referat adhd

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Istilah Attention Deficit Disorder (ADD) pertama sekali diperkenalkan pada tahun 1980an dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) III edisi ketiga yang menjadi panduan psikiatris. Pada tahun 1994 istilah tersebut diganti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan perilaku yang paling banyak didiagnosis pada anak-anak dan remaja. Gejala intinya meliputi tingkat aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai perkembangan serta kemampuan mengumpulkan perhatian yang terganggu. 1,2 Prevalensi ADHD pada anak usia sekolah adalah 8- 10%, hal tersebut menjadikan ADHD sebagai salah satu gangguan yang paling umum pada masa kanak-kanak. Gejala inti ADHD meliputi tingkat aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai perkembangan serta kemampuan mengumpulkan perhatian yang terganggu. 1,2 Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40-50% kasus ADHD menetap pada masa remaja, bahkan sampai dewasa. Bila menetap sampai remaja, dapat memunculkan masalah lain seperti kenakalan remaja, gangguan kepribadian antisosial, dan cenderung terlibat penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Orang dewasa dengan ADHD sering bertengkar 1

Upload: indah-prasetya-putri

Post on 21-Oct-2015

296 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Koas Jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: Referat ADHD

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Istilah Attention Deficit Disorder (ADD) pertama sekali diperkenalkan pada

tahun 1980an dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders

(DSM) III edisi ketiga yang menjadi panduan psikiatris. Pada tahun 1994 istilah

tersebut diganti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan

gangguan perilaku yang paling banyak didiagnosis pada anak-anak dan remaja.

Gejala intinya meliputi tingkat aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai

perkembangan serta kemampuan mengumpulkan perhatian yang terganggu.1,2

Prevalensi ADHD pada anak usia sekolah adalah 8-10%, hal tersebut

menjadikan ADHD sebagai salah satu gangguan yang paling umum pada masa

kanak-kanak. Gejala inti ADHD meliputi tingkat aktivitas dan impulsivitas yang

tidak sesuai perkembangan serta kemampuan mengumpulkan perhatian yang

terganggu.1,2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40-50% kasus ADHD menetap pada

masa remaja, bahkan sampai dewasa. Bila menetap sampai remaja, dapat

memunculkan masalah lain seperti kenakalan remaja, gangguan kepribadian

antisosial, dan cenderung terlibat penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat

adiktif lainnya (NAPZA). Orang dewasa dengan ADHD sering bertengkar dengan

pimpinannya, sering pindah pekerjaan dan dalam melaksanakan tugasnya

seringkali terlihat tidak tekun. Diagnosis ADHD tidak dapat ditegakkan dengan

pemeriksaan laboratorium atau alat kedokteran, sekalipun wawancara terhadap

orang tua merupakan hal penting. Selain itu, diperlukan laporan dari sekolah

mengenai gangguan tingkah laku, kesulitan belajar dan kurangnya prestasi

akademis oleh gurunya.1,2

Penanganan ADHD perlu melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam suatu tim

kerja yang terdiri dari dokter spesialis anak, psikiater, dokter spesialis saraf,

psikolog, pendidik, dan pekerja sosial. Penanganan ADHD memerlukan evaluasi

jangka panjang dan berulang untuk dapat menilai keberhasilan terapi. Penanganan

ADHD biasanya berupa terapi obat, terapi perilaku, dan perbaikan lingkungan.1,2

1

Page 2: Referat ADHD

1.2 Tujuan penulisan

Tujuan penulisan referat ini adalah:

1) Memahami etiologi, gejala, mampu mendiagnosis Attention Deficit

Hyperactivity Disorder (ADHD) atau gangguan kronis pemusatan perhatian

dan hiperaktivitas (GPPH) secara tepat berdasarkan gejala klinis dan

pemeriksaan fisik.

2) Meningkatkan kemampuan penulisan ilmiah di bidang kedokteran

khususnya di Bagian Ilmu kedokteran jiwa.

3) Memenuhi salah satu syarat ujian kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu

Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Riau Rumah Sakit Jiwa

Tampan Pekanbaru

1.3 Metode penulisan

Penulisan referat ini menggunakan metode tinjauan pustaka yang mengacu

pada beberapa literatur.

