o bankindonesia - dpm.pdf · surat berharga bankindonesia dalamvalutaasingyang ... peserta...

63
O BANK INDONESIA PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/ 7 /PADG/2018 TENTANG KEPESERTAAN OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi tujuan Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter; b. bahwa untuk melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia melakukan pengendalian moneter yang salah satunya dilakukan melalui pelaksanaan operasi moneter, baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah; c. bahwa guna meningkatkan aspek tata kelola, standarisasi, dan kepatuhan kepesertaan dalam pelaksanaan operasi moneter, Bank Indonesia memandang perlu untuk mengatur perizinan dan pengawasan terkait kepesertaan dalam operasi moneter; Bl 100 (F4B)

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

O BANK INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

NOMOR 20/ 7 /PADG/2018

TENTANG

KEPESERTAAN OPERASI MONETER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi tujuan Bank Indonesia yaitu

mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, Bank

Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan

moneter;

b. bahwa untuk melaksanakan kebijakan moneter, Bank

Indonesia melakukan pengendalian moneter yang salah

satunya dilakukan melalui pelaksanaan operasi moneter,

baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip

syariah;

c. bahwa guna meningkatkan aspek tata kelola, standarisasi,

dan kepatuhan kepesertaan dalam pelaksanaan operasi

moneter, Bank Indonesia memandang perlu untuk

mengatur perizinan dan pengawasan terkait kepesertaan

dalam operasi moneter;

Bl 100 (F4B)

Page 2: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

() BANK INDONESIA Halaman 2d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan

Peraturan Anggota Dewan Gubernur tentang Kepesertaan

Operasi Moneter;

Mengingat : Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/5/PBI/2018 tentang

Operasi Moneter (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2018 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 6198);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR TENTANG

KEPESERTAAN OPERASI MONETER.

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini yang dimaksud

dengan:

1. Bank adalah bank umum konvensional, bank umum

syariah, dan unit usaha syariah.

2. Bank Umum Konvensional yang selanjutnya disingkat

BUK adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang yang mengatur mengenai perbankan.

3. Bank Umum Syariah yang selanjutnya disingkat BUS

adalah bank umum yang menjalankan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai

perbankan syariah.

4. Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disingkat UUS

adalah unit usaha syariah sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang yang mengatur mengenai perbankan

syariah.

5. Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta Asing yang

selanjutnya disebut Pialang Pasar Uang adalah pialang

Bl 101 (F4B)

Page 3: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

3

Halaman

pasar uang rupiah dan valuta asing sebagaimana

dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai pialang pasar uang rupiah dan valuta

asing.

6. Perusahaan Efek adalah perusahaan efek sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur

mengenai pasar modal, yang ditunjuk oleh Menteri

Keuangan Republik Indonesia sebagai dealer utama.

7. Operasi Moneter adalah pelaksanaan kebijakan moneter

oleh Bank Indonesia untuk pengendalian moneter yang

dilakukan secara konvensional dan berdasarkan prinsip

syariah.

8. Operasi Moneter Konvensional yang selanjutnya disingkat

OMK adalah pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank

Indonesia untuk pengendalian moneter yang dilakukan

secara konvensional.

9. Operasi Moneter Syariah yang selanjutnya disingkat OMS

adalah pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank

Indonesia untuk pengendalian moneter yang dilakukan

berdasarkan prinsip syariah.

10. Operasi Pasar Terbuka yang selanjutnya disingkat OPT

adalah kegiatan transaksi di pasar uang dan/atau pasar

valuta asing yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan

Bank dan/atau pihak lain untuk Operasi Moneter yang

dilakukan secara konvensional dan berdasarkan prinsip

syariah.

1 1. Operasi Pasar Terbuka Konvensional yang selanjutnya

disebut OPT Konvensional adalah kegiatan transaksi di

pasar uang dan/atau pasar valuta asing yang dilakukan

oleh Bank Indonesia dengan BUK dan/atau pihak lain.

12. Operasi Pasar Terbuka Syariah yang selanjutnya disebut

OPT Syariah adalah kegiatan transaksi di pasar uang

berdasarkan prinsip syariah dan/atau pasar valuta asing

yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan BUS, UUS,

dan/atau pihak lain.

13. Lembaga Perantara adalah Pialang Pasar Uang dan

Perusahaan Efek, yang telah memperoleh izin dari Bank

Bl 101 (F4B)

Page 4: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

ØBANTKINDONESIA Halaman

Indonesia sebagai lembaga perantara dalam Operasi

Moneter.

14. Surat Berharga Bank Indonesia dalam Valuta Asing yang

selanjutnya disebut SBBI Valas adalah surat berharga

dalam valuta asing yang diterbitkan oleh Bank Indonesia

sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.

15. Transaksi Repurchase Agreement Surat Berharga Untuk

OPT Konvensional yang selanjutnya disebut Transaksi

Repo OPT Konvensional adalah transaksi penjualan surat

berharga oleh peserta OPT Konvensional kepada Bank

Indonesia dengan kewajiban pembelian kembali oleh

peserta OPT Konvensional sesuai dengan harga dan jangka

waktu yang disepakati.

16. Transaksi Repurchase Agreement Surat Berharga Untuk

OPT Syariah yang selanjutnya disebut Transaksi Repo OPT

Syariah adalah transaksi penjualan surat berharga oleh

peserta OPT Syariah kepada Bank Indonesia dengan janji

pembelian kembali oleh peserta OPT Syariah sesuai

dengan harga dan jangka waktu yang disepakati.

17. Transaksi Reverse Repo Surat Berharga Untuk OPT

Konvensional yang selanjutnya disebut Transaksi Reverse

Repo OPT Konvensional adalah transaksi pembelian surat

berharga oleh peserta OPT Konvensional dari Bank

Indonesia, dengan kewajiban penjualan kembali oleh

peserta OPT Konvensional sesuai dengan harga dan jangka

waktu yang disepakati.

18. Transaksi Reverse Repo Surat Berharga Untuk OPT

Syariah yang selanjutnya disebut Transaksi Reverse Repo

OPT Syariah adalah transaksi pembelian surat berharga

oleh peserta OPT Syariah dari Bank Indonesia, dengan

janji penjualan kembali oleh peserta OPT Syariah sesuai

dengan harga dan jangka waktu yang disepakati.

19. Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement yang

selanjutnya disebut Sistem BI-RTGS adalah infrastruktur

yang digunakan sebagai sarana transfer dana elektronik

yang setelmennya dilakukan seketika per transaksi secara

individual sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank

B 101 (F4B)

Page 5: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

([) BANK INDONESIA Halaman .

Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan

transaksi, penatausahaan surat berharga, dan setelmen

dana seketika.

20. Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System

yang selanjutnya disingkat BI-SSSS adalah BI-SSSS

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia

yang mengatur mengenai penyelenggaraan transaksi,

penatausahaan surat berharga, dan setelmen dana

seketika.

2 1. Sistem Bank Indonesia—Electronic Trading Platform yang

selanjutnya disebut Sistem BI-ETP adalah BI-ETP

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia

yang mengatur mengenai penyelenggaraan transaksi,

penatausahaan surat berharga dan setelmen dana

seketika.

22. Rekening Giro adalah rekening giro milik Bank di Bank

Indonesia dalam mata uang rupiah dan/atau valuta asing.

23. Penggabungan adalah penggabungan dari 2 (dua) badan

hukum atau lebih, dengan cara tetap mempertahankan

berdirinya salah satu badan hukum dan membubarkan

badan hukum lainnya dengan atau tanpa melikuidasi.

24. Peleburan adalah penggabungan dari 2 (dua) badan

hukum atau lebih, dengan cara mendirikan badan hukum

baru dan membubarkan badan hukum tersebut dengan

atau tanpa melikuidasi.

25. Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan suatu badan

hukum.

26. Pemisahan adalah pemisahan usaha dari 1 (satu) bank

menjadi 2 (dua) badan usaha atau lebih, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

27. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK

adalah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Otoritas

Jasa Keuangan.

Bl 101 (F4B)

Page 6: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

BANK INDONESIA Halaman

6

BAB 11

PERIZINAN PESERTA DAN LEMBAGA PERANTARA DALAM

OPERASI MONETER

Bagian Kesatu

Izin Sebagai Peserta Operasi Moneter dan Lembaga Perantara

Paragraf 1

Izin sebagai Peserta Operasi Moneter

Pasal 2

(1) Peserta Operasi Moneter terdiri atas peserta OPT dan

peserta Standing Facilities.

(2) Peserta OPT dan peserta Standing Facilities sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah Bank.

(3) Peserta OPT dapat mengikuti OPT secara langsung

dan/atau tidak langsung melalui Lembaga Perantara.

(4) Dalam hal peserta OPT Konvensional mengikuti lelang

SBBI Valas, peserta OPT Konvensional dapat mengikuti

lelang SBBI Valas untuk kepentingan diri sendiri dan/atau

pihak lain.

Pasal 3

(1) Bank yang akan mengikuti Operasi Moneter wajib

memperoleh izin sebagai peserta Operasi Moneter dari

Bank Indonesia.

(2) Izin sebagai peserta Operasi Moneter sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. izin sebagai peserta OMK dalam rupiah;

b. izin sebagai peserta OMK dalam valuta asing;

c. izin sebagai peserta OMS dalam rupiah; dan

d. izin sebagai peserta OMS dalam valuta asing.

Pasal 4

(1) Izin UUS sebagai peserta Operasi Moneter sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) terpisah dari izin BUK

induknya sebagai peserta Operasi Moneter.

Bl 101 (F4B)

Page 7: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

OBANKINDONESIA Halaman

(2) Pengajuan izin UUs sebagai peserta Operasi Moneter

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dilakukan

oleh BUK induknya.

Pasal 5

(1) Bank yang melakukan langkah strategis dan mendasar

yang berdampak pada hubungan operasional Bank

dengan Bank Indonesia di bidang moneter atau Bank baru

yang telah memperoleh izin usaha dari otoritas yang

berwenang, harus memperoleh izin dari Bank Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.

(2) Langkah strategis dan mendasar yang berdampak pada

hubungan operasional Bank dengan Bank Indonesia di

bidang moneter sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi kegiatan:

a. aksi korporasi berupa Penggabungan, Peleburan,

Pengambilalihan, dan Pemisahan;

b. perubahan status;

c. perubahan nama;

d. pencabutan izin usaha; dan/atau

e. langkah strategis lainnya.

Paragraf 2

Izin Sebagai Lembaga Perantara

Pasal 6

(1) Pialang Pasar Uang dan/atau Perusahaan Efek yang akan

mengikuti OPT wajib memperoleh izin sebagai Lembaga

Perantara dari Bank Indonesia.

(2) Izin sebagai Lembaga Perantara sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) berupa:

a. izin sebagai Lembaga Perantara OPT Konvensional dan

OPT Syariah dalam rupiah;

b. izin sebagai Lembaga Perantara OPT Konvensional dan

OPT Syariah dalam valuta asing.

Bl 101 (F4B)

Page 8: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

OBAI\TKINDONESIA Halaman •

Pasal 7

Lembaga Perantara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

hanya dapat mengajukan penawaran transaksi OPT untuk dan

atas nama peserta OPT.

