manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi ny. i usia 3 hari dengan sepsis neonatorum...

76
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI DENGAN SEPSIS NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MUNA TANGGAL 12 S.D 14 MEI 2015 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan Di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: AYU ANDIANI ACHDANIA. J NIM : 2012.IB.0002 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2015

Upload: warnet-raha

Post on 12-Apr-2017

51 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI DENGAN SEPSIS NEONATORUM

DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MUNA

TANGGAL 12 S.D 14 MEI 2015

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanDi Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Oleh:

AYU ANDIANI ACHDANIA. JNIM : 2012.IB.0002

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA2015

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Manajemen Dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

Pada Bayi Ny. I Usia 3 Hari Dengan Sepsis Neonatorum

Di Ruang Teratai RSUD Kabupaten Muna

Tanggal 12 s.d 14 Mei 2015

Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim

Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha,Juli 2015

Pembimbing I Pembimbing II

Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes Lis Hadriwati, S.ST

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes.

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Manajemen Dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

Pada Bayi Ny. I Usia 3 Hari Dengan Sepsis Neonatorum

Di Ruang Teratai RSUD Kabupaten Muna

Tanggal 12 s.d 14 Mei 2015

Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim

Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha,Juli 2015

Pembimbing I Pembimbing II

Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes Lis Hadriwati, S.ST

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes.

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Manajemen Dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

Pada Bayi Ny. I Usia 3 Hari Dengan Sepsis Neonatorum

Di Ruang Teratai RSUD Kabupaten Muna

Tanggal 12 s.d 14 Mei 2015

Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim

Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha,Juli 2015

Pembimbing I Pembimbing II

Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes Lis Hadriwati, S.ST

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes.

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya TulisIlmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.

Tim Penguji :

1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (...............……...................)

2. Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes (......…………...................)

3. Lis Hadriwati, S.ST ( ............…….....................)

Pembimbing I Pembimbing II

Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes Lis Hadriwati, S.ST

Mengetahui,Direktur Akademi Kebidanan Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya TulisIlmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.

Tim Penguji :

1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (...............……...................)

2. Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes (......…………...................)

3. Lis Hadriwati, S.ST ( ............…….....................)

Pembimbing I Pembimbing II

Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes Lis Hadriwati, S.ST

Mengetahui,Direktur Akademi Kebidanan Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya TulisIlmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.

Tim Penguji :

1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (...............……...................)

2. Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes (......…………...................)

3. Lis Hadriwati, S.ST ( ............…….....................)

Pembimbing I Pembimbing II

Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes Lis Hadriwati, S.ST

Mengetahui,Direktur Akademi Kebidanan Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

iii

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : Ayu Andiani Achdania. J

2. Tempat/ tanggal lahir : Raha, 11 April 1995

3. Agama : Islam

4. Suku/Kebangsaan : Bugis

5. Alamat : BTN Laende

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 1 Katobu : Tahun 2000-2006

2. SMP Negeri 1 Raha : Tahun 2006-2009

3. SMA Negeri 2 Raha : Tahun 2009-2012

4. Sejak tahun 2012 mengikuti pendidikan D3 kebidanan Paramata Raha

sampai sekarang.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

serta hidayah-Nya sehingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini sebagai salah

satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada program studi DIII Kebidanan

“Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna” dengan judul : Manajemen Dan

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Neonatal Pada Bayi Ny. “I” dengan Sepsis

Neonatorum di RSUD Kabupaten Muna Tanggal 12 Mei s.d 14 Mei 2015”.

Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas

akhir dari Program Studi Diploma III Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata

Raha Kabupaten Muna. Selama penulisan karya tulis ilmiah ini, kiranya dapat

membawa penulis ke pemahaman yang lebih baik dalam penulisan ilmiah

sehingga dapat menambah wawasan keilmuan penulis.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak, dari masa perkuliahan saampai pada penulisan karya tulis ilmiah ini,

tidaklah mudah bagi penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. La Ode Muhlisi, A. Kep., M.Kes, selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan

Paramata Raha Kabupaten Muna.

2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan

Paramata Raha Kabupaten Muna dan selaku Penguji yang telah menyediakan

waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan koreksi dan masukan untuk

penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.

3. Wa Ode Siti Asma, S.ST,M.kes selaku Pembimbing I yang dengan teliti

memeriksa, memberi masukan, dan mengarahkan penulis dalam penyusunan

karya tulis ilmiah ini.

4. Lis hadriwati, S.ST, selaku Pembimbing II yang dengan teliti memeriksa,

memberi masukan, dan mengarahkan penulis dalam penyusunan karya tulis

ilmiah ini.

5. Pihak RSUD Kabupaten Muna, yang telah memberikan izin penelitian serta

memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan karya

tulis ilmiah ini.

6. Para dosen dan staff pengajar Program Studi Kebidanan Akademi Kebidanan

Paramata Raha Kabupaten Muna.

7. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Jailuddin dan Ibunda Kurniah yang tak

henti-hentinya mendidik, membimbing, membiayai, dan mendoakan penulis

sejak kecil hingga saat ini, dan saudara saya Ade Putri Adinda Jailuddin yang

selalu menemani dalam segala suka dan duka, memberi semangat, dan

banyak membantu dalam perkuliahan hingga terselesaikannya karya tulis

ilmiah ini.

8. Semua teman dan para sahabat DIII Kebidanan angkatan IV yang selalu

memberi semangat dan dukungan, serta kebersamaannya yang tak henti

melahirkan canda dan tawa selama masa perkuliahan.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis. Mudah-mudahan karya

tulis ilmiah ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Amin.

Raha, Juli 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………..i

Lembar Persetujuan ………………………………………………………….. ii

Lembar Pengesahan ………………………………………………………….. iii

Riwayat Hidup ……………………………………………………………….. iv

Kata Pengantar ………………………………………………………………...v

Daftar Isi ……………………………………………………………………… .viii

Daftar Tabel…………………………………………………………………... x

Intisari ………………………………………………………………………… xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………..1

B. Ruang Lingkup Pembahasan ……………………………………….5

C. Tujuan Telaah ……………………………………………………....5

D. Manfaat Telaah ……………………………………………………..6

E. Metode Telaah ………………………………………………………7

F. Sistematika Penulisan ………………………………………………9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka ……………………………………………………..10

B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan …………………….27

BAB III STUDI KASUS

A. Manajemen ………………………………………………………...60

B. Pendokumentasian …………………………………………………83

C. Catatan Perkembangan ………………………………………….....90

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data Dasar ……………………………………….....97

B. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual ……………………….…..98

C. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial …………..……………100

D. Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi ………………………….....100

E. Rencana Asuhan Kebidanan …………………………………...…..101

F. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan ……………………………..……103

G. Evaluasi Asuhan Kebidanan ……………………………………….103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……………………………………………….………105

B. Saran …………………………………………………….………..106

Daftar Pustaka ……………………………………………………..……….. 107

Lampiran-Lampiran

INTISARI

Nur fitrianingsih (2012 IB 0021) “Manajemen Dan PendokumentasianAsuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. “S” Dengan Preeklampsia Berat diDesa Kontunaga Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna 21 April s.d. 04Mei 2015” di bawah bimbingan Sartina, S.ST dan Wa Ode Siti Asma, S.ST.,M.Kes.

Latar Belakang : Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalinadalah masalah besar di Negara berkembang. Sekitar 25-50% kematian wanitausia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. World HealthOrganization (WHO) memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnyameninggal saat hamil atau bersalin. Lebih dari 90% kematian ibu disebabkankomplikasi obstetri yang sering tak dapat diramalkan pada saat kehamilan.Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami keadaan resiko tinggi dankomplikasi obstetri, yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun janinnyabila tidak ditangani dengan memadai. Tingginya angka kematian ibu di Indonesiayaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup merupakan yang tertinggi di ASEAN.Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung. Empatpenyebab utama ialah perdarahan, infeksi dan sepsis, hipertensi danpreeklampsia/eklampsia, persalinan macet (distosia).

Metode Telaah : Metode yang digunakan untuk menulis karya tulis ilmiah iniadalah Studi Kepustakaan, Studi Kasus (Anamnese, Observasi, pemeriksaanFisik, dan Pemeriksaan Penunjang), dan Studi Dokumentasi.Studi Kasus : Menunjukkan adanya gejala preeklampsia berat pada ibu hamil (Ny“S”) serta asuhan yang diberikan.

Kesimpulan : Setelah mempelajari teori-teori dan pengalaman langsung darilahan praktek melalui studi kasus pada ibu hamil Ny. “S” dengan PreeklempsiaBerat terdapat beberapa persamaan dan kesenjangan.

Kata Kunci : Ibu Hamil, Preeklampsia berat.Daftar pustaka : (16/2009-2014).

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepsis Neonatorum merupakan penyebab dari 30% kematian pada bayi

baru lahir. Infeksi bakteri limakali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang

berat lebih dari 50% kasus , sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi

lahir, tetapi kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir. Sepsis yang

baru timbul dalam waktu 3 hari atau lebih kemungkinan di sebabkan oleh infeksi

nasokomial (infeksi yang didapat di rumah sakit) (Herman, K. 2007).

Menurut WHO (2000) Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia mencapai

54 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2006 menjadi 49 per 1.000 kelahiran

hidup. Pada tahun 2006 AKB di Afrika sebesar 94 per 1.000, Mediterania Timur

62 per 1.000, Asia Tenggara 52 per 1.000, Pasifik Barat 20 per 1.000, Amerika 18

per 1.000 dan Eropa 14 per 1.000 kelahiran hidup. WHO (2004) memperkirakan

bahwa sekitar 7% dari seluruh kematian bayi di dunia disebsbkan oleh kelainan

congenital (Prawirohardjo, 2010).

Angka kejadian/insiden sepsis di Negara yang sedang berkembang masih

cukup tinggi (18 pasien/1000 kelahiran) dibanding dengan Negara maju (1-5

pasien/1000 kelahiran). Kejadian sepsis juga meningkat pada bayi kurang bulan

(BKB) dan berat badan lahir rendah (BBLR). Pada bayi berat badan lahir amat

rendah (<1000 g) kejadian sepsis terjadi pada 26 perseribu kelahiran dan keadaan

ini berbeda bermakna dengan bayi berat lahir antara 1000-2000 g yang angka

kejadiannya antara 8-9 perseribu kelahiran. Demikian pula resiko kematian BBLR

penderita sepsis lebih tinggi bila dibandingakan dengan bayi cukup bulan. Secara

nasioanl kejadian/insiden sepsis neonatorum walaupun belum ada. Demikian pula

pembentukan thrombin yang berlebihan berperan dalam aktifitas thrombin-

activatable fibrinolysis anhibitor (TAFI) yaitu faktor yang menimbulkan sepresi

fibrinolisis.

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi, jika

dibanding dengan Negara lain di kawasan ASEAN. Angka Kematian Bayi (AKB)

di Indonesia mencapai 31 per 1.000 kelahiran. Angka itu 5,2 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan Malaysia. Juga, 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan Filipina

dan 2,4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand. Karena itu, masalah

ini harus menjadi perhatian serius (Muslihatun, W.N. 2011).

