perda no 11 tahun 2012.docx

155
PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BONTANG TAHUN 2012-2032 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kota Bontang dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraari masyarakat dan pertahanan keamanan, perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah; b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat, maka Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah, masyarakat, dan/ atau dunia usaha; c. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 26 ayat (4) Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, jangka waktu rencana tata ruang wilayah Kabupatenjkota adalah 20 tahun, sehingga Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor: 3 Tahun 200:3 tentang R ncana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang Tahun 2001 s/d 2010 sudah

Upload: andrean-maulana

Post on 14-Sep-2015

253 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 11 TAHUN 2012TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BONTANG TAHUN 2012-2032 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAWALIKOTA BONTANG,

Menimbanga. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kota Bontang dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, danberkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraari masyarakat dan pertahanan keamanan, perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunanantar sektor, daerah, dan masyarakat, maka Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan arahan lokasiinvestasi pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah, masyarakat, dan/ atau dunia usaha;

c. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 26 ayat (4) Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, jangkawaktu rencana tata ruang wilayah Kabupatenjkota adalah 20 tahun, sehingga Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor: 3 Tahun 200:3 tentang R ncana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang Tahun 2001 s/d2010 sudah tidak sesuai dengan ketentuanpcraturan perundang-undangan yang berlaku sehinggaIperlu diganti dengan Peraturan Daerah yang baru;

d. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, maka strategi dan arahan kebijakanpemanfaatan ruang wilayah nasional perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Tktta Ruang Wilayah Kota Bontang Tahun 2012-2032;

2Mengingat

1.Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Nomor 47 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 175, tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3896) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2000(LembaranNegaraRe:r: ublikIndonesiaTahun2000!Nomor74,tambahanLembaranNegaraRepublik Ir;:tdonesia Nomor 3962);

3. Undang-Undang Tahun 2001 tentang Minyak da nGas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839), sebagaimana diubahbeberapa kali yang terakhir dengan Undang UndangNomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana tdah dua kalidiubah beberapa kali terakhir dengan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang PelaksanaanHak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tatacara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah (L mbaran Negara Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3934);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4436);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antara Pemerintah, PemerintahanDaerah Provinsi, Pemerintahan Daerah KabupatenjKota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan LembaranNegara Nomor 4828);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4858);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang PenyelenggaranPenataan Ruang (Lembaran Negara R publik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

14. Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 4 Tashun 2008 TentangUrusan Pemerintahan yang Menjadi KewenanganDaerah (Lembaran Daerah Kota Bontang Tahun 2008 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kota Bontang Nomor 17).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BONTANG

dan WALIKOTA BONTANG

MEMUTUSKAN :

Menebtpkan: PERATURAN DAERAHTENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BONTANG TAHUN 2012-2032 .

BAB I KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu Pengertian Umum

Pasall

Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Bontang.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahanoleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugaspembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnyadalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan RepublikIndonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangDasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerahsebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah DPRD Kota Bontang.

5. Kepala Daerah adalah Walikota Bontang.

6. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagaisatu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluklain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

7. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

8. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tataruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

9. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

10. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/ atau aspek fungsional.

11. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.

12. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan dalam konteks wilayah pesisir dan laut serta pulau-pulaukecil kawasan ini disebut kawasan pemanfaatan.

13. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk danatau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

14. Konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil adalah upayaperlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau -pulau kecil serta ekosistemnya untukmenjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungansumber daya pesisir dan pulau-pulau ke il dengan tetap memelihara dan meningkatkan k1,1alitas nilai dan keanekaragamannya.

15. Sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang

lebarnya proporsional dengan ben tuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

16. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dehgan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,dan sumber daya buatan, dalam konteks wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, kawasan ini disebut dengan kawasan pemanfaatan umum.

17. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataanruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruhsangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya,dan/ atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.

18. Kawasan pertahanan negara adalah wilayah yang ditetapkansecara nasional yang digunakan untuk kepentingan pertahanan.

19. Pusat pelayanan kota adalah pusat pelayanan ekonomi, sosialdan/ atau administrasi yang melayani seluruh wilayah kota dan/ atau regional.

20. Subpusat pelayanan kota adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/ atau administrasi yang melayani sub wi.layah kota.

21. Pusat lingkungan adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/ atau administrasi yang melayani lingkungan di wilayah kota.

22. Wllayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran SlJngai dan/ atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dEri atau sama dengan 2.000 km2 ;

23. Ruang terbuka hijau adalah area memanjangjjalur da.n/ atau mengelompok, yang penggunaannya lebih be.:rsifatterbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tU:mbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

24. ZonaEkonomiEksklusifIndonesiayangselanjutnya(disebut ZEE Indonesia adalah jalur di luar dan

berbatasan dengan laut wilayah Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang-undang yang berlaku tehtang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah di bawahnya, dan air di atasnya dengan batas teduar 200 (dua ratus) millaut diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia.

25. Peraturan zonas1 adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannyadan disusun untuk setiap blokjzona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang;

26. Kawasan strategis kota adalah wilayah diprioritaskan karenamempunyai pengaruh sangat penting dalam lit;igkupkota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/ atau lingkungan.

27. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat, korporasi, danjatau pemangkukepentingan non Pemerintah lain dalam penyelenggaraan penataan ruang.

28. Peran Masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan tata ruang, pemanfaat ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

29. Wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut. Batas ke arah darat (land-ward) adalah kecamatan pesisir, dan batas ke arah laut adalah 4 mil dari garis pantai.

30. Pulau kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 beserta kesatuan ekosistemnya.

31. Sl:lmberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil adalah SlJmberdaya hayati, sumberdaya non-hayati, sumberdaya buatan, dan jasa-jasa lingkungan.

32. Wi.layah laut adalah ruang laut yang merupakan kcsatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang b tas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek aciministratif dan/ atau aspek fungsional yang diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/ atau ke arah perairan

kepulauan untuk provinsi paling jauh 12 (duabelas) mill laut dan 1/ 3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan provinsi untuk kabupatenjkota termasuk wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

33. Masyarakat pesisir adalah masyarakat kelurahan yang tinggaldi sepanjang daerah wilayah pes1s1r yang dipengaruhioleh kompleksitas, aktifitas dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan laut.

