reaksi pendahuluan alkohol, feno dan karbosilat
TRANSCRIPT
I. TUJUAN
Mengetahui dan memahami cara mengidentifikasi senyawa-senyawa golongan
alkohol, fenol, dan asam karboksilat
II. PRINSIP
Prinsip reaksi identifikasi untuk golongan alkohol:
a. Terbentuk ester jika ditambahkan asam karboksilat yang dapat diamati dari
aromanya.
Prinsip reaksi identifikasi untuk golongan fenol:
a. Ditambahkan larutan FeCl3 terbentuk kompleks berwarna
b. Pengkopelan dengan reagensia diazotasi
c. Ditambah Marquis terbentuk kompleks berwarna
Prinsip reaksi identifikasi untuk golongan asam karboksilat:
a. Asam dapat memerahkan lakmus biru
b. Senyawa asam dapat tersublimasi jika dipanaskan
c. Asam dapat teresterifikasi dengan alkohol
III. REAKSI
1. Golongan Alkohol
a) Etanol
Esterifikasi dengan asam benzoat
Esterifikasi dengan asam salisilat
Iodoform
C2H5OH + 4I2 + 6NaOH → HCOONa + 5H2O + 5NaI + CHI3
(Fessenden II, 1986)
K2Cr2O7
b) Gliserin
Gliserin + CuSO4 + NaOH
c) Mentol
Mentol + Vanilin Sulfat
2.
Golongan Fenol
a) Fenol
Fenol + FeCl3
Fenol + p-DAB
+ p-DAB Tiada reaksi
C3H8O3 + CuSO4 + NaOH (C3H5OCuNa)2. 3H20
(Petrucci, 1992)
Fenol + Lieberman
OH O O
+ Lieberman CH3C + CH3- C- OH (Chang, 2004)
Fenol + K2Cr2O7
b) Nipagin
Nipagin + FeCl3
Nipagin + HNO3
c) Hidrokinon
Hidrokinon + Ag(NH3) NO3
+ Ag[NH3] NO3 + NH4 + AgNO3
Hidrokinon + NaOH
d) Resorsinol
Resorsinol + FeCl3
+
FeCl3 Fe + 3HCI
Resorsinol + Ag(NH3)NO3
+ Ag(NH3)NO3 + NH4 + AgNO3
3. Golongan asam karboksilat
a) asam tartarat
( Tan , 2012)
b)asam benzoat
3C6H5COO- + 2Fe + 3H2O→ (C6H5COO)3Fe-Fe(OH)3 + 3H+
(Vogel, 1979)
( Tan , 2012 )
IV. DATA PENGAMATAN
No. Perlakuan Hasil
1. Golongan alkohol
(a) Etanol
- Etanol + K2Cr2O7 +
H2SO4 50%
(b) Gliserin
- Gliserin + 1 tetes CuSO4 +
dibasakan NaOH
Larutan warna biru
- Gliserin + CuSO4 ―> biru jernih
+ NaOH ―> Larutan jernih
- Dikisatkan - Menjadi cair
(c) Mentol
- Organoleptis
- Mentol + H2SO4 + Vanilin sulfat
- Serbuk kristal putih, aroma
pepermin, rasa dingin
- Endapan putih terbentuk
2. Golongan Fenol
(a) Fenol
- Fenol + FeCl3
- Fenol + p-DAB
- Fenol + lieberman
- Fenol + K2Cr2O7
- Larutan hitam abu-abu
- Endapan coklat kekuningan
- Larutan ungu kehitaman
- Larutan kuning oren
(b) Nipagin
- Nipagin + FeCl3
- Nipagin + HNO3
- Terbentuk ungu kehitaman
- Tiada perubahan, Nipagin larut
sedikit.
