referat gaki

19
BAB I PENDAHULUAN Iodium adalah jenis elemen mineral mikro kedua sesudah besi yang dianggap penting bagi kesehatan manusia walaupun sesungguhnya jumlah kebutuhan tidak sebanyak zat-zat gizi lainnya. Djokomoeldjanto (1993) mengatakan bahwa manusia tidak dapat membuat unsur/elemen iodium dalam tubuhnya seperti membuat protein atau gula, tetapi harus mendapatkannya dari luar tubuh (secara alamiah) melalui serapan iodium yang terkandung dalam makanan serta minuman. 1 Kekurangan iodium masih menjadi masalah besar dibeberapa negara di dunia, khususnya negara-negara berkembang. Dilaporkan sekitar 38% dari jumlah penduduk dunia terkena risiko gangguan akibat kekurangan iodium. Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi masyarakat di Indonesia. Diperkirakan 140 juta IQ point hilang akibat kekurangan iodium, karena sekitar 42 juta orang hidup di daerah endemik, 10 juta di antaranya menderita gondok, 3,5 juta menderita GAKI lain, dan terdapat 9000 bayi kretin. Kekurangan iodium dapat menyebabkan gondok, terjadinya kretinisme, menurunnya kecerdasan, gangguan pada otak, bisu- tuli, serta pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran dan kematian pada bayi. 2 Kekurangan iodium berhubungan erat dengan jumlah iodium yang terkandung di dalam tanah yang digunakan dalam bidang 1

Upload: dwipalar

Post on 02-Jul-2015

311 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: referat GAKI

BAB I

PENDAHULUAN

Iodium adalah jenis elemen mineral mikro kedua sesudah besi yang dianggap penting

bagi kesehatan manusia walaupun sesungguhnya jumlah kebutuhan tidak sebanyak zat-zat

gizi lainnya.  Djokomoeldjanto (1993) mengatakan bahwa manusia tidak dapat membuat

unsur/elemen iodium dalam tubuhnya seperti  membuat protein atau gula, tetapi harus

mendapatkannya dari luar tubuh (secara alamiah) melalui serapan iodium yang terkandung

dalam makanan serta minuman.1

Kekurangan iodium masih menjadi masalah besar dibeberapa negara di dunia,

khususnya negara-negara berkembang. Dilaporkan sekitar 38% dari jumlah penduduk dunia

terkena risiko gangguan akibat kekurangan iodium. Gangguan akibat kekurangan iodium

(GAKI) merupakan salah satu masalah gizi masyarakat di Indonesia. Diperkirakan 140 juta

IQ point hilang akibat kekurangan iodium, karena sekitar 42 juta orang hidup di daerah

endemik, 10 juta di antaranya menderita gondok, 3,5 juta menderita GAKI lain, dan terdapat

9000 bayi kretin. Kekurangan iodium dapat menyebabkan gondok, terjadinya kretinisme,

menurunnya kecerdasan, gangguan pada otak, bisu-tuli, serta pada ibu hamil dapat

menyebabkan keguguran dan kematian pada bayi.2

Kekurangan iodium berhubungan erat dengan jumlah iodium yang terkandung di

dalam tanah yang digunakan dalam bidang  pertanian di daerah yang berpengaruh.  Walaupun

program suplemen tambahan iodium telah mengurangi kekurangan jumlah iodium di

berbagai daerah daerah di dunia, masih terlihat masalah kekurangan iodium yang serius di

berbagai daerah (Brody, 1999).3

BAB II

1

Page 2: referat GAKI

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Iodium

Iodium merupakan zat gizi mikro yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan

perkembangan fisik dan mental. Sekitar 75 % dari iodium ada di dalam kelenjar tiroid yang

digunakan untuk mensistesis hormon tiroksin, tetraiodotironin (T4) dan Triiodotironin (T3).