34. Nelayan tradisional adalah masyarakat yang mata pencahariansehari-hari mengeksploitasi sumber daya lautyang dilakukan secara turun temurun dengan menggunakan bahan dan peralatan tradisional.

35. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut BKPRD adalah badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang undangNomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tu.gasWalikota dalam koordinasi penataan ruang di daerah.

Bagian Kedua Peran dan Fungsi

Pasal2

RTRWKotaBontangdisusunsebagaialatoperasional pelaksanaan pembangunan di wilayah Kota Bontang.

Pasal3

RTRW Kota Bontang menjadi pedoman untuk:

a. Memfomulasikan kebijakan dan strategis penataan ruang wiJayah kota;

b. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbanganperkembangan wilayah Kota Bontang serta keserasian antar sektor;

c. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kota;

d. Pengarahan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan/ atau masyarakat; dan

e. Penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.

Bagian KetigaRuang Lingkup Pengaturan Muatan

Pasal4

RTRw Kota Bontang memuat;

a. Tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota;

b. Rencana struktur ruang wilayah kota;

c. Rencana pola ruang wilayah kota;

d. Penetapan kawasan strategis kota;

e. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota; dan

f. Kctentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.

Bagian Keempat Wilayah Perencanaan

Pasal5

(1) Wilayah perencanaan RTRW Kota Bontang meliputi seluruh wilayah administrasi Kota Bontang yang terdiri dq.ri 3 (tiga) kecamatan:

a. Kecamatan Bontang Utara;

b. Kecamatan Bontang Selatan; dan

c. Kecamatan Bontang Barat.

(2) Kota Bontang secara geografis terletak 001' Lintang Utara -012' Lintang Utara dan 11723' Bujur Timur - 1J 738' Bujur Timur, dengan luas 14.780 (empat belas ribu tujuh ratus delapan puluh) hektar.

(3) Batas-batas wilayah perencanaan RTRW meliputi:

a. SebelahUtara berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur;

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar;

c. Sebelah Selatanberbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara; dan

d. Sebelah Barat berbatasan denganKabupaten Kutai.Tirnur.

BAB IITUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Bagian Kesatu Tujuan

Pasal6

Tujuanpenataan ruang Kota Bontang adalah untuk rnewujudkanKota Bontang sebagai kota rnaritirn berkebudayaan industri yang berwawasan lingkungan dan rnensejahterakanrnasyarakat rnelalui keterpaduan perencanaantata ruang, pernanfaatan ruang dan pengendalianpernanfaatan ruang antarwilayah (Nasional, Provinsirnaupun Kota), dan antarkawasan (lindung dan budidaya).

Bagian KeduaKebijah:an dan Strategi Penataan Ruang Kota

Paragraf 1

Umum

Pasal7

Kebijakan dan strategi penataan ruang, rnencakup:

a. kebijakandanstrategi pengernbanganstruktur ruang kota;

b. kebijakan dan strategi pengernbangan pola ruang kota;

c. kebijakan dan strategi pengernbangan kawasan strategis kota.

10

Paragraf2Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang

Pasal8

Kebijakanpengembanganstrukturruangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, mencakup :

a. pengembangan sistem pusat-pusat pelayanan wilayah kota secara hirarkis dan proporsional; dan

b. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana yang merata dan terpadu.

Pasal9

(1) Strategi Pengembangan sistem pusat-pusat pelayanan secara hirarkis dan proporsional sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf a, dengan:

a. mengatur dan mengendalikan penyebaran penduduk sesuai dengan rencana struktur ruang Kota Bontang;

b. membagi dan mengembangkan pusat-pusat pelayanan wilayah kota sesuai karakteristik dan potensi wilayah, dengan tetap memperhatikan keseimbangan wilayah; dan

c. meningkatkanketerkaitanantarpusat-pusat

pelayananmaupundenganwilayahpelayanannya

sesuai dengan jenis dan skala pelayanan.

(2) Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jminganprasarana yang merata dan terpadu sepagaimana dimaksud dalam pasal8 huruf b, dengan:

a. meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana transportasi darat dengan mengintegrasikan pelayanan inter dan antar moda;

b. mengembangkan dan memantapkan pelayanan pelabuhan dan bandar udara umum sebagai inlet dan outlet Kota Bontang;

c. mengembangkan pusat pembangkit dan jaringan energi dengan memanfaatkan sumber-sumber energi selain minyak bumi, serta meningkatkan pelayanan. energi dengan interkoneksi sistem regional;

12

d. memantapkan pelayanan telekomunikasi dengan mengembangkan jaringan kabel maupun nirkabel yang menjangkau seluruh wilayah kota;

e. membangun dan meningkatkan jaringan sumberdaya air secara terpadu;

f. meningkatkan sistem prasarana pengelolaan lingkungan yang meliputi drainase, persampahan, air limbahdan air minum yang menjangkau seluruh wilayah kota; dan

g. menyediakan prasarana bagi pejalan kaki dan evakuasi bencana yang terin tegrasi dengan prasarana dan utilitas kota lainnya.

Paragraf 3Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Kota

Pasal 10

Kebijakandanstrategipengembanganpolaruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b, mencakup:

a. kebijakan dan strategi pemantapan kawasan lindung; dan

b. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya.

Pasal 11

Kebijakanpemantapankawasanlindungsebagaimana dimak.sud dalam Pasal10 huruf a, mencakup:

a. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi k wasan lindung; dan

b. pencegahan dampak negatif kegiatan pemanfaatan ruang yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.

Pasal12

(1) Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a, dengan:

a. menetapkankawasanlindungdi ruangdaratdan

ruang laut;

b. memantapkan fungsi kawasan lindung di ruang darat dan ruang laut;

c. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah;

d. mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas palingsedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah kota; dan

e. meningkatkan kerjasama dengan kabupaten yang berbatasandalam pemeliharaan kelestarian fungsi kawasan lindung.

