rangkuman kisi-kisi uts pih
DESCRIPTION
Rangkuman Kisi-kisi UTS PIHTRANSCRIPT
SATRIA AFIF MUHAMMAD1506730754
(SATRIA AFIF MUHAMMAD)
RANGKUMAN KISI-KISI UJIAN TENGAH SEMESTER PENGANTAR ILMU HUKUM
FHUI 2015
1. PERBEDAAN PIH DAN PHIPENGANTAR ILMU HUKUMMata kuliah yang mempelajari hukum secara umum. PIH bersifat universal yaitu tidak terikat pada tempat dan waktu tertentu, sehingga PIH memiliki cakupan hukum secara umum di wilayah dunia.
PENGANTAR HUKUM INDONESIAMata kuliah yang mempelajari bidang-bidang hukum positif Negara Indonesia (Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara). PHI terikat pada tempat dan waktu tertentu, sehingga PHI memiliki cakupan hukum secara khusus di Negara Indonesia.
2. DISIPLIN HUKUMDisiplin adalah sistem ajaran mengenai kenyataan dan gejala-gejala yang dihadapinya. Disiplin hukum termasuk kedalam disiplin preskriptif, yang menentukan apakah yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Disiplin Hukum dapat dibagi kedalam:ILMU-ILMU HUKUM Ilmu Tentang Kaedah
Ilmu yang menelah hukum sebagai kaedah, atau sistem kaedah-kaedah, dengan dogmatik hukum dan sistematik hukum.
Ilmu PengertianIlmu tentang pengertian pokok dalam hukum, seperti misalnya: subyek hukum, obyek hukum, hak dan kewajiban, peristiwa hukum.
Ilmu Tentang Kenyataan Menyoroti hukum sebagai perikelakuan atau sikap tindak, yang antara lain mencakup:
Sosiologi HukumPengetahuan yang secara empiris dan analitis mempelajari hubungan timbal balik antara hukum sebagai gejala sosial. Cth: Mengapa sering terjadi perkelahian pelajar?
Antropologi HukumPengetahuan yang mempelajari pola-pola sengketa dan penyelesaian pada masyarakat. Cth: Mengapa sengketa tanah sering terjadi?
Psikologi HukumPengetahuan yang mempelajari hukum sebagai wujud perkembangan jiwa manusia. Cth: mengapa manusia berbuat jahat?
Perbandingan HukumMemperbandingkan sistem hukum yang berlaku didalam satu atau beberapa masyarakat. Cth: Apa perbedaan hukum di Batak dan Minang?
Sejarah HukumMempelajari perkembangan dan asal-usul hukum. Cth: apa latar belakang terjadinya variasi sistem hukum di Indonesia?
POLITIK HUKUMMencakup kegiatan memilih nilai dan menerapkannya.
FILSAFAT HUKUMPerenungan, perumusan dan penyerasian nilai-nilai. Cth: penyerasian antara ketertiban dan ketentraman.
3. ARTI HUKUMArti hukum dapat ditujukan pada cara-cara untuk merealisasi hukum tersebut dan juga pada pengertian yang diberikan oleh masyarakat. Sehingga diusahakan untuk menjelaskan pengartian yang diberikan oleh masyarakat sebagai berikut:
Ilmu Pengetahuan Disiplin Kaedah Tata Hukum Petugas/Penegak Hukum Keputusan Penguasa Proses Pemerintahan Perikelakuan yang Ajeg atau Sikap Tindak yang Teratur Jalinan Nilai-nilai
4. SISTEM HUKUMMenurut Sudikno Mertokusumo: ‘Sistem hukum adalah suatu kesatuan utuh yang terdiri dari unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan dan kait mengait secara erat.’
3 ELEMEN DALAM SISTEM HUKUM Keseluruhan aturan, kaedah, asas-asas yang dirumuskan dalam
sistem. Organ-organ, pranata dan para pejabat pelaksana operasional
hukum. Keputusan-keputusan dan tindakan konkret dari pejabat hukum
dan masyarakat.
PRINCIPLE OF LEGALITY Harus mengandung peraturan dan tidak boleh mengandung
keputusan yang bersifat ad-hoc (bersifat khusus). Peraturan-peraturan yang dibuat harus diumumkan. Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut, kecuali kasus
HAM berat. Disebut juga Retro-active = berlaku surut. Peraturan harus disusun dalam rumusan yang dapat
dimengerti baik dalam sisi bahasa maupun pengertiannya Tidak boleh mengandung yang bertentangan satu sama lain. Peraturan itu tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi
tuntutan yang dapat dilakukan. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering merubah peraturan. Harus ada kecocokan antara peraturan dengan keseharian.
