Redesain interior primary house PRSPP teratai

Surabaya dengan konsep modern natural Yuni Febriani

Jurusan Desain Produk, FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp/Fax (031) 5931147

ABSTRAK Primary merupakan salah satu tahapan dalam proses rehabilitasi narkoba dengan metode Therapeutic Community (TC). Primary house terdapat di dalam area PRSPP teratai Surabaya. Di kelola oleh dinas sosial bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), Primary house memberi pelayanan kepada seluruh masyarakat dalam hal rehabilitasi narkoba. Redesain primary house bertujuan untuk memenuhi segala kebutuhan ruang, fasilitas dan sarana pendukung untuk memudahkan kegiatan selama proses rehabilitasi. Penerapan material, desain furniture dan pengaturan layout menjadi prioritas utama dalam redesain primary house PRSPP teratai Surabaya. Agar memudahkan aktivitas, memberi kenyamanan dan keamamanan, serta tidak mengingatkan kembali pengguna pada narkoba melalui penerapan warna dan tekstur yang tidak menyerupai jenis narkoba.

ABSTRACT Primary is one of the phase in the process of drugs rehabilitation using Therapeutic Community (TC) method. Primary house is in the area of PRSPP “teratai” Surabaya. It is managed by the ministry of social affairs in corporate with National Drugs Organization, Badan Narkotika Nasional (BNN). Primary house provides services for the society related to drugs rehabilitation. Primary house redesigning is aimed to meet the needs of room, facility and other supportive tools which will help the activity during the process of rehabilitation. The implementation of material, furniture design and layout management are the most priority in primary house redesigning of PRSPP “teratai” Surabaya to facilitate the activity, give more comfortness and safety. Furthermore, it should not remind drugs users to drugs by avoiding using colour and texture which is similar to drugs.

KEYWORD Primary house, TC, Residen, Counselor

PENDAHULUAN Latar Belakang Kemajuan teknologi tidak hanya memberi kemudahan namun juga dampak bagi kehidupan. Selain penyalahgunaan system informasi dan keamanan, terdapat juga penyalahgunaan obat - obatan dan zat berbahaya yang sekarang di kenal dengan narkoba. Penggunaan narkoba bersifat ketergantungan, untuk menghilangkannya dibutuhkan terapi khusus yang terdapat di dalam panti rehabilitasi narkoba. Sehingga kondisi interior di dalam panti rehabilitasi berperan penting dalam proses pelaksanaan kegiatan didalamnya. Menurut data dari United Nation Office On Drungs and Crime (UNODC) lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia telah menyalahgunakan narkoba. Indonesia termasuk salah satu negara pengguna narkoba terbanyak di dunia. Pemerintah Indonesia membentuk sebuah lembaga Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menangani permasaalahan dan pemberantasan narkoba sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Mengingat 1,5% dari penduduk inonesia atau 2,9 sampai 3,6 juta telah terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya merugikan kesehatan penggunanya, namun juga berdampak bagi kehidupan sosial masyarakat, ekonomi, dan keamanan nasional. Sehingga narkoba menjadi ancaman bagi kehidupan bangsa. Melalui BNN pemerintah telah mendirikan pusat rehabilitasi narkoba secara gratis kepada masyarakat sebagai sarana penyembuhan bagi korban penyalahgunaan narkoba. Salah satunya adalah Panti rehabilitasi Sosial Pamardi Putra (PRSPP) teratai Surabaya. Penentuan judul lebih meruncing kepada obyek redesain. Primary merupakan salah satu tahapan dalam Rehabiltasi narkoba dengan metode Therapeutic Community (TC). Setiap tahapan di pisahkan melalui bangunan tempat terlaksananya tahapa tersebut. Pentingnya redesain primary house adalah sebagai upaya dalam mendukung proses kegiatan rehabilitasi di dalam panti rehabilitasi narkoba, khususnya Primary house. Penentuan konsep natural berangkat dari kebutuhan pengguna secara psikologis, sedangkan konsep modern di kombinasikan dalam nuansa natural sebagai pendukung kegiatan selama proses rehabilitasi. Tujuan Menghadirkan suasana interior yang nyaman dengan fasilitas yang mendukung proses rehabilitasi, Sehingga membantu mempercepat dan memaksimalkan proses rehabilitasi. Memberi ketenangan dan kenyamanan bagi pengguna untuk tetap barada dalam panti rehabilitasi (Tidak melakukan usaha melarikan diri). Memberi daya tarik bagi calon residen untuk melakukan proses rehabilitasi. Menambah fasilitas untuk mengasah dan mengembangkan bakat minat pengguna sebagai kontribusi yang yang bermamfaat bagi masyarakat setelah proses rehabilitasi. Secara tidak langsung membantu pemerintah dalam menyelamatkan generasi bangsa dari bahaya narkoba. Masalah 1. Kondisi eksisting dengan fasilitas yang belum memenuhi kebutuhan pengguna

secara keseluruhan. 2. Pengaturan layout yang belum memberi privasi bagi pengguna.

