skripsi -...

115
i GAMBARAN PEMENUHAN STANDAR PENCAHAYAAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh: AZHARA 107101002907 Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014 M/1435 H

Upload: vuongthien

Post on 10-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

i

GAMBARAN PEMENUHAN STANDAR PENCAHAYAAN PERPUSTAKAAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2014

SKRIPSI

Oleh:

AZHARA

107101002907

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2014 M/1435 H

Page 2: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

ii

Page 3: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

iii

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH MAJOR

Undergraduated Thesis, July 2014

Azhara, NIM: 107101002907

Overview Of Suitability Of Lighting Standard At Library Faculty Of Medicine And

Health Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta 2014

xvii + 74 pages, 13 tables, 2 charts,7 images, 7 graphs, 6 appendixs

ABSTRACT

Vision problems can not be separated from the role of light, because people will

not be able to see an object when there is no light upon the objects which then reflected

to the eye. Therefore, the activity on the environment is very necessary attention to

adequate lighting for long periods will result in eyestrain if not matched with adequate

illumination intensity. Under standard illumination intensity increase eyestrain.

This research is descriptive. The sample is the number of measurement points in

the library. Questionnaires were administered to a total sampling of library visitors.

Picture library lighting levels are measured and compared with existing standards.

The results of measurements of lighting at 171-140 lux large table, reception

desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor 55-120 lux, which is not the position of

the table under the light does not match the standard. The results of subjective response

of visitors 46 people say lighting does not match the standard, 2 of 3 people said library

manager lighting only meet 85% of the standard. Associated support facilities in

accordance with standard lighting. Armature in accordance with the standard conditions.

Lighting is not managed according to the standard library.

Not all points FKIK lighting in accordance with the standard library. Necessary

to improve the management and deployment settings to improve the quality of the

illumination light FKIK library.

Keywords : Lighting levels, Subjective Response, Guest Library, lighting

standards

Reading List: (20) (1991-2013)

ii

Page 4: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

iv

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, Juli 2014

Azhara, NIM : 107101002907

Gambaran Pemenuhan Standar Pencahayaan Perpustakaan Fakultas Kedokteran

Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2014

xvii + 74 halaman, 13 tabel, 2 bagan, 7 gambar, 7 grafik, 6 lampiran

ABSTRAK

Masalah penglihatan tidak bisa lepas dari peran cahaya, karena manusia tidak

akan dapat melihat suatu benda bila tidak ada cahaya yang menimpa benda tersebut yang

kemudian dipantulkan ke mata. Oleh sebab itu, aktivitas pada lingkungan sangat perlu

memperhatikan penerangan yang cukup karena dalam jangka waktu lama akan

berdampak pada kelelahan mata jika tidak diimbangi dengan intensitas penerangan yang

memadai. Intensitas penerangan dibawah standar meningkatkan kelelahan mata.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel adalah jumlah titik

pengukuran di perpustakaan. Kuesioner diberikan pada total sampling pengunjung

perpustakaan. Gambaran tingkat pencahayaan perpustakaan diukur kemudian

dibandingkan dengan standar yang ada.

Hasil pengukuran pencahayaan di meja besar 171-140 lux, meja resepsionis

117-224 lux dan meja komputer lt.1 sebesar 55-120 lux,posisi meja yang tidak dibawah

cahaya tidak sesuai standar. Hasil respon subyektif pengunjung 46 orang mengatakan

pencahayaan tidak sesuai standar, 2 dari 3 orang pengelola perpustakaan mengatakan

pencahayaan hanya memenuhi 85% dari standar. Sarana penunjang terkait pencahayaan

sesuai dengan standar. Kondisi armature sesuai dengan standar. Pencahayaan

perpustakaan tidak dikelola sesuai standar.

Belum semua poin-poin pencahayaan di perpustakaan FKIK sesuai dengan

standar. Perlu dilakukan peningkatan pengelolaan dan pengaturan penyebaran cahaya

untuk meningkatkan kualitas pencahayaan perpustakaan FKIK.

Kata Kunci : Tingkat Pencahayaan, Respon Subyektif, Pengunjung

Perpustakaan,standar pencahayaan.

Daftar Bacaan : (20) (1991-2013)

iii

Page 5: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

v

iv

Page 6: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

vi

v

Page 7: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

vii

Daftar Riwayat Hidup

Identitas diri

Riwayat Pendidikan

2014 : Peminatan K3 Program Studi Kesehatan Masyarakat

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2007 : MAN Al Mukmin Solo

2004 : MAN Al Mukmin Solo

2001 : SDN Mekar Indah Bekasi

Riwayat Organisasi

Pengalaman Kerja

Nama lengkap : Azhara

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 02 Maret 1988

Alamat : Jl. Wedana No.5. Kampung Melayu. Jaktim

Telp./Hp : 089610361640

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

2006 : Ketua OSIS MAN Puteri Al Mukmin

2007 : Relawan Korps Sukarela PMI UIN Jakarta

Anggota BEM Jurusan Kesehatan Masyarakat

2008 : Penyuluh Yayasan AIDS Indonesia

Relawan Yayasan Kesehatan Perempuan

2011 : Praktik Kerja Lapangan Departemen Environment

Health and Safety PT. Tata Wisata

2012 : Marketing PT.Melia Sehat Sejahtera

2014 : Marketing Supervisor PT. Shafco Multi Trading

Marketing Supervisor PT. Azzahra Megah Pratama

vi

Page 8: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang, yang telah memberi kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa penulis curahkan kepada

Rosul tercinta, Nabi Muhammad saw yang telah membawa kebenaran yaitu Islam dan

telah menjadi suri tauladan bagi umatnya.

Skripsi ini disusun dalam rangka sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat (SKM) pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama penyusunan Skripsi ini, penulis selalu mendapat motivasi, bantuan dan

dukungan. Penulis sangat berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

dalam proses penyusunan skripsi ini, diantaranya :

1. Kedua orang tua penulis. Papa Sudiyono dan Mama Zahrah Amir Mar’ie. Terima

kasih untuk semua hal yang sudah diberikan, yang juga senantiasa mendoakan

setiap langkah dan keyakinanya bahwa penulis akan menjadi sosok sukses kelak.

2. Hanif, Adik laki-laki yang ketika terdesak bisa berubah jadi kakak dan motivator.

Big Hug Bro

3. Prof.Dr (hc). dr. M. K. Tajudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Febrianti, SP, MSi selaku Ketua program studi Kesehatan Masyarakat.

5. Ibu Minsarnawati,S.KM,M.Kes selaku Dosen Pembimbing I, terima kasih

penulis ucapkan atas waktu , semua arahan, motivasi, dan kepercayaanya serta

kebaikan dalam bimbingannya kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dr.Ela Laelasari, S.KM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih

penulis ucapkan atas waktu, semua arahan, masukan, bimbingan, dan inspirasi,

serta SMS pengingat untuk penulis selama penyusunan skripsi.

vii

Page 9: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

ix

7. Yandi Melayu. Untuk semua semangat,bantuan dan ketulusan. Smoga masa

depan selalu milik kita. Still and Always

8. Sahabat terbaik Yuke, Najmi, Tiwi, Ita,Eendah, Dian, dan Isti yang selalu

memberikan semangat dan dukungan. Terima kasih banyak sahabat. Semoga kita

selalu bersama dalam kebaikan dan kesuksesan. Amin

9. Teman- teman seangkatan” Veteran”. Akhirnya, kita menyelesaikan misi ini.

Yang kita lalui menciptakan kenangan untuk masa depan.Proud of Us

10. Teman-Teman Kelas K3, Gizi, Kesmas A serta OPUS. Semoga kita dapat

menjadi pionir dalam mengembangkan profesi Kesehatan Masyarakat berbasis

islami dan bermanfaat bagi orang banyak, amin.

11. Rekan-rekan mahasiswa dan segenap pihak yag telah berperan aktif membantu

Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan dalam

laporan ini.

Akhir kata, kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kesalahan datangnya dari

Penulis selaku manusia yang dhaif. Saran dan kritik sangat Penulis harapkan demi

terciptanya perbaikan di masa yang akan datang.

Jakarta, Juli 2014

Penulis

viii

Page 10: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………………… i

ABSTRAK ……………………………………… ii

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………… iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR

………………………………………

………………………………………

vi

vii

DAFTAR ISI ……………………………………… ix

DAFTAR TABEL ……………………………………… xii

DAFTAR BAGAN ……………………………………… xiii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………… xiv

DAFTAR GRAFIK ……………………………………… xv

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………… xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ……………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………… 5

1.3 Pertanyaan Penelitian ……………………………………… 5

1.4 Tujuan Penelitian ……………………………………… 6

1.5 Manfaat Penelitian ……………………………………… 7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencahayaan ……………………………………… 9

2.1.1 Sumber Cahaya

2.1.2 Standar Pencahayaan

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pencahayaan

2.3 Aplikasi pencahayaan di tempat kerja

………………………………………

………………………………………

………………………………………

……………………………………....

9

12

17

18

2.4 Efek Pencahayaan Di Bawah Standar ………………….…………………... 21

2.5 Metode Pengukuran Pencahayaan

2.5.1 Tata cara menggunakan Lux meter

………………………………………

………………………………………

24

28

2.6 Kerangka Teori ……………………………………… 30

BAB III KERANGKA KONSEP DAN

DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep ……………………………………… 31

3.2 Definisi Operasional ……………………………………… 33

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian ……………………………………… 36

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………… 36

4.3 Populasi dan Sampel ……………………………………… 36

4.4 Instrumen Penelitian ……………………………………… 37

4.5 Pengumpulan Data ……………………………………… 39

4.6 Pengolahan Data ……………………………………… 39

4.7 Analisis data ……………………………………… 40

ix

Page 11: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

xi

BAB V HASIL

5.1 Gambaran Umum Perpustakaan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

……………………………………… 41

5.2 Gambaran tingkat pencahayaan di

lingkungan perpustakaan FKIK

berdasarkan Peraturan

1405/Menkes/SK/XI/2002

……………………………………… 43

5.2.1 Penentuan Titik Pengukuran ……………………………………… 43

5.2.2 Gambaran data hasil pengukuran

pencahayaan di perpustakaan FKIK

……………………………………… 43

5.3 Respon Subyektif pengunjung terkait

pencahayaan di perpustakaan FKIK

……………………………………… 48

5.4 Respon Subyektif pengelola perpustakaan

terkait pencahayaan di perpustakaan FKIK

……………………………………… 54

5.5 Sarana Penunjang beraktivitas terkait

pencahayaan di perpustakaan FKIK

……………………………………… 55

5.6 Kondisi armatur perpustakaan FKIK ……………………………………… 57

5.7 Pemeliharaan Pencahayaan perpustakaan

FKIK berdasarkan SNI 03-6575-2001

……………………………………… 59

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian ……………………………………… 61

6.2 Gambaran tingkat pencahayaan di

perpustakaan FKIK berdasarkan

peraturan 1405/Menkes/SK/XI/2002

……………………………………… 61

6.3 Respon Subyektif pengunjung terkait

pencahayaan di perpustakaan FKIK

……………………………………… 64

6.4 Respon Subyektif pengelola perpustakaan

terkait pencahayaan di perpustakaan FKIK

……………………………………… 65

6.5 Sarana Penunjang beraktivitas terkait

pencahayaan di perpustakaan FKIK

……………………………………… 66

6.6 Kondisi armatur perpustakaan FKIK ……………………………………… 67

6.7 Pemeliharaan pencahayaan perpustakaan

FKIK berdasarkan SNI-03-6575-2001

……………………………………… 70

BAB VII KESIMPULAN & SARAN

7.1 Simpulan ……………………………………… 72

7.2 Saran ……………………………………… 73

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………… xvii

x

Page 12: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

2.1 Standar tingkat pencahayaan menurut Kepmenkes No.1405

Tahun 2002

13

2.2 Tabel gejala dan yang menyebabkan SBS 22

2.3 Tingkat pencahayaan minimum yang direkomendasikan 27

3.1 Definisi Operasional 33

5.1 Hasil pengukuran pencahayaan di meja besar lt.1 perpustakaan

FKIK

44

5.2 Hasil pengukuran pencahayaan di meja resepsionis perpustakaan

FKIK

45

5.3 Hasil pengukuran pencahayaan di meja computer lt.1

perpustakaan FKIK

46

5.4 Perbandingan hasil pengukuran berdasarkan posisi pencahayaan

di perpustakaan FKIK

47

5.5 Respon subyektif pengunjung terkait pencahayaan di

perpustakaan FKIK

48

5.6 Respon subyektif pengelola perpustakaan terkait pencahayaan di

perpustakaan FKIK

55

5.7 Gambaran hasil observasi tata letak sarana penunjang beraktivitas

terkait pencahayaan di perpustakaan FKIK

56

5.8 Kondisi armatur berdasarkan standar SNI 03-6575-2001 57

5.9 Gambaran Pemeliharaan pencahayaan perpustakaan FKIK 59

xi

Page 13: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

xiii

DAFTAR BAGAN

Nomor Keterangan Hal

2.1 Kerangka teori 30

3.1 Kerangka konsep 32

xii

Page 14: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Macam-macam arah pencahayaan 20

2.2 Posisi Sumber cahaya 21

2.3 Titik potong ruangan kurang dari 10 m 25

2.4 Gambaran titik potong luas 10-100 m 25

2.5 Gambaran titik potong luas lebih dari 100 m 26

5.1 Pencahayaan Umum 42

5.2 Pencahayaan Perpustakaan FKIK 2014 42

xiii

Page 15: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

xv

DAFTAR GRAFIK

Nomor Keterangan Hal

5.1 Pendapat tentang pencahayaan 49

5.2 Respon Subyektif ruangan terasa panas karena lampu 50

5.3 Respon subyektif lampu perpustakaan berkedip 50

5.4 Respon subyektif penyebaran pencahayaan di perpustakaan FKIK 51

5.5 Gambaran frekuensi keluhan saat beraktivitas di perpustakaan

FKIK

52

5.6 Kesan pertama saat masuk perpustakaan FKIK 53

5.7 Respon subyektif ada tidaknya bayangan saat beraktivitas 54

xiv

Page 16: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Keterangan Hal

Kuesioner Penelitian Pencahayaan Perpustakaan FKIK xv

Lembar Observasi xvi

Output SPSS xvii

Denah Titik pengukuran Pencahayaan Perpustakaan FKIK xviii

Digital Lux Meter xix

Standar Operasional Lux Meter xx

xv

Page 17: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan (Safety) mempunyai arti keadaan terbebas dari celaka

(Accident) ataupun hampir celaka (Incident Atau Near Miss). Kesehatan

(Health) menurut UU No. 23 tahun 1992 adalah “keadaan sejahtera dari badan,

jiwa, dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup secara sosial dan

ekonomis” Sedangkan kerja (Occupation) berarti kegiatan atau usaha untuk

mencapai tujuan.

Menurut OSHA (2003), kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah

merupakan multidisiplin ilmu yang terfokus pada penerapan prinsip ilmiah

dalam memahami adanya risiko yang mempengaruhi kesehatan dan

keselamatan manusia dalam lingkungan industri ataupun lingkungan di luar

industri, selain itu kesehatan dan keselamatan kerja merupakan profesionalisme

dari berbagai disiplin ilmu yaitu fisika, kimia, biologi dan ilmu perilaku yang

diaplikasikan dalam manufaktur, transportasi, penyimpanan dan penanganan

bahan berbahaya.

Di tempat kerja terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan

kerja seperti faktor fisik, faktor kimia, faktor biologi dan faktor psikologi

(Tarwaka, 2004). Tenaga kerja dalam melakukan segala macam aktivitas

kerjanya selalu memerlukan penerangan. Namun yang membedakan kebutuhan

intensitas cahaya tergantung pada jenis dari pekerjaannya. Adapun pengertian

Page 18: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

2

penerangan itu sendiri adalah suatu cahaya yang mengenai suatu permukaan

benda atau obyek yang menyebabkan terang permukaan benda tersebut dan

obyek benda-benda yang berada di sekitarnya dan berpengaruh terhadap

kesehatan (Santoso, 2004)

Masalah penglihatan tidak bisa lepas dari peran cahaya, karena manusia

tidak akan dapat melihat suatu benda bila tidak ada cahaya yang menimpa

benda tersebut yang kemudian dipantulkan ke mata. Oleh sebab itu, aktivitas

pada lingkungan sangat perlu memperhatikan penerangan yang cukup karena

dalam jangka waktu lama akan berdampak pada kelelahan mata jika tidak

diimbangi dengan intensitas penerangan yang memadai (Hengki, 2009)

Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan

ruang. Ruang yang telah dirancang tidak dapat memenuhi fungsinya dengan

baik apabila tidak disediakan akses pencahayaan. Pencahayaan di dalam

ruang memungkinkan orang yang menempatinya dapat melihat benda-benda.

Tanpa dapat melihat benda-benda dengan jelas maka aktivitas di dalam ruang

akan terganggu. Sebaliknya, cahaya yang terlalu terang juga dapat

mengganggu penglihatan (Sukawi, 2013). Hasil pengukuran terhadap pekerja

di Amerika juga menyebutkan jika cahaya berlebih juga dapat menyebabkan

silau dan berdampak ketidaknyamanan pada pekerja (Wiegand ,2013)

Sesuai dengan standar pencahayaan dari Suptandar (1999) sarana

penunjang perpustakaan juga merupakan aspek yang perlu dilihat kesesuaianya

terkait pencahayaan. Perpustakaan memiliki organisasi dan pengelolaan

sehingga diperlukan juga wawancara dengan pengelola perpustakaan untuk

Page 19: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

3

menunjang hasil observasi. Dalam Darudi (2006), para akar ilmu pengetahuan

mengatakan bahwa perpustakaan adalah jantungnya perguruan tinggi, yang

membantu tercapainya Tri Dharma Perguruan Tinggi atau Catur Dharma

Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan

dakwah. Oleh karena itu, banyak dikemukakan definisi perpustakaan

diantaranya :

a) Suatu gedung atau ruangan yang didalamnya tersusun buku-buku untuk

dipergunakan menurut tujuan-tujun tertentu.

b) Koleksi buku yang disusun menurut sistem tertentu untuk tujuan

pemberian informasi, pendidikan, penelitian, rekreasi, pelestarian dan lain-

lain.

c) Suatu unit kerja yang menyelenggarakan pengumpulan, penyimpanan dan

pemeliharaan koleksi buku yang dikelola secara sistematis untuk

digunakan sebagai sumber informasi.

Dari hasil uji korelasi pada penelitian Siswatiningsih (1998), diketahui

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara intensitas penerangan dengan

kelelahan mata pada tenaga kerja bagian operator mesin. Menurut penelitian

Deni (2010), intensitas penerangan dibawah standar meningkatkan kelelahan

mata.Didukung pula oleh hasil pengukuran yang dilakukan mahasiswa

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014, menyatakan bahwa pencahayaan di

Page 20: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

4

perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan masih dibawah 300 lux

(Eka, 2014).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di perpustakaan Psikologi

dan Fisip Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, didapatkan

tingkat pencahayaan dibawah 300 lux, artinya pencahayaan di perpustakaan

tersebut masih dibawah standar, yang dapat menjadi salah satu faktor keluhan

kelelahan mata. Mahasiswa dilibatkan dalam penelitian ini karena menurut

penelitian Adrina (2011) waktu yang digunakan mahasiswa di dalam

perpustakaan rata-rata lebih dari satu jam yang artinya mahasiswa juga

mempunyai potensi mengalami keluhan mata selama di dalam perpustakaan

Ada penelitian hanya menjelaskan kondisi pencahayaan namun kurang

menggambarkan kondisi lingkungan kerja secara spesifik dan tidak

dibandingkan dengan standar yang ada, diharapkan dengan dilakukanya

penelitian ini menghasilkan gambaran lebih detail, dengan judul Gambaran

Pemenuhan Standar Pencahayaan Perpustakaan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Berbeda dengan penelitian-penelitian tentang pencahayaan yang telah

dilakukan sebelumnya, penelitian ini mencoba untuk menggali gambaran

pencahayaan di perpustakaan secara lebih detail, sejalan dengan penelitian

Hengki (2009) dikatakan bahwa pencahayaan merupakan faktor penting dalam

lingkungan dan sejalan dengan Eko (2003) bahwa lingkungan kerja yang

menyebabkan kelelahan akan menurunkan produktifitas kerja. Penelitian ini

dirasa perlu dilakukan guna mengetahui gambaran pencahayaan di

Page 21: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

5

perpustakaan secara lebih detail agar dapat meningkatkan kualitas

perpustakaan secara umum dan mencegah terjadinya efek kesehatan akibat

rendahnya kualitas pencahayaan.

1.2 Rumusan Masalah

Aktivitas yang dilakukan di perpustakaan seperti mencari koleksi,

membaca, menulis, dan bekerja dengan komputer merupakan aktivitas yang

tergolong dalam aktivitas visual yang tinggi. Pencahayaan yang baik dan cukup

di perpustakaan akan memudahkan semua pihak yang melakukan aktivitas dan

mampu mengurangi keluhan yang berkaitan dengan pencahayaan yang tidak

memadai.

Dikarenakan belum adanya informasi mengenai kondisi tingkat

pencahayaan di perpustakaan dan kesesuaianya dengan standar, maka peneliti

melakukan penelitian ini. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi tentang tingkat pencahayaan lebih detail termasuk dari persepsi

pengunjung perpustakaan. Sehingga didapatkan aspek yang perlu diperbaiki

dalam pencapaian tingkat pencahayaan yang baik dan cukup pada gedung atau

ruangan perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2014.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran tingkat pencahayaan di lingkungan perpustakaan

FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014

dan kesesuaianya dengan peraturan Menteri Kesehatan

(1405/Menkes/SK/XI/2002) ?

Page 22: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

6

2. Bagaimana keluhan subyektif pengunjung terkait pencahayaan di

perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2014 ?

3. Bagaimana kesesuaian sarana penunjang pencahayaan perpustakaan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014

berdasarkan teori Suptandar (1999) ?

4. Bagaimana kesesuaian kondisi armature perpustakaan FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014 berdasarkan SNI 03-

6575-2001 ?

5. Bagaimana kesesuaian pemeliharaan pencahayaan perpustakaan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014

berdasarkan SNI 03-6575-2001 ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran tingkat pencahayaan perpustakaan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta jika dilihat dari

pemenuhan standar pencahayaan perpustakaan.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran tingkat pencahayaan di lingkungan

perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2014 dan kesesuaianya dengan peraturan Menteri

Kesehatan (1405/Menkes/SK/XI/2002)

2. Diketahuinya keluhan subyektif pengunjung terkait pencahayaan

Page 23: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

7

di perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014

3. Diketahuinya kesesuaian sarana penunjang pencahayaan

perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2014 berdasarkan teori Suptandar (1999).

4. Diketahuinya kesesuaian kondisi armature perpustakaan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014

berdasarkan SNI 03-6575-2001

5. Diketahuinya kesesuaian pemeliharaan pencahayaan

perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2014 berdasarkan SNI 03-6575-2001

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

Dapat memberikan informasi bagi perpustakaan mengenai

gambaran tingkat pencahayaan sehingga dapat dilakukan tindakan

perbaikan agar pengunjung perpustakaan merasa nyaman dan tidak

menimbulkan penyakit akibat kerja.

1.5.2 Bagi Peneliti

Sebagai referensi dan informasi mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan gambaran tingkat pencahayaan di perpustakaan

FKIK Universitas islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014.

Page 24: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

8

1.5.3 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Sebagai referensi penelitian lanjutan oleh peneliti lain. Sebagai

tambahan referensi penelitian yang berguna bagi masyarakat luas di

bidang kesehatan masyarakat.

1.5.4 Bagi Pengunjung Perpustakaan

Dapat mengetahui kondisi pencahayaan di perpustakaan

FKIK sehingga dapat memaksimalkan fasilitas dengan baik dan ikut

menjaga kesehatan mata dengan memilih posisi pencahayaan yang

mencukupi selama beraktivitas di perpustakaan.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pencahayaan

perpustakaan FKIK dan kesesuainya dengan standar pencahayaan yang ada.

Penelitian ini perlu dilakukan karena pengunjung perpustakaan melakukan

aktivitasnya didalam perpustakaan, sehingga pencahayaan menjadi faktor yang

penting untuk menunjang kelancaran aktivitas di perpustakaan. Penelitian ini

dilakukan di lingkungan perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan sasaran penelitian adalah seluruh pengunjung

perpustakaan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014. Penelitian ini

bersifat deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data primer yang diperoleh dengan cara pengisian kuesioner dan pengukuran

langsung.

Page 25: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencahayaan

2.1.1 Sumber cahaya

Pencahayaan sebagai faktor persepsi sangat berpengaruh terhadap

fungi kognitif dan emosional. Informasi yang masuk 90% melalu visual. Mata

menjadi organ yang penting dalam melakukan pekerjaan dan profesi oleh

karena itu memerlukan pencahayaan yang tepat (Rostron 2005). Cahaya

adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang spektrum dan

dibagi menjadi tiga wilayah-ultraviolet, cahaya tampak dan inframerah

masing-masing memiliki efek yang berbeda pada manusia (Rostron,2005).

Cahaya memasuki tubuh manusia melalui mata dan kulit.

Cahaya yang masuk melalui mata melewati proses biokimia melalui saraf.

Sinyal melalui saraf tersebut akan diarahkan ke korteks dan berakhir di

hipotalamus. Jika cahaya Infra merah yang masuk ke mata dengan suhu tinggi

dapat merusak retina dan mengakibatkan kebutaan (Rostron,2005).

Berdasarkan sumbernya, pencahayaan dapat dibagi menjadi tiga

yaitu pertama, penerangan alami adalah penerangan yang berasal dari cahaya

matahari, kedua, penerangan buatan yaitu penerangan yang berasal dari

lampu, dan yang ketiga adalah penerangan alami dan buatan yaitu

9

Page 26: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

10

penggabungan antara penerangan alami dari sinar matahari dengan

lampu/penerangan buatan (Rai, 2006).

Menurut Tarwaka (2004), sumber penerangan secara umum

dibedakan menjadi dua yaitu penerangan buatan atau penerangan alami.

Penerangan alami adalah sumber dari cahaya matahari atau terangnya langit.

Cahaya matahari tidak dapat diatur menurut keinginan kita. Penerangan

buatan dalam penggunaan penerangan listrik harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

1. Penerangan listrik harus cukup intensitasnya sesuai dengan pekerjaan

yang dilakukan.

2. Penerangan listrik tidak boleh menimbulkan pertambahan suhu udara di

tempat kerja yang berlebihan. Jika hal itu terjadi, maka di usahakan suhu

dapat turun, misalnya dengan ventilasi, kipas angin, dll.

3. Sumber cahaya listrik harus memberikan penerangan dengan intensitas

yang tepat, menyebar, merata tidak berkedip-kedip, tidak menyilaukan,

serta tidak menimbulkan bayangan yang mengganggu.

Menurut Siswanto (1993) ada 3 jenis lampu sebagai sumber

penerangan buatan yaitu:

1. Lampu Pijar (Incandescent Lamp)

Cahaya sebagian besar terdiri dari infra merah yang dapat

mencapai 75-80% sedangkan ultra violet pada lampu pijar umumnya

diabaikan. Pemanfaatan lampu pijar sebagai sumber penerangan buatan

mempunyai kerugian yaitu memancarkan radiasi dan suhu permukaan dapat

Page 27: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

11

mencapai 60° C atau lebih sehingga ruangan terasa tidak nyaman dan lampu

pijar memberikan kesan psikis hangat karena warna cahayanya kuning

kemerahan.

2. Lampu Pelepasan Listrik Bertekanan Rendah (Electric Dicharge Lamp

atau Flourescen Lamp).

Lampu jenis ini lebih dikenal dengan nama lampu fluorescent atau

lampu TL (Tube Lamp), cahayanya berasal dari proses transformasi energi

listrik menjadi ultra violet pada saat aliran listrik melalui gas-gas misalnya

Argon, Neon, uap Mercuri, tergantung dari zatzat fluorescent maka lampu TL

dapat dibuat sehingga cahayanya menyerupai cahaya lampu pijar, cahaya

matahari.

3. Lampu Pelepasan Listrik Bertekanan Tinggi (Mercury Vapor Lamp)

Secara prinsip lampu ini sama dengan lampu TL, tetapi dengan

tekanan tinggi radiasi cahayanya tergantung dari jenis gas dan tekanan yang

diisikan. Pada lampu Mercuri memancarkan cahaya dalam empat panjang

gelombang yang berwarna ungu, biru, kuning, dan hijau. Warna cahaya yang

dipancarkan oleh lampu mercuri adalah tergantung oleh tekanan uapnya.

Lampu mercuri dapat dikombinasikan dengan lampu pijar atau lampu tabung

mercuri diberi lapisan zat fosfor untuk mengubah radiasi ultra violet menjadi

cahaya yang berwarna merah. Lampu ini dapat menurun sampai 30%. Bila

mengalami kenaikan diatas 5% maka lampu akan rusak karena panas (Deni,

2010).

Page 28: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

12

2.1.2 Standar Pencahayaan

Adapun hasil penelitian Dian (2009), bahwa proporsi pada populasi

yang mengalami keluhan kelelahan mata pada tingkat pencahayaan <300 lux

(P1) sebesar 93,8%, sedangkan populasi yang mengalami keluhan kelelahan

mata pada tingkat pencahayaan ≥ 300 lux (P2) sebesar 33,3%. Pencahayaan

yang dibutuhkan untuk kegiatan membaca adalah 300 lux (UNEP, 2006).

Sama halnya kegiatan menggunakan komputer dengan sumber dokumen

terbaca jelas, membutuhkan pencahayaan sebesar 300 lux (Kroemer, 2000).

Secara umum yang dimaksud dengan penerangan yang baik adalah

penerangan yang memungkinkan tenaga kerja dapat melihat obyek yang

dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu.

Penerangan yang buruk adalah penerangan yang terlalu gelap atau terlalu

terang (Tarwaka, 2004).

Menurut Deni (2010) Pekerjaan kantor yang berganti-ganti

menulis dan membaca, pekerjaan arsip dan seleksi surat Harus mempunyai

kekuatan antara 300 luks. Definisi Intensitas penerangan menurut Ruslan

(2009) adalah banyaknya cahaya yang tiba pada satu luas permukaan.

Ketentuan tentang standar intensitas penerangan menurut Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002, Tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri terdapat

pada tabel dibawah ini:

Page 29: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

13

Tabel 2.1

Standar Tingkat Pencahayaan Menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002

Sumber Kepmenkes,2002

Kualitas cahaya atau penerangan, menurut Suma’mur (1993),

kualitas penerangan terutama ditentukan oleh ada atau tidaknya kesilauan

langsung (direct glare) atau kesilauan karena pantulan cahaya dari permukaan

Jenis Kegiatan Tingkat Pencahayaan

Minimal (Lux)

Keterangan

Pekerjaan kasar

dan tidak terus

menerus

100 Ruang penyimpanan &

ruang peralatan/instalasi

yang memerlukan

pekerjaan yang kontinyu

Pekerjaan kasar

dan terus menerus

200 Pekerjaan dengan mesin

dan perakitan kasar

Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi,ruang

kontrol,pekerjaan mesin &

perakitan/penyusun

Pekerjaan agak

halus

500 Pembuatan gambar atau

bekerja dengan mesin

kantor

Pekerjaan halus 1000 Pemilihan

warna.pemrosesan

tekstil,pekerjaan mesin

halus & perakitan halus

Pekerjaan amat

halus

1500 Mengukir dengan

tangan,pemeriksaan

pekerjaan mesin dan

perakitan yang sangat

halus

Page 30: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

14

yang mengkilap (reflected glare) dan bayangan (shawdows). Kesilauan adalah

cahaya yang tidak diinginkan (Unwanted light) yang dapat menyebabkan rasa

ketidaknyamanan, gangguan (annoyance), kelelahan mata atau gangguan

penglihatan. Kesilauan menurut Suma’mur (1993) dibedakan menjadi tiga,

yaitu:

1. Disability Glare yaitu terlalu banyaknya cahaya yang secara langsung

masuk kedalam mata dari sumber kesilauan sehingga menyebabkan

kehilangan sebagian dari penglihatan. Keadaan ini dapat dialami oleh

seseorang yang mengendarai mobil pada malam hari dimana lampu dari

mobil yang berada dihadapannya terlau terang.

2. Discomfort Glare yaitu rasa ketidaknyamanan pada mata terutama bila

keadaan ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Keadaan ini

dialami oleh orang yang bekerja pada siang hari dan menghadap ke

jendela atau pada saat seseorang menatap lampu secara langsung pada

malam hari.

3. Reflected Glare yaitu pantulan cahaya yang mengenai mata kita dan

pantulan cahaya ini berasal dari semua permukaan benda yang mengkilap

(langit-langit, kaca, dinding, meja kerja, mesin-mesin, dll) yang berada

dalam lapangan penglihatan (visual field). Reflected glare kadang-kadang

lebih mengganggu dari pada disability glare atau discomfort glare karena

terlalu dekatnya sumber kesilauan dari garis penglihatan.

Standar intensitas penerangan ditempat kerja dalam P.M.P No.7

pasal 12 tahun 1964 tentang syarat-syarat Kesehatan, kebersihan serta

Page 31: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

15

penerangan dalam tempat kerja, terdapat ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Didalam hal cahaya matahari tidak mencukupi atau tidak dipergunakan,

harus diadakan penerangan dengan jalan lain sebagai tambahan atau

pengganti cahaya matahari.

2. Untuk pekerjaan yang dilakukan pada malam hari harus diadakan

penerangan buatan yang aman dan cukup intensitasnya.

3. Penerangan dengan jalan lain itu tidak boleh menyebabkan panas yang

berlebih-lebihan atau merubah suasana udara.

4. Apabila penerangan buatannya menyebabkan kenaikan suhu ditempat

kerja lain, maka suhu itu tidak boleh naik melebihi 320C. Dalam hal itu,

harus dilakukan tindakan-tindakan lain untuk mengurangi pengaruh

kenaikan suhu tersebut (peredaran angin, dll).

5. Sumber penerangan yang menimbulkan asap atau gas sisa sedapat

mungkin dihindarkan dari semua tempat kerja. Sumber penerangan

sistem ini hanya digunakan dalam keadaan darurat.

6. Sumber cahaya yang dipergunakan harus menghasilkan kadar penerangan

yang tetap dan menyebar serta semerata mungkin dan tidak boleh

berkedip-kedip.

7. Sumber cahaya yang dipergunakan tidak boleh menyebabkan sinar yang

menyilaukan atau bayangan-bayangn atau kontras yang mengganggu

pekerjaan.

8. Apabila bahan dari alat-alat yang dipergunakan menyebabkan sinar yang

menyilaukan atau berkedip-kedip, maka harus diadakan tindakan-

Page 32: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

16

tindakan untuk melenyapkan sinar yang mengganggu tersebut, atau

mengurangkan pengaruhnya terhadap mata.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No:

1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

Kerja Perkantoran dan Industri. Pencahayaan yang baik di tempat kerja

bermanfaat untuk :

1. Mampu mengurangi risiko kecelakaan kerja dan masalah kesehatan.

2. Konsentrasi dan ketelitian yang lebih baik di tempat kerja.

3. Tempat kerja yang lebih terang, lebih bersih sehingga menghasilkan

lingkungan yang aktif dan bersemangat.

4. Hasil kerja yang baik.

5. Visibilitas dan ketelitian yang lebih baik serta meningkatkan kecepatan

kerja dalam menghasilkan produk Tingkat pencahayaan di tempat kerja

mampu memberi dampak yang signifikan dalam produktivitas. Dengan

pencahayaan yang cukup, pekerja mampu menghasilkan karya yang lebih

banyak dengan kesalahan yang lebih sedikit, sehingga mampu

meningkatkan produktivitas sebesar 10-50%. Pencahayaan di tempat

kerja yang baik dapat mengurangi tingkat kesalahan sebesar 30-60% serta

mengurangi keluhan pada mata dan sakit kepala, nausea, dan sakit leher

yang dapat berkembang menjadi eyestrain. Pencahayaan yang baik

membuat pekerja mampu berkonsentrasi lebih baik pada pekerjaannya

sehingga meningkatkan hasil kerja.

Page 33: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

17

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pencahayaan

Secara umum warna ruangan mempengaruhi mata namun tidak

berdampak secara langsung. Faktor lain yang mempengaruhi adalah suhu. Suhu yang

tidak tepat dapat menyebabkan stres, termasuk ketegangan mata. Suhu disini dapat

menyebabkan iritasi mata dikarenakan suhu yang tinggi dapat meningkatkan emisi

polutan kimia dari furniture dan lantai (Rostron, 2005)

Dalam Adriana (2011) disebutkan bahwa Standar kenyamanan suhu

udara di negara Indonesia berpedoman pada standar Amerika (ASHARE, 1992).

Dalam Karyono tahun 2001 mereka merekomendasikan suhu nyaman 22,5 oC – 26

oC atau disederhanakan menjadi 24

oC atau rentang 22

oC hingga 26

oC. Menurut

Suptandar (1999), terang cahaya suatu penerangan ditentukan oleh faktor-faktor :

1. Kondisi ruang (tertutup atau bukaan)

2. Letak penempatan lampu

3. Jenis dan daya lampu

4. Jenis permukaan benda-benda dalam ruang (memantulkan atau menyerap)

5. Warna-warna dinding (gelap atau terang)

6. Udara dalam ruang (asap rokok dan sebagainya)

7. Pola diagram dari tiap lampu

Sumber pencahayaan dari matahari biasanya melalui atap/vide, jendela,

genting kaca dan sebagainya. Cahaya dari sumber alam ini sangat baik untuk

kesehatan. Sedangkan pencahayaan buatan dalam perancangan ruang dapat

bersumber dari lampu atau permainan bidang kaca.

Page 34: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

18

2.3 Aplikasi pencahayaan di tempat kerja

Dalam mempertimbangkan aplikasi penerangan ditempat kerja, secara

umum dapat dilakukan melalui pendekatan yaitu :

1. Desain tempat kerja untuk menghindari masalah penerangan. Kebutuhan

intensitas penerangan bagi pekerja harus selalu dipertimbangkan pada waktu

mendesain bangunan, pemasangan mesin-mesin, alat dan sarana kerja.

2. Identifikasi dan penilaian masalah serta kesulitan penerangan, agar masalah

penerangan dapat ditangani dengan baik. Faktor-faktor yang harus

diperhitungkan yaitu sumber penerangan, pekerja dalam melakukan

pekerjaannya, jenis pekerjaan yang dilakukan dan lingkungan kerja secara

keseluruhan (Tarwaka, 2004).

Penerangan merupakan suatu aspek lingkungan fisik yang penting

bagi lingkungan kerja. Menurut Soewarno (1992), menyebutkan bahwa penerangan

sangat diperlukan untuk kesejahteraan dan keselamatan ditempat kerja. Oleh karena

itu, disadari adanya pengaruh negatif dari penerangan yang tidak memenuhi

persyaratan. Tenaga kerja akan mengeluarkan tenaga yang lebih besar bila

pencahayaan dalam bekerja menjadi lebih kecil dan sebaliknya beban kerja yang

menjadi lebih ringan bila pencahayaan ditempat kerja ditambah. Begitu pula dengan

kebutuhan penerangan untuk tempat kerja tergantung pada jenis pekerjaan tertentu.

Untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian, maka dibutuhkan intensitas

penerangan yang lebih tinggi daripada pekerjaan yang kurang teliti.

Tenaga kerja dalam melakukan segala macam aktivitas kerjanya

Page 35: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

19

selalu memerlukan penerangan. Namun yang membedakan kebutuhan intensitas

cahaya tergantung pada jenis pekerjaannya. Adapun pengertian penerangan itu

sendiri adalah suatu cahaya yang mengenai suatu permukaan benda atau obyek yang

menyebabkan terang permukaan benda tersebut dan obyek benda-benda yang berada

di sekitarnya dan berpengaruh terhadap kesehatan (Santoso, 2004).

Pencahayaan ruangan, khususnya di tempat kerja yang kurang

memenuhi persyaratan tertentu dapat memperburuk penglihatan, karena jika

pencahayaan terlalu besar atau pun kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan

cahaya yang diterima oleh mata. Akibatnya mata harus memicing silau atau

berkontraksi secara berlebihan, karena jika pencahayaan lebih besar atau lebih kecil,

pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang dapat diterima oleh mata.

Pupil akan mengecil jika menerima cahaya yang besar. Hal ini merupakan salah satu

penyebab mata cepat lelah (Depkes, 2008).

Menurut Deni (2010), pencahayaan merupakan salah satu bentuk dari

bahaya fisik lingkungan kerja yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan

menjadi salah satu indikator yang penting untuk menunjang aktivitas dalam bekerja

terutama dalam terciptanya kenyamanan dan produktivitas bekerja. Berdasarkan

Rostron (2005) Setiap jenis pencahayaan memiliki kelebihan dan kekurangan.

Pilihan pencahayaan terbaik untuk lingkungan tergantung pada beberapa

karakteristik kamar-termasuk kualitas dan warna permukaan, jenis pekerjaan, jumlah

tempat kerja, ukuran dan ketinggian ruangan dan orientasi jendela.

Pencahayaan pada dasarnya dibagi menjadi dua kategori:

pencahayaan umum untuk memberikan cahaya yang cukup di ruang dan

Page 36: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

20

pencahayaan tugas memberikan cahaya untuk tempat kerja. Menurut Rostron (2005)

Penggunaan pencahayaan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Sumber

pencahayaan dibagi menjadi berikut:

1. Pencahayaan Langsung (Downlighting)

2. Pencahayaan Semi-Langsung (Half Downlighting)

3. Diffusing Umum (Multi arah)

4. Pencahayaan Tidak Langsung (Uplighting)

5. Pencahayaan Tidak Langsung Dengan Pencahayaan Tugas

Sedangkan dilihat dari segi arah sumber cahaya, Listiani (2007)

mengkategorikanya menjadi 3:

1. Arah cahaya tegak lurus ke bawah

2. Arah cahaya tegak lurus ke atas

3. Arah cahaya membentuk sudut

Gambar 2.1

Macam-macam arah pencahayaan

Sumber Rostron,2005

Cahaya yang dipantulkan oleh lampu dari arah atas kepala akan lebih

baik untuk kegiatan membaca. Karena sinar dari lampu tidak menimbulkan

Page 37: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

21

bayangan manusia yang jatuh ke permukaan meja ketika orang sedang membaca

seperti gambar di bawah ini :

Gambar 2.2

Posisi Sumber Cahaya

Sumber Rostron,2005

2.4 Efek Pencahayaan Di Bawah Standar

Cahaya adalah bagian dari lingkungan alam kita, seperti udara dan air,

atau komponen lingkungan buatan kita dalam bangunan. Pencahayaan adalah

cahaya digunakan untuk kenyamanan dan aktivitas orang dan, seperti pemanasan dan

ventilasi, dapat dikontrol dengan cara teknis. Pencahayaan ini berhubungan dengan

kepuasan umum dalam ruangan lingkungan dan kenyamanan kinerja visual.

Pekerjaan Eye bawah pencahayaan yang tidak pantas bisa menjadi penyebab yang

sangat jelas dari gedung sakit syndrome (SBS), menghasilkan ketidaknyamanan

mata, ketegangan mata dan kelelahan (Rostron, 2005)

Page 38: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

22

Tabel 2.2

Tabel gejala dan yang menyebabkan SBS

Symptom Environmental cause Human factor

Eye discomfort Lighting Lack of sleep

Air pollutants Eye lens wearer

High temperature Smoking

Low humidity Eye disease

Allergens Hypersensitivity

ETS Allergy

Asthenopia Lighting Eye defects

Long visual work

Eye strain Lighting Psychological profile

Noise Hormonal imbalance

Sumber Rostron,2005

Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan dampak yang negatif

terhadap tenaga kerja. Akibat apabila penerangannya buruk adalah terjadinya

kelelahan mata, kelelahan mental, keluhan pegal disekitar mata, kerusakan alat

penglihatan dan memungkinkan kecelakaan (Tarwaka, 2004). Penerangan yang

intensitasnya rendah akan menimbulkan kelelahan, ketegangan mata dan keluhan

pegal sekitar mata (Santoso, 2004).

Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang

dikerjakannya secara jelas, cepat, dan tanpa upaya yang tidak perlu. Lebih dari itu

penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan

keadaan yang menyegarkan. Sebaliknya, jika lingkungan kerja memiliki penerangan

Page 39: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

23

yang buruk dapat berakibat sebagai berikut : kelelahan mata dengan berkurangnya

daya dan efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan pegal-pegal di daerah mata, dan

sakit kepala di sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan meningkatnya

kecelakaan (Suma’mur, 1993).

Kelelahan mata akibat dari pencahayaan yang kurang baik akan

menunjukan gejala kelelahan mata yang sering muncul antara lain: kelopak mata

terasa berat, terasa ada tekanan dalam mata, mata sulit dibiarkan terbuka, merasa

enak kalau kelopak mata sedikit ditekan, bagian mata paling dalam terasa sakit,

perasaan mata berkedip, penglihatan kabur, tidak bisa difokuskan, penglihatan terasa

silau, penglihatan seperti berkabut walau mata difokuskan, mata mudah berair, mata

pedih dan berdenyut, mata merah, jika mata ditutup terlihat kilatan cahaya, kotoran

mata bertambah, tidak dapat membedakan warna sebagaimana biasanya, ada sisa

bayangan dalam mata, penglihatan tampak ganda, mata terasa panas, mata terasa

kering (Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja, 1995).

Penerangan ruang kerja yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan

mata, akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan,

menurut Soewarno (1992), menyebutkan bahwa penerangan yang memadai bisa

mencegah terjadinya Astenopia (kelelahan mata) dan mempertinggi kecepatan dan

efisien membaca. Penerangan yang kurang bukannya menyebabkan penyakit mata

tetapi menimbulkan kelelahan mata.

Page 40: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

24

2.5 Metode Pengukuran Pencahayaan

Ada beberapa parameter terukur dasar buatan lighting: Pencahayaan

adalah insiden fluks bercahaya per satuan luas diukur dalam lux (lx). Untuk

mengukur cukup tidaknya pencahayaan dalam suatu ruangan dapat digunakan

Luxmeter. Luxmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas

penerangan dalam satuan lux. Dalam melakukan pengukuran yang harus

diperhatikan adalah penentuan titik pengukuran.

Dalam SNI 16-7062-2004, penentuan titik pengukuran dibedakan atas:

1. Penerangan setempat: obyek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan. Bila

merupakan meja kerja, pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada.

