigo Nodularis 72
22.Klavus........................................................ 73
B. Bedah Beku Untuk Lesi Maligna 74
1. Karsinoma Sel Basal dan Karsinoma SelSkuamosa .
2. Lentigo Maligna .
3. Kaposi's Sarcoma
C. Pengobatan Untuk Lesi Kambuhan
84
88
88
89
BAB VI : HASIL TERAPI BEDAH BEKU..... 91
BAB VII : KEMAJUAN DI BIDANG BEDAH BEKU 95
95A. Cryopeeling .
B. Ultrasonografi 95
C. Bedah Beku Intralesi 96
D. Proteksi Sekeliling Kulit.................................. 97
E. Pendekatan Bedah Beku Fraksional............... 97
BAB VIII : PENUTUP.....
DAFTAR PUSTAKA
107
109
viii
BABISEJARAH DAN BIOLOGI
BEDAH BEKU
A. Sejarah Bedah Beku
Bedah beku atau bedah krio adalah usaha penyembuhan
penyakit dengan cara bedah menggunakan kriogen sehingga
bagian padat yang sakit didinginkan sampai suhu dibawah 0
derajat celcius,yang menghasilkan nekrosis jaringan.
Bedah beku dimulai saat pergantian abad lalu, ketika C02
cair atau yang dibuat padat dapat menghilangkan lesi kulit yang
sederhana. Dr. A Cambell White adalah ahli kulit pertama yang
menggunakan bedah beku. Beliau pertama kali memakai lidi
kapas dicelupkan kedalam gas cair lalu dioleskan pada lesi. Lesi-
lesi yang diobati meliputi veruka, nevi, kanker kulit, TBC kulit,
dermatitis kontak toksik. Zat yang dipakai adalah oksigen cair
(1920), nitrogen cair (1940).
Irving Cooper seorang ahli bedah syaraf disebut sebagai
bapak bedah beku modern. Pada tahun 1961 beliau
mengembangkan cara probe (pasak) tertutup dengan pendingin
nitrogen cair; dengan cara ini beliau dapat memilih temperatur
Cryosurgery in Dermotology I 1
secara otomatis diamati oleh termokop. Beliau berhasil
Inenghilangkan tremor Parkinson dengan menusukkan probe
pada ganglia basalis otak. Ahli kulit mendapat inspirasi dengan
ra probe ini selain cara penyemprotan langsung. Zacarian
(1964) memulai dengan alat cooper sebagai krioprobe
dimasukkan ke dalam cairan nitrogen. Torre (1965) memakai unit
<,emprotan nitrogen cair yang pertama kali untuk mengobati
keganasan kulit; sehingga dengan hal ini lahirlah era bedah beku
kulit.
Macam kriogen yang ada antara lain C02, fluorokarbon
(freon), N20, dan nitrogen cair.
1. C02
Ditemukan tahun 1906 oleh Julius Berg. C02 dapat
diperoleh dari penyalur es krim. Secara teoretis dapat mencapai
temperatur minus 79 derajat Celcius, tapi didalam jaringan tidak
dapat mencapai temperatur lethal minus 25 sampai minus 50
derajat Celcius; sehingga hanya dipakai untuk tumor-tumor jinak.
Dengan mencampur kristal C02 dengan eter/aseton akan
diperoleh bubuk salju yang dipakai untuk pengobatan lesi kulit
yang luas; misalnya akne vulgaris dengan gejala-gejala sisa.
2. FREON
Freon 114 dapat mencapai temperatur minus 33 derajat
Celcius. Efek samping freon 114 (frigiderm) antara lain rasa
terbakar, pigmentasi paska inflamasi yang lebih menonjol
I Cryo5urgery in Dermatology
dibanding nitrogen cair, dapat terbentuk jaringan parut
permanen. Uap fluorokarbon dapat meracuni jantung. Freon 22
dapat mencapai temperatur minus 41 derajat Celcius dan freon
12 dapat mencapai temperatur minus 70 derajat Celcius.
3. N20
Temperatur terendah minus 89 derajat Celcius.
Merupakan kriogen pertama yang dipakai dengan krioprobe
untuk pengobatan lesi jinak. Penetrasi dingin terbatas hanya
sampai superfisial lesi sehingga tidak bisa untuk lesi keganasan;
Oleh karena dibutuhkan temperatur lethal yang harus dapat
dihantarkan 3-4 mm kedalam, hal ini tidak dapat dicapai N20.
Zat ini juga tidak bisa disimpan dengan baik.
