reception facilities

10
TUGAS 6 KL - 4211 Operasi dan Manajemen Pelabuhan Dosen : Andojo Wurjanto, Ph.D Tulus Citra Lestari 15511045 Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB 2015

Upload: tulus-citra-lestari

Post on 18-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Reception FacilitiesPelabuhan

TRANSCRIPT

  • TUGAS 6

    KL - 4211

    Operasi dan Manajemen Pelabuhan

    Dosen : Andojo Wurjanto, Ph.D

    Tulus Citra Lestari

    15511045

    Teknik Kelautan

    Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

    ITB

    2015

  • 1. Pelajari cara kota-kota di Indonesia menangani sampah padat, sajikan

    ringkasannya.

    Jawab :

    Diperkirakan hanya sekitar 60 % sampah di kota-kota besar di Indonesia yang dapat

    terangkut ke Tempat Pemerosesan Akhir (TPA), yang operasi utamanya adalah

    landfilling. Banyaknya sampah yang tidak terangkut kemungkinan besar tidak terdata

    secara sistematis, karena biasanya dihitung berdasarkan ritasi truk menuju TPA. Jarang

    diperhitungkan sampah yang ditangani masyarakat secara swadaya, ataupun sampah

    yang tercecer dan dibuang ke badan air.

    Sampai saat ini paradigma pengelolaan sampah yang digunakan adalah: KUMPUL

    ANGKUT dan BUANG, dan andalan utama sebuah kota dalam menyelesaikan masalah

    sampahnya adalah pemusnahan dengan landfilling pada sebuah TPA. Pengelola kota

    cenderung kurang memberikan perhatian yang serius pada TPA tersebut, sehingga

    muncullah kasus-kasus kegagalan TPA. Pengelola kota tampaknya beranggapan bahwa

    TPA yang dipunyainya dapat menyelesaikan semua persoalan sampah, tanpa harus

    memberikan perhatian yang proporsional terhadap sarana tersebut. TPA dapat menjadi

    bom waktu bagi pengelola kota.

    Penyingkiran dan pemusnahan sampah atau limbah padat lainnya dengan cara

    landfilling. Cara tersebut dipilih karena biayanya relatif murah, pengoperasiannya

    mudah dan luwes dalam menerima limbah. Namun fasilitas ini berpotensi

    mendatangkan masalah pada lingkungan, terutama dari lindi (leachate) yang dapat

  • mencemari air tanah serta timbulnya bau dan lalat yang mengganggu, karena biasanya

    sarana ini tidak disiapkan dan tidak dioperasikan dengan baik.

    Dari studi dan evaluasi yang telah dilaksanakan di kota-kota Indonesia, dapat

    diidentifikasi masalah-masalah pokok dalam pengelolaan persampahan kota,

    diantaranya:

    Bertambah kompleksnya masalah persampahan sebagai konsekuensi logis dari

    pertambahan penduduk kota.

    Peningkatan kepadatan penduduk menuntut pula peningkatan metode/pola

    pengelolaan sampah yang lebih baik.

    Keheterogenan tingkat sosial budaya penduduk kota menambah kompleksnya

    permasalahan.

    Situasi dana serta prioritas penanganan yang relatif rendah dari pemerintah daerah

    merupakan masalah umum dalam skala nasional.

    Pergeseran teknik penanganan makanan, misalnya menuju ke pengemas yang tidak

    dapat terurai seperti plastik.

    Keterbatasan sumber daya manusia yang sesuai yang tersedia di daerah untuk

    menangani masalah sampah.

    Pengembangan perancangan peralatan persampahan yang bergerak sangat lambat.

    Partisipasi masyarakat yang pada umumnya masih kurang terarah dan terorganisir

    secara baik.

    Konsep pengelolaan persampahan yang kadangkala tidak cocok untuk diterapkan,

    serta kurang terbukanya kemungkinan modifikasi konsep tersebut di lapangan.

    Sumber: https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/02/pengelolaan-sampah-di-

    indonesia/

  • 2. Berbasis pemahaman anda, atas materi soal (1) usulkan cara penanganan sampah

    padat di lingkungan pelabuhan, dengan atau tanpa memanfaatkan sistem

    penanganan sampah

    Jawab :

    Berbasis materi soal (1), penanganan sampah padat adalah KUMPUL ANGKUT

    BUANG. Proses BUANG yang dimaksud adalah proses landfilling di TPA (Tempat

    Pembuangan Akhir).

    Sampah padat yang berada di kawasan pelabuhan berasal dari kapal, kantin, terminal,

    kantor, jalan/taman, dan workshop. Sampah padat tersebut dikumpulkan di sumber-

    sumber tersebut lalu kemudian di angkut menggunakan dump truk menuju Tempat

    Pembuangan Sementara atau langsung dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir. Yang

    perlu diperhatikan adalah pemilahan sampah organik dan anorganik perlu dipisahkan

    mulai dari sumbernya. Dengan demikian akan mempermudah proses pengilahan

    selanjutnya. Beberapa pelabuhan sudah memiliki sistem penanganan sampah sendiri di

    pelabuhan sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir, salah satunya melalui

    proses insenirasi. Namun, pengadaan sistem pengolahan sampah di pelabuhan harus

    mempertimbangkan lahan dan kondisi lingkungan sekitar. Apabila kondisi lingkungan

    pelabuhan tidak siap mengadakan pengolahan sampah mandiri, maka sampah

    sebaiknya diolah di tempat lain atau langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir.