2

Page 3: Referat ADHD

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau gangguan kronis

pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) merupakan gangguan perilaku

yang paling banyak di diagnosis pada anak-anak. Gejala intinya meliputi tingkat

aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai perkembangan serta kemampuan

mengumpulkan perhatian yang terganggu. Anak yang menderita gangguan

tersebut akan sukar menyesuaikan aktivitas mereka dengan norma yang ada

sehingga mereka sering dianggap sebagai anak yang tidak baik di mata orang

dewasa maupun teman sebayanya. Mereka sering gagal mencapai potensinya dan

memiliki banyak kesulitan komorbid seperti gangguan perkembangan, gangguan

belajar spesifik, dan gangguan perilaku serta emosional lainnya.2,3

2.2 Epidemiologi

Istilah Attention Deficit Disorder (ADD) pertama sekali diperkenalkan pada

tahun 1980an dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders

(DSM) III edisi ketiga yang menjadi panduan psikiatris. Pada tahun 1994 istilah

tersebut diganti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan

gangguan perilaku yang paling banyak didiagnosis pada anak-anak dan remaja.2,3

Prevalensi ADHD pada anak usia sekolah adalah 8-10%, hal tersebut

menjadikan ADHD sebagai salah satu gangguan yang paling umum pada masa

kanak-kanak. Bradley dan Golden pada tahun 2005 mengatakan hal yang sama,

yaitu ADHD merupakan masalah psikologis yang paling banyak terjadi akhir-

akhir ini, sekitar 3-10% terjadi di Amerika Serikat, 3-7% di Jerman, 5-10% di

Kanada dan Selandia Baru. Di Indonesia angka kejadiannya masih belum

ditemukan angka yang pasti, meskipun kelainan ini tampak cukup banyak terjadi

dan sering dijumpai pada anak usia pra sekolah dan usia sekolah. Saputro 2005 di

Indonesia, populasi anak Sekolah Dasar adalah 16,3% dari total populasi yaitu

25,85 juta anak mengalami ADHD. Berdasarkan data tersebut diperkirakan

tambahan kasus baru ADHD sebanyak 9000 kasus. Terdapat kecenderungan lebih

3

Page 4: Referat ADHD

sering pada anak laki-laki dibandingkan anak  perempuan. Secara epidemiologis

rasion kejadian dengan perbandingan 4 : 1.2,5

2.3 Etiologi dan faktor risiko

Penyebab ADHD dipahami sebagai disregulasi neurotransmiter tertentu

didalam otak yang membuat seseorang lebih sulit untuk memiliki atau mengatur

stimulus-stimulus internal dan eksternal. Beberapa neurotransmiter, termasuk

dopamine dan norepinephrine, mempengaruhi produksi, pemakaian, pengaturan

neurotransmiter lain juga beberapa struktur otak. Adanya peningkatan ambilan

kembali dopamin ke dalam sel neuron daerah limbik dan lobus prefrontal

dikatakan mengendalikan fungsi eksekutif perilaku. Fungsi eksekutif bertanggung

jawab pada ingatan, pengorganisasian, menghambat perilaku, mempertahankan

perhatian, pengendalian diri dan membuat perencanaan masa depan. Hal ini

menyebabkan kemudahan mengalami gangguan dan ketiadaan perhatian dari

sudut pandang fungsi otak adalah kegagalan untuk “menghentikan” atau

menghilangkan pikiran-pikiran internal yang tidak diinginkan atau stimulus-

stimulus kuat.2,5

4

Page 5: Referat ADHD

Gambar 2.1 Dopamin di otak

Perubahan suasana hati yang cepat dan kepekaan berlebihan merupakan

akibat dari otak yang bermasalah dalam meredam bagian-bagian otak yang

mengatur gerakan-gerakan motorik dan respon-respon emosional. Hal itulah yang

membuat anak tidak dapat menunggu, menunda pemuasan dan menghambat

tindakan. Hasil penelitian oleh Cantwell (1975) dan Morrison dan Stewart (1973)

