refarat tht (hanny)

36
BAB I PENDAHULUAN Otitis media atau penyakit telinga tengah merupakan penyakit kedua tersering pada anak- anak setelah infeksi saluran pernapasan atas. Penyakit ini sering ditemukan dalam bentu kronik atau lambat yang menyebabkan kehilangan pendengaran dan pengeluaran sekret Anatomi telinga 1. Telinga Luar : daun telinga liang telinga Membran timpani 2. Telinga Tengah : Tuba Eustachius Cavum Timpani Mastoid 3. Telinga Dalam : Kokhlear / Rumah Siput Vestibular / kanalis Semilunaris Telinga bagian tengah terdiri dari : a. Tuba Eustachius Adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring 1

Upload: haniel-repassy

Post on 13-Jul-2016

31 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Infeksi Telinga Tengah

TRANSCRIPT

Page 1: Refarat THT (Hanny)

BAB IPENDAHULUAN

Otitis media atau penyakit telinga tengah merupakan penyakit kedua tersering

pada anak- anak setelah infeksi saluran pernapasan atas. Penyakit ini sering

ditemukan dalam bentu kronik atau lambat yang menyebabkan kehilangan

pendengaran dan pengeluaran sekret

Anatomi telinga

1. Telinga Luar : daun telinga

liang telinga

Membran timpani

2. Telinga Tengah : Tuba Eustachius

Cavum Timpani

Mastoid

3. Telinga Dalam : Kokhlear / Rumah Siput

Vestibular / kanalis Semilunaris

Telinga bagian tengah terdiri dari :

a. Tuba Eustachius

Adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan

nasofaring

Tuba eustachius terdiri dari tulang rawan pada 1/3 ke arah nasofaring dan 2/3

terdiri dari tulang

Fungsi tuba eustachius :

1. Drainage sekret yang berasal dari antrum mastoid bersama – sama cavum

tymphani masuk ke nasofaring

1

Page 2: Refarat THT (Hanny)

2. Ventilasi : mengatur tekanan udara antara cavum tymphani dengan udara

luar ( 1 atm). Adanya fungsi ventilasi ini dapat dibuktikan dengan perasat

valsava dan persata toynbee

Pada anak – anak , fungsi tuba eustachius belumlah sempurna, diamter tuba

masih relatif lebih besar daripada dewasa dan kedudukannya lebih horizontal

sehingga mudah terjadi refluks dari nasofaring ke kavum timphani. Akibatnya

bila terjadi rhinitis pada anak mudah menjadi komplikasi menjadi Otitis Media

Akut (OMA). Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila

O2 diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada saat mengunyah , menelan

dan menguap.

b. Cavum tympani

Berbentuk kubus, merupakan rongga/ ruangan yang mempunyai 6 dinding,

yaitu :

1. Superior : Basis cranii

2. Inferior : Bulbus Jugularis

3. Posterior : Aditus ad antrum, kanalis semilnaris pars vertikalis

4. Anterior : Tuba Eustachius

5. Medial : Promontorium, foramen ovale, foramen rotundum

6. Lateral : Membran timpani

c. Tulang mastoid

Tulang mastoid terbentuk melalui proses pneumatisasi rongga mastoid

berhubungan dengan aditus ad antrum dan dibawahnya berjalan n. fascialis

Fisiologi Telinga

Fungsi telinga tengah adalah sebagai penghantar getaran suara ke telinga

bagian dalam yaitu :

2

Page 3: Refarat THT (Hanny)

Suara ditangkap oleh daunj telinga dan alirkan melalui liang telinga untuk

menggetrkan membran timphani, dan getaran tersebut diulajutkan ke tulang

maleus,lalu ke inkus dan ke stapes sehingga menimbulakn suatu gelombang di

membrana basilaris dan organ corti dengan menggerkkan perilimfe dan endolimfe

sehingga terjadi potensial aksi pada serabut – serabut saraf pendengaran , disini

gelombang suara mekanis diubah menjadi energi elektrokimia lalu ditransmisikan ke

saraf cranialis VIII dan meneruskannya ke pusat saraf sensorik pendengaran di otak

