rankuman iad
TRANSCRIPT
Pertemuan : 1(pertama)
Judul materi(pokok bahasan) : Pengenalan IAD
Uraian/Deskripsi rangkuman :
IAD yaitu
Salah satu kelompok mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MKKB) yang
diberikan di STKIP dengan beban 3 SKS
Garis besar Mata Kuliah IAD:
IAD merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam
bidang IPA dan teknologi.
Manfaat :
Memahami alam dimana kita hidup dan dapat memanfaatkannya.
Dapat menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah
kehidupan.
Membentuk sikap ilmiah.
Tujuan:
Mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan kepribadiannya sehingga
cukup peka,responsif dan dapat mengambil tindakan yang tepat serta
bertanggung jawab terhadap berbagai masalah perkembangan ilmu
pengetahuan alam dan teknologi.
Trenggalek,28 Februari 2014
(CANDRA PRAMADI YUNARTO)
Pertemuan: 2
Judul materi /pokok bahasan:Perkembangan pikiran manusia
Uraian/diskripsi rangkuman:
Perkembangan pikiran manusia
Sifat unik manusia berbeda dengan makhluk lainya
Akal budi dan kemauan mampu mengembangkan
Ilmu pengetahuan dan teknologi rasa ingin tahu yang tak terpuaskan
Mitos penalaran dan pengetahuan pangkal kelahiran ipa
Sejarah perkembangan pikiran manusia ada 3 tahap
1.Teologi
2.Filsafat
3.Positif /ilmu
Tahap teologi adalah manisia menciptakan mitos dongeng cerita untuk
mengenal realitas kenyataan yang tujuanya memuaskan rasa ingin tahu manusia
itu sendiri.Kenapa mitos bisa di terima oleh masyarakat .Manusia belum mampu
memandang objek dengan inderanya di sebabkan alam pikiran terbatas pada
imajinasi .Tahap filsafat Penalaran deduktif
Penalaran deduktif manusia sudah mulai berpikir rasional supayamendapatkan
pengetahuan yang benar ,Cara berpikir menggunakan penalaran deduktif
pemikiran untuk mendapatkan pengetahuan yang didasarkan dari peryataan
bersifat umum untuk menarik kesimpulan .
Kemampuan memecahkan masalah dapat dipelajari dengan melakukan
pemecahan masalah
Apa maksudya .Belajar melakukan /berbuat
Mengoptimalkan pancaindera
Keterbatasan indra manusia .Penglihatan,pendengaran,pengecapan,penginderaan
kulit,penginderaan dalam otot daging,sendi.Dan bagaimana cara
mengoptimalkan pancaindera
Latian,kewaspadaan dengan sugguh sungguh,pengecekan berulang
ulang,eksperimen,instrumen harus di kalibrasi,penginderaan meliputi analisis
dan sintesis,instrumen baru memungkinkan penginderaan baru,pengukuran.
Peranan matematika dalamilmu alamiah dasar
Perhitungan matematis menjadi dasar teknologi sebagai ilmu terapan i.ad,ciri
utamanya sebagai cara dalam penalaran,oleh karena keterbatasan
pancaindera ,matematika dapat menjembatani dalam menarik kesimpulan yang
objektif.
Matematika-deduksi
Penalaranya menghasilkan kebenaran baru dan dapat dijadikan premis pada
argumentasi deduksi lain.Penalaran induktif manusia sudah mulai berpikir
rasional dengan pengamatan seperti mendapatkan pengetahuan yang benar,cara
berpikir menggunakan penalaran induktif pemikiran dengan menarikkesimpulan
umum dari pengamatan dan gejala atau fenomena yang bersifat khusus.
Trenggalek 14 05 2014
(CANDRA PRAMADI YUNARTO)
Pertemuan : Ke 3
Judul materi ( pokok bahasan) : (Lanjutan) Perkenalan dengan Ilmu
Pengetauhan Alam (IPA) :
3. Metode Ilmu dan Implementasinya :
(a) Penginderaan,
(b) Masalah/Problem,
(c) Hipotesis,
(d) Eksperimen,
(e) Teori.
4.Batasan Ilmu Alamiah :
(a) Bidang Ilmu Alamiah,
(b) Tujuan Ilmu Alamiah,
(c) Ilmu Alamiah dan Nilai,
(d) Relativitas Ilmu Alamiah,
(e) Sikap Ilmiah.
5. Filsafat Ilmu Alamiah :
(a) Vitalisme,
(b) Mekanisme,
(c) Agnotisme,
(d) Filsafat Pancasila,
Uraian/Deskripsi rangkuman :
3. Metode Ilmiah dan Implementasinya :
Segalan kebenaran yang terkandung dalam Ilmu Alamiah terletak pada
metode ilmiah. Kelebihan dan kekurangan I.A. ditentukan oleh metode ilmiah,
maka pemecahan segala masalah yang tidak dapat diterapkan metode ilmiah,
tidaklah ilmiah. Sebagai langkah pemecahan atau prosedur ilmiah dapat dirinci
sebagai berikut
a. Penginderaan
Penginderaan merupakan langkah pertama dari metode ilmiah dan
segala sesuatu yang tidak dapat diindera, maka tidak dapat diselidiki
oleh I.A., walaupun penginderaan tidak selalu langsung. Misalnya,
mengenai magnetisme dan inti atom yang tidak dapat kita indera
secara langsung, tetapi efek-efeknya dapat ditunjukkan melalui alat-
alat. Seperti halnya pikiran, tidak dapat kita indera secara langsung,
tetapi efeknya dapat ditunjukkan dalam bentuk tingkah laku. Untuk
meminimalkan subjektivitas penginderaan, sering kali pengamatan
menggunakan instrumen standar. Contohnya, untuk mengetahui suhu
air, tidak cukup dengan kulit/tangan, tetapi perlu dibantu dengan
termometer.
b. Masalah/Problem
Setelah penginderaan dan perenungan dilakukan, langkah kedua
adalah menemukan masalah. Secara umum untuk menemukan masalah
digunakan pertanyaan “Bagaimana?” atau “Apa?”. Pertanyaan
“Mengapa?” menimbulkan kesukaran, dan sering diganti
“Bagaimana?” atau “Apa?”. Pertanyaan “Mengapa Alam ini ada?”
termasuk kategori yang tidak dapat diuji sehingga hal ini tidak
termasuk bidang I.A.
c. Hipotesis
Pertanyaan yang tepat akan melahirkan suatu jawaban dan jawaban
itu bersifat sementara yang merupakan suatu dugaan. Dalan I.A.
dugaan sementara itu disebut hipotesis.Untuk membuktikan apakah
dugaan itu benar atu tidak, diperlukan fakta atau data. Fakta itu dapat
dikumpulkan melalui survei atau eksperimen. Bila data tidak
mendukung hipotesis, harus disusun hipotesis baru. Keadaan yang
ideal untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis adalah melalui
pengujian dengan eksperimen.
d. Eksperimen
Eksperimen atau percobaan merupakan langkah ilmiah keempat.
Pada titik ini, I.A. dan non-I.A. dapat dipisahkan secara sempurna.
Eksperimen dapat menunjukkan bukti, sehingga jawaban yang bersifat
dugaan itu menjadi jawaban yang benar atau alamiah. Eksperimen
yang baik harus dirancang dengan saksama sehingga semua faktor
dapat dikendalikan dan hipotesis dapat diuji kebenarannya.
e. Teori
Bukti eksperimen merupakan dasar langkah ilmiah berikutnya yaitu
teori. Apabila suatu hipotesis telah didukung oleh bukti atau data yang
meyakinkan dan bukti itu diperoleh dari berbagai eksperimen yang
dilakukan dilaboratorium, dimana eksperimen itu dilakukan oleh
berbagai peneliti dan bukti-bukti menunjukkan hal yang dapat
dipercaya dan valid, walaupun dengan keterbatasan tertentu, maka
disusun suatu teori.
