manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi ny “y” asfiksia berat di ruang teratai...

122
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014 Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh : EKAWATI NIM: 2011.1B.0008 1

Upload: warnet-raha

Post on 16-Feb-2017

49 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANANPADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNATANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Oleh :

EKAWATINIM: 2011.1B.0008

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA2014

1

Page 2: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

2

Page 3: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

3

Page 4: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : Ekawati

2. Tempat/ tanggal lahir : Wakadia 1 Juli 1992

3. Agama : Islam.

4. Suku/Kebangsaan : Muna /Indonesia.

5. Alamat : Desa Wakadia

B. Identitas Orang Tua

1. Nama Ayah/Ibu : La Mbaede / Wa Gati

2. Pekerjaan : Tani/ Tani.

3. Alamat : Desa Wakadia

C. Pendidikan :

1. SD Negeri 3 Kusambi Tahun 2005.

2. SMP Negeri 3 Kusambi Tahun 2008.

3. SMA Negeri 1 Kontunaga Tahun 2011.

4. Terdaftar di Akademi Kebidanan Paramata Raha Tahun 2011 sampai

sekarang.

4

Page 5: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sebagai

salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada program studi DIII kebidanan

Paramata Raha Kabupaten Muna dengan judul : ” Manajemen Asuhan Kebidanan

Pada Bayi Ny ”Y” Asfiksia Berat di RSUD Kab. Muna Tanggal 31 Mei-2 Juni 2014”

Penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih yang tiada henti penlis

hanturkan kepada Lishadriwati,S.ST selaku pembimbing I dan Dina

Asminatalia,S.Kep.Ners selaku pembimbing II atas kesediaannya baik berupa waktu,

bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril maupun materil

yang begitu sangat berharga

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini,tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu,pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati,penulis

mengucapkan terimaksih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep.,M.Kes. selaku Ketua Yayasan Pendidikan

Sowite, Kabupaten Muna

2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.kes., selaku Direktur Akademi Kebidanan

Paramata Raha, Kabupaten Muna.

3. Ibu Sartina S.ST selaku penguji yang telah memberikan masukan saran dan

kritik dalam ujian Karya Tulis Ilmiah.

4. Segenap Dosen dan Staf Program Studi DIII Kebidanan Paramata Raha,

Kabupaten Muna yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama

penulis mengikuti pendidikan.

5. Ayah dan ibu saya tercinta (bapak La Mbaede dan Ibu Wa Gati) yang telah

memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta doa restu dan

kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan di

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna hingga penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.Semoga Allah selalu menjaga orang-orang yang paling

saya sayangi dalam balutan rahmat dan hidayah-Nya

5

Page 6: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

6. Saudara-Saudara dan Iparku : Syukur,S.Hut, Noor Aina, Inda, Anas, Nania,

Sarmin dan Oging yang telah memberikan dukungan baik moril maupun

material serta doa yang tulus selama mengikuti pendidikan di Akademi

Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna hingga penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini

7. Keponakanku yang unyu-unyu : Galang, Iman, Naufal, Yasmin, Raka, Ivander

dan Amira yang telah memberikan kecerian selama mengikuti pendidikan di

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna hinga penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini

8. Seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswi Akademi Kebidanan Paramata

Raha, Kabupaten Muna angkatan tahun 2011.

Setiap orang selalu berusaha untuk mempersembahkan sebuah karya yang

baik termasuk penulisan, namun patut disadari sepenuhnya karya tulis ini belum

sempurna baik isi maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, segala usul, saran,

komentar serta kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dan akan

diterima dengan senang hati

Akhir kata semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu kebidanan dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan

rahmat dan petunjuk dalam pemanfaatan karya tulis ilmiah ini. Amin....

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Raha, Agustus 2014

Penulis

6

Page 7: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetujuan………………………………………………………... ii

Lembar Pengesahan………………………………………………………... iii

Riwayat Hidup……………………………………………………………... iv

Kata Pengantar……………………………………………………………...

Intisari ...........................................................................................................

v

vii

Daftar Isi…………………………………………………………………....

Daftar tabel………………………………………………………………...

vii

x

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………… 1

A. Latar Belakang………………………………………………... 1

B. Ruang Lingkup Pembahasan…………………………………. 4

C. Tujuan Telaah ……………….……………………………….. 4

D. Manfaat Telaah……………………………………………….. 5

E. Metode Telaah………………………………………………... 6

F. Sistematika Telaah……………………………………………. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………… 10

A. Bayi Baru Lahir Normal……………………………………… 10

1. Pengertian Bayi Baru Lahir…………………………….. 10

2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal………………………. 10

B. Asifiksia Berat………………………………………………... 17

1. Pengertian………………………………………………. 17

2. Etiologi…………………………………………………. 18

3. Tanda dan Gejala………………………………………. 19

4. Klasifikasi klinis………………………………………... 19

5. Diagnosis……………………………………………….. 22

6. Patofisiologis…………………………………………… 23

7. Penanganan……………………………………………... 24

C. Konsep Manajemen…………………………………………... 30

1. Pengertian………………………………………………. 30

7

Page 8: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

2. Langkah-langkah Manajemen………………………….. 30

3. Pendokumentasian……………………………………… 32

BAB III STUDI KASUS………………………………………………. 35

A. Manajemen……………………………………………………. 35

1. Pengumpulan Data Dasar……………………………….. 35

2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Aktual……………… 40

3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial…………… 41

4. Menilai Perlunya Intervensi Segera, Konsultasi Dan

Kolaborasi……………………………………………….

42

5. Perencanaan Asuhan Kebidanan………………………... 42

6. Implementasi……………………………………………. 45

7. Evaluasi Keefektifan Asuhan…………………………… 47

B. Pendokumentasian……………………………………………. 48

C. Catatan Perkembangan……………………………………….. 55

BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………… 64

A. Kesimpulan…………………………………………………… 64

B. Saran………………………………………………………….. 65

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 67

Lampiran-lampiran…………………………………………………………

DAFTAR TABEL8

Page 9: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

Tabel 1. Kriteria Penilaian Apgar Score............................................................. 21

Tabel 2. Intrepertasi Apgar Score ...................................................................... 22

Tabel 3. Apgar Score ......................................................................................... 37

Tabel 4. Apgar score bayi Ny “ Y “ ................................................................... 49

Bagan 1. Keterkaitan Manajemen Kebidanan dan Pendokumentasian SOAP... 33

9

Page 10: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

INTISARI

Ekawati (2011.IB.0008) “Manajemen Dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Patologi Pada Bayi Ny “Y” Asfiksia Berat Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 di bawah bimbingan Lishadriwati dan Dina Asminatalia

Latar Belakang : Kematian perinatal terbanyak disebabkan oleh asfiksia. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna sejak mulai di bukanya ruang teratai pada 20013 - 2014 jumlah bayi yang mengalami asfiksia 76 orang dan dari 18 jumlah kematian bayi yang ada,6 diantaranya disebabkan oleh Asfiksia Tujuan Telaah : Untuk dapat melakukan,memperoleh gambaran umum dan dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir atas indikasi Asfiksia Berat di Ruang Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Hasil : Yang didapatkan setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir melalui evaluasi dalam mencatat perkembangan selama 3 hari menunjukan keadaan umum bayi baik, tanda-tanda vital dalam batas normal. Dari diagnose masalah dapat teratasiKesimpulan : Setelah melakukan “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir yaitu By. Ny. Y Umur 0 Hari Asfiksia Berat di Ruang Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014”. Maka penulis dapat menyimpulkan kasus tersebut ada kesenjangan antara teori dan praktekKata Kunci : Bayi Baru Lahir dan Asfiksia Berat.

Daftar Pustaka : 16 (2006-2013).

10

Page 11: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih

dari atau sampai dengan 37 minggu dengan berat lahir 2500-4000 gram. Pada waktu

kelahiran, sejumlah adaptasi psikologik mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir,

karena perubahan dramatis ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

bagaimana ia membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus.

Bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan

menjalani masa transisi dengan berhasil. Tujuan Asuhan Kebidanan yang lebih luas

selama masa ini, adalah memberikan perawatan komprehensif kepada bayi baru lahir

pada saat ia dalam ruang rawat, untuk mengajarkan orang tua bagaimana merawat

bayi mereka, dan untuk memberi motivasi terhadap upaya pasangan menjadi orang

tua, sehingga orang tua percaya diri dan mantap (Ladewig. 2006).

Setiap bayi baru lahir selalu mengalami keadaan hipoksia, dan karena

hipoksia itu akan merangsang bayi untuk berusaha bernapas. Tetapi bila bayi tidak

menunjukkan usaha bernapas hipoksia itu berlanjut sampai ke keadaan yang parah.

Hipoksia janin mengakibatkan metabolisme anaerob sehingga terjadi akumulasi asam

laktat, hal itu akan membuat bayi mengalami asidosis yang akan berakibat pada

asfiksia (Fauzian,2013).

Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya

hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia pada

janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia. Pernafasan spontan bayi baru

lahir tergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Bila terdapat

11

Page 12: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan atau persalinan

akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan

mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian

(Erna,2013).

Tahun 2007, Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 46 jiwa/1000 kelahiran hidup

dan angka kematian ibu yaitu 248/100.000 kelahiran hidup World Health

Organization ( WHO ). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2007, mengestimasikan AKB di Indonesia dalam periode 5 tahun terakhir, yaitu tahun

2003-2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Banyak faktor yang mempengaruhi

angka kematian tersebut, yaitu salah satunya asfiksia sebesar 37% yang merupakan

penyebab kedua kematian bayi baru lahir (Depkes.RI, 2008). Sementara target

Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 adalah 32 / 1. 000 KH

(Wiknjosastro, 2010).

Kematian perinatal terbanyak disebabkan oleh asfiksia. Hal ini ditemukan

baik dilapangan maupun dirumah sakit rujukan di indonesia. Di Amerika

diperkirakan 12.000 bayi meninggal atau menderita kelainan akibat asfiksia perinatal.

Retardasi mental dan kelumpuhan syaraf sebanyak 20-40% merupakan akibat dari

kejadian intrapartum (Wiknjosastro, 2010).

Jumlah kematian bayi di Sulawesi Tenggara tahun 2010–2012 cenderung

berfluktuasi. Pada tahun 2010 jumlah kematian bayi 587, tertinggi terjadi di

Kabupaten Muna 79 orang, menyusul Kabupaten Kolaka 67 orang dan Konawe

Selatan 59 orang. Tahun 2011 jumlah kematian bayi mengalami peningkatan yang

cukup tinggi yaitu mencapai jumlah 1.166 kematian bayi. Kematian Bayi yang

tertinggi pada tahun 2011 terdapat di Kabupaten Muna sebanyak 197 orang, disusul

12

Page 13: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

kabupaten Buton 172 orang dan Kabupaten Konawe Selatan 167 orang. Di Tahun

2012 jumlah kematian bayi mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu 693

orang, jumlah tertinggi masih terjadi di Kabupaten Muna (122) dan menyusul Buton

(82) dan Bombana (78). Kematian neonatal terbesar disebabkan oleh sebab lain-lain

sebanyak 244 orang, BBLR 120 orang, asfiksia 89 orang, sepsis 9 orang dan tetanus 3

orang, dengan demikian total kematian neonatal tahun 2012 adalah 484 orang, hal ini

menunjukkan masa neonatal merupakan resiko kematian bayi yang paling tinggi,

yaitu 484 kematian dari 693 bayi.

Kejadian kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu

sampai hari ke-7 setelah persalinan (masa perinatal), pada umumnya disebabkan oleh

Tetanus Neonatorum, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan penyebab lain seperti

pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kurangnya oksigen

dalam rahim (hipoksia intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan saat lahir atau

beberapa saat setelah lahir (asfiksia lahir) (Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2012).