(area 39 – 40) melalu saraf pusat yang ada di lobus temporalis

3

Page 4: Refarat THT (Hanny)

4

Page 5: Refarat THT (Hanny)

BAB II

KELAINAN TELINGA TENGAH

2.1 GANGGUAN FUNGSI TUBA EUSTACHIUSTuba eustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga

tengah dengan nasofaring. Fungsi tuba ini adalah untuk ventilasi, drainase sekret

dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah. Ventilasi

berguna untuk menjaga agar tekanan udara dalam telinga tengah selalu sama

dengan tekanan udara luar.Adanya fungsi ventilasi tuba ini dapat dibuktikan

dengan melakukan perasat valsava dan perasat Toynbee

Perasat Valsava dilakukan dengan cara meniupkan dengan keras dari

hidung sambil hidung dipencet sambil mulut ditutup. Bila tuba terbuka maka

terasa udara masuk kedalam rongga telinga tengah yang menekan membran

timpani kearah lateral. Perasat ini tidak boleh dilakukan apabila ada infeksi pada

jalan napas atas.

Perasat Tonybee dilakukan dengan cara menelan ludah sambil hidung

dipencet serta mulut ditutup. Bila tuba terbuka maka akan terasa membran

timpani tertarik kemedial. Perasat ini lebih fisiologis.

Tuba Eustachius terdiri dari tulang rawan pada dua pertiga kearah

nasofaring dan sepertiganya terdiri dari tulang. Pada anak, tuba lebih pendek,

lebih lebar dan kedudukannya lebih horizontal dari tuba orang dewasa. Panjang

tuba orang dewasa 37,5 mm dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm.

Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila oksigen

diperlukan masuk kedalam telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan,

dan menguap. Pembukaan tuba dibantu oleh otot tensor veli palatini apabila

perbedaan tekanan berbeda antara 20-40 mmHg. Gangguan fungsi tuba dapat

5

Page 6: Refarat THT (Hanny)

terjadi oleh beberapa hal, seperti tuba terbuka abnormal, myoklonus palatal,

palatoskisis, dan obstruksi tuba.

2.1.1 TUBA TERBUKA ABNORMAL

Tuba terbuka abnormal ialah tuba terus menerus terbuka, sehingga udara

masuk ke telinga tengah pada waktu respirasi. Keadaan ini dapat disebabkan

oleh hilangnya jaringan lemak disekitar mulut tuba sebagai akibat turunnya

berat badan yang hebat, penyakit kronis tertentu seperti rinitis atrofi dan

faringitis, gangguan fungsi otot seperti myasthenia gravis, penggunaan obat anti

hamil pada wanita dan penggunaan estrogen pada pria.

Keluhan pasien biasanya berupa rasa penuh dalam telinga atau autofoni

(gema suara sendiri terdengar lebih keras). Keluhan ini kadang-kadang sangat

mengganggu, sehingga pasien mengalami stress berat.

Pada peneriksaan klinis dapat dilihat membran timpani yang atrofi, tipis

dan bergerak pada respirasi ( a telltale diagnostic sign).

Pengobatan pada keadaan ini kadang-kadang cukup dengan memberikan

obat penenang saja. Bila tidak berhasil dapat dipertimbangkan untuk memasang

pipa ventilasi (Grommet).

2.2.1 MYOKLONUS PALATAL

Myoklonus palatal ialah kontraksi ritmik dari otot-otot palatum yang

terjadi secara periodik. Hal ini menimbulkan bunyi “klik” dalam telinga pasien

dan kadang-kadang dapat terdengar oleh pemeriksa. Keadaan ini jarang terjadi

dan penyebab yang pasti belum diketahui. Biasanya tidak memerlukan

pengobatan.

6

Page 7: Refarat THT (Hanny)

2.2.2 PALATOSKISIS (SUMBING LANGIT-LANGIT)

Pada palatoskisis terjadi gangguan otot tensor veli palatini dalam

membuka tuba hal ini menyebabkan kemungkinan terjadinya kelainan ditelinga

tengah pada anak dengan palatoskisis, lebih besar dibandingkan dengan anak

normal. Oleh karena itu dianjurkan untuk melakukan koreksi palatoskisis sedini

mungkin.