(2) Strategi pencegahan dampak negatif kegiatan pemanfaatan ruang yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b, dengan:

a. melindungikemampuanlingkunganhidupdari

tekanan perubahandanjatau dampaknegatifyang

ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampumendukungperikehidupanmanusiadanmakhluk hidup lainnya;

b. meningkatkan kemampuan lingkungan hidup untuk dapat meyerap zat, energi dan/ atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya;

c. mengelolasumberdaya memelihara

dan mengendalikan pemanfaatan alam secara berkelanjutan dengan tetap dan meningkatkan kualitas nilai serta

keanekaragamannya; dan

d. mengembangkankegiatanpemanfaatanruang berfungsi budidaya yang adaptif terhadap bencana.

Pasa113

Kebijc'.kanpengembangankawasan budidaya. sebagaimana dimaksud dalam PasallO huruf b, mencakup:

a.perwujudandanpeningkatanketerpaduandan

keterkaitan antar kegiatan budidaya ruang darat, ruang laut dan ruang udara;

b.pengendalianperkembangankegiatanbudidayaagar

tidakmelampauidayadukungdandayatampung

lingkungan; dan

c. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Pasal14

( 1) Strategi perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitanantar kegiatan budi daya di ruang darat, ruang laut dan ruang udara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a, dengan:

a. mengembangkan kegiatan budi daya unggulan di setiapkawasan beserta sarana dan prasarananya secara terpadu dan berkelanjutan untuk mendorong perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya;

b. mengembangkan kawasan budi daya yang dapat mengakomodasikebutuhan pengembangan sektoral dan kegiatan para pemangku kepentingan di Kota Kontang secara sinergi dan berkelanjutan agar tidak terjadikonflik antar sektor maupun antar pelaku dalam pemanfaatan ruang baik di darat, laut, serta udara;

c. mengembangkan kegiatan budi daya yang berkelanjutandengan memperhatikan keterkaitan ekologis(hubungan fungsional) serta keterpaduan ekosistem darat, laut dan udara; dan

d. meningkatkan kegiatan budi daya berbasis kelautan (maritim) yang memiliki keterkaitan dengan sumberdaya wilayah darat dan daerah hinterland Kota Bontang.

(2) Strategi pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat(1) huruf b, dengan:

a. membatasiperkembangankegiatanbudidayadi

kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi dampak akibat bencana;

b. menetapkan dan menjalankan ketentuan peraturan zonasi pada masing-masing kawasan budidaya sesuai dengan karakteristiknya; dan

c. mengembangkan kegiatan pemanfaatan ruang di wilayahpes1s1r dan laut dengan memperhatikan keunikan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta beragamnya sumberdaya yang ada.

(3) Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan :

a. menetapkan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan;

b. mengembangkan kawasan lindung danjatau kawasan budi daya tidak terbangun disekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan;

c. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dandisekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan; dan

d. turut serta menJaga dan memelihara asset-aset pertahanan.

Paragraf4Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kota

Pasal15

Kebijakanpengembangankawasanstrategiskota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c, mencakup:

a. kawasan strategis berdasarkan kepentingan pertumbuhanekonomi melalui pengembangan dan peningkatanfungsi kawasan dalam memajukan perekonomiankota yang produktif, komparatif dan kompetitif; dan

b. kc.: wasan strategis berdasarkan kepentingan fungsi dan dayadukung lingkungan melalui pelestarian dan peningkatanfungsi kawasan serta daya dukung lingkungan untuk mempertahankan dan meningkatkan

keseimbangan ekosistem dan fungsi perlindungan kawasan, serta melestarikan keanekaragaman hayati, keunikan bentang alam dan warisan budaya daerah.

Pasal16

( 1) Strategi pengembangan kawasan strategis berdasarkan kepentinganpertumbuhan ekonomi sebagaimana dimaksud pada pasal 15 huruf a, dengan :

a. menetapkan kawasan strategis cepat tumbuh berdasarkankeunggulan komparatif dan kompetitif wilayah sebagai penggerak utama perekonomian Kota Bontang;

b. mengembangkan kegiatan sektoral serta membangun saranadan prasarana yang mendukung fungsi kawasan; dan

c. meningkatkan

fungsikawasansebagaipusat

pertumbuhan Bontang;

dankegiatanekonomibaru

Kota

(2) Strategi pengembangan kawasan strategis berdasarkan kepen tingan fungsi dan daya dukung lingkungan sebagaimana dimaksud pada pasal 15 huruf b, dengan:

a. menetapkan kawasan strategis berfungsi lindung;

b. mencegah dan membatasi pemanfaatan ruang di kawasan strategis yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan; dan

c. merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang di dalam dan di sekitar kawasan strategis.

BABIII

RENCANA STRUKTUR RUANG

Bagian KesatuUmum

Pasa117

( 1) Rencanastrukturruangwilayahkotadiwujudkan

berdasarkan arahan:

a. sistem dan fungsi perwilayahan;

b. hirarki pusat pelayanan; dan

c. sistem jaringan prasarana wilayah kota.

(2) Sistem perwilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf a adalah organisasi wilayah pengembangan berupa Bagian Wilayah Kota yang selanjutnya disebut BWK.

(3) Hirarki pusat pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi :

a. pusat pelayanan kota;

b .. sub pusat pelayanan kota; dan

c. pusat lingkungan.

(4) Sistem jaringan prasarana wilayah kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

a.. sistem jaringan transportasi;

b. sistem jaringan energi;

c. sistem jaringan telekomunikasi;

d. sistem jaringan sumber daya air;

e. sistem jaringanprasaranapengelolaanlingkungan; dan

f. sistem jaringan prasarana dan sarana lainnya.

(5) Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digambarkan dalam peta dengan tingkatketelitian skala 1:25.000, tercantum dalam LampiranI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian KeduaSistem dan Fungsi Perwilayahan

Pasal 18

(1) BVIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) ml;;ncakup:

a. BWK I terdiri dari 8 (delapan) kelurahan meliputi: Kelurahan Bontang Kuala, Kelurahan Gunung Elai, KelurahanBontang Baru, Kelurahan Api-Api, Kelurahan Berbas Tengah, Kelurahan Berbas Pantai, KelurahanTanjung Laut, Kelurahan Tanjung Laut Indah;

b. BWK II terdiri dari 6 (enam) kelurahan meliputi: KelurahanSatimpo, Kelurahan Gunung Telihan, Kelurahan Kanaan, Kelurahan Belimbing, Kelurahan Loktuan, Kelurahan Guntung; dan

c. BWK III mencakup 1 (satu) kelurahan yaitu Kelurahan Bontang Lestari.