    Berikut alur pengangkutan sampah yang ada di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar

    Kapal

    Kantin

    Terminal

    Kantor

    Jalan

    Workshop

    TPS

    TPS

    TPS

    TPA

  • Berikut adalah fasilitas pengolahan limbah sampah di pelabuhan tanpa pengolahan

    mandiri:

    Berikut adalah pengolahan limbah terpadu di pelauhan yang sudah memiliki

    pengolahan mandri:

  • Sumber:

    https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/5521/11.Irwan%20Rid

    wan%20Rahim.pdf?sequence=1

    3. Usulkan pengolahan grey water di lingkungan pelabuhan, berbasis pengetahuan

    yang anda kumpulkan dan ringkas tentang pengolahan grey water.

    Jawab :

    Grey water adalah air bekas limbah domestik yang dapat diolah dan digunakan kembali.

    Grey water yang sudah diolah dapat dijadikan air untuk mencuci kapal, menyiram

    tanaman, mencuci truk, dan keperluan air sekunder lainnya.

    Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara fisika,

    kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis,

    tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtrasi,

    adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan

    kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan logam-

    logam berat yang terkandung dalam air. Pada pengolahan secara biologis, biasanya

    memanfaatkan mikroorganisme sebagai media pengolahnya. Terdapat 3 bagian penting

    dalam sistem pengolahannya.

    Bangunan Intake

    Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air

    dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih,

    diambil dari sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang

    berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air.

    Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa

    ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP Water Treatment Plant.

    Water Treatment Plant

    Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah

    bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4

    bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.

  • Sumber: https://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/

  • 4. Idem soal (3), namun untuk black water

    Jawab :

    Black water adalah limbah yang berasal dari buangan biologis seperti kakus, berbentuk

    tinja manusia, maupun buangan lainnya.

    Di Indonesia, sebagian black water langsung dialirkan ke selokan yang lalu mengalir

    ke laut. Namun hal tersebut tidak dianjurkan karena dapat mencemari lingkungan. Air

    kakus atau limbah hitam di Indonesia biasanya ditangani dengan menggunakan unit-

    unit setempat (on site unit) seperti tangki septik. Layanan ini biasanya dikembangkan

    dan dioperasikan sendiri oleh pemilik rumah (self service). Untuk pelabuhan,

    penanganan limbah tersebut sebaiknya ditangani secara kolektif melaluui sistem

    penngolahan limbah terpadu (sewerage system). Black water dialirkan oleh pipa

    pengumpul menuju suatu unit pengolahan air limbah. Selanjutnya dilakukan

    penyedotan lumpur tinja dan Instalasi Pengolahan Lumput Tinja (IPLT).

    Berikut adalah instalasi pengolahan lumpur tinja sistem kolam di Kota Palembang:

    Sumber: http://sttn.nomor.net/id3/ensiklopedis-694/Limbah-hitam_24276_sttn-

    nomor.html

    SUMBER SEPTIC

    TANK IPLT

    Pipa Penyalur

    Diangkut oleh

    Truk Tinja

  • 5. Berbekal materi kuliah RF dan konsep anda di soal (2), (3), (4), rancacng RF

    pelabuhan anda

    a) Diagram aliran limbah

    b) Denah RF (tidak skalatis)

    c) Narasi yang menjelaskan butir (5a) dan (5b)

    Jawab :

    Pengelolaan limbah di pelabuhan berupa pelayanan untuk kegiatan penyimpanan dan

    pengumpulan limbag dari hasil kegiatan kapal atau disebut juga dengan fasilitas penyimpanan

    dan pengumpulan / Reception Facilities (RF) sesuai dengan klasifikasi limbah menurut

    MARPOL 73/78. Reception Facilities (RF) di pelabuhan dapat menerima limbah dari hasil

    kegiatan kapal, kendaraan pengumpul limbah di darat serta dari kendaraan limbah pengumpul

    di laut. Umumnya pada kapal-kapal, limbah-limbah tersebut terlebih dahulu sudah dilakukan

    pemisahan menurut klasifikasinya sebelum diserahkan ke Reception Facilities (RF) di

    pelabuhan. Sedangkan limbah yang berasal dari kendaraan pengumpul limbah di laut,

    pemisahan limbah-limbah berdasarkan klasifikasinya dilakukan di kendaraan pengumpul

    limbah di laut tersebut (on board) setelah menerima limbah dari sumbernya. Limbah yang

    berasal dari kendaraan pengumpul limbah di darat dapat langsung diserahkan ke Reception

    DERMAGA

    KAPAL KAPAL

    KAPAL

    CONTAINER

    YARD

    GUDANG

    KANTOR RECEPTION

    FACILITIES

  • Facilities (RF) di pelabuhan, karena kendaraan pengumpul limbah di darat hanya dapat

    mengangkut limbah sesuai dengan izin yang dimilikinya.

    Reception Facilities (RF) di pelabuhan, selain melakukan kegiatan pengumpulan dan

    penyimpanan limbah B3, juga dapat memiliki fasilitas pengolahan ( antara lain : oil separator,

    waste water treatment plant/WWTP) dan landfill residu atau limbah B3 lainnya (antara lain :

    incinerator) baik yang berlokasi di kawasan pelabuhan maupun di luar kawasan pelabuhan. Hal

    ini disebut dengan Fasilitas Pengelolaan Limbah di Pelabuhan, dan izin yang perlu dimiliki

    oleh fasilitas semacam ini adalah :

    1. Pengoperasian alat pengolahan.

    2. Penyimpanan.

    3. Pengumpulan.

    4. Pengangkutan.

    5. Pengolahan.

    6. Pemanfaatan.

    7. Landfill.

    Berikut adalah denah Reception Facilities: