reerat smwt

18
REFERAT SIX MINUTE WALKING TEST Disusun oleh: Dafista Diyantika 092011101009 Dokter Pembimbing: dr. Dandy Hari Hartono Sp.JP FIHA Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya SMF Ilmu Penyakit Dalam di RSUD dr.Soebandi Jember

Upload: nurnisaa-nanniez

Post on 26-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

casw report tenggelam

TRANSCRIPT

REFERATSIX MINUTE WALKING TEST

Disusun oleh:Dafista Diyantika092011101009

Dokter Pembimbing:dr. Dandy Hari Hartono Sp.JP FIHA

Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik MadyaSMF Ilmu Penyakit Dalam di RSUD dr.Soebandi Jember

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS JEMBER2013DAFTAR ISI

Bab 1. Pendahuluan 3Bab 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi 42.2. Tujuan 42.3. Indikasi 62.4. Kontraindikasi 82.5. Prosedur Pelaksanaan 92.6. Prognosis 10Daftar Pustaka 26

Bab.1 PendahuluanBab.2 Tinjauan Pustaka

2.1. DefinisiSix minute walking test merupakan tes sederhana dan praktis yang membutuhkan jarak 100 ft ( 30m) tanpa peralatan latihan atau pelatihan mahir bagi seorang teknisi. Test ini pada prinsipnya mengukur jarak yang dapat ditempuh pasien dengan berjalan pada jalur datar dan permukaan keras dalam waktu 6 menit.

2.2. TujuanTes ini bertujuan untuk : Mengukur jarak dimana pasien dapat berjalan secepat mungkin pada permukaan datar dan keras dalam waktu 6 menit. Mengevaluasi berbagai sistem tubuh yang terlibat selama latihan yang meliputi : sistem pulmoner, sistem kardiovaskuler, sirkulasi sistemik, sirkulasi perifer, darah, unit neuromuskuler dan metabolisme otot. Pemeriksaan ini bisa mencerminkan tingkat kapasitas fungsional yang lebih baik dari aktivitas fisik.

2.3. IndikasiIndikasi utama tes jalan 6 menit adalah untuk mengukur respon intervensi medis penderita dengan kelainan jantung atau paru derajat ringan sampai berat. Indikasi lain adalah untuk mengukur status fungsional penderita dan memprediksi mortalitas dan morbiditas penyakit. Pada kenyataannya test ini tidak membuktikan sebagai test terbaik untuk menentukan kapasitas fungsional ataupun perubahannya akibat pengobatan pada kasus-kasus tersebut. Uji latih jantung maksimal/formal memberikan informasi tentang respon latihan, gangguan kapasitas latihan, menentukan intensitas yang diperlukan untuk memperpanjang latihan, menilai faktor-faktor yang menyebabkan keterbatasan latihan, dan menjelaskan mekanisme patofisiologi yang mendasari keterbatasan tersebut misalnya organ apa saja yang terlibat. Six Minute Walking Test tidak menilai peak oxygen uptake, penyebab dyspnea on exertion, atau mengevaluasi penyebab keterbatasan latihan. Hasil atau informasi yang didapat dari test ini harus dipertimbangkan sebagai pelengkap dan bukan sebagai pengganti uji latih jantung maksimal/formal.Pada beberapa keadaan klinis tertentu, Six Minute Walking Test ini memberikan informasi yang lebih baik terhadap index kemampuan penderita untuk melakukan aktifitas harian dibandingkan peak oxygen uptake. Tes ini berkorelasi lebih baik dengan pengukuran kualitas hidup. Perubahan pada tes ini setelah mendapat pengobatan berkorelasi dengan perbaikan dyspnea secara subjektif. Reprodubilitas Six Minute Walking Test lebih baik daripada reprodubilitas uji forced expiratory volume 1 detik pada pasien COPD ( koefisien reprodubilitas 8%). Penilaian kapasitas fungsional test ini lebih baik dibandingkan dengan penilaian dengan kuisoner.Shuttle walk test (test berjalan bolak-balik) hampir sama dengan Six Minute Walking Test, tetapi disini digunakan signal audio dari kaset untuk secara langsung menyuruh pasien maju dan mundur tiap jarak 10 meter. Kecepatan berjalan ditingkatkan setiap menit, dan test dihentikan jika pasien tidak dapat mencapai titik putaran sesuai waktu yang diperlukan. Keuntungan Shuttle Walk Test dibandingkan Six Minute Walking Test adalah korelasinya lebih baik dengan peak oxygen uptake. Kerugian test ini adalah validitas kurang, kurang digunakan secara luas, dan lebih potensial terjadinya masalah kardiopulmonal saat latihan.