(c) Hidrokuinon
- Hidrokuinon +
Ag(NH3)NO3
- Hidrokuinon + FeCl3
- Hidrokuinon +
Pb(CH3C00)2 + NH4OH
- Hidrokuinon + NaOH
- Larutan hijau lumut
- Endapan hitam
- Precipitasi putih
- Bewarna coklat
(d) Resorsinol
- Resorsinol + H2O + p-
DAB
- Resorsinol + FeCl3
- Resorsinol + Lieberman
- Resorsinol + Ag(NH3)NO3
- Larutan merah muda
- Larutan ungu kehitaman
- Larutan kuning telor
- Larutan hitam
3. Golongan Asam Karbosilat
(a) Asam Tartrat
- Asam Tartrat + CuSO4 +
NaOH
- Larutan bewarna biru muda
(b) Sitrat
- Sublimasi - Kristal putih berbentuk jarum
(c) Asam Benzoat
- Asam Benzoat + FeCl3
- Sublimasi
- Larutan kuning terbentuk
- Kristal putih, banyak dan padat
IV. PEMBAHASAN
Pada praktikum analisis fisika kimia kali ini, reaksi pendahuluan untuk
golongan alkohol, fenol dan asam karboksilat telah di lakukan. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui identifikasi suatu senyawa yang dapat dilihat dari
organoleptisnya dan perubahan warna senyawa ketika dicampur oleh suatu reagensia
untuk mencirikan senyawa tersebut yang terbentuk akibat adanya ikatan kimia antar
senyawa (sampel) dengan reagennya. Jesteru dapat mengenal ciri-ciri khas alkohol,
fenol dan asam karboksilat. Senyawa-senyawa golongan alkohol, fenol, dan asam-
asam karboksilat yang diidentifikasi pada praktikum ini berupa Etanol, Gliserin,
Mentol, Fenol, Nipagin, Hidrokuinon, Resorsinol, Asam Tartrat, Sitrat dan Asam
Benzoat.
Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih gugus
fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat dikenali dengan
rumus umumnya R-OH. Alkohol merupakan salah satu zat yang penting dalam kimia
organik karena dapat diubah dari dan ke banyak tipe senyawa lainnya. Reaksi dengan
alkohol akan menghasilkan 2 macam senyawa. Reaksi bisa menghasilkan senyawa
yang mengandung ikatan R-O atau dapat juga menghasilkan senyawa mengandung
ikatan O-H. Senyawa-senyawa yang di identifikasi dari golongan alkohol adalah
etanol, gliserin dan menthol.
Pertama sekali dilakukan adalah identifikasi Etanol dari golongan alcohol.
Etanol direaksikan dengan Kalium Dikromat yang telah diasamkan dengan asam
Sulfat encer yang menyebabkan Kalium Dikromat teroksidasi. Prinsip dari percobaan
ini adalah untuk mengidentifikasi adanya gugus alkohol primer yaitu Etanol pada
suatu senyawa dengan reaksi oksidasi, dimana reaksi oksidasi alkohol ini dapat
digunakan untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier, sedangkan
senyawa Etanol sendiri merupakan gugus Alkohol primer. Dimana, oksidasi alkohol
akan menghasilkan aldehid jika digunakan alkohol yang berlebihan, dan aldehid bisa
dipisahkan melalui distilasi sesaat setelah terbentuk. Etanol sebagai sebuah alkohol
primer sederhana, maka akan menghasilkan aldehid etanal, CH3CHO.
Untuk menghasilkan senyawa aldehid tersebut, pertama-tama dengan
menggunakan tabung reaksi, dimasukkan sampel Etanol, lalu ditambahkan larutan
Kalium Dikromat yang diasamkan dengan asam Sulfat encer 50%. Kalium Dikromat
yang diasamkan inilah yang biasanya digunakan sebagai agen pengoksidasi pada
golongan senyawa alkohol, dimana Kalium Dikromat merupakan oksidator kuat.