4. Nitrogen Cair
Tahun 1940 mulai dipakai, dapat mencapai temperatur
minus 196 derajat Celcius, sehingga mencapai temperatur lethaldi kedalaman kulit; oleh karena itu zat ini merupakan satu-
satunya kriogen yang dapat dipakai untuk kelainan kulit jinak
maupun ganas. Nitrogen cair merupakan kriogen ideal oleh
karena zat ini tidak toksik, tidak mudah terbakar,tidak meledak,
tidak mahal, bahannya sudah tersedia; pada umumnya
digunakan diperusahaan pengelasan atau peternakan untuk
penyimpanan semen guna inseminasi buatan.
Sejak 1965 sampai sekarang kriogen yang paling banyak
digunakan dan merupakan kriogen pilihan adalah nitrogen cair.
Cryosurqerv in Dermatology I 3
6 I Cryosurgery in Dermatalagy
BAB IIDASAR - DASAR
BEDAH BEKU
A. Peralatan Bedah Beku
Peralatan bedah beku terbagi dua yaitu peralatan untuk
menyimpan zat kriogen dan peralatan untuk melakukan
pembedahan.
Untuk penyimpanan yang besar dapat dengan kapasitas
tangki 10-34 liter, yang membutuhkan ruangan, dapat juga
dengan ukuran termos kapasitas 1,5 -2 liter. Menurut penulis,
yang paling praktis untuk klinik mempunyai wadah sekitar 25-35
liter, dengan pemakaian aktif pada umumnya akan habis dalam
waktu 2-6 minggu. sedang untuk keperluan pribadi dapat
digunakan wadah dengan handle kapasitas 3-10 liter. Termos
biasanya dipakai untuk metode celup tetes atau dengan alat
penyemprot. Termos tidak boleh rapat 100%, harus diberi
lubang kecil atau ventilasi supaya tidak meledak.
Macam-macam cara pengeluaran kriogen, disamping celup
tetes dengan tips atau probe dapat juga dengan semprot spray
demikian juga ujung-ujungnya dapat berupa jarum atau kon us.
Cryosurgery in Dermatology I 7
Pada lesi maligna perlu dipakai pyrometer termocouple
vysrern, sehingga dapat mengukur temperatur dengan
memasukkan ujung jarum nya sampai di bawah tumor.
Gambar 1. Alat Semprot Krio dan Tabung Penyimpanan(Sumber: Foto Pribadi, untuk Kepentingan Akademis)
B. Cara Pemakaian Kriogen
Ada 3 cara yang biasa digunakan untuk lesi kulit:
I. Celup tetes (dipstick).
Semprot (spray).
Krioprobe.
Mana yang dipilih tergantung jenis lesi dan pilihan dokter sendiri.
8 I Cryosurgery in Dermatology
c.:Itt:Il-~1lY.M~~i1Ol nt'lOd (i;s....,tu, ••••'"
kJl'I:;.;,w ,.., ri"'""t. v
f •.•.•i11t.,"'.,~~ I FI"I'Jmllt. t,."I!:lII
2-Jrr I~ <iJtI~-n.1.JI.'f - I ..•"",t r tt~._Uf 1\.1 ~".,'•• 1 tw;('tI- ••••••11 I'f.l'l"lrl'·JI'u~ 11iPP41";••\I_I.nl/j.(II1'~L"l:"'--
t"1I'Jl!!rrlwf'. tir, pAo';«rr~~1l'lI<l,. •••Q"II.I..,.".,
Gambar 2. Metode Bedah Beku. A. Metode aplikator kapasdigunakan pada veruka vulgaris, termasuk periungual warts. B.Pembekuan permukaan untuk terapi lesi benigna dan aktinikkeratosis, C. Metode krioprobe digunakan untuk lesi berbentukbulat dan lesi yang terdapat pada permukaan yang rata, D.Perluasan permukaan menggunakan bola es;perhatikan makinturunnya suhu makin luar dari pusat bola es, E. Pembekuanagresif, lebih dalam dan onitoring dengan termokouple.(Sumber: Techniques in Dermatologic Surgery. Nouri K and Leal-Khouri S.. 2003.)
1. Teknik Celup Tetes
Merupakan cara yang paling lama dan paling sederhana
dengan memakai lidi kapas dan termos yang mengandung
nitrogen cair. Lidi kapas dimasukkan ke dalam nitrogen cair
kemudian ditaruh di lesi. Prosedur ini diulang kurang lebih 5 - 45
detik sampai lesi menjadi putih. Dengan metode ini kedalaman
dibatasi sampai 2 mm; akan terjadi krusta setelah pembekuan,
luka menyembuh dalam 2 minggu. Modifikasi celup tetes dapat
dilakukan dengan jepitan logam.