Pasal 8

(1) Perusahaan Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

ayat (1) hanya dapat memperoleh izin sebagai Lembaga

Perantara OPT Konvensional dan OPT Syariah dalam

rupiah;

(2) Jenis transaksi yang dapat dilakukan oleh Lembaga

Perantara berupa Perusahaan Efek sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. OPT Konvensional, yaitu pada:

1. Transaksi Repo SBN;

2. Transaksi Reverse Repo SBN; dan

3. Transaksi pembelian atau penjualan SBN secara

outright di pasar sekunder.

b. OPT Syariah, yaitu pada:

1. Transaksi Repo SBSN;

2. Transaksi Reverse Repo SBSN; dan

3. Transaksi pembelian atau penjualan SBSN secara

outright di pasar sekunder.

Bagian Kedua

Persyaratan Untuk Memperoleh Izin bagi Pihak yang Akan

Menjadi Peserta Operasi Moneter dan Lembaga Perantara

Pasal 9

Bank Indonesia menetapkan persyaratan untuk memperoleh

izin bagi pihak yang akan menjadi peserta Operasi Moneter dan

Lembaga Perantara dengan mempertimbangkan:

a. aspek kapasitas;

b. aspek kapabilitas; dan

c. aspek reputasi.

Bl 101 (F4B)

Page 9: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

O BANK INDONESIA

c.

9Halaman

Operasi Moneter

manusia yaitu

Pasal 10

(1) Bank yang akan menjadi peserta Operasi Moneter

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

a. aspek kelembagaan yang meliputi:

1. surat izin usaha sebagai Bank dari otoritas yang

berwenang;

2. surat izin, persetujuan, atau rekomendasi dari

OJK untuk Bank yang melakukan langkah

strategis dan mendasar;

b. aspek infrastruktur yang meliputi:

1. untuk Operasi Moneter dalam rupiah:

a) memiliki Rekening Giro rupiah di Bank

Indonesia;

b) menjadi peserta Sistem BI-ETP;

c) menjadi peserta BI-SSSS; dan

d) menjadi peserta Sistem BI-RTGS;

2. untuk Operasi Moneter dalam valuta asing:

a) memenuhi persyaratan sebagai peserta

Operasi Moneter dalam rupiah sebagaimana

dimaksud dalam angka 1;

b) memiliki Rekening Giro valuta asing di Bank

Indonesia; dan

c) memiliki sarana transaksi

valuta asing;

aspek kompetensi sumber daya

berupa:

1. direksi dan pegawai yang bertanggung jawab

dan/atau melaksanakan aktivitas tresuri wajib

memiliki kompetensi yang memadai yang

dibuktikan dengan sertifikat tresuri sesuai dengan

klasifikasi dan tingkatan sertifikasi tresuri; dan

2. direksi dan pegawai yang bertanggung jawab

dan/atau melaksanakan aktivitas tresuri

memahami dan menerapkan kode etik pasar yang

dibuktikan dengan prosedur internal yang wajib

dimiliki oleh Bank.

Bl 101 (F4B)

Page 10: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

.

BANK INDONESIAHalaman

d. aspek manajemen risiko yaitu:

1. memiliki prosedur internal Business Continuity

Plan (BCP) terkait transaksi Operasi Moneter

dengan Bank Indonesia atau terkait kegiatan

tresuri Bank; dan

2. memiliki prosedur internal mengenai pemisahan

fungsi antara front office dan back office terkait

kegiatan tresuri Bank.

(2) Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf c mengacu kepada ketentuan Bank

Indonesia yang mengatur mengenai sertifikasi tresuri dan

penerapan kode etik pasar.

(3) Dalam hal pemenuhan persyaratan kepesertaan Operasi

Moneter oleh UUs untuk:

a. aspek infrastruktur sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) hurufb angka 2 hurufc);

b. aspek kompetensi sumber daya manusia sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c; dan/atau

c. aspek manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) hurufd,

merupakan bagian dari BUK induknya maka UUs harus

menyampaikan bukti pendukung pemenuhan persyaratan

kepesertaan Operasi Moneter kepada Bank Indonesia

dengan mencantumkan keterangan bahwa pemenuhan

persyaratan tersebut merupakan bagian dari BUK

induknya.

Pasal 1 1

(1) Pemenuhan persyaratan aspek infrastruktur untuk

Operasi Moneter dalam rupiah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 1 O ayat (1) huruf b angka 1 dinyatakan dalam

bentuk surat persetujuan kepesertaan Sistem BI-ETP, BI-

sSSs, dan Sistem BI-RTGS dari Bank Indonesia dan surat

persetujuan pembukaan Rekening Giro rupiah di Bank

Indonesia.

(2) Pemenuhan persyaratan aspek infrastruktur untuk

Operasi Moneter dalam valuta asing sebagaimana

Bl 101 (F4B)

Page 11: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

BANK INDONESIA Ha1aman..dimaksud dalam Pasal 1 O ayat (1) huruf b angka 2 huruf

b) dinyatakan dalam bentuk surat persetujuan

pembukaan Rekening Giro valuta asing di Bank Indonesia.

(3) Pemenuhan persyaratan aspek infrastruktur untuk

sarana transaksi Operasi Moneter valuta asing

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 O ayat (1) huruf b

angka 2 huruf c) dinyatakan dalam bentuk perjanjian

kerja sama yang masih berlaku antara Bank dengan

penyedia sarana dealing system yang digunakan dalam

transaksi Operasi Moneter valuta asing.

Pasal 12

(1) Pialang Pasar Uang dan/atau Perusahaan Efek yang akan

mengikuti OPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. aspek kelembagaan yang meliputi:

1. surat izin usaha dari Bank Indonesia bagi Pialang

Pasar Uang;

2. surat penunjukan sebagai dealer utama dari

Kementerian Keuangan Republik Indonesia bagi

Perusahaan Efek;

b. aspek infrastruktur, meliputi:

1. untuk OPT dalam rupiah, menjadi peserta Sistem

BI-ETP; dan

2. untuk OPT dalam valuta asing, memiliki sarana

transaksi Operasi Moneter valuta asing;

c. aspek kompetensi sumber daya manusia yaitu

berupa:

1. direksi dan pegawai yang bertanggung jawab

dan/ atau melaksanakan aktivitas tresuri wajib

memiliki kompetensi yang memadai yang

dibuktikan dengan sertifikat tresuri sesuai dengan

klasifikasi dan tingkatan sertifikasi tresuri; dan

2. direksi dan pegawai yang bertanggung jawab

dan/atau melaksanakan aktivitas tresuri

memahami dan menerapkan kode etik pasar yang

dibuktikan dengan prosedur internal yang wajib

Bl 101 (F4B)

Page 12: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

() BANK INDONESIA Halaman

dimiliki oleh Pialang Pasar Uang dan/atau

Perusahaan Efek; dan

d. aspek manajemen risiko berupa prosedur internal

Business Continuity Plan (BCP) terkait transaksi OPT

dengan Bank Indonesia atau terkait kegiatan tresuri

Pialang Pasar Uang dan/atau Perusahaan Efek.

(2) Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf c mengacu pada ketentuan Bank Indonesia

yang mengatur mengenai sertifikasi tresuri dan penerapan

kode etik pasar.

Pasal 13

(1) Pemenuhan persyaratan aspek infrastruktur untuk OPT

dalam rupiah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 2 ayat

(1) huruf b angka 1 berupa surat persetujuan kepesertaan

dalam Sistem BI-ETP dari Bank Indonesia.

(2) Pemenuhan persyaratan aspek infrastruktur untuk

sarana transaksi OPT valuta asing sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 1 2 ayat (1) huruf b angka 2 dinyatakan dalam

bentuk perjanjian kerja sama yang masih berlaku antara

Pialang Pasar Uang dengan penyedia sarana dealing

system yang digunakan dalam transaksi OPT valuta asing.

Pasal 14

(1) Bank Indonesia dapat menunjuk peserta OPT yang

memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia untuk mendukung pelaksanaan transaksi

Operasi Moneter.

(2) Penunjukan peserta OPT sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan dengan mempertimbangkan aspek

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.

Bl 101 (F4B)

Page 13: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

() BANK INDONESIAHalaman

Bagian Ketiga

Tata Cara Perizinan Untuk menjadi Peserta Operasi Moneter

dan Lembaga Perantara

Pasal 15

(1) Bank yang akan menjadi peserta Operasi Moneter serta

Pialang Pasar Uang dan/atau Perusahaan Efek yang akan

menjadi Lembaga Perantara mengajukan permohonan izin

kepada Bank Indonesia disertai dengan dokumen

pendukung pemenuhan persyaratan kepesertaan Operasi

Moneter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 O dan/ atau

Pasal 12.

(2) Pengajuan permohonan izin untuk menjadi Peserta

Operasi Moneter dan/atau Lembaga Perantara

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara

tertulis dengan format sebagaimana tercantum dalam

Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini.

Pasal 16

Guna memproses permohonan izin sebagai peserta Operasi

Moneter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan/atau

sebagai Lembaga Perantara sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 6, Bank Indonesia melakukan:

a. penelitian administratif;

b. analisis kelayakan Bank, Pialang Pasar Uang, dan/atau

Perusahaan Efek yang akan mengikuti Operasi Moneter;

dan/atau

c. melakukan pemeriksaan.

Pasal 17

(1) Penelitian administratif sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16 huruf a dilakukan terhadap dokumen yang

disampaikan oleh Bank, Pialang Pasar Uang, dan/atau

Perusahaan Efek yang akan mengikuti Operasi Moneter

yang meliputi:

a. penelitian kelengkapan dokumen; dan

Bl 101 (F4B)

Page 14: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

BANK INDONESIA Ha1aman.

b. penelitian kesesuaian dokumen,

terhadap pemenuhan persyaratan kepesertaan dalam

Operasi Moneter.

(2) Analisis kelayakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16

huruf b berupa analisis terhadap pemenuhan persyaratan

kepesertaan Operasi Moneter oleh Bank, Pialang Pasar

Uang, dan/atau Perusahaan Efek yang akan mengikuti

Operasi Moneter.

(3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16

huruf c dilakukan dengan cara melakukan kunjungan ke

lokasi usaha (on-site visit) Bank, Pialang Pasar Uang,

dan/atau Perusahaan Efek yang akan mengikuti Operasi

Moneter untuk melakukan verifikasi atas kesesuaian

dokumen yang disampaikan dengan persyaratan

kepesertaan Operasi Moneter sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 10 dan/atau Pasal 12.

Pasal 18

Dalam hal berdasarkan hasil penelitian administratif

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 7 ayat (1), dokumen yang

disampaikan oleh Bank, Pialang Pasar Uang, dan/atau

Perusahaan Efek belum lengkap, Bank Indonesia

menginformasikan secara tertulis kepada pihak tersebut untuk

melengkapi kekurangan dokumen.

Pasal 19

Dalam hal berdasarkan hasil penelitian administratif

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), dokumen yang

disampaikan oleh Bank, Pialang Pasar Uang, dan/atau

Perusahaan Efek telah lengkap, Bank Indonesia melakukan:

a. penelitian kesesuaian dokumen; dan

b. analisis kelayakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17

ayat (2).

Pasal 20

Bank Indonesia memproses permohonan izin kepesertaan

Bank, Pialang Pasar Uang, dan/atau Perusahaan Efek untuk

Bl 101 (F4B)

Page 15: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

() BANK INDONESIA Halarnan

mengikuti Operasi Moneter sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 1 5 dalam jangka waktu 1 5 (lima belas) hari kerja sejak

dokumen persyaratan dinyatakan lengkap.

Pasal 2 1

Berdasarkan hasil penelitian administratif, analisis kelayakan,

dan/atau hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16, Bank Indonesia memutuskan untuk:

a. menyetujui; atau

b. menolak,

permohonan izin kepesertaan Bank, Pialang Pasar Uang,

dan/atau Perusahaan Efek untuk mengikuti Operasi Moneter.