(2) Fungsi perwilayahan wilayah Kota Bontang mencakup:

a. BWK I mempunyai fungsi utama sebagai pusat perdagangandan jasa, sedangkan kegiatan pendukungnya adalah kawasan lindung, permukiman, pariwisata, pelabuhan, dan perikanan;

b. BWK II mempunyai fungsi utama sebagai kawasan industri,pelabuhan dan pergudangan, sedangkan kegiatanpendukungnya adalah kawasan lindung, permukiman,pariwisata, perikanan, militer, alur pelayaran; dan

c. BWK III mempunyai fungsi utama sebagai pusat pemerintahankota, industri, dan pusat kegiatan olahraga, sedangkan kegiatan pendukungnya adalah,kawasanlindung,permukiman,pariwisata, alur pelayaran, perikanan dan bandar udara.

Bagian Ketiga Hirarki Pusat Pelayanan

Pasal19

(1) Pusat pelayanan Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3) huruf a adalah pusat pelayanan kota yang ditetapkan di BWK III.

(2) Pusat pelayanan skala kota berfungsi sebagai pusat pelayanan pemerintahan daerah;

(3) Pusat kegiatan pemerintahan adalah pusat pelayanan kegiatanpemerintahan yang dilengkapi dengan pengembangan fasilitas mencakup:

a. Perkantoran pemerintahan daerah;

b. Fasilitas kantor pemerintahan pendukung dan pelayanan publik lainnya.

Pasal20

(1) Sub pusat pelayanan kota sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat (3) huruf b berperan sebagai pendukung kegiatan kota, yang ditetapkan dengan ketentuan:

a. Sub pusat pelayanan kota di BWK I terdapat di Kelurahan Bontang Baru dan Kelurahan Tanjung Laut memilikifungsi sebagai: sub pusat pelayanan pemerintahan skala kecamatan dan atau pendukung pemerintahan kota, pusat pelayanan pendidikan dan sebagai pusat perdagangan;

b. Sub pusat pelayanan kota di BWK II terdapat di Kelurahan Loktuan memiliki fungsi sebagai sub pusat pelayanan pemerintahan skala kecamatan dan pusat transportasi laut.

(2) Pusat pelayanan pemerintahan skala kecamatan dan ataupendukung pelayanan pemerintahan kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilengkapi:

a. Kantor kecamatan;

b. Perkantoran pendukung pemerintahan kota.

(3) Pusat pelayanan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat( 1) huruf a dilengkapi dengan fasilitas sekolah lanjutan tingkat atas.

(4) Pusat pelayanan perdagangan sebagaimana dimaksud pc;.da ayat ( 1) huruf a dilengkapi dengan fasilitas pasar.

(5) Pusat pelayanan transportasi laut sebagaimana dimaksudpada ayat ( 1) huruf b dilengkapi dengan fa ilitas pelabuhan nasional.

Pasal21

(1) Pusat Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam pasal17 ayat (3) huruf c berperan adalah pusat pelayanan skala lingkungan;

(2) Pusat lingkungan tersebar di 15 (lima belas) kelurahan yakni Kelurahan Bontang Lestari, Kelurahan Satimpo, KelurahanBerbas Tengah, Kelurahan Berbas Pantai, Kelurahan Tanjung Laut, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kelurahan Api-Api, Kelurahan Bontang Kuala, Kelurahan BontangBaru, Kelurahan Gunung Elai, Kelurahan Loktuan,Kelurahan Guntung, Kelurahan Belimbing, Kelurahan Gunung Telihan, dan Kelurahan Kanaan;

(3) Pusat lingkungan yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. pelayanan pemerintahan;

b. pelayanan kesehatan;

c. pelayanan pendidikan; dan

d. pelayanan persampahan.

Bagian KeempatSistem Jaringan Prasarana Wilayah Kota

Paragraf 1Sistem Jaringan Transportasi

Pasal22

RencanaPengembangansistemjaringantransportasi, mencakup:

a. pengembangan sistem jaringan transportasi darat;

b. pengembangan sistem jaringan transportasi laut; dan

c. pengembangan sistem jaringan transportasi udara.

Pasal23

(1) Pengembangan sistem jaringan transportasi darat se.bagaimanadimaksud dalam Pasal 22 huruf a, diarahkanpada peningkatan, pemeliharaan jaringan

jalan dan fasilitas keselamatan lalu lintas, pengadaan prasarana dan sarana transportasi, pengadaan prasarana dan sarana angkutan umum serta pengembangan jm'ingan jalan baru.

(2) Pengembangansistemjaringantransportasidarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:

a. pengembangan jaringan jalan;

b. pengembangan jaringan prasarana Lalu Lintas Angku tan Jalan (LLAJ);

c. pengembangan jaringan pelayanan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ); dan

d. pengembangan jalan khusus.

Pasal24

( 1) Pengem bang an j aringan j alansebagaimanadimaksud dalam pasal 23 ayat (2) huruf a, mencakup:

a. ruas jalan arteri primer terdiri dari jalan arteri primer yangmenghubungkan Bontang-Samarinda-Sangatta (Trans Kalimantan Timur) dan jalan arteri primer eksistingbaru sebagai bagian dari Highway Balikpapan-Samarinda-Bontang yang berada di bagian selatan kota melintasi lokasi kawasan pengembangan baru di Kelurahan Bontang Lestari; dan

b. ruas jalan rencana meliputi pengembangan jalan akses masukKota Bontang dari Nyarakat (Kelurahan Bontang Lestari) ke arah Trans Kalimantan Timur, pengembangan jalan kota diarahkan ke Kelurahan BontangLestari dan pengembangan jalan lingkar pesisir (coastal road).(2) Pengembangan jaringan prasarana Lalu Lintas Angkutan Ja,lan (LLAJ) sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayatI(2) huruf b, mencakup:

a. terminal tipe B bekerjasama dan berlokasi di Kabupaten Kutai Timur;

b. terminal tipe C berlokasi di Kelurahan Gunung Telihan.