Cryosurgery in Dermatology I 9
I8 I Cryosurgery in Dermatology
BAB 111EFEK KLINIK BEDAH BUKU
Efek klinik paska bedah beku perlu dikenal dokter. Ini
penting untuk melihat apakah prosedur bedah beku sudah betul,
disamping itu berguna sebagai pengetahuan untuk menerangkan
kepada penderita apa yang akan terjadi.
Mula-mula terjadi eritem dan urtikaria akibat pelepasan
histamin, biasanya dimulai beberapa menit; kemudian diikuti
edema oleh karena kerusakan pembuluh darah terjadi dalam
beberapa menit, mencapai puncaknya dalam 12-36 jam, edema
dapat terjadi sedang sampai berat. Saat timbul edema ini,
kompres air dingin kadang berguna. Bila sakit dapat diberikan
analgetik. Setelah edema, timbul vesikulasi serous atau
hemorhagis, diikuti eksudasi dan pelepasan jaringan.
Eksudasi tergantung pada kedalaman beku, ukuran lesi,
dan respon pasien. Diwajah akan hilang setelah 3-10 hari dan
dibadan serta ekstremitas akan lebih lama.
Pada akhir fase eksudasi akan kering kemudian
mengelupas. Perawatan didalam masa eksudasi, dapat
dibersihkan dengan sabun dan air, hidrogen peroksida kemudian
Cryosurgery in Dermatology I 19
ditutup dengan kasa kering dan longgar. Tetapi ada yang
enderung diberi topikal antibiotika setiap hari sudah memadai.
Lesi kecil dibiarkan terbuka. Yang eksudatif ditutup kasa yang
diganti-ganti. Setelah pengelupasan timbul krusta beberapa hari
tergantung dalamnya pembekuan, dapat sampai 1-4 minggu
bahkan sampai beberapa bulan pada lesi yang besar. Pada saat
krustasi ini penderita diminta memberi alkohol 1-2 kali sehari
dilanjutkan sampai krusta lepas spontan, terjadi granulasi dan
penyembuhan komplit.
Pertumbuhan kembali sel-sel biasanya dimulai dalam 48
jam, pada bulan kedua terjadi reepitelisasi lengkap. Untuk lesi
jinak pada umumnya lebih ringan, bu la tetap terjadi, krusta
sudah lepas pada minggu kedua.
A. Komplikasi Bedah Beku
Komplikasi bedah beku tergantung dari kedalaman lesi,
karakteristik lesi dan kedalaman pembekuan yang diberikan.
1. Komplikasi Segera
Komplikasi bisa terjadi 5-10 hari paska operasi.
a, Nyeri
Sebetulnya pada bedah beku relatif tanpa rasa nyeri oleh
karena efek anestesi pembekuan. Rasa nyeri dikeluhkan 1-2 jam
setelah pembekuan dan biasanya paling nyeri adalah hari
o I Cryosurgery in Dermat%gy
pertama saja yang dapat diatasi dengan analgetik tiap 4 jam.
Daerah yang rentan terhadap nyeri bedah beku antara lain jari
tangan terutama periungual, heliks dan konka telinga, bibir,
temporal, dan scalp.
b. Sakit kepala
Pembekuan daerah dahi, temporal scalp akan menyebab-
kan gejala seperti migrain, rasa tidak enak kadang sampai
beberapa jam, sehingga perlu istirahat, pasien tidak
diperbolehkan untuk mengendarai kendaraan.
c. Insuflasi gas nitrogen
Masuknya gas nitrogen ke jaringan subkutan merupakan
komplikasi yang jarang terjadi; pada umumnya terjadi bila
semprot nitrogen masuk jaringan bekas operasi, misalnya biopsi,
akan nampak pembengkakan disekeliling daerah yang disemprot.
Kalau ini terjadi, segera hentikan pengobatan; dan dapat diulang
kembali setelah beberapa hari. Penulis belum pernah melihat
komplikasi ini.
d. Perdarahan intradermal
Temperatur dibawah nol menyebabkan tidak saja
trombosis pembuluh darah mikro, tapi juga terjadi pemisahan sel
endotelial dinding pembuluh darah sehingga terjadi ruptur, dan
ekstravasasi; pada umumnya terjadi setelah 30 menit.