Pasal 22

Persetujuan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 1 huruf a menetapkan:

a. Bank sebagai peserta Operasi Moneter; dan

b. Pialang Pasar Uang dan/atau Perusahaan Efek sebagai

Lembaga Perantara.

Pasal 23

(1) Dalam hal Bank Indonesia menolak permohonan izin

kepesertaan Bank, Pialang Pasar Uang, dan/ atau

Perusahaan Efek untuk mengikuti Operasi Moneter maka

pihak tersebut tidak dapat mengikuti Operasi Moneter di

Bank Indonesia.

(2) Bank, Pialang Pasar Uang, dan/atau Perusahaan Efek

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan

permohonan izin untuk mengikuti Operasi Moneter di

Bank Indonesia setelah pihak tersebut dapat memenuhi

persyaratan sebagai peserta Operasi Moneter dan/atau

Lembaga Perantara.

Bl 101 (F4B)

Page 16: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

([) BANK INDONIESIAHalarnan

Bagian Keempat

Tata Cara Pemberian Izin dan Pencabutan Izin Peserta Operasi

Moneter dan/atau Lembaga Perantara yang Melakukan

Langkah Strategis dan Mendasar

Pasal 24

Dalam hal peserta Operasi Moneter dan/atau Lembaga

Perantara melakukan Penggabungan maka peserta Operasi

Moneter dan/ atau Lembaga Perantara yang bukan merupakan

hasil Penggabungan mengajukan permohonan pencabutan izin

kepesertaan dalam Operasi Moneter kepada Bank Indonesia.

Pasal 25

Dalam hal peserta Operasi Moneter dan/atau Lembaga

Perantara melakukan Peleburan:

a. masing-masing peserta Operasi Moneter dan/atau

Lembaga Perantara yang meleburkan diri, mengajukan

permohonan pencabutan izin kepesertaan dalam Operasi

Moneter kepada Bank Indonesia;

b. bagi peserta Operasi Moneter dan/atau Lembaga

Perantara hasil Peleburan mengajukan permohonan izin

kepesertaan dalam Operasi Moneter kepada Bank

Indonesia.

Pasal 26

Dalam hal peserta Operasi Moneter berupa UUS melakukan

Pemisahan:

a. BUS hasil Pemisahan mengajukan permohonan izin

kepesertaan Operasi Moneter kepada Bank Indonesia; dan

b. BUK induk dari UUS yang melakukan Pemisahan

mengajukan permohonan pencabutan izin kepesertaan

Operasi Moneter untuk UUS kepada Bank Indonesia.

Pasal 27

(1) Dalam hal peserta Operasi Moneter berupa Bank yang

melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing melakukan

perubahan status menjadi Bank yang tidak dapat

Bl 101 (F4B)

Page 17: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

([) BANK INDONESIA Haiaman

melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing maka Bank

mengajukan permohonan pencabutan izin kepesertaan

Operasi Moneter dalam valuta asing kepada Bank

Indonesia.

(2) Dalam hal Bank yang tidak dapat melakukan kegiatan

usaha dalam valuta asing melakukan perubahan status

menjadi Bank yang dapat melakukan kegiatan usaha

dalam valuta asing maka Bank mengajukan izin

kepesertaan Operasi Moneter dalam valuta asing kepada

Bank Indonesia.

Pasal 28

Dalam hal peserta Operasi Moneter berupa BUK melakukan

perubahan kegiatan usaha (konversi) dari BUK menjadi BUS:

a. BUK mengajukan permohonan pencabutan izin sebagai

peserta OMK dalam rupiah dan/atau valuta asing kepada

Bank Indonesia; dan

b. BUS mengajukan permohonan izin sebagai peserta OMS

dalam rupiah dan/atau valuta asing kepada Bank

Indonesia.

Pasal 29

Tata cara perizinan kepesertaan dalam Operasi Moneter bagi

peserta Operasi Moneter dan/atau Lembaga Perantara yang

melakukan langkah strategis dan mendasar mengacu pada tata

cara perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 sampai

dengan Pasal 23.

Pasal 30

(1) Pengajuan permohonan izin bagi peserta Operasi Moneter

dan/atau Lembaga Perantara yang melakukan langkah

strategis dan mendasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal

25 huruf b, Pasal 26 huruf a, Pasal 27 ayat (2), dan Pasal 28

huruf b, disampaikan secara tertulis dengan format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran I.

(2) Pengajuan permohonan pencabutan izin bagi peserta

Operasi Moneter dan/atau Lembaga Perantara yang

Bl 101 (F4B)

Page 18: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

BANK INDONESIA HaIaman...melakukan langkah strategis dan mendasar sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 24, Pasal 25 huruf a, Pasal 26 huruf

b, Pasal 27 ayat (1), dan Pasal 28 huruf a disampaikan

secara tertulis dengan format sebagaimana tercantum

dalam Lampiran 11 yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini.

Pasal 31

(1) Dalam hal peserta Operasi Moneter melakukan langkah

strategis dan mendasar berupa:

a. perubahan nama;

b. pengambilalihan; dan/atau

c. perubahan kantor cabang bank asing menjadi bank

berbadan hukum Indonesia,

peserta Operasi Moneter tersebut menyampaikan

perubahan data, informasi dan/atau keterangan kepada

Bank Indonesia sebagai pembaruan informasi peserta

Operasi Moneter di Bank Indonesia.

(2) Dalam hal Lembaga Perantara dalam Operasi Moneter

melakukan langkah strategis dan mendasar berupa:

a. perubahan nama; dan/atau

b. pengambilalihan;

maka Lembaga Perantara tersebut menyampaikan

perubahan data, informasi dan/atau keterangan kepada

Bank Indonesia sebagai pembaruan informasi Lembaga

Perantara di Bank Indonesia.

Bagian Kelima

Pencabutan Izin Kepesertaan dalam Operasi Moneter

Pasal 32

(1) Dalam hal peserta Operasi Moneter dan/atau Lembaga

Perantara dicabut izin usahanya oleh otoritas terkait,

peserta dan/atau Lembaga Perantara mengajukan

permohonan pencabutan izin kepesertaan dalam Operasi

Moneter kepada Bank Indonesia.

Bl 101 (F4B)

Page 19: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

BANK INDONESIA Halarnan..

(2) Pengajuan permohonan pencabutan izin kepesertaan dalam

Operasi Moneter sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan secara tertulis dengan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran 11 yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini.

Pasal 33

(1) Bank dapat mengajukan permohonan pencabutan izin

sebagai peserta Operasi Moneter dalam valuta asing atas

inisiatif sendiri.

(2) Pialang Pasar Uang dan/atau Perusahaan Efek dapat

mengajukan permohonan pencabutan izin sebagai

Lembaga Perantara atas inisiatif sendiri.

Pasal 34

(1) Bagi Bank yang telah dicabut izinnya sebagai peserta

Operasi Moneter dalam valuta asing sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 33 ayat (1) hanya dapat mengajukan

permohonan izin kembali sebagai peserta Operasi Moneter

dalam valuta asing paling cepat 6 (enam) bulan setelah

tanggal efektif pencabutan izin.

(2) Bagi Pialang Pasar Uang dan/atau Perusahaan Efek yang

telah dicabut izinnya sebagai Lembaga Perantara dalam

Operasi Moneter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33

ayat (2) hanya dapat mengajukan permohonan izin kembali

sebagai Lembaga Perantara paling cepat 6 (enam) bulan

setelah tanggal efektif pencabutan izin.

Bagian Keenam

Pelaporan atas Perubahan Data, Informasi, dan/atau

Keterangan Peserta Operasi Moneter atau Lembaga Perantara

Pasal 35

(1) Peserta Operasi Moneter wajib menyampaikan laporan

kepada Bank Indonesia dalam hal:

a. terdapat perubahan data, informasi, dan/atau

keterangan terkait pemenuhan persyaratan kepesertaan

81 101 (F4B)

Page 20: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

BANK INDONIESIA Halarnan

Operasi Moneter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 0

ayat (1); dan/atau

b. terdapat perubahan data, informasi, dan/atau

keterangan karena peserta Operasi Moneter melakukan

langkah strategis dan mendasar sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 1 ayat (1).

(2) Penyampaian data, informasi, dan/atau keterangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a disampaikan

kepada Bank Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari

kalender sejak perubahan terjadi.

(3) Penyampaian data, informasi, dan/atau keterangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mengacu pada

mekanisme penyampaian informasi sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai

pelayanan perizinan terpadu terkait hubungan operasional

bank umum dengan Bank Indonesia.

Pasal 36

(1) Lembaga Perantara wajib menyampaikan laporan kepada

Bank Indonesia dalam hal:

a. terdapat perubahan data, informasi, dan/atau

keterangan terkait pemenuhan persyaratan kepesertaan

Operasi Moneter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 2

ayat (1); dan/atau

b. terdapat perubahan data, informasi, dan/atau

keterangan karena Lembaga Perantara melakukan

langkah strategis dan mendasar sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 1 ayat (2).

(2) Penyampaian data, informasi, dan/atau keterangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada

Bank Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender

sejak perubahan terjadi.

Bl 101 (F4B)

Page 21: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

BANK INDONESIA Ha1aman.Bagian Ketujuh

Pengawasan Peserta Operasi Moneter dan Lembaga Perantara

Pasal 37

Bank Indonesia melakukan pengawasan kepada peserta

Operasi Moneter dan/atau Lembaga Perantara melalui:

a. pengawasan tidak langsung; dan/ atau

b. pemeriksaan.

Pasal 38

Guna pelaksanaan pengawasan tidak langsung sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 37 huruf a, peserta Operasi Moneter

dan/atau Lembaga Perantara wajib menyediakan dan

menyampaikan data, informasi, dan/ atau keterangan yang

diperlukan oleh Bank Indonesia.

Pasal 39

Dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 37 huruf b, peserta Operasi Moneter

dan/atau Lembaga Perantara wajib memberikan kepada Bank

Indonesia:

a. dokumen dan/atau data yang diminta;

b. informasi dan keterangan yang berkaitan dengan kegiatan

yang diperiksa, baik lisan maupun tertulis; dan/atau

c. hal lain yang diperlukan dalam pemeriksaan.

BAB 111

SANKSI KEPESERTAAN DALAM OPERASI MONETER

Pasal 40

Dalam hal peserta Operasi Moneter dan/atau Lembaga

Perantara tidak menyampaikan perubahan data dan/ atau

informasi terkait kepesertaan Operasi Moneter sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 35 dan Pasal 36 dan/atau Bank

Indonesia menemukan pelanggaran terhadap pemenuhan

persyaratan kepesertaan dalam Operasi Moneter dalam

pengawasan kepada peserta Operasi Moneter dan/atau

Bl 101 (F4B)

Page 22: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

BANK INDONES[A Halaman

Lembaga Perantara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37

maka peserta Operasi Moneter dan/ atau Lembaga Perantara

dikenakan sanksi administratif berupa:

a. teguran tertulis;

b. pembatasan kepesertaan Operasi Moneter; dan/atau

c. pencabutan izin kepesertaan Operasi Moneter.

Bagian Kesatu

Teguran Tertulis

Pasal 41

(1) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40

huruf a dikenakan paling banyak 3 (tiga) kali kepada

peserta Operasi Moneter dan/atau Lembaga Perantara

dengan tembusan kepada otoritas terkait.

(2) Peserta Operasi Moneter dan/atau Lembaga Perantara

harus menyampaikan tanggapan atas teguran tertulis

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Bank

Indonesia paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak teguran

tertulis diterima oleh peserta Operasi Moneter dan/atau

Lembaga Perantara.