(3) Pengembangan jaringan pelayanan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat(2) huruf c, mencakup:

a. pengembangan rute angkutan umum diintegrasikan dengansistem pusat pelayanan kota, sub pusat pelayanan kota dan pusat lingkungan;

b. pengembangan angkutan umum yang mengarah kepada angkutan umum massal.

(4) Pengembangan Jalan Khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (2) huruf d adalah jalan untuk kegiatan pertambangan batubara dan MIGAS.

Pasal25

Pengembangansistemjaringantransportasilaut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, mencakup:

a. penataan pelabuhan;

b. alur pelayaran.

Pasal26

Penataan pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a mencakup:

a. penataan fungsi dan pengembangan Pelabuhan Loktuan sebagaipelabuhan pengumpul berfungsi untuk pelayanan kapal penyeberangan antar propinsi;

b. pengembangan Pelabuhan Tanjung Laut sebagai pelabuhanpengumpan untuk Janngan pengumpul an.gkutan barang;

c. pengembangan terminal khusus, mencakup:

1. terminal industri di Kelurahan Guntung, Kelurahan Loktuandan Kelurahan Bontang Lestari yang berfungsisebagai Terminal Khusus yang diperuntukkan untuk kegiatan/ aktivitas industri;

2. terminal khusus Migas di Kelurahan Satimpo berfungsi. sebagai Terminal Khusus yang diperuntukkan untuk kegiatanj aktivitas industri Migas; danI

3. terminalindustriBatubaradiKelurahanBontang

Lestari.

4. pengembangan pelabuhan harus menjaga fungsi pertahanandan keamanan Negara, dengan tidak menutup akses pelabuhan dan fasilitas pemeliharaan dan per baikan TNI AL.

d. pengembangan pelabuhan harus menJaga fungsi pertahanandan keamanan Negara, dengan tidak menutup akses pelabuhan dan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan milik TNI AL.

Pasal27

(1) Alur pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf b, mencakup:

a. alur pelayaran nasional/ internasional, yaitu alur pelayaran terminal khusus migas dan alur pelayaran terminal khusus petrokima;

b. alur pelayaran rakyat, yaitu alur pelayaran dari laut ke arahpelabuhan/ dermaga rakyat, pulau-pulau pemukiman, dan kawasan terumbu karang di tengah permranpes1s1r (gosong) dan sebaliknya, untuk kepentingan nelayan tradisional.

(2) Penataan alur pelayaran rakyat sebagaimana dimaksus pada ayat (1) huruf b diatur dengan Peraturan Walikota.

Pasal28

( 1) Pengembangan sistem jaringan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf c dilayani olch Bandar Udara Bontang Lestari sebagai bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan tersier;

(2) Rencana pengembangan bandar udara harus memperhatikan kelayakan pembangunan bandar udara danpemilihan lokasi terkait dengan dengan aspek keselamatan penerbangan;

(3) Tatanan kebandarudaraan harus mendukung keberadaandan operasional pesawat-pesawat TNI AU beserta peralatan dan perlengkapan yang mendukung.

Paragraf2 Sistem Jaringan Energi

Pasal29

Rencana Pengembangan Sistem Energi, mencakup:

a. pengembangan jaringan pipa gas bumi;

b. pengembangan pembangkit tenaga listrik.

Pasal30

(1) Pengembangan jaringan pipa gas bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf a diarahkan untuk:

a. jaringanpipa gas untuk melayani perusahaan; dan

b. jaringanp1pagasuntukmelayanikebutuhan masyarakat.

(2) Jaringan pipa gas untuk melayani perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf a terdapat di KelurahanBontang Lestari, Kelurahan Satimpo, Kelurahan Belimbing, Kelurahan Guntung dan Kelurahan Gunung Telihan;

(3) Jaringan pipa gas untuk melayani kebutuhan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat di seluruh kelurahan di wilayah Kota Bontang.

Pasal31

(1) Pengembangan Pembangkit Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud pada Pasal 29 huruf b diarahkan untuk:

a. pengembanganjaringandancakupandaerah pelayanan; dan

b. 'diversifikasi sumberdaya listrik.

(2) Pengembangan Jaringan dan Cakupan Daerah Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, adalah:

a. pengembangan jaringan listrik di Kelurahan Bontang Lestari dan penambahan di kawasan lain;

b. pengembangan jaringanlistrik tegangan150 kV ke

Jaringan Sistern Mahakam; dan

c. pengembangan Gardu lnduk Bontang tegangan 150 kV dengan kapasitas 30 MVA.

(3) Diversifikasi sumberdaya listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah pengembangan sumberdaya listrik dengan menggunakan gas, batubara, angin dan tenaga surya atau sumber energi alternatif lainnya.

Paragraf 3Sistem Jaringan Telekomunikasi

Pasal32

RencanaPengembanganSistem JaringanTelekomunikasi mencakup:

a. pengembangan jaringan telepon terutama diarahkan untuk penambahan jumlah sambungan rumah tangga, perdagangan, jasa, perkantoran dan industri;

b. pembangunan jaringan fiber optik untuk melayani Kelurahan Bontang Lestari;

c. pengembangan menara telekomunikasi (BTS) diarahkan ke arah Kelurahan Bontang Lestari;

d. perlunya pengawasan dan pemberian 1z1n khusus terhadap pihak operator yang akan membangun dengan persyaratan yang disepakati secara bersama; dan

e. mempertimbangkan kondisi kontur dan ketinggian, dan letakMenara Telekomunikasi (BTS) tidak berdekatan denganpermukiman, perdagangan jasa, perkantoran, dan pusat kota.

Paragraf4Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Pasal33

( 1) Si:::;tem jaringan sumber daya air di Kota Bontang terdiri dc: ri Sungai Guntung, Sungai Bontang dan Sungai Nyerakat;

(2) Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air,

mencakup:

a. pengembangan dan penataan dimensi sungai;

b. pengembangan kolam retensi;

c. penangananterhadapdaerahgenangandiKota Bontang; dan

d. pengadaan saluran pengendali banjir (kanal banjir).

