faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya berat bayi lahir rendah di ruang teratai rumah sakit umum...

81
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh Fatkhi Nurani H PSW.B.2013.IB.0010 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016

Upload: warnet-raha

Post on 13-Jan-2017

65 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAHDI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA

PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di AkademiKebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Oleh

Fatkhi Nurani HPSW.B.2013.IB.0010

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA2016

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Berat Bayi Lahir Rendahdi Ruang Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna

Periode Januari s.d Juni Tahun 2016

Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis IlmiahAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Sitti Arafah Thamrin, SST Dina Asminatalia, S.Kep., Ns

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Berat Bayi Lahir Rendahdi Ruang Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna

Periode Januari s.d Juni Tahun 2016

Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis IlmiahAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Sitti Arafah Thamrin, SST Dina Asminatalia, S.Kep., Ns

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Berat Bayi Lahir Rendahdi Ruang Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna

Periode Januari s.d Juni Tahun 2016

Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis IlmiahAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Sitti Arafah Thamrin, SST Dina Asminatalia, S.Kep., Ns

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis IlmiahAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

TIM PENGUJI

1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (…………………………….)

2. Sitti Arafah Thamrin, SST (…………………………….)

3. Dina Asminatalia, S.Kep., Ns (…………………………….)

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Sitti Arafah Thamrin, SST Dina Asminatalia, S.Kep., Ns

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis IlmiahAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

TIM PENGUJI

1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (…………………………….)

2. Sitti Arafah Thamrin, SST (…………………………….)

3. Dina Asminatalia, S.Kep., Ns (…………………………….)

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Sitti Arafah Thamrin, SST Dina Asminatalia, S.Kep., Ns

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis IlmiahAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

TIM PENGUJI

1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (…………………………….)

2. Sitti Arafah Thamrin, SST (…………………………….)

3. Dina Asminatalia, S.Kep., Ns (…………………………….)

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Sitti Arafah Thamrin, SST Dina Asminatalia, S.Kep., Ns

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : Fatkhi Nurani H

2. Tempat/ tanggal lahir : Wulanga Jaya 2 Desember 1995

3. Agama : Islam

4. Suku/ Kebangsaan : Jawa/ Indonesia

5. Alamat : Desa Sido Makmur, Kec. Tikep

B. Identitas Orang Tua

1. Nama Ayah dan Ibu : Suharyanto dan Siti Syamsu H

2. Pekerjaan : PNS dan PNS

3. Alamat : Desa Sido Makmur, Kec. Tikep

C. Pendidikan

1. TK PGRI Wulanga Jaya 2000-2002

2. SD Negeri 13 Morundu Tahun 2002-2007

3. SMP Negeri 1 Tikep Tahun 2007-2010

4. SMA Negeri 1Tikep Tahun 2010-2013

5. Terdaftar di Akademi Kebidanan Paramata Raha Tahun 2013 dan

direncanakan selesai tahun 2016.

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah di

Ruang Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Periode Januari s.d

Juni Tahun 2016”. Adapun penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu

syarat menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan di Akademi Kebidanan

Paramata Raha Kabupaten Muna.

Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang tidak henti penulis

haturkan Sitti Arafah Thamrin, S.ST selaku Pembimbing I dan Dina Asminatalia,

S.Kep.,Ns selaku Pembimbing II atas kesediaannya baik berupa waktu,

bimbingan, motivasi, kesabaran, petunjuk, pengarahan, dan dorongan baik moril,

maupun materil yang begitu sangat berharga.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada:

1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite

Kabupaten Muna dan selaku penguji yang telah memberikan kepercayaan dan

kesempatan kepada penulis untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah ini serta

mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten

Muna.

2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan

Paramata Raha, yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan kepada

penulis untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah ini serta mengikuti pendidikan di

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.

3. Seluruh jajaran Dosen dan para staf Akademi Kebidanan Paramata Raha yang

telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

4. Orang tuaku Ayahanda Suharyanto dan Ibunda Siti Syamsyu Hidayati yang

paling kucintai dan kusayangi, yang telah memberikan segala dukungan baik

moril maupun material serta do’a restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah

putus selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha

hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah tetap menjaga

orang-orang yang paling kucintai dalam balutan rahmat dan hidayah-Nya.

5. Kakak-kakaku yang tersayang Mba’en, Mas lukman, Mas madon, Mas yus

dan adikku yusuf terima kasih atas do’a dan dukungannya selama ini

6. Sahabat-sahabatku tersayang Anhi, Hikma, Waliati, Mira, Erna, Piana, Eda,

Desi, Fifi, Rasni. yang selalu menghibur dan memberi semangat serta seluruh

rekan-rekan tingkat III yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah

berjuang bersama dan memberikan bantuan, motivasi serta doa selama

mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten

Muna.

6. Semua pihak yang turut membantu dalam terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya

Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, maupun pihak lain

yang membutuhkannya.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Raha, Juli 2016

Penulis

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………... i

Lembaran Persetujuan……………………………………………………... ii

Lembar Pengesahan ...................................................................................... iii

Riwayat Hidup .............................................................................................. iv

Kata Pengantar .............................................................................................. v

Daftar Isi........................................................................................................ vii

Daftar Tabel .................................................................................................. ix

Daftar Lampiran ............................................................................................ x

Intisari ........................................................................................................... xi

Bab I Pendahuluan……………………………………………………... 1

A. Latar Belakang………………………………………………….1

B. Rumusan Masalah……………………………………………... 4

C. Tujuan Peneltian……………………………………………….. 5

D. Manfaat Penelitian……………………………………………... 5

Bab II Tinjauan Pustaka…………………………………………………7

A. Telaah Pustaka…………………………………………………. 7

1. Tinjauan Umum tentang BBLR…………………………….7

a. Pengertian BBLR……………………………………….7

b. Klasifikasi BBLR……………………………………….8

c. Penyebab BBLR………………………………………...11

d. Karakteristik BBLR……………………………………. 12

e. Manifestasi Klinis……………………………………… 14

f. Penyakit pada BBLR……………………………………14

g. Komplikasi BBLR……………………………………... 15

h. Penatalaksanaan………………………………………... 17

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi BBLR………………….20

a. Faktor Ibu……………………………………………… 20

b. Faktor Janin……………………………………………. 28

c. Faktor Lingkungan…………………………………….. 31

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

B. Landasan Teori………………………………………………….32

1. Pengertian BBLR…………………………………………...32

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi BBLR………………….32

C. Kerangka Konsep……………………………………………….35

D. Hipotesis Penelitian……………………………………………. 36

Bab III Metode Penelitian……………………………………………….. 37

A. Jenis dan Rancangan Penelitia………………………………….37

B. Subyek Penelitian……………………………………………….37

C. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………..38

D. Identifikasi Variabel Penelitian…………………………………38

E. Variabel dan Definisi Operasional……………………………...39

F. Instrument Penelitian…………………………………………... 39

G. Pengolahan dan Analisa Data …………………………………. 40

H. Jalannya Penelitian……………………………………………...42

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ………………………………43

A. Hasil Penelitian………………………………………………….43

B. Pembahasan…….……………………………………………….52

Bab V Kesimpulan dan Saran…………………………………………….58

A. Kesimpulan…………………..………………………………….58

B. Saran…………………………………………………………….58

Daftar Pustaka……………………………………………………………. 60

Lampiran-lampiran

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Distribusi Responden Menurut Berat Badan Lahir Di RuangKebidanan RSUD Kab. Muna Periode Januari –Juni Tahun2016……………………………………………………………… 48

Tabel 2.Distribusi frekuensi responden ditinjau dari umur ibu di ruangteratai RSUD Kab. Muna Periode Januari –Juni Tahun2016……………………………………………………………… 48

Tabel 3.Distribusi frekuensi responden ditinjau dari umur ibu di ruangteratai RSUD Kab. Muna Periode Januari –Juni Tahun2016……………………………………………………………… 49

Tabel 4. Distribusi frekuensi responden ditinjau dari hamil ganda diruang teratai RSUD Kab. Muna Periode Januari –Juni Tahun2016……………………………………………………………… 49

Tabel 5. Hubungan umur ibu dengan terjadinya BBLR di Ruang TerataiRSUD Kab. Muna Periode Januari –Juni Tahun2016……………………………………………………………… 50

Tabel 6. Hubungan pekerjaan ibu dengan terjadinya BBLR di RuangTeratai RSUD Kab. Muna Periode Januari –Juni Tahun2016……………………………………………………………… 51

Tabel 7. Hubungan kehamilan ganda dengan terjadinya BBLR di RuangTeratai RSUD Kab. Muna Periode Januari –Juni Tahun2016……………………………………………………………… 52

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Penelitian

Lampiran 2 : Lembar checklist

Lampiran 3 : Perhitungan Chi-square manual

Lampiran 4 : Perhitungan SPSS

Lampiran 5 : Telah melakukan penelitian

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu

perguruan tinggi, disepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah dan tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Raha, Juli 2016

Fatkhi Nurani H

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

INTISARI

Fatkhi Nurani H, 2013.IB.0010, Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadianBBLR di Ruang Teratai RSUD Kabupaten Muna Periode Januari s.d JuniTahun 2016, Pembimbing : 1. Siti Arafah Thamrin 2. Dina Asminatalia

Latar Belakang: BBLR di Indonesia merupakan penyebab utama kematianneonatal yaitu sebesar 30,3% dan penyebab utama kematian pada bayi adalahgangguan perinatal. Di Ruang Teratai RSUD Kabupaten Muna, jumlahpeningkatan BBLR tiap tahun bervariasi, di tahun 2016 pada periode Januari-Junijumlah BBLR sudah mencapai 18,9% dan yang meninggal akibat BBLR ada 9(3,2%)Metode penelitian: penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifatobservasional dengan menggunakan rancangan cross sectional dengan totalpopulasi yaitu semua bayi yang dirawat di ruang teratai berjumlah 274,pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.Hasil: Nilai P=0,028 lebih kecil dari nilai α (0,05) berarti bahwa ada hubunganyang bermakna antara umur ibu dengan BBLR. Nilai P value (0,001) lebih kecildari α (0,05) berarti bahwa ada hubungan antara pekerjaan dengan terjadinyaBBLR. nilai P (0,000) lebih kecil dari nilai α (0,05) berarti bahwa ada hubunganantara kehamilan ganda dengan BBLR.Kesimpulan: Hasil menunjukkan adanya semua variabel memiliki hubungandengan terjadinya BBLR

Kata kunci : BBLR, Umur ibu, Pekerjaan ibu, kehamilan gandaDaftar pustaka : 16 (2006-2016)

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berat badan lahir merupakan indikator penting kesehatan bayi, faktor

Determinan Kelangsungan hidup dan faktor untuk pertumbuhan fisik dan mental

bayi di masa yang akan datang. Menurut United Nations Internasional

Childrens’s Emergency Fund (UNICEF) and World Health Organization (WHO),

penurunan kejadian Berat Badan Lahir Rendah merupakan salah satu kontribusi

penting dalam Millennium Development Goal (MDGs) untuk menurunkan

kematian anak. Pencapaian tujuan dari MDGs dicapai dengan memastikan

kesehatan anak pada awal kehidupannya dan BBLR merupakan salah satu

indikator untuk menilai kemajuan dari tujuan MDGs ini. Namun, berat badan lahir

masih merupakan masalah kesehatan di negara-negara berkembang, dengan

perkiraan masih terdapat lebih dari 95% BBLR terjadi di negara berkembang

(WHO, 2011).

Prevalensi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) menurut WHO pada tahun 2011

diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan

lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosioekonomi rendah.

Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara

berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi

dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan

(WHO, 2011).

BBLR didefinisikan sebagai bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram

dengan tidak memandang usia kehamilan (WHO. 2010). BBLR memberikan

kontribusi sebesar 60-80% dari semua kematian neonatal. Prevalensi global

BBLR adalah 15,5%. Yang berjumlah sekitar 20 juta BBLR lahir setiap tahun dan

95,5% dari mereka berasal dari negara berkembang. Ada variasi yang signifikan

dan pravelensi BBLR di beberapa negara, dengan insiden tertinggi di ASIA

tengah 27,1% dan terendah di Eropa 6,4% BBLR dapat disebabkan karena

premature/kelahiran sebelum 37 minggu umur kehamilan. (WHO. 2013)

Hingga saat ini BBLR merupakan masalah diseluruh dunia karena merupakan

penyebab kesakitan dan kematian pada masa bayi baru lahir. Kelahiran bayi

BBLR sampai saat ini masih bertanggung jawab atas dua pertiga kematian bayi.

Angka kematian dan kesakitan pada bayi BBLR lebih tinggi 3 sampai 4 kali

daripada pada bayi-bayi dengan berat lahir normal (Maryunani, 2013)

Salah satu faktor risiko yang berkontribusi besar terhadap kematian bayi

terutama pada masa perinatal yaitu berat bayi lahir rendah. Berdasarkan laporan

Save The Childrens, salah satu penyebab utama tingginya angka kematian bayi

pada hari pertama di Sub-Sahara Afrika dan Asia yaitu tingginya jumlah kelahiran

BBLR (Wrigh dkkt, 2014).

Banyak faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR. Faktor-faktor

tersebut dapat berperan secara langsung maupun tidak langsung terhadap kejadian

BBLR, diantaranya umur ibu, paritas, ras, faktor keluarga, orang tua, pertambahan

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

berat badan, riwayat kehamilan terdahulu, hipertensi, preeclampsia, anemia,

oedem, komplikasi kehamilan, ukuran plasenta dan status sosial seperti ekonomi,

status gizi dan lingkungan sekitar. (Prawirohardjo, 2010).

Demikian juga halnya di Indonesia, penyebab utama kematian neonatal adalah

BBLR yaitu sebesar 30,3% dan penyebab utama kematian pada bayi adalah

gangguan perinatal (Kemenkes, 2010p). BBLR berisiko mati pada periode

neonatal dini 6 kali lebih besar daripada bayi berat lahir normal dan Berat Bayi

Lahir Sangat Rendah (BBLSR) berisiko untuk mati pada periode neonatal dini 59

kali lebih besar daripada bayi berat lahir normal (Efriza, 2011).

Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan

batasan 33% - 38% sering terjadi dinegara-negara berkembang. Angka kejadian di

Indonesia bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara

9% - 30% (Depkes RI, 2010). Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013

menunjukkan bahwa kejadian BBLR di Indonesia adalah 10,2%.

Profil kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, diketahui bahwa perkembangan

jumlah BBLR di Provinsi Sulawesi Tenggara berfluktuasi, hasil terbaik dicapai

pada tahun 2011 dengan hanya 0,28% namun di tahun-tahun berikutnya kambali

meningkat. Kasus Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) tahun 2014 tertinggi

di kabupaten Bombana yaitu sebesar 4,18%, disusul Muna sebesar 3,57% dan

Baubau sebesar 3,39%, terendah di Kabupaten Konawe hanya mencapai 0,5% dan

di Konawe Kepulauan dengan 0 kasus. Rata-rata BBLR provinsi sebesar 2.12%,

angka ini masih tergolong tinggi dan perlu menjadi prioritas dari lintas program

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

terkait untuk menekan dan bila mungkin mengentaskan kejadian BBLR di

Sulawesi Tenggara di masa mendatang.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, pada tahun 2013 jumlah

kelahiran sebanyak 5.899 bayi dengan jumlah BBLR sebanyak 137 (2,32 %) bayi.

Pada tahun 2014 jumlah kelahiran sebanyak 5.647 bayi dengan jumlah BBLR

sebanyak 180 (3,18%) bayi, Sedangkan pada tahun 2015 jumlah kelahiran 4.245

bayi dengan jumlah BBLR sebanyak 112 (2,63%) bayi, yang meninggal akibat

BBLR ada 5 (0,1%). (Laporan Dinkes Kab/kota)

Di RSUD Kabupaten Muna Ruang Teratai tercatat jumlah bayi pada tahun

2014 adalah 432 dengan kasus BBLR sebanyak 85 (19,6%) bayi dan jumlah

kematian akibat BBLR adalah 16 (3,7%) bayi, kemudian jumlah bayi pada tahun

2015 sebanyak 426 dengan kasus BBLR sebanyak 70 (16,4%) bayi dan yang

meninggal akibat BBLR ada 15 (3,5%) bayi, periode Januari – Juni 2016 jumlah

yang dirawat ada 274 dengan kasus BBLR sebanyak 52 (18,9%) bayi dan yang

meninggal akibat BBLR ada 9 (3,2%) bayi.

Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Faktor– Faktor yang

berhubungan dengan terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah di Ruang Teratai RSUD

Kabupaten Muna periode Januari – Juni tahun 2016”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian & latar belakang diatas maka masalah yang dapat

dirumuskan dalam penelitian ini adalah Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah di Ruang Teratai RSUD Kabupaten Muna

Periode Januari-Juni Tahun 2016 ?

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Berat Bayi Lahir

Rendah di ruang Teratai RSUD Kabupaten Muna periode Januari-Juni tahun

2016

2. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari peneltian ini yaitu :

a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR

ditinjau dari umur ibu di ruang Teratai RSUD Kabupaten Muna periode

Januari-Juni tahun 2016

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR

ditinjau dari pekerjaan orang tua di ruang Teratai RSUD Kabupaten

periode Januari-Juni tahun 2016

c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR

ditinjau dari kehamilan gemeli di ruang Teratai RSUD Kabupaten Muna

periode Januari-Juni tahun 2016

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah khasanah ilmu kesehatan khususnya ilmu kebidanan dan

sebagai bahan perbandingan dalam penelitian selanjutnya

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

2. Manfaat Praktis

a. Bagi tempat peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi informasi untuk

menentukan dan menetapkan prioritas dalam program intervensi kasus

BBL

b. Bagi peneliti

Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman tentang cara

melakukan penelitian, serta cara pendokumentasian penelitian. Hasil

penelitian ini sangat berguna untuk lebih mendalami tentang masalah

BBLR dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta dapat digunakan

sebagai salah satu panduan dalam membantu upaya menurunkan angka

kejadian BBLR di Kabupaten Muna

c. Bagi institusi pendidikan

Dapat menambah ilmu khususnya tentang masalah BBLR dan dapat

dijadilkan sebagai tambahan panduan tentang BBLR untuk penelitian

selanjutnya

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan umum tentang BBLR

a. Pengertian BBLR.

Berikut ini adalah beberapa definisi bayi berat lahir rendah (BBLR),

yang dikemukakan oleh beberapa lembaga atau penulis antara lain :

1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat

badanya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499

gram). (Sarwono Prawirohardjo, 2009)

2) Bayi berat lahir rendah (BBLR)/Low birthweight infant adalah bayi

dengan berat badan lahir 1500 sampai kurang dari 2500 gram.

(Muslihatun, 2014)

3) Bayi berat lahir rendah (BBLR) atau low birth weight infant adalah

semua bayi berat yang baru lahir dengan berat lahir kurang atau sama

dengan 2.500 gram. (Novita, 2011)

4) Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir

kurang dari 2.500 gram (Arief, 2009)

5) Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah suatu istilah yang

dipakai bagi bayi prematur, atau low birth weight, atau sering disebut

bayi dengan berat badan lahir rendah. Hal ini dikarenakan tidak

semua bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram bukan

bayi prematur (WHO, 2011

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

b. Klasifikasi BBLR.

BBLR dapat digolongkan menjadi (maryunani, 2013):

1) Firmansjah (1998) dalam maryunani 2013 menyebutkan bahwa ada

beberapa istilah bayi premature atau bayi berat lahir rendah yang

harus diketahui karena berhubungan prognosis dan

penatalaksanaanya. Menurut Firmansjah, neonatus dengan berat

badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang kurang dari 2.500 gram.

Dalam hal ini disebutkan juga oleh Firmansjah bahwa neonatus yang

termasuk dalam BBLR mungkin merupakan salah satu dari beberapa

keadaan, yaitu :

a) NKB SMK (neonatus kurang bulan – sesuai masa kehamilan)

adalah bayi premature dengan berat badan lahir yang sesuai

dengan masa kehamilan

b) NKB KMK (neonatus kurang bulan – kecil masa kehamilan)

adalah bayi premature dengan berat badan lahir kurang dari

normal menurut usia kehamilan

c) NCB – KMK (neonatus cukup bulan – kecil untuk masa

kehamilan) adalah bayi yang lahir cukup bulan dengan berat

badan lahir kurang dari normal

2) Selain itu sesuai dengan kemajuan teknologi kedokteran, BBLR

dibagi lagi menurut berat badan lahir, yaitu :

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

a) Bayi dengan berat lahir sangat rendah (BBLSR) atau very low

birth weight (VLBW) adalah bayi yang lahir dengan berat badan

lahir antara 1.000 – 1.500 gram

b) Bayi dengan berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau

extremely low birth weight (ELBW) adalah bayi yang lahir dengan

berat badan lahir kurang dari 1000 gram

3) Menurut persentil, BBLR dibagi sebagai berikut :

a) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) : Bayi dengan berat badan

lahir absolute < 2500 gram tanpa memandang usia kehamilan

b) KMK (Kecil Masa Kehamilan) : Berat badan lahir < 10 persentil

dari berat badan berdasarkan usia gestasi

c) BMK (Besar Masa Kehamilan) : Berat badan lahir > 90 persentil

d) dari berat badan berdasarkan usia gestasi

4) Prematuritas murni

Beberapa pakar atau penulis menyebutkan pengertian dari

prematuritas murni antara lain :

a) Prematuritas murni adalah bayi yang baru lahir dengan masa

gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai

dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut

neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (SMK).

b) Prematuritas murni adalah bayi lahir kurang dari 37 hari dan BB

sesuai dengan masa kehamilan/gestasi (neonatus kurang bulan –

sesuai masa kehamilan/NKB-SMK).

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

c) Prematuritas murni adalah bayi dengan masa kehamilan yang

kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan

untuk usia kehamilan (berat terletak antara persentil ke 10 sampai

persentil ke 90 pada intrauterus growth curve) atau disebut :

(1) Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Untuk Masa Kehamilan

(NBK-SMK)

(2) Neonatus Cukup Bulan – Sesuai Masa Kehamilan (NCB-

SMK)

(3) Neonatus Lebih Bulan – Sesuai Masa Kehamilan (NLB-SMK)

d) Prematuritas murni adalah bayi dengan gestasi < 37 minggu atau

259 hari dan berat badanya sesuai dengan kehamilan atau dapat

disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan.