(3) Penyampaian tanggapan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) disertai dengan rencana tindak.

Pasal 42

(1) Rencana tindak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 1

ayat (3) harus memperoleh persetujuan dari Bank

Indonesia.

(2) Peserta Operasi Moneter dan/atau Lembaga Perantara

wajib memenuhi rencana tindak sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) paling lambat 6 (enam) bulan setelah rencana

tindak disetujui oleh Bank Indonesia.

Bl 101 (F4B)

Page 23: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

BANK INDONESIA Haiaman

Bagian Kedua

Pembatasan Keikutsertaan dalam Operasi Moneter

Pasal 43

Dalam hal peserta Operasi Moneter dan/atau Lembaga

Perantara tidak menyampaikan tanggapan setelah teguran

tertulis ketiga dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 1 atau tidak memenuhi rencana tindak hingga

batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 42 ayat (2) maka peserta Operasi Moneter dan/atau

Lembaga Perantara dikenakan sanksi pembatasan

keikutsertaan dalam Operasi Moneter sebagai berikut:

a. bagi Bank, hanya dapat mengikuti Operasi Moneter pada

instrumen tertentu selama 1 (satu) bulan; dan

b. bagi Lembaga Perantara, dilarang mengikuti OPT selama 1

(satu) bulan.

Bagian Ketiga

Pencabutan Izin Kepesertaan dalam Operasi Moneter

Pasal 44

Bank Indonesia mencabut izin Bank sebagai peserta Operasi

Moneter dan mencabut izin Pialang Pasar Uang dan/atau

Perusahaan Efek sebagai Lembaga Perantara apabila Bank,

Pialang Pasar Uang dan/atau Perusahaan Efek tidak dapat

memenuhi persyaratan kepesertaan Operasi Moneter setelah

jangka waktu pembatasan dan/atau larangan keikutsertaan

dalam Operasi Moneter berakhir sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 43.

BAB IV

KORESPONDENSI

Pasal 45

(1) Penyampaian terkait:

a. permohonan izin kepesertaan Operasi Moneter bagi

Bank baru yang akan mengikuti Operasi Moneter;

Bl 101 (F4B)

Page 24: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

() BANK INDONESIA Halaman

b. permohonan izin peserta Operasi Moneter yang

melakukan langkah strategis dan mendasar;

c. permohonan pencabutan izin kepesertaan Operasi

Moneter yang melakukan langkah strategis dan

mendasar;

d. permohonan pencabutan izin sebagai peserta Operasi

Moneter akibat adanya pencabutan izin usaha oleh

otoritas terkait; dan/atau

e. laporan perubahan data, informasi, dan/atau

keterangan karena peserta Operasi Moneter

melakukan langkah strategis dan mendasar,

ditujukan kepada:

Bank Indonesia c.q. Departemen Surveilans Sistem

Keuangan,

Jalan M.H. Thamrin No. 2

Jakarta 10350.

(2) Penyampaian terkait:

a. permohonan izin kepesertaan Operasi Moneter bagi

Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang telah

mengikuti Operasi Moneter sebelum Peraturan Bank

Indonesia yang mengatur mengenai Operasi Moneter

berlaku;

b. permohonan izin bagi Pialang Pasar Uang dan/atau

Perusahaan Efek yang akan mengikuti Operasi

Moneter;

c. permohonan izin bagi Lembaga Perantara yang

melakukan langkah strategis dan mendasar;

d. permohonan pencabutan izin Lembaga Perantara

yang melakukan langkah strategis dan mendasar;

e. permohonan pencabutan izin sebagai Lembaga

Perantara akibat adanya pencabutan izin usaha oleh

otoritas terkait;

f. permohonan pencabutan izin sebagai peserta Operasi

Moneter dalam valuta asing atas inisiatif peserta

Operasi Moneter;

g. Permohonan pencabutan izin sebagai Lembaga

Perantara atas inisiatif sendiri;

Bl 101 (F4B)

Page 25: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

() BANK INDONESIA Halaman

h. surat tanggapan dari peserta Operasi Moneter

dan/atau Lembaga Perantara atas teguran tertulis

dari Bank Indonesia disertai rencana tindak;

i. laporan perubahan data, informasi, dan/atau

keterangan karena Lembaga Perantara melakukan

langkah strategis dan mendasar;

j. laporan perubahan data, informasi dan/atau

keterangan terkait pemenuhan persyaratan

kepesertaan sebagai peserta Operasi Moneter selain

akibat dari langkah strategis dan mendasar yang

dilakukan oleh peserta Operasi Moneter; atau

k. laporan perubahan data, informasi dan/atau

keterangan terkait pemenuhan persyaratan

kepesertaan sebagai Lembaga Perantara,

ditujukan kepada:

Bank Indonesia c.q. Departemen Pengelolaan

Moneter,

Jalan M.H. Thamrin No. 2

Jakarta 10350.

(3) Bagi Bank, Pialang Pasar Uang, dan/atau Perusahaan

Efek yang berkantor pusat di luar wilayah kerja Kantor

Pusat Bank Indonesia, penyampaian informasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

ditembuskan kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia

setempat.

(4) Dalam hal terdapat perubahan korespondensi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Bank

Indonesia memberitahukan perubahan tersebut kepada

Bank, Pialang Pasar Uang, dan/atau Perusahaan Efek

melalui surat.

BABV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 46

Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang telah mengikuti

Operasi Moneter sebelum Peraturan Bank Indonesia yang

Bl 101 (F4B)

Page 26: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

EJ) BANK INDONESIA llalaman

mengatur mengenai Operasi Moneter berlaku, wajib

mengajukan izin kepada Bank Indonesia paling lambat 6

(enam) bulan sejak Peraturan Bank Indonesia yang mengatur

mengenai Operasi Moneter berlaku.

Pasal 47

(1) Tata cara perizinan bagi Bank dan Pialang Pasar Uang

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 untuk menjadi

peserta Operasi Moneter dan Lembaga Perantara mengacu

pada tata cara perizinan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 1 5 sampai dengan Pasal 1 9 dan Pasal 2 1 sampai

dengan Pasal 23.

(2) Bank Indonesia memproses perizinan Bank dan/atau

Pialang Pasar Uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

secara bulanan selama masa transisi.

Pasal 48

(1) Bank dan/atau Pialang Pasar Uang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 46 yang belum memenuhi

persyaratan kepesertaan Operasi Moneter sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 O dan/ atau Pasal 1 2 wajib

menyusun rencana tindak.

(2) Rencana tindak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat 3 (tiga)

bulan sejak Peraturan Bank Indonesia yang mengatur

mengenai Operasi Moneter berlaku.

Pasal 49

(1) Rencana tindak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48

ayat (2) harus memperoleh persetujuan dari Bank

Indonesia.

(2) Rencana tindak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus diimplementasikan dalam jangka waktu 6 (enam)

bulan sejak Peraturan Bank Indonesia yang mengatur

mengenai Operasi Moneter berlaku.

Bl 101 (F4B)

Page 27: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

() BANK INDONESIA Halaman

Pasal 50

Dalam hal Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang telah

mengikuti Operasi Moneter sebelum Peraturan Bank Indonesia

yang mengatur mengenai Operasi Moneter berlaku, tidak

memenuhi persyaratan perizinan kepesertaan Operasi Moneter

dalam jangka waktu implementasi rencana tindak sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2), Bank dan/atau Pialang

Pasar Uang dikenakan sanksi sebagai berikut:

a. teguran tertulis;

b. pembatasan kepesertaan dalam Operasi Moneter;

dan/atau

c. larangan keikutsertaan dalam Operasi Moneter sampai

dengan pemenuhan persyaratan yang ditetapkan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan/atau Pasal 12

terpenuhi.

Bagian Kesatu

Teguran Tertulis

Pasal 51

Teguran tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf

a dikenakan paling banyak 3 (tiga) kali kepada Bank dan/atau

Pialang Pasar Uang, dengan tembusan kepada otoritas terkait.

Pasal 52

(1) Bank dan/atau Pialang Pasar Uang harus menyampaikan

tanggapan kepada Bank Indonesia atas teguran tertulis

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 1 paling lambat 5

(lima) hari kerja sejak teguran tertulis diterima.

(2) Penyampaian tanggapan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) disertai dengan rencana tindak.

Pasal 53

(1) Rencana tindak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52

ayat (2) harus memperoleh persetujuan dari Bank

Indonesia.

(2) Bank dan/atau Pialang Pasar Uang harus memenuhi

Bl 101 (F48)

Page 28: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

BANK INDONESIA Halaman

rencana tindak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

paling lambat 6 (enam) bulan setelah rencana tindak

disetujui oleh Bank Indonesia.

Bagian Kedua

Pembatasan Kepesertaan Operasi Moneter

Pasal 54

Dalam hal Bank dan/atau Pialang Pasar Uang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 46, tidak menyampaikan tanggapan

setelah teguran tertulis ketiga dari Bank Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 1 atau tidak memenuhi

rencana tindak hingga batas waktu yang ditentukan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (2) maka Bank

dan/atau Pialang Pasar Uang dikenakan sanksi pembatasan

kepesertaan dalam Operasi Moneter sebagai berikut:

a. bagi Bank, hanya dapat mengikuti Operasi Moneter pada

instrumen tertentu selama 1 (satu) bulan; dan

b. bagi Pialang Pasar Uang, dilarang mengikuti OPT selama

1 (satu) bulan.

Bagian Ketiga

Larangan Keikutsertaan dalam Operasi Moneter

Pasal 55

Bank Indonesia melarang keikutsertaan Bank dan/atau

Pialang Pasar Uang dalam Operasi Moneter apabila Bank

dan/atau Pialang Pasar Uang tidak dapat memenuhi

persyaratan kepesertaan Operasi Moneter setelah jangka waktu

pembatasan keikutsertaan dalam Operasi Moneter

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 berakhir.

Pasal 56

Dalam hal Bank dan/atau Pialang Pasar Uang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 55 akan mengikuti Operasi Moneter

kembali, Bank dan/atau Pialang Pasar Uang harus

mengajukan permohonan izin kepesertaan dalam Operasi

Bl 101 (F4B)

Page 29: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

BANK INDONESIA Halaman...

Moneter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 sampai

dengan Pasal 23.

Pasal 57

(1) Dalam hal Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang telah

mengikuti Operasi Moneter sebelum Peraturan Bank

Indonesia yang mengatur mengenai Operasi Moneter

berlaku, tidak mengajukan permohonan izin

keikutsertaan dalam Operasi Moneter hingga masa

transisi berakhir, maka Bank dan/atau Pialang Pasar

Uang tidak dapat mengikuti Operasi Moneter.

(2) Dalam hal Bank dan/atau Pialang Pasar Uang

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan mengikuti

Operasi Moneter kembali maka Bank dan/atau Pialang

Pasar Uang harus mengajukan permohonan izin

kepesertaan dalam Operasi Moneter dengan tata cara

perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 5 sampai

dengan Pasal 23.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 58

Pada saat Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini mulai

berlaku, pengaturan terkait kriteria dan persyaratan

peserta dan lembaga perantara dalam Operasi Moneter

sebagaimana dimaksud dalam:

a. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 18/29/DPM

tanggal 29 November 2016 perihal Kriteria dan

Persyaratan Surat Berharga, Peserta, dan Lembaga

Perantara dalam Operasi Moneter; dan

b. Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor

19/17/PADG/2017 tanggal 28 Desember 2017

tentang Kriteria dan Persyaratan Surat Berharga,

Peserta, dan Lembaga Perantara dalam Operasi

Moneter Syariah,

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Bl 101 (F4B)

Page 30: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

1JJ BANK INDONESIA HaIaman...