Menurut literature dengan adanya penambahan Kalium Dikromat pada alkohol primer
yang akan membentuk senyawa aldehid, ditandai dengan perubahan warna larutan
yang awalnya berwarna orange (Kalium Dikromat) lalu diasamkan, menjadi hijau ini
terlihat jelas setelah dipanaskan yang menandakan adanya senyawa aldehid yang
terbentuk (pemanasan dilakukan untuk mempercepat terbentuknya gugus aldehid).
Tetapi, hasil yang didapatkan pada praktikum ini tanpa diikuti reaksi pemanasan
adalah terbentuknya larutan berwarna biru kehijauan yang menandakan jika senyawa
aldehid yang terkandung berjumlah sedikit karena sampel berupa golongan alkohol
primer Etanol (1 gugus aldehid yang terbentuk) atau dapat juga diasumsikan bahwa
warna biru kehijauan yang dihasilkan tanpa pemanasan belum mencapai reaksi
sesungguhnya.
Identifikasi alkohol polivalen dilakukan dengan menggunakan senyawa
gliserin. Gliserin termasuk alkohol polivalen berwujud cair karena memiliki 3 gugus
hidroksil. Cara identifikasi gliserin yang pertama yaitu dengan menambahkan CuSO4
dan larutan NaOH. Campuran CuSO4 dan larutan NaOH dikenal dengan pereaksi
Fehling. Hasil dari reaksi ini adalah larutan berubah warna menjadi biru tua. Hal ini
terjadi karena terbentuknya kompleks Cu dengan gliserin.
Selain dilakukan identifikasi gugus Alkohol primer (Etanol), juga
mengidentifikasi gugus Alkohol golongan sekunder yaitu Mentol. Prinsip dari
percobaan ini adalah melihat secara organoleptis dari senyawa Mentol dan perubahan
warna yang terjadi ketika direaksikan dengan Vanilin. Pertama-tama dilakukan uji
organoleptis ini karena senyawa padatan Mentol merupakan padatan yang khas dan
dengan mudah dapat langsung ditentukan jika senyawa tersebut Mentol hanya dengan
mencium aromanya yang berbau peppermint yang terbentuk dari reaksi eter yang
berasal dari asam Asetat dan melihat bentuk nya yang kristal seperti kristal jarum
bening dan dingin. Setelah diuji secara organoleptis untuk memastikannya dengan
lebih jelas dilakukan uji menggunakan reagen Vanilin yang ditambahkan dengan
asam Sulfat, hal ini bertujuan selain sebagai katalis, pembuatan reagensia Vanilin
dapat aktif dengan pencampurannya bersamaan dengan asam Sulfat, sehingga ketika
sampel Mentol di reaksikan terbentuk larutan berwarna putih, seharusnya jika reagen
vanillin yang terasamkan oleh asam Sulfat ketika direaksikan dengan Mentol
berwarna kuning yang terbentuk akibat adanya reaksi oksidasi yang menghasilkan
gugus Keton (menandakan golongan alkohol sekunder). Tetapi yang terjadi tidak
demikian, mungkin disebabkan adanya penambahan air pada saat mereaksikannya
yang mungkin berasal dari plat tetes yang belum kering, karena menurut beberapa
literature yang menyatakan bahwa jika reaksi tersebut ditambahkan air akan berubah
warna dari kuning menjadi “crimson” (merah gelap keunguan).
Selanjutnya dilakukan uji identifikasi Fenol untuk membedakan antara
senyawa golongan Alkohol dan Fenol. Fenol merupakan enol atau asam karbolat atau
benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya
adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan
dengan cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin
aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol memiliki sifat yang cenderung
asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Uji Fenol yang
dilakukan pertama adalah mereaksikannya dengan FeCl3. Fenol yang bereaksi dengan
besi klorida netral akan memberikan larutan berwarna kompleks yaitu violet. Pada
praktikum ini kompleks warna yang terbentuk adalah hijau kehitaman, kompleks
warna ini sedikit berbeda dengan seharusnya, ini disebabkan adanya kesalahan pada
proses identifikasi pada pengambilan sejumlah sampel dan reagen yang tidak
seimbang.