2. Penerangan umum: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai. Jarak tertentu tersebut

dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut:

1) Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: titik potong garis horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter.

2) Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

kurang dari 10 meter persegi seperti gambar 2.3

Page 41: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

25

Gambar 2.3

Titik Potong ruangan kurang dari 10 m

Sumber SNI,2004

3) Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi: titik potong

garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 (tiga)

meter.

4) Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan

antara 10 meter sampai 100 meter persegi seperti gambar 2.4

Gambar 2.4

Gambaran titik potong luas 10m-100m

Sumber SNI,2004

Page 42: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

26

5) Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: titik potong horizontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter.

6) Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk

ruangan dengan luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar

2.5

Gambar 2.5

Gambaran titik potong luas lebih dari 100m

Sumber SNI,2004

Setelah dilakukan pengukuran, evaluasi pencahayaan harus

dilakukan untuk menentukan apakah cahaya yang diterima masih termasuk ke

dalam tingkat pencahayaan yang disyaratkan. Dalam SNI 03-6575-2001,

tingkat pencahayaan minimum dan renderasi warna yang direkomendasikan

untuk fungsi ruangan lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:

Page 43: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

27

Tabel 2.3

Tingkat Pencahayaan Minimum yang Direkomendasikan

No Fungsi ruangan

Tingkat pencahayaan

(Lux)

Keterangan

1. Ruang kelas 250 Gunakan

Pencahayaan

Setempat

pada meja

kerja

2. Perpustakaan 300

3. Laboratorium 500

4. Ruang gambar 750

5. Kantin 200

Sumber : SNI 03-6575-2001

Ketika pencahayaan diukur horizontal, hal itu disebut pencahayaan

horisontal; pencahayaan benda berorientasi vertikal (dinding, rak) disebut

pencahayaan vertikal. Pengukuran yang diambil dengan menggunakan penerangan

meter dan bacaan yang dibuat pada titik-titik grid pada 85 cm di atas permukaan

lantai. Jumlah titik grid dan jarak mereka didefinisikan dalam peraturan dan

pedoman nasional dan bervariasi dengan desain pencahayaan, jenis pekerjaan dan

ukuran ruangan. Perhatian khusus adalah dianjurkan untuk tempat kerja masing-

masing, tapi pencahayaan dari interior keseluruhan harus selalu diukur.

Silau langsung mengacu pada silau akibat benda dengan pencahayaan

tinggi dan sumber cahaya: matahari, lampu, langit terlihat. Tercermin silau, sering di

kantor, disebabkan oleh pantulan benda terang dan permukaan-jendela, meja

mengkilap, langit-langit dan lantai dan dapat dihapus dengan menggunakan

Page 44: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

28

permukaan yg tidak silau. Namun, jendela kaca, layar atau kaca meliputi lebih dari

sumber pencahayaan akan selalu mungkin menjadi sumber silau (Rostron,2005)

Pembagian daerah pengukuran didasarkan pada standar DPU perihal

pengukuran dan perhitungan penerangan alami, yaitu:

1. Titik ukur diambil pada suatu bidang datar yang letaknya pada ketinggian 0,75

meter di atas lantai. Bidang ini disebut bidang kerja

2. Dalam pengukuran, lebar ruang dibagi atas beberapa titik. Titik terdekat dengan

lubang cahaya efektif berjarak 1/6 lebar ruang. Titik selanjutnya dengan interval

1/3 bagian. Banyaknya titik pengukuran tergantung pada lebar bidang pengukuran

(Sukawi,2013)

Pengukuran pada ruangan didasarkan pada arah datang cahaya dari

lubang cahaya efektif. Titik ukur ditentukan berdasarkan perhitungan titik ukur

utama (TUU) terletak di tengah di antara kedua dinding samping berjarak 1/3 lebar

ruang dari lubang cahaya, titik ukur samping (TUS) terletak pada jarak 0,5 meter

dari dinding samping berjarak 1/3 lebar ruang dari lubang cahaya, titik ukur

tambahan (TUT) diletakkan sedemikian rupa sehingga jarak antar titik ukur menjadi

maksimal dua meter (Sukawi,2013)

2.5.1 Tata cara menggunakan Lux meter

Berdasarkan peraturan Standar Nasional Indonesia SNI 16-7062-2004

berikut adalah cara penggunaan Lux meter :

1. Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup

sensor.

Page 45: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

29

2. Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik

pengukuran untuk intensitas penerangan setempat atau umum.

3. Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa

saat sehingga didapat nilai angka yang stabil.

4. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas

penerangan

5. Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas

penerangan.

Page 46: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

30

2.6 Kerangka Teori

Bagan 2.1

Kerangka Teori

Modifikasi Suptandar (1999), (Manuaba, 1992), (Ilyas, 1991),Guyton (1991)

Tingkat Pencahayaan

1. Denah Perpustakaan

2. Titik Ukur

perpustakaan

3. Faktor Pencahayaan:

a. Kondisi ruang (tertutup

atau bukaan)

b. Letak penempatan

lampu

c. Jenis dan daya lampu

d. Jenis permukaan benda-

benda dalam ruang

(memantulkan atau

menyerap)

e. Warna-warna dinding

(gelap atau terang)

f. Udara dalam ruang

(asap rokok dan

sebagainya)

g. Pola diagram dari tiap

lampu

Respon Subyektif

1. Pengunjung

perpustakaan

2. Pengelola

perpustakaan

Standar Pencahayaan Perpustakaan 1. SNI 03-6575-

2001

2. 1405/Menkes/S

K/XI/2002

Pemeliharaan Pencahayaan

Kondisi Armatur

Page 47: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

31

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, dapat dinyatakan

bahwa pengunjung perpustakaan dapat terpapar kelelahan mata apabila

pencahayaan yang ada kurang memenuhi persyaratan. Faktor penyebab ini yang

terpenting adalah kualitas lingkungan yakni pencahayaan pada lingkungan kerja.

Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat

pancahayaan ruangan perpustakaan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014, Tingkat Pencahayaan, keluhan

subyektif dan Pemeliharaan Pencahayaan. Semua faktor yang terkait pencahayaan

yang dipaparkan teori peneliti angkat menjadi kerangka konsep. Sehingga bagan

kerangka konsep yang ada seperti terlihat pada Bagan 3.1.

31

Page 48: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

32

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

Tingkat pencahayaan

Kesesuaian Standar Pencahayaan

Perpustakaan

Respon Subyektif

Pemeliharaan pencahayaan

Kondisi armatur

Sarana penunjang pencahayaan

Page 49: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

33

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1. Tingkat

Pencahayaan

Intensitas cahaya dalam ruangan

perpustakaan yang diukur dengan lux

meter. Kemudian dibandingkan

dengan peraturan yang berlaku

(1405/Menkes/SK/XI/2002)

Pengukuran

Lux Meter Lux dan

persentase (%)

(hasil ukur :

300 lux X

100%)

Ratio

2. Respon

Subyektif

Respon subyektif pengunjung dan

pengelola terkait kondisi pencahayaan

perpustakaan.

Scoring dengan nilai maks 7 poin.

Kemudian di persentase

wawancara

kuesioner Persentase (%)

Poin yang dipilih

: 7 poin X 100%

(Tarwaka,2004)

Ratio

3. Sarana

penunjang

pencahayaan

Ceklis berdasarkan teori Suptandar

(1999) terkait sarana penunjang

pencahayaan perpustakaan

Observasi

Lembar

Checlist

Persentase (%) Ratio

Kondisi ruang

(tertutup atau

terbuka)

Kondisi ruang di perupustakaan

tertutup atau bukaan sesuai

pencahayaannya.

Observasi

Lembar

Checlist

1.Tertutup,jika

hanya

menggunakan

pencahayaan

buatan

2.Terbuka, jika

hanya

meggunakan

Ordinal

Page 50: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

34

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

pencahayaan

alami

(Suptandar,1999)

Jenis

permukaan

benda-

benda dalam

ruang

(memantulkan

atau

menyerap)

Jenis permukaan benda-benda dalam

ruang (memantulkan atau menyerap)

sesuai dengan peruntukkannya.

Observasi

Lembar

Checlist

1.Memantulkan,

jika membuat

silau

2.Menyerap, jika

tidak membuat

silau

(Suptandar,1999)

Ordinal

Warna

dinding

(gelap atau

terang)

Warna dinding di dalam perpustakaan

( gelap atau

terang).

Observasi

Lembar

Checlist

1.Gelap, jika

membuat

suasana

ruangan

menjadi gelap

2.Terang, jika

membuat

suasana

ruangan

menjadi terang

(Suptandar,1999)

Ordinal

Udara dalam

ruang (asap

Udara dalam ruang (asap rokok dan

sebagainya) saat pengukuran. Observasi

Lembar

Checlist

1. Ada Asap

dalam ruang

Ordinal

Page 51: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

35

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

rokok dan

sebagainya)

2. Tidak Ada

Asap

(Suptandar,1999)

4. Kondisi

Armatur

Kondisi armatur yang digunakan untk

menempatkan lampu. Berdasarkan

SNI 03-6575-2001

observasi Lembar

Checlist

1. Mempengaru

hi cahaya

lampu

2. Tidak

mempengaru

hi cahaya

lampu

(SNI 03-6575-

2001)

Ordinal

5. Pemeliharaan

pencahayaan

Ceklis pemeliharaan sarana

pencahayaan berdasarkan kesesuaian

SNI 03-6575-2001

wawancara Lembar

Checlist

1.Sesuai standar

SNI

2.Tidak sesuai

standar SNI

Ordinal

Page 52: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

36

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu studi evaluasi yaitu melakukan evaluasi

terhadap tingkat pencahayaan di perpustakaanFKIK UIN Jakarta dengan melakukan

pengukuran dan membandingkan hasil pengukuran tersebut dengan

standar/persyaratan yang berlaku yaitu Kepmenkes Nomor

1405/MENKES/SK/XI/2002. Pengukuran tingkat pencahayaan dilakukan dengan

menggunakan Luxmeter dengan mengacu pada Standar Nasional

Indonesia tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja (SNI

16-7062-2004). Evaluasi juga dilakukan terhadap kondisi pencahayaan di ruangan

perpustakaan meliputi aspek fisik dan respon subjektif pengunjung. Penelitian ini

dilakukan selama Maret- Juni 2014. Keluhan subjektif yang dirasakan oleh

pengunjung dan pendapat pengunjung terhadap kondisi pencahayaan di

perpustakaan di analisis secara deskriptif.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di lingkungan perpustakaan Fakultas

kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang diilakukan pada bulan Maret sampai bulan Juni tahun 2014.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Seluruh ruangan perpustakaan Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan

36

Page 53: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

37

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

4.3.2 Sampel

Analisis tingkat pencahayaan dilakukan pada seluruh

ruang/gedung perpustakaan Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil

Jumlah titik pengukuran pencahayaan setempat yang terbagi dalam 5 titik:

Rak buku perpustakaan,Meja besar,Meja Resepsionis ,Meja komputer dan

Meja sekat baca.

Respon subyektif menggunakan total sampling yaitu teknik

penentuan sampel dengan mengambil semua populasi yang berada di

perpustakaan pada saat penelitian dan bersedia dijadikan sampel.

4.4 Instrumen Penelitian

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden salah satunya berbentuk angket atau kuesioner. Kuesioner tertutup

merupakan kuesioner yng sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal

memilih pada kolom yang sudah disediakan pada kolom yang sudah disediakan

dengan memberi tanda silang (X).

Alasan digunakannnya kuesioner tertutup karena pertama, jenis kuesioner

tersebut memberikan kemudahan kepada responden dalam memberikan jawaban.

Kedua, jenis kuesioner tersebut lebih praktis dan sistematis. Ketiga, keterbatasan

Page 54: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

38

biaya dan waktu penelitian. Instrument ini digunakan untuk mengetahui

karakteristik pengunjung perpustakaan, gambaran pencahayaan dan keluhan

subyektif terhadap pencahayaan dengan cara mengisi kuesioner yang dilakukan

oleh masing-masing pengunjung perpustakaan tersebut.

2. Lembar Checlist/ Observasi

Lembar yang berisi poin-poin penilaian berdasarkan standar yang ada.

Lembar ini akan dibawa peneliti untuk melakukan penilaian secara langsung ke

lokasi yang ditentukan. Lembar observasi ini akan menjadi penilaian secara

langsung disamping penilaian dari hasil kuesioner.

3. Lux meter

Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas

cahaya di suatu tempat. Lux meter digunakan untuk mengukur tingkat iluminasi.

Hampir semua lux meter terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto, dan

layer panel. Sensor diletakkan pada sumber cahaya. Cahaya akan menyinari sel foto

sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak

cahaya yang diserap oleh sel,maka arus yang dihasilkan lebih besar.

Cara pengukurannya yaitu sensor ditempatkan pada tempat kerja atau pada

tempat dimana intensitas cahaya harus diukur, dan alat akan secara langsung

memberikan hasil pembacaan pada layar panel. Agar tidak terjadi kesalahan

pengukuran maka sensor harus ditempatkan tepat pada tempat kerja untuk

menghasilkan pembacaan yang akurat. Terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan oleh operator saat melakukan pengukuran yaitu operator harus berhati-

hati supaya tidak menimbulkan bayangan, Jangan menimbulkan pantulan cahaya

Page 55: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

39

yang disebabkan oleh pakaian operator.

4.5 Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang diambil langsung oleh peneliti berupa data tingkat

pencahayaan ruang/gedung perpustakaan Fakultas kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan

alat ukur lux meter. Kemudian pengambilan data kegiatan pengunjung

perpustakaan yang dilakukan dengan teknik wawancara dan kuesioner.

2. Data Sekunder

Data yang dikumpulkan dari perpustakaan Fakultas kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, berupa

informasi ruangan perpustakaan dan perawatan pencahayaan perpustakaan

4.6 Pengolahan Data

Seluruh data yang terkumpul baik data primer maupun data sekuner akan

diolah melaui tahap-tahap pengolahan data. Pengolahan data terdiri dari serangkaian

tahapan yang harus dilakukan agar data siap untuk diuji statistik dan dilakukan

analisis/interpretasi. Adapun tahapannya sebagai berikut:

1. Data coding

Kegiatan mengklasifikasi data dan memberi kode untuk masing-masing

kelas sesuai dengan tujuan dikumpulkannya data.

2. Data editing

Penyuntingan data dilakukan sebelum proses pemasukan data. Sebelum

diolah, data diteliti apabila ada kesalahan dan diperbaiki serta diperiksa

Page 56: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

40

kelengkapannya.

3. Data structure

Data structure dikembangkan sesuai dengan analisis yang akan dilakukan

dan jenis perangkat lunak yang dipergunakan. Pada saat menggunakan data

structure, bagi masing-masing variabel perlu ditetapkan nama, skala ukur variabel

dan jumlah digit.

4. Data entry

Merupakan proses pemasukan data ke dalam program atau fasilitas analisis

data di dalam komputer. Pada penelitian ini pemasukan data dilakukan pada

software statistik.

5. Data cleaning

Merupakan proses pembersihan data. Data akan dibersihkan dari informasi

yang tidak relevan atau yang tidak akan diangkat menjadi penelitian.

4.7 Analisis data

Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran

pencahayaan di tiap lokasi penelitian dengan standard Kepmenkes Nomor

1405/MENKES/SK/XI/2002. Kondisi fisik ruangan dan keluhan subjektif yang

dirasakan oleh pengunjung perpustakaan terhadap kondisi pencahayaan di

perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014,

dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan dengan membuat tabel dan

distribusi frekuensi dari masing-masing variabel. Analisa ini digunakan untuk

mengetahui gambaran variabel yang diteliti.