(3) Pengembangandan sebagaimanadimaksud mencakup:

penataandimensi padaayat(2),

sungai hurufa

a. pengadaan bendungan di bagian hulu Sungai Bontang guna mencegah potensi kiriman debit banjir secara langsung ke kawasan perkotaan;

b. pendalaman atau pengerukan bagian hilir Sungai Bontang dan muara pantainya guna meningkatkan debit tampungan di bagian hilir; dan

c. pembuatan sungai-sungai kecil buatan yang menghubungkanantara kawasan-kawasan rendah, cekungan atau lembah ke Sungai Guntung dan Sungai Bontang.

(4) Pengembangankolamretensisebagaimanadimaksud'ipada ayat (2) huruf b, diarahkan pada daerah peralihandari dataran tinggi ke dataran rendah dan memiliki banyak potensi outlet sungai baik besar maupun kecil, yaitu Kelurahan Bontang Lestari, Kelurahan Gunung Telihan, Kelurahan Kanaan dan Kelurahan Belimbing.

(5) Penanganan terhadap daerah genangan di Kota Bontang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,mencakup :

a. pengerukan rawa-rawa di daerah dataran rendah (Bontang Utara dan Bontang Selatan) yang masih belum berubah menjadi lahan permukiman sebagai daerah tampungan atau kolam retensi;

b. penyediaan pompa sebagai prasarana pembuangan air genangan apabila kapasitas kolam retensi tidak mampu menerima debit hujan secara keseluruhan; dan

c. pengadaansaluran pembuanganberupapipa yang disambungkan dengan pompa.

Paragraf 5Sistem Jaringan Prasarana Pengelolaan Lingkungan

Pasal34

RencanaPengembanganSistemJanngan pengelolaan lingkungan, mencakup:

prasarana

a. pengembangan sistem drainase;

b. pengembangan sistem persampahan;

c. pengembangan sistem penyediaan air minum; dan

d. pengembangan sistem pengelolaan limbah.

Pasal35

Pengembangansistemdrainasesebagaimanadimaksud dalarn Pasal 34 huruf a, mencakup:

a. pengembangan sistem drainase kota secara terpadu;

b. perbaikan jaringan saluran drainase sekunder dan tersier di seluruh wilayah Kota Bontang; dan

c. penambahan kapasitas dimensi pada saluran drainase.

Pasal36

(1) Pengembangansistempersampahansebagaimana d1rnaksud dalam Pasal 34 huruf b, mencakup :

a. pengembangan area pelayanan; dan

b. pengembangan prasarana penampungan sampah.

(2) Pengembangan area pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, mencakup:

a. peningkatan pelayanan pengangkutan persampahan terutama di 4 kelurahan yaitu Kelurahan Satimpo, KelurahanBelimbing, Kelurahan Kanaan dan Kelurahan Bontang Lestari; dan

b. peningkatan pelayanan pengangkutan persampahan di kelurahanlain terutama dalam hal kecepatan

pengangkutandanfrekuensipengangkutantiap. harinya dari 1-2 kali menjadi 3 kali sehari.

(3) Pengembanganprasaranapenampungan sebagaimanadimaksudpadaayat(1) mencakup:

sampah hurufb,

a. pembangunan TPS (Tempat Penampungan Sementara) pada tiap kelurahan; dan

b. pengembangan TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) yang meliputi pengumpulan, pemilahan, penggunaanulang, pendaur ulangan, pemrosesan akhir sampah di Kelurahan Bontang Lestari.

Pasal37

( 1)Pengembangansisternpenyediaan

airminum

sebagaimanadimaksud mencakup:

dalamPasal

34hurufc,

a. pengembangan sistem pengelolaan air minum;

b. pembagian pengelolaan air minum; dan

c. pengembangan prasarana air minum.

(2) Pengembangan sistem pengelolaan air mmum, sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf a, mencakup:

a. pengembangan sistem jaringan komunal yang berfungsiuntuk melayani sebagian kelompok masyarakat atau sebagian wilayah kota; dan

b. pengembangan sistem jaringan publik yang berfungsi melayani seluruh kota sebagai suatu yang terintegrasi.

(3) Pembagian pengelolaan mr minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, mencakup:

a. pemerintah daerah;

b. swasta; dan

c. masyarakat melalui swadaya.

(4) Pep.gembangan prasarana mr mmum sebagaimana dimaksudpada ayat ( 1) huruf c mencakup seluruh wilayah Kota Bontang.

Pasal38

Rencanapengembangan sistem pengelolaan air limbah sebagaimana dimaksud dalam Pasal34 huruf d, mencakup:

a. pengembangan sistem pembuangan air rumah tangga individu,yang dikembangkan pada perumahan yang sudah ada;

b. pengembangan sistem pembuangan komunal, yang dikembangkanpada kawasan perumahan yang akan dikembangkan dan kawasan perumahan di atas air di BontangKuala, Selangan, Tihik-Tihik, Gusung, dan Melahing;

c. pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dalam hal ini pengolahan Lumpur Tinja akan dilakukan padasetiap perumahan di atas air dan Kelurahan Bontang Lestari; dan

d. pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Bahan Berbahaya Beracun untuk setiap kegiatan yang menghasilkan limbah Bahan Berbahaya Beracun.

Paragraf6Sistem tlaringan Prasarana dan Sarana Lainnya

Pasal39

Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana dan sarana lainnya, mencakup:

a. penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki; dan

b. jalur evakuasi bencana.

Pasal40

Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki sebagaimana dimaksud dalam pasal 39 huruf a mencakup:

a. prasarana dan sarana untuk membantu mobilitas pejalan k :ki dan kelompok masyarakat berkebutuhan khusus;

b. jembatan penyeberangan dan penyeberangan sebidang; dan

c. ruang pejalankaki dengan moda transportasiseperti halte atau shelter kendaraan umum.

Pasal41

Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 39 huruf b terdapat di Jalan S. Parman dan Jalan Arif Rahman Hakim.