Berdasarakan data dari RSUD Kab. Muna sejak mulai di bukannya ruang

teratai atau kamar bayi pada bulan november 2013 jumlah bayi yang mengalami

asfiksia 4 orang dan memasuki tahun 2014 dari januari sampai Mei 72 orang jadi total

semua kejadian asfiksia dari November 2013 sampai Mei 2014 adalah 76 orang. Dan

dari 18 jumlah kematian bayi yang ada, 6 diantaranya disebabkan oleh asfiksia

(Catatan Rekam Medik RSUD Kab. Muna).

Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi

penyebab utama kematian BBL adalah pelayanan antenatal yang berkualitas, asuhan

persalinan normal/dasar dan pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga professional.

13

Page 14: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

Untuk menurunkan kematian BBL karena asfiksia, persalinan harus dilakukan oleh

tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan keterampilan manajemen asfiksia

pada bayi baru lahir. Kemampuan dan keterampilan ini digunakan setiap kali

menolong persalinan (JNPK-KR, 2008).

Dengan melihat masih tingginya angka kematian bayi akibat asfiksia, serta

didukung dari hasil studi pendahuluan di atas maka penulis tertarik untuk mengambil

kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada By Ny ”Y” dengan Asfiksia Berat di

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna”

B. Ruang Lingkup Pembahasan

Bahan studi kasus ini menggunakan pendekatan bagaimana menerapkan

Asuhan Kebidanan pada By Ny ”Y” dengan Asfiksia Berat di RSUD Kab. Muna

yang dilaksanakan pada tanggal 31 Mei-2 Juni 2014.

C. Tujuan Telaah

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada By Ny ”Y” dengan Asfiksia Berat

di RSUD Kab. Muna yang dilaksanakan tanggal31 Mei-2 Juni 2014.

2.   Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian dan analisis data dasar pada bayi Ny “Y“

Asfiksia Berat di RSUD Kab. Muna yang dilaksanakan tanggal 31 Mei-2

Juni 2014.

14

Page 15: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

a. Mampu merumuskan diagnosa / masalah aktual pada bayi Ny “Y“ dengan

Asfiksia Berat di RSUD Kab. Muna yang dilaksanakan tanggal 31 Mei-2

Juni 2014.

b. Mampu merumuskan diagnosa / masalah potensial pada bayi Ny ”Y dengan

Asfiksia Berat di RSUD Kab. Muna yang dilaksanakan tanggal 31 Mei-2

Juni 2014.

c. Mampu mengidentifikasi tindakan segera dan kolaborasi pada bayi Ny “Y“

dengan Asfiksia Berat di RSUD Kab. Muna yang dilaksanakan tanggal 31

Mei-2 Juni 2014.

d. Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada bayi Ny “Y“ Asfiksia Berat

dengan di RSUD Kab. Muna yang dilaksanakan tanggal 31 Mei-2 Juni 2014.

e. Mampu melaksanankan tindakan asuhan kebidanan pada bayi Ny ”Y“

dengan Asfiksia Berat di RSUD Kab. Muna yang dilaksanakan tanggal 31

Mei-2 Juni 2014.

f. Mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan pada bayi

Ny “Y“ dengan Asfiksia Berat di RSUD Kab. Muna yang dilaksanakan

tanggal 31 Mei-2 Juni 2014.

g. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan

pada bayi Ny ”Y“ dengan Asfiksia Berat di RSUD Kab. Muna yang

dilaksanakan tanggal 31 Mei-2 Juni 2014.

D. Manfaat Telaah

1. Manfaat Praktis

15

Page 16: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

a. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Ujian Akhir pendidikan

DIII Kebidanan Paramata Raha.

b. Sebagai pengalaman berharga yang dapat meningkatkan pengetahuan dan

menambah wawasan penulis dalam memberikan perawatan kepada klien

dengan kasus Bayi Asfiksia.

c. Sebagai sumber informasi dan menambah wawasan ilmu pengetahuan dan

sebagai bahan acuan bagi penulis karya tulis ilmiah selanjutnya.

2. Manfaat Bagi Institusi

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswa

Diploma III Kebidanan Paramata Raha, dalam pelaksanaan asuhan kebidanan.

3. Manfaat Bagi Penulis .

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis serta tambahan

pengalaman yang sangat berharga dalam memberikan Asuhan Kebidanan Pada

Bayi Asfiksia dan dapat memperluas wawasan ke ilmuan sebagai sarana

pengembangan diri melalui penulisan karya tulis ilmiah.

E. Metode Telaah

1. Studi Kepustakaan.

Penulis mempelajari literatur – literatur yang relevan dengan masalah

asfiksia yang di akses dari internet, dari jurnal dan dari hasil penelitian sebagai

dasar teoritis yang digunakan dalam pembahasan karya tulis ini.

16

Page 17: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

2. Studi Kasus

Penulis menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam asuhan

kebidanan pada bayi Ny“Y“ meliputi : pengkajian dan analisa data, merumuskan

diagnosis / masalah aktual dan potensial, melaksanakan tindakan segera dan

kolaborasi, menyusun rencana tindakan, melaksanakan tindakan dan

mengevaluasi asuhan kebidanan serta mendokumentasikan dengan metode

SOAP. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Anamnese

Melakukan Tanya jawab pada ibu dan bapak klien serta bidan untuk

memperoleh informasi secara aktual.

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan dilakukan secara sistematis mulai dari kepala hingga kaki

yang meliputi pemeriksaan secara inspeksi, palpasi dan auskultasi.

c. Pengkajian Psikososial

Pengkajian psikososial meliputi pengkajian status emosional, respon

terhadap kondisi yang dialami serta pola interaksi klien terhadap keluarga,

petugas kesehatan dan lingkungannya.

d. Studi Dokumentasi

Membaca dan mempelajari status kesehatan yang berhubungan dengan

keadaan klien yang bersumber dari catatan perawatan maupun dari sumber

lain yang menunjang yaitu hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan

diagnostik.

17

Page 18: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penulisan karya tulis ini, maka

penulis menyusun secara sistematika yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Ruang Lingkup Pembahasan

C. Tujuan Telaah

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

D. Manfaat Telaah

E. Metode Telaah

F. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

B. Konsep Manajemen Kebidanan

1. Pengertian

2. Pedoman Penerapan

3. Langkah-Langkah Manajemen

4. Pendokumentasian

BAB III STUDI KASUS

A. Pengumpulan Data Dasar

B. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual

C. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial

D. Menilai Perlunya Intervensi Segera,Konsultasi dan Kolaborasi

18

Page 19: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

E. Perencanaan Asuhan Kebidanan

F. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan

G. Evaluasi Keefektifan Asuhan

H. Pendokumentasian

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bagian ini membahas tentang kesenjangan antara teori dengan fakta yang ada,

dibahas secara sistematis mulai dari langkah 1 sampai langkah 7.

BAB V PENUTUP yang berisi kesimpulan dan saran

Daftar Pustaka

Lampiran

19

Page 20: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan Umum Tentang Bayi Baru Lahir

a. Pengertian

1) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang

kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37

minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan antara 2500 gram

sampai 4000 gram nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah, 2010)

2) Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir cepat pada waktunya, biasanya 39

minggu sampai 40 minggu dengan berat badan lahir antara 3000-3700 gram.

(Suryani 2001)

3) Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir dari kehamilan 31 minggu sampai

42 minggu dan berat badan lahir 2006 gram sampai 4000 gram

(sarwono 2010).

4) Bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan 37 minggu sampai 42

minggu. (Nanny 2010)

b. Ciri ciri Bayi Normal

1) Berat badan 2500 gram sampai 4000 gram

2) Panjang badan lahir 47 cm sampai 52 cm

3) Lingkar kepala 33 cm sampai 35 cm

4) Lingkar dada 32 cm sampai 34 cm

20

Page 21: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

5) Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180 kali/menit,

kemudian menurun sampai 120-140 kali/menit

6) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk dan

diliputi verniks casiosa.

7) Rambut lanugo menutupi kulit dan lanugo terdapat pada bahu lengan atas

dan paha.

8) Genetalia, testis turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora sudah menutupi

labia minora (pada bayi perempuan)

9) Refleks isap sudah terbentuk dengan baik (Sarwono 2010).

c. Perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir

1) Perubahan metabolisme karbohidrat

Pada waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah,

untuk menambah energi pada 3 jam pertama setelah lahir diambil dari

metabolismeasam lemak, bila karena sesuatu hal misalnya bayi mengalami

meabolisme asam lemak tidak memenuhi kebutuhan pada neonatus maka

kemungkinan bayi akan menderita hipoglikemia.

2) Perubahan suhu tubuh

Ketika bayi baru lahir bayi berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah

dibanding suhu dalam rahim ibu. Suhu yang normal berkisar 36,5-37,5 0 C.

3) Perubahan pernapasan

Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui

paru-paru bayi. Bayi normal melalui pernapasan 30 detik sesudah lahir,

untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan, dan

peredaran darah dapat di gunakan apgar skor dapat juga dilihat dari

21

Page 22: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

frewkuensi denyut jantung, pernapasan, ekstremitas dan seluruh tubuh.

Pernapasan bayi normal berkisar anata 40-60 x menit.

4) Perubahan sirkulasi

Dengan berkembangnya paru - paru mengakibatkan tekanan O2 meningkat

dan tekanan CO2 menurun Hal ini mengakibatkan turunnya resistensi

pembuluh darah paru sehingga aliran darah tersebut meningkat. Hal ini

mengakibatkan darah dari arteri pulmunalis mengalir ke paru- paru dan

duktus arteri osus calpus dipotong aliran darah dari plasenta melalui vena

cava. Sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar

kandungan (Sarwono : 2010)

d. Hal – hal yang di lakukan pada bayi baru lahir

1) Menghisap lendir dan merangsang pernafasan sekaligus menilai apgar

score. Tujuan menghisap lendir adalah saluran pernapasan bebas dari

sumbatan kotoran sehingga bayi dapat bernapas secara normal.

Penggunaan apgar scor pada bayi baru lahir ada 3 golongan

a) apgar score 1 menit 7-10 : normal/ baik

b) apgar score 1 menit 4-6 : asfiksia sedang

c) apgar score 1 menit 0-3 : asfiksia berat

2) Mengeringkan badan bayi dari cairan ketuban menggunakan kain yang

halus atau handuk

3) Memotong dan mengikat tali pusat dengan memperhatikan tehnik septik

dan anti septik, agar tidak terjadi infeksi tali pusat dengan menggunakan

gunting steril.

4) Apabila bayi tidak menangis lakukan cara sebagai berikut :

22

Page 23: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

a) Rangsangan taktil dengan cara menepuk- nepuk kaki, mengelus- elus

dada, perut dan pinggang.

b) Bila dengan rangsangan taktil belum menangis lakukan dengan mouth

to mouth ( nafas buatan dari mulut ke mulut )

c) Memperhatikan suhu tubuh bayi dengan cara;

(1) Bayi dibungkus dengan penghangat

(2) Jangan biarkan bayi dalam keadaan basah

(3) Jangan memandikan bayi dengan kain dingin

(4) Daerah kepala di tutupi

d) Merawat tali pusat dengan menggunakan kasa steril

e) Mendekatkan bayi dengan ibu dan segera melakukan inisiasi menyusui

dini

f) Membersihkan badan bayi dengan menggunakan kain waslap dengan

air hangat

g) Memberikan obat mata untuk mencegah terjadinya infeksi gonore dan

rubella

h) Laksanakan pemeriksaan kesehatan dan tertukarnya bayi yang satu

dengan yang lain memakaikan pakaian bayi

e. Pemantauan tanda- tanda vital

1) Suhu badan bayi di ukur melalui rektum atau ketiak

2) Pada pernafasan normal perut, dan dada terjadi inspirasi dan ekspirasi

secara bergantian.