2.2.3 OBSTRUKSI TUBA

Obstruksi tuba dapat terjadi oleh berbagai kondisi, seperti peradangan

di nasofaring, peradangan adenoid atau tumor nasofaring. Gejala klinik awal

yang timbul pada penyumbatan tuba oleh tumor adalah terbentuknya cairan pada

telinga tengah (otitis media serosa). Oleh karena itu setiap pasien dewasa

dengan otitis media serosa kronik unilateral harus dipikirkan kemungkinan

adanya ca nasofaring. Sumbatan mulut tuba di nasofaring juga dapat tejadi oleh

tampon posterior hidung (Bellocq tampon) atau oleh sikatriks yang terjadi akibat

trauma operasi (adenoidektomi).

2.3.1 BAROTRAUMA (AEROTITIS)Barotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang

tiba-tiba diluar telinga tengah sewaktu pesawat terbang atau menyelam, yang

menyebabkan tuba gagal untuk membuka. Apabila perbedaan tekanan melebihi

90 cmHg, maka otot yang normal aktivitasnya tidak mampu membuka tuba.

Pada saat ini terjadi tekanan negatif dirongga telinga tengah, sehingga cairan

keluar dari pembuluh darah kapiler mukosa dan kadang-kadang disertai dengan

ruptur pembuluh darah, sehingga cairan ditelinga tengah dan rongga mastoid

bercampur darah.

Keluhan pasien berupa kurang dengar, rasa nyeri dalam telinga,

autofoni, perasaan ada air dalam telinga dan kadang-kadang tinitus atau

7

Page 8: Refarat THT (Hanny)

vertigo. Pengobatan biasanya cukup dengan cara konservatif saja, yaitu dengan

memberikan dekongestan lokal atau dengan melakukan perasat valsava selama

tidak terdapat infeksi dijalan napas atas. Apabila cairan atau cairan yang

bercampur darah menetap ditelinga tengah sampai beberapa minggu, maka

dianjurkan untuk tindakan miringotomi dan bila perlu memasang pipa ventilasi

(Grommet).

Usaha preventif terhadap barotrauma dapat dilakukan dengan selalu

mengunyah permen karet atau melakukan perasat valsava, terutama sewaktu

pesawat terbang mulai turun untuk mendarat.

8

Page 9: Refarat THT (Hanny)

BAB III

OTITIS MEDIA

Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah ,

tuba eustachius , antrum mastoid, dan sel mastoid. Otitis media terbagi atas otitis

media supuratif dan non supuratif (= otitis media serosa = otitis media sekretoria =

otitis media musinosa = otitis media efusi). Masing – masing golongan mempunyai

bentuk akut dan kronis , yaitu otitis media supuratif akut (Otitis Media Akut= OMA)

dan Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK). Begitu pula otitis media serosa terbagi

menjadi otitis media serosa akut (barotrauma = aerotitis ) dan otitis media serosa

kronis . Selain itu terdapat juga otitis media spesifik, seperti otitis media tuberkulosa

atau otitis media sifilitika. Otitis media adhesiva.

Skema pembagian otitis media

Otitis media supuratif akut(OMA)

Otitis MediaSupuratif

Otitis MediaSupuratif kronis (OMSK)

Otitis Media

Otitis Media serosa akut(Barotrauma)

Otitis MediaNon supuratif

Otitis Media serosa kronis(Bila sekret kental/mukoid glue ear)

9

Page 10: Refarat THT (Hanny)

Patogenesis terjadi otitis media

OMA – OME – OMSK / OMP

Sembuh / normal

f. tuba tetapterganggu

Gangguan tuba Tekanan Efusi OME Negatif telinga Infeksi (-)Tengah

Etiologi :Perubahan tekanan udara tiba-tibaAlergiInfeksiSumbatan : Sekret

Tampon Tumor

OMA

Sembuh OME OMSK/OMP

10

Page 11: Refarat THT (Hanny)

3.1 OTITIS MEDIA SUPURATIF

Telinga tengah biasanya steril meskipun terdapat mikroba di nasofaring

dan faring. Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya

mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa dan tuba eustachius, enzim

dan antibodi.Otitis media terjadi karena faktor pertahanan tubuh ini

terganggu. Sumbatan tuba eustachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media. Karena fungsinya terganggu, pencegahan muasi hormon ke dalam telinga tengah dan terjadi peradangan. Pencetus lain adalah infeksi saluran nafas atas.Otitis media supuratif terbagi 2 :1.OM Supuratif Akut (OMA)

2.OM. Supuratif Kronis (OMSK)

Penyebab keduanya adalah bakteri golongan coconus.