Gambar 1. Denah eksisting

Area privat (Ruang santai, ruang Kaman, pantry) masih menyatu dengan are akses public (Ruang tamu). Hal ini memberi ketidaknyamanan bagi residen (orang yang melakukan rehabilitasi) dalam beraktivitas.

Gambar 2 kondisi bangunan

Kondisi bangunan mesih memberi kesan terpenjara dengan penerapan trails besi secara vertikal. Penerapan trails besi disini tidak sesuai, hal ini member peluang dan membuka akses para penghuni dluar area primary bertransaksi dengan reseden. Redesain interior primary house PRSPP teratai surabaya merupakan renovasi ulang dari bangunan yang telah ada. Kondisi pengguna serta tujuan akhir dari rehabilitasi menjadi acuan dalam penerapan desain. Sehingga permasaalahan meliputi berbagai aspek dalam perancangan. Diantaranya: a. Bagaimana menciptakan suasanan Interior yang nyaman untuk di tempati

oleh para penghuni yang berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda. Dengan menghadirkan desain yang nyaman dan tidak menekan pengguna tersebut dengan perasaan “terpenjara”.

b. Bagaimana mengatur sirkulasi yang memisahkan antara area kegiatan yang bersifat privat dengan area kunjungan tamu tertentu.

Ruang santai

Ruang tamu

R.makan

Pantry

Ruang tidur

c. Bagaimana mengolah penerapan material yang aman dan nyaman agar tidak berbahaya bagi pengguna dan tidak mengingatkan kembali pada narkoba.

Metode Penelitian Pada redesain Primary house PRSPP teratai Surabaya, Metode yang digunakan disesuaikan dengan data yang diperlukan, diantaranya: Data lapangan

Merupakan data yang diperoleh dari hasil survey atau observasi terhadap hal – hal yang berhubungan dengan proyek perancangan ini. Data tersebut berupa dokumentasi terkait. Beberapa hal yang akan dilakukan adalah Observasi mengenai site atau lokasi yang akan digunakan dalam proyek perancangan Observasi melalui gambar rencana bangunan yang akan digunakan sebagai obyek perancangan Observasi mengenai pola aktivitas pengguna obyek perancangan dan kaitannya dengan kebutuhan ruang serta perabot penunjang didalamnya Observasi mengenai obyek banding Data Literatur

didapat dari buku – buku atau media lain yang dapat menunjang peracangan yang berupa teori standarisasi sebagai acuan tinjauan pustaka.

Bagan 1. Logika Berpikir

PEMBAHASAN Pengguna Kapasitas (Residen) : 10 orang

Counselor : 2 orang

Jenis kelamin pengguna : Laki laki

Luas area eksisting : ± 510 m²

Pengguna lain Adalah orang yang berkepentingan, seperti:

Orang tua residen

Pihak pemerintah / BNN

Mahasiswa survey

Kondisi mental:

Kondisi mental yang ditimbulkan pengguna narkoba, diantaranya: perilaku yang tidak wajar, seperti timbulnya perasaan depresi dan ingin bunuh diri, gangguan persepsi dan daya pikir.

Metode TC Metode Therapeutic Community (TC) adalah suatu metode rehabilitasi sosial yang ditujukan kepada korban penyalahguna narkoba, yang merupakan sebuah “keluarga” terdiri atas orang-orang yang mempunyai masalah yang sama dan memiliki tujuan yang sama, yaitu menolong diri sendiri dan sesama yang oleh seseorang dari mereka, sehingga terjadi perubahan tingkah laku dari yang negatif ke arah tingkah laku yang positif. TC adalah sekelompok orang dengan masalah yang sama, mereka berkumpul untuk saling bantu dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Dengan kata lain, man helping man to help himself, yaitu seseorang menolong orang lain untuk menolong dirinya. Dalam program TC kesembuhan diciptakan lewat perubahan persepsi/pandangan alam (the renewal of worldview) dan penemuan diri (self discovery) yang mendorong pertumbuhan dan perubahan (growth and change). Sehingga dalam menjalankan metode TC, Counselor (Pembimbing dalam metode TC) sebaiknya memiliki latar belakang yang sama dengan Residen (Orang yang melakukan proses terapi rehabilitasi)