Iodium secara alami terdapat pada tanah dan air. Hormon-hormon ini sangat penting selama

pembentukan embrio dan untuk mengatur kecepatan metabolis dan produksi kalori atau

energi  disemua kehidupan. Yodium adalah penting untuk perkembangan dan pertumbuhan

saraf otot pusat, pertumbuhan tulang, perkembangan fungsi otak, dan sebagian besar

metabolisme sel tubuh kecuali sel otak. Yodium juga dibutuhkan untuk sel darah merah dan

pernapasan sel serta menjaga keseimbangan metabolisme tubuh. (Widyakarya Nasional

Pangan dan Gizi VIII, 2004)

Saluran ekskresi utama iodium adalah melalui saluran kencing (urin) dan cara ini

merupakan indikator utama pengukuran jumlah pemasukan dan status iodium.  Tingkat

ekskresi (status iodium) yang rendah (25 – 20  mg I/g  creatin) menunjukan risiko

kekurangan iodium dan bahkan tingkatan yang lebih rendah menunjukan risiko yang lebih

berbahaya (Brody, 1999). Di daerah pegunungan umumnya kurang mengandung iodium

karena terbawa aliran air, sungai, banjir, erosi dan lain-lain.3

Dalam saluran pencernaan, iodium dalam bahan makanan dikonversikan menjadi

Iodida yang mudah diserap dan ikut bergabung dengan pool-iodida intra/ekstraseluler. 

Iodium tersebut kemudian memasuki kelenjar tiroid untuk disimpan.  Setelah mengalami

peroksidasi akan melekat dengan residu tirosin dari tiroglobulin.   Struktur cincin hidrofenil

dari residu tirosin adalah iodinate ortho pada grup hidroksil dan berbentuk hormon dari

kelenjar tiroid yang dapat dibebaskan (T3 dan T4) Iodium adalah suatu bagian integral dari

hormon tridothyronine tiroid (T3) dan thyroxin (T4).  Hormon tiroid kebanyakan

menggunakan, jika tidak semua, efeknya melalui pengendalian sintesis protein.  Efek-efek

tersebut adalah efek kalorigenik, kardiovaskular, metabolisme dan efek inhibitor pada

pengeluaran thyrotropin oleh pituitary (Sauberlich, 1999).3

Kebanyakan Thyroxine (T4) dan Triidothyronine (T3) diangkut dalam bentuk terikat-

plasma dengan protein pembawa.  Thyroxine-terikat protein merupakan pembawa hormon

tiroid utama yang beberapa di antaranya juga terikat dengan thyroxin-terikat prealbumin

(Sauberlich, 1999).3

2

Page 3: referat GAKI

Tingkat bebasnya hormon-hormon tersebut dalam plasma dimonitor oleh hipotalamus

yang kemudian mengontrol tingkat pemecahan proteolitis T3 dan T4 dari tiroglobulin dan

membebaskannya ke dalam plasma darah, melalui tiroid stimulating hormon (TSH).  Kadar

T4 plasma jauh lebih besar dari pada T3,  tetapi T3 lebih potensial dan “turn overnya” lebih

cepat.  Beberapa T3 plasma dibuat  dari T4 dengan jalan deiodinasi dalam jaringan non-tiroid. 

Sebagian besar  dari kedua bentuk terikat pada protein plasma, terutama thyroid-binding-

globulin (TBG), tetapi hormon yang bebas aktivitasnya pada sel-sel target.  Dalam sel-sel

target dalam hati, banyak dari hormon tersebut didegradasi dan iodidat dikonversikan untuk

digunakan kembali kalau memang dibutuhkan.4

Menurut Ganong (1989) apabila mengkonsumsi iodium 500 mg/hari, hanya sebagian

iodium (120 mg) yang masuk ke dalam kelenjar tiroid, dan dari kelenjar tiroid disekresikan

sekitar  80 mg yang terdapat dalam T3 dan T4, yang merupakan hormon tiroid.  Selanjutya T3

dan T4  mengalami metabolisme dalam hepar dan dalam jaringan lainnya.  Sehingga dari

hepar dikeluarkan sekitar 60 mg ke dalam cairan empedu, kemudian dikeluarkan ke dalam

lumen usus dan sebagian mengalami sirkulasi yang lepas dari reabsorbsi akan diekskresikan

bersama feses dan urin.4   

1.2 Pangan Sumber Iodium

Iodium dapat diperoleh dari berbagai jenis pangan dan kandungannya berbeda-beda

tergantung asal jenis pangan tersebut dihasilkan.  Kandungan iodium pada buah dan sayur

tergantung pada jenis tanah. Kandungan iodium pada jaringan hewan serta produk susu

tergantung pada kandungan iodium pada pakan ternaknya. Pangan asal laut merupakan

sumber iodium alamiah.  Sumber lain iodium adalah garam dan air yang difortifikasi 