3.1.1 OTITIS MEDIA SUPURATIF AKUT

Otitis media akut terjadi karena factor pertahanan ini terganggu.

Sumbatan tuba eustachius meriupakan p[enyebab utama dari otitis media.

Karena fungsi tuba terganggu, pencegahan invasi kuman ke dalam telinga

tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk ke telinga tengah dan terjadi

peradangan.

Pencetus OMA ialah infeksi saluuran napas atas. Pada anak, makin

sering anak terserang infeksi saluran napas atas maka makin besar

kemungkinan terjadinya OMA. Pada bayi, terjadinya OMA dipermudah oleh

karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan agak horizontal letaknya.

11

Page 12: Refarat THT (Hanny)

3.1.1.1 Patologi

Kuman penyebab utama adalah sterptococus hemoliticfus,

staphilococus aureus, pneumococus. kadang ditemukan haemofillus

influenza, e.coli, sterptococus anhaemoliticus, proteus vulgaris, dan

pseudomonas aeruginosa. H. Influenza sering ditemukan pada anak yang

berusia di bawah 5 tahun

3.1.1.2 Stadium OMA

Perubahan nukosa telinga tengah sebagai akibat infejsi dapat dibagi atas 5

stadium :

1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius

Adanya gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan

negatif di dalam telinga tengah, karena adanya absorpsi udara.

Kadang membran timpani terlihat normal atau berwarmna keruh pucat.

Efusi mungkin telah terjadi , tapi tidak dapat dideteksi

Stadium ini sulit dibedakan dengan otitis media serosa yang

disebabkan oleh virus atau alergi

2. Stadium Hiperemis

Tampak pembuluh darah melebar di membran timpani sehingga

membran timpani tampak hipermeis serta edema.

Sekret yang terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa

sehingga suikar dilihat

3. Stadium Supurasi

Edema yang hebat pada mukosa telinga tenagh dan hancurnya sel

epitel superficial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum

12

Page 13: Refarat THT (Hanny)

timpani yang menyebakan membran timpani menonjol (bulging) ke

arah telinga luar

Pasien tampak sangat sakit, dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di

telinga bertambah hebat.

Bila tidak dilakukan insisi (miringotomi) pada stadium ini,

kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan keluar nanah ke

liang telinga luar. Dann bila ruptur, maka lubang tempat ruptur

( perforasi ) tidak akan menutup kembali

4. Stadium Perforasi

Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau

virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran

timpani

5. Stadium Resolusi

3.1.1.3 Gejala Klinik OMA

Gejala tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien. Pada anak

yang sudah dapat berbicara keluhan utamanya adalah rasa nyeri didalam

telinga dan panas yang tinggi, biasanya terdapat riwayat batuk pilek

sebelumnya.

Pada anak yang sulebih besar/ pada dewasa, disamping rasa nyeri

juga terdapat gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa

kurang dengar.

Pada bayi dan anak kecil, gejala khas OMA adalah suhu tubuh tinggi

dapat sampai 39,5 C (pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar tidur,

tiba – tiba anak menjerit waktu tidur, diare, kejang, dan kadang – kadang

13

Page 14: Refarat THT (Hanny)

anak memegang telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur membran timpani,

maka sekret mengalir ke liang telinga , suhu tubuh turun anak tertidur tenang

3.1.1.4 Terapi

Pengobatan OMA tergntung stadium penyakitnya. Pada stadium

oklusi, penggobatan terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba

eustachius, sehingga tekanan negatif pada telinga tengah hilang, sehingga

diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologik untuk

anak <12 tahun, atau HCl efedrin 1 % dalam larutan fisiologik untuk anak >

12 tahun dan pada orang dewasa.

