raperda 3-4-2012.docx

29
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : TAHUN TENTANG PENGURANGAN KANTONG PLASTIK YANG TIDAK RAMAH LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, Menimbang : a. bahwa setiap anggota masyarakat berhak untuk memperoleh kehidupan yang layak sebagai manusia di dalam lingkungan hidup yang baik dan sehat, dan bersamaan dengan itu, setiap anggota masyarakat memikul tanggung-jawab serta kewajiban untuk berpartisipasi dalam menjaga dan meningkatkan kelestarian serta daya dukung lingkungan hidupnya; b. bahwa penggunaan dan pemanfaatan sarana-sarana berbahan dasar plastik, termasuk kantong plastik yang tidak ramah lingkungan oleh anggota masyarakat yang belum dikelola dengan baik dan benar, baik di tingkat hulu maupun hilir, sangat berpotensi untuk menimbulkan masalah-masalah yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup; c. bahwa di wilayah Kota Bandung, peningkatan penggunaan kantong plastik dalam berbagai aktivitas manusia khususnya pada tingkat konsumsi, akan terus-menerus mengakibatkan peningkatan volume, jenis dan karakteristik plastik sebagai sisa kegiatan manusia, yang berpotensi menimbulkan masalah pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan Kota Bandung; d. bahwa untuk menghindari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan lebih jauh di Kota Bandung akibat penggunaan kantong plastik, khususnya pada tingkat konsumsi, melalui penetapan hak dan 1

Upload: buidan

Post on 19-Jan-2017

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Raperda 3-4-2012.docx

RANCANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG

NOMOR : TAHUN

TENTANG

PENGURANGAN KANTONG PLASTIK YANG TIDAK RAMAH LINGKUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANDUNG,

Menimbang : a. bahwa setiap anggota masyarakat berhak untuk memperoleh kehidupan yang layak sebagai manusia di dalam lingkungan hidup yang baik dan sehat, dan bersamaan dengan itu, setiap anggota masyarakat memikul tanggung-jawab serta kewajiban untuk berpartisipasi dalam menjaga dan meningkatkan kelestarian serta daya dukung lingkungan hidupnya;

b. bahwa penggunaan dan pemanfaatan sarana-sarana berbahan dasar plastik, termasuk kantong plastik yang tidak ramah lingkungan oleh anggota masyarakat yang belum dikelola dengan baik dan benar, baik di tingkat hulu maupun hilir, sangat berpotensi untuk menimbulkan masalah-masalah yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup;

c. bahwa di wilayah Kota Bandung, peningkatan penggunaan kantong plastik dalam berbagai aktivitas manusia khususnya pada tingkat konsumsi, akan terus-menerus mengakibatkan peningkatan volume, jenis dan karakteristik plastik sebagai sisa kegiatan manusia, yang berpotensi menimbulkan masalah pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan Kota Bandung;

d. bahwa untuk menghindari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan lebih jauh di Kota Bandung akibat penggunaan kantong plastik, khususnya pada tingkat konsumsi, melalui penetapan hak dan kewajiban bagi semua pihak yang berkepentingan, perlu dirumuskan Peraturan Daerah Kota Bandung tentang Pengurangan Kantong Plastik yang Tidak Ramah Lingkungan;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur/Tengah/Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Republik Indonesia dahulu) tentang Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-kota Kecil di Jawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551);

1

Page 2: Raperda 3-4-2012.docx

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 42, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3821);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4844);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69);

7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia no 4866);

8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 34);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 46 Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia 3743);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3853);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa (Lembaran Negara Republik

2

Page 3: Raperda 3-4-2012.docx

Indonesia Tahun 2000 Nomor 267, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4068);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan Dan Atau Pencemaran Lingkungan Hidup Yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan Dan Atau Lahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 10);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 138);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4861);

20. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukann, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintahan Non Departemen;

21. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern;

22. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 148 Tahun 2004 tentang Pedoman Pembentukan Kelembagaan Lingkungan Hidup Daerah;

23. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 53/M-DAG/PER/12/2008 Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah;

25. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung (Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Tahun 1989 Nomor 04);

26. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2002 tentang Ketentuan Dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Usaha Perdagangan, Wajib Daftar Perusahaan Dan Tanda Daftar Gudang (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2002 Nomor 13);

3

Page 4: Raperda 3-4-2012.docx

27. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin Usaha Industri, Izin Usaha Perdagangan, Wajib Daftar Perusahaan Dan Tanda Daftar Gudang (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2002 Nomor 14);

28. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 27 Tahun 2002 tentang Izin Gangguan Dan Izin Tempat Usaha (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2002 Nomor 51);

29. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2004 Nomor 02) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2006 Nomor 03) ;

30. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Penyelengaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2005 Nomor 3);

31. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2007 Nomor 8);

32. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah ( Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2007 Nomor 12), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2009 Nomor 12);

33. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2008 Nomor 08);

34. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009-2013 (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2009 Nomor 09) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengan Daerah (RPJMD) Tahun 2009-2013 (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2011 Nomor 08);

35. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 22 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perizinan (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2009 Nomor 22);

36. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 6 Tahun 2011 tentang Penyelengaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2011 Nomor 6);

4

Page 5: Raperda 3-4-2012.docx

37. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2011 Nomor 9);

38. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2011 Nomor 20);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANDUNG

dan

WALIKOTA BANDUNG

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG TENTANG PENGURANGAN KANTONG PLASTIK YANG TIDAK RAMAH LINGKUNGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Bandung.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Bandung.

3. Walikota adalah Walikota Bandung.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung.

5. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bandung yang selanjutnya disingkat BPLH adalah lembaga teknis daerah Kota Bandung yang mempunyai tugas pokok penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup.

6. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung yang selanjutnya disingkat BPPT adalah lembaga teknis daerah Kota Bandung yang mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian.

7. Camat adalah pemimpin kecamatan, yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang Walikota Bandung untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.

8. Lurah adalah adalah pemimpin kelurahan, yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan dari Walikota.

5

Page 6: Raperda 3-4-2012.docx

9. Rukun Tetangga dan Rukun Warga adalah lembaga kemasyarakatan yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat setempat berdasarkan musyawarah mufakat, sebagai mitra Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah dalam pemberdayaan masyarakat.

10. Kantong plastik adalah kantong yang terbuat dari atau mengandung bahan dasar plastik, lateks atau polypropylene atau thermoplastic synthetik polimeric, atau bahan-bahan sejenis lainnya, dengan atau tanpa pegangan tangan, yang digunakan sebagai media untuk mengangkat atau mengangkut barang.1

11. Kantong plastik ramah lingkungan adalah kantong plastik yang mudah diurai dalam proses alami dan jumlah, sifat dan/atau konsentrasinya tidak akan mencemari dan/atau merusak lingkungan hidup.2

12. Kantong plastik yang tidak ramah lingkungan adalah kantong plastik yang karena bahan-bahan dasar pembuatannya, atau reaksi kimia antara bahan-bahan dasar tersebut, atau karena sifat, konsentrasinya dan/atau jumlahnya mengakibatkan kesulitan dalam penguraian kembali melalui proses alamiah sehingga, secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak kualitas lingkungan hidup baik secara permanen atau setidak-tidaknya untuk waktu yang proses alami.

13. Pengurangan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan adalah cara untuk meminimalisasi volume produksi, distribusi dan penggunaan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan di tingkat ritel, yang dilaksanakan sejak tahap dan proses produksi sampai dengan penggunaan kantong plastik oleh masyarakat.

14. Produsen kantong plastik adalah setiap oarang atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun tidak berbadan hukum yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan atau memproduksi kantong plastik.

1 Pengertian ini disusun sesuai dengan gagasan yang dikemukakan dalam Naskah Akademik, yang bersumber dari makalah yang berjudul “Perbandingan Pola Regulasi Distribusi dan Pemanfaatan Kantong Plastik di Beberapa Negara di Luar Indonesia” Oleh Bayu Seto Hardjowahono.

Kantong Plastik didefinisikan sebagai kantong untuk mengangkat barang, yang terutama berkomposisi bahan thermoplastic synthetik polimeric, yang disediakan oleh sebuah toko kepada konsumen pada titik penjualan barang dan tidak termasuk pembelian barang-barang lain.