3) Nadi dapat di pantau di semua titik nadi perifer

4) Tekanan darah hanya bila ada indikasi

23

Page 24: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

Bayi baru lahir di nyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau

beberapa tanda-tanda sebagai berikut :

a) Sesak nafas

b) Frekuensi jantung <100x/ menit

c) Malas minum

d) Panas atau suhu badan bayi rendah

e) Gerakan retraksi di dada Kurang aktif

f) Berat lahir rendah (1.500-2.449 g) dengan kesulitan minum

(Marni,2012).

f. Penatalaksanaan awal bayi baru lahir

1) Pencegahan infeksi

Bayi baru lahir sangat rentang terhadap infeksi saat melakukan

penanganan bayi baru lahir, pastikan untuk melakukan tindakan

pencegahan infeksi berikut:

a) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi

b) Pakai sarung tangan bersih

c) Pastikan semua peralatan termasuk klem, gunting dan benang tali

telah di infeksi tingkat tinggi (steril)

d) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut,serta kain untuk bayi telah

dalam keadaan bersih

e) Pastikan bahwa timbangan,pita ukur, temperatur, stetoskop dan

benda-benda yang akan bersentuhan dengan bayi telah dalam

keadaan bersih.

24

Page 25: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

2) Penilaian awal

Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan

tepat (0-30 detik), jika bayi mengalami kesulitan bernafas, menangis

lemah, lemas atau kulit berwarna pucat biru segera bersihkan untuk

membantu memulai pernapas awal.

3) Pencegahan kehilangan panas

Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara

memadai dan dapat dengan cepat mengalami kedinginan jika kehilangan

panas tidak segera di cegah.Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak di

selimuti mungkin akan mengalami hipotermi meskipun berada dalam

ruangan yang relatif hangat.

4) Mekanisme Kehilangan Panas

a) Evaporasi : adalah cara kehilangan panas tubuh bayi yang terjadi

karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi yang

tidak cepat di keringkan.

b) Konduksi : adalah kehilangan panas melalui kontak kulit langsung

antara tubuh bayi dengan permukaan yang cepat dingin.

c) Konveksi : adalah kehilangan panas yang terjadi saay bayi di

tempatkan di ruangan yang dingin

d) Radiasi : adalh kehilangan panas yang terjadi saat bayi di tempatkan

dekat benda yng mempunyai temperatur tubuh yang lebih rendah.

5) Mencegah Kehilangan Panas

a) Keringkan bayi secara saksama

b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat

25

Page 26: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

c) Tutup bagian kepala bayi

d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya

e) Jangan segera memandikan bayi baru lahir

f) Tempatkan bayi di lingkungan yang bersih

6) Rangsangan taktil

Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan stimulasi, jika bayi

tidak memberikan respon terhadap pengeringan dan rangsangan serta

menunjukan tanda-tanda kegawatan maka segera lakukan tindakan

untuk membantu pernapasan.

7) Asuhan perawatan tali pusat

a) Mengikat tali pusat sekitar 1 cm dari pusar bayi dengan

menggunakan benang desinfektan tingkat tinggi atau klem plastik

tali pusat kemudian lakukan dengan simpul kunci atau jepitan

secara mantap, klem tali pusat tersebut.

b) Perawatan tali pusat

Jangan membungkus tali pusat atau perut dengan mengoleskan

dengan bahan atau ramuan apapun kepuntung tali pusat.

(1) Pemakaian alkohol atau betadin masih di perkenankan

sepanjang tidak menyebabkan tali pusat basah atau lembab.

(2) Beri nasehat pada ibu tentang cara :

(a) Melihat popok dibawah puntung tali pusat

(b) Jika puntung tali pusat kotor cuci secara lembut dengan

air matang dan keringkan dengan handuk bersih

26

Page 27: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

(c) Beritahu ibu untuk mencari bantuan jika tali pusat

menjadi merah atau mengeluarkan darah atau nanah

(3) Pemberian Asi

Pastikan pemberian asi dimulai dalam waktu 1 jam setelah

bayi lahir. Jika mungkin anjurkan ibu untuk memeluk dan

mencoba untuk menyusui bayinya segera setelah tali pusat di

klem atau di potong

2. Tinjauan umum tentang asfiksia

a. Pengertian Asfiksia

Asfiksia neonatorum adalah suatu  keadaan dimana bayi tidak dapat

bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh

hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-

faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah lahir

(Aminullah, A.2005).

Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir

yang mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah

lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat

mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya. (Dewi.2010)

Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas

spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan

CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut

(Manuaba, 2013)

Asfiksia adalah kegagalan untuk memulai dan melanjutkan pernapasan

secara spontan dan teratur pada saat bayi baru lahir atau beberapa saat

27

Page 28: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

sesudah lahir.bayi mungkin lahir dalam kondisi asfiksia (asfiksia primer)

atau mungkin dapat bernapas tetapi kemudian mengalami asfiksia beberapa

saat setelah lahir (asfiksia sekunder) ( Fauziah,2013 )

b. Etiologi

Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta

Adanya hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional

dan biokimia pada janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia.

1) Faktor ibu: 

a) Preeklampsia dan eklampsia.

b) Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta),

c) Partus lama atau partus macet,

d) Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)

e) Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)

2) Faktor tali pusat:

a) Lilitan tali pusat

b) Tali pusat pendek,

c) Simpul tali pusat

d) Prolapsus tali pusat

3) Faktor Bayi:

a) Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)

b) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu,

ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)

c) Kelainan bawaan (kongenital)

d) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)

28

Page 29: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

Penolong persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko

yang berpotensi untuk menimbulkan asfiksia. Apabila ditemukan

adanya faktor risiko tersebut maka hal itu harus dibicarakan dengan

ibu dan keluarganya tentang kemungkinan perlunya tindakan

resusitasi. Akan tetapi, adakalanya faktor risiko menjadi sulit

dikenali atau sepengetahuan penolong tidak dijumpai tetapi asfiksia

tetap terjadi. Oleh karena itu, penolong harus selalu siap melakukan

resusitasi bayi pada setiap pertolongan persalinan.

c. Tanda dan gejala

1) Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap

2) Denyut jantung kurang dari 100 x/menit

3) Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai

4) Warna kulit pucat atau kebiruan

5) Kejang

6) Penurunan kesadaran

7) Tidak ada respon terhadap refleks rangsangan

d. Klasifikasi klinis

1) Nilai 0-3   : Asfiksia berat

Pada kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami asidosis,sehingga

memerlukan perbaikan dan resusitasi aktif dengan segera. Tanda dan

gejala yang yang muncul pada asfiksia berat adalah sebagai berikut:

a) Frekuensi jantung kecil, yaitu <40x/ menit.

b)    Tidak ada usaha napas

c)   Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada

29

Page 30: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

d)     Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu

2) Nilai 4-6   : Asfiksia sedang

Pada asfiksia sedang, tanda gejala yang muncul adalah sebagai

berikut:

a) Frekuensi jantung menurun menjadi 60-80 kali permenit

b) Usaha nafas lambat

c) Tonus otot biasanya dalam keadaan baik

d) Bayi masih bereaksi terhadap rangsangan yang

diberikan

e) Bayi tampak sianosis

3) Nilai 7-10 : Normal

Dilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-

5, bila nilai apgar 5 menit  masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan

tiap 5 menit sampai skor mencapai 7.Nilai Apgar berguna untuk

menilai keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan  menentukan

prognosis, bukan untuk memulai resusitasi karena resusitasi dimulai

30 detik setelah lahir bila bayi tidak menangis. (bukan 1 menit

seperti penilaian skor Apgar) (Dewi,2010)

Untuk menentukan tingkatan asfiksia, apakah bayi mengalami

asfiksia berat, sedang atau ringan/ normal dapat dipakai penelitian

apgar skor. Skor Apgar atau nilai Apgar (Apgar score) adalah

sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952

oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk

secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah

30

Page 31: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

kelahiran.Apgar yang berprofesi sebagai ahli anestesiologi

mengembangkan metode skor ini untuk mengetahui dengan pasti

bagaimana pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi ( Wafi,2011).

Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir

menggunakan lima kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu,

dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan untuk

menghasilkan angka nol hingga 10 ( Wafi,2011).

Tabel 1 Kriteria penilaian APGAR ScoreNilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronium

Warna kulit

seluruhnya biru

warna kulit tubuh normal merah muda, tetapi tangan dan kaki kebiruan (akrosianosis)

warna kulit tubuh, tangan, dan kaki normal merah muda, tidak ada sianosis

Appearance

Denyut jantung

tidak ada <100 kali/menit

>100 kali/menit

Pulse

Respons refleks

Tidak ada respons terhadap stimulasi

meringis/menangis lemah ketika distimulasi

meringis/bersin/batuk saat stimulasi saluran napas

Grimace

Tonus otot lemah/tidak ada

sedikit gerakan

bergerak aktif Activity

Pernapasan tidak ada lemah atau tidak teratur

menangis kuat, pernapasan baikdan teratur

Respiration

Sumber:wafi,2011

Interpretasi skor

Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah

kelahiran, dan dapat diulangi jika skor masih rendah.

31

Page 32: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

Tabel 2 Intrepertasi scor ApgarJumlah skor Interpretasi Catatan7-10 Bayi normal4-6 Agak rendah Memerlukan tindakan medis segera seperti

penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas.

0-3 Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif

Sumber:Sudarti,2013

Dilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-5,

bila nilai apgar 5 menit  masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap

5 menit sampai skor mencapai 7. Nilai Apgar berguna untuk menilai

keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan  menentukan prognosis,

bukan untuk memulai resusitasi karena resusitasi dimulai 30 detik

setelah lahir bila bayi tidak menangis. (bukan 1 menit seperti penilaian

skor Apgar.

e. Diagnosis

Asfiksia neonatorum yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari

anoksia /hipoksia janin. Diagnosis anoksia/hipoksia janin dapat dibuat dalam

persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin

1) Denyut Jantung Janin (DJJ)

Frekuensi normal  ialah antara 120-160 denyutan semenit, selama his

frekuensi ini bisa turun, tetapi diluar his kembali lagi kepada keadaan

semula. Peningkatan DJJ umumnya tidak banyak berarti, akan tetapi apabia

frekuensi turun sampai 100 permenit diluar his, dan lebih-lebih jika tidak

teratur karena hal itu merupakan tanda bahaya.

32

Page 33: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

2) Mekonium dalam air ketuban

Mekonium dalam presentasi-sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada

presentasi kepala mungkin menunjukkan adanya gangguan oksigenasi dan

menimbulkan kewaspadaan. Adanya mekonium dalam air ketuban pada

presentasi kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila

hal itu dapat dilakukan dengan mudah.

f. Patofisiologi

Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta.

Adanya hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan

biokimia pada janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia. Beberapa

kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah

uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia

bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut

menjadi asfiksia bayi baru lahir.Pernafasan spontan bayi baru lahir tergantung

pada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Bila terdapat gangguan

pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan atau persalinan akan

terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel

tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian asfiksia yang terjadi

dimulai suatu periode apnu disertai dengan penurunan frekuensi. Pada penderita

asfiksia berat, usaha bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam

periode apnue kedua. Pada tingkat ini terjadi bradikardi dan penurunan Tekanan

Darah.