Sumber infeksi harus diobati. Antibiotik diberikan jika penyebabnya

kuman, bukan oleh virus atau alergi

Stadium Presupurasi adalah antibiotika, obat tetes hidung dan

analgetika. Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya

dilakukan miringotomi. Antibiotik yang dianjurkan ialah golongan penisilin

(ampicillin)..

Antibiotik yang dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau

ampicilin. Terapi awal diberikan penicillin intramuscular agar didapatkan

konsentrasi yang adekuat di dalam darah, sehingga tidak terjadi mastoiditis

yang terselubung,. Gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan

kkekambuhan. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 7 hari . Bila pasien

alergi terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin.

Pada anak, ampisilin diberikan dengan dosis 50 – 100 mg/kgBB per

hari, dibagi dalam 4 dosis, atau amoksisilin 40 mb/kgBB dibagi dalam 3

dosis, atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari.

Pada stadium supurasi disamping diberikan antibiotik, idealnya

harus disertai dengan miringotomi, bila membran timpani masih utuh.

14

Page 15: Refarat THT (Hanny)

Dengan miringotomi gejal – gejala klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat

dihindari.

Pada stadium perforasi sering terlihat sekret banyak keluar dan

kadang terlihat keluarnya sekret secara berdenyut (pulsasi). Pengobatan yang

diberikan adalah obat cuci telinga H2O2 3% selama 3 – 5 bhari serta

antibiotik yang adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat

menutup kembali dalam waktu 7 – 10 hari

Pada stadium resolusi, maka membran timpani berangsur normal

kembali, sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup.

Bila tidak terjadi resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di

liang telinga luar melalui perforasi membran timpani. Keadaan ini dapat

disebabkan karena berlanjutnya edema mukosa teling tengah. Pada keadaan

demikian, antibiotika dapat dilajutkan sampai 3 minggu. Bila 3 minggu

setrelah pengobatan sekret masih tetap banyak, kemungkinan telah terjadi

mastoiditis.

Bila OMA berlanjut dengan keluarnya sekret dari telinga tenagh lebih

dari 3 minggu, mka keadaan ini disebut OMS subakut.

Bila perforasi menetap dan sekret tetap keluar lebih dari satu setengah

bulan atau dua bulan, maka keadaan ini disebut OMSK

3.1.1.5 Komplikasi

Sebelum adanya antibiotika, , OMA dapat menimbulkan yaitu abses

subperiosteal sampai komplikasi yang berat (meningitis dan abses otak)

3.1.1.6 MIRINGOTOMI

Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars lensa membran timpani ,

agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. Istilah

ini sering dikacaukan dengan parasintesis, dimana parasintesis adalah

15

Page 16: Refarat THT (Hanny)

pungksi membran timpani untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan

mikrobiologik (dengan semprit atau jarum khusus).

Miringotomi merupakan tindakan pembedahan kecil yang dilakukan

dengan syarat tindakan terseebut harus secara a-vue(dilaihat langsung), anak

harus tenang dan dapat dikuasai, sehingga membran timpani dapat terlihat

dengan baik.

Lokasi miringotomi adalah di kuadran postero-inferior. Untuk

tindakan ini memerlukan lampu kepala dengan sinar yang cukup terang,

memakai corong telinga yang sesuai dwengan besar liang telinga, dan pisau

parasintesis yang digunakan berukuran kecil dan steril

Komplikasi miringotomi

Pendarahan akibat trauma pada liang telinga luar

Dislokasi tulang pendengaran

Trauma pada fenestra rotundum

Trauma pada n. fasialis

Trauma pada bulbus jugulare

Mengingat kemungkinan komplikasi itu, maka dianjurkan untuk

emlakukan miringotomi dengajn narkose umum dan memakai mikroskop

Tindakan miringotomi dengan memakai mikroskop, selain aman,

dapat juga untuk menghisap sekret dari telinga tengah sebanyak –

bayanknya. Hany dengan cara ihi biayanya lebih mahal

Bila terapi yang diberikan sudah adekuat, sbetulnya miringotomi tidak

perlu dilakukan , kecuali bila jelas tampak adanya nanah di telinga tengah.