BABIVRENCANA POLA RUANG WILAYAH KOTA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal42

( 1) Rencana Pola Ruang Wilayah Kota, mencakup:

a. kawasan lindung; dan b>kawasan budi daya.(2) RencanaPolaRuangWilayahKotasebagaimana dimaksud pada ayat (1), digambarkan dalam peta dengan tingkatketelitianskala1:25.000,tercantumdalam LampiranIIdanmerupakanbagianyangtidak tetpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua Kawasan Lindung

Pasal43

Kawasan Lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) huruf a mencakup :

a. kawasan hutan lindung;

b. ke,wasanyangmemberikanperlindunganterhadap kawasan bawahannya;

c. kawasan perlindungan setempat;

d. ruang terbuka hijau (RTH) kota;

e.kawasan suaka alam dan eagar budaya;

30

f. kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil;

g. kawasan rawan bencana alam; dan

h. kawasan bencana lainnya.

Pasal44

Hutan Lindung Kota Bontang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf a adalah seluas 5.698,57 Hektar di Kecamatan Bontang Selatan dan Kecamatan Bontang Barat.

Pasal45

Kawasan yang memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 43 huruf b terdiri dari:

a. kawasan rawa seluas kurang lebih 23,88 Hektar yang terletak di Kelurahan Gunung Elai, Kelurahan Kanaan, Kelurahan Satimpo, Kelurahan Bontang Baru, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kelurahan Api-api dan Kelurahan Loktuan;

b. kawasan resapan mr seluas kurang lebih 221 Hektar yang terdapat di Kelurahan Kanaan, Kelurahan Belimbiilg dan Kelurahan Gunung Telihan.

Pasal46

Kawasan Perlindungan Setempat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal43 huruf c terdiri dari:

a. sernpadan pantai berada di Kelurahan Berbas Pantai, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kelurahan Bontang Baru, KelurahanLoktuan, Kelurahan Gunung Elai dan Kelurahan Bontang Kuala yang berjarak minimal 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat;

b. kc:;wasan pantai dengan vegetasi mangrove di Kota Bc ntang adalah wilayah pantai sebelah selatan Bontang Kv.ala dengan luas kawasan mencapai 1.093 Hektar;

c. lebar sempadan sungai yang melintasi Kota Bontang adalah sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter kanan kiyi dihitung dari tepi sungai; dan

d. kc:rwasan sekitar danau yang lebarnya antara 50 meter

31

da.ri titik pasang tertinggi ke arah darat yang terletak di Danau di Kanaan dan di Kelurahan Bontang Lestari.

Pasal47

Rencana penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Bontang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 Huruf d, dilakukan dengan mengembangkan kawasan RTH publik dengan luas total keseluruhan 5.670, 93 Hektar atau 38,37% dari luas kota, yang mencakup:

a. hutan kota dan taman kota di Kecamatan Bontang Barat lebih kurang 173,79 Hektar, Kecamatan Bontang Utara lebih kurang 192,38 Hektar dan Kecamatan Bontang Selatan lebih kurang 1.044,72 Hektar;

b. resapan air seluas lebih kurang 221,26 Hektar terletak di Kecamatan Bontang Barat;

c. RTH Olahraga seluas lebih kurang 171,65 Hektar yang terletakdi Kecamatan Bontang Utara dan Bontang Selatan;

d. Tempat Pemakaman Umum (TPU) seluas lebih kurang 23,08 Hektar yang terletak di Kecamatan Bontang Utara, Ke' camatan Bontang Barat dan Kecamatan Bontang Selatan;

e. sempadan pantai seluas lebih kurang 3619.04 HektarIyangterletakdiKecamatanBontangUtaradanIKecamatan Bontang Selatan;

f. sempadan Sungai seluas lebih kurang 77,5 Hektar;

g. sempadan Danau seluas lebih kurang 9,2 Hektar;

h. kawasan mangrove seluas lebih kurang 124,26 hektar.

Pasal48

Kawa:mn suaka alam dan eagar budaya sebagaimana yang dimaksud dalam pasal43 huruf e meliputi:

a. kawasan Taman Nasional Kutai seluas 710,96 Hektar; danb. kc;twasan Cagar Budaya yang terdapat di perumahan atas air di Kelurahan Bontang Kuala.1.

Pasal49

Kawasankonservasi pesisir dan pulau-pulau kecil sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 huruf f, meliputi:

a. kawasan konservasi Gosong Kedindingan dan sekitarnya seluas lebih kurang 43,49 Hektar;

b. kawasan konservasi Gosong di Melahing, Tebok Batang, Agar-agar serta Tanjung Sekubur dan sekitarnya seluas lebih kurang 203,96 Hektar dan kawasan Konservasi Gosong di kawasan Tihik-Tihik, Siaca, Selangan, Pulau Panjang dan Manuk-Manuk seluas lebih kurang 159,65 Hektar;

c. kawasan taman pulau kecil di kawasan Pulau Beras Basah dan sekitarnya seluas lebih kurang 34,63;

d. kawasan konservasi terumbu karang di kawasan perairan Karang Segajah dan sekitarnya seluas lebih kurang 34,04 Hcktar.

Pasal50

Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 huruf g meliputi :

a. kawasan rawan gelombang pasang di Kelurahan Bontang Kuala,Kelurahan Loktuan, Kelurahan Gunung Elai, Kelurahan Tanjung Laut, Kelurahan Tanjung Laut Indah, KdurahanBontang Baru, Kelurahan Bontang Lestari; dan

b. kawasan rawan banjir Kelurahan Kanaan, Kelurahan Gunung Telihan, Kelurahan Api-api, Kelurahan Gunung Elai, KelurahanTanjung Laut, Kelurahan Bontang Baru, Kdurahan Satimpo dan Kelurahan Guntung.

Pasal 51

Kawa::mn rawan bencana lainnya sebagaimana dimaksud dalarr. , pasal 43 huruf h adalah kebocoran pipa gas dan resiko, kegiatan industri lainnya yang meliputi seluruh wilay:ith Kota Bontang.