melaporkan bahwa pada orangtua biologis anak ADHD lebih banyak mengalami

hiperaktivitas dibandingkan dengan orangtua adopsi anak ADHD. Hal ini

menunjukkan bahwa peran herediter sangat besar sebagai salah satu faktor

penyebab gangguan ini.2,5

Penelitian neuropsikologis menunjukkan korteks frontal dan sirkuit yang

menghubungkan fungsi eksekutif bangsal ganglia. Katekolamin adalah fungsi

neurotransmiter utama yang berkaitan dengan fungsi otak lobus frontalis. Pada

penderita ADHD terdapat kelemahan aktifitas otak bagian korteks prefrontal

kanan bawah dan kaudatus kiri yang berkaitan dengan pengaruh proses editing

5

Page 6: Referat ADHD

prilaku, menurunnya kesadaran diri, dan dalam penghambatan respon otomatis

terhadap rangsangan pada otak.2,5

Perilaku ADHD adalah efek dari kecemasan yang tinggi yang dialami oleh

anak sewaktu kecil, karena anak cemas maka pikirannya bekerja sangat aktif,

memunculkan berbagai mental atau buah pikir, dengan tujuan agar anak bisa

sibuk memikirkan gambar mental atau buah pikir itu sehingga dengan sendirinya

kecemasan mereka akan berkurang. Berdasarkan gambaran diatas, maka nampak

bahwa penyebab ADHD cukup kompleks, antara lain neurologis, herediter dan

lingkungan.2,5

2.4 Diagnosis

Gejala ADHD lebih jelas terlihat pada aktivitas-aktivitas yang

membutuhkan usaha mental yang terfokus. Agar dapat didiagnosa dengan ADHD,

tanda dan gejalanya harus muncul sebelum usia 7 tahun dan kadang sampai usia 2

-3 tahun. Gejala ADHD terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kurang perhatian,

hiperaktivitas dan perilaku impulsif. Gejala akan meringan seiiring pertumbuhan

anak, tetapi tidak akan menghilang semuanya.2

Adapun tanda dan gejala inatensi, yaitu :

1) Seringkala gagal memperhatikan perincian atau membuat kecerobohan

dalam mengerjakan tugas dari sekolah ataupun aktivitas lainnya, serta

berganti-ganti kegiatan dengan cepat.

2) Sering mengalami kesulitan untuk menjaga tingkat atensi yang sama selama

mengerjakan tugas atau bermain atau kesulitan berkonsentrasi pada satu

kegiatan saya.

3) Terlihat seperti tidak mendengar walaupun diajak berbicara langsung

4) Mengalami kesulitan untuk mengikuti perintah dan sering gagal

menyelesaikan tugas dari sekolah, pekerjaan rumah ataupun tugas-tugas

lainnya

5) Menghindari atau tidak menyukai atau mengalami kesulitan tugas-tugas

yang membutuhkan usaha mental yang lama, seperti tugas dari sekolah atau

pekerjaan rumah

6

Page 7: Referat ADHD

6) Seringkali kehilangan barang yang diperlukan seperti buku, pensil, mainan

atau peralatan

7) Mudah bosan pada suatu tugas atau kegiatan kecuali melakukan sesuatu

yang disukai

8) Kesulitan untuk mengikuti instruksi

9) Seperti tidak mendengar ketika diajak berbicara

10) Pelupa

Tanda dan gejala perilaku yang hiperaktivitas

1) Gelisah, tidak bisa diam ditempat duduk, selalu bergerak ditempat duduk

2) Berbicara tidak bisa berhenti

3) Seringkali berdiri dan meninggalkan bangkunya dikelas atau situasi lainnya

dimana seharusnya tetap duduk

4) Sulit untuk bermain dengan tenang

5) Selalu siap bergerak

Tanda dan gejala impulsivitas

1) Berbicara berlebihan

2) Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaannya selesai dikatakan

3) Seringkali sulit menunggu gilirannya

4) Seringkali menyela atau mengganggu pembicaraan orang lain

Jika ditemukan perilaku-perilaku diatas dapat digolongkan dengan ADHD.