Selanjutnya identifikasi Fenol yaitu mereaksikannya dengan p-DAB (para-
dimetil amino benzaldehid), dimana terlebih dahulu melarutkan Fenol ke dalam
aquadest menghasilkan larutan Fenol (kuning bening), lalu ditambahkan reagen p-
DAB. Hasil yang didapatkan, terbentuk larutan coklat, seharusnya jika reagen p-DAB
positif dapat mengidentifikasi Fenol akan menghasilkan warna-warna pada larutan.
Hal ini dikarenakan adanya cincin indol p-DAB yang terikat pada berbagai senyawa,
tetapi pada senyawa Fenol, cincin indol tidak terikat dengan Fenol sehingga tidak
menghasilkan perubahan warna yang signifikan.
Identifikasi Fenol dengan menggunakan pereaksi Lieberman dilakukan. Fenol
direaksikan dengan pereaksi Lieberman. Hasil yang diperoleh adalah terbentuk
larutan yang berwarna coklat. Identifikasi Fenol berikutnya yaitu mereaksikannya
dengan Kalium Dikromat. Reaksi ini menghasilkan warna yang sama seperti warna
Kalium Dikromat yaitu oren kekuningan. Ini menyimpulkan bahwa tidak terjadi suatu
reaksi antara Fenol dan Kalium Dikromat atau mungkin terjadi reaksi tetapi reaksi
yang berjalan sangat lambat, karena Fenol memang terlihat seperti alkohol tetapi
dengan adanya cincin benzena yang terikat pada gugus OH, sehingga tidak
terdapatnya efek yang diperlukan untuk memebentuk jalannya suatu reaksi atau
pemisahan ikatan CH untuk membentuk karbokation selama mekanisme oksidasi.
Identifikasi Fenol yang terakhir yaitu mereakasikannya dengan reagen Marquis
(Formalin 3 tetes dan 3 ml Asam Sulfat pekat). Pada saat Fenol ditambahkan reagen
Marquis, terbentuk dua fasa yang berwarna coklat dan bening.
Seterusnya, senyawa golongan Fenol yang yaitu Nipagin diidentifikasi
menggunakan FeCl3 dimana sebelumnya padatan Nipagin harus dilarutkan terlebih
dahulu dengan aquadest agar dapat larut sempurna sehingga memudahkan
pengamatan, tetapi jika proses pelarutan ditambah dengan proses pemanasan maka
dibutuhkan aquadest secukupnya lalu dipanaskan sehingga padatan Nipagin dapat
larut, selanjutnya setelah terbentuk larutan Nipagin ditambahkan larutan FeCl3 dan
terjadi perubahan warna larutan menjadi ungu yang berasal dari ikatan antara besi
dengan senyawa Nipagin yang menggantikan gugus hidroksi, warna ungu ini lah yang
menunjukkan adanya senyawa gugus fenolat pada Nipagin. Kemudian untuk
identifikasi Nipagin dengan cara lain, HNO3 encer digunakan dimana terbentuk
larutan berwarna putih pekat.
Dilanjutkan dengan identifikasi golongan Fenol lainnya yaitu Hidrokinon.
Sama seperti senyawa-senyawa gonlongan Fenol yang sebelumnya , untuk
memastikan bahwa pada Hidrokuinon terdapat gugus Fenol pertama-tama diuji
dengan penambahan larutan FeCl3 pada plat tetes yang berisi padatan Hidrokinon.
Jika mengandung gugus Fenol pada senyawa Hidrokuinon makan akan terbentuk
warna merah, jingga,hijau, dan biru, tergantung pada senyawa yang bereaksi dengan
reagen FeCl3. Pada percobaan identifikasi senyawa Hidrokinon dengan reagen FeCl3,
menghasilkan perubahan warna larutan menjadi kehitaman. Ini menandakan jika
senyawa Hidrokuinon merupakan senyawa golongan Fenol, yang dimana perubahan
warna terbentuk akibat adanya ikatan antar unsure besi dengan Hidrokuinon.
Kemudian untuk identifikasi Hidrokinon dengan cara lain, digunakan Pb (CH3COO)2
dengan NH4OH. Hasil yang diperoleh adalah zat hidrokinon tidak larut dan terbentuk
endapan seperti abu- abu. Identifikasi Hidrokinon lain dilakukan dengan penambahan
NaOH ke dalam sampel hingga terjadi perubahan warna yang terbentuk berupa
larutan berwarna coklat kehitaman yang disebabkan adanya gugus Fenolik OH
Hidrokuinon pada kelompok yang cukup asam untuk membentuk garam dengan
NaOH. Produk campuran Hidrokuinon dan NaOH merupakan produk oksidasi yang
sangat kompleks yang menyebabkan Hidrokuinon teroksidasi menjadi 1,4-
benzoquinon, yang membentuk kompleks 1:1. Sehingga terbentuklah warna larutan
Hidrokuinon yang teroksidasi yaitu gelap dan kecoklatan.
Identifikasi Resorsinol yang pertama adalah dengan penambahan pereaksi p-
DAB. Hasil dari reaksi ini adalah larutan berubah warna menjadi jingga. Hasil ini
berbeda dengan warna yang seharusnya dihasilkan, yaitu merah rosa. Hal ini dapat
terjadi karena saat mereaksikan, sampel tidak ditambahkan HCl untuk membentuk
suasana asam. Identifikasi sampel resorsinol yang kedua adalah dengan penambahan
larutan FeCl3. Hasil reaksi ini adalah larutan berubah warna menjadi ungu kehitaman.
Hal ini menandakan terbentuknya kompleks antara sampel resorsinol dengan logam
Fe. Perubahan warna ini karena antara golongan transisi (Fe3+) yang mensubstitusi
atom –H pada –OH di resorsinol. Ikatan ini membentuk kompleks yang berwarna.
Kemudian identifikasi Resorsinol dilakukan dengan menggunakan pereaksi
Lieberman. 5g NaNO2 di tambahkan ke dalam 50ml asam sulfat dan di kocok
sehingga homogen. Kemudian, larutan tersebut di campurkan ke dalam resorsinol.
Reaksi yang terakhir menggunakan perak nitrat amoniakal. Resorsinol ditambahkan
dengan larutan perak nitrat dan di kocok sehingga homogen. Dari hasil pengamatan,
perubahan warna ke hitam diamati.
V. KESIMPULAN
Reaksi identifikasi golongan alkohol, golongan fenol dan golongan asam
karboksilat dilakukan dan difahami. Senyawa-senyawa yang digunakan untuk
mengidentifikasi adalah etanol, gliserin, mentol, fenol, nipagin, hidrokinon,
resorsinol, asam tartrat, sitrat serta asam benzoat.
DAFTAR PUSTAKA
Attaway, Stephen. 2004. Rope System Analysis. Oberon State Emergency. New
South Wales.
Chang, R. 2005.Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I ,Jakarta: Erlangga
Clark, Jim. 2003. The Mechanism For The Esterification Reaction. Terdapat
online di halaman: http://www.chemguide.co.uk (Diakses pada 18/09/14)
Fessenden. 1986. Kimia Organik, Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1992. General Chemistry. Erlangga. Jakarta.
Sudjadi. 2004.Analisis Obat dan Makanan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Vogel,1979, Buku Teks Analisis Anorgank Kualitatif Makro dan Mikro, Edisi
Lima.Jakarta.
Tan Yin Yoon , 2012 , Chemistry for Matriculation.4th Edition , Penerbit Oxford ,
Malaysia