Page 57: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

41

BAB V

HASIL

5.1 Gambaran Umum Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta didirikan seiring berdirinya Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan Surat Keputusan Rektor

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 046 ditetapkan pada tanggal 22 Mei Tahun

2004 tentang Pendirian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pertama kali perpustakaan di pimpin oleh Bapak Amrullah Hasbana, MA,

sebagai Kepala Urusan Perpustakaan FKIK. Kepemimpinan di mulai dari tangal 19

Desember 2005 s.d 2010. Saat ini, tahun 2012, perpustakaan dipimpin oleh PJS

KAUR Perpustakaan yakni ibu Dwi Susy Yenti, SE, dan perpustakaan dikelola oleh

4 orang, yakni Lolytasari, M.Si., M.Hum., Dra. Ida Darawati, Imas Fathonah, S.IP

dan Budi Prasetyo, S.IP.

Koleksi Perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengalami

perkembangan dimulai dari koleksi buku, dan e-book. Jumlah koleksi secara

keseluruhan hingga saat ini ada 4.678 judul, 8.829 eksemplar. Saat ini perpustakaan

memiliki program digital library yakni berupaya memudahkan pengguna dalam

mencari informasi melalui web. Software yang digunakan perpustakaan adalah

MyPustaka.

Perpustakaan FKIK terus berupaya untuk meningkatkan jumlah koleksi untuk

41

Page 58: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

42

memenuhi kebutuhan proses belajar mengajar dan melakukan pembenahan dalam

manajemen, menuju sistem terotomasi.

Sampai saat ini, 2 (dua) tahun operasional, Perpustakaan FKIK telah memiliki

koleksi terdiri 1637 judul dengan 3760 eksemplar. Koleksi CD 37 buah dan jurnal

1.259 exemplar yang terdiri dari 50 judul jurnal kedokteran, 4 judul jurnal kesehatan

masyarakat, 11 judul jurnal farmasi, 7 judul jurnal keperawatan, 12 judul jurnal

bersifat umum, 24 judul jurnal agama, 13 judul majalah dan 185 judul makalah. Dan

telah melanggan koran sebanyak 1 (satu) judul. Dan juga telah menyediakan layanan

internet untuk memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika

Perpustakaan FKIK memiliki sumber pencahayaan umum,yang artinya semua

pencahayaan berada sejajar tanpa ada sumber cahaya khusus untuk menyinari lokasi

atau titik tertentu.

Gambar 5.1

Pencahayaan Umum

Gambar 5.2

Pencahayaan Perpustakaan FKIK 2014

Sumber OE,2003

5.2 Gambaran Tingkat Pencahayaan Di Lingkungan Perpustakaan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Berdasarkan Peraturan 1405/Menkses/SK/XI/2002

Page 59: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

43

5.2.1 Penentuan Titik Pengukuran

Penentuan titik pengukuran didasarkan pada SNI 16-7062-2004

terdiri dari Penerangan Umum dan Penerangan Setempat. Penerangan

setempat adalah obyek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan. Titik

pengukuran penerangan dilakukan di atas meja perpustakaan dan rak

perpustakaan yang ada, dibagi atas:

1. Rak buku perpustakaan

2. Meja besar

3. Meja Resepsionis

4. Meja komputer

5. Meja sekat baca

5.2.2 Gambaran Data Hasil Pengukuran Pencahayaan Di Perpustakaan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

1. Pengukuran pada Meja Besar Lt.1

Gambaran pencahayaan di ruangan perpustakaan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

didapatkan dari hasil pengukuran dengan lux meter. Hasil pengukuran

pencahayaan di area meja besar Lt.1 perpustakaan FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 dapat dilihat pada

tabel 5.1

Page 60: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

44

Tabel 5.1

Hasil Pengukuran Pencahayaan Di Meja Besar Lt.1 Perpustakaan FKIK 2014

Sumber : Laporan praktikum Laboratorium K3 Ainil dkk, 2014

No

LOKASI

PENGUKURAN

/TITIK

PENGUKURAN RATA-

RATA

Keses-

uaian

(%)

Ket

I II III

MEJA BESAR Lt.1

1 Meja besar 1 340 341 340 340,3 113% Sesuai

2 Meja besar 2 343 345 346 344,7 115% Sesuai

3 Meja besar 3 326 323 323 324 108% Sesuai

4 Meja besar 4 284 285 284 284,3 95% Tdk Sesuai

5 Meja besar 5 310 310 306 308,7 103% Sesuai

6 Meja besar 6 372 371 372 371,7 124% Sesuai

7 Meja besar 7 402 403 404 403,3 134% Sesuai

8 Meja besar 8 405 405 404 404,7 135% Sesuai

9 Meja besar 9 391 391 392 391,3 130% Sesuai

10 Meja besar 10 296 295 296 295,7 98% Tdk Sesuai

11 Meja besar 11 251 250 250 250,3 83% Tdk Sesuai

12 Meja besar 12 237 236 236 236,3 71% Tdk Sesuai

13 Meja besar 13 231 232 232 231,7 79% Tdk Sesuai

14 Meja besar 14 171 171 171 171 57% Tdk Sesuai

Page 61: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

45

Nilai pengukuran bervariasi yaitu ada 8 meja yang memiliki

pencahayaan yang mencukupi dari 14 meja yang diukur,artinya masih ada

6 meja yang menunjukan hasil pengukuran di bawah standar. Hasil

pengukuran untuk yang tidak mencukupi bervariasi dengan nilai terendah

adalah 57% dari standar. Untuk denah dapat dilihat pada Lampiran.

2. Gambaran hasil pengukuran di Meja Resepsionis Lt.1

Hasil pengukuran pencahayaan di area meja resepsionis ruang

perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2

Hasil Pengukuran Pencahayaan Di Meja Resepsionis Perpustakaan

FKIK 2014

Hasil pengukuran pada titik meja resepsionis menunjukan hasil

yang belum memenuhi standar yaitu 300 lux. Meja resepsionis 2 yang

menunjukan hasil pengukuran paling jauh dari standar yaitu hanya 39%.

Hasil yang paling tinggi hanya menunjukan angka 75%.

No LOKASI

PENGUKURAN

/TITIK

PENGUKURAN RATA-

RATA

Keses-

uaian

(%)

Ket

I II III

MEJA RESEPSIONIS

1 Meja Resepsionis 1 210 209 218 212 71% Tdk sesuai

2 Meja Resepsionis 2 106 114 115 117 39% Tdk sesuai

3 Meja Resepsionis 3 222 224 227 224 75% Tdk sesuai

Page 62: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

46

3. Gambaran hasil pengukuran di Meja Komputer Lt.1

Hasil pengukuran pencahayaan di meja komputer Lt.1 ruangan

perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.3

Tabel 5.3

Hasil Pengukuran Pencahayaan Di Meja Komputer Lt.1 Perputakaan

FKIK 2014

No LOKASI

PENGUKURAN

/TITIK

PENGUKURAN RATA-

RATA

Keses-

uaian

(%)

Ket

I II III

MEJA KOMPUTER lt.1

1 Meja komputer 1 84 83 87 85 28% Tdk sesuai

2 Meja komputer 2 81 77 83 80 27% Tdk sesuai

3 Meja komputer 3 70 74 69 71 24% Tdk sesuai

4 Meja komputer 4 74 76 77 76 25% Tdk sesuai

5 Meja komputer 5 60 50 55 55 18% Tdk sesuai

6 Meja komputer 6 65 63 60 63 21% Tdk sesuai

7 Meja komputer 7 63 62 62 62 21% Tdk sesuai

8 Meja komputer 8 95 96 98 96 32% Tdk sesuai

9 Meja komputer 9 82 78 80 80 27% Tdk sesuai

10 Meja komputer 10 120 121 120 120 40% Tdk sesuai

Semua hasil pengukuran menunjukan hasil yang di bawah standar

secara bervariasi. Hasil pengukuran yang terendah adalah 18% yaitu pada

meja komputer 5 dan hasil pengukuran tertinggi pada meja komputer 10

sebesar 40%.

Page 63: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

47

4. Gambaran hasil pengukuran berdasarkan posisi pencahayaan

Hasil pengukuran pencahayaan berdasarkan posisi pencahayaan di

ruangan perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4

Perbandingan Hasil Pengukuran Berdasarkan Posisi Pencahayaan Di

FKIK 2014

Lokasi

Pengukuran

Tepat dibawah lampu Keses-

uaian

Tidak tepat dibawah

lampu

Kesesu-

aian

I II III Rata-

rata

I II III Rata-

rata

Meja besar

lt.1

413 405 410 409 Sesuai 328 317 307 317 Sesuai

Meja besar

lt.2

476 462 452 463 Sesuai 196 162 167 175 Tdk Sesuai

Meja sekat

baca lt.1

Tidak ada 112 105 110 109 Tdk Sesuai

Meja sekat

baca lt.2

Tidak ada 106 112 113 110 Tdk Sesuai

Rak buku

lt.1

366 346 356 356 Sesuai 96 95 90 94 Tdk Sesuai

Rak buku

lt.2

345 358 352 352 Sesuai 43 46 45 45 Tdk Sesuai

Hasil pengukuran pada titik pencahayaan bila dilihat dari posisi

pencahayaan menunjukan hasil yang tepat berada di bawah lampu

memiliki tingkat pencahayaan sesuai standar, sedangkan jika tidak

dibawah lampu hampir semuanya menunjukan pencahayaan dibawah

standar. Hasil pengukuran tertinggi memiliki nilai 463 lux dan hasil

pengukuran terendah 45 lux.

Page 64: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

48

5.3 Respon Subyektif Pengunjung Terkait Pencahayaan Di Perpustakaan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Gambaran persentase keluhan subyektif pengunjung terkait pencahayaan di

perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2014 dapat dilihat pada tabel 5.5

Tabel 5.5

Keluhan Subyektif Pengunjung Terkait Pencahayaan Di Perpustakaan

FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Persentase keluhan subyektif pencahayaan Total

Nilai

Kesesuaian

14% 28% 42% 57% 71% 85% 100%

Frekuensi 1 8 5 11 12 9 4 50

Tabel persentase ini menjelaskan kesesuaian tingkat pencahayaan

perpustakaan berdasarkan nilai subyektif dari pengunjung perpustakaan. Yang

mengatakan 100% pencahayaan sesuai dengan standar hanya 4 orang dan tingkat

pencahayaan hanya 14% sesuai dari standar dikatakan dari 1 responden. Paling

banyak responden mengatakan tingkat pencahayaan perpustakaan hanya 71%

memenuhi standar. Adapun variable dari masing-masing dijelaskan di bawah ini:

1. Pendapat Tentang Pencahayaan

Gambaran Frekuensi pendapat tentang pencahayaan di perpustakaan

FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 dapat

dilihat pada Grafik 5.1

Page 65: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

49

Grafik 5.1

Pendapat Tentang Pencahayaan

Pengunjung perpustakaan mengatakan pendapat tentang pencahayaan di

Perpustakaan cukup adalah sebanyak 45 orang, yang mengatakan redup 4 orang

dan yang mengatakan silau 1 orang.

2. Ruangan terasa panas karena lampu

Gambaran Frekuensi respon subyektif ruangan terasa panas karena lampu

di perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2014 dapat dilihat pada Grafik 5.2

Grafik 5.2

Keluhan Subyektif Ruangan Terasa panas Karena Lampu

Page 66: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

50

Menurut respon pengunjung menyatakan ruangan terasa panas karena

lampu 18 orang dan yang mengatakan lampu tidak menyebabkan ruanga terasa

panas 32 orang.

3. Lampu Berkedip

Gambaran Frekuensi Lampu berkedip di perpustakaan FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 dapat dilihat pada Grafik

5.3

Grafik 5.3

Gambaran keluhan subyektif Lampu Perpustakaan Berkedip

Pengunjung perpustakaan secara subyektif menilai berkedip atau tidaknya

lampu perpustakaan selama beraktivitas. Yang menyatakan lampu berkedip 18

orang dan yang mengatakan lampu tidak berkedip 32 orang

4. Penyebaran Cahaya

Gambaran Frekuensi merata atau tidaknya penyebaran cahaya di

perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2014 dapat dilihat pada Grafik 5.4

Page 67: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

51

Grafik 5.4

Gambaran Respon Subyektif Penyebaran Pencahayaan Di Perpustakaan

FKIK

Pengunjung perpustakaan merasa secara subyektif cahaya di

perpustakaan sudah cukup menyebar. Mereka yang mengatakan cahaya

menyebar merata 35 orang dan yang mengatakan cahaya perpustakaan tidak

menyebar merata 15 orang.

5. Keluhan saat beraktivitas

Gambaran Frekuensi keluhan saat beraktivitas di perpustakaan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 dapat dilihat

pada Grafik 5.5

Page 68: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

52

Grafik 5.5

Gambaran Frekuensi keluhan saat beraktivitas di Perpustakaan FKIK

Mayoritas pengunjung tidak merasakan keluhan saat beraktivitas di

perpustakaan. Yang merasakan keluhan tulisan tidak jelas terlihat sebanyak 4

orang,silau menatap layar komputer 13 orang,benda terlihat tidak jelas 4 orang

dan yang merasakan banyak keluhan 4 orang.

6. Kesan pertama saat masuk Perpustakaan

Gambaran Frekuensi kesan pertama saat masuk ke perpustakaan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 dapat dilihat

pada Grafik 5.6

Page 69: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

53

Grafik 5.6

Frekuensi Kesan pertama saat masuk ke Perpustakaan FKIK

Pengunjung Perpustakaan merasakan keluhan subyektif yang berbeda

beda ketika memasuki Perpustakaan. Yang paling banyak adalah merasakan suhu

perpustakaan kurang sebanyak 16 orang,yang merasakan cahaya kurang 8

orang,yang merasakan cahaya silau 9 orang,yang merasakan ruangan terasa

pengap 7 orang dan sisanya tidak merasakan kesan apapun(biasa saja) sebanyak

10 orang.

7. Ada tidaknya bayangan saat beraktivitas

Gambaran Frekuensi ada tidaknya bayangan saat beraktivitas di

Perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2014 dapat dilihat pada Grafik 5.7

Page 70: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

54

Grafik 5.7

Frekuensi keluhan subyektif ada tidaknya bayangan saat beraktivitas

Mayoritas pengunjung mengatakan tidak merasakan timbulnya bayangan

saat beraktivitas. Yang mengatakan merasa ada bayangan sebanyak 14 orang dan

yang mengatakan tidak ada bayangan sebanyak 36 orang.

5.4 Respon Subyektif Pengelola Perpustakaan Terkait Pencahayaan Di

Perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2014

Gambaran persentase keluhan subyektif pengelola perpustakaan terkait

pencahayaan di perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.6

Page 71: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

55

Tabel 5.6

Keluhan Subyektif Pengelola Perpustakaan Terkait Pencahayaan Di

Perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2014

Persentase keluhan subyektif

pencahayaan

Total

Nilai Kesesuaian 85% 100%

Frekuensi 2 1 3

Menurut pengelola perpustakaan yang berjumlah 3 orang, pencahayaan

perpustakaan secara subyektif dinilai sudah hampir memenuhi standar 85% oleh

2 orang dan pencahayaan sudah sesuai 100% dikatakan oleh 1 orang.

5.5 Gambaran Kesesuaian Sarana Penunjang Beraktivitas Terkait Pencahayaan

Di Perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2014

Gambaran hasil pengamatan tata letak sarana penunjang beraktivitas

terkait pencahayaan di ruangan perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.7

Page 72: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

56

Tabel 5.7

Gambaran Hasil Observasi Tata Letak Sarana Penunjang Beraktivitas

Terkait Pencahayaan Di Perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Dari hasil ceklis berdasarkan kesesuaian Suptandar (1999) untuk sarana

penunjang perpustakaan,hasil yang didapat adalah semuanya memenuhi standar

yang ada. Kondisi ruangan tertutup,jenis benda dalam ruangan menyerap

cahaya,warna dinding terang dan tidak ada asap dalam ruangan.

No Hasil Observasi Kategori Kesesuaian

1. Kondisi Ruangan Tertutup, karena hanya

menggunakan

pencahayaan buatan

Sesuai

2. Jenis permukaan benda-benda

dalam ruang

Menyerap, karena tidak

membuat silau

Sesuai

3. Warna-warna dinding Terang, warna putih Sesuai

4. Adanya asap dalam ruang Tidak Ada Sesuai

Page 73: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

57

5.6 Kondisi Armatur Perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 Berdasarkan SNI 03-6575-2001

Gambaran hasil pengamatan kondisi armatur perpustakaan FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 Berdasarkan SNI 03-6575-

2001 dapat dilihat pada tabel 5.8

Tabel 5.8

Kondisi Armatur sesuai dengan standar SNI 03-6575-2001

NO Ceklis ruangan Keterangan SNI 03-6575-2001

1. Kondisi Armatur (rumah

lampu) berdasarkan

pemasangan

Armatur yang dipasang

masuk ke dalam langit-langit.

Sesuai

2. Klasifikasi armatur

berdasarkan distribusi

cahaya

Distribusi Langsung

Sesuai

Page 74: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

58

NO Ceklis ruangan Keterangan SNI 03-6575-2001

3. Apakah ada debu yang

menempel di armatur

Ada Tidak Sesuai

4. Apakah debu yang ada di

armature mengurangi

cahaya lampu

Tidak Sesuai

Hasil observasi kesesuaian Armatur dengan standar SNI 03-6575-2001

didapatkan seluruh aspek dinyatakan sesuai dengan standar. Armatur yang dipasang

masuk ke dalam langit-langit,arah distribusi pencahayaan yaitu distribusi

langsung,ada debu yang menempel pada armature namun belum mempengaruhi

cahaya yang keluar dari lampu dan tidak ada korosi pada armatur.

Page 75: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

59

5.7 Pemeliharaan Pencahayaan Perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 Berdasarkan SNI 03-6575-2001

Gambaran pemeliharaan Pencahayaan Perpustakaan FKIK Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 Berdasarkan SNI 03-6575-2001

dapat dilihat pada tabel 5.9

Tabel 5.9

Gambaran pemeliharaan pencahayaan Perpustakaan FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 Berdasarkan SNI 03-

6575-2001

NO Pemeliharaan Keterangan SNI 03-6575-2001

1. Apakah ada perencanaan

penggantian lampu (terjadwal)

Tidak ada perencanaan Tida Sesuai

2. Bagaimana anda tahu kalau ada

lampu di perpustakaan yang rusak

Berdasarkan hasil

laporan dari kepala

perpustakaan

Tidak sesuai, harus

nya dari hasil

pengontrolan rutin

3. Apakah ada jadwal pembersihan

armature lampu perpustakaan

Tidak ada Tidak sesuai,

Minimal 1 tahun

sekali

4. Bagaimana sistem proses

pengecekan kondisi lampu

perpustakaan

Dilakukan

pengontrolan jika

banyak keluhan dari

pengguna

Tidak Sesuai,

Dilakukan

pengecekan 1 tahun

sekali

5. Siapa yang menentukan lampu

yang akan digunakan di

Tergantung stok yang

ada atau dari anggaran

Tidak sesuai

Page 76: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

60

NO Pemeliharaan Keterangan SNI 03-6575-2001

perpustakaan yang disediakan

6. Apakah menurut anda lampu di

perpustakaann sudah sesuai

dengan standar

Sudah sesuai Sudah sesuai hanya

tidak merata

cahayanya

7. Apakah anda mengetahui jenis

lampu yang digunakan,energy

yang dipakai lampu dan waktu

lama hidup lampu

Tidak tahu Tidak sesuai

Hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan FKIK didapatkan hasil

bahwa pencahayaan di Perpustakaan tidak dikelola dengan baik,hanya diperhatikan

jika ada keluhan dan laporan. Perencanaan penggantian lampu tidak terjadwal, tidak

ada jadwal pembersihan lampu secara teratur, yang menentukan lampu yang akan

dipakai tergantung stok yang ada dan pengelola sendiri tidak mengetahui jenis lampu

yang digunakan.

Page 77: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

61

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

1. Pengukuran tingkat pencahayaan di perpustakaan FKIK ini hanya pada

satu waktu, perlu dilakukan pengukuran pencahayaan secara berulang

agar didapatkan hasil pengukuran berdasarkan waktu pengambilan.

2. Penelitian ini hanya melakukan pengukuran pada penerangan

setempat,yaitu lokasi yang sering digunakan beraktivitas oleh

pengunjung. Perlu dilakukan pengukuran pencahayaan umum seluruh

perpustakaan.

3. Data sekunder terkait rancangan awal perencanaan pembangunan

perpustakaan tidak ditemukan dari arsip Perpustakaan FKIK. Sehingga

tidak bisa diketahui apakah tahap perencanaan sesuai dengan

pengaplikasianya.

6.2 Gambaran Tingkat Pencahayaan Di Lingkungan Perpustakaan FKIK

Berdasarkan Peraturan 1405/Menkses/SK/XI/2002

Sesuai dengan hasil penelitian Dian (2009),bahawa pencahayaan dibawah

standar yaitu 300 lux akan menimbulkan keluhan kelelahan mata. Pekerjaan kantor

yang berganti-ganti menulis dan membaca, pekerjaan arsip dan seleksi surat Harus

mempunyai kekuatan antara 300 luks. (Deni,2010). Intensitas penerangan adalah

banyaknya cahaya yang tiba pada satu luas permukaan (Ruslan, 2009). Ketentuan

61

Page 78: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

62

tentang standar intensitas penerangan menurut Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 untuk perpustakaan

adalah 300 lux.

5. Pengukuran pada Meja Besar Lt.1

Nilai pengukuran bervariasi yaitu ada 8 meja yang memiliki

pencahayaan yang mencukupi dari 14 meja yang diukur,artinya masih ada 6

meja yang menunjukan hasil pengukuran di bawah standar. Hasil

pengukuran untuk yang tidak mencukupi bervariasi dengan nilai terendah

adalah 57% dari standar.

Adapun kondisi pencahayaan di Perpustakaan FKIK UIN adalah

tidak merata,tergantung bagaimana posisi pengukuran. Jika melakukan

pengukuran meja besar yang bertempat tepat dibawah lampu maka hasil

pengukuran lux akan diatas 300 lux yang artinya sesuai dengan standar.

Untuk meja besar hasil yang didapat tidak terlalu jauh dari standar,jika

pengukuran meja besar yang tidak pas di bawah cahaya lampu maka hasil

lux diangka 250 lux,artinya mendekati standar.

6. Pengukuran di Meja Resepsionis Lt.1

Hasil pengukuran pada titik meja resepsionis menunjukan hasil

yang belum memenuhi standar yaitu 300 lux. Meja resepsionis 2 yang

menunjukan hasil pengukuran paling jauh dari standar yaitu hanya 39%.

Hasil yang paling tinggi hanya menunjukan angka 75%. Meja Resepsionis

adalah tempat dimana petugas perpustakaan menghabiskan waktu kerja 8

Page 79: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

63

jam/hari,artinya rendahnya pencahayaan di titik ini akan berakibat Penyakit

Akibat kerja yaitu Keluhan Kelelahan mata.

7. Pengukuran di Meja Komputer Lt.1

Semua hasil pengukuran menunjukan hasil yang di bawah standar

secara bervariasi. Hasil pengukuran yang terendah adalah 18% yaitu pada

meja komputer 5 dan hasil pengukuran tertinggi pada meja komputer 10

sebesar 40%.

Untuk pengukuran meja komputer,hasil yang didapat sangat jauh

dari standar. Hal tersebut dikarenakan lokasi meja komputer memang sama

sekali tidak disinari lampu langsung,posisi di sudut yang diatasnya hanya ada

jendela namun tidak mempengaruhi cahaya yang masuk.Angka yang didapat

dibawah 100 lux. Jika disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan di meja

komputer sangat tidak sesuai karena aktivitas yang dilakukan sangat

memerlukan fokus mata. Belum lagi faktor cahaya dari komputer yang

mengarah ke mata akan menambah beban mata yang lebih menimbulkan

kelelahan.

Pada lokasi/titik di meja computer perlu ditambahkan

pencahayaan kerja,yaitu pencahayaan yang menyinari sekitar komputer saja

untuk meningkatkan pencahayaan.

8. Pengukuran berdasarkan posisi pencahayaan

Hasil pengukuran pada titik pencahayaan bila dilihat dari posisi

pencahayaan menunjukan hasil yang tepat berada di bawah lampu memiliki

tingkat pencahayaan sesuai standar, sedangkan jika tidak dibawah lampu

Page 80: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

64

hampir semuanya menunjukan pencahayaan dibawah standar. Hasil

pengukuran tertinggi memiliki nilai 463 lux dan hasil pengukuran terendah

45 lux.

Meja sekat baca adalah lokasi yang cukup disukai pengunjung.

Karena disana disediakan stop kontak untuk charger. Lokasi ini menjadi

favorit pengunjung yang membawa laptop pribadi. Sehingga tingkat aktivitas

yang dilakukan akan sama dengan computer perpustakaan. Hasil pengukuran

yang ditemukan adalah semua meja sekat baca baik yang di lantai 1 atau

lantai 2 semuanya di posisi yang tidak mendapat cahaya lampu langsung.

Nilai Lux paling tinggi hanya di 112 Lux.

Rak buku adalah lokasi awal yang akan dituju pengunjung

perpustakaan,khususnya dalam mengerjakan tugas kuliah. Rak buku di lantai

1 atau 2 ada dua posisi,yaitu yang dibawah cahaya lampu langsung atau tidak

dibawah cahaya lampu. Untuk rak buku yang tepat dibawah cahaya lampu

sangat memenuhi standar karena nilainya berkisar di 350 lux,namun sangat

berkebalikan untuk rak buku yang tidak mendapat cahaya lampu nilainya di

bawah 100 lux. Karena itu sangat tidak disarankan membaca buku terlalu

lama di rak buku.

6.3 Respon Subyektif Pengunjung Terkait Pencahayaan Di Perpustakaan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Persentase ini menjelaskan kesesuaian tingkat pencahayaan perpustakaan

berdasarkan nilai subyektif dari pengunjung perpustakaan. Yang mengatakan 100%

pencahayaan sesuai dengan standar hanya 4 orang dan tingkat pencahayaan hanya

Page 81: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

65

14% sesuai dari standar dikatakan dari 1 responden. Paling banyak responden

mengatakan tingkat pencahayaan perpustakaan hanya 71% memenuhi standar.

Pengunjung perpustakaan mengatakan pendapat tentang pencahayaan di

Perpustakaan cukup adalah sebanyak 45 orang, yang mengatakan redup 4 orang

dan yang mengatakan silau 1 orang. Menurut respon pengunjung menyatakan

ruangan terasa panas karena lampu 18 orang dan yang mengatakan lampu tidak

menyebabkan ruanga terasa panas 32 orang.

6.4 Respon Subyektif Pengelola Perpustakaan Terkait Pencahayaan Di

Perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2014

Menurut Deni (2010) Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan

membaca, pekerjaan arsip dan seleksi surat Harus mempunyai kekuatan antara

300 luks. Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang

dikerjakannya secara jelas, cepat, dan tanpa upaya yang tidak perlu. Lebih dari

itu penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik

dan keadaan yang menyegarkan. Sebaliknya, jika lingkungan kerja memiliki

penerangan yang buruk dapat berakibat sebagai berikut : kelelahan mata dengan

berkurangnya daya dan efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan pegal-pegal di

daerah mata, dan sakit kepala di sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan

meningkatnya kecelakaan (Suma’mur, 1993).

Penerangan ruang kerja yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan

mata, akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan,

menurut Soewarno (1992), menyebutkan bahwa penerangan yang memadai bisa

Page 82: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

66

mencegah terjadinya Astenopia (kelelahan mata) dan mempertinggi kecepatan

dan efisien membaca. Penerangan yang kurang bukannya menyebabkan penyakit

mata tetapi menimbulkan kelelahan mata.

Pengelola perpustakaan adalah orang yang akan menghabiskan waktu 8

jam/hari di dalam perpustakaan. Aktivitas yang dilakukan juga lebih banyak di

depan komputer, pencahayaan yang sesuai standar 300 lux haruslah terpenuhi

untuk menghindari kelelahan mata. Menurut pengelola perpustakaan yang

berjumlah 3 orang, pencahayaan perpustakaan secara subyektif dinilai sudah

hampir memenuhi standar 85% oleh 2 orang dan pencahayaan sudah sesuai

100% dikatakan oleh 1 orang.

Lokasi bekerja pengelola perpustakaan memang memiliki pencahayaan

yang cukup dikarenakan berada tepat di bawah lampu. Penilaian pengelola hanya

berdasarkan tempat mereka bekerja bukan menilai pencahayaan umum di

perpustakaan. Selain itu ada faktor kebiasaan,karena sudah terbiasa beraktivitas

dengan pencahayaan tersebut.

6.5 Sarana Penunjang Beraktivitas Terkait Pencahayaan Di Perpustakaan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Secara umum warna ruangan mempengaruhi mata namun tidak berdampak

secara langsung. Faktor lain yang mempengaruhi adalah suhu. Suhu yang tidak

tepat dapat menyebabkan stres, termasuk ketegangan mata. Suhu disini dapat

menyebabkan iritasi mata dikarenakan suhu yang tinggi dapat meningkatkan emisi

polutan kimia dari furniture dan lantai (Rostron,2005)

Page 83: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

67

Dalam Adriana 2011 disebutkan bahwa Standar kenyamanan suhu udara di

negara Indonesia berpedoman pada standar Amerika (ANSI/ ASHARE, 1992).

Dalam Karyono (2001) mereka merekomendasikan suhu nyaman 22,5 oC – 26

oC

atau disederhanakan menjadi 24 oC atau rentang 22

oC hingga 26

oC . Menurut

Suptandar (1999), terang cahaya suatu penerangan ditentukan oleh faktor-faktor :

1. Kondisi ruang (tertutup atau bukaan)

2. Letak penempatan lampu

3. Jenis dan daya lampu

4. Jenis permukaan benda-benda dalam ruang (memantulkan atau menyerap)

5. Warna-warna dinding (gelap atau terang)

6. Udara dalam ruang (asap rokok dan sebagainya)

7. Pola diagram dari tiap lampu

Berdasarkan kesesuaian menurut Suptandar (1999) untuk sarana penunjang

perpustakaan,hasil yang didapat adalah semuanya memenuhi standar yang ada.

Kondisi ruangan tertutup,jenis benda dalam ruangan menyerap cahaya,warna

dinding terang dan tidak ada asap dalam ruangan. Semua aspek lain yang

dibutuhkan untuk memenuhi pencahayaan sudah terpenuhi. Kondisi ruangan

tertutup sehingga tidak berpengaruh pada kondisi cuaca diluar,permukaan benda

dalam ruang memantulkan cahaya sehingga cahaya lebih menyebar,warna dinding

terang sehingga menambah terang ruangan,dalam ruangan juga tidak

menimbulkana sap yang dapat mengganggu.

6.6 Kesesuaian Kondisi Armatur Perpustakaan FKIK Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 Berdasarkan SNI 03-6575-2001

Page 84: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

68

Armatur adalah rumah lampu yang digunakan untuk mengendalikan dan

mendistribusikan cahaya yang dipancarkan oleh lampu yang dipasang didalamnya,

dilengkapi dengan peralatan untuk melindungi lampu dan peralatan pengendalian

listrik. Untuk memilih armatur yang akan digunakan, perlu dipertimbangkan

faktor-faktor yang berhubungan dengan pencahayaan, sebagai berikut :

1. Distribusi Intensitas Cahaya.

2. Efisiensi Cahaya.

3. Koefisien Penggunaan.

4. Perlindungan Terhadap Kejutan Listrik.

5. Ketahanan Terhadap Masuknya Air Dan Debu

6. Ketahanan Terhadap Timbulnya Ledakan Dan Kebakaran.

7. Kebisingan Yang Ditimbulkan.

Klasifikasi berdasarkan cara pemasangan armatur dapat dikelompokkan

menjadi :

1. Armatur yang dipasang masuk ke dalam langit-langit.

2. Armatur yang dipasang menempel pada langit-langit.

3. Armatur yang digantung pada langit-langit.

4. Armatur yang dipasang pada dinding.

5. dan lain-lain.

Kinerja armatur berangsur-angsur menurun dengan bertambahnya waktu.

Hal ini disebabkan oleh :

1. Akumulasi debu atau kotoran lain pada permukaan refraktor maupun

reflektor

Page 85: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

69

2. Perubahan warna pada kedua permukaan tersebut akibat bertambahnya umur,

karena radiasi cahaya lampu atau korosi.

Kecepatan penurunan kinerja ini tergantung pada jumlah dan komposisi

debu di udara dan jenis armaturnya. Tidak ada aturan yang pasti untuk menentukan

jadwal pemeliharaan/pembersihan armatur. Pada umumnya untuk menentukan

jadwal ini, faktor biaya, kesesuaian waktu pelaksanaan dan efisiensi sistem

pencahayaan menjadi faktor-faktor yang harus diperhitungkan.

Perancang sistem tata cahaya adakalanya harus memilih sistem tata cahaya

berdasarkan informasi tentang tugas visual atau lingkungan yang tidak lengkap.

Sebagai contoh, sifat pekerjaan yang akan dilakukan di dalam suatu ruangan tidak

diketahui, atau jenis permukaan atau detail penyekatan ruangan belum ditentukan

pada saat keputusan rancangan sistem tata cahaya dibutuhkan. Bila hal ini terjadi,

maka perancang sistem tata cahaya harus membuat asumsi berdasarkan

pengalamannya. Jika sistem tata cahaya terdiri dari susunan teratur dari satu jenis

armatur, maka sistem pemilihan armatur ini dapat digunakan. Sistem pemilihan

armatur ini berdasarkan alasan bahwa probabilitas terjadinya discomfort glare

akan berkurang dengan mengendalikan luminansi dari armatur pada suatu arah

tertentu, bergantung pada ukuran ruangan dan tingkat pencahayaan yang

dibutuhkan. Luminansi armatur dapat dibatasi dengan :

1. Merubah luminansi lampu menggunakan metoda pengendalian optis untuk

menjaga luminansi pada sudut kritis tertentu dalam batas-batas yang

direkomendasikan ;

Page 86: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

70

2. Memotong pandangan langsung terhadap lampu menggunakan bahan tak

tembus cahaya, kisi-kisi (louver) atau bagian permanen dari bangunan

Hasil observasi kesesuaian Armatur dengan standar SNI 03-6575-2001

didapatkan seluruh aspek dinyatakan sesuai dengan standar. Armatur yang

dipasang masuk ke dalam langit-langit,arah distribusi pencahayaan yaitu distribusi

langsung,ada debu yang menempel pada armature namun belum mempengaruhi

cahaya yang keluar dari lampu dan tidak ada korosi pada armatur.

6.7 Pemenuhan Standar Pemeliharaan Pencahayaan Perpustakaan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Berdasarkan SNI 03-6575-2001

Pemeliharaan terhadap sistem pencahayaan dimaksudkan untuk menjaga

agar kinerja sistem selalu berada pada batas-batas yang ditetapkan sesuai

perancangan, dan untuk memperoleh kenyamanan. Jika faktor pemeliharaan ini

dilakukan sejak tahap perancangan, maka beban listrik dan biaya awal dapat

diminimalkan. Pemeliharaan ini mencakup penggantian lampu-lampu dan

komponen listrik dalam armatur yang rusak/putus atau sudah menurun

kemampuannya, pembersihan armatur dan permukaan ruangan secara terjadwal.

Sistem pencahayaan membutuhkan pemeliharaan, karena tanpa

melakukan ini maka kinerja sistem akan berkurang. Fluks luminus lampu akan

berkurang dengan bertambahnya umur sampai akhirnya “putus”. Kecepatan

penurunan kinerja ini berbeda untuk setiap jenis lampu. Selain itu, akumulasi debu

pada lampu, armatur dan permukaan ruangan juga akan menurunkan Fluks

luminus yang akan diterima oleh bidang kerja. Agar tindakan pemeliharaan pada

Page 87: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

71

sistem tata cahaya terjamin pelaksanaannya, maka pemilik atau pengelola

bangunan sebaiknya memiliki buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan

sistem tata cahaya bangunan. Buku ini berisi data dan informasi lengkap mengenai

sistem listrik untuk tata cahaya yang mencakup :

1. Diagram satu garis dari sistem listrik bangunan.

2. Diagram skematik pengendalian sistem listrik untuk sistem pencahayaan.

3. Daftar peralatan listrik yang beroperasi pada bangunan terutama untuk

pencahayaan.

4. Daftar pemakaian listrik untuk pencahayaan sesuai dengan jumlah lampu dan

jenisnya.

5. Daftar jenis dan karakteristik dari setiap lampu yang digunakan.

6. Daftar urutan pemeliharaan.

Lapisan debu dan kotoran yang menempel pada seluruh permukaan

ruangan (dan kaca) akan mengurangi faktor refleksi (dan transmisi) cahaya yang

berarti akan menurunkan tingkat pencahayaan di dalam ruangan tersebut.

Pemeliharaan yang peneliti angkan disini adalah kearah manajemen pengelolaan

pencahayaan. Seperti waktu pengecekan lampu perpustakaan dan pembersihan

ruangan perpustakaan dari debu.

Hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan FKIK didapatkan hasil

bahwa pencahayaan di Perpustakaan tidak dikelola dengan baik,hanya diperhatikan

jika ada keluhan dan laporan. Kondisi ini terjadi karena teknisi yang mengelola

perpustakaan juga mengelola keseluruhan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan.

Page 88: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

72

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

6. Gambaran pencahayaan di Perpustakaan FKIK UIN Jakarta sangat tidak merata,

untuk yang tepat dibawah cahaya lampu nilai lux diatas 300 lux,tapi untuk titik

yang tidak dibawah lampu hanya kurang dari 100 lux,jauh dibawah standar yaitu

300 lux.

a. Meja besar Lt.1: Ada 6 meja yang menunjukan hasil pengukuran di bawah

standar.

b. Meja resepsionis : Hasil pengukuran pada titik meja resepsionis menunjukan

hasil yang belum memenuhi standar

c. Meja komputer : Semua hasil pengukuran menunjukan hasil yang di bawah

standar secara bervariasi.

d. Berdasarkan posisi pencahayaan: Posisi pengukuran titik tidak dibawah

lampu hampir semuanya menunjukan pencahayaan dibawah standar. Titik

ukur yang tepat dibawah lampu menunjukan hasil sesuai standar. Masih ada

titik yang tidak terkena pencahayaan langsung.

7. Respon subyektif terdiri dari 6 pertanyaan yang isinya kesan yang dirasakan

terkait pencahayaan di perpustakaan. Hasilnya mayoritas pengunjung masih

merasa pencahayaan tidak memenuhi standar 100%.

8. Respon subyektif dari 3 orang pengelola perpustakaan terkait pencahayaan. 2

orang mengatakan 85% sesuai standar dan 1 orang mengatakan 100% sesuai

standar.

72

Page 89: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

73

9. Hasil yang didapat dari Sarana penunjang perpustakaan adalah semuanya

memenuhi standar yang ada. Kondisi ruangan tertutup,jenis benda dalam ruangan

menyerap cahaya,warna dinding terang dan tidak ada asap dalam ruangan.

10. Hasil observasi kesesuaian Armatur dengan standar SNI 03-6575-2001

didapatkan seluruh aspek dinyatakan sesuai dengan standar

11. Pemeliharaan pencahayaan perpustakaan tidak sesuai standar yaitu kurang

terkoordinasi dengan baik,pengontrolan dan pemeliharaan hanya mengandalkan

laporan dari pimpinan perpustakaan atau pengunjung.

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Diharapkan selalu mengecek kondisi lampu sehingga jika ada yang sudah

mulai rusak,seperti berkedip atau mati dapat segera dilakukan perbaikan.

2. Memberikan lampu tambahan untuk lokasi di meja komputer dan meja

sekat

7.2.2 Bagi Peneliti

Peneliti selanjutnya dapat meneruskan penelitian ini sampai analisa

bivariat sehingga dapat ditemukan mana faktor yang paling berhubungan.

Peneliti selanjutnya juga dapat meneruskan penelitian ini dengan

memasukan aspek ergonomi.

7.2.3 Bagi Pengunjung Perpustakaan FKIK

1. Jika menggunakan laptop disarankan di meja besar,karena lebih

mendapatkan pencahayaan yang cukup,dibandingkan di meja sekat. Pilih

meja besar yang tepat dibawah lampu dan jangan membelakangi lampu

Page 90: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

74

2. Kurangi waktu untuk membaca buku di lokasi rak, setelah menemukan

buku yang dicari disarankan untuk membacanya di meja besar.

3. Jika menggunakan komputer yang disediakan beri waktu mata untuk

beristirahat setiap 1 jam,dengan melihat sekeliling dan rileksasi. Hal ini

sangat dibutuhkan karena pencahayaan di lokasi meja komputer sangat

dibawah standar.

Page 91: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

75

DAFTAR PUSTAKA

Ayu Candra, Adrina. 2011. Pengaruh Desain Interior Perpustakaan Terhadap

Kenyamanan Pengguna Di Perpustakaan Universitas 17 Agustus 1945

Surabaya.

Dewa. 2008. Dampak Sistem Pencahayaan Bagi Kesehatan Mata,.

http://kulitcantik.jawabali.com/mata-sexy/dampak-sistem-pencahayaan-

bagikesehatan-mata.

Gempur, Santoso. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surabaya:

Prestasi Pustaka,.

Ilyas ,Sidarta. 1991. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.

Jakarta

Imamsyah, Budi. 2009. Dampak Sistem Pencahayaan Bagi Kesehatan Mata.

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0611/28/ipt02.html.

Kroemer, K. H. E & Grandjean. 2000. Fitting the Task to the Human a Textbook of

Occupational Ergonomics. Taylor & Francis : London.

Manuaba. 1992. Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas. Dalam Seminar

Produktivitas Tenaga Kerja. Jakarta

Menteri Perburuhan Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja. 1995. Penelitian Pengaruh

Komputer Pada Mata. Departemen Tenaga Kerja. Jakarta

Nugroho, Hengki Ditya Eko. 2009. Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap

Kelelahan Mata Pada Tenaga Kerja Di Laboratorium Pt. Polypet Karyapersada

Cilegon. Skripsi Program Diploma Iv Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran

Page 92: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

76

Universitas Sebelas Maret Surakarta ,

Office environtment series OE 2/2003. Hongkong

Rai, Padmanaba Cok Gd. 2006. Pengaruh Penerangan Dalam Ruang Terhadap

Produktivitas Kerja Mahasiswa Desain Interior, Program Studi Desain Interior

FSRD. Institut Seni Indonesia Denpasar

Rostron, Jack. 2005. Building Syndrome Concepts, issues and practice Edited by & FN

SPON An Imprint of Routledge. London and New York

Ruslan Ahmadi, Riwidikdo Handoko. 2009. Fisika Kesehatan. Jogjakarta : Mitra

Cendekia,

Setiawan,Deni. 2010. Analisis Kelelahan Mata Pekerja Sebelum Dan Sesudah Bekerja

Pada Intensitas Penerangan Dibawah Standar Di Ruangan Office Pt. Buma

Jobsite Adaro, Akademika Program D.Iv Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Siswatiningsih. 1998. Hubungan Antara Intensitas Penerangan Dengan Kelelahan Mata

Tenaga Kerja Pada Bagian Penjahitan Di Pt Rodeo Semarang

Sukawi. 20013. Journal of Architecture, Volume 2, Nomor 1,Kajian Optimasi

Pencahayaan Alami pada Ruang Perkuliahan (Studi Kasus Ruang Kuliah

Jurusan Arsitektur FT UNDIP) Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas

Diponegoro Semarang

Suma’mur PK. 1993. Kesehatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV. Haji

Masagung,

Suma’mur PK. 1996. Ergonomi untuk Produktivitas Kerja. Jakarta: CV. Haji Masagung,

Page 93: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

77

Tarwaka. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas.

Surakarta : Universitas Islam Batik Surakarta,

Wahyono. 2008. Rangka dan alat indera.

http://www.kalbe.co.id/files/cdk_154_Kesehatan Kerja.pdf manusia

Page 94: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

78

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Saya Azhara, mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat, peminatan Kesehatan dan Keselamatan

Kerja (K3) bermaksud akan melakukan penelitian mengenai ” GAMBARAN PEMENUHAN

STANDAR PENCAHAYAAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU

KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN

2014”. penelitian ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Pada Penelitian ini peneliti akan bertanya

mengenai kondisi perpustakaan terkait pencahayaan. Wawancara ini akan berlangsung selama 5-10 menit. Responden diharapkan menjawab setiap pertanyaan dengan sejujur-jujurnya. Setiap jawaban anda akan

dijaga kerahasiaannya dari siapapun dan tidak akan mempengaruhi penilaian terhadap kinerja anda,

kemudian kuesioner akan disimpan oleh peneliti. Partisipasi responden bersifat sukarela, responden dapat

menolak untuk menjawab atau tidak melanjutkan wawancara. Untuk itu Saya mohon kiranya Bapak/Ibu

dapat meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih yang mendalam untuk kesediaan Anda menjadi

responden pada penelitian ini.

Page 95: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

79

FORMULIR PERSETUJUAN TERTULIS SETELAH PENJELASAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Alamat :

No Telepon/HP :

Bersedia secara sukarela untuk menjadi subyek penelitian dengan judul ” GAMBARAN PEMENUHAN

STANDAR PENCAHAYAAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU

KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN

2014”. Telah mendengarkan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan sadar akan manfaat dan adanya risiko yang mungkin terjadi dalam penelitian ini. Saya akan memberikan informasi yang benar

sejauh yang saya ketahui dan saya ingat.

Demikian peryataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak manapun.

Jakarta,.... ................... 2014

Peneliti Yang membuat pernyataan

Azhara (.....................................)

Page 96: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

80

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT PENCAHAYAAN DAN KELUHAN KELELAHAN MATA PADA

PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN FKIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2014

Responden

Waktu ketika mengunjungi perpustakaan: ....................sampai .....................

A Respon Subjektif terhadap Kondisi Pencahayaan di

Perpustakaan

Diisi Oleh Peneliti

A1. Pendapat tentang pencahayaan

1. Sangat Kurang (Gelap)

2. Kurang (Redup)

3. Terang (Baik/Cukup)

4. Sangat Terang (Menyilaukan)

[ ] A1

A2. Lampu menyebabkan Ruangan terasa Panas

1. Ya

2. Tidak

[ ] A2

A3. Lampu sering Berkedip

1. Tidak Pernah

2. Jarang

3. Kadang-Kadang

4. Sering

5. Sangat Sering

[ ] A3

A4. Penyebaran Cahaya

1. Merata

2. Tidak Merata

[ ] A4

A5. Keluhan Saat Beraktifitas

1. Tidak ada

2. Tulisan tidak jelas terlihat

3. Silau saat menatap layar monitor

4. Benda-benda tidak terlihat jelas

5. Lainnya,...................................................

[ ] A5

Page 97: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

81

A6. Apa yang pertama dirasakan ketika pertama masuk ke

perpustakaan?

1. Cahayanya kurang

2. Cahayanya menyilaukan

3. Suhu kurang,terasa panas

4. Ruangan terasa pengap

[ ] A6

A7. Ketika melakukan aktivitas apakah menimbulkan

bayangan?......

1. Ya 2. Tidak

[ ] A7

Terima Kasih atas waktu dan kerjasamanya

Page 98: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

82

LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN

GAMBARAN PEMENUHAN STANDAR PENCAHAYAAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS

KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2014

LEMBAR OBSERVASI 1

LokasiPengukur

an

Tepatdibawahlampu Tidaktepatdibawahlampu

I II III Rata2 I II III Rata2

Mejabesar lt.1

Mejabesar lt.2

Mejasekatbaca

lt.1

Tidakada

Mejasekatbaca

lt.2

Tidakada

Rakbuku lt.1

Rakbuku lt.2

Page 99: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

83

LEMBAR OBSERVASI 2

Suptandar,1999

NO Ceklisruangan Keterangan Mark

1. Kondisiruang

(tertutupataubukaan)

1. Tertutup

2. Bukaan

[ ]

2. Letakpenempatanlampu

1. Tidak Sesuai

2. Sesuai standar

[ ]

3. Jenisdandayalampu

1. Tidak Sesuai

2. Sesuai standar

[ ]

4. Jenispermukaanbenda-

bendadalamruang

(memantulkanataumenyerap)

1. Memantulkan

2. Menyerap

[ ]

5. Warna-warnadinding

(gelapatauterang)

1. Gelap

2. Terang

[ ]

6. Udaradalamruang (asap

rokokdansebagainya)

3. Ada Asap dalam ruang

4. Tidak Ada Asap

[ ]

7. Pola diagram daritiaplampu 1. Tidak Sesuai

2. Sesuai

[ ]

Page 100: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

84

LEMBAR OBSERVASI 3

CEKLIS BERDASARKAN SNI 03-6575-2001

NO Ceklisruangan Keterangan Mark

1. KondisiArmatur(rumahlampu)

berdasarkanpemasangan

1). armatur yang

dipasangmasukkedalamlangit-langit.

2). armatur yang

dipasangmenempelpadalangit-langit.

3). armatur yang digantungpadalangit-

langit.

4). armatur yang dipasangpadadinding.

[ ]

2. Klasifikasi armature

berdasarkanarahcahaya

1. Langsung

2. Semi langsung

3. Difus

4. Langsung-tidak langsung

5. Semi tidak langsung

6. Tidak langsung

[ ]

3. Apakahadadebu yang

menempel di armatur

1. Ya ada

2. Tidak ada

[ ]

4. Apakahdebu yang ada di 1. Ya [ ]

Page 101: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

85

armature

mengurangicahayalampu

2. Tidak

5. Apakahadakorosipadaarmatur 1. Ya

2. Tidak

[ ]

Page 102: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

86

LEMBAR WAWANCARA 1

CeklisPemeliharaanSaranaPencahayaanBerdasarkanSNI 03-6575-2001

NO Pemeliharaan Keterangan Mark

1. Apakahadaperencanaanpenggantianlamp

u (terjadwal)

Jawaban terbuka [ ]

2. Bagaimanaandatahukalauadalampu di

perpustakaan yang rusak

Jawaban terbuka [ ]

3. Apakahadajadwalpembersihan armature

lampuperpustakaan

Jawaban terbuka [ ]

4. Bagaimanasistem proses

pengecekankondisilampuperpustakaan

Jawaban terbuka [ ]

5. Siapa yang menentukanlampu yang

akandigunakan di perpustakaan

Jawaban terbuka [ ]

6. Apakahmenurutandalampu di

perpustakaannsudahsesuaidenganstandar

Jawaban terbuka [ ]

7. Apakahandamengetahuijenislampu yang

digunakan,energy yang

dipakailampudanwaktu lama hiduplampu

Jawaban terbuka [ ]

Page 103: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

87

LAMPIRAN HASIL OUTPUT SPSS

Frequency Table

pendapat tentang pencahayaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid redup 4 8.0 8.0 8.0

cukup 45 90.0 90.0 98.0

silau 1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Lampu Berkedip

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 18 36.0 36.0 36.0

tidak 32 64.0 64.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Page 104: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

88

lampu berkedip

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 34 68.0 68.0 68.0

jarang 8 16.0 16.0 84.0

kadang-kadang 7 14.0 14.0 98.0

sering 1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

penyebaran cahaya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid merata 35 70.0 70.0 70.0

tdk merata 15 30.0 30.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Page 105: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

89

keluhan saat beraktivitas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tdk ada 25 50.0 50.0 50.0

tulisan tdk jelas 4 8.0 8.0 58.0

silau menatap layar 13 26.0 26.0 84.0

benda tdk jelas 4 8.0 8.0 92.0

2 3 4 terpenuhi 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

kesan pertama masuk perpus

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid cahaya kurang 8 16.0 16.0 16.0

cahaya silau 9 18.0 18.0 34.0

suhu ruangan kurang 16 32.0 32.0 66.0

terasa pengap 7 14.0 14.0 80.0

biasa aja 10 20.0 20.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

ketika beraktivitas timbul bayangan

Page 106: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

90

persentase respon subyektif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 14 1 2.0 2.0 2.0

28 8 16.0 16.0 18.0

42 4 8.0 8.0 26.0

43 1 2.0 2.0 28.0

57 11 22.0 22.0 50.0

71 12 24.0 24.0 74.0

85 9 18.0 18.0 92.0

100 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 14 28.0 28.0 28.0

tidak 36 72.0 72.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Page 107: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

91

DENAH PERPUSTAKAAN FKIK LT.1

Pencahayaansesuaistandar

Pencahayaantdksesuaistandar

Posisiduduk (pengunjung)

25

34

1

Ruangan

KET:

1. Mejabesar

2. Mejakomputer

3. Mejasekat/baca

4. Rakbuku

5. Mejaresepsionis

Page 108: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

92

DENAH PERPUSTAKAAN LT.2 FKIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Meja komputer/sekat

)

Rak buku

Meja besar

Ket:

Dibawah standar

Sesuai standar

Posisi duduk (pengunjung)

Page 109: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

93

Lampiran Digital Lux Meter

Custom LX-204 Digital Lux Meter

1. Ruang Lingkup

2. Tanggung Jawab

3. Definisi

4. Kewaspadaan

5. Prosedur

6. Implementasi dan Pelatihan

7. Referensi

1.0 Ruang Lingkup

1.1 Prosedur ini menampilkan metode standar untuk pengoperasian Custom LX-204

Digital Lux Meter

1.2 Custom LX-204 Digital Lux Meter adalah merupakan alat yang dapat digunakan

untuk mengukur kuat atau lemahnya cahaya yang terdapat pada suatu ruangan

atau tempat tertentu.

2.0Tanggung Jawab

2.1 Batas pengoperasian alat Custom LX-204 Digital Lux Meter untuk individu yang

menggunakan harus di bawah arahan seseorang kompeten yang dapat melakukan

penilaian bahaya dan telah menunjukkan kompetensi yang memuaskan dalam

menggunakan alat pengukuran ini.

2.2 Personil yang dilakukan pemantauan pencahayaan di tempat kerja dengan alat ini

Page 110: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

94

bertanggung jawab untuk mengikuti semua langkah dalam prosedur ini.

2.3 Data yang dikumpulkan dengan menggunakan alat pengukuran ini harus di

lakukan evaluasi secara tepat terhadap bahaya dan risiko yang ada oleh

perusahaan HI yang sudah professional.

3.0 Definisi

3.1 Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika yang digunakan untuk mengukur

daya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan

sudut. Satuan SI dari intensitas cahaya adalah Candela (Cd).

3.2 Satu kandela adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan

radiasi monokromatik pada frekuensi 540 X 1012 hertz dengan intensitas radiasi

sebesar 1/683 watt per steradian dalam arah tersebut (CGPM ke-16, 1979)

3.3 Lumen : Satuan flux cahaya; flux dipancarkan didalam satuan unit sudut

padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam satu candela.

Satu lux adalah satu lumen per meter persegi. Lumen (lm) adalah kesetaraan

fotometrik dari watt, yang memadukan respon mata “pengamat standar”. 1 watt

= 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm.

3.4 Lux: Merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya

rata-rata yangdicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area

yang sudah ditentukan. Satu lux setara dengan satu lumen per meter persegi.

3.5 Luminaire: Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah

lampu ataubeberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusian

cahaya,penempatan dan perlindungan lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu

ke pasokan daya.

4.0 Kewaspadaan

4.1 Pemeriksaan Bahaya : Pengoperasian pada pengukuran ini tidak menyebabkan

pemaparan dari segala bentuk dari bahan kimia, fisika ataupun bahaya

radiologi. Alat pengukuran ini juga didisain khusus secara signifian agar tidak

mengganggu faktor ergonomis dalam kegiatan bekerja yang rutin. Alat ukur ini

juga tidak menhasilkan limbah yang berbahaya atau bahaya lingkungan.

Page 111: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

95

4.2 Alat Pelindung Diri : tidak diperlukan APD dalam mengoperasikan alat ini.

4.3 Kalibrasi Lux Meter : kegagalan dalam pengkalibrasian Custom LX-204 Digital

Lux Meter sebelum digunakan dapat menyebabkan penurunan nilai atau

kesalahan hasil pengukuran. Validasi cara pengkalibrasi dapat dilihat sesuai

dalam point 5.0 setiap kali sebelum digunakan dan ketika pekerja bekerja

dilingkungan dengan pencahayaan di bawah nilai standar pencahayaan.

5.0 Prosedur

5.1 Peralatan :

5.1.1 Sensor cahaya

5.1.2 Tombol power ON/OFF

5.1.3 Battery Compartment

5.1.4 Tombol M/H min-max

5.1.5 Display

5.1.6 Tombol D/H

5.1.7 Tombol Range

5.1.8 Tombol Lux/Fc

5.2 Fungsi dan Aplikasi

Adapun fungsi dan aplikasi Custom LX-204 Digital Lux Meter adalah sebagai

berikut.

5.2.1 Fungsi

Custom LX-204 Digital Lux Meter Alat untuk mengukur pencahayaan

ditempat kerja yang diterima pekerja selama waktu bekerja.Sensor pada alat

menangkap cahaya. Energi cahaya yang menyinari sel foto diteruskan oleh

sel foto menjadi energi arus listrik. Hasil dari pengukuran yang dilakukan

akan ditampilkan pada layar panel. Pembacaan hasil yang ditampilkan oleh

layar panel adalah kombinasi dari efek panjang gelombang yang ditangkap

oleh sensor.

5.2.2 Aplikasi

Luxmeter merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat

atau lemahnya cahaya yang terdapat pada suatu ruangan atau tempat tertentu.

Page 112: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

96

Apabila kita telah mengetahui intensitas cahaya pada suatu ruangan, kita

dapat menentukan lampu yang tepat untuk dipasang pada setiap ruangan.

Sehingga, dihasilkan tingkat pencahayaan yang sesuai standar. agar tingkat

pencahayaan ruangan sesuai dengan fungsi ruangan. Fungsi ruangan yang

dimaksud adalah jenis aktifitas yang dilakukan di dalam ruangan tersebut.

Biasanya alat ini banyak digunakan pada arsitektur, penelitian, fotografi, dan

lain-lain.

5.3 Prinsip Kerja dan Cara Pemakaian

5.3.1 Dasar penggunaan Pengukuran dengan Custom LX-204 Digital Lux Meter

sebagai berikut :

1. Pasang baterai pada tempatnya.

2. Tekan tombol power ON/OFF, maka alat akan menunjukkan angka 0.00,

maka alat dapat digunakan

3. Buka sensor cahaya layar jika alat menunjukkan tanda “OL” tekan tombol

R untuk menggeser range pengukuran antara 200, 2000, 20000 atau

200000.

4. Letakkan alat di atas meja kerja atau di tempat ruangan kerja setinggi 100

cm atau 1 meter dari lantai.

5. Arahkan sensor cahaya pada permukaan daerah yang akan diukur kuat

penerangannya

6. Tunggu hingga angka stabil, setelah stabil Baca angka yang tertera pada

layar panel

7. Tekan tombol D/H untuk menghetikan angka saat pengukuran

8. Tekan tombol M/H untuk melihat nilai maksimum dan minimul nilai

pengukuran pencahayaan

9. Tekan tombol Lux/Fc untuk merubah satuan pengukuran dalam Lux atau

Fc

10. Jika sudah selesai pengukuran, tutup kembali sensor cahaya

11. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF

Page 113: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

97

6.0 Implementasi &pelatihan

Sebelum menggunakan alat pengukuran ini :

1. Sesuaikan dengan daerah yang akan dimasukkan

2. Memiliki kualifikasi pada pencahayaan yang ada

3. Memiliki kualifikasi untuk menggunakan alat sesuai dengan prosedur :

4. Personel mendokumentasikan trainingnya sesuai dengan hasil pengukuran alat

5. Memiliki kualifikasi dalam pencahayaan berbasis selama 3 tahun, dan melakukan

monitoring pencahayaan dengan baik secara berkala.

6. Perhatikan penyimpanan sensor cahaya, jangan sampai alat rusak atau terbanting.

7. Jangan menyayat atau menggores sensor cahaya pada alat. Karena sensor cahaya

sangat sensitif.

7.0 Referensi

7.1 Custom LX-204 Digital Lux Meter Manual Training.

7.2 http://www.slideshare.net

Page 114: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

98

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Laboratorium HOC Program Studi Kesehatan Masyarakat

Kampus II FKIK Jl. Kertamukti Pisangan – Ciputat Telp

021-7401925

No bagian HOC-3/1/VII/2012

Terbitan/Revisi 1/1

Tanggal Terbit 27 Juli 2012

Prosedur Pemakaian Alat Digital Luxmeter Tanggal Revisi 15 Nopember 2013

Halaman 1 dari 1

1. Pasang baterai pada tempatnya.

2. Tekan tombol power ON/OFF, maka alat akan menunjukkan angka 0.00, artinya

alat sudah dapat digunakan.

3. Buka penutup sensor cahaya, letakkan sensor cahaya di tempat yang akan

dilakukan pengukuran pencahayaan.

4. Ketika tanda “OL” muncul pada posisi tertinggi di angka sisi kiri bawah display,

hal tersebut mengindikasikan cahaya yang Overload, geserlah kerange

pengukuran yang lebih tinggi dan sesuai.

5. Tekan tombol R untuk memilih range pengukuran antara 200, 2000, 20000 atau

200000.

6. Letakkan alat di atas meja kerja atau di tempat ruangan kerja setinggi 100 cm

atau 1 meter dari lantai.

7. Arahkan sensor cahaya pada permukaan daerah yang akan diukur kuat

penerangannya

8. Tunggu hingga angka stabil, setelah stabil baca angka yang tertera pada layar

panel

9. Tekan tombol D/H untuk menghentikan angka saat pengukuran

10. Tekan tombol M/H untuk melihat nilai maksimum dan minimul nilai

pengukuran pencahayaan

11. Tekan tombol Lux/Fc untuk merubah satuan pengukuran dalam Lux atau Fc

12. Jika sudah selesai pengukuran, tutup kembali sensor cahaya

13. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF

Prosedur Penggunaan Alat Digital Luxmeter Halaman : 1 dari 1 Paraf :

Page 115: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25571/1/azhara... · 140 lux large table, reception desk and computer desk 117-224 lux at 1st Floor

99