radio akt if
DESCRIPTION
akkkTRANSCRIPT
RADIOAKTIF
A. APA ITU RADIOAKTIF
Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari
penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain :
tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat,
cair atau gas. Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga
menghasilkan sampah non klinis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah
non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa
karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah
dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahanmakanan, sayur dan lain-lain). Limbah
cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan
biologi. Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme,
tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang
dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll). Tentu saja dari jenis-jenis
mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah rumah sakit seperti halnya
limbah lain akanmengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang tingkat
kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti BOD, COD,
TTS, pH, mikrobiologik, dan lain-lain.
B. BAHAN KIMIA RADIOAKTIF (RADIOACTIVE SUBSTANCES)
Radiasi dari bahan radioaktif dapat menimbulkan efek somatik dan efek genetik, efek
somatik dapat akut atau kronis. Efek somatik akut bila terkena radiasi 200[Rad] sampai
5000[Rad] yang dapat menyebabkan sindroma system saraf sentral, sindroma gas
trointestinal dan sindroma kelainan darah, sedangkan efek somatik kronis terjadi pada
dosis yang rendah. Efek genetik mempengaruhi alat reproduksi yang akibatnya
diturunkan pada keturunan. Bahan ini meliputi isotop radioaktif dan semua
persenyawaan yang mengandung radioaktif. Pemakai zat radioaktif dan sumber radiasi
harus memiliki instalasi fasilitas atom, tenaga yang terlatih untuk bekerja dengan zat
radioaktif, peralatan teknis yang diperlukan dan mendapat izin dari BATAN.
Penyimpanannya harus ditempat yang memiliki peralatan cukup untuk memproteksi
radiasi, tidak dicampur dengan bahan lain yang dapat membahayakan, packing/
kemasan dari bahan radioaktif harus mengikuti ketentuan khusus yang telah ditetapkan
dan keutuhan kemasan harus dipelihara. Peraturan perundangan mengenai bahan
radioaktif diantaranya :
a. Undang-Undang Nomor 31/64 Tentang Ketentuan Pokok Tenaga Atom
b. Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1975 Tentang Keselamatan Kerja terhadap radiasi
c. Peraturan pemerintah No. 12 Tahun 1975 Tentang izin Pemakaian Zat Radioaktif dan
atau Sumber Radiasi lainnya
d. Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1975 Tentang Pengangkutan Zat Radioaktif.
Maka Peta Keterkaitan Kegiatan untuk tata letak penyimpanan material kimia
berbahaya berdasarkan ketentuan safety tersebut di atas adalah sebagai berikut :
Lembar Data Bahaya
Lembar data bahaya (Hazard Data Sheets/HDSs) terkadang disebut Material Safety
Data Sheets (MSDSs) atau Chemical Safety Data Sheet (CSDSs) adalah lembar
informasi yang detail tentang bahan-bahan kimia. Umumnya lembar ini disiapkan dan
dibuat oleh pabrik kimia atau suatu program, seperti International Programme On
Chemical Safety (IPCS) yang aktifitasnya terkait dengan World Health Organization
(WHO), International Labour Organization (ILO), dan United Environment Programme
(UNEP). HDSs/MSDSs/CSDSs merupakan sumber informasi tentang bahan kimia
yang penting dan dapat diakses tetapi kualitasnya dapat bervariasi. Jika anda
menggunakan HDSs, berhati-hatilah terhadap keterbatasannya, sebagai contoh, HDSs
sering sulit untuk dibaca dan dimengerti. Keterbatasan lain yang serius adalah
seringnya tidak memuat informasi yang cukup tentang bahaya dan peringatan penting
yang anda butuhkan ketika bekerja dengan bahan kimia tertentu. Untuk mengatasi
keterbatasan ini, kapanpun dimungkinkan untuk menggunakan sumber informasi lain
secara bersama-sama dengan HDSs. Suatu ide yang baik untuk mewakili kasehatan
dan keselamatan dengan menyimpan lembar data bahaya pada setiap penggunaan
bahan kimia di tempat kerja.
Informasi berikut harus muncul pada semua lembar data bahaya, akan tetapi
urutan dapat berbeda dari yang dijelaskan dibawah ini.
Bagian 1 : Identifikasi produk dan pabrik
Identifikasi produk : nama produk tertera disini dengan nama kimia atau nama dagang,
nama yang tertera harus sama dengan nama yang ada pada label. Lembar data
bahaya juga harus mendaftar sinonim produk atau substansinya, sinonim adalah nama
lain dengan substansi yang diketahui. Contohnya Methyl alcohol juga dikenal sebagai
Metanol atau Alkohol kayu.
Identifikasi pabrik : nama pabrik atau supplier, alamat, nomor telepon, tanggal HDSs
dibuat, dan nomor darurat untuk menelepon setelah jam kerja, merupakan ide yang
baik bagi pengguna produk untuk menelepon pabrik pembuat produk sehingga
mendapatkan informasi tentang produk tersebut sebelum terjadi hal yang darurat.
Bagian 2 : Bahan-bahan berbahaya
Untuk produk campuran, hanya bahan-bahan berbahaya saja yang tercantum pada
daftar khusus bahan kimia, dan yang didata bila komposisinya ≥ 1% dari produk.
Pengecualian untuk zat karsinogen yang harus di daftar jika komposisinya 0,1% dari
campuran. Batas konsentrasi yaitu Permissible Exposure Limit (PEL)[13] dan The
Recommended Threshold Limit Value (TLV )[14] harus didata dalam HDSs.
Bagian 3 : Data Fisik
Bagian ini mendata titik didih, tekanan, density, titik cair, tampilan, bau, dan lain-lain.
Informasi pada bagian ini membantu anda mengerti bagaimana sifat bahan kimia dan
jenis bahaya yang ditimbulkannya.
Bagian 4 : Data Kebakaran Dan Ledakan
Bagian ini mendata titik nyala api dan batas mudah terbakar atau meledak, serta
menjelaskan kepada anda bagaimana memadamkan api. Informasi pada bagian ini
dibutuhkan untuk mencegah, merencanakan dan merespon kebakaran atau ledakan
dari bahan-bahan kimia.
Bagian 5 : Data Reaktifitas
Bagian ini menjelaskan kepada anda apakah suatu substansi stabil atau tidak, bila
tidak, bahaya apa yang ditimbulkan dalam keadaan tidak stabil. Bagian ini mendata
ketidakcocokan substansi, substansi mana yang tidak boleh diletakkan atau digunakan
secara bersamaan. Informasi ini penting untuk penyimpanan dan penanganan produk
yang tepat.
Bagian 6 : Data Bahaya Kesehatan
Rute tempat masuk (pernafasan, penyerapan kulit atau ingestion), efek kesehatan akut
dan kronik, tanda-tanda dan gejala awal, apakah produknya bersifat karsinogen,
masalah kesehatan yang makin buruk bila terkena, dan pertolongan pertama yang
direkomendasikan/prosedur gawat darurat, semuanya seharusnya terdaftar di bagian
ini.
Bagian 7 : Tindakan Pencegahan Untuk Penanganan
Informasi dibutuhkan untuk memikirkan rencana respon gawat darurat, prosedur
pembersihan, metode pembuangan yang aman, yang dibutuhkan dalam penyimpanan,
dan penanganan tindakan pencegahan harus detail pada bagian ini. Akan tetapi sering
kali pabrik pembuat produk meringkas informasi ini dengan satu pernyataan yang
simple, seperti hindari menghirup asap atau hindari kontak dengan kulit.
Bagian 8 : Pengukuran Kontrol
Metode yang direkomendasikan untuk control bahaya termasuk ventilasi, praktek kerja
dan alat pelindung diri/Personal Protective Equipment (PPE) dirincin pada bagian ini.
Tipe respirator, baju pelindung dan sarung tangan material yang paling resisten untuk
produk harus diberitahu. Lebih dari rekomendasi perlindungan material yang paling
resisten, HDSs boleh dengan simple menyatakan bahwa baju dan sarung tangan yang
tidak dapat ditembus harus digunakan. Bagian ini cenderung menekankan alat
pelindung diri daripada control engineering.
C. DAMPAK RADIOAKTIF
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-
reaktor atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif
seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan
makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga
berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR
merupakan karsinogen tulang dan 131J.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya
akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia
yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau
binatang.
Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia
seperti berikut di bawah ini :
1. Pusing-pusing
2. Nafsu makan berkurang atau hilang
3. Terjadi diare
4. Badan panas atau demam
5. Berat badan turun
6. Kanker darah atau leukemia
7. Meningkatnya denyut jantung atau nadi
8. Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel darah
putih yang jumlahnya berkurang.
Ada beberapa pengertian limbah radioaktif :
1. Zat radioaktif yang sudah tidak dapat digunakan lagi, dan atau
2. Bahan serta peralatan yang terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif, dan sudah
tidak dapat difungsikan. Bahan atau peralatan tersebut terkena atau menjadi radioaktif
kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan
radiasi pengion.
Jenis limbah radioaktif :
1.Dari segi besarnya aktivitas dibagi dalam limbah aktivitas tinggi, aktivitas sedang dan
aktivitas rendah.
2.Dari umurnya di bagi menjadi limbah umur paruh panjang, dan limbah umur paruh pendek.
3.Dari bentuk fisiknya dibagi menjadi limbah padat, cair dan gas.
Zat radio aktif adalah setiap zat yang memancarkan radiasi pengion
Penentuan tingkat keamanan selama pengangkutan zat radioaktif.