Pasal 59

Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini mulai berlaku pada

tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan penempatan

Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini dengan

penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 30 April 2018

ANGGOTA DEWAN GUBERNUR, —

ERWIN RIJANTO

Bl 101 (F4B)

Page 31: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

O BANK INDONESIA

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

NOMOR2O/ 7 /PADG/2018

TENTANG

KEPESERTAAN OPERASI MONETER

UMUM

Dalam melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai tujuan

Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pengendalian moneter yang

salah satunya melalui pelaksanaan operasi moneter baik secara

konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah.

Bank Indonesia melakukan penguatan kewenangan melalui perizinan

dan pengawasan terkait kepesertaan dalam operasi moneter sejalan dengan

diimplementasikannya pelayanan perizinan secara terpadu terkait

hubungan operasional bank dengan Bank Indonesia di bidang moneter,

bidang sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah, serta bidang

makroprudensial.

Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan aspek tata kelola,

standarisasi, dan kepatuhan kepesertaan dalam pelaksanaan operasi

moneter.

Oleh karena itu Bank Indonesia perlu menetapkan persyaratan dan

perizinan peserta dan lembaga perantara dalam Operasi Moneter.

11. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Bl 1 00 (F4B)

Page 32: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

() BANK INDONESIA Halarnan .

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Yang dimaksud dengan perubahan status antara lain:

1. Bank yang baru mendapatkan izin untuk melakukan

kegiatan usaha dalam valuta asing; atau

2. BUK yang melakukan konversi kegiatan usaha menjadi

BUS.

Huruf c

Cukup jelas.

Hurufd

Yang dimaksud dengan pencabutan izin usaha adalah

pencabutan izin usaha atas permintaan pemegang saham

sendiri.

Huruf e

Yang dimaksud dengan langkah strategis lainnya antara

lain berupa:

1. perubahan kantor cabang bank asing menjadi bank

berbadan hukum Indonesia dan/atau pengalihan aset

dan kewajiban yang bukan merupakan Penggabungan,

Peleburan, atau Pemisahan yang dilakukan

berdasarkan persetujuan otoritas yang berwenang;

2. pembentukan UUS.

Bl 101 (F4B)

Page 33: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

(J) BANK INDONESIA Halarnan .

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Huruf a

Aspek kapasitas merupakan potensi kemampuan peserta Operasi

Moneter dan Lembaga Perantara untuk bertransaksi secara

optimal pada seluruh instrumen Operasi Moneter, yang

dinyatakan dengan kelengkapan dan kekinian sarana atau

prasarana untuk bertransaksi dalam Operasi Moneter.

Huruf b

Aspek kapabilitas merupakan ukuran dari kemampuan peserta

Operasi Moneter dan Lembaga Perantara untuk melaksanakan

transaksi Operasi Moneter dengan Bank Indonesia yang dapat

dinyatakan dari level sertifikasi tresuri yang dimiliki.

Huruf c

Aspek reputasi merupakan ukuran dari tingkat kepercayaan

stakeholder terhadap peserta Operasi Moneter dan Lembaga

Perantara.

Pasal 10

Ayat (1)

Huruf a

Angka 1

Surat izin usaha sebagai Bank dari OJK berlaku bagi

Bank baru dan Bank yang telah mengikuti Operasi

Moneter sebelum PBI Nomor 20/5/PBI/2018 yang

mengatur mengenai Operasi Moneter berlaku.

Angka 2

Surat izin, persetujuan, atau rekomendasi dari OJK

berlaku bagi Bank yang melakukan langkah strategis

81 101 (F4B)

Page 34: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

Ø BANK INDONESIA Ha1ama.dan mendasar yang berdampak pada hubungan

operasional Bank dengan Bank Indonesia di bidang

moneter.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Angka 1

Yang dimaksud dengan aktivitas tresuri adalah

kegiatan transaksi keuangan secara langsung yaitu

terkait penjualan produk dan/ atau pelaksanaan

transaksi di pasar uang dan/ atau pasar valuta asing

beserta derivatifnya.

Angka 2

Cukup jelas.

Huruf d

Angka 1

Cukup jelas.

Angka 2

Prosedur internal dapat berupa standard operating

procedure, struktur organisasi, dan/atau dokumen lain

yang mengatur substansi pemisahan fungsi antara front

office dan back office terkait kegiatan tresuri Bank.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 1 1

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Perjanjian kerja sama dengan penyedia sarana dealing system

yang digunakan dalam transaksi Operasi Moneter valuta asing

diajukan bersamaan dengan penyampaian permohonan izin

kepesertaan Operasi Moneter valuta asing.

Bl 101 (F4B)

Page 35: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

BANK INDONESIA Halaman .

Pasal 12

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Angka 1

Yang dimaksud dengan aktivitas tresuri adalah

kegiatan transaksi keuangan secara langsung yaitu

terkait penjualan produk dan/atau pelaksanaan

transaksi di pasar uang dan/atau pasar valuta asing

beserta derivatifnya.

Angka 2

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 13

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Perjanjian kerja sama dengan penyedia sarana dealing system

yang digunakan dalam transaksi OPT valuta asing diajukan

bersamaan dengan penyampaian permohonan izin sebagai

Lembaga Perantara.

Pasal 14

Ayat (1)

Bank Indonesia dapat menunjuk peserta OPT untuk mendukung

pelaksanaan transaksi Operasi Moneter antara lain sebagai agent

bank dan/atau dealerutama (primary dealer).

Ayat (2)

Cukup jelas.

Bl 101 (F4B)

Page 36: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

() BANK INDONESIA Ha1ama.Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Yang dimaksud dengan dokumen persyaratan dinyatakan lengkap

adalah pemenuhan dokumen pendukung persyaratan kepesertaan

Operasi Moneter termasuk surat persetujuan kepesertaan dalam

Sistem BI-ETP, Sistem BI-RTGS, dan BI-SSSS dari Bank Indonesia

termasuk bukti kepemilikan Rekening Giro rupiah dan/atau Rekening

Giro valuta asing di Bank Indonesia.

Pasal 2 1

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Bl 101 (F4B)

Page 37: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

(J BANK INDONESIA Halarnan

Pasal 25

Permohonan izin peserta Operasi Moneter dan/atau Lembaga

Perantara hasil Peleburan akan diproses setelah Bank Indonesia

menerima permohonan pencabutan izin dari masing-masing peserta

Operasi Moneter dan/ atau Lembaga Perantara yang meleburkan diri.

Pasal 26

Permohonan izin BUS hasil Pemisahan akan diproses setelah Bank

Indonesia menerima permohonan pencabutan izin kepesertaan

Operasi Moneter UUS yang diajukan oleh BUK induknya.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Proses permohonan pencabutan izin BUK sebagai peserta OMK dalam

rupiah dan/atau valuta asing dan perizinan BUS sebagai peserta OMS

dalam rupiah dan/atau valuta asing dilakukan secara bersamaan.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan dicabut izin usahanya oleh otoritas terkait

termasuk juga pencabutan izin usaha atas permintaan pemegang

saham sendiri.

Yang dimaksud dengan otoritas terkait adalah Otoritas Jasa

Keuangan bagi Bank dan Perusahaan Efek, serta Bank Indonesia

bagi Pialang Pasar Uang.

Bl 101 (F4B)

Page 38: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

O BANK INDONESIA Haiaman .

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41

Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43

Huruf a

Yang dimaksud dengan instrumen tertentu adalah lelang

Reverse Repo SBN 1 (satu) minggu dan Standing Facilities.

Bl 101 (F4B)

Page 39: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

T) BANK INDONESIA Halarnan

Hurufb

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Yang dimaksud dengan «Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang telah

mengikuti Operasi Moneter sebelum Peraturan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai Operasi Moneter berlaku adalah Bank dan/atau

Pialang Pasar Uang sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank

Indonesia Nomor 18/ 12/PBI/2016 tentang Operasi Moneter dan

Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/ 12/PBI/2014 tentang Operasi

Moneter Syariah.

Yang dimaksud dengan «6 (enam) bulan sejak Peraturan Bank

Indonesia yang mengatur mengenai Operasi Moneter berlaku adalah

sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor

20/ 5 / PBI / 20 1 8 tentang Operasi Moneter.

Pasal 47

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan masa transisi» adalah 6 (enam) bulan

sejak Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/5/PBI/2018 tentang

Operasi Moneter berlaku.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Ayat (1)

Cukup jelas.

Bl 101 (F4B)

Page 40: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

O BANK INDONESIA Halaman

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan 6 (enam) bulan sejak Peraturan Bank

Indonesia yang mengatur mengenai Operasi Moneter berlaku

adalah sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia

Nomor 20/ 5 / PBI / 20 1 8 tentang Operasi Moneter.

Pasal 50

Yang dimaksud dengan Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang telah

mengikuti Operasi Moneter sebelum Peraturan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai Operasi Moneter berlaku adalah Bank dan/atau

Pialang Pasar Uang sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank

Indonesia Nomor 18/ 12/PBI/2016 tentang Operasi Moneter dan

Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/ 12/PBI/2014 tentang Operasi

Moneter Syariah.

Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Cukup jelas.

Pasal 54

Huruf a

Yang dimaksud dengan instrumen tertentu adalah lelang

Reverse Repo SBN 1 (satu) minggu dan Standing Facilities.

Huruf b

Cukup jelas.

Pasal 55

Cukup jelas.

Pasal 56

Cukup jelas.

B 101 (F4B)

Page 41: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

() BANK INDONESIA Haiarnan.

Pasal 57

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang

telah mengikuti Operasi Moneter sebelum Peraturan Bank

Indonesia yang mengatur mengenai Operasi Moneter berlaku

adalah Bank dan/atau Pialang Pasar Uang sebagaimana diatur

dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/ 12/PBI/2016

tentang Operasi Moneter dan Peraturan Bank Indonesia Nomor

16/ 12/PBI/2014 tentang Operasi Moneter Syariah.

Yang dimaksud dengan masa transisi adalah 6 (enam) bulan

sejak Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/5/PBI/2018 tentang

Operasi Moneter berlaku.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 58

Cukup jelas.

Pasal 59

Cukup jelas.

Bl 101 (F4B)

Page 42: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

LAMPIRAN I

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

NOMOR2O/ 7 /PADG/2018TANGGAL 30 APRIL 2018

TENTANG KEPESERTAAN OPERASI MONETER

LAMPIRAN I

DOKUMEN PERMOHONAN IZIN KEPESERTAAN SEBAGAI PESERTA OPERASI

MONEERDAN/ATAU LEMBAGA PERANTARA

A. CONTOH SURAT PERMOHONAN IZIN BANK SEBAGAI PESERTA OPERASI

MONETER 2

B. CONTOH SURAT PERMOHONAN IZIN SEBAGAI LEMBAGA PERANTARA

DALAM OPERASI MONETER 4

C. SURAT PERNYATAAN PEMENUHAN PERSYARATAN BANK SEBAGAI

PESERTAOPERASIMONETER 5

D. SURAT PERNYATAAN PEMENUHAN PERSYARATAN LEMBAGA PERANTARA

DALAMOPERASIMONETER 6

E. COMPLIANCE CHECKLIST DALAM RANGKA PEMENUHAN PERSYARATAN

KEPESERTAAN OPERASI MONETER RUPIAH BAGI BANK 7

F. COMPLIANCE CHECKLIST DALAM RANGKA PEMENUHAN PERSYARATAN

KEPESERTAAN OPERASI MONETER VALUTA ASING BAGI BANK 8

G. COMPLIANCE CHECKLIST DALAM RANGKA PEMENUHAN PERSYARATAN

LEMBAGA PERANTARA OPERASI PASAR TERBUKA RUPIAH 10

H. COMPLIANCE CHECKLIST DALAM RANGKA PEMENUHAN PERSYARATAN

LEMBAGA PERANTARA OPERASI PASAR TERBUKA VALUTA ASING 1 1

Page 43: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

2

A. CONTOH SURAT PERMOHONAN IZIN BANK/UNIT USAHA SYARIAH

SEBAGAI PESERTA OPERASI MONETER*)

No.