Cryosurgery in Dermatotoqy I 21
BABIVINDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
BEDAH BEKU
A. Indikasi
Daftar dimana bedah beku merupakan cara pilihan:
Karsinoma sel basa I (tipe multisentrik superfisial)
Dermatofibroma
Keratosis aktinik
Lentigo
Leukoplakia
Mukokel
Veruka periungual
Para keratosis (aktinik)
Para keratosis plantar
Hiperplasia sebasea
Veruka (digital is)
Trikiasis
Cryosurgery in Dermatology I 29
rumor-tumor tidak ganas dimana bedah beku memberi hasil
yang bagus:
Angio keratoma skroti
Angioma, angioma senilis
Cheilitis aktinik
Granuloma fasiale
Granuloma piogenikum
Hemangioma
Keratosis seboroik
Keratoakantoma
Kondiloma akuminata
Leismaniasis
Lentigenes
Veruka plana
Limfangioma
Leukoplakia
Moluskum kontagiosum
Mukokel
Nevus epitelialis
Nevus pigmentosus jinak
Penyakit Bowen
Porokeratosis plantaris
diskret
Pseudolimfoma
Veruka digitalis
Veruka vulgaris
Bedah beku sebagai salah satu kemungkinan cara pengobatan
kadang dikombinasikan dengan cara lain:
Adenoma sebasea
Akne pustulosa dan kistika
Akrokordon
Akantosis sel bening
Angiofibroma
Angiokeratoma
Elastosis perforan
serpiginosa
o I Cryosurgery in Dermatology
Kloasma
Kondrodermatitis
Leimioma
Lentigo maligna
Lupus eritematous
Neurofibroma
Nevus
Penyakit Bowen
Granuloma eosinofilik
Granuloma annulare
Hidradenoma
Histiositoma
Keloid
Karbunkel
Karsinoma sel basal
Karsinoma sel skuamosa
Keratosis arsenikal
Kistoma miksoid
Cutaneus Larva Migrans
Porokeratosis (Mibelli)
Poroma ekrin
prurigo nodularis
Rinopima
Sarkoid
Sarkoma kaposi
Steatokistoma muitipieks
Siringoma
Veruka plantaris
Xantelasma
Gambar 8. Cutaneus Larva Migrans.Cryo spray pada ujung larva migrans yang bertambah
tiap harinya (kepala larva)(Sumber: Foto Pribadi, untuk Kepentingan Akademis)
Cryosurgery in Dermatology I 31
..,1'1
.~\
.
I~\
,
BABVCONTOH-CONTOH CARA
PENGGUNAAN BEDAH BEKU
A. lesi-lesi Benigna
Destruksi untuk lesi jinak (benigna) ada dua cara:
1. Destruksi tumor dengan kriogennya sendiri merupakan
bedah beku konvensional
2. Nitrogen cair berfungsi sebagai anastetik dan hemostatik,sedang destruksi dilakukan dengan kuret, sea Ip el, ataugunting. Teknik ini dideskripsikan sebagai C.C (Cryosurgery
with Cutting) yang dikerjakan sebagai berikut:
a. Bersihkan lesi dengan alkohol
b. Semprotkan nitrogen cair sampai lesi menjadi putih.
c. Angkat lesi yang membeku dengan alat pemotong atau
kuret.
d. Pakaikan solusio Monsel.
Lesi-lesi benigna yang biasa diobati dengan bedah beku:
1. Veruka
2. Keratosis aktinik
Cryosurgery in Dermotoloqy I 33
~
Keratosis seboroik
tl.. Nevi
Moluskum kontagiosum
6. Angioma
Granuloma piogenikum
8. Keratoakantoma
9. Keloid
10. Akne
Lesi-lesi benigna yang bisa diobati dengan bedah beku tetapi
hasilnya sulit diramalkan:
1. Lentigenes
Adenoma sebasea
Kondrodermatitis nodularis heliksis
tl.. Dermatofibroma
Granuloma kolam renang
6. Mukokel
Trikoepitelioma
Lesi benigna yang sering dijumpai
1. Veruka
Hasil tergantung tipe dan lokasinya. Pada daerah digital
berespon paling baik.
4 I crvosurqerv in Dermatology
a. Veruka Plana
Dilakukan bedah beku standar, tetapi penyemprotan jarak
dekat 1-2 cm. Lesi plana yang terkadang jumlahnya puluhan
membuat pasien tidak nyaman jika dilakukan electrosurgery
karena butuh injeksi anestesi berkali-kali, sehingga pasien
merasa kesakitan. Dengan cryosurgery tidak diperlukan anestesi
sehingga mempermudah kerja dokter dan membuat pasien lebih
nyaman.