Bagian Ketiga Kawasan Budidaya

Pasal52

Kawasan Budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) huruf b mencakup :

a. kawasan perumahan;

b. kawasan perdagangan dan jasa;

c. kawasan perkantoran;

d. kawasan industri;

e. kawasan pariwisata;

f.kawasan ruang terbuka non-hijau; dan

g.kawasan peruntukan lainnya.

Pasal53

(1) RencanaPengembangansebagaimana dimaksud dalam dari:

KawasanPerumahan Pasal 52 huruf a, terdiri

a. pengembangan perumahan kepadatan tinggi;

b. pengembangan perumahan kepadatan sedang; dan

c. pengembangan perumahan kepadatan rendah.

(2) Pengembangan Perumahan Kepadatan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf a terdapat di KelurahanBontang Kuala, Kelurahan Berbas Pantai, Kelurahan Loktuan dan perumahan di atas air dengan an:1han pembatasan jumlah perumahan;

(3) Pengembangan Perumahan Kepadatan sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat di KelurahanGunung Elai, Kelurahan Bontang Baru, Kelurahan Api-Api, Kelurahan Berbas Tengah, Kelurahan Tanjung Laut, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kelurahan Satimpo,Kelurahan Telihan, Kelurahan Kanaan, Kelurahan Belimbing dan Kelurahan Guntung dengan arahan pengembangan menahan laju perkembangan;

(4) (1) Pengembangan Perumahan Kepadatan rendah sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf c diarahkan pctda kawasan Kelurahan Bontang Lestari.

Pasal54

(1) Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf b, terdiri dari:

a. kawasan perdagangan meliputi pusat perbelanjaan retaildalam berbagai tingkatan skala pelayanan, seperti mall atau plaza, pertokoan, department store, rumah makan, pasar tradisional dan sebagainya; dan

b. kegiatan jasa seperti perhotelan, perbankan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum, jasa travel dan lain lain.

(2) Rencana Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa mencakup:

a. pertokoan di ruas Jalan Bhayangkara, Jalan Mayjen,MT. Haryono, Jalan Letjen Suprapto, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Sutan Syahrir, Jalan Pelabuhan I, Jalan WR. Supratman, Jalan Sultan Hasanudin, Jalan Gatot Subroto, Jalan Gajahmada,Jalan Hayam Wuruk, Jalan HOS Cokroaminoto, Jalan Slamet Riyadi, Jalan Letjen S. Parman, Jalan Brigjen Katamso, Jalan AIT KS Tubun, Jalan Ir.H Juanda, Jalan HM Roem, dan Jalan Oerip Sumoharjo; dan

b. sentra tradisional di Kelurahan Loktuan, Kelurahan TanjungLaut Indah, Kelurahan GunungTelihan, Kelurahan Bontang Lestari dan Kelurahan Bontang Baru.

Pasal55

Rencana Pengembangan Kawasan Perkantoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf c, mencakup:

a. perkantoran pemerintahan daerah di Kelurahan Bontang Lestari; dan

b. perkantoran swasta meliputi ruas Jalan Bhayangkara, Jalan Mayjen MT. Haryono, Jalan Letjen Suprapto, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Sutan Syahrir, Jalan Pelabuhan I, Jalan WR. Supratman,

Jalan Sultan Hasanudin, Jalan Gatot Subroto, Jalan Gajahmada, Jalan Hayam Wuruk, Jalan HOS Cokroaminoto, Jalan Slamet Riyadi, Jalan Letjen S. Parman, Jalan Brigjen Katamso, Jalan AIT KS Tubun, Jalan Ir.H Juanda, Jalan HM Roem, dan Jalan Oerip Sumoharjo.

Pasal56

PengembanganKawasanIndustrisebagaimanadimaksud dalam Pasal 52 huruf d, mencakup:

a.industri besar yaitu Industri Petrokimia dan Migas di KelurahanGuntung, Kelurahan Loktuan, Kelurahan Satimpo, dan Kelurahan Bontang Lestari;

b.industrisedangdankecildiarahkandiKelurahan

Bqntang Lestari; dan

c.kawasan pergudanganumum diarahkan di Bontang Lestari.Kelurahan

Pasal57

Pengembangan Kawasan Pariwisata sebagaimana dimaksud dalarr1 Pasal 52 huruf e, mencakup:

a. kawasan pariwisata alam diarahkan di Taman Nasional Kutai dan pengembangan kawasan hutan mangrove di KelurahanBerbas Pantai, dan Kelurahan Bontang Lestari;

b. kawasan pariwisata buatan diarahkan di Danau Permai PC VI PKT, Danau Kanaan dan Taman Tugu Equator;

c. kawasan pariwisata sejarah dan budaya di Kelurahan Bontang Kuala dan Kelurahan Guntung; dan

d. kawasan pariwisata bahari meliputi: diving dan Srwrkelling di Beras Basah dan Karang Segajah, Wisata Pemukimandi atas air di Tihik-Tihik, Selangan dan Mdahing.

Pasal58

Rencana penyediaan dan pemanfaatan Ruang Terbuka non Hijau di Kota Bontang, sebagaimana dimaksud pada Pasal 52 huruf f mencakup:

36

I"

a. rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang pejalan kaki mencakup ruang pejalan kaki sisi jalan, ruang pejalan kaki sisi air, ruang pejalan kaki di kawasan komersial dan ruang pejalan kaki di RTH;

b. rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang untuk kegiatan sektor informal dengan menempati fungsi-fungsi penunjangdi kawasan utama yaitu, di sekitar perdagangandan jasa, dan beberapa aktifitas kota lainnya seperti: pasar, terminal dan pelabuhan; dan

c. rencana ruang evakuasi bencana meliputi ruang terbuka atau ruang-ruang lainnya yang dapat berubah fungsi menjaditempat berkumpul ketika bencana terjadi meliputi Stadion Mulawarman, Stadion Bontang Lestari dandi ruang terbuka publik di setiap Sub Pusat Pelayanan Kota.

Pasal59

Kawasan Peruntukan Lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf g, mencakup:

a. kawasan pertanian diarahkan di Kelurahan Guntung dan Kelurahan Kanaan dengan kegiatan unggulan tanaman pangan, holtikultura dan perkebunan serta peternakan;

b. kawasan usaha perikanan di perairan umum daratan d