Pada asfiksia terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan

keseimbangan asam-basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama hanya terjadi

33

Page 34: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

asidosis respioratorik. Bila berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi proses

metabolisme an aerobic yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga

glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang.Pada tingkat

selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskular yang disebabkan oleh

beberapa keadaan diantaranya : Hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan

mempengaruhi fungsi jantung. Terjadinya asidosis metabolik yang akan

menimbulkan kelemahan otot jantung. Pengisian udara alveolus yang kurang

adekuat akan mengakibatkan tetap tingginya resistensi pembuluh darah paru

sehingga sirkulasi darah ke paru dan ke sistem sirkulasi tubuh lain akan

mengalami gangguan.

g. Penanganan

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam resusitasi, prinsip dasar

yang perlu diingat adalah tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi

A :  Airway 

B    :  Brithing

C    :  Circulation

Keterangan :

A: -Memastikan saluran terbuka

- Meletakkan bayi dalam posisi kepala deflexi, bahu diganjal

- Menghisap lendir dari mulut kemudian hidung

B : - Memulai pernafasan

- Memakai rangsangan taktil untuk memulai pernafasan

- Memakai VTP bila perlu

C : Mempertahankan sirkulasi darah

34

Page 35: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada

1) Tahap awal resusitasi

a) Jaga kehangatan

Alat pemancar panas telah diaktifkan sebelumnya sehingga tempat

meletakkan bayi hangat.

(1) Bayi diletakkan dibawah alat pemancar panas, tubuh dan kepala bayi

dikeringkan dengan   menggunakan   handuk   atau   selimut   hangat

(Apabila diperlukan penghisapan lendir mekonium, dianjurkan untuk

menunda pengeringan tubuh yaitu setelah mekonium dihisap dari

trakhea).

(2) Untuk bayi yang sangat kecil (BB kurang dari 1500 gram) atau apabila

suhu ruangan sangat dingin dianjurkan untuk menutup bayi dengan

sehelai plastik tipis yang tembus pandang.

b) mengatur bayi dalam posisi yang benar

(1) Bayi diletakkan terlentang di alas yang datar, kepala lurus dan leher

sedikit tengadah (ekstensi)

(2) Untuk mempertahankan leher agar tetap tengadah, letakkan handuk

atau   selimut   yang   digulung   dibawah   bahu   bayi,   sehingga  

bahu terangkat % sampai 1 inci (2-3 cm).

c) Membersihkan jalan nafas

(1) Kepala bayi dimiringkan agar cairan berkumpul dimulut dan tidak

difaring bagian belakang.

(2) Mulut dibersihkan dahulu dengan maksud :  

(a) Cairan tidak teraspirasi

35

Page 36: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

(b) Hisapan pada hidung akan menimbulkan penafasan megap-megap

(gasping)

(c) Apabila  mekonium  kental  dan bayi  mengalami  depresi  harus

dilakukan penghisapan dari trakhea dengan menggunakan pipa

endotrakhea (pipa ET)

d) Keringkan tubuh bayi dengan kain yang kering dan hangat, setelah itu

gunakan kain kering dan hangat yang baru untuk bayi sambil melakukan

rangsangan taktil

e) Mengatur kembali posisi kepala bayi

f) Menilai bayi

Penilaian bayi dilakukan berdasarkan 3 gejala yang sangat penting bagi

kelanjutan hidup bayi,antaranya sebagai berikut

(1) Usaha bernafas

(2) Frekuensi denyut jantung

(3) Warna kulit

(a) Apabila bayi bernafas spontan dan memadai lanjutkan dengan menilai

frekuensi denyut jantung.

(b) Apabila   bayi   mengalami   apnu   atau   sukar   bernafas   dilakukan

rangsangan taktil dengan menepuk-nepuk atau menyentil telapak kaki

bayi   atau  menggosok-gosok  punggung  bayi   sambil memberikan

oksigen.

(c) Apabila setelah beberapa detik tidak terjadi reaksi atas rangsangan

taktil, mulailah pemberian VTP (Ventilasi Tekanan Positif)

36

Page 37: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

2) Tahap awal ventilasi

a) Pasang sungkup dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi.

b) Lakukan ventilasi menggunakan balon dan sungkup-sungkup.

c) Lihat apakah dada bayi mengembang Apabila tidak mengembang, periksa

posisi kepala, pastikan posisi sudah ekstensi, periksa posisi sungkup, pastikan

tidak ada udara yang bocor, periksa cairan atau lendir dari mulut, bila ada

lendir atau cairan lakukan penghisapan.

d) Jika dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 kali dengan tekanan 20 cm

air dalam 30 detik.

e) Nilai apakah bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur.

f) Jika ya, lakukan asuhan pasca resusitasi.

g) Jika tidak, lakukan langkah berikut dibawah ini.

(1) Ventilasi dan kompresi dada.

(2) Baru sirkulasi dengan memulai kompresi dada sambil tetap melanjutkan

ventilasi.

(3)  Kompresi dilakukan di 1/3 bawah tulang dada dibawah garis khayal yang

menghubungkan kedua puting susu bayi, hati-hati jangan menekan Px.

(4) Dengan posisi jari-jari dan tangan yang benar, gunakan tekanan yang

cukup untuk menekan tulang dada + 1,5 – 5 cm, kemudian tekanan

dilepaskan untuk memungkinkan pengisian jantung.

(5) Rasio kompresi dada dan ventilasi dalam 1 menit adalah 90 kompresi

dada dan 30 ventilasi (3 : 1 )

37

Page 38: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

3) Asuhan pasca resusitasi

Asuhan pasca resusitasi diberikan sesuai dengan keadaan bayi setelah menerima

tindakan resusitasi. Asuhan pasca resusitasi dilakukan pada keadaan :

a) Resusitasi berhasil

Bayi menangis dan bernafas normal sesudah langkah awal atau sesudah

ventilasi. Perlu pemantauan dan dukungan.Resusitasi dinyatakan

berhasil apabila pernapasan bayi teratur, warna kulitnya kembali normal

yang kemudian diikuti dengan perbaikan tonus otot atau bergerak aktif.

Lanjutkan dengan asuhan berikutnya.

b) Resusitasi tidak/kurang berhasil/bayi memerlukan rujukan

Bayi perlu rujukan, yaitu sesudah ventilasi 2 menit belum bernafas atau

bayi sudah bernafas tetapi masih megap-megap atau pada pemantauan

ternyata kondisinya makin memburuk, segera rujuk kefasilitas rujukan.

Tanda-tanda bayi yang memerlukan rujukan sesudah resusitasi :

(1) Frekuensi pernafasan < 30 kali per menit atau > 60 kali per menit.

(2) Adanya retraksi tarikan intercostal.

(3) Bayi merintih ( bising nafas ekspirasi ) atau megap-megap (bising

nafas inspirasi).

(4) Tubuh bayi pucat atau kebiruan

c) Resusitasi gagal

Resusitasi dinyatakan gagal apabila setelah 20 menit diventilasi, bayi

gagal bernafas, hentikan upaya tersebut. Biasanya bayi akan mengalami

gangguan yang berat pada susunan syaraf pusat dan kemudian meninggal.

Ibu dan keluarga memerlukan dukungan moral yang adekuat secara hati-

38

Page 39: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

hati dan bijaksana, ajak ibu dan keluaraga untuk memahami masalah dan

musibah yang terjadi serta berikan dukungan moral sesuai adat dan

budaya setempat

h. Komplikasi yang terjadi karena asfiksia berat :

1) Edema otak & Perdarahan otak Pada penderita asfiksia dengan gangguan

fungsi jantung yang telah berlarut sehingga terjadi renjatan neonatus,

sehingga aliran darah ke otak pun akan menurun, keadaaan ini akan

menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang berakibat terjadinya edema

otak, hal ini juga dapat menimbulkan perdarahan otak.

2) Anuria atau oliguria Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada

penderita asfiksia, keadaan ini dikenal istilah disfungsi miokardium pada

saat terjadinya, yang disertai dengan perubahan sirkulasi. Pada keadaan ini

curah jantung akan lebih banyak mengalir ke organ seperti mesentrium dan

ginjal. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya hipoksemia pada pembuluh

darah mesentrium dan ginjal yang menyebabkan pengeluaran urine sedikit.

3) Kejang Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan

pertukaran gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan persediaan

O2 dan kesulitan pengeluaran CO2 hal ini dapat menyebabkan kejang pada

anak tersebut karena perfusi jaringan tak efektif.

4) Koma Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan

menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan

perdarahan pada otak.

39

Page 40: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

B. Konsep Dasar Tentang Manajemen Kebidanan

1. Pengertian

manajemen sering dikenal orang dengan defenisi “ proses melaksanakan

pekerjaan melalui orang lain “. Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah

proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan

kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan

anak, kepuasan pelanggan, dan kepuasan bidan sebagai provider. ( Erna, 2013 )

2. Langkah – langkah manajemen

Proses Asuhan Kebidanan ( Varney 2007.)

a. Langkah I : Pengkajian dan analisa data dasar

Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan

semua data yang diperlukan untuk mengeveluasi keadaan klien secara

lengkap yaitu : riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan

kebutuhannya, meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya, meninjau

data laboratorium dan membandingkan dengan hasil study.

b. Langkah II : Merumuskan Diagnosa Masalah Aktual

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa

atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas

data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan

diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik.

Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan, karena beberapa masalah

tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi sungguh membutuhkan

penanganan yang dituangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.

40

Page 41: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

Masalah sering berkaitan dengan wanita yang sering diidentifikasi oleh

bidan sesuai dengan pengarahan, masalah ini sering menyertai diagnosa.

c. Langkah III : Merumuskan Diagnosa Atau Masalah Potensial.

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

melakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat

bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.

d. Langkah IV : Tindakan Segera/Kolaborasi

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan

atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan tim anggota

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat ini

mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.

e. Langkah V : Rencana Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan

oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau

diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap

dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa

yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang

berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita

tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya.

41

Page 42: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

f. Langkah VI : Melaksanakan Asuhan Kebidanan

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau sebagian

oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak

melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan

pelaksanaannya Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter,

untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan

dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap

terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.

Manajemen yang efisien akan menyikat waktu dan biaya serta meningkatkan

mutu dari asuhan klien

g. Langkah VII: Evaluasi Asuhan Kebidanan

Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah

benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah

diidentifikasikan didalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007)

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

a. Data Subjektif

Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata,

mencakup nama, umur, tempat tinggal, pekerjaan, status perkawinan,

pendidikan serta keluhan-keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara

langsung pada pasien atau keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

42

Page 43: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

b. Data Objektif

Data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik mencakup inspeksi,

palpasi, perkusi, auskultasi, serta pemeriksaan penunjang seperti

pemeriksaan laboratorium.

c. Asessment /Diagnos a

Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah

yang mencakup masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Penegakan

diagnose kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya

penanggulangan ancaman keselamatan pasien.

d. Planning / Perencanaan

Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan

oleh bidan dalam melakukan interfens iuntuk memecahkan masalah

pasien/klien.

Bagan 1 Keterkaitan Manajemen Kebidanan Dan Pendokumentasian SOAP

7LANGKAH VARNEY5 LANGKAH(KOMPETENSI BIDAN)

SOAP/NOTES

1.   Pengumpulan Data Dasar Data

Subjektif (Hasil anamnesis)Objektif (pemeriksaan)

2.   Interpretasi Data: Diagnosis, masalah, kebutuhan

Assesment/ Diagnosa

Assesment(Analisis data Interpretasi Data)

a. Diagnosis dan masalahb. Diagnosis atau masalah potensial

3.   Identifikasi Diagnosis atau masalah potensial

4.   Identifikasi kebutuhan yang memerlukan

43

Proses manajemen kebidanan Pendokumentasian asuhan kebidanan

Page 44: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

penanganan segera secara mandiri, konsultasi atau kolaborasi c.Kebutuhan tindakan

segera 5.   Rencana Asuhan :a. Melengkapi data:

tes diagnostic /LAB

b. Pendidikan/konseling

c. Rujukan d. Follow Up

Planning

Planning (Dokumentasi Implementasi dan Evaluasi)

a. Asuhan mandirib. Kolaborasic. Tes diagnostik

atau tes laboratorium

d. Konselinge. Follow Up

6.   Pelaksanaan Implementasi7.   Evaluasi Evaluasi

(Wafi, 2011).