Tabel 1. Kegiatan TC

Pengaturan layout Berangkat dari studi aktifitas pengguna, sirkulasi dan pembagian ruang di kelompokkan menjadi tiga area, yaitu area public, semi public, dan privat. Berikut beberapa metode dalam penerapan ruang:

Bagan 2. Pembagian area

Bagan 3. Interraction matric

Untuk memenuhi seluruh bagian ruang, area primary house terdiri dari lantai satu dan dua dengan satu sangga privat dan satu tangga public.

Gambar 3. Denah layout furniture lantai 1

Gambar 4. Denah layout furniture lantai 2

Konsep Desain Modern Terbaru, mutakir, sikap dan cara berfikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. (kamus besar bahasa Indonesia, Balai pustaka, 1999). Natural Bersifat alam, alamiah, bebas dari pengaruh, bukan buatan, asli (kamus besar bahasa Indonesia, Balai pustaka, 1999). Konsep penerapan elemen desain adalah tidak meningatkan pengguna (residen) pada narkoba melalui penerapan warna dan tekstur yang tidak menyerupai narkoba Konsep penerapan desain Warna Warna adalah kekuatan yang berpengaruh terhadap manusia yang menyebabkan rasa sehat atau lesu, sikap aktif dan pasif (Neufert, 1997). Pengaruh warna terhadap manusia terjadi secara tidak langsung, yaitu berpengaruh pada kondisi psikologis sehingga dapat mempengaruhi kesehatan baik fisik maupun mental. Tekstur Tekstur merupakan elemen desain yang juga disebut sebagai unsur rasa dalam ruang, karena memberikan variasi sentuhan dan sensasi pada kulit manusia. Misalnya sentuhan dengan material yang memiliki tekstur berbeda beda dapat menambah nilai ruang.

Bagan 2. Warna dan tekstur narkoba

Ergonomi

Ergonomi adalah studi tentang aspek aspek manusia dalam lingkungan kerjanya Ergonomi berkenaan dengan optimasi, efesiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia. Penerapan ergonomi pada redesain primary house PRSPP teratai Surabaya di sesuaikan dengan antropometri pengguna yaitu pria dewasa.

Gambar 5. Ergonomi sofa

Gambar 5. Display art work

Konsep furniture Konsep furniture dalam redesain primary house PRSPP teratai Surabaya menitik beratkan pada kenyamanan dan keamanan pengguna. Terdapat beberapa jenis furniture yang perlu perancangan khusus untuk kenyamanan dan memberi nilai estetika dalam ruang. Berikut beberapa jenis furniture dan penerapannya dalam ruang: Costumed furniture Beberapa pertimbangan yang mendasari penerapan furniture jenis costumed, di antaranya: area khusus yang telah disediakan, jenis furniture yang sama dalam jumlah banyak, sehingga untuk menjaga kerapain dan keserasian, penerapan furniture built-in dangan jenis coustemed (desain khusus) menjadi solusi. Selain lebih kuat dan tahan lama, coustemed furniture dapat meminimalisir penggunaan space. Modular furniture Dalam penempatannya, furniture dalam ukuran kecil yang memiliki berat, dapat di jadikan senjata untuk memukul sesamanya atau counselor dalam usaha melarikan diri. Sehingga, furniture kecil seperti kursi makan, menggunakan jenis furniture modular berbahan ringan dengan desain modern.