5) Dismatur

Beberapa pakar atau penulis menyebutkan pengertian dismatur

adalah

a) Dismatur adalah bayi dengan berat badan kurang dari seharusnya

untuk masa gestasi/kehamilan akibat bayi mengalami retardasi

intra uteri dan merupakan bayi yang kecil untuk masa

pertumbuhan (KMK). Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term

dan post term yang terbagi dalam

(1) Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB –

KMK)

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

(2) Neonatus cukup bulan – kecil untuk masa kehamilan (NCB –

KMK)

(3) Neonatus lebih bulan – kecil untuk masa kehamilan (NLB –

KMK)

b) Dismatur adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat

badannya yang seharusnya untuk usia masa kehamilan. Ini

menunjukan bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine,

dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, post term. Dismatur

ini dapat juga : Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa

kehamilan (NKB – KMK)

c) Dismatur adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan

seharusnya untuk masa gestasi, dapat diartikan bayi mengalami

retardasi pertumbuhan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa

kehamilanya (KMK)

c. Penyebab BBLR (Etiologi).

Faktor-faktor penyebab kejadian BBLR dibedakan menjadi tiga yaitu

faktor ibu, faktor bayi dan faktor lingkungan. (Muslihatun, 2014) :

1) Faktor ibu

Faktor ibu meliputi penyakit yang diderita ibu misalnya toksemia

gravidarium, perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis,

nefritis akut, DM dan lain-lain. Usia ibu saat hamil kurang dari 16

tahun, atau lebih dari 35 tahun, multi gravida yang jarak kelahirannya

terlalu dekat dan lain-lain. Keadaan sosial ekonomi golongan social

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

ekonomi, perkawinan yang tidak sah. Sebab lain termasuk karena ibu

perokok, peminum alkohol atau narkotik

2) Faktor janin

Faktor janin, meliputi hidramnion, kehamilan ganda, kelainan

kromosom, dan lain-lain

3) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan, meliputi tempat tinggal, radiasi, zat-zat racun

d. Karakteristik BBLR.

1) Karakteristik bayi prematuritas murni antara lain :

a) Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45

cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30

cm.

b) Masa gestas kurang dari 37 minggu

c) Kulit tipis da transparan, tampak mengkilat dan licin

d) Kepala lebih besar dari badan

e) Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan

f) Lemak subkutan kurang

g) Ubun-ubun dan sutura lebar

h) Rambut tipis dan halus

i) Tulang rawat dan daun telinga immature

j) Putting susu belum terbentuk dengan baik

k) Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltic usus dapat terlihat

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

l) Genitalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia

mayora

m) Bayi masih posisi fetal

n) Pergerakan kurang dan lemah

o) Otot masih hipotonik

p) Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering

mengalami serangan apnoe

q) Reflex tonic neck lemah

r) Reflex menghisap dan menelan belum sempurna

(Pantiawati, 2010)

2) Karakteristik bayi dismatur dapat terjadi dalam masa preterm, term

dan post term. Karakteristik bayi dismatur preterm dan term sama

dengan karakteristik bayi prematuritas murni. Bayi dismatur dalam

masa postterm memiliki karakteristik sebagai berikut

a) Kulit pucat/bernoda

b) Mekonium kering keriput dan tipis

c) Verniks caseosa tipis/tak ada

d) Jaringan lemak dibawah kulit tipis

e) Bayi tampak gesit, aktif dan kuat

f) Tali pusat berwarna kuning kehijauan (Muslihatun, 2014)

e. Manifestasi klinis.

1) Gejala klinis sebelum bayi dilahirkan

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

a) Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus partus

prematurus dan lahir mati.

b) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.

c) Pergerakan janin yang pertama (quikening) terjadi lebih lambat,

gerakan janin lebih lambat, walaupun kehamilannya sudah agak

lanjut.

d) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut

seharusnya.

e) Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau bisa pula

hidramnion, hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut

dengan

2) Gejala klinis setelah bayi lahir, bayi premature

a) Vernik kaseosa sedikit/tidak ada

b) Jaringan lemak bawah kulit sedikit

c) Tulang tengkorak lunak mudah bergerak

d) Menangis lemah

e) Kulit tipis, merah dan stranparan

f) Tonus otot hipotoni (Maryunani, 2013)

f. Penyakit pada bayi BBLR/Prematur.

1) Sindrom distres pernapasan, disebut juga penyakit HMD, karena pada

stadium akhir akan terbentuk membran hialin yang melapisi alveolus

paru. RDS sering terdapat pada bayi premature karena pembentukan

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

surfaktan yang belum sempurna, dimana jumlah dan bentuknya

sempurna pada masa gestasi 36 minggu

2) Aspirasi pneumonia, keadaan ini disebabkan karena refleks menelan

dan batuk pada bayi prematur belum sempurna.

3) Perdarahan intraventrikular, adalah perdarahan spontan pada ventrikel

otak lateral, biasanya terjadi bersamaan dengan terbentuknya

membrane hialin di paru-paru.

4) Fibroplasia retrolental, atau ROP (retinopaty of prematurity),

disebabkan oleh gangguan oksigen yang berlebihan yang dikonsumsi

oleh bayi premature

5) Hiperbilirubinemia, keadaan ini disebabkan karena hepar pada bayi

prematur belum mature/matang serta kerja sirkulasi enterhepatik yang

belum sempurna. (Novita, 2011)

g. Komplikasi BBLR.

Komplikasi yang bisa terjadi pada bayi dengan berat badan lahir

rendah (BBLR) dengan menyebutkan gejala-gejala umum atau tanda

klinis yang biasa terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah

(BBLR)

1) Hipotermia, tanda klinisnya suhu tubuh dibawah normal, kulit dingin,

akral dingin, sianosis.

2) Sindrom gawat nafas, tanda klinisnya antara lain pernafasan cepat,

sianosis perioral, merintih waktu ekspirasi, retraksi subternal dan

interkosta

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

3) Hipoglikemia, tanda klinisnya antara lain gemetar atau tremor,

cianosis, apatis, kejang, apnea intermitan, tangisan lemah atau

melengkung, kelumpuhan atau letargi, terdapat gerakan pusat mata,

keringat dingin, hipotermia, gagal jantung dan henti jantug (sering

berbagai gejala muncul bersama-sama)

4) Perdarahan intra cranial, tanda dan gejalanya yaitu kegagalan umum

untuk bergerak normal, reflex morro menurun atau tidak ada, tonus

otot menurun atau tidak ada, pucat dan sianosis, apnea, kegagalan

menetek dengan baik, muntah yang kuat, tangisan bernada tinggi dan

tajam, kejang, kelumpuhan, fontanela mayor mungkin tegang dan

cembung, pada sebagian kecil penderita mungkin tidak ditemukan

manifestasi klinis sedikitpun.

5) Rentan terhadap infeksi, bayi premature mudah menderita infeksi

karena imunitas humoral dan seluler masih kurang hingga bayi mudah

menderita infeksi, selain itu karena kulit dan selaput lendir membrane

tidak memiliki perlindungan seperti bayi cukup bulan

6) Hiperbilirubinemia, tanda klinisnya antara lain sclera, puncak hidung,

sekitar mulut, dada, perut, ekstremitas berwarna kuning.

7) Kerusakan integritas kulit, lemak subkutan kadang kurang sedikit,

struktur kulit belum matang dan rapuh, sensibilitas yang kurang akan

memudahkan kerusakan integritas kulit terutama pada daerah yang

sering tertekan.

(Maryunani, 2013)

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

h. Penatalaksanaan.

Penatalaksanaan bayi BBLR di antaranya adalah membersihkan jalan

nafas, memotong dan merawat tali pusat, membersihkan badan bayi,

memberikan obat mata, mempertahankan suhu badan dengan cara

membungkus badan bayi dengan selimut yang sudah dihangatkan,

menidurkan bayi dalam incubator, suhu lingkungan dijaga untuk

mengurangi kehilangan panas secara radiasi dan konveksi. Badan bayi

harus selalu kering untuk mengurangi kehilangan panas secara evaporasi.

Memberikan bayi nutrisi adekuat. Apabila daya hisap belum baik, bayi

dicoba menetek sedikit-sedikit. Apabila belum bisa menetek, berikan ASI

dengan sendok atau pipet. Apabila belum ada reflex menghisap dan

menelan, pasang sonde lambung/ NGT. Mengajarkan ibu /orang tua

tentang cara membersihkan jalan nafas, mempertahankan suhu, mencegah

infeksi, serta perawatan dan nutrisi bayi sehari-hari. (Muslihatun, 2014)

Beberapa tatalaksana yang perlu dipersiapkan dan diantisipasi dalam

merawat bayi yang lahir dengan berat rendah (BBLR) secara umum

antara lain :

1) Tatalaksana bayi BBLR yang disebabkan oleh prematuritas diruang

bersalin

a) Persalinan harus dilakukan di rumah sakit yang memiliki

peralatan yang lengkap dan staf/petugas yang baik/terlatih

b) Resusitasi dan stabilisasi memerlukan ketersediaan staf/petugas

dan peralatan yang memadai secara cepat.

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

c) Oksigenisasi yang memadai dan pemeliharaan temperature sangat

penting

d) Asuhan ibu

e) Bayi memakai topi

2) Tatalaksana umum neonatus BBLR

a) Pengaturan suhu tubuh bayi

(1) Pengaturan tempratur tubuh ditujukan untuk mencapai

lingkungan temperature netral sesuai dengan protocol

(2) Pengaturan suhu tubuh bayi dengan menggunakan incubator

dengan suhu bayi < 2 kg adalah 35 0C dan bayi 2-2,49 kg

adalah 34 0C

(3) Suhu incubator dapat diturunkan 1 0C per minggu untuk bayi

diatas 2 kg

(4) Bila incubator tidak ada pemanasan dapat dilakukan dengan

membungkus bayi dan meletakkan botol-botol hangat

disekitarnya

(5) Terapi oksigen dan bantuan ventilasi (jika perlu)

(6) Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

(7) Pemberian nutrisi yang cukup yaitu, nutrisi bayi premature

dengan BBLR mungkin memerluka pemberian asupan yang

seksama, dan bahkan ada BBLR yang memerlukan asupan

dengan sonde atau nutri parenteral. Cara pemberian nutrisi

pada bayi BBLR antara lain, jumlah cairan yang diberikan

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

pertama kali 1-5 ml/jam, banyaknya cairan yang diberikan

adalah 60 ml/kg/hari, setiap hari dinaikkan sampai 200

ml/kg/hari pada akhir minggu kedua. Hal yang perlu

diperhatikan selama pemberian minum untuk mencegah

pneumonia aspirasi antara lain :

(a) Bayi diletakkan disisi kanan untuk membantu

mengosongkan lambung, atau dalam posisi setengah

duduk dipangkuan

(b) Perawat atau dengan meninggikan kepala dan bahu 300 di

tempat tidur bayi

(c) Pada waktu minum haru diperhatikan apakah bayi

menjadi biru, ada ganggu pernafasan atau perut gembung

(d) Untuk mencegah perut gembung bayi diberi minum

sedikit-sedikit perlahan dan hati-hati

(e) Penambahan susu tidak boleh lebih dari 30 ml sehari atau

tidak boleh lebih dari 5 ml tiap kali pemberian

(f) Sesudah minum bayi didudukkan atau diletakkan diatas

pundak selama 10-15 menit untuk mengeluarkan udara

dilambung (Maryunani, 2013).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya BBLR

a. Faktor ibu

1) Umur ibu.