44

Page 45: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

BAB III

STUDI KASUS

Pada bab ini akan diuraikan tentang penerapan manajemen kebidanan dalam

asuhan kebidanan bayi baru lahir “ Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan

Kebidanan Pada Bayi Ny “Y” dengan Asfiksia Berat di Ruang Teratai Rumah Sakit

Umum Daerah Kab.Muna “ diawali dengan pengumpulan data dasar dan berakhir

dengan evaluasi.

A. Manajemen

1. Langkah I.Identikasi data dasar

a. Identitas bayi

Nama Bayi : Bayi Ny. “Y”

Tanggal / Jam Lahir : 31-05-2014 / 07.00 Wita

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 2 ( Dua )

Umur Saat Dikaji : Segera Setelah Lahir

b. Identitas orang tua ( ayah dan ibu )

Nama : Ny. “Y” / Tn. “U”

Umur : 28 Tahun / 31 Tahun

Suku : Muna / Muna

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SD / SMP

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Lama Menikah : ± 3 Tahun

Alamat : Lagasa

45

Page 46: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

c. Data biologis/fisiologis

1) Riwayat Kehamilan :

a) GII P1A0

b) HPHT : 27-08-2013

c) HTP : 3-06-2014

d) Pemeriksaan kehamilan : 5 kali selama hamil yakni oleh bidan di BPS

4 kali dan oleh dokter spesialis kandungan di RSUD kab.Muna, poli

KIA 1 kali.

e) Imunisasi TT selama hamil 2 kali yaitu pada umur kehamilan 7 bulan

dan 8 bulan.

f) Riwayat penyakit selama hamil : ibu tidak mengalami gangguan

kesehatan yang serius seperti Asma, TBC, jantung, hipertensi, DM, dll.

Ibu hanya mengalami flu dan sakit kepala biasa.

g) Pengobatan : Fe, Kalak Dan Vit. C.

2) Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu.

Ibu mengatakan :

a) Hamil anak pertama tahun 2011, selama 9 bulan 10 hari, tempat

persalinan di rumah ibu, penolong bidan, jenis persalinan normal, berat

bayinya 3000 gram, panjang badan 50 cm, jenis kelamin perempuan,

lama menyusui 2 tahun, tidak ada masalah pada masa nifas.

3) Riwayat persalinan / kelahiran sekarang

a) Umur kehamilan : 39 minggu 4 hari

b) Tempat persalinan : Ruang Delima RSUD. Kab. Muna

c) Penolong : Dokter Spesialis kandungan

46

Page 47: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

d) Jenis persalinan : Normal

e) Penyulit persalinan : Penumbungan kaki

f) Bayi lahir : Tanggal 31-05-2014 jam 07.00 wita

g) BBL : 3200 gram, PBL : 49 cm, JK : perempuan

Penyuntikan Vit. K 1 mg/IM

h) Proses persalinan : Kala I di rumah ibu, Kala II, III dan IV

berlangsung di kamar bersalin RSUD Kab.

Muna, 2 jam post partum berlangsung di

kamar bersalin RSUD. Kab. Muna.

d. Data obyektif

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum bayi lemah

b) Bayi tidak langsung menangis

c) Warna kulit : badan kemerahan, ekstremitas kebiruan

d) Pergerakan / tonus otot : lemah

e) Apgar skor : 3/5/7

f) Tubuh bayi masih basah oleh lender dan air ketuban

Tabel 3.Apgar score

No. Kriteria MenitPertama

MenitKelima

Menit ke sepuluh

1. Appearance color ( warna kulit ) 0 1 2

2. Pulse ( frekuensi jantung ) 1 1 2

3. Grimace ( refleks ) 0 1 1

4. Activity ( tonus otot ) 1 1 1

5. Respiration ( pernapasan ) 1 1 1

Jumlah 3 5 7

47

Page 48: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

g) Tanda-tanda vital :

Nadi : 120 kali / menit

Pernapasan : 40 kali / menit

Suhu : 36,2 0C

h) Jenis kelamin : perempuan

2) Pemeriksaan Fisik Khusus

a) Kepala : ubun-ubun serta sutura lebar dan belum menutup tidak

ada molase, tidak ada caput.

b) Wajah : tidak ada ekspresi

c) Mata : sklera tidak ikterus, konjungtiva merah muda, tampak

bersih.

d) Hidung : lubang simetris kiri dan kanan, ada gerakan cuping

hidung, tanpak lendir, pernapasan tidak lancar dan

teratur.

e) Mulut dan bibir : bibir berwarna kebiruan, tidak ada kelainan pada

mulut dan bibir, tanpak lendir dalam mulut, refleks

mengisap lemah.

f) Telinga : simetris kiri dan kanan, lubang telinga kiri dan kanan

ada, tampak bersih.

g) Dada : bentuk dada tidak simetris, adanya tarikan dinding

dada,tidak ada tonjolan tulang dada,puting susu

tampak jelas dan menonjol.

h) Abdomen :tidak ada benjolan pada perut, tidak ada perdarahan

tali pusat, tali pusat tampak basah.

48

Page 49: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

i) Genitalia : tampak lubang pada vagina dan labia mayora

menututpi labia minora

j) Anus : lubang anus ada

k) Bokong : tidak ada lipatan kulit bokong.

l) Punggung : tidak ada tonjolan tulang punggung.

m) Ekstremitas atas dan bawah : pergerakan lemah, warna kebiruan, simetris

kiri dan kanan, tidak ada kelainan / cacat

bawaan, jari-jari lengkap.

n) Kulit : integritas kulit normal, kencang, elastis dan tidak

berkeriput.

3) Pemeriksaan Antropometri

a) Berat badan lahir : 3240 gram

b) Panjang badan lahir : 49 cm

c) Lingkar kepala : 34 cm

d) Lingkar dada : 32 cm

e) Lingkar perut : 28 cm

f) Lingkar lengan atas : 12 cm

4) Pemeriksaan Refleks

a) Refleks sucking (menghisap) : Tidak ada

b) Refleks rooting (menelan) : Tidak ada

c) Refleks graps ( menggenggem ) : sangat lemah

d) Refleks moro ( kaget ) : sangat lemah

e) Refleks batuk dan bersin : Tidak ada

49

Page 50: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

5) Pemeriksaan laboratorium

Tidak dilakukan.

2. Langkah II.Identifikasi diagnosa/maslah aktual

Diagnosa : Bayi baru lahir Sesuai Masa Kehamilan dengan Asfiksia Berat

a. Bayi Baru Lahir Sesuai Masa Kehamilan

1) Dasar :

a) Data subyektif : - HPHT : 27-08-2013

- Bayi Lahir Tanggal 31-05-2014, jam 07.00 Wita

- Turgor kulit baik,putting susu telah terbentuk

labia mayora menutupi labia minora, kuku

melebihi bantalan kuku

b) Data obyektif : - HTP : 3-06-2014

- Umur kehamilan 39 minggu 4 hari.

2) Analisis dan interprestasi

Jika hari pertama haid terakhir diketahui, maka untuk menentukan umur

kehamilan mudah diketahui dengan menggunakan HPHT tersebut.

Berdasarkan rumus naegle, tafsiran persalinan dapat dihitung dengan

acuan HPHT yaitu tangal +7, bulan -3, dan tahun +1 sehingga tafsiran

persalinan berdasarkan rumus naegle tersebut 03-06-2014 dari HPHT

tanggal 27-08-2013 s/d tanggal kunjungan 31-05-2014 umur kehamilan

39 minggu 4 hari.

Turgor kulit baik, putting susu telah terbentuk, kuku melewati bantalan

kuku dan labia mayora menutupi labia minora hal ini menandakan

bahwa bayi cukup bulan ( varney,2008)

50

Page 51: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

b. Asfiksia Berat

1) Dasar :

a) Data subyektif : -

b) Data obyektif : - Bayi tidak segera menangis

- Badan kemerahan, ekstremitas kebiruan

- Pergerakan / tonus otot lemah

- Apgar skor 3/5/7

2) Analisis dan interprestasi

Asfiksia adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat

bernafas secara spontan dan teratur yang ditandai dengan hipoksemia,

hiperkarbia dan asidosis (Djami, 2013).

Asfiksia berat adalah Bayi Baru Lahir tidak dapat bernafas secara spontan

dan teratur sampai apnoe dan ditemukan badan kemerahan ekstremitas

kebiruan dimana pada penilaian Apgar Score pada asfiksia berat yaitu 0-

3 (Nanny, L, V: 2010).

3. Langkah III.Identifikasi diagnosa/masalah potensial

a. Pontesial Terjadinya Kejang dan Hipotermi

1) Dasar : a) Data Subyektif :

b) Data Obyektif : - pernapasan < 40x/menit

-Tubuh bayi masih basah oleh Lendir dan air

ketuban.

- Suhu 36°C

- Teraba dingin

51

Page 52: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

2) Analisis dan intrepertasi data

a) Kejang Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami

gangguan pertukaran gas dan transport O2 sehingga penderita

kekurangan persediaan O2 dan kesulitan pengeluaran CO2 hal ini

dapat menyebabkan kejang pada anak tersebut karena perfusi

jaringan tak efektif.

b) Hipotermi dapat terjadi karena peningkatan penguapan akibat

kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan pemukaan tubuh

yang lebih lama di bandingkan dengan bayi yang lahir

normal.Hipotrmi juga terjadi karena pengaturan suhu tubuh yang

belum berfungsi dengan baik produksi panas yang berkurang karena

lemak coklat yan belum cukup (Marmi,2012)

4. Langkah IV.Tindakan segera/kolaborasi

a. Resusitasi

b. Pemberian rangsangan taktil

c. Pemberian O2

d. Ventilasi

e. Melakukan kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotic

5. Langkah V.Rencana asuhan

a. Tujuan

1) Asfiksia teratasi

2) Bayi dalam keadaan sehat

3) Tidak terjadi hipotermi

4) Tidak terjadi perdarahan / infeksi tali pusat

52

Page 53: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

b. Kriteria Keberhasilan

1) Asfiksia teratasi yang di tandai dengan pernapasan lancar dan teratur,

seluruh tubuh kemerahan, pergerakan aktif.

2) Bayi dalam keadaan sehat yang ditandai dengan keadaan umum bayi baik,

tanda-tanda vital dalam batas bormal yaitu :

a) Laju jantung : 120-160 kali / menit

b) Pernapasan : 40-60 kali / menit

c) Suhu : 36,70c – 37,50 c

3) Kehangatan tubuh bayi terjaga

4) Tali pusat kering dan terawat baik, tidak terdapat tanda-tanda infeksi

seperti ; merah, bengkak, panas, nyeri dan pengeluaran pus.

c. Rencana Tindakan

1) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

Rasional : Mencegah kemungkinan kontaminasi dengan kuman sehingga

tidak terjadi infeksi nasokomial.

2) Beritahu ibu / keluarga hasil pemeriksaan

Rasional: agar keluarga koooperatif atau memberi dukungan dengan

tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

3) Penanganan awal bayi asfiksia ( JAIKAN ):

a) Jaga kehangatan bayi

Rasional: agar bayi tidak kehilangan panas dan tidak terjadi hipotermi

b) Atur posisi kepala

Rasional: untuk membantu mencegah fleksi leher dan penyumbatan

jalan nafas dan untuk membuka jalan nafas.