Contoh serangga yang telah ditemukakan menunjukkan bukti
kebenaran hipotesis dan disokong oleh bukti dari berbagai pengujian,
lalu disusunlah suatu teori : “Serangga tertarik pada sinar yang
memiliki panjang gelombang tertentu, tetapi tidak tertarik pada sinar
yang memiliki panjang gelombang tertentu lainnya”. Pertanyaan ini
lebih luas dari pada yang didasarkan eksperimen dilaboratoriu.
Selanjutnya, teori itu berlaku diberbagai tempat dengan keterbatasan
tertentu, yakni kondisi lainnya harus sama. Bila teori tersebut memliki
ramalan/prediksi tinggi, kemungkinan berlakunya menjadi lebih luas.
4. Batasan Ilmu Alamiah :
Penginderaan, penemuan masalah, penyusunan hipotesis, eksperimen, dan
teori merupakan urutan langkah atau prosedur ilmiah yang lazim. Untuk
menentukan sejauh mana arti konteksnya, kita uji sampai di mana berlakunya
metode ilmiah dan di mana metode ilmiah tidak berlaku, serta kekhususannya.
a. Bidang Ilmu Alamiah
Yang menentukan bidang I.A. adalah metode ilmiah karena bidang
I.A. adalah wahana di mana metode ilmiah dapt diterapkan.
Sebaliknya, bidanh non I.A. adalah wahana di mana metode ilmiah
tidak dapat menjelaskan maslh yang sering dilontarkan, yaitu konsep
tentang Tuhan. Apakah Tuhan itu ada? Apakah Tuhan itu menciptakan
alam ini? Di manakah Tuhan berada? Dari pertanyaan-pertanyaan itu
dapat disusun hipotesis “YA” dan “Tidak”. Namun hendaknya berhati-
hati dalam hal ini sehingga tidak menimbulkan pernyataan I.A. tidak
dapat membuktikan Tuhan itu ada para ilmuwan itu tidak ber-Tuhan
atau Ateis karena banyal ilmuwan merupakan orang yang saleh, yang
percaya kepada Tuhan.
b. Tujuan Ilmu Alamiah
Konsekuensi metode ilmiah adalah menerapkan tujuan I.A. yaitu
membentuk dan menggunakan teori. Beberapa orang mengatakan
bahwatujuan I.A. adalah mencari kebenaran, menemukan fakta. Dalam
hal ini, hendaknya kita berhati-hati dengan perkataan “kebenaran”
yang sering digunakan dalam dua arti. Pertama, menunjukkan
kebenaran yang bersifat sementara, seperti pernyataan, “Rambut saya
adalah hitam”. Kedua, menunjukkan kebenaran yang mutlak, seperti
pernyataan.
c. Ilmu Alamiah dan Nilai
Metode ilmiah tidak dapat memberikan nilai atau moral terhadap
suatu keputusan atau hasil atau penemuan yang diperoleh. Manusia
pemakai I.A-lah yang menilai apakah hasil I.A. itu baek atau
sebaliknya. Ilmuan yang bekerja dalam penemuan energi nuklir, zat
antibiotika, dan lain-lain tidak dapat menyatakan apakah penemuannya
baik atau jelek. Setiap orang harus menentukan sendiri. Jika seorang
ilmuan berbicara tentang moral energi nuklir memiliki bobot yang
lebih dari pada orang umum tentu karena ia tahu lebih banyak akibat
kerusakan yang ditimbulkan oleh energi nuklir jika dipakai perang.