UNSUR PEMBUATAN PERATURAN Substance
Hakikat dari isi yang dikandung Structure
Dibagi dalam tingkatan/susunan hukum Legal Culture
Bagian-bagian dari kebudayaan pada umumnya. Berisi kebiasaan, opini, cara bertindak, berpikir.
Macam-macam Sistem Hukum di Dunia:SISTEM HUKUM EROPA KONTINENTAL / CIVIL LAWPrinsip dasar sistem hukum ini ialah bahwa hukum memperoleh kekuasaan mengikat karena berupa peraturan yang berbentuk undang-undang yang tersusun secara sistematis dalam kodifikasi. Kepastian hukumlah yang menjadi tujuan hukum. Dalam sistem ini terkenal suatu adagium yang berbunyi ‘tidak ada hukum selain undang-undang’ dengan kata lain, hukum selalu diidentifikasikan dengan UU.
SISTEM HUKUM ANGLO SAXON / COMMON LAWPutusan-putusan hakim/pengadilan atau yurisprudensi mewujudkan kepastian hukum. Kebiasaan-kebiasaan dan peraturan hukum tertulis berupa UU juga diakui, karena pada dasarnya terbentuknya kebiasaan dan hukum tertulis tersebut bersumber dari putusan pengadilan.
SISTEM HUKUM ISLAMBerdasarkan al-quran dan al-hadist.
SISTEM HUKUM KANONIKBerupa putusan-putusan paus untuk agama katolik.
SISTEM HUKUM ADATBerlaku terutama pada hukum perdata dan berasal dari kebiasaan.
5. TUGAS, TUJUAN DAN FUNGSI HUKUMTUGAS:
KetertibanEkstern antarpribadi
KetenanganIntern Pribadi
TUJUAN: (Menurut Gustav Redbruch)KEADILANYang oleh Aristoteles dibagi menjadi dua: Distributiva Komutativa
KEPASTIAN HUKUMMenjamin hak dan kewajiban yang tertuang dalam UU. Dan UU dalam menjamin kepastian hukum dibagi 2: Imperatif (Memaksa)
Larangan Suruhan
Fakultatif Kebolehan
KEMANFAATAN
FUNGSI: PERLINDUNGANMelindungi masyarakat dari pelbagai ancaman.
KEADILANMemberi keadilan bagi seluruh masyarakat.
TUJUAN DARI SEBUAH NEGARAMencapai tujuan negara. Cth: nawacita
6. PENGGOLONGAN HUKUMSUMBERNYA Undang-undang
Hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan
KebiasaanHukum yang terletak di dalam peraturan kebiasaan (adat).
TraktatHukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam suatu perjanjian antarnegara.
YurisprudensiHukum yang terbentuk karena putusan hakim. Keputusan hakim akan menjadi rujukan oleh hakim selanjutnya untuk memutuskan suatu perkara.
Hukum IlmuHukum yang pada dasarnya berupa ilmu hukum yang terdapat dalam pandangan para ahli hukum.
BENTUKNYA Tertulis
Hukum tertulis yang telah dikodifikasikan. Cth: KUHP. KUHPer
Hukum tertulis yang belum dikodifikasikan. Cth: Hukum perkoperasian.
Tidak TertulisHukum yang masih hidup dalam keyakinan di masyarakat tetapi tidak tertulis.
TEMPAT BERLAKUNYA Hukum Nasional
Hukum yang berlaku dalam suatu negara. Hukum Internasional
Hukum yang mengatur hubungan hukum dalam dunia internasional.
Hukum AsingHukum yang berlaku dalam negara lain.
WAKTU BERLAKUNYA Ius Constitutum / Hukum Positif
Hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat di daerah tertentu.
Ius Constituendum Hukum yang diharapkan dapat berlaku di masa depan.
CARA MEMPERTAHANKANNYA Hukum Materiil
Hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur kepentingan dan hubungan yang berwujud perintah dan larangan. Cth: Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Dagang.
Hukum FormilHukum yang memuat peraturan yang mengatur cara-cara melaksanakan dan mempertahankan hukum materiil.
SIFATNYA Hukum yang Memaksa
Hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harus dan mempunyai paksaan mutlak.
Hukum yang MengaturHukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian.
WUJUDNYA Hukum Objektif
Hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan tidak mengenal orang atau golongan tertentu.
Hukum SubjektifHukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku terhadap seorang tertentu atau lebih. Hukum subjektif disebut juga hak.
ISINYA Hukum Privat
Hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan perorangan.