53

Page 54: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

c) Isap lendir

Rasional: untuk menjaga bayi dari kehilangan panas setiap saat

d) Keringkan dan berikan rangsangan

Rasional: rangsangan dapat memulai pernapasan bayi atau bernafas

lebih baik.

e) Atur kembali posisi kepala

Rasional: untuk memudahkan membungkus bayi dan menilai kembali

pernapasan bayi.

f) Lakukan penilaian

Rasional: untuk menilai kembali bayi apakah asfiksia telah teratasi

atau belum.

g) lakukan ventilasi

Rasional : agar pernafasan bayi kembali normal

4) Kolaborasi dengan Dokter spesialis anak :

a) Beri O2 ( Oksigen ) 10 liter / menit

Rasional : Untuk mempertahankan oksigenasi janin yang normal dan

keseimbangan asam basa

b) Berikan suntikan Vit.K 1 mg/IM

Rasional : Mencegah perdarahan otak akibat defisisiensi vit.K

c) Berikan salep mata oxytetracicline 1%

Rasional : Mencegah terjadinya konjungtivis pada bayi

d) Pasang NGT ( Nasogame Take )

Rasional : Untuk memenuhi kebutuhsn nutrisi

e) Pasang infus D 10 % pada tangan kiri bayi

54

Page 55: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

Rasional: untuk mencukupi kebutuhan cairan

f) kolaborasi dengan dokter pemberian obat antibiotic

Rasional: agar tidak terjadi infeksi pada bayi

5) Penanganan lanjutan

a) Bungkus tali pusat

Rasional: mengurangi insiden infeksi pada neonates

b) Timbang berat badan bayi

Rasional: Berat badan sebagai indikator perkembangan bayi dan

merupakan pedoman pemberian nutrisi selanjutnya

c) Pantau tanda-tanda vital

Rasoinal: Mengetahui KU bayi untuk mengetahui perkembangan bayi

6.Langkah VI.Implementasi

Tangaal : 31-05-2014 jam : 07.15 wita-08.20 Wita

a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.

Hasil: Tangan dicuci dengan sabun dibawah air mengalir sebelum dan sesudah

melakukan tindakan

b. Membertitahukan kepada keluarga hasil pemeriksaan, dimana bayi tidak segera

menangis, keadaan umum bayi lemah

Hasil: Keluarga tenang dan mempercayakan sepenuhnya pada petugas.

c. Melakukan tindakan awal penanganan bayi asfiksia ( JAIKAN )

1) Menjaga kehangatan bayi dengan bayi diletakkan pada Infant Warmer

Hasil: Bayi sudah diletakkan pada Infant Warmer

2) Mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi.

55

Page 56: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

Hasil: Posisi kapala bayi sedikit ekstensi dengan ganjalan sarung

setinggi ± 5 cm pada bahu bayi.

3) Menghisap lendir dengan menggunakan suction mulai dari mulut bayi

sampai 5 cm kedalam rongga mulut dan hidung sampai 3 cm kedalam lubang

hidung.

Hasil : Lendir telah dibersihkan

4) Mengeringkan tubuh bayi dan memberikan rangsangan taktil dengan

menepuk dan menyentil telapak kaki serta menggosok punggung bayi.

Hasil: Bayi telah dikeringkan dan diberikan rangsangan taktil

5) Mengatur kembali posisi kepala bayi dengan melepaskan ganjalan yang ada

pada bahu dan mengganti sarung bayi dengan sarung bersih, hangat dan

kering.

Hasil: Sarung telah diganti dan posisi kepala kembali normal.

6) Melakukan penilaian yaitu menangis, tonus otot, pernapasan, warna kulit dan

laju jantung bayi.

Hasil: Bayi masih menangis lemah, tonus otot lemah, pernapasan cepat

tubuh kemerahan dan ekstremitas kemerahan, laju jantung 160 kali / menit.

7) melakukan ventilasi pada bayi dengan menggunakan ambubag sebanyak 20x

pada menit pertama

Hasil: Ventilasi pada bayi telah dilakukan

d. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak

1) Memberikan oksigen 8 liter/menit diberikan melalui sungkup

Hasil: Oksigen diberikan melalui sungkup

56

Page 57: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

2) Memberikan suntikan Vit. K sebanyak 1 Mg secara IM pada 1/3 paha kiri

bayi

Hasil: Bayi telah mendapatkan suntikan Vit.K sebanyak 0,5 cc

3) Memberikan salep mata oksitetracicline 1 % pada mata kiri dan kanan bayi

Hasil: Mata bayi telah diberikan salep mata oksitetracicline 1 %

4) Memasang selang NGT pada bayi

Hasil: Selang NGT terpasang pada hidung kanan bayi.

5) Memasang infus pada tangan kiri bayi

Hasil: Infuse glokusa 10% telah terpasang pada tangan kiri bayi dengan

tetesan 14 tetes/menit

e. Penanganan lanjutan

1) Membungkus tali pusat

Hasil: Tali pusat terbungkus dengan kasa steril

2) Timbang berat badan bayi

Hasil: Berat badan 3.240 gram

3) Pantau tanda-tanda vital

Hasil: Nadi 104 x/menit, suhu 36,2 0C,pernapasan 38 x/menit

4) Melakukan injeksi Ceftriaxon 160 mg/12 jam dan gentamicin 10 mg/24 jam

secara IV.

Hasil: bayi telah disuntik dengan dosis Ceftriaxon 1,6 cc dan gentamicin

0,2 cc

7.Langkah VII.Evaluasi

Tanggal : 31-05-2014 jam : 08.30 Wita-14.00 Wita

a. Asfiksia pada bayi teratasi

57

Page 58: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

b. Keadaan umum bayi baik, tanda – tanad vital :

Laju jantung : 120 kali / menit

Pernapasan : 44 kali / menit

Suhu : 36, 20 C

c. Bayi berada pada Infant Warmer

d. Tidak ada perdarahan / infeksi

B. Pendokumentasian

Pada langkah ini telah diurakan tentang penerapan manajemen kebidanan dalam

7 langkah varney dan akan dipersingkat menjadi pendokumentasian pada bayi baru

lahir dengan Asfiksia Berat di wilayah kerja Rumah Sakit Umum daerah kabupaten

Muna tanggal 31 Mei s.d 02 Juni tahun 2014.

1. Data Subyektif (S)

Ibu mengatakan :

a. Masuk rumah sakit bersama bidannya tanggal 31-05-2014 jam 06.45 WITA

dengan penumbungan kaki.

b. Hari pertama haid terakhirnya tanggal 27-08-2013.

2. Data Obyektif (O)

a. Pemeriksaan Umum

1) Keadaan umum bayi lemah

2) Bayi tidak langsung menangis

3) Warna kulit : badan pucat, ekstremitas kebiruan

4) Pergerakan / tonus otot : lemah

5) NGT sudah terpasang

58

Page 59: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

6) Apgar skor : 3/5/7

Tabel 4.Apgar Score bayi Ny “ Y ”

No. Kriteria MenitPertama

MenitKelima

Menit ke sepuluh

1. Appearance color ( warna kulit ) 0 1 22. Pulse ( frekuensi jantung ) 1 1 23. Grimace ( reaksi ) 0 1 14. Activity ( tonus otot ) 1 1 15. Respiration ( pernapasan ) 1 1 1

Jumlah 3 5 7

7) Tanda-tanda vital

Nadi : 120 kali / menit

Pernapasan : 65 kali / menit

Suhu : 36,2 0C

8) Jenis kelamin : perempuan

b. Pemeriksaan Fisik Khusus

1) Kepala : ubun-ubun serta sutura lebar dan belum menutup tidak

ada molase, tidak ada caput.

2) Wajah : tidak ada ekspresi

3) Mata : sklera tidak ikterus, konjungtiva merah muda

4) Hidung : lubang simetris kiri dan kanan, ada gerakan cuping

hidung, tampak lendir, pernapasan tidak lancar dan

teratur.

5) Mulut dan bibir : bibir berwarna kebiruan, tidak ada kelainan pada

mulut dan bibir, tampak lender dalam mulut, refleks

mengisap lemah

6) Telinga : simetris kiri dan kanan, lubang telinga kiri dan kanan

59

Page 60: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

tampak bersih

7) Dada : bentuk dada tidak simetris, adanya tarikan dinding

dada,tidak ada tonjolan tulang dada,puting susu

tampak jelas dan menonjol.

8) Abdomen : tidak ada benjolan pada perut, tidak ada perdarahan

tali pusat,tali pusat tampak basah

9) Genitalia : tampak lubang pada vagina dan labia mayora menutupi

labia minora

10) Anus : lubang anus ada

11) Bokong : tidak ada lipatan kulit bokong.

12) Punggung : tidak ada tonjolan tulang punggung.

13) Ekstremitas atas dan bawah : pergerakan lemah, warna kebiruan, simetris

kiri dan kanan, tidak ada kelainan / cacat

bawaan, jari-jari lengkap.

14) Kulit : integritas kulit normal, kencang, elastis dan tidak

berkeriput.

c. Pemeriksaan Antropometri

1) Berat badan lahir : 3240 gram

2) Panjang badan lahir : 49 cm

3) Lingkar kepala : 34 cm

4) Lingkar dada : 32 cm

5) Lingkar perut : 28 cm

6) Lingkar lengan atas : 12 cm

d. Pemeriksaan Refleks

60

Page 61: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

1) Refleks sucking (menghisap) : Tidak ada

2) Refleks rooting (menelan) : Tidak ada

3) Refleks graps ( menggenggem ) : lemah

4) Refleks moro ( kaget ) : lemah

5) Refleks batuk dan bersin : lemah

3. Assesment (A)

Bayi baru lahir Sesuai Masa Kehamilan dengan Asfiksia Berat

potensial terjadinya kejang dan Hipotermi

kolaborasi dengan dokter untuk :

a. Resusitasi

b. Pemberian rangsangan taktil

c. Pemberian O2

d. Ventilasi

4. Planning (P)

Tangaal : 31-05-2014 jam : 07.15 wita-08.20 Wita

a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.

Hasil: Tangan dicuci dengan sabun dibawah air mengalir sebelum dan

sesudah melakukan tindakan

b. Membertitahukan kepada keluarga hasil pemeriksaan, dimana bayi tidak

segera menangis, keadaan umum bayi lemah

Hasil: Keluarga tenang dan mempercayakan sepenuhnya pada petugas.

c. Melakukan tindakan awal penanganan bayi asfiksia ( JAIKAN )

1) Menjaga kehangatan bayi dengan segera meletakkan bayi di infant

warmed.

61

Page 62: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

Hasil: Bayi telah berada pada Infant Warmer

2) Mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi.

Hasil: Posisi kapala bayi sedikit ekstensi dengan ganjalan sarung setinggi

± 5 cm pada bahu bayi.

3) Menghisap lendir dengan menggunakan suction mulai dari mulut bayi

sampai 5 cm kedalam rongga mulut dan hidung sampai 3 cm kedalam

lubang hidung.

Hasil: Lendir telah dibersihkan

4) Mengeringkan tubuh bayi dan memberikan rangsangan taktil dengan

menepuk dan menyentil telapak kaki serta menggosok punggung bayi.

Hasil: Bayi telah dikeringkan dan diberikan rangsangan taktil

5) Mengatur kembali posisi kepala bayi dengan melepaskan ganjalan yang ada

pada bahu dan mengganti sarung bayi dengan sarung bersih, hangat dan

kering.

Hasil: Sarung telah diganti dan posisi kepala kembali normal.

6) Melakukan penilaian yaitu menangis, tonus otot, pernapasan, warna kulit

dan laju jantung bayi.

Hasil: Bayi masih menangis lemah, tonus otot lemah, pernapasan cepat,

tubuh kemerahan dan ekstremitas kemerahan, laju jantung

120x/menit

7) Melakukan ventilasi pada bayi

Hasil: Ventilasi pada bayi telah dilakukan selama 20 kali pada menit

pertama

d. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak

62

Page 63: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

1) Memberikan oksigen pada bayi.