Berasal dari manakah limbah radioaktif ?
Limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir, baik pemanfaatan
untuk pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan
tenaga nuklir untuk keperluan industri dan rumah sakit
Bagaimana cara mengelola limbah radioaktif ?
Limbah radioaktif dikelola sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan masyarakat,
pekerja dan lingkungan, baik untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan
datang. Cara pengelolaannya dengan mengisolasi limbah tersebut dalam suatu wadah
yang dirancang tahan lama yang ditempatkan dalam suatu gedung penyimpanan
sementara sebelum ditetapkan suatu lokasi penyimpanan permanennya. Apabila
dimungkinkan pengurangan volume limbah maka dilakukan proses reduksi volume,
misalnya menggunakan evaporator untuk limbah cair, pembakaran untuk limbah padat
maupun cair yang dibakar, ataupun pemanfaatan untuk limbah padat yang bisa
dimanfaatkan.
A. MANFAAT RADIOAKTIF
Secara garis besar manfaat dari Zat Radioaktif diuraikan di bawah ini, antara lain :
1. Sebagai Perunut dan 2. Sebagai Sumber Radiasi
a. Bidang Kedokteran
Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa juta
orang di dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini. Sebagai contoh
sinar X untuk penghancur tumor atau untuk foto tulang. Berdasarkan radiasinya:
1) Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat
digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi
mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional
(menggunakan bahan kimia), yaitu:
a) Sterilisasi radiasi lebihsempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar
bakteri lagi
sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu
baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit
penyakit.
2) Terapi tumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel
normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor
ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat
dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.
3) Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi
gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X yang diserap
oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam
tulang. Perhitungan tersebut dilakukan oleh komputer yang dipasang pada suatu alat
dengan nama bone densitometer. Teknik ini sangat bermanfaat guna membantu
mendiagnosis pada kekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering menyerang wanita
pada usia menopause (mati haid).
4) Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)
Terapi radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit
radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. Perkembangan teknik
elektronika maju dan peralatan komputer canggih dalam dua dekade ini telah
membawa perkembangan pesat dalam teknologi radioterapi. Dengan menggunakan
pesawat pemercepat partikel generasi terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan
radioterapi kanker dengan sangat presisi dan tingkat keselamatan yang tinggi melalui
kemampuannya yang sangat selektif untuk membatasi bentuk jaringan tumor yang akan
dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan paparan radiasi dengan dosis yang
tepat pada target. Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah
berkembang metoda pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai
pisau bedahnya (gamma knife). Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit
dijangkau dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh
pisau gamma ini, bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting tanpa
merusak jaringan di luar target.
5) Teknik Pengaktivan Neutron
Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh terutama
untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil (Co, Cr,
F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn dsb) sehingga sulit ditentukan dengan metoda konvensional.
Kelebihan teknik ini terletak pada sifatnya yang tidak merusak dan kepekaannya sangat
tinggi. Di sini contoh bahan biologik yang akan diperiksa ditembaki dengan neutron.
Penggunaan radioaktif dalam bidang kedokteran terutama untuk pendeteksian jenis
kelainan di dalam tubuh dan untuk penyembuhan kanker yang sangat sukar dioperasi
menggunakan metode lama. Prinsip radioaktif ini juga dimanfaatkan untuk pengetesan
kualitas bahan di dalam suatu industri yang dapat dipergunakan dengan mudah dan
dengan ketelitian yang tinggi. Radioisotop yang digunakan dalam bidang kedokteran
dapat berupa sumber terbuka (unsealed source) dan sumber tertup (sealed source).
Ketika radioisotop tersebut tidak dapat dipergunakan lagi, maka sumber zat radioaktif
bekas tersebut sudah menjadi limbah radioaktif.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari
organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan
menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh jaringan
struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi oleh
struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk
mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan
teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner
Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop primadona yang
mendekati ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini dikarenakan radioisotop ini
memiliki waktu paro yang pendek sekitar 6 jam sehingga intensitas radiasi yang
dipancarkannya berkurang secara cepat setelah selesai digunakan. Radioisotop ini
merupakan pemancar gamma murni dari jenis peluruhan electron capture dan tidak
memancarkan radiasi partikel bermuatan sehingga dampak terhadap tubuh sangat
kecil. Selain itu, radioisotop ini mudah diperoleh dalam bentuk carrier free (bebas
pengemban) dari radioisotop molibdenum-99 (Mo-99) dan dapat membentuk ikatan
dengan senyawa-senyawa organik. Radioisotop ini dimasukkan ke dalam tubuh setelah
diikatkan dengan senyawa tertentu melalui reaksi penandaan (labelling).