Gambar 6. coustemed furniture

Konsep pencahayaan Untuk memaksimalkan proses kegiatan pada siang dan malam hari, pencahayaan diterapkan dalam dua jenis, diantaranya: Pencahayaan alami (matahari) Pencahayaan alami sangat diutamakan pada ruang kerja dan ruang belajar agar mendapatkan cahaya matahari secara maksimal untuk menunjang proses kegiatan didalamnya. Hampir keseluruhan bangunan mendapatkan cahaya alami, dengan Teknik pencahayaan side lighting dan Teknik pencayaaan atap Pencahayaan buatan (Lampu) Demikian juga dengan pencahayaan buatan yang diterapkan pada keseluruhan ruangan sebagai pencahayaan pada malam hari. Penarapan Pencahayaan lampu diutamakan pada ruang yang memiliki aktivitas pada malam hari. Seperti ruang santai, ruag kelas, mushalla, ruang makan, dan ruang tidur. Teknik pencahayaan yang digunakan berupa pencahayaan Downlight, pencahayaan cove, dan Pencahayaan Chandelier lamp

Konsep Sistem ruang Konsep system ruang merupakan hal penting yang harus di perhatikan dalam menjaga dalam konsep pengamanan di dalam primary house. Di antaranya Sistem informasi dan komunikasi Hubungan system informasi dan komunikasi ini menggunakan telephone local dan HT (Hand Telephone). Daidalam interior, penerapan jaringan informasi terjalin antara ruang pengawas, kantor, dan beberapa ruang semi public di lantai 2. Selain itu jarinagn komuniasi juga terjalin antara bangunan primary house dengan bangunan yang lain di area PRSPP teratai Surabaya. Seperti post jaga, kantor, dapur, dan rumah dinas. Sistem Keamanan Sistem keamanan diterapkan untuk memantau kegiatan Residen setiap saat, guna menjaga stabilitas kondisi didalam primary house dan untuk mencegah kemungkinan buruk terjadi. Seperti perkelahian, upaya bunuh diri, melarikan diri, dan lain sebagainya. Untuk pengawasan ruang isolasi, camera CCTV dipasang di ruang isolasi yang menghubungkan ruang kantor dan ruang perngawas. Selain itu, penempatan CCTV juga terdapat pada area bukaan (jendela) dan pintu masuk primary house. Tidak hanya itu, untuk memudahkan pemantauan, CCTV juga terdapat pada beberapa ruang yang didak dapat di jangkau dari kantor atau ruang pengawas dalam waktu kegiatan tertentu Akustik Konsep akustik diterapkan pada ruang music yang terdapat pada lantai dua bangunan. Ruang music memerlukan system kendap suara. Agar penggunaannya tidak mengganggu aktifitas pada ruang yang lainnya. Matrial pelapis plafon, dan dindingnya menggunakan material gypsum kendap suara (akustik). Sedangkan pelapis lantai menggunakan karpet tebal yang biasa di gunakan pada ruang kendap suara. Konsep elemen dekoratif Elemen dekoratif pada umumnya memiliki ukuran yang kecil, dengan material tertentu. Pada redesain interior primary PRSPP teratai Surabaya, konsep elemen dekoratif yang digunakan bersifat fungsional. Sealin memberi nilai estetika dalam ruang, elemen dekoratif juga memiliki fungsi tertentu Tanaman Fungsi tanaman tidak hanya menambah unsure natural sesuai dengan konsep desain keseluruhan dari primary house PRSPP teratai, namun juga keberadaan tanaman di dalam maupun diluar ruangan dapat mengurangi tingkat streees pengguna. Tanaman utama yang digunakan adalah teratai. Sesuai dengan nama PRSPP teratai Surabaya. Teratai merupakan tanaman air yang mudah perawatan dan bisa di tempatkan di dalam ruangan. Selain di kolam, teratai juga bisa ditanam didalam vas tampa aliran air yang mengalir. Karena tanaman teratai membutuhkan genangan air. Selain teratai, dihadirkan juga beberapa tanaman lain untuk menambah nilai estetika di interior maupun eksterior. Art work Berbentuk frame sebagai pajangan tentang penyuluhan bahaya narkoba, selain itu art work juga bisa di manfaatkan sebagai elemen estetis dalam ruang. Pada malam hari, pemanfaatan lampu sorot pada artwork dapat mempertegas keberadaaan elemen dekoratif tersebut.

FINAL DESAIN Desain kamar tidur Ruang tidur merupakan area privat dalam ruang. Waktu penggunaannya lebih lama di badingkan dengan ruang yang lainnya. Berikut final desain nakas ruang tidur dan prespektif ruang tidur keseluruhan. Pada ruang tidur keseluruhan furniture menggunakan penerapan buit-in (tanam). Hal ini terkesan lebih rapi dan aman. Penerapan warna natural dan modern seperti putih, coklat, biru dan putih di terapkan melalui material parket, HPL, finishing furniture tempat tidur, wallpaper dan ulhopstery sofa. Penerapan lighting dengan lampu downlight di arahkan pada dinding ruang tidur yang mengarah pada art display berguna untuk engekspose ke keberadaan art display itu sendiri. Penerapan art display pada ruang tidur sangat berpengaruh dalam proses rehabilitasi, hal ini di karenakan penyerapan makna dari kata yang tersirat pada art display dapat mempengaruhi pikiran bawah sadar yang kemudian berpengaruh pada kehidupan sehari- hari.