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan

dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2 - 4

kali lebih tinggi karena wanita masih dalam masa pertumbuhan,

sehingga panggulnya relative masih kecil sedangkan kehamilan

diatas umur 35 tahun mempunyai problem kesehatan seperti

hipertensi, diabetes mellitus, anemia, dan penyakit kronis lainnya.

Kemudian pada kehamilan >4 anak / jarak kelahiran < 2 tahun

dapat mempengaruhi berat bayi lahir rendah karena nutrisi yang

kurang serta tumbuh kembang lebih lambat. (Endriana dkk, 2012)

Pada penelitian liza salawati (2012) menyatakan terdapat

hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan BBLR. Pada

hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ibu yang melahirkan pada

umyr <20 tahun dan >30 tahun mempunyai peluang untuk

melahirkan bayi BBLR 10,7 kali dibandingkan ibu yang

melahirkan pada umur 20-35 tahun (titik beresiko). Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sistriani menyatakan

ada hubungan antara umur dengan kejadian bayi BBLR dengan

nilai p = 0,009. Seorang ibu sebaiknya hamil pada umur 20-35

tahun karena pada umur ini disebut sebagai usia reproduksi dan

perlu didukung oleh status gizi yang baik dan dilakukan

pemeriksaan kehamilan dengan teratur agar perkembangan janin

dapat dipantau

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Kehamilan pada masa remaja umur (<20 tahun) menimbulkan

tantangan bagi remaja itu sendiri dan janin yang dikandungya yang

berhhubungan dengan meningkatnya resiko terhadap komplikasi

kehamilan dan luaran perinatal yang buruk seperti pre-eklamsia

berat lahir bayi rendah dan prematuritas. Kehamilan pada umur

remaja berdampak pada pertumbuhan yang kurang optimal karena

kebutuhan zat gizi pada masa tumbuh kembang remaja sangat

dibutuhkan oleh tubuhnya sendiri. (Simbolon dan Aini, 2013)

Umur ibu erat kaitanya dengan berat bayi rendah, kehamilan

pada umur <20 tahun merupakan kehamilan beresiko tinggi 2-4

kali lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan pada wanita yang

cukup umur. Pada umur yang masih muda perkembangan organ-

organ reproduksi dan fungsi fisiologisnya belum optimal. Selain itu

emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat

kehamilan tersebut ibu belum dapat menanggapi kehamilannya

secara sempurna dan sering terjadi komplikasi (Nurfilaila, 2012)

2) Paritas.

Paritas atau jumlah kehamilan/persalinan yang dialami oleh

seorang wanita mempengaruhi berat badan bayi yang dilahirkannya

hal ini terkait dengan kesuburan rahim seoramg wanita

(Kusumaningrum, 2012)

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Jumlah paritas ibu merupakan salah satu faktor predisposisi

terjadinya BBLR karena jumlah paritas dapat mempengaruhi

keadaan kesehatan ibu dalam kehamilan (Nurdiana, 2008)

Resiko yang paling sering terjadinya BBLR yaitu dengan

paritas grandemultipara, ini dikarenakan pengaruh otot rahim yang

mulai menurun fungsi organ reproduksinya. Kondisi anemia pada

masa kehamilan memiliki resiko untuk melahirkan bayi cukup

bulan (premature), BBLR, keguguran, perdarahan baik sebelum

dan sesudah persalinan, persalinan yang tidak lancer, kematian

janin dalam kandungan, kematian ibu hamil/bersalin dan kejang-

kejan pada kehamilan (Fitriani, 2014).

3) Pendidikan.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiharjo (2010),

memperoleh hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara

pendidikan ibu dengan terjadinya BBLR. Ibu yang berpendidikan

rendah 2,31 melahirkan BBLR. Hal yang sama dikemukakan juga

oleh Djaali dan Eryando (2010), bahwa ibu yang memiliki tindakan

pendidikan tinggi, berat lahir akan 152,671 gram lebih besar

dibandingkan dengan ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang

rendah.

Pendidikan banyak menentukan sikap dan tindakan dalam

menghadapi berbagai masalah termasuk pengaturan makanan bagi

ibu hamil untuk mencegah timbulnya berat bayi lahir rendah

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

(BBLR). Penelitian yang dilakukan oleh Roudbary (2007), yang

menunjukkan prevalensi BBLR pada ibu dengan pendidikan

rendah sebesar 16,,9%. Sedangkan pada ibu dengan pendidikan

tinggi 5,4% dan terdapt hubungan secara signifikan

(Puspitasari,2014)

Penelitian yang dilakukan oleh Yuliva dkk (2009)

menunjukkan bahwa ibu yang berpendidikan rendah memilki rata-

rata berat lahir bayi lebih rendah dari pada ibu yang berpendidikan

tinggi, dalam hal ini pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap

pengetahuan ibu yang berkaitan dengan perawatan selama hamil,

melahirkan dan perawatan setelah melahirkan. Tinggi rendahnya

taraf pendidikan seseorang akan mendukung dan member peluang

terhadap daya serapilmu pengetahuan dan keinginan serta kemauan

untuk mengetahui setiap hal yang berakitan dengan kehamilan

4) Status pekerjaan.

Persalinan premature dan BBLR dapat terjadi pada wanita yang

bekerja terus menerus selama kehamilan, terutama bila pekerjaan

tersebut memerlukan kerja fisik atau waktu yang lama. Keadaan ini

dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta

kesejahteraan janin yang dikandungnya (Fererr, 2009)

Pekerjaan yang ditanggung oleh ibu hamil dapt meberikan

peluang besar untuk terjadiny apersalinan dengan BBLR. Keadaan

yang demikian terutama terjadi pada social ekonomi yang rendah.

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Mengerjaka aktifitas fisik beberapa jam tanpa istirahat dapt

menyebabkan kelahiran BBLR (Puspitasari, 2014)

Padatnya kegiatan ibu yang bekerja menyebbakan ibu sedikit

istirahat sehingga menimbukan kondisi kurang gizi (KEK), hal ini

dapat menyebabkan bayi lahir BBLR. Hasil penelitian juga

menunjukakn bahwa ibu yang melahirkan BBLR sebagian kecil

dalm kategori tidak bekrja (IRT). Hal ini disebabkan kurangnya

informasi tentang kehamilan sehingga menimbulkan komplikasi

kehamlan pada ibu rumah tangga salah satunya BBLR

(Hifzotulaini, 2015).

Hal ini sesuai dengan teori Bantini (2012), menyatakan bahwa

sedikitmya waktu istirahat pada ibu sehingga dapat menimbulkan

kondisi kurang gizi. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi

kehamialn dan outcome kehamilan. Pada ibu dengan status gizi

yang baik outcome kehamilan akan baik pula denagn salah satu

kriteria berupa berat badan bayi diatas 2500 gram. Adanya

gangguan gizi yaitu KEK akan beresiko terjadinya BBLR,

demikian pula terjadinya anemia oleh karena kurangnya asupan Fe,

Zink dan asupan folat akan menambah resiko perdarahan dan

BBLR.

Penelitian yang dilakukan oleh Bunadi (2006) diperileh hasil

bahwa ibu yang bekerja mempunyai resiko 2,5 kali lebih besar

untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

bekerja. Hal yang sama juga dituliskan oleh saraswati (2006)

dalam penelitiannya bahwa ada hubungan yang bermakna antara

ibu yang bekerja dengan terjadinya BBLR.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Rani Puspitasari (2014)

menyatakan bahwa pekerjaan memiliki hubungan signifikan

dengan kejadian BBLR. Hasil penelitian ini relevan Widaryanti

(2010) menyatakan bahwa ada hubungan antara pekerjaan dengan

berat badan lahir rendah

5) Jarak kehamilan.

Menurut Depkes RI (2006), bila jarak persalinan terakhir

dengan awal kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun atau bila

terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan

baik. Sehingga perlu diwaspadai kemungkinan pertumbuhan janin

kurang baik. Persalinan lama atau dapat terjadi perdarahan.

Hasil penelitian yang dilakuakan oleh Andhita (2008) dan

Saraswati (2006) diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang

bermakna antara jarak <2 tahun dengan kejadian BBLR.

6) Umur kehamilan.

Berat badan bayi semakin bertambah sesuai dengan usia

kehamilan. Faktor usia kehamilan mempenngaruhi kejadian BBLR

karena semakin pendek masa kehamilan semakin kurang sempurna

pertumbuhan alat-alat tubuhnya sehingga akan mempengaruhi

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

berat badan bayi sehingga dapat dikatakan bahwa umur kehamilan

mempengaruhi kejadiain BBLR (Manuaba, 2010)

Pada penelitian yang dilakukan Nita Mezalia (2012)

menyatakan ada hubungan bermakna antara umur kehamilan

dengan berat badan lahir yaitu usia kehamilan yang preterm (>37

minggu) beresiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah

137,360 kali lebih besar dibandingkan dengan usia kehamilan yang

aterm/post term

7) Status gizi.

Di negara-negara berkembang sebagian besar bayi denagn

BBLR dilahirkan dengan umur kehamilan cukup bulan dan sudah

menderita retardasi pertumbuhan dalam rahim karena akibat ibu

yang mengandungnya stunting dan gizi kurang yang terjadi

sebelum dan selama kehamilan (Gibney dkk, 2009)

8) Merokok/terpapar asap rokok.

Menurut Depkes (2006) asap rokok dari orang lain yang

terhisap oleh ibu besar kemungkinan dapat mengakibatkan bayi

yang dilahirkannya lebih kecil, tidak cukup bulan, pertumbuha

matanya terganggu atau terjadi gangguan lainnya

Selain berefek pada bayi yang dikandung ibu, ibu juga dapat

mengalami masalah selama kehamilan akibat merokok atau

menghisap asap rokok yaitu peningkatan resiko keguguran sejak

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

dini, komplikasi plasenta, persalinan premature dan infeksi

intrauterine (Medforth et al, 2011)

Merokok mengurangi berat bayi lahir rata-rata sebesar 200

gram. Asap rokok orang lain menyebabkan seorang ibu memiliki

resiko melahirkan bayi BBLR dua kali lipat. Studi menemukan

bahwa berat bayi lahir berkurang sebesar 192 gram (Menzalia,

2012).

9) Hipertensi.

Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan

misalnya pre-eklamsia, karena dalam keadaan ini selalu tidak pasti

disertai peningkatan tekanan darah yang mengakibatkan terjadinya

gangguan fungsi plasenta. Kenaikan tonus otot uterus dan

kepekaan terhadap rangsangan atau didapatkan pada pre-eklamsia

dan eklamsia, sehingga mudah terjadi partus prematurus dan

kelahiran bayi dengan berat lahir rendah (Menzalia, 2012)

10) Jantung.

Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada system

kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil atau tidak hamil.

Frekuensi penyakit jantung dalam kehamilan berkisar antara 1-4%.

Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan adalah dapat

terjadi abortus, prematuritas (lahir tidak cukup bulan), dismaturitas

(lahir cukup bulan namun dengan berat lahir rendah) dan lahir

mati.

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

11) Sosial ekonomi rendah.

Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas.