Gambar 9. Veruka Plana(Sumber: Foto Pribadi, untuk Kepentingan Akademis)
Cryosurgery in Dermatology I 35
BABVIHASIL TERAPIBEDAH BEKU
Teknik baru manajemen tumor kulit harus dipenuhi empat
kriteria:
1. Angka penyembuhan sebaiknya sekitar 95%.
2. Kosmetik harus sama/melebihi teknik bedah lain.
3. Penderita tertolong dengan satu kali kunjungan.
4. Biaya lebih murah daripada radiasi/bedah skalpel.
Zacarian selama periode lebih dari 20 tahun telah
mengobati lebih dari 4000 lesi; Graham lebih dari 2000 lesi;
Torre, Lubritz, dan Kuflik telah mengobati lebih dari 5000 lesi.
Menurut Zacarian angka penyembuhan 97,3%. Kekambuhan
tahun I 43,3%, tahun II 24,3%, tahun 111 3,4%. Graham
melaporkan angka penyembuhan 95,57% untuk angka
penyembuhan lima tahunan. Torre, Lubritz, dan Kuflik
mempunyai angka penyembuhan lima tahunan 95-97%.
Sehingga masuk akal bila memberi target angka penyembuhan
95-97% selama lima tahunan untuk bedah beku.
90 I Cryosurgery in DermatologyCryosurgery in Dermatology I 91
92 I Cryosurgery in Oermatology Cryosurgery in Dermatoloqv I 93
II
II
1II
II
Angka penyembuhan ini cukup menyenangkan, namun
perlu juga membandingkan dengan angka-angka penyembuhan
dari berbagai metode lain. Dari 13 laporan yang telah dilakukan
terhadap 14.114 karsinoma kulit, bedah Moh memberikan angka
penyembuhan 99,1%; bedah eksisi 95,5%; radiasi 94,7%;
elektrodesikasi kuretase 92,6%.
kembali seperti garis lurus yang tidak terputus. Misal ditengah
terputus oleh papu la berarti belum baik dan perlu diulang.
Tercatat angka kesembuhan 97% dengan operator yang baik.
1,5% nya memerlukan bantuan gunting untuk melepas ataplepuh yang sudah kering.
Jika dilihat dari ukuran tumor maka ukuran tumor kecil
kurang dari 0,5 cm memberi penyembuhan paling baik; 0,6-1,2
cm penyembuhan sedang; 1,3-2,4 cm angka penyembuhan
paling rendah.
Dilihat dari lokasi; lesi ditelinga, kelopak mata, hidung dan
kulit kepala angka penyembuhan lebih rendah.
Lebih rinci Zacarian SA selama 12 tahun telah menangani
1801 penderita dengan kombinasi 2713 tumor maligna, secara
histo PA terdiri dari 2441 karsinoma sel basal; 148 karsinoma
epidermoid, 73 karsinoma basoskuamosa, 40 penyakit Bowen
(karsinoma in situ), 3 sarkoma hemoragik kaposi, 8 lentigo
maligna. Dalam periode itu terdapat kekambuhan pada 56
penderita yang merupakan kegagalan 3,4%. Dua pertiga
penderita yang gagal ini tercatat sebagai pasien yang mendapat
pengobatan nitrogen cair dengan teknik disk kuper beku antara
tahun 1964-1969 yang merupakan teknik yang telah lama
tertinggal.
Gatut Suprojo di Jakarta, menangani veruka dengan bedah
beku. Beliau membuat kriteria kesembuhan bila epidermis pulih
(hasanah G Jarman di Semarang tahun 1990 mengobati
veruka vulgaris dengan bedah beku pada 48 penderita. Didapat 1
penderita (2,08%) yang gagal diobati;tidak dijumpai komplikasi.
,~
BAB VIIKEMAJUAN DT BIDA.NG
BEDAII BEKU
A. Cryopeeling
Selama lebih dari 40 tahun cryopeeling yang full face telah
dilakukan menggunakan kombinasi es kering yang merupakan
kombinasi dari karbondioksida, aseton, dan sulfur dan kemudian
diaplikasikan dengan bola semprot. Graham pertarna kali
menggunakan nitrogen cair untuk menyemprot aknc dan skar
akne dan dilakukan metode peeling full-face tidak menggunakandermabrasi.