Hukum Perorangan Hukum Keluarga Hukum Harta Kekayaan Hukum Waris Hukum Dagang
Hukum PublikHukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat-alat perlengkapan atau hubungan negara dengan perorangan (warga negara).
Hukum Tata Negara Hukum Tata Usaha Negara / Pemerintahan Hukum Internasional Hukum Pidana
7. HUBUNGAN HUKUM DENGAN KEKUASAANHukum dan kekuasaan merupakan dua hal yang berbeda namun saling mempengaruhi. Hukum adalah suatu sistem aturan-aturan tentang perilaku manusia. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok lain, sesuai dengan keinginan perilaku. Bisa dibayangkan dampak apabila hukum dan kekuasaan saling berpengaruh.
Di satu sisi, kekuasaan tanpa ada hukum maka akan terjadi kompetisi seperti halnya yang terjadi di alam, siapa yang kuat, dia yang bertahan. Di sisi lain, saat hukum tanpa ada kekuasaan, maka hukum tersebut akan ‘mandul’ dan tidak bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.
8. HUBUNGAN HUKUM DENGAN NILAIHUKUM SEBAGAI KONTROL SOSIALFungsi hukum sebagai kontrol sosial dalam hal ini berkaitan dimana hukum sebagai penyelesai sedangkan nilai sosial dianggap sebagai problem yang harus diselesaikan. Hukum memiliki dua fungsi, disatu sisi hukum merupakan tindakan yang melembaga yang kemudian dipakai oleh masyarakat sebagai pedoman, dan disatu sisi hukum berwujud sebagai reaksi kelompok terhadap perilaku menyimpang dan diadakan untuk mengendalikan tingkah laku yang menyimpang.
9. KAEDAH HUKUMPENGERTIAN KAEDAHKaedah adalah patokan/ukuran/pedoman untuk berperikelakuan atau bersikap tindak dalam hidup. Hakekat kaedah adalah perumusan suatu pandangan. Sumber kaedah adalah hasrat untuk hidup pantas.
Secara umum terdapat 2 macam aspek kehidupan, yaitu: Aspek kehidupan pribadi
Kaedah Kepercayaan/KeimananAgar manusia meyakini adanya Sang Pencipta.Sanksi: Di Akhirat
Kaedah KesusilaanMencapai kebaikan hidup pribadi, dan kebersihan nurani.Sanksi: Di dalam pribadi masing-masing
Aspek Kehidupan Antarpribadi Kaedah Sopan Santun
Mencapai kesedapan hidup bersama.Sanksi: Sosial secara informal
Kaedah HukumMencapai kedamaian hidup bersama.Sanksi: Sosial secara formal
PENGERTIAN KAEDAH HUKUMKaedah hukum tertuju kepada kedamaian hidup antarpribadi. Hal ini merujuk pada dua hal, yaitu Ketertiban/keamanan yang menunjuk proses antarpribadi, dan Ketentraman/ketenangan yang menunjuk proses pribadi. Kaedah Fundamental
‘Manusia seharusnya bersikap tindak sesuai dengan tata kaedah hukum, hanya apabila tata kaedah hukum tersebut secara keseluruhan menjamin kedamaian hidup.’
Kaedah AktualKaedah aktual dari kaedah hukum tidak selalu identik dengan undang-undang. Karena kaedah ini memberikan patokan mengenai perikelakuan, sedang pasal undang-undang tidak selalu seperti itu.
TEORI HANS KELSEN Reine Rechtslehre
Hukum dibersihkan dari faktor-faktor politis, sosiologis, filosofis dan lain-lain yang dapat mempengaruhi hukum. Atau biasa disebut dengan The Pure Theory of Law.
StufentheoriSetiap tata hukum dari suatu negara merupakan suatu hierarki/susunan kaedah-kaedah. Dijelaskan dalam piramida berikut:
“sahnya kaedah hukum yang lebih rendah, tergantung/ ditentukan oleh kaedah hukum dari golongan yang lebih tinggi”
TEORI EFEKTIVITASBahwa orang seharusnya bersikap tindak sesuai dengan tata kaedah hukum hanya apabila tata kaedah hukum tersebut secara menyeluruh aktif. Kaedah hukum harus ada karena: Ketiga kaedah yang lain tidak cukup meliputi keseluruhan
hidup manusia. Contoh: Pencatatan kelahiran, kematian atau perkawinan.
Kemungkinan hidup bersama menjadi tidak pantas jika hanya menganut tiga kaedah yang lain. Contoh: curiga adalah hal yang dilarang didalam kaedah kesusilaan, namun jika terjadi pencurian, dalam pembuktiannya harus ada yang dicurigai.