Kejadian tertinggi terhadap golongan sosial ekonomi yang

terendah, hal ini disebabkan oleh keadaan gizi dan pengawasan

yang kurang baik, tapi tidak semua sosial ekonomi baik pun dapat

terhindar terhadap kejadian BBLR. Kejadian BBLR jug adapt

terjadi akibat perkawinan yang tidak syah

Hasil Riskesdas (2010) menunjukan bahwa menurut tingkat

pendidikan da sosial ekonomi terdapat kecendrungan semakin

tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi, semakin rendah

presentase berta badan lahir <2500 gram

Penelitian yang dilakukan oleh Bunadi (2006), diperoleh hasil

bahwa ada hubungan yang bermakna antara status sosial ekonomi

keluarga dengan kejadian BBLR dengan OR ibu dari keluarga

miskin mempunyai peluang 2,9 kali lebih besar melahirkan BBLR

disbanding ibu dari keluarga bukan miskin

b. Faktor janin

1) Hidramnion.

Hidramnion adalah keadaan dimana banyaknya air ketuban

jauh lebih banyak dari normal, melebihi 2000 cc, pada keadaan

normal banyaknya air ketuban mencapai 1000 cc untuk kemudian

turun lagi setelah minggu ke 38. Hidramnion sering dijumpai

antara lain bersamaan dengan hamil ganda, diabetes miletus dan

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

toksemia gravidarum. Hidramnion dianggap sebagai kehamilan

beresiko karena dapat membahayakan ibu dan janin. Pada janin

prognosanya agak buruk (mortalitas ± 50%), terutama salah

satunya karena prematuritas (Mochtar, 2008)

2) Kehamilan gemeli.

Kehamilan ganda adalah terdapatnya dua janin dalam rahim ibu

yang sedang hamil (Mochtar, 2008). Berat badan janin pada

kehamila ganda lebih ringan daripada janin pada kehamilan

tunggal pada umur kehamilan yang sama, sampai umur kehamilan

30 minggu kenaikkan berat badan lebih kecil, mungin karena

renggangan yang berlebihan menyebabkan peredaran darah

plasenta berkurang. Berat badan lahir pada bayi umumnya pada

kehamilan kembar kurang dari 2500 gram (Saaifuddin, 2008)

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Hakini (2010) yang

mengatakan bahwa berat masing-masing anak pada kehamilan

ganda lebih kecil dari rata-rata. Menurut umum masing-masing

berat janin hamil ganda lebih rendah sekitar 700-1000 dari hamil

tunggal

Kehamilan kembar sangat berpengaruh terhadap janin karena

makanan yang didapat dari ibu sehingga pertumbuhan janin akan

terhambat dan dapat mengakibatkan bayi lahir dengan BBLR.

Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan dari pada

janin pada kehamilan yang sama. Sampai kehamilan 30 minggu

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

kenaikkan berat badn janin kembar sama dengan janin kehamilan

tunggal. Setelah itu kenaikkan berat badan lebih kecil karena

renggangan yang berlebihan menyebabkan pereddarahan darah ke

plasenta kurang. Umumnya berat badan bayi yang lahir pada

kehamilan kembar kuran dari 2500 gram (Dwitarinov, 2009)

3) Cacat bawaan.

Cacat bawaan merupakan kelainan bawaan pertumbuhan

struktur organ janin sejak pembuatan. Cacat bawaan merupakan

penyebab terjadinya persalian premature, keguguran lahir mati,

atau kematian bayi setelah persalinan pada minggu pertama, karena

itu pada setiap kehamilan perlu melakukan pemeriksaan antenatal

untuk dapat mengetahui kemungkinan kelainan cacat bawaan

diantaranya dengan pemeriksaan air ketuban dan pemeriksaan

darah janin (Merzalia, 2012).

Kelainan kongenital berkontribusi sebesar 20% terhadap

kematiaN bblr. Kelahiran ini bisa disebabkan karena gaya hidup

ibu yang mengkonsumsi alkohol atau obat-obatann serta infeksi

sebelum atau pada awal kehamilan (Baker, 2006).

4) Pertumbuhan janin terhambat (IUGR).

IUGR meruoakan kondisi dimana salah satu penyebab adalah

pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal

ini mendoromg untuk terminasi kehamilan lebih dini. Dalam

Prawirohardjo (2010), banyak istilah yang digunakan untuk

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

menunjukkan bahwa bayi KMK ini menderita gangguan

pertumbuhan di dalam uterus (IUGR) seperti pseudopremature,

small for dates, dysmature, fetal malnutrition syndrome, chronic

fetal distress, IUGR, SGA

c. Faktor lingkungan

1) Tempat tinggal dataran tinggi.

Bayi-bayi yang dilahirkan di tempat lebih tinggi cenderung

memilii berat yang lebih ringan dibandingkan mereka yang

dilahirkan didaerah pantai. Sebab pasti kurangnya berat badan di

daerah yang lebih tinggi tidak diketahui. Walaupun sering

dikaitkan dengan hipoksia ibu, wanita-wanita penduduk daerah

yang lebih tinggi biasanya memilki kapasitas angkut oksigen yang

lebih besar. Bagaimanapun juga retardasi pertumbuhan lebih sering

dijumpai di daerah yang tinggi jika ibu menderita hipoventilasi,

hipoksia atau anemia (Merzalia, 2012)

2) Radiasi dan zat-zat beracun.

Radiasi sinar X menyebabkan IUGR dan mikrosefali. Dengan

cara yang sama, obat-obatan tertentu seperti amnioprotein dan

antimetabolit jika diberikan pada ibu selama kehamilan dapat

menyebabkan gangguan pertumbuhan serta malformasi otak dan

rongga cranial. Pemberian antikonvulsi selama kehamilan

menyebabkan retardasi pertumbuhan janin, terutama senyawa

hidantoin (feritoin, meferitoin, etotoin) yang terlibat dalam

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

mekanisme penyebab mikrosefali, retardasi pertumbuhan postnatal

dan kelainan cranial, fasial dan anggota badan (Merzalia, 2012)

Keterpaparan racun erat kaitannya dengan rokok karena rokok

mengandung lebih dari 2500 zat kimia yang teridentifikasi,

termasuk karbomonoksida, nikotin, ammonia, aseton, formaldehid,

sianida hydrogen, piren dan wimiklorida (Merzalia, 2012)

B. Landasan Teori

1. Pengertian BBLR

Berat bayi lahir rendah adalah bayi degan berat badan lahir kurang dari

2500 gram (Arief, 2009). BBLR dibagi lagi menurut berat badan lahir yaitu

a. Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) atau very low bith

weight (VLBW) adlah bayi yang lahir dengan berat badan lahir antara

1000-1500 gram

b. Bayi dengan berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau extremely low

birth weight (ELBW) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir

kurang dari 1000 gram

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi BBLR

a. Umur ibu.

Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah

umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2 - 4 kali lebih tinggi

karena wanita masih dalam masa pertumbuhan, sehingga panggulnya

relative masih kecil sedangkan kehamilan diatas umur 35 tahun

mempunyai problem kesehatan seperti hipertensi, diabetes mellitus,

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

anemia, dan penyakit kronis lainnya. Kemudian pada kehamilan >4 anak /

jarak kelahiran < 2 tahun dapat mempengaruhi berat bayi lahir rendah

karena nutrisi yang kurang serta tumbuh kembang lebih lambat. (Endriana

dkk, 2012)

Pada penelitian Liza Salawati (2012) menyatakan terhadap hubungan

yang signifikan antara umur ibu dengan BBLR. Pada hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa ibu yang melahirkan pada umur <20 tahun dan >30

tahun mempunyai peluang untuk melahirkan bayi BBLR 10,7 kali

dibandingkan ibu yang melahirkan pada umur 20-35 tahun (tidak beresiko)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sistiarani

menyatakan ada hubungan antara umur dengan kejadian bayi BBLR

dengan nilai p = 0,009. Seorang ibu sebaiknya hamil pada umur 20 – 35

tahun karena pada umur ini disebut sebagai usia reproduksi dan perlu

didukung oleh status gizi yang baik dan dilakukan pemeriksaan kehamilan

dengan teratur agar perkembangan janin dapat dipantau.

b. Pekerjaan.

Padatnya kegitan ibu yang bekerja menyebabkan ibu sedikit istirahat

sehingga menimbulkan kondisi kurang gizi (KEK), hal ini dapat

menyebabkan bayi lahir BBLR. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

ibu yang melahirkan bayi BBLR sebagian kecil dalam kategori tidak

bekerja (IRT). Hal ini disebabkan kurangnya informasi tentang kehamilan

sehingga menimbulkan komplikasi kehamilan pada ibu rumah tangga

salah satunya adalah BBLR (Hifzotulani, 2015)

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Hal ini sesuai dengan teori Bantini (2012), menyatakan bahwa

sedikitnya waktu istirahat pada ibu sehingga dapat menimbulkan kondisi

kurang gizi. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi kehamilan dan

outcome kehamilan. Pada ibu dengan status gizi yang baik outcome

kehamilan akan baik pula dengan salah satu kriteria berupa berat badan

bayi diatas 2500 gram. Adanya gangguan gizi yaitu KEK akan beresiko

terjadinya BBLR, demikian pula terjadinya anemia oleh karena kurangya

asupan Fe, zink dan asupan folat akan menambah resiko perdarahan dan

BBLR

c. Kehamilan gemeli.

Berat badan janin pada kehamilan ganda lebih ringan dari pada janin

pada kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama, sampai umur

kehamilan 30 minggu kenaikkan berat badan lebih kecil, mungkin karena

renggangan yang berlebihan menyebabkan peredaran darah ke plasenta

berkurang. Berat badan lahir pada bayi umumnya pada kehamilan kembar

kurang dari 2500 gram (Saiffudin, 2008)

Hal yang sama juga dikemukankan oleh Hakini (2010) yang

mengatakan bahwa berat masing-masing anak pada kehamilan ganda lebih

kecil dari rata-rata. Menurut umum masing-masing berat janin hamil

ganda lebih rendah sekitar 700-1000 dari hamil tunggal.

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

C. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat di lihat pada gambar

dibawah ini dengan variable independent (umur ibu, pekerjaan dan kehamilan

gemeli) dan variable dependent (BBLR)

Keterangan :

: Variabel independent

: Variabel Dependent

: Hubungan antar Variabel

Pekerjaan

Umur Ibu

Kehamilan gemeli

BBLR

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

1. Ho : Tidak ada hubungan antara umur dengan terjadinya Berat

Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Ha : Ada hubungan antara umur ibu dengan terjadinya Berat

Bayi Lahir Rendah (BBLR)

2. Ho : Tidak ada hubungan antara pekerjaan terjadinya kejadian

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Ha : Ada Hubungan antara pekerjaan dengan terjadinya Berat

Bayi Lahir Rendah (BBLR)

3. Ho : Tidak ada hubungan antara kehamilan gemeli dengan

terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Ha : Ada hubungan antara kehamilan gemeli dengan terjadinya

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian

Jenis penelitian analitik yang bersifat observasional. Dengan menggunakan

rancangan cross sectional study dimana di lakukanya pengukuran dan pengamatan

pada saat bersamaan antara variabel independen (Umur, pekerjaan dan kehamilan

ganda) dan variabel dependen (BBLR).