1) Berlangsung lebih dari enam bulan

2) Muncul sebelum berusia 7 tahun

3) Terjadi pada lebih dari satu setting (sekolah dan rumah)

4) Menganggu aktivitas sekolah, bermain dan aktivitas sehari-hari lainnya

secara regular

5) Menyebabkan masalah dalam hubungannya dengan orang dewasa dan anak-

anak lainnya

6) Pada bayi, adapun perilaku yang dapat digolongkan dengan ADHD, yaitu:

7) Sensitif terhadap bunyi, cahaya, suhu dan perubahan lingkungan

7

Page 8: Referat ADHD

8) Aktif biasanya saat di buaian dan tidur sangat sedikit

9) Sering menangis

10) Bahkan perilaku bias sebaliknya, tenang dan lemas, tidur berlebihan dan

berkembangannya sangat lambat pada bulan pertama.

Tabel 2.1 Kriteria DSM-IV-TR untuk Atenttion Deficit Hyperactivity

Disorder (ADHD)2

A. Salah satu (1) atau (2)

1. Gangguan pemusatan perhatian (inatensi) : enam atau lebih gejala in atensi

berikut telah menetap sekurang – kurangnya 6 bulan bahkan sampai tingkat yang

maladaptive dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan

a. Sering gagal dalam memberikan perhatian pada hal yang detail dan tidak

teliti dalam mengerjakan tugas sekolah, pekerjaan atau aktivitas lainnya

b. Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian terhadap tugas

atau aktivitas bermain

c. Sering tidak tampak mendengarkan apabila berbicara secara langsung

d. Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal penyelesaian tugas sekolah,

pekerjaan atau kewajiban di tempat kerja (bukan karena perilaku menentang

atau tidak dapat mengikuti instruksi)

e. Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas

f. Sering menghindari, membenci atau enggan untuk terlibat dalam tugasyang

memiliki usaha mental yang lama

g. Sering menghilangkan atau ketinggalan hal – hal yang perlu untuk tugas dan

aktivitas

h. Sering mudah teralihkan perhatiannya oleh stimulasi dari luar

i. Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari

2. Hiperaktivitas impulsivitasenam (atau lebih) gejala hiperaktivitas

impulsivitasberikut telah meneta selama sekurang-kurangnya enam bulan sampai

tingkat yang maladaptive dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan

Hiperaktivitas

a. Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau sering mengeliat-ngeliatkan tubuh di

tempat duduk

8

Page 9: Referat ADHD

b. Sering meninggalkan tempat duduk dikelas atau didalam situasi yang

diharapkan anak untuk tetap tenang

c. Sering berlari –lariatau memanjat secara berlebihandalam situasi yang tidak tepat

d. Sering mengalami kesulitan bermain dan terlibat dalam aktivitas waktu luang

secara tenang

e. Sering “siap-siap pergi” atau seakan –akan “didorong oleh sebuah gerakan”

f. Sering berbicara berlebihan impulsivitas

g. Sering menjawab pertanyaan tanpa berfikir lebih dahulu sebelum pertanyaan

selesai

h. Sering sulit menunggu gilirannya

i. Sering menyela atau menggangu orang lain

B. Beberapa gejala hiperaktivitas-impusif yang menyebabkan gangguan telah ada

sebelum usia 7 tahun

C. Beberapa gangguan akibat gejala terdapat dalam dua atau lebih situasi

D. Harus terdapat bukti yang jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis

dalam fungsi sosial, akademik dan fungsi pekerjaan

E. Gejala tidak semata-mata sekama gangguan perkembangan pervasif, skizofrenia

atau gangguan psikotik lain dan bukan merupakan gangguan mental lain

2.5 Penatalaksanaan

Terapi standar anak dengan ADHD terdiri dari medikasi (farmakologi) dan

konseling (non farmakologi). Terapi lainnya adalah untuk meringankan efeksi

gejala ADHD. Mengobati ADHD merupakan gabungan dari kerjasama antara

pemberi pelayanan kesahatan, orang tua atau pengasuh dengan anak itu sendiri.2

1) Terapi farmakologis

Terdapat tiga obat untuk terapi ADHD yang biasa digunakan di Amerika

Serikat yaitu methylphenidate hydrochloride, dexamphetamine sulfat dan

atomoxetine. Obat – obatan di gunakan biasanya untuk anak usia 6 tahun atau

lebih sedangkan utuk dexamphetamine untuk usia 3 tahun atau lebih. Medikasi

9

Page 10: Referat ADHD

tidak direkomendasikan pada anak untuk usia pre sekolah. Terapi farmakologis

untuk ADHD dibagi dua obat pskiostimulan dan non psikostimulan.