(Muchtadi. dkk, 1992).  Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sauberlich, (1999) bahwa

makanan laut dan ganggang laut adalah sumber iodium yang paling baik.  Penggunaan garam

beriodium di Amerika Serikat diberikan sebagai sumber iodium penting.  Di  USA konsumsi

garam beriodium per hari per orang mendekati 10 – 12 gram dimana garam tersebut

mengandung 76  mg iodium per gram.4

Soehardjo (1990) mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi pangan yang kaya iodium

dapat menekan atau bahkan mengurangi besarnya prevalensi gondok.  Berikut Gibson (1990)

menyebutkan rata-rata kandungan iodium dalam bahan makanan  antara lain : Ikan Tawar 

3

Page 4: referat GAKI

30  mg; Ikan Laut   832 mg; Kerang 798 mg; Daging 50 mg; Susu 47 mg; Telur 93 mg;

Gandum 47 mg; Buah-buahan 18 mg; Kacang-kacangan  30 mg dan Sayuran 29 mg.4

Garam beryodium

Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3 (kalsium laktat)

dalam bentuk larutan pada lapisan tipis garam, sehingga diperoleh campuran yang merata

sesuai Standart Nasional Indonesia (SNI). Kadar yodium dalam garam ditentukan sebesar 30-

80 ppm. Hal ini dikaitkan dengan jumlah garam yang dikonsumsi tiap orang per hari sekitar 6

gram atau satu sendok teh setiap hari (Depkes, 1999).

Standart Nasional Indonesia (SNI) garam konsumsi ditetapkan secara wajib terhadap

produsen, distributor/pedagang sesuai Kepres No. 69 tahun 1994 tentang pengadaan garam

beryodium untuk melindungi kesehatan masyarakat. Sedangkan untuk menguji kualitas

garam di tingkat rumah tangga menggunakan iodina test (Depkes, 1999).5

1.3 Kebutuhan Iodium

Kebutuhan iodium perhari sekitar 1-2 mikrogram per kg berat badan. perkiraan

kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 mikrogram perhari untuk anak sampai sepuluh

tahun dan 150 mikrogram per hari untuk orang dewasa. Untuk wanita hamil dan menyusui

dianjurkan tambahan masing-masing 25 mikrogram dan 50 mikrogram per hari. Angka

kecukupan iodium yang ditetapkan oleh WNPG 2004 tersaji pada tabel 1.5

Tabel 1

Angka Kecukupan Iodium

4

Page 5: referat GAKI

1.4Definisi GAKI

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) adalah sekumpulan  gejala atau

kelainan yang ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan iodium secara terus –

menerus dalam waktu yang lama yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan

makhluk hidup (manusia dan hewan) (DepKes RI, 1996).  Makin banyak tingkat kekurangan

iodium yang dialami makin banyak komplikasi atau kelainan yang ditimbilkannya, meliputi

pembesaran kelenjar tiroid dan berbagai stadium  sampai timbul bisu-tuli dan gangguan

mental akibat kretinisme (Chan et al, 1988).6

1.5 Etiologi dan Patogenesis

Faktor – Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKI antara lain :

• Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess

Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini

disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan

unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya (Djokomoeldjanto, 1994).1

Hal ini dibuktikan oleh Marine dan Kimbell (1921) dengan pemberian iodium pada anak usia

sekolah di Akron (Ohio) dapat menurunkan gradasi pembesaran kelenjar tiroid. Temuan lain

oleh Dunn dan Van der Haal (1990) di Desa Jixian, Propinsi Heilongjian (Cina) dimana

pemberian iodium antara tahun 1978 dan 1986 dapat menurunkan prevalensi gondok secara

drastic dari 80 % (1978) menjadi 4,5 % (1986).7

5

Page 6: referat GAKI

Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus

menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi

ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan

terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling

(Djokomoeldjanto, 1994).1

• Faktor Geografis dan Non Geografis

Menurut Djokomoeldjanto (1994) bahwa GAKI sangat erat hubungannya dengan letak

geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah

pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering

dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan.

Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai penghasil

pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang miskin kadar

iodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun pasti daerah tersebut

akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik iodium (Soegianto, 1996 dalam

Koeswo, 1997).7

• Faktor Bahan Pangan Goiterogenik

Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak dapat

dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya adalah bahan pangan yang

bersifat goiterogenik (Djokomoeldjanto, 1974).1 Williams (1974) dari hasil risetnya

mengatakan bahwa zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari akan

menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut

merintangi absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh.

Goiterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh kelenjar

gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain itu, zat

goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik ke bentuk organik

sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat (Linder, 1992).

Menurut Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti kelompok Sianida

(daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela, kecipir, dan terung) ;

kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok Isothiosianat (daun pepaya) dan

kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh dan cuka).7

• Faktor Zat Gizi Lain

6

Page 7: referat GAKI

Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan hormon

dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi hormon. Baik T3 maupun T4 terikat oleh

protein dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas. Sehingga

defisiensi protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya mekanisme

umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid akhirnya menurun.7

1.6 KlasifikasiSurvei epidemiologis untuk gondok endemik biasanya didasarkan atas besarnya

kelenjar tiroid, dilakukan dengan metode Palpasi, menurut klasifikasi Perez atau

modifikasinya (1960) :

• Grade 0 : Tidak teraba

• Grade 1 : Teraba dan terlihat hanya dengan kepala yang ditengadahkan

• Grade 2 : Mudah terlihat, kepala posisi biasa

• Grade 3 : Terlihat dari jarak tertentu

Karena perubahan gondok pada awalnya perlu diwaspadai, maka grading system, khususnya

grade 1 dibagi lagi dalam 2 klas, yaitu:

• Grade 1a : Tidak teraba atau teraba tidak lebih besar daripada kelenjar tiroid normal.

• Grade 1b : Jelas teraba dan membesar, tetapi pada umumnya tidak terlihat meskipun

kepala ditengadahkan.

Kelenjar tiroid tersebut ukurannya sama atau lebih besar dari falangs akhir ibu jari tangan

pasien.7

1.7 Akibat Kekurangan Iodium

Banyak faktor yang ditimbulkan akibat kekurangan yodium, meliputi:

1. Pada fetus: abortus, lahir mati, anomali kongenital, peningkatan kematian perinatal,

defek psikomotor, kretin nervosa dan kretin miksodematosa

2. Pada neonatus: gondok neonatus, hipotiroid neonatus

3. Pada bayi, anak dan remaja: gondok, hipotiroidi juvenil, gangguan fungsi mental,

keterbelakangan fisik, peningkatan kerentanan terhadap radiasi nuklir

4. Pada orang dewasa: gondok dan komplikasinya, hipotiroidi, gangguan fungsi mental.2

1.8 Manifestasi Klinis

Gejala yang sering tampak sesuai dengan dampak yang ditimbulkan , seperti:

7

Page 8: referat GAKI

Terhadap Pertumbuhan

- Pertumbuhan yang tidak normal.

-Pada keadaan yang parah terjadi kretinisme

- Keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan

- Tingkat kecerdasan yang rendah

- Mulut menganga dan lidah tampak dari luar

Kelangsungan Hidup

Wanita hamil didaerah Endemik GAKI akan mengalami berbagai gangguan kehamilan

antara lain :

- Abortus

- Bayi Lahir mati

- Hipothryroid pada Neonatal

Perkembangan Intelegensia

- Setiap penderita Gondok akan mengalami defisit IQ Point sebesar 5 Point dibawah

normal

- Setiap Penderita Kretinisme akan mengalami defisit sebesar 50 Point dibawah normal.