Gambar 1. Rancangan Cross Sectional study

B. Subjek penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang dirawat dan

tercatat dengan jelas didalam buku register yang ada di ruang Teratai dan

rekam medik di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Periode

Januari-Juni tahun 2016 yaitu 274

Populasi/Sampel

Faktor Resiko(+)

Efek (+)

Faktor Resiko(-)

Efek (-) Efek (+) Efek (-)

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

2. Sampel

a. Besar sampel

Sampel adalah merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimilki oleh populasi (Hidayat,

2014). Untuk pengambilan sampel digunakan teknik purposive sampling

b. Tekhnik penarikan sampel

Rumus untuk menentukan besaran sampel yaitu

n = 1 + .n = 2741 + 274. (0.05)n = 2741 + 274. 0.0025n = 126

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 126 bayi

keterangan :

n : sampel yang diteliti

N : jumlah populasi

d : konstanta (0.05)

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 - 23 bulan Juli tahun 2016 di

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

D. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variable bebas (Independent)

Variable bebas dalam penelitian ini adalah umur ibu, pekerjaan dan kehamilan

gemeli

2. Variabel terikat (Dependent)

Variable terikat dalam penelitian ini adalah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pembatasan ruang lingkup variable-variabel yang

diteliti dengan mendefinisikannya sesuai dengan ruang lingkup penelitian.

Definisi operasional dapat dilihat pada table 1.

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Table 1 : Variabel dan Defenisi Operasional

No Variable Defenisi operasional Kriteria Skala

1 Dependen :BBLR

bayi lahir yang memilkiberat badan <2500 gram

Ya :Bila berat badan bayi<2500 gram

Tidak :Bila berat badan bayi≤2500 gram

Nominal

2 Independen :

a. Umur ibu

Saat melahirkan bayi yangmengalami BBLR

Beresiko :Bila umur < 20 tahun dan> 35 tahun

Tidak beresiko :Bila umur 20-35 tahun

Ordinal

b. Pekerjaan Aktivitas ibu sehari-hariyang dilakukan untukmemenuhi kebutuhanhidup

BekerjaJika memiliki pekerjaan

Tidak bekerja :Jika tidak memilikipekerjaan

Nominal

c. Kehamilanganda

bayi yang dilahirkan lebihdari satu

Ya :Gemeli

Tidak :Tunggal

Nominal

F. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan pada saat pengumpulan

data. Instrumen pada penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar checklist

untuk melakukan pengumpulan data dari responden yang akan diteliti.

G. Pengolahan dan Cara Analisa Data

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

1. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data, dengan maksud

agar data yang dikumpulkan memiliki sifat yang jelas. Adapun langkah-

langkah dalam pengolahan data yaitu :

a. Editing, adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan.

b. Coding, merupakan kegiata pemberian Pkode numeric (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori.

c. Entry Data, yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam

master table atau database komputer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau dengan membuat table kedalam master table

disesuaikan dengan teknis analisis yang digunakan

d. Melakukan teknik analisis, dalam melaukan analisis, khususnta terhadap

data penelitian akan menggunakan ilmu statistic terapan yang

disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalis. (Hidayat, 2014)

2. Analisa data

a. Analisis univariat.

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam

bentuk table distribusi frekuensi dan grafik (Hidayat 2014). Dalam

penelitian ini dilakukan analisis univariat secara deskriptif sederhana

berupa presentasi. Rumus yang digunakan adalah :

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

p = 100 %Keterangan :

f = frekuensi

n = jumlah sampel

p = persentase

b. Analisis bivariat.

Analisis di lakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

atau berkorelasi (Hidayat, 2014). Analisis ini dilakukan untuk mengetahui

hubungan antar variabel (umur, paritas dan pekerjaan) dengan variabel

dependen (BBLR) rumus yang digunakan :

χ2 = ∑( − )Keterangan :

∑ = Jumlah

X = Statitik Chi Square hitung

O = Nilai frekuensi yang diobservasi

E = Nilai frekuensi yang diharapkan

Nilai E dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut :

E = Total baris x total kolom

Jumlah seluruh data

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Kriteria umurBBLR

Total+ -

Beresiko a b a+b

Tidak beresiko c d c+d

Total a+c b+d a+b+c+d

Dengan menentukan nilai χ2 tabel pada df dan α tertentu

df = (b-1) (k-1)

keterangan :

df = degree of freedom

b = jumlah baris

k = jumlah kolom

Adapun kriteria dalam pengambilan keputusan yaitu

a. jika nilai χ2 hitung ≥ χ2 tabel Ho ditolak Ha diterima atau

menggunakan p value yang dibandingkan dengan tingkat kesalahan

yang digunakan yaitu 5% atau 0.05. Apabila p value ≤ 0.05 maka Ho

ditolak yang berarti ada hubunganyang signifikan antara variabel bebas

dan variabel terikat

b. Jika χ2 hitung < χ2 tabel Ho diterima Ha ditolak atau jika p value >

0.05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang

signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

H. Jalannya Penelitian

1. Tahapan persiapaan

Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan mempersiapkan/mengurus surat

izin penelitian kepada instansi dan melapor kepada kepala Kesatuan Bangsa

dan Perlindungan Masyarakat (KESBANGPOL dan LINMAS) Kabupaten

Muna sebelum melakukan pengumpulan data di Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Muna.

2. Tahap Pelaksanaan

Dimulai dengan pengambilan data sekunder, lalu mengisi lembar cheklist

yang telah dipersiapkan berdasarkan umur, pekerjaan dan kehamilan ganda

sesuai dengan data pada buku register

3. Tahap Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis, disajikan

secara deskriptif dalam bentuk tabel dan narasi

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

a. Letak geografis.

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna adalah satu-satunya

rumah sakit rujukan di kota Raha yang terletak di Ibukota Kabupaten,

tepatnya di jalan Sultan Hasanuddin No.16 Raha I. Secara geografis

RSUD Kab. Muna sangat strategis karena mudah dijangkau dengan

kendaraan umum, dengan batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Jalan Basuki Rahmat

Sebelah Timur : Jalan Sultan Hasanuddin

Sebelah Selatan : Jalan La Ode Pandu

Sebelah Barat : Jalan Ir. Juanda

b. Sejarah singkat.

Rumah sakit umum daerah kabupaten muna didirikan pada masa

penjajahan belanda oleh mantri yang berkebangsaan belanda. Pada saat itu

mantri berkebangsaan belanda hanya dibantu oleh seorang asistennya dan

2 orang perawat. Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali

ke negerinya dan tepat pada tahun 1928 beliau diganti oleh seorang dokter

dari jawa yang bernama Dokter Soeparjo. Masyarakat muna mengenal

dokter Soeparjo dengan sebutan Dokter Jawa. Beliau tamatan dari sekolah

Belanda yaitu Nederlandhes In Launshe Aonzen School (NIAS)

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama 7

tahun, kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan belanda

bernama dokter Hyaman. Selang waktu 5 tahun kemudian, tepatnya pada

tahun 1940 seorang dokter asal china bernama dokter Pang Ing Ciang

menggantikan kepemimpinan dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan

dokter Pang Ing Ciang sangat disukai oleh masyarakat Muna sebab beliau

sangat memperhatikan kesehatan masyarakat Muna pada saat itu.

Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan belanda kepemerintahan

Republik Indonesia masa pemerintahan dokter Pang Ing Ciang berakhir

dan beliau diganti oleh dokter berkebangsaan belanda bernama dokter

Post. Dokter Post mempunyai 2 orang asisten sehingga sebagian besar

pekerjaannya diserahkan pada kedua asistennya. Namun kepemimpinan

dokter Post tidak berlangsung lama, beliau hanya satu tahun lamanya.

Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang

berasal dari Belgia. Dokter lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada

tahun 1950 sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan

rehabilitasi yang diprakarsai oleh Bupati Muna La Ode Rasyid, SH. Ini

merupakan rehabilitasi pertama selama Rumah Sakit tersebut didirikan

tahun 1965-1970 rumah sakit kabupaten muna dipimpin oleh dokter

Ibrahim Ahtar Nasution. Masa kepemimpinannya berlangsung selama 3

tahun dan sejak itu masa kepemimpina Rumah Sakit Umum Kabupaten

Muna ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin.

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Saat ini Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna dijadikan sebagai salah

satu Rumah Sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi

mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna dan

mahasiswa Akademi Kebidanan Paramata Raha serta institusi kesehatan

lainnya.

c. Lingkungan fisik.

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi

Tenggara berdiri di atas lahan seluas 10.740 Ha

d. Fasilitas pelayanan kesehatan.

Fasilitas/ sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara adalah:

1) Pelayanan kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam,

poliklinik umum. Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan,

poliklinik mulut dan gigi, poliklinik mata, poliklinik anak, poliklinik

THT, poliklinik syaraf, poliklinik bedah, poliklinik dalam, poliklinik

pskiatri instalasi rehabilitasi medik, instalasi gawat darurat.

2) Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan,

perawatan bayi/ perinatologi dan perawatan umum, serta perawatan

ICU

3) Pelayanan medik yakni fisioterapi, rontgen,apotik, laboratorium klinik

dan instalasi gizi.

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

e. Ketenagaan.

Jumlah ketenagaan di rumah sakit umum daerah Kabupaten Muna saat

ini adalah 529 orang (terdiri atas paramedis 430 orang, non paramedis 73

orang, dokter dan dokter ahli 26 orang). dengan jumlah bidan dirumah

sakit umum daerah Kabupaten Muna adalah sebanyak 128 orang. Yang

bekerja diruang kebidanan sebanyak 38 orang dan terdapt 2 orang dokter

ahli kandungan.

2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk bisa melihat distribusi frekuensi dari

variabel dependent (bayi BBLR) dan semua variabel independent (umur ibu,

pekerjaan ibu dan kehamilan ganda)

a. BBLR

Distribusi responden menurut berat badan lahir di ruang teratai RSUD

Kabupaten Muna periode Januari-Juni tahun 2016 dapat dilihat pada table

1 berikut :

Tabel 1Distribusi Responden Menurut Berat Badan Lahir Di Ruang Teratai

RSUD Kabupaten Muna Periode Januari-Juni Tahun 2016

No BBLR frekuensi (f) Persentae (%)

1 Ya 52 41.32 Tidak 74 58.7

Jumlah 126 100

Sumber : Data Sekunder, 2016

Dari tabel 1 tersebut memperlihatkan bahwa jumlah BBLR ada 52 bayi

(41.3%) sedangkan yang tidak BBLR ada 21 bayi (58.7%) dari jumlah

responden yaitu 126

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

b. Umur ibu

Distribusi frekuensi responden ditinjau dari umur ibu di ruang teratai

RSUD Kabupaten Muna periode Januari-Juni tahun 2016 dapat dilihat

pada table 2 berikut

Tabel 2Distribusi Frekuensi Responden Ditinjau Dari Umur Ibu Di Ruang Teratai

RSUD Kabupaten Muna Periode Januari-Juni Tahun 2016

Umur ibu frekuensi Persentase(f) (%)

Beresiko (<20 - >35) 51 40.5Tidak beresiko (20 - 35) 75 59.5

Jumlah 126 100

Sumber : Data Sekunder, 2016

Dari tabel 2 terlihat frekuensi umur ibu yang tidak beresiko ada 75 bayi

(59.5%) sedangkan pada umur yang beresiko ada 51 bayi (40.5%) dari 126

responden.

c. Pekerjaan ibu

Distribusi frekuensi responden ditinjau dari pekerjaan ibu di ruang teratai

RSUD Kabupaten Muna periode Januari-Juni tahun 2016 dapat dilihat pada

Table 3 Berikut

Table 3Distribusi Frekuensi Responden Ditinjau Dari Pekerjaan Ibu Di Ruang

Teratai RSUD Periode Januari-Juni Tahun 2016

Pekerjaan frekuensi persentase(f) (%)

Bekerja 27 21.4Tidak bekerja 99 78.6

Jumlah 126 100

Sumber : Data sekunder, 2016

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Dari table 3 dapat dilihat frekuensi jumlah pekerjaan ibu yang tidak

bekerja ada 99 (78.6%) sedangkan pada kategori yang tidak bekerja ada 27

(21.4%) dari 126 responden.

d. Kehamilan ganda

Distribusi frekuensi responden ditinjau dari kehamilan ganda diruang

teratai RSUD Kabupaten Muna periode Januari-Juni tahun 2016 dilihat

pada table 4 berikut

Table 4Distribusi Frekuensi Responden Ditinjau Dari Hamil Ganda Di Ruang

Teratai RSUD Kabuapten Muna Periode Januari-Juni Tahun 2016

Hamil ganda frekuensi Persentase(f) (%)

Ya 12 9.5Tidak 114 90.5

Jumlah 126 100

Sumber : Data sekunder, 2016

Dari tabel 4 terlihat jumlah frekuensi yang tidak hamil ganda ada 114

(90.5%) sedangkan yang hamil ganda ada 12 (9.5%) dari 126 responden.