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009 angka

kematian bayi (AKB) 34 per 1.000 sedangkan angka kematian sebesar 114 per

100.000 kelahiran hidup, penyebab kematian bayi karena BBLR 29 %, asfiksia

27% masalah pemberian minum 10%, tetanus 10%, gangguan hematologi 6%,

infeksi 5% , dan lain-lain 8% (Rahmawaty,2006).

Berdasarkan data di ruang Teratai Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Muna tahun 2013 yang mengalami sepsis 6 orang sedang yang

dicurigai sepsis sebanyak 2 orang, yang meninggal karena sepsis sebanyak 1

orang. Pada tahun 2014 yang mengalami sepsis 10 orang sedangkan curiga sepsis

29 orang (rekam medik RSUD Muna).

B. Ruang Lingkup Pembahasan

Adapun ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah ini adalah Manajemen dan

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada By. I usia 3 hari dengan Sepsis

Neonatorum di Ruang Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna

Tanggal 12 s.d 14 Mei 2015.

C. Tujuan Telaah

1. Tujuan Umum

Memperoleh perbandingan teori dan pengalaman nyata dalam melaksanakan

Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada By. I dengan

Sepsis Neonatorum dengan masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi di Ruang

Teratai Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna Tanggal `12 s.d 14Mei 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengumpulan data dasar pada By. I dengan sepsis neonatorum

dengan masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi di Ruang Teratai Rumah

Sakit Umum Kabupaten Muna Tanggal 12 s.d 14 Mei 2015.

b. Merumuskan diagnosa/masalah aktual pada By. I dengan sepsis

neonatorum dengan masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi di Ruang

Teratai Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna Tanggal 12 s.d 14 Mei

2015.

c. Merumuskan diagnosa/masalah potensial pada By. I dengan Sepsis

Neonatorum dengan masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi di Ruang

Teratai Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna Tanggal 12 s.d 14 Mei

2015.

d. Mengidentifikasi tindakan segera dan kolaborasi pada By. I dengan

Neonatorum dengan masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi di Ruang

Teratai Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna Tanggal 12 s.d 14 Mei

2015.

e. Merencanakan asuhan Kebidanan pada By. I dengan Sepsis Neonatorum

dengan Gangguan Pemenuhan Nutrisi Ruang Teratai Rumah Sakit

Umum Kabupaten Muna Tanggal 12 s.d 14 Mei 2015.

f. Melaksanakan tindakan asuhan Kebidanan pada By. I dengan sepsis

neonatorum dengan masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi di Ruang

Teratai Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna Tanggal 12 s.d 14 Mei

2015.

g. Mengevaluasi asuhan Kebidanan yang telah diberikan pada By. I dengan

sepsis neonatorum dengan masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi di

Ruang Teratai Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna Tanggal 12 s.d 14

Mei 2015.

h. Mendokumentasikan semua temuan asuhan Kebidanan yang telah

dilaksanakan pada By. I dengan sepsis neonatorum dengan masalah

Gangguan Pemenuhan Nutrisi di Ruang Teratai Rumah Sakit Umum

Kabupaten Muna Tanggal 12 s.d 14 Mei 2015.

D. Manfaat Telaah

1. Manfaat Teoritis

Merupakan kontribusi pemikiran bagi penulis dalam proses penerapan ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh khususnya tentang Sepsis Neonatorum.

2. Manfaat Praktis

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta tambahan

pengalaman yang sangat berharga dalam penerapan asuhan kebidanan Bayi

baru lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 haridengan masalah

Gangguan Pemenuhan Nutrisi.

a. Manfaat Institusi

Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan Akademi Kebidanan

Paramata Raha dalam penerapan proses asuhan kebidanan pada kasus

Bayi dengan Sepsis Neonatorum.

b. Manfaat Bagi Penulis

Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan ujian akhir jenjang

pendidikan dan penerapan ilmu yang telah didapatkan pada Akademi

Kebidanan Paramata Raha.

E. Metode Telaah

Metode yang digunakan dalam penulisan Studi Kasus ini adalah:

1. Studi Kepustakaan

Yaitu dengan membaca buku, situs, dan makalah-makalah yang berkaitan

dengan masalah yang dibahas sebagai dasar teoritis yang digunakan dalam

menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Studi Kasus

Melaksanakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan proses

manajemen asuhan kebidanan yang meliputi 7 langkah varney yaitu:

identifikasi dan analisa data dasar, identifikasi diagnosa/masalah aktual,

antisipasi diagnosa/masalah potensial, melaksanakan tindakan segera dan

kolaborasi, merencanakan asuhan kebidanan, melaksanakan asuhan

kebidanan dan evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Anamnesa/Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab dengan orang tua bayi guna

mendapatkan data yang diperlukan untuk memberikan asuhan

kebidanan pada klien tersebut.

b. Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung terhadap keadaan pasien.

c. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari kepala sampai

ke kaki meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi.

3. Studi Dokumentasi

Studi ini dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang

bersumber dari catatan bidan.

4. Diskusi

Yaitu mengadakan konsultasi dengan bidan yang menangani langsung

klien tersebut serta berdiskusi dengan dosen pembimbing Karya Tulis

Ilmiah mengenai klien.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaraan pengetahuan umum tentang karya tulis

ilmiah ini, yang terdiri dari lima babsebagai titik tolak pembahasan. Dalam karya

tulis ini dapat di lihat secara garis besar tentang sistematika penulisan sebagai

berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan telaah

yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat telaah yang terdiri

atas manfaat bagi institusi pendidikan, manfaat bagi profesi, dan manfaat bagi

penulis, serta metode telaah yang terdiri dari studi kepustakaan, studi kasus

yaitu wawancara ,observasi, dan pemeriksaan fisik, studi dokumentasi serta

diskusi dan sistematika penulisan.

2. Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan telaah pustaka

yangberisi tentang bayi meliputi defenisi baayi,prinsip umum mempertahankan

suhu normal bayi, pengukuran suhu tubuh bayi, nutrisi dan pertumbuhan

baayi,perbedaan bayi cukup bulan dan kurang bulan. Tinjauan tentang sepsis

neonatorum meliputi defenisi, etiologi, tanda dan gejala, penyebab, diagnosis,

pencegahan, penatalaksanaan. Selanjutnya tinjauan tentang gangguan

pemenuhan nutrisi meliputi defenisi, etiologi, penatalaksanaaan, manajemen

pemberian minum pada bayi.

Konsep manajemen kebidanan meliputi pengertian manajemen

kebidanan, prinsip-prinsip manajemen, pedoman penerapan assuhan kebidanan

pada bayi, langkah-langkah manajemen kebidanan dan dokumentasi asuhan

kebidanan. Pedoman penerapan asuhan kebidanan pada bayi terdiri dari tujuan

asuhan pada bayi, peubahan-perubahan pada bayi sepsis, kebutuhan pada bayi

sepsis, pendidikan kesehatan, obat-obatan yang di butuhkn bayi.

3. Bab III Studi Kasus

Bab ini berisi tentang pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa dan

masalah aaktual, identifikasi diagnose dan masalah potensial, menilai perlunya

tindakan segera, kolaborasi dan konsultasi, perencanaan tindakan dan evaluasi

keefektifan asuhan serta pendokumentasian.

4. Bab IV Pembahasan

Pembahaan berisi tentang hasil telaah yang dilakukan pada sassaran, laalu

membandingkannya dengan teori yang ada. Penjelasan harus di buat bukan

hanya jika hasil telaah tdk sesuai dengan teori,bahkan jika hasil telaah esuai

teori harus di berikan penjelasan, termaksud hal-hal yang mendukung kondisi

yang ada. Uraian tersebut memuat penjelasan secara teoritik tentang

mekanisme mengapa hasilnya demikian. Dengan fokus pasa aspek teoritik dan

aspek telaah.

5. Bab V Kesimpulan

Bab ini berisi tentang:

a. Kesimpulan yang di buat penulis, menjawab tujuan khusus penyusunan

karya tulis ilmiah. Kesimpulan ini terbagi dalam beberapa hal yaitu

manajemen kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Vaarney, keefektifan

pemberian asuhan kebidanan (kuratif, rehabilitatif, preventif, dan promosi)

dan ketepatan waktu yang digunakan.

b. Saran dan usulan yang dibuat penulis keterkaitannya dengan kesimpulan

atau hal-hal yang di butuhkan guna penurunan kematian bayi yang meliputi

saran bagi ibu (klien), petugas kesehaatan, dan saran bagi institusi

pendidikan.

6. Daftar Pustaka

Pada daftar pustaka terdiri atas 14 kepustakaan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Bayi

a. Pengertian Bayi

Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun

tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalan periode

perkembangaan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan

(Marmi,2012).

b. Ciri-ciri bayi normal

1) BB 2500 - 4000 gram.

2) Panjang lahir 48 - 52 cm.

3) Lingkar dada 30 - 38 cm.

4) Lingkar kepala 33 – 36 cm.

5) Bunyi jantung pada menit pertama 180x/menit, kemudian turun menjadi

120 – 140 x/menit.

6) Pernapasan pada menit pertama 80x/menit, kemudian turun menjadi

40x/menit.

7) Kulit kemerah – merahan dan licin.

8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala sudah sempurna.

9) Kuku agak panjang dan lemas.

10) Genitalia, labia mayora sudah menutupi labia minora (perempuan)

testis sudah turun di dalam scrotum (laki – laki).

11) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk baik.

12) Refleks moro baik, bila di kagetkan bayi akan memperlihatkan gerakan

seperti memeluk.

13) Graf refleks baik, bila di letakkan beda pada telapak tangan bayi akan

menggenggam.

14) Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama.

c. Prinsip Umum Mempertahankan Suhu Normal Bayi

1) Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar tetap hangat

walaupun dalam keadaan di lakukan tindakan, dengan cara :

2) Memakai pakaian dengan mengenakan topi.

3) Bungkus bayi dengan pakaian yang kering, lembut dan di selimuti.

4) Buka bagian tubuh yang di perlukan untuk pemantauan atau tindakan.

5) Jangan letakkan bayi dengan benda yang dingin (misalnya dinding

dingin atau jendela) walaupun bayi dalam inkubator atau di bawah

pemancar panas.

6) Jangan letakkan bayi langsung di permukaan yang dingin (misalnya alasi

tempat tidur atau meja periksa dengan kain atau selimut hangat sebelum

diletakkan.

7) Pada waktu di pindahkan ke tempat lain, jaga bayi tetap hangat dan

gunakan pemancar panas atau kontak kulit dengan perawat.

8) Berikan tambahan kehangatan pada waktu di lakukan tindakan.

9) Ganti popok setiap basah.

10) Bila ada sesuatu yang basah di tempelkan di kulit (misalkan kain kasa

basah), usahakan bayi tetap hangat.

11) Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin

(Sudarti, 2010).

d. Pengukuran Suhu Tubuh Bayi.

Tabel 1. Pengukuran Suhu Tubuh

Keadaan bayi Bayisakit

Bayikecil

Bayi sangatkecil

Bayimembaik

Keadaan

Frekuensipengukuran

Tiap jam Tiap 12jam

Tiap 6 jam Sekalisehari

(Sudarti, 2010).

e. Nutrisi dan Pertumbuhan Bayi.

1) Posisi Kangoro Mother Care (KMC) ideal untuk menyusui bayi

2) Ajari ibu cara menyusui dan pelekatan yang benar.