Iodium diperlukan khususnya untuk biosintesis hormon tiroid yang beriodium. Iodium

dalam makanan diubah menjadi iodida dan hampir secara sempurna iodida yang

dikonsumsi diserap dari sistem gastrointestinal. Yodium sangat erat kaitannya dengan

tingkat kecerdasan anak. Dampak yang ditimbulkan dari kekurangan konsumsi yodium

yang berada dalamtubuh, akan sangat buruk akibatnya bagi kecerdasan anak, karena bisa

menurunkan 11-13 nilai IQ anak.. Di antara penyakit akibat kekurangan iodium adalah

gondok dan kretinisme. Ada dua tipe terjadinya kretinisme, yaitu kretinisme neurology

seperti kekerdilan yang digolongkan dengan mental, kelumpuhan dan buta tuli. Ada pula

kretinisme hipotiroid Lokasi dan struktur tiroid (gondok) di mana kelenjar tiroid yang

8

Page 9: referat GAKI

terletak di bawah larynx sebelah kanan dan kiri depan trakea mengekskresi tiroksin,

triiodotironin dan beberapa hormon beriodium lain yang dihubungkan dengan

pertumbuhan yang kerdil dan retardasi mental yang lambat. Selama masa pertumbuhan

dan perkembangan, kebutuhan tubuh akan yodium memang harus selalu dipenuhi.

Karena kalau tidak, hipotiroidisme akan terus ‘mengancam’. Baik bayi, anak, remaja,

bahkan dewasa muda tetap mempunyai peluang terserang penyakit gondok, gangguan

fungsi mental dan fisik, maupun kelainan pada system saraf. Semua penyakit dan

berbagai kelainan lainnya yang disebabkan oleh defisiensi unsur kimia berlambang “I”

ini , kini disebut dengan GAKI ( Gangguan Akibat Kekurangan Iodium ). Selain akan

mempengaruhi tingkat kecerdasan anak, yang kita tahu selama ini, kekurangan yodium

akan menyebabkan pembesaran kelenjar gondok. Padahal, banyak gangguan lain yang

juga bisa muncul. Misalnya saja, kekurangan yodium yang dialami janin akan

mengakibatkan keguguran maupun bayi lahir meninggal, atau meninggal beberapa saat

setelah dilahirkan. Bahkan, tidak sedikit bayi yang terganggu perkembangan sistem

sarafnya sehingga mempengaruhi kemampuan psikomotoriknya.

Pertumbuhan Sosial

Dampak sosial yang ditimbulkan oleh GAKI berupa terjadinya gangguan perkembangan

mental, lamban berpikir, kurang bergairah sehingga orang semacam ini sulit dididik dan

di motivasi.

Perkembangan Ekonomi

GAKI akan mengalami gangguan metabolisme sehingga badannya akan merasa dingin

dan lesu sehingga akan berakibatnya rendahnya produktivitas kerja, yang akan

mempengaruhi hasil pendapatan keluarga.4

1.9 Penanggulangan dan Pencegahan

Kegiatan pencegahan dan penaggulangan GAKI yang telah dilakukan oleh pemerintah meliputi

komunikasi , informasi dan edukasi (KIE) terhadap penaggulangan GAKI yang tertuju pada 3

( tiga ) kelompok sasaran yaitu :

a. Para perencana, pengelola dan pelaksana program.

9

Page 10: referat GAKI

b. Masyasarakat didaerah gondok endemik.

c. Masyarakat di luar daerah gondok endemik.

Intervensi GAKI terus dilakukan dengan bantuan sejumlah badan dunia. Program intensifikasi

penanggulangan GAKI yang berlangsung tahun 1997 – 2003 bertujuan menurunkan prevalensi

GAKI lewat pemantauan status GAKI pada penduduk, meningkatkan persediaan garam

beriodium serta meningkatkan kerja sama lintas sektoral. Upaya penanggulangan GAKI sudah

dimulai sejak pemerintahan Belanda melalui distribusi garam beryodim ke daerah endemik berat.