Chisrello menggunakan teknik yang serupa dengan
beberapa modifikasi untuk kulit yang rusak akibat matahari,
keratosis aktinik, mencegah rekurensi dan mengurangi
perkembangan karsinoma sel skuamosa.
B. Ultrasonografi
Penggunaan ultrasonografi dalam menentukan kedalaman
dan tepi dari tumor membantu memilih proses apa yang akan
94 I Cryosurgery in Oermotology Cryosurgery in Oermacoloqy I 95
dipilih dalam pemilihan terapi kanker kulit. Bila kanker kulit
memiliki batas yang tidak tegas maka bedah Moh's harus lebih
dipertimbangkan dibandingkan bedah beku.
Abramovits menemukan bahwa ultrasonografi berguna
dalam akurasi penempatan termokouple. Mereka menempatkan
termokouple menggunakan ultrasonografi dan menentukan
jaraknya dari permukaan kulit
D. Proteksi Sekeliling Kulit
Goncalves dan Dores melaporkan bahwa laplsan silikon
berguna dalam membatasi tepi pembekuan. Bila nitrogen cair
disemprotkan pada permukaan lapisan silikon, kemudian
termokouple diletakkan dibawahnya, temperatur ncgau! tidak
ditemukan. Peneliti kemudian membuat tumor buatan dan
melapisi bagian tepinya yang dianggap sebagai kulit sehat
kemudian menyemprotkan nitrogen cair. Proteksi tersebut
memungkinkan semprotan secara kontinu dibandingkan
semprotan intermiten. Hal ini memungkinkan lebih cepatnya
penurunan temperatur terutama pada tumor kecil kurang dari
12 mm, dimana biasanya lebih sulit diterapi menggunakan teknikintermiten dan lebih lambat pembekuannya.
C. Bedah Beku Intralesi
Zoboulis menemukan metode baru untuk terapi keloid dan
skar hipertrofi pada kongres ahli bedah beku di 2001. Sang
peneliti menghubungkan mesin nitrogen ke krioprobe berbentuk
jarum metal panjang. Krioprobe tersebut kemudian
dibengkokkan sampai berbentuk kait, dimasukkan ke dalam
keloid, masuk ke jaringan dalam dan dikeluarkan kemudian.
Nitrogen cair kemudian disemprotkan kedalam jaringan,
dikeluarkan ke udara setelah dari jaringan, sehingga membentuk
silinder es sepanjang krioprobe dalam jaringan. Dari 10 pasien, 2
pasien mendapatkan penipisan 50-100% dari keloid yang
dibuktikan melalui (T scan, 5 pasien menunjukkan penipisan
yang moderat, 1 pasien tidak mengalami perubahan, dan 2
pasien mengalami perburukan.
Satu-satunya efek samping yang ditimbulkan adalah
hipopigmentasi dan nekrosis topikal, namun perlu hati-hati
karena dapat terjadi refleks Vagal pada beberapa pasien.
E. Pendekatan Bedah Beku Fraksional
Teknik bedah beku untuk kanker kulit telah banyak
dideskripsikan oleh banyak sumber pustaka. Diagnosis
ditegakkan melalui biopsi yang dilakukan sebelum terapi.Penggunaaan anastesi lokal adalah optional dan tergantungpada ukuran, lokasi dari lesi dan sensitivitas pasien terhadapkenyamanan dari kondisi beku atau saat dimasukkantermokuple.
Debulking sering dilakukan sebelu pelaksanaan bedah
beku. Hal ini membantu mengatur tepi lesi dan penempatan
secara optimal jarum termokouple, membantu mengurang:
96 I Cryosurgery in OermatotoqvCryosurgery in Ol'fmnt%qy I 97
I1I
111111/
1
11
1111,
b. Dibandingkan bedah beku konvensional, tidak mengakibat-
kan pembentukan skar yang signifikan.
c. Kosmetik lebih baik dibandingkan bedah konvensional atau
bedah plastik.
d. Pembentukan skar biasanya tergantung ukuran lesi setelah
bedah beku langkah terakhir dan seingkali skarnya kecil
e. Bila melibatkan puctum lacrimale maka tidak mengakibatkan
oklusi.
f. Lebih hemat waktu dan biaya dibandingkan bedah
konvensional.