Hasil: Oksigen diberikan melalui sungkup

2) Memberikan suntikan Vit. K sebanyak 1 mg /IM pada 1/3 paha kiri bayi

Hasil: Bayi telah mendapatkan suntikan Vit.K sebanyak 0,5 cc

3) Memberikan salep mata oksitetracicline 1 % pada mata kiri dan kanan bayi

Hasil: Mata bayi telah diberikan salep mata oksitetracicline 1 %

4) Memasang selang NGT pada bayi

Hasil: Selang NGT terpasang pada hidung kanan bayi.

5) Memasang infus pada tangan kiri bayi

Hasil: Infus D 10 % sudah terpasang pada tangan kiri bayi dengan 14 tetes

/ menit

e. Penanganan lanjutan

1) Membungkus tali pusat

Hasil: Talipusat sudah terbungkus

2) Timbang berat badan bayi

Hasil: Berat badan 3.240 gram

3) Pantau tanda-tanda vital

Hasil: Nadi 104 x/menit, suhu 36,2 0C,pernapasan 38 x/menit

4) Melakukan injeksi Ceftriaxon 160 mg/ 12 jam dan gentamicin 10 mg/24

jam secara IV.

Hasil: Bayi telah disuntik dengan dosis Ceftriaxon 1,6 cc dan

gentamicin 0,2 cc

5) Pemberian nutrisi melalui NGT 2 cc/2 jam

hasil: Bayi telah minum Pasi melalui selang NGT sebanyak 5 cc/2 jam

63

Page 64: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

C. Catatan Perkembangan

Dalam catatan perkembangan ini penulis melakukan pemantauan selama 3

hari.Berikut akan di uraikan mengenai catatan perkembangan Bayi Ny “Y”

1. Ha ri ke dua

Hari/Tanggal : minggu,01 Juni 2014

a. Data Subyektif (S)

Ibu mengatakan :

1) Bayinya masih dirawat diruang bayi

2) Keadaan umum bayinya sudah membaik

3) ASInya belum keluar dan bayi masih diberi susu formula.

b. Data Obyektif (O)

1) Keadaan umum bayi baik

2) Gerakan aktif

3) Warna kulit : seluruh tubuh kemerahan

4) Berat badan : 3240 gram

5) Tanda-tanda vital

Laju jantung : 140 kali / menit

Pernapasan : 44 kali / menit

Suhu : 36,8 0C

6) Sistem refleks

a) Refleks sucking (menghisap) : lemah

b) Refleks rooting (menelan) : baik

c) Refleks graps ( menggenggem ) : baik

d) Refleks moro ( kaget ) : baik

64

Page 65: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

e) Refleks batuk dan bersin : baik

7) Tali pusat masih basa dan terbungkus kasa steril

8) Bayi telah BAK dan BAB

c. Assesment (A)

Bayi umur 1 hari keadaan umum baik

potensial terjadinya hipotermi dan kejang

tindakan segera dan kolaborasi : -

d. Planning (P)

Tanggal : 01-06-2014 jam : 00.00 Wita-00.00 Wita

1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi

Hasil: Tangan dicuci sebelum dan sesudah merawat bayi

2) Mengobservasi tanda-tanda vital tiap 3 jam, kecuali suhu tiap 1 jam.

Hasil: Terlampir pada lembar observasi

3) Mempertahankan bayi dalam keadaan hangat dan kering

Hasil: Bayi terbungkus sarung dan kehangatan bayi tetap terjaga.

4) Mengganti kasa pembungkus tali pusat dengan kasa steril

Hasil: Tali pusat telah terbungkus dengan kasa steril.

5) Menimbang berat badan bayi setiap hari.

Hasil: Berat badan bayi hari pertama 3240 gram

6) Mengganti popok tiap kali basah, atau kotor

Hasil: Popok diganti tiap kali basah atau kotor.

7) Memberikan bayi susu formula melalui oral / priming ASI / SF 8x30/ 2 jam

atau tiap kali bayi menangis.

65

Page 66: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

Hasil: Bayi minum susu formula melalui dot sedikit demi sedikit sebanyak

30 cc pada jam 08.00 Wita

8) Melakukan injeksi Ceftriaxon 160 mg/12 jam dan Gentamisin 10 mg/24 jam

secara IV

Hasil: Bayi sudah disuntik dengan dosis injeksi Ceftriaxon 1,6 cc/ jam dan

Gentamisin 0.2 cc

2. Hari ke tiga

Hari/Tanggal : Senin,02 Juli 2014

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan :

1) Bayinya masih dirawat diruang bayi

2) Keadaan umum bayinya sudah membaik

3) ASI nya belum keluar dan bayi masih diberi susu formula.

b. Data Obyektif

1) Keadaan umum bayi baik

2) Berat badan : 3235 gram

3) Tanda-tanda vital :

Laju jantung : 138 kali / menit

Pernapasan : 46 kali / menit

Suhu : 36,50C

4) Sistem refleks

a) Refleks sucking (menghisap) : baik

b) Refleks rooting (menelan) : baik

c) Refleks graps ( menggenggem ) : baik

66

Page 67: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

d) Refleks moro ( kaget ) : baik

e) Refleks batuk dan bersin : baik

5) Tali pusat masih basah dan terbungkus kasa steril

6) Bayi telah BAB dan BAK.

7) NGT dan infuse masih terpasang

c. Assesment (A)

Bayi umur 2 hari keadaan umum bayi baik.

Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial

Tindakan segera dan kolaborasi dengan dokter :-

d. Planning (P)

Tanggal : 02-06-2014 jam : 07.30 Wita-14.00 Wita

1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi

Hasil: Tangan dicuci sebelum dan sesudah merawat bayi

2) Mengukur tanda-tanda vital bayi.

Hasil: Laju jantung 138 kali / menit, pernapsan 46 kali / menit dan suhu

36,50 C.

3) Mempertahankan bayi dalam keadaan hangat dan kering

Hasil: Bayi terbungkus sarung dan kehangatan bayi tetap terjaga.

4) Mengganti kasa pembungkus tali pusat dengan kasa steril

Hasil: Tali pusat telah terbungkus dengan kasa steril.

5) Menimbang berat badan bayi

Hasil: Berat badan bayi hari kedua 3.235 gram

6) Mengganti popok tiap kali basah, atau kotor

Hasil: Popok diganti tiap kali basah atau kotor.

67

Page 68: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

7) Memberikan bayi susu formula melalui oral ( dot ) / 2 jam atau tiap kali bayi

menangis.

Hasil: Bayi minum melalui dot sebanyak 10-30 cc tiap kali bayi

menangis

8) Melakukan Aff Infus dan Aff NGT

Hasil: Infuse dan NGT telah dilepas

9) Pemberian Obat Oral Amoxan sirup 3x0,5

Hasil: Bayi sudah minum obat dengan dosis 0,5 cc/oral

68

Page 69: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan

tinjauan kasus pada Ny”Y” Manajemen dan pendokumentasian Asuhan Kebidanan

Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia Berat di Ruang Teratai Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Muna Tanggal 31 Mei-2 Juni 2014. Untuk memudahkan pembahasan

maka penulis akan menguraikan sebagai berikut.

A. Langkah I Pengkajian Dan Analisis Data

pengumpulan data merupakan proses manajemen asuhan kebidanan yang

ditujukan untuk pengumpulan informasi mengenai kesehatan baik fisik, psikososial

dan spiritual. pengumpulan data dilakukan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik

dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi serta pemeriksaan penunjang yaitu

laboratorium dan pemeriksaan diagnostik. Dimana ciri-ciri asfiksia berat yaitu: Bayi

tidak bernapas atau megap-megap,denyut jantung kurang dari 100x/menit,tonus otot

lemas atau ekstremitas terkulai,warna kulit pucat atau kebiruan,kejang,penurunan

kesadaran,tidak ada respon terhadap refleks rangsangan

Data yang di peroleh pada kasus bayi Ny ’Y’yaitu asfiksia berat dengan melihat

data yang di peroleh maka terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan kasus

nyata bayi Ny ’Y’ dengan asfiksia berat.

Pada tahap pengkajian ini penulis tidak menemukan hambatan yang berarti oleh

karena adanya sikap kooperatif dari keluarga bayi Ny ’Y’ untuk memberikan

informasi yang diperlukan serta dapat menerima kehadiran penulis saat pengumpulan

data sampai tindakan yang diberikan, mau menerima anjuran serta saran yang

diberikan oleh bidan.

69

Page 70: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

B. Langkah II Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual

Dalam tinjauan teori untuk mendiagnosis / masalah aktual dari asfiksia

berat didapat yaitu keadaan bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan

teratur,denyut jantung < 100x/menit,tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai,warna

kulit pucat atau kebiruan, kejang, penurunan kesadaran, tidak ada respon terhadap

refleks rangsangan. Sedangkan di praktek didapatkan pada studi kasus bayi Ny ’Y’

di temukan bayi tidak segera menangis, gerak tonus otot tidak aktif, warna kulit

ekstremitas biru dan tubuh kemerahan dengan penumbungan kaki sehingga

didiagnosa asfiksia berat. Hal ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yang

didukung oleh pengetahuan dan keilmuan kebidanan.

C. Langkah III Antisipasi Diagnosa / Masalah Potensial

Adapun masalah potensial yang dapat penulis identifikasi pada kasus ini

adalah potensi terjadi kejang dan hipotermi, berdasarkan data yang ada menunjukkan

asfiksia berat dimana apabila penangananya kurang baik dapat mengakibatkan

kejang, hipotermi, edema otak, anuria/oliguria dan koma

Pada bayi Ny ’Y’ dengan asfiksia berat dilakukan tindakan yaitu,

mengeringkan tubuh bayi. Menyelimuti serta membersihkan jalan napas dan

melakukan rangsangan taktil. Hal ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus

D. Langkah IV Tindakan Segera Dan Kolaborasi

Secara teori tindakan segera dan kolaborasi tentang asfiksia berat yaitu :

1. Jaga kehangatan.

2. Posisikan bayi: posisi sedikit tengadah.

3. Bersihkan jalan nafas : isap lendir dimulut dan hidung.

4. Keringkan : badan bayi yang basah dikeringkan.

70

Page 71: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

5. Rangsangan taktil : menggosok punggung/menepuk telapak kaki.

6. Menilai usaha napas

7. Pemasangan 02 pada bayi agar tidak terjadi hentian napas

Sedangkan dipraktek yang didapatkan tindakan segera dan kolaborasi tentang

asfiksia berat yaitu:

1. Jaga kehangatan.

2. Posisikan bayi: posisi sedikit tengadah.

3. Bersihkan jalan nafas : isap lendir dimulut dan hidung.

4. Keringkan : badan bayi yang basah dikeringkan.

5. Rangsangan taktil : menggosok punggung/menepuk telapak kaki.

6. Menilai usaha napas.

7. Pemasangan 02 pada bayi agar tidak terjadi hentian napas

Sehingga ada kesamaan antara teori dengan praktek untuk penaganan

segera dan kolaborasi pada asfiksia berat. Hal ini disebabkan karena adanya kerja

yang baik antar petugas dan tersedianya alat-alat serta adanya pedoman yang berlaku

di RSUD Kab. Muna.