a) Obat Psikostimulan

Obat psikostimulan merupakan obat yang sering digunakan untuk

mengobati ADHD. Obat ini bekerja dengan meningkatkan dan menyeimbangkan

keadaan neurotransmitter otak, sehingga dapat memperbaiki gejala-gejala inti.

Obat ini hanya bekerja dengan waktu terbatas, dapat bekerja dalam jangka waktu

panjang dan waktu pendek. Penggunaan obat psikostimulan jangka panjang dapat

berfungsi 6-12 jam sedangkan jangka pendek kurang lebih 4 jam. Selain itu untuk

dosis sangat diberikan berbeda pada tiap anak, sehingga membutuhkan waktu

yang lama untuk mendapatkan dosis yang optimal. Adapun contoh obat

psikostimulan ini adalah Amfetamin-dekstroamfetamin, Deksmetilfenidat,

Dekstroamfetamin, Lisdeksamfetamin dan Metilfenidat. Obat – obatan yang

terdapat di Indonesia adalah Metilfenidat dan Dekstroamfetamin.

b) Obat Non Psikostimulan

Obat ini diberikan pada anak- anak yang tidak memiliki respon pada obat

psikostimulan atau memiliki efek samping pada penggunaan obat psikostimulan.

Salah satu contoh golongan obat non psikostimulan ada Atomoksetine dengan

cara kerja sebagai stimulant tetapi kemungkinan penyalahgunaannya rendah,

sayangnya obat ini tidak terdapat di Indonesia.

c) Antidepressan trisiklik

Penggunaan obat ini diberikan pada gejala behavioral ADHD dan gangguan

hiperkinetik, Pada penggunaan terapi ini tidak boleh diberikan sebagai obat rutin

untuk terapi ADHD karena obat ini memiliki efek samping seperti anoreksia,

letargi, insomnia. Adapun obat – obat yang termasuk golongan ini yaitu

imipramine, desipramine, amitriptiline, noretriptiline dan clomipramine.

Untuk menemukan kriteria diagnosisnya, penting untuk mengetahui gejala

dibwah ini :

1. Onsetnya sebelum usia 7 tahun (ADHD) atau 6 tahun (HKD)

2. Sudah jelas nampak minimal selama 6 bulan

10

Page 11: Referat ADHD

3. Harus pervasif (ada pada lebih dari 1 setting, missal : rumah, sekolah,

lingkungan sosial)

4. Menyebabkan gangguan fungsional yang signifikan

5. Tidak ada penyebab gangguan mental lainnya

6. Morbiditas penyerta meliputi kegagalan akademis, perilaku antisosial dan

peningkatan resiko kecelakaan lalu lintas pada remaja.Sebagai tambahan,

dapat pula timbul pengaruh yang dramatis di kehidupan keluarga.

2) Terapi non farmakologis

a) Intervensi Psikososial

Intervensi psikososial berdasarkan klinis

b) Intervensi psikososial keluarga

Salah satu cara dengan menggunakan terapi keluarga yang dapat membantu

orang tua agar dapat mengembangkan cara untuk mengarahkan dan

memahani perilaku anaknya

c) Intervensi individual

- Intervensi psikososial berdasarkan sekolah

- Intervensi Diet

- Intervensi Komplementer dan Alternatif

- Intervensi Sosial dan Komunitas

- Intervensi Multimodal

2.6 Prognosis

Perjalanan ADHD itu bervariasi, ada yang mengalami remisi dan menetap.