3. Analisis Bivariat

Dalam penelitian ini, hasil analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara variabel dependent dan variabel independent. Dalam

penelitian ini digunakan uji statistik Chi-square dengan tingkat kepercayaan

95%. Pada analisis bivariat ini dilakukan secara berturut-turut pengujiannya

untuk melihat hubungan antara umur ibu, pekerjaan dan kehamilan ganda

terhadap kejadian BBLR di Ruang teratai RSUD Kab. Muna periode Januari-

Juni tahun 2016.

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

a. Hubungan umur ibu dengan terjadinya BBLR

Hubungan umur ibu dengan terjadinya BBLR dapat diliaht pada tabel

5 sebagai berikut

Tabel 5Hubungan Umur Ibu Dengan Terjadinya BBLR Di Ruang Teratai

RSUD Kabupaten Muna Periode Januari-Juni Tahun 2016

No

Umur ibu

BBLR JumlahX2

Htp-

value

OR(95%CI)Ya Tidak

n %f % F %

1 20-35 thn 25 48.1 50 67.6 75 59.5

4.815

0.028

0,442 <20->35 thn 27 51.9 24 32.4 51 40.5

Total 52 100 74 100 126 100

Sumber : Data sekunder, 2016

Berdasarkan tabel 5 pada umur yang beresiko yaitu <20->35 tahun

yang mengalami BBLR ada 27 dan yang tidak BBLR ada 24. Dari hail

analisis statistik dengan menggunakan uji-square diperoleh nilai X2 hitung

(4,815) dan nilai ρ (0,028). Karena nilai X2 hitung lebih besar dari nilai X2

tabel (3,841) dan nilai ρ (0,028) lebih kecil dari nilai α (0,05) berarti

bahwa ada hubungan antara umur ibu dengan BBLR. Dari uji statistic juga

diperoleh hasil OR = 0,44 artinya umur merupakan faktor protektif

terhadap terjadinya BBLR

b. Hubungan pekerjaan ibu dengan terjadinya BBLR

Hubungan pekerjaan ibu dengan terjadinya BBLR dapat diliaht pada

table 6 sebagai berikut

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Tabel 6Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Terjadinya BBLR Di Ruang Teratai RSUD

Kabupaten Muna Periode Januari-Juni Tahun 2016

No

Pekerjaan IbuBBLR Jumlah

X2

Htp-

value

OR(95%CI)

Ya Tdkf % f % n %

1 Bekerja 19 36.5 8 10.8 27 21.4 12.006

0.001

4,752 Tidak Bekerja 33 63.5 66 89.2 99 78.6Total 52 100 74 100 126 100

Sumber : Data sekunder, 2016

Berdasarkan tabel 6 ada 19 kategori ibu yang bekerja mengalami

BBLR dan 8 yang tidak mengalami BBLR. Sebaliknya pada kategori yang

tidak bekerja ada 33 mengalami BBLR dan 66 tidak BBLR. Dari hasil

analisis statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai X2 hitung

(12.006) dan nilai ρ (0,001) karena nilai X2 hitung lebih besar dari X2 tabel

(3,841) dan nilai ρ 0,001 lebih kecil dari α (0,05) berarti bahwa Ho yang

menyatakan tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan terjadinya BBLR

diterima. Dari uji statistic juga diperoleh OR = 4,75, artinya ibu yang

bekerja mempunyai resiko melahirkan BBLR sebanyak 4,75 kali lebih

besar dibandingkan ibu yang tidak bekerja.

c. Hubungan kehamilan ganda dengan terjadinya BBLR

Hubungan kehamilan ganda dengan terjadinya BBLR dapat dilihat pada

table 7 sebagai berikut.

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Tabel 7Hubungan Kehamilan Ganda Dengan Terjadinya BBLR Di RuangTeratai RSUD Kabupaten Muna Periode Januari-Juni Tahun 2016

No

KehamilanGanda

BBLR JumlahX2 Ht p-

value

OR(95%CI)

Ya Tdkf % f % n %

1 Ya 12 23.1 0 0 12 9.5 18.874

0.000

02 Tidak 40 76.9 74 100 114 90.5Total 52 100 74 64.9 126 100

Sumber : Data Sekunder, 2016

Berdasarkan tabel 7 jumlah kehamilan ganda yang mengalami BBLR

ada 12 dan yang kehamilan tunggal ada 40, dari hasil analsisis statistik

dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai X2 hitung (18.874)

dan nilai ρ (0,000). Karena nilai X2 hitung lebih besar dari nilai X2 tabel

(3,841) dan nilai ρ (0,000) lebih kecil dari nilai α (0,05) berarti bahwa ada

hubungan antara kehamilan ganda dengan BBLR. Dari uji statistic

diperoleh hasil OR = 0, artinya kehamilan gemeli merupakan faktor

protektif terhadap terjadinya BBLR

A. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada tabel 1

menunjukkan dari jumlah responden 126 terdapat bayi dengan BBLR sebanyak

43,1% dan bayi yang tidak BBLR sebanyak 58,7%. Dengan demikian dapat

diketahui jumlah BBLR di RSUD kabupaten Muna dalam kategori cukup tinggi

dan perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak agar jumlah bayi dengan BBLR

menurun. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR yakni Umur,

pekerjaan dan kehamilan gemeli. Berdasarkan distribusi responden ditinjau dari

umur ibu menunjukkan jumlah frekuensi umur ibu yang beresiko yaitu <20 - > 35

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

sebanyak 40,5% dan frekuensi umur ibu yang tidak beresiko sebanyak 59,5%.

pada tabel 3 distribusi reponden ditinjau dari pekerjaan ibu menunjukkan ibu yang

bekerja ada 27 (21,4%) dan yang tidak bekerja ada 99 (78,6%). pada tabel 4

distribusi responden ditinjau dari kehamilan ganda menunjukkan jumlah bayi

gemeli yang BBLR ada 12 (9,5%) dan jumlah bayi yang lahir tunggal ada 114

(90,5%).

Pada tabel 5 dapat dilihat umur ibu yang tidak beresiko (20-35) tahun

sebanyak 67,6% tidak melahirkan bayi BBLR sedangkan umur ibu yang beresiko

(<20 - >35) tahun sebanyak 51,9% melahirkan bayi BBLR. Dari hasil analisis

statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai X2 hitung 4.815 dan

nilai ρ 0,028. dengan nilai X2 tabel 3,841 dan nilai α 0.05, artinya nilai X2 hitung >

nilai X2 tabel dan nilai ρ 0,028 < dari α 0.05 dan hasil OR = 0,44. Berarti hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur ibu dengan terjadinya

BBLR. Dari uji statistik, namun hubungan ini bersifat protektif

Hasil penelitian sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa umur dibawah

20 tahun dan diatas 35 tahun merupakan usia yang dianggap resiko dalam masa

kehamilan. kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun panggul dan rahim masih

kecil dan alat reproduksi yang belum matang. pada usia diatas 35 tahun

kematangan organ reproduksi mengalami penurunan dibandingkan pada saat umur

20-35 tahun. hal ini dapat mengakibatkan timbulnya masalah-masalah kesehatan

pada saat persalinan dan beresiko terjadinya cacat bawaan janin serta BBLR

(Manuaba, 2009).

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Prognosa kehamilan sangat ditentukan oleh usia seseorang. Umur yang terlalu

muda atau kurang dari 17 tahun dan umur yang terlalu lanjut lebih dari 34 tahun

merupakan kehamilan resiko tinggi. kehamilan pada usia muda merupakan faktor

resiko hal ini disebabkan belum matangya organ reproduksi untuk hamil

(endometrium belum sempurna) sedangkan pada umur diatas 35 tahun

endometrium yang kurang subur serta memperbesar kemungkinan untuk

menderita kelainan kongenital, sehingga dapt berakibat terhadap kesehatan ibu

maupun perkembangan dan pertumbuhan janin yang sedang dikandung.

Menurut pendapat Wikipedia (2010) persentase tertinggi bayi dengan berat

badan lahir rendah terdapat pada kelompok wanita berusia lebih dari 35 tahun.

pada ibu yang tua meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi kodisi badanya

serta kesehatanya sudah mulai menurun sehingga dapat mempengaruhi janin intra

uterin dan dapat menyebabkan kelahiran BBLR.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Liza

Salawati yang menyatakan ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian BBLR

dengan hasil pengujiannya yang menggunakan uji Chi Square yaitu nilai ρ 0,005.

Hal yang sama juga dilakukan penelitian oleh Nining Hasanah dari hasil

pengujianya mendapat nilai ρ 0,000, angka ini memberikan arti bahwa ada

hubungan umur ibu dengan kejadian BBLR, makna hubungan tersebut

menunjukkan bahwa umur ibu dapat berpengaruh terhadap kejadian BBLR.

Pada tabel 6 ibu yang tidak bekerja sebanyak 89,2% tidak melahirkan bayi

BBLR sedangkan pada ibu yang bekerja sebanyak 36,5% melahirkan bayi BBLR.

Perbedaan proporsi tersebut setelah dilakukan uji Chi Square didapatkan nilai X2

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

hitung 12,006 dan nilai ρ 0,001. dari hasil tersebut bahwa X2 hitung (12,006) > X2

tabel (3,841) dan nilai ρ 0,001 lebih kecil dari α 0.05 dan hasil OR = 4,75.

Artinya ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian BBLR dan pekerjaan ibu

beresiko melahirkan bayi BBLR 4,75 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu

yang tidak bekerja.

Ibu yang memiliki pekerjaan diluar rumah menyebabkan kurangnya istirahat,

karena ibu yang bekerja tidak hanya mengurusi pekerjaan dalam rumah saja,

namun bekerja diluar, hal ini menyebabkan ibu kelelahan sehingga dapt

menyebakan bayi lahir premature atau bayi lahir rendah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang melahirkan bayi BBLR

sebagian besar dalam kategori tidak bekerja yaitu 63,5%. Hal ini disebabkan

kurangnya informasi tentang kehamilan sehingga menimbulkan komplikasi

kehamilan pada ibu rumah tangga salah satunya adalah BBLR dan didukung oleh

faktor lain yang masih percaya dengan mitos untuk memantang makanan yang

justru memiliki banyak manfaat bagi ibu hamil

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Bartini (2012), menyatakan bahwa

sedikitnya waktu istirahat pada ibu sehingga dapat menimbulkan kondisi kurang

gizi. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi kehamilan dan outcome

kehamilan. Pada ibu dengan status gizi yang baik outcome kehamilan akan baik

pula dengan salah satu kriteria berupa berat badan bayi diatas 2500 gram.