E. Langkah V Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan

Berdasarkan teori tindakan pada asfiksia berat:

1. Jaga kehangatan.

2. Posisikan bayi: posisi sedikit tengadah.

3. Bersihkan jalan nafas : isap lendir dimulut dan hidung.

4. Keringkan : badan bayi yang basah dikeringkan.

5. Rangsangan taktil : menggosok punggung/menepuk telapak kaki.

6. Menilai usaha napas

71

Page 72: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

7. Pemasangan 02 agar tidak terjadi hentian napas

Sedangkan pada studi bayi Ny ’Y’ rencana asuhan yang di berikan adalah:

1. Menjaga kehangatan bayi

2. mengatur posisi bayi

3. Membersihkan jalan nafas

4. mengeringkan badan bayi

5. Melakukan rangsangan taktil

6. Nilai usaha nafas, denyut jantung dan warna kulit

7. Pemasangan 02 pada bayi agar tidak terjadi hentian nafas.

Hal ini terdapat kesamaan antara teori dengan praktek disebabkan karena

adanya kelengkapan alat dan kerja sama antar petugas.

F. Langkah VI Pelaksanaan Asuhan Kebidanan

Pada tahap pelaksanaan asuhan kebidanan ini, penulis dapat melaksanakan

semua tindakan yang telah di rencanakan sebelumnya.pada dasarnya penanganan dan

perawatan dilakukan berdasarkan teori yang ada.

Penulis tidak menemukan kesulitan dalam pelaksanaan tindakan asuhan

kebidanan, hal ini di tunjang adanya kerja sama yang baik dengan petugas kesehatan

di RSUD Kab. Muna serta peralatan yang di gunakan, sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek.

G. Langkah VII Evaluasi Asuhan Kebidanan

Pada tahap ini dinilai adalah keberhasilan dari tindakan yang diberikan

berdasarkan tinjauan pustaka bahwa semua bayi baru lahir perlu penanganan sesegera

mungkin, adapun tindakan yang dilakukan pada asfiksia berat:

1. Menjaga kehangatan bayi

72

Page 73: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

2. Mengatur posisi bayi

3. Membersihkan jalan nafas

4. mengeringkan bayi dengan kain bersih dan kering

5. Melakukan rangsangan taktil

6. menilai usaha napas

7. melakukan ventilasi

Adapun hasil dan evaluasi dari kasus bayi Ny ’Y’ adalah asfiksia berat teratasi

dengan:

1. Bayi memakai pakaian dan dibungkus dengan selimut kering dan bersih.

2. Bayi dalam keadaan sehat yang di tandai dengan keadaan umum bayi baik,

tanda-tanda vital dalam batas normal

3. Asfiksia berat teratasi di tandai dengan seluruh tubuh berwarna

kemerahan,gerakan aktif,laju jantung < 100x/menit,apgar score 7

4. Tali pusat Nampak bersih dan tidak ada tanda-tanda infeksi

Berdasarkan teori dan hasil yang diperoleh dari bayi Ny ’Y’terdapat kesenjangan

antara teori dan praktek

73

Page 74: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir yaitu Bayi Ny

“Y” Umur 0 Hari dengan Asfiksia di Ruang bayi RSUD Kab. Muna Tahun 2014”.

Maka penulis dapat menyimpulkan kasus tersebut sebagai berikut:

1. Didapatkan hasil dari pengkajian terhadap Bayi Ny “Y” yaitu bayi baru lahir

secara normal , lahir pada tanggal 31 Juni 2014, pukul 07:00 wita, warna kulit

kebiruan, tonus otot lemah, usaha bernafas megap-megap, laju jantung <

100x/menit.

2.   Didapatkan diagnosa dari hasil pengkajian terhadap Bayi Ny “Y” yaitu “Bayi

baru lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan segera setelah lahir, dengan

asfiksia berat

3. Didapatkan diagnosa potensial yang mungkin terjadi apabila masalah pada Bayi

Ny “Y” tidak teratasi berupa hipotermi dan kejang

4. Telah dilaksanakan antisipasi sebagaimana dijelaskan dalam teori yaitu langkah

awal resusitasi berupa JAIKAN untuk mencegah terjadinya diagnosa potensial

yaitu terjadinya hipotermi dan kejang

5. Didapatkan rencana asuhan kebidanan yang diberikan pada Bayi Ny “Y” dengan

asfiksia yaitu tindakan langkah awal resusitasi, dan asuhan pasca resusitasi.

6. Tindakan asuhan kebidanan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah

dibuat yaitu dengan tindakan resusitasi, namun hanya sampai pada langkah awal

resusitasi yaitu JAIKAN dan dilanjutkan dengan asuhan pasca resusitasi.

74

Page 75: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

7. Hasil evaluasi terhadap Bayi Ny “Y” yaitu bayi telah menangis kuat, warna kulit

kemerahan serta tonus otot sudah baik.

8. pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dari proses

asuhan kebidanan karena hal ini merupakan bukti pertanggungjawaban bidan

terhadap klien.

B. Saran

1. Bagi insrtitusi pendidikan

Diharapkan dengan disusunnya karya tulis ilmiah ini keefektifan proses

belajar dapat ditingkatkan. Serta lebih meningkatkan kemampuan, keterampilan

dan pengetahuan mahasiswa dalam hal penanganan kasus asfiksia. Serta kedepan

dapat menerapkan dan mengaplikasikan hasil dari studi yang telah didapat pada

lahan kerja. Selain itu diharapkan juga dapat menjadi sumber ilmu dan bacaan

yang dapat memberi informasi terbaru serta menjadi sumber refrensi yang dapat

digunakan sebagai pelengkap dalam pembuatan karya tulis ilmiah pada semester

akhir berikutnya.

2. Bagi penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan

asfiksia dan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan antara teori yang di

dapat di bangku kuliah dan dilahan praktek.

3. Bagi Lahan Praktik

Diharapkan Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan agar lebih

meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan, khususnya

pada kasus Asfiksia dan Dengan adanya karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat

75

Page 76: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

lebih meningkatakan kualitas pelayanan secara komprehensif khususnya dalam

menangani bayi baru lahir dengan asfiksia, sehingga AKB dapat diturunkan.

76

Page 77: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

DAFTAR PUSTAKA

Aminullah.(2012).manajemen kebidananhttp://bidanshop.blogspot. com/ 2012/12 /Manajemen kebidan.html.Diakses tanggal 05/08/2014 jam 08.30 wita

DepkesRI.(2008).www.digilib.stikeskusumahusada.ac.id/donwload.php?id=423. Diakses tanggal 03/8/2014 jam 20.10 wita.

Dewi,V.N.L (2012).Asfiksia neonatus bayi dan anak balita.jakarta.slemba medika

Erna,yanti. (2013). Skripsi D III kebidanan.html. Diakses tanggal 5/8/2014 jam 20.30Wita.

Indrayani,djami,M.E.U.(2013). Asuha Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta timur

JNPK-KR.(2008). Asuhan Persalinan normal.jakarta.POGI

Marni,rahardjok. (2012).Asuhan Neonatus Bayi, Balita dan Anak Prasekolah Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Nanny,hv.(2010). Asuhan Neonatus Bayi,Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Patritia W.Ladewiq.(2006). Studi Kasus Asfiksia Error! Hyperlink reference not valid. .Diakses tanggal 03/8/2014 jam 20.35

Prawiroharjo,S.(2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta. PT.bima pusaka sarwono prawiroharjo.

Rukiyah. (2010). http://Rukiyah.blogspot.com/2010/05/contoh.studi Kasus Asfiksia Berat. html.Diakses tanggal 04/08/2014 jam 19.02 wita

Sudarti.( 2010). http://sudarti.blogspot.com/2010/05/contoh.KTI. Asfiksia

Berat.html.Diakses tanggal 05/08/2014 jam 08.00 wita

Varney,H.Kriebs,J.M.gegor,L.C (2007) buku ajar kebidanan.edisi 4.jaakata.EGC

Wasi,N.M (2011) asuhan neonatus bayi dan balita.yogyakarta.fitramaya

Wiknjsastro (2010) buku saku ilmu kebidanan http://yuliana sept. blogspot. Com /2012 /10 proposal asfiksia.html.Diakses tanggal 03/08/2014 jam 20.40 wita

WHO (2010) http:// digilip.unimus.ac.id./donwload.php?id.Diakses tanggal 03/08/2014 jam 19.00 wita.

77

Page 78: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

78

Page 79: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

Lampiran :

Hasil Observasi Tanda-Tanda Vital Bayi

Tanggal : 31 Mei s.d 02 Juni 2014

Nama : Bayi Ny.”Y”

Jenis Kelamin : perempuan

Jam Asi / Pasi

Muntah BAK/ BAB

RR HR Suhu

07.30 42x/m 130 x/m 36.50C08.30 43x/m 132 x/m 36.70C09.30 42 x/m 130 x/m 36.70C10.30 44 x/m 134 x/m 36.60C11.30 BAB 45 x/m 134 x/m 36.50C12.30 44 x/m 132 x/m 36.60C13.30 43 x/m 134 x/m 36.60C14.30 45 x/m 134 x/m 36.80C15.30 44 x/m 133 x/m 36.60C16.30 44 x/m 132 x/m 36.60C17.30 43 x/m 134 x/m 36.50C18.30 BAK 44 x/m 136 x/m 36.60C19.30 45 x/m 134 x/m 36.60C20.30 45 x/m 134 x/m 36.70C21.30 44 x/m 134 x/m 36.70C22.30 44 x/m 136 x/m 36.80C23.30 44 x/m 136 x/m 36.80C24.30 46 x/m 136 x/m 36.60C01.30 44 x/m 136 x/m 36.70C02.30 PASI 30

CC44 x/m 134 x/m 36.60C

03.30 45 x/m 134 x/m 36.60C04.30 PASI 30

CC − 44 x/m 136 x/m 36.60C

05.30 42 x/m 135 x/m 36.60C06.30 PASI 30

CCBAB/BAK

43 x/m 135 x/m 36.70C

07.30 44 x/m 135 x/m 370C08.30 PASI 30

CC36.70C

09.30 36.60C

79

Page 80: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

10.30 PASI 30 CC

− 44 x/m 135 x/m 370C

11.30 36.80C12.30 PASI 30

CCBAK 370C

13.30 44 x/m 140 x/m 36.90C14.30 PASI 30

CC36.80C

15.30 36.80C16.30 PASI 30

CC45 x/m 143 x/m 36.70C

17.30 36.60C18.30 PASI 30

CC − 36.80C

19.30 45 x/m 143 x/m 36.50C20.30 PASI 30

CC36.80C

21.30 36.60C22.30 PASI 30

CCBAK/BAB

44 x/m 145 x/m 36.70C

23 30 36.50C24.30 PASI 30

CC36.80C

01.30 44 x/m 146 x/m 36.90C02.30 PASI 30

CC − 36.70C

03.30 36.60C04.30 PASI 30

CC46 x/m 145 x/m 36.80C

05.30 370C06.30 PASI 30

CC36.90C

07.30 45 x/m 145 x/m 370C08.30 PASI 30

CC09.3010.30 PASI 30

CC45 x/m 147 x/m 36.80C

11.3012.30 PASI 30

CC −

13.30 BAK 44 x/m 144 x/m 370C14.30 PASI 30

CC15.3016.30 PASI 30 45 x/m 144 x/m 370C

80

Page 81: MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKSIA BERAT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TANGGAL 31 MEI S.D 2 JUNI 2014

CC17.3018.30 PASI 30

CC19.30 44 x/m 145 x/m 36.80C20.30 PASI 30

CC − BAK

21.3022.30 PASI 30

CC46 x/m 145 x/m 36.80C

23.3024.30 PASI 30

CC01.30 45 x/m 144 x/m 370C02.30 PASI 30

CC03.3004.30 PASI 30

CCBAB 44 x/m 145 x/m 36.70C

05.3006.30 PASI 30

CC07.30 − 44x/m 145x/m 37.80C08.30 PASI 30

CC09.3010.30 PASI 30

CC45x/m 144x/m 36.80C

11.3012.30 PASI 30

CC44x/m 146x/m 36,90C

13.30 44x/m 145x/m 36,70C

81