Kantong Plastik adalah:a. sebuah kantong plastik dengan pegangan tangan untuk mengangkut barang dengan fungsi

umum untuk mengangkat barang yang dibeli oleh konsumenb. sebuah kantong plastik pipih tanpa pegangan tangan dengan fungsi umum untuk

mengangkat barang yang dibeli oleh konsumenc. sebuah kantong plastik pipih tanpa pegangan tangan dengan fungsi umum untuk

mengangkut sampah.

Kantong Plastik adalah sebuah kantong yang dibuat dari plastik yang tidak dapat didekompositasi atau plastik yang dapat dikompositasi, dan tidak khusus didesain dan diproduksi untuk penggunaan secara berulang-ulang;

Kantong Plastik adalah semua jenis kantong yang terbuat dari plastik, lateks atau polypropylene.

2 Ibid.6

Page 7: Raperda 3-4-2012.docx

15. Penyedia kantong plastik adalah setiap orang atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun tidak berbadan hukum yang melakukan usaha dan/atau kegiatan di bidang ekonomi dan/atau perdagangan yang menyediakan kantong plastik.

16. Pengguna kantong plastik adalah setiap orang yang menggunakan kantong plastik untuk mengangkut atau membawa barang.

17. Pengelola kawasan adalah pihak yang mengelola suatu wilayah untuk kegiatan perdagangan, antara lain pasar (baik pasar tradisional maupun pasar modern), dan pusat perbelanjaan.

18. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

19. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

20. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

21. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB II

ASAS, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Bagian Kesatu

Asas

Pasal 2

Pengaturan terhadap penggunaan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas kelestarian dan keberlanjutan, asas kehati-hatian, asas keadilan, asas pencemar membayar, asas partisipatif, asas tata kelola pemerintahan yang baik.3

Bagian Kedua

3 Sumber Naskah Akademik Bab IV hal. 117-120. 7

Page 8: Raperda 3-4-2012.docx

Tujuan

Pasal 3Pengaturan terhadap pengurangan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan bertujuan

untuk:4

a. melindungi wilayah Kota Bandung dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan.

b. menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan warga Kota Bandung dari ancaman pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, yang disebabkan oleh penggunaan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan.

c. menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan dalam penggunaan kantong palstik.

d. menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat bagi warga kota Bandung akibat pengunaan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan.

Bagian Ketiga

Ruang Lingkup

Pasal 4

Ruang lingkup Peraturan Daerah mengenai pengurangan kantong plastik yang tidak ramah

lingkungan meliputi 5:

a. Tugas dan wewenang Pemerintah Daerah;

b. Pengurangan Kantong Plastik Yang Tidak Ramah Lingkungan;

c. Hak dan Kewajiban;

d. Penerapan Instrumen Perizinan;

e. Penerapan Insentif dan Disinsentif;

f. Peran Serta Masyarakat;

g. Pengawasan dan Pembinaan.

BAB III

TUGAS DAN WEWENANG

Paragraf 1

Bagian Kesatu

Pemerintah Daerah

Pasal 5

Pemerintah Daerah mempunyai tugas menjamin terselenggaranya pengurangan penggunaan

kantong plastik yang tidak ramah lingkungan, yang meliputi 6:

4 Sumber Naskah Akademik Bab IV hal. 120-121.

5 Sumber Naskah Akademik Bab V hal. 167-189.

6 Sumber Naskah Akademik Bab V hal. 168-171.8

Page 9: Raperda 3-4-2012.docx

a. menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengurangan

kantong plastik yang tidak ramah lingkungan;

b. melakukan penelitian serta pengembangan teknologi pengurangan dan kantong plastik yang

tidak ramah lingkungan;

c. memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan kantong plastik yang

tidak ramah lingkungan;

d. memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada masyarakat untuk

mengurangi kantong plastik yang tidak ramah lingkungan;

e. melakukan koordinasi antar SKPD, masyarakat, dan dunia usaha agar terdapat keterpaduan

dalam pengurangan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan; dan

f. menyediakan unit pelayanan pengaduan masyarakat;7

g. membina, mengawasi dan mengevaluasi secara periodik penyelenggaraan pengurangan

kantong plastik yang tidak ramah lingkungan.