Tabel 1. Indikasi Six Minute Walking TestPretreatment and Posttreatment comparisons Pretreatment and Posttreatment comparisons Lung transplatation Lung resection Lung volume reduction surger Pulmonary rehabilitation COPD Pulmonary Hypertension Heart failure

Functional status (single measurement)

COPDCystic fibrosis Heart failure Peripheral vascular diseaseFibromyalgiaOlder patients

Predictor of morbidity and mortality Heart failure COPD Primary pulmonary hypertension

Sumber: Am J Respir Crit Care 2002

2.4. KontraindikasiMenurut pernyataan dari American Thoracic Society (ATS) :Kontraindikasi absolute test ini adalah: angina tidak stabil (UAP), dan infark miokardium akut. Kontraindikasi relatif adalah : denyut jantung (HR) saat istirahat > 120 kali permenit, tekanan darah sistolik > 180 mmHg, dan diastolik > 100 mmHg (Pasien dengan kelainan seperti ini harus dirujuk kepada dokter ahli untuk mengawasi test tersebut. Hasil dari EKG saat istirahat dari 6 bulan sebelumnya harus dievaluasi). Angina exertional yang stabil bukan merupakan kontraindikasi absolute test ini, namun test dilakukan setelah pasien mengkonsumsi obat antiangina, dan harus tersedia nitrat untuk keadaan darurat. Pasien dengan faktor resiko diatas dikatakan mempunya resiko yang tinggi untuk terjadinya aritmia atau masalah kardiovaskular selama menjalani test. Kontraindikasi ini telah digunakan oleh para peneliti berdasarkan keinginan mereka untuk keamanan dan keinginan untuk mencegah kemungkinan buruk pada penderita saat melakukan Six Minute Waking Test. Kapan terjadinya resiko tersebut belum diketahui sehingga resiko-resiko tersebut menjadi relatif.

2.5. Prosedur Tindakan Six Minute Walking Test harus dilakukan di lokasi dimana jika terjadi keadaan gawat darurat dapat diberikan respon pertolongan yang cepat dan tepat (misalnya dalam lorong/aula rumah sakit atau klinik ). Harus tersedia oksigen, nitrat sub lingual, aspirin, dan albuterol (nebulizer). Saluran telepon hendaknya tersedia untuk melakukan panggilan darurat Petugas pengawas harus telah mendapat sertifikat dalam penangangan gawat darurat jantung paru setidaknya tingkat Basic Life Support ataupun ACLS. Jika pasien sebelumnya dengan terapi oksigen, maka oksigen tetap harus diberikan sesuai dengan keadaan penyakitnya. Pengawasan dari dokter umumnya tidak diperlukan, namun dalam kasus tertentu perlu didampingi oleh dokter sampai test selesai.

Alasan untuk menghentikan test sesegera mungkin adalah sebagai berikut: Nyeri dada Sesak nafas intolerable Cramp otot kaki Hoyong atau sempoyongan Keringat dingin PucatPengawas lapangan harus dilatih untuk mengenali keadaan diatas dan segera memberikan respon yang tepat jika hal ini muncul. Jika test dihentikan karena salah satu alasan ini, pasien segera didudukkan atau dibaringkan dan beri oksigen segera. Setelah itu segera lakukan pengukuran tekanan darah, hitung denyut nadi, ambil saturasi oksigen, dan panggil dokter pengawas.

2.6. Persiapan Pelaksanaana. LokasiTest ini hendaknya dilakukan dalam ruangan tertutup (indoor), dilakukan pada koridor yang panjang, datar dan lurus dengan permukaan yang keras dan jarang dilalui orang. Menurut beberapa pusat rehabilitasi jantung, test ini dapat dilakukan di ruang terbuka jika cuaca dalam keadaan baik. Panjang rute jalan setidaknya 30 meter (100 kaki). Tiap 3 meter dari koridor hendaknya diberi tanda. Titik putaran biasanya ditandai dengan kerucut orange. Titik awal yang menandakan permulaan dan akhir yang mempunyai jarak 60 meter hendaknya ditandai dengan warna cerah.b. Persiapan AlatAlat-alat yang diperlukan pada pemeriksaan ini antara lain : stopwacth, penghitung lintasan mekanik (mechanical lap counter), dua kerucut untuk menandai batas untuk berputar, kursi yang bisa dengan mudah dipindah sepanjang jalan, lembar catatan (worksheet), tabung oksigen, sphygmomanometer, telepon, dan defibrilator (Automated electrical defibrillator).c. Persiapan PasienTidak ada persiapan khusus untuk pasien, namun kita sarankan beberapa hal kepada pasien antara lain : menganjurkan pasien memakai pakaian yang nyaman menganjurkan pasien menggunakan sepatu yang sesuai menganjurkan pasien menggunakan alat bantu jalan biasanya selama tes misalnya tongkat, walker obat-obatan tetap dilanjutkan makanan ringan diperbolehkan seebelum tes pagi atau sore pasien tidak diperkenankan latihan berlebihan dalam 2 jam pada permulaan tes