Namun, masih mungkin jika kita mengharapkan orang-orang untuk
berpikir secara ilmiah dalam menghadapi masalah-masalah yang
empiris.
d. Relativitas Ilmu Alamiah
“Kebenaran yang ditemukan manusia pada suatu saat dapat
disangkal dengan kebenaran baru”. Artinya: Teori yang ditemukan
pada penelitian dahulu dapat diganti teori hasil penelitian baru yang
sesuai perkembangan zaman. Kebenaran atau kesimpulan dalam sains
bersifat tentatif yang didasarkan pada data yang ada.
e. Sikap Ilmiah
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan kemampuan belajar
yang besar, Tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti dan
skeptif ( sifat keragu-raguan atau tidak mudah terpercaya), Jujur,
Terbuka dan Toleren, Optimis, Pemberani, dan Kreatif.
5. Filsafat Ilmu Alamiah
Dampak yang penting dalam metode ilmiah adalah menentukan filsafat
yang berfungsi sebagai dasar acuan ilmiah. Berbicara tentang filsafat
I.A.,hendaknya dapat diverifikasikeseluruhan atau bagian dem bagian melalui
analisis eksperimental sehingga memiliki nilai ilmiah. Filsafat yang tidak dapat
diverifikasi tidak akan memiliki nilai ilmiah, walaupun filasat itu memiliki nilai
yang baik dalam segi lain dalam pikiran atau pandangan manusia.
a. Vitalisme
Dari sejarah perkembangan I.A. dapat kita lihat bahwa pada
awalnya I.A. masih tercampur dengan kepercayaan atau mitos. Pleh
karena itu, pada awalnya di dalam I.A. terdapat filsafat vitalisme.
Ditinjau dari segi lain, vitalisme mempunyai nilai, tetapi dalam I.A.
tampaknya tidak cocok karena dalam I.A. segala sesuatu harus dapat
dianalisis secara eksperimental berdasarkan metode ilmiah seperti
yang telah dikemukakan pada pembahasan ada atau tidaknya Tuhan.
b. Mekanisme
Mekanisme merupakan suatu pandangan yang menyatakan bahwa
penyebab yang mengatur semua gerakan dialam semesta ini adalah
sejumlah Hukum Alam. Berdasarkan hasil penginderaan menunjukkan
bahwa semua peristiwa atau gejala di alam semesta ini berdasarkan
hukum alam, misalnya hukum fisika, dan hukum kimia. Pandangan
mekanisme menyamakan gejala pada makhluk hidup dengan gejala
benda tidak hidup sehingga perbedaan hakiki tidak ada. Dengan begitu
dapat menghanyutkan manusia ke pandangan materialisme yang
selanjutnya ke Ateisme.
c. Agnotisme
Perbedaan prinsip antara vitalisme dan mekanisme, terutama
tentang ada tidaknya Sang Pencipta atau Pencipta alam semesta ini.
Untuk menghindarkan pertentangan, terdapat aliranyang melepaskan
diri atau tidak mempedulikan ada atau tidaknya Sang Pencipta, dan
aliran ini disebut Agnotisme. Aliran ini banyak dianut oleh ilmuan-
ilmuan barat.
d. Filsafat Pancasila
Sebagaimana kita ketahui bahwa filsafat negara dan bangsa
Indonesia adalah Pancasila sehingga semua warga negara, termasuk
ilmuan Indonesia, adalah penganut filsafat Pancasila yang berarti
menganut Teisme. Sebagai orang yang menganut filsafat Pancasila,
maka dengan tegas kita mengatakan semuanya diatur oleh Tuhan Yang
Maha Esa.
Hasil Diskusi : 1. “Nuklir” baik atau tidak?.
Jawab : Baik tidaknya Nuklir tergantung dari cara
pemakaiannya jika menyalah gunakan energi nuklir bisa
berakibat kerusakan yang ditimbulkannya.
Kegiatan perkuliahan : (1) Mahasiswa : Menyimak
(2) Dosen : Ceramah
Trenggalek, 14 05 2014
(CANDRA PRAMADI YUNARTO)