Komplikasi parasentesis kurang lebih sama dengan komplkasi miringotomi

16

Page 17: Refarat THT (Hanny)

3.1.2 OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

Dulu disebut otitis media perforata atau dalam sebutan sehari – hari

adalah congek. otitis media supuratif kronis adalah infeksi kronis di telinga

tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga

tengah terus – menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental,

bening atau berupa nanah.

3.1.2.1 Perjalanan Penyakit

Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi otitis

media supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila

proses infeksi kurang dari 2 bulan disebut otitis media supuratif sub akut.

Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK adalah :

1. Terapi yang terlambat diberikan.

2. Terapi yang tidak adekuat.

3. Virulensi kuman yang tinggi.

4. Daya tahan tubuh pasien rendah (kurang gizi).

5. Higiene buruk.

Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan tipe

OMSK. Perforasi membrana timpani dapat ditemukan di daerah sentral,

marginal atau atik.

3.1.2.2 Jenis OMSK

OMSK dibagi atas 2 jenis yaitu : 1. OMSK tipe “Benigna” (tipe

aman), 2. OMSK tipe “Maligna” (tipe bahaya). Berdasarkan aktivitas sekret

yang keluar dikenal juga OMSK aktif dan OMSK tenang, OMSK aktif

adalah OMSK dengan sekret yang keluar dari capung cavum timpani secara

aktif, sedangkan OMSK tenang adalah yang keadaan cavum timpani terlihat

basah / kering.

17

Page 18: Refarat THT (Hanny)

Proses peradangan pada OMSK tipe benigna terbatas pada mukosa

saja, dan biasanya tidak mengenai tulang, perforasi terletak di sentral,

umumnya tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya,

juga tidak terdapat kolestaetom

Yang dimaksud OMSK tipe maligna adalah OMSK yang disertai

oleh kolestaetom, jenis ini dikenal dengan OMSK tipe bahaya atau OMSK

tipe tulang, perforasi terletak di marginal atau atik, kadang –kadang terdapat

juga koleteatom pada OMSK dengan perforasi sub total, sebagian besar

komplikasinya berbahaya dan fatal.

3.1.2.3 Gejala Klinis

Mengingat OMSK tipe maligna seringkali menimbulkan komplikasi

yang berhahaya, maka perlu ditegakkan diagnosis dini. Walaupun diagnosis

pasti baru dapat ditegakkan di kamar operasi, namun beberapa tanda klinik

dapat menjadi pedoman akan adanya OMSK tipe maligna, yaitu :

1. Perforasi pada marginal atau pada atik, tanda ini biasanya tanda dini dari

OMSK tipe maligna, sedangkan kasus yang sudah lanjut dapat terlihat.

2. Abses atau fistel retro – auriguler (belakang telinga).

3. Polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari

telinga tengah.

4. Sekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatom).

5. Terlihat bayangan kolesteatom pada poto rontgen mastoid.

3.1.2.4 Terapi OMSK

Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama serta harus

berulang – ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh

lagi.

18

Page 19: Refarat THT (Hanny)

Keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan,

yaitu :

1. Adanya perforasi membran timpani yang permanen.

2. Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung dan sinus

paranasal.

3. Sudah terbentuk jaringan patologik yang irreversible dalam rongga

mastoid.

4. Gizi dan higiene yang kurang

Prinsip terapi OMSK tipe benigna adalah konservatif atau dengan

medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus – menerus, maka diberikan

obat pencuci telinga, berupa larutan H202 3 % selama 3 – 5 hari. Setelah

sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes

telinga yang mengandung AB dan kortikosteorid. Obat tetes telinga

sebaiknya jangan diberikan secara terus menerus lebih dari 1 atau 2 Minggu

atau pada OMSK yang sudah terkena obat tetes sebanyak yang bersifat

ototoksik. Secara oral diberikan AB dari golongan ampisilin, atau

eritromisin. Pada infeksi yang dicurigai penyebabnya telah resisten terhadap

ampisilin dapat diberikan ampisilin as. Klavulanat.

Bila sekret telah kering, terapi perforasi masih ada setelah di

observasi selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau

timpanoplasti. Operasi ini bertujuan menghentikan infeksi secara permanen,

memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya

perforasi atau perusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki

pendengaran.

Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada,

atau terjadi infeksi berulang, maka sumber infeksi itu harus diobati lebih

dahulu, mungkin juga perlu dilakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi

atau tonsilektomi.

19

Page 20: Refarat THT (Hanny)

Prinsip OMSK tipe maligna yaitu pembedahan mastoidektomi.

Terapi konservatif dengan medikamentosa hanya merupakan terapi

sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses sub

periosteal retroaurikuler, maka dilakukan insisi abses, sebaiknya dilakukan

tersendiri sebelum dilakukan mastoidektomi.

Rongga telinga tengah dan rongga mastoid berhubungan langsung

melalui aditus ad antrum, oleh karenanya infeksi kronis telinga tengah yang

sudah berlangsung lama biasanya disertai infeksi kronis dari rongga mastoid

yang dikenal dengan mastoiditis. Beberapa ahli menggolongkan mastoiditis

ke dalam komplikasi OMSK.

Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat

dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau

maligna antara lain :

1. Mastoidektomi sederhana.

2. Mastoidektomi radikal.

3. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi.

4. Miringoplasti.

5. Timpanoplasti.

6. Pendekatan ganda timpanoplasti.

Jenis operasi mastoid yang dilakukan tergantung pada luasnya

infeksi atau kolesteatom, sarana yang tersedia, serta pengalaman operator.

Kadang dilakukan kombinasi dari jenis operasi itu sesuai dengan luasnya

infeksi atau kerusakan.

3.1.2.5 Komplikasi

Komplikasi otitis media terjadi bila sawar (barier) pertahanan telinga

tengah yang normal dilewati, sehingga memungkinkan infeksi menjalar ke

struktur sekitarnya. Pertahanan pertama ialah mukosa cavum timpani yang

20

Page 21: Refarat THT (Hanny)

menyerupai mukosa saluran nafas yang mampu melokalisasi dan mengatasai

infeksi.

Bila sawar ini runtuh, masih ada sawar yang kedua, yaitu dinding

tulang cavum timpani dan sel mastoid. Bila sawar ini masih runtuh, maka

struktur lunak di sekitarnya akan terkena. Runtuhnya periosteum akan

menyebabkan terjadinya abses sub periosteal, suatu komplikasi yang relatif

tidak berbahaya.

Tetapi bila infeksi mengarah ke dalam, ke tulang temporal dan ke

arah kranial relatif berbahaya. Pada kebanyakan kasus, bila sawar tulang

terlampaui, suatu dinding pertahanan ketiga yaitu jaringan granulasi akan

terbentuk. Pada kasus akut atau suatu eksaserbasi akut, penyebaran biasanya

melalui osteotromboflebitis (hematogen). Pada kasus ini, terutama yang

kronis penyebaran biasanya melalui erosi tulang. Cara penyebaran yang

lainnya ialah melalui jalan yang sudah ada misalnya fenestra rotundum,

meatus akustikus interna, duktus perilimfatik atau duktus endolimfatik.

3.2 OTITIS MEDIA NON SUPURATIFNama lainnya adalah otitis media musinosa , otitis media efusi, otitis

media sekretoria, otitis media mucoid (glue ear).

Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret yang non purulen di telinga tengah , sedangkan membran timpani terlihat utuh. Adanya cairan di telinga tengah dengan membran timpani yang utuh tanpa adanya tanda – tanda infeksi disebut otitis media dengan efusi. Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan apabila kental seperti lem disebut otitis media mukoid (glue ear).

Ottis media efusi terbatas pada keadaan timpani utuh tanpa ada tanda radang . Bila efusi tersebut berbentuk pus, membran timpani utuh dan disertai tanda – tanda radang maka disebut otitis media akut

21

Page 22: Refarat THT (Hanny)

Otitis media serosa terjadi terutama akibat adanya transudat atau plasma yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi akibat adanya tekanan hidrostatik, sedangkan pada otitis media mukoid, cairan yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah, tuba eustachius, dan rongga mastoid. Faktor yang berperan utama adalah terganggunya fungsi tuba eustachius. Faktor lainnya adalah adenoid hipertropi , adenoiditis, sumbing palatum, tumor di nasofaring, barotrauma, sinusitis, rhinitis, defisiensi imunologik atau metabolik. Keadaan alergi sering berperan sebagai faktor tambahan dalam timbulnya cairan dalam telinga tengah.