Di dalam tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama dengan senyawa yang
ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di dalam tubuh. Dengan
demikian, keberadaan dan distribusi senyawa tersebut di dalam tubuh yang
mencerminkan beberapa fungsi organ dan metabolisme tubuh dapat dengan mudah
diketahui dari hasil pencitraan. Pencitraan dapat dilakukan menggunakan kamera
gamma. Radioisotop ini dapat pula digunakan untuk mencari jejak terjadinya infeksi
bakteri, misalnya bakteri tuberkolose, di dalam tubuh dengan memanfaatkan terjadinya
reaksi spesifik yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Terjadinya reaksi spesifik tersebut
dapat diketahui menggunakan senyawa tertentu, misalnya antibodi, yang bereaksi
secara spesifik di tempat terjadinya infeksi. Beberapa saat yang lalu di Pusat
Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN telah berhasil disintesa radiofarmaka
bertanda teknesium-99m untuk mendeteksi infeksi di dalam tubuh. Produk hasil litbang
ini saat ini sedang direncanakan memasuki tahap uji klinis.
Dalam bidang kesehatan radioisotop digunakan sebagai perunut (tracer) untuk
mendeteksi kerusakan yang terjadi pada suatu organ tubuh. Selain itu radiasi dari
radioisotop tertentu dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker sehingga tidak
perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan sel kanker tersebut. Berikut ini
adalah contoh beberapa radioisotop yang dapat digunakan dalam bidang kesehatan
(Sutresna, 2007).
Beberapa Contoh Radioisotop dalam bidang kedokteran :
I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar,
gondok, hati dan otak
Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung
Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung
Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah
Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru
P-32 digunakan untuk pengobatan penyakit polycythemia rubavera, yaitu
pembentukkan sel darah merah yang berlebihan.
Didalam penggunaannya P-32 disuntikkan ke dalam tubuh sehingga radiasinya yang
memancarkan sinar beta dapat menghambat pembentukan sel darah merah pada
sumsum tulang. Sedangkan, sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan alat-alat
kedokteran, sebelum dikemas dan ditutup rapat, misalnya pada proses sterilisasi alat
suntik. Sebenarnya sebelum dikemas, alat suntik sudah disterilkan. Tetapi, pada proses
pengemasan masih mungkin terjadi kontaminasi, sehingga setelah alat suntik tersebut
dikemas dan ditutup rapat perlu dilakukan sterilisasi ulang dengan menggunakan sinar
gamma (Sutresna, 2007).
b. Bidang Hidrologi
1. Mempelajari kecepatan aliran sungai.
2. Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
c. Bidang Biologis
1. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
2. Mempelajari reaksi pengesteran.
3. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
d. Bidang pertanian
1. Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul, contoh : Hama kubis
2. Pemuliaan tanaman/pembentukan bibit unggul, contoh : Padi
3. Penyimpanan makanan sehingga tidak dapat bertunas, contoh : kentang dan
bawang.
e. Bidang Industri
1. Pemeriksaan tanpa merusak, contoh : Memeriksa cacat pada logam
2. Mengontrol ketebalan bahan, contoh : Kertas film, lempeng logam
3. Pengawetan bahan, contoh : kayu, barang-barang seni
4. Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil
5.. Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.
f. Bidang Arkeologi
1. Menentukan umur fosil dengan C-14
B. PEMASANGAN LABEL DAN TANDA PADA BAHAN BERBAHAYA
Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan pada
wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan pencegahan
yang esensial. Tenaga kerja yang bekerja pada proses produksi atau pengangkutan
biasanya belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam wadah/packingnya,
demikian pula para konsumen dari barang tersebut, dalam hal inilah pemberian label
dan tanda menjadi sangat penting.
Peringatan tentang bahaya dengan label dan tanda merupakan syarat penting dalam
perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai
perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya masih
tetap diperlukan. Lambang yang umum dipakai untuk bahan kimia yang memiliki sifat
berbahaya adalah sebagai berikut :
TANDA BAHAYA DARI BAHAN KIMIA
Keterangan :
E = Dapat Meledak T = Beracun
F+ = Sangat Mudah Terbakar C = Korosif
F = Mudah Terbakar Xi = Iritasi
O = Pengoksidasi Xn = Berbahaya Jika Tertelan
T+ = Sangat Beracun N = Berbahaya Untuk Lingkungan
F. Kebijakan Penanganan Bahan Kimia Khususnya Dalam Penggunaan Dibidang
Industri/Perusahaan Pada Dasarnya Meliputi Kebijakan :
- Pembuatan peraturan/perundang-undangan
- Pengawasan
- Pendidikan/penyuluhan/training
- Survei/penelitian
- Informasi
- Standarisasi
- Kampanye
G. KESIMPULAN
Limbah Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.Pengertian atau arti definisi
pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh
debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Yang
paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha,
beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya.
Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu kedokteran yaitu untuk
mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang penting antara lain tumor ganas.
Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop memudahkan
aktifitas manusia dalam berbagai bidang kehidupan.