1) Persisten atau menetap. Pada 40-50% kasus, gejala akan persisten hingga

masa remaja atau dewasa. Gejala akan lebih cenderung menetap jika

terdapat riwayat keluarga,  peristiwa negatif dalam hidupnya, komobiditas

dengan gejala-gejala perilaku, depresi dan gangguan cemas. Dalam

beberapa kasus, hiperaktivitasnya akan menghilang, tetapi tetap mengalami

inatensi dan kesulitan mengontrol impuls (tidak hiperaktif, tetapi impulsif

dan ceroboh). Anak ini rentan dengan penyalahgunaan alkohol dan narkoba,

kegagalan disekolah, sulit mempertahankan pekerjaan, serta pelanggaran

hukum.

11

Page 12: Referat ADHD

2) Remisi. Pada 50% kasus, gejalanya akan meringan atau menghilang pada

masa remaja atau dewasa muda. Biasanya remisi terjadi antara usia 12

hingga 20 tahun. Gejala yang pertama kali memudar adalah hiperaktivitas

dan yang paling terakhir adalah distractibility.

a. Remisi total. Anak yang mengalami remisi total akan memiliki masa remaja

dan dewasa yang produktif, hubungan interpersonal yang memuaskan, dan

memiliki gejala sisa yang sedikit.

b. Remisi parsial. Pada masa dewasanya, anak dengan remisi parsial mudah

menjadi antisosial, mengalami gangguan mood, sulit mempertahankan

pekerjaan, mengalami kegagalan disekolah, melanggar hukum, dan

menyalahgunakan alkohol dan narkoba.

Prognosa anak dengan ADHD tergantung dari derajat persistensi

psikopatologi komorbidnya, terutama gangguan perilaku, disabilitas sosial, serta

faktor-faktor keluarga. Prognosa yang optimal dapat didukung dengan cara

memperbaiki fungsi sosial anak, mengurangi agresivitas anak, dan memperbaiki

keadaan keluarganya secepat mungkin

12

Page 13: Referat ADHD

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan referat ini adalah

1) Gejala inti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) meliputi

tingkat aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai perkembangan serta

kemampuan mengumpulkan perhatian yang terganggu.

2) Penyebab ADHD dipahami sebagai disregulasi neurotransmiter tertentu

didalam otak yang membuat seseorang lebih sulit untuk memiliki atau

mengatur stimulus-stimulus internal dan eksternal. Beberapa

neuorotransmiter, termasuk dopamine dan norepinephrine, mempengaruhi

produksi, pemakaian, pengaturan neurotransmiter lain juga beberapa

struktur otak.

3) Gejala ADHD terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kurang perhatian,

hiperaktivitas dan perilaku impulsif.

4) Terapi standar anak dengan ADHD terdiri dari medikasi (farmakologi) dan

konseling (non farmakologi).

3.2 Saran

1) Perlunya pemahaman orang tua dan guru terhadap anak dengan Attention

Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

2) Pada petuga medis diharapakan memberikan terapi yang bersifat holistic

dan menyeluruh. Modifikasi perilaku merupakan pola penanganan yang

paling efektif dengan pendekatan positif dan dapat menghindarkan anak dari

perasaan frustasi, marah, dan berkecil hati menjadi suatu perasaan yang

penuh percaya diri.

13

Page 14: Referat ADHD

DAFTAR PUSTAKA

1. Pliszka S. 2007. AACAP Work Group on Quality Issues. Practice parameter for the assessment and treatment of children and adolescents with attentiondeficit/hyperactivity disorder. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry.46:894

2. Wiguna T. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH), dalam: Elvira SD, Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2010: 441-454

3. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) in children. The Australian Psychological Society Limited: 2014

4. Konofal E, Lecendreux M, Deron J, Marchand M, Cortese S, Zaim M, et al. 2008. Effects of iron supplementation on attention deficit hyperactivity disorder in children. Pediatric Neurology. 38(1):20-6

5. Rusmawati D, Dewi EK. Pengaruh terapi musik dan gerak terhadap penurunan kesulitan perilaku siswa sekolah. Jurnal Psikologi Undip Vol. 9, No.1, April 2011

14