Pasal 6

Dalam penegakan Peraturan Daerah ini, khususnya dalam rangka pengurangan kantong plastik

yang tidak ramah lingkungan, Pemerintahan Daerah mempunyai kewenangan8:

a. menetapkan kebijakan dan strategi pengurangan kantong plastik yang tidak ramah

lingkungan berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi;

b. menyelenggarakan pengurangan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan berdasarkan

norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah;

c. melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja penyedia kantong plastik;

d. memberikan bimbingan dan bantuan teknis kepada Kecamatan, Kelurahan, serta Rukun

Tetangga dan Rukun Warga;

e. menetapkan dan mengevaluasi bentuk atau jenis insentif dan/atau disinsentif guna

meningkatkan pemberdayaan potensi pengurangan kantong plastik yang tidak ramah

lingkungan.

Paragraf 2

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 7

7 Peran Pemerintah Daerah dalam pengurangan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan yaitu dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup agar dapat terwujudnya kesejahteraan dalam masyarakat melalui pencegahan terhadap terjadinya suatu kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup.

8 Ibid.9

Page 10: Raperda 3-4-2012.docx

Badan Pengelola Lingkungan Hidup bertugas untuk :

a. melakukan evaluasi dan analisis terhadap laporan penggunaan kantong plastik di Kota

Bandung;

b. berkoordinasi dengan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu untuk menerapkan insentif dan

disinsentif kepada produsen maupun penyedia kantong plastik;

c. memberikan rekomendasi kepada Walikota mengenai pemberian insentif dan disinsentif

kepada produsen maupun penyedia kantong plastik;

d. memberikan laporan hasil pengawasan dan evaluasi serta analisis penggunaan kantong

plastik secara berkala setiap 6 (enam) bulan kepada Walikota.

Pasal 8

Badan Pengelola Lingkungan Hidup berwenang :

a. meminta keterangan mengenai kinerja produsen dan penyedia kantong plastik dalam

penggunaan kantong plastik;

b. memberikan saran kepada produsen dan penyedia kantong plastik mengenai upaya

peningkatan kinerja guna mengurangi kantong plastik yang tidak ramah lingkungan;

c. memfasilitasi produsen, penyedia, maupun pengguna kantong plastik dalam upaya

mengurangi kantong plastik yang tidak ramah lingkungan.

Paragraf 3

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Pasal 9

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu bertugas untuk :

a. melaksanakan penyusunan program pelayanan perizinan terpadu;

b. menyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan;

c. melaksanakan koordinasi proses pelayanan perijinan;

d. melaksanakan administrasi pelayanan perijinan;

e. memantau dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinan;

f. melaksanakan pelayanan teknis administratif.

Pasal 10

Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu mempunyai kewenangan menandatangani perizinan

atas nama Walikota berdasarkan pendelegasian wewenang dari Walikota.10

Page 11: Raperda 3-4-2012.docx

Paragraf 4

Camat

Pasal 11

Camat bertugas untuk :

a. melakukan evaluasi dan analisis laporan penggunaan kantong plastik di masing-masing

wilayahnya kepada Walikota, melalui Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

b. memberikan laporan pengawasan mengenai penggunaan kantong plastik secara berkala

setiap 6 (enam) bulan kepada Walikota melalui Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Pasal 12

Camat berwenang meminta keterangan, serta menerima laporan dari produsen kantong plastik,

pengelola kawasan, maupun Lurah mengenai penggunaan kantong plastik.

Paragraf 5

Lurah

Pasal 13

Lurah bertugas untuk :

a. mengawasi setiap usaha dan/atau kegiatan yang menggunakan kantong plastik yang

dilakukan oleh setiap penyedia kantong plastik maupun pengguna kantong plastik yang

berada di wilayahnya;

b. memberikan laporan pengawasan mengenai penggunaan kantong plastik secara berkala

setiap 6 (enam) bulan kepada Camat setempat.

Pasal 14

Lurah berwenang:

a. meminta keterangan mengenai penggunaan kantong plastik kepada penyedia maupun

pengguna kantong plastik dan setiap Rukun Tetangga dan Rukun Warga yang berada di

wilayahnya;

b. menyusun laporan mengenai penggunaan kantong plastik di wilayahnya yang selanjutnya

diserahkan kepada Camat setempat.