Pada dasarnya otitis media serosa dibagi atas dua jenis, yaitu :

3.2.1 Otitis media serosa akut (Barotrauma)

Adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara tiba – tiba yang

disebabkan oleh gangguan fungsi tuba.Otitis media serosa akut lebih sering

terjadi pada orang dewasa

3.2.1.1 Keadaan akut ini dapat disebabkan oleh :

sumbatan tuba, misalnya pada barotrauma

virus, biasanya infeksi virus saluran napas atas

alergi pada jalan napas atas

idiopatik

3.2.1.2 Gejala dan tanda:

Gejala yang menonjol adalah pendengaran berkurang

Telinga terasa tersumbat

22

Page 23: Refarat THT (Hanny)

Suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda pada telinga yang sakit

(diplacusis binauralis)

Kadang terasa ada cairan yang bergerak pada telinga saat posisi kepala

berubah.

Terdapat sedikit nyeri pada telinga saat awal tuba terganggu dimana timbul

tekanan negatif pada telinga tengah (misalnya pada barotrauma). Setelah

sekret terbentuk, tekanan ini pelan – pelan menghilang.

Nyeri tidak ada jika penyebabnya virus atau alergi

Kadang terdapat vertigo, tinitus, pusing

Pada otoskop, membran timpani terlihat retraksi. Kadang terlihat gelembung

udara atau permukaan cairan pada cavum timpani

Tuli konduktif dapat terdeteksi dengan garpu tala

3.2.1.3 Pengobatan :

Medika mentosa

Yaitu : obat vasokostriktor lokal(tetes hidung), antihistamin

Pembedahan

Dilakukan jika dalam 1 atau 2 minggu gejala masih menetap.

Dilakukan miringotomi, serta pemasangan pipa ventilasi( grommet tube)

3.2.2 Otitis media serosa kronik (glue ear)

Adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara bertahap

tanpa rasa nyeri dengan gejala – gejala pada telinga yang berlangsung lama.

Bila sekret kental seperti lem maka disebut glue ear. Otitis media

serosa kronik sering terjadi pada anak – anak.

Otitis media serosa unilateral pada orang dewasa tanpa penyebab yang

jelas harus dipikirkan kemungkinan karsinoma nasofaring.

23

Page 24: Refarat THT (Hanny)

Otitis media serosa kronik dapat terjadi sebagai gejala sisa dari otitis

media akut yang tidak sembuh sempurna , infeksi virus, keadaan alergi, atau

gangguan mekanis pada tuba.

3.2.2.1 Gejala dan tanda :

Tuli lebih menonjol daripada otitis media serosa akut, yaitu 40- 50 dB

Membran timpani terlihat utuh, retraksi,suram, kuning kemerahan atau keabu-

abuan

3.2.2.2 Pengobatan :

Jika masih baru, bisa diberikan dekongestan tetes hidung serta kombinasi anti

histamin – dekongestan per oral.Pengobatan dilakukan selama 3 bulan.

Jika pengobatan medikamentosa tidak berhasil,maka dilakukan pengeluarkan

sekret dengan miringotomi dan memasang pipa ventilasi (grommet tube)

Atasi/obati faktor penyebab, seperti alergi, pembesaran adenoid atau

tonsil,infeksi hidung atau sinus

24

Page 25: Refarat THT (Hanny)

DAFTAR PUSTAKA

1. Boeis : Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid; Buku Ajar Penyakit THT, Edisi 6, Cetakan III, 1997; 88 – 112.

2. Hendarto H dan Entjep. H : Telinga, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan; Edisi Kedua, FKUI, 1995; 1 – 6.

3. Zainul A. Jafar : Kelainan Telinga Tengah, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan; Edisi Ketiga, FKUI, 1997; 54 – 60.

4. Helmi : Komplikasi OMSK dan Mastoiditis, Buku Ajar THT; Edisi Empat, FKUI, 2000; 62 – 65.

25