Gambar 7. Desain final ruang tidur

Desain kamar mandi Pada Layout kamar mandi terdapat tiga pembagian area, diantaranya area shower, area WIC (walk in closet), dan area closet. sedangkan gantungan handuk di tempatkan pada are closet. Dengan jendela yang berhadapan tangsung dengan taman di dalam area primary house

Gambar 8. Prespektif layout kamar mandi

Area shower Area shower merupakan area basah yang digunakan untuk mandi dan bersih – bersih. Sesuai dengan study kegiatan primary house PRSPP terata, area shower digunakan yang digunakan pada pagi dan sore hari. Fasilitas uranial ditempatkan pada area shower. Dinding pada area shower berhadapan dengan akses luar, maka untuk mendapatkan pencahayaan, menggunakan material glassbox yang memiliki karakter kuat dan lebih aman.

Gambar 9. Desain area shower

Area closet Untuk memenuhi kebutuhan pengguna, terdapat area dua buah closet yang masing masing terdapat shower di dalamnya. Hal ini untuk mengantisipasi kapasitas pengguna shower pada area shower dalam waktu bersamaan. Selain itu juga terdapat gantungan handuk sebagai fasilitas tambahan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Fungsi jendela disini adalah untuk memberi pencahayaan alami dan udara masuk, sehingga kelembapan di dalam area kamar mandi bisa lebih diminimalisir.

Area closet Area Shower Area WIC

`

Gambar 10. Desain area closet

Area WIC (Walk in closet) Terdapat di antara area shower dan closet, WIC berhadapan langsung dengan kamar tidur, dalam penerapan material, Area WIC menggunakan material lantai kayu untuk memberi kehangatan bangi pengguna. Selain itu penerapan down ceiling menegaskan keberadaan area WIC yang membatasi antara area closet dan shower. Desain bagian bawah washtafel cabinet sengaja terbuka, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penyeludupan barang yang tidak di inginkan di dalam area kamar mandi.

Gambar 11. Desain WIC

Gantungan

handuk

Closet

Ruang santai Sesuai dengan jadwal kegiatan metode TC, ruang santai di gunakan pada

malam hari setelah semua kegiatan selesai, dan juga di junakan pada hari weekend. Ruang santai merupakan tempat berkumpul bersama dalam keadaan santai (free) tampa di bebankan dengan satu tanggung jawab dalam sebuah kegiatan. Konsep ruang santai lebih mengutamakan kenyaman (cozzy) agar pengguna merasa seperti berkumpul dengan keluarganya dirumah.

Jumlah furniture disesuaikan denga kapasitas pengguna, terdapat dua sofa sandaran, sebagai media duduk saat nonton dengan jarak pandang ergonomis. Penempatan satu sofa puff di antara sofa sandaran berfungsi sebagai penambah unsur natural dari innercourt agar pandangan dan aliran udara dapat lebih dirasakan didalam area ruang santai.

Gambar 12. Desain ruang santai

Ruang makan, pantry, dan mushalla Dalam area ruang santai, terdapat juga ruang makan, pantry dan mushalla. Keseluruhan area ini area ini merupakan area privat, yang di akses oleh residen dan counselor. Ruang makan berhadapan langsung dengan taman, untuk memudahkan kegiatan merokok yang dilakukan setelah makan. Smoking area terdapat di area taman dengan fasilitas gazebo dan kursi di dalamnya. Untuk menuju ke smoking area terdapat sliding door yang berada di sebelah pantry. Lantai area makan menggunakan jenis pelapis lantai parket, untuk memberi kehangatan pada pijakan kaki pada saat makan. Sedangkan penerapan linghting menggunakan down light dan satu chandelier lamp tepat diatas meja makan. Pola sirkulasi diterapkan melalui ceiling yang mengarahkan pengguna menuju tempat wudhu dan toilet.