Penanggulangan GAKI dilakukan dalam dua jangka waktu, yaitu :

· Jangka Panjang: suplementasi tidak langsung melalui fortifikasi garam konsumsi dengan

iodium dimana program ini disebut garam iodium.

· Jangka pendek: suplementasi langsung dengan ,minyak iodium baik secara oral maupun

suntikan lipiodol. Upaya ini hanya ditunjukkan pada daerah endemik berat dan telah

dilaksanakan sejak tahun 1974

Menurut ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan RI 1986, kandungan KIO3 yang dianjurkan

adalah 40 ppm. Iodium diperlukan semata – mata untuk biosintesis hormon thyuroid yang

mengandung iodium. Kebutuhan iodium meningkat pada kaum remaja dan kehamilan.

Banyaknya metoda suplementasi Iodium tergantung pada beratnya GAKI pada populasi, grade

iodium urine dan prevalensi goiter dan kretinism.

· GAKI ringan:

Prevalensi goiter : 5 – 19,9% (anak sekolah)

Iodium urine : 50 - 99mg/l

10

Page 11: referat GAKI

Dieliminasi dengan garam berjodium.

· GAKI sedang :

Prevalensi goiter : 20 – 29,9% dan beberapa hypothyroidism.

Iodium urine : 20 – 49 mg/hr

Dapat dikontrol dengan garam berjodium (biasanya 20 – 40 mg/kg pada tingkat

rumahtangga) Disamping itu minyak beriodium diberi secara oral atau suntik yang

dikoordinasi melalui puskesmas.

· GAKI berat :

Prevalensi goiter : ³ 30%, endemic cretinism

Iodium urine : <>

Penanganannya : minyak beriodium diberikan sampai sistim garam berjodium efektif, jika

sistim saraf pusat dicegah dengan sempurna.6

BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Iodium merupakan salah satu unsur mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh

tubuh walaupun dalam jumlah yang relative kecil.  Namun apabila diabaikan dapat

menimbulkan efek atau dampak yang cukup berpengaruh dalam kehidupan  semua

11

Page 12: referat GAKI

orang.  Dan korban penderita GAKI akan menjadi beban semua orang yang ada

disekitar kehidupannya.

1.2. Saran

1) Mengadakan kegiatan penyuluhan tentang pentingnya garam beryodium secara rutin

dan berkelanjutan dengan metode ceramah dan diskusi tanya jawab sehingga

penyuluhan kesehatan dapat lebih efektif

2) Perlu memberi masukan kepada instansi terkait agar dapat memantau penggunaan

garam beryodium.

3) Untuk institusi pendidikan, diharapkan memantau keadaan murid dan mengarahkan

siswa didik/orang tua untuk meningkatkan konsumsi yodium.

DAFTAR PUSTAKA

12

Page 13: referat GAKI

1. Djokomoeldjanto, R.  1993. Hipotiroidi di Daerah Defisiensi Iodium. Kumpulan Naskah

Simposium GAKI. Hal. 35-46. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

2. Marpaung, Yuniar, Yulinar, Asti Isnariani M.Pharm, Wardhono Tirtosudarmo dkk.

Penentuan Kadar Spesi Iodium Dalam Garam Beriodium dan Makanan Dengan Metode

HPLc Pasangan Ion. Info POM. Badan Pengawas Obat Dan Makan Republik Indonesia.

Vol. 7. No. 3. Jakarta. Mei 2006.

http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/InfoPOM/0306.pdf

3. Brody, T.  1999.  Nutritional Biochemistry. Second Edition. Academic Press. University

of California at Berkeley, California.

4. Picauly, Intje. Iodium dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium.  Program Pasca

Sarjana IPB. Bogor. Nopember 2002.

http://rudyct.com/PPS702-ipb/05123/intje_picauly.htm.

5. Suhermang. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/21/jtptunimus-gdl-s1-2008-suhermang0-1021-2-

abb2.pdf

6. DepKes RI. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium dan Garam Beriodium . Pusat

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. 1996. 

7. Thesa. GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium). Juni 25, 2009. http://dania-

aprilia.blogspot.com/2009_03_01_archive.html.

13