2.7. Pelaksanaan TindakanProsedur Pelaksanaan Six Minute Walking Test yaitu :1) Tidak perlu dilakukan periode warm-up sebelum memulai test2) Jika perlu dilakukan pengulangan latihan hendaknya dilakukan pada waktu yang sama dengan hari sebelumnya, untuk mengurangi intraday variability3) Pasien hendaknya duduk dikursi yang dekat dengan titik awal selama 10 menit.4) Dilakukan pemeriksaan apakah ada kontraindikasi, pengukuran denyut nadi dan tekanan darah, pastikan bahwa pakaian dan sepatu sudah tepat bagi pasien.5) Lengkapi bagian pertama dari worksheet6) Jika ada pulse oximetry ukur dan rekamlah denyut jantung dan saturasi O2 saat baseline.Pengukuran oksimetri nadi (boleh dilakukan boleh tidak), ukur dan catat batas denyut jantung (HR) dan saturasi oksigen (SpO2) dan ikuti instruksi dari pabrikan untuk meminimalkan sinyal dan meminimalkan barang-barang bergerak. Pastikan pembacaan stabil sebelum pencatatan. Catat regularitas nadi dan apakah kualitas sinyal oksimetri dapat diterima.7) Suruh pasien berdiri dan hitung keadaan dyspnea dan fatig dengan memakai skala Borg sebelum memulai latihan.8) Atur penghitung putaran pada posisi nol dan timer untuk 6 menit, dan bergeraklah ke posisi start.9) Perintahkan pasien sebagai berikut : Tujuan dari tes ini adalah berjalan sejauh-jauhnya selama 6 menit. anda akan berjalan bolak balik di jalan ini. 6 menit adalah waktu yang lama bagi anda untuk berjalan, sehigga anda harus memaksa diri anda. Anda mungkin akan kehabisan nafas dan kelelahan. Anda diperbolehkan untuk pelan-pelan, berhenti dan istirahat jika perlu. Anda boleh bersandar pada dinding selama isstirahat, tetapi kembali berjalan secepat yang anda mampu. Anda akan berjalan bolak balik disekitar kerucut. Anda harus berjalan cepat memutari kerucut dan melanjutkan ke sisi lain tanpa ragu-ragu. Sekarang saya akan menunjukkan pada anda. Tolong lihat cara saya berbelok tanpa ragu-ragu. Demonstrasikan 1 lintasan. Berjalanlah dan putari kerucut dengan cepat. Anda siap? Saya akan menggunkaan penghitung waktu untuk menghitung jumlah lintasan yang anda tempuh. Saya akan klik tombol saat anda berpitar pada garis star. Ingat bahwa tujuan berjalan adalah sejauh munkgin selama 6 menit, tapi jangan berlari. Mulai sekarang, atau kapanpun Anda siap10) Posisikan pasien pada garis start. Pengawas harus berdiri dekat garis strat selama latihan. Jangan berjalan bersama pasien. Segera setelah pasien mulai berjalan hidupkan timer.11) Jangan berbicara kepada siapapun selama test. Perhatikan pasien dan jangan lupa untuk menghitung putaran yang telah dilalui. Pengawas dapat memberikan dorongan semangat pada pasien tetapi bukan dorongan untuk mempercepat langkahnya. Beritahu waktu test setiap menit ke 2, 4 dan 6 (berhenti)12) Post test: Rekam dypsnea dan fatig paska latihan dengan skala BorgJika memakai pulse oximeter, ukur SpO2 dan jumlah pulse dari oxymeter dan kemudian lepas sensor13) Catat jumlah putaran dan berapa jauh jarak tempuh yang dicapai. Catat jarak tambahan yang ditempuh (jumlah meter pada lintasan tambahan). Kalkulasi total jarak berjalan, dan catat pada lembar cacatan.14) Berikan ucapan selamat pada pasien atas usahanya dan tawarkan untuk minum segelas air putih