Menurut Depkes RI (2006) yang mengatakan bahwa ibu hamil perlu istirahat yang

cukup menghindari pekerjaan yang melelahkan dan mengangkat benda yang

berat.

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Penelitian ini sejalan dengan Anggraeni Indah K (2012) yang menyatakan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan kejadian BBLR

yaitu dengan p-value 0,000.

Pada tabel 7 bayi yang lahir kembar sebanyak 23,1% melahirkan bayi BBLR

sedangkan bayi yang lahir tunggal sebanyak 76,9% melahirkan bayi BBLR. Dari

perbedaan jumlah tersebut setelah di lakukan uji Chi Square didapatkan nilai X2

hitung (18,874) dan nilai ρ 0,000. Karena nilai X2 hitung (18,874) lebih besar dari

nilai X2 tabel (3,841) dan nilai ρ (0,000) lebih kecil dari α (0,05) dan hasil OR = 0.

Maka terdapat hubungan antara kehamilan ganda dengan kejadian BBLR, namun

hubungan ini bersifat protektif. Pada kehamilan ganda distensi uterus berlebihan,

sehingga melewati batas toleransi dan sering terjadi partus prematurus. kebutuhan

ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan ganda akan bertambah yang dapat

menyebabkan anemia dan penyakit defiseinsi lain, sehingga sering lahir bayi yang

kecil.

Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan dari pada janin pada

kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama. Sampai kehamilan 30

minggu kenaikkan berat badan janin kembar sama dengan janin kehamilan

tunggal, setelah itu keanaikkan berat badan janin lebih keccil, mumgkin karena

regangan yang berelebihan meyebabkan peredaran darah plasaenta mengurang.

berat badan satu janin pada kehamilan kembar rata-rata 1000 gram lebih ringan

dari pada janin kehamilan tunggal.

Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas

toleransi dan seringkali terjadi partus prematurus atau bayi lahir rendah (Dainty,

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

dkk 2016). Kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi

terhadap ibu dan janin. Teori menurut Brown (2006) yang menyebutkan bahwa

prtumbuhan dan perkembangan janin kemabr lebih kecil dari daripada hamil

tunggal, dimana penambahan berat badan ibu hamil kembar seiring dengan jumlah

janin yang dikandung. Berat badan lahir bayi kembar semakin turun dengan

semakin banyaknya jumlah bayi, bayi kembar tiga akan lebih kecil dari pada bayi

kembar dua yang diprediksi sebagai berikut, bayi tunggal berat lahir 3500 gram

bayi kemabr dua 2400 gram dan bayi kemabr tiga rata-rata 1800 gram.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nita

Merzalia (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

kejadian BBLR dengan kehamilan kembar dimana nilai ρ 0,002. Namun hasil

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dewi Sulistyorini

(2012) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara gemeli dengan

kejadina BBLR dengan nilai ρ (0,112)

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Muna di

Ruang Teratai. Dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan

yaitu:

4. Ada hubungan antara umur ibu dengan terjadinya Berat Badan Lahir Rendah

di RSUD Kabupaten Muna di Ruang Teratai periode Januari – Juni tahun

2016

5. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan terjadinya kejadian Berat Badan

Lahir Rendah di Ruang Teratai RSUD Kabupaten Muna Periode Januari –

Juni tahun 2016

6. Ada hubungan antara kehamilan gemeli dengan terjadinya Berat Badan Lahir

Rendah di Ruang Teratai RSUD Kabupaten Muna Periode Januari – Juni

tahun 2016

B. Saran

Diharapkan bagi peneliti berikutnya perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor lain

yang dapat berhubungan dengan terjadinya bayi baru lahir rendah dengan

menggunakan metode dan jumlah sampel yang lebih luas. Diharapkan institusi

pendidikan dapat menambah literatur yang dapat menambah wawasan tentang

kejadian bayi BBLR

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

DAFTAR PUSTAKA

Dwitarinov (2009) Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian BBLRAvailable at http://digilib.unimus.ac.id. Di akses tanggal 25 Juni 2016

Fitriani (2015) Analisis Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian BayiBerat Lahir Rendah di RSKDIA Pertiwi Makassar Tahun 2014. SkripsiFKM Unhas. Makassar

Hidayat (2014) Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Edisi 2,Jakarta: Salemba Medika

Indrawati S. (2015) Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR diWilayah Kerja Puskesmas Minggir Kabupaten Sleman. D IV kebidananSTIKES ‘Aisyiah Yogyakarta

Kusumaningrum AI. (2012) Hubungan Faktor Ibu dengan Kejadian Bayi BeratLahir Rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Gemawang KecamatanGemawang Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.FKM UI. Depok

Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota

Merzalia N. (2012) Determinan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah diKabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun2010-2012. Skripsi FKM UI. Depok

Muslihatun, WN. (2014) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Edisi 5, Yogyakarta:Fitramaya

Novita VT. (2011) Keperawatan Maternitas, Bogor: GI

Pantiawati I. (2010) Bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), Edisi IYogyakarta: Numed

Prawirohardjo S. (2010) Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternaldan Neonatal. Jakarta: YBP-SP

Puspita SR. (2012) Faktor Resiko Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di RSUDProf. DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Provinsi Gorotalo tahun 2012.FKM Unhas. Makassar

Riskesdas (2013). Berat Bayi Lahir. Available athttp://www.profilkesehatan.com/presentase berat bayi lahir rendah. diakses tanggal 2 Juni 2016

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Sulistiani K. (2014) Faktor resiko kejadian BBLR di Wilayah Kerja PuskesmasKota Tanggerang Selatan tahun 2012-2014. Laporan Skripsi FakultasKedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta

Endriana Dewi S, (2012) Hubungan umur dan paritas ibu dengan berat bayi lahirdi RB Citra Insani Semarang tahun 2012. Available at : http//jurnal.animus ac.id Di akses tanggal 2 juni 2016

Sulistyorini D dan Putri S, (2014) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhikejadian BBLR di Puskesmas Pedesaan Kabupaten Banjarnegara tahun2014. Voulume 1 No. 1 diakses tanggal 12 juni 2016

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016
Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

Lampiran 2

Lembar checlist

No nama pasien

BBLR Umur pekerjaan kehamilan ganda

Ya Tdk20-35tahun

<20->35

tahunbekerja tidak

bekerjagemeli tunggal

1 By. Ny A √ √ √ √

2 By. Ny A √ √ √ √

3 By. Ny I √ √ √ √

4 By. Ny H √ √ √ √

5 By. Ny L √ √ √ √

6 By. Ny A √ √ √ √

7 By. Ny Y √ √ √ √

8 By. Ny R √ √ √ √

9 By. Ny S √ √ √ √

10 By. Ny R √ √ √ √

11 By. Ny R √ √ √ √

12 By. Ny R √ √ √ √

13 By. Ny N √ √ √ √

14 By. Ny S √ √ √ √

15 By. Ny S √ √ √ √

16 By. Ny U √ √ √ √

17 By. Ny D √ √ √ √

18 By. Ny E √ √ √ √

19 By. Ny E √ √ √ √

20 By. Ny N √ √ √ √

21 By. Ny I √ √ √ √

22 By. Ny E √ √ √ √

23 By. Ny N √ √ √ √

24 By. Ny S √ √ √ √

25 By. Ny S √ √ √ √

26 By. Ny S √ √ √ √

27 By. Ny S √ √ √ √

28 By. Ny S √ √ √ √

29 By. Ny I √ √ √ √

30 By. Ny I √ √ √ √

31 By. Ny E √ √ √ √

32 By. Ny I √ √ √ √

33 By. Ny M √ √ √ √

34 By. Ny M √ √ √ √

35 By. Ny N √ √ √ √

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

36 By. Ny S √ √ √ √

37 By. Ny H √ √ √ √

38 By. NyY √ √ √ √

39 By. Ny A √ √ √ √

40 By. Ny N √ √ √ √

41 By. Ny N √ √ √ √

42 By. Ny N I √ √ √ √

43 By. Ny N II √ √ √ √

44 By Ny. H √ √ √ √

45 By. Ny A √ √ √ √

46 By. Ny S √ √ √ √

47 By. Ny A √ √ √ √

48 By. Ny H √ √ √ √

49 By. Ny S √ √ √ √

50 By. Ny R √ √ √ √

51 By. Ny A √ √ √ √

52 By. Ny N √ √ √ √

53 By. Ny G √ √ √ √

54 By. Ny H √ √ √ √

55 By. Ny M √ √ √ √

56 By. Ny I √ √ √ √

57 By. Ny Y √ √ √ √

58 By. Ny S √ √ √ √

59 By. Ny A √ √ √ √

60 By. Ny W √ √ √ √

61 By. Ny Y √ √ √ √

62 By. Ny H √ √ √ √

63 By. Ny R √ √ √ √

64 By. Ny A √ √ √ √

65 By. Ny N √ √ √ √

66 By. Ny R √ √ √ √

67 By. Ny S √ √ √ √

68 By. Ny I √ √ √ √

69 By. Ny N √ √ √ √

70 By. Ny M √ √ √ √

71 By. Ny M √ √ √ √

72 By. Ny H √ √ √ √

73 By. Ny F √ √ √ √

74 By. Ny F √ √ √ √

75 By. Ny L √ √ √ √

76 By. Ny S √ √ √ √

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

77 By. Ny S √ √ √ √

78 By. Ny U √ √ √ √

79 By. Ny M √ √ √ √

80 By. Ny N √ √ √ √

81 By. Ny R √ √ √ √

82 By. Ny J √ √ √ √

83 By. Ny N √ √ √ √

84 By. Ny N √ √ √ √

85 By. Ny S √ √ √ √

86 By. Ny I √ √ √ √

87 By. Ny R √ √ √ √

88 By. Ny H √ √ √ √

89 By. Ny A √ √ √ √

90 By. Ny F √ √ √ √

91 By. Ny M √ √ √ √

92 By. Ny A √ √ √ √

93 By. Ny I √ √ √ √

94 By. Ny H √ √ √ √

95 By. Ny S √ √ √ √

96 By. Ny R √ √ √ √

97 By. Ny S √ √ √ √

98 By. Ny I √ √ √ √

99 By. Ny N √ √ √ √

100 By. Ny M √ √ √ √

101 By. Ny F √ √ √ √

102 By. Ny S √ √ √ √

103 By. Ny N √ √ √ √

104 By. Ny I √ √ √ √

105 By. Ny M √ √ √ √

106 By. Ny M √ √ √ √

107 By. Ny R √ √ √ √

108 By. Ny R √ √ √ √

109 By. Ny M √ √ √ √

110 By. Ny H √ √ √ √

111 By. Ny N √ √ √ √

112 By. Ny O √ √ √ √

113 By. Ny E √ √ √ √

114 By. Ny M √ √ √ √

115 By. Ny S √ √ √ √

116 By. Ny B √ √ √ √

117 By. Ny H √ √ √ √

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016

118 By. Ny A √ √ √ √

119 By. Ny D √ √ √ √

120 By. Ny W √ √ √ √

121 By. Ny W √ √ √ √

122 By. Ny S √ √ √ √

123 By, Ny Y √ √ √ √

124 By. Ny M √ √ √ √

125 By. Ny J √ √ √ √

126 By. Ny F √ √ √ √

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016
Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016
Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI s.d JUNI TAHUN 2016