3) Bila ibu cemas tentang pemberian minum pada bayi, dorong ibu agar

mampu melakukannya. Bila ibu tidak dapat menyusui, berilah ASI peras

dengan menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum.

4) Pantau dan nilai Jumlah ASI yang di berikan setiap hari. Bila ibu

menyusui catat waktu ibu menyusu bayinya.

5) Timbang berat badan bayi setiap hari dan nilai tingkatnya (Sudarti,,

2010).

2. Sepsis Neonatorum

a. Pengertian Sepsis Neonatorum

Sepsis merupakan penyebab dari 30% kematian pada bayi baru lahir. Infeksi

bakteri lima kali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang berat lebih

dari 50 % kasus,sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi lahir,

tetapi kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir. Sepsis yang

baru timbul dalam waktu 4 hari atau lebih kemungkinan di sebabkan oleh

infeksi nasokomial (infeksi yang di dapat pada saat di rumah sakit ).

b. Klasifikasi Sepsis Neonatorum

Berdasarkan waktu terjadinya, sepsis neonatorum dapat di klasifikasikan

menjadi dua bentuk.

1) Sepsis Neonatorum awitan dini

Sepsis neonatorum awitan dini merupakan infeksi perinatal yang terjadi

segera dalam periode pascanatal (kurang dari 72 jam) dan biasanya di

peroleh pada saat proses kelahiran.

2) Sepsis Neonatorum Awitan Lama

Merupakan infeksi pascanatal (lebih dari 72 jam) yang diperoleh dari

lingkungan sekitar atau rumah sakit (infeksi nosokomial)(Ice Sukarni K

dkk, 2013).

c. Tanda dan Gejala

Menegakkan kemungkinan infeksi pada bayi baru lahir sangat

penting,terutama pada bayi berat badan lahir rendah,karena infeksi dapat

menyebar dengan cepat dan menimbulkan angka kematian yang tinggi. Di

samping itu gejala klinis infeksi pada bayi tidak khas. Gejala yang perlu

mendapatkan perhatian adalah :

1) Malas minum

2) Bayi tertidur

3) Tampak gelisah

4) Ubun – ubun besar menonjol

5) Pernapasan cepat

6) Berat badan cepat menurun

7) Letargi / tidak sadar

8) Keluar pus dari telinga

9) Kemerahan pada umbilicus yang menyebar ke kulit

10) Terjadi diare dengan segala manifestasinya

11) Panas badan bervariasi dapat meningkat,menurun atau dalam batas

normal.

12) Pergerakan aktivitas bayi makin menurun

13) Pada pemeriksaan mungkin di jumpai yaitu bayi berwarna

kuning,pembesaran hepar,purpura (bercak darah di bawah kulit ), dan

kejang-kejang (Manuaba,2010).

d. Penyebab Sepsis

Sepsis pada bayi baru lahir hampir selalu disebabkan oleh bakteri, seperti E

coli, Listeria monocoytogene.Pada bayi baru lahir, sepsis terjadi bila bakteri

masuk ke dalam tubuh bayi melalui ibu selama masa kehamilan, persalinan.

Beberapa komplikasi selama kehamilan yang meningkatkan resiko sepsis

pada bayi baru lahir.

1) Demam pada ibu selama persalinan.

2) Infeksi pada uterus atau plasenta.

3) Ketuban peacah dini (sebelum usia kehamilan 37 minggu ataum18 jam se

belum dimulainya persalinan).

Bakteri seperti streptocuccus grup B dapat menginfeksi bayi baru lahir

dalam proses persalinan. Sekitar 15-30%perempuan hamil membawa

bakteri streptococcus grup B di vagina atau rektum yang dapat

ditransmisikan dari ibu ke bayi selama persalinan (Kukuh,2012).

e. Diagnosis Sepsis

Diagnosis infeksi pada bayi baru lahir tidak mudah. Tanda khas

seperti yang terdapat pada bayi yang lebih tua seringkali tidak di temukan.

Seringkali diagnosis di dahului oleh persangkaan adanya infeksi, kemudian

berdasarkan itu diagnosis di tentukan dengan pemeriksaan selanjutnya.

Infeksi pada bayi baru lahir cepat sekali menjalar menjadi infeksi umum,

sehingga gejala infeksi local tidak menonjol lagi. Beberapa gejala perubahan

tingkah laku bayi baru lahir disebut diantaranya ialah malas minum,gelisah

atau mungkin tampak letargis, frekuensi pernapasan meningkat,berat badan

tiba2 turun, muntah dan diare. Selain itu dapat terjadi edema, sklerema

purpura atau, perdarahan, ikterus, hepatosplenomegali dan kejang. Suhu

tubuh dapat meninggi,normal atau dapat pula kurang dari normal.

Diagnosis di tegakkan berdasarkan gejaladan hasil pemeriksaan fisik.

1) Organisme penyebab terjadinya infeksi bias di ketahui dengan

melakukan pemeriksaan mikroskopis maupun cairan dari telinga dan

lambung. Gejala sepsis seringkali tidak khas pada bayi, maka diperlukan

bantuan laboratorium untuk menegakan atau menyingkirkan diagnosis

sepsis.

2) Tes darah (termasuk hitung sel darah putih) dan kultur darah untuk

menentukan apakah ada bakteri didalam darah. Tes darah lainnya dapat

memeriksa fungsi organ tubuh seperti hati dan ginjal.

3) Urin diambil dengan kateter steril untuk memeriksa urin di bawah

mikroskop dan kultur urin untuk mengetahui ada tidaknya bakteri.

4) Pungsi lumbal (pengambilan tulang otak dari cairan belakang untuk

mengetahui apakah bayi meningitis).

5) Rontgen, terutama paru-paru, untuk memastikan ada tidaknya

pneumonia. Jika bayi menggunakan perlengkapan medis ditubuhnya

seperti infus, kateter, maka cairan dalam perlengkapan medis tersebut

akan diperiksa ada tidaknya tanda - tanda infeksi.

6) Bayi yang sepsis atau dicurigai mengalami sepsis akan ditatalaksana

dirumah sakit, tempat dokter dapat memantau keadaannya dan

memberikan pengobatan untuk melawan infeksi (Marmi,2012).

f. Pencegahan Sepsis

Pencegahan sepsis merupakan penatalaksanaan awal dimulai pada saat

penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan

pencegahan infeksi. Tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir,

adalah sebagai berikut ini:

1) Pencegahan Umum

a) Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah malakukan

kontak dengan bayi.

b) Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum

dimandikan.

c) Memastikan semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali

pusat telah didisinfeksi tinggi atau steril. Jika menggunakan bola

karet penghisap, pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah

menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari satu bayi.

d) Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang

digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.

e) Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer,

stetoskop, dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan

bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali

setelah digunakan).

f) Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama dengan

payudaranya dengan mandi setiap hari (puting susu tidak boleh

disabuni).

g) Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir dengan air

bersih,hangat, dan sabun setiap hari.

h) Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan

memastikan orang yang memegang bayi sudah cuci tangan

sebelumnya(Muslihatun, W.N. 2011).

2) Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir

Untuk mencegah infeksi mata bayi karena masuknya kuman gonokokus

sewaktu anak melalui jalan lahir, Crede menganjurkan

a) Penetesan mata

bayi dengan nitras argenti 2 % segera setelah bayi lahir. Tindakan

pencegahan ini ternyata bermanfaat sekali.

Cara penetesan mata bayi dengan nitras argental adalah sebagai

berikut:

(1) Mata bayi mula-mula di tetesi air steril pada sudut mata sebelah

hidung,kemudian kelopak mata bawah di tarik dan di tetei nitras

argental 2 % pada rongga kelopak bawah ibu.

(2) Setelah menunggu 2 menit agar nitras argentil dapa bekerja,ke

dua kelopak di regangkan dan di siram dengan cairan garam

fisiologis yang hangat,agar nitras argentil semua hanyut

(Firman,2011). Imunisasi pada daerah resiko tinggi infeksi

tuberkolusis, imunisasi BCG harus diberikan pada bayi segera

setelah lahir pemberian dosis pertama tetesan polio dianjurkan

pada bayi segera setelah lahir atau pada umur 2 minggu. Maksud

pemberian imunisasi polio secara dini adalah untuk

meningkatkan perlindungan awal.Imunisasi hepatitis B sudah

merupakan program nasional, meskipun pelaksanaannya

dilakukan secara bertahap. Pada daerah resiko tinggi, pemberian

imunisasi B dianjurkan pada bayi segera setelah lahir

(Muslihatun, W.N. 2011).

g. Penatalaksanaan Sepsis

Rawat inap:

1) Perawatan utama:

Aseptik : sabun dan air mengalir.

Thermoregulasi, jalan nafas bebas, O2 cukup, perawatan tali pusat, cairan

dan elerktrolit pemberian nutrisi.

2) Obat:

Amoksillin 50 mg/Kg BB/ hari.

Gentamisin 5 mg/Kg BB/hari.

3) Lain-lain:

a) Kejang diberi Anti Kejang.

b) Ikterus diiberi Foto Therapi.

c) Anemia diberi Transfusi.

Sembuh bila :

Gejala-gejala sepsis hilang, tanda-tanda sepsis hilang, hasil

laboratorium negative, minum baik ( Sudarti, A. 2014).

ASI adalah makanan terbaik karena ASI mengandung berbagai

nutrisi yang di butuhkan Makanan terbaik untuk bayi sejak lahir sampai

usia 6 bulan aoleh bayi. Oleh seba itu,nbayi baru lahir harus di beri ASI

sesegera mungkin (dalam wakto 30 menit) atau dalam 3 jam setelah

masuk rumah saakit, kecuali ada masalah tertentu yang menyebabkan

pemberian ASI harus ditunda atau tidak dapat di lakukan (Lyndon,2014).

Penimbangan Yang Ketat :

Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat

kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat

badan harus dilakukan dengan ketat (Sarwono, 2009).

Bayi dengan berat badan 1500-2500 gr tidak boleh kehilangan berat

badan >10% dari berat badan lahir 4-5 lahir dan berat badan <1500 gr

dapat kehilangan berat badan sampai 15% dari berat badan lahir 7-10 hari

(Sudarti,2013).

4) Komplikasi.

Pada bayi dengan sepsis neonatorum ada beberapa komplikasi yang dapat

terjadi, diantaranya :

a) Dehidrasi

Kekuarangan cairan terjadi dikarenakan asupan cairan pada bayi yang

kurang, tidak mau menyusu, dan terjadinya hipertermia.

b) Meningitis

Infeksi sepsis dapat menyebar ke meningies (selaput-selaput otak)

melalui aliran darah.

B. Konsep Dasar tentang Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidana merupakan metode atau bentuk pendekatan yang

digunakan bidan daalam memberikan asuhan kebidanan, sehingga langkah

langkah dalam manajemen kebidanan merupakan alur pikir bidan dalam

pemecahan masalah dan mengambil keputusan klinis. Asuhan yang di lakuka

harus di catat secara benar, sederhana, jelas dan logis sebagai

pendokumentasian (Mustika Sofyan,2011).

Menurut Depkes RI, 2005. Manajemen kebidanan adalah metode dan

pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh

bidan dalam memberikanasuhan kebidanan kepada individu, keluarga, dan

masyarakat.