2.8. Faktor Variabilitas Six Minute Walking TestAda banyak faktor yang mempengaruhi hasil tes ini. Ada faktor yang berasal dari prosedur pelaksanaan dan ada faktor lain dari luar prosedur pelaksanaan. Faktor yang berasal dari prosedur pelaksanaan sendiri harus dikontrol sebisa mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti standard pelaksanaan melalui quality assurance program.a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan jarak berjalan 6 menit lebih pendek : Tinggi badan lebih pendek (tungkai lebih pendek) Usia tua Berat Badan lebih berat Jenis kelamin perempuan Sadar terganggu Koridor berjalan lebih pendek (banyak berbelok) COPD, asma, Kistik fibrosis,penyakit intersisielparu Angina, infark myokardial, CHF, stroke. Transient iskemik attack, penyakit pembuluh darah perifer Indek tangan-tumit

b. Faktor-faktor yang berhubungan dengan jarak berjalan 6 menit lebih panjang: Berbadan tinggi (tungkai lebih panjang) Jenis kelamin laki-laki Bermotivasi tinggi Pasien sebelumnya menjalani tes Medikasi sebelum tes Sumplemen oksigen

2.9. Interpretasi HasilDalam pengalaman klinis sehari-hari, kebanyakan test ini dilakukan sebelum dan sesudah pasien mendapat pengobatan, untuk menjawab pertanyaan apakah pasien mengalami perbaikan yang signifikan setelah pengobatan. Dengan kualitas prosedure yang baik diketahui test ini mempunyai angka reprodubilitas yang baik. Namun sampai saat ini belum diketahui hasil yang bagaimana yang paling baik untuk menilai respon pengobatan. Apakah perubahan jarak pada Six Minute Walking Test ini dalam bentuk nilai absolut, persentase perubahan atau perubahan persentase nilai prediksi. Pada studi oleh Bitter dkk, pasien penyakit jantung yang menjalani program rehabilitasi didapati peningkatan jarak tempuh Six Minute Walking Test rata-rata 170 meter (15%). Debock dkk, mendapati pada 25 pasien tua yang menggunakan ace-inhibitor didapati peningkatan jarak rata-rata 64 meter dibandingkan yang memakai plasebo.Belum ada kesepakatan yang menyatakan berapa nilai normal jarak tempuh Six Minute Walking Test pada populasi sehat. Miyamoto dkk, menyatakan median Six Minute Walking Test adalah berkisar 580 meter pada 117 pria sehat dan 500 meter pada 173 wanita sehat. Studi lain menyatakan rata-rata jarak tempuh adalah 630 meter pada 51 dewasa sehat. Perbedaan pada populasi sampel, jenis dan frekuensi motivasi saat latihan, panjang koridor, jumlah latihan pendahuluan akan menyebabkan perbedaan hasil test. Umur, berat badan, tinggi badan dan jenis kelamin secara bebas akan mempengaruhi hasil 6MWT pada orang dewasa sehat. Sehingga faktor faktor ini harus dipertimbangkan ketika melakukan interpretasi hasil pada pengukuran tunggal yang dibuat untuk menentukan kapasitas fungsional seseorang.Hasil test yang rendah adalah nonspesifik dan nondiagnostik. Ketika Six Minute Walking Test hasilnya menurun harus dilakukan pencarian secara menyeluruh terhadap segala kemungkinan faktor penyebabanya. Test berikutnya mungkin dapat menolong seperti: fungsi paru, fungsi jantung, ankle-warm index, kekuatan otot, status gizi, fungsi ortopedi dan fungsi kognitif. Tabel 2. Interpretasi HasilUsia (tahun)Jarak ditempuh (m)

PriaWanita

20809734

25794719

30779704

35764689

40749675

45734660

50719645

55704630

60689615

65674600

70660585

75645570

80630555

Lampiran 3. The Borg Scale0Nothing at all

0.5Very, very slight (just noticeable)

1Very slight

2Slight (light)

3Moderate

4Somewhat severe

5Severe (heavy)

6

7Very severe

8

9

10Very, very severe (maximal)

Apabila jarak yang Anda tempuh berada di sekitar standar, dapat dikatakan bahwa tubuh Anda cukup fit! Namun, perlu diingat bahwa Anda tetap harus mempertahankan gaya hidup sehat Anda.Apabila jarak yang dapat Anda tempuh berada di bawah standar, Anda perlu mencari penyebabnya! Hasilsix-minute walk testyang rendah dapat dijadikan indikasi tingginya kadar lemak tubuh, kurangnya nutrisi, kurangnya kekuatan otot, atau gangguan pada fungsi jantung, paru-paru, dan pembuluh darah1. Segeralah beralih ke gaya hidup sehat! Perbanyak olahraga dan konsumsi serat. Batasi makanan tinggi gula dan tinggi lemak. Bila perlu, konsumsilah makanan dengan kalori terkontrol untuk menjaga asupan kalori Anda