BAB IV

PENGURANGAN KANTONG PLASTIK YANG TIDAK RAMAH LINGKUNGAN

11

Page 12: Raperda 3-4-2012.docx

Paragraf 1

Pengurangan Di Tingkat Produsen Kantong Plastik

Pasal 15

(1) Kantong plastik dapat dibedakan menjadi Kantong plastik ramah lingkungan; dan

Kantong plastik yang tidak ramah lingkungan.

(2) Pembeda kantong plastik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa informasi dan

lambang-lambang ramah lingkungan yang dicantumkan oleh produsen kantong plastik.

(3) Informasi dan lambang-lambang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) digunakan pada

kantong plastik, setelah bahan dasar pembuatannya diteliti dan diuji kebenarannya dan

ditetapkan oleh instansi yang berwenang untuk menerbitkan sertifikasi ramah lingkungan.

(4) Produsen kantong plastik bertanggung jawab atas kebenaran semua informasi dan

lambang-lambang yang tercantum dalam kantong plastik yang dihasilkannya.

Pasal 16

(1) Produsen kantong plastik yang menghasilkan kantong plastik yang tidak ramah

lingkungan bertanggung jawab atas kantong plastik yang dihasilkannya.

(2) Pertanggungjawaban produsen kantong plastik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan dengan menerima kembali kantong plastik yang tidak ramah lingkungan

dan/atau kesediaan untuk mendaur ulang kantong plastik yang tidak ramah lingkungan.

(3) Pelaksanaan pertanggungjawaban produsen kantong plastik diwujudkan dengan

menerima kantong plastik yang tidak ramah lingkungan dari penyedia maupun pengguna

kantong plastik, sesuai dengan kesepakatan diantara para pihak mengenai volume dan

harga kantong plastik yang tidak ramah lingkungan.

Paragaraf 2

Pengurangan Di Tingkat Penyedia Kantong Plastik

Pasal 17

(1) Ditinjau dari segi usahanya, penyedia kantong plastik dapat dibedakan menjadi penyedia

kantong plastik yang termasuk dalam kualifikasi dalam :

a. usaha mikro dan usaha kecil; atau

b. usaha menengah dan usaha besar.

(2) Bagi penyedia kantong plastik yang merupakan usaha mikro dan usaha kecil, pelaksanaan

pengurangan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan dilakukan secara bertahap.

(3) Tahapan pemberlakuan peraturan daerah ini bagi penyedia kantong plastik sebagaimana

dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota.

12

Page 13: Raperda 3-4-2012.docx

(4) Peraturan daerah ini berlaku sepenuhnya bagi penyedia kantong plastik yang merupakan

usaha menengah dan usaha besar.

Pasal 18

(1) Pertanggungjawaban penyedia kantong plastik yang merupakan usaha menengah dan

usaha besar dalam pengurangan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan

diwujudkan dengan menyediakan kantong plastik yang ramah lingkungan.

(2) Selain pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) penyedia kantong

plastik yang merupakan usaha menengah dan usaha besar, diwujudkan dengan menerima

kembali kantong plastik yang tidak ramah lingkungan dari pengguna kantong plastik.

(3) Pertanggungjawaban penyedia kantong plastik yang merupakan usaha mikro dan usaha

kecil diwujudkan dengan menerima dan mengumpulkan kantong plastik yang tidak

ramah lingkungan dari pengguna kantong plastik, sesuai dengan kesepakatan diantara

para pihak mengenai volume dan harga kantong plastik yang tidak ramah lingkungan.

(4) Kantong plastik yang tidak ramah lingkungan, yang sudah diterima dan dikumpulkan

penyedia kantong plastik, baik yang merupakan usaha mikro dan usaha kecil maupun

usaha menengah dan usaha besar, diserahkan kepada produsen kantong plastik, sesuai

dengan kesepakatan diantara para pihak mengenai volume dan harga kantong plastik

yang tidak ramah lingkungan.

Paragraf 3

Pengurangan Di Tingkat Pengguna Kantong Plastik

Pasal 19

(1) Tanggung jawab pengguna kantong plastik dalam pengurangan kantong plastik yang

tidak ramah lingkungan adalah dengan menggunakan kantong plastik yang ramah

lingkungan.

(2) Apabila pengguna kantong plastik menerima kantong plastik yang tidak ramah

lingkungan dari penyedia kantong plastik, maka pertanggungjawaban pengguna kantong

plastik diwujudkan dengan mengumpulkan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan.

(3) Kantong plastik yang tidak ramah lingkungan yang dikumpulkan pengguna kantong

plastik diserahkan kepada penyedia maupun produsen kantong plastik, sesuai dengan

kesepakatan diantara para pihak mengenai volume dan harga kantong plastik yang tidak

ramah lingkungan.

BAB IV

HAK DAN KEWAJIBAN

Paragraf 1

13

Page 14: Raperda 3-4-2012.docx

Produsen Kantong Plastik

Pasal 20

Produsen kantong plastik berhak :

a. memperoleh informasi yang benar dan akurat mengenai penyelenggaraan pengurangan

kantong plastik yang tidak ramah lingkungan;

b. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengurangan kantong plastik yang tidak

ramah lingkungan, dan/atau meningkatkan produksi kantong plastik yang ramah lingkungan

atau mencari dan memproduksi alternatif lainnya sebagai pengganti kantong plastik yang

tidak ramah lingkungan;

c. memperoleh insentif sehubungan dengan upaya pengurangan kantong plastik yang tidak

ramah lingkungan.

Pasal 21

Produsen kantong plastik berkewajiban untuk :

a. memiliki izin lingkungan dan izin usaha bagi usaha dan/atau kegiatan memproduksi kantong

plastik;

b. memproduksi kantong plastik yang bahan dasar pembuatannya mudah diurai secara

alamiah;

c. melakukan penelitian, pengujian, dan mencantumkan informasi dan lambang-lambang yang

menegaskan sifat ramah lingkungan dari produk kantong plastik yang dihasilkan;

d. menerima kembali kantong plastik yang tidak ramah lingkungan, sesuai dengan kesepakatan

diantara para pihak mengenai volume dan harga kantong plastik;

e. memberikan laporan kepada Camat setempat mengenai hasil produksi kantong plastik (baik

yang ramah lingkungan maupun yang tidak ramah lingkungan, termasuk penerimaan

kembali volume dan nilai kantong plastik yang tidak ramah lingkungan) secara berkala

setiap 6 (enam) bulan.

Paragraf 2

Penyedia Kantong Plastik

Pasal 22

Penyedia kantong plastik berhak :

a. menerima pasokan, dan/atau membeli, dan/atau menyerahkan kantong plastik yang ramah

lingkungan;

b. menolak kantong plastik yang tidak ramah lingkungan dari produsen kantong plastik;

c. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengurangan kantong plastik yang tidak

ramah lingkungan, berupa pendidikan dan latihan upaya pelestarian fungsi lingkungan

hidup;

14

Page 15: Raperda 3-4-2012.docx

d. memperoleh insentif sehubungan dengan upaya pengurangan kantong plastik yang tidak

ramah lingkungan.

Pasal 23

Penyedia kantong plastik berkewajiban untuk :

a. memiliki izin lingkungan dan izin usaha di bidang perdagangan;

b. menyediakan dan menyerahkan kantong plastik yang ramah lingkungan kepada pengguna

kantong plastik;

c. kantong plastik yang disediakan dan/atau diserahkan harus disertai informasi dan lambang-

lambang yang menegaskan sifat ramah lingkungan dari produk kantong plastik yang

dihasilkan produsen kantong plastik;

d. memberikan pilihan kepada pengguna kantong plastik untuk menggunakan kantong plastik

yang ramah lingkungan atau kantong lain yang juga bersifat ramah lingkungan;

e. menerima kembali kantong plastik yang tidak ramah lingkungan dari pengguna kantong

plastik, sesuai kesepakatan diantara para pihak mengenai volume dan harga kantong plastik

yang tidak ramah lingkungan;

f. memberikan laporan kepada Lurah setempat mengenai penyediaan dan penyerahan kantong

plastik (baik yang ramah lingkungan maupun yang tidak ramah lingkungan, termasuk

penerimaan kembali volume dan nilai kantong plastik yang tidak ramah lingkungan) secara

berkala setiap 6 (enam) bulan.