Lamp.:

Kepada Yth.

BANK INDONESIA

Departemen Surveilans Sistem Keuangan

J1. MH Thamrin No. 2

Jakarta 10350

Perihal : Permohonan Izin Bank/Unit Usaha Syariah Sebagai Peserta

Operasi Moneter

Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk memperoleh izin

sebagai peserta Operasi Moneter dengan data sebagai berikut:

Nama Bank/Unit.

Usaha Syariah

Alamat Bank/Unit.

Usaha SyariahNo. telepon / faksimili

Untuk melengkapi permohonan dimaksud, dengan ini kami sampaikan

dokumen yang dipersyaratkan sebagaimana terlampir.

Demikian permohonan kami.

Hormat kami,

Bank

*) Bagi Bank Baru dan Bank yang Melakukan Langkah Strategis dan Mendasar.

Page 44: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

3

A. CONTOH SURAT PERMOHONAN IZIN BANK/UNIT USAHA SYARIAH

SEBAGAI PESERTA OPERASI MONETER*)

No.

Lamp.:

Kepada Yth.

BANK INDONESIA

Departemen Pengelolaan Moneter

J1. MH Thamrin No. 2

Jakarta 10350

Perihal : Permohonan Izin Bank/Unit Usaha Syariah sebagai Peserta

Operasi Moneter

Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk memperoleh izin

sebagai Peserta Operasi Moneter dengan data sebagai berikut:

Nama Bank/Unit

Usaha SyariahAlamat Bank/Unit

.

Usaha SyariahNo. Telepon/faksimili

Untuk melengkapi permohonan dimaksud, dengan ini kami sampaikan

dokumen yang dipersyaratkan sebagaimana terlampir.

Demikian permohonan kami.

Hormat kami,

Bank

*) Bagi Bank yang telah mengikuti Operasi Moneter sebelum berlakunya Peraturan Bank

Indonesia tentang Operasi Moneter No. 20/5/PBI/20 18

Page 45: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

4

B. CONTOH SURAT PERMOHONAN IZIN SEBAGAI LEMBAGA PERANTARA

DALAM OPERASI MONETER

No.

Lamp.:

Kepada Yth.

BANK INDONESIA

Departemen Pengelolaan Moneter

J1. MH Thamrin No. 2

Jakarta 10350

Perihal : Permohonan Izin sebagai Lembaga Perantara Dalam Operasi

Moneter

Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk memperoleh izin

sebagai Lembaga Perantara dalam Operasi Moneter dengan data sebagai

berikut:

Nama perusahaan

Alamat perusahaanNo. telepon/ faksimili

Untuk melengkapi permohonan dimaksud, dengan ini kami sampaikan

dokumen yang dipersyaratkan sebagaimana terlampir.

Demikian permohonan kami.

Hormat kami,*)

PT

*) Minimal Kepala Divisi

Page 46: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

5

C. SURAT PERNYATAAN PEMENUHAN PERSYARATAN BANK/UNIT USAHA

SYARIAH SEBAGAI PESERTA OPERASI MONETER

Menunjuk Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/5/PBI/2018 tentang Operasi

Moneter (PBI Operasi Moneter) dan Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor

20/ /PADG/2018 tanggal tentang Kepesertaan Operasi Moneter

(PADG Kepesertaan Operasi Moneter), dengan ini kami menyatakan bahwa:

Nama Bank/Unit Usaha Syariah

Kegiatan Usaha : Konvensional / Syariah *)

Alamat Bank/Unit Usaha Syariah

Nomor Telepon dan Faksimili

Telah memenuhi seluruh persyaratan kepesertaan OMK/OMS*) sebagaimana

diatur dalam PBI Operasi Moneter dan PADG Kepesertaan Operasi Moneter

dimaksud. Apabila di kemudian hari terdapat perubahan data, informasi

dan/atau keterangan terkait pemenuhan persyaratan kepesertaan Operasi

Moneter, kami akan menyampaikan laporan perubahan data, informasi,

dan/ atau keterangan dimaksud dengan mengacu pada PBI Operasi Moneter dan

PADG Kepesertaan Operasi Moneter.

Terlampir compliance checklist pemenuhan persyaratan Bank sebagai peserta

Operasi Moneter beserta dokumen pendukungnya.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

Hormat kami,

Bank

(Direktur yang Membawahkan (Direktur yang Membawahkan

Fungsi Kepatuhan) Fungsi Tresuri)

*) Pilih salah satu.

Page 47: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

6

D. SURAT PERNYATAAN PEMENUHAN PERSYARATAN LEMBAGA

PERANTARA DALAM OPERASI MONETER

Menunjuk Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/5/PBI/2018 tentang Operasi

Moneter (PBI Operasi Moneter) dan Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor

20/ /PADG/20 18 tanggal tentang Kepesertaan Operasi Moneter (PADG

Kepesertaan Operasi Moneter), dengan ini kami menyatakan bahwa:

Nama Perusahaan

Alamat Perusahaan

Nomor Telepon dan Faksimili

Telah memenuhi seluruh persyaratan untuk menjadi Lembaga Perantara

sebagaimana diatur dalam PBI Operasi Moneter dan PADG Kepesertaan Operasi

Moneter dimaksud. Apabila di kemudian hari terdapat perubahan data,

informasi dan/ atau keterangan terkait pemenuhan persyaratan Lembaga

Perantara, kami akan menyampaikan laporan perubahan data, informasi

dan/atau keterangan dimaksud dengan mengacu pada PBI Operasi Moneter dan

PADG Kepesertaan Operasi Moneter.

Terlampir compliance checklist pemenuhan persyaratan sebagai Lembaga

Perantara beserta dokumen pendukungnya.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

Hormat kami,*)

PT

*) Minimal Kepala Divisi

Page 48: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

7

E. COMPLIANCE CHECKLIST DALAM RANGKA PEMENUHAN

PERSYARATAN KEPESERTAAN OPERASI MONETER RUPIAH BAGI

BANKIUNIT USAHA SYARIAH*)

No Dokumen Check Keterangan1. Fotokopi surat izin usaha sebagai Bank

dari otoritas yang berwenang.2. Fotokopi surat izin, persetujuan, atau

rekomendasi dari OJK (bagi bank yang

melakukan langkah strategis dan

mendasar).3. Surat persetujuan pembukaan

Rekening Giro rupiah di Bank

Indonesia atau bukti kepemilikanRekening Giro rupiah.

4. Fotokopi surat persetujuan sebagaipeserta Sistem BI-ETP atau bukti

kepesertaan Sistem BI-ETP.

5. Fotokopi surat persetujuan sebagaipeserta BI-SSSS atau bukti

kepesertaan BI-SSSS.

6. Fotokopi surat persetujuan sebagaipeserta Sistem BI-RTGS atau bukti

kepesertaan Sistem BI-RTGS.

7. Fotokopi laporan daftar direktur yang

membawahkan fungsi tresuri dan

pegawai yang melaksanakan aktivitas

tresuri serta kepemilikan sertifikat

tresuri .

8. Fotokopi prosedur internal kode etik**)9. Fotokopi prosedur internal Business

Continuity Plan terkait transaksi

Operasi Moneter dengan Bank

Indonesia atau kegiatan tresuri Bank.

10. Fotokopi dokumen yang mengatursubstansi pemisahan fungsi front officedan back office

Demikian checklist ini telah disusun secara lengkap dan benar untuk

disampaikan kepada Bank Indonesia.

Hormat kami,

Bank

(Direktur yang Membawahkan (Direktur yang Membawahkan

Fungsi Kepatuhan) Fungsi Tresuri)

*) UUs perlu mencantumkan di kolom keterangan informasi dalam hal pemenuhanpersyaratan kepesertaan Operasi Moneter masih tergabung dengan BUK induknya.

**) Mengacu pada ketentuan Bank Indonesia tentang sertifikasi tresuri dan penerapan kode

etik pasar

Page 49: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

8

F. COMPLIANCE CHECKLIST DALAM RANGKA PEMENUHAN

PERSYARATAN KEPESERTAAN OPERASI MONETER VALUTA ASING

BAGI BANK/UNIT USAHA SYARIAH*)

No Dokumen Check Keterangan

1. Fotokopi surat izin usaha sebagai Bank

dari otoritas yang berwenang.

2. Fotokopi surat izin, persetujuan, atau

rekomendasi dari OJK (bagi bank yang

melakukan langkah strategis dan

mendasar).3. Surat persetujuan pembukaan

Rekening Giro rupiah di Bank

Indonesia atau bukti kepemilikanRekening Giro rupiah.

4. Surat persetujuan pembukaan

Rekening Giro valuta asing di Bank

Indonesia atau bukti kepemilikanRekening Giro valuta asing.

5. Fotokopi surat persetujuan sebagai

peserta Sistem BI-ETP atau bukti

kepesertaan Sistem BI-ETP.

6. Fotokopi surat persetujuan sebagai

peserta BI-SSSS atau bukti

kepesertaan BI-SSSS.

7. Fotokopi surat persetujuan sebagaipeserta Sistem BI-RTGS atau bukti

kepesertaan Sistem BI-RTGS.

8. Fotokopi perjanjian kerjasama dengan

penyedia sarana dealing system yang

digunakan dalam transaksi OperasiMoneter valuta asing yang masih

berlaku.

9. Fotokopi laporan daftar direktur yang

membawahkan fungsi tresuri dan

pegawai yang melaksanakan aktivitas

tresuri serta kepemilikan sertifikat

tresuri.**)

10. Fotokopi prosedur internal kode etik**)1 1. Fotokopi prosedur internal Business

Continuity Plan terkait transaksi

Operasi Moneter dengan Bank

Indonesia atau kegiatan tresuri.

12. Fotokopi dokumen yang mengatursubstansi pemisahan fungsi front officedan back office

Page 50: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

9

Demikian checklist ini telah disusun secara lengkap dan benar untuk

disampaikan kepada Bank Indonesia.

Hormat kami,

Bank

(Direktur yang Membawahkan (Direktur yang Membawahkan

Fungsi Kepatuhan) Fungsi Tresuri)

*) UUs perlu mencantumkan di kolom keterangan informasi dalam hal pemenuhan kriteria

dimaksud masih tergabung dengan BUK induknya.**) Mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai sertifikasi tresuri dan

penerapan kode etik pasar

Page 51: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

10

G. COMPLIANCE CHECKLIST DALAM RANGKA PEMENUHAN

PERSYARATAN LEMBAGA PERANTARA DALAM OPERASI PASAR

TERBUKA RUPIAH

No Doliumen Check Keterangan

1. Fotokopi surat izin sebagai pialangpasar uang dari Bank Indonesia atau

surat penunjukan sebagai DealerUtama

dari Kementerian Keuangan RepublikIndonesia untuk Perusahaan Efek.