Menurut Helen Varney (1997). Manajemen kebidanan adalah proses

pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan

pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,

keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu

keputusan berfokus pada klien.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen kebidanan adalah pendekatan

dan metode yang digunakan bidab dalam mengatasi masalah kebidanan yang

terjadi pada individu, keluarga, maupun masyarakat yang dilaksanakan secara

sistematis berdasarkan teori-teori ilmiah yang di awali dengan pengkajian

data, analisis, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

2. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan

a. Langkah I: Identifikasi Data Dasar

Pada langkah ini,dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua

data yang di perlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap,

yaitu:

1) Data Subyektif

Data Subyektif berfokus pada :

a) Pengkajian identitas bayi dan orang tua, diagnose medis, serta

data penanggung jawab. Faktor resiko ibu pada sepsis

neonatorum yaitu bayi dengan BBLR, kesulitan partus, infeksi

uterus atau jaringan plasenta, demam intrapartum, hipoksia,

resusitasi saatlahir,KPD dan KPSW.

b) Riwayat kehamilan yaitu perdarahan antepaartum, pre- eklamsia

berat, eklamsia, dan kelahiran preterm. Perawatan meliputi

pemeriksaaan kesehatan ibu secara berkala, imunisai, pengobatan

terhadap penyakit infeksi yang di derita ibu, asupan gizi yang

memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat

menurunkan kesehatan ibu dan janin.

c) Pada bayi Sepsis dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

dianjurkan pemberian minum yang harus dilakukan yaitu biarkan

bayi menyusu pada ibu semaunya, apabila bayi kurang dapat

menghisap atau reflex menghisapnyaa lemah, tambahkan ASI

peras dengan menggunaakan salah satu alternative cara

pemberian susu.

2) Data Obyektif

Data Obyektif yang di kaji pada bayi adalah :

a) Pemeriksaan Umum

Pengkajian ini terdiri dari pemeriksaan umum seperti

pemeriksaan keadaan umum bayi meliputu pemeriksaan tanda-

tanda vital (laju jantung, suhu, dan pernapasan).

b) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, dan auskultasi dimulai

dari kepala sampai ekstermitas bawah, yang di periksa yaitu :

(1) Kepala : Ubun-ubun kelihatan maju ke depan.

(2) Wajah : Tidak oedema dan tampak pucat.

(3) Mata : Mata bersih tidak ada secret, sklera

tampa putih, kongjungtiva merah

muda,

(4) Hidung : simetris kiri dan kanan, bersih.

(5) Mulut dan Bibir : Mukosa bibir kering.

(6) Telinga : Lekuk telinga normal, Simetris kiri

dan kanan, Tampak bersih, tidak

ada secret.

(7) Leher : Tidak ada trauma.

(8) Dada dan Perut : Gerakan dada tidak sesuai irama

pernafasan bayi.

(9) Genetalia :Labia mayora menutupi labia

minora.

(10) Ekstermitas : Pergerakan lemah, tidak ada cacat

bawaan.

c) Pemeriksaan Antropometri

Berat badan normal < 2.500 gr, panjang badan <45 cm, lingkar

kepala < 33 cm, lingkar dada < 30 cm.

d) Pemeriksaan Refleks

(1) Refleks Sucking : lemah

(2) Refleks Menggenggam : Ada

(3) Refleks Rooting : Lemah

(4) Refleks Moro : Lemah (Indrayani, 2013).

b. Langkah II. Identifkasi diagnosa / Masalah Aktual.

Langkah ini di kembagkan dari interpretasi data ke dalam masaalah atau

diagnose. Masalah selalu menyertai diagnosa yang ada. Kata masalah dan

diagnosis keduanya di gunakan karena beberapa masalah tidak dapat di

selesaikan seperti diagnosis,tetapi sungguh membutuhkan penanganan

yang di tuangkan ke dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.

c. Langkah III .Identifikasi diagnosa / Masalah potensial

Diagnosaa potensial merupakan komplikasi yang terjadi akibat dari

adanya masalah dan diagnosa aktual. Diagnosaa potensial yang

kemungkinan terjadi pada bayi dengan sepsis dan gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi adalah, apnea, dispnea, dan dehidrasi akibat bayi

kurang menetek.

d. Langkah IV .Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

dan/atau untuk dikonsultasikan atau di tangani bersama dengan anggota

tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ke empat

ini mencerminkan kesinambungan dari proses menejemen kebianan. Jadi,

manajemen bukan hanya selama asuha primer periodic atau kunjungan

prenatal saja, tetepi juga selama wanita tersebut besama bidan terus-

menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan

(Erna,2008).

Kebutuhan terhadap tindakan segera pada kasus sepsis neonatorum

dengan gangguan pemenuhan nutrisi yaitu untuk memperbaiki keadaan

umum bayi, maka diperlukan penanganan lebih lanjut. Adapun rencana

asuhannya yaitu melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

cairan infus D10% (dextrose 10%) 24 tetes/menit, pemasangan oksigen

(O2) sungkup 5-7 liter/menit, pemasangan Naso Gastric Tube, dan

pemberian obat-obatan seperti obat injeksi dan salep mata.

e. Langkah V. Rencana Asuhan

Rencana asuhan di tentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya

yang merupakan lanjutan pelaksanaan terhadap diagnose atau masalah

yang telah di identifikasi atau di antisipasi.

Untuk penatalaksanaa bayi dengan sepsis neonatorum yaitu :

1) Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan

2) Mengobservasi tanda-tanda vital.

3) Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak tentang

pemasangan cairan infuse, oksigen, dan pemberian obat-obatan.

Untuk penatalaksanaan bayi dengan gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi yaitu menganjurkan pemberian minum yang harus di

lakukan yaitu berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu

alternatif cara pemberian minum (selang NGT).

f. Langkah VI Implementasi.

Pada langkah keenam ini,rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

di uraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian

oleh klien atau anggota tim kesehatan lain. Jika bidan tidak

melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya (misalnya memastikan agar langkah-

langkah tersebut terlaksana). Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi

dengan dokter untuk menagani klien yang mengalami komplikasi.

Keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah

bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencan asuhan bersama yang

menyeluruh tersebut.

g. Langkah VII. Evaluasi

Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah

diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan.

Apakah benar-benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi di dalam

diagnosis dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika

memang benar efektif dalam pelaksanaannya (Suryani,2008).

3. Pedoman penerapan.

Pedoman penerapan manajemen ini akan di bahas tentang tujuan di berikan

asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, perubahan-perubahan yang terjadi

pada bayi khususnya pada bayi sepsis dan gangguan pemenuhan nutrisi,

kebutuhan-kebutuhannya, pendidikan kesehatan dan obat-obatan yang di

berikan.

a. Tujuan Asuhan

Asuhan kebidaa pada bayi adalah asuhan yang di berikan bidan pada bayi

dengan mempertahankan suhu normal. Bayi harus tetap berpakaian atau di

selimuti setiap saat, agar tetap hangat walaupun dalam keadaan dilakukan

tindakan. Asuhan pada bayi bertujuan memberikan asuhan secara

komprehensif, serta mengajarkan tentaang cara merawat bayi dan

memotivasi mereka agar menjadi orang tua yang percaya diri.

b. Perubahan-perubahan pada bayi dengan sepsis neonatorum

Perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi dengan sepsis neonatorum

yaitu suhu tubuh yang kembali normal, dan pemenuhan kebutuhan nutrisi

(ASI) dapat terpenuhi dengan baik.

c. Kebutuhan

1) Nutrisi

ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI yang

paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI

dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau

dengan menggunakan sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang

diberikan sekitar 50 sampai 60 cc/kgBB/hari dan terus dinaikkan

sampai mencapai sekitar 200 cc/kgBB/hari (Marmi,2012).

2) Eliminasi : BAK : satu kali/hari

BAB : dua kali/hari

3) Istirahat dan tidur : waktu tidur bayi tidak teratur.

4) Aktivitas : bayi menangis saat BAB, BAK, dan lapar.

4. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

a. Pengertian

Menurut Tungpalan (1983) dalam Marmi (2012) mengatakan

bahwa dokumen adalah catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan

bukti dalam persoalan hukum.Sedangkan pendokumentasian adalah

pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan objek maupaun aktifitas

pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

Dokumentasi asuhan dalam pelayanan kebidanan adalah bagian dari

kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat dan bidan setelah memberi

asuhan kepada pasien. Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap

meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan

kebidanan serta respon pasien terhadap asuhan yang diterimanya. Dengan

demikian dokumentasi kebidanan mempunyai porsi yang besar dari

catatan klinik pasien yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi

yang terjadi selama asuhan dilaksanakan. Disamping itu catatan juga

dapat digunakan sebagai wahana komunikasi dan koordinasi antar profesi

yang dapat dipergunakan untuk mengungkap suatu fakta aktual untuk

dipertanggung jawabkan.

Dokumentasi asuhan kebidanan merupakan bagian integral dari

asuhan kebidanan yang dilaksanakan sesuai standar. Dengan demikian

pemahaman dan keterampilan dalam menerapkan standar dengan baik

merupakan suatu hal yang mutlak bagi setiap tenaga kebidan agar

mampu membuat dokumentasi kebidanan secara baik dan benar.

Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan

yang digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, sehingga

langkah-langkah dalam manajemen kebidanan merupakan alur pikir

dalam pemecahan masalah dan mengambil keputusan klinis. Asuhan

yang dilakukan harus dicatat secara benar, sederhana, jelas, dan logis.

SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan

tertulis. Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali

bertemu dengan kliennya. Selama masa antepartum seorang bidan

dalam menuliskan satu catatan SOAP untuk setiap kali kunjungan

sementara masa intrapartum, seorang bidan boleh menuliskan lebih dari

satu hari. Seorang bidan juga harus melihat catatan-catatan SOAP

terdahulu bilamana ia merawat seseorang klien untuk mengevaluasi

kondisinya yang sekarang. Sebagaai seorang siswa,bidan akan

mendapatkan lebih banyak pengalaman dan urutan SOAP akan terjadi

secara ilmiah (Asrinah,2010).

b. Proses Manajemen SOAP

1) S (Data Subjektif)

Data Subjektif (S) merupakan pendokumentasian manajemen

kebidan menurut Helen Varney langkah pertama adalah pengkajian

data, terutama data yang diperoleh melalui anamnesis. Data subjektif

ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi

pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya di catat sebagai

kutipan langsung atau ringkas yang akan berhubungan langsung

denga diagnosis. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan

diagnosis yang akan di susun.Pada pasien yang bisu, di bagian dada

belakang huruf S diberi tanda huruf X tau O. Tanda ini akan

menjelaskan bahwa pasien adalah penderita tuna wicara.

2) O (Data Objektif)

Data Objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney pertama (pengkajian data),

terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari

pemeriksaan fisik pasien,pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan

diagnosis lain. Catatan medic dan informasi dari keluarga atau orang

lain dapat di masukkan dalam data objektif. Data ini akan

memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan

dengan diagnosis.

3) A (Assessment)

A (Analysis/Assesment), merupakan pendokumentasian hasil

analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari dta subjektif dan objektif.

Dalam pendokumentasian manajemen kebidanan,karena keadaan

pasien setiap saat bisa mengalami perubahan dan akn di temukan

informasi baru dalam data subjektif maupun objektif, maka proses

pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut

bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis, dalam

rangka untuk mengikuti perkembangan pasien serta analisis yang

tepat dan akurat mengikutinperkembangan data pasien, sehingga

akan menjamin cepat di ketahuinya perubahan pada pasien dapat

terus di ikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat.

Analisis/assessment merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan, menurut Helen Varney adalah langkah kedua, ketiga, dan

ke empat, sehingga mencakup hal-hal berikut ini : diagnosis/masalah

kebidanan, diagnosis/masalah potensial, serta perlunya

mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera harus di identifikasi.

4) P (Planning)

Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan

akan yang akan datang. Rencana asuhan di susun berdasarkan hasil

analisis dan interpretasi data. Rencanaa asuhan ini bertujuan untuk

mengusahakan tercapai nya kondisi pasien seoptimal mungkin dan

mempertahankaan kesejahteraannya. Rencana asuhan harus bisa

mencapai kriteria tujuan yang ingin di capai dalam batas waktu

tertentu. Tindakan yang akan di laksanakan harus mampu membantu

pasien dalam mencapai kemajuan dan sesuai dengan hasil kolaborasi

dengan tenaga kesehatan lain,antara lain dokter. Meskipun secara

istilah,P adalah planning/perencanaan saja,P dalam metode SOAP

meliputi pendokumentasian Implementasi dan Evaluasi. Dengan kata

lain, P dalam SOAP meliputi pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney langkah kelima, keenam dan

ketujuh (Asrinah,2010).

BAB III

STUDI KASUS

Pada bab ini akan dijabarkan tentang penerapan manajemen asuhan

kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada By “I” dengan Sepsis

Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna pada tanggal 12 s.d.

14 mei 2015, yang di awali dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan

evaluasi. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Manajemen

1. Pengumpulan data dasar

Dalam proses pengumpulan data dikerjakan dengan mengkaji secara umum

dengan berfokus pada orang tua bayi pada tanggal 12 mei 2015, pukul 13.10

WITA.

a. Identitas Bayi

Nama bayi : Bayi “I”

Tanggal lahir/jam : 09 Mei 2015 Jam 13.00 WITA

Anak : Pertama

Jenis kelamin : perempuan

Umur saat dikaji : 3 hari

Berat badan : 3.500 gram.

b. Identitas Orang Tua

Nama Ibu/ Ayah : Ny “I”/Tn “K”

Umur Ibu/ Ayah : 26 Tahun/28 Tahun

Suku : Muna/Muna

Agama : Islam/Islam

Pendidikan : SMA /SMA

Pekerjaan : IRT / WIRASWASTA

Pernikahan ke- : 1/1

Lama menikah : ±2 tahun

Alamat :Desa Kondongia

c. Data Biologis/Fisiologis

1) Keadaan bayi sekarang

Ibu mengatakan keadaan bayinya lemah, bayinya rewel,dan demam,

serta malas menetek.

2) Riwayat Kehamilan.

HPHT tanggal 02-08-2014, cukup bulan, pemenuhan kebutuhan gizi

baik, dan tidak ada penyakit yang di derita selama hamil.

3) Riwayat Persalinan dan Kelahiran

Melahirkan tanggal 09 mei 2015 jam 13.00 Wita, di tolong oleh dokter,

jenis persalian SC indikasi Ketuban Pecah Dini dan kondisi ibu yang

lemah.

4) Data Obyektif

Pada pemeriksan umum di peroleh hasil keadaan umum bayi lemah,

dengan masa gestasi 41 minggu 1 hari serta tanda-tanda vital sebagai

berikut : Suhu tubuh bayi 39 0C, Pernapasan 72 kali/menit serta Laju

jantung 160 kali/menit.

a) Pemeriksaan Khusus

Pada pemeriksaan khusus dan terfokus di peroleh hasil yaitu ubun-

ubun kelihatan maju ke depan, tidak ada oedema pada wajah dan

wajah terlihat pucat, mata bersih tidak ada secret serta konjungtiva

merah muda serta sclera tidak ikterus. Tidak ada pernapasan cuping

hidung, tetapi mukosa bibir tampak kering, gerakan dada tidak sesuai

irama pernafasan bayi. Pada pemeriksaan ekstermitas terlihat

pergerakan lemah dan tidak ada cacat bawaan.

b) Pemeriksaan Antropometri

Pada pemeriksaan antropometri di peroleh hasil lingkar Kepala 30

cm, lingkar dada 27 cm, lingkar perut 29 cm, dan lila 9 cm.

c) Pemeriksaan Refleks

(1) Refleks Sucking : Lemah

(2) Refleks Menggenggam : Lemah

(3) Refleks Rooting : Lemah

(4) Refleks Moro : Lemah

(5) Kekuatan Menangis : Bayi menangis lemah dan merintih.

2. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

Berdasarkan data dasar yang ada, maka dapaat diidentifikasi diagnose pada

Bayi “I” berupa : Bayi umur 3 hari, sesuai masa kehamilan, dengan Sepsis

Neonatorum dengan gangguan pemenuhan nutrisi.

a. Bayi Usia 3 hari

1) Data dasar

a) Data Subyektif (S) :

Ibu mengatakan melahirkan tanggal 09 mei 2015 jam 13.00 wita

b) Data Obyektif (O) :

Tanggal pengkajian yaitu tanggal 12 mei s.d 14 mei.

2) Analisis dan Interprestasi Data :

Dari hasil anamneses bayi lahir tanggal 09 mei 2015 dan pengkajian

dilakukan pada tanggal 12 mei 2015, menandakan bahwa bayi berumur

3 hari.

b. Sesuai Masa Kehamilan

1) Data dasar

a) Data Subyektif :

Ibu mengatakan bayinya cukup bulan

b) Data Obyektif :

Umur kehamilan 41 minggu 1 hari, BBL 3.500 gr.

2) Analisa dan interpretasi :

Masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran, dihitung

dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan cukup bulan (term/aterm)

adalah masa gestasi 37-42 minggu (259-294 hari) lengkap. Kehamilan

kurang bulan (preterm) adalah masa gestasi kurang dari 37 minggu

(259 hari). Kahamilan lewat waktu (postterm) adalah masa gestasi lebih

dari 42 minggu (294 hari). Bayi cukup bulan (term infant) adalah bayi

dengan usia gestasi kurang 37-42 minggu (Muslihatin, 2011).

c. Sepsis Neonatorum

1) Data Dasar

a) Data Subyektif (S) :

Ibu mengatakan :

(1) Bayinya mengalami demam sejak umur 2 hari.

(2) Bayinya malas menetek dan rewel.

(3) Bayinya sering tertidur

b) Data Obyektif (O) :

Berdasarkan pemeriksaan di dapatkan hasil Tanda – tanda vital yaitu

suhu 39°C, pernapasan 72 kali/menit.denyut jantung 160 kali/menit.

2) Analisis dan Interprestasi :

Pasien harus mempunyai sumber infeksi yang terbukti atau yang

dicurigai (biasanya bakteri) dan mempunyai paling sedikit dua dari

persoalan-persoalan berikut : denyut jantung yang meningkat

(tachycardia), temperatur yang tinggi (demam) atau temperatur yang

rendah (hypothermia), pernapasan yang cepat (>20 napas per menit atau

tingkat PaCO2 yang berkurang), atau jumlah sel darah putih yang

tinggi, rendah, atau terdiri dari >10% sel-sel band (http://Sepsis.html).

d. Gangguan Pemenuhan Nutrisi

1) Data Dasar

a) Data Subjektif (S) :

Ibu mengatakan bayinya lahir dengan berat badaan 3.500 gram, dan

mendapatkan ASI melalui selang NGT 10 cc/2 jam. .

b) Data Objektif (O) :

Berdasarkan hasil pemeriksaan di diperoleh hasil berat badan bayi

sekarang 3.000 gram. Dan refleks menghisap dan menelan yang

lemah.

2) Analisa Dan Interpretasi Data

Kekurangan gizi pada balita berdampak terhadap pertumbuhan,

perkembangan, intelektual dan produktivitas. Anak yang kekurangan

gizi pada usia balita akan mengalami gangguan pertumbuhan dan

perkembangan otak yang berpengaruh pada rendahnya tingkat

kecerdasan. Hal itu terjadi karena tumbuh kembang otak 80% terjadi

pada masa dalam kandungan sampai usia 2 tahun (Uliyah, 2008).

Karena selama 3 atau 4 hari pertama bayi boleh di katakana hamper

tidak kemasukan cairan (produksi air susu ibu belum lancar),sedangkan

bayi. mengeluarkan feses,urine dan keringat cukup banyak,tidak

mengherankan beratnya turun sampai diimbangi oleh minuman air

susuyang cukup. Kehilangan berat lebih kurang 7% dari berat badan

dan tidak boleh melebihi 10% dari berat badanya.Jika bayi minum

baik,dalam 10 hari ia akanmencapai berat badan lahirnya

kembali.Selanjutnya,nbayi bertambah lebih kurang 25 gr sehari untuk

bulan-bulan pertama dan pada bulan ke-5 beratnya dua kali berat

sewaktu ia lahir (Firman,2011). Kekurangan gizi pada balita sangat erat

kaitannya dengan asupan nutrisi yang sangat dibutuhkan balita hingga

usia 2 tahun. Salah satu asupan nutrisi yang berperan penting pada

balita di bawah 2 tahun adalah nutrisi dalam bentuk cairan.Salah

satunya adalah Air Susu Ibu (ASI).ASI merupakan sumber nutrisi yang

didapat langsung dari ibu sehingga kondisi ibu menyusui sedikit banyak

berpengaruh terhadap bayi dan balita yang disusuinya (http://Skripsi

DIII Kebidanan.html, 2009).

3. Diagnosas Masalah Ptensial

Potensial terjadinya dehidrasi.

a. Dasar :

1) Data Subyektif :

Ibu mengatakan sejak lahir bayinya malas minum, tidak dapat

menghisap putting susu, pengeluaran ASI sedikit.

2) Data Obyektif :

Bayi tidak mau menyusu.

b. Analisis dan Interpertasi :

Dehidrasi pada bayi terjadi ketika bayi tidak mendapatkan cairan yang

cukup untuk kebutuhan tubuhnya. Tanda-tanda dehidrasi pada bayi yaitu

elastisitas kulit turun, mata dan ubun-ubun besar cekung, lidah dan

membrane mucosa kering (Icesmi Sukarni,2014).

4. Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi

Untuk memperbaiki keadaan umum bayi, maka diperlukan penanganan lebih

lanjut. Adapun rencana asuhannya yaitu pemasangan Naso Gastric Tube, dan

pemberian obat-obatan seperti obat injeksi dan salep mata.

5. Rencana Asuhan

a. Tujuan

1) Keadaan Umum bayi baik.

2) Sepsis Neonatorum teratasi.

3) Kebutuhan nutrisi terpenuhi

4) Tidak terjadi dehidrasi

b. Kriteria Keberhasilan.

1) Keadaan umum bayi baik

a) Gerakan bayi aktif

b) Bayi tidak malas minum

c) Semua refleks bekerja dengan baik

2) Sepsis neonatorum teratasi

a) Demam pada bayi teratasi.

b) Bayi tidak gelisah

c) Pernapasan bayi tidak cepat

d) Bayi tidak berwarna kuning dan kejang-kejang.

3) Tidak terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

a) Bayi mau menyusu dengan ibunya.

b) Berat badan meningkat.

4) Tidak terjadi dehidrasi

Tidak ada tanda- tanda seperti elastisitas kulit menurun, mata dan ubun-

ubun besar cekung.

c. Rencana Tindakan

Rencana asuhan yang akan di berikan pada kasus Ny. I, bayi dengan sepsis

neonatorum dan gangguan pemenuhan nutrisi di bagi dalam beberapa

rencana asuhan, untuk lebih jelasnya lihat uraian berikut

Tanggal :12 mei 2015 Jam : 13.20 Wita

1) Secara Umum

a) Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan

Rasional : Agar ibu mengerti dengan keadaan bayinya.

b) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan seperti

mengganti popok/pakaian bayi setelah BAK/BAB, dan merawat tali

pusat.

Rasional : Mencegah kemungkinan kontaminasi dengan kuman

sehingga tidak terjadi infeksi nosokomial.

c) Observasi tanda-tanda vital

Rasional ; Mengetahui keadaan umum bayi dan perkembangan bayi

d) Ganti pakaian/sarung tiap kali basah/kotor.

Rasional : Pakaian bayi yang basah akan mempengaruhi suhu normal

tubuh bayi dan menimbulkan ketidak nyamanan.

2) Sepsis Neonatorum

a) Jelaskan pada ibu penyebab bayinya mengalami sepsis neonatorum.

Rasional : Agar ibu dapat mengetahui penyebab bayinya mengalami

sepsis neonatorum karena padaa saat persalinan ketuban

ibu pecah sebelum waktunya.

b) Observasi pemberian oksigen sungkup 5 liter/menit.

Rasional : Pemberian oksigen untuk penambahan kebutuhan

oksigen dalam tubuh

c) Lakukan observasi pemberian cairan infuse dan obat-obatan dan

keadaan kesehatan bayi baik.

Rasional : Agar kebutuhan cairan dapat terpenuhi dan permasalahan

gangguan pemenuhan nutrisi dapat teratasi.

d) Lakukan pengukuran tanda-tanda vital setiap 1 jam sekali.

Rasional : Mengetahui KU bayi untuk mengetahui perkembangan

bayi.

3) Gangguan pemenuhan nutrisi

a) Jelaskan pada ibu penyebab bayinya mengalami gangguan

pemenuhan nutrisi.

Rasional : Agar ibu mengetahui penyebab bayinya mengalami

gangguan pemenuhan nutrisi di sebabkan oleh ketidak

cukupan asuhan nutrisi pada bayinya, dalam hal ini

berhubungan dengan factor bayi yang malas menetek.

b) Pemasasang selang Naso Gastric Tube.

Rasional : Agar kebutuhan nutrisi bayi tetap terpenuhi berkaitan

dengan faktor refleks mengisap yang lemah.

4) Edukasi

a) Manfaat pemberian ASI dini

Rasional : ASI merupakan makanan terbaik yang dapat di berikan

oleh seorang ibu kepada bayinya.

b) Perawatan talipusat dengan membungkus tali pusat hanya

menggunakan kasa steril tanpa memberikan obat, bedak, ataupun

ramuan pada tali pusat bayi.

Rasional : Untuk menghindari terjadinya infeksi pada tali pusat.

c) Tunda memandikan bayi sampai suhu tubuh bayi stabil.

Rasional : Agar ibu mengetahui waktu yang tepat untuk

memandikan bayinya.

6. Implementasi

Tanggal :12 mei 2015 Jam : 13.40-16.00 Wita

a. Secara Umum

1) Memritahu ibu tentang hasil pemeriksaan

Hasil : Ibu mengerti dengan keadaan bayinya saat ini.

2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan seperti

mengganti popok/pakaian bayi setelah BAK/BAB, dan merawat tali

pusat.

Hasil : Tangan telah di bersihkan.

3) Mengobservasi tanda-tanda vital

Hasil : Suhu badan : 39 0C.

Pernapasan : 42 kali/menit.

Denyut jantung : 160 kali/menit.

4) Mengobservasi BAK/BAB

Hasil :BAK 2 kali, BAB 1 kali.

5) Mengganti pakaian/sarung tiap kali basah/kotor.

Hasil : Pakaian/Sarung diganti setiap kali basah atau kotor.

b. Sepsis Neonatorum

1) Menjelaskan pada ibu penyebab bayinya mengalami sepsis neonatorum.

Hasil :Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

2) Melakukan observasi pemberian oksigen sungkup.

Hasil : Oksigen telah terpasang dengan sungkup 5 liter/menit

3) Melakukan observasi pemberian cairan infuse

Hasil : infuse RL 10 tetes/menit telah terpasang di tangan kanan bayi.

4) Melakukan pengukuran tanda-tanda vital setiap 1 jam sekali.

Hasil : Suhu badan : 39 0C.

Pernapasan : 42 kali/menit.

Denyut jantung : 160 kali/menit.

c. Gangguan pemenuhan nutrisi

1) Jelaskan pada ibu penyebab bayinya mengalami gangguan pemenuhan

nutrisi.

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

2) Memasasang selang Naso Gastric Tube.

Hasil : Selang Naso Gastric Tube telah terpasang jam

d. Edukasi

1) Manfaat pemberian ASI dini

Hasil : Jika refles mengisap bayinya sudah baik ibu ingin segera

menyusui bayinya.

2) Perawatan talipusat dengan membungkus tali pusat hanya menggunakan

kasa steril tanpa memberikan obat, bedak, ataupun ramuan pada tali pusat

bayi.

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

3) Memberitahu ibu bahwa ia dapat memandikan bayinya jika suhu tubuh

bayi stabil yaitu sekitar 36,5 C s.d 37,5 C.

Hasil :Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

e. Evaluasi

Tanggal : 12 Mei 2015 Jam: 16:00-16:20 Wita

1) Keadaan umum mulai membaik.

2) Sepsis neonatorum mulai teratasi dengan kriteria suhu tubuh bayi

menurun yaitu 380C.

3) Gangguan pemenuhan nutrisi belum teratasi dengan kriteria:

a) Berat badan bayi masih 3100 gram.

b) Bayi masih memperoleh nutrisi dari cairan infuse dan selang NGT

yang masih terpasang pada dirinya.

4) Tidak terjadi dehidrasi.

B. Pendokumentasian

Setelah dilakukannya manajemen asuhan kebidanan 7 langkah dalam

varney pada By. “I” dengan sepsis dan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

berdarkan 7 langkah varney di RSUD Raha Kabupaten Muna tanggal 12 mei s.d

14 mei 2015, yang di awali dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan

evaluasi.

1. Identitas Bayi/orang Tua

a. Identitas Bayi

1) Nama bayi : Bayi “I”

2) Tanggal lahir/jam : 09 Mei 2015 Jam 13.00 WITA

3) Anak: Pertama

4) Jenis kelamin : perempuan

5) Umur saat dikaji : 3 hari

6) Berat badan : 3.100 gram.

b. Identitas Orang Tua

1) Nama Ibu/ Ayah : Ny “I”/Tn “K”

2) Umur Ibu/ Ayah : 26 Tahun/28 Tahun

3) Suku : Muna/Muna

4) Agama : Islam/Islam

5) Pendidikan : SMA /SMA

6) Pekerjaan : IRT / WIRASWASTA

7) Pernikahan ke- : 1/1

8) Lama menikah : ± 2 tahun

9) Alamat : Desa Kondongia

2. Data Subyektif (S)

Ibu mengatakan melahirkan 3 hari yang lalu, cukup bulan, dengan berat badan

lahir 3.500 gr, bayi demam dan disadari saat usia 2 hari, sejak lahir bayinya

malas menetek, tidak dapat menghisap putting susu.

3. Data Obyektif (O)

a. Pemeriksaan Umum :

Pada pemeriksan umum di peroleh hasil keadaan umum bayi lemah, dengan

masa gestasi 41 minggu 1 hari serta tanda-tanda vital sebagai berikut :

Suhu tubuh bayi 39 0C, Pernapasan 72 kali/menit serta Laju jantung

160 kali/menit.

b. Pemeriksaan Khusus :

Pada pemeriksaan khusus dan terfokus di peroleh hasil yaitu ubun-ubun

kelihatan maju ke depan, tidak ada oedema pada wajah dan wajah terlihat

pucat, mata bersih tidak ada secret serta konjungtiva merah muda serta

sclera tidak ikterus. Tidak ada pernapasan cuping hidung, tetapi mukosa

bibir tampak kering, gerakan dada tidak sesuai irama pernafasan bayi. Pada

pemeriksaan ekstermitas terlihat pergerakan lemah dan tidak ada cacat

bawaan.

c. Pemeriksaa Antropometri :

Pada pemeriksaan antropometri di peroleh hasil lingkar Kepala 30 cm,

lingkar dada 27 cm, lingkar perut 29 cm, dan lila 9 cm.

Refleks :

(1) Refleks Sucking : lemah

(2) Refleks Menggenggam : Ada

(3) Refleks Rooting : Lemah

(4) Refleks Moro : Lemah

(5) Kekuatan Menangis : Bayi menangis lemah

4. Assesment

Bayi lahir cukup bulan usia 3 hari, sesuai masa kehamilan dengan Sepsis

Neonatorum dan Gangguan Pemenuhan Nutrisi, potensial terjadinya dehidrasi

serta memerlukan kolaborasi dengan dokter.

5. Planning (P)

Tanggal :12 mei 2015 Jam : 13.40-16.00 Wita

a. Secara Umum

1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan

Hasil : Ibu mengerti dengan keadaan bayinya saat ini.

2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan seperti

mengganti popok/pakaian bayi setelah BAK/BAB, dan merawat tali

pusat.

Hasil : Tangan telah di bersihkan.

3) Mengobservasi tanda-tanda vital

Hasil : Suhu badan : 39 0C.

Pernapasan : 42 kali/menit.

Denyut jantung : 160 kali/menit.

4) Mengobservasi BAK/BAB

Hasil : BAK 2 kali, BAB 1 kali.

5) Mengganti pakaian/sarung tiap kali basah/kotor.

Hasil : Pakaian/Sarung diganti setiap kali basah atau kotor.

b. Sepsis Neonatorum

1) Menjelaskan pada ibu penyebab bayinya mengalami sepsis neonatorum.

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

2) Melakukan pemasangan oksigen sungkup.

Hasil : Oksigen telah terpasang dengan sungkup 5 liter/menit

3) Melakukan observasi pemberian cairan infuse

Hasil : infuse RL 10 tetes/menit telah terpasang di tangan kanan bayi.

4) Melakukan pengukuran tanda-tanda vital setiap 1 jam sekali.

Hasil : Suhu badan : 39 0C.

Pernapasan : 42 kali/menit.

Denyut jantung : 160 kali/menit.

5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian oba-obatan

Hasil : Obat penurun panas Sanmol 2 cc / 6-7 jam.

Injeksi Cefotaxime 100 mg/12 jam/IV.

Injeksi Dexametasone 0,5 mg/12 jam/IV

c. Gangguan pemenuhan nutrisi

1) Jelaskan pada ibu penyebab bayinya mengalami gangguan pemenuhan

nutrisi.

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

2) Memasasang selang Naso Gastric Tube.

Hasil : Selang Naso Gastric Tube telah terpasang

d. Edukasi

1) Manfaat pemberian ASI dini

Hasil : Jika refles mengisap bayinya sudah baik ibu ingin segera

menyusui bayinya.

2) Perawatan talipusat dengan membungkus tali pusat hanya

menggunakan kasa steril tanpa memberikan obat, bedak, ataupun

ramuan pada tali pusat bayi.

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

3) Menunda memandikan bayi sampai suhu tubuh bayi stabil.

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

6. Follow Up

Setelah dilakukan asuhan kebidanan, di harapkan mampu mengatasi masalah

yang di alami oleh bayi Ny. I, yang dapat di lihat dari pencapaian beberapa

item yang akan di nilai pada catatan perkembangan selanjutnya.

a. Sepsis dan gangguan pemenuhan nutrisi belum teratasi dengan kriteria :

keadaan umum bayi masih lemah dan tanda-tandaa vital belum mengalami

perubahan yang signifikan: Suhu badan: 39 0C, Pernapasan: 42 kali/menit,

Denyut jantung: 160 kali/menit.

b. Gangguan pemenuhan nutrisi belum teratasi denga kriteria :

1) Bayi masih menggunakan NGT untuk pemenuhan nutrisinya

2) Berat badan belum mengalami perubahan, masih 3.000 gram.

C. Catatan Perkembangan

1. Hari Ke 2

a. Data Subyektif (S)

1) Ibu mengatakan bayinya masih dalam keadaan lemah.

2) Ibu mengatakan suhu badan bayi sudah mulai menurun.

3) Ibu mengatakan khawatir dengan keadaan bayinya.

b. Data Obyektif (O)

Setelah kembali di lakukan pemeriksaan, di peroleh hasil keadaan umum

bayi lemah, berat badan 3.100 gram. Sedangkan umtuk pemeriksaan

tanda – tanda vital diperoleh hasil Laju jantung 150kali/menit , suhu : 38 0C

dan Pernapasan 58kali/menit.

1) Pemeriksaan Fisik (Inspeksi, Palpasi, dan Auskultasi)

Pada pemeriksaan Fisik yang meliputi pemeriksaan Inspeksi, palpasi,

dan Auskultasi secara terfokus di peroleh hasil pemeriksaan pada

kepala yaitu ubun – ubun maju ke depan, wajah tidak pucat, sclera

pada mata tidak ikterus serta konjungtiva merah muda, hidung

simetris serta tidak ada kelainan, mukosa bibir masih terlihat kering

dan pergerakan pada daerah ektermitas masih lemah.

2) Refleks

(a) Refleks Sucking : lemah

(b) Refleks Menggenggam : Ada

(c) Refleks Rooting : Lemah

(d) Refleks Moro : Lemah

(e) Kekuatan Menangis : Bayi menangis lemah

c. Assesment (A)

Bayi cukup bulan,usia 4 hari, sesuai umur kehamilan keadaan

umumlemah, Sepsis Neonatorum dengan masalah Gangguan Pemenuhan

Nutrisi.

d. Planning (P)

Tanggal : 13-03-2015 Jam : 07.20-10.00 WITA

1) Umum

a) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan

Hasil : Ibu mengerti dengan keadaan bayinya saat ini.

b) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan seperti

mengganti popok/pakaian bayi setelah BAK/BAB, dan merawat

tali pusat.

Hasil : Tangan telah di bersihkan.

c) Mengobservasi tanda-tanda vital

Hasil : suhu badan : 380C, pernapasan : 42 kali/menit, denyut

jantung: 160 kali/menit.

d) Mengobservasi BAK/BAB

Hasil : BAK 2 kali, BAB 1 kali.

e) Mengganti pakaian/sarung tiap kali basah/kotor.

Hasil : Pakaian/Sarung diganti setiap kali basah atau kotor.

2) Sepsis Neonatorum

a) Menjelaskan pada ibu penyebab bayinya mengalami

sepsis neonatorum.

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

b) Melakukan observasi pemberian oksigen sungkup.

Hasil : Oksigen telah terpasang dengan sungkup 5 liter/menit

c) Melakukan observasi pemberian cairan infuse

Hasil : infuse RL 10 tetes/menit telah terpasang di tangan kanan

bayi.

d) Melakukan pengukuran tanda-tanda vital setiap 1 jam sekali.

Hasil : suhu badan 380C, pernapasan 42 kali/menit, denyut jantung

159 kali/menit.

e) Melanjutkan pemberian obat – obatan

Hasil : Obat penurun panas Sanmol 2 cc / 6-7 jam.

Injeksi Cefotaxime 100 mg/12 jam/IV.

Injeksi Dexametasone 0,5 mg/12 jam/IV

3) Gangguan pemenuhan nutrisi

a) Mengajarkan pada bayi untuk menetek kepada ibunya di

karenakan refleks mengisap yang mulai membaik.

Hasil : Bayi mulai menetek dengan ibu nya walau refleks

mengisapnya masih lemah.

4) Edukasi

a) Manfaat pemberian ASI dini

Hasil :Ibu mau menyusui bayinya

b) Perawatan talipusat dengan membungkus tali pusat hanya

menggunakan kasa steril tanpa memberikan obat, bedak, ataupun

ramuan pada tali pusat bayi.

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

e. Follow Up

1) Gangguan pemenuhan nutrisi telah teratasi dengan kriteria :

a) Bayi sudah mau menetek dengan ibunya walau refleks mengisap

masih sedikit lemah.

b) Berat badan bayi 3.200 gr.

2) Sepsis neonatorum belum teratasi dengan kriteria :

Tanda-tanda vital bayi belum mengalami perubahan yang signifikan

suhu badan: 380C, pernapasan: 42 kali/menit, denyut jantung :

159 kali/menit.

2. Hari Ke 3

a. Data Subyektif

1) Ibu mengatakan bayinya sudah mulai membaik.

2) Ibu mengatakan bayinya sudah mulai mengisap saat di rangsang

dengan putting susu ibu.

b. Data Obyektif

1) Memberi tahu keluarga tentang hasil pemeriksan pada bayi.

2) Keadaan umum bayi mulai membaik.

3) Berat badan : 3100 gram.

4) Pemeriksaan tanda-tanda vital

a) Laju jantung : 140kali/menit.

b) Suhu : 380C.

c) Pernapasan : 45kali/menit.

5) Pemeriksaan Fisik (Inspeksi, Palpasi, dan Auskultasi)

a) Kepala : Ubun-ubun kelihatan maju ke depan.

b) Wajah : Kemerahan

c) Mata : Sklera tampak putih, kongjungtiva merah muda.

d) Hidung : Pernpasan normal dan tidak ada kelainan

e) Mulut dan Bibir : Mukosa bibir lembab

f) Ekstremitas : Pergerakan mulai membaik, tidak ada cacat

bawaan dan masih terpasang infuse pada

lengan kanan.

c. Assesment (A)

Bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan usia 5 hari,sesuai masa

kehamilan dengan sepsis neonatorum, potensial terjadinya dehidrasi,

serta memerlukan kolaborasi dengan dokter.

d. Planning (P)

Tanggal :14 mei 20 Jam : 07.25-10.00 Wita

1) Umum

a) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan

Hasil : Ibu mengerti dengan keadaan bayinya saat ini.

b) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan seperti

mengganti popok/pakaian bayi setelah BAK/BAB, dan merawat

tali pusat.

Hasil : Tangan telah di bersihkan.

c) Mengobservasi tanda-tanda vital

Hasil : Suhu badan: 37,50C, pernapasan : 42 kali/menit, denyut

jantung : 160 kali/menit.

d) Mengobservasi BAK/BAB

Hasil : BAK 2 kali, BAB 1 kali.

e) Mengganti pakaian/sarung tiap kali basah/kotor.

Hasil : Pakaian/Sarung diganti setiap kali basah atau kotor.

2) Sepsis Neonatorum

a) Melepas sungkup oksigen berdasarkan instruksi dokter

Hasil : Oksigen telah dilepas

b) Melakukan obsertasi pemberian cairan infuse

Hasil : infuse RL 10 tetes/menit telah terpasang di tangan kanan

bayi.

c) Melakukan pengukuran tanda-tanda vital setiap 1 jam sekali.

Hasil : Suhu badan : 37,5 0C, pernapasan : 42 kali/menit, denyut

jantung : 160 kali/menit.

d) Melanjutkan pemberian obat-obatan.

Hasil : Obat penurun panas Sanmol 2 cc / 6-7 jam.

Injeksi Cefotaxime 100 mg/12 jam/IV.

Injeksi Dexametasone 0,5 mg/12 jam/IV

3) Edukasi

a) Manfaat pemberian ASI dini

Hasil :Ibu mulai menyusui bayinya.

b) Menganjurkan ibu untuk terus menjaga kehangatan bayinya pada

saat disusui.

Hasil : Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan.

e. Follow up

1) Sepsis telah teratasi dengan kriteria: Suhu tubuh bayi 37,50 c dan bayi

mulai dapat menyusu dengan ibunya walau refleks mengisap masih

sedikit lemah.

2) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi seperti elastisitas kulit turun, mata

dan ubun-ubun besar cekung, lidah dan membrane mucosa kering.

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan

tinjauan kasus pada pelaksanaan menejemen asuhan kebidanan pada By. I dengan

sepsis neonatorum dengan masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi di Ruang

Teratai Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna Tanggal 12-14 Mei 2015.Untuk

memudahkan pembahasan maka penulis akan menguraikan sebagai berikut :

A. Pengumpulan Data Dasar

Pengumpulan data merupakan proses menejemen asuhan kebidanan yang

ditujukan untuk pengumpulan informasi mengenai kesehatan baik fisik,

psikososial, dan spiritual. Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis,

pemeriksaan dengan cara inspeksi, palpasi, dan auskultasi serta pemeriksaan

penunjang yaitu laboratorium dan pemeriksaan diagnosa.

Pada identifikasi data dasar, penulis tidak menemukan hambatan yang

berarti, karena pada saat pengumpulan data, orang tua dan keluarga bayi

memberikan informasi secara terbuka sehingga memudahkan penulis untuk

memeperoleh data – data yang di inginkan sesuai dengan permasalahan yang akan

diangkat. Data yang diambil sesuai dengan permasalahan yang akan di angkat.

Data yang di ambil oleh penulis dilakukan secara terfokus pada masalah yang

dialami By. Ny “I”.

Dalam tinjauan pustaka di katakana bahwa sepsis neonatorum merupakan

penyebab dari 30% kematian bayi baru lahir. Infeksi bakterilima kali lebih sering

terjadi pada bayi baru lahir yang berat lebih dari 50 % kasus, sepsis mulai timbul

dalam waktu 6 jam setelah bayi lahir, tetapikebbanyakan muncul dalam waktu 72

jam setelah lahir. Sepsis yang baru timbul 3-4 hari atau lebih kemungkinan di

sebakan oleh infeksi nasokomial (infeksi yang di dapat dari lingkungan sekitar

atau rumah sakit).

Pada By. Ny “I” pada saat pengkajian di dapatkan hasil bayi lahir normal

usia 3 hari dengan masalah keadaan umum bayi lemah, suhu tubuh meningkat,

39 0C, malas minum, bayi nampak gelisah, sering tidur dan tidak dapat menyusu

dengan ibunya dan megakibatkan penurunan berat badan dan gangguan

pemenuhan nutrisi. Hal ini menandakan bahwa bayi tersebut mengalami Sepsis

neonatorum dengan gangguan pemenuhan nutrisi.

Dengan demikian, apa yang di jelaskan dalam tinjauan pustaka sengan

studi kasus By, Ny “I”, tampak adanya kesamaan yaitu didapatkan adanya gejala

utamaa yaitu : Suhu tubuh meningkat (39 0C), tampak gelisah, sering tidur, dan

tidak dapat menyusu.

B. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual.

Dalam tinjauan asuhan kebidanan setelah pengumpulan data, maka di

kembangkan kedalam identifikasi data yang spesifik mengenai masalah atau

diagnosa. Masalah aktual merupakan masalah yang nampak nyata dan dapat

diambil melalui data subyektif dan data obyektif. Pada tinjauan pustaka dikatakan

dilakukan bahwa dari pemeriksaan fisik dan keadaan umum bayi di dapatkan

adanya sepsis dan gangguan pemenuhan nutrisi. Dengan demikian ada kesesuaian

antara tinjauan teori dan kasus By. I sehingga diagnosa aktual dapat ditegakkan

dan memudahkan bidan dalam memberikan asuhan.

C. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial

Berdasarkan tinjauan pustaka menejemen kebidanan mengidentifikasinya masalah

potensial yaitu mengantisispasi jika memungkinkan dan mempersiapkan dapat

terjadikejang apabila tidak tertangani dengan baik.

Berdasarkan data yang ada pada studi kasus By. I dilahan dapat di

identifikasi masalah potensial yaitu potensial terjadi dehidrasi. Dengan demikian

penerapan tinjauan pustaka dan menejemen asuhan kebidanan pada studi kasus

By. I sehingga diagnosa dapat ditegakkan dan mudahkan bidan membuat

manajemen asuhan kebidanan.

D. Perlunya Tindakan Segera Dan Kolaborasi

Berdasarkan data yang memberikan indikasi adanya tindakan segera

dimana harus menyelamatkan jiwa bayi.Tindakan tersebut berupa kolaborasi

dengan tenaga kesehatan yang lebih profesional sesuai dengan keadaan yang

dialami oleh bayi ataupun konsultasi dengan dokter.

Berdasarkan tinjauan pustaka pada studi kasus By. “I” akan segera

diberikan obat antibiotik, pemasangan infus, pemasangan oksigen dan

pemasangan selang NasogastricTube. Dengan demikian ada kesamaan antara

tinjauan pustaka dan menejemen asuhan kebidanan pada studi kasus dilahan prak

tek dan ini berarti tidak ada kesenjangan.

E. Rencana Asuhan

Pada manajemen kebidanan suatu rencana tindakan yang komprehensif

ditunjukkan pada indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi bayi serta

hubungannya dengan masalah yang dihadapi bayi dan juga meliputi antisipasi

dengan bimbingan terhadap orang tua serta konseling. Rencana tindakan yang

harus disetujui orang tua dan semua tindakan diambil berdasarkan rasional yang

relevan yang diakui kebenarannya.

Pada By. I dengan sepsis neonatorum penulis merencanakan

diagnosa/masalah aktual dan masalah potensial yaitu melakukan informed consent

dan informed choice pada orang tua dan keluarga, menyampaikan hasil

pemeriksaan, mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital, menjelaskan

penyebab bayi sakit. Menjelaskan pada keluarga bahwa mengatasi permasalah

pada bayi dengan melalui pemberian obat-obatan seperti cairan infus, pemberian

oksigen, dan obat injeksi.

Dari rencana asuhan kebidanan tersebut yang telah diberikan pada kasus

ini ada kesesuaian antara kasus dan teori yang ada.

F. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan

Berdasarkan tinjauan manjemen asuhan kebidanan bahwa melaksanakan

rencana tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman pada bayi. Implementasi

dapat dikerjakan seluruhnya oleh bidan serta kerja sama dengan tim kesehatan

sesusai dengan tindakan yang direncanakan. Pada kasus ini By. I dengan sepsis

neonatorum semua tindakan yang direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya

dengan baik tanpa hambatan karena adanya kerja sama dengan petugas kesehatan

lain dan penerimaan yang baik dari orang tuan dan keluarga.

G. Evaluasi Asuhan Kebidanan

Evaluasi manajemen asuhan kebidanan merupakan langkah akhir dari

proses manajemen asuhan kebidanan dalam mengevaluasi pencapaian tujuan,

membandingkan data yang dikumpul dengan kriteria yang diindentifikasikan,

memutuskan apakah diimplementasikan.

Pada tinjauan pustaka, evaluasi yang berhasil dilakukan adalah

pemantauan keadaan klien meliputi :

a. Telah dilakukannya pemberian infus untuk mengatasi dehidrasi

b. Pemberian antibiotik untuk mengatasi sepsis pada bayi

Berdasarkan studi kasus By. I dengan sepsis dan dehidrasi berat tidak

ditemukan hal-hal yang menyimpang dari tinjauan pustaka. Oleh karena itu bila

dibandingkan dengan tinjauan pustaka dan studi kasus By.I secara garis besar

tidak ditemukan kesenjangan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah mempelajari teori-teori dan pengalaman langsung dari lahan

praktek melalui studi kasus pada Bayi Ny. “I” dengan Sepsis Neonatorum di

RSUD Kab.Muna pada Tanggal 12 s.d. 14 Mei 2015, maka penulis menarik suatu

kesimpulan dan saran-saran.

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen

menurut varney pada bayi dengan sepsis neonatorum maka penulis dapat

mengambil keputusan sebagai berikut :

1. Proses manajemen asuhan kebidanan pada Bayi Ny. I di RSUD Kab. Muna

Tanggal 12 s.d 14 Mei 2015 yang dilakukan mulai dari Langkah I

Identifikasi data dasar sampai dengan langkah VII evaluasi dilakukah secara

berurutan sesuai dengan langkah-langkah manajemen tentukan asuhan

kebidanan yang telah dilakukan.

2. Dalam mengatasi kasus Bayi Ny. I dengan sepsis neonatorum di RSUD

Kab.Muna Tanggal 12 s.d 14 Mei 2015 asuhan yang perlu diberikan antara

lain prefentif (pencegahan) yaitu di mulai dari ibu, menganjurkan ibu untuk

melakukan skrining dan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama

kehamilan untuk mendeteksi infeksi dan jika terdeteksi segera lakukan

pengobatan sebelum persalinan dan menberikan antibiotic profilaktif untuk

bayi-bayi yang diduga beresiko tinggi terkena sepsis, kuratif (pengobatan)

yang dilakukan yaitu pemberian oksigen untuk penambahan kebutuhan

oksigen dalam tubuh dan melakukan pemasangan infuse RL 10 tetes/menit,

dan promotif (promosi) yang dapat diberikan diantaranya menjelaskan

pentingnya manfaat pemberian ASI dini, perawatan tali pusat dengan

membungkus tali pusat hanya menggunakan kasa steril tanpa memberikan

obat, bedak, ataupun ramuan pada tali pusat bayi, memberitahu ibu bahwa ia

dapat memandikan bayinya jika suhu tubuh bayi stabil yaitu sekitar 36,5 C

s.d 37,5 C, kemudian edukasi yang dapat diberikan kepada ibu yaitu

mengajarkan ibu cara pemberian ASI dan perawatan tali pusat yang benar.

3. Setelah Bayi Ny. I mendapatkan asuhan yang diberikan selama lebih kurang

3 hari keadaan umum Bayi Ny. I baik tidak ada data yang mendukung

terjadinya masalah potensial.

B. Saran

Berdasarkan studi kasus pada Bayi Ny. I dan tinjauan pustaka yang ada, maka

penulis dapat mengemukakan saran yang bertujuan untuk menurunkan angka

kematian bayi, diantaranya :

1. Diharapkan bagi setiap institusi pendidikan agar dapat meningkatkan dan

mengembangkan metode pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan dalam

membina petugas kesehatan guna menciptakan sumber daya manusia

berpotensi dan professional. Selain itu bidan harus lebih memahami proses

dan langkah-langkah dari manajemen asuhan kebidanan terutama dalam hal

penangana sepsis neonatorum, agar nantinya dapat diterapkan dalam lahan

praktek untuk menunjang terselenggaranya asuhan kebidanan yang

berkualitas.

2. Diharapkan bagi seorang bidan perlu untuk meningkatkan keterampilan

dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan terutama dalam

memberikan promosi/penyuluhan yang berkaitan dengan kesehatan

utamanya mengenai pentingnya pemberian ASI dini, perawatan tali pusat

terutama dengan membungkus tali pusat hanya menggunakan kasa steril

tanpa memberikan obat, bedak, atau pun ramuan pada tali pusat bayi,

terutama mengurangi angka kematian bayi, terutama mengurangi angka

kejadian sepsis neonatorum, memberitahu ibu bahwa ia dapat memandikan

bayinya jika suhu tubuh bayi stabil yaitu sekitar 36,5 C s.d 37,5 C. Selain

itu, seorang bidan diharapkan mampu mendeteksi secara awal neonatus yang

beresiko tinggi terkena sepsis neonatorum seperti neonatus dengan ibu yang

menderita infeksi virus dan bakteri dan mengobatinya sebelum persalinan,

serta memiliki riwayat penyakit bawaan lainnya. Selain itu diharapkan bidan

mampu mengetahui cara pemulihan agar masalah/penyakit tidak terjadi

berulang kali.

3. Diharapkan bidan agar mampu memberikan asuhan secara tepat, efektif, dan

efisien serta berkesinambungan agar kondisi yang dialami ibu dapat teratasi

dan ibu merasa nyaman dengan asuhan yang diberikan bidan.

DAFTAR PUSTAKA

Asrinah. (2010). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta. Nuha Medika.

Firman. (2011). Asuhan Neonatus Normal & Patologi. Tangerang.

Herman, K. (2007). Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta.

Kukuh, L. K. (2014). Asuhan Keperawatan Anak dengan Sepsis Neonatorum.Bandung.

Lyndon. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Tangerang Selatan.

Manuaba, I. A. C. Manuaba, I.B.G.F., Manuaba, I.B.G., (2013). Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta. EGC.

Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta. PustakaPelajar.

Muslihatun, W. N. (2011). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Yogyakarta.

Mustika. (2011). Asuhan Patologi Kebidanan. Sorowajan Baru. Nuha Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. (2009). Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta, PTPrestasi Pustakaraya.

Rahmawati. Titik. (2012). Dasar – Dasar Kebidanan. Jakarta. PT PresentasiPustakaraya.

Sudarti. (2010). Kehamilan Persalinan Nifas Dan Neonatus Resiko Tinggi,Yohyakarta.

Sukarni K, Icesmi. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta. NuhaMedika.

Uliyah musrifatul. (2008). Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Salenda medika.Jakarta