Paragraf 3

Pengguna Kantong Plastik

Pasal 24

Pengguna kantong plastik berhak :

a. meminta kantong plastik yang ramah lingkungan kepada penyedia kantong plastik sesuai

dengan kesepakatan diantara para pihak;

b. memilih menggunakan kantong plastik yang ramah lingkungan atau kantong lain yang

menurut sifatnya ramah lingkungan;

c. membawa kantong/tas/media sendiri untuk mempermudah aktivitasnya dalam membawa

barang bawaannya;

d. mengawasi pengurangan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan dan melaporkan

kepada Lurah setempat mengenai adanya pelanggaran terhadap ketentuan yang menyangkut

kewajiban penyedia kantong plastik.

Pasal 25

Pengguna kantong plastik berkewajiban untuk :15

Page 16: Raperda 3-4-2012.docx

a. menggunakan kantong plastik yang ramah lingkungan;

b. kantong plastik yang digunakan harus disertai informasi dan lambang-lambang yang

menegaskan sifat ramah lingkungan dari produk kantong plastik yang dihasilkan;

c. menolak menerima kantong plastik yang tidak ramah lingkungan dari penyedia kantong

plastik;

d. membayar biaya kantong plastik yang ramah lingkungan, apabila pengguna kantong plastik

tidak membawa kantong sendiri;

e. mengembalikan kantong plastik yang tidak ramah kepada peyedia maupun produsen

kantong plastik, sesuai dengan kesepakatan diantara para pihak mengenai volume dan harga

kantong plastik yang tidak ramah lingkungan;

f. memberikan laporan kepada Rukun Tetangga dan Rukun Warga setempat mengenai

penggunaan kantong plastik secara berkala setiap 6 (enam) bulan.

Paragraf 4

Pengelola Kawasan

Pasal 26

Pengelola kawasan berhak meminta keterangan perihal penggunaan kantong plastik kepada

setiap penyedia kantong plastik di lingkungannya.

Pasal 27

Pengelola kawasan berkewajiban untuk :

a. mengawasi setiap usaha dan/atau kegiatan yang menggunakan kantong plastik oleh penyedia

kantong plastik di wilayahnya;

b. memberikan laporan kepada Camat setempat mengenai hasil pengawasan penggunaan

kantong plastik secara berkala setiap 6 (enam) bulan.

Paragraf 5

Rukun Tetangga dan Rukun Warga

Pasal 28

Rukun Tetangga dan Rukun Warga berhak :

a. memperoleh informasi secara periodik dari Lurah setempat mengenai pelaksanaan

pengurangan kantong plastik;

b. meminta keterangan kepada setiap warga yang berada di wilayahnya mengenai penggunaan

kantong plastik;

16

Page 17: Raperda 3-4-2012.docx

c. memberikan teguran kepada warga di lingkungannya mengenai penggunaan kantong plastik

yang tidak ramah lingkungan.

Pasal 29

Rukun Tetangga dan Rukun Warga berkewajiban untuk :

a. mengawasi setiap kegiatan yang menggunakan kantong plastik yang dilakukan oleh setiap

warga di wilayahnya;

b. memberikan laporan kepada Lurah setempat mengenai hasil pengawasan penggunaan kantong

plastik di wilayahnya secara berkala setiap 6 (enam) bulan.

BAB V

PENERAPAN INSTRUMEN PERIZINAN

Pasal 30

(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang memproduksi kantong plastik yang wajib Amdal atau UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian izin lingkungan bagi produsen kantong plastik diatur dalam Peraturan Daerah mengenai ketentuan dan tata cara pemberian izin lingkungan.

(3) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha industri bagi produsen kantong plastik.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian izin usaha industri bagi produsen kantong

plastik diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah tentang ketentuan dan tata cara pemberian

izin usaha industri.

Pasal 31

(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang menyediakan kantong plastik yang wajib Amdal atau UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian izin lingkungan bagi penyedia kantong plastik diatur dalam Peraturan Daerah mengenai ketentuan dan tata cara pemberian izin lingkungan.