PERBEDAAN KAEDAH HUKUM DAN KAEDAH SOSIAL
ISI KAEDAH HUKUM Suruhan / Gebod
Cth: dua orang yang ingin kawin harus memenuhi ketentuan hukum berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.
Larangan / VerbodCth: pasal 8 UU Nomor 1 Tahun 1974 bahwa perkawinan dilarang antar orang yang berhubungan darah dekat.
Kebolehan / MogenCth: pasal 19 ayat 1 UU Nomor 1 tahun 1974 bahwa pihak yang menikah dapat mengadakan perjanjian tertulis, asal tidak melanggar batas hukum, agama dan kesusilaan.
SIFAT KAEDAH HUKUM Imperatif
Hukum memaksa, secara apriori (tidak boleh tidak) harus ditaati.
FakultatifHukum mengatur/menambah. Tidak secara apriori mengikat atau wajib dipatuhi, dan dapat dikesampingkan jika timbul perjanjian baru.
PERUMUSAN KAEDAH HUKUM Rules of Law
Pandangan HipotesisPerumusan kaedah hukum yang memiliki pandangan bersyarat, yaitu ada hubungan antara kondisi dan konsekuensi. Cth: Orang gila tidak bisa dihukum.
Pandangan KategorisPerumusan kaedah hukum yang tidak memiliki pandangan bersyarat, yaitu tidak ada hubungan antara kondisi dan konsekuensi. Cth: UU No. 1 Tahun 1974: ‘pada asasnya, suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri, dan sebaliknya.’
ESENSIALIA KAEDAH HUKUMApakah hal memaksa merupakan sifat esensiil dari kaedah hukum?Sifat memaksa dapat diartikan sebagai:
Tidak dapat dilanggarPada kenyataanya, kaedah hukum imperatifpun mungkin atau dapat dilanggar.
Melakukan paksaanKaedah sebagai pandangan tidak memiliki kuasa untuk melakukan paksaan. Orang yang dikuasai kaedah hukum mungkin memiliki rasa takut, tapi jelas bukan pada kaedahnya, melainkan sanksinya.
Kaedah hukum dikatakan memaksa, tidak lain maksudnya adalah bahwa kaedah hukum dapat menyebabkan paksaan. Paksaan ini mungkin dilakukan oleh:
Diri SendiriSehubungan dengan adanya prinsip bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Pihak LainPeranan yang dilakukan oleh polisi, jaksa, hakim.
Kesimpulannya ialah, memaksa bukanlah sifat esensialia dari kaedah hukum. Esensialia kaedah hukum adalah membatasi atau mematoki.
10.KEBERLAKUAN DAN PENYIMPANGAN KAEDAH HUKUMKEBERLAKUAN KAEDAH HUKUM
Kekuatan Berlaku secara YuridisUndang-undang mempunyai kekuatan berlaku yuridis apabila persyaratan formal terbentuknya undang-undang itu telah terpenuhi.
Hans Kelsen‘Kaedah hukum mempunyai kekuatan yuridis apabila penetapannya didasarkan atas kaedah yang lebih tinggi tingkatannya.’
W. Zevenbergen ‘Kaedah hukum memiliki kelakuan secara yuridis apabila kaedah tersebut terbentuk menurut cara yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.’
Kekuatan Berlaku secara Sosiologis Teori Kekuasaan
Kaedah hukum mempunyai kekuatan sosiologis apabila dipaksakan oleh penguasa, suka ataupun tidak suka.
Teori PengakuanKaedah hukum mempunyai kekuatan sosiologis apabila diterima atau diakui oleh masyarakat.
Kekuatan Berlaku secara FilosofisKaedah hukum tersebut sesuai dengan cita-cita hukum sebagai nilai positif yang tertinggi. Cth: pancasila.
TEORI GEBIEDSLEER Lingkup Laku Wilayah
Hukum NasionalBerlaku dalam suatu negara.
Hukum InternasionalMengatur hubungan hukum dalam dunia internasional.
Hukum RegionalBerlaku dalam bagian/wilayah negara tertentu.
Lingkup Laku Pribadi Berlaku Bagi Suatu Golongan Berlaku Bagi Semua Warga Negara Antar Golongan
Lingkup Laku Masa Ius Constitutum / Hukum Positif
Hukum yang berlaku sekarang, pada masyarakat dan tempat tertentu.
Ius ConstituendumHukum yang dicita-citakan berlaku di masa depan.
Lingkup Laku Isi Hukum Publik
Hukum yang mengatur hubungan hukum antar orang dengan negara.