2. Fotokopi surat persetujuan sebagai

peserta Sistem BI-ETP atau bukti

kepesertaan Sistem BI-ETP (untuk

lembaga perantara yang mengajukanizin sebagai Lembaga Perantara dalam

Operasi Pasar Terbuka rupiah)3. Fotokopi laporan daftar direktur yang

membawahkan fungsi tresuri dan

pegawai yang melaksanakan aktivitas

tresuri serta kepemilikan sertifikat

tresuri. *)

4. Fotokopi prosedur internal kode etik *)

5. Fotokopi prosedur internal Business

Continuity Plan terkait transaksi

Operasi Pasar Terbuka rupiah denganBank Indonesia atau kegiatan tresuri

lembaga perantara.

Demikian Checklist ini telah disusun secara lengkap dan benar untuk

disampaikan kepada Bank Indonesia.

Hormat kami,**)

PT

*) Mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai sertifikasi tresuri

dan penerapan kode etik pasar.

**) Minimal Kepala Divisi.

Page 52: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

11

H. COMPLL4NCE CHECKLIST DALAM RANGKA PEMENUHANPERSYARATAN

LEMBAGA PERANTARA DALAM OPERASI PASAR TERBUKA VALUTA

ASING

No Dokumen Check Keterangan

1. Fotokopi surat izin sebagai pialang

pasar uang dari Bank Indonesia

2. Fotokopi perjanjian kerjasama denganpenyedia sarana dealing system yang

digunakan dalam transaksi OperasiPasar Terbuka valuta asing yang masih

berlaku.

3. Fotokopi laporan daftar direktur yang

membawahkan fungsi tresuri dan

pegawai yang melaksanakan aktivitas

tresuri serta kepemilikan sertifikat

tresuri •*)

4. Fotokopi prosedur internal kode etik *)

5. Fotokopi prosedur internal Business

Continuity Plan terkait transaksi

Operasi Pasar Terbuka valuta asing

dengan Bank Indonesia atau kegiatantresuri lembaga perantara.

Demikian Checklist ini telah disusun secara lengkap dan benar untuk

disampaikan kepada Bank Indonesia.

Hormat kami,**)

Iy1

*) Mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai sertifikasi tresuri dan

penerapan kode etik pasar.

**) Minimal Kepala Divisi.

ANGGOTA DEWAN GUBERNUR,

ERWIN RIJANTO

Page 53: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

LAMPIRAN 11

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

NOMOR 20/ 7 /PADG/2018TANGGAL 30 APRIL 2018

TENTANG KEPESERTAAN OPERASI MONETER

LAMPIRAN 11

DOKUMEN PERMOHONAN PENCABUTAN IZIN KEPESERTAAN SEBAGAI PESERTA

OPERASI MONETER DAN/ATAU LEMBAGA PERANTARA

A. CONTOH SURAT PERMOHONAN PENCABUTAN IZIN BANK SEBAGAI

PESERTA OPERASI MONETER 2

B. CONTOH SURAT PERMOHONAN PENCABUTAN IZIN BANK SEBAGAI PESERTA

OPERASI MONETER 3

C. CONTOH SURAT PERMOHONAN PENCABUTAN IZIN SEBAGAI LEMBAGA

PERANTARA DALAM OPERASI PASAR TERBUKA 4

Page 54: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

2

A. CONTOH SURAT PERMOHONAN PENCABUTAN IZIN BANK SEBAGAIPESERTA OPERASI MONETER

No.

Lamp.:

Kepada Yth.

BANK INDONESIA

Departemen Surveilans Sistem Keuangan*)J1. MH Thamrin No. 2

Jakarta 10350

Perihal : Permohonan Pencabutan Izin Bank Sebaai Peserta Operasi

Moneter

Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk mencabut izin Bank

sebagai peserta Operasi Moneter karena ***) dengan data sebagaiberikut:

Nama Bank .

Alamat Bank .

No. telepon/faksimili.

Untuk melengkapi permohonan dimaksud, dengan ini kami sampaikandokumen pendukung****) sebagaimana terlampir.

Demikian permohonan kami.

Hormat kami,

Bank

*) Bagi Bank yang melakukan langkah strategis dan mendasar atau Bank yang dicabut

izin usahanya oleh OJK.

**) Harap diisi rupiah konvensional/ syariah dan/ atau valuta asing konvensional/ syariah***) Diisi dengan alasan permohonan pencabutan izin Bank sebagai peserta Operasi

Moneter

****) Dokumen pendukung berupa surat persetujuan dari OJK disertakan dalam hal Bank

melakukan langkah strategis dan mendasar atau telah dicabut izin usahanya oleh OJK.

Page 55: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

3

B. CONTOH SURAT PERMOHONAN PENCABUTAN IZIN BANK SEBAGAI

PESERTA OPERASI MONETER

No.

Lamp.:

Kepada Yth.

BANK INDONESIA

Departemen Pengelolaan Moneter*)J1. MH Thamrin No. 2

Jakarta 10350

Perihal : Permohonan Pencabutan Izin Bank Sebagai Peserta Operasi

Moneter

Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk mencabut izin Bank

sebagai peserta Operasi Moneter •• karena *) dengan data sebagaiberikut:

Nama Bank

Alamat Bank

No. telepon/ faksimili

Untuk melengkapi permohonan dimaksud, dengan ini kami sampaikandokumen pendukung****) sebagaimana terlampir.

Demikian permohonan kami.

Hormat kami,

Bank

*) Bagi Bank yang mengajukan pencabutan sebagian atas inisiatif sendiri

**) Harap diisi rupiah konvensional/syariah dan/atau valuta asing konvensional/syariah***) Diisi dengan alasan permohonan pencabutan izin Bank sebagai peserta Operasi Moneter

****) Dokumen pendukung terkait.

Page 56: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

4

C. CONTOH SURAT PERMOHONAN PENCABUTAN IZIN SEBAGAI LEMBAGA

PERANTARA DALAM OPERASI PASAR TERBUKA

No.

Lamp.:

Kepada Yth.

BANK INDONESIA

Departemen Pengelolaan Moneter

J1. MH Thamrin No. 2

Jakarta 10350

Perihal : Permohonan Pencabutan Izin sebagai Lembaga Perantara Dalam

Operasi Pasar Terbuka

Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk mencabut izin sebagai

lembaga perantara dalam Operasi Pasar Terbuka *) karena ••••) dengan

data sebagai berikut:

Nama perusahaan

Alamat perusahaan

No. telepon/faksimili

Untuk melengkapi permohonan dimaksud, dengan ini kami sampaikandokumen pendukung)sebagaimana terlampir.

Demikian permohonan kami.

Hormat kami,****)

*) Harap diisi OPT rupiah dan/atau OPT valuta asing**) Pilih salah satu: penggabungan/peleburan/atas permintaan sendiri/dicabut izin

usahanya.

***) Dokumen pendukung berupa surat dari otoritas yang berwenang disertakan dalam

hal lembaga perantara melakukan penggabungan/peleburan/dicabut izin usahanyadan/ atau dokumen terkait lainnya.

****) Minimal Kepala Divisi.

ANGGOTA DEWAN GUBERNUR, c2

ERWIN RIJANTO

Page 57: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

RINGKASAN PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR

Peraturan : Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/5/PADG/2018 tentang

Kepesertaan Operasi Moneter (PADG Kepesertaan OM)

Berlaku : April 2018

Latar belakang

Peraturan Anggota Dewan Dewan Gubernur ini merupakan aturan teknis pelaksanaan OperasiMoneter sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank lndonesia Nomor 20/5/PBI/2018 tentang

Operasi Moneter (PBI OM). Penyusunan PADG ini juga sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan aspek tata kelola, standarisasi, dan kepatuhan kepesertaan dalam pelaksanaan

Operasi Moneter, dipandang perlu untuk mengatur perizinan dan pengawasan terkait

kepesertaan dalam Operasi Moneter.

11. Materi Pengaturan

1. Peserta Operasi Moneter terdiri atas peserta OPT dan peserta Standing Facilities, yang sudah

memperoleh izin dari Bank lndonesia. Peserta OPT dan peserta Standing Facilities adalah

Bank.

2. Peserta OPT dapat mengikuti OPT secara langsung, maupun secara tidak langsung yaitumelalui lembaga perantara.

3. Peserta Standing Facilities hanya dapat mengikuti Standing Facilities secara langsung.

4. Lembaga Perantara adalah Pialang Pasar Uang dan Perusahaan Efek, yang telah

memperoleh izin dari Bank lndonesia sebagai lembaga perantara dalam Operasi Moneter.

5. lzin bagi Bank sebagai peserta Operasi Moneter yang diberikan oleh Bank lndonesia terdiri

atas:

a. izin sebagai peserta OMK dalam rupiah;b. izin sebagai peserta OMK dalam valuta asing;c. izin sebagai peserta OMS dalam rupiah; dan

d. izin sebagai peserta OMS dalam valuta asing.6. Sedangkan izin sebagai Lembaga Perantara berupa:

a. izin sebagai Lembaga Perantara OPT Konvensional dan OPT Syariah dalam rupiah;dan/atau

b. izin sebagai Lembaga Perantara OPT Konvensional dan OPT Syariah dalam valuta asing.

7. Lembaga Perantara hanya dapat mengajukan penawaran transaksi OPT untuk dan atas

nama peserta OPT.

8. Bank yang akan menjadi peserta Operasi Moneter dan/atau Pialang uang dan/atau

Perusahaan Efek yang akan mengikuti OPT harus memenuhi persyaratan yang meliputi:

a. aspek kelembagaan;b. aspek infrastruktur;

c. aspek sumber daya manusia; dan

Page 58: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

d. aspek manajemen risiko.

9. Penetapan untuk memperoleh izin sebagai peserta dan lembaga perantara dalam OperasiMoneter dilakukan dengan mempertimbangkan:

a. aspek kapasitas;b. aspek kapabilitas; dan

c. aspek reputasi.

1 O. lzin untuk mengikuti Operasi Moneter wajib diajukan oleh:

a. pihak yang akan menjadi peserta dan lembaga perantara dalam Operasi Moneter;

b. peserta Operasi Moneter berupa Bank yang melakukan langkah strategis dan mendasar

serta berdampak pada hubungan operasional Bank dengan Bank lndonesia di bidangmoneter;

c. Bank baru yang telah memperoleh izin usaha dari otoritas yang berwenang, harus

mengajukan izin sebagai peserta Operasi Moneter;

d. lembaga perantara dalam Operasi Moneter yang melakukan langkah strategis dan

mendasar; atau

e. lembaga perantara baru yang telah memperoleh izin usaha dari otoritas yang

berwena ng.

1 1. Pengajuan izin sebagai Peserta dan Lembaga Perantara dalam Operasi Moneter disampaikanmelalui permohonan kepada Bank lndonesia disertai dengan dokumen pendukung

pemenuhan persyaratan kepesertaan Operasi Moneter.

12. Dalam rangka memproses permohonan izin Bank sebagai peserta Operasi Moneter

dan/atau Lembaga Perantara, Bank lndonesia melakukan:

a. penelitian administratif;

b. analisis kelayakan Bank, Pialang Pasar Uang, dan/atau Perusahaan Efek yang akan

mengikuti Operasi Moneter; dan/atau

c. melakukan pemeriksaan.

13. Peserta dan Lembaga Perantara dalam Operasi Moneter wajib menyampaikan data,

informasi, dan/atau keterangan apabila terdapat perubahan data dan/atau informasi terkait

pemenuhan persyaratan dalam Operasi Moneter.

14. lzin sebagai peserta dan/atau Lembaga Perantara dalam Operasi Moneter dapat dicabut

apabila:

a. peserta dan/atau Lembaga Perantara dicabut izin usahanya oleh otoritas terkait;b. peserta dan/atau Lembaga Perantara mengajukan permohonan pencabutan izin

kepesertaan dalam Operasi Moneter.