106 I Cryosurgery in Dermatology
BAB VIIIIPENUTUP
Bedah beku sekarang banyak dipakai oleh dokter spesialis
kulit untuk pemakaian yang luas terhadap lesi jinak maupun
premaligna. Lesi-lesi seperti keratosis aktinik, lentigenes, atau
dermatofibroma, bedah beku merupakan pilihan utama. Untuk
mukokel, verukae, atau angioma dipakai pada pasien-pasuentertentu.
Untuk lesi jinak, hasil kosmetik dan fungsi yang baik
merupakan hal yang penting dan kesembuhan merupakan hal
yang sekunder; karena dapat diulang bila perbaikan belumcukup.
Pada keadaan tertentu bedah beku dapat dikombinasikan
dengan cara-cara lain; termasuk kuretase untuk memperoleh
hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan bedah beku biasa.
Sebelum dilakukan bedah beku pasien atau keluarganya
dijelaskan prosedur yang akan dikerjakan, termasuk resikonya
dan apa yang dapat diharapkan saat bedah beku dan sesudah
operasi. Pertanyaan pasuen biasanya berkisar antara biaya
operasi, sampai berapa sakitnya, apakah masih bisa melakukan
Cryosurgery in Dermatology I 107
[I
pekerjaan sehari-hari. Kecemasan pasien dapat diredam dengan
penjelasan oleh dokter atau perawat.
Keberhasilan maupun kegagalan bedah beku untuk tumor
kulit tergantung ketrampilan dan pengalaman operator. Tidak
boleh dikerjakan oleh dokter yang belum mendapat latihan
bedah beku. Dengan pemakaian teknologi yang tepat, kelainan
kulit dapat diobati secara aman, efektif, cepat, dikamar kerja.
Bila kriteria latihan ini sudah terpenuhi tidak ada keraguan
lagi untuk melakukan bedah beku, karena bedah beku
merupakan salah satu modal pengobatan seorang dokter
spesialis kulit.
Pengobatan ini mempunyai keuntungan:
1. Tidak perlu dijahit atau perawatan khusus.
2. Biasanya tidak diperlukan anastesi lokal.
3. Tidak diperlukan teknik steril.
4. Nyeri paska operasi dan bekas luka sangat sedikit.
5. Tidak perlu mengatasi perdarahan.
6. Reaksi jaringan sekitar sangat minimal
7. Prosedur singkat waktu; lesi multipel dapat ditangani sekali
kunjungan.
8. Untuk kelainan jinak dan pre kanker semprotan nitrogen
merupakan cara yang ideal.
108 I Cryosurgery in Dermatology
DAFTAR PUSTAKA
1. Trumay HM. Physical Modalities of Therapy. In : M
and urley HS, eds. Dermatology, vol2, 2nd ed. Phlladclphia:
Saunders, 1985 : 1996 - 2000.
2. Erwin AS , Cipto H. Bedah beku dengan nitrogen cair. Dalam:
MDVI. XVI. 42.1989: 42 -47.
3. Kuflik EG. Cyosurgical Treatment of Cutaneous Leslon. In :
Reonigk BM and Roenigk HH. eds. Derm
New York: Marcel Dekker, 1989 : 219 -
4. Terre D, Lubritz RR , Kuflik EG. Pr
Cryosurgery USA: Appleton & Lange, 1988 : 1-11
5. Siro L, Price E. Cryosurgery for Benighn and Mallgnant Skin
Tumors. In : Marwali Harahap, eds. Skin Surgery St.Louis :
Warren H Green., 1985 : 767 - 813.
urgery
utaneous
6. Liserian GA. Cryosurgery in Dermatology. IN : Goldschlmdt H,
eds. Physical Modalities in Dermatologic Surgerry New York:
Sprigen - Verlag, 1978 : 270 - 9.
7. Edwin Juanda. Cryosurgery (bedah beku). Makalah
disampaikan pada kursus bedah kulit nasional I. Jakarta.
1990: 127 - 3.
8. Zacarian SA. Complication, Indication and Contralndication
Cryosurgery. In : Roenigk RK, Roenigk HH. eds. Dermatologic
Surgery. New York: Marcel Dekker, 1989 : 241 - 60.
Cryosurgery tn {)/'IIlI(lIo/oqy I 109
9. Gatot Suprajogi, Mochtar Hamzah, IGAK Rata. Pengobatan
kutil dengan nitrogen cair. Naskah disampaikan pada KONAS
IV, PADVI, Semarang. 1983 : 21 - 28.
10. Millns JL, Peenaka NA, Pieree D. neurologicai complication of
cryosurgery. J Derm Surgery Oncol 6 : 3, 1988 : 207 - 9.