Hukum PrivatHukum yang mengatur hubungan antara seseorang dengan orang lainnya dengan menitik beratkan pada kepentingan perorangan.
PENYIMPANGAN KAEDAH HUKUMSikap tindak diluar batas patokan kaedah hukum.
Pengecualian: Pembenaran
Orang yang diberi kewenangan oleh hukum untuk melanggar hukum. Cth: Algojo hukuman mati. Pasal 50 KUHP.
Bebas kesalahanDaya paksa (Overmacht) dalam hukum pidana. Cth: Disaat terdesak, dia harus menyelamatkan diri dengan mengorbankan orang lain.
Delik (penyimpangan):Artinya adalah penyimpangan dari patokan atau pedoman.
Sanksi dalam arti sempit adalah hukuman. Sanksi dalam arti luas memiliki tiga macam, yaitu:
Pemulihan Keadaan Pemenuhan Keadaan Hukuman dalam Arti Luas Hukum Perdata
Ada yang namanya wanprestasi dan perbuatan melawan hukum. Wanprestasi adalah tidak melaksanakan isi dari perjanjian. Perbuatan melawan hukum menimbulkan hak dan kewajiban karena menimbulkan peristiwa hukum, cth: mobil diserempet motor dijalan, maka sejak itu ada hak dan kewajiban yang timbul. Sanksi: Ganti rugi sampai pembatalan perjanjian.
Hukum Administrasi/Tata UsahaAda yang namanya diskresi. Diskresi dimiliki hanya oleh pejabat, cth: voojrider di lampu merah yang membawa pejabat pemerintahan. Syarat diskresi: 1. Dilakukan oleh pejabat berwenang. 2. Tidak boleh dilakukan secara intens. Karena jika dipakai terlalu sering akan menimbulkan penyimpangan/pelampauan kekuasaan. Sanksi: Pemecatan dari jabatan, pencabutan izin, pembatalan SK.
Hukum PidanaSanksi berupa 1. Punishment Real: hukuman mati, denda, penyitaan barang. 2. Punishment Idiil: pengumuman keputusan hakim, pencabutan hak tertentu, wajib mengadakan selametan, bersih desa (potong kerbau, tumpengan).
11.KLASIFIKASI HUKUMSama seperti no. 6: Penggolongan Hukum.
12.TUJUAN HUKUMSama seperti no. 5: Tugas, tujuan dan fungsi hukum.
13.AZAS HUKUMAsas-asas hukum adalah aturan dasar dan prinsip-prinsip hukum yang bersifat abstrak, yang pada umumnya melatarbelakangi peraturan konkret dan pelaksanaan hukum. Asas hukum bersifat umum, sebagai berikut:
Nullum Delictum Nulla Poena Sine Praevia Lege Poenalli‘tiada suatu perbuatan yang dapat dihukum sebelum didahului oleh adanya peraturan.’
Lex Superior Derogat Legi Inferiori‘hukum yang lebih tinggi diutamakan pelaksanaannya dari hukum yang lebih rendah pelaksanaannya.’
Lex Specialist Derogat Legi Generalis‘hukum yang lebih khusus diutamakan daripada hukum yang umum.’
Lex Posteriori Derogat Legi Priori‘Peraturan yang baru didahulukan daripada peraturan yang lama.’
Lex Dura, Sed Temen Scripta‘peraturan hukum itu keras, karena memang demikian sifat aturan hukum.’
Ius Curia Novit‘hakim dianggap mengetahui hukum (tidak boleh menolak perkara).’
Presumption of InnocenceAsas praduga tak bersalah. Seseorang tidak boleh disebut bersalah sebelum ada putusan hakim yang memiliki kekuasaan tetap.
Unus Testis Nullus TestisSatu saksi bukanlah saksi, dimana hakim harus melihat suatu persoalan secara objektif dan mempercayai keterangan saksi minimal 2 orang dengan keterangan yang tidak saling kontradiksi.
Audi et Atteram Partem‘hakim harus mendengar para pihak secara seimbang sebelum menjatuhkan putusan.’
In Dubio ProreoApabila hakim ragu dalam memutus suatu perkara, maka hakim harus menjatuhkan putusan yang menguntungkan para pihak (tidak boleh lebih berat).
The Rule of Law
‘Semua manusia sama kedudukannya dalam hukum.’ The Binding Force of Precedent / Stare Decicis of Quietta
Non Movere‘putusan pengadulan terdahulu mengikat hakim-hakim lain pada peristiwa yang sama. (umumnya dilaksanakan oleh negara-negara Common Law).