Gambar 13. Desain makan dan panrtry

Innercout / foyer Terletak di antara ruang santai dan ruang makan, sekaligus berhadapan langsung dengan pintu masuk are privat. Innercourt merupakan sebuah elemen desain dalam ruang yang berfungsi sebagai unsur natural. Pada innercourt terdapat kolam ikan dengan penembahan tanaman air teratai dan tanaman indoor. Desain vas bunga (buit in) disesuaikan dengan konsep desain untuk mengantisipasi pemanfaatan vas bunga sebagai senjata bagi pengguna. Selain menambah unsur natural, keberadaan innercour dapat memberi pencahayaan dan penghawaan alami, Sehingga unsur relaksasi dan kesegaran dapa tercipta di dalam ruang.

Gambar 14. Desain innercourt

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Primary merupakan salah satu tahapan dalam rehabilitasi narkoba dengan metode TC. Primary house adalah sebuah bangunan yang terdapat didalam PRSPP teratai Surabaya. Sirkulasi dan pembagian area di sesuaikan dengan aktivitas dalam metode TC. Penerapan konsep natural dalam redesain ini mengacu pada kebutuhan psikologis residen. Sedangkan konsep modern bermanfaat dalam penunjang kegiatan di dalamnya. Desain furniture dan elemen interior lainnya dei sesuaikan dengan fungsi, kapasitas dan tujuan akhir desain, yaitu memeberi sebuah hunian yang nyaman bagi pengguna narkoba agar tidak merasa terpenjara dan nyaman. sehingga tidak melakukan usaha melarikan diri. Keberadaan Panti rehabilitasi narkoba di Surabaya sangat bermanfaat dalam upaya pemulihan akibat ketergantungan narkoba. Dan bisa di manfaatkan oleh siapa saja tampa di kenakan biaya. Hal ini dapat menjadi solusi dan upaya penyelamatan generai bangsa dari bahaya narkoba. Saran Bagi pihak pemerintah yang ingin melakukan redesain / renovasi pada bangunan primary house PRSPP teratai Surabaya harap untuk melakukan pertimbangan dan persiapan yang matang dalam melakukan pengerjaan. guna memudahkan proses redesain.

DAFTAR PUSTAKA _______ Materi advokasi pencegahan narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN) Jakarta, 2005. _______ Nasution Zulkarnain, (2007). memilih lingkungan bebas narkoba. Cipta Pustaka Media, Bandung. _______ Sutiyoso Bambang, (2009). Penyalahgunaan narkoba dan upaya penyalahgunaannya _______ Edy Karsono, (2004). Mengenal Kecanduan Narkoba dan Minuman Keras. Yrama Widya, Bandung. _______ Yongky, (2009). Narkoba, Pendekatan Holistik, Organobiotik, Psiko Edukasional dan Psikososial – Budaya _______ Undang Undang Dasar Republik Indonesia. _______ Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, 1999. _______ Kamus Inggris – Indonesia, John M.Echols dan Hassan sadili. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1976. _______ Francis D.K. Ching dan Cassandra adams, Ilustrasi Konstruksi Bangunan Edisi ketiga. Penerbir Erlangga, Jakarta, 2003. _______ Gatut Susanta, (2007). Lantai – Griya kreasi, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. _______ Mark Karlen / James R. Benya, (2007). Dasar-dasar desain pencahayaan. Penerbit Erlangga, Jakarta. _______ Keiza Amorani, (2009). Ide ide segar menata rumah. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. _______ Eko Nurmanto, (1996). Ergonomi, konsep dan aplikasi. Edisi pertama, Candimas, Jakarta. _______ Plafon kreatif, seri rumah ide, Edisi 5/III, Imelda Akmal Architecture writer Studio, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. _______ Serial Rumah, Rumah sehat. Penerbit PT. Prima Info sarana Media, Jakarta.

_______ J. Pamudji suptandar, (2004). Faktor akustik dalam perancangan desain interior. Djambatan, Jakarta. _______ Frames of Mind, Howard Gardner, 1983. _______ Nurul Wulansari, (2007). Menata kamar anak. Griya kreasi. penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. _______ Gon, Harry, dkk. (2005). Kombinasi warna. PT Prima Infosarana Media, Jakarta. _______ Panero. J dan Zelnik. M (1997). Dimensi manusia dan ruang interior, penerbit Erlangga, Jakarta. _______ Majalah Renovasi, vol.13. Idea Group, PT. Samindra Utama, Jakarta. _______ Majalah Renovasi, vol.21. Idea Group, PT. Samindra Utama, Jakarta. _______ Majalah idea, Inspirasi Apartement 48m² - 205m².