11. Lubritz RR. Advantages and disadvantages 0 cryosugery and
cryospray for malignancies. In : Epstein E, eds. Controversies
in Dermatology. Philadelphia : Saunders, 1984 : 145 - 50.
12. Grekin RC. Physical Modalities of Dermatologic Therapy. In :
Arnold HL. Odom RB.James WD.eds. Andrews Disease of The
Skin. Philadelphia : Saunders, 1990 : 1910 - 1.
13. Chasanah G. Jarman. Studi Perbandingan hasil terapi pada
veruka vulgaris dengan eletrodesikasi dan nitrogen cair.
Skripsi untuk mendapat spesialis kulit dan kelamin di FK
UNDIP, Semarang 1991 : 90-1.
14. Kuflik EG. Cryosurgery for Skin Cancer: 30 - Year Experience
and Cure Rates. In : Dermatologic Surgery Vol. 10. 2004 :
297- 300.
15. Goldberg LH, Kaplan B, Vergilis-Karner I, Landau J. Liquid
Nitrogen: Temperature Control in the Treatment of Actinic
Keratosis. In : Dermatologic Surgery. Volume 36. NO.12.
2010 : 1956 - 61.
110 I Cryosurgery in Oermotology
16. Kemplak SJ, Lee PW, Pelle MT. Rhinophyma Treated with
Cryosurgery ln : Dermatologic Surgery. Volume 35. 2009.543-45.
17. Erylmaz T, Tuncer S, Uygur S, Ayhan S. Finger Tip Defect After
Cryotherapy ln : Dermatologic Surgery. Volume 35. No. 3.2009 . 550 - 1.
18. Goncalves, JCA. Fractional Cryosurgery for Skin
Dermatologic Surgery. Volume 35. NO. 11. 2009 .1788 - 96.
19. Graham GF. George MN. Patel M. Cryosurgcry. In :
Techniques in Dermatologic Surgery .eds. Nouri K and l.eal-
Khouri S. Mosby. 2003. Chapter 24 : 183 -19
20. Vujevich JJ. Goldberg LH. Cryosurgery and Electrosurgery. In:
Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. McGraw Hill.
2003. ed.VoI.2. Chapter 247: 2330 - 2336.
21. Korpan NN. Atlas of Cryosurgery. 2001.
Cryosurgery in Orrmatotoqy I 111
Penulis lahir di Pati tahun 1949. Lulus dokter umum FakultasKedokteran Universitas Diponegoro Semarang, kemudianmenyelesaikan spesialisasi llmu Kesehatan Kulit dan Kelamin diuniversitas yang sama pada tahun 1994, dan memperoleh gelardoktor di bidang kedokteran di Universitas Airlangga Surabaya padatahun 2012. Sebagai staf pengajar di Fakulas Kedokteran UniversitasSebelas Maret / SMF IKK RSDr. Moewardi Solo mulai tahun 1981 -sekarang, sampai saat ini selalu aktif dan konsisten untuk terusmemperbarui dan melakukan transfer ilmu melalui berbagaipenelitian, pelatihan, kursus, dan pertemuan ilmiah sebagaipeserta, pembicara maupun instruktur dalam taraf nasionalmaupun internasional.Penulis aktif menjadi anggota dan mentor dari organisasi lokal daninternasional, diantaranya International Society of DermatologySurgery (1505), American Academy of Dermatology (AAD),International Society of Cosmetic Surgery, The Dermatologic andAesthetic Surgery International League (DASIL), PERDOSKI,PERBEKI, Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik lndonesia,Kelompok Studi Tumor dan Bedah Kulit lndonesia, dan IkatanKelompok Studi Laser lndonesia (IKLASI)
Dengan ilustrasi, foto dan penjelasan yang ringkas, Cryosurgery inDermotoloqy mengajarkan prosedur bedah beku yang terbaru dan seringdigunakan untuk penatalaksanaan berbagai penyakit kulit.
KELEBIHAN:- Pembelajaran yang mudah dan ringkas.- Berbagai ilustrasi dan foto yang memperjelas tiap prosedur.- Penulis yang sudah berpengalaman puluhan tahun dalam bedah beku.- Cakupan yang komprehensif dalam aplikasi tatalaksana ke berbagaipenyakit kulit.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
JI. Ir.Sulami No. 36A Surakarta 57126Telp. (0271) 664178 Fax. (0271) 637400www.fk.uns.ac.id ISBN 978-602-7561-25-0