1 5. Bank lndonesia melakukan pengawasan kepada peserta Operasi Moneter dan/atau

Lembaga Perantara melalui pengawasan tidak langsung dan/atau pemeriksaan.

16. Dalam rangka pengawasan tidak langsung, peserta Operasi Moneter dan/atau LembagaPerantara wajib menyediakan dan menyampaikan data, informasi, dan/atau keterangan

yang diperlukan oleh Bank lndonesia.

Page 59: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

17. Dalam rangka pemeriksaan, peserta Operasi Moneter dan/atau Lembaga Perantara wajibmemberikan kepada Bank lndonesia:

a. dokumen dan/atau data yang diminta;

b. informasi dan keterangan yang berkaitan dengan kegiatan yang diperiksa, baik lisan

maupun tertulis; dan/atau

c. hal lain yang diperlukan dalam pemeriksaan

18. Sanksi administratif yang dikenakan kepada peserta Operasi Moneter dan/atau LembagaPerantara terkait pelanggaran atas pemenuhan persyaratan sebagai peserta dan/atau

Lembaga Perantara dalam Operasi Moneter adalah berupa:

a. teguran tertulis;

b. pembatasan kepesertaan Operasi Moneter; dan/atau

c. pencabutan izin kepesertaan Operasi Moneter.

1 9. Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang telah mengikuti Operasi Moneter sebelum PBI OM

berlaku, wajib mengajukan izin kepada Bank lndonesia paling lambat 6 (enam) bulan sejakPBI OM berlaku.

20. Dalam hal Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang telah mengikuti Operasi Moneter

sebelum PBI OM berlaku belum memenuhi persyaratan kepesertaan Operasi Moneter, Bank

dan/atau Pialang Pasar Uang dimaksud wajib menyusun rencana tindak dan

diimplementasikan dalam jangka waktu 6 (enam) sejak PBI OM berlaku.

21. Apabila Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang telah mengikuti Operasi Moneter sebelum

PBI OM berlaku tidak memenuhi persyaratan perizinan kepesertaan Operasi Moneter dalam

jangka waktu implementasi rencana tindak dalam angka 20, Bank dan/atau Pialang Pasar

Uang dikenakan sanksi sebagaimana dalam angka 1 8.

22. Apabila Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang telah mengikuti Operasi Moneter sebelum

PBI OM berlaku tidak mengajukan permohonan izin keikutsertaan dalam Operasi Moneter

hingga masa transisi berakhir, maka Bank dan/atau Pialang Pasar Uang tidak dapat

mengikuti Operasi Moneter.

23. PADG ini mencabut pengaturan terkait kriteria dan persyaratan peserta dan lembaga

perantara dalam Operasi Moneter sebagaimana diatur dalam:

a. Surat Edaran Bank lndonesia Nomor 18/29/DPM tanggal 29 November 2016 perihalKriteria dan Persyaratan Surat Berharga, Peserta, dan Lembaga Perantara dalam Operasi

Moneter; dan

b. Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 19/17/PADG/2017 tanggal 28 Desember

2017 tentang Kriteria dan Persyaratan Surat Berharga, Peserta, dan Lembaga Perantara

dalam Operasi Moneter Syariah.

==========&&&&&=========

Page 60: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

IANYA JAWAIi

(FREQUENTLY ASKED QUESTIONS)

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 2OI7IPADGI2O18

TENTANG KEPERSERTAAN OPERASI MONETER

1. Q : Apa latar belakang dari penerbitan Peraturan Anggota Dewan Gubernur

2017/PADG/2018 tentang Kepesertaan Operasi Moneter (PADG

Kepesertaan Operasi Moneter)?

A : PADG tentang Kepesertaan Operasi Moneter diterbitkan oleh Bank lndonesia

sebagai salah satu upaya meningkatkan aspek tata kelola, standarisasi, dan

kepatuhan kepesertaan dalam pelaksanaan Operasi Moneter, khususnya

pengaturan yang terkait perizinan dan pengawasan kepesertaan dalam OperasiMoneter.

2. Q : Hal-hal apa saja yang diatur dalam PADG Kepesertaan Operasi Moneter

ini?

A : PADG ini antara lain mengatur perizinan Peserta dan Lembaga Perantara dalam

Operasi Moneter (termasuk persyaratan, pengajuan, pengawasan, dan

pencabutan izin), pengenaan sanksi terkait kepesertaan, pemenuhan

persyaratan dalam masa transisi, dan korespondensi.

3. Q : Dalam PADG ini apakah diatur mengenai siapa saja yang dapat menjadi

peserta Operasi Moneter?

A : Peserta Operasi Moneter terdiri atas:

a. peserta OPT, yaitu Bank dan/atau pihak lain yang ditetapkan oleh Bank

lndonesia; dan

b. peserta Standing Facilities, yaitu Bank.

yang sudah memperoleh izin dari Bank lndonesia.

Yang dimaksud dengan Bank adalah Bank Umum Konvensional (BUK), Bank

Umum Syariah (BUS), dan Unit Usaha Syariah (UUS). Sementara pihak lain

adalah lembaga keuangan bukan Bank yang memberikan kontribusi dalam

transmisi kebijakan moneter dan pencapaian sasaran Operasi Moneter.

4. Q : Bagaimanakah cara peserta Operasi Moneter mengikuti Operasi Moneter?

A : Peserta OPT dapat mengikuti OPT secara langsung, maupun secara tidak

langsung yaitu melalui lembaga perantara.Peserta Standing Facilities hanya dapat mengikuti Standing Facilities secara

langsung.

5. Q : Siapa saja yang wajib mengajukan permohonan izin untuk mengikuti

Operasi Moneter di Bank lndonesia?

A : Dalam PADG ini diatur pihak-pihak yang harus mengajukan izin untuk

mengikuti Operasi Moneter di Bank lndonesia, yaitu:

Page 61: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

a. plnaK yang aan menjaai peserta aan iemaga perantara aaiam uperasi

Moneter;

b. Bank yang melakukan langkah strategis dan mendasar yang berdampak

pada hubungan operasional Bank dengan Bank lndonesia di bidang

moneter;

c. bank baru yang telah memperoleh izin usaha dari otoritas yang berwenang;

d. lembaga perantara dalam Operasi Moneter yang melakukan langkah

strategis dan mendasar; dan

e. lembaga perantara baru yang telah memperoleh izin usaha dari otoritas

yang berwenang.

6. Q : Apakah terdapat kewajiban dari Peserta dan lembaga perantara dalam

Operasi Moneter apabila terdapat perubahan data dan/atau informasi

terkait pemenuhan persyaratan dimaksud?

A : Apabila terdapat perubahan data dan/atau informasi terkait pemenuhanpersyaratan kepesertaan dalam Operasi Moneter maka Peserta dan lembagaperantara dalam Operasi Moneter wajib menyampaikan data, informasi,dan/atau keterangan kepada Bank lndonesia.

7. Q : Apakah Bank lndonesia dapat mencabut izin peserta dan lembaga

perantara dalam Operasi Moneter?

A : Bank lndonesia dapat mencabut izin peserta dan lembaga perantara dalam

Operasi Moneter apabila:a. dicabut izin usahanya oleh otoritas terkait;

b. peserta dan/atau Lembaga Perantara mengajukan permohonan

pencabutan izin kepesertaan dalam Operasi Moneter kepada Bank

lndonesia.

8. Q : Bagaimana bila terdapat perubahan data, informasi, dan/atau keteranganterkait pemenuhan persyaratan kepesertaan dalam Operasi Moneter?

A : Perubahan data, informasi, dan/atau keterangan terkait pemenuhan

persyaratan kepesertaan dalam Operasi Moneter wajib disampaikan kepadaBank lndonesia.

9. Q : Bagaimana pengawasan kepada peserta Operasi Moneter dan/atau

Lembaga Perantara yang dilakukan oleh Bank lndonesia?

A : Bank lndonesia melakukan pengawasan melalui pengawasan tidak langsung

dan/atau pemeriksaan.

1 O. Q :Apa saja kewajiban peserta dan Lembaga Perantara dalam Operasi Moneter

terkait pengawasan yang dilakukan oleh Bank lndonesia?

A : Peserta dan Lembaga Perantara dalam Operasi Moneter wajib:a. menyediakan dan menyampaikan data, informasi, dan/atau keterangan

yang diperlukan, dalam rangka pengawasan tidak langsung; dan

b. dokumen dan/atau data yang diminta, informasi dan keterangan terkait,

Page 62: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

aan/atau nai iain, aaiam ranga pemeriKsaan,

yang dilakukan oleh Bank lndonesia.

1 1. Q :Jenis-jenis sanksi apa saja yang dikenakan terkait pelanggaran dalam

kepesertaan dalam Operasi Moneter?

A : Sanksi terkait kepesertaan dalam Operasi Moneter adalah berupa sanksi

administratif, yaitu berupa:

a. teguran tertulis;

b. pembatasan kepesertaan Operasi Moneter; dan/atau

c. pencabutan izin kepesertaan Operasi Moneter.

12. Q : Bagaimana dengan Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang telah mengikuti

Operasi Moneter sebelum PBI OM berlaku?

A : Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang telah mengikuti Operasi Moneter

sebelum PBI OM, wajib mengajukan izin kepada Bank lndonesia paling lambat

6 (enam) bulan sejak PBI OM berlaku (masa transisi), dengan memenuhi

persyaratan kepesertaan yang telah ditentukan.

13. Q :Bagaimana bila Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang telah mengikuti

Operasi Moneter sebelum PBI OM berlaku ternyata belum memenuhi

persyaratan kepesertaan Operasi Moneter dalam masa transisi tersebut?

A : Bank dan/atau Pialang Pasar Uang dimaksud wajib menyusun rencana tindak

paling lambat 3 (tiga) bulan sejak PBI OM berlaku dan diimplemetasikan dalam

jangka waktu 6 bulan sejak PBI OM berlaku.

14. Q :Apakah terdapat sanksi bagi Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang telah

mengikuti Operasi Moneter sebelum PBI OM berlaku yang tidak memenuhi

persyaratan perizinan kepesertaan dalam masa transisi?

A : Ya, Bank dan/atau Pialang Pasar Uang yang telah mengikuti Operasi Moneter

sebelum PBI OM berlaku yang tidak memenuhi persyaratan perizinan

kepesertaan setelah masa transisi maka dikenakan sanksi administratif berupa:

a. teguran tertulis;

b. pembatasan kepesertaan Operasi Moneter; dan/atau

c. larangan keikutsertaan dalam Operasi Moneter, sampai dengan

pemenuhan persyaratan yang ditetapkan.

1 5. Q : Ketentuan apa saja yang dicabut dengan penerbitan PADG ini?

A : PADG ini mencabut pengaturan terkait kriteria dan persyaratan peserta dan

lembaga perantara dalam Operasi Moneter yang diatur dalam:

a. Surat Edaran Bank lndonesia Nomor 18/29/DPM tanggal 29 November

201 6 perihal Kriteria dan Persyaratan Surat Berharga, Peserta, dan LembagaPerantara dalam Operasi Moneter; dan

Page 63: O BANKINDONESIA - DPM.pdf · Surat Berharga BankIndonesia dalamValutaAsingyang ... peserta StandingFacilities. (2) Peserta OPTdan peserta Standing Facilities sebagaimana dimaksudpadaayat

o. ieraturan nggota uewanUuoernur omor i /i //VAUULLU1 / tanggai L?3

Desember 201 7 tentang Kriteria dan Persyaratan Surat Berharga, Peserta,

dan Lembaga Perantara dalam Operasi Moneter Syariah.

&&&&==