(3) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha perdagangan bagi penyedia kantong plastik.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian izin usaha perdagangan di atur lebih lanjut

dalam Peraturan Daerah tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin usaha industri.

17

Page 18: Raperda 3-4-2012.docx

BAB VI

PENERAPAN INSENTIF DAN DISINSENTIF

Pasal 32

(1) Walikota berwenang menetapkan pemberian insentif kepada produsen maupun penyedia

kantong plastik atas kepatuhan atau pentaatannya terhadap ketentuan dalam Peraturan

Daerah ini.

(2) Bentuk pemberian insentif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa :

a. pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah; dan/atau

b. pengurangan, keringanan, atau pembebasan retribusi daerah; dan/atau

c. kemudahan dalam pengurusan dan penerbitan perizinan yang berkaitan dengan

pelestarian lingkungan; dan/atau

d. rekomendasi untuk memperoleh kredit usaha dari bank.

(3) Tata cara dan kriteria pemberian insentif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2)

diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota.

Pasal 33

(1) Walikota berwenang menetapkan pemberian disinsentif kepada produsen maupun penyedia

kantong plastik yang melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah

ini.

(2) Bentuk pemberian disinsentif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa:

a. pengenaan denda berupa pembayaran biaya lingkungan hidup; dan/atau

b. publikasi negatif di media massa.

(3) Tata cara dan kriteria pemberian disinsentif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2)

diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota.

BAB VII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 34

(1) Dalam hal hasil pengawasan menunjukan adanya ketidaktaatan produsen, penyedia, maupun

pengguna kantong plastik maka Walikota melakukan pembinaan atau tindakan hukum.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan terhadap usaha dan/atau

kegiatan yang :

a. secara teknis menunjukan adanya potensi untuk terjadinya pelanggaran persyaratan izin

atau peraturan perundang-undangan;

b. belum dilakukan upaya yang sungguh-sungguh untuk mencegah terjadinya pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan; dan

18

Page 19: Raperda 3-4-2012.docx

c. secara faktual adanya kesadaran untuk memenuhi persyaratan izin dan peraturan

perundang-undangan namun memiliki keterbatasan.

(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui:

a. sosialisasi;

b. pertemuan berkala;

c. konsultasi;

d. pelatihan;

e. bantuan teknis; dan

f. hal-hal lain dalam rangka peningkatan kinerja pengurangan kantong plastik yang tidak

ramah lingkungan oleh produsen, penyedia, maupun pengguna kantong plastik.

(4) Dalam hal pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinilai tidak efektif dan tidak

meningkatkan tingkat ketaatan maka dilakukan tindakan hukum.

(5) Tindakan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berupa pemberian disinsentif bagi

produsen maupun penyedia kantong plastik.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 35

(1) Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, produsen maupun penyedia kantong plastik yang

telah memiliki izin usaha industri maupun izin usaha perdagangan tetapi belum memiliki

dokumen Amdal wajib menyelesaikan audit lingkungan hidup, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

(2) Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, produsen maupun penyedia kantong plastik yang

telah memiliki izin usaha industri maupun izin usaha perdagangan tetapi belum memiliki

UKL-UPL wajib membuat dokumen pengelolaan lingkungan hidup, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

(3) Izin usaha industri maupun izin usaha perdagangan bagi produsen maupun penyedia kantong

plastik yang telah dikeluarkan oleh Walikota sesuai dengan kewenangannya wajib

diintegrasikan ke dalam izin lingkungan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 36

19

Page 20: Raperda 3-4-2012.docx

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaan, diatur dalam Peraturan Walikota.

(2) Peraturan pelaksana dari Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak

tanggal pengundangan Peraturan Daerah ini.

Pasal 37

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kota Bandung.

Ditetapkan di Bandung

pada tanggal ............ 2012

WALIKOTA BANDUNG

TTD

DADA ROSADA

Diundangkan di Bandung

pada tanggal .......... 2012

SEKRETARIS DAERAH KOTA BANDUNG

TTD.

EDI SISWADI

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN 2012 NOMOR ...

20